No Hadis
Hadits No. : 01
صحيح ابن خزيمة ١: حَدَّثَنَا أَبُو يَعْقُوبَ يُوسُفُ بْنُ وَاضِحٍ الْهَاشِمِيُّ، حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ: قُلْتُ: - يَعْنِي - لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، إِنَّ أَقْوَامًا يَزْعُمُونَ أَنْ لَيْسَ قَدَرٌ قَالَ: هَلْ عِنْدَنَا مِنْهُمْ أَحَدٌ؟ قُلْتُ: لَا قَالَ: فَأَبْلِغْهُمْ عَنِّي إِذَا لَقِيتَهُمْ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ يَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ مِنْكُمْ، وَأَنْتُمْ بُرَآءُ مِنْهُ، ثُمَّ قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُنَاسٍ، إِذْ جَاءَ رَجُلٌ لَيْسَ عَلَيْهِ سَحْنَاءُ سَفَرٍ، وَلَيْسَ مِنْ أَهْلِ الْبَلَدِ يَتَخَطَّى حَتَّى وَرَدَ، فَجَلَسَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ: «الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَأَنْ تُقِيمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ وَتَعْتَمِرَ، وَتَغْتَسِلَ مِنَ الْجَنَابَةِ، وَأَنْ تُتِمَّ الْوُضُوءَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ» . قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَنَا مُسْلِمٌ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: صَدَقْتَ «وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ فِي السُّؤَالِ عَنِ الْإِيمَانِ وَالْإِحْسَانِ وَالسَّاعَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1: Abu Ya’qub Yusuf bin Wadhih Al Hasyimi menceritakan kepada kami, Al Mu’tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Yahya bin Ya’mar, ia berkata: Aku berkata: —maksudnya kepada Abdullah bin Umar—, "Wahai Abu Abdurrahman, sesungguhnya beberapa kaum mengira bahwa takdir tidak ada." Ia bertanya: "Apakah salah seorang di antara mereka ada di tengah-tengah kita?" Aku menjawab: "Tidak." Ia berkata: "Sampaikan pesan dariku kepada mereka jika kamu bertemu mereka, 'Sesungguhnya Ibnu 'Umar berlepas diri dari kalian menuju Allah dan kalian berlepas diri darinya'." Kemudian ia berkata: "Umar bin Al Khaththab menceritakan kepadaku, ia berkata: 'Suatu ketika kami duduk di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di tengah-tengah orang banyak, tiba-tiba seseorang datang. Tidak ada bekas perjalanan padanya dan ia bukan penduduk negeri itu. Orang itu melangkahi hadirin sampai ke tempat Rasulullah dan duduk di hadapan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bertanya: 'Wahai Muhammad, apa itu Islam?', Beliau menjawab: 'Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan kamu mendirikan shalat, memberikan zakat, beribadah haji dan umrah, mandi jinabat, menyempurnakan wudhu dan puasa Ramadhan.' Ia bertanya: 'Apakah bila aku lakukan itu, aku seorang muslim?' Beliau menjawab: 'Ya.' Ia berkata: 'Kamu benar.' Ibnu 'Umar menyebutkan hadits selengkapnya mengenai pertanyaan iman, ihsan dan kiamat. 95
Hadits No. : 02
صحيح ابن خزيمة ٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ كُلُّهُمْ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ حُمْرَانَ بْنِ أَبَانَ أَنَّهُ أَخْبَرَ قَالَ: رَأَيْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ عَلَى الْبَلَاطِ، فَقَالَ: أُحَدِّثُكُمْ بِحَدِيثٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، وَصَلَّى، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلَاةِ الْأُخْرَى» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 2: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id Al Qaththan menceritakan kepada kami; dan Muhammad bin Al Ala’ bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami; dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami; Mereka semua dari Hisyam bin Urwah, Ayahku menceritakan kepadaku dari Humran bin Aban, bahwa ia mengabarkan, ia berkata: Aku melihat 'Utsman bin Affan meminta air wudhu, lalu ia berwudhu di atas lantai, lalu ia berkata: "Akan aku ceritakan kepada kamu sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam". Ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa membaguskan wudhunya dan melaksanakan shalat, maka dosa (yang dilakukannya) antara wudhu dan shalat lain diampuni baginya." Ini redaksi hadits Yahya bin Sa'id. 96. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 03
صحيح ابن خزيمة ٣: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، وَأَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنَّ ابْنَ وَهْبٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ: أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ اللَّيْثِيَّ أَخْبَرَهُ، أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ «دَعَا يَوْمًا بِوَضُوءٍ، فَتَوَضَّأَ، فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ» ، ثُمَّ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا» ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: " وَكَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُولُونَ: هَذَا الْوُضُوءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأَ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلَاةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 3: Yunus bin Abdul A’la Al Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab; dan Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu Wahab mengabarkan kepada mereka, ia berkata: Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab bahwa Atha' bin Yazid Al-Laitsi mengabarkan kepadanya bahwa Humran, budak yang dimerdekakan Utsman, mengabarkan kepadanya, bahwa utsman bin Affan suatu hari minta diambilkan air wudhu, lalu ia berwudhu, membasuh telapak tangannya tiga kali, menghirup air ke hidung, membasuh mukanya tiga kali, lalu membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, membasuh tangan kirinya tiga kali, mengusap kepala, lalu membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, membasuh kaki kiri sampai mata kaki tiga kali. Kemudian ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhu-ku ini, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhu-ku ini, lalu berdiri dan shalat dua raka ’at, di mana di dalamnya ia tidak berbicara sendiri, maka dosanya yang telah lalu diampuni baginya.” 97 Ibnu Syihab berkata, “Para ulama kita pernah berkata, ‘Wudhu ini adalah wudhu yang paling sempurna dilakukan seseorang untuk shalat’.”
Hadits No. : 04
صحيح ابن خزيمة ٤: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَتْ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 4: Yunus bin Abdul A’la Al Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bila seorang hamba muslim (atau mukmin) berwudhu, lalu membasuh wajahnya, maka setiap dosa yang ia pandangi dengan kedua matanya keluar dari wajahnya bersama air (atau bersama tetes air terakhir). Ketika ia membasuh kedua tangannya, maka setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya keluar dari kedua tangannya bersama air (atau bersama tetes air terakhir). Ketika ia membasuh kedua kakinya, maka setiap dosa yang dilakukan kedua kakinya keluar dari kedua kakinya bersama air (atau bersama tetes air terakhir) sampai akhirnya ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa." 98
Hadits No. : 05
صحيح ابن خزيمة ٥: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا الْعَلَاءُ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ثنا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، ثنا الْعَلَاءُ، وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ» لَفْظًا وَاحِدًا، غَيْرُ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ حُجْرٍ قَالَ: فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ مَرَّةً، وَقَالَ يُونُسُ فِي حَدِيثِهِ: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَلَمْ يَقُلْ: قَالُوا: بَلَى "
Shahih Ibnu Khuzaimah 5: Ali bin Hujr As-Sa’di menceritakan kepada kami, Isma’il menceritakan kepada kami —maksudnya Ibnu Ja’far—, Al Ala' menceritakan kepada kami —ia putra Abdurrahman—; dan Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, Rauh bin Al Qasim menceritakan kepada kami, Al Ala' menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul Ala' menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Al Ala' bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mau aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah melebur (3/1) dosa-dosa dan mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan (melebihkan dari batas yang ditentukan dalam membasuh) wudhu karena melakukan hal-hal yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menanti datangnya waktu shalat setelah shalat. Demikian itu bagaikan menjaga perbatasan. Demikian itu bagaikan menjaga perbatasan”, tetapi dalam lafazh yang lain Ali bin Hujr berkata, “Demikian itu bagaikan menjaga perbatasan,” sekali (tidak diulang) 99 Yunus berkata di dalam hadits ada redaksi, “Apakah kamu mau aku kabarkan sesuatu, yang dengannya Allah melebur dosa-dosa” ia tidak mengatakan, “Para sahabat menjawab, “Ya.”
Hadits No. : 06
صحيح ابن خزيمة ٦: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ حَدَّثَهُ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْعَلَاءِ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ الْعَلَاءَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ رَوْحِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَقْبَرَةِ فَسَلَّمَ عَلَى أَهْلِهَا وَقَالَ: «سَلَامٌ عَلَيْكُمْ أَهْلَ دَارِ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ، وَإِنَّا إِنَّ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا» . قَالُوا: أَوَلَسْنَا بِإِخْوَانِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَنْتُمْ أَصْحَابِي، وَإِخْوَانِي قَوْمٌ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ، وَأَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ» . قَالُوا: وَكَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ بُهْمٍ دُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: " فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ، أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ، أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ، فَيُقَالَ: إِنَّهُمْ قَدْ أَحْدَثُوا بَعْدَكَ، وَأَقُولُ سُحْقًا، سُحْقًا «هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ عُلَيَّةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 6: Ali bin Hujr Al Sa’di menceritakan kepada kami, Isma’il -maksudnya Ibnu Ja’far- menceritakan kepada kami, Al Ala' menceritakan kepada kami dari ayahnya dari Abu Hurairah; Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, bahwa Malik bin Anas menceritakan kepadanya dari Al Ala' bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah; dan Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Ala'; Abu Musa menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepadaku, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendenar Al Ala' dari ayahnya dari Abu Hurairah; dan Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami dari Rauh bin Al Qasim dari Al Ala' bin Abdurrahman bin Ya'qub dari ayahnya dari Abu Muratrah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar menuju pemakaman, lalu beliau memberi salam kepada ahli kubur, ‘Salam atas kamu wahai penghuni tempat kaum yang beriman dan sesungguhnya kami - jika Allah menghendaki— menyusulmu. Aku suka dapat melihat saudara- saudara kami.' Para sahabat bertanya, ‘Bukanah kami adalah saudara- saudaramu wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Kamu adalah para sahabatku, sedang saudara-saudaraku adalah kaum yang belum datang sesudah kamu. Aku mendahului kamu di atas telaga.' Para sahabat bertanya, ’Bagaimana engkau mengenali ummatmu yang belum datang setelah kami wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, "Beritahu aku apa pendapatmu seandainya seseorang memiliki kuda yang putih bagian muka dan kakinya, ia berada di tengah-tengah kerumunan kuda yang polos hitam. Apakah orang tersebut tidak mengenali kudanya?' Para sahabat menjawab, ’Ya wahai Rasulullah,’ Beliau bersabda, ’Sesungguhnya ummatku akan datang dengan muka, tangan dan kaki bersinar terang disebabkan bekas wudhu dan aku mendahului mereka di atas telaga. Ingatlah, sesungguhnya ada beberapa orang diusir dari telagaku seperti dihalaunya unta yang tersesat. Aku panggil mereka, ‘Kemarilah!’ lalu ada yang berkata, ‘Sesungguhnya mereka itu telah membuat-buat hal baru sesudahmu' Aku katakan, ‘Semoga Allah menjauhkan dari rahmat-Nya, semoga Allah menjauhkan dari rahmat-Nya’.” 100 Ini redaksi hadits Ibnu Ulaiyah.
Hadits No. : 07
صحيح ابن خزيمة ٧: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ الصَّيْرَفِيُّ الْكُوفِيُّ، ثنا ابْنُ إِدْرِيسَ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ قَالَ: رَأَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ فَجَعَلَ يَبْلُغُ بِالْوَضُوءِ قَرِيبًا مِنْ إِبْطِهِ، فَقُلْتُ لَهُ، فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ الْحِلْيَةَ تَبْلُغُ مَوَاضِعَ الطُّهُورِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 7: Ibrahim bin Yusuf Al Shairafi Al Kufi menceritakan kepada kami, Ibnu Idris menceritakan kepada kami dari Abu Malik Al Asyja'i dari Abu Hazim, ia berkata, "Aku melihat Abu Hurairah berwudhu, ia membasuh bagian wudhu hingga ke dekat ketiaknya. Aku bertanya kepadanya, ia berkata, "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya perhiasan (cahaya pada hari kiamat) hingga ke tempat-tempat bersuci'." 101
Hadits No. : 08
صحيح ابن خزيمة ٨: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الذَّارِعُ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ قَالُوا جَمِيعًا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ - وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ بُنْدَارٍ - عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: مَرِضَ ابْنُ عَامِرٍ فَجَعَلُوا يُثْنُونَ عَلَيْهِ، وَابْنُ عُمَرَ سَاكِتٌ فَقَالَ: أَمَا إِنِّي لَسْتُ بِأَغَشِّهِمْ، وَلَكِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً بِغَيْرِ طُهُورٍ، وَلَا صَدَقَةً مِنْ غُلُولٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 8: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami; Al Husain bin Muhammad Adz-Dzari’ menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, dan Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami; mereka semua berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami —Ini redaksi hadits Bundar— dari Simak bin Harb dari Mush’ab bin Sa'd, ia berkata, “Ibnu Amir pernah sakit, lalu mulailah orang-orang memujinya, sementara Ibnu Umar diam. Ia berkata, 'Ingatlah, sesungguhnya aku bukanlah orang yang paling menipu mereka. Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci dan tidak ada kewajiban zakat dari harta yang diambil secara sembunyi-sembunyi tanpa hak dari rampasan perang.”102
Hadits No. : 09
صحيح ابن خزيمة ٩: ثنا الْحَسَنُ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو مُحَمَّدٍ الْقَزَّازُ الْفَارِسِيُّ سَكَنَ بَغْدَادَ بِخَبَرٍ غَرِيبِ الْإِسْنَادِ قَالَ: ثنا غَسَّانُ بْنُ عُبَيْدٍ الْمَوْصِلِيُّ، ثنا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ إِلَّا بِطُهُورٍ، وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 9: Al Hasan bin Sa’id Abu Muhammad Al Qazzaz Al Farisi —tinggal di Baghdad— menceritakan kepada kami dengan hadits yang sanad-nya gharib. la berkata, “Ghassan bin Ubaid Al Maushili menceritakan kepada kami, Ikrimah Ibnu Ammar menceritakan-kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Shalat tidak diterima kecuali dalam keadaan suci dan tidak ada kewajiban zakat dari harta yang diambil secara sembunyi-sembunyi tanpa hak dari rampasan."
Hadits No. : 10
صحيح ابن خزيمة ١٠: ثنا أَبُو عَمَّارٍ الْحَسَنُ بْنُ حُرَيْثٍ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ كَثِيرٍ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ، عَنِ الْوَلِيدِ وَهُوَ ابْنُ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً بِغَيْرِ طُهُورٍ، وَلَا صَدَقَةً مِنْ غُلُولٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 10: Abu Ammar Al Hasan bin Harits menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepada kami dari Katsir —Ia Ibnu Yazid— dari Al Walid —Ia Ibnu Rabbah— dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci dan tidak ada kewajiban zakat dari harta yang diambil secara sembunyi-sembunyi tanpa hak dari rampasan." 103
Hadits No. : 100
صحيح ابن خزيمة ١٠٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي إِنَائِهِ أَوْ فِي وَضُوئِهِ حَتَّى يَغْسِلَهَا؛ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ أَتَتْ يَدُهُ مِنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 100: Muhammad bin Al Walid mengabarkan hadits gharib kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Khalid Al Hadzdza' dari Abdullah bin Syaqiq dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bila salah seorang di antara kamu terjaga dari tidur, jangan ia memasukkan tangan ke tempat air atau ke air wudhu sebelum ia mencucinya, karena ia tidak tahu ke mana tangannya menyentuh." 205
Hadits No. : 1000
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، وَيَزِيدَ الرِّشْكِ، عَنْ مُعَاذَةَ: أَنَّ امْرَأَةً، سَأَلَتْ عَائِشَةَ: أَتَقْضِي الْحَائِضُ لِلصَّلَاةِ؟ فَقَالَتْ: أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ؟ قَدْ كَانَتْ تَحِيضُ فَلَا تُؤْمَرُ بِقَضَاءٍ قَالَتْ: وَذَكَرَتْ أَنَّهَا سَأَلْتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1000: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad --yaitu Ibnu Zaid- mengabarkan kepada kami dari Ayub, dari Abu Qilabah dan Zaid Ar-Risyk, dari Mu'adzah bahwa seorang perempuan pernah bertanya kepada Aisyah, “Apakah seorang perempuan yang haid meng-qadha shalatnya?” Ia menjawab, “Apakah kamu termasuk kelompok yang menentang? Ketahuilah bahwa perempuan yang haid tidak diperintahkan untuk meng-qadha shalat.” Perawi berkata, “Aisyah menyebutkan bahwa ia telah menanyakan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 1001
صحيح ابن خزيمة ١٠٠١: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، وَعَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَابْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ، وَهَذَا حَدِيثُ عَلِيٍّ ثنا حَرْمَلَةُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ الرَّبِيعِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلِّمُوا الصَّبِيَّ الصَّلَاةَ ابْنَ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا ابْنَ عَشْرٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1001: Ali bin Hujr dan Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Ibnu Abdul Hakam menceritakan kepada kami -dan ini adalah hadits riwayat Ali- Hannalah bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Ar-Rabi', dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ajarkanlah anak-anak shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah jika mereka meninggalkannya saat berusia sepuluh tahun'."
Hadits No. : 1002
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٢: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ قَالَا: أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مِهْرَانَ، عَنْ أَبِي ظَبْيَانَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: مَرَّ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ بِمَجْنُونَةِ بَنِي فُلَانٍ، قَدْ زَنَتْ، أَمَرَ عُمَرُ بِرَجْمِهَا، فَرَجَعَهَا عَلِيٌّ، وَقَالَ لِعُمَرَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ: تَرْجُمُ هَذِهِ؟ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: أَوَ مَا تَذْكُرُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ: عَنِ الْمَجْنُونِ الْمَغْلُوبِ عَلَى عَقْلِهِ، وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ " قَالَ صَدَقْتَ، فَخَلَّى عَنْهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1002: Yunus bin Abdul A'la dan Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Jarir bin Hazim menceritakan kepada kami dari Sulaiman bin Mihran, dari Zhabyan, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ali bin Abu Thalib melewati seorang perempuan gila dari bani Fulan yang telah berbuat zina, lalu Umar memerintahkan untuk merajamnya, namun Ali membebaskannya dan berkata kepada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau mau merajam perempuan ini?” Umar menjawab, “Ya.” Ali berkata, “Apakah kamu tidak ingat bahwa Rasulullah telah bersabda, 'Pena (kewajiban) diangkat dari tiga golongan: orang gila yang hilang akalnya, orang yang tidur sampai terjaga dan anak-anak sampai ia bermimpi'.” Umar menjawab, "Engkau benar." Kemudian ia melepaskan perempuan tersebut.
Hadits No. : 1003
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٣: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى حَصِيرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1003: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa Rasulullah shalat di atas tikar.
Hadits No. : 1004
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٤: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو عَامِرٍ، ثنا زَمْعَةُ، ح وَثنا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو أَحْمَدَ، أنا زَمْعَةُ، عَنْ سَلَمَةَ بْنَ وَهْرَامٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى بِسَاطٍ وَقَالَ نَصْرٌ فِي حَدِيثِهِ: صَلَّى ابْنُ عَبَّاسٍ عَلَى بِسَاطٍ، وَقَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى بِسَاطٍ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي الْقَلْبِ مِنْ زَمْعَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1004: Bundar menceritakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Zam’ah menceritakan kepada kami (Ha') Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Ahmad mengabarkan kepada kami, Zam’ah menceritakan kepada kami dari Salamah bin Wahram, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwa Nab shalat di atas permadani. Nashr di dalam haditsnya berkata, “Ibnu Abbas shalat di atas permadani.” Dan ia berkata, “Rasulullah shalat di atas permadani.” Abu Bakar berkata, “Intinya dari Zam’ah.”
Hadits No. : 1005
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٥: نا بُنْدَارٌ، وَبِشْرُ بْنُ آدَمَ قَالَا: ثنا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، ثنا يُونُسُ بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي عَوْنٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي عَلَى الْحَصِيرِ، وَالْفَرْوَةِ الْمَدْبُوغَةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَبُو عَوْنٍ هَذَا هُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيُّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1005: Bundar dan Bisyr bin Adam menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, Yunus bin Al Harits menceritakan kepada kami dari Abu Aun, dari ayahnya, dari Al Mughirah bin Syu’bah bahwa Nabi shalat di atas tikar dan di atas pakaian yang terbuat dari bulu unta yang telah disamak. Abu Bakar berkata, “Abu Aun adalah Muhammad bin Ubaidullah Ats-Tsaqafi.”
Hadits No. : 1006
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٦: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، ح وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ، ح وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، ثنا شُعْبَةُ، كُلُّهُمْ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادِ بْنِ الْهَادِ، عَنْ مَيْمُونَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى الْخُمْرَةِ. هَذَا حَدِيثُ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ. وَقَالَ يُوسُفُ: يُصَلِّي عَلَى خُمْرَةٍ لَهُ قَدْ بُسِطَتْ فِي مَسْجِدِهِ، وَأَنَا نَائِمَةٌ إِلَى جَنْبِهِ، فَإِذَا سَجَدَ أَصَابَ ثَوْبُهُ ثَوْبِي، وَأَنَا حَائِضٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1006: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami (Ha') Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Syu’bah (Ha') Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, mereka semua meriwayatkan dari Ishak Asy-Syaibani, dari Abdullah bin Syaddad bin Al Hadi, dari Maimunah istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shalat di atas tikar kecil.” Ini adalah hadits riwayat Sa’id bin Abdurrahman. Yusuf berkata, “Beliau shalat di atas tikar kecil miliknya yang dihamparkan di masjidnya sementara aku tidur di sampingnya, apabila beliau sujud maka bajunya dan bajuku bersentuhan sedangkan aku dalam keadaan haid.”
Hadits No. : 1007
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٧: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أُمِّ كُلْثُومٍ بِنْتِ أُمِّ سَلَمَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي عَلَى الْخُمْرَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1007: Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Ulayyah- menceritakan kepada kami dari Ashim, dari Abu Qilabah, dari Ummu Kultsum binti Ummu Salamah bahwa Nabi shalat di atas tikar kecil.
Hadits No. : 1008
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٨: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا عِيَاضٌ عَبْدُ اللَّهِ الْقُرَشِيُّ، وَغَيْرُهُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَلْبَسْ نَعْلَيْهِ، أَوْ لِيَخْلَعْهُمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ، وَلَا يُؤْذِ بِهِمَا غَيْرَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1008: Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Iyadh Abdullah Al Qurasyi dan lainnya mengabarkan kepada kami dari Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqburi, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu shalat maka ia hendaknya menggunakan kedua sandalnya atau ia hendaknya membuka dan meletakkan keduanya di antara kedua kakinya agar tidak mengganggu orang lain"
Hadits No. : 1009
صحيح ابن خزيمة ١٠٠٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، ثنا أَبُو مسَلَمَةَ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، عَنْ أَبِي مسَلَمَةَ، وَثنا يَعْقُوبُ أَيْضًا ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، ثنا سَعِيدُ بْنُ يَزِيدَ، وَهُوَ أَبُو مَسْلَمَةَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي مسَلَمَةَ قَالَ: قُلْتُ لِأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ: أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي النَّعْلَيْنِ؟ قَالَ: نَعَمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1009: Muhammad bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Yazid -yaitu Ibnu Zurai’- menceritakan kepada kami, Abu Salamah menceritakan kepada kami (Ha') Ya’qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Busyr bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami dari Abu Salamah, Ya’qub juga menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Sa’id bin Yazid -yaitu Abu Salamah- menceritakan kepada kami (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Salamah, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Anas, ‘Apakah Nabi pernah shalat dengan menggunakan kedua sandal?’ Ia menjawab, ‘Ya’.”
Hadits No. : 101
صحيح ابن خزيمة ١٠١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ عُتْبَةَ بْنِ أَبِي عُتْبَةَ، عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قِيلَ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ حَدِّثْنَا مِنْ شَأْنِ سَاعَةِ الْعُسْرَةِ، فَقَالَ عُمَرُ: خَرَجْنَا إِلَى تَبُوكَ فِي قَيْظٍ شَدِيدٍ، فَنَزَلْنَا مَنْزِلًا أَصَابَنَا فِيهِ عَطِشٌ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّ رِقَابَنَا سَتَنْقَطِعُ حَتَّى أَنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيَذْهَبُ يَلْتَمِسُ الْمَاءَ فَلَا يَرْجِعُ حَتَّى يَظُنَّ أَنَّ رَقَبَتَهُ سَتَنْقَطِعُ حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ يَنْحَرُ بَعِيرَهُ فَيَعْصِرُ فَرْثَهُ فَيَشْرَبُهُ وَيَجْعَلُ مَا بَقِيَ عَلَى كَبِدِهِ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ قَدْ عَوَّدَكَ فِي الدُّعَاءِ خَيْرًا فَادْعُ لَنَا، فَقَالَ: «أَتُحِبُّ ذَلِكَ؟» قَالَ: نَعَمْ، فَرَفَعَ يَدَيهُ فَلَمْ يُرْجِعْهُمَا حَتَّى قَالَتِ السَّمَاءُ فَأَظْلَمَتْ، ثُمَّ سَكَبَتْ فَمَلَأُوا مَا مَعَهُمْ، ثُمَّ ذَهَبْنَا نَنْظُرُ فَلَمْ نَجِدْهَا جَازَتِ الْعَسْكَرَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَلَوْ كَانَ مَاءُ الْفَرْثِ إِذَا عُصِرَ نَجِسًا لَمْ يَجُزْ لِلْمَرْءِ أَنْ يَجْعَلَهُ عَلَى كَبِدِهِ فَيَنْجُسَ بَعْضُ بَدَنِهِ، وَهُوَ غَيْرُ وَاجِدٍ لِمَاءٍ طَاهِرٍ يَغْسِلُ مَوْضِعَ النَّجَسِ مِنْهُ، فَأَمَّا شُرْبُ الْمَاءِ النَّجِسِ عِنْدَ خَوْفِ التَّلَفِ إِنْ لَمْ يَشْرَبْ ذَلِكَ الْمَاءَ فَجَائِزٌ إِحْيَاءُ النَّفْسِ بِشُرْبِ مَاءٍ نَجِسٍ، إِذِ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَبَاحَ عِنْدَ الِاضْطِرَارِ إِحْيَاءَ النَّفْسِ بِأَكْلِ الْمَيْتَةِ وَالدَّمِ وَلَحْمِ الْخِنْزِيرِ إِذَا خِيفَ التَّلَفَ إِنْ لَمْ يَأْكُلْ ذَلِكَ، وَالْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ نَجَسٌ مُحَرَّمٌ عَلَى الْمُسْتَغْنِي عَنْهُ مُبَاحٌ لِلْمُضْطَرِّ إِلَيْهِ لِإِحْيَاءِ النَّفْسِ بِأَكْلِهِ، فَكَذَلِكَ جَائِزٌ لِلْمُضْطَرِّ إِلَى الْمَاءِ النَّجِسِ أَنْ يُحْيِيَ نَفْسَهُ بِشُرْبِ مَاءٍ نَجِسٍ إِذَا خَافَ التَّلَفَ عَلَى نَفْسِهِ بِتَرْكِ شُرْبِهِ، فَأَمَّا أَنْ يَجْعَلَ مَاءً نَجِسًا عَلَى بَعْضِ بَدَنِهِ، والْعِلْمُ مُحِيطٌ أَنَّهُ إِنْ لَمْ يَجْعَلْ ذَلِكَ الْمَاءَ النَّجِسَ عَلَى بَدَنِهِ لَمْ يَخَفِ التَّلَفَ عَلَى نَفْسِهِ، وَلَا كَانَ فِي إِمْسَاسِ ذَلِكَ الْمَاءِ النَّجِسِ بَعْضَ بَدَنِهِ إِحْيَاءَ نَفْسِهِ بِذَلِكَ، وَلَا عِنْدَهُ مَاءٌ طَاهِرٌ يَغْسِلُ مَا نَجُسَ مِنْ بَدَنِهِ بِذَلِكَ الْمَاءِ فَهَذَا غَيْرُ جَائِزٍ، وَلَا وَاسِعٍ لِأَحَدٍ فِعْلُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 101: Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku dari Sa'id bin Abu Hilal dari Utbah bin Abu Utbah dari Nafi’ bin Jubair dari Abdullah bin Abbas, bahwa ditanyakan kepada Umar bin Al Khaththab, “Ceritakan kepada kami mengenai masalah sa ‘ ahal ‘usrah (masa kesulitan).” Umar berkata, “Kami pergi menuju Tabuk saat terik matahari menyengat, lalu kami singgah di sebuah tempat di mana kami dilanda kehausan sampai kami mengira leher-leher kami akan putus, hingga ada seseorang pergi mencari air (17-1), dan ia pun belum kembali, hingga ia mengira lehernya akan putus. Sampai ada seseorang menyembelih untanya, lalu memeras kotorannya, meminumnya dan sisanya ia letakkan pada bagian tubuhnya. Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah selalu memberi kebaikan kepadamu dalam berdoa, karena itu doakan untuk kami.” Beliau bertanya, “Apakah kau menyukainya?” Abu Bakar menjawab, “Ya.” Lalu beliau mengangkat kedua tangan. Belum lagi beliau mengembalikan kedua tangannya, tiba-tiba awan datang, cuaca pun gelap kemudian hujan turun. Merekapun memenuhi bejana yang mereka punya. Kemudian kami pergi lagi menanti tapi kami tidak mendapatkannya melewati tentara.” 206 Abu Bakar berkata, “Seandainya air kotoran bila diperas itu najis, maka seseorang tidak boleh meletakkan air kotoran itu pada bagian tubuhnya, sehingga sebagian badannya terkena najis, padahal ia tidak menemukan air suci yang dapat dipakai untuk membasuh tempat najis itu. Adapun minum air najis ketika khawatir mati jika tidak meminumnya, hal itu boleh demi mempertahankan hidup, karena Allah 'Azza wa Jalla membolehkan makan bangkai, darah, daging babi ketika terdesak untuk mempertahankan hidup, bila khawatir akan mati. Padahal bangkai, darah, daging babi adalah najis yang diharamkan bagi orang yang tidak sedang membutuhkan, tetapi dibolehkan memakannya bagi orang yang terdesak demi mempertahankan hidup. Demikian pula boleh bagi orang yang terdesak demi mempertahankan hidupnya meminum air najis bila ia khawatir mati jika tidak meminumnya. Adapun meletakkan air najis pada sebagian badannya, padahal diketahui bahwa jika air najis itu tidak diletakkan pada badannya, ia tidak mengkhawatirkan dirinya akan mati, dan dalam mengusap air najis itu ke sebagian badan, tidak demi mempertahankan hidup padahal ia tidak mempunyai air suci yang bisa dipakai membasuh bagian badannya yang terkena najis, hal ini tidak boleh dan tidak seorangpun mendapat kelonggaran untuk melakukannya.”. Zubair 'Ali Zai : Dikeluarkan Oleh Ibnu Hibban Dan Al Hakim. Adz Dzahabi Berkata: Sesuai Syarat Keduanya.,
Hadits No. : 1010
صحيح ابن خزيمة ١٠١٠: نا الْفَضْلُ بْنُ سَهْلٍ، نا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، نا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي عَلَى الْخُمْرَةِ، وَقَالَ: «يَا عَائِشَةُ ارْفَعِي عَنَّا حَصِيرَكِ هَذَا، فَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ يَفْتِنُ النَّاسَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1010: Al Fadhl bin Sahal menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Yunus menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah bahwa Rasulullah shalat di atas tikar kecil dan beliau berkata, "Wahai Aisyah, angkatlah tikar-tikar kamu ini sebab aku khawatir akan membuat fitnah terhadap manusia.”
Hadits No. : 1011
صحيح ابن خزيمة ١٠١١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: لَمْ أَزَلْ أَسْمَعُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى خُمْرَةٍ، وَقَالَ: عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى الْخُمْرَةِ وَيَسْجُدُ عَلَيْهَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1011: Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami dengan hadits yang sangat aneh, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shalat di atas tikar kecil.” Ia juga berkata, “Dari Anas bin Malik, ia berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah shalat di atas tikar kecil dan sujud di atasnya’.”
Hadits No. : 1012
صحيح ابن خزيمة ١٠١٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ، أنا مُعَلَّى بْنُ مَنْصُورٍ، ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى الْخُمْرَةِ، لَا يَدَعَهَا فِي سَفَرٍ وَلَا حَضَرٍ. هَكَذَا حَدَّثَنَا بِهِ الْمُخَرِّمِيُّ مَرْفُوعًا، فَإِنْ كَانَ حَفِظَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ وَرَفَعَهُ فَهَذَا خَبَرٌ غَرِيبٌ، كَذَلِكَ خَبَرُ يُونُسَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَنَسٍ غَرِيبٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1012: Muhammad bin Al Mubarak Al Mukharrimi menceritakan kepada kami, Mu’alla bin Manshur mengabarkan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami dari Ayub, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shalat di atas tikar kecil dan beliau tidak pernah meninggalkannya ketika bepergian atau ketika berdiam di tempat." Begitulah yang diriwayatkan kepada kami oleh Al Mukharrimi secara marfu' meskipun telah terpelihara di dalam sanadnya ini dan telah diriwayatkannya secara marfu’ akan tetapi hadits ini adalah hadits gharib dan hadits riwayat Yunus dari Az-Zuhri, dari Anas juga hadits gharib.
Hadits No. : 1013
صحيح ابن خزيمة ١٠١٣: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَقَرَأْتُهُ عَلَى بُنْدَارٍ، وَهَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ، نا يَحْيَى، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى يَوْمَ الْفَتْحِ وَاضِعًا نَعْلَيْهِ عَنْ يَسَارِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1013: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, dan ia menerimanya dengan bacaan Bundar -hadits ini adalah riwayat Ad-dauraqi- Yahya menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far, dari Abdullah bin Sufyan, dari Abdullah bin As-Sa'ib bahwa Nabi shalat pada hari penaklukkan Makkah dengan meletakkan sandalnya di sisi kirinya.
Hadits No. : 1014
صحيح ابن خزيمة ١٠١٤: نا بُنْدَارٌ، نا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، ثنا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ: حَضَرْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ، فَصَلَّى يَوْمَ الْفَتْحِ فَخَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1014: Bundar menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far, dari Abu Salamah bin Sufyan, dari Abdullah bin Sa'ib, ia berkata, “Aku menyaksikan Rasulullah pada tahun penaklukkan Makkah kemudian beliau shalat [pada hari] penaklukkan Makkah, lalu membuka kedua sandalnya dan meletakkan keduanya di sisi kirinya.”
Hadits No. : 1015
صحيح ابن خزيمة ١٠١٥: نا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ يُوسُفَ بْنِ مَاهَكَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلَا يَضَعْ نَعْلَيْهِ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ إِلَّا أَنْ لَا يَكُونَ عَنْ يَسَارِهِ أَحَدٌ، وَلْيَضَعْهُمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ» . وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ: وَلَا يَضَعُ نَعْلَيْهِ عَنْ يَسَارِهِ إِلَّا أَنْ لَا يَكُونَ، وَلَمْ يَذْكُرِ الْيَمِينَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1015: Bundar menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepadaku (Ha') Ya’qub bin Ibrahim Ad-dauraqi menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar meriwayatkan kepada kami, Abu Amir mengabarkan kepada kami dari Abdurrahman bin Qais, dari Yusuf bin Mahak, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat maka ia hendaknya tidak meletakkan kedua sandalnya di sisi kanannya dan di sisi kirinya, kecuali apabila di sisi kirinya tidak ada orang lain, dan ia hendaknya meletakkannya di antara kedua kakinya” Ad-Dauraqi berkata, “Ia hendaknya tidak meletakkan kedua sandalnya di sisi kirinya kecuali jika tidak ada orang lain, dengan tidak menyebutkan redaksi sisi kanan.”
Hadits No. : 1016
صحيح ابن خزيمة ١٠١٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا يَزِيدُ وَهُوَ ابْنُ هَارُونَ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو الْوَلِيدِ قَالَ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، أَيْضًا ثنا أَبُو النُّعْمَانِ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي نُعَامَةَ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي، فَخَلَعَ نَعْلَيْهِ، فَخَلَعَ النَّاسُ نِعَالَهُمْ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: «لِمَ خَلَعْتُمْ نِعَالَكُمْ؟» ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، رَأَيْنَاكَ خَلَعْتَ فَخَلَعْنَا، فَقَالَ: «إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي، فَأَخْبَرَنِي أَنَّ بِهِمَا خَبَثًا، فَإِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَقْلِبْ نَعْلَهُ، فَلْيَنْظُرْ فِيهِمَا خَبَثٌ فَلْيَمْسَحْهُمَا بِالْأَرْضِ، ثُمَّ لَيُصَلِّ فِيهَا» هَذَا حَدِيثُ يَزِيدَ بْنِ هَارُونَ، وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى فِي حَدِيثِ أَبِي الْوَلِيدِ فَقَالَ: إِنَّ جِبْرِيلَ أَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا، أَوْ أَذًى
Shahih Ibnu Khuzaimah 1016: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Yazid —yaitu Ibnu Harun— menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami (Ha') Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Al Walid menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah berkata (Ha') Muhammad bin Yahya juga menceritakan kepada kami, Abu An-Nu’man menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Abu Nu’amah, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa Rasulullah [shalat] kemudian beliau membuka sandalnya, maka orang-orang juga membuka sandal mereka dan tatkala selesai beliau bertanya, “Mengapa kamu membuka sandalmu?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau membukanya maka kami juga membukanya.” Maka beliau berkata, “Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan memberitahukanku bahwa pada keduanya terdapat kotoran, maka apabila salah seorang di antara kamu datang ke masjid maka ia hendaknya membalikkan sandalnya dan melihat kotoran pada kedua sandalnya, lalu gosoklah keduanya di tanah, kemudian shalat dengan mengenakan keduanya ” Ini adalah hadits riwayat Yazid bin Harun. Muhammad bin Yahya di dalam hadits riwayat Abu Al Walid berkata, “Maka beliau berkata, 'Sesungguhnya Jibril telah memberitahukan kepadaku bahwa pada keduanya terdapat kotoran atau najis'.”
Hadits No. : 1017
صحيح ابن خزيمة ١٠١٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا الزُّهْرِيُّ، أَخْبَرَنِي عَبَّادُ بْنُ تَمِيمٍ، عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرَّجُلِ يَجِدُ الشَّيْءَ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ: «لَا يَنْصَرِفُ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا، أَوْ يَجِدَ رِيحًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1017: Abdul Jabbar bin Al Ala menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Abbad bin Tamim mengabarkan kepadaku dari pamannya Abdullah bin Zaid, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang orang yang merasakan sesuatu sementara dirinya sedang shalat, maka beliau menjawab, 'Ia hendaknya tidak membatalkan (menyudahi) shalatnya sampai ia mendengar suara atau mencium baunya'.”
Hadits No. : 1018
صحيح ابن خزيمة ١٠١٨: نا حَفْصُ بْنُ عَمْرٍو الْبِرْيَانِيُّ، ثنا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَحْدَثَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى أَنْفِهِ وَلْيَنْصَرِفْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1018: Hafsh bin Amr Al Biryani menceritakan kepada kami, Umar bin Ali menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari Anas, dari Aisyah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu berhadas sedangkan ia sedang shalat, maka ia hendaknya meletakkan tangannya di hidung kemudian pergi meninggalkan shalat.''
Hadits No. : 1019
صحيح ابن خزيمة ١٠١٩: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ قَالَ سَعِيدٌ: ثنا، وَقَالَ عَلِيٌّ: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، ح وَثنا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، نا أَبُو عَاصِمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، نا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، نا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ وَهُوَ فِي صَلَاتِهِ فَيُلْبِسُ عَلَيْهِ صَلَاتَهُ حَتَّى لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى، فَمَنْ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا، فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ، وَهُوَ جَالِسٌ» وَهَكَذَا مَعْنَى خَبَرِ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، وَمُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى ثَلَاثًا، أَوْ أَرْبَعًا، فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ، وَهُوَ جَالِسٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1019: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Sa’id berkata: Diriwayatkan kepada kami, Ali berkata: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri; Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Fudaik menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya syetan mendatangi salah seorang di antara kamu ketika ia sedang shalat, lalu mengacaukan shalatnya sehingga ia tidak mengetahui berapa rakaat yang telah dikerjakannya, maka barangsiapa mengalami hal itu ia hendaknya sujud dengan dua sujud ketika masih dalam keadaan duduk” Seperti itulah makna hadits riwayat Yahya bin Abu Katsir dan Muhammad bin Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sehingga seseorang tidak mengetahui berapa rakaat ia shalat, apakah tiga atau empat, maka ia hendaknya sujud dua kali ketika masih dalam keadaan duduk."
Hadits No. : 102
صحيح ابن خزيمة ١٠٢: نا أَبُو حَاتِمٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيسَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ مُسَافِعِ بْنِ شَيْبَةَ الْحَجَبِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ مَنْصُورَ ابْنَ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ يُحَدِّثُ، عَنْ أُمَّهِ صَفِيَّةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُمْ: «إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ هِيَ كَبَعْضِ أَهْلِ الْبَيْتِ» يَعْنِي: الْهِرَّةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 102: Abu Hatim Muhammad bin Idris mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Abu Ja’far Ar-Razi mengabarkan kepada kami, Sulaiman bin Musafi’ bin Syaibah Al Hajabi menceritakan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Manshur bin Shafiyah binti Syaibah menceritakan dari ibunya, Syafiyah dari Aisyah (17-ba’), bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada mereka, “Sesungguhnya ia bukan najis, ia seperti sebagian penghuni rumah” —maksud beliau adalah kucing—.207. Zubair 'Ali Zai : Adz Dzahabi Berkata Di Dalam Al Mizan: Sulaiman bin Musafi' Tidak Dikenal Dan Datang Dengan Khabar Munkar.,
Hadits No. : 1020
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٠: وَفِي خَبَرِ عِيَاضٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا سَهَا فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1020: Di dalam hadits Iyadh, dari Abu Sa’id Al Khudri, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apabila ia lupa dan tidak mengingat berapa rakaat yang telah dikerjakan, maka ia hendaknya sujud dengan dua sujud ketika masih dalam keadaan duduk."
Hadits No. : 1021
صحيح ابن خزيمة ١٠٢١: وَفِي خَبَرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ وَمُعَاوِيَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ شَكِّ فِي صَلَاتِهِ، فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ» . خَرَّجْتُ هَذِهِ الْأَخْبَارَ بِأَسَانِيدِهَا فِي كِتَابِ «الْكَبِيرُ» ، وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ مُخْتَصَرَةٌ غَيْرُ مُتَقَصَّاةٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1021: Di Dalam hadits Abdullah bin Ja’far dan Mu’awiyah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa merasa ragu di dalam shalatnya maka ia hendaknya sujud dua kali ketika masih dalam keadaan duduk.” Aku telah meriwayatkan hadits ini di dalam kitab Al Kabir, dan lafazh ini adalah lafazh yang ringkas dan tidak terperinci.
Hadits No. : 1022
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ قَالَا: ثنا أَبُو خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلْيُلْغِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى الْيَقِينِ، فَإِنِ اسْتَيْقَنَ التَّمَامَ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، فَإِنْ كَانَتْ صَلَاتُهُ تَامَّةً كَانَتِ الرَّكْعَةُ نَافِلَةً وَالسَّجْدَتَانِ، وَإِنْ كَانَتْ نَاقِصَةً كَانَتِ الرَّكْعَةُ تَمَامًا لِصَلَاتِهِ وَالسَّجْدَتَانِ تُرْغِمَانِ أَنْفَ الشَّيْطَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1022: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib dan Abdullah bin Sa’id Al Asyaj, keduanya berkata: Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Ibnu ‘Ajalan, dari Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar, dari Abu sa’id Al Khudri, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu merasa ragu di dalam shalatnya maka ia hendaknya menghilangkan keraguan tersebut dan berpedoman pada keyakinannya, dan setelah ia merasa yakin sempurna ia hendaknya sujud dua keli. Jika shalatnya telah sempurna niscaya satu rakaat dan kedua sujud tersebut sebagai amalan Sunnah dan jika shalatnya kurang niscaya satu rakaat tersebut itu penyempurna shalatnya serta kedua sujudnya adalah menghinakan syetan'."
Hadits No. : 1023
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ قَيْسٍ الْمَدَنِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ أَسْلَمَ، ح وَثنا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، ثنا اللَّيْثُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا الْمَاجِشُونُ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، ثنا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، ح وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي هِشَامٌ وَهُوَ ابْنُ سَعْدٍ، أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَسْلَمَ حَدَّثَهُمْ، وَهَذَا، حَدِيثُ الرَّبِيعِ، وَهُوَ أَحْسَنُهُمْ سِيَاقًا لِلْحَدِيثِ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى وَاحِدَةً أَمِ اثْنَتَيْنِ أَمْ ثَلَاثًا أَمْ أَرْبَعًا، فَلْيُتَمِّمْ مَا شَكَّ فِيهِ، ثُمَّ يَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، فَإِنْ كَانَتْ صَلَاتُهُ نَاقِصَةً فَقَدْ أَتَمَّهَا، وَالسَّجْدَتَانِ تَرْغِيمٌ لِلشَّيْطَانِ، وَإِنْ كَانَ أَتَمَّ صَلَاتَهُ فَالرَّكْعَةُ وَالسَّجْدَتَانِ لَهُ نَافِلَةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1023: Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Yahya bin Muhammad bin Qais Al Madani menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Zaid bin Aslam (Ha') Ar-Rabi’ bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Syu’aib -yaitu Ibnu Al-Laits- menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ajian, dari Zaid bin Aslam (Ha') Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Al Majisun Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah mengabarkan kepada kami, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami (Ha') Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Hisyam -yaitu Ibnu Sa’ad- mengabarkan kepada  kami, bahwa Zaid hin Aslam meriwayatkan kepada mereka, ini adalah hadits riwayat Ar-Rabi’ yang paling baik lafazh haditsnya, dari Atha bin Yasar, dari Abu Sa’id Al Khudri, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu merasa ragu di dalam shalatnya dan tidak mengetahui berapa rakaat yang telah ia lakukan, apakah satu, dua, tiga, ataukah empat rakaat, maka ia hendaknya menyempurnakan yang diragukannya, kemudian sujud dua kali ketika dalam keadaan duduk. Apabila shalatnya kurang berarti ia telah menyempurnakannya dan kedua sujud tersebut sebagai penghinaan bagi syetan dan apabila shalatnya telah sempurna berarti satu rakaat dan kedua sujudnya dinilai sebagai amalan sunah baginya.”
Hadits No. : 1024
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٤: ثنا بِهِ الرَّبِيعُ مَرَّةً أُخْرَى مِنْ كِتَابِهِ، وَقَالَ: «فَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ، ثُمَّ يَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ مِنْ قَبْلِ السَّلَامِ» . وَقَالَ أَبُو مُوسَى، وَالدَّوْرَقِيُّ، وَيُونُسُ: إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلَا يَدْرِي ثَلَاثًا صَلَّى أَمْ أَرْبَعًا، فَلْيُصَلِّ رَكْعَةً، وَيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ السَّلَامِ، ثُمَّ بَاقِي حَدِيثِهِمْ مِثْلُ حَدِيثِ الرَّبِيعِ. قَالَ لَنَا أَبُو بَكْرٍ: فِي هَذَا الْخَبَرِ عِنْدِي دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ صَاحِبَ الْمَالِ إِذَا كَانَ مَالُهُ غَائِبًا عَنْهُ، فَأَخْرَجَ زَكَاتَهُ وَأَوْصَلَهَا إِلَى أَهْلِ سُهْمَانَ الصَّدَقَةِ، نَاوِيًا إِنْ كَانَ مَالُهُ سَالِمًا فَهِيَ زَكَاتُهُ، وَإِنْ كَانَ مَالُهُ مُسْتَهْلَكًا فَهُوَ تَطَوُّعٌ، ثُمَّ بَانَ عِنْدَهُ وَصَحَّ أَنَّ مَالَهُ كَانَ سَالِمًا، أَنَّ مَالَهُ الَّذِي أَوْصَلَهُ إِلَى أَهْلِ سُهْمَانَ الصَّدَقَةِ كَانَ جَائِزًا عَنْهُ فِي الصَّدَقَةِ الْمَفْرُوضَةِ فِي مَالِهِ الْغَائِبِ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَجَازَ عَنِ الْمُصَلِّي هَذِهِ الرَّكْعَةَ الَّتِي صَلَّاهَا بِإِحْدَى اثْنَتَيْنِ، إِنْ كَانَتْ صَلَاتُهُ الَّتِي صَلَّاهَا ثَلَاثًا، فَهَذِهِ الرَّكْعَةُ رَابِعَةُ الَّتِي هِيَ فَرْضٌ عَلَيْهِ، وَإِنْ كَانَتْ صَلَاتُهُ تَامَّةً فَهَذِهِ الرَّكْعَةُ نَافِلَةٌ، فَقَدْ أَجْزَتْ عَنْهُ هَذِهِ الرَّكْعَةُ مِنَ الْفَرِيضَةِ، وَهُوَ إِنَّمَا صَلَّاهَا عَلَى أَنَّهَا فَرِيضَةٌ أَوْ نَافِلَةٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1024: Ar-Rabi’ meriwayatkannya kepada kami untuk kedua kalinya dari kitabnya, ia berkata, ‘Ia hendaknya berpedoman pada apa yang diyakininya, kemudian sujud dua kali sebelum salam." Abu Musa Ad-Dauraqi dan Yunus berkata, “Apabila salah seorang di antara kamu merasa ragu di dalam shalatnya dan tidak mengetahui apakah tiga rakaat atau empat rakaat, maka ia hendaknya shalat satu rakaat lalu sujud dua kali sebelum salam." Redaksi selanjutnya sama seperti hadits Ar-Rabi’. Abu Bakar berkata kepada kami, “Abu Bakar berkata, "Menurutku, dalam hadits ini terdapat penjelasan bahwa apabila pemilik harta memiliki harta yang tidak ada bersama dirinya, kemudian ia mengeluarkan zakatnya dan memberikannya kepada orang-orang yang berhak mendapatkan zakat, dengan niat jika harta tersebut kembali dimilikinya maka itu adalah zakatnya dan jika hartanya lenyap maka itu dianggap sebagai sedekah. Setelah itu terbukti bahwa hartanya selamat dan kembali lagi maka dengan demikian uang yang telah diserahkannya sebagai zakat kepada orang- orang yang berhak menerimanya sah. Karena Nabi pernah memberikan izin bagi orang yang telah shalat untuk memilih antara dua pilihan, jika shalat yang telah dilakukannya sebanyak tiga rakaat, maka rakaat selanjutnya adalah rakaat keempat yang merupakan bagian wajib baginya. Namun jika shalat yang telah dilakukannya sempurna (jumlah rakaatnya tidak kurang) maka rakaat yang dilakukan melebihi jumlah yang telah ditentukan dianggap sebagai tambahan (nafilah). Hal ini sah-sah saja apabila terjadi dalam sebuah perintah wajib dan itu dilakukan dengan anggapan bahwa hal itu adalah sebuah kewajiban atau sunah."
Hadits No. : 1025
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، حَدَّثَنِي أَخِي، ح وَثنا مُحَمَّدٌ، أَيْضًا ثنا أَيُّوبُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ مُحَمَّدٍ وَهُوَ ابْنُ زَيْدٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى، ثَلَاثًا أَمْ أَرْبَعًا، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَةً يُحْسِنُ رُكُوعَهَا وَسُجُودَهَا، وَيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ» قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى: وَجَدْتُ هَذَا الْخَبَرَ فِي مَوْضِعٍ آخَرَ فِي كِتَابَ أَيُّوبُ مَوْقُوفًا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ هُوَ ابْنُ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَخُو عَاصِمٍ وَوَاقِدٍ، وَهُوَ أَكْبَرُهُمْ. قَالَ: سَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ سَعِيدٍ الدَّارِمِيَّ يَقُولُ: عَاصِمٌ، وَعُمَرُ، وَزِيدٌ، وَوَاقِدٌ، وَأَبُو بَكْرٍ، وَفَرْقَدٌ، هَؤُلَاءِ كُلُّهُمْ إِخْوَةٌ، وَعَاصِمٌ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَالَ لَنَا الدَّارِمِيُّ هَذَا فِي عَقِبِ خَبَرِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1025: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ismail bin Uwais menceritakan kepada kami, saudaramu menceritakan kepadaku (Ha') Muhammad juga menceritakan kepada kami, Ayub bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Uwais menceritakan kepadaku dari Sulaiman bin Bilal, dari Umar bin Muhammad -yaitu Ibnu Zaid- dari Salim bin Abdullah, dari Abdullah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat dan ia tidak mengetahui berapa rakaat yang telah dikerjakannya, tiga atau empat rakaat, maka ia hendaknya shalat satu rakaat dengan menyempurnakan ruku dan sujudnya kemudian sujud dengan dua sujud. ” Muhammad bin Yahya berkata, “Aku mendapatkan hadits ini di judul yang lain dari kitab Ayub secara mauquf” Abu Bakar berkata, “Umar bin Muhammad adalah Ibnu Zaid bin Abdullah bin Umar bin Khaththab saudara laki-laki dari Ashim dan Waqid, ia adalah anak yang paling besar di antara mereka.” Ia berkata, “Aku mendengar Ahmad bin Sa’id Ad-Darimi berkata, “Ashim, Umar, Zaid, Abu Bakar, dan Farqad adalah bersaudara. Sedangkan Ashim adalah Ibnu Muhammad bin Zaid bin Abdullah bin Umar bin Khaththab.” Abu Bakar berkata, “Ad-Darimi mengatakan hal ini kepada kami setelah selesai meriwayatkan haditsnya.”
Hadits No. : 1026
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٦: وَالَّذِي حَدَّثَنَاهُ قَالَ: ثنا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورِ بْنِ حَيَّانَ، أَخْبَرَنَا عَاصِمٌ الْعُمَرِيُّ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ قَالَ: بَيْنَا الْحَجَّاجُ يَخْطُبُ وَابْنُ عُمَرَ شَاهِدٌ وَمَعَهُ ابْنَانِ لَهُ، أَحَدُهُمَا عَنْ يَمِينِهِ، وَالْآخَرُ عَنْ شِمَالِهِ، إِذْ قَالَ الْحَجَّاجُ: ابْنُ الزُّبَيْرِ نَكَّسَ كِتَابَ اللَّهِ نَكَّسَ اللَّهُ قَلْبَهُ قَالَ: وَابْنُ عُمَرَ مُسْتَقْبِلُهُ، فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: إِنَّ ذَاكَ لَيْسَ بِيَدِكَ وَلَا بِيَدِهِ، قَالَ: فَسَكَتَ الْحَجَّاجُ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ قَدْ عَلَّمَنَا وَكُلَّ مُسْلِمٍ وَإِيَّاكَ أَيُّهَا الشَّيْخُ أَنْ تَعْقِلَ، فَجَعَلَ ابْنُ عُمَرَ يَضْحَكُ، فَحَكَاهُ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ حَبِيبٍ قَالَ: ثُمَّ وَثَبَ فَأَجْلَسَهُ ابْنَاهُ، فَقَالَ: دَعُونِي فَإِنِّي تَرَكْتُ الَّتِي فِيهَا الْفَضْلُ أَنْ أَقُولَ لَهُ: كَذَبْتَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1026: Orang yang meriwayatkan kepada kami, berkata: Ishak bin Manshur bin Hayyan menceritakan kepada kami, Ashim Al Umari mengabarkan kepada kami dari Habib bin Tsabit, ia berkata: Ketika Al Hajjaj berkhutbah dan Ibnu Umar menyaksikan bersama kedua anaknya yang mana salah satunya di sisi kanannya sedangkan yang lain di sisi kirinya, tiba-tiba Al Hajjaj berkata, “Ibnu Zubair telah membalikkan Kitab Allah maka Allah membalikkan hatinya.” Perawi berkata, “Ketika Ibnu Umar berada di hadapannya, maka ia berkata, ‘Sesungguhnya hal itu bukan di tanganmu dan juga bukan di tangannya’.” Perawi berkata, “Al Hajjaj kemudian terdiam lalu berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah mengajarkan kepada kita dan semua kaum muslimin, maka kamu selayaknya berpikir wahai syaikh.” Ibnu Umar lantas tertawa. Diriwayatkan dari Ashim, dari Habib, ia berkata: Kemudian ia melompat berdiri dan kedua anaknya mendudukkannya lalu berkata, “Lepaskan aku, sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu yang sangat berharga agar dapat mengatakan kepadanya, ‘bahwa aku telah berbohong’.”
Hadits No. : 1027
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٧: ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا فُضَيْلٌ يَعْنِي ابْنَ عِيَاضٍ، عَنْ مَنْصُورٍ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، وَيَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ قَالَا: ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ أَبُو عَبْدِ الصَّمَدِ، ثنا مَنْصُورٌ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، أَيْضًا ثنا أَبُو دَاوُدَ، أَيْضًا نَحْوَهُ عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَزَادَ فِي الصَّلَاةِ أَوْ نَقَصَ مِنْهَا، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ حَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَيْءٌ؟ قَالَ: «مَا ذَاكَ؟» فَذَكَرْنَا لَهُ الَّذِي صَنَعَ، فَثَنَى رِجْلَهُ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، وَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَيْنَا، فَقَالَ: «إِنَّهُ لَوْ حَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَيْءٌ أَنْبَأْتُكُمْ، وَلَكِنِّي بَشَرٌ، أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ، فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي، وَأَيُّكُمْ مَا شَكَّ فِي صَلَاتِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحْرَى ذَلِكَ لِلصَّوَابِ، فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ يُسَلِّمْ، وَيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ» هَذَا حَدِيثُ أَبِي مُوسَى عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ. قَالَ أَبُو مُوسَى: قَالَ ابْنُ مَهْدِيٍّ: فَسَأَلْتُ سُفْيَانَ عَنْهُ، فَقَالَ: قَدْ سَمِعَتْهُ مِنْ مَنْصُورٍ، وَلَا أَحْفَظُهُ. وَلَمْ يَذْكُرْ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ فِي حَدِيثِهِ: التَّحَرِّي، وَقَالَ: «فَأَيُّكُمْ سَهَا فِي صَلَاتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى فَلْيُسَلِّمْ، ثُمَّ لِيَسْجُدْ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي هَذَا الْخَبَرِ إِذَا بَنَى عَلَى التَّحَرِّي سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ بَعْدَ السَّلَامِ، وَهَكَذَا أَقُولُ وَإِذَا بَنَى عَلَى الْأَقَلِّ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ قَبْلَ السَّلَامِ، عَلَى خَبَرِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، وَلَا يَجُوزُ عَلَى أَصْلِي دَفْعُ أَحَدِ الْخَبَرَيْنِ بِالْآخَرِ، بَلْ يَجِبُ اسْتِعْمَالُ كُلِّ خَبَرٍ فِي مَوْضِعِهِ. وَالتَّحَرِّي هُوَ أَنْ يَكُونَ قَلْبُ الْمُصَلِّي إِلَى أَحَدِ الْعَدَدَيْنِ أَمْيَلَ، وَالْبِنَاءُ عَلَى الْأَقَلِّ مَسْأَلَةٌ غَيْرُ مَسْأَلَةِ التَّحَرِّي، فَيَجِبُ اسْتِعْمَالُ كِلَا الْخَبَرَيْنِ فِيمَا رُوِيَ فِيهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1027: Yusuf bin Musa dan Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur (Ha') Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Fadhl —yaitu Ibnu Iyadh— mengabarkan kepada kami dari Manshur, Abu Musa dan Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdul Aziz bin Abdushshamad Abu Abdushshamad menceritakan kepada kami, Manshur menceritakan kepada kami (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Za'idah, dari Manshur (Ha') Abu Musa juga menceritakan kepada kami, Abu Daud meriwayatkan yang serupa dengannya, dari Za'idah, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Rasulullah pernah shalat mengimami kami, kemudian beliau shalat melebihi atau kurang dari rakaat yang ditentukan. Beliau lalu menghadap kami dengan wajahnya dan kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah terjadi perubahan pada shalat?’ Beliau bertanya, 'Apa itu?' Kami lantas memberitahukan beliau apa yang dikerjakannya, kemudian beliau melipat kakinya dan menghadap kiblat, lalu sujud dua kali lantas berpaling menghadap kami, beliau berkata, ‘Apabila terjadi sesuatu di dalam shalat maka aku pasti memberitahukan hal itu kepadamu; akan tetapi aku juga manusia yang lupa sebagaimana halnya kamu, apabila aku lupa maka ingatkanlah diriku dan siapa saja di antara kamu merasa ragu di dalam shalatnya maka ia hendaknya menentukan pilihan yang benar, lalu menyempurnakannya kemudian sujud dua kali'.” Ini adalah hadits Abu Musa dari Abdurrahman. Abu Musa berkata: Ibnu Mahdi berkata, “Aku kemudian menanyakan hal itu kepada Sufyan dan ia menjawab, ‘Aku telah mendengarnya dari Manshur, akan tetapi aku tidak menghafalnya’.” Ahmad bin Abdah di dalam haditsnya tidak menyebutkan kata “At-Taharri” dan ia berkata, “Maka siapa saja di antara kamu yang lupa di dalam shalatnya dan tidak mengetahui berapa rakaat yang telah dilakukan, maka ia hendaknya memberi salam dan kemudian sujud sahwi dua kali." Abu Bakar berkata, “Hadits ini menjelaskan bahwa apabila seseorang yang shalat telah menentukan pilihan maka ia hendaknya sujud sahwi dua kali setelah salam, dan seperti itulah aku berpendapat. Apabila ia telah berpedoman pada rakaat yang jumlahnya lebih sedikit maka ia hendaknya sujud sahwi dua kali sebelum salam berdasarkan keterangan hadits Abu Sa’id Al Khudri. Menurutku, menggabungkan salah satu haditsnya dengan yang lainnya tidak diperbolehkan. Akan tetapi yang wajib dilakukan adalah menggunakan setiap hadits tersebut pada tempatnya. Sedangkan kata At-Taharri berarti kecenderungan hati seseorang yang sedang shalat kepada salah satu dari dua bilangan rakaat shalat dan berpedoman terhadap rakaat yang jumlahnya lebih sedikit adalah perkara yang bukan termasuk dari makna At-Taharri. Oleh karena itu, sudah semestinya kedua hadits tersebut digunakan sesuai dengan maksud periwayatannya."
Hadits No. : 1028
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: حَفِظْتُهُ عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي الْأَعْرَجُ، عَنِ ابْنِ بُحَيْنَةَ، ح وَثنا الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، وَيَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، ح وَثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُهُ. . . يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنِ ابْنِ بُحَيْنَةَ، وَهَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ حَدِيثُ الزُّهْرِيِّ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةً نَظُنُّ أَنَّهَا الْعَصْرَ فَلَمَّا كَانَ فِي الثَّانِيَةِ قَامَ وَلَمْ يَجْلِسْ، فَلَمَّا كَانَ قَبْلَ التَّسْلِيمِ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ، وَهُوَ جَالِسٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1028: Abdul Jabbar bin Al Ala menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku telah menghafalnya dari Az-Zuhri, Al A’raj mengabarkan kepadaku dari Ibnu Buhainah (Ha') Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami (Ha') Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri dan Yahya bin Sa’id (Ha') Abdul Jabbar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, aku telah mendengarnya dari Yahya bin Sa’id, dari Abdurrahman Al A’raj, dari Ibnu Buhainah, dan ini adalah hadits Abdul Jabbar —Hadits Az- Zuhri— ia berkata, “Rasulullah pernah shalat mengimami kami dan kami mengira bahwa shalat tersebut adalah shalat Ashar. Maka tatkala rakaat kedua beliau berdiri tanpa duduk tahiyyat (pertama), lalu sebelum salam beliau sujud dengan dua kali sujud sahwi dalam keadaan duduk.”
Hadits No. : 1029
صحيح ابن خزيمة ١٠٢٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا عَمِّي، أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنِ الضَّحَّاكِ، وَهُوَ ابْنُ عُثْمَانَ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُحَيْنَةَ، أَنَّهُ قَالَ: «صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةً مِنَ الصَّلَوَاتِ، فَقَامَ مِنَ اثْنَتَيْنِ فَسُبِّحَ بِهِ، فَمَضَى حَتَّى فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ وَلَمْ يَبْقَ إِلَّا التَّسْلِيمُ، فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1029: Ahmad bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Hazim mengabarkan kepadaku dari Abu Dhahhak -yaitu Ibnu Utsman- dari Al A’raj, dari Abdullah bin Buhainah, ia berkata, Rasulullah pernah mengerjakan shalat di antara shalat-shalatnya, kemudian setelah rakaat kedua beliau berdiri tanpa tahiyyat (awal). Beliau kemudian diingatkan dengan ucapan tasbih. Akan tetapi beliau tetap meneruskan shalatnya sampai selesai kecuali salam. Beliau lalu sujud dua kali ketika saat dalam keadaan duduk sebelum mengucapkan salam.”
Hadits No. : 103
صحيح ابن خزيمة ١٠٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ: كَانَ أَبُو قَتَادَةَ «يَتَوَضَّأُ مِنَ الْإِنَاءِ وَالْهِرَّةُ تَشْرَبُ مِنْهُ» وَقَالَ عِكْرِمَةُ، قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْهِرَّةُ مِنْ مَتَاعِ الْبَيْتِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 103: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam Ibnu Aban menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Ikrimah, ia berkata, “Abu Qatadah pernah berwudhu dari satu bejana, sementara kucing pun pernah minum darinya.” Lalu Ikrimah berkata, “Abu Hurairah berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kucing itu termasuk barang (yang biasa ada dan menghiasi) rumah tangga”208
Hadits No. : 1030
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٠: نا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، ح وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ، عَنِ ابْنِ بُحَيْنَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ فِي حَدِيثِهِ: فَسَبَّحْنَا بِهِ، فَلَمَّا اعْتَدَلَ مَضَى وَلَمْ يَرْجِعْ قَالَ الْفَضْلُ: فَسَبَّحُوا بِهِ، فَمَضَى وَلَمْ يَرْجِعْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1030: Al Fadhl bin Ya’qub Al Jazari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Adi menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa’ad (Ha') Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Hurmuz, dari Ibnu Buhainah, ia berkata, “Rasulullah pernah shalat mengimami kami ...” Ia lalu menyebutkan haditsnya. Yahya bin Al Hakim mengatakan di dalam haditsnya, “Kami kemudian mengingatkan beliau dengan ucapan tasbih. Maka ketika sudah berdiri tegak, beliau meneruskan shalatnya dan tidak kembali duduk.” Al Fadhl berkata, “Maka para sahabat mengingatkan beliau dengan ucapan tasbih, namun beliau tetap meneruskan shalatnya dan tidak kembali duduk tahiyyat.”
Hadits No. : 1031
صحيح ابن خزيمة ١٠٣١: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ قَيْسٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، أَنَّهُ نَهَضَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ، فَسَبَّحُوا بِهِ، فَاسْتَتَمَّ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ حِينَ انْصَرَفَ، ثُمَّ قَالَ: أَكُنْتُمْ تَرَوْنِي أَجْلِسُ، إِنَّمَا صَنَعْتُ كَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ. هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ مَنِيعٍ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَا أَظُنُّ أَبَا مُعَاوِيَةَ إِلَّا وَهِمَ فِي لَفْظِ هَذَا الْإِسْنَادِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1031: Ahmad bin Mani’ dan Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami dari Qais bin Sa’ad bin Abu Waqqash bahwa ia pernah berdiri setelah rakaat kedua kemudian orang-orang mengingatkannya dengan ucapan tasbih, namun ia tetap meneruskan shalatnya, lalu sujud sahwi dua kali. Ketika selesai ia berkata, “Bukankah kamu mengira aku akan duduk? Akan tetapi aku lakukan itu seperti yang aku lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Beginilah lafazh hadits bin Mani’. Abu Bakar berkata, “Aku tidak menyangka Abu M’awiyah melainkan mereka memakai lafazh sanad hadits ini.”
Hadits No. : 1032
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٢: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا رَوْحٌ، ثنا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُسَافِعٍ، أَنَّ مُصْعَبَ بْنَ شَيْبَةَ أَخْبَرَهُ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ نَسِيَ شَيْئًا مِنْ صَلَاتِهِ فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ» . هَكَذَا قَالَ أَبُو مُوسَى: عَنْ عُقْبَةَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَارِثِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الشَّيْخُ يَخْتَلِفُ أَصْحَابُ ابْنِ جُرَيْجٍ فِي اسْمِهِ. قَالَ حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ وَعَبْدُ الرَّزَّاقِ: عَنْ عُتْبَةَ بْنِ مُحَمَّدٍ، وَهَذَا الصَّحِيحُ حَسَبُ عِلْمِي
Shahih Ibnu Khuzaimah 1032: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Abdullah bin Musafi’ mengabarkan kepada kami bahwa Mush’ab bin Syaibah mengabarkan kepadanya, dari Uqbah bin Muhammad bin Al Harits, dari Abdullah bin Ja’far, dari Nabi beliau bersabda, "Barangsiapa lupa melakukan sesuatu di dalam shalatnya maka ia hendaknya sujud dua kali saat dalam keadaan duduk” Seperti itulah yang dikatakan Abu Musa, dari Uqbah bin Muhammad bin Al Harits. Abu Bakar berkata, "Syekh ini salah menyebutkan sahabat-sahabat Ibnu Juraij tentang namanya." Hajjaj bin Muhammad dan Abdurrazzaq mengatakan dari Atabah bin Muhammad. Riwayat ini benar [menurut] pengetahuanku.
Hadits No. : 1033
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ، وَبِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، - وَهَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ الْعَلَاءِ، - ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى، فَسَهَا، فَسَلَّمَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ، فَقَالَ لَهُ ذُو الْيَدَيْنِ: أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ؟ فَقَالَ: «مَا قَصُرَتِ الصَّلَاةُ وَمَا نَسِيتُ» ، فَقَالَ: «أَكَمَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ؟» فَقَامَ فَصَلَّى ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا خَبَرٌ مَا رَوَاهُ عَنْ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرُ أَبِي كُرَيْبٍ وَهَذَا يَعْنِي بِشْرَ بْنَ خَالِدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1033: Muhammad bin Al Ala' Al Hamdani dan Bisyir bin Khalid Al Askari menceritakan kepada kami —ini adalah hadits Muhammad bin Al Ala'— Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar bahwa Nabi shalat kemudian beliau lupa dan mengucapkan salam pada rakaat kedua, maka Dzul Yadain bertanya, “Apakah shalat di-qashar ataukah engkau lupa?” Beliau menjawab, “Aku tidak mengqashar shalat dan juga tidak lupa.” Lalu beliau bertanya, “Apakah benar seperti apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain?” Setelah itu belaiu berdiri dan shalat, lalu sujud dua kali. Abu Bakar berkata, “Ini yang diriwayatkan dari Abu Usamah dan bukan dari Abu Kuraib, dan ini maksudnya adalah Bisyir bin Khalid.”
Hadits No. : 1034
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٤: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَبِيدٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ، ثنا ابْنُ عَوْنٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُعَاذُ بْنُ مُعَاذِ بْنِ مُعَاذٍ، ثنا ابْنُ عَوْنٍ، عَنْ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا حُسَيْنٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَسَنِ، ثنا ابْنُ عَوْنٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ قَالَ: أَنْبَأَنَا ابْنُ عَوْنٍ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح وَثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، عَنْ سَلَمَةَ وَهُوَ ابْنُ عَلْقَمَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيِ الْعَشِيِّ، صَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ، فَأَتَى خَشَبَةً مَعْرُوضَةً فِي الْمَسْجِدِ، فَقَالَ بِيَدَيْهِ عَلَيْهَا، كَأَنَّهُ غَضْبَانُ قَالَ: وَخَرَجَتِ السَّرَعَانُ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ، فَقَالُوا: قَصُرَتِ الصَّلَاةُ، وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ، فَهَابَاهُ أَنْ يُكَلِّمَاهُ، وَفِي الْقَوْمِ رَجُلٌ فِي يَدَيْهِ طُولٌ، فَكَانَ يُسَمَّى ذَا الْيَدَيْنِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَسِيتَ أَمْ قَصُرَتِ الصَّلَاةُ؟ فَقَالَ: «لَمْ أَنْسَ وَلَمْ تَقْصُرِ الصَّلَاةُ» ، فَقَالَ: «أَكَمَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ؟» قَالُوا: نَعَمْ قَالَ: فَجَاءَ فَصَلَّى مَا كَانَ تَرَكَ، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ كَبَّرَ، فَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَكَبَّرَ قَالَ: فَكَانَ رُبَّمَا قَالُوا لَهُ: ثُمَّ سَلَّمَ، فَيَقُولُ: نُبِّئْتُ أَنَّ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ قَالَ: ثُمَّ سَلَّمَ هَذَا حَدِيثُ الصَّنْعَانِيِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1034: Abdul Jabbar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Lubaid, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah (Ha') Muhammad bin Abdul A’la Ash- Shan’ani menceritakan kepada kami, Bisyr -yaitu Ibnu Al Mufadhdhal- menceritakan kepada kami, Ibnu Aun meriwayatkan kepada kami dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Abu Al Qasim pernah shalat mengimami kami ...” (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Mu’adz bin Mu’adaz bin Mu’adz menceritakan kepada kami, Ibnu Aun menceritakan kepada kami dari Muhammad, ia berkata: Abu Hurairah berkata (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Husain —yaitu Ibnu Al Hasan— menceritakan kepada kami, Ibnu Aun menceritakan kepada kami (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Aun menceritakan kepada kami dari Abu Hurairah; Hadits Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Ayub, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Bisyir bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami dari Salamah -yaitu Ibnu Alqamah- dari Muhammad, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah pernah shalat mengimami kami di salah satu shalat Isya. Setelah dua rakaat shalat beliau mengucapkan salam, kemudian menghampiri tiang yang terletak di sisi masjid dan mengucapkan kata-kata dengan tangannya atas batang kayu tersebut seakan-akan beliau marah.” Perawi berkata, “Aku kemudian cepat- cepat keluar dari pintu masjid. Maka para sahabat berkata, 'Shalat telah qashar.' Sementara di antara jamaah ada Abu Bakar dan Umar, keduanya merasa sungkan untuk berbicara kepada beliau. Di antara jamaah juga terdapat seorang pria dengan dua tangannya yang panjang dan dipanggil Dzul Yadain berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau lupa ataukah shalat diqasharT Beliau menjawab, 'Aku tidak lupa dan shalat tidak diqashar.’ Beliau lalu berkata, 'Apakah benar seperti yang dikatakan Dzul Yadain?' Para sahabat menjawab, 'Ya’.” Perawi berkata, “Kemudian beliau kembali dan mengerjakan shalat yang ditinggalkannya, lalu mengucapkan salam, lantas membaca takbir dan sujud seperti sujudnya atau lebih panjang, kemudian mengangkat kepalanya, setelah itu membaca takbir dan sujud seperti sujudnya atau lebih panjang, lantas mengangkat kepalanya dan membaca takbir.” Perawi berkata, “Kemungkinannya mereka bertanya kepadanya, 'Kemudian mengucap takbir.’ Ia berkata: Dikabarkan kepadaku bahwa Imran bin Hushain berkata, “Kemudian beliau mengucapkan salam.” Ini adalah hadits riwayat Ash-Shan’ani.
Hadits No. : 1035
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٥: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، حَدَّثَنِي قَتَادَةُ بْنُ دِعَامَةَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ يَعْنِي أَنَّهُ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ يَوْمَ جَاءَهُ ذُو الْيَدَيْنِ بَعْدَ التَّسْلِيمِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَبَرُ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ دَالٌ عَلَى إِغْفَالِ مَنْ زَعَمَ أَنَّ هَذِهِ الْقِصَّةَ كَانَتْ قَبْلَ نَهْيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكَلَامِ فِي الصَّلَاةِ، وَمَنْ فَهِمَ الْعِلْمَ، وَتَدَبَّرَ أَخْبَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَلْفَاظَ رُوَاةِ هَذَا الْخَبَرِ، عَلِمَ أَنَّ هَذَا الْقَوْلَ جَهْلٌ مِنْ قَائِلِهِ فِي خَبَرِ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهَكَذَا رَوَاهُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ مَوْلَى بَنِي أَبِي أَحْمَدَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1035: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits menceritakan kepadaku, Qatadah bin Di’amah menceritakan kepadaku dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah dengan redaksi yang serupa, yaitu beliau sujud sahwi dua kali ketika Dzul Yadain menghampirinya setelah beliau mengucapkan salam. Abu Bakar berkata, “Hadits Ibnu Sirin yang berasal dari Abu Hurairah berfungsi sebagai dalil atas ketidaktahuan kalangan yang berpendapat bahwa kisah ini terjadi sebelum adanya larangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang berbicara ketika shalat. Maka orang yang pandai dan memperhatikan dengan seksama hadits-hadits Nabi serta lafazh-lafazh perawi hadits ini pasti dapat mengetahui bahwa pendapat ini hanya sebuah kesalahan dari orang yang mengemukakan pendapat tersebut. Di dalam hadits Ibnu Sirin juga yang diriwayatkan dari Abu Hurairah disebutkan, “Rasulullah shalat dengan kami.” Dan seperti inilah Malik bin Anas meriwayatkannya dari Daud bin Al Hushain, dari Abu Sufyan maula Abu Ahmad, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah pernah shalat untuk kami.”
Hadits No. : 1036
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٦: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُمْ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ مَوْلًى لِبَنِي أَبِي أَحْمَدَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ، فَقَامَ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالَ: أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمْ نَسِيتَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ» ، فَقَالَ: قَدْ كَانَ بَعْضُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: «أَصَدَقَ ذُو الْيَدَيْنِ؟» فَقَالُوا: نَعَمْ، فَأَتَمَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا بَقِى مِنَ الصَّلَاةِ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ بَعْدَ التَّسْلِيمِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1036: Yunus Abdul A’la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepada mereka dari Daud bin Al Hushain, dari Abu Sufyan maula bani Abu Ahmad, ia berkata: Aku pernah mendengar Abu Hurairah berkata, “Rasulullah shalat mengimami kami shalat Ashar dan beliau mengucapkan salam pada rakaat kedua, maka Dzul Yadain berdiri dan berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah shalat diqashar atau engkau lupa?’ Beliau menjawab, ‘Semua itu tidak terjadi' Ia lalu berkata, ‘Salah satu darinya pasti terjadi, wahai Rasulullah.’ Rasulullah kemudian menghadap orang-orang dan bersabda, ‘Apakah ucapan Dzul Yadain benar?' Mereka menjawab, ‘Ya.’ Lalu Rasulullah menyempurnakan shalat yang tersisa, kemudian sujud dengan dua sujud dalam keadaan duduk setelah mengucap salam.”
Hadits No. : 1037
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٧: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَكَذَا رَوَاهُ أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ الْعَطَّارِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِمْ فَذَكَرَ الْقِصَّةَ. ثناه مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَأَبُو هُرَيْرَةَ يُخْبِرُ أَنَّهُ شَهِدَ هَذِهِ الصَّلَاةَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّتِي فِيهَا هَذِهِ الْقِصَّةُ، فَكَيْفَ تَكُونُ قِصَّةُ ذِي الْيَدَيْنِ هَذِهِ قَبْلَ نَهْيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكَلَامِ فِي الصَّلَاةِ؟ وَابْنُ مَسْعُودٍ يُخْبِرُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمَهُ عِنْدَ رُجُوعِهِ مِنْ أَرْضِ الْحَبَشَةِ لَمَّا سَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّ مِمَّا أَحْدَثَ اللَّهُ أَنْ لَا يَتَكَلَّمُوا فِي الصَّلَاةِ، وَرُجُوعُ ابْنِ مَسْعُودَ مِنْ أَرْضِ الْحَبَشَةِ كَانَ قَبْلَ وَقْعَةِ بَدْرٍ، إِذِ ابْنُ مَسْعُودٍ قَدْ كَانَ شَهِدَ بَدْرًا، وَادَّعَى أَنَّهُ قَتَلَ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ يَوْمَئِذٍ، قَدْ أَمْلَيْتُ هَذِهِ الْقِصَّةَ فِي كِتَابِ الْجِهَادِ، وَأَبُو هُرَيْرَةَ إِنَّمَا قَدِمَ الْمَدِينَةَ بَعْدَ بَدْرٍ بِسِنِينَ، قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْبَرَ، وَقَدِ اسْتَخْلَفَ عَلَى الْمَدِينَةِ سِبَاعَ بْنَ عُرْفُطَةَ الْغِفَارِيَّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1037: Abu Bakar berkata, “Seperti inilah yang telah diriwayatkan oleh Abban bin Yazid Al Aththar, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah bahwa Nabi shalat mengimami mereka, lalu ia menyebutkan kisahnya. Muhammad bin Yahya memintakannya kepada kami, Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Aban bin Yazid memintakan kepada kami. Abu Bakar berkata, “Abu Hurairah memberitahukan bahwa ia pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah yang menjelaskan kisah tersebut, bagaimana mungkin kisah Dzul Yadain ini terjadi sebelum Nabi melarang berbicara ketika shalat? Sedangkan Ibnu Mas’ud memberitahukan bahwa Nabi telah ' memberitahukannya tatkala ia pulang dari negri Habasyah ketika ia mengucapkan salam atas Nabi bahwa Allah telah memerintahkan agar mereka tidak berbicara ketika shalat. Sementara kepulangan Ibnu Mas’ud dari negri Habasyah terjadi sebelum perang Badar, sebab Ibnu Mas’ud ikut serta di dalam perang Badar tersebut dan menyatakan bahwa dirinya pada saat itu telah membunuh Abu Jahal bin Hisyam. Aku telah menerangkan kisah tersebut di dalam kitab Jihad. Sedangkan Abu Hurairah datang ke kota Madinah yaitu dua tahun setelah teiradinya peperangan Badar, ia mendatangi kota Madinah sementara Rasulullah sedang berada di Khaibar dan telah mengangkat penggantinya di kota Madinah, yaitu Siba’ bin Urfuthah Al Ghiffari.”
Hadits No. : 1038
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٨: أنا أَبُو عَمَّارٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، نا خُثَيْمُ بْنُ عِرَاكِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْبَرَ، وَقَدِ اسْتُخْلِفَ عَلَى الْمَدِينَةِ سِبَاعُ بْنُ عُرْفُطَةَ. قَدْ خَرَّجْتُ هَذَا الْخَبَرَ فِي غَيْرِ هَذَا الْمَوْضِعِ، وَخَرَّجْتُ قُدُومَهُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْبَرَ فِي كِتَابِ الْجِهَادِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1038: Abu Ammar mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, Khatsyam bin Arak bin Malik menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika aku datang ke kota Madinah, Nabi sedang berada di Khaibar dan beliau telah mengangkat penggantinya di Kota Madinah yaitu Siba’ bin Arfathah. Aku telah meriwayatkan hadits ini dalam pembaasan yang lain dan aku juga telah meriwayatkan tentang kunjungannya kepada Nabi di Khaibar di dalam kitab Jihad.
Hadits No. : 1039
صحيح ابن خزيمة ١٠٣٩: وَقَالَ إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: صَحِبْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ سَنَوَاتٍ ثناه بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ. وَأَبُو هُرَيْرَةَ إِنَّمَا صَحِبَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْبَرَ وَبَعْدَهُ، وَهُوَ يُخْبِرُ أَنَّهُ شَهِدَ هَذِهِ الصَّلَاةَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَنْ يَزْعُمُ أَنَّ خَبَرَ ابْنَ مَسْعُودٍ نَاسِخٌ لِقِصَّةِ ذِي الْيَدَيْنِ لَوْ تَدَبَّرَ الْعِلْمَ وَتَرَكَ الْعِنَادَ وَلَمْ يُكَابِرْ عَقْلُهُ عَلِمَ اسْتِحَالَةَ هَذِهِ الدَّعْوَى، إِذْ مُحَالٌ أَنْ يَكُونَ الْمُتَأَخِّرُ مَنْسُوخًا، وَالْمُتَقَدِّمُ نَاسِخًا، وَقِصَّةُ ذِي الْيَدَيْنِ بَعْدَ نَهْيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكَلَامِ فِي الصَّلَاةِ بِسِنِينَ، فَكَيْفَ يَكُونُ الْمُتَأَخِّرُ مَنْسُوخًا وَالْمُتَقَدِّمُ نَاسِخًا، عَلَى أَنَّ قِصَّةَ ذِي الْيَدَيْنِ لَيْسَ مِنْ نَهْيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكَلَامِ فِي الصَّلَاةِ بِسَبِيلٍ، وَلَيْسَ هَذَا مِنْ ذَلِكَ الْجِنْسِ، إِذِ الْكَلَامُ فِي الصَّلَاةِ عَلَى الْعَمْدِ مِنَ الْمُصَلِّي مُبَاحٌ، وَالْمُصَلِّيَ عَالِمٌ مُسْتَيْقِنٌ أَنَّهُ فِي الصَّلَاةِ فَنُسِخَ ذَلِكَ، وَزُجِرُوا أَنْ يَتَعَمَّدُوا الْكَلَامَ فِي الصَّلَاةِ عَلَى مَا كَانَ قَدْ أُبِيحَ لَهُمْ قَبْلُ، لَا أَنَّهُ كَانَ أُبِيحَ لَهُمْ أَنْ يَتَكَلَّمُوا فِي الصَّلَاةِ سَاهِينَ نَاسِينَ لَا يَعْلَمُونَ أَنَّهُمْ فِي الصَّلَاةِ فَنُسِخَ ذَلِكَ وَهَلْ يَجُوزُ لِلْمُرَكَّبُ فِيهِ الْعَقْلُ، يَفْهَمُ أَدْنَى شَيْءٍ مِنَ الْعِلْمِ أَنْ يَقُولَ: زَجَرَ اللَّهُ الْمَرْءَ إِذَا لَمْ يَعْلَمْ أَنَّهُ فِي الصَّلَاةِ أَنْ يَتَكَلَّمَ، أَوْ يَقُولُ نَهَى اللَّهُ الْمَرْءَ أَنْ يَتَكَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ وَهُوَ لَا يَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ قَدْ زَجَرَ عَنِ الْكَلَامِ فِي الصَّلَاةِ، وَإِنَّمَا يَجِبُ عَلَى الْمَرْءِ أَنْ لَا يَتَكَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ بَعْدَ عِلْمِهِ أَنَّ الْكَلَامَ فِي الصَّلَاةِ مَحْظُورٌ غَيْرُ مُبَاحٍ. وَمُعَاوِيَةُ بْنُ الْحَكَمِ السُّلَمِيُّ إِنَّمَا تَكَلَّمَ وَهُوَ لَا يَعْلَمُ أَنَّ الْكَلَامَ فِي الصَّلَاةِ مَحْظُورٌ، فَقَالَ فِي الصَّلَاةِ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا شَمَّتَ الْعَاطِسَ، وَرَمَاهُ الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ، وَاثُكْلَ أُمِّيَاهُ، مَا لَكُمْ تَنْظُرُونَ إِلَيَّ، فَلَمَّا تَكَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ بِهَذَا الْكَلَامِ، وَهُوَ لَا يَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْكَلَامَ مَحْظُورٌ فِي الصَّلَاةِ عَلَّمَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ كَلَامَ النَّاسِ فِي الصَّلَاةِ مَحْظُورٌ غَيْرُ جَائِزٍ، وَلَمْ يَأْمُرْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِعَادَةِ تِلْكَ الصَّلَاةِ الَّتِي تَكَلَّمَ فِيهَا بِهَذَا الْكَلَامِ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قِصَّةِ ذِي الْيَدَيْنِ إِنَّمَا تَكَلَّمَ عَلَى أَنَّهُ فِي غَيْرِ الصَّلَاةِ، وَعَلَى أَنَّهُ قَدْ أَدَّى فَرْضَ الصَّلَاةِ بِكَمَالِهِ، وَذُو الْيَدَيْنِ كَلَّمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ غَيْرُ عَالِمٍ أَنَّهُ قَدْ بَقِيَ عَلَيْهِ بَعْضُ الْفَرْضِ إِذْ جَائِزٌ عِنْدَهُ أَنْ يَكُونَ الْفَرْضُ قَدْ رُدَّ إِلَى الْفَرْضِ الْأَوَّلِ إِلَى رَكْعَتَيْنِ، كَمَا كَانَ فِي الِابْتِدَاءِ أَلَا تَسْمَعُهُ يَقُولُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ؟ فَأَجَابَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَنَّهُ لَمْ يَنْسَ وَلَمْ تُقْصَرْ، وَهُوَ عِنْدَ نَفْسِهِ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ غَيْرُ مُسْتَيْقِنٍ أَنَّهُ قَدْ بَقِيَ عَلَيْهِ بَعْضُ تِلْكَ الصَّلَاةِ فَاسْتَثْبَتَ أَصْحَابَهُ، وَقَالَ لَهُمْ: «أَكَمَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ» ، فَلَمَّا اسْتَيْقَنَ أَنَّهُ قَدْ بَقِيَ عَلَيْهِ رَكْعَتَانِ مِنْ تِلْكَ الصَّلَاةِ قَضَاهُمَا فَلَمْ يَتَكَلَّمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ بَعْدَ عِلْمِهِ وَيَقِينِهِ بِأَنَّهُ قَدْ بَقِيَ عَلَيْهِ بَعْضُ تِلْكَ الصَّلَاةِ، فَأَمَّا أَصْحَابُهُ الَّذِينَ أَجَابُوهُ وَقَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ مَسْأَلَتِهِ إِيَّاهُمْ: «أَكَمَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ؟» قَالُوا: نَعَمْ، فَهَذَا كَانَ الْجَوَابُ الْمَفْرُوضُ عَلَيْهِمْ أَنْ يُجِيبُوهُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَإِنَّ كَانُوا فِي الصَّلَاةِ عَالِمِينَ مُسْتَيْقِنِينَ أَنَّهُمْ فِي نَفْسِ فَرْضِ الصَّلَاةِ إِذِ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَرَّقَ بَيْنَ نَبِيِّهِ الْمُصْطَفَى وَبَيْنَ غَيْرِهِ مِنْ أُمَّتِهِ بِكَرَمِهِ لَهُ وَفَضْلِهِ بِأَنْ أَوْجَبَ عَلَى الْمُصَلِّينَ أَنْ يُجِيبُوهُ وَإِنْ كَانُوا فِي الصَّلَاةِ فِي قَوْلِهِ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24] ، وَقَدْ قَالَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَلِأَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى لَمَّا دَعَا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَلَى الِانْفِرَادِ، وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَلَمْ يُجِبْهُ حَتَّى فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ: " أَلَمْ تَسْمَعْ فِيمَا أُنْزِلَ عَلَيَّ أَوْ نَحْوَ هَذِهِ اللَّفْظَةِ {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24] ، قَدْ خَرَّجْتُ هَذَيْنِ الْخَبَرَيْنِ فِي غَيْرِ هَذَا الْمَوْضِعِ، فَبَيْنَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي كَلَامِهِمُ الَّذِي تَكَلَّمُوا بِهِ يَوْمَ ذِي الْيَدَيْنِ، وَكَلَامُ ذِي الْيَدَيْنِ عَلَى الصِّفَةِ الَّتِي تَكَلَّمَ بِهَا، وَبَيْنَ مَنْ بَعْدَهُمْ فَرْقٌ فِي بَعْضِ الْأَحْكَامِ، أَمَّا كَلَامُ ذِي الْيَدَيْنِ فِي الِابْتِدَاءِ فَغَيْرُ جَائِزٍ لِمَنْ كَانَ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَكَلَّمَ بِمِثْلِ كَلَامِ ذِي الْيَدَيْنِ، إِذْ كُلُّ مُصَلٍّ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ أَوِ الْعَصْرِ يَعْلَمُ وَيَسْتَيْقِنُ أَنَّهُ قَدْ بَقِيَ عَلَيْهِ رَكْعَتَانِ مِنْ صَلَاتِهِ إِذِ الْوَحْيُ مُنْقَطِعٌ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمُحَالٌ أَنْ يُنْتَقَصَ مِنَ الْفَرْضِ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكُلُّ مُتَكَلِّمٍ يَعْلَمُ أَنَّ فَرْضَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ أَرْبَعًا، كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَلَى الِانْفِرَادِ، إِذَا تَكَلَّمَ بَعْدَ مَا قَدْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَبَقِيَتْ عَلَيْهِ رَكْعَتَانِ عَالِمٌ مُسْتَيْقِنٌ بِأَنَّ كَلَامَهُ ذَلِكَ مَحْظُورٌ عَلَيْهِ، مَنْهِيٌّ عَنْهُ، وَأَنَّهُ مُتَكَلِّمٌ قَبْلَ إِتْمَامِهِ فَرْضَ الصَّلَاةِ، وَلَمْ يَكُنْ ذُو الْيَدَيْنِ لَمَّا سَلَّمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ عَالِمًا، وَلَا مُسْتَيْقِنًا بِأَنَّهُ قَدْ بَقِيَ عَلَيْهِ بَعْضُ الصَّلَاةِ، وَلَا كَانَ عَالِمًا أَنَّ الْكَلَامَ مَحْظُورٌ عَلَيْهِ، إِذْ كَانَ جَائِزٌ عِنْدَهُ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ أَنْ يَكُونَ فَرْضُ تِلْكَ الصَّلَاةِ قَدْ رُدَّ إِلَى الْفَرْضِ الْأَوَّلِ إِلَى رَكْعَتَيْنِ كَمَا كَانَ فِي الِابْتِدَاءِ، وَقَوْلُهُ فِي مُخَاطَبَتِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَالٌ عَلَى هَذَا، أَلَا تَسْمَعُهُ يَقُولُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ؟ وَقَدْ بَيَّنْتُ الْعِلَّةَ الَّتِي لَهَا تَكَلَّمَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِذِي الْيَدَيْنِ: «لَمْ أَنْسَ، وَلَمْ تَقْصُرْ» ، وَأَعْلَمْتُ أَنَّ الْوَاجِبَ الْمُفْتَرَضَ عَلَيْهِمْ كَانَ أَنْ يُجِيبُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنْ كَانُوا فِي الصَّلَاةِ، وَهَذَا الْفَرْضُ الْيَوْمَ سَاقِطٌ غَيْرُ جَائِزٍ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُجِيبَ أَحَدًا، - وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ - بِنُطْقٍ، فَكُلُّ مَنْ تَكَلَّمَ بَعْدَ انْقِطَاعِ الْوَحْيِ فَقَالَ لِمُصَلٍّ قَدْ سَلَّمَ مِنْ رَكْعَتَيْنِ أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ؟ فَوَاجِبٌ عَلَيْهِ إِعَادَةُ تِلْكَ الصَّلَاةِ إِذَا كَانَ عَالِمًا أَنَّ فَرْضَ تِلْكَ الصَّلَاةِ أَرْبَعٌ لَا رَكْعَتَانِ، وَكَذَاكَ يَجِبُ عَلَى كُلِّ مَنْ تَكَلَّمَ وَهُوَ مُسْتَيْقِنٌ بِأَنَّهُ لَمْ يُؤَدِّ فَرْضَ تِلْكَ الصَّلَاةِ بِكَمَالِهِ، فَتَكَلَّمَ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ مِنْهَا فِي رَكْعَتَيْنِ، أَوْ بَعْدَمَا سَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ، وَكَذَاكَ يَجِبُ عَلَى كُلِّ مَنْ أَجَابَ إِنْسَانًا وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ إِعَادَةُ تِلْكَ الصَّلَاةِ، إِذِ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَجْعَلْ لِبَشَرٍ أَنْ يُجِيبَ فِي الصَّلَاةِ أَحَدًا فِي الصَّلَاةِ غَيْرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، الَّذِي خَصَّهُ اللَّهُ بِهَا، وَهَذِهِ مَسْأَلَةٌ طَوِيلَةٌ، قَدْ خَرَّجْتُهَا بِطُولِهَا مَعَ ذِكْرِ احْتِجَاجِ بَعْضِ مَنِ اعْتَرَضَ عَلَى أَصْحَابِنَا فِي هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ، وَأُبَيِّنُ قُبْحَ مَا احْتَجُّوا عَلَى أَصْحَابِنَا فِي هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ مِنَ الْمُحَالِ وَمَا يُشْبِهُ الْهَذَيَانَ، إِنْ وَفَّقَنَا اللَّهُ نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، وَأَبِي سَلَمَةَ وَعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَكْعَتَيْنِ، فَقَالَ لَهُ ذُو الشِّمَالَيْنِ، مِنْ خُزَاعَةَ حَلِيفٌ لِبَنِي زُهْرَةَ: أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «كُلٌّ لَمْ يَكُنْ» فَأَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: «أَصَدَقَ ذُو الْيَدَيْنِ؟» قَالُوا: نَعَمْ، فَأَتَمَّ مَا بَقِيَ مِنْ صَلَاتِهِ، وَلَمْ يَسْجُدْ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ حِينَ يَقَّنَهُ النَّاسُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1039: Ismail bin Abu Khalid berkata: Diriwayatkan dari Qais bin Abu Hazim, Aku mendengar Abu Hurairah berkata, “Aku telah menemani Nabi selama tiga tahun.” Bundar meriwayatkannya kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Ismail bin Abu Khalid. Abu Hurairah mulai menemani Nabi ketika di Khaibar dan setelahnya, ia memberitahukan bahwa ia pernah mengikuti shalat ini bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka barangsiapa yang berpendapat bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud menghapus kisah Dzul Yadain, apabila ia benar-benar mempelajari ilmu dan tidak keras kepala serta tidak membanggakan pendapat akalnya sudah barang tentu ia akan mengetahui bahwa pendapat tersebut mustahil. Sebab tidak mungkin yang datang belakangan adalah yang dihapus (Mansukh) sedangkan yang datang duluan menjadi yang menghapuskan (Nasikh).. Sementara kisah Dzul Yadain itu terjadi setelah dua tahun dari pelarangan Nabi tentang berbicara ketika shalat. Jadi, bagaimana mungkin hukum yang datang belakangan dihapus dan yang datang duluan yang menghapus. Begitu pula bahwa kisah Dzul Yadain tidak sama sekali termasuk dari jenis pelarangan Nabi ketika shalat dan perkara ini juga bukan termasuk bagian dari jenis itu. Sebab berbicara ketika shalat dengan disengaja oleh orang yang sedang shalat adalah mubah dan orang yang shalat benar- benar mengetahui bahwa dirinya sedang shalat. Kemudian perkara tersebut dihapus dan mereka dilarang berbicara dengan sengaja ketika shalat sebagaimana sebelumnya hal itu diperbolehkan bagi mereka, bukan karena diperbolehkannya bagi mereka untuk berbicara ketika shalat lantaran lupa atau tidak mengetahui bahwa dirinya sedang shalat. Oleh karena itu, hal itu dihapus. Apakah seseorang yang pandai yang memahami sesuatu yang kecil sekalipun dari keilmuan boleh mengatakan bahwa Allah telah melarang seseorang berbicara apabila dirinya tidak mengetahui bahwa ia sedang shalat, atau ia mengatakan bahwa Allah telah melarang seseorang berbicara ketika shalat sedangkan dirinya tidak mengetahui bahwa Allah telah melarang untuk berbicara ketika shalat. Akan tetapi yang seharusnnya adalah tidak berbicara ketika shalat setelah dirinya mengetahui bahwa berbicara ketika shalat dilarang dan tidak diperbolehkan. Adapun Mu’awiyah bin Al Hakam As-Sulami yang telah berbicara ketika shalat saat dirinya tidak mengetahui bahwa hal tersebut dilarang, karena ia telah berbicara ketika shalat di samping Nabi tatkala dirinya mendoakan sahabat yang bersin kemudian orang-orang memandanginya dengan mata mereka, “Apakah mata sudah buta, mengapa kamu semua memandangiku?” Ketika kata-kata tersebut terlontar saat ia sedang shalat sedangkan dirinya tidak mengetahui bahwa perkataan tersebut dilarang, maka Nabi memberitahukan kepadanya bahwa berbicara kepada orang lain ketika shalat dilarang dan tidak diperbolehkan. Beliau juga tidak memerintahkannya mengulangi shalat yang telah dikerjakannya saat dirinya telah melontarkan kata-kata tersebut. Sementara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam kisah Dzul Yadain telah berbicara ketika berada di luar shalat dan bahwa beliau telah mengerjakan kewajiban shalat tersebut dengan sempurna. Adapun Dzul Yadain berbicara kepada Nabi saat dirinya tidak mengetahui bahwa sebagian kewajiban shalat masih tersisa baginya, sebab beliau boleh saja mengembalikan kewajiban shalat menjadi dua rakaat sebagaimana halnya pertama kalinya. Apakah kamu tidak memperhatikan tatkala ia berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah engkau men-qashar shalat atau lupa?” Maka Nabi menjawab pertanyaannya bahwa dirinya tidak lupa dan shalat yang dilakukan tidak di-qashar, maka pada saat itu di dalam diri beliau tidak meyakini bahwa sebagian kewajiban shalat masih tersisa pada dirinya dan meminta keterangan dari para sahabat, beliau berkata kepada mereka, “Apakah benar seperti yang dikatakan Dzul Yadain?" Manakala beliau telah meyakini bahwa masih tersisa dua rakaat dari shalat yang dilakukan beliau langsung mengerjakannya. Di dalam kisah ini Rasulullah tidak berbicara setelah dirinya merasa yakin bahwa sebagian kewajiban shalat masih tersisa baginya sedangkan para sahabat yang menjawabnya dan berkata kepada Rasulullah setelah pertanyaan beliau kepada mereka, “Apakah benar seperti yang dikatakan Dzul Yadain?” Mereka menjawab, “Ya.” Ini adalah jawaban yang harus mereka lakukan meskipun mereka dalam keadaan shalat, mereka mengetahui dan benar-benar meyakini bahwa mereka memang sedang melaksanakan kewajiban shalat tersebut. Sebab Allah Azza wa Jalla telah membedakan antara Nabi-Nya dan umatnya dengan kemulian dan keutamaan yang diberikan kepadanya yaitu kewajiban menjawab seruan Nabi meski mereka dalam keadaan shalat sebagaimana firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu. ” (Qs Al Anfaal [8]: 24) Rasulullah telah mengatakan kepada Ubai bin Ka’ab dan Sa’id bin Al Mu’alla tatkala beliau memanggil tiap-tiap orang dari keduanya secara terpisah yang sedang dalam keadaan shalat namun ia tidak menjawab panggilan beliau sampai selesai shalat, Apakah kamu tidak mendengar tentang apa yang telah diturunkan kepada aku atau sepeti lafazh ini, ‘Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu'," (Qs. Al Anfaal [8]: 24) Aku telah menyebutkan kedua hadits tersebut bukan pada bab ini, maka antara perkataan sahabat-sahabat Nabi pada hari kejadian Dzul Yadain dan perkataan Dzul Yadain sesuai sifat perkataan yang dibicarakannya dan antara orang yang setelah mereka terdapat perbedaan pada segi sebagian hukum. Perkataan Dzul Yadain pada awal tidak diperbolehkan bagi orang yang hidup setelah Nabi sebagaimana halnya pembicaraan Dzul Yadain, sebab apabila setiap orang yang mengerjakan shalat setelah Nabi mengucapkan salam pada rakaat kedua ketika shalat Zhuhur atau Ashar dengan kesadaran dan keyakinan bahwa ia masih tersisa kewajiban dua rakaat dari shalatnya, karena wahyu telah terputus setelah Nabi dan mustahil kewajiban shalat itu dikurangi setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Setiap orang yang berbicara mengetahui bahwa kewajiban shalat Zhuhur dan Ashar adalah empat rakaat yang terpisah tiap-tiap bagiannya. Apabila ia berbicara setelah dua rakaat dan ia masih memiliki kekurangan dua rakaat maka ia mengetahui dan meyakini bahwa perkataannya tersebut dilarang dan tidak diperbolehkan atas dirinya, berarti dirinya telah berbicara sebelum selesai shalat. Sedangkan Dzul Yadain tatkala Rasulullah mengucapkan salam pada rakaat kedua tidak mengetahui dan tidak meyakini bahwa ia masih memiliki sebagian rakaat dari shalatnya tersebut dan juga tidak mengetahui bahwa berbicara dilarang bagi dirinya yang menurutnya pada saat itu memungkinkan kewajiban shalat telah dikembalikan kepada kewajibannya seperti masa awalnya. Perkataannya tatkala ia berbicara kepada Nabi berfungsi sebagai bukti pernyataan ini, apakah kamu tidak mendengar ia berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah engkau telah men-qashar shalat atau engkau lupa"' Aku juga telah menjelaskan alasan dari ucapan (jawaban) para sahabat Nabi setelah jawaban Nabi kepada Dzul Yadain, “Aku tidak lupa dan shalat tidak diqashar” Selain itu, aku telah menjelaskan bahwa kewajiban mereka menjawab Nabi meskipun mereka dalam keadaan shalat. Kewajiban seperti ini sudah tidak berlaku pada masa sekarang, yaitu seorang muslim tidak diperbolehkan untuk menjawab seseorang —saat dirinya sedang shalat— dengan kata-kata. Oleh karena itu, setiap orang yang berbicara setelah wahyu terputus dan mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam setelah dua rakaat, “Apakah kamu men-qashar shalat atau kamu lupa?” wajib mengulangi shalat tersebut apabila dirinya mengetahui bahwa kewajiban shalat itu empat rakaat bukan dua rakaat. Begitu juga setiap orang muslim yang berbicara dan dirinya meyakini bahwa dirinya belum melaksanakan shalat tersebut dengan sempurna, kemudian ia berbicara sebelum mengucapkan salam pada rakaat kedua atau sesudah mengucapkan salam pada rakaat kedua, serta orang yang menjawab orang lain ketika sedang shalat wajib mengulangi shalatnya. Sebab Allah Azza wa Jalla tidak memperkenankan kepada semua orang untuk menjawab orang lain ketika dirinya sedang shalat selain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah diberikan hak khusus dalam perkara tersebut. Masalah ini sangat panjang dan aku telah menjelaskannya secara lengkap dengan menyebutkan bantahan sebagian orang yang menentang pendapat sahabat-sahabat kami dalam masalah ini. Aku juga telah menjelaskan kesalahan dalil-dalil yang mereka gunakan untuk membantah sahabat-sahabat kami dalam masalah ini yang sangat tidak mungkin dan hanya sebagai bahan ejekan belaka jika Allah memberikan taufik-Nya kepada kami.” Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami dari Al Auza’i, dari Az-Zuhri, dari Sa’id bin Al Musayyib dan Abu Salamah dan Ubaidullah bin Abdullah, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah pernah mengucapkan salam setelah dua rakaat, maka Dzu Syimalain dari Khuza’ah, sekutu bani Zuhrah berkata kepadanya, ‘Apakah engkau meng-qashar shalat ataukah engkau lupa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semua itu tidak terjadi.' Maka Rasulullah menghadap orang-orang dan berkata, ‘Apakah Dzul Yadain benar?' Mereka menjawab, ‘Ya.’ Setelah itu beliau menyempurnakan sisa shalatnya tanpa melakukan sujud sahwi dua kali setelah orang-orang meyakinkannya."
Hadits No. : 104
صحيح ابن خزيمة ١٠٤: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ حُمَيْدَةَ بِنْتِ عُبَيْدِ بْنِ رِفَاعَةَ، عَنْ كَبْشَةَ بِنْتِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، وَكَانَتْ تَحْتَ ابْنِ أَبِي قَتَادَةَ، أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ دَخَلَ عَلَيْهَا فَسَكَبَتْ لَهُ وُضُوءًا، فَجَاءَتْ هِرَّةٌ تَشْرَبُ مِنْهُ فَأَصْغَى لَهَا أَبُو قَتَادَةَ الْإِنَاءَ حَتَّى شَرِبَتْ قَالَتْ كَبْشَةُ فَرَآنِي أَنْظُرُ إِلَيْهِ فَقَالَ: أَتَعْجَبِينَ يَا بِنْتَ أَخِي؟ قَالَتْ: فَقُلْتُ: نَعَمْ، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّمَا هِيَ مِنَ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ أَوِ الطَّوَّافَاتِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 104: Yunus bin Abdul A’la Al Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, bahwa Malik mengabarkan kepadanya dari Ishaq bin Abdullah -ia adalah Ibnu Abu Thalhah dari Humaidah binti Ubaid bin Rifa’ah dari Kabsyah binti Ka’b bin Malik —ia menjadi isteri Abu Qatadah—, bahwa Abu Qatadah pernah menemuinya, lalu ia menyiramkan air wudhu kepadanya. Lalu datanglah seekor kucing meminum dari air tersebut. Abu Qatadah memiringkan tempat itu untuknya hingga kucing itu minum. Kabsyah berkata, “Ia (Abu Qatadah) melihat aku memandanginya, iapun lalu bertanya, ‘Apakah engkau heran wahai keponakanku?’.” Kabsyah berkata, “Aku menjawab, ‘Ya’.” Ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ia (kucing) tidaklah najis. Ia hanya hewan yang berkeliaran di sekitarmu.”209. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1040
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٠: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ، نا يُوسُفُ، نا الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بِهَذِهِ الْقِصَّةِ وَلَمْ يَذْكُرْ أَبَا هُرَيْرَةَ، وَانْتَهَى حَدِيثُهُ عِنْدَ قَوْلِهِ: فَأَتَمَّ مَا بَقِيَ مِنْ صَلَاتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1040: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yusuf menceritakan kepada kami, Yusuf menceritakan kepada kami, Al Auza’i menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepadaku, Sa’id bin Al Musayyib dan Abu Salamah bin Abdurrahman dan Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah menceritakan kepadaku dengan kisah ini tanpa menyebutkan Abu Hurairah dan haditsnya berakhir pada pada perkataannya, “Kemudian beliau menyempurnakan yang tersisa dari shalatnya.”
Hadits No. : 1041
صحيح ابن خزيمة ١٠٤١: وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو صَالِحٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، حَدَّثَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ الْمُسَيِّبِ، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَأَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامِ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ أَوِ الْعَصْرَ، فَسَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ مِنْ إِحْدَاهُمَا، فَقَالَ لَهُ ذُو الشِّمَالَيْنِ ابْنُ عَبْدِ عَمْرِو بْنِ نَضْلَةَ الْخُزَاعِيُّ، وَهُوَ حَلِيفُ بَنِي زُهْرَةَ: أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَمْ أَنْسَ وَلَمْ تُقْصَرْ» قَالَ ذُو الشِّمَالَيْنِ: قَدْ كَانَ بَعْضُ ذَلِكَ، فَأَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: «أَصَدَقَ ذُو الْيَدَيْنِ» قَالُوا: نَعَمْ، يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَمَّ الصَّلَاةَ، وَلَمْ يُحَدِّثْنِي أَحَدٌ مِنْهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فِي تِلْكَ الصَّلَاةِ وَذَلِكَ فِيمَا نَرَى - وَاللَّهُ أَعْلَمُ - مِنْ أَجْلِ أَنَّ النَّاسَ يَقَّنُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى اسْتَيْقَنَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1041: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepadaku, Yunus menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab, ia berkata: Ibnu Al Musayyib dan Abu Salamah bin Abdurrahman dan Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam dan Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengabarkan kepadaku bahwa Abu Hurairah berkata, “Rasulullah pernah shalat Zhuhur atau Ashar, kemudian beliau mengucapkan salam pada rakaat kedua pada salah satu dari dua shalat tersebut, maka Dzul Yadain berkata kepadanya, ‘Apakah shalat di-qashar ataukah engkau lupa, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, 'Aku tidak lupa dan shalat juga tidak diqashar.’ Lalu Dzul Syimalain berkata, “Telah terjadi pada sebagiannya itu?’ Kemudian Rasulullah menghadap orang-orang dan bertanya, ‘Apakah Dzul Yadain benar?' Mereka menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Maka Nabi berdiri kemudian menyempurnakan shalat dan tidak ada seorang pun yang menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah sujud dua kali saat beliau dalam keadaan duduk pada shalat tersebut. Hal itu sebagaimana yang kita lihat -wallahu Alam— karena orang-orang telah meyakinkan Rasulullah sehingga beliau benar-benar yakin.”
Hadits No. : 1042
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٢: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو سَعِيدٍ الْجُعْفِيُّ، حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَأَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ أَوِ الْعَصْرَ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بِمِثْلِ حَدِيثِ أَبِي صَالِحٍ غَيْرَ أَنَّهُ لَمْ يَذْكُرْ كَلَامَ الزُّهْرِيِّ فِي آخِرِ الْحَدِيثِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1042: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Sa’id Al Ju’fi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepadaku, Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab, Sa’id bin Musayyib dan Ubaidullah bin Abdullah dan Abu Salamah bin Abdurrahman dan Abu Bakar bin Abdurrahman menceritakan kepadaku bahwa Abu Hurairah berkata, “Rasulullah pernah shalat Zhuhur atau Ashar dengan kami ...” Muhammad bin Yahya selanjutnya menyebutkan redaksi hadits Abu Shalih, akan tetapi ia tidak menyebutkan perkataan Az-Zuhri pada akhir hadits tersebut.
Hadits No. : 1043
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٣: ثنا مُحَمَّدٌ، نا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ: سَأَلْتُ الزُّهْرِيَّ عَنْ رَجُلٍ سَهَا فِي صَلَاتِهِ، فَتَكَلَّمَ، فَقَالَ: أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، وَأَبُو سَلَمَةَ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ: ثُمَّ ذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِهِمْ فِي قِصَّةِ ذِي الْيَدَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1043: Muhammad menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Amr menceritakan kepada kami, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Az-Zuhri tentang orang yang berbicara ketika shalat lantaran lupa”, maka ia menjawab, “Sa’id bin Al Musayyib dan Abu Salamah dan Ubaidullah bin Abdullah menceritakan kepadaku bahwa Abu Hurairah berkata.” Ia kemudian menyebutkan redaksi haditsnya serupa dengan hadits mereka tentang kisah Dzul Yadain.
Hadits No. : 1044
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٤: ثنا مُحَمَّدٌ، نا أَبُو صَالِحٍ، عَنِ اللَّيْثِ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، وَأَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَابْنِ أَبِي حَثْمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَسْجُدْ يَوْمَ ذِي الْيَدَيْنِ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ فِي كِتَابِ الْعِلَلِ بَعْدَ ذِكْرِهِ أَسَانِيدَ هَذِهِ الْأَخْبَارِ، وَقَالَ: بَيْنَ ظَهْرَانَيْ هَذِهِ الْأَسَانِيدِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1044: Muhammad menceritakan kepada kami, Abu Shalih menceritakan kepada kami dari Al-Laits, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah bin Abdurrahman dan Sa’id bin Al Musayyib dan Abu Bakar bin Abdurrahman dan Ibnu Abu Hatsmah, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah tidak melakukan sujud pada kejadian Dzul Yadain. Aku mendengar Muhammad bin Yahya menyebutkan di dalam kitab Al Ilal setelah ia menyebutkan sanad hadits ini, ia berkata, “Di antara kedua sanad-sanad yang jelas ini.”
Hadits No. : 1045
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٥: وَثنا مُحَمَّدٌ قَالَ: وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، وَأَبِي بَكْرِ بْنِ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1045: Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrazzaq menceritakan kepadaku, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah dan Abu bakar bin Sulaiman dari Abu Hurairah.
Hadits No. : 1046
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ قَالَ: وَفِيمَا قَرَأْتُ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَافِعٍ، وَحَدَّثَنِي مُطَرِّفٌ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ قَالَ: بَلَغَنِي.
Shahih Ibnu Khuzaimah 1046: Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Dengan yang aku terima dari bacaan Abdullah bin Nafi’, dan Mutharrif menceritakan kepadaku dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah, ia berkata, “Telah disampaikan kepadaku.”
Hadits No. : 1047
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٧: وَثنا مُحَمَّدٌ، أَيْضًا قَالَ: وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، نا أَبِي، عَنْ صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ أَبَا بَكْرِ بْنَ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بِهَذَا الْخَبَرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1047: Muhammad juga menceritakan kepada kami, ia berkata: Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’ad menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepada kami dari Shalih, dari Ibnu Syihab bahwa Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah mengabarkan kepadanya bahwa telah sampai kepadanya kabar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda seperti redaksi hadits tersebut.
Hadits No. : 1048
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٨: ثنا مُحَمَّدٌ، نا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ: أنا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَهَا فِي صَلَاتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1048: Muhammad menceritakan kepada kami, Abu Al Yaman menceritakan kepada kami, ia berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah pernah lupa di dalam shalatnya.
Hadits No. : 1049
صحيح ابن خزيمة ١٠٤٩: وَثنا مُحَمَّدٌ، نا مُطَرِّفٌ، وَقَرَأْتُهُ، عَلَى ابْنِ نَافِعٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، وَأَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مِثْلَ ذَلِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1049: Muhammad menceritakan kepada kami, Mutharrif menceritakan kepada kami, dan ia menerimanya dari bacaan bin Nafi’, dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Sa’id bin Al Musayyib dan Abu Salamah bin Abdurrahman dengan redaksi yang sama.
Hadits No. : 105
صحيح ابن خزيمة ١٠٥: نا أَبُو الْخَطَّابِ زِيَادُ بْنُ يَحْيَى الْحَسَّانِيُّ، نا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً، وَفِي الْآخَرِ شِفَاءً، وَإِنَّهُ يُتَّقَى بِجَنَاحِهِ الَّذِي فِيهِ الدَّاءُ فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ، ثُمَّ لِيَنْتَزِعْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 105: Abu Al Khaththab Ziad bin Yahya Al Hassam mengabarkan kepada kami, Bisyr bin Al Mufadhdhal mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ajian menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqburi dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila ada lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang di antara kamu, maka sesungguhnya pada salah satu dari dua sayapnya ada penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat. Sesungguhnya ia melindungi diri dengan sayap yang ada penyakitnya, karena itu masukkan seluruhnya kemudian angkat.” 210. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Hasan,
Hadits No. : 1050
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٠: ثنا مُحَمَّدٌ، وَنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، نا أَبِي، عَنْ صَالِحٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: وَأَخْبَرَنِي هَذَا الْخَبَرَ، سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: وَأَخْبَرَنِيهُ أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَأَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ: وَهَذِهِ الْأَسَانِيدُ عِنْدَنَا مَحْفُوظَةٌ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، إِلَّا حَدِيثَ أَبِي بَكْرِ بْنِ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ؛ فَإِنَّهُ يَتَخَالَجُ فِي النَّفْسِ مِنْهُ أَنْ يَكُونَ مُرْسَلًا لِرِوَايَةِ مَالِكٍ، وَشُعَيْبٍ، وَصَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ، وَقَدْ عَارَضَهُمْ مَعْمَرٌ، فَذَكَرَ فِي الْحَدِيثِ أَبَا هُرَيْرَةَ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَقَوْلُهُ فِي خَبَرِ مُحَمَّدِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ فِي آخِرِ الْخَبَرِ: وَلَمْ يَسْجُدْ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ حِينَ لَقَّنَهُ النَّاسُ، إِنَّمَا هُوَ مِنْ كَلَامِ الزُّهْرِيِّ، لَا مِنْ قَوْلِ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَلَا تَرَى مُحَمَّدَ بْنَ يُوسُفَ لَمْ يَذْكُرْ هَذِهِ اللَّفْظَةَ فِي قِصَّتِهِ، وَلَا ذَكَرَهُ ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ يُونُسَ، وَلَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَمْرٍوِ، وَلَا أَحَدٌ مِمَّنْ ذَكَرْتُ حَدِيثَهُمْ، خَلَا أَبِي صَالِحٍ، عَنِ اللَّيْثِ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ؛ فَإِنَّهُ سَهَا فِي الْخَبَرِ وَأَوْهَمَ الْخَطَأَ فِي رِوَايَتِهِ، فَذَكَرَ آخِرَ الْكَلَامِ الَّذِي هُوَ مِنْ قَوْلِ الزُّهْرِيِّ مُجَرَّدًا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَسْجُدْ يَوْمَ ذِي الْيَدَيْنِ وَلَمْ يَحْفَظِ الْقِصَّةَ بِتَمَامِهَا، وَاللَّيْثُ فِي خَبَرِهِ عَنْ يُونُسَ قَدْ ذَكَرَ الْقِصَّةَ بِتَمَامِهَا، وَأَعْلَمُ أَنَّ الزُّهْرِيَّ إِنَّمَا قَالَ: لَمْ يَسْجُدِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَئِذٍ، إِنَّهُ لَمْ يُحَدِّثْهُ أَحَدٌ مِنْهُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ يَوْمَئِذٍ، لَا أَنَّهُمُ حَدَّثُوهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَسْجُدْ يَوْمَئِذٍ، وَقَدْ تَوَاتَرَتِ الْأَخْبَارُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مِنَ الطُّرُقِ الَّتِي لَا يَدْفَعُهَا عَالِمٌ بِالْأَخْبَارِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ يَوْمَ ذِي الْيَدَيْنِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ أَمْلَيْتُ خَبَرَ شُعْبَةَ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَطُرُقَ أَخْبَارِ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَطُرُقَ أَخْبَارِ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَخَبَرَ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ مَوْلَى ابْنِ أَبِي أَحْمَدَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ يَوْمَ ذِي الْيَدَيْنِ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَرَّجْتُ طُرُقَ هَذِهِ الْأَخْبَارِ وَأَلْفَاظَهَا فِي كِتَابِ «الْكَبِيرُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1050: Muhammad menceritakan kepada kami, Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’ad menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepada kami dari Shalih, ia berkata: Ibnu Syihab berkata: Sa’id bin Al Musayyib mengabarkan hadits ini kepadaku dari Abu Hurairah, ia berkata: dan Abu Salamah bin Abdurrahman dan Abu Bakar bin Abdurrahman dan Ubaidullah bin Abdullah, mereka mengabarkannya kepadaku. Aku mendengar Muhammad bin Yahya mengatakan bahwa sanad-sanad yang ada pada kami telah dihafalkan dari Abu Hurairah kecuali hadits Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah, bahwa ia ragu-ragu pada dirinya sendiri untuk menjadikannya hadits mursal terhadap periwayatan Malik dan Syu’aib serta Shalih bin Kaisan, sedangkan Ma’mar telah menyanggah periwayatan mereka dengan menyebutkan Abu Hurairah di dalam hadits tersebut. Wallahu A ‘lam. Abu Bakar berkata, “Adapun perkataannya di dalam hadits Muhammad bin Katsir, dari Al Auza’i pada akhir hadits tersebut, 'Dan beliau tidak melakukan sujud sahwi dua kali tatkala orang-orang telah meyakinkannya', berasal dari perkataan Az-Zuhri tanpa menyebutkan bahwa itu berasal dari perkataan Abu Hurairah. Apakah kamu tidak memperhatikan Muhammad bin Yusuf tidak menyebutkan lafazh ini dalam kisahnya dan Ibnu Wahab dari Yunus juga tidak menyebutkannya, serta Al Walid bin Muslim dari Abdurrahman bin Amr tidak menyebutkannya bahkan tidak ada seorang pun dari mereka yang telah aku sebutkan hadits-haditsnya menyebutkannya kecuali Abu Shalih, dari Al-Laits, dari Ibnu Syihab, bahwa ia lupa tentang haditsnya dan salah di dalam meriwayatkannya, maka ia menyebutkan akhir perkataan tersebut merupakan perkataan Az-Zuhri tanpa menyebutkan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah tidak pernah melakukan sujud pada peristiwa Dzul Yadain dan ia tidak menghafal kisahnya dengan sempurna. Sedangkan Al-Laits di dalam haditsnya dari Yunus telah menyebutkan kisahnya dengan sempurna dan menjelaskan bahwa Az-Zuhri telah berkata, “Nabi tidak melakukan sujud pada saat itu,” sebab tidak ada seorang pun di antara mereka yang meriwayatkan kepadanya bahwa Rasulullah sujud pada saat itu, bukan disebabkan karena mereka telah meriwayatkannya dari Abu Hurairah bahwa Nabi tidak melakukan sujud pada saat itu. Banyak hadits-hadits yang dapat dipercaya dari Abu Hurairah dari jalur periwayatan yang tidak dapat dipungkiri oleh mereka yang mengetahui tentang hadits-hadits tersebut bahwa Nabi telah melakukan sujud sahwi dua kali pada peristiwa Dzul Yadain. Abu bakar berkata, “Aku telah mencantumkan hadits riwayat Syu’bah, dari Sa’ad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dan jalur hadits riwayat Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, serta jalur periwayatan Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah dan juga hadits riwayat Daud bin Hushain, dari Abu Sufyan maula Ibnu Abu Ahmad, dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah sujud sahwi pada peristiwa Dzul Yadain dua kali.” Abu Bakar berkata, “Aku telah meriwayatkan jalur-jalur periwayatan hadits ini beserta lafazhnya di dalam kitab Al Kabir.
Hadits No. : 1051
صحيح ابن خزيمة ١٠٥١: أنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَخْبَرَنَا أَبِي وَشُعَيْبٌ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، أَنَّ سُوَيْدَ بْنَ قَيْسٍ، أَخْبَرَهُ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ حُدَيْجٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى يَوْمًا فَسَلَّمَ وَانْصَرَفَ وَقَدْ بَقِيَ مِنَ الصَّلَاةِ رَكْعَةٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1051: Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Ayahku dan Syu’aib mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib bahwa Suwaid bin Qais mengabarkan kepadanya dari Mu’awiyah bin Khudaij bahwa pada suatu hari aku shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba beliau mengucapkan salam lalu beranjak sementara masih ada satu rakaat yang belum dikerjakan.
Hadits No. : 1052
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٢: نا بُنْدَارٌ، نا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، ثنا أَبِي قَالَ: سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ أَيُّوبَ يُحَدِّثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ سُوَيْدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ حُدَيْجٍ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَهَا فَسَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ انْصَرَفَ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ سَهَوْتَ فَسَلَّمْتَ فِي رَكْعَتَيْنِ، فَأَمَرَ بِلَالًا فَأَقَامَ الصَّلَاةَ، ثُمَّ أَتَمَّ تِلْكَ الرَّكْعَةَ وَسَأَلَتِ النَّاسُ عَنِ الرَّجُلِ الَّذِي قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ سَهَوْتَ، فَقِيلَ لِي: تَعْرِفُهُ؟ قُلْتُ: لَا، إِلَّا أَنْ أَرَاهُ، فَمَرَّ بِي رَجُلٌ فَقُلْتُ: هُوَ هَذَا قَالُوا: هَذَا طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ. هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ الْقِصَّةُ غَيْرُ قِصَّةِ ذِي الْيَدَيْنِ؛ لِأَنَّ الْمُعْلِمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سَهَا فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ، وَمُخْبِرُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي تِلْكَ الْقِصَّةِ ذُو الْيَدَيْنِ، وَالسَّهْوُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قِصَّةِ ذِي الْيَدَيْنِ إِنَّمَا كَانَ فِي الظُّهْرِ أَوِ الْعَصْرِ، وَفِي هَذِهِ الْقِصَّةِ إِنَّمَا كَانَ السَّهْوُ فِي الْمَغْرِبِ لَا فِي الظُّهْرِ، وَلَا فِي الْعَصْرِ. وَقِصَّةُ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قِصَّةُ الْخِرْبَاقِ، قِصَّةٌ ثَالِثَةٌ؛ لِأَنَّ التَّسْلِيمَ فِي خَبَرِ عِمْرَانَ مِنَ الرَّكْعَةِ الثَّالِثَةِ، وَفِي قِصَّةِ ذِي الْيَدَيْنِ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ، وَفِي خَبَرِ عِمْرَانَ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُجْرَتَهُ، ثُمَّ خَرَجَ مِنَ الْحُجْرَةِ، وَفِي خَبَرِ أَبِي هُرَيْرَةَ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى خَشَبَةٍ مَعْرُوضَةٍ فِي الْمَسْجِدِ، فَكُلُّ هَذِهِ أَدِلَّهٌ أَنَّ هَذِهِ الْقِصَصَ هِيَ ثَلَاثُ قَصَصٍ: سَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّةً فَسَلَّمَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ، وَسَهَا مَرَّةً أُخْرَى فَسَلَّمَ فِي ثَلَاثِ رَكَعَاتٍ، وَسَهَا مَرَّةً ثَالِثَةً فَسَلَّمَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ مِنَ الْمَغْرِبِ، فَتَكَلَّمَ فِي الْمَرَّاتِ الثَّلَاثِ، ثُمَّ أَتَمَّ صَلَاتَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1052: Bundar menceritakan kepada kami, Wahab bin Jarir menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Yahya bin Ayub menceritakan dari Yazid bin Abu Habib, dari Suwaid bin Qais, dari Suwaid bin Qais, dari Mu’awiyah bin Khudaij, ia berkata, "Aku pernah shalat bersama Rasulullah kemudian beliau lupa dan mengucap salam pada rakaat kedua, lalu menyudahi shalat. Maka seorang Laki-laki berkata kepadanya, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lupa dan telah mengucap salam pada rakaat kedua.' Beliau kemudian memerintahkan Bilal dan iqamah pun dikumandangkan, lalu beliau menyempurnakan satu rakaat tersebut. Aku lalu menanyakan orang-orang tentang Laki- laki yang berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lupa'. Maka dikatakan kepadaku, ‘Kamu mengenalnya?' Aku menjawab, ‘Tidak, kecuali jika aku melihatnya.' Tiba-tiba seorang Laki-laki melintas di dekatku dan aku berkata, 'Ini orangnya.' Mereka berkata, ‘Ini adalah Thalhah bin Ubaidullah'." Ini adalah hadits riwayat Bundar. Abu Bakar berkata, "Kisah ini bukan kisah Dzul Yadain, sebab yang memberitahukan kepada Nabi bahwa beliau lupa adalah Thalhah bin Ubaidullah sedangkan yang memberitahukan kisah tersebut kepada Nabi adalah Dzul Yadain. Selain itu, kejadian lupa yang dialami Nabi pada kisah Dzul Yadain terjadi pada shalat Zhuhur atau Ashar, sedangkan pada kisah ini kejadian lupa tersebut terjadi pada saat shalat Maghrib dan bukan pada saat shalat Zhuhur atau Ashar. Adapun kisah Imran bin Hushain adalah kisah Al Khirbaq kisah yang ketiga, sebab ucapan salam pada hadits Imran adalah pada rakaat ketiga dan pada kisah Dzul Yadain pada rakaat kedua. Pada kisah Imran disebutkan bahwa Nabi masuk ke kamarnya lalu keluar, sementara di dalam kisah Abu Hurairah disebutkan bahwa Nabi berdiri menuju tiang kayu yang terpasang di masjid. Oleh Karena itu, ini semua berfungsi sebagai dalil yang menjelaskan bahwa kisah-kisah tersebut terbagi menjadi tiga kisah, yaitu pertama kali Rasulullah lupa dan mengucap salam pada rakaat yang kedua, kedua kalinya beliau lupa dan mengucap salam pada rakaat ketiga, dan yang ketiga kalinya beliau lupa dan mengucap salam pada rakaat kedua dari shalat Maghrib. Pada ketiga kejadian tersebut beliau telah berbicara kemudian menyempurnakan shalatnya."
Hadits No. : 1053
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٣: ثنا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ، نا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ خَالِدٍ، ح وَثنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا خَالِدٌ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، ح وَثنا الصَّنْعَانِيُّ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَا: ثنا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي الثَّقَفِيَّ، ثنا بِهِ خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَبِي الْمُهَلَّبِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: سَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَلَاثِ رَكَعَاتٍ مِنَ الْعَصْرِ، ثُمَّ قَامَ فَدَخَلَ الْحُجْرَةَ، فَقَامَ الْخِرْبَاقُ رَجُلٌ بَسِيطُ الْيَدَيْنِ، فَنَادَاهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ؟ فَخَرَجَ مُغْضَبًا يَجُرُّ إِزَارَهُ، فَسَأَلَ فَأُخْبِرَ، فَصَلَّى تِلْكَ الصَّلَاةَ الَّتِي كَانَ تَرَكَ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ. هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ بُنْدَارٍ وَقَالَ الْآخَرُونَ: ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1053: Yahya bin Habib Al Haritsi menceritakan kepada kami, Hammad -yaitu Ibnu Zaid- menceritakan kepada kami dari Khalid (Ha') Abu Hasyim Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Ibrahim- menceritakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami (Ha') Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Khalid Al Hadzdza' mengabarkan kepada kami (Ha') Ash-Shan’ani dan Ya’qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al Mu’tamar bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Khalid Al Hadzdza' (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab —yaitu Ats-Tsaqafi— menceritakan kepada kami, Khalid Al Khadzdza' meriwayatkannya kepada kami dari Abu Kilabah, dari Abu Al Muhalab, dari Imran bin Hushain, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengucap salam pada rakaat ketiga saat shalat Ashar, kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam kamar, maka Al Kharbaq —yaitu seorang laki-laki yang kedua tangannya pendek— berdiri dan berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, apakah shalat di-qashar? Beliau lantas keluar dalam keadaan marah sambil mengangkat kainnya, kemudian bertanya dan setelah diberitahukan, maka beliau pun mengeijakan shalat yang ditinggalkan dan sujud dua kali lantas mengucapkan salam.” Ini adalah lafazh hadist riwayat Bundar. Yang lain berkata, “Kemudian beliau mengucap salam lalu sujud dua kali dan kemudian mengucapkan salam.”
Hadits No. : 1054
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٤: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا ابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا، فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ‍ أَحَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَيْءٌ؟ قَالَ: «لَا» قُلْنَا صَلَّيْتَ بِنَا كَذَا وَكَذَا قَالَ: «إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ، أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ، فَإِذَا سَهَا أَحَدُكُمْ فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ» ، ثُمَّ تَحَوَّلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1054: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Numair menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah, ia berkata, “Nabi pernah shalat mengimami kami lima rakaat, maka kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah terjadi perubahan pada shalat?’ Beliau menjawab, ‘Tidak.' Kami lanjut berkata, ‘Engkau shalat mengimami kami begini dan begitu.’ Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya aku adalah manusia yang juga lupa sebagaimana kamu lupa, maka apabila salah seorang di antara kamu lupa maka ia hendaknya sujud (sahwi) dua kali' Kemudian beliau membalikkan badannya dan sujud dua kali.”
Hadits No. : 1055
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٥: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، حَدَّثَنِي الْحَكَمُ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَا: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ، نا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، وَثنا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنِ الْحَكَمِ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ مُغِيرَةَ، كِلَاهُمَا عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: أَزِيدَ فِي الصَّلَاةِ؟ فَقَالَ: «وَمَا ذَاكَ؟» قَالُوا: صَلَّيْتَ خَمْسًا قَالَ: فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ بَعْدَمَا سَلَّمَ هَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ بَكْرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1055: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Syu’bah, Al Hakam menceritakan kepada kami (Ha') Abu Musa dan Ya’qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdurrahman menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Hakam (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Hakam, dan Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Sa’id bin Amir menceritakan kepada kami dari Syu’bah, dari Al Hakam (Ha') Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli dan Muhammad bin Yahya Al Qath’i menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Muhammad bin bakar menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Mughirah, keduanya dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah, dari Nabi bahwa beliau pernah shalat Zhuhur lima rakaat, maka seorang Laki-laki dari kaum bertanya kepadanya, “Apakah shalat ditambahkan?” Beliau pun bertanya, “Apa maksudnya itu?” Mereka menjawab, “Engkau telah shalat lima rakaat” Perawi berkata, “Beliau kemudian sujud (sahwi) dua kali setelah mengucapkan salam.” Ini adalah hadits riwayat Muhammad bin Bakar.
Hadits No. : 1056
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٦: ثنا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، نا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، وَمُغِيرَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى خَمْسًا، فَقِيلَ لَهُ: أَزِيدَ فِي الصَّلَاةِ؟ فَقَالَ: «لَا» ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1056: Ahmad bin Sa’id Ad-Darimi menceritakan kepada kami, An-Nadhr bin Syumail menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Al Hakam dan Al Mughirah, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat lima rakaat, maka dikatakan kepadanya, "Apakah shalat ditambahkan?” Beliau kemudian menjawab, "Tidak.” Kemudian beliau sujud (sahwi) dua kali.
Hadits No. : 1057
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٧: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا حَفْصٌ يَعْنِي ابْنَ غِيَاثٍ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ بَعْدَ السَّلَامِ وَالْكَلَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1057: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Hafsh —yaitu Ibnu Ghiyats— menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bahwa Rasulullah melakukan sujud sahwi setelah mengucap salam dan berbicara.
Hadits No. : 1058
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٨: نا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَا: ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ بَعْدَ الْكَلَامِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنْ كَانَ أَرَادَ ابْنُ مَسْعُودٍ بِقَوْلِهِ بَعْدَ الْكَلَامِ قَوْلَهُ لَمَّا صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا، فَقَالَ: أَزِيدَ فِي الصَّلَاةِ؟ فَقَالَ: «وَمَا ذَاكَ؟» ، فَهَذَا الْكَلَامُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَعْنَى كَلَامِهِ فِي قِصَّةِ ذِي الْيَدَيْنِ، وَإِنْ كَانَ أَرَادَ الْكَلَامَ الَّذِي فِي الْخَبَرِ الْآخَرِ لَمَّا صَلَّى فَزَادَ أَوْ نَقَصَ، فَقِيلَ لَهُ، فَقَالَ «إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ» ؛ فَإِنَّ هَذِهِ لَفْظَةٌ قَدِ اخْتَلَفَ الرُّوَاةُ فِي الْوَقْتِ الَّذِي تَكَلَّمَ بِهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّا الْأَعْمَشُ فِي خَبَرِهِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، وَأَبُو بَكْرٍ النَّهْشَلِيُّ فِي خَبَرِهِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، ذَكَرَ أَنَّ هَذَا الْكَلَامَ كَانَ مِنْهُ قَبْلَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ، وَأَمَّا مَنْصُورُ بْنُ الْمُعْتَمِرِ، وَالْحَسَنُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ فَإِنَّهُمَا ذَكَرَا فِي خَبَرِهِمَا عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ هَذَا الْكَلَامَ كَانَ مِنْهُ بَعْدَ فَرَاغِهِ مِنْ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ فَلَمْ يَثْبُتْ بِخَبَرٍ لَا مُخَالِفَ لَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكَلَّمَ وَهُوَ عَالِمٌ ذَاكِرٌ بِأَنَّ عَلَيْهِ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ، وَقَدْ ثَبَتَ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكَلَّمَ سَاهِيًا بَعْدَ السَّلَامِ وَهُوَ لَا يَعْلَمُ أَنَّهُ قَدْ سَهَا سَهْوًا يَجِبُ عَلَيْهِ سَجْدَتَا السَّهْوِ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ بَعْدَ كَلَامِهِ سَاهِيًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1058: Abu Hasyim Ziyad bin Ayub dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bahwa Rasulullah melakukan sujud sahwi setelah berbicara. Abu Bakar berkata, “Apabila yang dimaksud Ibnu Mas’ud dengan perkataannya, “Setelah berbicara,” yaitu perkataan beliau tatkala shalat Zhuhur lima rakaat, dikatakan, “Apakah shalat ditambahkan?” Beliau menjawab, “Apa maksudnya itu?" Perkataan ini berasal dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang mana pengertiannya sama seperti perkataan beliau pada kisah Dzul Yadain. Apabila yang dikehendakinya adalah perkataan beliau dalam hadits yang lain tatkala beliau shalat ditambahkan atau dikurangkan, tatkala ditanyakan hal itu kepadanya dan beliau menjawab, “Sesungguhnya aku adalah manusia yang juga lupa sebagaimana kamu lupa.” Lafazh ini diperdebatkan oleh para perawi tentang waktu Nabi mengatakannya. Adapun Al A’masy di dalam haditsnya berasal dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah dan Abu Bakar An-Nahsyali di dalam haditsnya dari Abdurrahman bin Al Aswad, dari ayahnya, dari Abdullah menyebutkan bahwa perkataan ini dilakukan beliau sebelum melakukan sujud sahwi. Sedangkan Manshur bin Al Mu’tamar dan Al Hasan bin Ubaidullah, keduanya menyebutkan di dalam haditsnya berasal dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bahwa perkataan ini dilakukan beliau setelah melakukan sujud sahwi. Maka tidak ditetapkan oleh sebuah hadits atau pun yang menyelisihnya yang menyatakan bahwa Nabi berbicara sementara dirinya mengetahui dan menyadari sesungguhnya wajib atas dirinya untuk sujud sahwi dan justru sebaliknya telah ditetapkan bahwa beliau berbicara setelah mengucapkan salam karena lupa sementara beliau sendiri tidak mengetahui bahwa wajib atas dirinya untuk sujud sahwi karena lupa, kemudian beliau sujud sahwi setelah berbicara karena lupa akan hal itu.
Hadits No. : 1059
صحيح ابن خزيمة ١٠٥٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ خَالِدٍ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَبِي الْمُهَلَّبِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ فِي سَجْدَتَيِ الْوَهْمِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1059: Muhammad bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Ulayyah- menceritakan kepada kami dari Khalid, dan Abu Qilabah, dari Abu Muhallab, dari Imran bin Hushain bahwa Nabi melakukan sujud (sahwi) dua kali lantaran ragu- ragu.
Hadits No. : 106
صحيح ابن خزيمة ١٠٦: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ الْمُنْكَدِرِ يَقُولُ: سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: " مَرِضْتُ فَجَاءَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي، وَأَبُو بَكْرٍ مَاشِيَيْنِ، فَوَجَدَنِي قَدْ أُغْمِيَ عَلَيَّ فَتَوَضَّأَ فَصَبَّهُ عَلَيَّ فَأَفَقْتُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ أَصْنَعُ فِي مَالِي؟ كَيْفَ أَمْضِيَ فِي مَالِي؟ فَلَمْ يُجِبْنِي بِشَيْءٍ حَتَّى نَزَلَتْ آيَةُ الْمِيرَاثِ: {إِنِ امْرُؤٌ هَلَكَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ وَلَهُ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ} [النساء: 176] الْآيَةَ " وَقَالَ مَرَّةً: «حَتَّى نَزَلَتْ آيَةُ الْكَلَالَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 106: Abdul Jabbar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Muhammad bin Al Munkadir (18-1) berkata, Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata, “Aku pernah sakit, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar menjengukku dengan beijalan kaki. Beliau mendapatiku dalam keadaan pingsan, lalu beliau berwudhu dan menuangkan air kepadaku, akupun sadar. Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dapat ku lakukan pada hartaku? Bagaimana aku meninggalkan hartaku? Beliau tidak menjawab apa-apa hingga turun ayat tentang waris, ‘Jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya." (Qs. An-Nisaa' [4]: 176). Dalam satu kesempatan, Jabir berkata, “hingga turun ayat kalaalah.” 211. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih Sesuai Syarat Muslim,
Hadits No. : 1060
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٠: ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سُوَيْدٍ قَالَ: صَلَّى بِنَا عَلْقَمَةُ الظُّهْرَ فَصَلَّى خَمْسًا، فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ الْقَوْمُ يَا أَبَا شِبْلٍ، قَدْ صَلَّيْتَ خَمْسًا قَالَ كَلَّا مَا فَعَلْتُ، قَالُوا: بَلَى قَالَ: فَكُنْتُ فِي نَاحِيَةِ الْقَوْمِ وَأَنَا غُلَامٌ، فَقُلْتُ: بَلَى، قَدْ صَلَّيْتَ خَمْسًا قَالَ لِي: وَأَنْتَ أَيْضًا يَا أَعْوَرُ تَقُولُ ذَلِكَ، قُلْتُ: نَعَمْ، فَأَقْبَلَ، فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا، فَلَمَّا انْفَتَلَ تَوَسْوَسَ الْقَوْمُ بَيْنَهُمْ، فَقَالَ: «مَا شَأْنُكُمْ؟» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ زِيدَ فِي الصَّلَاةِ قَالَ: «لَا» قَالُوا: فَإِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَمْسًا، فَانْفَتَلَ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ، أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1060: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Al Hasan bin Abdullah, dari Ibrahim bin Suwaid, ia berkata, “Alqamah pernah Shalat Zhuhur mengimami kami dan ia shalat lima rakaat. Ketika selesai mengucap salam, para sahabat pun berkata, ‘Wahai Abu Syubul (lelaki yang tidak menikah lagi), engkau shalat lima rakaat.’ Ia menjawab, ‘Tidak, aku tidak melakukannya.’ Mereka menjawab, ‘Ya, kamu melakukannya’.” Perawi berkata, “Saat itu aku berada di sisi orang-orang dan ketika itu aku masih kanak-kanak, maka aku berkata, ‘Ya, kamu memang shalat lima rakaat.’ Ia kemudian berkata kepadaku, ‘Kamu juga mengatakan hal itu, wahai anak baru lahir?’ Aku menjawab, ‘Ya’ Kemudian beliau menghadap kiblat dan sujud dua kali lalu mengucap salam'." Setelah itu ia berkata, “Abdullah mengatakan bahwa Rasulullah shalat mengimami kami lima rakaat, maka tatkala beliau berpaling orang-orang saling berbisik-bisik di antara mereka, kemudian beliau bertanya, 'Apa yang terjadi padamu?'Mereka menjawab, ‘Wahai Rasulullah, apakah shalat telah ditambahkan?’ Beliau menjawab, 'Tidak’ Mereka berkata, “Sesungguhnya engkau telah melakukan shalat lima rakaat.’ Beliau lalu berpaling dan sujud (sahwi) dua kali lalu mengucap salam. Setelah itu beliau berkata, 'Aku adalah manusia yang juga lupa sebagaimana kamu lupa’.”
Hadits No. : 1061
صحيح ابن خزيمة ١٠٦١: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَأَبُو حَاتِمٍ الرَّازِيُّ، وَسَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ ثَوَابٍ الْحُصْرِيُّ الْبَصْرِيُّ، وَالْعَبَّاسُ بْنُ يَزِيدَ الْبَحْرَانِيُّ قَالُوا: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَشْعَثَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءٍ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَبِي الْمُهَلَّبِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَشَهَّدَ فِي سَجْدَتَيِ السَّهْوِ، وَسَلَّمَ وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي حَاتِمٍ، حَدَّثَنَا بِهِ بِالْبَصْرَةِ. وَثنا بِهِ بِبَغْدَادَ مَرَّةً، فَقَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِمْ، فَسَهَا، فَسَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ بَعْدَ السَّلَامِ وَالْكَلَامِ. فَأَمَّا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى فَإِنَّهُ قَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِمْ فَسَهَا فِي صَلَاتِهِ، فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ تَشَهَّدَ، ثُمَّ سَلَّمَ. وَقَالَ سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِمْ، فَسَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ، ثُمَّ تَشَهَّدَ وَسَلَّمَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَمْ أُخَرِّجْ لَفْظًا غَيْرَ الْعَبَّاسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1061: Muhammad bin Yahya dan Abu Hatim Ar-Razi dan Sa’id bin Muhammad bin Tsawab Al Hashri Al Bashri dan Al Abbas bin Yazid Al Bahrani menceritakan kepada kami, mereka berkata: Muhammad bin Abdullah Al Anshari menceritakan kepada kami dari Asy’ats, dari Muhammad bin Sirin, dari Khalid Al Hadzdza', dari Abu Qilabah, dari Abu Mahlab, dari Imran bin Hushain bahwa Nabi pernah duduk tasyahhud ketika sujud sahwi dua kali kemudian mengucap salam. Ini adalah hadits riwayat Abu Hatim yang diriwayatkannya kepada kami di Bashrah. Dan dalam kesempatan lain, ia meriwayatkannya kepada kami di Baghdad, ia berkata, “Sesungguhnya Nabi pernah shalat mengimami mereka kemudian beliau lupa di dalam shalatnya, maka beliau sujud sahwi dua kali setelah mengucap salam dan berbicara." Adapun Muhammad bin Yahya mengatakan bahwa Nabi pernah shalat mengimami mereka kemudian beliau lupa di Halam shalatnya, maka beliau sujud (sahwi) dua kali lalu bertasyahhud dan mengucap salam. Sa’id bin Muhammad mengatakan bahwa Nabi shalat mengimami mereka kemudian beliau sujud sahwi dua kali, lalu bertasyahhud dan mengucap salam. Abu Bakar berkata, “Aku hanya meriwayatkan lafazh hadits Abbas.”
Hadits No. : 1062
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٢: أنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رِزْمَةَ، أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَيْسَانَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمَّى سَجْدَتَيِ السَّهْوِ الْمُرْغِمَتَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1062: Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Musa mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Kaisan, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwa Nabi menamakan sujud sahwi yang dilakukan dua kali untuk menghinakan (syetan).
Hadits No. : 1063
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٣: حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، نا أَيُّوبُ، ح وَثنا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، نا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ وَهْبٍ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، فَسُئِلَ: هَلْ أَمَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ غَيْرَ أَبِي بَكْرٍ؟ قَالَ: نَعَمْ، كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَا: ثُمَّ رَكِبْنَا فَأَدْرَكَنَا النَّاسُ، قَدْ تَقَدَّمَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ، وَقَدْ صَلَّى بِهِمْ رَكْعَةً، وَهُوَ فِي الثَّانِيَةِ، فَذَهَبْتُ أُوذِنُهُ فَنَهَانِي، فَصَلَّيْنَا الرَّكْعَةَ الَّتِي أَدْرَكْنَا الَّتِي سَبَقَتْنَا وَقَالَ مُؤَمَّلٌ: وَقَضَيْنَا الَّتِي سَبَقَنَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1063: Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami, Ayub menceritakan kepada kami (Ha') Mu'ammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami dari Ayub, dari Muhammad bin Sirin, dari Amr bin Wahab, ia berkata: Kami pernah berada di sisi Mughirah bin Syu’bah maka ditanyakan kepadanya, “Apakah ada seseorang yang mengimami Nabi dari umat ini selain Abu bakar?” Ia menjawab, “Ya, ketika itu kami bersama-sama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perjalanan ....” Ia kemudian menyebutkan redaksi haditsnya secara sempurna, dan keduanya berkata, “Lalu kami menaiki tunggangan kami kemudian menjumpai Abdurrahman bin Auf telah mengimami orang-orang. Ketika itu ia telah mengerjakan satu rakaat dan sedang mengerjakan rakaat yang kedua, maka aku pergi untuk memberitahukannya namun ia mencegahku, kemudian kami shalat mengerjakan rakaat yang kami dapati dan yang luput dari kami.” Mu'ammal berkata, “Kami kemudian meneruskan rakaat yang tertinggal.”
Hadits No. : 1064
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٤: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ، نا الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا ثُوِّبَ لِلصَّلَاةِ فَلَا تَأْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَوْنَ، وَأْتُوهَا وَعَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا؛ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا كَانَ يَعْمَدُ إِلَى الصَّلَاةِ، فَهُوَ فِي صَلَاةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1064: Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami, Al Ala' menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila shalat telah dilaksanakan maka janganlah kamu mendatanginya dengan tergesa-gesa akan tetapi datanglah dengan tenang. Kerjakanlah rakaat yang kamu dapatkan sedangkan rakaat yang luput dari kamu sempurnakanlah karena jika salah seorang di antara kamu telah pergi menuju shalat dengan sengaja berarti ia dalam keadaan shalat.”
Hadits No. : 1065
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٥: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ كُنْتُ أَمْلَيْتُ فِي أَوَّلِ الْكِتَابِ خَبَرَ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ فِي مَسْأَلَةِ الْأَعْرَابِيِّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْإِسْلَامِ، وَجَوَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاهُ، فَقَالَ: «خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ» ، فَقَالَ: هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا؟ قَالَ: «لَا، إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ» ، فَأَعْلَمَ النَّبِيُّ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ مَا زَادَ مِنَ الصَّلَاةِ عَلَى الْخَمْسِ فَهُوَ تَطَوُّعٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1065: Abu Bakar berkata, “Aku telah mencantumkan sebelumnya pada permulaan kitab hadits riwayat Thalhah bin Ubaidullah mengenai pertanyaan seorang Arab badui kepada Nabi tentang Islam dan jawaban Nabi kepadanya, beliau berkata, “Shalat lima waktu dalam sehari semalam." Ia bertanya, “Apakah ada kewajiban shalat yang lain bagiku?” Beliau menjawab, “Tidak, kecuali jika kamu shalat sunah” Sesungguhnya Nabi memberitahukan bahwa menambah shalat dari yang lima waktu adalah sunah.
Hadits No. : 1066
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٦: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ قَالُوا: ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، نا أَبُو إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: إِنَّ الْوِتْرَ لَيْسَ بِحَتْمٍ، وَلَا كَصَلَاتِكُمُ الْمَكْتُوبَةِ، وَلَكِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْتَرَ، ثُمَّ قَالَ: «يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوا؛ فَإِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ» غَيْرُ أَنَّ الْأَشَجَّ لَمْ يَذْكُرْ: يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوا. وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ نَحْوَ حَدِيثِ الدَّوْرَقِيِّ فِي إِسْنَادِهِ، وَمَتْنِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1066: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Abdulllah bin Sa’id Al Asyaj dan Muhammad bin Hisyam menceritakan kepada kami, mereka berkata: Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, Abu Ishak menceritakan kepada kami dari Ashim bin Dhamrah, ia berkata: Ali mengatakan bahwa shalat witir bukanlah shalat penutup dan juga bukan seperti shalat wajib yang kamu keijakan, akan tetapi Rasulullah mengerjakan shalat witir, lalu beliau bersabda, "Wahai ahli Al Qur'an shalat witirlah, sesungguhnya Allah adalah ganjil dan suka akan yang ganjil ” Akan tetapi Al Asyaj tidak menyebutkan kalimat “Wahai ahli Al Qur'an, shalat witirlah." Muhammad bin Hisyam berkata: Diriwayatkan dari Ibnu Ishak. Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Abu Ishak menceritakan kepada kami hal yang serupa dengan hadits Ad-Dauraqi di dalam sanad dan matannya.
Hadits No. : 1067
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٧: ثنا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حُمْرَانَ، نا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنِي أَبِي جَعْفَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي عَمْرَةَ النَّجَّارِيِّ، أَنَّهُ سَأَلَ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ عَنِ الْوِتْرِ، قَالَ: أَمْرٌ حَسَنٌ جَمِيلٌ عَمِلَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمُسْلِمُونَ مِنْ بَعْدِهِ، وَلَيْسَ بِوَاجِبٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ فِي كِتَابِ «الْكَبِيرُ» أَخْبَارَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِعْلَامِهِ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِ وَعَلَى أُمَّتِهِ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ، فَدَلَّتْ تِلْكَ الْأَخْبَارُ عَلَى أَنَّ الْمُوجِبَ لِلْوِتْرِ فَرْضًا عَلَى الْعِبَادِ مُوجِبٌ عَلَيْهِمْ سِتَّ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ، وَهَذِهِ الْمَقَالَةُ خِلَافُ أَخْبَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخِلَافُ مَا يَفْهَمُهُ الْمُسْلِمُونَ، عَالِمُهُمْ وَجَاهِلُهُمْ وَخِلَافُ مَا تَفْهَمُهُ النِّسَاءُ فِي الْخُدُورِ وَالصِّبْيَانُ فِي الْكَتَاتِيبِ، وَالْعَبِيدُ وَالْإِمَاءُ، إِذْ جَمِيعُهُمْ يَعْلَمُونَ أَنَّ الْفَرْضَ مِنَ الصَّلَاةِ خَمْسٌ لَا سِتٌّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1067: Bundar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Humran menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Ja’far bin Abdullah menceritakan kepada kami, Ayahku —Ja’far bin Abdullah— menceritakan kepadaku dari Abdurrahman bin Abu Amrah An-Najjari bahwa ia telah bertanya kepada Ubadah bin Ash- Shamit tentang witir, maka ia menjawab, “Ia adalah perkara yang bagus dan baik. Rasulullah telah mengerjakannya dan juga kaum muslimin setelahnya dan bukan termasuk kewajiban.” Abu Bakar berkata, “Aku telah meriwayatkan di dalam kitab “Al Kabir” hadits-hadits Nabi tentang pernyataan beliau bahwa Allah telah mewajibkan atas dirinya dan umatnya shalat lima waktu dalam sehari semalam. Maka hadits-hadits tersebut menjadi dalil bahwa orang yang mewajibkan shalat witir atas kaum muslimin berarti telah mewajibkan atas mereka shalat enam waktu dalam sehari semalam. Pendapat ini juga menyalahi tunutanan hadits-hadits Nabi dan bersebrangan dengan apa yang dipahami oleh kaum muslimin, baik yang pandai ataupun yang bodoh. Selain itu, berlawanan dengan yang dipahami oleh kaum perempuan di dalam pingitannya, anak-anak di dalam kebebasannya dan para budak laki- laki dan perempuan, sebab mereka semua tahu bahwa kewajiban shalat adalah lima waktu bukan enam waktu.”
Hadits No. : 1068
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا مَالِكٌ يَعْنِي ابْنَ إِسْمَاعِيلَ، نا يَعْقُوبُ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ مُوسَى، نا يَعْقُوبُ وهو ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْقُمِّيُّ، عَنْ عِيسَى بْنِ جَارِيَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ ثَمَانِ رَكَعَاتٍ وَالْوِتْرَ، فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْقَابِلَةِ اجْتَمَعْنَا فِي الْمَسْجِدِ وَرَجَوْنَا أَنْ يَخْرُجَ إِلَيْنَا، فَلَمْ نَزَلْ فِي الْمَسْجِدِ حَتَّى أَصْبَحْنَا، فَدَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْنَا لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، رَجَوْنَا أَنْ تَخْرُجَ إِلَيْنَا فَتُصَلِّيَ بِنَا، فَقَالَ: «كَرِهْتُ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْكُمُ الْوِتْرُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1068: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Malik —yaitu Ibnu Ismail— menceritakan kepada kami, Ya’qub menceritakan kepada kami (Ha') Muhammad bin Ustman Al Ijli menceritakan kepada kami, Ubaidullah —yaitu Ibnu Musa— menceritakan kepada kami, Ya’qub —yaitu Muhammad bin Ubaidullah Al Qami— menceritakan kepada kami dari Isa bin Jariyah, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Rasulullah pernah shalat mengimami kami pada bulan Ramadhan delapan rakaat dan witir, maka pada tahun berikutnya kami berkumpul di masjid sambil berharap bahwa beliau keluar menjumpai kami. Kami terus berdiam diri menunggu di masjid sampai Subuh tiba. Kami lantas mendatangi Rasulullah lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami sangat mengharapkan engkau keluar menjumpai kami dan shalat mengimami kami.” Maka beliau menjawab, “Aku takut shalat witir menjadi wajib atas kamu.”
Hadits No. : 1069
صحيح ابن خزيمة ١٠٦٩: ثنا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، وَزِيَادُ بْنُ يَحْيَى الْحَسَّانِيُّ قَالَ زِيَادٌ: ثنا، وَقَالَ نَصْرٌ: أنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، ثنا هِشَامٌ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1069: Nashr bin Ali Al Jahdhami dan Ziyad bin Yahya Al Hassani menceritakan kepada kami, Ziyad berkata: Diriwayatkan kepada kami dan Nashr berkata: Abdul Aziz bin Abdushshamad mengabarkan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Muhammad, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah itu ganjil, cinta akan yang ganjil."
Hadits No. : 107
صحيح ابن خزيمة ١٠٧: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ، نا الْأَسْوَدُ بْنُ قَيْسٍ، عَنْ نُبَيْحٍ الْعَنَزِيِّ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: سَافَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَا فِي الْقَوْمِ طَهُورٌ؟» قَالَ: فَجَاءَ رَجُلٌ بِفَضْلِ مَاءٍ فِي إِدَاوَةٍ قَالَ: فَصَبَّهُ فِي قَدَحٍ فَتَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ثُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ أَتَوْا بَقِيَّةَ الطَّهُورِ، فَقَالَ: تَمَسَّحُوا بِهِ، فَسَمِعَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «عَلَى رِسْلِكُمْ» فَضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ فِي الْقَدَحِ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، ثُمَّ قَالَ: «أَسْبِغُوا الطُّهُورَ» ، فَقَالَ جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: وَالَّذِي أَذْهَبَ بَصَرِي قَالَ: وَكَانَ قَدْ ذَهَبَ بَصَرُهُ لَقَدْ رَأَيْتُ الْمَاءَ يَنْبُعُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَرْفَعْ يَدَهُ حَتَّى تَوَضَّئُوا أَجْمَعُونَ قَالَ عَبِيدَةُ: قَالَ الْأَسْوَدُ حَسِبْتُهُ قَالَ: «كُنَّا مِائَتَيْنِ أَوْ زِيَادَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 107: Al H asan bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abidah bin Humaid mengabarkan kepada kami, Al Aswad bin Qais mengabarkan kepada kami dari Nubaih Al Anazi dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pemah melakukan perjalanan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu tiba waktu shalat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Adakah air bersuci pada orang-orang. Jabir berkata, “Lalu seseorang datang membawa sisa air dalam kantong kulit.” Jabir berkata, “Ia menuangkannya ke dalam gelas lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu.” Jabir berkata, “Kemudian orang-orang mendatangi sisa air bersuci itu.” Ia lalu berkata, “Mengusaplah kalian dengan air itu.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar mereka. Ia berkata, “Pelan-pelan.” Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memukulkan tangan beliau ke dalam air gelas itu, kemudian beliau bersabda, “Sempurnakanlah bersuci kalian!” Jabir bin Abdullah berkata, “Demi Allah yang menghilangkan penglihatanku —saat itu ia buta— sungguh aku melihat air terpancar dari sela jari-jari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau tidak mengangkat tangan sampai semua orang berwudhu.” 212 Abidah berkata, “Al Aswad beikata, “Aku mengira Jabir beikata, ‘Dulu kami berjumlah dua ratus orang atau lebih’.”. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1070
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٠: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، ح وَثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ، نا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو، عَنْ طَاوُسٍ، سَمِعَهُ مِنِ ابْنِ عُمَرَ، وَابْنِ أَبِي لَبِيدٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ، نا سُفْيَانُ عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، وَعَنْ عَمْرٍو، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، قَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَمُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالُوا: ثنا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، قَالَ مُؤَمَّلٌ: عَنْ أَيُّوبَ، وَقَالَ الْآخَرُونَ: أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، أَيْضًا ثنا حَمَّادُ بْنُ عُلَيَّةَ، قَالَ مُؤَمَّلٌ: عَنْ أَيُّوبَ، وَقَالَ الْآخَرُونَ: أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، أَيْضًا ثنا حَمَّادُ بْنُ مَسْعَدَةَ، نا عَبْدُ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ، سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، ثنا خَالِدٌ، وَثنا بُنْدَارٌ، أَيْضًا نا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا خَالِدٌ، ح وَثنا الصَّنْعَانِيُّ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ثنا خَالِدٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ كُلُّهُمْ ذَكَرُوا: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِرَكْعَةٍ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَبْدِ الْجَبَّارِ بِخَبَرِ الزُّهْرِيِّ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ طُرُقَ هَذِهِ الْأَخْبَارِ فِي الْمَسْأَلَةِ الَّتِي أَمْلَيْتُهَا فِي الرَّدِّ عَلَى مَنْ زَعَمَ أَنَّ الْوِتْرَ بِرَكْعَةٍ غَيْرُ جَائِزٍ إِلَّا لِخَائِفٍ الصُّبْحَ، وَأَعْلَمْتُ فِي ذَلِكَ الْمَوْضِعِ مَا بَانَ لِذَوِي الْفَهْمِ وَالتَّمْيِيزِ جَهْلَ قَائِلِ هَذِهِ الْمَقَالَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1070: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, (Ha') Abdul Jabbar menceritakan kepada kami, Sufyan memberitahukan kepada kami, dari Amr, dari Thawus yang mendengarnya dari Ibnu Umar dan Ibnu Abu Lubaid, dari Abu Salamah dari Ibnu Umar (Ha') Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dan Amr bin Dinar, dan Thawus, dari Ibnu Umar (Ha') Abdurrahman bin Bisyir menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya dan Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, juga dari Amr, dari Thawus, dari Ibnu Umar (Ha') Abdul Jabbar dan Sa’id bin Abdurrahman, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Dinar, Abdul Jabbar mengatakan bahwa ia mendengar Ibnu Umar berkata: Al Makhzumi berkata: Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, Ahmad bin Mani’ dan Mu'ammal bin Hisyam dan Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, mereka berkata: Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami, Mu'ammal berkata: Diriwayatkan dari Ayub dan lainnya, mereka berkata: Ayub mengabarkan kepada kami dari Nafi’, dari bin Umar (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami, Nafi’ mengabarkan kepada kami dari Ibnu Umar (Ha') juga diriwayatkan oleh Bundar kepada kami, Hammad bin Mas’adah menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu Umar (Ha') Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja’far menceritakan kepada kami, Abdullah bin Dinar yang mendengarnya dari Ibnu Umar ia menceritakan kepada kami; (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami; Bundar juga menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami (Ha') Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq, dari Ibnu Umar, mereka semua meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Shalat malam dua rakaat dua rakaat, apabila kamu khawatir waktu Subuh tiba maka shalat witirlah satu rakaat.” Ini adalah hadits riwayat Abdul Jabbar dengan periwayatan hadits Az-Zuhri. Abu Bakar berkata, “Aku telah meriwayatkan jalur periwayatan hadits-hadits ini di dalam satu pembahasan yang dicantumkan ketika menjawab pendapat yang menyangka bahwa witir satu dengan satu rakaat tidak diperbolehkan bagi orang yang khawatir akan datangnya waktu Subuh dan aku telah menjelaskan di dalam pembahasan tersebut apa yang telah difahami oleh orang-orang yang berakal untuk membedakan kebodohan orang yang berpendapat dengan pendapat ini.”
Hadits No. : 1071
صحيح ابن خزيمة ١٠٧١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ سِيرِينَ قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ: أَرَأَيْتَ الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ، أُطِيلُ فِيهِمَا الْقِرَاءَةَ؟ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى وَيُوتِرُ بِرَكْعَةٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1071: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad bin Ziyad mengabarkan kepada kami dari Anas bin Sirin, ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Ibnu Umar, “Bagaimana pendapatmu tentang shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh yang aku lakukan dengan cara memanjangkan bacaannya?” Ia menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah pernah shalat malam dengan dua rakaat dua rakaat dan melaksanakan witir satu rakaat.”
Hadits No. : 1072
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٢: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ مِسْكِينٍ الْيَمَامِيُّ، ثنا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمَخْزُومِيِّ قَالَ: كَانَ ابْنُ عُمَرَ يُوتِرُ بِرَكْعَةٍ، فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَسَأَلَهُ عَنِ الْوِتْرِ، فَأَمَرَهُ أَنْ يَفْصِلَ، فَقَالَ الرَّجُلُ: إِنِّي أَخْشَى أَنْ يَقُولَ النَّاسُ: إِنَّهَا الْبُتَيْرَاءُ، فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: أَسُنَّةَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ تُرِيدُ؟ هَذِهِ سُنَّةُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1072: Muhammad bin Miskin Al Yamami menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu Ibnu Bakar— menceritakan kepada kami, Al Auza’i mengabarkan kepada kami dari Al Muththalib bin Abdullah Al Makhzumi, ia berkata, “Ibnu Umar pernah shalat witir satu rakaat, kemudian seorang pria datang dan bertanya kepadanya tentang shalat witir dan Ibnu Umar pun memerintahkannya untuk memisahkannya, lalu laki-laki itu berkata, ‘Sesungguhnya aku takut orang-orang mengatakan bahwa shalat itu adalah shalat yang terpisah.' Setelah itu Ibnu Umar berkata, ‘Bukankah Sunnah Allah dan Rasul-Nya yang kamu inginkan? Ini adalah Sunnah Allah dan Rasul-Nya'."
Hadits No. : 1073
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ مِسْكِينٍ الْيَمَامِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ، ثنا سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ، عَنْ شُرَحْبِيلَ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَاخَ رَاحِلَتَهُ، ثُمَّ نَزَلَ، فَصَلَّى عَشْرَ رَكَعَاتٍ، وَأَوْتَرَ بِوَاحِدَةٍ، صَلَّى رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ أَوْتَرَ بِوَاحِدَةٍ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ صَلَّى بِنَا الصُّبْحَ قَدْ خَرَّجْتُ هَذَا الْبَابُ بِتَمَامِهِ فِي كِتَابِ «الْكَبِيرُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1073: Muhammad bin Miskin Al Yamami menceritakan kepada kami, Yahya bin Hassan menceritakan kepada kami, Sulaiman —yaitu Ibnu Bilal— menceritakan kepada kami dari Syurhabil bin Sa’ad, ia berkata, “Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata, ‘Aku melihat Rasulullah mendudukkan tunggangannya, kemudian beliau turun dan shalat sepuluh rakaat dengan witir satu rakaat. Beliau lalu shalat dua rakaat dua rakaat dan kemudian witir satu rakaat, lalu shalat sunah dua rakaat sebelum Subuh kemudian shalat Subuh mengimami kami’.” Aku telah meriwayatkan hadits ini dengan sempurna di dalam kitab Al Kabir.
Hadits No. : 1074
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٤: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ عَائِشَةَ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً كَانَ يُوتِرُ بِخَمْسِ سَجَدَاتٍ - يَعْنِي رَكَعَاتٍ - لَا يُسَلِّمُ فِيهِنَّ، فَيَجْلِسُ فِي الْآخِرَةِ، ثُمَّ يُسَلِّمُ هَذَا حَدِيثُ أَبِي أُسَامَةَ وَقَالَ بُنْدَارٌ: وَيُوتِرُ مِنْهُنَّ بِخَمْسٍ، وَلَا يُسَلِّمُ إِلَّا فِي آخِرِهِنَّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1074: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepada kami dari Aisyah (Ha') Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari ayahnya, dari Aisyah bahwa Rasulullah shalat malam tiga belas rakaat dengan wftir lima sujud —yaitu rakaat— tanpa mengucapkan salam, lalu duduk pada rakaat terakhir dan kemudian mengucap salam.” Ini adalah hadits riwayat Abu Usamah. Bundar berkata, “Beliau shalat witir dari rakaat tersebut dengan lima rakaat dan tidak mengucap salam melainkan di akhir rakaatnya.”
Hadits No. : 1075
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٥: ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ هِشَامٍ، أَخْبَرَنِي أَبِي، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُوتِرُ مِنْهَا بِخَمْسٍ، لَا يَجْلِسُ فِي شَيْءٍ مِنَ الْخُمُسِ إِلَّا فِي الْخَامِسَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1075: Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Hisyam, Ayahku mengabarkan kepadaku dari Aisyah bahwa Rasulullah shalat malam tiga belas rakaat dengan witir lima rakaat di antara rakaat tersebut, dan tidak duduk sekali pun dari lima rakaat itu melainkan pada rakaat kelima.
Hadits No. : 1076
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٦: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا عَبْدَةُ، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي جَمِيعًا عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ ـ وَهَذَا حَدِيثُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ ـ: أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ فَأَتَى الْمَدِينَةَ لِيَبِيعَ بِهَا عَقَارًا لَهُ بِهَا، فَيَجْعَلَهُ فِي السِّلَاحِ وَالْكُرَاعِ، وَيُجَاهِدُ الرُّومَ حَتَّى يَمُوتَ، فَلَقِيَ رَهْطًا مِنْ قَوْمِهِ فَحَدَّثُوهُ أَنَّ رَهْطًا مِنْ قَوْمِهِ أَرَادُوا ذَلِكَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ [ص:142] النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَيْسَ لَكُمْ فِيَّ أُسْوَةٌ» ، وَنَهَاهُمْ عَنْ ذَلِكَ فَأَشْهَدَ عَلَى مُرَاجَعَةِ امْرَأَتِهِ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَيْنَا، فَأَخْبَرَ أَنَّهُ لَقِيَ ابْنَ عَبَّاسٍ فَسَأَلَهُ عَنِ الْوِتْرِ، فَقَالَ: أَلَا أُنَبِّئُكَ بِأَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ بِوِتْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: عَائِشَةُ ايْتِهَا، فَاسْأَلْهَا، ثُمَّ ارْجِعْ إِلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِرَدِّهَا عَلَيْكَ، فَأَتَيْتُ عَلَى حَكِيمِ بْنِ أَفْلَحَ فَاسْتَلْحَقْتُهُ إِلَيْهَا، فَقَالَ: مَا أَنَا بِقَارِبِهَا إِنِّي نَهَيْتُهَا أَنْ تَقُولَ فِي هَاتَيْنِ الشِّيعَتَيْنِ شَيْئًا، فَأَبَتْ فِيهِمَا إِلَّا مُضِيًّا، فَأَقْسَمْتُ عَلَيْهِ، فَجَاءَ مَعِي فَدَخَلَ عَلَيْهَا، فَقَالَتْ: أَحَكِيمٌ؟ فَعَرَفَتْهُ، قَالَ: نَعَمْ، أَوْ قَالَ: بَلَى قَالَتَ: مَنْ هَذَا مَعَكَ؟ قَالَ: سَعْدُ بْنُ هِشَامٍ قَالَتْ: مَنْ هِشَامٍ؟ قَالَ: ابْنُ عَامِرٍ قَالَ: فَتَرَحَّمَتْ عَلَيْهِ، وَقَالَتْ: نِعْمَ الْمَرْؤ كَانَ عَامِرٌ، فَقُلْتُ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، أَنْبِئِينِي عَنْ وِتْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: كُنَّا نَعُدُّ لَهُ سِوَاكَهُ، وَطَهُورَهُ فَيَبْعَثُهُ اللَّهُ لِمَا شَاءَ أَنْ يَبْعَثَهُ مِنَ اللَّيْلِ، فَيَتَسَوَّكُ، وَيَتَوَضَّأُ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَمَانِ رَكَعَاتٍ، لَا يَجْلِسُ فِيهِنَّ إِلَّا عِنْدَ الثَّامِنَةِ، فَيَجْلِسُ وَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَدْعُو - زَادَ هَارُونُ فِي حَدِيثِهِ فِي هَذَا الْمَوْضِعِ - ثُمَّ يَنْهَضُ، وَلَا يُسَلِّمُ، ثُمَّ يُصَلِّي التَّاسِعَةَ، فَيَقْعُدُ فَيَحْمَدُ رَبَّهُ وَيُصَلِّي عَلَى نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمًا فَيُسْمِعُنَا، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ قَاعِدٌ فَتِلْكَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يَا بُنَيَّ وَقَالَ بُنْدَارٌ وَهَارُونُ جَمِيعًا: فَلَمَّا أَسَنَّ وَأَخَذَ اللَّحْمَ، أَوْتَرَ بِسَبْعٍ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ بَعْدَمَا يُسَلِّمُ، فَتِلْكَ تِسْعُ رَكَعَاتٍ يَا بُنَيَّ. قَالَ لَنَا بُنْدَارٌ فِي حَدِيثِ ابْنِ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ: وَيُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً يُسْمِعُنَا. قَالَ بُنْدَارٌ: قُلْتُ لِيَحْيَى: إِنَّ النَّاسَ يَقُولُونَ: تَسْلِيمَةً، فَقَالَ: هَكَذَا حِفْظِي عَنْ سَعِيدٍ، وَكَذَا قَالَ هَارُونُ فِي حَدِيثِ عَبْدَةَ، عَنْ سَعِيدٍ: ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمًا يُسْمِعُنَا. كَمَا قَالَ يَحْيَى، وَقَالَ عَبْدُ الصَّمَدِ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ قَتَادَةَ فِي هَذَا الْخَبَرِ: ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً يُسْمِعُنَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1076: Bundar menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, Sa’id bin Arubah menceritakan kepada kami (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami dari Sa’id (Ha') Harun bin Ishak menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami dari Sa’id; (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, mereka semua meriwayatkan dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa’ad bin Hisyam —ini adalah hadits Yahya bin Sa’id— bahwa ia pernah menceraikan istrinya, kemudian datang ke kota Madinah untuk menjual hartanya di kota tersebut untuk membeli senjata dan baju besi lalu berjuang memerangi bangsa Romawi sampai meninggal dunia. Ia kemudian bertemu dengan sekelompok orang dari kaumnya lalu mereka menceritakannya bahwa ada sekelompok orang dari kaumnya pada masa Rasulullah ingin melakukan hal itu, maka Nabi berkata, "Bukankah aku menjadi teladan bagi dirimu?” Beliau juga melarang mereka untuk melakukan hal tersebut. Maka ia bersumpah agar menikahi kembali istrinya, kemudian kembali kepada kami dan menceritakan bahwa ia telah bertemu dengan Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya tentang shalat witir. Maka Ibnu Abbas berkata, “Maukah engkau aku beritahukan orang yang paling mengetahui tentang shalat witir Rasulullah ?” Ia menjawab, “Ya.” Ibnu Abbas berkata, “Aisyah, datangilah ia dan tanyakan kepadanya kemudian kembali kepadaku dan beritahukan aku jawaban darinya.” Setelah itu aku mendatangi Hakim bin Aflah dan meminta kepadanya agar mengantarkan aku menemuinya, maka ia berkata, “Aku bukanlah orang yang dekat dengannya, sesungguhnya aku telah melarangnya untuk tidak membicarakan tentang dua golongan ini sedikit pun, akan tetapi ia menolak dan terus melakukannya.” Namun aku terus memaksanya hingga ia pun pergi bersama kami dan masuk menemuinya, lalu Aisyah bertanya, “Apakah itu Hakim?” Ia telah mengetahuinya dan Hakim menjawab, “Ya.” Atau ia menjawab, “Tentu.” Aisyah bertanya, “Siapa yang ikut bersamamu?” Hakim menjawab, “Sa’ad bin Hisyam.” Aisyah bertanya, “Siapa Hisyam?” Hakim menjawab, “Ibnu Amir.” Perawi berkata, “Maka ia berbaik hati kepadaku dan berkata, "Sebaik-baiknya orang adalah Amir." Maka aku berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin, beritahukanlah kepadaku tentang shalat witir Rasulullah ?’ Ia menjawab, ‘Kami menyediakan siwak dan air wudhu untuknya, kemudian Allah membangunkannya kapan saja pada malam hari, lalu beliau bersiwak dan berwudhu lantas shalat delapan rakaat dan tidak duduk kecuali pada rakaat kedelapan. Ketika beliau duduk, berdzikir, dan berdoa —Harun menambahkan di dalam haditsnya permasalahan ini— kemudian bangkit berdiri dan tidak mengucap salam, lalu shalat pada rakaat kesembilan dan beliau duduk sambil memuji Tuhannya serta bershalawat kepada Nabi-Nya, lalu mengucap salam dengan salam yang terdengar oleh kami. Setelah itu beliau shalat dua rakaat dalam keadaan duduk dan itulah sebelas rakaat wahai anakku.” Bundar dan Harun berkata, “Tatkala usia beliau mulai menua dan mulai gemuk maka beliau shalat witir tujuh rakaat. Beliau shalat dua rakaat sambil duduk setelah mengucapkan salam dan itulah sembilan rakaat wahai anakku.” Bundar di dalam hadits bin Adi, dari Sa’id, dari Qatadah berkata, “Beliau mengucap salam dengan salam yang terdengar oleh kami.” Bundar berkata: Aku pernah berkata kepada Yahya, “Orang- orang berkata, ‘Satu kali salam’.” Maka ia menjawab, “Beginilah yang aku hafal dari Sa’id dan begitu juga yang telah dikatakan oleh Harun di dalam hadits Abdah dari Sa’id, “Kemudian beliau mengucap salam dengan salam yang terdengar oleh kami, sebagaimana yang dikatakan Yahya.” Abdushshamad meriwayatkan dari Hisyam, dari Qatadah di dalam hadits ini, ia berkata, “Kemudian beliau mengucap salam dengan salam yang terdengar oleh kami.”
Hadits No. : 1077
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٧: كَذَلِكَ ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الصَّمَدِ، ثنا هِشَامٌ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، نا مُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، نا عُمَارَةُ بْنُ زَادَانٍ، ثنا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ، فَلَمَّا أَسَنَّ وَثَقُلَ أَوْتَرَ بِسَبْعٍ، وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، يُقْرَأُ فِيهِنَّ بِالرَّحْمَنِ وَالْوَاقِعَةِ قَالَ أَنَسٌ: وَنَحْنُ نَقْرَأُ بِالسُّوَرِ الْقِصَارِ {إِذَا زُلْزِلَتِ} [الزلزلة: 1] ، وَ {قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ} [الكافرون: 1] ، وَنَحْوِهِمَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1077: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdushshamad menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami (Ha') Ali bin Sahal Ar-Ramli menceritakan kepada kami, Mu'ammal bin Ismail menceritakan kepada kami, Ammarah bin Zadan menceritakan kepada kami, Tsabit menceritakan kepada kami dari Anas, ia berkata, “Sebelumnya Rasulullah shalat witir sembilan rakaat dan ketika usia beliau mulai menua serta terasa berat maka beliau shalat witir tujuh rakaat, dan beliau shalat dua rakaat sambil duduk dengan membaca pada setiap rakaatnya surah Ar- Rahmaan dan surah Al Waaqi’ah.” Anas berkata, “Adapun kami membaca surah yang pendek-pendek, yaitu idzaa zulzilah dan qul yaa ayyuhal kafiruun, atau yang sama dengan kedua surah tersebut.”
Hadits No. : 1078
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٨: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمٍ وَهُوَ ابْنُ ضَمْرَةَ، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: مِنْ كُلِّ اللَّيْلِ أَوْتَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِنْ أَوَّلِهِ وَأَوْسَطِهِ وَآخِرِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1078: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad —yaitu Ibnu Ja’far— menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Ishak, dari Ashim —yaitu Ibnu Dhamrah— dari Ali, ia berkata, “Dari setiap bagian di waktu malam permulaannya atau pertengahannya atau akhirnya Rasulullah shalat witir.”
Hadits No. : 1079
صحيح ابن خزيمة ١٠٧٩: نا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ قَالَ: وَحَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي قَيْسٍ، حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ، آخِرَ اللَّيْلِ أَوْ أَوَّلَهُ؟ قَالَتْ: كُلُّ ذَلِكَ قَدْ كَانَ يَفْعَلُ، رُبَّمَا أَوْتَرَ أَوَّلَ اللَّيْلِ وَرُبَّمَا أَوْتَرَ مِنْ آخِرِهِ، فَقُلْتُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ فِي الْأَمْرِ سَعَةً
Shahih Ibnu Khuzaimah 1079: Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahab menceritakan kepada kami, ia berkata: Mu’awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami bahwa Abdullah bin Abu Qais meriwayatkan kepadanya bahwa ia bertanya kepada Aisyah istri Nabi tentang bagaimana Rasulullah shalat witir, “Apakah di akhir malam atau di permulaannya?” Aisyah menjawab, “Beliau pernah melakukannya di semua waktu tersebut, terkadang beliau shalat witir di permulaan malam dan terkadang pula di akhir malam.” Aku kemudian berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan keluasan dalam hal ini.”
Hadits No. : 108
صحيح ابن خزيمة ١٠٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ الْجَوْهَرِيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ قَالَ: أَكْبَرُ عِلْمِي وَالَّذِي يَخْطِرُ عَلَى بَالِي أَنَّ أَبَا الشَّعْثَاءِ أَخْبَرَنِي، أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَوَضَّأُ بِفَضْلِ مَيْمُونَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 108: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Abur-Razzaq mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij; dan Abdullah bin Ishaq Al Jauhari menceritakan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij, ia berkata, “Amr bin Dinar mengabarkan kepadaku, ia berkata, “Hal terbesar yang aku ketahui dan yang terlintas dalam pikiranku adalah Abu Al Sya’tsa' mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berwudhu dengan air sisa Maimunah.” 213. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu 'Ala Syarthi Muslim,
Hadits No. : 1080
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٠: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا الدَّوْرَقِيُّ، وَالْحَسَنُ الزَّعْفَرَانِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ، ح وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ مَسْعَدَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1080: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami, Nafi' mengabarkan kepadku dari Ibnu Umar (Ha') Ad-Dauraqi dan Al Hasan bin Az-Za’farani bin Muhammad menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami (Ha') Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Hammad bin Mas’adah menceritakan kepada kami dari Ubaidullah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jadikanlah akhir dari shalat kontu di malorn hari adalah shalat witir."
Hadits No. : 1081
صحيح ابن خزيمة ١٠٨١: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ أَبِي حَرْمَلَةَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِي حَبِيبِي بِثَلَاثٍ، لَا أَدَعُهُنَّ إِنْ شَاءَ اللَّهُ أَبَدًا، أَوْصَانِي بِصَلَاةِ الضُّحَى، وَبِالْوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ، وَبِصَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِخْبَارُ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَوْصَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ خَرَّجْتُهَا فِي غَيْرِ هَذَا الْمَوْضِعِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1081: Ali bin Hujr As-Sa’di menceritakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Ja'far- menceritakan kepada kami, Muhammad -yaitu Ibnu Abu Harmalah- menceritakan kepada kami dari Atha' bin Yasar, dari Abu Dzar, ia berkata, “Kekasih aku telah mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan selamanya insya Allah. Beliau mewasiatkan kepadaku shalat dhuha, dan shalat witir serta berpuasa tiga hari pada setiap bulan.” Abu Bakar berkata, “Hadits Abu Hurairah tentang Nabi mewasiatkan kepadaku tiga perkara telah diriwayatkan dalam pembahasan yang lain."
Hadits No. : 1082
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٢: نا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، أنا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ السَّيْلَحِينِيُّ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَبِي بَكْرٍ: «مَتَى تُوتِرُ؟» قَالَ: أُوتِرُ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ، فَقَالَ لِعُمَرَ: «مَتَى تُوتِرُ؟» قَالَ: أَنَامُ، ثُمَّ أُوتِرُ قَالَ: فَقَالَ لِأَبِي بَكْرٍ: «أَخَذْتَ بِالْحَزْمِ، أَوْ بِالْوَثِيقَةِ» ، وَقَالَ لِعُمَرَ: «أَخَذْتَ بِالْقُوَّةِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا عِنْدَ أَصْحَابِنَا عَنْ حَمَّادٍ مُرْسَلٌ، لَيْسَ فِيهِ أَبُو قَتَادَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1082: Abu Yahya Muhammad Abdunahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami dengan hadits yang aneh dan aneh, Yahya bin Ishak As-Sailahini mengabarkan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Abdullah bin Rabah, dari Abu Qatadah bahwa Nabi bertanya kepada Abu Bakar, “Kapan kamu mengerjakan shalat witir." Ia menjawab, “Aku shalat witir sebelum tidur.” Beliau bertanya kepada Umar, “Kapan kamu mengerjakan shalat witir?” Ia menjawab, “Aku tidur terlebih dahulu kemudian shalat witir.” Maka beliau bekata kepada Abu Bakar, “Kamu telah mengerjakannya dengan keteguhan hati atau dengan kemantapan.” Sedangkan kepada Umar beliau berkata, “Kamu mengerjakannya dengan kekuatan” Abu Bakar berkata, “Ini hadits yang diriwayatkan menurut sahabat-sahabat kami [dari] Hammad secara mursal tanpa menyebutkan di dalamnya ‘Abu Qatadah'.”
Hadits No. : 1083
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٣: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَأَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ قَالَا: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ هُوَ الْمَكِّيُّ، نا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَبِي بَكْرٍ: «مَتَى تُوتِرُ؟» قَالَ: أُوتِرُ ثُمَّ أَنَامُ قَالَ: «بِالْحَزْمِ أَخَذْتَ» ، وَسَأَلَ عُمَرَ، فَقَالَ: «مَتَى تُوتِرُ؟» ، فَقَالَ: أَنَامُ ثُمَّ أَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ فَأُوتِرُ قَالَ: «فِعْلِي فَعَلْتَ» وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى فِي قِصَّةِ عُمَرَ قَالَ: «فِعْلَ الْقَوِيِّ فَعَلْتَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1083: Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Sa’id Ad-Darimi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Muhammad bin Abbad —yaitu Al Makki— menceritakan kepada kami, Yahya bin Salim menceritakan kepada kami dari Ubaidullah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar bahwa Nabi pernah bertanya kepada Abu Bakar, “Kapan kamu mengerjakan shalat witir?” Ia menjawab, “Aku shalat witir terlebih dahulu kemudian tidur.” Beliau berkata, “Kamu telah mengerjakannya dengan keteguhan hati.” Sedangkan berkata kepada Umar, beliau bertanya, “Kapan kamu mengerjakan shalat witir?" Ia menjawab, “Aku tidur terlebih dahulu kemudian bangun di waktu malam dan shalat witir.” Beliau berkata, “Pekerjaanku yang kamu telah kerjakan.” Muhammad bin Yahya menceritakan tentang kisah Umar, beliau berkata, “Pekerjaan orang yang kuat yang telah kamu kerjakan."
Hadits No. : 1084
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٤: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، ح وَثنا عَلِيٌّ، أَيْضًا أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ إِدْرِيسَ، ح وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ جَمِيعًا عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ح وَثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ قَالَا: ثنا الْأَعْمَشُ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، نا يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، ثنا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ وَهُوَ الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ خَافَ مِنْكُمْ أَنْ لَا يَسْتَيْقِظَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ، فَلْيُوتِرْ مِنْ أَوَّلِهِ، وَلْيَرْقُدْ، وَمَنْ طَمِعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَيْقِظَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ آخِرِهِ؛ فَإِنَّ صَلَاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَحْضُورَةٌ، فَذَلِكَ أَفْضَلُ» هَذَا حَدِيثُ عِيسَى وَفِي حَدِيثِ جَرِيرٍ وَأَبِي عَوَانَةَ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1084: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa -yaitu Ibnu Yunus- mengabarkan kepada kami (Ha') Ali juga menceritakan kepada kami, Abdullah -yaitu Ibnu Idris- mengabarkan kepada kami (Ha') Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, semuanya dari Al A’masy; (Ha'). Abu Musa menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami; Hadits. Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al A’masy menceritakan kepada kami (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami, Yahya bin Hammad menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Sulaiman —yaitu Al A’masy— dari Abu Sufyan, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa di antara kamu khawatir tidak dapat bangun di akhir malam maka ia hendaknya shalat witir di awal malam dan kemudian tidur. Barangsiapa di antara yang terbiasa bangun di akhir malam maka ia hendaknya mengerjakan shalat witir di akhirnya, karena shalat di akhir malam disaksikan, maka dari itu lebih utama.” Ini adalah hadits Isa. Di dalam hadits Jarir dan Abu Awanah, ia berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 1085
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٥: ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، ثنا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «بَادِرُوا الصُّبْحَ بِالْوِتْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1085: Ahmad bin Mani’ dengan hadits gharib menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Za'idah menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kerjakanlah shalat witir sebelum tiba waktu Subuh”
Hadits No. : 1086
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٦: ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، ثنا عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «بَادِرُوا الصُّبْحَ بِالْوِتْرِ» وَقَالَ أَحْمَدُ: بَادِرْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1086: Ahmad bin Mani’ dan Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Abu Za'idah menceritakan kepada kami, Ashim Al Ahwal menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kerjakanlah shalat witir sebelum Subuh.” Ahmad berkata, “Dahulukanlah.”
Hadits No. : 1087
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٧: ثنا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى، نا مَعْمَرٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَوْتِرُوا قَبْلَ أَنْ تُصْبِحُوا» ثنا أَبُو مُوسَى، ثنا أَبُو عَامِرٍ، نا عَلِيٌّ يَعْنِي ابْنَ الْمُبَارَكِ عَنْ يَحْيَى قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو نَضْرَةَ الْعَوْقِيُّ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَخْبَرَهُمْ أَنَّهُمْ سَأَلُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْوِتْرِ، فَقَالَ: «أَوْتِرُوا قَبْلَ الصُّبْحِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1087: Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdul A’la meriwayatkan kepadaku, Ma’mar menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Shalat witirlah sebelum Subuh.” Abu Musa menceritakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Ali —yaitu Ibnu Al Mubarak— menceritakan kepada kami dari Yahya, ia mengatakan bahwa mereka (para sahabat) pernah bertanya kepada Nabi tentang shalat witir, maka beliau menjawab, “Shalat witirlah sebelum waktu Subuh tiba.”
Hadits No. : 1088
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٨: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، ح وَأَخْبَرَنِي ابْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنَّ ابْنَ وَهْبٍ، أَخْبَرَهُمْ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَبِّحُ عَلَى الرَّاحِلَةِ قِبَلَ أَيِّ وَجْهٍ تَوَجَّهَ، وَيُوتِرُ عَلَيْهَا، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يُصَلِّي عَلَيْهَا الْمَكْتُوبَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1088: Yunus bin Abdul A’la meriwayatakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami (Ha') Yunus mengabarkan kepada kami dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah pernah membaca tasbih di atas tunggangannya ke mana saja menghadap dan beliau juga melaksanakan shalat witir di atasnya akan tetapi beliau tidak mengerjakan shalat wajib di atas tunggangannya tersebut”
Hadits No. : 1089
صحيح ابن خزيمة ١٠٨٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ قَالَا: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: حَدَّثَنِي أَيْضًا، سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى، ثنا نَافِعٌ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ: مَنْ صَلَّى مِنَ اللَّيْلِ فَلْيَجْعَلْ آخِرَ صَلَاتِهِ وِتْرًا؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْرَ بِذَلِكَ، فَإِذَا كَانَ الْفَجْرُ فَقَدْ ذَهَبَتْ كُلُّ صَلَاةِ اللَّيْلِ وَالْوِتْرُ؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْوِتْرُ قَبْلَ الْفَجْرِ» هَذَا حَدِيثُ الْقُطَعِيِّ. وَقَالَ الْآخَرُونَ: فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَوْتِرُوا قَبْلَ الْفَجْرِ» . وَقَالَ الرَّمَادِيُّ: فَقَدْ ذَهَبَتْ صَلَاةُ اللَّيْلِ وَالْوِتْرُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1089: Muhammad bin Yahya Al Qutha’i dan Ahmad bin Al Miqdam, keduanya berkata: Muhammad bin Abu Bakar menceritakan, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami (Ha') Muhammad bin Rafi’ meriwayatkan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami (Ha') Ahmad bin Manshur Ar- Ramadi menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Juraij berkata: Sulaiman bin Musa juga menceritakan kepadaku, Nafi menceritakan kepada kami bahwa Ibnu Umar berkata, “Barangsiapa shalat di malam hari maka ia hendaknya menjadikan akhir dari shalatnya adalah shalat witir, karena sesungguhnya Rasulullah telah memerintahkan hal itu. Apabila fajar telah terbit maka waktu untuk shalat malam dan witir telah lewat dan Rasulullah telah bersabda, 'Shalat witir dikerjakan sebelum terbit fajar'." Ini adalah hadits riwayat Al Qutha’i. Yang lainnya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Shalat witirlah sebelum fajar tiba'." Ar-Ramadi berkata, “Maka telah lewat waktu untuk shalat malam dan shalat witir.”
Hadits No. : 109
صحيح ابن خزيمة ١٠٩: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ وَهُوَ الزُّبَيْرِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، وَحَدَّثَنَا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَتْ مِنَ الْجَنَابَةِ، فَتَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوِ اغْتَسَلَ مِنْ فَضْلِهَا» هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ " وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ: «فَتَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فَضْلِهَا» . وَقَالَ أَبُو مُوسَى، وَعُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ مِنْ فَضْلِهَا، فَقَالَتْ لَهُ: فَقَالَ: «الْمَاءُ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 109: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsnna dan Ahmad bin Mani’ mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, “Abu Ahmad -ia adalah Az-Zubairi- menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami; Utbah bin Abdullah menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami; dan Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Simak bin Harb dari Ikrimah dari Ibnu Abbas (18-ba’), bahwa salah seorang isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mandi jinabat, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu -atau mandi- dari air sisanya. 214 Ini hadits Waki’. Ahmad bin Mani’ berkata, “Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu dari sisanya.’’ Abu Musa dan Utbah bin Abdullah berkata, “Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang dan berwudhu dari sisanya. Isterinya berkata kepada beliau dan beliaupun bersabda, “Air itu tidak dapat dinajiskan oleh apapun”. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1090
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٠: ثنا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أنا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَهُ الصُّبْحُ وَلَمْ يُوتِرْ، فَلَا وِتْرَ لَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1090: Abdah bin Abdullah Al Khuza’i menceritakan kepada kami, Abu Daud Ath-Thayalisi mengabarkan kepada kami dari Hisyam Ad-Dustuwa'i, dari Qatadah, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id bahwa Rasulullah besabda, “Barangsiapa yang mendapati waktu Subuh dan tidak sempat mengerjakan shalat witir maka ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk shalat witir."
Hadits No. : 1091
صحيح ابن خزيمة ١٠٩١: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُنْقِذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْخَوْلَانِيُّ، نا أَيُّوبُ بْنُ سُوَيْدٍ، عَنْ عُتْبَةَ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ طَلْحَةَ بْنِ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَدَ الْعَبَّاسَ ذَوْدًا مِنَ الْإِبِلِ، فَبَعَثَنِي إِلَيْهِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَكَانَ فِي بَيْتِ مَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ، فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَوَسَّدْتُ الْوِسَادَةَ الَّتِي تَوَسَّدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَامَ غَيْرَ كَبِيرٍ أَوْ غَيْرَ كَثِيرٍ، ثُمَّ قَامَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَتَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ، وَأَقَلَّ هِرَاقَةَ الْمَاءِ، ثُمَّ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ، فَقُمْتُ فَتَوَضَّأْتُ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، وَأَخْلَفَ بِيَدِهِ فَأَخَذَ بِأُذُنِي فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ، فَجَعَلُ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ، وَكَانَتْ مَيْمُونَةُ حَائِضًا، فَقَامَتْ فَتَوَضَّأَتْ، ثُمَّ قَعَدَتْ خَلْفَهُ تَذْكُرُ اللَّهَ، فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَشَيْطَانُكِ أَقَامَكِ؟ قَالَتْ: بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلِيَ شَيْطَانٌ؟ قَالَ: " إِي وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ وَلِي، غَيْرَ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ، فَأَسْلَمَ، فَلَمَّا انْفَجَرَ الْفَجْرُ قَامَ فَأَوْتَرَ بِرَكْعَةٍ، ثُمَّ رَكَعَ رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ حَتَّى أَتَاهُ بِلَالٌ فَآذَنَهُ بِالصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1091: Ibrahim bin Munqidz bin Abdullah Al Khaulani menceritakan kepada kami, Ayub bin Suwaid menceritakan kepada kami dari Utbah bin Abu Hakam, dari Abu Sufyan Thalhah bin Nafi’, dari Abdullah bin Abbas, ia berkata, “Rasulullah pernah menjanjikan kepada Abbas untuk memberi tambahan unta, maka ia mengutus diriku setelah shalat Isya saat beliau sedang berada di rumah Maimunah binti Al Harits. Rasulullah kemudian tidur lalu aku membaringkan kepalaku di atas bantal yang dipakai oleh beliau. Beliau tidur tidak terlalu lama atau tidak banyak, kemudian beliau bangun dan berwudhu dengan menyempurnakan wudhunya serta menyedikitkan kucuran air, lantas beliau memulai shalat. Aku kemudian bangun dan berwhudu lalu berdiri di sisi kirinya dan beliau memutar tangannya ke belakang dan memegang telingaku serta mengarahkan aku berdiri di sisi kanannya. Setelah itu beliau salam pada tiap dua rakaat. Sedangkan Maimunah yang ketika itu sedang haid bangun lalu berwudhu dan duduk di samping beliau berdzikir kepada Allah. Melihat itu, Nabi berkata kepadanya, ‘Apakah syetanmu membangunkanmu?’Ia menjawab, ‘Demi bapak dan ibuku wahai Rasulullah, apakah aku mempunyai syetan?’ Beliau menjawab, ‘Ya, dan demi Dzat yang telah mengutusku dengan kebenaran, aku juga mempunyai syetan, akan tetapi ia telah ditundukkan untukku dan masuk Islam' Ketika fajar telah terlihat, beliau kemudian berdiri dan shalat witir satu rakaat, lalu beliau shalat dua rakaat sunah fajar lantas berbaring dengan sisi kanan sampai Bilal datang kepadanya dan mengumandangkan adzan untuk shalat.”
Hadits No. : 1092
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٢: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الْمَرْوَزِيُّ، أَخْبَرَنَا النَّضْرُ يَعْنِي ابْنَ شُمَيْلٍ، أَخْبَرَنَا عَبَّادُ بْنُ مَنْصُورٍ، نا عِكْرِمَةُ بْنُ خَالِدٍ الْمَخْزُومِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ انْطَلَقْتُ إِلَى خَالَتِي، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَقَامَ يُصَلِّي فِيهِ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَلَبِثَ يَسِيرًا حَتَّى إِذَا عَلِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي أُرِيدُ أَنْ أُصَلِّيَ بِصَلَاتِهِ فَأَخَذَ بِنَاصِيَتِي فَجَرَّنِي حَتَّى جَعَلَنِي عَلَى يَمِينِهِ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى، رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، فَلَمَّا طَلَعَ الْفَجْرُ الْأَوَّلُ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى تِسْعَ رَكَعَاتٍ، يُسَلِّمُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ، وَأَوْتَرَ بِوَاحِدَةٍ وَهِيَ التَّاسِعَةُ، ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْسَكَ حَتَّى أَضَاءَ الْفَجْرُ جِدًّا، ثُمَّ قَامَ، فَرَكَعَ رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضَعَ جَنْبَهُ فَنَامَ، ثُمَّ جَاءَ بِلَالٌ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ أَلْفَاظَ خَبَرِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي كِتَابِ «الْكَبِيرُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَفِي خَبَرِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ مَا دَلَّ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا أَوْتَرَ بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ الْأَوَّلِ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ الثَّانِي، وَالْفَجْرُ هُمَا فَجْرَانِ، فَالْأَوَّلُ طُلُوعُهُ بِلَيْلٍ، وَالْآخَرُ هُوَ الَّذِي يَكُونُ بَعْدَ طُلُوعِهِ نَهَارٌ، وَقَدْ أَمْلَيْتُ فِي الْمَسْأَلَةِ الَّتِي كُنْتُ أَمْلَيْتُهَا عَلَى بَعْضِ مَنِ اعْتَرَضَ عَلَى أَصْحَابِنَا أَنَّ الْوِتْرَ بِرَكْعَةٍ غَيْرُ جَائِزٍ، الْأَخْبَارُ الَّتِي رُوِيَتْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْوِتْرِ بِثَلَاثٍ، وَبَيَّنْتُ عِلَلَهَا فِي ذَلِكَ الْمَوْضِعِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَسْتُ أَحْفَظُ خَبَرًا ثَابِتًا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ، وَقَدْ كُنْتُ بَيَّنْتُ فِي تِلْكَ الْمَسْأَلَةِ عِلَّةَ خَبَرِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ذِكْرِ الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ، وَبَيَّنْتُ أَسَانِيدَهَا وَأَعْلَمْتُ فِي ذَلِكَ الْمَوْضِعِ أَنَّ ذِكْرَ الْقُنُوتِ فِي خَبَرِ أُبَيٍّ غَيْرُ صَحِيحٍ عَلَى أَنَّ الْخَبَرَ عَنْ أُبَيٍّ أَيْضًا غَيْرُ ثَابِتٍ فِي الْوِتْرِ بِثَلَاثٍ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهُ دُعَاءً يَقُولُهُ فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1092: Ahmad bin Manshur Al Mirwazi menceritakan kepada kami, An-Nadhr -yaitu Ibnu Syamil- mengabarkan kepada kami, Abbad bin Manshur mengabarkan kepada kami, Ikrimah bin Khalid Al Makhzumi menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku pernah pergi ke rumah bibiku...” Selanjutnya ia menyebutkan sebagian redaksi haditsnya dan berkata, “Kemudian Rasulullah pergi ke masjid dan beliau berdiri untuk mengerjakan shalat di dalamnya. Aku lalu berdiri di sisi kirinya dan berdiam diri sejenak sampai Rasulullah mengetahui bahwa aku ingin shalat mengikuti shalatnya, maka beliau pun memegang ubun- ubunku dan menarikku hingga dapat menempatkan aku berdiri di sisi kanannya, lalu beliau shalat sebagaimana mestinya beliau shalat malam dua dua, yaitu dua rakaat dua rakaat. Ketika terbit fajar yang pertama Rasulullah berdiri dan beliau shalat sembilan rakaat dengan mengucap salam pada tiap-tiap dua rakaat lantas shalat witir satu rakaat, yaitu rakaat yang kesembilan. Setelah itu Rasulullah berhenti sambil menunggu sampai benar-benar terbit fajar, lalu berdiri dan shalat dua rakaat sunah fajar. Setelah itu Rasulullah merebahkan sisi badannya dan tidur, lalu Bilal datang. Ia kemudian ji [ menyebutkan redaksi haditsnya secara lengkap. Abu Bakar berkata, “Aku telah meriwayatkan lafazh hadits Ibnu Abbas di dalam kitab Al Kabir." Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits Sa’id bin Jubair terdapat penjelasan bahwa Nabi mengerjakan shalat witir setelah terbit fajar yang pertama dan sebelum terbit fajar yang kedua. Fajar terbagi dua, yaitu: Yang pertama terbitnya di malam hari dan yang kedua terbitnya menjadi tanda akan datangnya siang. Aku telah menulis permasalahan yang aku sengaja uraikan di dalamnya tentang sebagian orang yang menentang sahabat-sahabat kami bahwa shalat witir dengan satu rakaat tidak diperbolehkan dengan hadits-hadits yang diriwayatkan dari Nabi tentang shalat witir tiga rakaat dan aku telah mengemukakan alasan-alasannya dalam pembahasan tersebut.” Abu Bakar berkata, “Aku tidak pernah menghafal hadits yang telah ditetapkan kebenarannya dari Nabi tentang membaca qunut di dalam shalat witir dan aku telah menjelaskan di dalam permasalahan tersebut kesalahan hadits Ubai bin Ka’ab dari Nabi yang menyebutkan tentang qunut di dalam shalat witir. Aku juga telah menerangkan sanad-sanadnya dan menjelaskan di dalam pembahasan tersebut bahwa penyebutan tentang qunut di dalam hadits Ubai bin Ka’ab tidak benar yang menandakan bahwa hadits dan Ubai tentang witir tiga rakaat juga tidak dibenarkan. Diriwayatkan dari Yazid bin Abu Maryam, dan Abu Haura', dari Al Hasan bin Ali bahwa Nabi telah mengajarkan kepadanya doa yang dibaca ketika membaca qunut shalat witir.
Hadits No. : 1093
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٣: حَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا يَحيَى - يَعْنِي ابْنَ آدَمن نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ عَلَّمَنِيهِنَّ أَقُولُهُنَّ عِنْدَ الْقُنُوتِ. ثناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا وَكِيعٌ، ثنا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ: عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ: «اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ وَكِيعٍ، غَيْرُ أَنَّ يُوسُفَ قَالَ: إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ لَمْ يَذْكُرِ الْوَاوَ. وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ: إِنَّكَ تَقْضِي، وَلَمْ يَذْكُرِ الْفَاءَ، وَقَالَ: إِنَّهُ لَا يَذِلُّ، وَلَمْ يَذْكُرِ الْوَاوَ. ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِهِ. وَهَذَا الْخَبَرُ رَوَاهُ شُعْبَةُ بْنُ الْحَجَّاجِ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ فِي قِصَّةِ الدُّعَاءِ، وَلَمْ يَذْكُرِ الْقُنُوتَ وَلَا الْوِتْرَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1093: Muhammad bin Rafi’ telah meriwayatkannya kepada kami, Yahya —yaitu Ibnu Adam— menceritakan kepada kami, Isra'il menceritakan kepada kami dari Abu Ishak, dari Barid bin Maryam, dari Abu Al Haura', dari Al Hasan bin Ali, ia berkata, “Aku telah menghafal dari Rasulullah beberapa kalimat yang diajarkannya kepadaku yang aku baca ketika membaca doa qunut.” Yusuf bin Musa dan Ziyad bin Ayub meriwayatkannya kepada kami, keduanya berkata: Waki’ menceritakan kepada kami, Yunus bin Abu Ishak menceritakan kepada kami dari Buraid bin Abu Maryam, dari Abu Al Haura', dari Al Hasan bin Ali, ia berkata, “Rasulullah pernah mengajarkan kepadaku beberapa kalimat yang aku baca ketika membaca doa qunut shalat witir, 'Ya Allah, tunjukilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berikanlah aku a’fiyah sebagaimana orang yang telah Engkau berikan kepadanya, berikanlah aku perlindungan sebagaimana orang yang Engkau telah berikan perlindungan dan berikanlah keberkahan atas apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan apa- apa yang telah Engkau putuskan, sesungguhnya Engkau yang Maha Menentukan keputusan dan tidaklah Engkau dituntut atasnya, dan sesungguhnya tidak akan dihinakan orang yang telah Engkau lindungi, Engkau Maha Pemberi keberkahan lagi Maha Agung'." Ini adalah lafazh hadits Waki’ akan tetapi Yusuf berkata, “Sesungguhnya tidaklah akan terhinakan orang yang Engkau lindungi, tanpa menyebutkan huruf waw (dan).” Ibnu Rafi’ berkata, “Sesungguhnya Engkau yang Maha Menentukan dengan tidak menyebutkan huruf fa (maka)”, dan iaberkata, “Sesungguhnya tidak akan dihinakan dengan tidak menyebutkan huruf waw (dan).” Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami dari Isra'il, dari Abu Ishak, dan Buraid bin Abu Maryam, dari Abu Al Haura', dari Al Hasan bin Ali, kemudian ia menyebutkan redaksi hadits yang serupa dengannya. Ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Syu’bah bin Al Hajjaj, dari Buraid bin Abu Maryam di dalam kisah doa dan tidak menyebutkan qunut dan shalat witir.
Hadits No. : 1094
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٤: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي مَرْيَمَ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، نا شُعْبَةُ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ قَالَ: سَأَلْتُ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ: عَلَامَ تَذْكُرُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ: كَانَ يُعَلِّمُنَا هَذَا الدُّعَاءَ: «اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ» ، بِمِثْلِ حَدِيثِ وَكِيعٍ فِي الدُّعَاءِ، وَلَمْ يَذْكُرِ الْقُنُوتَ، وَلَا الْوِتْرَ. وَشُعْبَةُ أَحْفَظُ مِنْ عَدَدٍ مِثْلَ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ، وَأَبُو إِسْحَاقَ لَا يَعْلَمُ أَسَمِعَ هَذَا الْخَبَرَ مِنْ بُرَيْدٍ، أَوْ دَلَّسَهُ عَنْهُ، اللَّهُمَّ إِلَّا أَنْ يَكُونَ كَمَا يَدَّعِي بَعْضُ عُلَمَائِنَا أَنَّ كُلَّ مَا رَوَاهُ يُونُسُ عَنْ مَنْ رَوَى عَنْهُ أَبُوهُ أَبُو إِسْحَاقَ هُوَ مِمَّا سَمِعَهُ يُونُسُ مَعَ أَبِيهِ مِمَّنْ رَوَى عَنْهُ، وَلَوْ ثَبَتَ الْخَبَرُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَمَرَ بِالْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ، أَوْ قَنَتَ فِي الْوِتْرِ لَمْ يَجُزْ عِنْدِي مُخَالَفَةُ خَبَرِ النَّبِيِّ، وَلَسْتُ أَعْلَمُهُ ثَابِتًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1094: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar bin Abu Maryam. Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani juga menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Buraid bin Abu Maryam, dari Abu Al Haura', ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Al Hasan bin Ali apa yang kamu ingat dari Rasulullah ?” Ia menjawab, “Sesungguhnya beliau telah mengajarkan kepada kami doa ini, ‘Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku sebagaimana orang yang Engkau berikan petunjuk'.” Seperti hadits Waki’ tentang doa dan tidak menyebutkan qunut serta shalat witir. Syu’bah lebih hafal dari beberapa orang seperti Yunus bin Abu Ishak. Sedangkan Abu Ishak adalah perawi yang tidak dikenal lebih mendengar tentang hadits ini dari Buraid atau ia meriwayatkannya secara tadlis darinya. Bisa saja seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama kami bahwa setiap yang diriwayatkan oleh Yunus dari orang yang diriwayatkan ayahnya atau Abu Ishak adalah yang didengar oleh Yunus dan ayahnya dari orang yang diriwayatkan darinya. Meskipun ada hadits yang diriwayatkan dari Nabi bahwa beliau telah memerintahkan untuk membaca doa qunut ketika shalat witir atau membaca qunut ketika witir. Menurutku tidak diperbolehkan meriwayatkan sesuatu yang bertentangan dengan hadits Nabi dan aku tidak mengetahui bahwa hadits tersebut terbukti benar.
Hadits No. : 1095
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٥: وَقَدْ رَوَى الزُّهْرِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، وَأَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَقْنُتُ إِلَّا أَنْ يَدْعُوَ لِقَوْمٍ عَلَى قَوْمٍ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ عَلَى قَوْمٍ أَوْ يَدْعُوَ لِقَوْمٍ، قَنَتَ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ ثناه عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَا: ثنا أَبُو دَاوُدَ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ: وَقَدْ رَوَى الْعَلَاءُ بْنُ صَالِحٍ - شَيْخٌ مِنْ أَهْلِ الْكُوفَةِ - صَلَاتَهُ عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، أَنَّهُ سَأَلَهُ عَنِ الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ، فَقَالَ: حَدَّثَنَا الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ قَالَ: سُنَّةٌ مَاضِيَةٌ. ثناه مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنُ كُرَيْبٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، نا الْعَلَاءُ بْنُ صَالِحٍ. وَهَذَا الشَّيْخُ الْعَلَاءُ بْنُ صَالِحٍ وَهِمَ فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ فِي قَوْلِهِ: فِي الْوِتْرِ، وَإِنَّمَا هُوَ فِي الْفَجْرِ لَا فِي الْوِتْرِ، فَلَعَلَّهُ انْمَحَى مِنْ كِتَابِهِ مَا بَيْنَ الْفَاءِ وَالْجِيمِ فَصَارَتِ الْفَاءُ شِبْهَ الْوَاوِ، وَالْجِيمُ رُبَّمَا كَانَتْ صَغِيرَةً تُشْبِهُ التَّاءَ فَلَعَلَّهُ لَمَّا رَأَى أَهْلَ بَلَدِهِ يَقْنُتُونَ فِي الْوِتْرِ، وَعُلَمَاؤُهُمْ لَا يَقْنُتُونَ فِي الْفَجْرِ، تَوَهَّمَ أَنَّ خَبَرَ الْبَرَاءِ إِنَّمَا هُوَ مِنَ الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ. نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ عَنْ زُبَيْدٍ الْيَامِيِّ قَالَ: سَأَلْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي لَيْلَى عَنِ الْقُنُوتِ فِي الْفَجْرِ، فَقَالَ: سُنَّةٌ مَاضِيَةٌ. فَسُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ أَحْفَظُ مِنْ مِائَتَيْنِ مِثْلِ الْعَلَاءِ بْنِ صَالِحٍ، فَخُبِّرَ أَنَّ سُؤَالَ زُبَيْدِ بْنِ أَبِي لَيْلَى إِنَّمَا كَانَ عَنِ الْقُنُوتِ فِي الْفَجْرِ لَا فِي الْوِتْرِ، فَأَعْلَمَهُ أَنَّهُ سُنَّةٌ مَاضِيَةٌ، وَلَمْ يَذْكُرْ أَيْضًا الْبَرَاءَ. وَقَدْ رَوَى الثَّوْرِيُّ وَشُعْبَةُ - وهُمَا إِمَامَا أَهْلِ زَمَانِهِمَا فِي الْحَدِيثِ، - عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْبَرَاءِ: أَنَّ النَّبِيَّ قَنَتَ فِي الْفَجْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1095: Az-Zuhri meriwayatkan dari Sa’id bin Al Musayyib dan Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah bahwa Nabi tidak pernah membaca doa qunut kecuali untuk mendoakan satu kaum atas satu kaum lainnya. Apabila beliau ingin mendoakan kehancuran atas satu kaum atau mendoakan kebaikan bagi satu kaum maka beliau membaca doa qunut tatkala beliau mengangkat kepalanya pada rakaat yang kedua di saat shalat Subuh. Amr bin Ali dan Muhammad bin Yahya meriwayatkannya kepada kami, keduanya berkata: Abu Daud menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Sa’ad menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri. Al Ala' bin Shalih —Syaikh dari penduduk Kufah— meriwayatkan shalatnya dari Zubaid, dari Abdurrahman bin Abu Laila bahwa ia pernah ditanya tentang qunut ketika shalat witir, maka ia menjawab, “Al Bara' bin Azib menceritakan kepada kami, ia berkata, ‘Sunah yang telah berlalu'.” Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib meriwayatkannya kepada kami, Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami, Al Ala' bin Shalih menceritakan kepada kami. Syaikh Al Ala' bin Shalih ini terdapat keraguan di dalam dirinya pada lafazh yang terdapat dalam perkataannya “Al Witru” yang benar adalah “Al Fajru” dan bukan “Al Witru”. Kemungkinannya terhapus dari kitabnya antara huruf fa dan jim maka huruf fa menjadi seperti huruf waw, dan jim mungkin ditulis kecil sehingga mirip dengan huruf ta, atau mungkin juga tatkala ia melihat penduduk negrinya membaca qunut ketika shalat witir sedangkan para ulama mereka tidak membaca qunut ketika shalat Subuh maka ia menyangka bahwa hadits Al Barra' adalah hadits yang menjelaskan tentang perkara qunut ketika shalat witir. Sallam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dan Sufyan, dan Zubaid Al Yami, ia berkata, “Aku bertanya kepada Abdurrahman bin Abu iaila tentang qunut ketika shalat Subuh, maka ia menjawab, ‘Sunah yang telah berlalu’.” Sufyan Ats-Tsauri lebih menghafal dari dua ratus hadits sebagaimana Al Ala' bin Shalih, maka ia memberitahukan bahwa pertanyaan Zaid bin Abu Laila adalah tentang qunut ketika shalat Subuh bukan ketika shalat witir, kemudian ia menjawab bahwa itu adalah sunah yang telah berlalu dan juga tidak menyebutkan Al Bara'. Ats-Tsauri dan Syu’bah telah meriwayatkan —keduanya adalah imam pada masa mereka berdua dalam ilmu hadits— dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Bara' bahwa Nabi membaca qunut ketika shalat Subuh.
Hadits No. : 1096
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٦: ثناه سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، وَشُعْبَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْبَرَاءِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَنَتَ فِي الْفَجْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1096: Salam bin Junadah telah meriwayatkannya kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Sufyan dan Syu’bah, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Bara' bahwa Nabi membaca qunut ketika shalat Subuh.
Hadits No. : 1097
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٧: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي لَيْلَى، حَدَّثَنِي الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْنُتُ فِي الْمَغْرِبِ وَالصُّبْحِ نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، نا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، أَنْبَأَهُ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي لَيْلَى يُحَدِّثُ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْنُتُ فِي الصُّبْحِ وَالْمَغْرِبِ. فَهَذَا هُوَ الصَّحِيحُ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا عَلَى مَا رَوَاهُ الْعَلَاءُ بْنُ صَالِحٍ. وَأَعْلَى خَبَرٍ يُحْفَظُ فِي الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فِي عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ مَوْقُوفًا، أَنَّهُمْ كَانُوا يَقْنُتُونَ بَعْدَ النِّصْفِ، يَعْنِي مِنْ رَمَضَانَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1097: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Amr bin Murrah, ia berkata: Aku mendengar bin Abu Laila, Al Bara' bin Azib menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah membaca qunut ketika shalat Maghrib dan Subuh. Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Amr bin Murrah, diberitahukan kepadanya, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Abu Laila meriwayatkan hadits dari Al Bara' bin Azib bahwa Nabi membaca qunut ketika shalat Subuh dan Maghrib. Inilah yang benar dari Al Bara' bin Azib, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan bukan seperti yang diriwayatkan oleh Al Ala' bin Shalih. Sedangkan hadits yang paling tinggi dihafal tentang qunut ketika shalat witir adalah dari riwayat Ubai bin Ka’ab pada masa Umar bin Al Khaththab secara mauquf bahwa mereka membaca qunut pada pertengahan, yaitu pertengahan bulan Ramadhan.
Hadits No. : 1098
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٨: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَبْدٍ الْقَارِيَّ، وَكَانَ فِي عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمَ عَلَى بَيْتِ الْمَالِ، أَنَّ عُمَرَ، خَرَجَ لَيْلَةً فِي رَمَضَانَ فَخَرَجَ مَعَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ الْقَارِئِ، فَطَافَ بِالْمَسْجِدِ وَأَهْلُ الْمَسْجِدِ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُونَ، يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ، وَيُصَلِّي الرَّجُلُ، فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ، فَقَالَ عُمَرُ: وَاللَّهِ إِنِّي أَظُنُّ لَوْ جَمَعْنَا هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ أَمْثَلَ، ثُمَّ عَزَمَ عُمَرُ عَلَى ذَلِكَ، وَأَمَرَ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ أَنْ يَقُومَ لَهُمْ فِي رَمَضَانَ، فَخَرَجَ عُمَرُ عَلَيْهِمْ، وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ، فَقَالَ عُمَرُ: نِعْمَ الْبِدْعَةُ هِيَ، وَالَّتِي تَنَامُونَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنَ الَّتِي تَقُومُونَ، - يُرِيدُ آخِرَ اللَّيْلِ - فَكَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ أَوَّلَهُ، وَكَانُوا يَلْعَنُونَ الْكَفَرَةَ فِي النِّصْفِ: اللَّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَلَا يُؤْمِنُونَ بِوَعْدِكَ، وَخَالِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ، وَأَلْقِ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ، وَأَلْقِ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ، إِلَهَ الْحَقِّ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَدْعُو لِلْمُسْلِمِينَ بِمَا اسْتَطَاعَ مِنْ خَيْرٍ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِينَ قَالَ: وَكَانَ يَقُولُ إِذَا فَرَغَ مِنْ لَعْنَةِ الْكَفَرَةِ، وَصَلَاتِهِ عَلَى النَّبِيِّ، وَاسْتِغْفَارِهِ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَمَسْأَلَتِهِ: اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، وَنَرْجُو رَحْمَتَكَ رَبَّنَا، وَنَخَافُ عَذَابَكَ الْجِدَّ، إِنَّ عَذَابَكَ لِمَنْ عَادَيْتَ مُلْحِقٌ، ثُمَّ يُكَبِّرُ وَيَهْوِي سَاجِدًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1098: Ar-Rabi’ bin Sulaiman Al Muradi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahab menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, Urwah bin Zubair mengabarkan kepadaku bahwa Abdurrahman bin Abdul Qari di masa Umar bin Al Khaththab ia bersama Abdullah bin Arqam bertanggung jawab atas Baitul Mal— menceritakan bahwa Umar bersama Abdurrahman bin Abdul Qari pernah keluar dan berkeliling di masjid sementara orang-orang di masjid terbagi-bagi dan terpisah- pisah, ada orang yang shalat sendirian dan ada pula orang yang shalat diikuti oleh beberapa orang. Maka Umar berkata, “Demi Allah, aku merasa apabila kami mengumpulkan mereka atas satu imam maka hal itu lebih baik.” Lalu Umar berkeinginan keras akan hal tersebut dan memerintahkan Ubai bin Ka’ab untuk menjadi imam mereka di bulan Ramadhan. Setelah itu Umar keluar mendatangi mereka dan orang-orang sedang shalat diimami oleh imam mereka, maka Umar berkata, “Inilah sebaik-baik bid’ah.” Sedangkan kaum perempuan yang tidak shalat berjamaah itu lebih utama dari mereka yang shalat berjamaah —yang dimaksud adalah akhir malam— maka orang-orang mengerjakan shalat malam di permulaan malam dan mereka mendoakan kehancuran bagi orang-orang kafir pada pertengahan bulan, “Ya Allah, hancurkanlah orang-orang kafir yang senantiasa menghalang-halangi jalan-Mu, mendustai Rasul-Mu, tidak beriman dengan janji-Mu dan porak-porandakanlah kesatuan mereka, tanamkanlah rasa gentar di dalam hati mereka serta timpakanlah kepada mereka murka-Mu dan siksaan-Mu, Tuhan Yang Hak Maha Benar.” Setelah itu mereka membaca shalawat atas Nabi dan mendoakan kebaikan bagi kaum muslimin sesuai kemampuan mereka lalu memohon ampunan bagi kaum mukminin. Perawi berkata, “Apabila telah selesai mendoakan kehancuran bagi orang-orang kafir dan setelah membaca shalawat atas Nabi serta memohon ampunan untuk kaum mukminin dan mukminat maka ia berdoa dengan memohonkan permintaan, ‘Ya Allah, kepada-Mu kami beribadah dan hanya bagi-Mu kami shalat dan bersujud dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan berserah, kami memohon rahmat-Mu wahai Tuhan kami dan kami takut akan siksa-Mu yang pasti datang, sesungguhnya siksa-Mu atas orang-orang yang memusuhi-Mu ditimpakan,’ lalu ia bertakbir dan menundukkan diri untuk sujud.”
Hadits No. : 1099
صحيح ابن خزيمة ١٠٩٩: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، نا مُلَازِمُ بْنُ عَمْرٍو، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَدْرٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ طَلْقٍ قَالَ: زَارَنَا أَبِي فِي يَوْمٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَأَمْسَى عِنْدَنَا وَأَفْطَرَ، وَقَامَ بِنَا تِلْكَ اللَّيْلَةِ، وَأَوْتَرَ بِنَا، ثُمَّ انْحَدَرَ إِلَى مَسْجِدِهِ، فَصَلَّى بِأَصْحَابِهِ حَتَّى بَقِيَ الْوِتْرُ، ثُمَّ قَدَّمَ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِهِ، فَقَالَ: أَوْتِرْ بِأَصْحَابِكَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1099: Ahmad bin Al Miqdam menceritakan kepada kami, Mulazim bin Amr menceritakan kepada kami, Abdullah bin Badr menceritakan kepada kami dari Qais bin Thalq, ia berkata: Ayahku pemah mengunjungiku pada suatu hari di bulan Ramadhan, kemudian ia bermalam di rumah kami dan berbuka puasa, lalu shalat malam mengimami kami dan juga shalat witir pada malam itu. Setelah itu ia keluar menuju masjid dan shalat bersama para sahabat-sahabatnya sampai tersisa shalat witir, kemudian mempersilakan seorang laki-laki dari sahabatnya untuk maju ke depan dan ia berkata, “Shalat witirlah bersama sahabat-sahabatmu, sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak ada dua witir dalam satu malam'."
Hadits No. : 11
صحيح ابن خزيمة ١١: ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، وَعَمِّي إِسْمَاعِيلُ بْنُ خُزَيْمَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 11: Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam dan pamanku Isma’il Ibnu Khuzaimah menceritakan kepada kami, mereka berdua berkata, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami dari Ma’mar dari Hammam bin Mimabbih dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak diterima shalat salah seorang kalian apabila berhadats hingga ia berwudhu.”104
Hadits No. : 110
صحيح ابن خزيمة ١١٠: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ مِسْعَرِ بْنِ كِدَامٍ، عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤْتَى بِالْإِنَاءِ فَأَبْدَأُ فَأَشْرَبُ وَأَنَا حَائِضٌ، ثُمَّ يَأْخُذُ الْإِنَاءَ فَيَضَعُ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِي، وَآخُذُ الْعِرْقَ فَأَعُضُّهُ، ثُمَّ يَضَعُ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِيَّ» نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ مِسْعَرٍ، وَسُفْيَانَ، عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 110: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami, dari Jarir bin Kidam, dari Al Miqdam bin Syuraih, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, “Dulu Rasulullah pernah dibawakan sebuah wadah, lalu aku yang memulai meminum sementara —saat itu— aku sedang haid, kemudian beliau mengambil tempat itu, beliau meletakkan mulutnya pada tempat di mana mulutku ku letakkan. Aku mengambil daging urat lalu ku gigit, kemudian beliau pun meletakkan mulutnya pada tempat dimana mulutku menggigitnya.” 215 Salin bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan hadits senada kepada kami dari Mis’ar dan Sufyan dari Al Miqdam bin Syuraih dengan sanad ini.
Hadits No. : 1100
صحيح ابن خزيمة ١١٠٠: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، نا هِشَامٌ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: كَانَ يُصَلِّي ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُصَلِّي ثَمَانِ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ يُوتِرُ، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ، وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالْإِقَامَةِ هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى. وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ فِي حَدِيثِهِ: وَيُوتِرُ بِرَكْعَةٍ، فَإِذَا سَلَّمَ كَبَّرَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَالِسًا، وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ مِنَ الْفَجْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1100: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami (Ha') Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Hisyam bin Abdullah mengabarkan kepada kami dari Yahya, dari Abu Salamah, ia berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia menjawab, ‘Sesungguhnya beliau shalat tiga belas rakaat, shalat delapan rakaat dan kemudian witir, lalu shalat dua rakaat sambil duduk, maka apabila ingin ruku beliau berdiri kemudian ruku dan beliau juga shalat dua rakaat antara adzan dan iqamah'." Ini adalah lafazh hadits Abu Musa. Ad-Dauraqi di dalam haditsnya berkata, “Dan beliau witir satu rakaat dan apabila telah mengucap salam maka beliau bertakbir lalu shalat dua rakaat sambil duduk dan beliau juga shalat dua rakaat antara adzan dan iqamah untuk shalat Subuh."
Hadits No. : 1101
صحيح ابن خزيمة ١١٠١: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، نا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ، نا أَبُو مَسْلَمَةَ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: زُرْتُ خَالَتِي مَيْمُونَةَ فَوَافَقْتُ لَيْلَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَحَرٍ طَوِيلٍ، فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي، فَقُمْتُ فَتَوَضَّأْتُ، ثُمَّ جِئْتُ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ، فَلَمَّا عَلِمَ أَنِّي أُرِيدُ الصَّلَاةَ مَعَهُ أَخَذَ بِيَدِي فَحَوَّلَنِي عَنْ يَمِينِهِ، فَأَوْتَرَ بِتِسْعٍ أَوْ سَبْعٍ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَوَضَعَ جَنْبَهُ حَتَّى سَمِعْتُ ضَفِيزَهُ، ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَانْطَلَقَ، فَصَلَّى. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَاتَانِ الرَّكْعَتَانِ اللَّتَانِ ذَكَرَهُمَا ابْنُ عَبَّاسٍ فِي هَذَا الْخَبَرِ يُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ أَرَادَ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيهِمَا بَعْدَ الْوِتْرِ، كَمَا أَخْبَرَتْ عَائِشَةُ، وَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ أَرَادَ بِهِمَا رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ اللَّتَيْنِ كَانَ يُصَلِّيهِمَا قَبْلَ صَلَاةِ الْفَرِيضَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1101: Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu Ibnu Al Mufadhdhal— menceritakan kepada kami, Abu Salamah menceritakan kepada kami dari Abu Nadhrah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku pernah mengunjungi bibiku Maimunah yang bertepatan dengan malamnya Nabi SAW. Ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun di malam yang panjang, kemudian beliau menyempurnakan wudhu lalu berdiri mengerjakan shalat. Maka aku pun bangun dan mengambil air wudhu lalu mendatanginya dan berdiri di sampingnya. Ketika beliau mengetahui bahwa aku ingin shalat bersamanya maka beliau menarik tanganku dan memindahkanku ke sisi kanannya. Beliau shalat witir dengan sembilan atau tujuh rakaat, lalu shalat dua rakaat dan setelah itu berbaring dengan meletakkan (memiringkan) sisi badannya sampai terdengar dengusan nafasnya, kemudian iqamah pun dikumandangkan untuk shalat dan beliau pun shalat.” Abu Bakar berkata, “Shalat dua rakaat yang keduanya telah disebutkan oleh Ibnu Abbas di dalam hadits ini mengandung pengertian bahwa yang dimaksudkan adalah shalat dua yang dikerjakan Nabi setelah shalat witir sebagaimana yang dikabarkan oleh Aisyah atau mungkin juga mengandung pengertian bahwa yang dimaksud adalah shalat dua rakaat sunah Subuh yang dikerjakan beliau sebelum melaksanakan shalat fardhu.”
Hadits No. : 1102
صحيح ابن خزيمة ١١٠٢: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو دَاوُدَ، نا أَبُو حَرَّةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ الْأَنْصَارِيِّ، أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ عَنْ صَلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ، فَقَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى الْعِشَاءَ تَجَوَّزَ بِرَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَنَامُ وَعِنْدَ رَأْسِهِ طَهُورُهُ وَسِوَاكُهُ، فَيَقُومُ فَيَتَسَوَّكُ، وَيَتَوَضَّأُ، وَيُصَلِّي، وَيَتَجَوَّزُ بِرَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي ثَمَانِ رَكَعَاتٍ يُسَوِّي بَيْنَهُنَّ فِي الْقِرَاءَةِ، وَيُوتِرُ بِالتَّاسِعَةِ، وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، فَلَمَّا أَسَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَخَذَ اللَّحْمَ، جَعَلَ الثَّمَانِ سِتًّا، وَيُوتِرُ بِالسَّابِعَةِ، وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، يُقْرَأُ فِيهِمَا بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَإِذَا زُلْزِلَتْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1102: Bundar menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Abu Harrah menceritakan kepada kami dari Al Hasan, dari Sa’id bin Hisyam Al Anshari bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah tentang shalatnya Rasulullah di malam hari, maka Aisyah menjawab, “Apabila Rasulullah telah selesai shalat Isya maka beliau shalat yang melebihi dari dua rakaat, kemudian tidur dan di dekat kepalanya air untuk bersuci serta siwak. Ketika beliau bangun maka beliau bersiwak dan berwudhu lalu shalat lebih dari dua rakaat, kemudian berdiri dan shalat delapan rakaat dengan bacaan surah yang sama panjangnya lantas shalat witir pada rakaat yang kesembilan dan kemudian shalat dua rakaat sambil duduk. Tatkala usia Rasulullah mulai menua dan banyak daging (menjadi gemuk) beliau mengurangi delapan rakaat menjadi enam rakaat dan shalat witir pada rakaat yang ketujuh, lalu beliau shalat dua rakaat sambil duduk dengan membaca surah pada kedua rakaat tersebut dengan Qul yaa ayyuhal Kaafiruun dan Idzaa zulzilat.”
Hadits No. : 1103
صحيح ابن خزيمة ١١٠٣: ثنا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، نا مُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، نا عُمَارَةُ بْنُ زَاذَانَ، نا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ، فَلَمَّا أَسَنَّ وَثَقُلَ أَوْتَرَ بِسَبْعٍ، وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، يَقْرَأُ بِ الرَّحْمَنِ، وَالْوَاقِعَةِ قَالَ أَنَسٌ: وَنَحْنُ نَقْرَأُ بِالسُّوَرِ الْقِصَارِ إِذَا زُلْزِلَتْ، وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَنَحْوِهِمَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1103: Ali bin Sahal Ar-Ramli menceritakan kepada kami, Mu'ammal bin Ismail menceritakan kepada kami, Ammarah bin Zadzan menceritakan kepada kami, Tsabit menceritakan kepada itami dari Anas, ia berkata, “Nabi shalat witir sembilan rakaat dan tatkala usia beliau mulai menua dan menjadi berat maka beliau shalat witir tujuh rakaat, lalu shalat dua rakaat sambil duduk dengan membaca surah Ar-Rahman dan Al Waqi’ah.” Anas berkata, “Kami membaca surah yang pendek, yaitu Idzaa zulzilat dan Qul yaa ayyuhal Kaafiruun atau yang serupa dengan keduanya.”
Hadits No. : 1104
صحيح ابن خزيمة ١١٠٤: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ، وَهُوَ ابْنُ صَالِحٍ، عَنْ شُرَيْحِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَقَالَ: «إِنَّ هَذَا السَّفَرَ جَهْدٌ وَثِقَلٌ، فَإِذَا أَوْتَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ، وَإِلَّا كَانَتَا لَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1104: Ahmad bin Abdurrahman Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Mu’awiyah -yaitu Ibnu Shalih- menceritakan kepadaku dari Syuraih bin Ubaid, dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair, dari ayahnya, dari Tsauban maula Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Kami pernah pergi bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, maka beliau berkata, ‘Sesungguhnya perjalanan ini adalah sangat berat dan melelahkan, maka apabila salah seorang di antara kamu mengerjakan shalat witir maka ia hendaknya shalat dua rakaat apabila ia terbangun dan jika tidak maka ia memperoleh kedua pahala shalat tersebut.”
Hadits No. : 1105
صحيح ابن خزيمة ١١٠٥: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ قَالَا: ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، نا سَعِيدٌ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، وَالدَّوْرَقِيُّ قَالُوا: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، وَسُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، ح وَثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، ثنا عَبْدَةُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، كِلَاهُمَا عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا» وَقَالَ الصَّنْعَانِيُّ فِي رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ: هُمَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا. وَفِي حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ: رَكْعَتَا الْفَجْرِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا. ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَسْلَمَ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ نَحْوَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1105: Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi dan Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, Sa’id menceritakan kepada kami (Ha') Bundar dan Yahya bin Al Hakim dan Ad-Dauraqi meriwayatkan kepada kami, mereka berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dan Sa’id bin Arubah dan Sulaiman At- Taimi (Ha') Harun bin Ishak Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Abu Arubah, keduanya dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa’ad bin Hisyam, dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Dua rakaat sunah fajar lebih baik dari dunia keseluruhannya'." Ash-Shan’ani berkata tentang shalat sunah Fajar: (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,) “Keduanya lebih baik dari dunia seisinya.” Di dalam hadits Yahya bin Sa’id, beliau bersabda, “Dua rakaat sunah fajar lebih aku cintai dari dunia keseluruhannya.” Muhammad bin Aslam menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, Isra'il menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Abu Arubah dengan redaksi yang sama.
Hadits No. : 1106
صحيح ابن خزيمة ١١٠٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا حَفْصٌ يَعْنِي ابْنَ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى شَيْءٍ مِنَ الْخَيْرِ أَسْرَعُ مِنْهُ إِلَى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ، وَلَا إِلَى غَنِيمَةٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1106: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Hafsh -yaitu Ibnu Ghiyats- menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Ubaid bin Umair, dari Aisyah, ia berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah bersegera melakukan sesuatu kebaikan lebih cepat dari shalat dua rakaat sebelum fajar bahkan dari harta rampasan perang.”
Hadits No. : 1107
صحيح ابن خزيمة ١١٠٧: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، وَيَحْيَى بْنِ حَكِيمٍ قَالُوا: ثنا يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ سَعِيدٍ عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي عَطَاءٌ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ عَلَى شَيْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ مُعَاهَدَةً عَلَى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ بْنُ عُمَيْرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1107: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam dan Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, mereka berkata: Yahya —yaitu Ibnu Sa’id— menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, Atha' menceritakan kepadaku dari Ubaid bin Umair, dari Aisyah bahwa tidak ada perkara sunah yang lebih ditekuni Nabi dari shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh. Yahya bin Hakim berkata, “Ia berkata, ‘Ubaid bin Umair telah mengabarkan kepadaku’.”
Hadits No. : 1108
صحيح ابن خزيمة ١١٠٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا مَرْحُومٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ خَالِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كُنْتُ بَيْنَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَيْنَ أَعْرَابِيٍّ لَيْلَةً، فَقَالَ الْأَعْرَابِيُّ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ صَلَاةُ اللَّيْلِ؟ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيتَ الصُّبْحَ فَاسْجُدْ سَجْدَةً، وَاسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1108: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Marhum —-yaitu Ibnu Abdul Aziz— menceritakan kepada kami dari Khalid, dari Abdullah bin Syaqiq, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah berada di antara Rasulullah dan orang Arab badui pada suatu malam, lalu orang Arab badui bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana shalat malam?’ Beliau menjawab, ‘Dua rakaat dua rakaat dan apabila kamu khawatir akan datangnya waktu Subuh maka shalatlah satu rakaat, kemudian shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh'."
Hadits No. : 1109
صحيح ابن خزيمة ١١٠٩: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: أَخْبَرَتْنِي حَفْصَةُ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ إِذَا أَضَاءَ الْفَجْرُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1109: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Amr bin Dinar, dari Ibnu Syihab, dari Salim, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Hafshah istri Nabi memberitahukan kepadaku bahwa Nabi shalat dua rakaat sunah fajar apabila fajar telah bersinar.”
Hadits No. : 111
صحيح ابن خزيمة ١١١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ قَالَ: حَدَّثَنِي صَفْوَانُ بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَلَمَةَ مِنْ آلِ ابْنِ الْأَزْرَقِ، أَنَّ الْمُغِيرَةِ بْنَ أَبِي بُرْدَةَ وَهُوَ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ أَخْبَرَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ وَنَحْمِلُ الْقَلِيلَ مِنَ الْمَاءِ، فَإِنْ تَوَضَّأْنَا مِنْهُ عَطِشْنَا أَفَنَتَوَضَّأُ مِنْ مَاءِ الْبَحْرِ؟ فَقَالَ: «هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ، الْحَلَالُ مَيْتَتُهُ» هَذَا حَدِيثُ يُونُسَ " وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، وَلَمْ يَقُلْ مِنْ آلِ ابْنِ الْأَزْرَقِ، وَلَا مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ وَقَالَ: «نَرْكَبُ الْبَحْرَ أَزْمَانًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 111: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahb mengabarkan kepada kami, bahwa Malik menceritakan kepadanya, ia berkata, Shafwan bin Sulaim menceritakan kepadaku dari dari Sa’id bin Salamah —dari keluarga Ibnu Al Azraq— bahwa Al Mughirah bin Abu Burdah —ia dari Bani Abdu Ad-Dar— mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, kami pernah berlayar di laut dan membawa sedikit air. Jika kami wudhu dengan air itu, kami bisa kehausan. Apakah kami boleh berwudhu dengan air laut?’’ Beliau menjawab, “Laut itu airnya suci dan mensucikan dan bangkainya halal.”216 Ini hadits Yunus. Yahya bin Hakim berkata, “Dari Shafwan bin Sulaim, ia tidak mengatakan, “Dari keluarga Ibnu Al Azraq dan Bani Abdu Ad-Dar, dan ia berkata, “Kami berlayar beberapa waktu di laut.”
Hadits No. : 1110
صحيح ابن خزيمة ١١١٠: قَالَ: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ سِيرِينَ قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ، أَرَأَيْتَ الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ، أُطِيلُ فِيهِمَا الْقِرَاءَةَ؟ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ كَأَنَّ الْأَذَانَ بِأُذُنَيْهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1110: Ia berkata: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Hammad —yaitu Ibnu Zaid— mengabarkan kepada kami dari Anas bin Sirin, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Ibnu Umar, ‘Apa pendapatmu tentang shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh dengan memanjangkan bacaan surah pada keduanya?’ la menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh seakan-akan adzan telah dikumandangkan di kedua telinganya'."
Hadits No. : 1111
صحيح ابن خزيمة ١١١١: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي الثَّقَفِيِّ قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُ سَمِعَ عَمْرَةَ تُحَدِّثُ عَنْ عَائِشَةَ، وَثنا أَبُو عَمَّارٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، ح وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، ح وَثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا أَبُو خَالِدٍ جَمِيعًا عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، وَهَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ الْوَلِيدِ أَنَّهَا كَانَتْ تَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ فَيُخَفِّفُهُمَا حَتَّى إِنِّي لَأَقُولَ: قَرَأَ فِيهِمَا بِأُمِّ الْكِتَابِ؟ وَقَالَ أَبُو عَمَّارٍ فِي حَدِيثِهِ: حَتَّى أَقُولَ: هَلْ قَرَأَ فِيهِمَا بِشَيْءٍ؟
Shahih Ibnu Khuzaimah 1111: Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Abdul Wahab -yaitu Ats-Tsaqafi- menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Yahya bin Sa’id berkata: Muhammad bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Umarah meriwayatkan hadits dari Aisyah, Abu Ammar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami (Ha') Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami (Ha') Abdulllah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami, semuanya dari Yahya bin Sa’id, dari Muhammad bin Abdurrahman, dari Umarah, dari Aisyah —dan ini adalah hadits Muhammad bin Al Walid—, bahwa Aisyah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shalat dua rakaat sunah fajar dengan ringkas sampai-sampai aku berkata, ‘Beliau hanya membaca pada keduanya ummul kitab’.” Abu Ammarah berkata di dalam haditsnya, “Sampai-sampai aku berkata, ‘Apakah beliau membaca suatu surah pada keduanya?’.”
Hadits No. : 1112
صحيح ابن خزيمة ١١١٢: ثنا بُنْدَارٌ، نا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ، ثنا الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْعَصْرِ، لَا يَدَعُهُمَا قَالَتْ: وَكَانَ يَقُولُ: «نِعْمَتِ السُّورَتَانِ يُقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1112: Bundar meriwayatkan kepada kami, Ishak bin Yusuf Al Azraq menceritakan kepada kami, Al Jurairi menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq, dari Aisyah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shalat empat rakaat sebelum shalat Zhuhur dan dua rakaat sebelum shalat Ashar, yang keduanya tidak Pernah ditinggalkannya.” Aisyah berkata, “Beliau bersabda, "Dua surah yang paling baik untuk dibaca pada dua rakaat sebelum shalat fajar, adalah: qul huwallaahu ahad dan qul yaa ayyuhal kaafiruun’."
Hadits No. : 1113
صحيح ابن خزيمة ١١١٣: ثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ ثنا أَبُو خَالِدٍ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ، عَنِ ابْنِ يَسَارٍ وَهُوَ سَعِيدُ بْنُ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أَكْثَرُ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقْرَأُ فِي رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ {قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ} [البقرة: 136] ، إِلَى آخِرِ الْآيَةِ، وَفِي الْأُخْرَى {قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ} [آل عمران: 64] ، إِلَى قَوْلِهِ: {اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ} [آل عمران: 64]
Shahih Ibnu Khuzaimah 1113: Harun bin Ishak Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami, Utsman bin Hakim menceritakan kepada kami dari bin Yasar —yaitu S a’id bin Y asar— dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Surah yang paling sering dibaca oleh Rasulullah pada shalat dua rakaat sunah fajar adalah Quuluu aamanna billahi wamaa unzila ilaa ibraahiim ... (Qs. Al Baqarah [2]: 136), dan pada rakaat yang lainnya: Qul yaa ahlal kitaabi taa’alau ilaa kalimatin sawaa'in bainanaa wa bainakum ... isyhaduu biannaa muslimuun. (Qs. Aali Imraan [3]: 64).”
Hadits No. : 1114
صحيح ابن خزيمة ١١١٤: ثنا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، وَنَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ قَالَا: ثنا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، ثنا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَيْسِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ، وَلَمْ يَكُنْ رَكَعَ رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، فَلَمَّا سَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ، فَلَمْ يُنْكِرْ ذَلِكَ عَلَيْهِ ثنا أَبُو الْحَسَنِ عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ قَيْسٍ جَدِّ سَعْدٍ، أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا هَاتَانِ الرَّكْعَتَانِ؟» فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ رَكْعَتَا الْفَجْرِ لَمْ أَكُنْ صَلَّيْتُهُمَا، فَهُمَا هَاتَانِ، قَالَ: فَسَكَتَ عَنْهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1114: Ar-Rabi’ bin Sulaiman Al Muradi dan Nashr bin Marzuq —dengan hadits gharib dan gharib— menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Asad bin Musa menceritakan kepada kami, Al Laits bin Sa’ad menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari kakeknya Qais bin Amr bahwa ia pernah shalat Subuh bersama Rasulullah saat belum melaksanakan shalat sunah Fajar. Maka tatkala Rasulullah mengucap salam, ia berdiri shalat dua rakaat sementara Rasulullah melihatnya tidak mengingkarinya. Abu Hasan Amr bin Hafash menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Sa'ad bin Sa'id, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Qais, kakek dari Sa'ad, bahwa ia pernah shalat Shubuh bersama Nabi , kemudian ia berdiri shalat dua rakaat, lalu Nabi berkata, “Shalat dua rakaat apa ini?” Maka ia menjawab, “Wahai Rasulullah, shalat dua rakaat sunah fajar yang tidak sempat aku kerjakan, maka inilah shalat dua rakaat tersebut.” Perawi berkata, “Nabi kemudian diam dan tidak mengatakan apa-apa tentangnya.”
Hadits No. : 1115
صحيح ابن خزيمة ١١١٥: ثنا عَلِيُّ بْنُ نَصْرِ بْنِ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، وَعَبْدُ الْقُدُّوسِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ شُعَيْبِ بْنِ الْحَبْحَابِ، - وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَبْدِ الْقُدُّوسِ، - حَدَّثَنِي عَمْرٌو يَعْنِي ابْنَ عَاصِمٍ، نا هَمَّامٌ، نا قَتَادَةُ، عَنِ النَّضْرِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ بَشِيرِ بْنِ نَهِيكٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ نَسِيَ رَكْعَتَيِ الْفَجْرَ، فَلْيُصَلِّهِمَا إِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1115: Ali bin Nashr bin Ali Al Juhani dan Abdul Quddus bin Muhammad bin Syu'aib bin Al Hibhab —ini adalah lafazh hadits Abdul Quddua— menceritakan kepada kami, Amr —yaitu Ibnu Ashim— menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, Qatadah menceritakan kepada kami dari An-Nadhr bin Anas, dari Basyir bin Nahik, dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa lupa mengerjakan shalat dua rakaat sunah fajar maka ia hendaknya mengerjakannya setelah terbit matahari.”
Hadits No. : 1116
صحيح ابن خزيمة ١١١٦: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا يَحْيَى، ثنا يَزِيدُ بْنُ كَيْسَانَ، ثنا أَبُو حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَعْرَسْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ نَسْتَيْقِظْ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لِيَأْخُذْ كُلُّ إِنْسَانٍ بِرَأْسِ رَاحِلَتِهِ؛ فَإِنَّ هَذَا مَنْزِلٌ حَضَرَنَا فِيهِ الشَّيْطَانُ» ، فَفَعَلْنَا، فَدَعَا بِالْمَاءِ فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ صَلَّى سَجْدَتَيْنِ حِينَ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، وَصَلَّى الْغَدَاةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1116: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Yazid bin Kaisan menceritakan kepada kami, Abu Hazim menceritakan kepada kami dari Abu Hurairah, ia berkata, “Kami pernah beristirahat sebentar bersama Rasulullah dan kami tidak bangun sampai terbit matahari, lalu Rasulullah berkata, ‘Hendaknya setiap orang memegang tali hewan tunggangannya, ketahuilah sesungguhnya tempat yang kita singgah ini terdapat syetan.’ Maka kami kemudian melakukannya, lalu beliau meminta air dan berwudhu lantas Shalat dua rakaat. Tatkala iqamah dikumandangkan beliau pun shalat Subuh’.”
Hadits No. : 1117
صحيح ابن خزيمة ١١١٧: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ الْعَسْقَلَانِيُّ، ثنا آدَمُ، يَعْنِي ابْنَ أَبِي إِيَاسٍ، ثنا قَيْسٌ ، يَعْنِي ابْنَ الرَّبِيعِ نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي لَيْلَى، عَنْ دَاوُدَ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: بَعَثَنِي الْعَبَّاسُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ مُمْسِيًا، وَهُوَ فِي بَيْتِ خَالَتِي مَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ، فَلَمَّا صَلَّى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ قَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي، وَتَجْمَعُ بِهَا شَمْلِي، وَتَلُمُّ بِهَا شَعْثِي، وَتَرُدُّ بِهَا الْغَيَّ، وَتُصْلِحُ بِهَا دِينِي، وَتَحْفَظُ بِهَا غَائِبِي، وَتَرْفَعُ بِهَا شَاهِدِي، وَتُزَكِّي بِهَا عَمَلِي، وَتُبَيِّضَ بِهَا وَجْهِي، وَتُلْهِمُنِي بِهَا رُشْدِي، وَتَعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سَوْءٍ، اللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيمَانًا صَادِقًا، وَيَقِينًا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ، وَرَحْمَةً أَنَالُ بِهَا شَرَفَ كَرَامَتِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْفَوْزَ عِنْدَ الْقَضَاءِ، وَنُزُلَ الشُّهَدَاءِ، وَعَيْشَ السُّعَدَاءِ، وَمُرَافَقَةَ الْأَنْبِيَاءِ، وَالنَّصْرَ عَلَى الْأَعْدَاءِ، اللَّهُمَّ أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي، وَإِنْ قَصُرَ رَأْيِي، وَضَعُفَ عَمَلِي، وَافْتَقَرْتُ إِلَى رَحْمَتِكَ، فَأَسْأَلُكَ يَا قَاضِيَ الْأُمُورِ، وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ، كَمَا تُجِيرُ بَيْنَ الْبُحُورِ أَنْ تُجِيرَنِي مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ، وَمِنْ دَعْوَةِ الثُّبُورِ، وَمَنْ فِتْنَةِ الْقُبُورِ، اللَّهُمَّ مَا قَصُرَ عَنْهُ رَأْيِي، وَضَعُفَ عَنْهُ عَمَلِي، وَلَمْ تَبْلُغْهُ نِيَّتِي مِنْ خَيْرٍ وَعَدْتَهُ أَحَدًا مِنْ عِبَادِكَ، أَوْ خَيْرٍ أَنْتَ مُعْطِيهِ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، فَإِنِّي أَرْغَبُ إِلَيْكَ فِيهِ، وَأَسْأَلُكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ غَيْرَ ضَالِّينَ وَلَا مُضِلِّينَ، حَرْبًا لِأَعْدَائِكَ، سِلْمًا لِأَوْلِيَائِكَ، نُحِبُّ بِحُبِّكَ النَّاسَ، وَنُعَادِي بِعَدَاوَتِكَ مَنْ خَالَفَكَ، اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ وَعَلَيْكَ الِاسْتِجَابَةُ أَوِ الْإِجَابَةُ - شَكَّ ابْنُ خَلَفٍ - وَهَذَا الْجَهْدُ وَعَلَيْكَ التُّكْلَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، اللَّهُمَّ ذَا الْحَبْلِ الشَّدِيدِ، وَالْأَمْرِ الرَّشِيدِ، أَسْأَلُكَ الْأَمْنَ يَوْمَ الْوَعِيدِ، وَالْجَنَّةَ يَوْمَ الْخُلُودِ مَعَ الْمُقَرَّبِينَ الشُّهُودِ، الرُّكَّعِ السُّجُودِ، الْمُوفِينَ بِالْعُهُودِ، إِنَّكَ رَحِيمٌ وَدُودٌ، وَأَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيدُ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ الْعِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ الْمَجْدَ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إِلَّا لَهُ، سُبْحَانَ الَّذِي أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ فَعَلِمَهُ، سُبْحَانَ ذِي الْفَضْلِ وَالنِّعَمِ، سُبْحَانَ ذِي الْقُدْرَةِ وَالْكَرَمِ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي نُورًا فِي قَلْبِي، وَنُورًا فِي قَبْرِي، وَنُورًا فِي سَمْعِي، وَنُورًا فِي بَصَرِي، وَنُورًا فِي شَعْرِي، وَنُورًا فِي بَشَرِي وَنُورًا فِي لَحْمِي، وَنُورًا فِي دَمِي، وَنُورًا فِي عِظَامِي، وَنُورًا بَيْنَ يَدَيَّ، وَنُورًا مِنْ خَلْفِي، وَنُورًا عَنْ يَمِينِي، وَنُورًا عَنْ شِمَالِي، وَنُورًا مِنْ فَوْقِي، وَنُورًا مِنْ تَحْتِي، اللَّهُمَّ زِدْنِي نُورًا، وَأَعْطِنِي نُورًا، وَاجْعَلْ لِي نُورًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1117: Muhammad bin Khalaf Al Asqalani menceritakan kepada kami, Adam —yaitu Ibnu Abu Iyas— menceritakan kepada kami; Qais —yaitu Ibnu Ar-Rabi’— menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Laila menceritakan kepada kami dari Daud bin Ali, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Al Abbas pernah mengutusku untuk menjumpai Rasulullah maka aku mendatangi beliau pada sore hari ketika beliau berada di rumah bibiku Maimunah binti Al Harits. Rasulullah kemudian bangun untuk shalat malam dan tatkala shalat dua rakaat sunah fajar beliau berdoa, 'Ya Allah, aku memohon rahmat dari sisi-Mu yang dapat memberikan petunjuk kepada hatiku, menyatukan kekuatanku, mengumpulkan yang berserakan dari diriku, mengembalikan rasa kekhawatiranku, memperbaiki agamaku, melindungi ketidaktahuanku, mengangkat kesaksianku, menyucikan amal perbuatanku, memutihkan raut mukaku, meluruskan jalanku dan melindungi diriku dari segala keburukan. Ya Allah, berikanlah kepadaku keimanan yang benar dan keyakinan yang tidak ada setelahnya kekufuran serta rahmat yang menjadikan diriku dapat mencapai kemuliaan kasih agung-Mu di dunia dan di akhirat. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kemenangan pada hari penentuan dan tempat tinggal para syuhada, kehidupan orang-orang yang berbahagia, menjadi pendamping para nabi serta kemenangan atas para musuh. Ya Allah, aku mengadukan kepada-Mu kebutuhanku meski sangat sempit akalku dan lemahnya amal perbuatanku serta aku sangat mengharapkan kepada rahmat- Mu, maka aku memohon kepada-Mu wahai Dzat Yang Maha Menentukan segala perkara, wahai Dzat Yang Maha Mengobati sesak di dada sebagaimana Engkau memisahkan antara lautan. Perkenankanlah agar Engkau memisahkan diriku dari adzab api Neraka, dari ajakan kebinasaan dan dari fitnah kubur. Ya Allah, meskipun sangat sempit akalku untuk menggapainya dan lemahnya amal perbuatanku serta niatku yang tidak akan mampu mencapainya dari kebaikan yang telah Engkau janjikan kepada seseorang dari hamba-Mu atau kebaikan yang Engkau berikan kepada seseorang dari makhluk-Mu. Sesungguhnya aku sangat mengharapkan semua itu dari-Mu dan aku memintanya kepada-Mu wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, jadikanlah kami pemberi petunjuk bagi mereka yang mendapatkan petunjuk bukan orang yang sesat dan yang menyesatkan, yang selalu memerangi musuh-Mu dan membela wali-wali-Mu, kami mencintai manusia dengan cinta-Mu dan memusuhi dengan permusuhan-Mu orang yang menentang-Mu. Ya Allah, ini doa dari kami dan atas Engkau perkenannya atau Ijabah -Ibnu Khalaf ragu— ini adalah usaha dan atas Engkau kami bertawakkal, dan tiada daya dan upaya selain Allah. Ya Allah, ini adalah tali pengikat yang kuat dan perintah jalan yang lurus, aku memohon kepada Engkau rasa aman pada hari pembalasan, surga pada hari kekekalan, bersama para malaikat yang menjadi saksi, yang selalu patuh dan tunduk, yang selalu menepati janji, sesungguhnya Engkau Maha Penyanyang lagi Maha Lembut dan Engkau berbuat apa yang Engkau Kehendaki. Maha suci Dzat yang berselimutkan keagungan dan berfirman dengannya, Maha Suci Dzat yang memakai segala pujian dan mengasihi dengannya, Maha Suci Dzat yang tidak ada penyucian kecuali bagi-Nya, Maha Suci Dzat yang menghitung segala sesuatu dengan ilmu-Nya, Maha Suci Dzat Pemberi rezeki dan kenikmatan, Maha Suci Dzat yang memiliki kekuasaan dan Keagungan. Ya Allah, jadikanlah cahaya bagi diriku di hatiku, cahaya di kuburanku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya di rambutku, cahaya di kulitku, cahaya di dagingku, cahaya di darahku, cahaya di tulangku, cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di sisi kananku, cahaya di sisi kiriku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku Ya Allah, tambahkanlah cahaya untuk diriku, curahkanlah bagiku cahaya dan jadikanlah bagi diriku cahaya'.”
Hadits No. : 1118
صحيح ابن خزيمة ١١١٨: ثنا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، فَلْيَضْطَجِعْ عَلَى يَمِينِهِ» ، فَقَالَ لَهُ مَرْوَانُ بْنُ الْحَكَمِ: " أَمَا يَكْفِي أَحَدَنَا مَمْشَاهُ إِلَى الْمَسْجِدِ حَتَّى يَضْطَجِعَ قَالَ: فَبَلَغَ ذَلِكَ ابْنَ عُمَرَ، فَقَالَ: أَكْثَرَ أَبُو هُرَيْرَةَ، فَقِيلَ لَهُ: هَلْ تُنْكِرُ مِمَّا يَقُولُ شَيْئًا قَالَ: لَا، وَلَكِنَّهُ اجْتَرَأَ، وَجَبُنَّا، فَبَلَغَ ذَلِكَ أَبَا هُرَيْرَةَ، فَقَالَ: مَا ذَنْبِي إِنْ كُنْتُ حَفِظْتُ وَنَسَوْا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1118: Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kamu shalat dua rakaat sunah fajar maka ia hendaknya berbaring pada sisi tubuh bagian kanan'.” Maka Marwan bin Al Hakam berkata kepadanya, “Apakah sempat bagi seseorang di antara kita pergi ke masjid sampai ia berbaring?” Perawi berkata, “Kemudian Ibnu Umar mendengar tentang perkara tersebut, maka ia berkata, ‘Abu Hurairah sering melakukannya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Apakah kamu mengingkari apa yang diucapkannya?’ Ia menjawab, ‘Tidak, akan tetapi ia melampaui batas kewajiban kita.’ Kemudian Abu Hurairah mendengar perkara tersebut dan ia berkata, ‘Apa salahku jika aku menghafalnya sedangkan mereka melupakannya’.”
Hadits No. : 1119
صحيح ابن خزيمة ١١١٩: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ ابْن عُلَيَّةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَزِيدَ وَهُوَ أَبُو مَسْلَمَةَ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: زُرْتُ خَالَتِي، فَوَافَقْتُ لَيْلَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ اضْطَجَعَ حَتَّى سَمِعْتُ ضَفِيزَهُ، ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَخَرَجَ فَصَلَّى
Shahih Ibnu Khuzaimah 1119: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ismail bin Ulayyah menberitahukan kepada kami dari Sa’id bin Yazid —yaitu Abu Salamah— dari Abu Nadhrah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku pernah mengunjungi bibiku dan bertepatan dengan malamnya Nabi kemudian menyebutkan redaksi haditsnya dan ia berkata, “Lalu beliau shalat dua rakaat, kemudian berbaring sampai-sampai aku mendengar suara dengkur nafasnya, lalu ketika iqamah dikumandangkan, beliau pun keluar kemudian shalat."
Hadits No. : 112
صحيح ابن خزيمة ١١٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، نا أَبُو الْقَاسِمِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ، حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ حَازِمٍ، عَنِ ابْنِ مِقْسَمٍ قَالَ أَحْمَدُ: يَعْنِي عُبَيْدَ اللَّهِ، عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنِ الْبَحْرِ قَالَ: «هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ، وَالْحَلَالُ مَيْتَتُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 112: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Hanbal mengabarkan kepada kami, Abu Al Qasim bin Abu Az-Zinad mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Hazim menceritakan kepadaku dari Ibnu Miqsam (19-1), Ahmad berkata, —maksudnya adalah Ubaidullah— dari Jabir, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang laut, beliau bersabda, “Laut itu airnya suci dan mensucikan dan bangkainya halal.”217. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih Manakala Baginya Penguat Dari Riwayat Abu Hurairah Yang Diriwayatkan Oleh Ibnu Majah Pada Kitab Thaharah 38, Dan Kitab Mawarid Adh Dham'an Hadits 120,
Hadits No. : 1120
صحيح ابن خزيمة ١١٢٠: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ سَالِمٍ أَبِي النَّضْرِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، فَإِنْ كُنْتُ مُسْتَيْقِظَةً حَدَّثَنِي، وَإِنْ كُنْتُ نَائِمَةً اضْطَجَعَ حَتَّى يَقُومَ لِلصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1120: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Salim Abu An- Nadhr, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah shalat dua rakaat sunah fajar kemudian apabila aku terbangun maka beliau berbincang-bincang denganku dan apabila aku tidur maka beliau berbaring sampai iqamah untuk shalat dikumandangkan."
Hadits No. : 1121
صحيح ابن خزيمة ١١٢١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَعَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَبَّاسِ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو: ثنا غُنْدَرٌ، وَقَالَ الْآخَرَانِ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ بُنْدَارٌ قَالَ: ثنا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ وَرْقَاءَ، وَقَالَ الْآخَرَانِ: عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ وَرْقَاءَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَلَا صَلَاةَ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ» ثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا رَوْحُ بْنُ عِبَادَةَ، ثنا زَكَرِيَّا بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ يَقُولُ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1121: Muhammad bin Bayssyar dan Amr bin Ali dan Muhammad bin Amr bin Al Ash, Muhammad bin Amr berkata: Ghundar menceritakan kepada kami, dan dua orang lainnya mengatakan, Muhammad bin Ja’far meriwayatkan kepada kami, Bundar berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Warqa' —dan dua orang lainnya berkata: Diriwayatkan dari Syu’bah, dari Warqa— dari Amr bin Dinar, dari Atha' bin Yasar, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Apabila iqamah untuk shalat telah dikumandangkan maka tidak ada shalat selain shalat wajib.” Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, Zakaria bin Ishak meriwayatkan kepada kami, Amr bin Dinar menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Atha' bin Yasar menceritakan dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan redaksi hadits yang serupa.
Hadits No. : 1122
صحيح ابن خزيمة ١١٢٢: ثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الْقُرَشِيُّ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ صَالِحِ بْنِ رُسْتُمَ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ وَلَمْ أُصَلِّ الرَّكْعَتَيْنِ، فَرَآنِي وَأَنَا أُصَلِّيهِمَا، فَنَهَانِي فَجَذَبَنِي، وَقَالَ: " تُرِيدُ أَنْ تُصَلِّيَ لِلصُّبْحِ أَرْبَعًا؟ قِيلَ لِأَبِي عَامِرٍ يَعْنِي صَالِحَ بْنَ رُسْتُمَ: النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: نَعَمْ ثنا أَبُو عَمَّارٍ: نا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، عَنْ أَبِي عَامِرٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَقُمْتُ أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، فَجَذَبَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «أَتُصَلِّي الْغَدَاةَ أَرْبَعًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1122: Salam bin Junadah Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Shalih bin Rustum, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Iqamah shalat telah dikumandangkan sementara aku merasa belum mengerjakan shalat sunah dua rakaat maka ketika beliau melihatku sedang mengerjakannya, beliau pun melarangku dan menarik diriku, lantas berkata, “Apakah kamu ingin mengerjakan shalat Subuh empat rakaat?” Dikatakan kepada Abu Amir —yaitu Shalih bin Rustum “Nabi ?” Ia menjawab, “Ya.” Abu Ammar menceritakan kepada kami, An-Nadhr bin Syamil menceritakan kepada kami dari Abu Amir, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Setelah iqamah untuka shalat dikumandangkan, aku berdiri mengerjakan shalat sunah dua rakaat, maka Rasulullah pun menarik diriku dan berkata, ‘Apakah kamu ingin mengerjakan shalat Subuh empat raka'at? ”
Hadits No. : 1123
صحيح ابن خزيمة ١١٢٣: ثنا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، ثنا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبَّادٌ يَعْنِي ابْنَ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيَّ ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَيْضًا عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ زِيَادٍ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ، نا الْفَزَارِيُّ يَعْنِي مَرْوَانَ بْنَ مُعَاوِيَةَ ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، كُلُّهُمْ عَنْ عَاصِمِ يَعْنِي الْأَحْوَلَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَرْجِسٍ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ، فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ قَالَ: «يَا فُلَانُ، أَيَّتْهُمَا صَلَاتُكَ الَّتِي صَلَّيْتَ مَعَنَا أَوِ الَّتِي صَلَّيْتَ لِنَفْسِكَ» ، هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1123: Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, Hammad —yaitu Ibnu Ziyad— menceritakan kepada kami (Ha') Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, ia berkala: Abbad yaitu Ibnu Abbad Al Mihlabi— mengabarkan kepada kami (Ha'), Ahmad bin Abdah juga menceritakan kepada kami dari Abdul Wahid bin Ziyad (Ha') Muhammad bin Abdullah bin Yazid Al Muqn’ menceritakan kepada kami, Al Fazzari —yaitu Marwan bin Mu’awiyah— menceritakan kepada kami (Ha') Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami (Ha') Muhammad bin Yahya Al Qath’i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, mereka semua meriwayatkan dari Ashim —yaitu Al Ahwal— dari Abdullah bin Sarjas, ia berkata, “Datang seorang laki-laki sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang shalat Subuh, lalu ia shalat sunah dua rakaat. Ketika Rasulullah selesai shalat beliau berkata, "Wahai Fulan, shalat yang mana di antara dua shalatmu, apakah shalat yang kamu kerjakan bersama kami atau shalat yang kamu kerjakan sendirian?’.” Ini adalah lafazh hadits Hammad bin Ziyad.
Hadits No. : 1124
صحيح ابن خزيمة ١١٢٤: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ بِخَبَرِ غَرِيبٍ غَرِيبٍ قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمَّارٍ يَعْنِي الْأَنْصَارِيَّ، عَنْ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ أَبِي نَمِرٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَرَأَى نَاسًا يُصَلُّونَ رَكْعَتَيْنِ بِالْعَجَلَةِ، فَقَالَ: «أَصَلَاتَانِ مَعًا» ، فَنَهَى أَنْ يُصَلَّى فِي الْمَسْجِدِ إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ. ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُقَيْلٍ، نا حَفْصُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ، عَنْ شَرِيكٍ، عَنْ أَنَسٍ بِمِثْلِهِ إِلَى قَوْلِهِ: «أَصَلَاتَانِ مَعًا» ، لَمْ يَزِدْ عَلَى هَذَا. قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ: رَوَى هَذَا الْخَبَرَ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ شَرِيكِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ مُرْسَلًا، وَرَوَى إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ، عَنْ شَرِيكٍ كِلَا الْخَبَرَيْنِ عَنْ أَنَسٍ وَعَنْ أَبِي سَلَمَةَ جَمِيعًا. حَدَّثَنَا بِهِمَا مُحَمَّدُ بْنُ عُقَيْلٍ، ثنا حَفْصُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ بِالْإِسْنَادَيْنِ جَمِيعًا مُنْفَرِدَيْنِ، خَبَرُ أَنَسٍ مُنْفَرِدًا، وَخَبَرُ ابْنِ سَلَمَةَ مُنْفَرِدًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1124: Ali bin Hajar As-Sa’di menceritakan kepada kami dengan hadits gharib dan gharib, ia berkata: Muhammad bin Ammar —yaitu Al Anshari— menceritakan kepada kami dari Syarik bin Abdullah — yaitu Ibnu Abu Namr— dari Anas, ia berkata, “Nabi Muhammad keluar dari rumahnya ketika iqamah untuk shalat dikumandangkan dan ketika itu beliau melihat beberapa orang shalat dua rakaat dengan terburu-buru, maka beliau berkata, “Apakah ada dua shalat secara bersamaan?” Kemudian beliau melarang shalat di masjid apabila iqamah untuk shalat telah dikumandangkan. Muhammad bin Uqail menceritakan kepada kami, Hafsh bin Abdullah menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Thahman menceritakan kepadaku dari Syarik, dari Anas dengan redaksi hadits yang serupa sampai sabda beliau, “Apakah ada dua shalat secara bersamaan?” Tidak lebih dari ini. Muhammad bin Ishak berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh Malik bin Anas dan Ismail bin Ja’far, dari Syarik bin Abu Namr, dari Abu Salamah secara mursal. Sedangkan Ibrahim bin Thahman meriwayatkan dari Syarik kedua hadits tersebut dari Anas dan dari Abu Salamah semuanya.” Muhammad bin Aqil meriwayatkan kedua haditsnya kepada kami, Hafsh bin Abdullah menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Thahman menceritakan kepada kami dengan kedua sanadnya secara munfarid, hadits Anas dan hadits Ibnu Salamah.
Hadits No. : 1125
صحيح ابن خزيمة ١١٢٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَقَرَأَ، عَلَيْنَا مِنْ كِتَابِهِ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، وَثنا بُنْدَارٌ أَيْضًا، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا عَبْدَةُ، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ سَوَاءٍ، عَنْ سَعِيدٍ جَمِيعًا عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ قَالَ: أَتَيْتُ عَلَى حَكِيمِ بْنِ أَفْلَحَ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَهُوَ إِلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، فَاسْتَأْذَنَّا، فَأُدْخِلْنَا عَلَيْهَا، فَقُلْنَا: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ نَبِّئِينِي عَنْ خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: أَلَسْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ - تَعْنِي قَوْلَهُ {وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ} [القلم: 4]- قَالَ: بَلَى قَالَتْ: فَإِنَّ خُلُقَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ الْقُرْآنَ، فَقُلْتُ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، نَبِّئِينِي عَنْ قِيَامِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: أَلَسْتَ تَقْرَأُ هَذِهِ السُّورَةِ {يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ} [المزمل: 1] قَالَ: فَقُلْتُ: بَلَى قَالَتْ: فَإِنَّ اللَّهَ فَرَضَ الْقِيَامَ فِي أَوَّلِ هَذِهِ السُّورَةِ، فَقَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ حَوْلًا، حَتَّى انْتَفَخَتْ أَقْدَامُهُمْ، وَأَمْسَكَ خَاتِمَتَهَا اثْنَيْ عَشَرَ شَهْرًا فِي السَّمَاءِ، ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ التَّخْفِيفَ فِي آخِرِ هَذِهِ السُّورَةِ، فَصَارَ قِيَامُ اللَّيْلِ تَطَوُّعًا بَعْدَ فَرِيضَةٍ، ثُمَّ ذَكَرُوا الْحَدِيثَ، وَفِي آخِرِ الْحَدِيثِ قَالَ: فَأَتَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَأَخْبَرْتُهُ بِحَدِيثِهَا، فَقَالَ: صَدَقَتْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1125: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id —dan ia membacakannya kepada kami dari kitabnya— menceritakan kepada kami, Sa’id bin Abu Arubah menceritakan kepada kami (Ha') Bundar juga menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami dari Sa’id (Ha') Harun bin Ishak Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami dari Sa’id (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku (Ha') Ahmad bin Miqdam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sawa' menceritakan kepada kami semuanya dari Sa’id, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa’ad bin Hisyam, ia berkata, “Aku pernah mendatangi Hakim bin Aflah, lalu kami berdua pergi menemui Aisyah , kemudian kami meminta izin dan kami diantar masuk menghadapnya, maka kami berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin, beritahukanlah kepada kami tentang akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.’ Ia menjawab, ‘Bukankah kamu membaca Al Qur'an? (124-Alif). Yang dimaksud adalah firman-Nya, ‘Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.' (Qs. Al Qalam [68]: 4) Kami menjawab, ‘Ya.’ Ia berkata, ‘Sesungguhnya akhlak Rasulullah adalah Al Qur'an.’ Aku kemudian bertanya, ‘Wahai Ummul Mukminin, beritahukanlah kepada kami tentang shalat malam Rasulullah ?’ Ia menjawab, ‘Bukankah kamu membaca surah ini, Ya Ayyuhal Muzammil?' Aku menjawab, ‘Tentu.’ Ia lalu berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah mewajibkan shalat malam pada awal ayat ini (turun), kemudian Nabi dan para sahabat di sekelilingnya mengerjakannya sampai kedua kaki mereka pecah-pecah dan ketentuannya terus dipertahankan di langit selama dua belas bulan, lalu Allah menurunkan rukhshah pada akhir ayat ini. Oleh karena itu, shalat malam menjadi sunah setelah sebelumnya menjadi kewajiban’.” Mereka selanjutnya menyebutkan redaksi haditsnya dan di akhir hadits, ia berkata, “Aku kemudian mendatangi Ibnu Abbas dan memberitahukan hadits dari Aisyah tersebut, maka ia berkata, ‘Aisyah benar’.”
Hadits No. : 1126
صحيح ابن خزيمة ١١٢٦: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي يَعْنِي ابْنَ شِهَابٍ، قَالَ: قَالَ عُرْوَةُ: قَالَتْ عَائِشَةُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ فَصَلَّى فِي الْمَسْجِدِ، فَصَلَّى رِجَالٌ بِصَلَاتِهِ، فَأَصْبَحَ نَاسٌ يَتَحَدَّثُونَ بِذَلِكَ، فَلَمَّا كَانَتِ اللَّيْلَةُ الثَّالِثَةُ كَثُرَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ، فَخَرَجَ فَصَلَّى، فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ، فَلَمَّا كَانَتِ اللَّيْلَةُ الرَّابِعَةُ، عَجَزَ الْمَسْجِدُ عَنْ أَهْلِهِ، فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَطَفِقَ رِجَالٌ مِنْهُمْ يُنَادُونَ الصَّلَاةَ، فَكَمُنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى خَرَجَ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ، فَلَمَّا قَضَى صَلَاةَ الْفَجْرِ، قَامَ فَأَقْبَلَ عَلَيْهِمْ بِوَجْهِهِ، فَتَشَهَّدَ فَحَمِدَ اللَّهَ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّهُ لَمْ يَخْفَ عَلَيَّ شَأْنُكُمْ، وَلَكِنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ صَلَاةُ اللَّيْلِ فَتَعْجِزُوا عَنْهَا» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ الدَّوْرَقِيِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1126: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah (Ha') Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, telah meriwayatkan kepadaku —yaitu Ibnu Syihab— ia berkata: Urwah berkata: Aisyah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah pada pertengahan malam keluar dari rumah dan shalat di masjid, maka beberapa orang shalat mengikuti shalat beliau sehingga pada pagi harinya orang-orang membicarakan hal itu. Ketika pada malam ketiganya penghuni masjid sangat banyak dan Rasulullah keluar untuk shalat maka mereka shalat mengikuti shalat beliau. Pada malam keempat masjid tidak mampu menampung penghuninya sedangkan Rasulullah tidak keluar menemui mereka, maka beberapa orang dari mereka mulai berteriak mengumandangkan shalat dan Rasulullah tetap berdiam diri sampai beliau keluar hanya untuk shalat Subuh. Tatkala beliau selesai shalat Subuh, beliau kemudian menghadap mereka, lalu mengucap syahadat dan memuji Allah serta mengagungkan-Nya, lantas berkata, ‘Amma ba’du, sesungguhnya aku mengetahui keadaanmu, akan tetapi aku khawatir shalat malam akan menjadi wajib atasmu kemudian kamu tidak mampu mengerjakannya'." Ini adalah lafazh hadits Ad-Dauraqi.
Hadits No. : 1127
صحيح ابن خزيمة ١١٢٧: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، ثنا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ بَكْرٍ عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ عَلِيلٍ الْمُقْرِئُ، وَأَحْمَدُ بْنُ عِيسَى بْنِ يَزِيدَ اللَّخْمِيُّ التِّنِّيسِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ بْنِ ثَوْبَانَ، حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَكُنْ مِثْلَ فُلَانٍ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ» قَالَ يُونُسُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا عَبْدَ اللَّهِ لَا تَكُنْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1127: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu Ibnu Bakar— menceritakan kepada kami dari Al Auza’i, Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepadaku (Ha') Ahmad bin Yazid bin Alil Al Muqri dan Ahmad bin Isa bin Yazid Al Lakhmi At-Tinmsi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Amr bin Abu Salamah menceritakan kepada kami dari Al Auza’i, Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepada kami dari Umar bin Al Hakam bin Tsauban, Abu Salamah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘ Janganlah kamu seperti fulan, yang rajin bangun di malam hari kemudian meninggalkan shalat malam'." Yunus berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Wahai hamba Allah, janganlah kamu seperti'."
Hadits No. : 1128
صحيح ابن خزيمة ١١٢٨: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، نا مَنْصُورٌ، ح وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، ح وَثنا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَا: ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، عَنْ مَنْصُورٍ، ح وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو دَاوُدَ، نا أَبُو الْأَحْوَصِ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنَّ فُلَانًا نَامَ الْبَارِحَةَ عَنِ الصَّلَاةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ذَاكَ شَيْطَانٌ بَالَ فِي أُذُنِهِ، أَوْ فِي أُذُنَيْهِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 1128: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdushshamad menceritakan kepada kami, Manshur menceritakan kepada kami (Ha') Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur (Ha') Amr bin Ali dan Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdul Aziz bin Abdushshamad menceritakan kepada kami dari Manshur (Ha') Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami. Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Abu Wa'il, dari Abdullah bin Mas’ud bahwa seorang pria pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Sesungguhnya Fulan tidur tadi malam sehingga tidak shalat.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, ‘Itu tandanya syetan telah kencing di telinganya —atau di kedua telinganya—”
Hadits No. : 1129
صحيح ابن خزيمة ١١٢٩: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَعَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا هُوَ نَامَ، كُلُّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْهِ يَقُولُ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَتَانِ، فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتِ الْعُقَدُ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ الدَّوْرَقِيُّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1129: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zinad, dari Al A’raj, dari Abu Hurairah. Sampai berita tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau berkata, “Syetan telah mengikatkan tiga ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kamu ketika ia sedang tidur dan tiap-tiap ikatan diikatnya kuat-kuat dengan berkata, 'Bagimu malam yang panjang.' Apabila ia terbangun dan mengingat Allah maka terlepaslah satu ikatan, apabila ia berwudhu maka terlepaslah dua ikatan dan apabila ia shalat maka terlepaslah semua ikatan tersebut. Sehingga di pagi hari ia bersemangat dan berjiwa bersih, jika tidak maka di pagi hari ia akan berjiwa kotor dan malas.” Ini adalah lafazh hadits Ad-Dauraqi.
Hadits No. : 113
صحيح ابن خزيمة ١١٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، وَسَهْلُ بْنُ يُوسُفَ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ بْنِ عَبْدِ الْمَجِيدِ الثَّقَفِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَدَعَا فُلَانًا وَدَعَا عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ: «اذْهَبَا فَابْغِيَا لَنَا الْمَاءَ» فَانْطَلَقَا فَلَقِيَا امْرَأَةً بَيْنَ سَطِيحَتَيْنِ أَوْ بَيْنَ مَزَادَتَيْنِ عَلَى بَعِيرٍ، فَقَالَا لَهَا: أَيْنَ الْمَاءُ؟ قَالَتْ: عَهْدِي بِالْمَاءِ أَمْسِ هَذِهِ السَّاعَةَ، وَنَفَرُنَا خُلُوفٌ، فَقَالَ لَهَا: انْطَلِقِي، فَقَالَتْ: أَيْنَ؟ قَالَا لَهَا: إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: هَذَا الَّذِي يُقَالَ لَهُ الصَّابِئُ؟ قَالَا لَهَا: هُوَ الَّذِي تَعْنِينَ، فَانْطَلَقَا فَجَاءَا بِهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَحَدَّثَاهُ الْحَدِيثَ، فَقَالَ: «اسْتَنْزِلُوهَا مِنْ بَعِيرِهَا» ، وَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِنَاءٍ فَجَعَلَ فِيهِ أَفْوَاهَ الْمَزَادَتَيْنِ أَوِ السَّطِيحَتَيْنِ قَالَا: ثُمَّ مَضْمَضَ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي أَفْوَاهِ الْمَزَادَتَيْنِ أَوِ السَّطِيحَتَيْنِ، ثُمَّ أَطْلَقَ أَفْوَاهَهُمَا، ثُمَّ نُودِيَ فِي النَّاسِ أَنِ اسْقُوا وَاسْتَقُوا وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 113: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Sa’id Al Qaththan, Ibnu Abu Adi, Sahi bin Yusuf dan Abdul Wahhab bin Abdul Majid Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Auf menceritakan kepada kami dari Abu Raja', Imran bin Hushain menceritakan kepada kami, ia berkata, kami pemah dalam sebuah perjalanan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam., lalu beliau memanggil Fulan dan memanggil Ali bin Abu Thalib. Beliau bersabda, “Pergilah kamu berdua, carilah air untuk kita.” Keduanya pergi, lalu bertemu seorang perempuan di antara dua tempat perbekalan di atas seekor unta. Keduanya bertanya kepada wanita tersebut, “Di mana ada air?” Ia berkata, “Aku janjikan air kemarin pada waktu seperti sekarang ini, dan rombongan kami terlambat untuk mencari air.” Keduanya berkata, “Pergilah!” Ia bertanya, “Kemana?” Keduanya menjawab, “Kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Ia bertanya, “Apakah ia adalah orang yang disebut-sebut sebagai penyembah bintang (Imran menuturkan hadits itu secara lengkap.218
Hadits No. : 1130
صحيح ابن خزيمة ١١٣٠: نا عَلِيُّ بْنُ قُرَّةَ بْنُ حَبِيبِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ مَطَرٍ الرِّمَّاحُ، نا أَبِي، أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا نَامَ عَقَدَ الشَّيْطَانُ عَلَيْهِ ثَلَاثَ عُقَدٍ، فَإِنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ فَذَكَرَ اللَّهَ، حُلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ حُلَّتْ عُقْدَتَانِ فَإِنْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، حُلَّتِ الْعُقَدُ كُلُّهَا، فَحُلُّوا عُقَدَ الشَّيْطَانِ، وَلَوْ بِرَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1130: Ali bin Qurrah bin Habib bin Yazid bin Mathar Ar-Rammah menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepadaku dari Ya’la bin Atha', dari Abdurrahman, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya jika seorang hamba tidur maka syetan mengikatnya dalam tidurnya dengan tiga ikatan dan apabila ia terjaga di malam hari lalu mengingat Allah maka terlepaslah satu ikatan, apabila ia berwudhu maka terlepaslah dua ikatan dan apabila ia shalat dua rakaat maka terlepaslah semua ikatannya. Lepaskanlah ikatan syetan meski hanya dengan shalat dua rakaat!"
Hadits No. : 1131
صحيح ابن خزيمة ١١٣١: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، نا أَبِي، نا الْأَعْمَشُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا سُفْيَانَ يَقُولُ: سَمِعْتُ جَابِرًا يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنْ ذَكَرٍ وَلَا أُنْثَى إِلَّا عَلَى رَأْسِهِ جَرِيرٌ مَعْقُودٌ حِينَ يَرْقُدُ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِذَا قَامَ فَتَوَضَّأَ وَصَلَّى انْحَلَّتِ الْعُقَدُ» ثنا مُحَمَّدٌ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ شَيْبَانَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنْ ذَكَرٍ وَلَا أُنْثَى إِلَّا عَلَيْهِ جَرِيرٌ مَعْقُودٌ حِينَ يَرْقُدُ بِاللَّيْلِ» ، بِمِثْلِهِ وَزَادَ «وَأَصْبَحَ خَفِيفًا طَيِّبَ النَّفْسِ، قَدْ أَصَابَ خَيْرًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " الْجَرِيرُ: الْحَبْلُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1131: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Umar bin Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Abu Sufyan berkata: Aku mendengar Jabir berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak ada seorang pun dari Laki-laki maupun perempuan melainkan terdapat tali pengikat pada kepalanya ketika tidur, apabila ia terbangun dan mengingat Allah maka terlepaslah satu ikatan, apabila berdiri dan berwudhu lalu shalat maka terlepaslah semua ikatannya." Muhammad menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Syaiban, dari Al A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang pun dari laki-laki maupun perempuan melainkan pada dirinya ada tali pengikat yang diikatkan oleh syetan ketika tidur di malam hari ..." Redaksi selanjutnya seperti haditsnya dan ia menambahkan, “Maka di pagi hari ia akan merasa ringan dan berjiwa bersih telah mendapatkan kebaikan.” Abu Bakar berkata, “Kalimat Al Jarir artinya Al Habl (Tali).”
Hadits No. : 1132
صحيح ابن خزيمة ١١٣٢: ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى قَالَا: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، يَرْفَعُهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، - وَقَالَ يُوسُفُ: يَرْفَعُهُ - قَالَ: سُئِلَ أَيُّ صَلَاةٍ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ؟ وَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: «أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1132: Yusuf bin Musa dan Muhammad bin Isa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Abdul Malak bin Umair, dari Muhammad bin Al Muntasyir, dari Hamid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah yang, diriwayatkan secara marfu' kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Yusuf berkata: Ia meriwayatkannya secara marfu' : ia berkata, “Nabi pernah ditanya tentang shalat apa yang paling utama setelah shalat wajib dan puasa apa yang paling utama setelah puasa Ramadhan, maka beliau menjawab, 'Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yaitu Muharram'.”
Hadits No. : 1133
صحيح ابن خزيمة ١١٣٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ عَسْكَرٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، وَثنا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، ثنا أَبُو صَالِحٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ: عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ، وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1133: Muhammad bin Sahal bin Askar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Zakaria bin Yahya bin Aban menceritakan kepada kami, Abu Shalih menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepadaku dari Rabi'ah bin Yazid, dari Abu Idris Al Khaulani, dari Abu Umamah Al Bahili, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Hendaknya kamu melaksanakan shalat malam karena sesungguhnya ia adalah ibadahnya yang biasa dilakukan oleh orang-orang shalih sebelum kamu dan ia mendekatkan dirimu kepada Tuhanmu, menghilangkan keburukan dan menghapuskan dosa-dosa."
Hadits No. : 1134
صحيح ابن خزيمة ١١٣٤: نا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، نا مُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ، نا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: وَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ شَيْئًا، فَلَمَّا أَصْبَحَ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَثَرَ الْوَجَعِ عَلَيْكَ لَبَيِّنٌ قَالَ: «أَمَا إِنِّي عَلَى مَا تَرَوْنَ بِحَمْدِ اللَّهِ قَدْ قَرَأْتُ الْبَارِحَةَ السَّبْعَ الطِّوَالَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1134: Ali bin Sahal Ar-Ramli menceritakan kepada kami, Mu'ammal bin Ismail menceritakan kepada kami dari Sulaiman bin Al Mughirah, Tsabit menceritakan kepada kami dari Anas, ia berkata, "Rasululah pada suatu malam merasakan sakit, maka di pagi harinya dikatakan kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya bekas penyakit engkau sangat nampak sekali.' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya aku memang seperti apa yang kamu lihat namun segala puji bagi Allah aku semalam telah membaca tujuh surah yang panjang'."
Hadits No. : 1135
صحيح ابن خزيمة ١١٣٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ يَزِيدَ بْنَ خُمَيْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي مُوسَى يَقُولُ: قَالَتْ لِي عَائِشَةُ: «لَا تَدَعْ قِيَامَ اللَّيْلِ؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَذَرُهُ، وَكَانَ إِذَا مَرِضَ أَوْ كَسِلَ صَلَّى قَاعِدًا» ثنا بِهِ عَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ وَقَالَ: إِذَا مَلَّ أَوْ كَسِلَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الشَّيْخُ عَبْدُ اللَّهِ هُوَ عِنْدِي الَّذِي يَقُولُ لَهُ الْمِصْرِيُّونَ وَالشَّامِيُّونَ: عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي قَيْسٍ، رَوَى عَنْهُ مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ أَخْبَارًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1135: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abu Daud meriwayatkan kepada kami, Syu'bah meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Yazid bin Khumair berkata: Aku mendengar Abdullah bin Abu Musa mengatakan bahwa Aisyah berkata kepadaku, "Janganlah kamu tinggalkan shalat malam karena Rasulullah tidak pernah meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau merasa malas beliau shalat sambil duduk." Ali bin Muslim meriwayatkannya kepada kami dan ia berkata, "Jika merasa bosan atau malas..." Abu Bakar berkata, "Syaikh Abdullah ini adalah syaikh yang dinamakan oleh orang-orang Mesir dan Syam dengan Abdullah bin Abu Qais dan Mu'awiyah bin Shalih meriwayatkan beberapa hadits darinya."
Hadits No. : 1136
صحيح ابن خزيمة ١١٣٦: وَقَدْ رَوَى أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي قَيْسٍ، عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، أَنَّهُنَّ حَدَّثْنَهُ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ دَلَّ نَبِيَّهُ عَلَى دَلِيلٍ، فَقَالَ لَهُنَّ: أُدْلِلْنَنِي عَلَى مَا دَلَّ اللَّهُ عَلَيْهِ نَبِيَّهُ، فَقُلْنَ: «إِنَّ اللَّهَ دَلَّ نَبِيَّهُ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ» حَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو الْمُغِيرَةِ، نا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي ابْنَ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ قَالَ ابْنُ يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ أَبِي قَيْسٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1136: Abu Bakar bin Abdullah bin Abu Maryam meriwayatkan, ia berkata: Abdullah bin Abu Qais meriwayatkan kepada kami dari Ummahatul Mukminin bahwa mereka telah meriwayatkannya kepada kami bahwa Allah telah memberikan petunjuk kepada NabiNya, maka beliau berkata kepada mereka, "Tunjukkanlah kepadaku apa yang Allah tunjukkan kepada Nabi-Nya," Maka mereka menjawab, "Sesungguhnya Allah telah menunjukkan Nabi-Nya tentang shalat malam." Muhammad bin Yahya meriwayatkan kepada kami, Abu Al Mughirah menceritakan kepada kami, Abu Bakar —yaitu Ibnu Abu Maryam— menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan kepadaku, —Ibnu Yahya berkata- yaitu Ibnu Abu Qais.
Hadits No. : 1137
صحيح ابن خزيمة ١١٣٧: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ مُحْرِزٍ، نا يَعْقُوبُ يَعْنِي ابْنَ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، ثنا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ: حَدَّثَنِي حَكِيمُ بْنُ حَكِيمِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ حُنَيْفٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ الْحُسَيْنِ، أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَاهُ الْحُسَيْنَ بْنَ عَلِيٍّ، حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَاهُ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ أَخْبَرَهُ قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيَّ وَعَلَى فَاطِمَةَ مِنَ اللَّيْلِ، فَقَالَ لَنَا: «قُومَا فَصَلِّيَا» ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى بَيْتِهِ فَلَمَّا مَضَى هَوِيٌّ مِنَ اللَّيْلِ رَجَعَ، فَلَمْ يَسْمَعْ لَنَا حِسًّا، فَقَالَ: «قُومَا فَصَلِّيَا» قَالَ: فَقُمْتُ، وَأَنَا أَعْرُكُ عَيْنِيَّ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاللَّهِ مَا نُصَلِّي إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا، إِنَّمَا أَنْفُسُنَا بَيْدِ اللَّهِ إِذَا شَاءَ يَبْعَثُنَا بَعَثَنَا، فَوَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَضْرِبُ بِيَدِهِ عَلَى فَخِذِهِ، وَهُوَ يَقُولُ: «مَا نُصَلِّي إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا؟» {وَكَانَ الْإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا} [الكهف: 54]
Shahih Ibnu Khuzaimah 1137: Muhammad bin Ali bin Muhriz meriwayatkan kepada kami, Ya qub yaitu Ibnu Ibrahim bin Sa'ad— menceritakan kepada kami, ayahku meriwayatkan kepada kami dari Ibnu Ishak, ia berkata: Hakim bin Hakim bin Abbad bin Hunaif bin Syihab menceritakan kepadaku bahwa Ali bin Al Husain mengabarkan kepadanya bahwa ayahnya Al Husain bin Ali meriwayatkan kepadanya bahwa ayahnya Ali bin Abu Thalib mengabarkan kepadanya, ia berkata, "Rasulullah mendatangiku dan Fatimah di malam hari, lalu beliau berkata kepada kami, 'Bangunlah kamu berdua dan shalatlah.' Beliau kemudian kembali ke rumahnya dan ketika telah lewat tengah malam beliau kembali tanpa kami sadari, beliau pun berseru, 'Bangunlah dan shalatlah!' Ali lanjut berkata, "Kemudian aku bangun sambil menggosok- gosok kedua mataku dan berkata,4 Wahai Rasulullah, demi Allah kami tidak melakukan shalat kecuali yang telah diwajibkan Allah pada kami. Sesungguhnya jiwa kami di tangan Allah, apabila Dia berkehendak membangunkan kami maka Dia membangunkan kami.' Lalu Rasulullah berbalik sambil memukul pahanya dengan tangannya, lantas bersabda, 'Kami tidak melakukan shalat kecuali yang diwajibkan Allah pada kami, "Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah." (Qs. Al Kahfi [181: 45)
Hadits No. : 1138
صحيح ابن خزيمة ١١٣٨: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا حُجَيْنُ بْنُ الْمُثَنَّى أَبُو عُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ يَعْنِي ابْنَ سَعْدٍ، عَنْ عُقَيْلٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ، أَنَّ حَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ، حَدَّثَهُ كَذَا قَالَ لَنَا ابْنُ رَافِعٍ: إِنَّ حَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ، حَدَّثَهُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَقَهُ وَفَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَلَا تُصَلُّونَ؟» فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّمَا أَنْفُسُنَا بَيْدِ اللَّهِ فَإِنْ شَاءَ أَنْ يَبْعَثَنَا بَعَثَنَا، فَانْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قُلْتُ ذَلِكَ، وَلَمْ يُرْجِعْ إِلَيَّ شَيْئًا، ثُمَّ سَمِعْتُهُ وَهُوَ مُدْبِرٌ يَضْرِبُ فَخِذِهِ، وَيَقُولُ: {وَكَانَ الْإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا} [الكهف: 54]
Shahih Ibnu Khuzaimah 1138: Muhammad bin Rafi' meriwayatkan kepada kami, Hujain bin Al Mutsanna Abu Umair menceritakan kepada kami, Al-Laits —-yaitu Ibnu Sa'ad— meriwayatkan kepada kami dari Uqail, dari Ibnu Syihab, dari Ali bin Al Husain bahwa Hasan bin Ali meriwayatkan kepadanya —seperti ini yang dikatakan Ibnu Rafi' kepada kami bahwa Hasan bin Ali meriwayatkan kepadanya— dari Ali bin Abu Thalib, bahwa Rasulullah pernah mengetuk pintunya dan pintu Fatimah binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Apakah kamu tidak shalat?" Maka aku menjawab, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya jiwa kami di tangan Allah, jika Dia berkehendak membangunkan kami maka Dia akan membangunkan kami." Mendengar itu, Rasulullah pergi tatkala aku mengatakan hal itu dan tidak kembali lagi kepada kami, lalu kami mendengar beliau pulang sambil memukul pahanya dan berkata, "Dan manusia adalah makhluk paling banyak membantah." (Qs. Al Kahfi [18] : 54)
Hadits No. : 1139
صحيح ابن خزيمة ١١٣٩: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1139: Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Ibrahim bin Abdurrahman bin Yazid, dari Alqamah, dari Abu Mas'ud Al Anshan, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surah Al Baqarah pada malam hari niscaya kedua ayat tersebut cukup baginya'."
Hadits No. : 114
صحيح ابن خزيمة ١١٤: نا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ أَخِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أَرَادَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَوَضَّأَ مِنْ سِقَاءٍ، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّهُ مَيِّتَةٌ قَالَ: «دِبَاغُهُ يَذْهَبُ بِخُبْثِهِ أَوْ نَجَسِهِ أَوْ رِجْسِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 114: Abdah bin Abdullah Al Khuza’i mengabarkan kepada kami, Yahya bin Adam mengabarkan kepada kami, dari Mis’ar, dari Amr bin Murrah, dari Salim bin Abu Al Ja’d, dari saudara laki-lakinya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hendak berwudhu dengan air di sebuah tempat dari kulit, lalu ada yang mengatakan, “Sesungguhnya itu kulit bangkai.” Beliau bersabda, “Penyamakan kulit itu menghilangkan rijs (semua yang dipandang menjijikkan) atau kotorannya. ” 219. Zubair 'Ali Zai : Diriwayatkan Oleh Al Hakim.,
Hadits No. : 1140
صحيح ابن خزيمة ١١٤٠: ثنا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، نا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو حَمْزَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ حَافَظَ عَلَى هَؤُلَاءِ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَمَنْ قَرَأَ فِي لَيْلَةٍ مِائَةَ آيَّةٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، أَوْ كُتِبَ مِنَ الْقَانِتِينَ» وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَفْضَلُ الْكَلَامِ أَرْبَعَةٌ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1140: Ahmad bin Sa'id Ad-Darimi menceritakan kepada kami, Ali bin Al Hasan bin Syaqiq menceritakan kepada kami, Abu Hamzah mengabarkannya kepada kami dari Al A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang senantiasa menjaga shalat-shalat yang telah diwajibkan niscaya ia tidak akan ditulis sebagai orang-orang yang lalai dan barangsiapa yang membaca di malam hari seratus ayat niscaya ia tidak akan ditulis sebagai orang-orang yang lalai atau akan ditulis sebagai orang-orang yang merendahkan diri kepada Allah'." Rasulullah juga bersabda, "Sebaik-baiknya ucapan adalah empat kalimat, yaitu: Subhanallah, Al Hamdulillah, Lailaha illallah, dan Allahu Akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar)."
Hadits No. : 1141
صحيح ابن خزيمة ١١٤١: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنِ ابْنِ سَلْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ سَلْمَانَ الْأَغَرِّ قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى فِي لَيْلَةٍ بِمِائَةِ آيَةِ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَمَنْ صَلَّى فِي لَيْلَةٍ بِمِائَتَيْ آيَةٍ فَإِنَّهُ يُكْتَبُ مِنَ الْقَانِتِينَ الْمُخْلِصِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1141: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Sa'ad bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Abu Az-Zinad mengabarkan kepada kami dari Musa bin Uqbah, dari Salman, dari ayahnya Abu Abdullah Salman Al Aghar, ia berkata: Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa shalat di malam hari dengan membaca seratus ayat niscaya ia tidak akan ditulis sebagai orang-orang yang lalai dan barangsiapa yang shalat di malam hari dengan membaca seratus ayat niscaya ia akan ditulis sebagai orang yang ikhlas tunduk kepada Allah'."
Hadits No. : 1142
صحيح ابن خزيمة ١١٤٢: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ أَبَا سَوِيَّةَ، حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ حُجَيْرَةَ يُخْبِرُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ: عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَمَنَ قَرَأَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْمُقَنْطِرِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1142: Yunus bin Abdul A'la meriwayatkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku bahwa Abu Sawiyyah menceritakan kepadanya bahwa ia mendengar Ibnu Hujairah mengabarkan dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa shalat malam dengan membaca sepuluh ayat niscaya ia tidak akan ditulis sebagai orang yang lalai dan barangsiapa yang shalat malam dengan membaca seratus ayat niscaya ia akan ditulis sebagai orang yang tunduk kepada Allah dan barangsiapa yang membaca seribu ayat niscaya ia akan ditulis sebagai orang yang banyak kekayaannya."
Hadits No. : 1143
صحيح ابن خزيمة ١١٤٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعَتْهُ مِنْ عَمْرٍو مُنْذُ سَبْعِينَ سَنَةً يَقُولُ: أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ أَوْسٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يُخْبِرُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَيَقُومُ ثُلُثَ اللَّيْلِ، وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1143: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengarnya dari Amr semenjak tujuh puluh tahun yang lalu, ia berkata: Amr bin Aus mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Abdullah bin Amr bin Al Ash mengabarkan kepadanya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Daud, ia tidur setengah malam dan bangun sepertiga malam lalu tidur kembali seperenamnya dan puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Daud, ia puasa satu hari dan berbuka satu hari."
Hadits No. : 1144
صحيح ابن خزيمة ١١٤٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ: ثنا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَغَرِّ قَالَ: أَشْهَدُ عَلَى أَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ اللَّهَ يُمْهِلُ حَتَّى يَذْهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ فَيَنْزِلُ، فَيَقُولُ: هَلْ مِنْ سَائِلٍ؟ هَلْ مِنْ تَائِبٍ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ مِنْ ذَنْبٍ؟ "، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ؟ قَالَ: «نَعَمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1144: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Abu Ishak, dari Al Aghar, ia berkata: Aku bersaksi atas nama Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al Khudri bahwa keduanya bersaksi atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menunggu sampai tiba sepertiga malam, maka Dia turun dan berfirman, 'Apakah ada orang yang meminta, apakah ada orang yang bertobat dan apakah ada orang yang memohon ampunan dari perbuatan dosa?' Kemudian seorang laki-laki bertanya kepada beliau, 'Apakah itu sampai terbit fajar?' Beliau menjawab, 'Ya'."
Hadits No. : 1145
صحيح ابن خزيمة ١١٤٥: ثنا بَحْرُ بْنُ نَصْرِ بْنِ سَابَقٍ الْخَوْلَانِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي أَبُو يَحْيَى وَهُوَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ، وَضَمْرَةُ بْنُ حَبِيبٍ، وَأَبُو طَلْحَةَ هُوَ نُعَيْمُ بْنُ زِيَادٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ: حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ عَنْبَسَةَ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ نَازِلٌ بِعُكَاظَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَهَلْ مِنْ دَعْوَةٍ أَقْرَبُ مِنْ أُخْرَى، أَوْ سَاعَةٍ؟ قَالَ: «نَعَمْ، إِنَّ أَقْرَبَ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنَ الْعَبْدِ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّهَ فِي تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1145: Bahr bin Nadhr bin Sabiq Al Khaulani menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih mengabarkan kepadaku, Abu Yahya -yaitu Salaim binu Amir-, Dhamrah bin Hubaib, dan Abu Thalhah —yaitu Nu'aim bin Ziyad— menceritakan kepadaku dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata: Amr bin Anbasah menceritakan kepadaku, iu berkata, "Aku pernah mendatangi Rasulullah ketika beliau singgah di Ukazh," la lalu menyebutkan redaksi hadits selanjutnya. Pcrawi bercerita, "Aku kemudian bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah ada doa yang lebih dekat dari yang lainnya atau waktu?' Beliau menjawab, 'Ya, sesungguhnya Allah sangat dekat dengan seorang hamba pada saat pertengahan malam yang terakhir, maka apabila kamu mampu menjadi orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu maka lakukanlah'."
Hadits No. : 1146
صحيح ابن خزيمة ١١٤٦: نا أَبُو قُدَامَةَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَا: ثنا يَحْيَى قَالَ بُنْدَارٌ قَالَ: ثنا ابْنُ عَجْلَانَ، وَقَالَ أَبُو قُدَامَةَ: عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ، رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1146: Abu Qudamah dan Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yahya meriwayatkan kepada kami, Bundar berkata: Ia berkata: Ibnu Ajlan menceritakan kepada kami, Abu Qudamah menceritakan dari Ibnu Ajlan, dari Al Qa'qa', dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah mengasihi seorang pria yang bangun di malam hari kemudian shalat dan membangunkan istrinya, apabila istrinya menolak ia memercikkan air ke wajahnya. Allah juga mengasihi seorang istri yang bangun di malam hari kemudian shalat dan membangunkan suaminya, apabila suaminya menolak ia pun memercikkan air ke wajahnya'."
Hadits No. : 1147
صحيح ابن خزيمة ١١٤٧: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَا: ثنا ابْنُ فُضَيْلٍ قَالَ عَلِيٌّ قَالَ: ثنا حَصِينٌ، وَقَالَ هَارُونُ: عَنْ حَصِينٍ، ح وَثنا أَبُو حَصِينِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ يُونُسَ، ثنا عَبْثَرٌ، ثنا حَصِينٌ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِلتَّهَجُّدِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ» . وَقَالَ هَارُونُ، وَأَبُو حَصِينٍ: إِذَا قَامَ يَتَهَجَّدُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1147: Harun bin Ishak Al Hamdani dan Ali bin Bundar menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, Ali menceritakan, ia berkata: Hushain meriwayatkan kepada kami, Harun berkata: Diriwayatkan dari Hushain (Ha') Abu Hushain bin Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Abtsar menceritakan kepada kami, Hushain menceritakan kepada kami dari Abu wa'il, dari Hudzaifah, ia berkata, "Apabila Rasulullah bangun di malam hari untuk shalat tahajjud maka beliau menggosok mulutnya dengan siwak." Harun dan Abu Hushain berkata, "Apabila beliau bangun untuk shalat tahajjud."
Hadits No. : 1148
صحيح ابن خزيمة ١١٤٨: نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَنْصُورٍ السُّلَيْمِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ فَلْيَفْتَتِحْ صَلَاتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1148: Ismail bin Bisyir bin Manshur As-Sulami menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari Muhammad, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu bangun di malam hari maka ia hendaknya mengawali shalatnya dengan shalat dua rakaat yang ringan."
Hadits No. : 1149
صحيح ابن خزيمة ١١٤٩: ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، ثنا سُلَيْمَانُ الْأَحْوَلُ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَتَهَجَّدُ قَالَ: «اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَوَعِيدُكَ حَقٌّ، وَعَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، وَالْقُبُورُ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، اللَّهُمَّ بِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدَّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ» . وَزَادَ عَبْدُ الْكَرِيمِ: «لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1149: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Sulaiman Al Ahwal menceritakan kepada kami dari Thawus, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Apabila Nabi bangun di malam hari maka beliau shalat tahajjud dan berdoa, 'Ya Allah, bagi-Mu segala pujian Engkau adalah cahaya langit dan bumi serta semua yang terdapat pada keduanya, bagi-Mu segala pujian Engkau Yang Maha Mengatur langit dan bumi serta semua yang ada pada keduanya, bagi-Mu segala pujian Engkau Yang Hak, perjumpaan dengan-Mu hak, janji-janji-Mu hak, adzab kubur itu hak, surga itu hak, Neraka itu hak, Hari Kiamat itu hak, kebangkitan dari kubur itu hak dan Muhammad itu hak Ya Allah, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu kami kembali, dengan-Mu kami berperang, kepada-Mu kami meminta keputusan, maka ampunilah aku atas apa yang telah aku perbuat atau yang akan aku perbuat, apa yang aku tahu atau yang aku tahu. Engkau Yang Maba Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terakhir, tiada Tuhan kecuali Engkau dan tiada Tuhan selain Engkau'." Abdul Karim menambahkan, "Tiada Tuhan kecuali Engkau dan tiada daya serta upaya melainkan Allah''
Hadits No. : 115
صحيح ابن خزيمة ١١٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا سَعِيدٌ، نا قَتَادَةُ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ أُنَاسًا أَوْ رِجَالًا مِنْ عُكْلٍ وَعُرَيْنَةَ قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَتَكَلَّمُوا بِالْإِسْلَامِ، وَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا أَهْلُ ضِرْعٍ، وَلَمْ نَكُنْ أَهْلَ رِيفٍ فَاسْتَوْحَشُوا الْمَدِينَةَ، «فَأَمَرَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَوْدٍ وَرَاعٍ، وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَخْرُجُوا فِيهَا فَيَشْرَبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 115: Muhammad bin Abdul A‘la Ash-Shan’ani mengabarkan kepada kami, Yazid —maksudnya bin Zurai’— mengabarkan kepada kami, Sa’id mengabarkan kepada kami, Qatadah mengabarkan kepada kami bahwa Anas bin Malik menceritakan kepada mereka, bahwa beberapa orang —atau beberapa lakilaki— dari kabilah Ukl dan Urainah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah. Mereka berbicara tentang Islam, mereka berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang terbiasa mengurusi susu binatang, tapi kami bukan orang-orang yang biasa bertani.” Mereka tidak suka tinggal di Madinah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar mendatangkan beberapa ekor unta dan seorang pengembala untuk mereka. Beliau memerintahkan mereka keluar menuju unta-unta itu. Lalu meminum air kencing dan susunya. Anas menyebutkan hadits itu secara panjang/lengkap. 220
Hadits No. : 1150
صحيح ابن خزيمة ١١٥٠: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ، ثنا عِمْرَانُ وَهُوَ ابْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ لِلتَّهَجُّدِ قَالَ بَعْدَمَا يُكَبِّرُ: «اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قِيَامُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَوَعْدُكَ حَقٌّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، وَإِلَيْكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلَهِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1150: Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Bisyir -yaitu Ibnu Al Mufadhdhal- menceritakan kepada kami, Imran -yaitu Ibnu Muslim- menceritakan kepada kami dari Qais bin Sa'ad, dari Thawus, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Apabila Rasulullah bangun di malam hari untuk shalat tahajjud beliau berdoa setelah membaca takbir, 'Ya Allah, bagi-Mu segala pujian Engkau cahaya langit dan bumi, bagi-Mu segala pujian Engkau pelindung langit dan bumi, bagi-Mu segala puji Tuhan langit dan bumi serta semua yang terdapat di antara keduanya, Engkau Maha Hak dan firman-Mu adalah hak, janji-Mu hak dan perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga itu hak dan neraka itu hak serta Hari Kiamat itu hak. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri dan kepada- Mu aku beriman, atas diri-Mu aku bertawakkal dan kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku meminta keputusan dan kepada-Mu aku berperang serta hanya kepada-Mu tempat kembali. Ya Allah, ampunilah aku atas apa-apa yang telah aku perbuat dan apa-apa yang akan aku perbuat, atas apa yang aku tidak tahu dan yang aku ketahui, Engkau adalah Tuhanku tiada Tuhan melainkan Engkau'."
Hadits No. : 1151
صحيح ابن خزيمة ١١٥١: ثنا أَبُو مُوسَى، ثنا عَمْرُو بْنُ يُونُسَ، نا عِكْرِمَةُ وَهُوَ ابْنُ عَمَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ: بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ صَلَاتَهُ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ قَالَتْ: كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ افْتَتَحَ صَلَاتَهُ قَالَ: «اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ، فَإِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1151: Abu Musa menceritakan kepada kami, Amr bin Yunus menceritakan kepada kami, Ikrimah —yaitu Ibnu Ammar— menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepada kami, Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf menceritakan kepadaku, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Aisyah Ummul Mukminin tentang bacaan Rasulullah untuk mengawali shalatnya ketika beliau bangun di malam hari?" Ia menjawab, "Apabila beliau bangun di malam hari maka beliau mengawalinya dengan berdoa, 'Ya Allah, Tuhan Jibril dan Mikail serta Israfil, Yang menciptakan langit dan bumi dan Yang Maha Mengetahui yang tersembunyi dan yang nyata, Engkau Yang Maha Memberikan keputusan di antara hamba-hamba-Mu tentang perkara yang mereka perselisihkan, tunjukkanlah kepadaku kebenaran tentang kebenaran yang diperselisihkan, sesungguhnya Engkau Maha Menunjuki siapa yang Engkau Kehendaki ke jalan yang lurus'."
Hadits No. : 1152
صحيح ابن خزيمة ١١٥٢: ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَا: ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ: " صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَفِي حَدِيثِ الثَّوْرِيِّ: ذَاتَ لَيْلَةٍ - وَقَالُوا: فَأَطَالَ حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرِ سَوْءٍ "، قِيلَ: وَمَا هَمَمْتُ؟ قَالَ: «هَمَمْتُ أَنْ أَجْلِسَ وَأَدَعَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1152: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Al A'masy, (Ha') Abu Musa dan Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Al A'masy, dari Abu Wa'il, ia berkata: Abdullah bin Mas'ud berkata, "Aku pernah shalat bersama Rasulullah —[dan] di dalam hadits Ats-Tsauri, pada suatu malam— dan mereka bercerita, 'Beliau kemudian shalat sangat lama hingga terlintas dalam diriku perkara yang buruk.' Ketika ia ditanya, 'Apa yang terlintas pada dirimu?' Ia menjawab, 'Terlintas dalam diriku untuk duduk dan meninggalkannya'."
Hadits No. : 1153
صحيح ابن خزيمة ١١٥٣: ثنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَيَعْلَى قَالَا: ثنا الْأَعْمَشُ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ بِسْطَامٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، ثنا أَبُو عَلِيٍّ الْحَنَفِيُّ، ثنا مَالِكُ بْنُ مِغْوَلٍ قَالَ: وَحَدَّثَنِي الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «طُولُ الْقُنُوتِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1153: Abu Hasyim Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah dan Ya'la menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al A'masy menceritakan kepada kami, (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Al A'masy, (Ha') Ibrahim bin Bistham Az-Za'farani menceritakan kepada kami, Abu Ali Al Hanafi menceritakan kepada kami, Malik bin Mighwal menceritakan kepada kami, ia berkata: Al A'masy menceritakan kepadaku dari Abu Sufyan, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Rasulullah pernah ditanya tentang shalat yang bagaimana yang paling utama?" Maka beliau menjawab, "Berdiri yang lama"
Hadits No. : 1154
صحيح ابن خزيمة ١١٥٤: ثنا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا الْأَعْمَشُ، وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ، وَهُوَ بِعَرَفَةَ، فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ جِئْتُ مِنَ الْكُوفَةِ، وَتَرَكْتُ بِهَا رَجُلًا يُمْلِي الْمَصَاحِفَ عَنْ ظَهَرِ قَلْبِهِ قَالَ: فَغَضِبَ عُمَرُ، وَانْتَفَخَ حَتَّى كَادَ يَمْلَأُ مَا بَيْنَ شُعْبَتَيِ الرَّحْلِ، فَقَالَ: مَنْ هُوَ وَيْحَكَ؟ قَالَ: عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ قَالَ: فَمَا زَالَ يُسَرَّى عَنْهُ الْغَضَبُ وَيُطْفَأُ حَتَّى عَادَ إِلَى حَالِهِ الَّتِي كَانَ عَلَيْهَا، ثُمَّ قَالَ: وَيْحَكَ، مَا أَعْلَمُ بَقِيَ أَحَدٌ أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْهُ، وَسَأُحَدِّثُكَ عَنْ ذَلِكَ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَزَالُ يَسْمُرُ عِنْدَ أَبِي بَكْرٍ اللَّيْلَةَ كَذَلِكَ فِي الْأَمْرِ مِنْ أَمْرِ الْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّهُ سَمَرَ عِنْدَهُ ذَاتَ لَيْلَةٍ، وَأَنَا مَعَهُ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِي، وَخَرَجْنَا مَعَهُ فَإِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْمَعُ قِرَاءَتَهُ، فَلَمَّا كِدْنَا أَنْ نَعْرِفَ الرَّجُلَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَطْبًا كَمَا أُنْزِلَ فَلْيَقْرَأْهُ عَلَى قِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ» قَالَ: ثُمَّ جَلَسَ الرَّجُلُ يَدْعُو فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَقُولُ سَلْ تُعْطَهْ» مَرَّتَيْنِ قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: فَقُلْتُ: وَاللَّهِ لَأَغْدُوَنَّ إِلَيْهِ فَلَأُبَشِّرَنَّهُ قَالَ: فَغَدَوْتُ إِلَيْهِ لِأُبَشِّرَهُ، فَوَجَدْتُ أَبَا بَكْرٍ قَدْ سَبَقَنِي إِلَيْهِ، فَبَشَّرَهُ، وَلَا وَاللَّهِ مَا سَابَقْتُهُ إِلَى خَيْرٍ قَطُّ إِلَّا سَبَقَنِي. " هَذَا حَدِيثُ أَبِي مُوسَى، غَيْرَ أَنَّهُ لَمْ يَقُلْ وَانْتَفَخَ، وَقَالَ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ: فَمَا زَالَ يَسْرِي عَنْهُ، وَقَالَ: وَاقِفٌ بِعَرَفَةَ، وَلَمْ يَقُلْ: لَا يَزَالُ، وَقَالَ: يَسْتَمِعُ قِرَاءَتَهُ، وَقَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: وَاللَّهِ لَأَغْدُوَنَّ إِلَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1154: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dan Ibrahim, dari Alqamah, ia berkata, "Suatu ketika seorang pria datang menemui Umar ketika beliau sedang berada di Arafah, ia berkata, 'Wahai Amirul Mukminin, aku datang dari Kufah meninggalkan seorang pria yang membaca Al Qur'an di dalam hatinya'." Perawi lanjut bercerita, "Umar kemudian marah dan menghembuskan nafas sampai-sampai memenuhi antara dua tanda pelana unta kemudian berkata, 'Sungguh celaka, siapa dia?' Pria itu menjawab, 'Abdullah bin Mas'ud' Perawi lanjut bercerita, "Kemarahan masih terus menyelimuti diri Umar lalu mereda sampai kembali seperti semula dan berkata, 'Sungguh celaka, aku tidak mengetahui masih tersisa seseorang yang lebih berhak melakukan hal tersebut daripada dirinya dan aku akan menceritakan hadits tentang hal itu kepadamu. Rasulullah sering berbincang-bincang di malam hari di rumah Abu Bakar membicarakan perkara-perkara kaum muslimin dan pada suatu malam beliau berbincang-bincang di rumah Abu Bakar sementara aku berada bersamanya. Kemudian beliau keluar maka kami pun keluar mengikutinya, tiba-tiba ada seorang pria terlihat sedang berdiri mengerjakan shalat di masjid lalu Rasulullah berdiri mendengarkan bacaannya dan ketika kami hampir menceritakan laki-laki tersebut maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa yang menginginkan untuk membaca Al Qur'an dengan baik sebagaimana diturunkannya maka ia hendaknya membacanya sebagaimana bacaan Ibnu Ummi Abdin'." Perawi berkata, "Kemudian pria tersebut duduk untuk berdoa, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Mintalah niscaya akan dikabulkan pemintaanmu.' Sebanyak dua kali." Perawi berkata: Umar lalu berkata, "Aku lantas berkata di dalam hati, 'Demi Allah, aku akan datang kepadanya di pagi hari untuk menceritakan kabar gembira kepadanya.' Umar bercerita, 'Pada pagi harinya aku datang kepadanya untuk memberi tahukan kabar gembira tersebut namun aku mendapatkan bahwa Abu Bakar telah mendahuluiku dan memberitahukan kabar gembira kepadanya dan demi Allah, setiap kali aku ingin menyainginya dalam kebaikan ia pasti mendahuluiku'," Ini adalah hadits Abu Musa, hanya saja ia tidak menyebutkan lafazh "menghembuskan nafas". Salam bin Junadah dalam riwayatnya menyebutkan lafazh, فَمَا زَالَ يَسْرِي عَنْهُ "Dan masih terlihat pada dirinya." Ia juga berkata, وَاقِفٌ بِعَرَفَةَ "Wukuf di Arafah." Tanpa menyebutkan lafazh, لَا يَزَالُ "masih". Selain itu, ia menyebutkan lafazh, يَسْتَمِعُ قِرَاءَتَهُ "mendengarkan bacaannya" dan فَقَالَ عُمَرُ: وَاللَّهِ لَأَغْدُوَنَّ إِلَيْهِ "Maka Umar berkata, 'Demi Allah, aku akan datang kepadanya di pagi hari."
Hadits No. : 1155
صحيح ابن خزيمة ١١٥٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، ح وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، ثنا أَبِي، أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ، أَنَّ كُرَيْبًا مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ قَالَ: سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقُلْتُ: مَا صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ؟ قَالَ: «كَانَ يُقْرَأُ فِي بَعْضِ حُجَرِهِ فَيَسْمَعُ مَنْ كَانَ خَارِجًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1155: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Yahya bin Abdullah bin Bukair menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepadaku, (Ha') Sa'id bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Al- Laits mengabarkan kepada kami dari Khalid bin Yazid, dari Sa'id bin Abu Hilal, dari Makhramah bin Sulaiman bahwa Kuraib maula Ibnu Abbas mengabarkan kepadanya, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas, 'Bagaimana shalatnya Rasulullah pada malam hari?' Ia menjawab, "Beliau membaca di dalam kamarnya hingga terdengar oleh orang yang berada di luar'."
Hadits No. : 1156
صحيح ابن خزيمة ١١٥٦: ثنا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا شُعَيْبٌ، نا اللَّيْثُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ: أَنَّهُ سَأَلَ أُمَّ سَلَمَةَ عَنْ قِرَاءَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَاتِهِ، فَقَالَتْ: «وَمَا لَكُمْ وَصَلَاتُهُ؟ كَانَ يُصَلِّي، ثُمَّ يَنَامُ قَدْرَ مَا صَلَّى، ثُمَّ يُصَلِّي قَدْرَ مَا نَامَ، ثُمَّ يَنَامُ قَدْرَ مَا صَلَّى حَتَّى يُصْبِحَ» ، وَنَعَتَتْ لَهُ قِرَاءَتَهُ، فَإِذَا هِيَ تَنْعِتُ قِرَاءَةً مُفَسَّرَةً حَرْفًا حَرْفًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1156: Ar-Rabi' bin Sulaiman Al Muradi menceritakan kepada kami, Syua'ib menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Ubaidullah bin Abu Mulaikah, dari Ya'la bin Mamlak bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah tentang bacaan surah Rasulullah dan shalatnya, maka ia menjawab, "Apa yang kamu inginkan dari shalatnya, sesungguhnya beliau shalat kemudian tidur seukuran lamanya shalat yang beliau lakukan, lalu shalat seukuran lama tidurnya, kemudian beliau tidur seukuran lama shalatnya sampai Subuh dan bacaan beliau sangat bagus, yaitu dengan membaca secara jelas huruf demi huruf."
Hadits No. : 1157
صحيح ابن خزيمة ١١٥٧: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، ح وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ الْهَمْدَانِيُّ جَمِيعًا عَنْ عِمْرَانَ بْنِ زَائِدَةَ بْنِ نَشِيطٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي خَالِدٍ الْوَالِبِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: «أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ رَفَعَ صَوْتَهُ طَوْرًا وَخَفَضَهُ طَوْرًا، وَكَانَ يَذْكُرُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1157: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa —yaitu Ibnu Yunus— mengabarkan kepada kami, (Ha') Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair Al Hamdani menceritakan kepada kami, semuanya dari Imran bin Za'idah bin Nasyith, dari ayahnya, dari Abu Khalid Al Wali, dari Abu Hurairah bahwa apabila ia shalat di malam hari maka ia mengeraskan suaranya pada suatu kondisi dan memelankannya pada kondisi lain, la juga menyebutkan bahwa Rasulullah telah melakukan hal tersebut."
Hadits No. : 1158
صحيح ابن خزيمة ١١٥٨: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، عَنْ مُعَاوِيَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَيْسٍ، وَحَدَّثَنَا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي قَيْسٍ، حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ: كَيْفَ كَانَتْ قِرَاءَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ اللَّيْلِ، أَكَانَ يُجْهَرُ أَمْ يُسِرُّ؟ قَالَتْ: «كُلُّ ذَلِكَ كَانَ يَفْعَلُ، رُبَّمَا جَهْرَ وَرُبَّمَا أَسَرَّ» . فَزَادَ بَحْرٌ فِي حَدِيثِهِ قَالَ: فَقُلْتُ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ فِي الْأَمْرِ سَعَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1158: Abdullah bin Hasyim menceritakan kepada kami, Abdurrahman —yaitu Ibnu Mahdi— menceritakan kepada kami dari Mu'awiyah, dari Abdullah bin Abu Qais, Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahab menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepadaku bahwa Abdullah bin Abu Qais menceritakan kepadanya bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah tentang cara Rasulullah membaca surah pada shalat malam, "Apakah beliau membaca dengan suara keras atau dengan suara pelan?" Ia menjawab, "Semua itu dilakukannya, terkadang membaca dengan suara keras dan terkadang membaca dengan suara pelan." Bahr di dalam haditsnya menambahkan, ia berkata, "Aku kemudian berkata, 'Segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan semua perkara menjadi mudah'."
Hadits No. : 1159
صحيح ابن خزيمة ١١٥٩: نا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ صَاحِبُ السَّابِرِيِّ، نا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ السَّيْلَحِينِيُّ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِأَبِي بَكْرٍ وَهُوَ يُصَلِّي يَخْفِضُ مِنْ صَوْتِهِ، وَمَرَّ بِعُمَرَ يُصَلِّي رَافِعًا صَوْتَهُ قَالَ: فَلَمَّا اجْتَمَعَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَبِي بَكْرٍ: «يَا أَبَا بَكْرٍ مَرَرْتُ بِكَ وَأَنْتَ تُصَلِّي تَخْفِضُ مِنْ صَوْتَكِ» قَالَ: قَدْ أَسْمَعْتُ مَنْ نَاجَيْتُ، «وَمَرَرْتُ بِكَ يَا عُمَرُ وَأَنْتَ تَرْفَعُ صَوْتَكَ» قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ احْتَسَبْتُ بِهِ أُوقِظُ الْوَسْنَانَ، وَاحْتَسِبُ بِهِ قَالَ: فَقَالَ لِأَبِي بَكْرٍ: «ارْفَعْ مِنْ صَوْتِكَ شَيْئًا» ، وَقَالَ لِعُمَرَ: «اخْفِضْ مِنْ صَوْتِكَ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَدْ خَرَّجْتُ فِي كِتَابِ الْإِمَامَةِ ذِكْرَ نُزُولِ هَذِهِ الْآيَةِ {وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا} [الإسراء: 110] "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1159: Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim —penyusun kitab As-Sabiri— menceritakan kepada kami, Yahya bin Ishak As- Sailahini menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Tsabit bin Al Bunani, dari Abdullah bin Rabah, dari Abu Qatadah bahwa Nabi lewat di dekat Abu Bakar yang sedang shalat sambil memelankan suaranya dan beliau lewat di dekat Umar yang sedang shalat sambil mengeraskan suaranya. Perawi lanjut bercerita, "Ketika keduanya berkumpul dengan Nabi beliau berkata kepada Abu Bakar, 'Wahai Abu Bakar, ketika aku lewat di dekatmu kamu shalat dengan memelankan suaramu?!' Abu Bakar menjawab, 'Aku memperdengarkannya kepada yang Dzat yang aku pinta.' Nabi lanjut bersabda, 'Sedangkan ketika aku lewat di dekatmu wahai Umar kamu mengeraskan suaramu?!' Umar berkata, 'Wahai Rasulullah, aku ingin menghilangkan rasa kantuk dan dengan hal itu aku dapat merasakannya.' Perawi lanjut bercerita, "Setelah itu beliau berkata kepada Abu Bakar, 'Angkat sedikit suaramu!' Sedangkan kepada Umar, beliau bersabda,'Pelankan sedikit suaramu'." Abu Bakar berkata, "Aku telah meriwayatkan hadits tersebut di dalam kitab Al Imamah tentang sebab diturunkannya ayat ini, 'Janganlah kamu mengeraskan suaramu di dalam shalatmu'." (Qs. Al Israa [17]: 110).
Hadits No. : 116
صحيح ابن خزيمة ١١٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَبْرِ بْنِ عَتِيكٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ بِمَكُّوكٍ، وَيَغْتَسِلُ بِخَمْسَةِ مَكَاكِيَّ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «الْمَكُّوكُ فِي هَذَا الْخَبَرِ الْمُدُّ نَفْسُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 116: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman —maksudnya Ibnu Mahdi— menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abdullah bin Jabr bin Atik, ia berkata, “Aku mendengar Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berwudhu dengan beberapa muk dan mandi dengan lima muk,” Abu Bakar berkata, “Muk-muk dalam hadits ini adalah mud itu sendiri." 221
Hadits No. : 1160
صحيح ابن خزيمة ١١٦٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ قَالَا: ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ: ثنا مَعْمَرٌ وقَالَ مُحَمَّدٌ: عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: اعْتَكَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ فَسَمِعَهُمْ يَجْهَرُونَ بِالْقِرَاءَةِ، زَادَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ: وَهُوَ فِي قُبَّةٍ لَهُ، وَقَالَا: فَكَشَفَ السُّتُورَ، وَقَالَ: «أَلَا إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا، وَلَا يَرْفَعَّنَ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ الْقِرَاءَةَ» . قَالَ مُحَمَّدٌ: «أَوْ فِي الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1160: Muhammad bin Yahya dan Abdurrahman bin Bisyir menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Abdurrahman berkata: Ma'mar menceritakan kepada kami, Muhammad menyebutkan, dari Ma'mar, dari Ismail bin Umayyah, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata, "Ketika Nabi beri'tikaf di masjid beliau mendengar para sahabat membaca dengan suara keras." —Abdurrahman menambahkan: Beliau sedang berada di Qubbah miliknya— Keduanya berkata, "Setelah itu beliau menyingkap tabir dan bersabda, 'Bukankah setiap orang dari kamu semua sedang bermunajat kepada Tuhannya, maka janganlah saling mengganggu di antara kamu dan jangan pula saling mengeraskan suara antara satu bacaan dengan bacaan lainnya'." Muhammad berkata, “Atau ketika shalat."
Hadits No. : 1161
صحيح ابن خزيمة ١١٦١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، ثنا أَبُو لُبَابَةَ: سَمِعَ عَائِشَةَ، تَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ مَا يُرِيدُ أَنْ يُفْطِرَ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ مَا يُرِيدُ أَنْ يَصُومَ، وَكَانَ يَقْرَأُ كُلَّ لَيْلَةٍ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَالزُّمَرَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1161: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami. Hammad —yaitu Ibnu Zaid— mengabarkan kepada kami. Abu Lubabah menceritakan kepada kami, ia mendengar Aisyah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah telah berpuasa sampai kami menyangka beliau enggan untuk berbuka dan beliau tidak berpuasa sampai kami menyangka beliau enggan untuk berpuasa, serta beliau setiap malam membaca surah Bani Isra'il dan Ai-Zumar"
Hadits No. : 1162
صحيح ابن خزيمة ١١٦٢: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً» . حَدَّثَنَاهُ الصَّنْعَانِيُّ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِي جَمْرَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1162: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Abu Jamrah, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah shalat tiga belas rakaat di malam hari." Ash-Shan'ani Muhammad bin Abdul A'la meriwayatkannya kepada kami, Khalid —yaitu Ibnu Al Harits— menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Abu Jamrah, dari Ibnu Abbas dengan redaksi hadits yang serupa.
Hadits No. : 1163
صحيح ابن خزيمة ١١٦٣: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ الْجَوْهَرِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ شُرَحْبِيلَ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بَعْدَ الْعَتَمَةِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1163: Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id Al Umawi menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id Al Anshari, dari Syurahbil bin Sa'ad bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah mengatakan bahwa Rasulullah shalat setelah waktu shalat Isya sebanyak tiga belas rakaat.
Hadits No. : 1164
صحيح ابن خزيمة ١١٦٤: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ: كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ؟ فَقَالَتْ: مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: «يَا عَائِشَةُ، إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ، وَلَا يَنَامُ قَلْبِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1164: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia mengabarkan kepadanya bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah tentang bagaimana shalat Rasulullah di bulan Ramadhan, maka Aisyah menjawab, "Rasulullah mengerjakan shalat di bulan Ramadhan atau di bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat, shalat empat rakaat dan jangan bertanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian shalat empat rakaat dan jangan bertanya tentang bagus dan panjangnya, lalu shalat tiga rakaat' Aisyah lanjut berkata, "Aku kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum shalat witir?" Beliau menjawab, 'Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku tidak tidur'."
Hadits No. : 1165
صحيح ابن خزيمة ١١٦٥: ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، ثنا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا خَالِدٌ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ تِسْعَ رَكَعَاتٍ فِيهِنَّ الْوِتْرُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1165: Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami, Khalid mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Syaqiq menceritakan kepada kami dari Aisyah, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shalat di malam hari sembilan rakaat dan witir termasuk di dalamnya."
Hadits No. : 1166
صحيح ابن خزيمة ١١٦٦: ثنا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ الْيَشْكُرِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ مَنْصُورِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَهُوَ الْغُدَانِيُّ الَّذِي يُقَالُ لَهُ: الْأَشَلُّ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ، أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى عَائِشَةَ فَسَأَلَهَا عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: «كَانَ يُصَلِّي ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ اللَّيْلِ، ثُمَّ أَنَّهُ صَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، تَرَكَ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ قُبِضَ حِينَ قُبِضَ وَهُوَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ، آخِرُ صَلَاتِهِ مِنَ اللَّيْلِ الْوِتْرُ، ثُمَّ رُبَّمَا جَاءَ إِلَى فِرَاشِهِ هَذَا، فَيَأْتِيهِ بِلَالٌ، فَيُؤْذِنُهُ بِالصَّلَاةِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «نَأْخُذُ بِالْأَخْبَارِ كُلِّهَا الَّتِي أَخْرَجْنَاهَا فِي كِتَابِ» الْكَبِيرُ «، فِي عَدَدِ صَلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ، وَاخْتِلَافُ الرُّوَاةِ فِي عَدَدِهَا كَاخْتِلَافِهِمْ فِي هَذِهِ الْأَخْبَارِ الَّتِي ذَكَرْتُهَا فِي هَذَا الْكِتَابِ، قَدْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي بَعْضِ اللَّيَالِي أَكْثَرَ مِمَّا يُصَلِّي فِي بَعْضٍ، فَكُلُّ مَنْ أَخْبَرَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَوْ مِنْ أَزْوَاجِهِ، أَوْ غَيْرِهِنَّ مِنَ النِّسَاءِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى مِنَ اللَّيْلِ عَدَدًا مِنَ الصَّلَاةِ، أَوْ صَلَّى بِصِفَةٍ، فَقَدْ صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الصَّلَاةِ فِي بَعْضِ اللَّيَالِي، بِذَلِكَ الْعَدَدِ، وَبِتِلْكَ الصِّفَةِ، وَهَذَا الِاخْتِلَافُ مِنْ جِنْسِ الْمُبَاحِ، فَجَائِزٌ لِلْمَرْءِ أَنْ يُصَلِّيَ أَيَّ عَدَدٍ أَحَبَّ مِنَ الصَّلَاةِ مِمَّا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ صَلَّاهُنَّ، وَعَلَى الصِّفَةِ الَّتِي رُوِيَتْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ صَلَّاهَا، لَا حَظْرَ عَلَى أَحَدٍ فِي شَيْءٍ مِنْهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1166: Mu'ammal bin Hisyam Al Yasykuri menceritakan kepada kami, Ismail —yaitu Ibnu Ulayyah— menceritakan kepada kami dari Manshur bin Abdurrahman —yaitu Al Ghudani yang dijuluki Al Asyal— dari Abu Ishak Al Hamdani, dari Masruq bahwa ia pernah berkunjung menemui Aisyah dan bertanya tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Aisyah menjawab, "Sesungguhnya beliau shalat malam sebelumnya tiga belas rakaat, kemudian beliau shalat sebelas rakaat dengan mengurangi dua rakaat, lalu pada malam beliau akan meninggal dunia, beliau shalat malam sembilan rakaat dan akhir dari shalat malamnya adalah shalat witir, lalu mendatangi tempat tidur beliau ini lantas Bilal datang untuk mengumandangkan adzan untuk shalat." Abu Bakar berkata, "Kami telah mengambil hadits-hadits secara keseluruhannya dari kitab Al Kabir tentang jumlah rakaat shalat Nabi di malam hari dan perbedaan jumlah para perawinya seperti halnya perbedaan yang terdapat pada hadits-hadits yang telah disebutkan di dalam kitab ini. Sesungguhnya Nabi terkadang shalat di sebagian malam dengan jumlah rakaat yang lebih banyak di malam lainnya, maka semua yang meriwayatkan dari para sahabat Nabi atau dari istri-istrinya atau wanita yang lain bahwa Nabi mengerjakan shalat malam dengan jumlah rakaat tertentu, atau shalat dengan sifat shalat yang telah dikerjakan Nabi di sebagian malam dengan jumlah dan sifat shalat saat itu, dan hal ini termasuk bagian dari perbedaan yang diperbolehkan. Oleh sebab itu, seseorang diperbolehkan shalat dengan rakaat yang dikehendakinya sesuai dengan apa yang telah diriwayatkan dari Nabi bahwa beliau mengerjakan shalat tersebut dan juga atas sifat yang telah diriwayatkan dari Nabi bahwa beliau telah mengerjakannya dan hal itu tidak menjadi masalah sama sekali bagi seseorang."
Hadits No. : 1167
صحيح ابن خزيمة ١١٦٧: ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، ثنا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَثْبَتَهَا، وَكَانَ إِذَا نَامَ مِنَ اللَّيْلِ أَوْ مَرِضَ صَلَّى مِنَ النَّهَارِ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1167: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa -yaitu Ibnu Yunus- menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa'ad bin Hisyam, dari Aisyah, ia berkata, "Sesungguhnya apabila Rasulullah mengerjakan shalat tertentu maka beliau benar-benar menekuninya, dan apabila beliau tidur di malam hari atau sakit maka beliau shalat di siang hari sebanyak dua belas rakaat."
Hadits No. : 1168
صحيح ابن خزيمة ١١٦٨: ثنا بُنْدَارٌ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، أَيْضًا ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ كِلَاهُمَا عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، أَيْضًا نا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي كِلَاهُمَا، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ، أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَحَبَّ أَنْ يُدَاوِمَ عَلَيْهَا، وَكَانَ إِذَا شَغَلَهُ عَنْ قِيَامِ اللَّيْلِ نَوْمٌ أَوْ مَرَضٌ أَوْ وَجَعٌ صَلَّى مِنَ النَّهَارِ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً» . هَذَا حَدِيثُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1168: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id mengabarkan kepada kami, (Ha') Bundar juga meriwayatkan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami, keduanya meriwayatkan dari Sa'id, (Ha') Bundar juga menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, keduanya meriwayatkan dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa'ad bin Hisyam bahwa Aisyah berkata, "Sesungguhnya apabila Rasulullah mengerjakan shalat tertentu maka beliau senang untuk melakukannya dengan tekun dan apabila terhalang melaksanakan shalat malam karena tertidur atau sakit atau menderita sesuatu maka beliau shalat pada siang hari sebanyak dua belas rakaat." Ini adalah hadits Yahya bin Sa'id.
Hadits No. : 1169
صحيح ابن خزيمة ١١٦٩: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ السَّائِبَ بْنَ يَزِيدَ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَاهُ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَبْدِ الْقَارِئِ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَامَ عَنْ حِزْبِهِ أَوْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ فَقَرَأَهُ فِيمَا بَيْنَ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الظُّهْرِ كُتِبَ لَهُ كَأَنَّمَا قَرَأَهُ مِنَ اللَّيْلِ» . حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ الْأَيْلِيُّ، حَدَّثَنِي سَلَامَةُ، عَنْ عُقَيْلٍ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: وَأَخْبَرَنِي السَّائِبُ بْنُ يَزِيدَ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَبْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بِمِثْلِهِ سَوَاءً
Shahih Ibnu Khuzaimah 1169: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, (Ha') Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Yunus bin Yazid mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab bahwa As-Sa'ib bin Yazid dan Ubaidullah bin Abdullah mengabarkan kepadanya bahwa Abdurrahman bin Al Qari berkata: Aku mendengar Umar bin Khaththab berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa tertidur dari hizibnya (wirid yang selalu dikerjakannya) atau sebagian darinya lalu ia membacanya di antara shalat Subuh dan Zhuhur maka akan ditulis baginya sebagaimana ia membacanya di malam'." Muhammad bin Abdul Aziz Al Aili menceritakan kepada kami, Salamah menceritakan kepadaku dari Aqil, bahwa Ibnu Syihab berkata: As-Sa'ib bin Yazid dan Ubaidullah bin Abdullah menceritakan kepadaku bahwa Abdurrahman berkata: Aku mendengar Umar bin Kahththab berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ... dengan redaksi hadits yang sama."
Hadits No. : 117
صحيح ابن خزيمة ١١٧: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمَذَانِيُّ مِنْ كِتَابِهِ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ حُصَيْنٍ، وَيَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُجْزِئُ مِنَ الْوُضُوءِ الْمُدُّ، وَمِنَ الْجَنَابَةِ الصَّاعُ» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: لَا يَكْفِينَا ذَلِكَ يَا جَابِرُ فَقَالَ: قَدْ كَفَى مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ وَأَكْثَرُ شَعَرًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فِي قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُجْزِئُ مِنَ الْوُضُوءِ الْمُدُّ» دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ تَوْقِيتَ الْمُدِّ مِنَ الْمَاءِ لِلْوُضُوءِ أَنَّ ذَلِكَ يُجْزِئُ لَا أَنَّهُ لَا يَجُوزُ النُّقْصَانُ مِنْهُ وَلَا الزِّيَادَةُ فِيهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 117: Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami dan bukunya, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami dari Hushain dan Yazid bin Abu Ziad dari Salim bin Abu Al Ja’d dari Jabirbin Abdullah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Satu mud mencukupi untuk wudhu dan satu sha’ mencukupi untuk janabat." Seseorang berkata kepada Jabir, “Itu tidak cukup buat kami wahai Jabir” Jabir berkata, “Orang yang lebih baik dari-mu dan lebih banyak rambutnya merasa cukup.” 222 Abu Bakar berkata mengenai sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, “satu mud mencukupi untuk wudhu.” Ada petunjuk bahwa penetapan satu mud air untuk wudhu itu mencukupi, bukan berarti tidak boleh mengurangi atau menambah.”. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1170
صحيح ابن خزيمة ١١٧٠: ثنا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، ثنا حُسَيْنٌ يَعْنِي ابْنَ عَلِيٍّ الْجُعْفِيَّ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ، عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ: يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُومَ يُصَلِّي بِاللَّيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ حَتَّى يُصْبِحَ كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى، وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا خَبَرٌ لَا أَعْلَمُ أَحَدًا أَسْنَدَهُ غَيْرَ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ زَائِدَةَ، وَقَدِ اخْتَلَفَ الرُّوَاةُ فِي إِسْنَادِ هَذَا الْخَبَرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1170: Musa bin Abdurrahman Al Masruqi menceritakan kepada kami, Husain -yaitu Ibnu Ali Al Ju'fi- menceritakan kepada kami dari Za'idah, dari Sulaiman, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Abdah bin Abu Lubabah, dari Suwaid bin Ghaflah, dari Abu Ad-Darda' disampaikan kepadanya oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa yang mendatangi tempat tidurnya dan ia berniat untuk bangun shalat malam, lalu tertidur sampai pagi maka ditulis baginya seperti apa yang diniatkannya dan sesungguhnya tidurnya itu adalah sedekah dari Tuhannya" Abu Bakar berkata, "Aku tidak mengetahui status sanad hadits ini selain Husain bin Ali dari Za'idah dan masih ada perselisihan tentang orang-orang yang meriwayatkan hadits ini."
Hadits No. : 1171
صحيح ابن خزيمة ١١٧١: فَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: «مَنْ حَدَّثَ نَفْسَهُ بِسَاعَةٍ مِنَ اللَّيْلِ يُصَلِّيهَا فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ فَنَامَ، كَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ، وَكُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا أَرَادَ أَنْ يُصَلِّيَ» . " وَهَذَا التَّخْلِيطُ مِنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ قَالَ مَرَّةً: عَنْ زِرٍّ، وَقَالَ مَرَّةً عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ، كَانَ يَشُكُّ فِي الْخَبَرِ، أَهُوَ عَنْ زِرٍّ أَوْ عَنْ سُوَيْدٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1171: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Abdah bin Abu Lubabah, dari Zurr bin Hubaisy, dari Abu Ad-Darda', ia berkata, "Barangsiapa yang berbicara kepada dirinya untuk shalat pada saat tertentu di malam hari kemudian ia tertidur, maka tidurnya itu adalah sedekah bagi dirinya dan akan ditulis baginya sebagaimana dirinya ingin mengerjakan shalat." Kerancuan ini disebabkan dari Abdah bin Abu Lubabah. Sesekali ia berkata, "Dari Zurr", dan di lain kesempatan ia berkata, "Dari Suwaid bin Ghaflah." Ia sebenarnya ragu dalam meriwayatkan hadits ini, apakah dari Zurr atau dari Suwaid.
Hadits No. : 1172
صحيح ابن خزيمة ١١٧٢: ثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، أَوْ عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ، - شَكَّ عَبْدَةُ - عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَوْ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: «مَا مِنْ رَجُلٍ تَكُونُ لَهُ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ يَقُومُهَا فَيَنَامُ عَنْهَا إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَجْرَ صَلَاتِهِ، وَكَانَ نَوْمُهُ عَلَيْهِ صَدَقَةً تَصَدَّقَ بِهَا عَلَيْهِ» . «وَعَبْدَةُ رَحِمَهُ اللَّهُ قَدْ بَيَّنَ الْعِلَّةَ الَّتِي شَكَّ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ، أَسَمِعَهُ مِنْ زِرٍّ أَوْ مِنْ سُوَيْدٍ، فَذَكَرَ أَنَّهُمَا كَانَا اجْتَمَعَا فِي مَوْضِعٍ فَحَدَّثَ أَحَدُهُمَا بِهَذَا الْحَدِيثِ، فَشَكَّ مَنِ الْمُحَدِّثُ مِنْهُمَا، وَمَنِ الْمُحَدِّثُ عَنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1172: Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Abdah bin Abu Lubabah, dari Zurr bin Hubaisy atau dari Suwaid bin Ghaflah—Abdah ragu—, dari Abu Ad-Darda' atau dari Abu Dzar, ia berkata, "Siapa saja yang berniat untuk bangun di malam hari lalu ia tertidur melainkan Allah akan menulis baginya seperti pahala shalatnya dan tidurnya itu adalah sedekah yang diberikan kepada dirinya." Abdah telah menjelaskan sebab-sebab keraguannya di dalam sanad hadits ini, apakah ia mendengarnya dari Zurr atau dari Suwaid. Telah disebutkan juga bahwa keduanya telah berkumpul dalam satu pembahasan, oleh karena itu salah satu dari keduanya telah meriwayatkan hadits ini. Keraguan tersebut muncul dari perawi yang meriwayatkan dari keduanya dan juga dari yang meriwayatkan darinya.
Hadits No. : 1173
صحيح ابن خزيمة ١١٧٣: ثنا بِهَذَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: حَفِظْتُهُ مِنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ قَالَ: ذَهَبْتُ مَعَ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ إِلَى سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ نَعُودُهُ فَحَدَّثَ سُوَيْدٌ، أَوْ حَدَّثَ زِرٌّ - وَأَكْبَرُ ظَنِّي أَنَّهُ سُوَيْدٌ - عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَوْ عَنْ أَبِي ذَرٍّ، وَأَكْبَرُ ظَنِّي أَنَّهُ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَنَّهُ قَالَ: " لَيْسَ عَبْدٌ يُرِيدُ صَلَاةً، وَقَالَ: مَرَّةً مِنَ اللَّيْلِ، ثُمَّ يَنْسَى فَيَنَامُ، إِلَّا كَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنَ اللَّهِ، وَكُتِبَ لَهُ مَا نَوَى ". قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَإِنْ كَانَ زَائِدَةُ حَفِظَ الْإِسْنَادَ الَّذِي ذَكَرَهُ، وَسُلَيْمَانُ سَمِعَهُ مِنْ حَبِيبٍ، وَحَبِيبٌ مِنْ عَبْدَةَ، فَإِنَّهُمَا مُدَلِّسَانِ، فَجَائِزٌ أَنْ يَكُونَ عَبْدَةُ حَدَّثَ بِالْخَبَرِ مَرَّةً قَدِيمًا، عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ بِلَا شَكٍّ، ثُمَّ شَكَّ بَعْدُ أَسَمِعَهُ مِنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، أَوْ مِنْ سُوَيْدٍ، وَهُوَ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَوْ عَنْ أَبِي ذَرٍّ؛ لِأَنَّ بَيْنَ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، وَبَيْنَ الثَّوْرِيِّ وَابْنِ عُيَيْنَةَ مِنَ السِّنِّ مَا قَدْ يُنْسِي الرَّجُلَ كَثِيرًا مِمَّا كَانَ يَحْفَظُهُ، فَإِنْ كَانَ حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ سَمِعَ هَذَا الْخَبَرَ مِنْ عَبْدَةَ فَيُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ سَمِعَهُ قَبْلَ مَوْلِدِ ابْنِ عُيَيْنَةَ؛ لِأَنَّ حَبِيبَ بْنَ أَبِي ثَابِتٍ لَعَلَّهُ أَكْبَرُ مِنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ، قَدْ سَمِعَ حَبِيبَ بْنَ أَبِي ثَابِتٍ مِنِ ابْنِ عُمَرَ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالْمَحْفُوظِ مِنْ هَذِهِ الْأَسَانِيدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1173: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami dengan hadits ini, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku menghafalnya dari Abdah bin Abu Lubabah, ia berkata: Aku pergi bersama Zurr bin Hubaisy kepada Suwaid bin Ghaflah untuk menjenguknya, maka Suwaid meriwayatkannya atau Zurr yang meriwayatkannya, sedangkan prasangka aku yang kuat adalah Suwaid yang meriwayatkan, dari Abu Ad-Darda. atau dan Abu Dzar dan perasangka aku yang kuat adalah dan Abu Ad-Darda, ia berkata, "Tidaklah seorang hamba berkeinginan untuk shalat —atau satu kali ia mengatakan, pada malam hari— kemudian ia tertidur niscaya tidurnya itu adalah sedekah atas dirinya dari Allah dan ditulis baginya seperti yang diniatkannya." Abu Bakar berkata, "Walaupun Za'idah telah menghafal sanad yang disebutkannya dan Sulaiman mendengarnya dari Habib, sedangkan Habib dari Abdah —keduanya para perawi mudallis— namun boleh jadi Abdah telah meriwayatkannya satu kali pada awalnya dari Suwaid bin Ghaflah, dari Abu Ad-Darda' tanpa keraguan, kemudian ia ragu setelah mendengarnya dari Zurr bin Hubaisy atau dari Suwaid? Yaitu dari Abu Ad-Darda' atau dari Abu Dzar? Karena antara Habib bin Tsabit dan antara Ats-Tsauri dan Ibnu Uyainah terdapat perbedaan usia yang pada masa itu orang sering lupa dengan apa yang telah dihafalnya. Jika Hubaib bin Tsabit mendengar hadits ini dari Abdah maka seakan-akan ia mendengarnya sebelum Ibnu Uyainah lahir, sebab bisa saja Habib bin Abu Tsabit lebih tua usianya dari Abdah bin Abu Lubabah. Habib bin Abu Tsabit sebenarnya telah mendengar hadits tersebut dari Ibnu Umar. Wallahu A'lam dengan yang lebih terjaga dari sanad-sanad ini."
Hadits No. : 1174
صحيح ابن خزيمة ١١٧٤: ثنا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الْأَيَّامِ، وَلَا تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1174: Musa bin Abdurrahman Al Masruq menceritakan kepada kami, Husain bin Ali menceritakan kepada kami dari Az-Za'idah, dari Hisyam, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kamu mengkhususkan hari Jum'at dengan berpuasa di antara hari-hari lainnya dan jangan pula kamu mengkhususkan malam Jum'at dengan shalat malam di antara malam- malam lainnya"
Hadits No. : 1175
صحيح ابن خزيمة ١١٧٥: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَحَبَّ أَنْ يُدَاوِمَ عَلَيْهَا، وَلَا أَعْلَمُ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ الْقُرْآنَ كُلُّهُ فِي لَيْلَةٍ، وَلَا قَامَ حَتَّى الصَّبَّاحِ، وَلَا صَامَ شَهْرًا كَامِلًا غَيْرَ رَمَضَانَ» . فَأَتَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَحَدَّثْتُهُ بِحَدِيثِهَا، فَقَالَ: صَدَقَتْ، أَمَّا أَنِّي لَوْ كُنْتُ أَدْخُلُ عَلَيْهَا لَأَتَيْتُهَا حَتَّى تُشَافِهَنِي بِهِ مُشَافَهَةً
Shahih Ibnu Khuzaimah 1175: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami dari Sa'id bin Arubah, Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa'ad bin Hisyam, dari Aisyah, ia berkata, "Apabila Rasulullah mengerjakan shalat tertentu maka beliau senang untuk mengerjakan dengan tekun dan aku tidak pernah mengetahui Nabi membaca Al Qur'an keseluruhannya (mengkhatamkannya) dalam satu malam dan tidak pernah shalat malam sampai pagi, dan tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan." Setelah itu aku mendatangi Ibnu Abbas dan menceritakan hadits yang diriwayatkan olehnya, maka ia berkata, "Kamu benar, adapun diriku seandainya ingin mengunjunginya maka aku akan datang menemuinya sampai ia terus- menerus berbicara denganku."
Hadits No. : 1176
صحيح ابن خزيمة ١١٧٦: ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمَلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ» قَالَتْ: «وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ لَيْلَةً حَتَّى الصَّبَّاحِ، وَلَا صَامَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا إِلَّا رَمَضَانَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1176: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami dari Syu'bah, dari Qatadah dengan sanad hadits ini, Aisyah berkata, "Apabila Rasulullah mengerjakan sesuatu pekerjaan maka beliau menekuninya." Ia lanjut berkata, "Namun aku tidak pernah melihat Rasulullah shalat di satu malam sampai pagi dan tidak pernah berpuasa selama satu bulan terus-menerus kecuali pada bulan Ramadhan."
Hadits No. : 1177
صحيح ابن خزيمة ١١٧٧: ثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، ح وَثنا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ عُيَيْنَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ بُرَيْدَةُ: خَرَجْتُ ذَاتَ يَوْمٍ أَمْشِي لِحَاجَةٍ، فَإِذَا أَنَا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِي، فَظَنَنْتُهُ يُرِيدُ حَاجَةً، فَجَعَلْتُ أَكُفُّ عَنْهُ، فَلَمْ أَزَلْ أَفْعَلُ ذَلِكَ حَتَّى رَآنِي، فَأَشَارَ إِلَيَّ فَأَتَيْتُهُ، فَأَخَذَ بِيَدِي فَانْطَلَقْنَا نَمْشِي جَمِيعًا، فَإِذَا نَحْنُ بِرَجُلٍ بَيْنَ أَيْدِينَا يُصَلِّي، يُكْثِرُ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتُرَى يُرَائِي؟» ، فَقُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: فَأَرْسَلَ يَدَهُ وَطَبَّقَ بَيْنَ يَدَيْهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ، يَرْفَعُ يَدَيْهِ وَيُصَوِّبُهُمَا وَيَقُولُ: «عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا، عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا، عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا؛ فَإِنَّهُ مَنْ يُشَادَّ هَذَا الدِّينَ يَغْلِبْهُ» . " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ مُؤَمَّلٍ. لَمْ يَقُلِ الدَّوْرَقِيُّ: فَإِنَّهُ مَنْ يُشَادَّ هَذَا الدِّينَ يَغْلِبْهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1177: Ya'qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, (Ha') Mu'ammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail —yaitu Ibnu Ulayyah— menceritakan kepada kami dari Uyainah bin Abdurrahman, dari ayahnya, ia berkata: Buraidah berkata, "Suatu hari aku keluar beijalan kaki untuk suatu keperluan, tiba-tiba aku melihat Rasulullah sedang berjalan dan aku mengira juga untuk suatu keperluan, maka aku berusaha menghindarinya dan terus melakukan hal itu sampai beliau melihatku dan memberikan isyarat kepadaku. Aku kemudian mendatangi beliau dan beliau lantas menggandeng tanganku, lalu kami berangkat bersama-sama dengan beijalan kaki. Tiba-tiba di hadapan kami seorang pria yang sedang shalat dengan memperbanyak ruku dan sujud, maka Rasulullah berkata, 'Dapatkah kamu melihat ia sedang berbuat kesombongan?' Aku lalu menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui'." Perawi bercerita, "Kemudian beliau mengulurkan tangannya dan memukulkan antara kedua tangannya sebanyak tiga kali berturut-turut sambil mengangkat kedua tangannya dan meluruskannya lalu berkata, 'Kamu sebaiknya tidak berlebihan, kamu sebaiknya tidak berlebihan, kamu sebaiknya tidak berlebihan. karena barangsiapa yang ingin mengalahkan agama ini niscaya ia akan dikalahkan'." Ini adalah lafazh hadits Mua'mmal. Sedangkan Ad-Dauraqi tidak menyebutkan lafazh, "Sesungguhnya yang ingin mengalahkan agama ini niscaya ia akan dikalahkan."
Hadits No. : 1178
صحيح ابن خزيمة ١١٧٨: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْجِدَ، وَحَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ سَارِيَتَيْنِ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟» قَالُوا: لِزَيْنَبَ تُصَلِّي فَإِذَا كَسِلَتْ، أَوْ فَتَرَتْ أَمْسَكَتْ بِهِ، فَقَالَ: «حُلُّوهُ» ، ثُمَّ قَالَ: «لِيُصَلِّي أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ، فَإِذَا كَسِلَ أَوْ فَتَرَ فَلْيَقْعُدْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1178: Ya'qub bin Ibrahim meriwayatkan kapada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Shuhaib mengabarkan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah memasuki masjid dan terdapat tali yang terikat memanjang di antara dua tiang, maka beliau bertanya, 'Apa ini?' Mereka (para sahabat) menjawab, 'Ini adalah tali milik Zainab yang digunakan untuk shalat, apabila ia telah merasa jemu atau lelah maka dia berpegangan padanya.' Mendengar itu, beliau berkata, 'Lepaskaniah!' Kemudian beliau lanjut berkata, 'Salah seorang di antara kamu hendaknya mengerjakan shalat dengan semampunya dan apabila ia telah merasa jemu atau lelah maka dia hendaknya duduk'."
Hadits No. : 1179
صحيح ابن خزيمة ١١٧٩: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُسْتَمِرٍّ الْبَصْرِيُّ، ثنا أَبُو حَبِيبِ بْنُ مُسْلِمِ بْنُ يَحْيَى، مُؤَذِّنُ مَسْجِدِ بَنِي رِفَاعَةَ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ نَحْوَهُ، غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: قَالُوا: لِمَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ قَالَ: «مَا تَصْنَعُ بِهِ؟» قَالُوا: تُصَلِّي قَائِمَةً، فَإِذَا أَعْيَتِ اعْتَمَدَتْ عَلَيْهِ، فَحَلَّهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يُصَلِّي أَحَدُكُمْ فَإِذَا أَعْيَى فَلْيَجْلِسْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1179: Ibrahim bin Mustamir Al Bashri menceritakan kepada kami, Abu Habib Muslim bin Yahya mu'adzdzin masjid bani Rifa'ah menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Abdul Aziz bin Shuhaib, dari Anas bin Malik dengan redaksi yang serupa, akan tetapi ia menambahkan lafazh, "Mereka mengatakan bahwa tali itu milik Maimunah binti Al Harits." Beliau lalu bertanya, "Apa yang dilakukannya dengannya?" Mereka menjawab, "la shalat sambil berdiri dan apabila merasa lelah maka ia gunakan untuk berpegangan." Setelah itu Rasulullah melepaskannya dan berkata, "Salah seorang di antara kamu hendaknya shalat (sekuatannya) dan apabila ia telah merasa lelah maka dia hendaknya duduk."
Hadits No. : 118
صحيح ابن خزيمة ١١٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ الْهَمْدَانِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنِ ابْنِ زَيْدٍ وَهُوَ حَبِيبُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِثُلُثَيْ مُدٍّ فَجَعَلَ يَدْلُكُ ذِرَاعَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 118: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Yahya bin Abu Za'idah mengabarkan kepada kami, dari Syu'bah, dari Ibnu Zaid -ia adalah Habib bin Zaid- dari Abbad Ibnu Tamim dari Abdullah bin Zaid, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah dibawakan duapertiga mud air, lalu beliau menggosok-gosok hasta beliau.” 223. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1180
صحيح ابن خزيمة ١١٨٠: ثنا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: تَكَلَّفُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غُفِرَ لَكَ؟ قَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1180: Bisyir bin Mu’adz menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Ziyad bin Ilaqah, dari Al Mughirah bin Syu’bah, ia berkata, "Nabi pernah shalat sampai kedua kakinya bengkak, lalu ada yang berkata kepada beliau, 'Engkau melakukan ini wahai Rasulullah, sedangkan dosa-dosamu telah diampuni?’ Beliau menjawab, 'Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur'."
Hadits No. : 1181
صحيح ابن خزيمة ١١٨١: ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَعَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ قَالَ عَلِيٌّ: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، وَقَالَ الْآخَرَانِ: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ، سَمِعَ الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ يَقُولُ: صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَوَرَّمَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: قَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1181: Ali bin Khasyram dan Sa’id bin Abdurrahman dan Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Ali berkata: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, dan yang lain berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Ziyad bin Ilaqah bahwa dia mendengar Al Mughirah bin Syu’bah berkata, "Rasulullah pernah shalat sampai kedua kakinya bengkak, lalu ada yang berkata kepadanya, 'Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.' Beliau menjawab, 'Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur?'."
Hadits No. : 1182
صحيح ابن خزيمة ١١٨٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْأَحْمَسِيُّ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُحَارِبِيُّ، ح وَثنا أَبُو عَمَّارٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى جَمِيعًا عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَقُومُ حَتَّى تَرِمَ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: أَيْ رَسُولُ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ جَاءَكَ مِنَ اللَّهِ أَنْ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا» . هَذَا لَفْظُ الْمُحَارِبِيِّ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فِي هَذَا دِلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الشُّكْرَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ يَكُونُ بِالْعَمَلِ لَهُ؛ لِأَنَّ الشُّكْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ، وَقَدْ يَكُونُ بِاللِّسَانِ قَالَ اللَّهُ {اعْمَلُوا آلَ دَاوُدَ شُكْرًا} ، فَأَمَرَهُمْ جَلَّ وَعَلَا أَنْ يَعْمَلُوا لَهُ شُكْرًا، فَالشُّكْرُ قَدْ يَكُونُ بِالْقَوْلِ وَالْعَمَلِ جَمِيعًا، لَا عَلَى مَا يَتَوَهَّمُ الْعَامَّةُ أَنَّ الشُّكْرَ إِنَّمَا يَكُونُ بِاللِّسَانِ فَقَطْ، وَقَوْلُهُ: غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَقُولُ إِنَّهُ جَائِزٌ فِي اللُّغَةِ أَنْ يُقَالَ: يَكُونُ فِي مَعْنَى كَانَ؛ لِأَنَّ اللَّهَ إِنَّمَا قَالَ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا} [الفتح: 1] ، وَقِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَلَمْ يَرُدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْقَائِلِ، وَلَمْ يَقُلْ أَيْضًا: وَعَدَنِي أَنْ يَغْفِرَ؛ لِأَنَّهُ قَدْ غَفَرَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1182: Muhammad bin Ismail Al Ahmasi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Muhammad Al Muharibi menceritakan kepada kami, (Ha') Abu Ammar menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami semuanya dari Muhammad bin Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah pernah shalat malam sampai-sampai kedua kakinya bengkak, lalu ada yang bertanya kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, Engkau melakukan hal ini sementara Allah telah menurunkan bahwa dosa-dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang telah diampuni?’ Beliau menjawab, 'Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur?" Ini adalah lafazh hadits Al Muharibi. Abu Bakar berkata, "Dalam hal ini terdapat dalil bahwa bentuk bersyukur kepada Allah adalah dengan perbuatan, sebab bersyukur adalah milik Allah semuanya dan terkadang dengan lisan, Allah telah berfirman, 'Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).' (Qs. Saba' [341: 13) Maka Allah telah memerintahkan kepada mereka untuk berbuat sebagai bentuk kesyukuran kepada-Nya. Bersyukur juga dapat dilakukan dengan ucapan dan perbuatan sekaligus, tidak seperti yang disangkakan oleh kebanyakan orang bahwa bersyukur hanya dapat dilakukan dengan lisan saja." Sedangkan firman-Nya, 'Allah telah mengampunimu dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang' merupakan bagian dari yang menurutku, itu boleh digunakan secara bahasa untuk menunjuk makna sesuatu yang telah terjadi. Sebab Allah telah berfirman kepada Nabi-Nya, 'Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata' (Qs. Al Fath [48]: 1) Dan juga karena Allah telah berfirman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Allah telah mengampuni bagimu dosa-dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang.' Oleh karena itu, Nabi tidak menjawab sahabat yang bertanya dan juga tidak mengatakan Allah telah berjanji akan mengampuni. Sebab beliau memang benar-benar sudah diampuni."
Hadits No. : 1183
صحيح ابن خزيمة ١١٨٣: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا دَاوُدُ بْنُ أَبِي هِنْدَ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَالِمٍ، عَنْ عَنْبَسَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، حَدَّثَتْنِي أُمُّ حَبِيبَةَ بِنْتُ أَبِي سُفْيَانَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1183: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Hasyim meriwayatkan kepada kami, Daud bin Abu Hind mengabarkan kepada kami dari Abu Hind, dari An-Nu’man bin Salim, dari Anbasah bin Abu Sufyan, Ummu Habibah binti Abu Sufyan menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mengerjakan shalat dua belas rakaat shalat sunah selain shalat fardhu dalam satu hari, niscaya sebuah rumah akan dibangun untuknya di surga."
Hadits No. : 1184
صحيح ابن خزيمة ١١٨٤: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا مَحْبُوبُ بْنُ الْحَسَنِ، ثنا دَاوُدُ بْنُ أَبِي هِنْدَ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الطَّائِفِ يُقَالُ لَهُ: النُّعْمَانُ بْنُ سَالِمٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ، عَنْ عَنْبَسَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ صَلَّى لِلَّهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ» ، فَذَكَرَ نَحْوَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1184: Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami. Mahbub bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Daud bin Abu Hind menceritakan kepada kami dari seorang pria dari penduduk Tha'if yang bernama An-Nu’man bin Salim, dari Amr bin Aus, dari Anbasah bin Abu Sufyan, dari Ummu Habibah, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mengerjakan shalat setiap hari.' Dia kemudian menyebutkan redaksi hadits yang serupa dengannya."
Hadits No. : 1185
صحيح ابن خزيمة ١١٨٥: نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا دَاوُدُ بْنُ أَبِي هِنْدَ، حَدَّثَنِي النُّعْمَانُ بْنُ سَالِمٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ قَالَ: قَالَ عَنْبَسَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ: أَلَا أُحَدِّثُكَ حَدِيثًا حَدَّثَتْنَاهُ أُمُّ حَبِيبَةَ؟ قُلْتُ: بَلَى قَالَ: وَمَا رَأَيْتُهُ قَالَ ذَاكَ إِلَّا لِتُسَارَّ إِلَيْهِ قَالَ: حَدَّثَتْنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَجْدَةً تَطَوُّعًا بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ» . قَالَ عَنْبَسَةُ: «مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ أُمِّ حَبِيبَةَ» . قَالَ عَمْرُو بْنُ أَوْسٍ: «مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَنْبَسَةَ» . قَالَ النُّعْمَانُ: «مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَمْرٍو» . قَالَ دَاوُدُ: «أَمَّا نَحْنُ فَإِنَّا نُصَلِّي وَنَتْرُكُ» قَالَ ابْنُ عُلَيَّةَ: هَذَا أَوْ نَحْوُهُ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَسْقَطَ هُشَيْمٌ مِنَ الْإِسْنَادِ عَمْرَو بْنَ أَوْسٍ، وَالصَّحِيحُ حَدِيثُ ابْنِ عُلَيَّةَ، وَهُوَ فِي الْبَابِ الثَّانِي، وَمَا رَوَاهُ مَحْبُوبُ بْنُ الْحَسَنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1185: Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Daud bin Abu Hind mengabarkan kepada kami, An-Nu’man bin Salim menceritakan kepadaku dari Amr bin Aus, ia berkata: Anbasah bin Abu Sufyan berkata: Maukah kamu aku riwayatkan hadits yang diriwayatkannya kepada kami oleh Ummu Habibah? Aku menjawab: Tentu. Ia berkata: Maka aku tidak pernah melihatnya mengatakan hal itu kecuali bersegera mengucapkannya. Ia lanjut berkata: Ummu Habibah menceritakan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mengerjakan shalat dalam sehari dua belas rakv shalat sunah niscaya sebuah rumah akan dibangun untuknya di surga." Anbasah berkata, "Aku tidak pernah meninggalkannya setelah aku mendengarnya dari Ummu Habibah." Amr bin Aus terkata, "Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Anbasah." An-Nu’man berkata, "Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Amr." Daud berkata, "Adapun kami, terkadang kami mengerjakannya dan terkadang kami meninggalkannya." Ibnu Ulayyah terkata, "Seperti ini atau yang serupa dengannya." Abu Bakar berkata, "Hasyim tidak menyebutkan sanad Amr bin Aus, yang benar adalah hadits Ibnu Ulayyah -yaitu pada bab kedua- dan yang diriwayatkan oleh Mahbub bin Al Hasan."
Hadits No. : 1186
صحيح ابن خزيمة ١١٨٦: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، نا شُعَيْبٌ، نا اللَّيْثُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيِّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ الثَّقَفِيِّ، عَنْ عَنْبَسَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ أُخْتِهِ أُمِّ حَبِيبَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ، أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْعَصْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1186: Ar-Rabi’ bin Sulaiman menceritakan kepada kami Syu’aib menceritakan kepada kami, Al.Laits menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ajlan, dari Abu Ishak Al Hamdani, dari Amr bin Aus Ats-Tsaqafi, dari Anbasah bin Abu Sufyan, dari Saudarinya Ummu Habibah istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat dalam satu hari niscaya sebuah rumah akan dibangun untuknya di surga', empat rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat sebelum Ashar dan dua rakaat sebelum Maghrib serta dua rakaat sebelum Subuh."
Hadits No. : 1187
صحيح ابن خزيمة ١١٨٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الْجُنَيْدُ الْبَغْدَادِيُّ، نا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا فُلَيْحٌ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْمُسَيَّبِ وَهُوَ ابْنُ رَافِعٍ، عَنْ عَنْبَسَةَ وَهُوَ ابْنُ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ، أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ، وَاثْنَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْعَصْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1187: Muhammad bin Ahmad Al Junaidi Al Baghdadi menceritakan kepada kami, Yunus bin Muhammad memberitahukan kepada kami, Fulaih menceritakan kepada kami dari Suhail bin Abu Shalih, dari Abu Ishak, dari Al Musayyib —yaitu Ibnu Rafi’— dari Anbasah —yaitu Ibnu Abu Sufyan— dari Ummu Habibah, ia berkata. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat niscaya Allah akan mambangun sebuah rumah untuknya di surga; Empat rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat sebelum Ashar dan dua rakaat setelah Maghrib serta dua rakaat sebelum Subuh'."
Hadits No. : 1188
صحيح ابن خزيمة ١١٨٨: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا أَبُو عَامِرٍ، ثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ التَّنُوخِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ بْنَ مُوسَى يُحَدِّثُ، ح وَثناه مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ، ثنا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ قَالَ: لَمَّا نَزَلَ بِهِ الْمَوْتُ أَصَابَتْهُ شِدَّةٌ قَالَ: أَخْبَرْتِنِي أُخْتِي أُمُّ حَبِيبَةَ بِنْتُ أَبِي سُفْيَانَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ» - وَقَالَ ابْنُ مَعْمَرٍ - «مَنْ صَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعًا بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1188: Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami. Abu Amir menceritakan kepada kami, Sa’id bin Abdul Aziz At-Tanukhi menceritakan kepada kami, ia terkata: Aku mendengar Sulaiman Musa menceritakan, (Ha') Muhammad bin Ma’mar menceritakannya kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami dari Sa'id bin Abdul Aziz, dari Sulaiman bin Musa, dari Muhammad bin Abu Sufyan, ia berkata: Ketika ajalnya akan tiba maka ia merasakan sakit yang sangat, lalu berkata, "Saudari aku Ummu Habibah binti Abu Sufyan telah mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa menjaga empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat setelahnya.. '." Ibnu Ma'mar berkata, "Barangsiapa shalat empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat setelahnya, maka Allah akan mengharamkan dirinya dari neraka."
Hadits No. : 1189
صحيح ابن خزيمة ١١٨٩: حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ، ثنا عَمْرٌو يَعْنِي ابْنَ أَبِي سَلَمَةَ، ثنا صَدَقَةُ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ الْمُنْذِرِ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ عَنْبَسَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ صَلَاةِ الْهَجِيرِ، وَأَرْبَعًا بَعْدَهَا حُرِّمَ عَلَى جَهَنَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1189: Nashar bin Marzuq, Amr —yaitu Ibnu Abu Salamah' menceritakan kepada kami. Shadaqah menceritakan kepada kami dari An-Nu١man bin Al Mundzir. dari Makhul, dari Anbasah bin Abu Sufyan, dari Ummu Habibah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa yang menjaga empat rakaat sebelum shalat Zhuhur dan empat rakaat setelahnya maka neraka Jahanam diharamkan baginya."
Hadits No. : 119
صحيح ابن خزيمة ١١٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا مَعْمَرٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: «كُنْتُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَتَوَضَّأُ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 119: Muhammad bin Al Walid mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah RA, ia berkata, “Dulu aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berwudhu dari satu tempat air.” 224
Hadits No. : 1190
صحيح ابن خزيمة ١١٩٠: حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، نا الْهَيْثَمُ يَعْنِي ابْنَ حُمَيْدٍ، أَخْبَرَنَا النُّعْمَانُ يَعْنِي ابْنَ الْمُنْذِرِ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ عَنْبَسَةَ، عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ، أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بِمِثْلِهِ سَوَاءً
Shahih Ibnu Khuzaimah 1190: Nashar bin Marzuq menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, Al Haitsam -yaitu Ibnu Hamid- menceritakan kepada kami, An-Nu’man -yaitu Ibnu Al Mundzir- mengabarkan kepada kami dari Makhul, dari Anbasah, dari Ummu Habibah bahwa ia mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah bersama dengan redaksi hadits yang sama.
Hadits No. : 1191
صحيح ابن خزيمة ١١٩١: حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ الْقُرَشِيُّ، حَدَّثَنِي جَدِّي أَبُو الْمُثَنَّى، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ سُوَيْدِ بْنِ مَنْجُوفٍ، نا أَبُو دَاوُدَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُسْلِمِ بْنِ مِهْرَانَ، حَدَّثَنِي جَدِّي، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رَحِمَ اللَّهُ امرءا صَلَّى أَرْبَعًا قَبْلَ الْعَصْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1191: Salamah bin Syabib menceritakan kepada kami. Abu Daud Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Muslim Al Qurasyi menceritakan kepada kami, kakekku Abu Al Mutsanna bin Umar menceritakan kepadaku, Ahmad bin Abdullah bin Ali bin Su'aid bin Manjuf menceritakan kepada kami. Abu Daud menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Muslim bin Mihran, kakekku menceritakan kepadaku dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Allah akan mengasihi orang yang mengerjakan shalat empat rakaat sebelum Ashar'."
Hadits No. : 1192
صحيح ابن خزيمة ١١٩٢: ثنا أَبُو عُمَرَ حَفْصُ بْنُ عَمْرٍو الرَّبَالِيُّ، ثنا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، أَخْبَرَنِي إِسْرَائِيلُ بْنُ يُونُسَ، عَنْ مَيْسَرَةَ بْنِ حَبِيبٍ، عَنِ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ: «أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَغْرِبَ، ثُمَّ صَلَّى حَتَّى صَلَّى الْعِشَاءُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1192: Abu Umar Hafash bin Amr Ar-Rabbani menceritakan kepada kami, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, Isra'il bin Yunus mengabarkan kepadaku dari Maisarah bin Habib, dari Al Minhal bin Amr, dari Zurr bin Hubaisy, dari Khudzaifah bahwa ia pernah shalat Maghrib tersama Rasulullah dan kemudian beliau shalat sampai tiba shalat Isya.
Hadits No. : 1193
صحيح ابن خزيمة ١١٩٣: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَرَوَاهُ عُمَرُ بْنُ أَبِي خَثْعَمٍ الْيَمَامِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى سِتَّ رَكَعَاتٍ بَعْدَ الْمَغْرِبِ لَا يَتَكَلَّمُ بَيْنَهُنَّ بِشَيْءٍ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ عُدِلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً» . حَدَّثَنَاهُ أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، ثنا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي خَثْعَمٍ الْيَمَامِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، ح وَثناه حَفْصُ بْنُ عَمْرٍو الرَّبَالِيُّ، نا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ أَبِي خَثْعَمٍ الْيَمَامِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، غَيْرَ أَنَّ الرَّبَالِيَّ قَالَ: «لَا يَتَكَلَّمُ بَيْنَهُمَا بِسُوءٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1193: Abu Bakar berkata: Diriwayatkan oleh Umar bin Abu Khats'am Al Yamami, Yahya bin Abu Bakar menceritakan kami dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah. ia berkata "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa yang shalat enam rakaat setelah Maghrib dengan tidak berbicara sedikit pun antara shalat tersebut kecuali berdzikir kepada Allah maka ia sama saja beribadah selama dua belas tahun'." Abu Ammar Al Husain bin Al Huraits menceritakannya kepada kami, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami dari Umar bin Abu Khats’am Al Yamami, dari Yahya bin Katsir, (Ha') Hafash bin Amr Ar.Rabbani menceritakannya kepada kami, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, Umar bin Abu Khats'am Al Yamami mengabarkan kepadaku dari Yahya bin Abu Katsir. akan tetapi Ar-Rabbani berkata, "Tidak berbicara antara keduanya dengan kata-kata yang buruk."
Hadits No. : 1194
صحيح ابن خزيمة ١١٩٤: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا سُفْيَانُ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، ثنا أَبُو خَالِدٍ، نا سُفْيَانُ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى إِثْرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ رَكْعَتَيْنِ إِلَّا الْفَجْرَ وَالْعَصْرَ» . هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ وَكِيعٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1194: Bundar menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, (Ha') Muhammad bin Al Ala. bin Kuraib menceritakan kepada kami. Abu Khalid menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Abu Ishak, dari Ashim bin Dhamrah, dari Ali, ia berkata, "Rasulullah pernah shalat setelah shalat wajib dua rakaat kecuali setelah shalat Subuh dan Ashar." Ini adalah lafazh Waki'.
Hadits No. : 1195
صحيح ابن خزيمة ١١٩٥: حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَا: ثنا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ» - انْتَهَى حَدِيثُ أَحْمَدَ، وَزَادَ مُؤَمَّلٌ - قَالَ: وَحَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ وَكَانَتْ سَاعَةً لَا يَدْخُلُ عَلَيْهِ فِيهَا أَحَدٌ قَالَ: «إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ، وَيُنَادِي الْمُنَادِي بِالصَّلَاةِ» قَالَ: أَرَاهُ قَالَ: خَفِيفَتَيْنِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ فِي بَيْتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1195: Mu'ammal bin Hisyam dan Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ismail menceritakan kepada kami dari Ayub, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Aku pernah shalat bersama Nabi dua rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya di ramahnya, selesai hadits Ahmad. Mua'mmal menambahkan, ia berkata: Hafash menceritakan kepadaku -Pada saat tidak ada seorang pun yang berkunjung kepada beliau- ia berkata, "Beliau pernah shalat dua rakaat sampai terbit fajar dan seorang penyeru menyerukan adzan untuk Shalat." Ia berkata lagi, "Dua rakaat ringan dan dua rakaat setelah shalat Jum’at di rumahnya."
Hadits No. : 1196
صحيح ابن خزيمة ١١٩٦: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ» . قَالَ ابْنُ عُمَرَ: وَذَكَرَتْ لِي حَفْصَةُ: «وَلَمْ أَرَهُ أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ رَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1196: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Amr bin Dinar, dari Ibnu Syihab, dari Salim bin Abdullah, dari ayahnya bahwa Rasulullah pernah shalat sebelum shalat Zhuhur dua rakaat dan setelahnya dua rakaat, setelah Maghrib dua rakaat, dan setelah Isya dua rakaat. Ibnu Umar berkata, "Aku menceritakannya kepada Hafashah — dan aku tidak melihat— bahwa beliau shalat dua rakaat setelah terbit fajar."
Hadits No. : 1197
صحيح ابن خزيمة ١١٩٧: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَأَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، ثنا خَالِدٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ التَّطَوُّعِ، فَقَالَتْ: «كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ أَرْبَعًا فِي بَيْتِي، ثُمَّ يَخْرُجُ فَيُصَلِّي بِالنَّاسِ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى بَيْتِي فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، وَكَانَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ الْمَغْرِبَ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى بَيْتِي فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يُصَلِّي بِهِمُ الْعِشَاءَ، ثُمَّ يَدْخُلُ بَيْتِي فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، وَكَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ تِسْعَ رَكَعَاتٍ، فِيهِنَّ الْوِتْرُ، وَكَانَ إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَيُصَلِّي بِالنَّاسِ صَلَاةَ الْفَجْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1197: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Abu Hasyim Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, keduanya berkata; Hasyim menceritakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq, ia bekata. "Aku menanyakan kepada Aisyah tentang shalat sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia menjawab, 'Beliau shalat empat rakaat sebelum Zhuhur di rumahku, lalu beliau keluar dan shalat mengimami orang-orang. Setelah pulang ke rumahku, beliau shalat dua rakaat. Kemudian beliau shalat Maghrib mengimami orang-orang, lalu pulang ke rumahku lantas shalat dua rakaat. Kemudian beliau shalat Isya mengimami orang-orang lalu masuk ke rumahku lantas shalat dua rakaat. Beliau shalat malam sembilan rakaat dan termasuk di antaranya shalat witir. Dan apabila terbit fajar, beliau shalat dua rakaat kemudian keluar lalu shalat Subuh mengimami orang-orang’."
Hadits No. : 1198
صحيح ابن خزيمة ١١٩٨: حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ قَالَ: أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَنِي عَبْدِ الْأَشْهَلِ فَصَلَّى بِهِمُ الْمَغْرِبَ، فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: «ارْكَعُوا هَاتَيْنِ الرَّكْعَتَيْنِ فِي بُيُوتِكُمْ» . قَالَ: «فَلَقَدْ رَأَيْتُ مَحْمُودًا وَهُوَ إِمَامُ قَوْمِهِ يُصَلِّي بِهِمُ الْمَغْرِبَ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَيَجْلِسُ بِفِنَاءِ الْمَسْجِدِ حَتَّى يَقُومَ قُبَيْلَ الْعَتَمَةِ، فَيَدْخُلَ الْبَيْتَ، فَيُصَلِّيهُمَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1198: Al Fadhl bin Ya’qub Al Jazari menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishak, dari Ashim bin Umar bin Qatadah, dari Mahmud bin Labid, ia berkata, "Rasulullah datang ke bani Abdul Asyhal kemudian teliau shalat Maghrib mengimami mereka. Setelah mengucap salam, beliau berkata, 'Shalatlah dua rakaat ini di rumahmu'." Perawi terkata, "Aku telah [melihat] Mahmud —yaitu imam kaumnya— shalat Maghrib mengimami mereka, kemudian ia keluar lalu duduk di emperan masjid sampai ia berdiri setelum shalat Isya lantas masuk ke rumah dan mengerjakan keduanya."
Hadits No. : 1199
صحيح ابن خزيمة ١١٩٩: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي الْوَزِيرِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى الْفِطْرِيُّ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْمَغْرِبِ فِي مَسْجِدِ بَنِي عَبْدِ الْأَشْهَلِ فَلَمَّا صَلَّى قَامَ نَاسٌ يَتَنَفَّلُونَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَيْكُمْ بِهَذِهِ الصَّلَاةِ فِي الْبُيُوتِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1199: Bundar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abu Al Wazir menceritakan kepada kami, Muhammad bin Musa Al Fithri menceritakan kepada kami dari Sa’ad bin Ishak bin Ka’ab bin Ujrah, dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata, "Nabi pernah shalat Maghrib di masjid bani Abdul Asyhal. Tatkala selesai shalat orang-orang berdiri mengerjakan shalat sunah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Kamu sebaiknya mengerjakan shalat ini di rumah'."
Hadits No. : 12
صحيح ابن خزيمة ١٢: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سُفْيَانَ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَوَضَّأُ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ الْفَتْحِ «تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ، وَصَلَّى الصَّلَوَاتِ بِوُضُوءٍ وَاحِدٍ» ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ فَعَلْتَ شَيْئًا لَمْ تَكُنْ تَفْعَلُهُ قَالَ: «إِنِّي عَمْدًا فَعَلْتُهُ يَا عُمَرُ» هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَهْدِيٍّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 12: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Sufyan, Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman —maksudnya Ibnu Mahdi— menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Alqamah bin Martsad dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dulu berwudhu setiap akan shalat. Sewaktu Makkah dapat dikuasai, beliau berwudhu dan mengusap sepasang khuf beliau dan melakukan beberapa shalat dengan satu wudhu. Umar berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku sengaja melakukannya hai Umar.”
Hadits No. : 120
صحيح ابن خزيمة ١٢٠: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كُنَّا نَتَوَضَّأُ رِجَالًا وَنِسَاءً، وَنَغْسِلُ أَيْدِيَنَا فِي إِنَاءٍ وَاحِدٍ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 120: Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abu Khalid mengabarkan kepada kami dari Ubaidullah dari Nafi’ dari Ibnu Umar, ia berkata, “Kami kaum laki-laki dan perempuan pernah berwudhu dan membasuh tangan kami di satu tempat air, pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” 225
Hadits No. : 1200
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٠: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، ثنا الْعَلَاءُ بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ حَرَامٍ، عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ، ح وَثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ مُعَاوِيَةَ، ح وَثنا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ الْخَوْلَانِيُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ حَرَامِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلَاةِ فِي بَيْتِي، وَالصَّلَاةِ فِي الْمَسْجِدِ، فَقَالَ: «قَدْ تَرَى، مَا أَقْرَبَ بَيْتِي مِنَ الْمَسْجِدِ، وَلَأَنْ أُصَلِّيَ فِي بَيْتِي أَحَبُّ مِنْ أَنْ أُصَلِّيَ فِي الْمَسْجِدِ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ» . هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1200: Bundar menceritakan kepada kami. Abdurrahman -yaitu Jbnu Mahdi- menceritakan kepada kami. Mu.awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami. Al Ala' bin Al Harits menceritakan kepada kami dari Haram, dari pamannya Abdullah bin Sa'ad. (Ha') Abdullah bin Hasyim menceritakan kepada kami. Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Mu.awiyah. (Ha') Bahar bin Nashar Al Khaulani menceritakan kepada kami. Abdullah bin Wahab menceritakan kepada kami. Mu’awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami dari Al Ala. bin Al Harits. dari Haram bin Hakim, dari pamannya Abdullah bin Sa’ad, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang shalat di rumah dan shalat di masjid, maka beliau menjawab, 'Kamu telah melihat betapa dekatnya rumahku dengan masjid, akan tetapi shalat di rumah lebih aku cintai daripada shalat di masjid kecuali shalat wajib'." Ini adalah lafazh hadits Bundar.
Hadits No. : 1201
صحيح ابن خزيمة ١٢٠١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدَ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدَ، عَنْ هِنْدَ، عَنْ سَالِمٍ أَبِي النَّضْرِ، عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «خَيْرُ صَلَاةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ» . وَقَالَ بُنْدَارٌ: «أَفْضَلُ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1201: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Abdullah bin Sa’id bin Abu Hind menceritakan kepada kami, (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Sa’id bin Abu Hind, dari Hind, dari Salim bin An-Nadhr, dari Busr bin Sa’id, dari Zaid bin Tsabit, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sebaik-baik shalat seseorang yaitu (shalat sunah yang dilakukan) di rumahnya kecuali shalat wajib." Bundar berkata, "Sebaik-baiknya shalat kamu adalah di rumahmu kecuali shalat wajib."
Hadits No. : 1202
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٢: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، ثنا عَفَّانُ، ثنا وُهَيْبٌ، نا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ قَالَ: سَمِعْتُ سَالِمًا أَبَا النَّضْرِ يُحَدِّثُ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ؛ فَإِنَّ أَفْضَلَ صَلَاةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1202: Muhammad bin Ma’mar Al Qaisi menceritakan kepada kami, Affan menceritakan kepada kami, Wuhaib menceritakan kepada kami, Musa bin Uqbah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Salim Abu An-Nadhr menceritakan hadits dari Busr bin Sa’id, dari Zaid bin Tsabit bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Shalatlah wahai sekalian manusia di rumahmu, karena shalat seseorang yang paling utama adalah (shalat yang dilakukan) di rumahnya kecuali shalat wajib."
Hadits No. : 1203
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٣: ثنا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ، وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1203: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami. Ubaidullah menceritakan kepada kami. Nafi’ mengabarkan kepada kami dari Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Lakukanlah sebagian shalat kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah menjadikan rumah seperti kuburan."
Hadits No. : 1204
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٤: ثنا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنِ جَابِرٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا قَضَى أَحَدُكُمْ صَلَاتَهُ فِي الْمَسْجِدِ فَلْيَجْعَلْ لِبَيْتِهِ نَصِيبًا مِنْ صَلَاتِهِ؛ فَإِنَّ اللَّهَ جَاعِلٌ فِي بَيْتِهِ مِنْ صَلَاتِهِ خَيْرًا» رَوَى هَذَا الْخَبَرَ أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، وَعَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، وَغَيْرُهُمْ عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، لَمْ يَذْكُرُوا أَبَا سَعِيدٍ، ثَنَاهُ أَبُو كُرَيْبٍ، نا أَبُو خَالِدٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ح وَثنا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَعَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَا: ثنا الْأَعْمَشُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1204: Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Al A'masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, dari Abu Sa’id Al Khudri, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda "Apabila salah seorang di antara kamu selesai shalat di masjid, maka ia sebaiknya menjadikan untuk rumahnya bagian dari shalatnya. karena sesungguhnya Allah akan menimbulkan kebaikan di dalam rumahnya lantaran shalatnya." Yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu Khalid Al Ahmar dan Abu Mu’awiyah dan Abdah bin Sulaiman serta lainnya, dari Al A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, namun mereka tidak menyebutkan Abu Sa’id Abu Kuraib juga menceritakan hadits tersebut kepada kami. Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Al A’masy, (Ha') Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami,. Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, (Ha') Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami. Abu Mu’awiyah dan Abdah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al A’masy menceritakan kepada kami.
Hadits No. : 1205
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٥: ثنا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْمُغِيرَةِ الْمِصْرِيُّ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ فَرُّوخَ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَكْرِمُوا بُيُوتَكُمْ بِبَعْضِ صَلَاتِكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1205: Ali bin Abdurrahman bin Al Mughirah Al Mishri menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Ibnu Farrukh mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Hormatilah rumahmu dengan (melakukan) sebagian shalatmu di dalamnya'."
Hadits No. : 1206
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٦: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ قَالَا: ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ أَبِي حَيَّانَ، وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ: قَالَ: ثنا أَبُو حَيَّانَ، ح وَثنا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ بِشْرٍ، ثنا أَبُو حَيَّانَ، نا أَبُو زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ: «يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ عِنْدَكَ مَنْفَعَةً فِي الْإِسْلَامِ، فَإِنِّي قَدْ سَمِعْتُ اللَّيْلَةَ خَشْفَ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ» ، فَقَالَ: مَا عَمِلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي الْإِسْلَامِ عِنْدِي عَمَلًا أَرْجَى مَنْفَعَةً مِنْ أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا تَامًّا قَطُّ فِي سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطَّهُورِ لِرَبِّي مَا كَتَبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1206: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Musa bin Abdurrahman Al Masruqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Abu Hayyan. Ad-Dauraqi berkata: Ia terkata: Abu Hayyan menceritakan kepada kami. (Ha') Abdah bin Abdullah Al Khuza’i menceritakan kepada kami. Muhammad —yaitu Ibnu Bisyir- mengabarkan kepada kami. Abu Hayyan menceritakan kepada kami. Abu Zur’ah menceritakan kepada kami dari Abu Hurairah, ia berkata. "Nabi pernah berkata kepada Bilal ketika shalat fajar, 'Wahai Bilal, beritahukanlah kepadaku amal perbuatan yang paling memberikan keuntungan menurutmu di dalam Islam, karena sesungguhnya aku mendengar pada malam ini bunyi kedua sendalmu di hadapanku di surga.' Bilal menjawab, 'Wahai Rasulullah, setiap kali aku mengerjakan amal perbuatan apapun yang menurutku sangat memberikan keberuntungan di dalam Islam pasti aku berwudhu dengan sempurna di malam dan siang hari lalu aku shalat dengan wudhu tersebut untuk Tuhanku yang telah mewajibkan agar aku mengerjakannya'."
Hadits No. : 1207
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٧: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ، أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: أَصْبَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَدَعَا بِلَالًا، فَقَالَ: «يَا بِلَالُ بِمَ سَبَقْتَنِي إِلَى الْجَنَّةِ، إِنِّي دَخَلْتُ الْبَارِحَةَ الْجَنَّةَ فَسَمِعْتُ خَشْخَشَتَكَ أَمَامِي» ، فَقَالَ بِلَالٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَذْنَبْتُ قَطُّ إِلَّا صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ، وَمَا أَصَابَنِي حَدَثٌ قَطُّ إِلَّا تَوَضَّأْتُ عِنْدَهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بِهَذَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1207: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ali bin Al Hasan bin Syaqiq menceritakan kepada kami, Al Husain bin Waqid mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami dari ayahnya, ia berkata: Pada suatu harib Rasulullah memanggil Bilal di pagi hari, beliau bertanya. "Wahai Bilal, dengan apa kamu mendahuluiku ke surga? Sesungguhnya semalam aku masuk ke surga lalu mendengar suara hentakan sendalmu di depanku." Bilal menjawab. "Wahai Rasulullah, setiap kali aku berbuat dosa maka aku shalat dua rakaat dan setiap aku berhadats maka aku pasti berwudhu setelahnya." Mendengar itu, Rasulullah berkata, "Dengan itu!"
Hadits No. : 1208
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا مُحَمَّدٌ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا شُعْبَةُ، عَنْ يَعْلَى وَهُوَ ابْنُ عَطَاءٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَلِيًّا الْأَزْدِيَّ، أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ يُحَدِّثُ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى» . ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ عَلِيٍّ الْأَزْدِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1208: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad dan Abdurrahman menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Ya’la -yaitu Ibnu Atha.— bahwa ia mendengar Ali Al Azdi mendengar Ibnu Umar menceritakan hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau tersabda, "Shalat di malam dan siang hari (dilakukan) dua rakaat dua rakaat." Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja.far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Ya’la bin Atha', dari Ali Al Azdi. dari Ibnu Umar. dari Nabi dengan redaksi yang sama.
Hadits No. : 1209
صحيح ابن خزيمة ١٢٠٩: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُحَمَّدٌ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ عَاصِمَ بْنَ ضَمْرَةَ قَالَ: سَأَلْتُ عَلِيًّا عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ هَذَا الْحَدِيثَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فَفِي هَذَا الْخَبَرِ خَبَرِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَدْ صَلَّى مِنَ النَّهَارِ رَكْعَتَيْنِ مَرَّتَيْنِ، فَأَمَّا ذِكْرُ الْأَرْبَعِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَالْأَرْبَعِ قَبْلَ الْعَصْرِ، فَهَذِهِ مِنَ الْأَلْفَاظِ الْمُجْمَلَةِ الَّتِي دَلَّتْ عَلَيْهِ الْأَخْبَارُ الْمُفَسِّرَةُ، فَدَلَّ خَبَرُ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلَاةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى» ، أَنَّ كُلَّ مَا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّهَارِ مِنَ التَّطَوُّعِ، فَإِنَّمَا صَلَّاهُنَّ مَثْنَى مَثْنَى عَلَى مَا خَبَّرَ أَنَّهَا صَلَاةُ النَّهَارِ وَاللَّيْلِ جَمِيعًا، وَلَوْ ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ صَلَّى مِنَ النَّهَارِ أَرْبَعًا بِتَسْلِيمٍ كَانَ هَذَا عِنْدَنَا مِنَ الِاخْتِلَافِ الْمُبَاحِ، فَكَانَ الْمَرْءُ مُخَيَّرًا بَيْنَ أَنْ يُصَلِّيَ أَرْبَعًا بِتَسْلِيمَةٍ بِالنَّهَارِ، وَبَيْنَ أَنْ يُسَلِّمَ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ. وَقَوْلُهُ فِي خَبَرِ عَلِيٍّ: وَيَفْصِلُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ بِالتَّسْلِيمِ عَلَى الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ، فَهَذِهِ اللَّفْظَةُ تَحْتَمِلُ مَعْنَيَيْنِ، أَحَدُهُمَا أَنَّهُ كَانَ يَفْصِلُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ بِتَشَهُّدٍ، إِذْ فِي التَّشَهُّدِ التَّسْلِيمُ عَلَى الْمَلَائِكَةِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ مِنَ الْمُسْلِمِينَ، وَهَذَا مَعْنًى يَبْعُدُ، وَالثَّانِي أَنَّهُ كَانَ يَفْصِلُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ بِالتَّسْلِيمِ الَّذِي هُوَ فَصْلٌ بَيْنَ هَاتَيْنِ الرَّكْعَتَيْنِ، وَبَيْنَ مَا بَعْدَهُمَا مِنَ الصَّلَاةِ، وَهَذَا هُوَ الْمَفْهُومُ فِي الْمُخَاطَبَةِ؛ لِأَنَّ الْعُلَمَاءَ لَا يُطْلِقُونَ اسْمَ الْفَصْلِ بِالتَّشَهُّدِ مِنْ غَيْرِ سَلَامٍ يَفْصِلُ بَيْنَ الرَّكْعَتَيْنِ وَبَيْنَ مَا بَعْدَهُمَا، وَمُحَالٌ مِنْ جِهَةِ الْفِقْهِ أَنْ يُقَالَ: يُصَلِّي الظُّهْرَ أَرْبَعًا، يَفْصِلُ بَيْنَهُمَا بِسَلَامٍ، أَوِ الْعَصْرَ أَرْبَعًا يَفْصِلُ بَيْنَهُمَا بِسَلَامٍ، أَوِ الْمَغْرِبَ ثَلَاثًا يَفْصِلُ بَيْنَهُمَا بِسَلَامٍ، أَوِ الْعِشَاءَ أَرْبَعًا يَفْصِلُ [ص:220] بَيْنَهُمَا بِسَلَامٍ، وَإِنَّمَا يَجِبُ أَنْ يُصَلِّيَ الْمَرْءُ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْعِشَاءَ، كُلُّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ أَرْبَعَةً مَوْصُولَةً لَا مَفْصُولَةً، وَكَذَلِكَ الْمَغْرِبَ يَجِبُ أَنْ يُصَلِّيَ ثَلَاثًا مَوْصُولَةً لَا مَفْصُولَةً، وَيَجِبُ أَنْ يُفَرِّقَ بَيْنَ الْوَصْلِ وَبَيْنَ الْفَصْلِ، وَالْعُلَمَاءُ مِنْ جِهَةِ الْفِقْهِ لَا يَعْلَمُونَ الْفَصْلَ بِالتَّشَهُّدِ مِنْ غَيْرِ تَسْلِيمٍ يَكُونُ بِهِ خَارِجًا مِنَ الصَّلَاةِ، ثُمَّ يُبْتَدَأُ فِيمَا بَعْدَهَا، وَلَوْ كَانَ التَّشَهُّدُ يَكُونُ فَصْلًا بَيْنَ الرَّكْعَتَيْنِ وَبَيْنَ مَا بَعْدُ، لَجَازَ لِمُصَلٍّ إِذَا تَشَهَّدَ فِي كُلِّ صَلَاةٍ، يَجُوزُ أَنْ يَتَطَوَّعَ بَعْدَهَا، أَنْ يَقُومَ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَيَبْتَدِأ فِي التَّطَوُّعِ عَلَى الْعَمْدِ، وَكَذَاكَ كَانَ يَجُوزُ لَهُ أن يَتَطَوَّعُ مِنَ اللَّيْلِ بِعَشْرِ رَكَعَاتٍ وَأَكْثَرَ بِتَسْلِيمَةٍ وَاحِدَةٍ يَتَشَهَّدُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ، لَوْ كَانَ التَّشَهُّدُ فَصْلًا بَيْنَ مَا مَضَى وَبَيْنَ مَا بَعْدُ مِنَ الصَّلَاةِ، وَهَذَا خِلَافُ مَذْهَبِ مُخَالِفِينَا مِنَ الْعِرَاقِيِّينَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1209: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Ishak, ia berkata: Aku mendengar Ashim bin Dhamrah berkata, "Aku pernah bertanya kepada Ali tentang shalatnya Rasulullah kemudian dia menyebutkan redaksi hadits ini. Abu Bakar berkata, "Di dalam periwayatan hadits ini yakni hadits Ali bin Abu Thalib telah disebutkan sebeltimnya bahwa beliau shalat di siang hari dua rakaat sebanyak dua kali. Sedangkan lafazh yang menyebutkan empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat sebelum Ashar adalah lafazh mujmal (global) yang perlu dijelaskan dengan hadits lain. Hadits riwayat Ibnu Umar dari Nabi menunjukkan bahwa shalat di malam hari dan di siang hari dua rakaat dua rakaat, yaitu menyatakan bahwa semua shalat sunah yang dilakukan oleh Nabi di siang hari adalah dua rakaat dua rakaat sebagaimana yang menjadi ketentuan bagi shalat di siang hari dan di malam hari secara keseluruhan. Apabila memang terbukti dari Nabi bahwa beliau shalat di siang hari empat rakaat dengan satu kali salam maka menurut kami, ini termasuk perbedaan pendapat yang diperbolehkan. Oleh'karena itu, seseorang diperbolehkan memilih antara shalat empat rakaat di siang hari dengan satu kali salam atau dengan mengucapkan salam pada setiap dua rakaat. Sedangkan perkataanya tentang hadits riwayat Ali, "Dan beliau memisahkan antara tiap-tiap dua rakaat dengan mengucap salam kepada malaikat yang mulia dan orang yang mengikuti mereka dari kaum mukminin," adalah lafazh hadits yang mengandung dua pengertian, yaitu: Pertama, beliau memisahkan antara tiap-tiap dua rakaat dengan tasyahhud sebab di dalam tasyahhud terdapat ucapan salam kepada para malaikat dan orang yang mengikuti mereka dari kaum muslimin. Ini adalah pengertian yang sangat jauh menyimpang. Kedua, beliau memisahkan antara tiap-tiap dua rakaat dengan salam yang menjadi pemisah antara kedua rakaat dan antara shalat yang sesudahnya. Ini adalah pengertian yang sebenarnya dari lafazh tersebut. Karena para ulama tidak menyebutkan pemisahan dengan tasyahhud tanpa ucapan salam adalah sebagai pemisah antara dua rakaat dan antara shalat yang sesudahnya, serta tidak mungkin menurut ilmu fikih untuk mengatakan bahwa beliau shalat Zhuhur empat rakaat yang dipisahkan antara keduanya dengan salam, atau shalat Ashar empat rakaat yang dipisahkan antara keduanya dengan salam, atau shalat Maghrib tiga rakaat yang dipisahkan antara keduanya dengan salam, atau shalat Isya yang dipisahkan antara keduanya dengan salam. Akan tetapi yang wajib adalah mengerjakan shalat Zhuhur, Ashar dan Isya yang setiap shalat tersebut dikerjakan empat rakaat secara bersambung bukan secara terputus. Begitu pula shalat Maghrib yang harus dikerjakan tiga rakaat secara bersambung bukan secara terputus. Ia juga wajib membedakan antara bersambung dan terputus. Para ulama fikih tidak mengartikan pemutusan dengan tasyahhud tanpa mengucapkan salam menjadikan seseorang keluar dari shalat lalu memulai kembali dengan shalat berikutnya. Apabila tasyahhud itu menjadi pemisah antara dua rakaat dan yang berikutnya؛ maka seseorang tentunya diperbolehkan mengerjakan shalat apabila ia melakukan tasyahhud pada setiap shalat untuk mengerjakan shalat sunah setelahnya dengan berdiri kembali tanpa harus mengucap salam lalu memulai kembali shalat sunah dengan disengaja. Lebih jauh, seseorang juga boleh melakukan shalat sepuluh rakaat atau lebih dengan satu salam. Cukup bertasyahhud pada setiap dua rakaat jika tasyahhud adalah pemisah antara yang telah dikerjakan dan yang akan dikerjakan. Pendapat ini bertentangan dengan pendapat mazhab yang bersebrangan dengan kami dari penduduk Irak."
Hadits No. : 121
صحيح ابن خزيمة ١٢١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ عُبَيْدَ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ، «أَبْصَرَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ يَتَطَهَّرُونَ، وَالنِّسَاءُ مَعَهُمُ الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ كُلُّهُمْ يَتَطَهَّرُ مِنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 121: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani mengabarkan kepada kami, Al Mu’tamir mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Ubaidullah dari Nafi' dari Abdullah, bahwa ia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat bersuci, sementara kaum perempuan bersama mereka. Kaum laki-laki dan perempuan seluruhnya bersuci dari satu tempat air.” 226. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1210
صحيح ابن خزيمة ١٢١٠: وَقَدْ رَوَى شُعْبَةُ بْنُ الْحَجَّاجِ، عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ أَبِي أَنَسٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَافِعِ بْنِ الْعَمْيَاءِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الصَّلَاةُ مَثْنَى مَثْنَى، وَتَشَهَّدْ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ، وَتَبَاءَسْ، وَتَمَسْكَنْ، وَتَقَنَّعْ يَدَيْكَ، وَتَقُولُ: اللَّهُمَّ، اللَّهُمَّ، فَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ فَهُوَ خِدَاجٌ " حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1210: Syu’bah bin Al Hajjaj menceritakan kepada kami dari Abdu Rabbihi bin Sa’id, dari Anas bin Abu Anas, dari Abdullah bin Nafi’ ,bin Al Amya', dari Abdullah bin Al Harits bin Naufel, dari Al Muththalib bin Abu Wada'ah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Shalat adalah dua rakaat dua rakaat dan tasyahhud pada setiap dua rakaat, kemudian merendahlah, merataplah sambil mengangkat kedua tanganmu, lalu ucapkanlah. 'Ya Allah, ya Allah., maka barangsiapa yang tidak melakukannya niscaya dirinya adalah orang yang kekurangan’." Ali bin Kasram juga menceritakan kepada kami hadits tersebut, Isa mengabarkan kepada kami dari Syu’bah, dari Abdu Rabbih bin Sa'id.
Hadits No. : 1211
صحيح ابن خزيمة ١٢١١: وَخَالَفَ اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ شُعْبَةَ فِي إِسْنَادِ هَذَا الْخَبَرِ فَرَوَاهُ اللَّيْثُ، عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي أُنَيْسٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَافِعِ بْنِ الْعَمْيَاءِ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ، عَنِ الْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. حَدَّثَنَاهُ يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُكَيْرٍ، ثنا اللَّيْثُ، فَإِنْ ثَبَتَ هَذَا الْخَبَرُ فَهَذِهِ اللَّفْظَةُ: «الصَّلَاةُ مَثْنَى مَثْنَى» مِثْلَ خَبَرِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. " وَفِي هَذَا الْخَبَرِ زِيَادَةُ شَرْحِ ذِكْرِ رَفْعِ الْيَدَيْنِ لِيَقُولَ: اللَّهُمَّ، اللَّهُمَّ، وَفِي خَبَرِ اللَّيْثِ قَالَ: تَرْفَعُهُمَا إِلَى رَبِّكَ، تَسْتَقْبِلُ بِهِمَا وَجْهَكَ، وَتَقُولُ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ. وَرَفْعُ الْيَدَيْنِ فِي التَّشَهُّدِ قَبْلَ التَّسْلِيمِ لَيْسَ مِنْ سُنَّةِ الصَّلَاةِ وَهَذَا دَالٌّ عَلَى أَنَّهُ إِنَّمَا أَمَرَهُ بِرَفْعِ الْيَدَيْنِ، وَالدُّعَاءِ، وَالْمَسْأَلَةِ بَعْدَ التَّسْلِيمِ مِنَ الْمَثْنَى، فَأَمَّا الْخَبَرُ الَّذِي احْتَجَّ بِهِ بَعْضُ النَّاسِ فِي الْأَرْبَعِ قَبْلَ الظُّهْرِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّاهُنَّ بِتَسْلِيمَةٍ؛ فَإِنَّهُ رُوِيَ بِإِسْنَادٍ لَا يَحْتَجُّ بِمِثْلِهِ مَنْ لَهِ مَعْرِفَةٌ بِرِوَايَةِ الْأَخْبَارِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1211: Al Laits bin syu'bah meriwayatkan hal yang berbeda dengan sanad hadits ini. AI.Laits meriwayatkan dari Abdu Rabbihi, dari Imran bin Abu Unais, dari Abdullah bin Nafi’ bin Al Amya', dari Rabi’ah bin Al Harits, dari Al Fadhl bin Abbas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Yunus bin Abdul A’la meriwayatkannya kepada kami, Yahya -yaihi Ibnu Abdullah bin Bukair- menceritakan kepada kami, Al.Laits menceritakan kepada kami. Apabila hadits ini benar maka lafazh "Shalat adalah dua rakaat dua rakaat" seperti hadits Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan di dalam hadits ini terdapat tambahan penjelasan tentoig mengangkat tangan untuk mengucapkan, 'Ya Allah, ya Allah', Sedangkan di dalam hadits Al Laits, beliau berkata, 'Kamu angkat keduanya kepada Tuhanmu sambil menatap keduanya dengan wajahmu lalu mengucapkan, 'Ya Allah, ya Allah.....'." Mengangkat kedua tangan ketika bertasyahhud sebelum mengucap salam bukanlah bagian dari perkara yang disunahkan dalam shalat. Hal ini menunjukkan bahwa beliau telah memerintahkan untuk mengangkat tangan dan terdoa setelah mengucapkan salam dari rakaat kedua. Sedangkan hadits' yang digunakan sebagian orang tentang empat rakaat sebelum shalat Zhuhur bahwa Nabi telah mengerjakannya dengan satu kali salam adalah hadits yang diriwayatkan dengan sanad yang sama dan tidak dapat digunakan sebagai hujjah bagi orang yang mengetahui periwayatan hadits.
Hadits No. : 1212
صحيح ابن خزيمة ١٢١٢: حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ الْوَاسِطِيُّ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ [ص:222]، نا وَكِيعٌ، عَنْ عُبَيْدَةَ بْنِ مُعَتِّبٍ الضَّبِّيِّ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ سَهْمِ بْنِ مِنْجَابٍ، عَنْ قَزْعَةَ، عَنِ الْقَرْثَعِ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا أَبُو دَاوُدَ، ثنا شُعْبَةُ، حَدَّثَنِي عُبَيْدَةُ، - وَكَانَ مِنْ قَدِيمِ حَدِيثِهِ - عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ سَهْمِ بْنِ مِنْجَابٍ، عَنْ قَزْعَةَ، عَنِ الْقَرْثَعِ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَرْبَعٌ قَبْلَ الظُّهْرِ لَا يُسَلَّمُ فِيهِنَّ تُفْتَحُ لَهُنَّ أَبْوَابُ السَّمَاءِ» . هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ شُعْبَةَ. فَأَمَّا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ فَإِنَّهُ طَوَّلَ الْحَدِيثَ، فَذَكَرَ فِيهِ كَلَامًا كَثِيرًا. فَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عُبَيْدَةَ بْنِ مُعَتِّبٍ، عَنِ ابْنِ مِنْجَابٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ قَرْثَعٍ الضَّبِّيِّ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ. وَعُبَيْدَةُ بْنُ مُعَتِّبٍ رَحِمَهُ اللَّهُ لَيْسَ مِمَّنْ يَجُوزُ الِاحْتِجَاجَ بِخَبَرِهِ عِنْدَ مَنْ لَهُ مَعْرِفَةٌ بِرِوَاة الْأَخْبَارِ. وَسَمِعْتُ أَبَا مُوسَى يَقُولُ: مَا سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ، وَلَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ مَهْدِيٍّ حَدَّثَا عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عُبَيْدَةَ بْنِ مُعَتِّبٍ بِشَيْءٍ قَطُّ. وَسَمِعْتُ أَبَا قِلَابَةَ يَحْكِي عَنْ هِلَالِ بْنِ يَحْيَى قَالَ: سَمِعْتُ يُوسُفَ بْنَ خَالِدٍ السَّمْتِيَّ يَقُولُ: قُلْتُ لِعَبِيدَةَ بْنِ مُعَتِّبٍ: هَذَا الَّذِي تَرْوِيهِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ سَمِعْتَهُ كُلَّهُ؟ قَالَ: مِنْهُ مَا سَمِعْتُهُ، وَمِنْهُ مَا أَقِيسُ عَلَيْهِ قَالَ: قُلْتُ: فَحَدِّثْنِي بِمَا سَمِعْتَ، فَإِنِّي أَعْلَمُ بِالْقِيَاسِ مِنْكَ.
Shahih Ibnu Khuzaimah 1212: Ali bin Hujr menceritakan kepada kami. Muhammad bin Yazid Al Wasithi menceritakan kepada kami, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami. Waki’ menceritakan kepada kami dari Abidah bin Mu'atab Adh-Dhabbi. dari Ibrahim, dari Saham bin Minjab. dari Qaz’ah, dari Al Qartsa’. dari Abu Ayub, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Bundar juga meriwayatkan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami. Syu.bah menceritakan kepada kami. Abidah -dari haditsnya yang terdahulu- menceritakan kepadaku dari Ibrahim, dari Sahm bin Munjib, dari Oaz’ah, dari Al Qartsa’, dari Abu Ayub, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Empat rakaat sebelum Zhuhur tanpa mengucapkan salam akan membukakan pintu-pintu surga bagi pelakunya." Ini adalah lafazh hadits Syu’bah. Sedangkan Muhammad bin Yazid meriwayatkan hadits ini secara panjang lebar dengan menyebutkan beberapa perkataan. Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Ubaidah bin Mu’attib, dari Ibnu Munjib, dari seorang pria, dari Qartsa’ Adh-Dhabbi, dari Abu Ayub, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan redaksi yang sama. Ubaidah bin Mu’attib temasuk perawi yang tidak dapat digunakan haditsnya sebagai hujjah menurut orang yang mengetahui tentang periwayatan hadits. Aku juga mendengar bahwa Abu Musa berkata, "Aku tidak pernah mendengar Yahya bin Sa’id dan tidak pula Abdurrahman bin Mahdi menceritakan sesuatu dari Sufyan, dari Ubaidah bin Mu’attab sekali pun. Selain itu, aku telah mendengar Abu Qilabah menceritakan dari Hilal bin Yahya, ia berkata: Aku mendengar Yusuf bin .Khalid As-Samti berkata: Aku bertanya kepada Ubaidah bin Mu’attib, "Hadits yang engkau riwayatkan dari Ibrahim apakah engkau telah mendengar semuanya?" Ia menjawab, "Sebagiannya yang aku dengar dan sebagiannya lagi aku qiyas-kan"
Hadits No. : 1213
صحيح ابن خزيمة ١٢١٣: حَدَّثَنَاهُ أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ، ثنا شَرِيكٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَثنا أبو مُوسَى، نا مُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنِ الْمُسَيَّبِ بْنِ رَافِعٍ، عَنْ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَلَسْتُ أَعْرِفُ عَلِيَّ بْنَ الصَّلْتِ هَذَا، وَلَا أَدْرِي مِنْ أَيِّ بِلَادِ اللَّهِ هُوَ، وَلَا أَفْهَمُ أَلَقِيَ أَبَا أَيُّوبَ أَمْ لَا؟ وَلَا يَحْتَجُّ بِمِثْلِ هَذِهِ الْأَسَانِيدِ عِلْمِي إِلَّا مُعَانِدٌ أَوْ جَاهِلٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1213: Abu Musa menceritakan kepada kami. Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami, dari Al A’masy, (Ha') Abu Musa juga menceritakan kepada kami, Mu'ammal bin Ismail menceritakan kepada, kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari, Al Musayyib bin Rafi', dari seorang pria Anshar, dari Abu Ayub. Abu Bakar berkata, "Aku tidak mengetahui sama sekali tentang Ali bin Ash-Shalt ini dan juga tidak mengetahui dari negri mana ia berasal serta aku tidak mertgerti apakah ia bertemu dengan Abu Ayub atau tidak? Hadits seperti ini juga tidak dapat digunakan sebagai hujjah -menurutku- kecuali bagi kalangan yang tidak 'mau menerima dan bodoh."
Hadits No. : 1214
صحيح ابن خزيمة ١٢١٤: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، أَمْلَى بِالْكُوفَةِ، نا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ أَبُو شُعَيْبٍ الْعَدَنِيُّ وَهُوَ الَّذِي يُقَالُ لَهُ: الْقَنْبَارِيُّ سَمِعْتُهُ يَقُولُ: أَصْلِي فَارِسِيٌّ قَالَ: حَدَّثَنِي الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ، حَدَّثَنِي عِكْرِمَةُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ: " يَا عَبَّاسُ، يَا عَمَّاهُ، أَلَا أُعْطِيكَ، أَلَا أُجِيزُكَ، أَلَا أَفْعَلُ لَكَ عَشْرَ خِصَالٍ، إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ، خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ، صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ، سِرَّهُ وَعَلَانِيَتَهُ، عَشْرَ خِصَالٍ: أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَسُورَةٍ، فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ قُلْتَ وَأَنْتَ قَائِمٌ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً، ثُمَّ تَرْكَعُ وَتَقُولُ وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا، ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا، ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا، ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا، ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا، ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا، فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمُرِكَ مَرَّةً ". وَرَوَاهُ إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عِكْرِمَةَ مُرْسَلًا لَمْ يَقُلْ فِيهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ. حَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1214: Abdurrahman bin Bisyir bin Al Hakam -dengan cara mendikte di Kufah- menceritakan kepada kami, Musa bin Abdul Aziz Abu Syu’aib Al Adani -ia yang disebut dengan Al Qanbari, aku mendengar ia berkata: asalku adalah Persia- menceritakan kepada kami, Al Hakam bin Abban menceritakan kepadaku, Ikrimah menceritakan kepadaku dari Ibnu Abbas bahwa Nabi mengatakan kepada Abbas bin Abdul Muththalib, "Wahai Abbas, wahai paman, apakah kamu menghendaki aku memberikan sesuatu kepadamu, apakah kamu menghendaki aku memberikan hadiah kepadamu dan apakah kamu menghendaki aku mengajarkan sepuluh perkara untukmu, yang apabila kamu mengerjakan semua itu niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu yang pertama atau yang terakhir, yang terdahulu atau yang akan datang, yang tidak disengaja atau yang disengaja, yang kecil atau yang besar, yang tersembunyi atau yang nampak Sepuluh perkara tersebut yaitu: Mengerjakan shalat empat rakaat yang pada setiap dua rakaat dibaca surah Al Fatihah dan satu surah lainnya. Maka apabila kamu telah selesai membaca surah pada rakaat yang pertama ucapkanlah saat sedang dalam keadaan berdiri, 'Subhanallah wal Hamdu Lillah wala Ilaha Illallah wallahu Akbar' lima belas kali, kemudian rukulah lalu bacalah ketika sedang ruku sepuluh kali, lalu angkatlah kepalamu dari ruku lantas bacalah sepuluh kali, kemudian sujud dan bacalah sepuluh kali, setelah itu angkatlah kepalamu dan bacalah sepuluh kali, kemudian sujudlah dan bacalah sepuluh kali, lantas angkatlah kepalamu dan bacalah sepuluh kali, dengan demikian jumlah semuanya tujuh puluh lima kali pada setiap rakaat dan kamu lakukan empat rakaat. Jika kamu mampu mengerjakannya setiap hari satu kali maka kerjakanlah, namun jika tidak mampu maka lakukanlah setiap Jum'at sekali dan jika kamu tidak mampu maka setiap satu bulan sekali, jika kamu tidak mampu maka setiap satu tahun sekali dan jika kamu tidak mampu juga maka satu kali seumur hidupmu." Diriwayatkan oleh Ibrahim bin Al Hakam bin Aban, dari ayahnya, dari Ikrimah secara mursal, -ia tidak mengatakan di dalamnya dari Ibnu Abbas-, Muhammad bin Rafi’ meriwayatkannya kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam menceritakan kepada kami.
Hadits No. : 1215
صحيح ابن خزيمة ١٢١٥: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، ثنا عُثْمَانُ وَهُوَ ابْنُ حَكِيمٍ، أَخْبَرَنِي عَامِرُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ ذَاتَ يَوْمٍ مِنَ الْعَالِيَةِ حَتَّى إِذَا مَرَّ بِمَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَةَ، دَخَلَ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، وَصَلَّيْنَا مَعَهُ، وَدَعَا رَبَّهُ طَوِيلًا، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَيْنَا، فَقَالَ: «سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا، فَأَعْطَانِي اثْنَتَيْنِ، وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً، سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1215: Abdullah bin Hisyam menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, Utsman -yaitu Ibnu Hakim- menceritakan kepada kami, Amir bin Sa’ad menceritakan kepadaku dari ayahnya bahwa pada suatu hari Rasulullah datang dari daerah Al Aliyah dan ketika melewati masjid bani Mu’awiyah, beliau masuk kedalamnya kemudian shalat dua rakaat, maka kami pun shalat bersamanya lalu beliau berdoa kepada Tuhannya sangat lama lantas kembali kepada kami dan bersabda, "Aku telah memohon kepada Tuhanku tiga perkara, maka Dia memperkenankannya untukku dua perkara dan menahannya satu perkara bagiku. Aku memohon kepada Tuhanku agar tidak membinasakan umatku dengan bencana kekurangan air maka Dia memperkenankannya untukku, dan aku memohon kepada.Nya agar tidak membinasakan umatku dengan cara ditenggelamkan maka Dia pun memperkenankannya untukku, lalu aku memohon kepada-Nya agar tidak menimbulkan permusuhan di antara mereka namun Dia menangguhkan."
Hadits No. : 1216
صحيح ابن خزيمة ١٢١٦: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ، ثنا أَبِي، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ رَجَاءٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادِ بْنِ الْهَادِ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخَرَجْتُ مَعَهُ أَلْتَمِسُهُ، أَسْأَلُ كُلَّ مَنْ مَرَرْتُ بِهِ، فَيَقُولُ: مَرَّ قَبْلُ، حَتَّى مَرَرْتُ فَوَجَدْتُهُ يُصَلِّي، فَانْتَظَرْتُهُ حَتَّى انْصَرَفَ، وَقَدْ أَطَالَ الصَّلَاةَ، فَقُلْتُ: لَقَدْ رَأَيْتُكَ طَوَّلْتَ تَطْوِيلًا مَا رَأَيْتُكَ صَلَّيْتَهَا هَكَذَا قَالَ: «إِنِّي صَلَّيْتُ صَلَاةَ رَغْبَةٍ وَرَهْبَةٍ، سَأَلْتُ اللَّهَ ثَلَاثًا، فَأَعْطَانِي اثْنَتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً، سَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي غَرَقًا فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُسَلِّطَ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُلْقِيَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَرَدَّ عَلَيَّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1216: Sa’id bin Yahya bin Sa’id Al Umawi menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Raja' Al Anshari, dari Abdullah bin Syaddad bin Al Hadi, dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata: Rasulullah pernah keluar rumah dan aku juga keluar mengikutinya mencari kesempatan untuk bertanya tentang kejadian setiap kali aku menjumpainya, ia berkata: Sebelumnya beliau telah keluar sehingga aku pun keluar dan mendapatkan beliau sedang shalat, lalu aku menunggui beliau sampai selesai. Beliau ketika itu shalat cukup lama. Kemudian aku bertanya, "Aku melihatmu shalat cukup lama yang tidak pernah aku lihat engkau melakukannya sebelumnya?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya aku telah mengerjakan shalat targhib dan tarhlb, aku telah memohon kepada Allah tiga perkara maka Dia memperkenankan dua perkara kepadaku dan mencegah satu perkara bagiku. Aku memohon kepada-Nya agar tidak membinasakan umatku dengan cara ditenggelamkan maka Dia memperkenankannya kepadaku, dan aku memohon kepada.Nya agar tidak menimpakan musuh-musuh dari selain mereka maka Dia pun memperkenankannya kepadaku serta aku memohon kepada-Nya.agar tidak menimpakan permusuhan di antara mereka namun Dia mengembalikannya kepadaku."
Hadits No. : 1217
صحيح ابن خزيمة ١٢١٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، نا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ الْمَدَنِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَارَةَ بْنَ خُزَيْمَةَ يُحَدِّثُ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ: أَنَّ رَجُلًا ضَرِيرًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَنِي قَالَ: «إِنَّ شِئْتَ أَخَّرْتُ ذَلِكَ، وَهُوَ خَيْرٌ، وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ» قَالَ أَبُو مُوسَى قَالَ: فَادْعُهُ، وَقَالَا: فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ قَالَ بُنْدَارٌ: فَيُحْسِنُ، وَقَالَا: وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَيَدَعُو بِهَذَا الدُّعَاءِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، يَا مُحَمَّدُ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ فَتَقْضِي لِي، اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِيَّ» ، زَادَ أَبُو مُوسَى: وَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ: ثُمَّ كَأَنَّهُ شَكَّ بَعْدُ فِي: وَشَفِّعْنِي فِيهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1217: Muhammad bin Basysyar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Ja’far Al Madani, ia berkata: Aku mendengar Umarah bin Khuzaimah meriwayatkan hadits dari Utsman bin Hunaif bahwa seorang laki-laki yang menderita penyakit tahunan datang menemui Nabi lalu berkata. "Doakanlah agar Allah menyembuhkan penyakitku!" Beliau menjawab, "Jika mau maka aku akan menangguhkannya untukmu dan itu yang terbaik namun jika mau maka aku akan berdoa." Abu Musa berkata: Ia kemudian berkata, "Doakanlah!" Dan keduanya berkata: Maka beliau pun memerintahkannya untuk berwildhu. Bundar berkata, "Dengan sebaik-baiknya. Lalu keduanya berkata, "Dan shalat dua rakaat lalu berdoa dengan doa ini, 'Ya Allah aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Nabi-Mu Muhammad Nabi pembawa rahmat. Wahai Muhammad. sesungguhnya aku datang denganmu menghadap Tuhanku untuk keperluanku ini maka engkau mengabulkannya untukku, ya Allah, berikanlah syafaat kepadanya di dalam diriku'." Abu Musa menambahkan, "Dan Engkau memberikan syafaat padanya."
Hadits No. : 1218
صحيح ابن خزيمة ١٢١٨: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا حَيْوَةُ، أَنَّ الْوَلِيدَ بْنَ أَبِي الْوَلِيدِ، أَخْبَرَهُ أَنَّ أَيُّوبَ بْنَ خَالِدِ بْنِ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " اكْتُمِ الْخُطْبَةَ، ثُمَّ تَوَضَّأْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ، ثُمَّ صَلِّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكَ، ثُمَّ احْمَدْ رَبَّكَ وَمَجِّدْهُ، ثُمَّ قُلِ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ، فَإِنْ رَأَيْتَ لِي فِي فُلَانَةَ، - تُسَمِّيهَا بِاسْمِهَا - خَيْرًا لِي فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَآخِرَتِي، فَاقْدِرْهَا لِي، وَإِنْ كَانَ غَيْرُهَا خَيْرًا لِي مِنْهَا فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَآخِرَتِي فَاقْضِ لِي بِهَا، أَوْ قَالَ: اقْدِرْهَا لِي "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1218: Yunus bin Abdul A'la, menceritakan kepada kami Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Haiwah mengabarkan kepada kami bahwa Al Waiid bin Abu Al Walid mengabarkan kepadanya bahwa Ayub bin Khalid bin Abu Ayub Al Anshari menceritakan kepadanya, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Rahasiakanlah permintaan, kemudian kamu berwudhu dan perbaikilah wudhumu. lalu shalat sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu, kemudian puji dan agungkanlah Tuhanmu, lalu ucapkanlah. "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa dan aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui dan sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui yang tersembunyi, maka apabila menurutmu Fulanah -sebut namanya- baik bagiku untuk agamaku dan duniaku serta akhiratku maka tentukanlah ia bagiku dan apabila selain dirinya lebih baik bagiku untuk agamaku dan duniaku serta akhiratku maka kabulkanlah ia bagiku -atau berkata-tentukanlah ia bagiku"
Hadits No. : 1219
صحيح ابن خزيمة ١٢١٩: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ أَبِي حَرْمَلَةَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: «أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ إِنْ شَاءَ اللَّهُ أَبَدًا، أَوْصَانِي بِصَلَاةِ الضُّحَى، وَبِالْوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ، وَبِصَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1219: Ali bin Hujr As-Sa'di menceritakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Ja'far- menceritakan kepada kami, Muhammad -yaitu bin Ibnu Abu Hamalah- menceritakan kepada kami dari Atha' Yasar, dari Abu Dzar, ia terkata, "Kekasihku berwasiat kepadaku tiga perkara yang Insya AIlah tidak akan aku tinggalkan selamanya. Beliau berwasiat kepadaku agar mengejakan shalat Dhuha, shalat witir sebelum tidur dan beipuasa tiga hari pada setiap bulan."
Hadits No. : 122
صحيح ابن خزيمة ١٢٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا أَبُو دَاوُدَ، نا خَارِجَةُ بْنُ مُصْعَبٍ، عَنْ يُونُسَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عُتَيِّ بْنِ ضَمْرَةَ السَّعْدِيِّ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ لِلْوُضُوءِ شَيْطَانًا يُقَالَ لَهُ وَلَهَانُ، فَاتَّقُوا وَسْوَاسَ الْمَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 122: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, Kharijah Ibnu Mush’ab mengabarkan kepada kami dari Yunus dari Al H asan dari Utai bin Dhamrah As-Sa’di dari Ubai bin Ka’b, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Wudhu itu ada syetannya yang disebut Walahan karena itu berhati-hatilah dari bisikan air. ”. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Dha'if, Kharijah bin Mus'ab Menyendiri Dengannya Dan Dia Matruk Juga Melakukan Tadlis Dari Para Pendusta,
Hadits No. : 1220
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٠: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: " أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ: بِصَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَلَا أَنَامُ إِلَّا عَلَى الْوِتْرِ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1220: Bisyir bin Khalid Al Askari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami dari Al Auza’i, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Kekasihku mewasiatkan tiga perkara kepadaku, yaitu: berpuasa tiga hari pada setiap bulan, tidak tidur kecuali telah shalat witir, dan mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha."
Hadits No. : 1221
صحيح ابن خزيمة ١٢٢١: ثنا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ الدِّرْهَمِيُّ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ هَارُونَ، عَنِ الْعَوَّامِ هُوَ ابْنُ حَوْشَبٍ، حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: " أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَسْتُ بِتَارِكِهِنَّ: أَنْ لَا أَنَامُ إِلَّا عَلَى وِتْرٍ، وَأَنْ لَا أَدَعَ رَكْعَتَيِ الضُّحَى فَإِنَّهَا صَلَاةٌ الْأَوَّابِينَ، وَصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1221: Ali bin Husain Ad-dirhami menceritakan kepada kami, Yazid -yaitu Ibnu Harun- menceritakan kepada kami dari Al Awwam -yaitu Ibnu Hausyab-, Sulaiman bin Abu Sulaiman menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah, ia berkata, "Kekasihku mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak pernah meninggalkannya: (Beliau mewasiatkan kepadaku agar) tidak tidur kecuali setelah shalat witir, .tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah, dan berpuasa tiga.hari pada setiap bulan."
Hadits No. : 1222
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٢: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زُرَارَةَ الرَّقِّيُّ بِبَغْدَادَ، ثنا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ» . قَالَ: «وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «لَمْ يُتَابَعْ هَذَا الشَّيْخُ إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَلَى إِيصَالِ هَذَا الْخَبَرِ» ، رَوَاهُ الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ مُرْسَلًا، وَرَوَاهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَوْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1222: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ismail bin Abdullah bin Zurarah Ar-Raqqi di Baghdad menceritakan kepada kami, Khalid bin Abdullah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr menceritakan kepadaku dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah dapat menjaga shalat Dhuha melainkan orang-orang yang kembali kepada Allah.' Beliau lanjut berkata, 'Ia adalah shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah'." Abu Bakar berkata, "Tidak diikuti Syaikh Ismail bin Abdullah untuk menyambung hadits ini. Hadits ini diriwayatkan oleh Ad-Darawardi, dari Muhammad bin Amr, dari Abu Salamah secara mursal dan diriwayatkan oleh Hammad bin Salamah, dari Muhammad bin Amr, dari Abu Salamah."
Hadits No. : 1223
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٣: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا مَهْدِيٌّ وَهُوَ ابْنُ مَيْمُونٍ، عَنْ وَاصِلٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمُرَ، عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «يُصْبِحُ أَحَدُكُمْ وَعَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْهُ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَهْلِيلٍ وَتَحْمِيدَةٍ وَتَكْبِيرَةٍ وَتَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمَرٌ بِمَعْرُوفٍ وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَتُجْزِئُ مِنْ كُلِّ ذَلِكَ رَكْعَتَا الضُّحَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1223: Abdul Warits bin Abdushshamad menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku. Mahdi -yaitu Ibnu Maimun- menceritakan kepada kami dari Washil, dari Yahya bin Uqail, dari Yahya bin Ya’mar, .dari Abu Al Aswad, dari Abu Dzar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Setiap pagi hari tiap-tiap persendian diri seseorang memiliki sedekah. Setiap ucapan tahlil, tahmid, takbir dan tasbih adalah sedekah. Memerintahkan kebaikan dan mencegah kemunkaran adalah sedekah serta dua rakaat shalat Dhuha mencukupi pahala dari semua itu."
Hadits No. : 1224
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٤: نا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، نا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ، عَنْ أَبِيهِ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا بُرَيْدَةَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُمِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصَلًا، فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ صَدَقَةً» قَالَ: وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ؟ قَالَ: «النُّخَامَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ، فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1224: Abu Ammar Al Husain bin Huraits menceritakan kepada kami, Ali bin Al Husain menceritakan kepada kami dari ayahnya, Abdullah bin Buraidah menceritakan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Abu Buraidah berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Di dalam diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi, maka tiap-tiap persendian tersebut diwajibkan untuk bersedekah dengan satu sedekah." Ia berkata, "Siapa yang sanggup melakukan itu wahai Nabiyallah?" Beliau- menjawab, "Dahak di masjid yang kamu kubur atau sesuatu yang kamu singkirkan dari jalan, jika kamu tidak sanggup maka dua rakaat shalat Dhuha mencukupi pahala semua itu bagi kamu."
Hadits No. : 1225
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٥: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ عَوْفٍ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى قَوْمٍ وَهُمْ يُصَلُّونَ الضُّحَى فِي مَسْجِدِ قُبَاءَ حِينَ أَشْرَقَتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ إِذَا رَمِضَتِ الْفِصَالُ» . وَثنا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، نا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، ثنا أَيُّوبُ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ عَوْفٍ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَحْوَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1225: Bisyir bin Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Yazid -yaitu Ibnu Zurai’- menceritakan kepada kami, Sa’id menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Al Qasim bin Auf Asy-Syaibani, dari Zaid bin Arqam bahwa Rasulullah pernah mendatangi satu kaum yang sedang shalat Dhuha di masjid Kuba tatkala matahari baru terbit, maka Rasulullah berkata, "Shalat orang-orang yang kembali kepada Allah dilakukan apabila terik matahari telah terpecah'." Bisyir bin Mu’adz menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, Ayub menceritakan kepada kami dari Al Qasim bin Auf Asy-Syaibani, dari Zaid bin Arqam, dari Nabi dengan redaksi yang sama.
Hadits No. : 1226
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٦: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي، أَخْبَرَنِي عَمْرٌو يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، عَنْ بُكَيْرٍ، عَنِ الضَّحَّاكِ الْقُرَشِيِّ، عَنْ أَنَسٍ، وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ، نا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، نا بَكْرُ بْنُ مُضَرَ، أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ الْأَشَجِّ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْقُرَشِيِّ حَدَّثَهُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِ رَكَعَاتٍ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: «إِنِّي صَلَّيْتُ صَلَاةَ رَغْبَةٍ وَرَهْبَةٍ، فَسَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا فَأَعْطَانِي اثْنَتَيْنِ، وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً، سَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَقْتُلَ أُمَّتِي بِالسِّنِينَ فَفَعَلَ، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُظْهِرَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا فَفَعَلَ، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَلْبِسَهُمْ شِيَعًا فَأَبَى عَلَيَّ» قَالَ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: «أَنْ لَا يَبْتَلِيَ أُمَّتِي بِالسِّنِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1226: Ahmad bin Abdurrahman bin Auf menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Amr -yaitu Ibnu Al Harits- mengabarkan kepadaku dari Bakir, dari Adh-Dhahhak, dari Anas: Ahmad bin Abdullah bin Abdurrahim Al Aufa menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Bakar bin Mudhar menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepada kami dari Bukair bin Asyaj, dari Adh-Dhahhak bin Abdullah Al Qurasyi meriwayatkannya dari Anas bin Malik, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat bepergian beliau shalat Dhuha delapan rakaat. Tatkala selesai shalat beliau berkata, 'Sesungguhnya aku telah shalat raghbah dan rahbah serta aku telah meminta kepada Tuhanku tiga perkara maka Dia memperkenankan dua perkara kepadaku dan menahan bagiku satu perkara. Aku memohon agar tidak mematikan umatku lantaran kekeringan maka Dia memperkenankannya dan aku memohon kepada-Nya agar tidak memenangkan musuh-musuh mereka atas diri mereka maka Dia memperkenankannya serta aku memohon agar tidak memecah belah mereka menjadi golongan-golongan namun Dia menolaknya'." Ahmad bin Abdurrahman berkata, " tidak menurunkan cobaan bagi umatku dengan kekeringan."
Hadits No. : 1227
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٧: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الصَّوَّافُ، نا سَالِمُ بْنُ نُوحٍ الْعَطَّارُ، أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يُصَلِّي الضُّحَى إِلَّا أَنْ يَقْدَمَ مِنْ غَيْبَةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1227: Ishak bin Ibrahim Ash-Shawwaf menceritakan kepada kami, Salim bin Nuh Al Aththar menceritakan kepada kami, Ubaidullah mengabarkan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu Umar bahwa Nabi tidak pernah melakukan shalat Dhuha kecuali ketika kembali dari bepergian.
Hadits No. : 1228
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٨: ثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا مُعْتَمِرٌ، عَنْ خَالِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى قَطُّ إِلَّا أَنْ يَقْدَمَ مِنْ سَفَرٍ فَيُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " خَبَرُ ابْنُ عُمَرَ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ فِي غَيْرِ مَوْضِعٍ مِنْ كُتُبِنَا أَنَّ الْمُخْبِرَ وَالشَّاهِدَ الَّذِي يَجِبُ قَبُولُ خَبَرِهِ وَشَهَادَتِهِ مَنْ يُخْبِرُ بِرُؤْيَةِ الشَّيْءِ وَسَمَاعِهِ وَكَوْنِهِ، لَا مَنْ يَنْفِي الشَّيْءَ، وَإِنَّمَا يَقُولُ الْعُلَمَاءُ: لَمْ يَفْعَلْ فُلَانٌ كَذَا، وَلَمْ يَكُنْ كَذَا عَلَى الْمُسَامَحَةِ وَالْمُسَاهَلَةِ فِي الْكَلَامِ، وَإِنَّمَا يُرِيدُونَ أَنَّ فُلَانًا لَمْ يَفْعَلْ كَذَا عِلْمِي، وَإِنَّ كَذَا لَمْ يَكُنْ عِلْمِي، وَابْنُ عُمَرَ إِنَّمَا أَرَادَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يُصَلِّي الضُّحَى إِلَّا أَنْ يَقْدَمَ مِنْ غَيْبَةٍ أَيْ لَمْ أَرَهُ صَلَّى، وَلَمْ يُخْبِرْنِي ثِقَةٌ أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي الضُّحَى إِلَّا أَنْ يَقْدَمَ مِنْ غَيْبَةٍ " وَهَكَذَا خَبَرُ عَائِشَةَ، رَوَاهُ كَهْمَسُ بْنُ الْحَسَنِ وَالْجُرَيْرِيُّ جَمِيعًا، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى؟ قَالَتْ: «لَا إِلَّا أَنْ يَجِيءَ مِنْ مَغِيبِهِ» . حَدَّثَنَاهُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، نا كَهْمَسٌ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ كَهْمَسٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا سَالِمُ بْنُ نُوحٍ، نا الْجُرَيْرِيُّ، ح وَثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فَهَذِهِ اللَّفْظَةُ الَّتِي فِي خَبَرِ كَهْمَسٍ وَالْجُرَيْرِيِّ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ أَنَّهَا تَكَلَّمَتْ بِهَا عَلَى الْمُسَامَحَةِ وَالْمُسَاهَلَةِ، وَإِنَّمَا مَعْنَاهَا مَا قَالُوا فِي خَبَرِ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ: مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، وَالدَّلِيلُ عَلَى صِحَّةِ مَا تَأَوَّلَتْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ صَلَّى صَلَاةَ الضُّحَى فِي غَيْرِ الْيَوْمِ الَّذِي كَانَ يَقْدَمُ فِيهِ مِنَ الْغَيْبَةِ، سَأَذْكُرُ هَذِهِ الْأَخْبَارَ فِي مَوْضِعَهَا مِنْ هَذَا الْكِتَابِ إِنَّ شَاءَ اللَّهُ، فَالْخَبَرُ الَّذِي يَجِبُ قَبُولُهُ، وَيُحْكَمُ بِهِ هُوَ خَبَرُ مَنْ أَعْلَمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الضُّحَى لَا خَبَرُ مَنْ قَالَ: إِنَّهُ لَمْ يُصَلِّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1228: Ya’qub Ad Dauraqi menceritakan kepada kami, Mu’tamar menceritakan 'kepada kami dari Khalid, dari Abdullah -yaitu Ibnu Syaqiq-, dari Aisyah, ia berkata, "Aku tidak pernah melihat sama sekali Rasulullah shalat Dhuha kecuali sekembalinya beliau'dari bepergian dan beliau ketika itu shalat dua rakaat." Abu Bakar- berkata, "Hadits riwayat Ibnu Umar termasuk bagian dari yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa seorang pembawa kabar dan saksi yang dapat diterima periwayatannya dan kesaksiannya adalah seorang yang memberi kabar dengan melihat sesuatu, mendengarnya dan menyaksikan kejadiannya bukan seorang yang menyembunyikan sesuatu, akan tetapi para ulama sering mengatakan bahwa si fulan tidak melakukan hal ini dan tidak seperti ini atas dasar toleransi dan mempermudah dalam percakapan, namun sebenarnya yang mereka inginkan adalah mengatakan bahwa fulan sepengetahuanku tidak melakukan hal seperti ini dan jika ia melakukan hal seperti ini niscaya tidak sepengetahuanku. Maksud dari ucapan Ibnu Umar bahwa Nabi tidak pernah melakukan shalal Dhuha kecuali sekembalinya beliau dari bepergian, adalah aku tidak pernah melihat beliau shalat dan tidak ada riwayat yang mengabarkan kepadaku bahwa beliau hanya shalat Dhuha sekembalinya dari bepergian. Maka seperti inilah hadits riwayat Aisyah yang telah diriwayatkan oleh Kahmas bin Al Hasan dan Al Jariri semuanya terasal dari Abdullah bin Syaqiq, ia, berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, 'Apakah Rasulullah shalat Dhuha?. Ia menjawab, 'Tidak, kecuali setelah beliau kembali dari bepergian’." Ad-Dauraqi meriwayatkannya kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Kahmas menceritakan kepada kami Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceri'takan kepada kami dari Kahmas (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Salim bin Nuh menceritakan kepada kami. Al Jariri menceritakan kepada kami {Ha') Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami dari Al Jariri. Abu Bakar berkata, "Lafazh hadits yang terdapat di dalam hadits riwayat Kahmas termasuk bagian dari yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Aisyah meriwayatkannya atas dasar toleransi dan mempermudah percakapan, akan tetapi maksudnya seperti apa yang mereka katakan di dalam hadits Khalid Al Hadzdza', 'Aku tidak pernah melihat Rasulullah shalat., dan dalil akan kebenaran apa yang aku takwilkan bahwa Nabi telah melakukan shalat Dhuha pada hari selain hari kepulangan beliau dari bepergian. Aku akan menyebutkan haditsnya pada pembahasannya dalam kitab ini Insya Allah. Oleh karena itu, hadits yang harus diterima dan digunakan sebagai dalil adalah hadits orang yang lebih mengetahui bahwa Nabi mengerjakan shalat Dhuha bukan hadits orang yang mengatakan bahwa beliau tidak melakukan shalat."
Hadits No. : 1229
صحيح ابن خزيمة ١٢٢٩: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَا: ثنا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ، عَنْ عِتْبَانَ بْنِ مَالِكٍ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي بَيْتِهِ سُبْحَةَ الضُّحَى، فَقَامُوا وَرَاءَهُ فَصَلَّوْا فِي بَيْتِهِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فِي بَيْتِهِ يَعْنِي بَيْتَ عِتْبَانَ بْنِ مَالِكٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1229: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Utsman bin Umar meriwayatkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Az.Zuhri, dari Mahmud bin Ar-Rabi’. dari Itban bin Malik bahwa ketika Rasulullah shalat Dhuha di rumahnya, para sahabat berdiri di belakang beliau dan mereka shalat dirumahnya. Abu Bakar berkata, "Di rumahnya maksud di rumah Itban bin Malik."
Hadits No. : 123
صحيح ابن خزيمة ١٢٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَ: مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّزَّاقِ، وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ: «صُبُّوا عَلَيَّ مِنْ سَبْعِ قِرَبٍ لَمْ تُحْلَلْ أَوْكِيَتُهُنَّ لَعَلِّي أَسْتَرِيحُ فَأَعْهَدُ إِلَى النَّاسِ» . قَالَتْ عَائِشَةُ: فَأَجْلَسْنَاهُ فِي مِخْضَبٍ لِحَفْصَةَ مِنْ نُحَاسٍ، وَسَكَبْنَا عَلَيْهِ الْمَاءَ مِنْهُنَّ حَتَّى طَفِقَ يُشِيرُ إِلَيْنَا أَنْ قَدْ فَعَلْتُنَّ، ثُمَّ خَرَجَ حَدَّثَنَا بِهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى مَرَّةً، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ مَرَّةً، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ بِمِثْلِهِ، غَيْرُ أَنَّهُ لَمْ يَقُلْ مِنْ نُحَاسٍ، وَلَمْ يَقُلْ ثُمَّ خَرَجَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 123: Muhammad bin Yahya dan Muhammad bin Rafi mengabarkan kepada kami; Muhammad bin Yahya berkata, Aku mendengar Abdurrazzaq. Ibnu Rafi’ berkata, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika beliau sakit yang membuat beliau wafat, “Tuangkan air kepadaku dari tujuh tempat kulit (20-ba’) yang tali-talinya belum dilepas, mudah-mudahan aku merasa lega, lalu aku dapat memberikan amanat kepada orang-orang.” Aisyah berkata, Lalu kami mendudukkan beliau di sebuah bejana dari tembaga milik Hafshah dan kami menuangkan air pada beliau sampai beliau memberi isyarat kepada kami, “Kamu telah melakukan.” Kemudian beliau keluar.” 227 Muhammad bin Yahya dalam satu kesempatan menceritakan hadits kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dalam satu kesempatan Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah; berupa hadits yang sama, akan tetapi ia tidak mengatakan, “Dari tembaga” dan tidak mengatakan, “Kemudian beliau keluar.”
Hadits No. : 1230
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٠: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمُخَرِّمِيُّ، ثنا أَبُو عَامِرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى» . قَالَ الْمُخَرِّمِيُّ: «هَكَذَا حَدَّثَنَا بِهِ مُخْتَصَرًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " هَذَا الْخَبَرُ عِنْدِي مُخْتَصَرٌ مِنْ حَدِيثِ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ: سَأَلْنَا عَلِيًّا عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَمْلَيْتُهُ قَبْلُ قَالَ فِي الْخَبَرِ: إِذَا كَانَتِ الشَّمْسُ مِنْ هَهُنَا كَهَيْئَتِهَا مِنْ هَهُنَا عِنْدَ الْعَصْرِ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، فَهَذِهِ صَلَاةُ الضُّحَى "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1230: Muhammad bin Abdullah Al Makhzumi menceritakan kepada kami. Abu Amir menceritakan kepada kami dari Syu’bah, (Ha') Bundar, menceritakan kepada kami, Hisyam bin Abdul Malik menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Ishak, dari Ashim bin Dhamrah, dari. Ali, ia berkata, "Sesungguhnya Nabi pernah melakukan shalat Dhuha." Al Makhzumi berkata, "Beginilah yang menceritakan kepada kami secara ringkas." Abu Bakar berkata, "Menurutku hadits ini adalah ringkasan dari hadits Ashim bin Dhamrah, 'Kami pemah bertanya kepada Ali tentang shalat Rasulullah ', aku telah mencantumkannya sebelumnya, Ali mengatakan di dalam haditsnya, 'Apabila matahari dari arah sini pada posisinya dari sisi ini ketika waktu Ashar maka beliau shalat dua rakaat’, maka inilah shalat Dhuha."
Hadits No. : 1231
صحيح ابن خزيمة ١٢٣١: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: مَا أَخْبَرَنِي أَحَدٌ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى إِلَّا أُمُّ هَانِئٍ، فَإِنَّهَا حَدَّثَتْ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ، فَاغْتَسَلَ وَصَلَّى ثَمَانِ رَكَعَاتٍ مَا رَأَيْتُهُ صَلَّى صَلَاةً أَخَفَّ مِنْهَا، غَيْرَ أَنَّهُ كَانَ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1231: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, "Tidak ada seorang pun yang menceritakan kepadaku bahwa dirinya melihat Nabi mengerjakan shalat Dhuha selain Ummu Hani', bahwa ia telah menceritakan kepadaku bahwa Nabi masuk ke ramahnya pada hari penaklukkan Makkah, kemudian beliau shalat delapan rakaat yang aku tidak pernah melihat beliau shalat yang lebih ringan darinya namun ketika itu beliau raku dan sujud dengan sempurna"
Hadits No. : 1232
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٢: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي، ثنا عِيَاضُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ، عَنْ كُرَيْبٍ، عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِي طَالِبٍ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِ رَكَعَاتٍ كَانَ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1232: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Iyadh bin Abdullah menceritakan kepada kami dari Makhramah bin Sulaiman, dari Kuraib, dari Ummu Hani' binti Abu Thalib bahwa Rasulullah pada hari ketika beliau shalat Dhuha delapan rakaat beliau mengucap salam setiap dua rakaat.
Hadits No. : 1233
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٣: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبِ بْنِ مُسْلِمٍ، ثنا عَمِّي، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ، أَنَّ أَبَاهُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ قَالَ: سَأَلْتُ وَحَرَصْتُ عَلَى أَنْ أَجِدَ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ يُخْبِرُنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبَّحَ سُبْحَةَ الضُّحَى، فَلَمْ أَجِدْ أَحَدًا يُخْبِرُنِي عَنْ ذَلِكَ إِلَّا أُمَّ هَانِئٍ بِنْتَ أَبِي طَالِبٍ أَخْبَرْتِنِي: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى بَعْدَمَا ارْتَفَعَ النَّهَارُ يَوْمَ الْفَتْحِ فَأَمَرَ بِثَوْبٍ فَسُتِرَ عَلَيْهِ فَاغْتَسَلَ، ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ ثَمَانِ رَكَعَاتٍ، لَا أَدْرِي أَقِيَامُهُ فِيهَا أَطْوَلُ أَمْ رُكُوعُهُ أَمْ سُجُودُهُ، كُلُّ ذَلِكَ مُتَقَارِبٌ» قَالَتْ: فَلَمْ أَرَهُ سَبَّحَهَا قَبْلُ وَلَا بَعْدُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1233: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab bin Muslim menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Az-Zuhri, Ubaidullah bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal menceritakan kepadaku, bahwa ayahnya Abdullah bin Al Harits berkata, "Aku pernah bertanya dan berusaha keras untuk mendapatkan seseorang yang dapat menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shalat Dhuha, namun aku tidak mendapatkan seorang pun yang dapat mengabarkan kepadaku tentang hal itu kecuali Ummu Hani' binti Abu Thalib. Ia mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah datang setelah hari mulai siang pada saat penaklukkan Makkah, lalu beliau meminta kain lantas menutupi dirinya kemudian mandi. Setelah itu beliau berdiri lantas shalat delapan rakaat. Aku tidak tahu pasti, apakah berdirinya atau rukunya atau sujudnya, (karena) yang semuanya saling berdekatan." Ummu Hani' berkata, "Aku tidak pernah melihat beliau shalat seperti itu sebelumnya dan sesudahnya."
Hadits No. : 1234
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو خَالِدٍ، أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ الْمُكْتِبُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَلَاةِ الرَّجُلِ قَاعِدًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلَاةُ الْقَائِمِ أَفْضَلُ وَصَلَاةُ الْقَاعِدِ عَلَى النِّصْفِ مِنْ صَلَاةِ الْقَائِمِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1234: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami, Al Husain bin Al Muktib mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Buraidah, dari Imran bin Hushain, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasululah tentang shalat yang dilakukan sambil duduk, maka Rasulullah menjawab, 'Shalat yang dilakukan sambil berdiri itu lebih utama dan shalat yang dilakukan sambil duduk setengah dari shalat yang dilakukan sambil berdiri ’."
Hadits No. : 1235
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٥: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي مَنْصُورٌ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلَالِ بْنِ يَسَافٍ، عَنْ أَبِي يَحْيَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي جَالِسًا قُلْتُ حُدِّثْتُ أَنَّكَ تَقُولُ: «إِنَّ صَلَاةَ الْجَالِسِ عَلَى النِّصْفِ مِنْ صَلَاةَ الْقَائِمِ» قَالَ: «أَجَلْ، وَلَكِنِّي لَسْتُ كَأَحَدٍ مِنْكُمْ» ، هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى، لَمْ يَقُلْ بُنْدَارٌ: قَالَ: «أَجَلْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1235: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami dari Manshur menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Manshur menceritakan kepadaku (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepadaku menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Manshur, dari Hilal bin Yassaf, dari Abu Yahya, dari A.bdullah bin Amr, ia berkata: Aku melihat Rasulullah shalat sambil duduk maka aku berkata, “Telah diceritakan kepadaku bahwa engkau pernah bersabda, 'Pahala shalat yang dilakukan sambil duduk adalah setengah pahala shalat yang dilakukan sambil berdiri.' Beliau menjawab. 'Ya, akan tetapi aku tidak seperti salah seorang di antara kamu'." Ini adalah lafazh hadits Abu Musa, Namun Bundar tidak berkata, "Beliau berkata, 'Ya'."
Hadits No. : 1236
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ، ثنا أَبُو دَاوُدَ الْحَفَرِيُّ، ح وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا أَبُو دَاوُدَ عُمَرُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مُتَرَبِّعًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1236: Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Makhrami menceritakan kepada kami, Abu Daud Al Hafari menceritakan kepada kami (Ha') Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami. Abu Daud Umar bin Sa’ad menceritakan kepada kami dari Hafash bin Ghiyats, dari Hamid, dari Abdullah bin Syaqiq, dari Aisyah, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah shalat sambil duduk dengan kaki bersilang di bawah paha."
Hadits No. : 1237
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ الْقَزَّازُ، وَمُحَمَّدُ بْنُ صُدْرَانَ قَالَا: ثنا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَخْبَرَهُ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَمُتْ حَتَّى كَانَ مِنْ أَكْثَرِ صَلَاتِهِ جَالِسًا» . وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ، وَابْنُ صُدْرَانَ: حَتَّى كَانَ كَثِيرٌ مِنْ صَلَاتِهِ وَهُوَ جَالِسٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1237: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami (Ha') Muhammad bin Sinan Al Qazzaz dan Muhammad bin Shudran menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Ashim menceritakan kepadaku dari Ibnu Juraij, Utsman bin Abu Sulaiman mengabarkan kepada kami bahwa Abu Salamah bin Abdurcahman mengabarkannya bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa tidaklah Rasulullah meninggal dunia sehingga shalat yang paling banyak dikerjakan beliau sambil duduk." Ibnu Rafi' dan Ibnu Shudran berkata, "Sehingga shalat yang paling banyak dikenakan beliau sambil duduk."
Hadits No. : 1238
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٨: ثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ، ح وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَهُوَ جَالِسٌ بَعْدَمَا دَخَلَ فِي السِّنِّ، فَإِذَا بَقِيَ مِنَ السُّورَةِ ثَلَاثُونَ أَوْ أَرْبَعُونَ آيَةً قَامَ فَقَرَأَهَا، ثُمَّ رَكَعَ» غَيْرَ أَنَّ عَلِيًّا قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُقْرَأُ فِي شَيْءٍ مِنْ صَلَاةِ اللَّيْلِ جَالِسًا حَتَّى إِذَا دَخَلَ فِي السِّنِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1238: Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah (Ha') Ali bin Hujr As-Sa’di menceritakan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami (Ha') Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah shalat sambil duduk ketika telah memasuki usia lanjut, dan apabila telah tersisa tiga puluh ayat pada satu surah atau empat puluh ayat maka teliau berdiri dan membacanya kemudimi ruku, akan tetapi Ali berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah membaca satu surah pun dari shalat malam sambil duduk sampai ketika telah memastiki usia lanjut’."
Hadits No. : 1239
صحيح ابن خزيمة ١٢٣٩: ثنا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، ثنا كَهْمَسٌ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، كِلَاهُمَا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي قَاعِدًا؟ قَالَتْ: «بَعْدَمَا حَطَمَهُ النَّاسُ» . وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ: قَالَتْ: نَعَمْ، بَعْدَمَا حَطَمَهُ النَّاسُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1239: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Kahmas menceritakan kepada kami, (Ha') Ya’qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami dari Al Jariri, keduanya meriwayatkan dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Aisyah, "Apakah Rasulullah pernah shalat sambil duduk?" Ia menjawab, "Setelah orang-orang menuakannya." Ad-Dauraqi berkata, "Ya, setelah orang-orang menuakannya."
Hadits No. : 124
صحيح ابن خزيمة ١٢٤: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، " أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَجِيءَ بِقَدَحٍ فِيهِ مَاءٌ - أَحْسَبُهُ قَالَ: قَدَحُ زُجَاجٍ - فَوَضَعَ أَصَابِعَهُ فِيهِ فَجَعَلَ الْقَوْمُ يَتَوَضَّئُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ فَحَزَرْتُهُمْ مَا بَيْنَ السَّبْعِينَ إِلَى الثَّمَانِينَ، فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ إِلَى الْمَاءِ كَأَنَّهُ يَنْبُعُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " رَوَى هَذَا الْخَبَرَ غَيْرُ وَاحِدٍ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ، فَقَالُوا: رَحْرَاحٌ مَكَانُ الزُّجَاجِ بِلَا شَكٍّ " نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو النُّعْمَانِ، نا حَمَّادٌ بِهَذَا الْحَدِيثِ، وَقَالَ فِي حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ حَارِثٍ: أُتِيَ بِقَدَحِ زُجَاجٍ، وَقَالَ فِي حَدِيثِ أَبِي النُّعْمَانِ: بِإِنَاءِ زُجَاجٍ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " وَالرَّحْرَاحُ: إِنَّمَا يَكُونُ الْوَاسِعَ مِنْ أَوَانِي الزُّجَاجِ لَا الْعَمِيقَ مِنْهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 124: Ahmad bin abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Hammad -maksudnya Ibnu Zaid- mengabarkan kepada kami, dari Sabit, dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam minta air wudhu, lalu beliau dibawakan segelas berisi air —aku mengira Anas berkata gelas kaca—. Beliau meletakkan jari-jari di dalamnya. Orang-orangpun berwudhu satu persatu. Aku perkirakan mereka berjumlah antara tujuh puluh sampai delapan puluh. Pandanganku mulai tertuju ke air seakan-akan memancar dari sela jari-jari beliau.” 228 Abu Bakar berkata, “Bukan hanya satu yang meriwayatkan hadits ini dari Hammad bin Zaid, mereka berkata, ‘Rahrah (lebar) sebagai ganti kata al zujaaj (kaca), tanpa ragu’.” Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abu An-Nu’man menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan hadits ini kepada kami. Dalam hadits Sulaiman bin Harits, ia berkata, “Beliau pernah dibawakan segelas kaca.” Dalam hadits Abu An Nu’man, ia berkata, “Dibawakan tempat dari kaca.” Abu Bakar berkata, “ Rahrah itu hanya berupa tempat dari kaca yang lebar tidak dalam.”
Hadits No. : 1240
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٠: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، ح وَثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ، عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ: «مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي سُبْحَتِهِ جَالِسًا، حَتَّى إِذَا كَانَ قَبْلَ مَوْتِهِ بِعَامٍ، فَكَانَ يُصَلِّي فِي سُبْحَتِهِ جَالِسًا، فَيَقْرَأُ السُّورَةَ فَيُرَتِّلُهَا، حَتَّى تَكُونَ أَطْوَلَ مِنْ أَطْوَلَ مِنْهَا» . لَمْ يَقُلِ ابْنُ هَاشِمٍ: فِي سُبْحَتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1240: Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Ibnu Syihab (Ha') Abdullah bin Hasyim menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami dari Malik, dari Az-Zuhri, dari As-Sa'ib bin Yazid, dari Al Muththalib bin Abu Wada’ah, dari Hafshah, ia berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah shalat sambil duduk di dalam shalat sunah sampai ketika satu tahun sebelum beliau meninggal maka beliau shalat sunah sambil duduk, (ketika itu) beliau membaca surah secara tartil sehingga menjadi lebih panjang dari bacaan yang paling panjang." Ibnu Hasyim tidak meyebutkan lafazh "di dalam shalat sunah beliau."
Hadits No. : 1241
صحيح ابن خزيمة ١٢٤١: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ مَرَّةً أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي جَالِسًا، وَكَانَ إِذَا بَقِيَ عَلَيْهِ مِنَ السُّورَةِ ثَلَاثُونَ أَوْ أَرْبَعُونَ آيَةً قَامَ فَقَرَأَهَا ثُمَّ رَكَعَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1241: Satu kali Ali bin Hujr As-Sa’di menceritakan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia terkata, "Sesungguhnya Nabi pernah shalat sambil duduk dan apabila dari satu surah tersisa tiga puluh atau empat puluh ayat maka teliau terdiri dan membacanya kemudian ruku."
Hadits No. : 1242
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٢: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، نا الْوَلِيدُ بْنُ أَبِي هِشَامٍ، ح وَثنا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا إِسْمَاعِيلُ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ أَبِي هِشَامٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ وَهُوَ قَاعِدٌ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ قَدْرَ مَا يَقْرَأُ الْإِنْسَانُ أَرْبَعِينَ آيَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1242: Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Al Walid bin Hisyam menceritakan kepada kami (Ha') Mu'ammal bin Hisyam dan Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ismail menceritakan kepada kami dari Al Walid bin Abu Hisyam, dari Abu Bakar bin Muhammad, dari Umarah, dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah pernah membaca satu surah saat beliau (shalat) dalam keadaan duduk dan apabila beliau ingin ruku maka beliau berdiri selama bacaan surah yang dibaca orang-orang, yaitu empat puluh ayat."
Hadits No. : 1243
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٣: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا خَالِدٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ التَّطَوُّعِ، فَقَالَتْ: «كَانَ يُصَلِّي لَيْلًا طَوِيلًا قَائِمًا، وَلَيْلًا طَوِيلًا جَالِسًا، فَإِذَا قَرَأَ وَهُوَ قَائِمٌ رَكَعَ وَسَجَدَ وَهُوَ قَائِمٌ، وَإِذَا قَرَأَ وَهُوَ قَاعِدٌ رَكَعَ وَسَجَدَ وَهُوَ قَاعِدٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1243: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Hasyim menceritakan kepada kami, Khalid mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Aisyah tentang shalat sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia menjawab, 'Sesungguhnya beliau shalat di malam hari yang panjang sambil berdiri dan pada malam hari yang panjang sambil duduk, apabila beliau membaca sambil berdiri maka beliau ruku dan sujud dalam keadaan berdiri dan apabila beliau membaca sambil duduk maka beliau ruku dan sujud dalam keadaan duduk’."
Hadits No. : 1244
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٤: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ بُدَيْلٍ، وَأَيُّوبَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي لَيْلًا طَوِيلًا قَائِمًا، فَإِذَا صَلَّى قَائِمًا رَكَعَ قَائِمًا، وَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا رَكَعَ قَاعِدًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1244: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad -yaitu Ibnu Zaid- mengabarkan kepada kami dari Budail dan Ayub, dari Abdullah bin Syaqiq, dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah shalat di malam hari yang panjang sambil berdiri, kemudian beliau ruku dalam keadaan berdiri dan apabila beliau shalat sambil duduk maka beliau ruku dalam keadaan duduk."
Hadits No. : 1245
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، ثنا أَبُو خَالِدٍ، ثنا حُمَيْدٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهُ سَأَلَهَا عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا، فَقَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي لَيْلًا طَوِيلًا قَائِمًا، فَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا رَكَعَ قَاعِدًا، وَإِذَا [ص:240] صَلَّى قَائِمًا رَكَعَ قَائِمًا» فَقَالَ أَبُو خَالِدٍ: فَحَدَّثْتُ بِهِ هِشَامَ بْنَ عُرْوَةَ، فَقَالَ: كَذَبَ حُمَيْدٌ وَكَذَبَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: مَا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا قَطُّ حَتَّى دَخَلَ فِي السِّنِّ، فَكَانَ يُقْرَأُ السُّوَرَ فَإِذَا بَقِيَ مِنْهَا آيَاتٌ قَامَ فَقَرَأَهُنَّ، ثُمَّ رَكَعَ، هَكَذَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «السُّوَرُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَدْ أَنْكَرَ هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ خَبَرَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، إِذْ ظَاهِرُهُ كَانَ عِنْدَهُ خِلَافَ خَبَرِهِ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، وَهُوَ عِنْدِي غَيْرُ مُخَالِفٍ لِخَبَرِهِ؛ لِأَنَّ فِي رِوَايَةِ خَالِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ: فَإِذَا قَرَأَ وَهُوَ قَائِمٌ رَكَعَ وَسَجَدَ وَهُوَ قَائِمٌ، وَإِذَا قَرَأَ وَهُوَ قَاعِدٌ رَكَعَ وَسَجَدَ وَهُوَ قَاعِدٌ، فَعَلَى هَذِهِ اللَّفْظَةِ هَذَا الْخَبَرُ لَيْسَ بِخِلَافِ خَبَرِ عُرْوَةَ وَعَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ؛ لِأَنَّ هَذِهِ اللَّفْظَةِ الَّتِي ذَكَرَهَا خَالِدٌ دَالَّةٌ عَلَى أَنَّهُ كَانَ إِذَا كَانَ جَمِيعُ الْقِرَاءَةِ قَاعِدًا رَكَعَ قَاعِدًا، وَإِذَا كَانَ جَمِيعُ الْقِرَاءَةِ قَائِمًا رَكَعَ قَائِمًا، وَلَمْ يَذْكُرْ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ صِفَةَ صَلَاتِهِ إِذَا كَانَ بَعْضُ الْقِرَاءَةِ قَائِمًا، وَبَعْضُهَا قَاعِدًا، وَإِنَّمَا ذَكَرَهُ عُرْوَةُ وَأَبُو سَلَمَةَ وَعَمْرَةُ عَنْ عَائِشَةَ إِذَا كَانَتِ الْقِرَاءَةُ فِي الْحَالَتَيْنِ جَمِيعًا بَعْضُهَا قَائِمًا وَبَعْضُهَا قَاعِدًا، فَذَكَرَ أَنَّهُ كَانَ يَرْكَعُ وَهُوَ قَائِمٌ إِذَا كَانَتْ قِرَاءَتُهُ فِي الْحَالَتَيْنِ كِلْتَيْهِمَا، وَلَمْ يَذْكُرْ عُرْوَةُ، وَلَا أَبُو سَلَمَةَ، وَلَا عَمْرَةُ كَيْفَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ هَذِهِ الصَّلَاةَ الَّتِي يَقْرَأُ فِيهَا قَائِمًا وَقَاعِدًا وَيَرْكَعُ قَائِمًا، وَذَكَرَ ابْنُ سِيرِينَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ مَا دَلَّ عَلَى أَنَّهُ كَانَ يَفْتَتِحُهَا قَائِمًا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1245: Muhammad bin Al Ala. bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami, Humaid menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq, dari Aisyah bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang shalat Rasulullah sambil duduk, maka Aisyah menjawab, "Rasulullah shalat di malam hari yang panjang sambil berdiri, apabila beliau shalat sambil duduk maka beliau ruku dalam keadaan duduk dan apabila beliau shalat sambil berdiri maka beliau ruku dalam keadaan berdiri." Abu Khalid berkata: Ketika Aku menceritakan hadits ini kepada Hisyam bin Urwah, maka ia berkata, "Humaid telah berbohong dan juga Abdullah bin Syaqiq, ayahku telah menceritakan kepadaku dari Aisyah, ia berkata, 'Rasulullah tidak pernah sekali pun shalat sambil duduk kecuali setelah beliau berusia lanjut. Sejak saat itu beliau membaca beberapa surah dan apabila tersisa beberapa ayat maka beliau berdiri dan membaca ayat-ayat tersebut lalu beliau ruku’." Seperti ini yang dikatakan oleh Abu Bakar, yaitu: beberapa surah. Abu Bakar berkata, "Hisyam bin Urwah mengingkari hadits riwayat Abdullah bin Syaqiq sebab menurutnya, zhahir haditsnya bertentangan dengan hadits riwayat ayahnya dari Aisyah yang menurutku, tidak bertentangan dengan haditsnya tersebut. Sebab di dalam hadits riwayat Khalid, yang diriwayatkan dari Abdullah bin Syaqiq, dari Aisyah terdapat lafazh, "Apabila beliau membaca sambil berdiri maka beliau ruku dan sujud dalam keadaan berdiri dan apabila beliau membaca sambil duduk maka beliau ruku dan sujud sambil duduk pula." Maka atas dasar lafazh ini, hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Urwah dan Amrah dari Aisyah, karena lafazh ini sebagaimana yang disebutkan oleh Khalid menyatakan bahwa apabila beliau membaca semua ayatnya sambil duduk niscaya beliau ruku dalam keadaan duduk dan apabila semua bacaannya dibaca sambil berdiri maka beliau ruku sambil berdiri, dan Abdullah bin Syaqiq tidak menyebutkan tentang sifat shalat beliau disaat membaca sebagiannya sambil berdiri dan sebagian lainnya sambil duduk. Akan tetapi, Urwah dan Abu Salamah serta Amrah dari riwayat Aisyah hanya menyebutkan disaat bacaan beliau tersebut pada dua keadaan secara keseluruhan, yaitu sebagiannya dilakukan, sambil berdiri dan sebagian lainnya dilakukan sambil duduk. Oleh karena itu, disebutkan bahwa beliau ruku dalam keadaan berdiri disaat bacaan beliau tersebut dalam dua keadaan masing-masing dari keduanya. Baik Urwah maupun Abu Salamah dan Amrah, tidak menyebutkan bagaimana Nabi memulai shalat yang ketika itu beliau membaca bacaan sambil berdiri dan sambil duduk kemudian beliau ruku dalam keadaan berdiri. Sedangkan riwayat Ibnu Sirin yang diriwayatkan dari Abdullah bin Syaqiq, dari Aisyah menjadi bukti bahwa beliau memulai shalatnya tersebut sambil berdiri."
Hadits No. : 1246
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٦: حَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيِّ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي قَائِمًا وَقَاعِدًا، فَإِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ قَائِمًا رَكَعَ قَائِمًا، وَإِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ قَاعِدًا رَكَعَ قَاعِدًا» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَهَذَا الْخَبَرُ يُبَيِّنُ هَذِهِ الْأَخْبَارَ كُلَّهَا، فَعَلَى هَذَا الْخَبَرِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ قَائِمًا ثُمَّ قَعَدَ وَقَرَأَ انْبَغَى لَهُ أَنْ يَقُومَ فَيَقْرَأُ بَعْضَ قِرَاءَتِهِ، ثُمَّ يَرْكَعُ وَهُوَ قَائِمٌ، فَإِذَا افْتَتَحَ صَلَاتَهُ قَاعِدًا قَرَأَ جَمِيعَ قِرَاءَتِهِ وَهُوَ قَاعِدٌ، ثُمَّ رَكَعَ وَهُوَ قَاعِدٌ اتِّبَاعًا لِفِعْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1246: Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Yazid bin Ibrahim, dari Ibnu Sirin, dari Abdullah bin Syaqiq Al Uqaili, dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah pernah shalat sambil berdiri dan sambil duduk apabila beliau memulai shalatnya sambil berdiri maka beliau ruku dalam keadaan berdiri dan apabila beliau memulai shalatnya sambil duduk maka beliau ruku dalam keadaan duduk." Abu Bakar berkata, "Hadits ini menjelaskan semua hadits.hadits tersebut secara keseluruhan. Maka berdasarkan pernyataan hadits ini, apabila seseorang memulai shalat sambil berdiri lalu duduk dan membaca ayatnya maka ia wajib berdiri lalu meneruskan sebagian dari bacaannya kemudian ruku dalam keadaan berdiri. Dan apabila ia memulai shalatnya sambil duduk dan membaca semua bacaannya sambil duduk kemudian ruku dalam keadaan duduk juga termasuk telah mengikuti perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Hadits No. : 1247
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ قَالَا: نا أَبُو خَالِدٍ حُسَيْنٌ الْمُكْتِبُ، وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى، عَنْ حُسَيْنٍ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ النَّائِمِ عَلَى نِصْفِ صَلَاةِ الْقَاعِدِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «قَدْ كُنْتُ أَعْلَمْتُ قَبْلُ أَنَّ الْعَرَبَ تُوقِعُ اسْمَ النَّائِمِ عَلَى الْمُضْطَجِعِ وَعَلَى النَّائِمِ الزَّائِلِ الْعَقْلِ بِالنَّوْمِ، وَإِنَّمَا أَرَادَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِ» وَصَلَاةُ النَّائِمِ «الْمُضْطَجِعَ لَا زَائِلَ الْعَقْلِ بِالنَّوْمِ، إِذْ زَائِلُ الْعَقْلِ بِالنَّوْمِ لَا يَعْقِلُ الصَّلَاةَ فِي وَقْتِ زَوَالِ الْعَقْلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1247: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib dan Abu Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Khalid Husain Al Muktib menceritakan kepada kami. Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Husain (Ha') Ahmad bin Al Miqdam menceritakan kepada kami, Yazid -yaitu Ibnu Zurai’- menceritakan kepada kami, Husain Al Mu’allim menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Buraidah, dari Imran bin Hushain, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Pahala shalat yang dilakukan sambil tidur setengah lebih sedikit daripada pahala shalat orang sambil duduk:" Abu Bakar berkata, "Aku telah menjelaskan sebelumnya bahwa orang Arab telah menyebutkan kata tidur atas kata berbaring dan atas kata orang yang tidur yang hilang akalnya karena tidur, akan tetapi maksud Nabi dengan sabdanya, "Dan shalat yang dilakukan sambil tidur', adalah orang yang berbaring dan bukan orang yang hilang akalnya karena tidur, sebab orang yang hilang akalnya karena tidur tidak dapat memahami shalat di saat hilang akalnya."
Hadits No. : 1248
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، نا ابْنُ الْمُبَارَكِ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ جَمِيعًا عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ طَهْمَانَ، عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: كَانَ بِي الْبَاصُورُ، فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلَاةِ، فَقَالَ: «صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَجَالِسًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ» . وَفِي حَدِيثِ ابْنِ الْمُبَارَكِ قَالَ: كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1248: Muhammad bin Isa menceritakan kepada kami, Ibnu Mubarak menceritakan kepada kami (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, semuanya dari Ibrahim bin Thahman, dari Husain Al Mu’allim, dari Abdullah bin Buraidah, dari Imran bin Hushain, ia berkata, "Ketika aku menderita penyakit bawasir maka aku bertanya kepada Nabi tentang tata cara shalat (dalam kondisi seperti itu), maka beliau menjawab, 'Shalatlah sambil berdiri, apabila kamu tidak mampu maka shalatlah sambil duduk dan apabila kamu juga tidak mampu maka shalatlah (sambil berbaring) dengan menggunakan sisi badanmu'." Di dalam hadits Ibnu Al Mubarak, ia berkata, "Aku menderita penyakit bawasir."
Hadits No. : 1249
صحيح ابن خزيمة ١٢٤٩: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَبَرُ أُمِّ هَانِئٍ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ الضُّحَى ثَمَانِ رَكَعَاتٍ» . قَدْ خَرَّجْتُهُ قَبْلُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1249: Abu Bakar berkata, "Hadits Ummu Hani' yang menyatakan bahwa Nabi pernah shalat Dhuha delapan rakaat pada waktu penaklukan kota Makkah." Aku telah meriwayatkan hadits ini sebelumnya.
Hadits No. : 125
صحيح ابن خزيمة ١٢٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا حُصَيْنٌ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: عَطِشَ النَّاسُ يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ يَدَيْهِ رِكْوَةٌ يَتَوَضَّأَ مِنْهَا إِذْ جَهَشَ النَّاسُ نَحْوَهُ قَالَ: فَقَالَ: «مَا لَكُمْ؟» قَالُوا: مَا لَنَا مَاءٌ نَتَوَضَّأُ وَلَا نَشْرَبُ إِلَّا مَا بَيْنَ يَدَيْكَ قَالَ: «فَوَضَعَ يَدَيْهِ فِي الرِّكْوَةِ، وَدَعَا بِمَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدْعُوَ» . قَالَ: «فَجَعَلَ الْمَاءُ يَفُورُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ أَمْثَالَ الْعُيُونِ» قَالَ: فَشَرِبْنَا وَتَوَضَّأْنَا قَالَ: قُلْتُ لِجَابِرٍ: كَمْ كُنْتُمْ؟ قَالَ: كُنَّا خَمْسَ عَشْرَةَ مِائَةً، وَلَوْ كُنَّا مِائَةَ أَلْفٍ لَكَفَانَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 125: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Hasyim mengabarkan kepada kami, Hushain mengabarkan kepada kami dari Salim bin Abu Al Ja’d dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Pada saat peranjian Hudaibiyah orang- orang kehausan, sementara di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hanya ada satu wadah dari kulit untuk minum yang digunakan beliau berwudhu. Tiba-tiba orang-orang mencari perlindungan ke arah beliau.” Jabir berkata, “Lalu beliau bertanya, “Apa yang terjadi padamu?” “Kami tidak mempunyai air untuk berwudhu dan minum kecuali air yang ada di depanmu.” Jabir berkata, “Beliau lalu meletakkan kedua tangan di dalam wadah itu dan berdoa dalam waktu yang lama.” Jabir berkata, “Mulailah air memancar dari sela jari-jari beliau bagai mata air.” Jabir berkata, “Kamipun minum dan berwudhu.” Salim berkata, “Aku bertanya kepada Jabir, ‘Berapa jumlah kamu waktu itu?’ Jabir berkata, ‘Jumlah kami seribu lima ratus orang. Andaikata jumlah kami seratus ribu, tentu air itu mencukupi kami.” 229
Hadits No. : 1250
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ كَيْسَانَ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَعْرَسْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ نَسْتَيْقِظْ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لِيَأْخُذْ كُلُّ إِنْسَانٍ بِرَأْسِ رَاحِلَتِهِ؛ فَإِنَّ هَذَا مَنْزِلٌ حَضَرَنَا فِيهِ الشَّيْطَانُ» ، فَغَفَلْنَا، فَدَعَا بِالْمَاءِ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ صَلَّى سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَصَلَّى الْغَدَاةَ. «قَدْ خَرَّجْتُ هَذِهِ الْقِصَّةَ فِي غَيْرِ هَذَا الْمَوْضِعِ فِي نَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1250: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Yazid bin Kaisan menceritakan kepada kami. Abu Hazim menceritakan kepada kami, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Kami pernah tidur untak beristirahat bersama Rasulullah dan kami terjaga ketika matahari telah terbit, maka Rasulullah berkata, "Setiap orang hendaknya memegang tali tunggangannya, karena sesungguhnya tempat yang kita singgahi ini terdapat syetan sehingga membuat kita terlena.' Kemudian beliau meminta air lalu berwidhu lantas shalat dua rakaat, kemudian ketika iqamah untuk shalat dikumandangkan maka beliau shalat Subuh. Aku telah meriwayatkan kisah ini dalam pembahasan sebelumnya, yaitu kisah tertidurnya Nabi dari shalat Subuh sampai terbit matahari.
Hadits No. : 1251
صحيح ابن خزيمة ١٢٥١: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَخْبَرَنَا أَبِي، وَشُعَيْبٌ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِي بُسْرَةَ الْغِفَارِيِّ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، أَنَّهُ قَالَ: «سَافَرْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ سَفَرًا، فَلَمْ أَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْرُكُ رَكْعَتَيْنِ حِينَ تَزِيغُ الشَّمْسُ، فَلَمْ أَرَهُ يَتْرُكُ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ» . ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، وَأَبُو يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ هُوَ فُلَيْحٌ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ، غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: فَلَمْ أَرَهُ يَتْرُكُ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1251: Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam menceritakan kepada kami. ayahku dan Syu aib mengabarkan kepada kami, keduanya berkati: Al-Laits mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib. dari Shafwan bin Salim. dari Abu Busrah Al Ghifari dari Al Bara' bin Azib, ia berkata, "Aku pernah bepergian bersama Rasulullah sebanyak delapan belas kali perjalanan maka tidak pernah aku melihat Rasulullah meninggalkan shalat dua rakaat ketika matahari telah condong." Maka aku tidak pernah melihat teliau meninggalkan shalat dua rakaat sebelum shalat Zhuhur. Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Al-Laits dan Abu Yahya bin Sulaiman -yaitu Fulaih- mengabarkan kepada kami dari Shafwan bin Salim dengan sanad hadits ini dan redaksi yang sama, akan tetapi ia berkata. "Aku tidak pernah melihat beliau meninggalkan shalat dua rakaat sebelum shalat Zhuhur"
Hadits No. : 1252
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٢: وَقَدْ رَوَى الْكُوفِيُّونَ أُعْجُوبَةً عَنِ ابْنِ عُمَرَ: إِنِّي خَائِفٌ أَنْ لَا تَجُوزَ رِوَايَتُهَا إِلَّا تَبِينُ عِلَّتُهَا، لَا أَنَّهَا أُعْجُوبَةٌ فِي الْمَتْنِ، إِلَّا أَنَّهَا أُعْجُوبَةٌ فِي الْإِسْنَادِ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ، رَوَوْا عَنْ نَافِعٍ، وَعَطِيَّةَ بْنِ سَعْدٍ الْعَوْفِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَضَرِ وَالسَّفَرِ، فَصَلَّيْتُ مَعَهُ فِي الْحَضَرِ الظُّهْرَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَالْعَصْرَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لَيْسَ بَعْدَهَا شَيْءٌ، وَالْمَغْرِبَ ثَلَاثًا، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَالْعِشَاءَ أَرْبَعًا، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَالْغَدَاةَ رَكْعَتَيْنِ، وَقَبْلَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَصَلَّيْتُ مَعَهُ فِي السَّفَرِ، الظُّهْرَ رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَالْعَصْرَ رَكْعَتَيْنِ، وَلَيْسَ بَعْدَهَا شَيْءٌ، وَالْمَغْرِبَ ثَلَاثًا، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ» ، وَقَالَ: «هِيَ وِتْرُ النَّهَارِ لَا يَنْقُصُ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ، وَالْعِشَاءَ رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَالْغَدَاةَ رَكْعَتَيْنِ، وَقَبْلَهَا رَكْعَتَيْنِ» . ناه أَبُو الْخَطَّابِ، نا مَالِكُ بْنُ سُعَيْرٍ، نا ابْنُ أَبِي لَيْلَى، عَنْ نَافِعٍ، وَعَطِيَّةَ بْنِ سَعْدٍ الْعَوْفِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ. وَرَوَى هَذَا الْخَبَرَ جَمَاعَةٌ مِنَ الْكُوفِيِّينَ عَنْ عَطِيَّةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، مِنْهُمْ أَشْعَثُ بْنُ سَوَّارٍ، وَفِرَاسٌ، وَحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ، مِنْهُمْ مَنِ اخْتَصَرَ الْحَدِيثَ، وَمِنْهُمْ مَنْ ذَكَرَهُ بِطُولِهِ. " وَهَذَا خَبَرٌ لَا يَخْفَى عَلَى عَالِمٍ بِالْحَدِيثِ أَنَّ هَذَا غَلَطٌ وَسَهْوٌ عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَدْ كَانَ ابْنُ عُمَرَ رَحِمَهُ اللَّهُ يُنْكِرُ التَّطَوُّعَ فِي السَّفَرِ، وَيَقُولُ: لَوْ كُنْتُ مُتَطَوِّعًا مَا بَالَيْتُ أَنْ أُتِمَّ الصَّلَاةَ، وَقَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُصَلِّي قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا فِي السَّفَرِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1252: Ahli Kufah telah meriwayatkan sesuatu yang aneh dari Ibnu Umar yang aku khawatirkan periwayatan tersebut berlebihan maka aku hanya menjelaskan sebab keanehannya saja. Bukan keanehan pada matan-nya akan tetapi keanehan pada sanad haditsnya dalam kisah ini. Mereka telah meriwayatkan dari Nafi’ dan Athiyyah bin Sa’ad Al Aufi, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Aku senantiasa shalat bersama Rasulullah ketika bermukim (tidak sedang bepergian) dan ketika bepergian, maka aku shalat empat rakaat sebelum shalat Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, shalat Ashar empat rakaat dan tidak ada shalat apapun sesudahnya, shalat Maghrib tiga rakaat dan sesudahnya dua rakaat, shalat Isya empat rakaat dan sesudahnya dua rakaat serta shalat Subuh dua rakaat dan dua rakaat sebelumnya. Aku shalat Zhuhur bersama beliau ketika bepergian dua rakaat dan dua rakaat sesudahnya, shalat Ashar dua rakaat dan tidak ada shalat apapun setelahnya, shalat Maghrib tiga rakaat dan dua rakaat sesudahnya, kemudian beliau berkata, 'Ia adalah shalat witir siang hari, tidak dikurangi ketika sedang bermukim di suatu tempat dan ketika bepergian,’ shalat Isya dua rakaat dan dua rakaat sesudahnya serta shalat Subuh dua rakaat dan dua rakaat sebelumnya.". Abu Al Khaththab menceritakannya kepada kami, Malik bin Su’air menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Laila menceritakan kepada kami dari Nafi’ dan Athiyyah bin Sa’ad Al Aufa, dari Ibnu Umar. Hadits ini telah diriwayatkan oleh sekelompok orang dari penduduk Kufah, dari Athiyyah, dari Ibnu Umar, di antaranya: Al Asy’ats bin Suwar dan Faras serta bin Arthah. Di antara mereka ada yang meriwayatkannya secara ringkas dan ada pula yang meriwayatkannya secara lengkap. Jelasnya, hadits ini bagi kalangan yang mengerti ilmu hadits adalah kesalahan dan kekeliruan dalam pengambilan periwayatannya dari Ibnu Umar, karena Ibnu Umar tidak mengejakan shalat sunah ketika bepergian. Ia berkata, "Apabila aku shalat sunah ketika bepergian maka aku akan mengejakan shalat dengan sempurna." Ia juga berkata, "Aku melihat Rasulullah tidak mengejakan shalat sunah sebelumnya atau sesudahnya ketika bepergian."
Hadits No. : 1253
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٣: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُرَاقَةَ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُصَلِّي قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا فِي السَّفَرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1253: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b menceritakan kepada kami, Utsman bin Abdullah bin Suraqah menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Umar berkata, "Aku melihat Rasulullah tidak pernah shalat sunah sebelum dan sesudah shalat wajib ketika bepergian."
Hadits No. : 1254
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٤: وَحَدَّثَنَاهُ بُنْدَارٌ، نا عُثْمَانُ يَعْنِي ابْنَ عُمَرَ، نا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُرَاقَةَ، أَنَّهُ رَأَى حَفْصَ بْنَ عَاصِمٍ يُسَبِّحُ فِي السَّفَرِ وَمَعَهُمْ فِي ذَلِكَ السَّفَرِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، فَقِيلَ: إِنَّ خَالَكَ يَنْهَى عَنْ هَذَا، فَسَأَلْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَصْنَعُ ذَلِكَ، لَا يُصَلِّي قَبْلَ الصَّلَاةِ وَلَا بَعْدَهَا» ، قُلْتُ: أُصَلِّي بِاللَّيْلِ؟ فَقَالَ: «صَلِّ بِاللَّيْلِ مَا بَدَا لَكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1254: Bundar menceritakan kepada kami, Utsman -yaitu Ibnu Umar- menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b menceritakan kepada kami dari Utsman bin Abdullah bin Suraqah bahwa ia pernah melihat Hafash bin Ashim shalat ketika bepergian saat Abdullah bin Umar sedang bersama mereka. Kemudian ada yang berkata kepadanya, "Sesungguhnya pamanmu melarang perbuatan ini." Maka aku pun menanyakan hal itu kepada Ibnu Umar, lalu ia menjawab, "Aku melihat Rasulullah tidak melakukan hal itu, beliau tidak shalat sebelum dan sesudahnya." Aku lalu bertanya, "Sedangkan aku shalat malam?" Ia menjawab, "Shalat malamlah sesukamu."
Hadits No. : 1255
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٥: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا عِيسَى بْنُ حَفْصٍ، ح نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عِيسَى بْنِ حَفْصٍ يَعْنِي ابْنَ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ بُنْدَارٌ: قَالَ نا أَبِي: وَقَالَ يَحْيَى: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: كُنْتُ مَعَ ابْنِ عُمَرَ فِي سَفَرٍ فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى طِنْفِسَةٍ لَهُ، فَرَأَى قَوْمًا يُسَبِّحُونَ - يَعْنِي يُصَلُّونَ - قَالَ: «مَا يَصْنَعُ هَؤُلَاءِ؟» قَالَ: قُلْتُ: يُسَبِّحُونَ قَالَ: «لَوْ كُنْتُ مُصَلِّيًا قَبْلَهَا أَوْ بَعْدَهَا لَأَتْمَمْتُهَا، صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى قُبِضَ، فَكَانَ لَا يَزِيدُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ، وَأَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ كَذَلِكَ» . هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ حَكِيمٍ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فَابْنُ عُمَرَ رَحِمَهُ اللَّهُ يُنْكَرُ التَّطَوُّعَ فِي السَّفَرِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ، وَيَقُولُ: لَوْ كُنْتُ مُسَبِّحًا لَأَتْمَمْتُ الصَّلَاةَ، فَكَيْفَ يَرَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَطَوَّعُ بِرَكْعَتَيْنِ فِي السَّفَرِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ، ثُمَّ يُنْكِرُ عَلَى مَنْ يَفْعَلُ مَا فَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَسَالِمٌ وَحَفْصُ بْنُ عَاصِمٍ أَعْلَمُ بِابْنِ عُمَرَ وَأَحْفَظُ لِحَدِيثِهِ مِنْ عَطِيَّةَ بْنِ سَعْدٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1255: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami. Isa bin Hafash menceritakan kepada kami. (Ha') Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami. Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami dari Isa bin Hafash -yaitu Ibnu Ashim bin Umar bin Al Khaththab- Bundar berkata : ayahku memberitahukan kepadaku, sedangkan Yahya mengatakan ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata, "Aku pernah bepergian bersama Ibnu Umar maka ia kemudian shalat Zhuhur dan Ashar dua rakaat, lalu ia kembali ke tikar miliknya dan melihat orang-orang bertasbih -yaitu shalat- lantas ia bertanya, 'Apa yang sedang mereka lakukan?’ Perawi berkata: Aku menjawab, 'Mereka sedang shalat. Ia berkata, 'Jika aku shalat sebelum dan sesudahnya niscaya aku akan menyempurnakannya, karena aku telah menemani Rasulullah sampai beliau meninggal dunia dan beliau tidak pernah menambah lebih dari dua rakat, begitu juga Abu Bakar, Umar dan Utsman’." Ini adalah lafazh hadits Yahya bin Hakim. Abu Bakar berkata, "Ibnu Umar mengingkari shalat sunah setelah shalat wajib ketika bepergian, ia berkata, 'Jika aku mengerjakannya niscaya aku akan melakukan shalat dengan sempurna.' Bagaimana mungkin ia melihat Nabi mengerjakan shalat dua rakaat setelah shalat wajib dari shalat Zhuhur ketika bepergian kemudian mengingkari perbuatan orang yang berbuat seperti apa yang diperbuat oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Salim, Hafash, dan Ashim lebih mengetahui tentang keadaan Ibnu Umar serta lebih hafal haditsnya daripada Athiyyah bin Sa’ad'."
Hadits No. : 1256
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٦: وَقَدْ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو الْيَمَانِ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: «أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ لَا يُسَبِّحُ فِي السَّفَرِ سَجْدَةً قَبْلَ صَلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ وَلَا بَعْدَهَا حَتَّى يَقُومَ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ، وَكَانَ لَا يَتْرُكُ الْقِيَامَ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1256: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami. Abu Al Yaman menceritakan kepada kami, Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Salim bin Abdullah mengabarkan kepadaku babwa Abdullah bin Umar tidak pernah sekali pun shalat satu rakaat sebelum atau sesudah shalat wajib sampai ia bangun di tengah malam. Sesungguhnya ia tidak pernah meninggalkan shalat di pertengahan malam.
Hadits No. : 1257
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٧: وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو الْيَمَانِ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي عَاصِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ حَفْصَ بْنَ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَأَلَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ عَنْ تَرْكِهِ السُّبْحَةَ فِي السَّفَرِ، فَقَالَ لَهُ عَبْدُ اللَّهِ: «لَوْ سَبَّحْتُ مَا بَالَيْتُ أَنْ أُتِمَّ الصَّلَاةَ» قَالَ الزُّهْرِيُّ: فَقُلْتُ لِسَالِمٍ: هَلْ سَأَلْتَ أَنْتَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ عَمَّا سَأَلَهُ عَنْهُ حَفْصُ بْنُ عَاصِمٍ؟ قَالَ سَالِمٌ: لَا، إِنَّا كُنَّا نَهَابُهُ عَنْ بَعْضِ الْمَسْأَلَةِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَخَبَرُ سَالِمٍ وَحَفْصٍ يَدُلَّانِ عَلَى أَنَّ خَبَرَ عَطِيَّةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ وَهْمٌ. وَابْنُ أَبِي لَيْلَى وَاهِمٌ فِي جَمْعِهِ بَيْنَ نَافِعٍ وَعَطِيَّةَ فِي خَبَرِ ابْنِ عُمَرَ فِي التَّطَوُّعِ فِي السَّفَرِ، إِلَّا أَنَّ هَذَا مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي نَقُولُ إِنَّهُ لَا يَجُوزُ أَنْ يُحْتَجَّ بِالْإِنْكَارِ عَلَى الْإِثْبَاتِ. وَابْنُ عُمَرَ رَحِمَهُ اللَّهُ، وَإِنْ لَمْ يَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَطَوِّعًا فِي السَّفَرِ، فَقَدْ رَآهُ غَيْرُهُ يُصَلِّي مُتَطَوِّعًا فِي السَّفَرِ، وَالْحُكْمُ لِمَنْ يُخْبِرُ بِرُؤْيَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا لِمَنْ لَمْ يَرَهُ، هَذِهِ مَسْأَلَةٌ قَدْ بَيَّنْتُهَا فِي غَيْرِ مَوْضِعٍ مِنْ كُتُبِنَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1257: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami. Abu Al Yaman menceritakan kepada kami, Syu'aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, Ashim bin Abdullah mengabarkan kepadaku bahwa Hafash bin Ashim Ibnu Umar bin Al Khaththab mengabarkan kepadanya bahwa ia telah bertanya kepada Abdullah bin Umar dirinya yang meninggalkan shalat sunah ketika bepergian, maka Abdullah berkata kepadanya, "Jika aku mengerjakan shalat sunah niscaya aku akan melakukannya dengan sempurna." Az-Zuhri berkata. "Aku pernah bertanya kepada Salim. .Apakah kamu pernah bertanya kepada Ibnu Umar tentang apa yang ditanyakannya kepada Hafash bin Ashim? Salim menjawab. .Tidak, karena kami sangat sungkan terhadapnya dalam sebagian permasalahan'." Abu Bakar berkata, "Maka dari itu. kedua hadits yang diriwayatkan dari Hafash bisa dijadikan sebagai dalil bahwa hadits riwayat Athiyyah, dari Ibnu Umar masih diragukan dan Ibnu Abu Laila merasa ragu ketika menggabungkan antara Nafi' dan Athiyyah pada hadits riwayat Ibnu Umar tentang shalat sunah, namun hal ini adalah bagian (dari) permasalahan yang kami katakan bahwa tidak diperbolehkan berdalil dengan hadits munkar atas hadits shahih. Selain itu. meskipun Ibnu Umar tidak pernah melihat Nabi mengerjakan shalat sunah ketika bepergian namun yang lainnya telah melihat beliau mengerjakan shalat sunah ketika bepergian. Oleh karena itu, yang dijadikan sebagai argumentasi adalah sahabat yang mengabarkan telah melihat Nabi melakukannya bukan yang tidak melihat beliau. Permasalahan seperti ini telah dijelaskan dalam pembahasan lain dari kitab kami.
Hadits No. : 1258
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، نا عَبْدُ السَّلَامِ بْنُ هَاشِمٍ، نا عُثْمَانُ بْنُ سَعْدٍ الْكَاتِبُ، - وَكَانَ لَهُ مَرُوءَةٌ وَعَقْلٌ -، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنْزِلُ مَنْزِلًا إِلَّا وَدَّعَهُ بِرَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1258: Muhammad bin Abu Shafwan Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Abdussallam bin Hasyim menceritakan kepada kami, Utsman bin Sa’ad Al Katib -Bersamanya Marwah dan Aql- menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata, "Setiap kali Nabi singgah di sebuah tempat persinggahan melainkan beliau meninggalkannya setelah melaksanakan shalat dua rakaat."
Hadits No. : 1259
صحيح ابن خزيمة ١٢٥٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِسْكِينٍ الْيَمَانِيُّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ، عَنْ شُرَحْبِيلَ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَاخَ رَاحِلَتَهُ، ثُمَّ نَزَلَ فَصَلَّى عَشْرَ رَكَعَاتٍ، وَأَوْتَرَ بِوَاحِدَةٍ، صَلَّى رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ أَوْتَرَ بِوَاحِدَةٍ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ صَلَّى بِنَا الصُّبْحَ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الْخَبَرُ يُصَرِّحُ بِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ فِي السَّفَرِ، وَالْأَخْبَارُ الَّتِي رَوَيْنَاهَا فِي كِتَابِ «الْكَبِيرُ» فِي نَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، وَأَنَّهُ صَلَّى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ صَلَّى الصُّبْحَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1259: Muhammad bin Miskin Al Yamani menceritakan kepada kami, Yahya bin Hassan menceritakan kepada kami, Sulaiman -yaitu Ibnu Bilal- menceritakan kepada kami dari Syurahbil bin Sa’ad, ia berkata: Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Aku melihat Rasulullah menderumkan unta tunggangannya, kemudian beliau turun lalu shalat sepuluh rakaat dan witir dengan satu rakaat. Beliau mengerjakan shalat dua rakaat dua rakaat, kemudian witir satu rakaat, lalu shalat dua rakaat sunah fajar, kemudian shalat Subuh mengimami kami." Abu Bakar berkata, "Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi shalat dua rakaat sunah fajar ketika bepergian dan juga hadits-hadits yang telah kami riwayatkan di dalam kitab Al Kabir tentang kisah tertidurnya Nabi dari shalat Subuh sampai terbit matahari menyatakan bahwa beliau shalat dua rakaat sunah fajar kemudian shalat Subuh."
Hadits No. : 126
صحيح ابن خزيمة ١٢٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ عَامِرٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَعْبٍ صَغِيرٍ فَتَوَضَّأَ مِنْهُ» فَقُلْتُ لِأَنَسٍ: أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ؟ قَالَ: «نَعَمْ» ، قُلْتُ: فَأَنْتُمْ؟ قَالَ: «كُنَّا نُصَلِّي الصَّلَوَاتِ بِالْوَضُوءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 126: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Wahab bin Jarir mengabarkan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Amr bin Amir dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dibawakan gelas kecil lalu beliau berwudhu dari gelas itu (21-1).” Aku bertanya kepada Anas, “Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu setiap kali hendak shalat?*’ Anas menjawab, “Ya.” Aku bertanya, “Engkau?” Ia menjawab, “Dulu kami melaksanakan shalat dengan wudhu terlebih dahulu.” 230
Hadits No. : 1260
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٠: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَبِّحُ عَلَى الرَّاحِلَةِ قِبَلَ أَيِّ وَجْهٍ تَوَجَّهَ، وَيُوتِرُ عَلَيْهَا، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يُصَلِّي عَلَيْهَا الْمَكْتُوبَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1260: Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah pernah shalat di atas binatang tunggangannya menghadap ke arah binatang tunggangan tersebut dan beliau juga shalat witir, akan tetapi beliau tidak mengejakan shalat wajib di atasnya."
Hadits No. : 1261
صحيح ابن خزيمة ١٢٦١: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ مُصْعَبٍ، نا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي السَّفَرِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ، فَإِذَا أَرَادَ الْمَكْتُوبَةَ أَوِ الْوِتْرَ أَنَاخَ فَصَلَّى بِالْأَرْضِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «تَوَهَّمَ بَعْضُ النَّاسِ أَنَّ هَذَا الْخَبَرَ دَالٌ عَلَى خِلَافِ خَبَرِ ابْنِ عُمَرَ، وَاحْتَجَّ بِهَذَا الْخَبَرَ أَنَّ الْوِتْرَ غَيْرُ جَائِزٍ عَلَى الرَّاحِلَةِ، وَهَذَا غَلَطٌ وَإِغْفَالٌ مِنْ قَائِلِهِ، وَلَيْسَ هَذَا الْخَبَرُ عِنْدَنَا وَلَا عِنْدَ مَنْ يُمَيِّزُ بَيْنَ الْأَخْبَارِ يُضَادُّ خَبَرَ ابْنِ عُمَرَ، بَلِ الْخَبَرَانِ جَمِيعًا مُتَّفِقَانِ مُسْتَعْمَلَانِ، وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا أَخْبَرَ بِمَا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ، وَيَجِبُ عَلَى مَنْ عَلِمَ الْخَبَرَيْنِ جَمِيعًا إِجَازَةَ كِلَا الْخَبَرَيْنِ. قَدْ رَأَى ابْنُ عُمَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَأَدَّى مَا رَأَى، وَرَأَى جَابِرٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَاخَ رَاحِلَتَهُ فَأَوْتَرَ بِالْأَرْضِ، فَأَدَّى مَا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَائِزٌ أَنْ يُوتِرَ الْمَرْءُ عَلَى رَاحِلَتِهِ كَمَا فَعَلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَائِزٌ أَنْ يُنِيخَ رَاحِلَتَهُ فَيَنْزِلُ فَيُوتِرُ عَلَى الْأَرْضِ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ فَعَلَ الْفِعْلَيْنِ جَمِيعًا، وَلَمْ يَزْجُرْ عَنْ أَحَدِهِمَا بَعْدَ فِعْلِهِ، وَهَذَا مِنَ اخْتِلَافِ الْمُبَاحِ. وَلَوْ لَمْ يُوتِرِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْأَرْضِ، وَقَدْ أَوْتَرَ عَلَى الرَّاحِلَةِ كَانَ غَيْرُ جَائِزٍ لِلْمُسَافِرِ الرَّاكِبِ أَنْ يَنْزِلَ فَيُوتِرُ عَلَى الْأَرْضِ، وَلَكِنْ لَمَّا فَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفِعْلَيْنِ جَمِيعًا، كَانَ الْمُوتِرُ بِالْخِيَارِ فِي السَّفَرِ إِنْ أَحَبَّ أَوْتَرَ عَلَى رَاحِلَتِهِ، وَإِنْ شَاءَ نَزَلَ فَأَوْتَرَ عَلَى الْأَرْضِ، وَلَيْسَ شَيْءٌ مِنْ سُنَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَهْجُورًا إِذَا أَمْكَنَ اسْتِعْمَالُهُ، وَإِنَّمَا يُتْرَكُ بَعْضُ خَبَرِهِ بِبَعْضٍ إِذَا لَمْ يُمْكِنِ اسْتِعْمَالُهَا جَمِيعًا، وَكَانَ أَحَدُهُمَا يَدْفَعُ الْآخَرَ فِي جَمِيعِ جِهَاتِهِ، فَيَجِبُ حِينَئِذٍ طَلَبُ النَّاسِخِ مِنَ الْخَبَرَيْنِ وَالْمَنْسُوخِ مِنْهُمَا، وَيُسْتَعْمَلُ النَّاسِخُ دُونَ الْمَنْسُوخِ، وَلَوْ جَازَ لِأَحَدٍ أَنْ يَدْفَعَ خَبَرَ ابْنِ عُمَرَ بِخَبَرِ جَابِرٍ كَانَ أَجْوَزَ لَآخَرَ أَنْ يَدْفَعَ خَبَرَ جَابِرٍ بِخَبَرِ ابْنِ عُمَرَ؛ لِأَنَّ أَخْبَارَ ابْنِ عُمَرَ فِي وِتْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الرَّاحِلَةِ أَكْثَرُ أَسَانِيدَ، وَأَثْبَتُ، وَأَصَحُّ مِنْ خَبَرِ جَابِرٍ، وَلَكِنْ غَيْرُ جَائِزٍ لِعَالِمٍ أَنْ يَدْفَعَ أَحَدَ هَذَيْنِ الْخَبَرَيْنِ بِالْآخَرِ بَلْ يُسْتَعْمَلَانِ جَمِيعًا عَلَى مَا بَيَّنَّا، وَقَدْ خَرَّجْتُ طُرُقَ خَبَرِ ابْنِ عُمَرَ فِي كِتَابِ» الْكَبِيرُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1261: Ya’qub AdDauraqi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mush’ab menceritakan kepada kami, Al Auza’i menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Rasulullah shalat ketika bepergian ke arah binatang tunggangannya menghadap, apabila beliau ingin shalat wajib atau witir maka beliau menderumkan tunggangan beliau lalu shalat di atas tanah." Abu Bakar berkata, "Sebagian orang menyangka bahwa hadits ini menjadi dalil yang menentang hadits Ibnu Umar dan menggunakannya sebagai dalil bahwa shalat witir tidak toleh dilaksanakan di atas binatang tunggangan. Ini tentunya sebuah kesalahan dan kekeliruan bagi orang yang berpendapat seperti itu. Hadits ini menurut kami, dan menurut orang yang dapat membedakan antara hadits sejalan dengan hadits Ibnu Umar, bahkan kedua hadits tersebut saling menguatkan dan dapat digunakan sebagai dalil. Kedua hadits tersebut juga telah diriwayatkan sesuai dengan apa yang Nabi kenakan dan bagi yang mengetahui status kedua hadits tersebut toleh menggunakannya sebagai dalil. Ibnu Umar telah melihat Nabi shalat witir di atas tunggangannya maka ia mengerjakannya seperti apa yang dilihatnya, sementara Jabir melihat Nabi menderumkan tunggangannya terlebih dahulu lalu beliau shalat witir di atas tanah kemudian ia mengerjakannya seperti yang dikerjakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka dari itu, seseorang boleh melaksanakan shalat witir di atas tunggangannya sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi atau juga setelah menderumkan tunggangannya lalu turun dan shalat witir di atas tanah, sebab kedua cara tersebut pernah dilakukan Nabi serta tidak melarang setelah beliau melakukannya. Dengan demikian hal ini termasuk perbedaan yang diperbolehkan. Apabila Nabi tidak mengerjakan shalat witir di atas tanah dan beliau hanya mengerjakan shalat witir di atas tunggangannya maka orang yang bepergian dengan mengendarai binatang tunggangan tidak boleh turun untuk shalat witir di atas tanah. Akan tetapi karena Nabi pernah mengerjakan keduanya maka orang yang ingin mengerjakan shalat witir ketika bepergian boleh memilih antara mengerjakan shalat witir di atas tunggangannya atau turun dari tunggangannya lalu shalat witir di atas tanah. Tidak ada sesuatu dari Sunnah Nabi yang ditinggalkan jika memungkinkan untuk menggunakannya, akan tetapi sebagian haditsnya dari sebagian lainnya ditinggalkan jika tidak memungkinkan untuk digunakan secara keseluruhan, yaitu jika salah satu dari keduanya menyelisihi yang lainnya dari semua segi. Jika demikian, maka pada saat itu harus dicari dalil yang berfungsi menghapus salah satu dari keduanya, lalu menggunakan hadits yang menghapus bukan hadits yang dihapus. Jika seseorang boleh membatalkan hadits Ibnu Umar dengan hadits Jabir maka orang lain lebih berhak untuk membatalkan hadits Jabir dengan hadits Ibnu Umar, sebab hadits Ibnu Umar tentang shalat witir yang dikerjakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas tunggangannya lebih banyak sanadnya serta lebih kuat dan lebih benar dari hadits Jabir. Akan tetapi dalam hal ini bagi orang yang mempunyai ilmu tidak boleh membatalkan salah satu hadits dari keduanya ini dengan yang lain, bahkan ia semestinya menggunakan keduanya sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya. Mengenai jalur periwayatan hadits Ibnu Umar, Aku telah menjelaskannya dalam kitab Al Kabir."
Hadits No. : 1262
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٢: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ: عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ» . وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ: يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ. وَقَالَا: وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَفْعَلُ ذَلِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1262: Abu Kuraib dan Abdullah bin Sa'id menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Khalid menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan, ia berkata: Ubaidullah menceritakan kepada kami, dan Muhammad bin Al Ala' berkata. Diriwayatkan dari Ubaidullah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah shalat menghadap ke arah binatang tunggangannya menghadap." Abdullah bin Sa’id berkata, "Beliau shalat di atas tunggangannya ke arah tunggangannya tersebut menghadap." Keduanya berkata, "Ibnu Umar pernah melakukan hal itu
Hadits No. : 1263
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٣: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1263: Bundar menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ma’mar menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abdullah bin Amir, dari ayahnya, ia berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah shalat menghadap ke arah tunggangannya menghadap."
Hadits No. : 1264
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٤: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ الدِّرْهَمِيُّ، وَالْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ مُتَوَجِّهًا إِلَى تَبُوكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1264: Ali bin Al Husain Ad-Dirhami dan Al Husain bin Isa Al Busthami, keduanya berkata: Anas bin Iyadh menceritakan kepada kami dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Aku pernah melihat Nabi shalat di atas tunggangannya menghadap ke arah Tabuk."
Hadits No. : 1265
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٥: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا عَبْدُ الْمَلِكِ وَهُوَ ابْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ مُتَوَجِّهًا مِنْ مَكَّةَ» ، فَنَزَلَتْ: {أَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ}
Shahih Ibnu Khuzaimah 1265: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Abdul Malik -yaitu Ibnu Abu Sulaiman- menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah pernah shalat di atas tunggangannya menghadap kiblat, maka turunlah ayat, "... ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah" (Qs. Al-Baqarah [2]:115)
Hadits No. : 1266
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٦: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ دِينَارٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ يَحْيَى، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى حِمَارٍ - أَوْ عَلَى حِمَارَةٍ - وَهُوَ مُتَوَجِّهٌ نَحْوَ خَيْبَرَ» يَعْنِي التَّطَوُّعَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا مُحَمَّدُ بْنُ دِينَارٍ الطَّاحِيُّ الْبَصْرِيُّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1266: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami. Muhammad bin Dinar mengabarkan kepada kami dari Umar bin Yahya. Sa.id bin Yasar menceritakan kepada kami dari Ibnu Umar. ia berkata. "Aku melihat Rasulullah Shalat di atas keledai jantan -atau di atas keledai betina- dan beliau menghadap ke arah Kahibar -yaitu shalat sunah-." Abu Bakar berkata, "Ini adalah Muhammad bin Dinar Ath-Thahi Al Bashri."
Hadits No. : 1267
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٧: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ قَالَ: إِنَّمَا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ} [البقرة: 115] أَنَّ تُصَلِّيَ أَيْنَمَا تَوَجَّهَتْ بِكَ رَاحِلَتُكَ فِي السَّفَرِ «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَجَعَ مِنْ مَكَّةَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ تَطَوُّعًا، يُومِئُ بِرَأْسِهِ نَحْوَ الْمَدِينَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1267: Ali bin Al Mundzir menceritakan kepada kami, Ibnu Al Fadhl menceritakan kepada kami, Abdul Malik menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Sesungguhnya ayat ini "Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah'. (Qs. Al Baqarah [2]: 115) diturunkan dengan tujuan agar kamu shalat ke arah kendaraanmu menghadap, karena Rasulullah shalat sunah di atas kendaraannya dengan menghadapkan kepalanya ke arah Madinah."
Hadits No. : 1268
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٨: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ يُصَلِّي النَّوَافِلَ فِي كُلِّ وَجْهٍ، وَلَكِنَّهُ يَخْفِضُ السَّجْدَتَيْنِ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ، وَيُومِئُ إِيمَاءً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1268: Ahmad bin AJ Miqdam AJ Ijli menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Abu Az-Zubair mengabarkan kepada kami bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Aku melihat Rasulullah shalat sunah di atas kendaraannya menghadap ke semua arah, akan tetapi teliau merendahkan kedua sujud pada tiap-tiap dua rakaat dan memberi isyarat."
Hadits No. : 1269
صحيح ابن خزيمة ١٢٦٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ح وَثنا الصَّنْعَانِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رُفَيْعًا أَبَا الْعَالِيَةِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: حَدَّثَنِي رِجَالٌ أَحْسَبُهُ قَالَ: مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِيهِمْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، وَأَعْجَبُهُمْ إِلَيَّ عُمَرُ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلَاةِ فِي سَاعَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، وَبَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ» وَقَالَ الصَّنْعَانِيُّ: قَالَ: حَدَّثَنِي نَفَرٌ أَعْجَبُهُمْ إِلَيَّ عُمَرُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1269: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad -yaitu Ibnu Ja’far- menceritakan kepada kami (Ha) Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, Khalid -yaitu Ibnu Al Harits- menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, ia berkata: Aku mendengar Rafi’ Abu Al Aliyah dari Ibnu Abbas, ia berkata: Beberapa orang telah menceritakan kepada kami, aku mengira bahwa ia berkata, "Dari para sahabat Nabi dan di antara mereka Umar bin Al Khaththab serta yang paling aku heran adalah Umar, bahwa Nabi melarang shalat pada dua waktu: setelah shalat Ashar sampai tenggelam matahari dan setelah shalat Subuh sampai terbit matahari." Ash-Shan’ani berkata, "Ibnu Umar berkata, 'Beberapa orang menceritakan kepadaku yang paling aku herankan adalah Umar'."
Hadits No. : 127
صحيح ابن خزيمة ١٢٧: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا ابْنُ عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ كُرَيْبٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: بِتُّ فِي بَيْتِ خَالَتِي مَيْمُونَةَ «فَبَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ فَبَالَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ، ثُمَّ نَامَ، ثُمَّ قَامَ وَأَطْلَقَ شِنَاقَ الْقِرْبَةِ، فَصَبَّ فِي الْقَصْعَةِ أَوِ الْجَفْنَةِ فَتَوَضَّأَ وُضُوءًا بَيْنَ الْوُضُوءَيْنِ، وَقَامَ يُصَلِّي» ، فَقُمْتُ فَتَوَضَّأْتُ، «فَجِئْتُ عَنْ يَسَارِهِ فَأَخَذَنِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 127: Yahya bin Hakim mengabarkan kepada kami, Ibnu Adi mengabarkan kepada kami dari Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Kuraib dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku menginap di rumah bibiku Maimunah, lalu aku mengawasi Rasulullah SAW; bagaimana beliau melakukan shalat malam. Beliau membuang air kecil, membasuh wajah dan kedua tangan, lalu beliau tidur. Kemudian beliau bangun dan melepas tali kantong kulit. Beliau menuangkan ke dalam mangkuk ceper —atau mangkuk—, beliau berwudhu antara dua wudhu dan bangun untuk melaksanakan shalat. Akupun bangun, berwudhu lalu berdiri di sebelah kiri beliau. Beliau kemudian memegangku dan menempatkanku di sebelah kanannya.” 231
Hadits No. : 1270
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٠: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا مَنْصُورٌ وَهُوَ ابْنُ زَاذَانَ، عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَالِيَةِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سَمِعْتُ غَيْرَ وَاحِدٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِنْهُمْ عُمَرُ، وَكَانَ مِنْ أَحَبِّهِمْ إِلَيَّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَجْرِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، وَبَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1270: Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami, Manshur -yaitu Ibnu Zadzan- mengabarkan kepada kami dari Qatadah, ia berkata: Abu Al Aliyah mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Aku mendengar bukan hanya dari seorang para sahabat Nabi di antara mereka Umar -ia yang paling aku cintai di antara mereka- bahwa Rasulullah melarang shalat setelah Subuh sampai terbit matahari dan setelah shalat Ashar sampai tenggelam matahari."
Hadits No. : 1271
صحيح ابن خزيمة ١٢٧١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى، نا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، ثنا ابْنُ بِشْرٍ، نا هِشَامٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَحَرَّوْا بِصَلَاتِكُمْ طُلُوعَ الشَّمْسِ، وَلَا غُرُوبَهَا، فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ» وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا بَرَزَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَأَمْسِكُوا عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى يَسْتَوِيَ، فَإِذَا غَابَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَأَمْسِكُوا عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى يَغِيبَ» وَهَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ وَقَالَ أَبُو كُرَيْبٍ: «فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بِقَرْنَيْ شَيْطَانٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1271: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Ibnu Umar (Ha') Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Ibnu Bisyir menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 'Janganlah kamu memilih waktu shalatmu ketika terbit matahari dan ketika terbenamnya, karena ia tenggelam di antara dua tanduk syetan'." Rasulullah juga bersabda, "Jika sinar matahari telah nampak maka janganlah kamu shalat sampai matahari tegak dan apabila sinar matahari telah menghilang maka janganlah kamu shalat sampai benar-benar tenggelam." Ini adalah hadits Bundar. Abu Kuraib berkata, "Ia (matahari) terbit di antara dua tanduk syetan."
Hadits No. : 1272
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٢: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ سِمَاكٍ قَالَ: سَمِعْتُ الْمُهَلَّبَ بْنَ أَبِي صُفْرَةَ يَقُولُ: قَالَ سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تُصَلُّوا حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ، وَلَا حِينَ تَغْرُبُ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَتَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ» وَفِي خَبَرِ الصُّنَابِحِيّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ وَمَعَهَا قَرْنُ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا ارْتَفَعَتْ فَارَقَهَا» دِلَالَةٌ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا نَهَى عَنِ الصَّلَاةِ فِي تِلْكَ السَّاعَةِ قَدْ نَهَى عَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ حَتَّى تَرْتَفِعَ " وَكَذَا خَبَرُ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ: «حَتَّى تَرْتَفِعَ» خَرَّجْتُ هَذَيْنِ الْخَبَرَيْنِ فِي غَيْرِ هَذَا الْبَابِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1272: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Simak, ia berkata: Aku mendengar Al Muhallab bin Abu Shufrah berkata: Samurah bin Jundub berkata: Diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Janganlah kamu shalat saat matahari terbit dan jangan pula ketika matahari tenggelam, karena sesungguhnya ia tenggelam di antara dua tanduk syetan dan terbit di antara dua tanduk syetan." Di dalam hadits Ash-Shunabihi, yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya matahari terbit dengan membawa tanduk syetan apabila ia telah meninggi maka ia meninggalkannya" sebagai dalil bahwa Nabi ketika melarang shalat pada waktu tersebut juga menjelaskan bahwa beliau melarang shalat setelah matahari terbit sampai ia meninggi. Begitu juga hadits riwayat Amr bin Abasah yang menyebutkan, "Sampai ia meninggi." Aku telah meriwayatkan kedua hadits ini dalam bab yang lain.
Hadits No. : 1273
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٣: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، وَأَخْبَرَنَا ابْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنَّ ابْنَ وَهْبٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ: أَخْبَرَنِي عِيَاضُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَمِنْ سَاعَاتِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سَاعَةٌ تَأْمُرُنِي أَنْ لَا أُصَلِّيَ فِيهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " نَعَمْ، إِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَأَقْصِرْ عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ - وَقَالَ ابْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ: حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنِي [ص:258] الشَّيْطَانِ، ثُمَّ الصَّلَاةُ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ حَتَّى يَنْتَصِفَ النَّهَارُ، فَإِذَا انْتَصَفَ النَّهَارُ فَأَقْصِرْ عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ؛ فَإِنَّهُ حِينَئِذٍ تُسَعَّرُ جَهَنَّمُ، وَشِدَّةُ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ، فَإِذَا مَالَتِ الشَّمْسُ فَالصَّلَاةُ مَحْضُورَةٌ مَشْهُودَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ حَتَّى يُصَلَّى الْعَصْرُ فَإِذَا صَلَّيْتَ الْعَصْرَ فَأَقْصِرْ عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ " قَالَ يُونُسُ: قَالَ: «صَلَوَاتٌ» وَقَالَ ابْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ: «ثُمَّ الصَّلَاةُ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ حَتَّى يُصَلَّى الصُّبْحُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَوْ جَازَ الِاحْتِجَاجُ بِالسَّكْتِ عَلَى النُّطْقِ كَمَا يَزْعُمُ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّهُ الدَّلِيلُ عَلَى الْمَنْصُوصِ لَجَازَ أَنْ يُحْتَجَّ بِأَخْبَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى عَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، وَبَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ "، فَإِبَاحَةُ الصَّلَاةِ عِنْدَ بُرُوزِ حَاجِبِ الشَّمْسِ قَبْلَ أَنْ تَرْتَفِعَ، وَبِإِبَاحَةِ الصَّلَاةِ إِذَا اسْتَوَتِ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ تَزُولَ، وَلَكِنْ غَيْرُ جَائِزٍ عِنْدَ مَنْ يَفْهَمُ الْفِقْهَ، وَيَدَّبَّرُ أَخْبَارَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا يُعَانِدُ الِاحْتِجَاجَ بِالسَّكْتِ عَلَى النُّطْقِ، وَلَا بِمَا يَزْعُمُ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّهُ الدَّلِيلُ عَلَى الْمَنْصُوصِ، وَقَوْلُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَذْهَبِ مَنْ خَالَفَنَا فِي هَذَا الْجِنْسِ: «لَا صَلَاةَ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ» دَالٌ عِنْدَهُ عَلَى أَنَّ الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ فَالصَّلَاةُ جَائِزَةٌ، وَزَعَمَ أَنَّ هَذَا هُوَ الدَّلِيلُ الَّذِي لَا يُحْتَمَلُ غَيْرُهُ، وَمَذْهَبُنَا خِلَافُ هَذَا الْأَصْلِ، نَحْنُ نَقُولُ: إِنَّ النَّصَّ أَكْثَرَ مِنَ الدَّلِيلِ، وَجَائِزٌ أَنْ يُنْهَى عَنِ الْفِعْلِ إِلَى وَقْتٍ وَغَايَةٍ، وَقَدْ لَا يَكُونُ فِي [ص:259] النَّهْيِ عَنْ ذَلِكَ الْفِعْلِ إِلَى ذَلِكَ الْوَقْتِ وَالْغَايَةِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْفِعْلَ مُبَاحٌ بَعْدَ مُضِيِّ ذَلِكَ الْوَقْتِ وَتِلْكَ الْغَايَةِ، إِذَا وُجِدَ نَهْيٌ عَنْ ذَلِكَ الْفِعْلِ بَعْدَ ذَلِكَ الْوَقْتِ، وَلَمْ يَكُنِ الْخَبَرَانِ إِذَا رُوِيَا عَلَى هَذِهِ الْقِصَّةِ مُتَهَاتِرَيْنِ مُتَكَاذِبَيْنِ مُتَنَاقِضَيْنِ عَلَى مَا يَزْعُمُ بَعْضُ مَنْ خَالَفَنَا فِي هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ وَمِنْ هَذَا الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ فِي كِتَابِ مَعَانِي الْقُرْآنِ، مِنْ قَوْلِهِ جَلَّ وَعَلَا: {فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ} [البقرة: 230] ، فَحَرَّمَ اللَّهُ الْمُطَلَّقَةَ ثَلَاثًا عَلَى الْمُطَلِّقِ فِي نَصِّ كِتَابِهِ {حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ} [البقرة: 230] ، وَهِيَ إِذَا نَكَحَتْ زَوْجًا غَيْرَهُ لَا تَحِلُّ لَهُ وَهِيَ تَحْتَ زَوْجٍ ثَانٍ، وَقَدْ يَمُوتُ عَنْهَا أَوْ يُطَلِّقُهَا أَوْ يَنْفَسِخُ النِّكَاحُ بِبَعْضِ الْمَعَانِي الَّتِي يَنْفَسِخُ النِّكَاحُ بَيْنَ الزَّوْجَيْنِ قَبْلَ الْمَسِيسُ، وَلَا يَحِلُّ أَيْضًا لِلزَّوْجِ الْأَوَّلِ حَتَّى يَكُونَ مِنَ الزَّوْجِ الثَّانِي مَسِيسٌ، ثُمَّ يَحْدُثُ بَعْدَ ذَلِكَ بِالزَّوْجِ مَوْتٌ أَوْ طَلَاقٌ أَوْ فَسْخُ نِكَاحٍ، ثُمَّ تَعْتَدُّ بِهِ، فَلَوْ كَانَ التَّحْرِيمُ إِذَا كَانَ إِلَى وَقْتِ غَايَةٍ كَالدَّلِيلِ الَّذِي لَا يُحْتَمَلُ غَيْرُهُ أَنْ يَكُونَ الْمُحَرَّمُ إِلَى وَقْتِ غَايَةٍ صَلَّى لَا بَعْدَ الْوَقْتِ لَا يُحْتَمَلُ غَيْرُهُ، لَكَانَتِ الْمُطَلَّقَةُ ثَلَاثًا إِذَا تَزَوَّجَهَا زَوْجًا غَيْرُهُ حَلَّتْ لِزَوْجِهَا الْأَوَّلِ قَبْلَ مَسِيسِ الثَّانِي إِيَّاهَا، وَقَبْلَ أَنْ يَحْدُثَ بِالزَّوْجِ مَوْتٌ أَوْ طَلَاقٌ مِنْهُ، وَقَبْلَ أَنْ تَنْقَضِيَ عِدَّتُهَا وَمَنْ يَفْهَمْ أَحْكَامَ اللَّهِ يَعْلَمْ أَنَّهَا لَا تَحِلُّ بَعْدُ: {حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ} [البقرة: 230] ، وَحَتَّى يَكُونَ هُنَاكَ مَسِيسٌ مِنَ الزَّوْجِ إِيَّاهَا، أَوْ مَوْتُ زَوْجٍ أَوْ طَلَاقُهُ، أَوِ انْفِسَاخِ النِّكَاحِ بَيْنَهُمَا، ثُمَّ عِدَّةٌ تَمْضِي، هَذِهِ مَسْأَلَةٌ [ص:260] طَوِيلَةٌ سَأُبَيِّنُهَا فِي كِتَابِ الْعِلْمِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى، وَاعْتَرَضَ بَعْضُ مَنْ لَا يُحْسِنُ الْعِلْمَ وَالْفِقْهَ، فَادَّعَى فِي هَذِهِ الْآيَةِ مَا أَنْسَانَا قَوْلَ مَنْ ذَكَرْنَا قَوْلَهُ، فَزَعَمَ أَنَّ النِّكَاحَ هَهُنَا الْوَطْءُ، وَزَعَمَ أَنَّ النِّكَاحَ عَلَى مَعْنَيَيْنِ عَقْدٌ وَوَطْءٌ، وَزَعَمَ أَنَّ قَوْلَهُ عَزَّ وَجَلَّ: {حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ} [البقرة: 230] إِنَّمَا أَرَادَ الْوَطْءَ، وَهَذِهِ فَضِيحَةٌ لَمْ نَسْمَعْ عَرَبِيًّا قَطُّ مِمَّنْ شَاهَدْنَاهُمْ، وَلَا حُكِيَ لَنَا عَنْ أَحَدٍ تَقَدَّمَنَا مِمَّنْ يُحْسِنُ لُغَةَ الْعَرَبِ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ، وَلَا مِمَّنْ قَبْلَهُمْ أَطْلَقَ هَذِهِ اللَّفْظَةَ، أَنْ يَقُولَ جَامَعَتِ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا، وَلَا سَمِعْنَا أَحَدًا يُجِيزُ أَنْ يُقَالَ، وَطِئَتِ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا، وَإِنَّمَا أَضَافَ إِلَيْهَا النِّكَاحَ فِي هَذَا الْمَوْضِعِ كَمَا تَقُولُ الْعَرَبُ، تَزَوَّجِتِ الْمَرْأَةُ زَوْجًا، وَلَمْ نَسْمَعْ عَرَبِيًّا يَقُولُ وَطِئَتِ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا وَلَا جَامَعَتِ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا، وَمَعْنَى الْآيَةِ عَلَى مَا أَعْلَمْتُ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ يُحَرِّمُ الشَّيْءَ فِي كِتَابِهِ إِلَى وَقْتٍ وَغَايَةٍ، وَقَدْ يَكُونُ ذَلِكَ الشَّيْءُ حَرَامًا بَعْدَ ذَلِكَ الْوَقْتِ أَيْضًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1273: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Ibnu Abdul Hakam mengabarkan kepada kami bahwa Ibnu Wahab mengabarkan kepada mereka, ia berkata: Iyadh bin Abdullah mengabarkan kepadaku dari Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqburi, dari Abu Hurairah bahwa seorang pria pernah datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ada waktu di malam dan siang hari yang engkau perintahkan agar aku tidak mengejakan shalat ketika itu?" maka Rasulullah menjawab, "Ya, jika kamu telah shalat Subuh maka jangan shalat sampai terbit matahari." Ibnu Abdul Hakam berkata, "Sampai matahari naik (meninggi), karena ia terbit di antara dua tanduk syetan, kemudian shalat disaksikan, dihadiri dan diterima sampai pertengahan siang, apabila telah tiba pertengahan siang maka tinggalkanlah shalat sampai matahari tergelincir, karena saat itu ia bagaikan kobaran Jahanam dan terik yang sangat panas dari luapan Jahanam. Apabila matahari telah tergelincir maka shalat disaksikan, dihadiri dan diterima sampai dilaksanakannya shalat Ashar, apabila kamu telah shalat Ashar maka tinggalkanlah shalat sampai terbenamnya matahari." Yunus berkata, "Beliau menggunakan kata shalat-shalat." Sedangkan Ibnu Abdul Hakam berkata, "Kemudian shalat itu disaksikan, dihadiri, dan diterima hingga ia shalat Subuh." Abu Bakar berkata, "Seandainya argumentasi yang didasarkan pada sikap diam boleh digunakan sebagai dalil atas argumentasi yang didasarkan pada ucapan seperti yang dikatakan oleh beberapa ulama, bahwa itu adalah dalil terhadap apa yang telah ditetapkan, tentunya berargumentasi dengan hadits-hadits Nabi yang menyatakan bahwa beliau melarang shalat setelah Subuh hingga matahari terbit dan setelah Ashar hingga matahari terbenam juga boleh. Dengan demikian shalat boleh dilakukan ketika matahari baru saja menampakkan keningnya sebelum meninggi dan ketika posisi matahari berada tepat di tengah sebelum tergelincir ke arah Barat. Namun hal itu tentunya tidak boleh dilakukan bagi orang yang memahami fikih, mendalami hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan enggan berargumentasi dengan dalil yang tidak diucapkan terhadap dalil yang diucapkan, bahkan tidak berasumsi seperti yang dikatakan oleh ulama, bahwa itu adalah dalil terhadap perkara yang telah ditetapkan. Sabda nabi yang membantah madzhab yang berseberangan dengan pendapat ini adalah, "Shalat tidak boleh dilakukan setelah Subuh hingga matahari terbit" menunjukkan bahwa apabila matahari telah terbit maka shalat baru boleh dilaksanakan. Hal ini memunculkan muncul asumsi bahwa inilah dalil yang tidak mengandung makna lain. Sementara madzhab kami jelas sangat berbeda dengan pendapat ini. Menurut kami, sebenarnya nash lebih banyak dari dalil, dan sebuah perbuatan boleh saja dilarang hingga waktu dan untuk tujuan tertentu. Meskipun terkadang larangan melakukan sebuah ibadah hingga waktu dan untuk tujuan tertentu itu tidak menunjukkan bahwa sebuah aktivitas ibadah boleh dilakukan setelah batasan waktu habis dan tujuan tersebut tercapai. Apabila ada larangan melakukan sebuah aktivitas ibadah setelah waktu tersebut sementora kedua hadits yang diriwayatkan dalam kisah ini saling berlawanan dan tidak saling mendukung terhadap asumsi beberapa kalangan yang terseberangan pendapat dengan kami dalam masalah ini. Temasuk dalam masalah ini adalah, permasalahan yang diangkat dalam kitab Ma'ani Al-Qur'an tentang firman Allah , 'Kemudian jika suami menalaknya (sesudah talak yang kedua) maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia nikah dengan suami yang lain'. (Qs. Al Baqarah [2]: 230) maksudnya, Allah telah mengharamkan istri yang telah dijatuhi talak tiga bagi sang suami kecuali jika setelah sang istri menikah dengan suami yang lain. Dan jika sang istri telah menikah dengan pria lain, maka dia tidak lagi halal bagi suami pertama, karena sang istri telah berada di bawah perlindungan suami kedua. Meskipun terkadang tidak menutup kemungkinan suami kedua itu menemui ajal terlebih dahulu, atau menceraikan istrinya atau pernikahan mereka rusak lantaran beberapa sebab yang dapat merasak hubungan pernikahan kedua suami istri tersebut sebelum berhubungan. Selain itu, sang suami tersebut tidak halal bagi istrinya yang pertama yang telah ditalak tiga hingga suami yang kedua berhubungan dengan istri tersebut Kemudian ketika terjadi sesuatu terhadap sang suami, baik kematian, atau talak atau atau pernikahannya rusak, maka sang istri haras ber-iddah. Dengan demikian, seandainya sebuah larangan ditentukan dengan waktu dan tujuan tersebut, seperi dalil yang tidak mengandung makna lain, yakni perkara yang dilarang itu ditentukan dengan waktu dan demi tujuan tertentu, kemudian shalat dilakukan tidak setelah waktu yang telah ditentukan tanpa mengandung makna yang lain, tentanya apabila istri yang dijatuhi talak tiga menikah tengan suami yang lain, terarti ia telah halal bagi mantan suaminya yang pertama sebelum teriadi hubungan suami kedua dengan wanita tersebut, sebelum kedua meninggal dunia atau menalak isterinya dan sebelum masa iddah-nya selesai. Orang yang memahami betul hukum Allah pasti tahu bahwa mantan suami pertama belum boleh menikahi istrinya yang telah dijatuhi talak tiga hingga sang istri menikah lagi dengan pria lain, dan setelah suami kedua tersebut berhubungan dengannya, atau meninggal dunia, atau menceraikan istrinya, atau pernikahannya rusak, baru kemudian sang istri menghabiskan masa iddah-nya. Permasalahan ini yang panjang ini akan dijelaskan dalam kitab ilmu Insya Allah. Namun hal ini dibantah oleh kalangan yang memiliki pemahaman ilmu dan fikih yang dangkal hingga memberikan pernyataan yang membuat kami bisa melupakannya. Menurutnya, maksud nikah dalam ayat tersebut adalah bersenggama, dan bahwa nikah memiliki dua pengertian, yaitu: akad dan senggama. Bahkan firman Allah , 'Hingga sang istri menikah lagi dengan pria lain' ditafsirkan dengan bersenggama. Penafsiran seperti ini tentunya adalah sebuah kesalahan fatal yang belum pernah kami dengar satu orang Arab pun yang kami tahu, dan orang-orang Islam terdahulu yang menguasai bahasa Arab mengutarakan pernyataan tersebut kepada kami, seperti kalimat: wanita itu telah menggauli suaminya. Kami juga tidak pernah mendengar ada yang membolehkan seseorang berkata, 'Wanita itu telah bersenggama dengan suaminya', tetapi yang semestinya kata nikah disisipkan dalam kalimat seperti itu, seperti: wanita itu telah menikahi seorang pria. Bahkan kami tidak pernah mendengar ada orang Arab yang berkata, 'Wanita itu telah bersenggama dengan suaminya' atau 'Wanita itu telah menggauli suaminya'. Pengertian ayat tersebut tentunya seperti yang telah dijelaskan bahwa Allah terkadang mengharamkan sesuatu dalam Al Qur'an dengan batasan waktu dan untuk tujuan tertentu. Bahkan terkadang larangan tersebut masih haram setelah waktu yang ditentukan habis."
Hadits No. : 1274
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٤: ثنا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا صَلَّى الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ؛ لِأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ صَلَّى بَعْدَ الظُّهْرِ شَيْئًا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1274: Nashr bin Ali Al Jahdhami menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud mengabarkan kepada kami dari Thalhah bin Yahya, dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, dari Aisyah, dari Ummu Salamah bahwa Nabi shalat dua rakaat setelah shalat Ashar karena beliau tidak shalat sedikit pun setelah shalat Zhuhur."
Hadits No. : 1275
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٥: ثنا الصَّنْعَانِيُّ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدًا، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ قَالَتْ: دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ الْعَصْرِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، فَقُلْتُ: أَيْ رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ صَلَاةٍ هَذِهِ؟ مَا كُنْتَ تُصَلِّيهَا قَالَ: «إِنَّهُ قَدِمَ وَفْدٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ فَشَغَلُونِي عَنْ رَكْعَتَيْنِ كُنْتُ أَرْكَعُهُمَا بَعْدَ الظُّهْرِ» خَرَّجْتُ طُرُقَ هَذَا الْخَبَرِ فِي كِتَابِ الْكَبِيرُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَطَوُّعَ بِرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ قَضَاءَ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ كَانَ يُصَلِّيهِمَا بَعْدَ الظُّهْرِ، فَلَوْ كَانَ نَهْيُهُ عَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ عَنْ جَمِيعِ التَّطَوُّعِ، لَمَا جَازَ أَنْ يَقْضِيَ رَكْعَتَيْنِ كَانَ يُصَلِّيهِمَا بَعْدَ الظُّهْرِ، فَيَقْضِيهِمَا بَعْدَ الْعَصْرِ، وَإِنَّمَا صَلَّاهُمَا اسْتِحْبَابًا مِنْهُ لِلدَّوَامِ عَلَى عَمَلِ التَّطَوُّعِ؛ لِأَنَّهُ أَخْبَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ أَفْضَلَ الْأَعْمَالِ أَدْوَمُهَا، وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلَ عَمَلًا أَحَبَّ أَنْ يُدَاوِمَ عَلَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1275: Ash-Shan’ani Muhammad bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Al Mu’tamir menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Muhammad, dari Abu Salamah bahwa Ummu Salamah, dia berkata, "Rasulullah pernah mengunjungiku setelah shalat Ashar lalu beliau shalat dua rakaat, maka aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, shalat apa ini? engkau tidak pernah melakukannya.’ Beliau menjawab, "Sesungguhnya datang utusan dari bani Tamim maka mereka menghalangiku shalat dua raka'at yang selalu aku kerjakan sebelum Zhuhur'." Aku telah meriwayatkan jalur-jalur periwayatan hadits ini di dalam kitab Al Kabir. Abu bakar berkata, "Nabi pernah melakukan shalat sunah setelah shalat Ashar adalah sebagai pengganti dari shalat dua rakaat yang keduanya senantiasa beliau lakukan setelah shalat Zhuhur. Apabila larangan beliau untuk mengejakan shalat sunah setelah shalat Ashar sampai tenggelamnya matahari bagi semua tentuk shalat sunah maka tidak diperbolehkan untuk mengganti shalat dua rakaat yang senantiasa dikerjakannya setelah Zhuhur dengan mengerjakannya setelah shalat Ashar. Akan tetapi dua rakaat tersebut dikerjakannya karena kecintaannya agar terus-menerus mengerjakan perkara yang sunah sebab hal itu telah disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Sesungguhnya sebaik-baiknya perbuatan adalah yang terus-menerus dikerjakan' Lagipula bahwa apabila telah mengerjakan sesuatu pekerjaan maka beliau selalu ingin mengerjakannya terus-menerus."
Hadits No. : 1276
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٦: وَالدَّلِيلُ عَلَى مَا ذَكَرْتُ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ حُجْرٍ حَدَّثَنَا قَالَ: ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ أَبِي حَرْمَلَةَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ عَنِ السَّجْدَتَيْنِ اللَّتَيْنِ " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيهِمَا بَعْدَ الْعَصْرِ فِي بَيْتِهَا قَالَتْ: كَانَ يُصَلِّيهِمَا قَبْلَ الْعَصْرِ ثُمَّ إِنَّهُ شُغِلَ عَنْهُمَا أَوْ نَسِيَهُمَا فَصَلَّاهُمَا بَعْدَ الْعَصْرِ، ثُمَّ أَثْبَتَهُمَا، وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَثْبَتَهَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1276: Dalil atas apa yang telah aku sebutkan bahwa Ali bin Hujr telah menceritakan kepada kami, ia berkata.. Ismail bin Ja'far menceritakan kepada kami, Muhammad -yaitu Ibnu Abu Harmalah- menceritakan kepada kami dari Abu Salamah bahwa ia telah bertanya kepada Aisyah tentang shalat dua rakaat yang dikerjakan Rasulullah setelah shalat Ashar di rumahnya, maka Aisyah menjawab, "Sebenarnya kedua rakaat tersebut dikerjakannya sebelum shalat Ashar, akan tetapi beliau sibuk untuk mengerjakannya atau lupa mengerjakannya maka beliau mengerjakannya setelah shalat Ashar, kemudian beliau menetapkannya dan apabila beliau mengerjakan shalat niscaya beliau menetapkannya."
Hadits No. : 1277
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٧: وَفِي خَبَرِ جَابِرِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ الْأَسْوَدِ السُّوَائِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلرَّجُلَيْنِ بَعْدَ فَرَاغِهِ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ: «إِذَا صَلَّيْتُمَا فِي رِحَالِكُمَا، ثُمَّ جِئْتُمَا وَالْإِمَامُ يُصَلِّي فَصَلِّيَا مَعَهُ، تَكُونُ لَكُمَا نَافِلَةً» سَأُخَرِّجُهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِتَمَامِهِ " ناه يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا يَعْلَى بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ يَزِيدَ السُّوَائِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْخَبَرِ قَدْ أَمَرَ مَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِي رَحْلِهِ أَنْ يُصَلِّيَ مَعَ الْإِمَامِ، وَأَعْلَمَ أَنَّ صَلَاتَهُ تَكُونُ مَعَ الْإِمَامِ نَافِلَةً فَلَوْ كَانَ النَّهْيُ عَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَجْرِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ نَهْيًا عَامًا لَا نَهْيًا خَاصًّا، لَمْ يُجِزْ لِمَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِي الرَّحْلِ أَنْ يُصَلِّيَ مَعَ الْإِمَامِ فَيَجْعَلَهَا تَطَوُّعًا، وَأَخْبَارُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ وَقْتِهَا، فَصَلَّوَا الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا، وَاجْعَلُوا صَلَاتَكُمْ مَعَهُمْ سُبْحَةً» ، فِيهَا دِلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْإِمَامَ إِذَا أَخَّرَ الْعَصْرَ أَوِ الْفَجْرَ أَوْ هُمَا، إِنَّ عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يُصَلِّيَ الصَّلَاتَيْنِ جَمِيعًا لِوَقْتِهِمَا، ثُمَّ يُصَلِّي مَعَ الْإِمَامِ وَيَجْعَلُ صَلَاتَهُ مَعَهُ سُبْحَةً، وَهَذَا تَطَوُّعٌ بَعْدَ الْفَجْرِ، وَبَعْدَ الْعَصْرِ، وَقَدْ أَمْلَيْتُ قَبْلُ خَبَرَ قَيْسِ بْنِ قَهْدٍ، وَهُوَ مِنْ هَذَا الْجِنْسِ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ زَجَرَ بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ، وَبَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنْ يَمْنَعُوا أَحَدًا يُصَلِّي عِنْدَ الْبَيْتِ أَيَّ سَاعَةٍ شَاءَ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1277: Di dalam hadits riwayat Jabir bin Yazid bin Al Aswad As-Suwa'i dari ayahnya bahwa Nabi berkata kepada dua orang laki-laki setelah beliau selesai shalat fajar, "Jika kamu telah mengerjakannya di dalam perjalananmu kemudian kamu tiba sebentara imam sedang melaksanakan shalatnya. maka shalatlah bersamanya! Dengan demikian kamu mendapatkan pahala shalat sunah." Aku akan meriwayatkan hadits ini secara lengkap Insya Allah. Ya'qub bin Ibrahim Ad٠Dauraqi dan Ziyad bin Ayub menceritakannya kepada kami, keduanya berkata: Hasyim menceritakan kepada kami, Ya’la bin Atha' mengabarkan kepada kami dari Jabir bin Yazid As.-Suwa'i dari ayahnya. Abu Bakar berkata. "Di dalam hadits ini Nabi telah memerintahkan seseorang yang telah mengerjakan shalat di perjalanannya agar ikut shalat bersama imam dan menjelaskan hahwa shalatnya bersama imam tersebut sebagai amalan sunah. Apabila larangan untuk shalat setelah shalat Subuh sampui terbit matahari adalah larangan yang umum bukan larangan yang khusus maka beliau tentunya tidak membolehkan orang yang telah mengerjakan shalat Subuh di perjalanannya untuk shalut bersama iman dan menjadikannya sebagai shalat sunah. Sedangkan hadits Nabi yang berbunyi 'Akan ada di antara kamu para peminpin yang mengakhirkan shalat dari waktunya, maka shalatlah kamu pada waktunya dan Jadikanlah shalatmu bersama mereka sebagai shalat sunah' adalah dalil yang menyatakan bahwa apabila seorang imam mengakhirkan waktu shalat Ashar atau shalat Subuh atau kedua-duanya maka dia harus melaksanakan kedua shalat terebut tepat pada waktunya, lalu ia shalat tersama imam dan menjadikan shalatnya bersama imam tersebut sebagai amalan sunah. Ini temasuk dari shalat sunah setelah shalat Subuh dan setelah shalat Ashar. Aku telah menyebutkan hadits riwayat Qais bin Qahd sebelumnya yang menjadi bagian dari bentuk pemasalahan ini dan Nabi telah melarang bani Abdul Manaf dan bani Abdul Muththalib untuk menghalangi orang yang shalat di sisi Ka’bah kapan saja di waktu malam dan siang hari."
Hadits No. : 1278
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَابَاهُ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَا: ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ بَابَاهُ يُخْبِرُ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرَ عَطَاءٍ هَذَا: «يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ، يَا بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ إِنْ كَانَ إِلَيْكُمْ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ فَلَا أَعْرِفَنَّ مَا مَنَعْتُمْ أَحَدًا يُصَلِّي عِنْدَ هَذَا الْبَيْتِ أَيَّ سَاعَةٍ شَاءَ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ جُرَيْجٍ، غَيْرَ أَنَّ أَحْمَدَ بْنَ الْمِقْدَامِ قَالَ: «إِنْ كَانَ لَكُمْ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ» ، وَقَالَ: «أَيُّ سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1278: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Zubair, dari Abdullah bin Babah, dari Jubair bin Al Muth’im (Ha') Muhammad bin Yahya dan Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdurrazzaq meriwayatkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami (Ha') Ahmad bin Al' Miqdam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Abu Az-Zubair mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Abdullah bin Babah telah mengabarkan dari Jubair bin Muth’im dari Nabi di dalam hadits Atha' ini, "Wahai bani Abdu Manaf, wahai bani Abdul Muththalib, sesungguhnya semua perintah diserahkan kepadamu maka aku sama sekali tidak ingin kamu menghalangi seorang pun yang ingin shalat di Ka’bah kapan pun waktunya di malam atau siang hari." Ini adalah lafazh hadits Ibnu Juraij, akan tetapi Ahmad bin Al Miqdam menyebutkan redaksi, "Sesungguhnya bagimu semua perintah, " dan "Pada waktu kapan saja di malam atau siang hari."
Hadits No. : 1279
صحيح ابن خزيمة ١٢٧٩: نا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالُوا: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ: سَأَلْتُ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ، فَقُلْتُ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، كَيْفَ كَانَ عَمَلُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، هَلْ كَانَ يَخُصُّ شَيْئًا مِنَ الْأَيَّامِ؟ قَالَتْ: لَا، كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً، وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَطِيعُ؟ " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي عَمَّارٍ وَقَالَ يُوسُفُ: قَالَتْ: «لَا، كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً» فَأَمَّا الدَّوْرَقِيُّ فَإِنَّهُ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ: كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ وَلَمْ يَقُلْ: هَلْ كَانَ يَخُصُّ شَيْئًا مِنَ الْأَيَّامِ؟
Shahih Ibnu Khuzaimah 1279: Abu Ammar Al Husain bin Huraits dan Ya'qub bin Ibrahim Ad'Dauraqi serta Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, mereka berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Ibrahim, dari Alqamah, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Ummul Mukminin Aisyah, 'Wahai Ummul Mukminin, bagaimana tentang amalannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apakah beliau mengkhususkan satu hari dari hari-hari lainnya?’ Aisyah menjawab, 'Tidak, sesungguhnya amalannya dilakukan terus-menerus dan siapakah di antara kamu yang mampu mengejakan apa yang Rasulullah mampu kejakan'." Ini adalah lafazh hadits Abu Ammar. Yusuf mengatakan bahwa Aisyah berkata, "Tidak, sesungguhnya amalannya dilakukan terus-menerus.’’ Adapun Ad-Dauraqi telah menyebutkan redaksi, "Alqamah berkata, 'Aku bertanya kepada Aisyah bagaimana shalatnya Rasulullah ?’ dan tidak menyebutkan, 'Apakah beliau mengkhususkan satu hari dari hari-hari lainnya?'."
Hadits No. : 128
صحيح ابن خزيمة ١٢٨: حَدَّثَنَا أَبُو يُونُسَ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَغْطِيَةِ الْوَضُوءِ، وَإِيكَاءِ السِّقَاءِ، وَإِكْفَاءِ الْإِنَاءِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «قَدْ أَوْقَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْمَ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَاءِ الَّذِي يَتَوَضَّأُ بِهِ، وَهَذَا مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ فِي غَيْرِ مَوْضِعٍ مِنْ كُتُبِنَا أَنَّ الْعَرَبَ تُوقِعُ الِاسْمَ عَلَى الشَّيْءِ فِي الِابْتِدَاءِ عَلَى مَا يَؤُولُ إِلَيْهِ الْأَمْرُ فِي الْمُتَعَقَّبِ، إِذِ الْمَاءُ قَبْلَ أَنْ يُتَوَضَّأَ بِهِ إِنَّمَا وَقَعَ عَلَيْهِ اسْمُ الْوَضُوءِ؛ لِأَنَّهُ يَؤُولُ إِلَى أَنْ يُتَوَضَّأَ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 128: Abu Yunus Al Wasithi menceritakan kepada kami, Khalid —maksudnya Ibnu Abdullah— menceriakan kepada kami, dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menutup air wudhu, mengikat kantong air dari kulit dan menutup bejana.” 213 Abu Bakar berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menetapkan sebutan wadhuu' untuk air yang digunakan untuk wudhu. Ini termasuk jenis yang saya beritahukan tidak hanya di satu tempat dalam buku-buku saya. Orang-orang Arab menetapkan sebutan sesuatu di permulaan untuk hal yang akan dituju di akhir. Karena air, sebelum digunakan untuk berwudhu berada di tempat yang bernama wadhuu karena air itu digunakan untuk berwudhu.”. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1280
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ عِنْدِي امْرَأَةٌ مِنْ بَنِي أَسَدٍ، فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «مَنْ هَذِهِ؟» فَقُلْتُ: فُلَانَةٌ تَذْكُرُ مِنْ صَلَاتِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَهْ، عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ، فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا» قَالَتْ: وَكَانَ أَحَبُّ الدِّينِ إِلَيْهِ الَّذِي يَدُومُ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1280: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami. Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, "Aku pernah bersama seorang perempuan dari bani Asad lalu Rasulullah masuk dan bertanya, 'Siapa perempuan ini?' Aku menjawab, 'Fulanah yang engkau sebut-sebut tentang shalataya.’ Maka Nabi berkata, 'Mah, kamu sebaiknya mengerjakan apa yang kamu mampu kerjakan, karena demi Allah, Allah tidak akan merasa bosan sehingga kamu sendiri yang merasa bosan'." Aisyah berkata, "Sesungguhnya agama yang paling dicintainya adalah yang dikenakan terus-menerus oleh pelakunya"
Hadits No. : 1281
صحيح ابن خزيمة ١٢٨١: ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دَاوَمَ وَإِنْ قَلَّ، وَكَانَ النَّبِيُّ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا» وَقَالَ أَبُو سَلَمَةَ: {الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ} [المعارج: 23]
Shahih Ibnu Khuzaimah 1281: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa bin Al Auza’i mengabarkan kepada kami dari Yahya, dari Abu Salamah, dari Aisyah, ia berkata, "Sesungguhnya pekerjaan yang dicintai Nabi adalah yang dilakukan terus-menerus meskipun sedikit dan apabila Nabi mengerjakan satu shalat maka beliau mengerjakannya terus-menerus." Abu Salamah menyebutkan, "Yang mereka itu tetap mengerjakan shalat" (Qs. Al Ma’aarij [70]: 23)
Hadits No. : 1282
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٢: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمَحْمُودُ بْنُ خِدَاشٍ قَالَا: ثنا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلَالٍ وَهُوَ ابْنُ يَسَافٍ، عَنْ وَهْبِ بْنِ الْأَجْدَعِ، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يُصَلَّى بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الشَّمْسُ بَيْضَاءَ مُرْتَفِعَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1282: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Mahmud bin Khidasy menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Jarir bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Hilal -yaitu Ibnu Yasaf-, dari Wahab bin Al Ajda’, dari Ali, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah seseorang shalat setelah Ashar kecuali matahari berwarna putih dan tinggi'."
Hadits No. : 1283
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٣: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ سُفْيَانَ، وَشُعْبَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلَالٍ، عَنْ وَهْبِ بْنِ الْأَجْدَعِ، عَنْ عَلِيٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تُصَلُّوا بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَّا أَنْ تُصَلُّوا وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1283: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Sufyan dan Syu’bah, dari Manshur, dari Hilal, dari Wahab bin Al Ajda’, dari Ali, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Janganlah kamu shalat setelah Ashar kecuali kamu shalat sedangkan matahari masih tinggi."
Hadits No. : 1284
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٤: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا إِسْحَاقُ الْأَزْرَقُ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمٍ، وَهُوَ ابْنُ ضَمْرَةَ، عَنْ عَلِيٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلَ حَدِيثَ أَبِي مُوسَى سَوَاءً. قَالَ سُفْيَانُ: «فَلَا أَدْرِي بِمَكَّةَ يَعْنِي أَمْ غَيْرِهَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ، سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ: وَهْبُ بْنُ الْأَجْدَعِ قَدِ ارْتَفَعَ عَنْهُ اسْمُ الْجَهَالِمَةِ، وَقَدْ رَوَى عَنْهُ الشَّعْبِيُّ أَيْضًا، وَهِلَالُ بْنُ يَسَافٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1284: Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ishak Al Azraq menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Ishak, dari Ashim -yaitu Ibnu Dhamrah-, dari Ali, dari Nabi sama seperti hadits Abu Musa, Sufyan berkata, "Aku tidak mengetahui di Makkah atau di tempat lainnya." Abu Bakar berkata, "Hadits ini aneh dan aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata, 'Wahab bin Al Ajda’ sudah tersih dari sebutan Jahalimah dan telah diriwayatkan darinya .leh Asy-Sya'bi dan Hilal bin Yasaf'."
Hadits No. : 1285
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا ابْنُ مُبَارَكٍ، عَنْ كَهْمَسِ بْنِ الْحَسَنِ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، نا الْجُرَيْرِيُّ، وَكَهْمَسٌ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا سَالِمُ بْنُ نُوحٍ الْعَطَّارُ، ثنا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا سُلَيْمٌ يَعْنِي ابْنَ أَخْضَرَ، ثنا كَهْمَسٌ جَمِيعًا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ، بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ» ، ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ: «لِمَنْ شَاءَ» هَذَا حَدِيثُ أَبِي كُرَيْبٍ، وَأَحْمَدَ بْنِ عَبْدَةَ، زَادَ أَبُو كُرَيْبٍ: «فَكَانَ ابْنُ بُرَيْدَةَ يُصَلِّي قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1285: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Ibnu Mubarak menceritakan kepada kami dari Kahmas bin Al Hasan (Ha') Bundar menceritakan kepada kami. Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Al Jariri dan Kahmas menceritakan kepada kami (Ha'), Bundar meriwayatkan kepada kami, Salim bin Nuh Al Aththar menceritakan kepada kami, Sa'id Al Jariri menceritakan kepada kami (Ha') Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Salim -yaitu Ibnu Akhdhar- menceritakan kepada kami, Kahmas menceritakan kepada kami, semuanya dari Abdullah bin Buraidah, dari Abdullah bin Mughaffal dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Di antara dua adzan terdapat waktu shalat, di antara dua adzan terdapat waktu shalat," Kemudian beliau berkata. "Bagi yang menghendaki." Ini adalah hadits riwayat Ibnu Kuraib dan Ahmad bin Abdah, Abu Kuraib menambahkan, "Sesungguhnya Ibnu Buraidah shalat sebelum Maghrib dua rakaat."
Hadits No. : 1286
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ عَامِرٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «إِنْ كَانَ الْمُؤَذِّنُ إِذَا أَذَّنَ قَامَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَبْتَدِرُونَ السَّوَارِيَ يُصَلُّونَ حَتَّى يَخْرُجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُمْ كَذَلِكَ يُصَلُّونَ الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ، وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ شَيْءٌ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «يُرِيدُ شَيْئًا كَثِيرًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1286: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Amr bin Amir, dari Anas dia berkata, "Apabila Muadzin telah mengumandangkan adzan maka para sahabat Rasulullah berdiri, mereka bersegera membuat pagar mengerjakan shalat sampai Rasulullah keluar dan mereka juga mengejakan shalat dua rakaat setelum Maghrib serta tidak ada sesuatu di antara adzan dan iqamah." Abu Bakar berkata, "Yang dimaksudkan adalah sesuata yang banyak."
Hadits No. : 1287
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو مَعْمَرٍ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلَّوْا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ» ، ثُمَّ قَالَ: «صَلَّوْا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ» ، ثُمَّ قَالَ عِنْدَ الثَّالِثَةِ: «لِمَنْ شَاءَ» خَشِيَ أَنْ يَحْسَبَهَا النَّاسُ سُنَّةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " هَذَا اللَّفْظُ مِنْ أَمْرِ الْمُبَاحِ إِذْ لَوْ لَمْ يَكُنْ مِنْ أَمْرِ الْمُبَاحِ لَكَانَ أَقَلُ الْأَمْرِ أَنْ يَكُونَ سُنَّةً إِنْ لَمْ يَكُنْ فَرْضًا، وَلَكِنَّهُ أَمْرُ إِبَاحَةٍ، وَقَدْ كُنْتُ أَعْلَمْتُ فِي غَيْرِ مَوْضِعٍ مِنْ كُتُبِنَا أَنَّ لِأَمْرَ الْإِبَاحَةِ عَلَامَةٌ مَتَى زَجَرَ عَنْ فِعْلٍ، ثُمَّ أَمَرَ بِفِعْلِ مَا قَدْ زَجَرَ عَنْهُ، كَانَ ذَلِكَ الْأَمْرُ أَمْرَ إِبَاحَةٍ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ زَاجِرًا عَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ عَلَى الْمَعْنَى الَّذِي بَيَّنْتُ، فَلَمَّا أَمَرَ بِالصَّلَاةِ بَعْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ صَلَاةَ تَطَوُّعٍ كَانَ ذَلِكَ أَمْرَ إِبَاحَةٍ، وَأَمْرُ اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا بِالِاصْطِيَادِ عِنْدَ الْإِحْلَالِ مِنَ الْإِحْرَامِ أَمْرُ إِبَاحَةٍ، إِذْ كَانَ اصْطِيَادُ صَيْدِ الْبَرِّ فِي الْإِحْرَامِ مَنْهِيًّا عَنْهُ، لِقَوْلِهِ جَلَّ وَعَلَا: {غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ} [المائدة: 1] ، وَبِقَوْلِهِ: {وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَا دُمْتُمْ حُرُمًا} [المائدة: 96] ، وَبِقَوْلِهِ: {لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ} [المائدة: 95] فَلَمَّا أَمَرَ بَعْدَ الْإِحْلَالِ بِاصْطِيَادِ صَيْدِ الْبَرِّ كَانَ ذَلِكَ الْأَمْرُ أَمْرَ إِبَاحَةٍ، قَدْ بَيَّنْتُ هَذَا الْجِنْسَ فِي كِتَابِ مَعَانِي الْقُرْآنِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1287: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Ma’mar menceritakan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami, Husain Al Mu’allim menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Buraidah, dari Abdullah Al Muzani, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Shalatlah kamu sebelum Maghrib dua rakaat.' Kemudian beliau berkata, 'Shalatlah kamu dua rakaat sebelum Maghrib.' Lalu beliau berkata untuk yang ketiga kalinya, 'Bagi yang menghendaki'. Karena dikhawatirkan orang-orang menganggapnya sebagai shalat sunah." Abu Bakar berkata, "Lafazh ini adalah tentang perkara mubah (Diperbolehkan), sebab apabila tidak termasuk dari perkara yang mubah maka perkara yang paling rendah adalah sunah jika tidak menjadi perkara yang wajib. Akan tetapi ia adalah perintah mubah dan aku telah menjelaskannya dalam pembahasan yang lain dalam kitab kami, bahwa perkara yang mubah mempunyai tanda, yaitu kapan dilarang untuk mengerjakan suatu pekerjaan lalu diperintahkan untuk mengerjakan pekerjaan yang sebelumnya telah dilarang mengerjakannya, maka perintah itu adalah perintah mubah. Sedangkan Nabi telah melarang shalat setelah Ashar sampai terbenamnya matahari sebagaimana pengertian yang telah dijelaskan, maka tatkala beliau memerintahkan untuk shalat setelah tenggelamnya matahari yaitu shalat sunah maka perkara tersebut adalah perkara mubah. Dan perintah Allah untuk berburu setelah terbebas dari berihram adalah perintah mubah, sebab perkara berburu binatang darat ketika berihram dilarang dengan firman-Nya, 'Yang tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.’ (Qs. Al Maa'idah [5]: 1) dan juga dengan firman-Nya, 'Dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram.' (Qs. Al Maa'idah [5]: 96) serta firman-Nya, 'Janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram.' (Qs. Al Maa'idah [5]: 95) Maka tatkala telah diperintahkan setelah berihram untuk berburu binatang buruan laut maka perintah tersebut adalah perintah mubah. Aku telah menjelaskan permasalahan ini di dalam kitab kami Ma'ani Al Qur'an"
Hadits No. : 1288
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٨: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ قَالَ: كُنْتُ أَنَا وَأَبِي نَجْلِسُ فِي الطَّرِيقِ فَيَعْرِضُ عَلَيَّ الْقُرْآنَ، وَأَعْرِضُ عَلَيْهِ قَالَ: فَقَرَأَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ، فَقُلْتُ لَهُ: أَتَسْجُدُ فِي الطَّرِيقِ؟ قَالَ: نَعَمْ، سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ يَقُولُ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ: «مَسْجِدُ الْحَرَامِ» قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: «ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى» قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: «ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى» قَالَ: قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: «أَرْبَعُونَ سَنَةً» ، ثُمَّ قَالَ: «أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةَ فَصَلِّ فَهُوَ مَسْجِدٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1288: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Ibrahim At-Taimi, ia berkata: Ketika aku dan ayahku sedang duduk-duduk di jalan, ia memperdengarkan hafalan Al Qur'an kepadaku dan aku pun memperdengarkannya kepadanya. Perawi lanjut berkata: Lalu ia membaca surah As-Sajdah lalu ia sujud, kemudian aku bertanya kepadanya: Apakah kamu sujud di jalanan? Ia menjawab: Ya, aku mendengar Abu Dzar berkata, "Aku pemah bertanya kepada Rasululah , aku berkata, 'Masjid apa yang pertama kali dibangun di atas muka bumi?’ Beliau menjawab, 'Masjidil Haram.' Abu Dzar berkata: Aku bertanya lagi, 'Kemudian masjid apa?’ Beliau menjawab, 'Lalu masjidil Aqsha.’ Abu Dzar berkata: Aku bertanya kembali, 'Kemudian masjid apa?’ Beliau menjawab, 'Kemudian masjidil Aqsha.’ Abu Dzar berkata: Aku bertanya, 'Berapa lama jarak antara keduanya?’ Beliau menjawab, 'empat puluh tahun.’ Kemudian beliau berkata, 'Dimana saja kamu mendapatkan waktu shalat tiba maka shalatlah karena ia adalah masjid'."
Hadits No. : 1289
صحيح ابن خزيمة ١٢٨٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، ثنا عَبْدُ الْحَمِيدِ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1289: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami. Abu Bakar -yaitu Al Hanafi- menceritakan kepada kami, Abdul Hamid -yaitu Ibnu Ja’far- menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Mahmud bin Labid, dari Utsman bin Affan, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa membangun masjid karena Allah maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di surga."
Hadits No. : 129
صحيح ابن خزيمة ١٢٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا يَقُولُ: حَدَّثَنِي أَبُو حُمَيْدٍ قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَدَحِ لَبَنٍ مِنَ النَّقِيعِ غَيْرَ مِخَمَّرٍ، فَقَالَ: «أَلَا خَمَّرْتَهُ، وَلَوْ تَعْرِضُ عَلَيْهِ بِعُودٍ» قَالَ أَبُو حُمَيْدٍ: «إِنَّمَا أَمَرَ بِالْأَبْوَابِ أَنَّ يُغَلَّقَ لَيْلًا، وَإِنَّمَا أَمَرَ بِالْأَسْقِيَةِ أَنْ يُخَمَّرَ لَيْلًا» وَقَالَ الدَّارِمِيُّ: «إِنَّمَا أَمَرَ بِالْآنِيَةِ أَنْ تُخَمَّرَ لَيْلًا، وَبِالْأَوْعِيَةِ أَنْ تُوكَأَ لَيْلًا، وَلَمْ يَذْكُرِ الْأَبْوَابَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 129: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij dari Abu Az- Zubair, bahwa ia mendengar Jabir berkata: Abu Humaid menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku membawakan segelas susu dari rendaman anggur kering yang tidak dibuat khamr kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bertanya, “Apakah kamu tidak menutupnya walaupun dengan melintangkan sebatang kayu di atasnya?” 234 Abu Humaid berkata, "Beliau hanya memerintahkan untuk menutup pintu di waktu malam dan memerintahkan menutup tempat-tempat air di waktu malam’.” Ad-Darimi berkata, “Beliau hanya memerintahkan agar tempat- tempat air ditutup di waktu malam, bejana-bejana diikat di waktu malam, dan beliau tidak menyebutkan pintu.”
Hadits No. : 1290
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٠: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، وَعِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ نَشِيطٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حُسَيْنٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ حَفَرَ مَاءً لَمْ يَشْرَبْ مِنْهُ كَبِدٌ حَرِيٌّ مِنْ جِنٍّ وَلَا إِنْسٍ وَلَا طَائِرٍ إِلَّا آجَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ بَنَى مَسْجِدًا كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ» قَالَ يُونُسُ: «مِنْ سَبْعٍ وَلَا طَائِرٍ» ، وَقَالَ: «كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1290: Yunus bin Abdul A’la dan Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Ibrahim bin Nasyith, dari Abdullah bin Abdurrahman bin Husain, dari Atha' bin Abu Rabah, dari Jabir bin Abdullah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa menggali air dan diminum oleh makhluk hidup yang merdeka dari jin, manusia dan burung melainkan Allah akan memberikan pahala kepadanya di Hari Kiamat dan barangsiapa membangun masjid seperti kandang kucing atau lebih kecil darinya maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di surga." Yunus berkata, "Dari binatang buas dan bumng." Ia juga berkata, "Seperti kandang kucing."
Hadits No. : 1291
صحيح ابن خزيمة ١٢٩١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ، حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ مِكْتَلٍ، وَأَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ قَالَا: حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي ذُبَابٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مِهْرَانَ مَوْلَى أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1291: Ahmad bin Abdullah bin Abdurrahim Al Barqi menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Utsman bin Miktal dan Anas bin Iyadh mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Al Harits bin Abdurrahman bin Abu Dzubab menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Mihran maula Abu Hurairah, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Permukaan bumi yang paling dicintai Allah adalah masjid dan bagian permukaan bumi yang paling dibenci Allah adalah pasar"
Hadits No. : 1292
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٢: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، نا مَالِكُ بْنُ سُعَيْرِ بْنِ الْخِمْسِ، أَخْبَرَنَا هِشَامٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِبِنَاءِ الْمَسْجِدِ فِي الدُّورِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1292: Abdurrahman bin Bisyir bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Malik bin Sa’ir bin Al Khims menceritakan kepada kami, Hisyam mengabarkan kepada kami dari ayahnya, dari Aisyah bahwa Nabi memerintahkan membangun masjid di tingkat yang paling atas.
Hadits No. : 1293
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ عَسْكَرٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّهَا بِيَدِهِ - يَعْنِي النُّخَامَةَ أَوِ الْبُزَاقَ - ثُمَّ لَطَّخَهَا بِالزَّعْفَرَانِ، دَعَا بِهِ» قَالَ: فَلِذَلِكَ صُنِعَ الزَّعْفَرَانُ فِي الْمَسَاجِدِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1293: Muhammad bin Sahal bin Askar menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Ayub, dari Nafi’, dari Ibnu Umar bahwa Nabi pernah mengeriknya dengan tangannya - yaitu dahak atau ingus- kemudian beliau mengoleskan padanya za’faran yang dimintanya, beliau berkata. "Maka untuk itulah minyak za’faran dipakai di masjid."
Hadits No. : 1294
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا عَائِذُ بْنُ حَبِيبٍ، ثنا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُخَامَةً فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ، فَاحْمَرَّ وَجْهُهُ فَجَاءَتْهُ امْرَأَةٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فَحَكَّتْهَا، فَجَعَلَتْ مَكَانَهَا خَلُوقًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا أَحْسَنَ هَذَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ غَرِيبٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1294: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, A'idz bin Habib menceritakan kepada kami, Humaid Ath-Thawil menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata, "Ketika Rasulullah melihat dahak di arah kiblat masjid, wajah beliau langsung berubah merah. Tak lama kemudian seorang perempuan Anshar datang lalu mengeriknya lantas menaburi wewangian di tempat itu, kemudian Rasulullah berkata, 'Alangkah indahnya ini'." Abu Bakar berkata, "Hadits ini aneh dan aneh."
Hadits No. : 1295
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٥: نا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ الْحَكَمِ، نا عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ أَبِي رَوَّادٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ حَنْطَبٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ أُجُورُ أُمَّتِي حَتَّى الْقَذَاةُ يُخْرِجُهَا الرَّجُلُ مِنَ الْمَسْجِدِ، وَعُرِضَتْ عَلَيَّ ذُنُوبُ أُمَّتِي فَلَمْ أَرَ ذَنْبًا هُوَ أَعْظَمُ مِنْ سُورَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ أَوْ آيَةٍ أُوتِيهَا رَجُلٌ ثُمَّ نَسِيَهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1295: Abdul Wahhab bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Abdul Majid bin Abu Rawwad menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Al Muththalib bin Hanthab, dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 'Diperlihatkan kepadaku pahala umatku sampai kotoran yang dikeluarkan seseorang dari masjid dan diperlihatkan juga kepadaku dosa-dosa umatku maka tidak ada dosa yang paling besar dari surah atau ayat yang telah diberikan kepada seseorang kemudian ia melupakannya."
Hadits No. : 1296
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الصَّمَدِ، نا عُمَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ - كَانَ يَنْزِلُ فِي بَنِي قُشَيْرٍ - حَدَّثَنِي أَبُو الْوَلِيدِ قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ: مَا بَدْءُ هَذَا الْحَصَا فِي الْمَسْجِدِ؟ قَالَ: مُطِرْنَا مِنَ اللَّيْلِ، فَجِئْنَا إِلَى الْمَسْجِدِ لِلصَّلَاةِ قَالَ: فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَحْمِلُ فِي ثَوْبِهِ الْحَصَا، فَيُلْقِيَهُ، فَيُصَلِّي عَلَيْهِ، فَلَمَّا أَصْبَحْنَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا هَذَا؟» فَأَخْبَرُوهُ، فَقَالَ: «نِعْمَ الْبِسَاطُ هَذَا» قَالَ: فَاتَّخَذَهُ النَّاسُ قَالَ: قُلْتُ: مَا كَانَ بَدْءُ هَذَا الزَّعْفَرَانِ؟ قَالَ: جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَلَاةِ الصُّبْحِ، فَإِذَا هُوَ بِنُخَاعَةٍ فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ، فَحَكَّهَا، وَقَالَ: «مَا أَقْبَحَ هَذَا» قَالَ: فَجَاءَ الرَّجُلُ الَّذِي تَنَخَّعَ فَحَكَّهَا، ثُمَّ طَلَى عَلَيْهَا الزَّعْفَرَانَ قَالَ: «إِنَّ هَذَا أَحْسَنُ مِنْ ذَلِكَ»قَالَ: قُلْتُ: مَا بَالُ أَحَدِنَا إِذَا قَضَى حَاجَتَهُ نَظَرَ إِلَيْهَا إِذَا قَامَ عَنْهَا؟ فَقَالَ: " إِنَّ الْمَلَكَ يَقُولُ لَهُ: انْظُرْ إِلَى مَا نَحَلْتَ بِهِ إِلَى مَا صَارَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1296: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdushshamad menceritakan kepadaku, Umar bin SuJaiman -yang tinggal di bani Qusyair- menceritakan kepada kami, Abu Al Walid menceritakan kepadaku, ia berkata, "Aku bertanya kepada Ibnu Umar, 'Apa yang menyebabkan dimulainya kerikil-kerikil ini di masjid?’ Ia menjawab, 'Pada suatu malam kami disirami air hujan lalu kami datang ke masjid untuk shalat’." Ia lanjut berkata, "Kemudian datang seorang pria dengan membawa batu-batu kerikil di bajunya dan melemparkannya lalu shalat di atasnya. Di pagi harinya, Rasulullah bertanya kepada kami, 'Apa ini?'. Mereka lalu menceritakannya kepada beliau, maka beliau berkata, 'Sungguh sangat baik hamparan ini'." Ia berkata, "Maka orang-orang pun melakukan seperti itu." Perawi berkata: Aku berkata, "Kapan dimulainya minyak za’faran ini?" Ia menjawab, "Ketika Rasulullah datang untak shalat Subuh, tiba-tiba beliau melihat dahak di arah kiblat masjid maka beliau mengeriknya lalu berkata, 'Alangkah buruknya ini'." Ia berkata lagi, "Tak lama kemudian datang seorang laki-laki yang terdahak lalu ia mengeriknya lantas menuangkan di atasnya minyak za’faran. Setelah itu beliau berkata, 'Sesungguhnya yang ini lebih baik dari yang itu'." Ia berkata: Aku kemudian bertanya, "Bagaimana keadaan seseorang di antara kami apabila telah selesai buang hajatnya lalu ia melihatnya tatkala berdiri untuk meninggalkannya?" Ia menjawab "Sesungguhnya Malaikat berkata kepadanya, 'Lihatlah apa yang kamu berikan sampai berubah menjadi sesuatu'."
Hadits No. : 1297
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٧: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، ثنا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، ثنا ثَابِتٌ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ، فَمَاتَتْ، فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلَهُ عَنْهَا بَعْدَ أَيَّامٍ، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّهَا مَاتَتْ قَالَ: «فَهَلَّا آذَنْتُمُونِي» ، فَأَتَى قَبْرَهَا فَصَلَّى عَلَيْهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1297: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Hammad -yaitu Ibnu Zaid-menceritakan kepada kami, Tsabit menceritakan kepada kami dari Abu Rafi’, dari Abu Hurairah bahwa ada seorang perempuan berkulit hitam selalu membersihkan kotoran dari masjid, kemudian ia meninggal dunia dan Rasulullah merasa kehilangan dirinya. Setelah beberapa hari beliau bertanya tentang perempuan itu, maka ada yang mengatakan bahwa dia telah meninggal dunia. Beliau lalu berkata, "Kenapa kalian tidak memberitahuku!" Beliau kemudian mendatangi kuburannya lalu menyalatinya.
Hadits No. : 1298
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٨: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ أَبِي زِيَادٍ الْقَطَوَانِيُّ، نا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ امْرَأَةً كَانَتْ تَلْتَقِطُ الْخِرَقَ وَالْعِيدَانِ مِنَ الْمَسْجِدِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فِي الصَّلَاةِ عَلَى الْقَبْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1298: Abdullah bin Al Hakam bin Abu Ziyad Al Qathawani menceritakan kepada kami, Khalid bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahwa ada Seorang perempuan yang selalu memungut batang kayu dan dedaunan dari masjid. Lalu dia menyebutkan redaksi hadits selanjutnya tentang shalat di atas kuburan.
Hadits No. : 1299
صحيح ابن خزيمة ١٢٩٩: نا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا مُؤَمَّلٌ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَلْقَمَةَ وَهُوَ ابْنُ مَرْثَدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، ح وَثنا أَبُو عَمَّارٍ، نا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ أَبِي سِنَانٍ الشَّيْبَانِيِّ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَجُلٌ: مَنْ دَعَا إِلَى الْجَمَلِ الْأَحْمَرِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا وَجَدْتَ، إِنَّمَا بُنِيَتِ الْمَسَاجِدُ لِمَا بُنِيَتْ لَهُ» هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1299: Bundar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Mu'ammal menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Alqamah -yaitu Ibnu Martsad-, dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya (Ha') Abu Ammar menceritakan kepada kami, Waki' bin Jarrah menceritakan kepada kami dari Sa'id bin Sinan Abu Sinan Asy-Syaibani (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Sa'id bin Sinan, dari Alqamah bin Martsad dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, "Ketika Rasulullah sedang shalat tiba-tiba seorang pria berteriak, "Siapa yang menemukan unta merah?" Maka Rasulullah berkata, 'Kamu tidak akan menemukannya, sesungguhnya masjid dibangun untuk tujuan dibangunnya" Ini adalah hadits Waki'.
Hadits No. : 13
صحيح ابن خزيمة ١٣: ثنا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ الدِّرْهَمِيُّ - بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ - قَالَ: حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ لِكُلِّ صَلَاةٍ إِلَّا يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ؛ فَإِنَّهُ شُغِلَ فَجَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِوَضُوءٍ وَاحِدٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 13: Ali bin Al Husain Al Dirhami menceritakan kepada kami dengan haditsia berkata: Mu’tamir menceritakan kepada kami dari Sufyan Ats-Tsauri dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dulu berwudhu untuk setiap shalat kecuali pada waktu Makkah ditaklukkan, beliau disibukkan —dengan berbagai urusan—, kemudian beliau manjamak antara Zhuhur dan Ashar dengan sekali wudhu.”
Hadits No. : 130
صحيح ابن خزيمة ١٣٠: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ حَجَّاجٍ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ أَبُو حُمَيْدٍ: «إِنَّمَا أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْأَسْقِيَةِ أَنْ تُوكَأَ لَيْلًا، وَبِالْأَبْوَابِ أَنْ تُغَلَّقَ لَيْلًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 130: Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi menceritakan kepada kami, Ibnu Hajjaj —maksudnya adalah Ibnu Muhammad— mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ibnu Juraij berkata, Abu Az- Zubair mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah berkata: Abu Humaid berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hanya memerintahkan agar tempat-tempat air ditutup (21-ba’) di waktu malam dan pintu ditutup di waktu malam.” 235
Hadits No. : 1300
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٠: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي حَيْوَةُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ مَوْلَى شَدَّادِ بْنِ الْهَادِ، أَنَّهُ شَهِدَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مَنْ سَمِعَ رَجُلًا يَنْشُدُ ضَالَّةً فِي الْمَسْجِدِ فَلْيَقُلْ لَهُ: لَا أَدَّاهَا اللَّهُ عَلَيْكَ؛ فَإِنَّ الْمَسَاجِدَ لَمْ تُبْنَ لِهَذَا " قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ: أَبُو عَبْدِ اللَّهِ هَذَا هُوَ سَالِمٌ الدَّوْسِيُّ يُقَالُ لَهُ: سَبَلَانُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1300: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Haiwah mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Abdurrahman, dari Abu Abdullah maula Syaddad bin Al Hadi bahwa ia menyaksikan Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mendengar seseorang mencari-cari sesuatu yang hilang di masjid maka ia hendaknya mengatakan kepadanya, 'Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu karena masjid tidak dibangun untuk hal ini’." Aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata, "Abu Abdullah adalah Salim Ad-Dausi yang disebut dengan sebutan Sabalan."
Hadits No. : 1301
صحيح ابن خزيمة ١٣٠١: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ قَالَ: سَمِعَ ابْنُ مَسْعُودٍ رَجُلًا يَنْشُدُ ضَالَّةً فِي الْمَسْجِدِ، فَغَضِبَ وَسَبَّهُ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: مَا كُنْتَ فَحَّاشًا يَا ابْنَ مَسْعُودٍ قَالَ: «إِنَّا كُنَّا نُؤْمَرُ بِذَلِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1301: Harun bin Ishak menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami dari Ashim Al Ahwal, dari Abu Utsman, ia berkata, "Ibnu Mas’ud mendengar seorang laki-laki mencari-cari sesuatu yang hilang di masjid maka ia marah dan mencacinya, lalu dikatakan kepadanya, 'Kamu bukanlah seorang yang marah wahai Ibnu Mas’ud.’ Ia menjawab, 'Karena kami telah diperintahkan seperti itu’."
Hadits No. : 1302
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٢: نا بُنْدَارٌ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَا: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الشِّرَى وَالْبَيْعِ فِي الْمَسْجِدِ، وَأَنْ يُنْشَدَ فِيهِ الشِّعْرُ، وَأَنْ يُنْشَدَ فِيهِ الضَّالَّةُ، وَعَنِ الْحِلَقِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1302: Bundar dan Ya’qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Ibnu Ajian, dari Amr bin Syua’ib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Nabi melarang untuk bejual beli di masjid, membaca syair, mencari-cari barang .yang hilang, dan mencukur pada hari Jum’at sebelum shalat."
Hadits No. : 1303
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا النُّفَيْلِيُّ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنِي يَزِيدُ بْنُ خُصَيْفَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي الْمَسْجِدِ فَقُولُوا: لَا أَرْبَحَ اللَّهُ تِجَارَتَكَ، وَإِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَنْشُدُ فِيهِ ضَالَّةً فَقُولُوا: لَا أَدَّى اللَّهُ عَلَيْكَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَوْ لَمْ يَكُنِ الْبَيْعُ يَنْعَقِدُ لَمْ يَكُنْ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا أَرْبَحَ اللَّهُ تِجَارَتَكَ» مَعْنًى
Shahih Ibnu Khuzaimah 1303: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, An-Nufaili menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, Yazid bin Khushaifah mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila kamu melihat orang yang menjual dan membeli di masjid maka ucapkanlah (doakanlah), 'Semoga Allah tidak akan memberikan keuntungan atas daganganmu', Dan apabila kamu melihat orang yang mencari-cari sesuatu yang hilang di dalamnya maka ucapkanlah, 'Semoga Allah tidak akan mengembalikannya kepadamu'." Abu Bakar berkata, "Jika seandainya jual beli tidak sah akadnya maka sabda Rasulullah 'Semoga Allah tidak akan memberikan untung perdaganganmu' tidak bermakna."
Hadits No. : 1304
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٤: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا أَبُو خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: «نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْبَيْعِ وَالِابْتِيَاعِ، وَأَنْ تُنْشَدَ الضَّوَالُّ، وَعَنْ تَنَاشُدِ الْأَشْعَارِ، وَعَنِ التَّحَلُّقِ لِلْحَدِيثِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ الصَّلَاةِ» يَعْنِي فِي الْمَسْجِدِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1304: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami. Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Ibnu Ajlan, dari Amr bin Syua’ib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, "Nabi melarang jual beli, mencari-cari sesuatu yang hilang, membaca syair dan mencukur untuk berbicara pada hari Jum'at sebelum shalat -yaitu di masjid-"
Hadits No. : 1305
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٥: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: مَا حَفِظْتُهُ مِنَ الزُّهْرِيِّ إِلَّا عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: مَرَّ عُمَرُ بِحَسَّانَ، وَهُوَ يُنْشِدُ فِي الْمَسْجِدِ فَلَحَظَ إِلَيْهِ، فَقَالَ: قَدْ كُنْتُ أَنْشُدُ وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ، ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ، فَقَالَ: أَنْشُدُكَ اللَّهَ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «أَجِبْ عَنِّي، اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ؟» قَالَ: نَعَمْ قَالَ: وَثناه الْحَسَنُ بْنُ الصَّبَّاحِ الْبَزَّارُ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ بِهَذَا مِثْلَهُ، وَقَالَ سَعِيدٌ: قَدْ كُنْتُ أُنْشِدُ فِيهِ، وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ، وَقَالَ الْحَسَنُ: قَدْ كُنْتُ أُنْشِدُ فِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1305: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku tidak menghafalnya dari Az-Zuhri kecuali dari Sa'id, dari Abu Hurairah, ia berkata: Ketika Umar lewat di dekat Hassan yang sedang membaca syair di masjid ia lantas memarahinya, maka Hassan lalu berkata, "Aku pernah membaca syair di dalam masjid bersama orang yang lebih mulia dari dirimu." Setelah itu ia menengok kepada Abu Hurairah lalu berkata, "Aku bersaksi atas nama Allah, bukankah kamu mendengar Rasulullah berkata, 'Turutilah perintahku, Ya Allah kuatkanlah ia dengan ruh qudus?'." Abu Hurairah menjawab "Ya" Dan berkata, "Al Hasan bin Ash-Shayyah Al Bazzar dan Sa’id bin Abdurrahman meriwayatkannya kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dengan redaksi yang sama. Sa’id berkata, "Aku pernah melantunkannya sedang di. dalamnya ada orang yang lebih mulia dari dirimu." Al Hasan berkata, "Aku pernah melantunkannya, saat di dalam masjid ada orang yang lebih mulia dari dirimu."
Hadits No. : 1306
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٦: نا أَبُو قُدَامَةَ، نا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، ثنا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ، عَنْ وَاصِلٍ مَوْلَى ابْنِ عُيَيْنَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ، عَنْ أَبِي أَسْوَدَ الدِّيلِيِّ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ أَعْمَالُ أُمَّتِي، حَسَنُهَا وَسَيِّئُهَا، فَوَجَدْتُ فِي مَحَاسِنِ أَعْمَالِهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَوَجَدْتُ فِي مَسَاوِي أَعْمَالِهَا النُّخَاعَةَ فِي الْمَسْجِدِ لَا تُدْفَنُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1306: Abu Qudamah menceritakan kepada kami. Wahab bin Jarir menceritakan kepada kami. Mahdi binn Maimun menceritakan kepada kami dari Washil maula Ibnu Uyainah, dari Yahya bin Uqail, dari Yahya bin Ya'mar dari Abu Al Aswad Ad-Daili, dari Abu Dzar. ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Telah diperlihatkan kepadaku amal perbuatan umatku yang baik dan yang buruk, maka aku mendapatkan di antara amal baiknya, yaitu menyingkirkan sesuatu yang membahayakan dari jalan dan aku mendapatkan di antara amal buruknya, yaitu membuang dahak di masjid dan tidak dikubur."
Hadits No. : 1307
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٧: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا أَبُو دَاوُدَ، ثنا شُعْبَةُ، وَثنا الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ، ح وَثنا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ يَزِيدَ الْوَاسِطِيَّ، عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ، وَشُعْبَةَ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ هِشَامٍ جَمِيعًا عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْبُزَاقُ فِي الْمَسْجِدِ خَطِيئَةٌ، وَكَفَّارَتُهَا دَفْنُهَا» وَفِي خَبَرِ ابْنِ عُلَيَّةَ، وَوَكِيعٍ قَالَ: «التَّفْلُ فِي الْمَسْجِدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1307: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami. Abu Daud menceritakan kepada kami. Syu'bah menceritakan kepada kami. Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Hisyam Ad-Dastuwa'i mengabarkan kepada kami (Ha') Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Muhammad -yaitu Ibnu Yazid Al Wasithi- menceritakan kepada kami dari Hisyam Ad-Dastuwa'i dan Syu'bah (Ha') Salam bin Junadah meriwayatakan kepada kami, Waki’ memberitakan kepada kami dari Hisyam, semuanya dari Qatadah, dari Anas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Meludah di masjid adalah kesalahan maka kafaratnya adalah menguburnya." Di dalam hadits Ibnu Ulayyah disebutkan, dari Waki’, ia berkata, "Meludah di masjid."
Hadits No. : 1308
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٨: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو عَامِرٍ، نا أَبُو مَوْدُودٍ وَهُوَ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي حَدْرَدٍ الْأَسْلَمِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ دَخَلَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ فَبَزَقَ فِيهِ أَوْ تَنَخَّمَ فَلْيَحْفُرْ فِيهِ فَلْيُبْعِدْ، فَلْيَدْفِنْهُ فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ فَلْيَبْزُقْ فِي ثَوْبِهِ، ثُمَّ يَخْرُجْ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1308: Bundar menceritakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Abu Maudud -yaitu Abdul Aziz bin Abu Sulaiman- menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Abu Hadrad Al Aslami menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Abu Hurairah berkata "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda , 'Barangsiapa yang masuk ke masjid ini lalu meludah di dalamnya atau membuang dahak, maka ia hendaknya membuat lubang yang dalam, lalu menguburnya. Apabila ia tidak mampu melakukannya maka ia hendaknya meludah dl bajunya kemudian keluar dengan membawanya."
Hadits No. : 1309
صحيح ابن خزيمة ١٣٠٩: نا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ مُحَمَّدٍ يَعْنِي ابْنَ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي عَتِيقٍ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِيهِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا تَنَخَّمَ أَحَدُكُمْ فِي الْمَسْجِدِ فَلْيُغَيِّبْ نُخَامَتَهُ، أَنْ يُصِيبَ جِلْدَ مُؤْمِنٍ أَوْ ثَوْبِهِ فَيُؤْذِيَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1309: Al Fadhl bin Ya’qub Al Jazari menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami dari Muhammad -yaitu Ibnu Ishak- Abdullah bin Muhammad - yaitu Ibnu Abu Atiq- menceritakan kepadaku dari Amir bin Sa’ad menceritakan dari ayahnya Sa’ad bin Abu Waqqash, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang di antara kami berdahak di masjid maka ia hendaknya menghilangkan dahak tersebut karena dikhawatirkan mengenai kulit seorang mukmin atau bajunya sehingga mengganggunya."
Hadits No. : 131
صحيح ابن خزيمة ١٣١: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَغْلِقْ بَابَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ مُغْلَقًا، وَأَطْفِئْ مِصْبَاحَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَأَوْكِ سِقَاءَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَخَمِّرْ إِنَاءَكَ وَاذْكُرِ اللَّهَ، وَلَوْ بِعُودٍ تَعْرُضُهُ عَلَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 131: Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Atha' mengabarkan kepadaku, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tutuplah pintu rumahmu dan sebut nama Allah, karena Syetan tidak dapat membuka yang ditutup. Matikan lampu dan sebut nama Allah, ikat tempat air dan sebut nama Allah dan tutup tempat dan sebut nama Allah walaupun dengan melintangkan sebatang kayu di atasnya.” 236
Hadits No. : 1310
صحيح ابن خزيمة ١٣١٠: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ الْجَوْهَرِيُّ، نا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، وَابْنُ نُمَيْرٍ، وَيَعْلَى، عَنِ ابْنِ سُوقَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَثنا الْجَوْهَرِيُّ، أَيْضًا نا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو أَحْمَدَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَلَمْ يَرْفَعْهُ أُولَئِكَ - «مَنْ تَنَخَّمَ فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ بُعِثَ وَهِيَ فِي وَجْهِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1310: Ibrahim bin Sa’id Al Jauhari menceritakan kepada kami, Marwan bin Mu’awiyah dan Ibnu Numair dan Ya’la menceritakan kepada kami dari Abu Suqah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar. (Ha') Al Jauhari juga menceritakan kepada kami. Husain bin Muhammad Abu Ahmad menceritakan kepada kami dari Ashim Ibnu Umar dari Muhammad bin Suqah. dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda -mereka semua tidak meriwayatkannya secara marfu'- 'Barangsiapa meludah di kiblat masjid maka dia akan dibangkitkan dalam kondisi ludah di wajahnya'."
Hadits No. : 1311
صحيح ابن خزيمة ١٣١١: ثناه الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، ثنا شَبَابَةُ، نا عَاصِمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُبْعَثُ صَاحِبُ النُّخَامَةِ فِي الْقِبْلَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَهِيَ فِي وَجْهِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1311: Al Hasan bin Muhammad Az-Za’farani menceritakannya kepada kami. Syababah menceritakan kepada kami. Ashim bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Suqah, dari Nafi', dari Ibnu Umar. ia berkata. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Orang yang meludah di kiblat masjid akan dibangkitkan pada Hari Kiamat dalam kondisi ludah tersebut berada di wajahnya'."
Hadits No. : 1312
صحيح ابن خزيمة ١٣١٢: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ وَهُوَ الشَّيْبَانِيُّ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ جَيْشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَفَلَ تُجَاهَ الْقِبْلَةِ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتَفْلُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1312: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Abu Ishak -yaitu Asy-Syaibani- dari Adi bin Tsabit, dari Zir bin Jaisy, dari Hudzaifah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa meludah di arah kiblat maka pada Hari Kiamat ia akan datang dalam kondisi ludah di antara kedua matanya'."
Hadits No. : 1313
صحيح ابن خزيمة ١٣١٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ كِلَاهُمَا عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَكَّ بُزَاقًا فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ» وَقَالَ أَبُو كُرَيْبٍ: «حَكَّ مِنَ الْقِبْلَةِ بُصَاقًا أَوْ نُخَامًا أَوْ مُخَاطًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1313: Muhammad bin Al Ala. bin Kuraib menceritakan kepada kami. Abu Usamah menceritakan kepada kami, (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, keduanya meriwayatkan dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah bahwa Rasulullah pernah mengerik dahak yang ada di kiblat masjid. Abu Kuraib berkata, "Mengerik dari kiblat masjid dahak atau ludah atau ingus."
Hadits No. : 1314
صحيح ابن خزيمة ١٣١٤: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ: قُلْتُ لِعَمْرِو بْنَ دِينَارٍ: أَسَمِعْتَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ مَرَّ بِأَسْهُمٍ فِي الْمَسْجِدِ: «أَمْسِكْ بِنِصَالِهَا» قَالَ: نَعَمْ، هَذَا حَدِيثُ الْمَخْزُومِيِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1314: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Amr bin Dinar, "Apakah kamu mendengar Jabir bin Abdullah mengatakan bahwa Rasulullah berkata kepada seseorang yang melintas dengan membawa anak panah di masjid, 'Peganglah mata panahnya'." Ia menjawab, "Ya." Ini adalah hadits Al Makzumi.
Hadits No. : 1315
صحيح ابن خزيمة ١٣١٥: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، نا شُعَيْبٌ، نا اللَّيْثُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَّهُ أَمَرَ رَجُلًا كَانَ يَتَصَدَّقُ بِالنَّبْلِ فِي الْمَسْجِدِ أَلَّا يَمُرَّ بِهَا إِلَّا وَهُوَ آخِذٌ بِنِصَالِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1315: Ar-Rabi’ bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Syu’aib menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir bin Abdullah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau memerintahkan seseorang yang ingin bersedekah di masjid agar tidak membawa anak panah tanpa menggenggam mata panahnya.
Hadits No. : 1316
صحيح ابن خزيمة ١٣١٦: نا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ بُرَيْدٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا مَرَّ أَحَدُكُمْ فِي مَسْجِدِنَا أَوْ فِي سُوقِنَا وَمَعَهُ نَبْلٌ فَلْيُمْسِكْ عَلَى نِصَالِهَا بِكَفِّهِ أَنْ يُصِيبَ أَحَدًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ مِنْهَا شَيْءٌ» ، أَوْ قَالَ: «فَلْيَقْبِضْ عَلَى نُصُولِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1316: Musa bin Abdurrahman Al Masruqi menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Barid, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu melintas di masjid kami atau di pasar kami dengan membawa panah, maka ia hendaknya memegang mata panahnya dengan telapak tangannya agar tidak mengenai seseorang dari kaum muslimin sedikit pun" atau beliau bersabda, "la hendaknya menggenggam mata panahnya."
Hadits No. : 1317
صحيح ابن خزيمة ١٣١٧: نا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى، وَأَبُو عَاصِمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ تَمِيمِ بْنِ مَحْمُودٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِبْلٍ قَالَ: «نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَقْرَةِ الْغُرَابِ، وَافْتِرَاشِ السَّبْعِ، وَأَنْ يُوطِنَ الرَّجُلُ الْمَكَانَ أَوِ الْمَقَامَ كَمَا يُوطِنُهُ الْبَعِيرُ» يَعْنِي فِي الْمَسْجِدِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1317: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya dan Abu Ashim menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdul Hamid bin Ja’far menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Tamim bin Mahmud, dari Abdurrahman bin Syibil, ia berkata, "Rasulullah melarang menunduk seperti burung gagak dan seperti duduknya binatang buas, dan seseorang hendaknya menempati tempat sebagaimana halnya unta -yakni di masjid-."
Hadits No. : 1318
صحيح ابن خزيمة ١٣١٨: نا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، نا زَيْدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحُبَابِ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ دِرْهَمٍ، حَدَّثَنِي كَعْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمًا مِنَ الْأَنْصَارِ وَهُمْ يَبْنُونَ مَسْجِدًا، فَقَالَ لَهُمْ: «أَوْسِعُوهُ تَمْلَئُوهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1318: Abdah bin Abdullah Al Khuza’i. menceritakan kepada kami, Zaid -yaitu Ibnu Habab- menceritakan kepada kami, Muhammad bin Dirham menceritakan kepadaku, Ka'ab bin Abdurrahman Al Anshari menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Abu Qatadah, ia berkata, "Rasulullah datang kepada kaum Anshar yang sedang membangun masjid dan beliau berkata kepada mereka, 'Luaskanlah dan penuhilah'."
Hadits No. : 1319
صحيح ابن خزيمة ١٣١٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَبَّاسِ بِبَغْدَادَ وَأَصْلُهُ بَصْرِيٌّ، ثنا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ، عَنْ أَبِي عَامِرٍ الْخَزَّازِ قَالَ أَبُو قِلَابَةَ الْجَرْمِيُّ: انْطَلَقْنَا مَعَ أَنَسٍ نُرِيدُ الزَّاوِيَةَ قَالَ: فَمَرَرْنَا بِمَسْجِدٍ فَحَضَرَتْ صَلَاةُ الصُّبْحِ، فَقَالَ أَنَسٌ: لَوْ صَلَّيْنَا فِي هَذَا الْمَسْجِدِ؛ فَإِنَّ بَعْضَ الْقَوْمِ يَأْتِي الْمَسْجِدَ الْآخَرَ قَالُوا: أَيُّ مَسْجِدٍ؟ فَذَكَرْنَا مَسْجِدًا قَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَتَبَاهَوْنَ بِالْمَسَاجِدِ لَا يَعْمُرُونَهَا إِلَّا قَلِيلًا - أَوْ قَالَ: يَعْمُرُونَهَا قَلِيلًا " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «الزَّاوِيَةُ قَصْرٌ مِنَ الْبَصْرَةِ عَلَى شَبَهٍ مِنْ فَرْسَخَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1319: Muhammad bin Amr bin Abbas di Baghdad -asalnya dari Bashrah- menceritakan kepada kami, Sa’id bin Amir menceritakan kepada kami dari Amir Al Hazzaz, Abu Qilabah Al Jurmi berkata, "Kami pernah pergi bersama Anas menuju Az-Zawiyah." Perawi berkata: Kemudian kami melewati masjid dan tiba waktu shalat Subuh, maka Anas berkata: Apabila kami shalat di masjid ini,.maka ada sebagian kaum mendatangi masjid lain. Mereka kemudian bertanya, "Masjid apa ?" Ia lalu menyebutkan masjidnya lantas berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Akan datang kepada manusia satu zaman mereka saling berbangga diri dengan masjid, mereka tidak meramaikannya (dengan ibadah) kecuali sedikit.' Atau beliau bersabda, 'Mereka sedikit menghidupkannya'." Abu Bakar berkata, "Az-Zawiyah yaitu istana di Bashrah yang berjarak dua farsakh."
Hadits No. : 132
صحيح ابن خزيمة ١٣٢: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ فِطْرِ بْنِ خَلِيفَةَ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَغْلِقُوا أَبْوَابَكُمْ، وَأَوْكُوا أَسْقِيَتَكُمْ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ، وَأَطْفِئُوا سُرُجَكُمْ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ غَلَقًا، وَلَا يَحُلُّ وِكَاءً، وَلَا يَكْشِفُ غِطَاءً، وَإِنَّ الْفُوَيْسِقَةَ رُبَّمَا أَضْرَمَتْ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ بَيْتَهُمْ نَارًا، وَكُفُّوا فَوَاشِيَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ عِنْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى أَنْ تَذْهَبَ فَجْوَةُ الْعِشَاءِ» قَالَ لَنَا يُوسُفُ: فَحْوَةُ الْعِشَاءِ، وَهَذَا تَصْحِيفٌ، وَإِنَّمَا هُوَ فَجْوَةُ الْعِشَاءِ وَهِيَ: اشْتِدَادُ الظَّلَامِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَفِي الْخَبَرِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا أَمَرَ بِتَغْطِيَةِ الْأَوَانِي، وَإِيكَاءِ الْأَسْقِيَةِ، إِذِ الشَّيْطَانُ لَا يَحُلُّ وِكَاءَ السِّقَاءِ، وَلَا يَكْشِفُ غِطَاءَ الْإِنَاءِ لَا أَنَّ تَرْكَ تَغْطِيَةِ الْإِنَاءِ مَعْصِيَةٌ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا أَنَّ الْمَاءَ يَنْجُسُ بِتَرْكِ تَغْطِيَةِ الْإِنَاءِ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَعْلَمَ أَنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا وَجَدَ السِّقَاءَ غَيْرَ مُوكَإٍ شَرِبَ مِنْهُ، فَيُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أَمَرَ بِإِيكَاءِ السِّقَاءِ وَتَغْطِيَةِ الْإِنَاءِ، وَأَعْلَمَ أَنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا وَجَدَ السِّقَاءَ غَيْرَ مُوكَأٍ شَرِبَ مِنْهُ كَانَ فِي هَذَا مَا دَلَّ عَلَى أَنَّهُ إِذَا وَجَدَ الْإِنَاءَ غَيْرَ مُغَطًّى شَرِبَ مِنْهُ، حَدَّثَنَا بِالْخَبَرِ الَّذِي ذَكَرْتُ مِنْ إِعْلَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَجَدَ السِّقَاءَ غَيْرَ مُوكَأٍ شَرِبَ مِنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 132: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami dari Fithr bin Khalifah dari Abu Az-Zubair dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami, “Tutuplah pintu, ikatlah wadah air, tutuplah wadah-wadah kalian dan matikan lampu, karena syetan tidak membuka yang tertutup, tidak dapat melepas ikatan, tidak dapat membuka penutup. Sesungguhnya tikus bisa jadi menyalakan api (sehingga membakar, - peneij.) rumah. Tahanlah (jagalah) harta kalian (fawaasyiikum; seperti hewan ternak, -penerj.) dan keluargamu saat terbenam matahari sampai gelap waktu 'Isya' hilang.”237 Yusuf berkata kepada kami, “fahwah al 'isya” Ini kesalahan tulis. Yang benar fajwah al ‘isya 'yaitu sangat gelap.” Abu Bakar berkata, “Dalam hadits itu ada petunjuk bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hanya memerintahkan untuk menutup wadah, mengikat tempat air, karena syethan tidak dapat melepas ikatan tempat air dan tidak dapat membuka penutup suatu tempat, tidak berarti bahwa meninggalkan perintah untuk menutup tempat merupakan kemaksiatan kepada Allah Azza wa Jalla dan juga tidak berarti air menjadi najis lantaran tempat tidak ditutup. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan bahwa syetan itu bila mendapati ada tempat air tidak diikat, ia minum darinya. Tidak berlebihan bila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sewaktu memberi perintah untuk mengikat wadah air dan menutup tempat lainnya, memberitahukan bahwa syetan bila mendapati ada tempat air tidak diikat, ia minum darinya. Pada jalur hadits ini terdapat petunjuk bahwa bila syethan mendapati ada tempat tidak ditutup, ia minum dari tempat itu.” Kami pernah diceritakan hadits yang telah aku sebutkan; berupa pemberitahuan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila syetan mendapati ada tempat air yang tidak diikat, ia minum dari tempat tersebut.
Hadits No. : 1320
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا الْمُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَتَبَاهَى النَّاسُ بِالْمَسَاجِدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1320: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Mu'ammal bin Ismail menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Ayub, dari Abu Qilabah, dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dari tanda-tanda Hari Kiamat adalah manusia saling berbangga diri (berlomba-lomba) dengan masjid'."
Hadits No. : 1321
صحيح ابن خزيمة ١٣٢١: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، نا حَمَّادٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، وَأَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1321: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Khuza’i menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas dan Ayub dari Abu Qilabah, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hari kiamat tidak akan tiba kecuali jika manusia saling berbangga diri dengan masjid."
Hadits No. : 1322
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ سَعِيدٍ النَّسَوِيُّ، نا يَعْقُوبُ يَعْنِي ابْنَ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبِي، عَنْ صَالِحٍ، أَخْبَرَنَا نَافِعٌ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ أَخْبَرَهُ: «أَنَّ الْمَسْجِدَ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَبْنِيًّا بِاللَّبِنِ، وَسَقْفُهُ الْجَرِيدُ، وَعُمُدُهُ خَشَبُ النَّخْلِ، فَلَمْ يَزِدْ فِيهِ أَبُو بَكْرٍ شَيْئًا، وَزَادَ فِيهِ عُمَرُ، وَبَنَاهُ عَلَى بُنْيَانِهِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّبِنِ، وَالْجَرِيدِ، وَأَعَادَ عُمُدَهُ خَشَبًا، ثُمَّ غَيَّرَهُ عُثْمَانُ، فَزَادَ فِيهِ زِيَادَةً كَثِيرَةً، وَبَنَى جِدَارَهُ بِالْحِجَارَةِ الْمَنْقُوشَةِ وَالْقِصَّةِ، وَجَعَلَ عُمُدَهُ حِجَارَةً مَنْقُوشَةً، وَسَقْفَهُ بِالسَّاجِ» قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى: «وَعُمُدُهُ خَشَبُ النَّخْلِ» ، وَلَمْ يَذْكُرِ الْقِصَّةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1322: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami, (Ha') Ali bin Sa’id An-Nasawi menceritakan kepada kami, Ya’qub menceritakan kepada kami, -yaitu Ibnu Ibrahim, ayahku menceritakan kepada kami dari Shalih, Nafi’ mengabarkan kepada kami, bahwa Abdullah mengabarkan kepadanya, bahwa masjid pada masa Nabi dibangun dengan tanah liat dan atapnya dari daun kuma serta tiangnya batang kayu pohon kurma. Abu Bakar tidak menambahkan yang ada, akan tetapi Umar menambahkan redaksi, "Ia membangunnya pada pondasi bangunan yang dibangun pada masa Rasulullah dengan tanah liat dan daun kurma serta mengganti tiang-tiangnya dengan kayu, lalu Utsman merubahnya" Ia juga menambahkan beberapa redaksi, "Membangun dindingnya dengan bebatuan yang dicat serta membuat tiangnya Juga dari batu yang dicat dan atapnya dari pohon jati." Muliammad bin Yahya berkata, "Tiangnya dibuat dari batang pohon kurma dengan tidak menyebutkan kata Al Qishshah."
Hadits No. : 1323
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٣: نا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي فُدَيْكٍ الْمَدَنِيُّ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ حَنْطَبٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا بَابٌ طَوِيلٌ خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ الْكَبِيرُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الْأَمْرُ أَمْرُ فَضِيلَةٍ لَا أَمْرُ فَرِيضَةٍ، وَالدَّلِيلُ عَلَى ذَلِكَ خَبَرُ طَلْحَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا ذَكَرَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ قَالَ الرَّجُلُ: هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا؟ قَالَ: «لَا، إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ» ، فَأَعْلَمَ أَنَّ مَا سِوَى الْخَمْسِ مِنَ الصَّلَوَاتِ فَتَطَوُّعٌ لَا فَرْضٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1323: Al Husain bin Isa Al Busthami menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Fudaik Al Madani menceritakan kepada kami dari Katsir bin Zaid bin Al Muththalib bin Hanthab, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Apabila salah seorang di antara kamu masuk ke masjid maka ia tidak boleh duduk sampai ia shalat dua rakaat." Abu Bakar berkata, "Ini adalah bab yang panjang yang aku telah meriwayatkan hadits ini di dalam kitab Al Kabir" Abu Bakar berkata, "Perintah ini adalah perintah tentang keutamaan dan bukan wajib. Dalilnya hadits Thalhah bin Abdullah, dari Nabi tatkala menyebutkan tentang shalat lima waktu. Seorang pria berkata, .Apakah ada yang lain untukku?' Beliau menjawab, Tidak kecuali kamu mengerjakan shalat sunah,' Beliau juga telah menjelaskan bahwa selain shalat lima waktu adalah sunah bukan wajib."
Hadits No. : 1324
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، وَأَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَوْدِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ بِشْرٍ قَالَ يُوسُفُ: ابْنُ الْمُسَيِّبِ الْبَجَلِيُّ، وَقَالَا: قَالَ: ثنا الْحَكَمُ بْنُ عَبْدِ الْمَلَكِ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: لَقِيَ عَبْدُ اللَّهِ رَجُلٌ، فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا ابْنَ مَسْعُودٍ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَهُوَ يَقُولُ: «إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَمُرَّ الرَّجُلُ فِي الْمَسْجِدِ لَا يُصَلِّي فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، وَأَنْ لَا يُسَلِّمَ الرَّجُلُ إِلَّا عَلَى مَنْ يَعْرِفُ، وَأَنْ يُبَرِّدَ الصَّبِيُّ الشَّيْخَ» قَالَ أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ: قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1324: Yusuf bin Musa dan Ahmad bin Utsman bin Hakim Al Audi menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Hasan bin Bisyir menceritakan kepada kami, Yusuf berkata: Ibnu Al Musayyib Al Bujali, dan keduanya berkata: Ia berkata: Al Hakam bin Abdul Malik menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Salim bin Abu Al Ja’ad, dari ayahnya, ia berkata: Suatu ketika Abdullah bertemu seorang pria lalu ia mengucapkan, "Assalamu alaika, wahai Ibnu Mas’ud." Abdullah berkata, "Maha Benar Allah dan Rasul-Nya, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya di antara tanda-tanda Hari Kiamat adalah seorang laki-laki lewat di masjid tanpa mengerjakan shalat dua rakaat dan seseorang tidak mengucapkan salam kecuali atas orang yang dikenal serta anak-anak tidak mengormati orang tua'." Ahmad bin Utsman berkata, "Ia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda’."
Hadits No. : 1325
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ، نا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا الْأَفْلَتُ بْنُ خَلِيفَةَ، حَدَّثَتْنِي جَسْرَةُ بِنْتُ دَجَاجَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ عَائِشَةَ قَالَتْ: جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوُجُوهُ بُيُوتِ أَصْحَابِهِ شَارِعَةٌ فِي الْمَسْجِدِ، فَقَالَ: «وَجِّهُوا هَذِهِ الْبُيُوتَ عَنِ الْمَسْجِدِ» ، ثُمَّ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَصْنَعِ الْقَوْمُ شَيْئًا رَجَاءَ أَنْ يَنْزِلَ لَهُمْ فِي ذَلِكَ رُخْصَةٌ، فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ بَعْدُ، فَقَالَ: «وَجِّهُوا هَذِهِ الْبُيُوتَ عَنِ الْمَسْجِدِ؛ فَإِنِّي لَا أُحِلُّ الْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلَا جُنُبٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1325: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Mu’alla bin Asad menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, Al Aflat bin Khalifah menceritakan kepada kami, Jasrah binti Dajajah menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Aisyah berkata, "Rasulullah datang saat pintu rumah para sahabatnya dekat dengan di masjid, maka beliau berkata, "Arahkan pintu rumah ini jauh dari masjid:" Orang-orang tidak berbuat apa-apa mengharap agar diturunkan bagi mereka keringanan akan hal tersebut. Setelah itu Rasulullah keluar, maka beliau berkata, "Arahkan pintu rumah ini jauh dari masjid, karena sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid bagi perempuan yang haidh dan orang yang berhadats besar (junub)."
Hadits No. : 1326
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو الْوَلِيدِ، ح وَثنا الزَّعْفَرَانِيُّ، نا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَا: ثنا حَمَّادٌ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ: «أَنَّ وَفْدَ ثَقِيفٍ قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَنْزَلَهُمُ الْمَسْجِدَ حَتَّى يَكُونَ أَرَقَّ لِقُلُوبِهِمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1326: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami. Abu Al Walid meriwayatkan kepada kami (Ha') Az-Za’farani menceritakan kepada kami, Affan bin Muslim menceritakan kepada kami, keduanya berkata; Hammad menceritakan kepada kami dari Humaid, dari Al Hasan, dari Utsman bin Abu Al Ash bahwautusan Tsaqif pernah datang menemui Rasulullah lalu beliau mengajak mereka singgah di masjid agar hati mereka menjadi luluh.
Hadits No. : 1327
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا} [التوبة: 28] قَالَ: «إِلَّا أَنْ يَكُونَ عَبْدًا أَوْ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1327: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami. Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Abu Az-Zubair mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah menafsirkan firman Allah Ta’ala. "Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati masjidil Haram sesudah tahun ini", (Qs. At-Taubah [9]: 28) ia berkata. "Kecuali dia adalah budak atau salah satu dari Ahlu Dzimmah."
Hadits No. : 1328
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كُنْتُ أَبِيتُ فِي الْمَسْجِدِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَعْزَبُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1328: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami. Nafi’ mengabarkan kepadaku dari Ibnu Umar, ia berkata, "Aku pernah tidur di masjid di masa Rasulullah dan ketika itu aku masih bujangan."
Hadits No. : 1329
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٩: نا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ، أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: «كَانَ أَحَدُنَا يَمُرُّ فِي الْمَسْجِدِ وَهُوَ جُنُبٌ مُجْتَازًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1329: Al Husain bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Hasyim mengabarkan kepada kami. Abu Az.Zubair mengabarkan kepada kami dari Jabir, ia berkata, "Salah seorang di antara kami pernah lewat di masjid dalam keadaan berhadats besar"
Hadits No. : 133
صحيح ابن خزيمة ١٣٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ الْكَرِيمِ الصَّنْعَانِيُّ أَبُو هِشَامٍ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَقِيلِ بْنِ مَعْقِلِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِيهِ عُقَيْلٍ، عَنْ وَهْبِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ: هَذَا مَا سَأَلْتُ عَنْهُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيَّ، وَأَخْبَرَنِي أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: «أَوْكُوا الْأَسْقِيَةَ، وَغَلِّقُوا الْأَبْوَابَ إِذَا رَقَدْتُمْ بِاللَّيْلِ، وَخَمِّرُوا الشَّرَابَ وَالطَّعَامَ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي فَإِنْ لَمْ يَجِدِ الْبَابَ مُغْلَقًا دَخَلَهُ، وَإِنْ لَمْ يَجِدِ السِّقَاءَ مُوكَأً شَرِبَ مِنْهُ، وَإِنْ وَجَدَ الْبَابَ مُغْلَقًا وَالسِّقَاءَ مُوكَأً لَمْ يَحُلَّ وِكَاءً، وَلَمْ يَفْتَحْ مُغْلَقًا، وَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ لِإِنَائِهِ مَا يُخَمَّرُ بِهِ فَلْيَعْرِضْ عَلَيْهِ عُودًا» وَإِنَّمَا بَدَأْنَا بِذِكْرِ السِّوَاكِ قَبْلَ صِفَةِ الْوُضُوءِ لِبَدْءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهِ قَبْلَ الْوُضُوءِ عِنْدَ دُخُولِ مَنْزِلِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 133: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Isma’il bin Abdul Karim Ash-Shan’ani Abu Hisyam mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Aqil bin Ma’qil bin Munabbih mengabarkan kepada kami dari ayahnya; Uqail, dari Wahab bin Munabbih, ia berkata, “Ini hal yang aku tanyakan kepada Jabir bin Abdullah Al Anshari dan ia mengabarkan kepadaku bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ikatlah tempat-tempat air, kuncilah pintu bila engkau tidur waktu malam. Tutuplah minuman dan makanan, karena syetan itu akan datang. Jika ia mendapati pintu tidak dikunci, ia masuk. Dan, jika ia mendapati tempat air tidak diikat, ia minum darinya. Tapi jika ia mendapati pintu terkunci, tempat air terikat, ia tidak dapat melepas ikatan dan tidak dapat membuka yang terkunci. Jika salah seorang di antara kamu tidak menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk menutup tempat, lintangkan sebatang kayu di atasnya”238 Kami mengawalinya dengan menyebutkan siwak sebelum berwudhu, karena Nabi memulai dengan siwak sebelum wudhu ketika masuk rumah.
Hadits No. : 1330
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ عِبَادَةَ الْوَاسِطِيُّ، نا أَبُو أُسَامَةَ، ثنا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ: " أَنَّ وَلِيدَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ لِحَيٍّ مِنَ الْعَرَبِ فَأَعْتَقُوهَا، وَكَانَتْ عِنْدَهُمْ، فَخَرَجَتْ صَبِيَّةٌ لَهُمْ يَوْمًا عَلَيْهَا وِشَاحٌ مِنْ سُيُورٍ حُمْرٍ، فَوَقَعَ مِنْهَا، فَمَرَّتِ الْحُدَيَّاةُ فَحَسِبَتْهُ لَحْمًا فَخَطِفَتْهُ، فَطَلَبُوهُ فَلَمْ يَجِدُوهُ، فَاتَّهَمُوهَا بِهِ، فَفَتَّشُوهَا حَتَّى فَتَّشُوا قُبُلَهَا قَالَ: فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ مَرَّتِ الْحُدَيَّاةُ، فَأَلْقَتِ الْوِشَاحَ، فَوَقَعَ بَيْنَهُمْ، فَقَالَتْ لَهُمْ: هَذَا الَّذِي اتَّهَمْتُمُونِي بِهِ، وَأَنَا مِنْهُ بَرِيئَةٌ، وَهَا هُوَ ذِي كَمَا تَرَوْنَ، فَجَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَتْ، فَكَانَ لَهَا فِي الْمَسْجِدِ خِبَاءٌ أَوْ حِفْشٌ قَالَتْ: فَكَانَتْ تَأْتِيَنِي فَتَجْلِسُ إِلَيَّ، فَلَا تَكَادُ تَجْلِسُ مِنِّي مَجْلَسَةً إِلَّا قَالَتْ: وَيَوْمُ الْوِشَاحِ مِنْ تَعَاجِيبِ رَبِّنَا إِلَّا أَنَّهُ مِنْ بَلْدَةِ الْكُفْرِ أَنْجَانِي فَقُلْتُ لَهَا: مَا بَالُكَ لَا تَجْلِسِينَ مِنِّي مَجْلِسًا إِلَّا قُلْتِ هَذَا؟ قَالَتْ: فَحَدَّثَتْنِي الْحَدِيثَ، قَدْ خَرَّجْتُ ضَرَبَ الْقِبَابِ فِي الْمَسَاجِدِ لِلِاعْتِكَافِ فِي كِتَابِ الِاعْتِكَافِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1330: Muhammad bin Ibadah Al Wasithi menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Aisyah, bahwa seorang budak perempuan berkulit hitam lahir di satu negri dari bangsa Arab, lalu mereka memerdekakannya yang sebelumnya menjadi milik mereka. Pada suatu hari seorang anak perempuan mereka keluar dengan membawa selempang dari tali kulit keledai, lalu terjatuh darinya dan Hadyah lewat kemudian mengambilnya karena ia mengira benda itu adalah daging. Tak lama kemudian mereka mencari selempang teraebut namun tidak mendapatkannya. Mereka kemudian menuduhnya mengambil selempang tersebut, lalu mereka mencarinya sampai-sampai mereka mencarinya di tempat sebelumnya. Perawi bercerita, "Tatkala mereka masih dalam keadaan demikian, tiba-tiba Hadyah lewat dan melemparkan selempang tersebut, maka terjadi perselisihan di antara mereka. Hadyah lalu berkata, 'Inikah yang kamu sangka aku ambil, padahal aku tidak tersalah? Inilah selempang itu seperti yang kamu lihat.' Kemudian ia pergi menemui Rasulullah dan masuk Islam. Ketika itu ia memiliki tenda di dalam masjid atau rumah kecil. Aisyah berkata, ’Ia selalu datang menemuiku lalu duduk di sampingku, dan setiap kali ia duduk di samping pasti ia membaca syair. Hari kejadian pedang adalah dari keajaiban Tuhan Kami Akan tetapi ia telah menyelamatkanku dari negerii kafir. Setelah itu aku bertanya kepadanya, 'Mengapa kamu setiap kali duduk bersamaku selalu membaca syair itu?' Aisyah berkata, 'Dia kemudian menceritakan kepadaku hal tersebut’." Aku telah meriwayatkan hadits tentang membuat tenda di dalam masjid untuk beri’tikaf dalam pembahasan I’tikaf.
Hadits No. : 1331
صحيح ابن خزيمة ١٣٣١: ثنا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا عَفَّانُ، ثنا حَمَّادٌ، أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ: " أَنَّ سَعْدًا رُمِيَ فِي أَكْحَلِهِ، فَضَرَبَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِبَاءً فِي الْمَسْجِدَ لِيَعُودَهُ مِنْ قَرِيبٍ قَالَ: فَتَحَجَّرَ كَلْمُهُ لِلْبُرْءِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنْ لَيْسَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أُجَاهِدَ فِيكَ مِنْ قَوْمٍ كَذَّبُوا نَبِيَّكَ، وَأَخْرَجُوهُ، وَفَعَلُوا وَفَعَلُوا، وَإِنِّي أَظُنُّ أَنْ قَدْ وُضِعَتِ الْحَرْبُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ، فَافْجُرْ هَذَا الْكَلْمَ حَتَّى يَكُونَ مَوْتِي فِيهِ قَالَ: فَبَيْنَاهُمْ ذَاتَ لَيْلَةٍ إِذِ انْفَجَرَ كَلْمُهُ فَسَالَ الدَّمُ مِنْ جُرْحِهِ حَتَّى دَخَلَ خِبَاءَ الْقَوْمِ، فَنَادَوْا: يَا أَهْلَ الْخِبَاءِ، مَا هَذَا الَّذِي يَأْتِينَا مِنْ قِبَلِكُمْ، فَنَظَرُوا فَإِذَا لَبَّتُهُ قَدِ انْفَجَرَ مِنْ كَلْمِهِ، وَإِذَا الدَّمُ لَهُ هُدَيْرٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1331: Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Affan menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah mengabarkan kepada kami dari ayahnya, dari Aisyah bahwa suatu ketika Sa’ad terkena anak panah di wajahnya maka Nabi membuatkan tenda di masjid agar beliau dapat menjenguknya dari dekat. Dia lanjut berkata, "Beliau kemudian membuat sebuah ruangan untuk kesembuhannya lalu berdoa, 'Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui tidak ada sesuatu yang aku cintai selain berjuang dijalan-Mu memerangi kaum yang mendustai Nabi-Mu dan yang telah mengusirnya dan mereka menganiaya٠ mereka terus menganiaya dan sesungguhnya aku mengira bahwa aku telah menyudahi peperangan antara kami dengan mereka maka sembuhkanlah luka ini hingga aku mati di dalamnya'." Perawi berkata, "Ketika mereka berada di suatu malam, tiba-tiba lukanya menyembur lalu darah mengalir dari tempat lukanya sehingga orang-orang memasuki tenda, mereka lantas berseru, ' Wahai penghuni tenda, apa yang datang kepada kami ini dari tempatmu.' Kemudian mereka mencari-cari dan ternyata dadanya telah menyemburkan darah dari lukanya dan darah tersebut keluar cukup deras."
Hadits No. : 1332
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٢: نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ الْجَهْمِ الْأَنْمَاطِيُّ، نا أَيُّوبُ بْنُ سُوَيْدٍ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ السَّيْبَانِيِّ يَحْيَى بْنِ أَبِي عَمْرٍو، حَدَّثَنَا ابْنُ الدَّيْلَمِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، وَثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُنْقِذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْخَوْلَانِيُّ، ثنا أَيُّوبُ يَعْنِي ابْنَ سُوَيْدٍ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ وَهُوَ يَحْيَى بْنُ أَبِي عَمْرٍو السَّيْبَانِيُّ، عَنْ أَبِي بُسْرٍ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الدِّيلِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ دَاوُدَ لَمَّا فَرَغَ مِنْ بُنْيَانِ مَسْجِدِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللَّهَ حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ، وَمُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ، وَلَا يَأْتِي هَذَا الْمَسْجِدَ أَحَدٌ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ فِيهِ إِلَّا خَرَجَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ» ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَّا اثْنَتَانِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا، وَأَنَا أَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ أُعْطِيَ الثَّالِثَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1332: Ubaidullah bin Al Jaham Al Anmathi menceritakan kepada kami, Ayub bin Suwaid menceritakan kepada kami dari Abu Zur’ah Asy-Syaibani Yahya bin Abu Amr, Ibnu Ad-Dailami menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Amr, Ibrahim bin Munqidz bin Abdullah Al Khaulani menceritakan kepada kami, Ayub -yaitu Ibnu Suwaid- menceritakan kepada kami dari Abu Zur’ah -yaitu Yahya bin Abu Amr Asy-Syaibani-, dari Abu Busr Abdullah bin Ad-Dili, dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, dari Rasulullah bahwa tatkala Sulaiman bin Daud selesai membangun masjid Baitul Maqdis, ia memohon kepada Allah agar memberikan hukum yang sesuai dengan hukumnya dan kerajaan yang tidak diterikan kepada seorang pun setelahnya serta setiap orang yang datang ke masjid ini untuk shalat maka dia keluar dari kesalahan layaknya ia baru dilahirkan oleh ibunya. Kemudian Rasulullah berkata, "Adapun kedua permohonannya itu telah dikabulkan sementara permohonan ketiga yang aku harapkan juga telak dikabulkan"
Hadits No. : 1333
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ هِشَامًا، نا مُحَمَّدٌ، عَنْ عُبَيْدَةَ، عَنْ عَلِيٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَوْمَ الْأَحْزَابِ: «مَا لَهُمْ؟ مَلَأَ اللَّهُ قُبُورَهُمْ وَبُيُوتَهُمْ نَارًا، كَمَا شَغَلُونَا عَنِ الصَّلَاةِ الْوُسْطَى حَتَّى غَابَتِ الشَّمْسُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1333: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani mencitakan kepada kami, Al Mu’tamir menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Hisyam, Muhammad menceritakan kami, dari Ubadah, dari Ali. dari Nabi bahwa beliau berkata pada waktu perang Ahzab. "Allah akan memenuhi kuburan mereka dan rumah mereka dengan api neraka sebagaimana mereka telah menyibukkan kita dari shalat Al Wustha sampai matahari terbenam."
Hadits No. : 1334
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٤: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرٍّ، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ: «مَلَأَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا كَمَا شَغَلُونَا عَنْ صَلَاةِ الْوُسْطَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1334: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid mengabarkan kepada kami dari Ashim, dari Zar, dari Ali, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada waktu perang Khandak, 'Allah memenuhi hati mereka dan kubur mereka dengan api neraka sebagaimana mereka telah menahan kita dari shalat Al Wustha"
Hadits No. : 1335
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٥: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا ابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ مُسْلِمٍ، عَنْ شُتَيْرِ بْنِ شَكَلٍ، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " شَغَلُونَا عَنْ صَلَاةِ الْوُسْطَى صَلَاةِ الْعَصْرِ، مَلَأَ اللَّهُ قُبُورَهُمْ - أَوْ قَالَ: بُيُوتَهُمْ - نَارًا " وَقَالَ الْأَشَجُّ: «بُيُوتَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا، ثُمَّ صَلَّى بَيْنَ الْعِشَاءَيْنِ» ، زَادَ سَلْمٌ: «بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1335: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Numair menceritakan kepada kami dari Al A’masy, (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami. Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Muslim, dari Syutair bin Syakal, dari Ali, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Mereka telah menyibukkan kita dari shalat Al Wustha, yaitu shalat Ashar maka Allah akan memenuhi kuburan mereka' atau beliau berkata 'rumah-rumah mereka dengan api neraka’." Al Asyaj berkata, "Rumah-rumah mereka dan kuburan mereka dengan api neraka, kemudian beliau shalat antara dua Isya." Muslim menambahkan, "Antara Maghrib dan Isya."
Hadits No. : 1336
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٦: ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الصَّلَاةُ الْوُسْطَى صَلَاةُ الْعَصْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1336: Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin Atha' menceritakan kepada kami dari ,Sulaiman At-Taimi, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 'Shalat Al Wustha adalah shalat Ashar'."
Hadits No. : 1337
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٧: نا هِلَالُ بْنُ بِشْرٍ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ، ثنا خَالِدٌ، عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ، وَلَا يُحِبُّ الْحَدِيثَ بَعْدَهَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي خَبَرِ شَقِيقٍ: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «جَدَبَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّمَرَ بَعْدَ الْعَتَمَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1337: Hilal bin Bisyir menceritakan kepada kami. Abdul Wahhab bin Abdul Majid menceritakan kepada kami. Khalid menceritakan kepada kami dari Abu Al Minhal, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah tidak suka tidur setelum Isya dan tidak suka berbincang-bincang setelahnya. Abu Bakar berkata, "Didalam hadits riwayat Syaqiq, dari Abdullah, ia berkata, 'Rasulullah mencela kami mengobrol di malam hari setelah Shalat Isya."
Hadits No. : 1338
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٨: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، كِلَاهُمَا عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ مَعْمَرٍ يَقُولُ: قَالَ عَبْدُ الصَّمَدِ: «يَعْنِي بِالْجَدْبِ الذَّمَّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1338: Ishak bin Ibrahim bin Habib bin Asy-Syahid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Fudhail menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, keduanya dari Atha' bin As. Sa'ib, dari Syaqiq, dari Abdullah. ia berkata: Aku mendengar Muhammad bin Ma’mar berkata, "Abdushshamad berkata, 'Maksud Al Jadab adalah Adz-Dzam(Mencela)’."
Hadits No. : 1339
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٩: نا أَبُو مُوسَى، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَا: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ وَهُوَ وَاقِفٌ بِعَرَفَةَ، فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، جِئْتُ مِنَ الْكُوفَةِ وَتَرَكْتُ بِهَا رَجُلًا يُمْلِي الْمَصَاحِفَ عَنْ ظَهَرِ قَلْبِهِ، فَغَضِبَ عُمَرُ وَقَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَزَالُ يَسْمُرُ عِنْدَ أَبِي بَكْرٍ اللَّيْلَةَ كَذَاكَ فِي الْأَمْرِ مِنْ أُمُورِ الْمُسْلِمِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1339: Abu Musa menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami. Salam bin Junadah menceritakan kepada kami. Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, keduanya berkata, "Suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khaththab yang sedang wukuf di Arafah, lalu berkata, 'Wahai Amirul Mukminin, aku datang dari Kufah dengan meninggalkan seseorang yang membaca Al Qur'an di dalam hatinya.’ Umar kemudian marah lantas berkata, 'Rasulullah biasanya berbincang-bincang di malam hari di rumah Abu Bakar, begitu pula malam ini beliau memperbincangkan urusan-urusan kaum muslimin’."
Hadits No. : 134
صحيح ابن خزيمة ١٣٤: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، وَنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا مِسْعَرٌ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عَلِيٌّ يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنْ مِسْعَرٍ كِلَاهُمَا، عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: " بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْدَأُ إِذَا دَخَلَ الْبَيْتَ؟ قَالَتْ: بِالسِّوَاكِ " وَقَالَ يُوسُفُ: إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 134: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Yazid Ibnu Harun menceritakan kepada kami, Mis’ar mengabarkan kepada kami, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ali -maksudnya adalah Ibnu Yunus- mengabarkan kepada kami, dari Mis’ar, keduanya dari Al Miqdam bin Syuraih dari ayahnya, ia berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah, “Dulu dengan perbuatan apa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memulai ketika memasuki rumah?" Ia menjawab, “Dengan siwak." Yusuf mengatakan, “Bila beliau masuk rumahnya.” 239
Hadits No. : 1340
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٠: قَالَ أَبُو بَكْرٍ خَبَرُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو مِنْ هَذَا الْجِنْسِ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُنَا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ حَتَّى يُصْبِحَ مَا يَقُومُ فِيهَا إِلَّا إِلَى عُظْمِ صَلَاةٍ» ثناه بُنْدَارٌ، ثنا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي حَسَّانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا عَفَّانُ، ثنا أَبُو هِلَالٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي حَسَّانَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ يُحَدِّثُهُمْ بَعْدَ الْعِشَاءِ عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ لِيَتَّعِظُوا مِمَّا قَدْ نَالَهُمْ مِنَ الْعُقُوبَةِ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مِنَ الْعِقَابِ فِي الْآخِرَةِ لَمَّا عَصَوْا رُسُلَهُمْ، وَلَمْ يُؤْمِنُوا فَجَائِزٌ لِلْمَرْءِ أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا يَعْلَمُ أَنَّ السَّامِعَ يَنْتَفِعُ بِهِ مِنْ أَمْرِ دِينِهِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ يَسْمُرُ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي الْأَمْرِ مِنْ أُمُورِ الْمُسْلِمِينَ، مِمَّا يَرْجِعُ إِلَى مَنْفَعَتِهِمْ عَاجِلًا وَآجِلًا دِينًا وَدُنْيَا، وَكَانَ يُحَدِّثُ أَصْحَابَهُ عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ لِيَنْتَفِعُوا بِحَدِيثِهِ، فَدَلَّ فِعْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَنَّ كَرَاهَةَ الْحَدِيثِ بَعْدَ الْعِشَاءِ بِمَا لَا مَنْفَعَةَ فِيهِ دِينًا، وَلَا دُنْيَا، وَيَخْطِرُ بِبَالِي أَنَّ كَرَاهَتَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الِاشْتِغَالَ بِالسَّمَرِ؛ لِأَنَّ ذَلِكَ يُثَبِّطُ عَنْ قِيَامِ اللَّيْلِ؛ لِأَنَّهُ إِذَا اشْتَغَلَ أَوَّلَ اللَّيْلِ بِالسَّمَرِ ثَقُلَ عَلَيْهِ النَّوْمُ آخِرَ اللَّيْلِ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ، وَإِنِ اسْتَيْقَظَ لَمْ يَنْشَطْ لِلْقِيَامِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1340: Abu Bakar berkata, "Hadits Abdullah bin Amr seperti hadits ini, bahwa Rasulullah telah menceritakan kepada kami tentang bani Israil sampai Subuh dan tidak ada seorang pun yang beranjak kecuali untuk mengerjakan shalat." Bundar menceritakan kepada kami, Mu.adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Qatadah, dari Abu Hassan. dari Abdullah bin Amr (Ha') dan Bundar menceritakan kepada kami, Affan menceritakan kepada kami, Abu Hilal menceritakan kepada kami dari Qatadah. dari Abu Hassan. dari Imran bin Hushain. dari Nabi dengan redaksi hadits yang serupa. Abu Bakar berkata. "Nabi pernah berbincang-bincang dengan mereka setelah Isya tentang bani Isra'il agar mereka mengambil pelajaran atas siksaan yang diterima oleh bani Isra'il di dunia dan yang telah dijanjikan Allah di akhirat lantaran mereka mendustai rasul-rasul yang diutus kepada mereka serta karena mereka tidak beriman. Karena itu. seseorang setelah Isya boleh memperbincangkan ajaran agama apa yang diketahuinya sehingga orang yang mendengar dapat mengambil pelajaran dari ceritanya itu, sebab Nabi pernah berbincang-bincang di malam hari setelah Isya tentang urusan-urusan kaum muslimin yang dapat memberikan faidah kepada mereka untuk dunia dan akhirat, agama dan dunia. (Ketika itu) beliau menceritakan para sahabatnya tentang kisah bani Isra'il agar mereka dapat mengambil pelajaran dari cerita tersebut. Dengan demikian perbuatan beliau menjadi dalil bahwa berbincang-bincang yang makruh setelah Isya adalah yang tidak memberikan manfaat untuk agama dan dunia. Dalam benakku terlintas bahwa berbincang-bincang di malam hari tidak disukai Nabi karena hal itu cenderung menghalangi seseorang melakukan shalat malam. Sebab apabila ia beraktifitas di awal malam dengan berbincang-bincang maka dia akan merasa berat tidur di akhir malam sehingga ia tidak dapat bangun. Dan walaupun ia bangun maka dia tidak akan bersemangat mengerjakan shalat malam.
Hadits No. : 1341
صحيح ابن خزيمة ١٣٤١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَأَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي الْأَشْعَثُ بْنُ سُلَيْمٍ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ ثَعْلَبَةَ بْنِ زَهْدَمٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ بِطَبَرِسْتَانَ، فَقَالَ: أَيُّكُمْ صَلَّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْخَوْفِ؟ فَقَالَ حُذَيْفَةُ: أَنَا، قَالَ: فَقَامَ حُذَيْفَةُ «فَصَفَّ النَّاسَ خَلْفَهُ صَفَّيْنِ صَفًّا خَلْفَهُ وَصَفًّا مُوَازِي الْعَدُوِّ، فَصَلَّى بِالَّذِينَ خَلْفَهُ رَكْعَةً، ثُمَّ انْصَرَفَ هَؤُلَاءِ مَكَانَ هَؤُلَاءِ، وَجَاءَ أُولَئِكَ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَةً وَلَمْ يَقْضُوا» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى، وَقَالَ بُنْدَارٌ: عَنْ أَشْعَثَ بْنِ أَبِي الشَّعْثَاءِ، وَلَمْ يَقُلْ: «وَلَمْ يَقْضُوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1341: Muhammad bin Basysyar dan Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Al Asy’ats bin Sulaim menceritakan kepada kami dari Al Aswad bin Hilal, dari Tsa’labah bin Zahdam, ia berkata, "Kami pernah bersama Sa’id bin Al Ash di Thabristan, lalu ia bertanya, 'Siapa di antara kamu yang shalat khauf bersama Rasulullah ?’ Hudzaifah menjawab, 'Aku’." Perawi bercerita, "Kemudian Hudzaifah bangkit berdiri dan membariskan orang-orang dua barisan di belakangnya, satu barisan di belakangnya dan satu barisan lainnya menghadap arah musuh. Lalu ia mengimami orang-orang yang di belakangnya satu rakaat, kemudian mereka mundur ke belakang menempati tempat mereka yang dibelakang sedangkan kelompok yang lain maju ke depan lalu imam shalat bersama mereka satu rakaat lalu mereka belum menyelesaikannya." Ini adalah lafazh hadits Abu Musa. Sedangkan Bundar berkata, "Diriwayatkan dari Asy’ats bin Abu Asy-Sya’tsa' namun dia tidak menyebutkan, "Dan mereka belum menyelesaikannya."
Hadits No. : 1342
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٢: قَالَ: حَدَّثَنَا يَعْنِي مُحَمَّدٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي الْجَهْمِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِذِي قَرَدٍ» قَالَ أَبُو مُوسَى: «مِثْلُ صَلَاةِ حُذَيْفَةَ» وَذَكَرَ بُنْدَارٌ الْحَدِيثَ مِثْلَ حَدِيثِ حُذَيْفَةَ، وَقَالَ فِي آخِرِهِ: وَلَمْ يَقْضُوا. وَقَالَ أَبُو مُوسَى فِي عَقِبِ خَبَرِ ابْنِ عَبَّاسٍ: قَالَ سُفْيَانُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1342: Ia berkata: Muhammad dan Abu Musa menceritakan kepadaku, keduanya berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, Sufyan meriwayatkan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Jaham menceritakan kepadaku dari Ubaidullah bin AbdulIah. dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ahalat di Dzul Qarad, Abu Musa berkata. "Seperti shalatnya Hudzaifah." Bundar menyebutkan hadits seperti hadits Hudzaifah dan di akhirnya berkata. "Dan mereka beium menyelesaikannya." Abu Musa menyebutkan setelah hadita bin Abbas. "Sufyan berkata"
Hadits No. : 1343
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٣: وَحَدَّثَنِي الرُّكَيْنُ بْنُ الرَّبِيعِ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ حَسَّانَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ صَلَاةِ حُذَيْفَةَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ فِي عَقِبِ حَدِيثِ حُذَيْفَةَ قَالَ: ثنا يَحْيَى قَالَ: ثنا سُفْيَانُ قَالَ: حَدَّثَنِي الرُّكَيْنُ بْنُ الرَّبِيعِ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ حَسَّانَ قَالَ: سَأَلْتُ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ عَنْ ذَلِكَ فَحَدَّثَنِي بِنَحْوِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1343: Ar-Rukain bin Rabi’ menceritakan kepadaku dari Al Qasim bin Hassan, dari Zaid bin Tsabit, dari Nabi seperti shalatnya Hudzaifah (Ha') dan Bundar menceritakan kepada kami setelah hadits Hudzaifah, ia berkata: Yahya meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Ar-Rukain bin Rabi’ menceritakan kepadaku dari Al Qasim bin Hassan, ia berkata "Aku bertanya kepada Zaid bin Tsabit tentang hal itu maka ia menceritakan kepadaku yang sepertinya."
Hadits No. : 1344
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٤: ثنا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، ثنا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ الْأَخْنَسِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «فَرَضَ اللَّهُ الصَّلَاةَ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَضَرِ أَرْبَعًا، وَفِي السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ، وَفِي الْخَوْفِ رَكْعَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1344: Bisyir bin Mu’adz menceritakan kepada kami. Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Bakir bin Al Akhnas, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Allah telah mewajibkan shalat atas lisan Nabimu ketika bermukim empat rakaat dan ketika bepergian dua rakaat serta ketika takut akan serangan musuh satu rakaat."
Hadits No. : 1345
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٥: نا أَبُو مُوسَى، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ قَالَا: ثنا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ يَزِيدَ الْفَقِيرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِمْ صَلَاةَ الْخَوْفِ، فَقَامَ صَفٌّ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَصَفٌّ خَلْفَهُ، فَصَلَّى بِالَّذِينَ خَلْفَهُ رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ تَقَدَّمَ هَؤُلَاءِ حَتَّى قَامُوا مَقَامَ أَصْحَابِهِمْ، وَجَاءَ أُولَئِكَ حَتَّى قَامُوا مَقَامَ هَؤُلَاءِ، فَصَلَّى بِهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، فَكَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَانِ وَلَهُمْ رَكْعَةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1345: Abu Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya Al Qutha'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Hakam, dari Yazid Al Faqir, dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah pernah mengimami mereka shalat khauf, kemudian berdiri satu barisan di depannya dan satui barisan di belakangnya lalu beliau shalat mengimami barisan yang di belakangnya sati rakaat dan dua sujud, kemudian mereka maju ke depan sehingga menempati tempat sahabat-sahabatnya lalu mereka datang sehingga menempati tempat mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian shalat mengimami mereka satu rakaat dan dua sujud, lalu beliau mengucap salam. Sehingga Nabi shalat dua rakaat sementara mereka satu rakaat.
Hadits No. : 1346
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٦: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ سُوَيْدِ بْنِ مَنْحُوفٍ، ثنا رَوْحٌ، ثنا شُعْبَةُ، ثنا الْحَكَمُ، وَمِسْعَرُ بْنُ كِدَامٍ، عَنْ يَزِيدَ الْفَقِيرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ، وَلَمْ يَقُلْ: «ثُمَّ سَلَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1346: Ahmad bin Abdullah bin Ali bin Suwaid bin Manhuf menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Al Hakam dan Mis’ar bin Kadam menceritakan kepada kami dari Yazid Al Faqir, dari Jabir bin Abdullah, dari Nabi dengan redaksi yang sama namun tidak menyebutkan, "Kemudian mengucap salam."
Hadits No. : 1347
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٧: نا أَحْمَدُ، ثنا رَوْحٌ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ سِمَاكٍ الْحَنَفِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1347: Ahmad menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Simak Al Hanafi, dari Ibnu Umar, dari Nabi dengan redaksi yang serupa.
Hadits No. : 1348
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٨: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَهَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِأَصْحَابِهِ صَلَاةَ الْخَوْفِ فَرَكَعَ بِهِمْ جَمِيعًا، ثُمَّ سَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَالصَّفُّ الَّذِينَ يَلُونَهُ وَالْآخَرُونَ قِيَامٌ حَتَّى إِذَا نَهَضَ سَجَدَ أُولَئِكَ بِأَنْفُسِهِمْ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ تَأَخَّرَ الصَّفُّ الْمُقَدَّمُ حَتَّى قَامُوا مَعَ أُولَئِكَ، وَتَخَلَّلَ أُولَئِكَ حَتَّى قَامُوا مَقَامَ الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ، رَكَعَ بِهِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمِيعًا، ثُمَّ سَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالصَّفُّ الَّذِينَ يَلُونَهُ، فَلَمَّا رَفَعُوا رُءُوسَهُمْ سَجَدَ أُولَئِكَ سَجْدَتَيْنِ، كُلُّهُمْ قَدْ رَكَعَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَسَجَدُوا بِأَنْفُسِهِمْ سَجْدَتَيْنِ، وَكَانَ الْعَدُوُّ مِمَّا يَلِي الْقِبْلَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1348: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abdul Warits bin Sa’id mengabarkan kepada kami dari Ayub, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi shalat bersama para sahabatnya shalat khauf dan ruku bersama-sama mereka, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud dengan barisan yang di belakangnya sedangkan yang lainnya tetap berdiri, sampai ketika beliau bangkit, mereka lalu sujud dua kali sendirian, lantas barisan yang terdepan mundur ke belakang sehingga berdiri sejajar dengan mereka itu. Mereka kemudian membuka jalan sehingga dapat berdiri di barisan yang terdepan. Rasulullah ruku bersama mereka semua lalu Rasulullah dan barisan yang di belakangnya sujud. Tatkala mereka mengangkat kepala mereka maka mereka itu sujud dua sujud. Mereka semua telah ruku bersama-sama Nabi dan sujud dua kali sendirian sementara musuh berada berhadapan dengan kiblat."
Hadits No. : 1349
صحيح ابن خزيمة ١٣٤٩: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ الْمِصْرِيَّانِ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمُ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ الْهَادِ، حَدَّثَنِي شُرَحْبِيلُ أَبُو سَعْدٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةِ الْخَوْفِ قَالَ: «قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَائِفَةٌ مِنْ وَرَاءِ الطَّائِفَةِ الَّتِي خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُعُودٌ وُجُوهُهُمْ كُلُّهُمْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَبَّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَبَّرَتِ الطَّائِفَتَانِ، فَرَكَعَ، فَرَكَعَتِ الطَّائِفَةُ الَّتِي خَلْفَهُ، وَالْآخَرُونَ قُعُودٌ، ثُمَّ سَجَدَ، فَسَجَدُوا أَيْضًا، وَالْآخَرُونَ قُعُودٌ، ثُمَّ قَامَ وَقَامُوا، وَنَكَسُوا خَلْفَهُمْ حَتَّى كَانُوا مَكَانَ أَصْحَابِهِمْ قُعُودٌ، وَأَتَتِ الطَّائِفَةُ الْأُخْرَى فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ، وَالْآخَرُونَ قُعُودٌ، ثُمَّ سَلَّمَ، فَقَامَتِ الطَّائِفَتَانِ كِلْتَاهُمَا، فَصَلَّوْا لِأَنْفُسِهِمْ رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ، رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1349: Zakaria bin Yahya bin Aban dan Ahmad bin Abdullah bin Abdurrahimm Al Barqi Al Mishriyyani menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayub mengabarkan kepada kami, Yazid bin Al Hadi menceritakan kepada kami, Syurahbil Abu Sa’ad menceritakan kepadaku dari Jabir bin Abdullah, dari Rasulullah tentang shalat khauf, ia berkata, "Rasulullah berdiri sementara kelompok yang berada di belakang kelompok yang di belakang Nabi duduk, wajah mereka semua menghadap Rasulullah SAW, lalu ketika Rasulullah bertakbir, kedua kelompok tersebut juga bertakbir, kemudian beliau ruku maka kelompok yang dibelakang beliau ikut ruku sedangkan yang lain tetap duduk, lantas beliau berdiri dan mereka juga ikut berdiri sambil berputar kebelakang sehingga mereka menempati tempat sahabat-sahabat yang sedang duduk. Kemudian datang kelompok yang lain lalu beliau shalat bersama mereka satu rakaat serta dua sujud, sedangkan yang lain masih tetap duduk, kemudian beliau salam dan kedua kelompok tersebut berdiri secara bersamaan lalu shalat sendirian satu rakaat dengan dua sujud, satu rakaat dengan dua sujud."
Hadits No. : 135
صحيح ابن خزيمة ١٣٥: نا الْحَسَنُ بْنُ قَزَعَةَ بْنِ عُبَيْدٍ الْهَاشِمِيُّ، نا سُفْيَانُ بْنُ حَبِيبٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 135: Al Hasan bin Qaz’ah bin Ubaid Al Hasyimi mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Habib mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij dari Utsman bin Abu Sulaiman dari Ubaid bin Umair dari Aisyah ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siwak itu mensucikan mulut, menjadi keridhaan bagi Tuhan.”240. Zubair 'Ali Zai : Rijal Isnadnya Tsiqat,
Hadits No. : 1350
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٠: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ عَسْكَرٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ، ثنا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَّامٍ، أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَهُ: «أَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْخَوْفِ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ صَلَّى بِالطَّائِفَةِ الْأُخْرَى رَكْعَتَيْنِ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، وَصَلَّى بِكُلِّ طَائِفَةٍ رَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1350: Muhammad bin Sahal bin Askar menceritakan kepada kami, Yahya bin Hassan menceritakan kepada kami, Mu’awiyah bin Salam menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Katsir mengabarkan kepada kami, Abu Salamah bin Abdurrahman mengabarkan kepada kami dari Jabir bin Abdullah telah mengabarkan kepadanya bahwa ia pernah melakukan shalat khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah kemudian shalat bersama salah satu kelompok dua rakaat, lalu shalat dengan kelompok yang lain dua rakaat, maka Rasulullah shalat empat rakaat sedangkan tiap-tiap kelompok shalat dua rakaat.
Hadits No. : 1351
صحيح ابن خزيمة ١٣٥١: نا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ يُونُسَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ فِي صَلَاةِ الْخَوْفِ قَالَ: «صَلَّى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِطَائِفَةٍ مِنَ الْقَوْمِ رَكْعَتَيْنِ، وَطَائِفَةٌ تَحْرُسُ، فَسَلَّمَ فَانْطَلَقَ هَؤُلَاءِ الْمُصَلُّونَ، وَجَاءَ الْآخَرُونَ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «قَدِ اخْتَلَفَ أَصْحَابُنَا فِي سَمَاعِ الْحَسَنِ مِنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1351: Ismail menceritakan kepada kami dari Yunus, dari Al Hasan, dari Jabir bin Abdullah tentang shalat khauf, ia berkata, "Nabi pernah shalat bersama sara kelompok dua rakaat sementara kelompok lain berjaga-jaga lalu mengucap salam, maka kelompok yang telah mengerjakan shalat pergi lalu datang kelompok lain kemudian beliau shalat bersama mereka dua rakaat kemudian mengucap salam." Abu Bakar berkata, "Sahabat-sahabat kami berbeda pendapat dalam hal Al Hasan telah mendengar hadits ini dari Jabir bin Abdullah."
Hadits No. : 1352
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٢: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِمْ صَلَاةَ الْخَوْفِ، فَصَلَّى بِطَائِفَةٍ خَلْفَهُ رَكْعَةً، وَطَائِفَةٌ مُوَاجِهَةٌ الْعَدُوَّ، ثُمَّ قَامَتِ الطَّائِفَةُ الَّذِينَ صَلَّوْا فَوَاجَهُوا الْعَدُوَّ، وَجَاءَ الْآخَرُونَ فَصَلَّى بِهِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَةً، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ صَلَّى هَؤُلَاءِ رَكْعَةً وَهَؤُلَاءِ رَكْعَةً "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1352: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ma’mar menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Salim, dari Ihnu Umar bahwa Nabi shalat khauf mengimami mereka, maka beliau shalat bersama kelompok yang di belakangnya satu rakaat sedangkan kelompok yang lain menghadap musuh, lalu kelompok yang telah shalat berdiri dan menghadap musuh maka yang lain datang dan beliau shalat mengimami mereka satu rakaat, kemudian mengucap salam, lalu mereka shalat satu rakaat dan kelompok lainnya juga satu rakaat.
Hadits No. : 1353
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٣: نا بِهِ أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ثنا مَعْمَرٌ، بِنَحْوِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1353: Ahmad bin Al Miqdam menceritakannya kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, Ma’mar menceritakan kepada kami dengan redaksi yang serupa.
Hadits No. : 1354
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ صَالِحِ بْنِ خَوَّاتٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ فِي صَلَاةِ الْخَوْفِ قَالَ: «يَقُومُ الْإِمَامُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ، وَتَقُومُ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَهُ وَطَائِفَةٌ مِنْ قِبَلِ الْعَدُوِّ، وُجُوهُهُمْ إِلَى الْعَدُوِّ فَيَرْكَعُ بِهِمْ رَكْعَةً» قَالَ أَبُو مُوسَى: «ثُمَّ يَقُومُونَ فَيَرْكَعُونَ» ، وَقَالَ بُنْدَارٌ: «فَيَرْكَعُونَ لِأَنْفُسِهِمْ، وَيَسْجُدُونَ لِأَنْفُسِهِمْ سَجْدَتَيْنِ فِي مَكَانِهِمْ، وَيَذْهَبُونَ إِلَى مَقَامِ أُولَئِكَ، وَيَجِيءُ أُولَئِكَ فَيَرْكَعُ بِهِمْ، وَيَسْجُدُ بِهِمْ سَجْدَتَيْنِ، فَهِيَ لَهُ اثْنَتَانِ، وَلَهُمْ وَاحِدَةٌ، ثُمَّ يَرْكَعُونَ» قَالَ أَبُو مُوسَى: «لِأَنْفُسِهِمْ رَكْعَةً وَيَسْجُدُونَ سَجْدَتَيْنِ» هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ إِلَّا مَا ذَكَرْتُ مِمَّا خَالَفَهُ أَبُو مُوسَى فِي لَفْظِ الْحَدِيثِ، إِنَّمَا زَادَ أَبُو مُوسَى: لِأَنْفُسِهِمْ فِي الْمَوْضِعَيْنِ فَقَطْ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ بُنْدَارًا يَقُولُ: سَأَلْتُ يَحْيَى عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَحَدَّثَنِي عَنْ شُعْبَةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1354: Muhammad bin Basysyar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id Al Anshari menceritakan kepada kami dari Al Qasim bin Muhammad, dari Shalih bin Khawwat, dari Sahal bin Abu Hatsmah tentang shalat khauf, ia berkata, "Imam berdiri menghadap kiblat dan satu kelompok dari mereka berdiri bersamanya sedangkan kelompok lainnya di arah musuh dengan wajah menghadap musuh, kemudian ia ruku bersama mereka satu rakaat." Abu Musa menyebutkan, "Lalu mereka berdiri dan melakukan raku." Bundar menyebutkan, "Mereka ruku sendiri-sendiri dan sujud dengan dua sujud di tempat mereka, lalu pergi ke tempat kelompok yang kedua, kemudian kelompok itu datang maka imam mku te-a mereka dan sujud tersama mereka dua sujud, (dengan demikian) ia telah shalat dua rakaat dan mereka shalat satu rakaat, kemudian mereka ruku" Abu Musa menyebutkan, "Mereka masing-masing shalat satu rakaat dan sujud dengan dua sujud." Ini adalah hadits Bundar kecuali hadits yang disebutkan bersebrangan dengan riwayat Abu Musa di dalam lafazh hadits tersebut, akan tetapi Abu Musa hanya menambahkan kalimat "Mereka masing-masing" pada dua tempat saja. Abu Bakar berkata, "Aku mendengar Bundar berkata, 'Saya bertanya kepada Yahya tentang hadits ini maka ia meriwayatkannya kepadaku dari Syu'bah'."
Hadits No. : 1355
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٥: قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا مُوسَى يَقُولُ: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ صَالِحِ بْنِ خَوَّاتٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُنْدَارٌ بِمِثْلِ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَقَالَ لِي يَحْيَى: اكْتُبْهُ إِلَى جَنْبِهِ، وَلَسْتُ أَحْفَظُ الْحَدِيثَ وَلَكِنَّهُ مِثْلُ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَقَالَ أَبُو مُوسَى: قَالَ لِي يَحْيَى سَمِعْتَ مِنِّي حَدِيثَ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ فِي صَلَاةِ الْخَوْفِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ قَالَ: فَاكْتُبْهُ إِلَى جَنْبِهِ بِنَحْوِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1355: Ia berkata; Aku mendengar Abu Musa berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepadaku dari Syu’bah, dari AMurrahman bin Al Qasim, dari ayahnya, dari Shalih bin Khawwat, dari Sahal bin Abu Hatsmah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Bundar menyebutkan redaksi hadits seperti hadits Yahya bin Sa'id dan Yahya berkata kepadaku, "Tulislah di sampingnya dan aku tidak hafal haditsnya akan tetapi ia sama seperti hadits Yahya bin Sa’id. Abu Musa berkata: Yahya pernah bertanya kepadaku, "Apakah kamu mendengar dariku hadits Yahya bin Sa’id tentang shalat khauf?" Aku menjawab, "Ya." Ia berkata, "Tulislah di sampingnya, 'Yang sepertinya’."
Hadits No. : 1356
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٦: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ، وَأَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ، وَهَذَا حَدِيثُ الْمُخَرِّمِيِّ، ثنا رَوْحُ بْنُ عِبَادَةَ، ثنا شُعْبَةُ، وَمَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ صَالِحِ بْنِ خَوَّاتٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ، أَنَّهُ قَالَ فِي صَلَاةِ الْخَوْفِ: «تَقُومُ طَائِفَةٌ وَرَاءَ الْإِمَامِ وَطَائِفَةٌ خَلْفَهُ، فَيُصَلِّي بِالَّذِينَ خَلْفَهُ رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ يَقْعُدُ مَكَانَهُ حَتَّى يَقْضُوا رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ يَتَحَوَّلُونَ إِلَى مَكَانِ أَصْحَابِهِمْ، ثُمَّ يَتَحَوَّلُ أَصْحَابُهُمْ إِلَى مَكَانِ هَؤُلَاءِ، فَيُصَلِّي بِهِمْ رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ يَقْعُدُ مَكَانَهُ حَتَّى يُصَلُّوا رَكْعَةً وَسَجْدَتَيْنِ ثُمَّ يُسَلِّمُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1356: Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrimi dan Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim menceritakan kepada kami -ini adalah hadits Al Mukharrimi-, Rauh bin Abbad menceritakan kepada kami, Syu’bah dan Malik bin Anas menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa’id, dari Al Qasim, dari Shalih bin Khawwat, dari Sahal bin Abu Hatsmah bahwa ia pernah bercerita tentang shalat khauf, yakni satu kelompok berdiri di belakang imam sedangkan kelompok yang lain di belakangnya lagi, kemudian imam shalat bersama orang-orang yang di belakangnya satu rakaat dan dua sujud, lalu duduk di tempatnya sehingga mereka menyempurnakan satu rakaat dan dua sujud kemudian mereka berbalik ke tempat sahabat-sahabat mereka dan sahabat-sahabat mereka menempati tempat mereka kemudian imam shalat bersama mereka satu rakaat dan dua sujud, lalu duduk di tempatnya sehingga mereka shalat satu rakaat dan dua sujud lantas ia mengucap salam.
Hadits No. : 1357
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٧: ثنا. . . . قَالَا، ثنا رَوْحٌ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ صَالِحِ بْنِ خَوَّاتٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ هَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1357: Menceritakan pada kami..., ia berkata Rauh menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Al Qasim, dari Al Qasim, dari Shalih bin Khawwat, dari Sahal bin Abu Hatsmah, dari Nabi dengan redaksi yang serupa.
Hadits No. : 1358
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٨: ثنا الْمُخَرِّمِيُّ، أَيْضًا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ صَالِحِ بْنِ خَوَّاتٍ، عَنْ أَبِيهِ بِنَحْوِهِ هَكَذَا حَدَّثَنَا بِهِ الْمُخَرِّمِيُّ فِي عَقِبِ حَدِيثِ شُعْبَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1358: Al Mukharrimi juga menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id Al Umawi menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Umar, dari Al Qasim, dari Shalih bin Khawwat, dari ayahnya dengan redaksi yang serupa. Seperti itulah yang telah diriwayatkan oleh Al Mukharrimi setelah menyebutkan hadits Syu’bah dari Abdurrahman bin Al Qasim.
Hadits No. : 1359
صحيح ابن خزيمة ١٣٥٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ، ثنا حَيْوَةُ، ثنا أَبُو الْأَسْوَدِ، أَنَّهُ سَمِعَ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ يُحَدِّثُ، عَنْ مَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ، أَنَّهُ سَأَلَ أَبَا هُرَيْرَةَ: هَلْ صَلَّيْتَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْخَوْفِ؟ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: نَعَمْ قَالَ: مَتَى؟ قَالَ: «كَانَ عَامَ غَزْوَةِ نَجْدٍ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَلَاةِ الْعَصْرِ، وَقَامَتْ مَعَهُ طَائِفَةٌ وَطَائِفَةٌ أُخْرَى مُقَابِلَ الْعَدُوِّ، ظُهُورُهُمْ إِلَى الْقِبْلَةِ، فَكَبَّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَبَّرُوا مَعَهُ جَمِيعًا الَّذِينَ مَعَهُ، وَالَّذِينَ يُقَابِلُونَ الْعَدُوَّ، ثُمَّ رَكَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَةً وَاحِدَةً، وَرَكَعَ مَعَهُ الطَّائِفَةُ الَّتِي تَلِيهِ، ثُمَّ سَجَدَ وَسَجَدَتِ الطَّائِفَةُ الَّتِي تَلِيهِ، وَالْآخَرُونَ قِيَامٌ مِمَّا يَلِي الْعَدُوَّ، ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَامَتِ الطَّائِفَةُ الَّتِي تَلِيهِ فَذَهَبُوا إِلَى الْعَدُوِّ فَقَابَلُوهُمْ، وَأَقْبَلَتِ الطَّائِفَةُ الَّتِي كَانَتْ مُقَابِلَ الْعَدُوِّ، فَرَكَعُوا وَسَجَدُوا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ كَمَا هُوَ، ثُمَّ قَامُوا فَرَكَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَةً أُخْرَى، فَرَكَعُوا مَعَهُ وَسَجَدُوا مَعَهُ، ثُمَّ أَقْبَلَتِ الطَّائِفَةُ الَّتِي كَانَتْ مُقَابِلَ الْعَدُوِّ فَرَكَعُوا وَسَجَدُوا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ وَمَنْ مَعَهُ، ثُمَّ كَانَ السَّلَامُ فَسَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَلَّمُوا جَمِيعًا، فَكَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَانِ، وَلِكُلِّ رَجُلٍ مِنَ الطَّائِفَتَيْنِ رَكْعَتَانِ، رَكْعَتَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1359: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yazid Al Muqri' menceritakan kepada kami, Haiwah menceritakan kepada kami, Abu Al Aswad menceritakan kepada kami bahwa ia mendengar Urwah bin Az-Zubair meriwayatkan hadits dari Marwan bin Al Hakam, bahwa ia pernah bertanya kepada Abu Hurairah, "Apakah kamu pernah shalat khauf bersama Nabi ?" Abu Hurairah menjawab. "Ya." Ia bertanya, "Kapan?.’ Abu Hurairah menjawab, "Pada saat perang Najd. Rasulullah berdiri shalat Ashar dan ada satu kelompok berdiri bersama beliau, sedangkan kelompok yang lain menghadap musuh dan punggung mereka menghadap kiblat, lalu beliua bertakbir dan semuanya bertakbir, baik orang-orang yang bersamanya maupun yang menghadap musuh, kemudian beliau ruku satu rakaat dan ruku bersamanya kelompok yang di belakangnya, kemudian sujud dan sujud pula kelompok yang di belakangnya sedangkan yang lainnya masih tetap berdiri menghadap musuh, lantas ketika beliau berdiri maka kelompok yang di belakangnya ikut berdiri lalu pergi menghadapi musuh sedangkan kelompok yang menghadap musuh maju kemudian ruku dan sujud sedangkan beliau masih dalam keadaan berdiri sebagaimana halnya beliau berdiri. Setelah itu ketika mereka berdiri maka Rasulullah mengerjakan ruku selanjutnya mereka pun ikut ruku dan sujud bersama teliau, kemudian kelompok yang menghadap musuh maju lalu ruku dan sujud sedangkan Rasulullah dengan orang-orang yang bersamanya dalam keadaan duduk. Ketika tinggal mengucapkan salam, maka beliau mengucap salam lalu mereka semua mengucap salam. Dengan demikian Rasulullah shalat dua rakaat dan tiap-tiap kelompok juga dua rakaat."
Hadits No. : 136
صحيح ابن خزيمة ١٣٦: نا أَبُو حَصِينِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ يُونُسَ، نا عَنْزٌ يَعْنِي ابْنَ الْقَاسِمِ، نا حُصَيْنٌ، وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ، وَهَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ قَالَ عَلِيٌّ: قَالَ: حَدَّثَنَا حُصَيْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَقَالَ هَارُونُ: عَنْ حُصَيْنٍ، وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ حُصَيْنٍ، وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ يَعْنِي ابْنَ عُيَيْنَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، وَحُصَيْنٍ، وَالْأَعْمَشِ، وَنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا وَكِيعٌ، نا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، وَحُصَيْنٍ كُلُّهُمْ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِلتَّهَجُّدِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ هَارُونَ بْنِ إِسْحَاقَ، لَمْ يَقُلْ أَبُو مُوسَى، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ لِلتَّهَجُّدِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 136: Abu Hashin bin Ahmad bin Yunus mengabarkan kepada kami, ‘Anz —maksudnya Ibnu Al Qasim— mengabarkan kepada kami, Hushain mengabarkan kepada kami, Ali bin Al Mundzir dan Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, Ali berkata:Ibnu Fudhail berkata: Hushain bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Harun berkata: Dari Hushain, Bundar menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami dari Syu’bah dari Hushain; Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan —maksudnya Ibnu Uyainah— menceritakan kepada kami dari Manshur; Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Manshur, Hushain dan Al A’masy dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, W aki’ mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Manshur dan Hushain, seluruhnya dari Abu Wa'il dari Hudzaifah, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila bangun malam untuk tahajjud, beliau menggosok mulutnya dengan siwak.” 241 Ini redaksi hadits Harun bin Ishaq. Abu Musa dan Sa’id bin Abdurrahman tidak mengatakan, “Untuk tahajjud."
Hadits No. : 1360
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٠: نا أَبُو الْأَزْهَرِ وَكَتَبْتُهُ مِنْ أَصْلِهِ، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ بْنِ نَوْفَلٍ، وَكَانَ يَتِيمًا فِي حِجْرِ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ وَهُوَ أَحَدُ بَنِي أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قُصَيٍّ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، وَمَرْوَانُ بْنُ الْحَكَمِ يَسْأَلُهُ عَنْ صَلَاةِ الْخَوْفِ، فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي تِلْكَ الْغَزْوَةِ قَالَ: " فَصَدَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّاسَ صَدْعَيْنِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِ مَعْنَاهُ، وَذَكَرَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ قَالَ: «وَأَخَذَتِ الطَّائِفَةُ الَّتِي صَلَّتْ خَلْفَهُ أَسْلِحَتَهُمْ، ثُمَّ مَشَوَا الْقَهْقَرَى عَلَى أَدْبَارِهِمْ حَتَّى قَامُوا مِمَّا يَلِي الْعَدُوَّ» ، وَزَادَ فِي آخِرِ الْحَدِيثِ: «فَقَامَ الْقَوْمُ وَقَدْ شَرَكُوهُ فِي الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1360: Abu Al Azhar menceritakan kepada kami -aku telah menulisnya dari aslinya-, Ya’qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishak, Muhammad bin Abdurrahman bin Al Aswad bin Naufal -Ia adalah yatim yang berada dalam asuhan Urwah bin Az-Zubrir, dan salah seorang keturunan bani Asad bin Abdul Iz bin Qushai-menceritakan kepadaku dari Urwah bin Az-Zubair, ia berkata, "Aku mendengar Abu Hurairah dan Marwan bin Al Hakam ditanya tentang shalat khauf, maka Abu Hurairah menjawab, 'Aku bersama Rasulullah di saat peperangan tersebut’." Perawi berkata, "Rasulullah kemudian membagi orang-orang menjadi dua kelompok." Lalu menyebutkan hadits dengan makna yang serupa dan menyebutkan pada rakaat kedua, ia berkata, "Maka kelompok yang shalat di belakangnya mengambil senjata, lalu mereka berjalan mundur sehingga mereka berdiri berhadapan dengan musuh," serta menambahkan di akhir hadits, "Maka orang-orang terdiri dan mereka telah shalat bersama beliau."
Hadits No. : 1361
صحيح ابن خزيمة ١٣٦١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ مُحْرِزٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ قَالَا: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: " صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْخَوْفِ بِذَاتِ الرِّقَاعِ قَالَتْ: فَصَدَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّاسَ صَدْعَيْنِ، فَصَفَّتْ طَائِفَةٌ وَرَاءَهُ، وَقَامَتْ طَائِفَةٌ وِجَاهَ الْعَدُوِّ قَالَتْ: فَكَبَّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَبَّرَتِ الطَّائِفَةُ الَّذِينَ صُفُّوا خَلْفَهُ، ثُمَّ رَكَعَ وَرَكَعُوا، ثُمَّ سَجَدَ فَسَجَدُوا، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَرَفَعُوا، ثُمَّ مَكَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا وَسَجَدُوا لِأَنْفُسِهِمُ السَّجْدَةَ الثَّانِيَةَ، ثُمَّ قَامُوا فَنَكَصُوا عَلَى أَعْقَابِهِمْ يَمْشُونَ الْقَهْقَرَى، حَتَّى قَامُوا مِنْ وَرَائِهِمْ، وَأَقْبَلَتِ الطَّائِفَةُ قَالَ أَحْمَدُ: الْأُخْرَى، وَقَالَا جَمِيعًا: فَصَفُّوا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرُوا، ثُمَّ رَكَعُوا لِأَنْفُسِهِمْ، ثُمَّ سَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجْدَتَهُ الثَّانِيَةَ، فَسَجَدُوا - زَادَ أَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ: فَسَجَدُوا مَعَهُ - ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَكْعَتِهِ، وَسَجَدُوا لِأَنْفُسِهِمُ السَّجْدَةَ الثَّانِيَةَ، ثُمَّ قَامَتِ الطَّائِفَتَانِ جَمِيعًا، وَقَالَا: فَصَفُّوا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَكَعَ بِهِمْ رَكْعَةً وَرَكَعُوا جَمِيعًا، ثُمَّ سَجَدَ فَسَجَدُوا جَمِيعًا قَالَ أَبُو الْأَزْهَرِ: ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَرَفَعُوا مَعَهُ وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ: وَرَفَعُوا مَكَانَهُ، وَلَمْ يَقُلْ: ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، وَقَالَا جَمِيعًا: كَانَ ذَلِكَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيعًا جِدًّا، لَا يَأْلُو أَنْ يُخَفِّفَ مَا اسْتَطَاعَ، ثُمَّ سَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَلَّمُوا، ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ شَرَكَهُ النَّاسُ فِي صَلَاتِهِ كُلِّهَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1361: Muhammad bin Ali bin Muhriz dan Ahmad bin Al Azhar menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ya’qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishak, Muhammad bin Ja’far bin Az-Zubair menceritakan kepadaku dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah pernah shalat khauf di Dzatur Riqa." Aisyah lanjut berkata, "Rasulullah membagi orang-orang menjadi dua kelompok dan membariskan satu kelompok di belakangnya sedangkan kelompok yang lain berdiri menghadap arah musuh." Aisyah berkata, "Rasululllah kemudian bertakbir dan kelompok yang berbaris di belakangnya juga bertakbir, lalu beliau ruku dan mereka ikut ruku, lantas beliau sujud dan mereka pun ikut sujud, setelah itu beliau mengangkat kepalanya dan mereka juga ikut mengangkat kepalanya, kemudian beliau berdiam diri sambil duduk sedangkan mereka melakukan sujud yang kedua sendirian. Selanjutnya mereka berdiri dan berbalik ke belakang berjalan mundur sehingga mereka berdiri di belakang kelompok yang berada di belakang mereka. Kemudian satu kelompok maju." Ahmad menyebutkan, "Kelompok yang lain," Keduanya menyebutkan, "Mereka membuat barisan di belakang Rasulullah dan mereka bertakbir, lalu ruku sendirian lantas Rasulullah melakukan sujud yang kedua dan mereka pun ikut sujud." Ahmad bin Al Azhar menambahkan. "Mereka lalu sujud bersamanya." Setelah itu Rasulullah berdiri pada rakaatnya itu sedangkan mereka melakukan sujud yang kedua sendirian, lalu kedua kelompok tersebut berdiri -keduanya berkata:- dan membuat barisan di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau kemudian ruku bersama mereka satu rakaat dan mereka semua ruku, lantas beliau sujud dan mereka semua pun sujud. Abu Al Azhar berkata, "Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan mereka pun ikut mengangkat kepala besamanya." Muhammad bin Ali berkata, "Mereka mengangkat pada tempatnya" tanpa menyebutkan, "Kemudian mengangkat kepalanya." Keduanya berkata, .'Semua itu dilakukan Rasulullah begitu cepat dan seringan mungkin, lalu beliau mengucap salam dan mereka juga mengucap salam, kemudian Rasulullah berdiri sedangkan orang-orang telah mengikuti beliau dalam shalatnya secara keseluruhan."
Hadits No. : 1362
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٢: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمَسْعُودِيُّ قَالَ: أَنْبَأَنِي يَزِيدُ الْفَقِيرُ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَسْأَلُ عَنِ الصَّلَاةِ فِي السَّفَرِ، أَقْصُرُهُمَا؟ قَالَ: لَا، إِنَّ الرَّكْعَتَيْنِ فِي السَّفَرِ لَيْسَتَا بِقَصْرٍ، وَإِنَّمَا الْقَصْرُ وَاحِدَةٌ عِنْدَه الْقِتَالِ، ثُمَّ قَالَ: «كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَامَتْ خَلْفَهُ طَائِفَةٌ، وَطَائِفَةٌ وِجَاهَ الْعَدُوِّ، فَصَلَّى بِالَّذِي خَلْفَهُ رَكْعَةً، وَسَجَدَ بِهِمْ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ إِنَّهُمُ انْطَلَقُوا فَقَامُوا مَقَامَ أُولَئِكَ الَّذِينَ كَانُوا فِي وُجُوهِ الْعَدُوِّ، وَجَاءَتْ تِلْكَ الطَّائِفَةُ فَصَلَّى بِهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَةً وَسَجَدَ بِهِمْ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَلَّمَ، فَسَلَّمَ الَّذِينَ خَلْفَهُ وَسَلَّمَ أُولَئِكَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَوْلُ جَابِرٍ: إِنَّ الرَّكْعَتَيْنِ فِي السَّفَرِ لَيْسَتَا بِقَصْرٍ، أَرَادَ لَيْسَتَا بِقَصْرٍ عَنْ صَلَاةِ الْمُسَافِرِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1362: Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, Yazid -yaini Ibnu Zurai’- menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Abdullah Al Mas’udi menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid Al Faqir menceritakan kepada kami, bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah ditanya tentang shalat ketika bepergian. "Apakah aku meng-qashar-nya?'> Ia menjawab, Tidak, sesungguhnya dua rakaat ketika bepergian bukanlah qashar, akan tetapi qashar tersebut hanya satu yaitu ketika perang." Selanjutnya ia berkata, "Kami pernah bersama-sama Rasulullah kemudian ketika iqamah shalat dikumandangkan, beliau lalu berdiri dan diikuti oleh satu kelompok di belakangnya sedangkan kelompok yang lain menghadap musuh, lantas beliau shalat bersama mereka yang berada di belakang beliau satu rakaat dan sujud bersama mereka dua kali. Kemudian mereka beranjak dari tempat shalatnya lalu orang-orang yang menghadap musuh datang menempati tempat mereka. Tatkala tetanpok tersebut datang, maka Rasulullah shalat bersama mereka satu rakaat dan dua sujud, lalu beliau mengucap salam dan orang-orang yang di belakangnya pun mengucap salam begitu juga mereka yang berada di hadapan musuh." Abu Bakar berkata, "Perkataan Jabir, 'Sesungguhnya shalat dua rakaat ketika bepergian bukanlah qashar. Yang dimaksudkan adalah bukanlah qashar dari shalatnya orang yang bepergian."
Hadits No. : 1363
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَجَاءٍ، أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ سُلَيْمِ بْنِ عَبْدٍ السَّلُولِيِّ قَالَ: كُنَّا مَعَ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ بِطَبَرِسْتَانَ، وَكَانَ مَعَهُ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لَهُمْ: أَيُّكُمْ شَهِدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْخَوْفِ؟ فَقَالَ حُذَيْفَةُ: أَنَا، مُرْ أَصْحَابَكَ «فَيَقُومُوا طَائِفَتَيْنِ، طَائِفَةٌ مِنْهُمْ بِإِزَاءِ الْعَدُوِّ، وَطَائِفَةٌ مِنْهُمْ خَلَّفَكَ، فَتُكَبِّرُ وَيُكَبِّرُونَ جَمِيعًا، ثُمَّ تَرْكَعُ وَيَرْكَعُونَ ثُمَّ تَرْفَعُ فَيَرْفَعُونَ جَمِيعًا، ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَسْجُدُ الطَّائِفَةُ الَّتِي تَلِيكَ، وَتَقُومُ الطَّائِفَةُ الْأُخْرَى بِإِزَاءِ الْعَدُوِّ، فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ قَامَ الَّذِينَ يَلُونَكَ وَخَرَّ الْآخَرُونَ سُجَّدًا، ثُمَّ تَرْكَعُ فَيَرْكَعُونَ جَمِيعًا، ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَسْجُدُ الطَّائِفَةُ الَّتِي تَلِيكَ، وَالطَّائِفَةُ الْأُخْرَى قَائِمَةٌ بِإِزَاءِ الْعَدُوِّ، فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ مِنَ السُّجُودِ سَجَدَ الَّذِينَ بِإِزَاءِ الْعَدُوِّ، ثُمَّ تُسَلِّمُ عَلَيْهِمْ، وَتَأْمُرُ أَصْحَابَكَ إِنْ هَاجَمَهُمْ هَيْجٌ، فَقَدْ حَلَّ لَهُمُ الْقِتَالُ وَالْكَلَامُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1363: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdullah bin Raja' menceritakan kepada kami, Isra.il mengabarkan kepada kami, dari Abu Ishak, dari Salim bin Abdul Salusi, ia berkata: Kami pernah tersama Sa’id bin Al Ash di Thabristan saat teterapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersamanya, lalu ia bertanya, "Siapa di antara kamu ۴mah menyaksikan shalat khauf tersama Rasulullah ?" Hudzaifah menjawab. "Aku, perintahkanlah para sahabat-sahabatmu terdiri untak membuat dua kelompok, satu kelompok menghadap musuh dan satu kelompok lagi berdiri di belakangmu, lalu kamu tertakbir dan mereka semua juga tertakbir, kemudian kamu ruku dan mereka juga ruku, lalu kamu mengangkat kepala dan mereka semua mengangkat kepala, setelah itu kamu sujud dan kelompok yang terada di belakang kamu juga sujud sedangkan kelompok lain yang menghadap musuh berdiri. Apabila kamu telah mengangkat kepalamu maka orang-crang yang di belakangmu berdiri dan yang lainnya sujud, lalu kamu raku dan mereka pun raku lalu kamu sujud dan kelompok yang di belakangmu sujud sedangkan kelompok yang lain terdiri menghadap musuh, kemudim kiu mengucap salam lantas memerintahkan sahabat-sahabatmu apabila mereka diserang dengan serangan yang dahsyat maka mereka boleh berperang dan berbicara."
Hadits No. : 1364
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى بْنِ الطَّبَّاعِ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ إِذَا سُئِلَ عَنْ صَلَاةِ الْخَوْفِ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: «فَإِنْ كَانَ خَوْفٌ أَشَدَّ مِنْ ذَلِكَ صَلَّوْا رِجَالًا قِيَامًا عَلَى أَقْدَامِهِمْ، أَوْ رُكْبَانًا مُسْتَقْبِلِي الْقِبْلَةَ وَغَيْرَ مُسْتَقْبِلِيهَا» قَالَ نَافِعٌ: إِنَّ ابْنَ عُمَرَ رَوَى ذَلِكَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " رَوَى أَصْحَابُ مَالِكٍ هَذَا الْخَبَرَ عَنْهُ، فَقَالُوا: قَالَ نَافِعٌ: لَا أَرَى ابْنَ عُمَرَ ذَكَرَهُ إِلَّا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1364: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ishak bin Isa bin Ath-Thabba' menceritakan kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu Umar bahwa apabila ia ditanya tentang shalat khauf, maka ia menyebutkan haditsnya secara sempurna, dan berkata, "Apabila rasa takut lebih dari itu maka mereka shalat sambil berjalan di atas kaki mereka atau menaiki kendaraan, menghadap kiblat atau tidak menghadap kiblat." Nafi’ mengatakan bahwa Ibnu Umar telah meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Bakar berkata: Sahabat Malik meriwayatkan hadits ini darinya, bahwa mereka berkata, Nafi’ berkata, 'Aku tidak melihat bahwa Ibnu Umar menyebutkannya selain dari Rasulullah '."
Hadits No. : 1365
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٥: ثناه يُونُسُ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، ح وَثنا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا الشَّافِعِيُّ مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيسَ، عَنْ مَالِكٍ، ح وَثنا الرَّبِيعُ، عَنِ الشَّافِعِيِّ، عَنْ مَالِكٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1365: Yunus menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya (Ha') dan Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Asy Syafi’i Muhammad bin Idris menceritakan kepada kami dari Malik (Ha') dan Ar-Rabi’ menceritakan kepada kami dari Asy Syafi’i, dari Malik.
Hadits No. : 1366
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرِ بْنِ رِبْعِيٍّ الْقَيْسِيُّ، ثنا عَمْرُو بْنُ خَلِيفَةَ الْبَكْرَاوِيُّ، ثنا أَشْعَثُ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِالْقَوْمِ صَلَاةَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ انْصَرَفَ، وَجَاءَ الْآخَرُونَ فَصَلِّي بِهِمْ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ، فَكَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتٌّ رَكَعَاتٍ، وَلِلْقَوْمِ ثَلَاثٌ ثَلَاثٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1366: Syafi’i, dari Malik. 1368. Muhammad bin Ma’mar bin Rib’i Al Qaisi menceritakan kami, Amr bin Khalifah Al Bakrawi menceritakan kepada kami, Asy’ats menceritakan kepada kami dari Al Hasan, dari Abu Bakrah, bahwa Nabi Muhammad shalat Maghrib tiga rakaat berjamaah bersama sekelompok orang kemudian mereka pergi, lalu datang lagi kelompok yang lainnya maka beliau shalat berjamaah tersama mereka tiga rakaat lagi, kemudian Nabi shalat enam rakaat dan mereka tiga rakaat tiga rakaat.
Hadits No. : 1367
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٧: ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَا: حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي يَعْلَى وَهُوَ ابْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: " {إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَى} [النساء: 102] " قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ: «كَانَ جَرِيحًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1367: Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi dan Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Hajjaj bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Juraij berkata: Ya’la mengabarkan kepadaku -dia adalah Ibnu Muslim-, dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, tentang ayat "Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjatamu, jika kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena sakit" (Qs. An-nisaa. [4]: 102), ia berkata, "Yakni pada waktu Abdurrahman bin Auf cedera akibat terluka.’’
Hadits No. : 1368
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٨: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى، ثنا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنِي قَيْسٌ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَصَلُّوا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي قَوْلِهِ: «فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَصَلُّوا» دِلَالَةٌ عَلَى حُجَّةِ مَذْهَبِ الْمُزَنِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ فِي الْمَسْأَلَةِ الَّتِي خَالَفَهُ فِيهَا بَعْضُ أَصْحَابِنَا فِي الْحَالِفِ إِذَا كَانَ لَهُ امْرَأَتَانِ، فَقَالَ: إِذَا وَلَدْتُمَا وَلَدًا فَأَنْتُمَا طَالِقَتَانِ قَالَ الْمُزَنِيُّ: إِذَا وَلَدَتْ إِحْدَاهُمَا وَلَدًا طُلِّقَتَا إِذِ الْعِلْمُ مُحِيطٌ أَنَّ الْمَرْأَتَيْنِ لَا تَلِدَانِ جَمِيعًا وَلَدًا وَاحِدًا، وَإِنَّمَا تَلِدُ وَاحِدًا امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ، فَقَوْلُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَصَلُّوا» ، إِنَّمَا أَرَادَ إِذَا رَأَيْتُمْ كُسُوفَ إِحْدَاهُمَا فَصَلُّوا، إِذِ الْعِلْمُ مُحِيطٌ أَنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ فِي وَقْتٍ وَاحِدٍ، كَمَا لَا تَلِدُ امْرَأَتَانِ وَلَدًا وَاحِدًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1368: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami, Qais menceritakan kepadaku dari Abu Mas’tid Uqbah bin Amr, dari Nabi Muhammad , beliau bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda diantar a tanda-tanda kekuasaan Allah . Apabila kalian menyaksikan kedua gerhana tersebut maka shalatlah. " Abu Bakar berkata: Sabda Nabi yang berbunyi.' "Maka apabila kalian menyaksikan kedua gerhana tersebut maka Shalatlah" merupakan sebuah dalil bagi Madzhab Al Muzani dalam masalah yang ditentang oleh sebagian sahabat kami, yaitu dalam masalah pria yang bersumpah pada saat memiliki dua orang istri, ia berkata, "Apabila kalian berdua melahirkan anak laki-laki, maka kalian berdua aku cerai". Al Muzani berkata, "Apabila salah satu dari istri tersebut melahirkan lelaki maka kedua-duanya terkena cerai, karena diketahui bahwa dua orang wanita tidak dapat melahirkan satu anak, akan tetapi satu anak dilahirkan oleh satu wanita." Maka sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Apabila kalian menyaksikan kedua gerhana tersebut maka Shalatlah" bermakna apabila kalian melihat salah satu gerhana, maka shalatlah! Karena ilmu pengetahuan menetapkan bahwa matahari dan bulan tidak akan terjadi gerhana dalam satu waktu sebagaimana halnya dua orang wanita tidak melahirkan seorang anak.
Hadits No. : 1369
صحيح ابن خزيمة ١٣٦٩: نا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ بُرَيْدٍ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: خُسِفَتِ الشَّمْسُ فِي زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ، فَقَامَ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ، فَقَامَ يُصَلِّي بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِي صَلَاةٍ قَطُّ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ هَذِهِ الْآيَاتِ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ، وَدُعَائِهِ، وَاسْتِغْفَارِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1369: Musa bin Abdurrahman Al Masruqi menceritakan kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Buraid yaitu Ibnu Abdullah dari Abu Musa berkata, "Ketika gerhana matahari terjadi pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bangun dan terperanjat karena takut Hari Kiamat terjadi. Beliau kemudian terdiri lalu terjalan menuju masjid. Setelah ihi beliau bangkit lalu shalat sambil terdiri, ruku, dan sujud terlama yang pernah aku lihat dalam shalat beliau, kemudian beliau bersabda, 'Sesungguhnya tanda-tanda yang Allah kirimkan ini tidaklah dikarenakan kematian seseorang atau kelahirannya, akan tetapi Allah mengirimnya untuk menakuti hamba-Nya, maka apabila kalian melihat salah satu dari kedua gerhana tersebut, bergegaslah untuk mengingat-Nya, berdoa kepada-Nya, dan memohon ampun kepada-Nya.'."
Hadits No. : 137
صحيح ابن خزيمة ١٣٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعِيدٍ، نا أَبِي، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ قَالَ: فَذَكَرَ مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ شِهَابٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَضْلُ الصَّلَاةِ الَّتِي يُسْتَاكُ لَهَا عَلَى الصَّلَاةِ الَّتِي لَا يُسْتَاكُ لَهَا سَبْعِينَ ضِعْفًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَنَا اسْتَثْنَيْتُ صِحَّةَ هَذَا الْخَبَرِ لِأَنِّي خَائِفٌ أَنْ يَكُونَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُسْلِمٍ وَإِنَّمَا دَلَّسَهُ عَنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 137: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’id menceritakan kepada kami, ayahku mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, ia berkata, “Muhammad bin Muslim bin Ubaidullah bin Syihab Az- Zuhri menyebutkan dari Urwah dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Keistimewaan shalat yang didahului dengan bersiwak melebihi shalat yang tidak didahului siwak dengan tujuh puluh kali lipat.”242 Abu Bakar berkata, “Aku mengecualikan ke-shahih-an hadits ini, karena aku takut Muhammad bin Ishaq tidak mendengar dari Muhammad bin Muslim, akan tetapi ia hanya men tadlis hadits itu darinya.”
Hadits No. : 1370
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو بَحْرٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُثْمَانَ الْبَكْرَاوِيُّ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ حَمَّادٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ على عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّاسُ: إِنَّمَا انْكَسَفَتْ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَخَطَبَ النَّاسَ، فَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاحْمَدُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوا، وَسَبِّحُوا، وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ كُسُوفُ أَيِّهِمَا انْكَسَفَ» قَالَ: ثُمَّ نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1370: Muhammad bin Abdullah bin Bazi’ menceritakan kami, Abu Bahr Abdurrahman bin Utsman Al Bakrawi, Sa.id bin Abu Arubah menceritakan kepada kami dari Hammad, dari Ibrahim, dari Alqamah, Ibnu Mas’ud, ia berkata, "Ketika gerhana matahari terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka orang-orang pun berkata, 'Sesungguhnya gerhana ini teradi karena kematian Ibrahim.’ Mendengar itu, Rasulullah berkata diatas mimbar beliau berkhutbah di depan masa, ’Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah, apabila kal'ian melihatnya, maka ucapkanlah tahmid, takbir, lalu tasbih lalu shalatlah hingga ia kembali normal'." Ia lanjut berkata, "Setelah itu Rasulullah turun lalu teliau shalat dua rakaat."
Hadits No. : 1371
صحيح ابن خزيمة ١٣٧١: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا سَالِمُ بْنُ نُوحٍ، ثنا سَعِيدُ بْنُ إِيَاسٍ أَبُو مَسْعُودٍ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ حَيَّانَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: «بَيْنَمَا أَرْتَمِي بِأَسْهُمٍ لِي عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذِ انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ، فَنَبَذْتُهَا وَانْطَلَقْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَانْتَهَيْتُ وَهُوَ قَائِمٌ رَافِعٌ يَدَيْهِ يُسَبِّحُ، وَيُكَبِّرُ، وَيَحْمَدُ، وَيَدْعُو حَتَّى انْجَلَتْ، وَقَرَأَ سُورَتَيْنِ، وَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1371: Bundar menceritakan kepada kami, Salim bin Nuh menceritakan kepada kami, Sa’id bin Iyas Abu Mas’ud Al Jurairi menceritakan kepada kami, dari Hayyan bin Umair, dari Abdurrahman bin Samurah, ia berkata, "Ketika aku sedang melepaskan anak panahku (berburu) pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba terjadi gerhana matahari maka aku lalu melemparkan anak panahku dan beranjak menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika aku sampai, beliau sedang berdiri, mengangkat kedua tangannya sambil mengucap kalimat tasbih, takbir dan tahmid serta berdoa sehingga matahari tampak jelas kembali, beliau membaca dua surah dan mengerjakan dua ruku."
Hadits No. : 1372
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٢: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا يُونُسُ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْكَسَفَتِ الشَّمْسُ، فَقَامَ إِلَى الْمَسْجِدِ يَجُرُّ رِدَاءَهُ مِنَ الْعَجَلَةِ، وَلَاثَ إِلَيْهِ النَّاسُ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَمَا تُصَلُّونَ، فَلَمَّا كُشِفَ عَنْهَا خَطَبَنَا فَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِمَا عِبَادَهُ، وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمَا شَيْئًا فَصَلُّوا، وَادْعُوا حَتَّى يَنْكَشِفَ مَا بِكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1372: Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, Yazid -yaitu lbnu Zurai’- menceritakan kepada kami, Yunus menceritakan kepada kami dari Al Hasan, dari Abu Bakrah. ia berkata. "Ketika kami sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba terjadi gerhana matahari, maka beliau pergi ke masjid sambil menghempaskan selendangnya karena tergesa-gesa dan orang-orang berlindung kepadanya. Lalu beliau shalat dua rakaat sebagaimana kamu shalat. Tatkala matahari terang kembali, beliau kemudian terkhutbah di hadapan kami, beliau berkata. "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah yang dengan keduanya Allah menakut-nakuti hamba-Nya. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan apabila kamu melihat terjadi sesuatu pada salah satu dari keduanya maka shalatlah dan berdoalah sehingga apa yang kamu alami tersingkap."
Hadits No. : 1373
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، ثنا شَيْبَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو: «إِنَّهُ لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ أَنَّ الصَّلَاةَ جَامِعَةً» ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَكَذَا رَوَاهُ مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَامٍ أَيْضًا، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
Shahih Ibnu Khuzaimah 1373: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Na’im menceritakan kepada kami, Syaiban menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abdullah bin Amr, bahwa tatkala terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah diserukan shalat berjamaah, lalu dia menyebutkan redaksi haditsnya. Abu Bakar berkata, "Seperti inilah Mu’awiyah bin Salam juga meriwayatkan dari Yahya, dari Abu Salamah, dari Abdullah bin Amr."
Hadits No. : 1374
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٤: وَرَوَاهُ الْحَجَّاجُ الصَّوَّافُ قَالَ: ثنا يَحْيَى، ثنا أَبُو سَلَمَةَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو، ثناه مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي الْأَسْوَدِ، أَخْبَرَنَا حُمَيْدُ بْنُ الْأَسْوَدِ، عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ: حَجَّاجٌ الصَّوَّافُ مَتِينٌ، يُرِيدُ أَنَّهُ ثِقَةٌ حَافِظٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1374: Al Hajjaj Ash-Shawwaf menceritakan, ia berkata: Yahya menceritakan kepada kami, Abu Salamah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Amr menceritakan kepadaku. Muhammad bin Yahya menceritakannya kepada kami, Abu Bakar bin Abu Al Aswad menceritakannya kepadaku, Humaid bin Al Aswad mengabarkan kepada kami dari Hajjaj Ash-Shawwaf. ia berkata: Aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata: Hajjaj bin Ash-Shawwaf adalah perawi kuat, yang dimaksudkannya yaitu, ia orang yang terpercaya dan kuat hafalannya.
Hadits No. : 1375
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، ح وَثنا الرَّبِيعُ قَالَ: قَالَ الشَّافِعِيُّ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا رَوْحٌ، ثنا مَالِكٌ، عَنْ زَيْدٍ وَهُوَ ابْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ مَعَهُ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا نَحْوًا مِنْ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ، ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ ذَلِكَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ ذَاكَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ ذَلِكَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ ذَلِكَ الرُّكُوعِ، ثُمَّ سَجَدَ، ثُمَّ انْصَرَفَ، وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لَا يُخْسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، رَأَيْنَاكَ تَنَاوَلْتَ فِي مَقَامِكَ هَذَا - قَالَ الرَّبِيعُ شَيْئًا - ثُمَّ رَأَيْنَاكَ كَأَنَّكَ تَكَعْكَعْتَ وَقَالَ الْآخَرَانِ: تَكَعْكَعْتَ. فَقَالَ: «إِنِّي رَأَيْتُ الْجَنَّةَ» ، وَقَالُوا: «فَتَنَاوَلْتُ مِنْهَا عُنْقُودًا، وَلَوْ أَخَذْتُهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتِ الدُّنْيَا» - قَالَ الرَّبِيعُ: «وَرَأَيْتُ أَوَ أُرِيتُ النَّارَ» ، وَقَالَ الْآخَرَانِ: «وَرَأَيْتُ النَّارَ» ، وَقَالُوا: «فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا، وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ» قَالَ الرَّبِيعُ: قَالُوا: لِمَ؟ - وَقَالَ الْآخَرَانِ: مِمَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «بِكُفْرِهِنَّ» ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: " يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ " قَالَ أَبُو مُوسَى: قَالَ رَوْحٌ: «وَالْعَشِيرُ الزَّوْجُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1375: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya (Ha') Ar-Rabi’ menceritakan kepada'kami, ia berkata: Asy-Syafi’i berkata: Malik mengabarkan kepada kami (Ha') dan Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami dari Zaid -yaitu Ibnu Aslam-, dari Atha' bin Yasar, dari Ibnu Abbas, ia berkata,- "Pada masa Rasulullah terjadi gerhana matahari dan orang-orang bersama beliau, maka beliau kemudian shalat sambil berdiri lama seperti lamanya bacaan 'surah Al Baqarah, kemudian ruku dengan ruku yang lama, lalu mengangkat kepala dan berdiri yang lama, yaitu tidak seperti (lebih pendek) dari berdirinya yang pertama, lantas ruku dengan ruku yang lama yang tidak seperti rukunya yang pertama, lalu sujud, kemudian berdiri dengan berdiri yang lama, yaitu yang tidak seperti berdirinya yang pertama, lalu ruku dengan ruku yang panjang yang tidak seperti rukunya yang pertama, kemudian sujud, lalu menyudahinya saat matahari telah bersinar kembali,- dan beliau berkata, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu tanda kekuasaan Allah, tidaklah terjadi gerhana pada keduanya karena kematian seseorang atau karena hidupnya, apabila kamu menyaksikan hal tersebut maka berdzikirlah kepada Allah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami melihat engkau mengulurkan tanganmu dari tempatmu ini ? -Ar-Rabbi’ menyebutkan, "Sesuatu."- Lalu kami melihat seakan-akan engkau terhalang. Yang lain menyebutkan, "Terhalang." Beliau menjawab, "Sesungguhnya aku melihat surga". Mereka berkata, "Aku kemudian mengambil satu tandan, apabila aku dapat mengambilnya maka kamu dapat memakannya selama kehidupan dunia masih ada." - Ar-Rabi' menyebutkan – "Aku melihat atau diperlihatkan kepadaku neraka." Yang lain berkata, "Dan aku melihat neraka." Mereka berkata, "Maka aku tidak pernah melihat pemandangan yang seperti hari ini serta aku melihat penduduknya yang paling banyak adalah kaum wanita." Ar-Rabi’ berkata: Mereka bertanya, "Kenapa?" Yang lainnya menyebutkan, "Sebab apa wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Karena kekufuran mereka." Ditanyakan kepada beliau, "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Beliau menjawab, "Mereka kufur terhadap suami dan kufur terhadap kebaikan, jika kamu telah berbuat kebaikan terhadap salah seorang dari mereka sepanjang tahun lalu ia melihat dari dirimu sedikit kesalahan maka ia berkata, 'Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan pada dirimu'." Abu Musa berkata, "Rauh berkata, 'Kata Al Asyir artinya Az-Zauj (suami)'.?"
Hadits No. : 1376
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٦: ثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «رَكِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرْكَبًا لَهُ قَرِيبًا، فَلَمْ يَأْتِ حَتَّى كَسَفَتِ الشَّمْسُ، فَخَرَجْتُ فِي نِسْوَةٍ فَكُنَّا بَيْنَ يَدَيِ الْحُجْرَةِ، فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَرْكَبِهِ سَرِيعًا، وَقَامَ مَقَامَهُ الَّذِي كَانَ يُصَلِّي، وَقَامَ النَّاسُ وَرَاءَهُ، فَكَبَّرَ، وَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَفَعَ ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودِ، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ سَجَدَ سُجُودًا دُونَ السُّجُودِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ سَجَدَ، وَانْصَرَفَ، فَكَانَتْ صَلَاتُهُ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي أَرْبَعِ سَجَدَاتٍ، فَجَلَسَ، وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ» نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1376: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa’id, dari Umrah, dari Aisyah, ia berkata, "Rulullah mengendarai kendaraannya yang hampir tiba dan tidaklah beliau tiba sehingga terjadi gerhana matahari, maka aku keluar di antara para wanita dan kami terada di depan kamar. Setelah itu Nabi turun dari kendaraannya dengan bersegera dan berdiri di tempat beliau berdiri untuk shalat, maka orang-orang pun shalat di belakang beliau. Kemudian teliau tertakbir [beliau berdiri dengan berdiri yang lama, lalu ruku dengan raku yang lama, kemudian mengangkat kepalanya] lalu teliau berdiri dengan berdiri yang lama yaitu yang tidak seperti berdirinya yang pertama, lantas beliau ruku dengan ruku yang lama yaitu yang tidak seperti ruku yang pertama, lalu mengangkat kepala, kemudian sujud dengan sujud yang lama, lalu mengangkat kepala, kemudian sujud yang tidak seperti sujud yang pertama, kemudian terdiri dengan berdiri yang lama, yaitu yang tidak seperti berdirinya yang pertama, lalu ruku dengan ruku yang lama, yaitu yang tidak seperti ruku pertama, kemudian mengangkat kepala dan berdiri dengan terdiri yang lama yang tidak seperti berdirinya yang pertama, lalu ruku dengan ruku yang lama yang tidak seperti ruku pertama, kemudian sujud dan menyudahi shalatnya. Sesungguhnya shalat beliau adalah empat ruku dengan empat sujud maka ketika beliau duduk matahari pun telah bersinar terang." Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah yang serupa dengannya.
Hadits No. : 1377
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٧: ثنا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، ثنا إِبْرَاهِيمُ يَعْنِي ابْنَ صَدَقَةَ، ثنا سُفْيَانُ وَهُوَ ابْنُ حُسَيْنٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتِ: انْخَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ، ثُمَّ قَرَأَ قِرَاءَةً يَجْهَرُ فِيهَا، ثُمَّ رَكَعَ عَلَى نَحْوِ مَا قَرَأَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَرَأَ نَحْوًا مِنْ قِرَاءَتِهِ، ثُمَّ رَكَعَ عَلَى نَحْوِ مَا قَرَأَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، وَسَجَدَ، ثُمَّ قَامَ فِي الرَّكْعَةِ الْأُخْرَى، فَصَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعَ فِي الْأُولَى، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ بَشَرٍ، فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ» قَالَ: وَذَلِكَ أَنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ مَاتَ يَوْمَئِذٍ، فَقَالَ النَّاسُ: إِنَّمَا كَانَ هَذَا لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1377: Al Fadhl bin Ya’qub Al Jazari menceritakan kepada kami, Ibrahim -yaitu Ibnu Shadaqah- menceritakan kepada kami, Sufyan :-;yaitu Ibnu Husain- menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata, "Ketika gerhana matahari terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah berdiri untuk shalat dan membaca surah dengan suara yang keras, lalu beliau ruku selama bacaannya, kemudian mengangkat kepalanya dan membaca surah selama bacaannya semula, lalu ruku yang seperti lama bacaannya, lantas mengangkat kepalanya dan sujud, kemudian beliau berdiri mengerjakan rakaat yang selanjutnya dan melakukan seperti yang dilakukannya pada rakaat yang pertama, lalu berkata, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah yang keduanya tidak akan mengalami gerhana karena kematian manusia, apabila terjadi hal tersebut maka bersegeralah mengerjakan shalat'." Perawi berkata, "Hal itu karena Ibrahim meninggal dunia pada saat itu, maka orang-orang mengatakan terjadinya hal ini karena kematian Ibrahim."
Hadits No. : 1378
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ، حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: وَكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمٍ شَدِيدِ الْحَرِّ، فَصَلَّى بِأَصْحَابِهِ، فَأَطَالَ الْقِيَامَ حَتَّى جَعَلُوا يَخِرُّونَ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ، ثُمَّ رَفَعَ فَأَطَالَ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ قَامَ فَصَنَعَ نَحْوًا مِنْ ذَلِكَ، فَكَانَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّهُ عُرِضَ عَلَيَّ كُلُّ شَيْءٍ تُوعَدُونَهُ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ وَقَالَ: " وَإِنَّهُمْ كَانُوا يَقُولُونَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ إِلَّا لِمَوْتِ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُرِيكُمُوهَا، فَإِذَا خَسَفَا فَصَلُّوا حَتَّى تَنْجَلِيَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1378: Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami dari Hisyam Ad-Dauraqi, Abu Az-Zubair menceritakan kepada kami dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah di hari yang sangat panas, maka beliau kemudian shalat mengimami para sahabat sambil berdiri lama sampai-sampai mereka hampir terjatuh, lalu ruku yang lama, kemudian mengangkat kepalanya berdiri yang lama, lantas sujud dengan' dua sujud, kemudian terdiri dan mengerjakan seperti yang dikerjakannya itu, maka shalat tersebut menjadi empat rakaat dan empat sujud. Setelah itu beliau berkata, 'Sesungguhnya telah dibentangkan (diperlihatkan) kepadaku segala sesuatu yang dijanjikan kepadamu'." Lalu dia menyebutkan redaksi haditsnya secara lengkap dan beliau berkata "Sesungguhnya mereka berkata 'Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang yang agung', akan tetapi keduanya adalah tanda kebesaran Allah yang keduanya diperlihatkan-Nya kepadamu dan apabila keduanya mengalami gerhana maka shalatlah sampai terang kembali."
Hadits No. : 1379
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٩: حَدَّثَنَاهُ بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا شَدِيدَ الْحَرِّ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَصْحَابِهِ، فَأَطَالَ الْقِيَامَ حَتَّى جَعَلُوا يَخِرُّونَ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ، ثُمَّ قَامَ فَصَنَعَ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ جَعَلَ يَتَقَدَّمُ ثُمَّ يَتَأَخَّرُ، فَكَانَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ، ثُمَّ قَالَ: " إِنَّهُ عُرِضَ عَلَيَّ كُلَّ شَيْءٍ تُوعَدُونَهُ، فَعُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ حَتَّى تَنَاوَلْتُ مِنْهَا قِطْفًا، وَلَوْ شِئْتُ لَأَخَذْتُهُ، ثُمَّ تَنَاوَلْتُ مِنْهَا قِطْفًا فَقَصَرَتْ يَدَيَّ عَنْهُ، ثُمَّ عُرِضَتْ عَلَيَّ النَّارُ فَجَعَلْتُ أَتَأَخَّرُ خِيفَةَ تَغْشَاكُمْ، وَرَأَيْتُ فِيهَا امْرَأَةً حِمْيَرِيَّةً سَوْدَاءَ طَوِيلَةً تُعَذَّبُ فِي هِرَّةٍ لَهَا رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ، وَرَأَيْتُ أَبَا ثُمَامَةَ عَمْرَو بْنَ مَالِكٍ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ، وَإِنَّهُمْ كَانُوا يَقُولُونَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْخَسِفَانِ إِلَّا لِمَوْتِ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُرِيكُمُوهَا اللَّهُ فَإِذَا خَسَفَتْ فَصَلُّوا حَتَّى تَنْجَلِيَ " لَمْ يَقُلْ لَنَا بُنْدَارٌ: «الْقَمَرَ» وَفِي خَبَرِ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَكَثِيرِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَعُرْوَةَ، وَعَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ: «أَنَّهُ رَكَعَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ رُكُوعَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1379: Bundar menceritakannya kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, ia berkata: Ketika terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah pada hari yang sangat panas, maka Rasulullah shalat mengimami para sahabat sambil berdiri lama yang membuat mereka hampir-hampir mereka terjatuh, lalu ruku dengan ruku yang lama, kemudian berdiri dan mengerjakan seperti apa yang dikerjakannya itu, lantas bergerak ke depan lalu ke belakang dan shalat tersebut menjadi empat rakaat dan empat sujud. Setelah itu berkata "Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku segala sesuatu yang dijanjikan kepadamu, maka diperlihatkan kepadak surga dan diberikan kepadaku darinya satu tandan, jika aku menginginkannya niscaya aku mengambilnya, lalu diberikan kepadaku satu tandan maka aku menarik tangan aku darinya. Kemudian diperlihatkan kepadaku neraka maka aku menjauh karena takut akan menimpa kamu semua dan aku melihat di dalamnya seorang perempuan hitam tinggi dari Humairiyyah yang sedang disiksa karena seekor kucing peliharaannya yang diikat tanpa diberi makan serta tidak dilepaskan untuk memakan serangga. Aku juga melihat Abu Tsumamah Amr bin Malik yang menyeret kayunya di dalam neraka." dan sesungguhnya mereka semua mengatakan. 'Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah keduanya mengalami gerhana karena kematian yang agung, akan tetapi keduanya adalah tanda dari tanda-tanda dari kebesaran Allah yang diperlihatkan Allah kepadamu. Apabila terjadi gerhana maka shalatlah sampai terang kembali'." Bundar tidak menyebutkan kepada kami kata "Bulan." Di dalam hadits Atha' bin Yasar, dari Ibnu Abbas dan Katsir bin Abbas, dari bin Abbas dan Urwah serta Umarah, dari Aisyah bahwa beliau ruku pada setiap satu rakaat dengan dua ruku."
Hadits No. : 138
صحيح ابن خزيمة ١٣٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ الْوَاهِبِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: قُلْتُ: تَوَضَّأَ ابْنُ عُمَرَ لِكُلِّ صَلَاةٍ طَاهِرًا أَوْ غَيْرَ طَاهِرٍ عَمَّنْ ذَاكَ؟ قَالَ: حَدَّثَتْهُ أَسْمَاءُ بِنْتُ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ حَنْظَلَةَ بْنِ أَبِي عَامِرٍ حَدَّثَهَا، " أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَرَ بِالْوَضُوءِ لِكُلِّ صَلَاةٍ طَاهِرًا كَانَ أَوْ غَيْرَ طَاهِرٍ، فَلَمَّا شَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِ أَمَرَ بِالسِّوَاكِ لِكُلِّ صَلَاةٍ ". فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَرَى أَنَّ بِهِ قُوَّةً عَلَى ذَلِكَ فَكَانَ لَا يَدَعُ الْوُضُوءَ لِكُلِّ صَلَاةٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 138: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Khalid Al Wahibi mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Yahya bin Hibban, dari Abdullah bin Abdullah bin Umar, ia berkata, Aku berkata (22 -ba), “Ibnu Umar berwudhu setiap hendak melaksanakan shalat, baik ia dalam keadaan suci atau tidak, dari siapa hal itu?” la berkata, “Asma' binti Zaid bin Al Khaththab menceritakan kepadanya bahwa Abdullah bin Hanzhalah bin Abu Amir menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diperintah untuk berwudhu setiap kali akan melaksanakan shalat, baik dalam keadaan masih suci atau tidak. Sewaktu hal itu terasa berat bagi beliau, beliau diperintah untuk bersiwak setiap kali hendak melaksanakan shalat. Ibnu Umar memandang bahwa ia memiliki kemampuan untuk itu, sehingga ia tidak pernah meninggalkan wudhu setiap kah hendak shalat.” 243. Zubair 'Ali Zai : Ibnu Ishaq Telah Menjelaskan Dengan "Menceritakan" Pada Riwayat Ahmad Dan Al Hakim, Maka Sanadnya Hasan,
Hadits No. : 1380
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٠: قَالَ: وَقَدْ حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، نا أَبِي، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَائِشَةَ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي كُسُوفٍ سِتَّ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1380: Ia berkata: Bundar telah menceritakan kepada kami, Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, [Bapakku] dan bin Adi menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari Qatadah, dan Atha , dari Ubaidullah bin Umair, dari Aisyah bahwa Nabi shalat ketika terjadi gerhana dengan enam ruku dan empat sujud.
Hadits No. : 1381
صحيح ابن خزيمة ١٣٨١: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ عُبَيْدَ بْنَ عُمَيْرٍ يُحَدِّثُ قَالَ: أَخْبَرَنِي مَنْ أُصَدِّقُ قَالَ: فَظَنَنْتُ أَنَّهُ يُرِيدُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ بِالنَّاسِ قِيَامًا شَدِيدًا، يَقُومُ بِالنَّاسِ، ثُمَّ يَرْكَعُ، ثُمَّ يَقُومُ، ثُمَّ يَرْكَعُ، فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ثَلَاثُ رَكَعَاتٍ، فَرَكَعَ الثَّالِثَةَ ثُمَّ سَجَدَ، حَتَّى إِنَّ رِجَالًا يَوْمَئِذٍ لَيُغْشَى عَلَيْهِمْ، حَتَّى سِجَالِ الْمَاءِ لَيُصَبُّ عَلَيْهِمْ مِمَّا قَامَ بِهِمْ، يَقُولُ إِذَا كَبَّرَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ» ، فَلَمْ يَنْصَرِفْ حَتَّى تَجَلَّتِ الشَّمْسُ، فَقَامَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُخَوِّفُكُمْ بِهِمَا، فَإِذَا كَسَفَا فَافْزَعُوا إِلَى اللَّهِ حَتَّى يَنْجَلِيَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1381: Ya’qub bin Ibrabim menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Atha' (Ha') Muhammad bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Ulayyah- menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami dari Atha', ia berkata: Aku mendengar Ubaid bin Umair menceritakan, ia berkata: Orang yang aku percaya mengabarkan kepada kami, ia berkata: Aku mengira bahwa yang ia maksud adalah Aisyah, dia berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah beliau shalat mengimami orang-orang sambil berdiri dalam waktu yang lama. Beliau mengimami orang-orang, kemudian ruku, lalu berdiri, kemudian ruku maka beliau ruku dengan dua ruku dan pada setiap satu rakaat tiga ruku. Selanjutnya beliau raku yang ketiga, lalu sujud sampai sampai beberapa orang pada saat itu jatuh pingsan hingga harus disirami air agar tersadar. Beliau ketika bertakbir mengucapkan, "Allahu Akbar," dan ketika mengangkat kepalanya, "Sami’allahu liman hamidah," serta beliau tidak berpaling sampai matahari terang kembali. Lalu beliau berdiri dengan memuji Allah serta mengagungkan-Nya dan berkata, "Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah mengalami gerhana karena kematian seseorang dan bukan pula karena hidupnya, akan tetapi keduanya adalah tanda kekuasaan Allah yang dengan keduanya Allah menakut-nakuti kamu, apabila keduanya mengalami gerhana maka bersegeralah kembali kepada Allah sampai keduanya terang kembali"
Hadits No. : 1382
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٢: وَفِي خَبَرِ عَبْدِ الْمَلِكِ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ جَابِرٍ: «سِتُّ رَكَعَاتٍ فِي أَرْبَعِ سَجَدَاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1382: Di dalam hadits Abdul Malik, dari Atha', dari Jabir. disebutkan, "Enam ruku dengan empat sujud."
Hadits No. : 1383
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٣: حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا حَبِيبٌ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَّهُ صَلَّى فِي كُسُوفٍ، فَقَرَأَ، ثُمَّ رَكَعَ، ثُمَّ قَرَأَ، ثُمَّ رَكَعَ، ثُمَّ قَرَأَ، ثُمَّ رَكَعَ، ثُمَّ قَرَأَ، ثُمَّ رَكَعَ، ثُمَّ سَجَدَ وَالْأُخْرَى مَثَلُهَا» .، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «قَدْ خَرَّجْتُ طُرُقَ هَذِهِ الْأَخْبَارِ فِي كِتَابِ الْكَبِيرُ، فَجَائِزٌ لِلْمَرْءِ أَنْ يُصَلِّيَ فِي الْكُسُوفِ كَيْفَ أَحَبَّ، وَشَاءَ مِمَّا فَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ عَدَدِ الرُّكُوعِ، إِنْ أَحَبَّ رَكَعَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ رُكُوعَيْنِ، وَإِنْ أَحَبَّ رَكَعَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ، وَإِنْ أَحَبَّ رَكَعَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ؛ لِأَنَّ جَمِيعَ هَذِهِ الْأَخْبَارِ صِحَاحٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهَذِهِ الْأَخْبَارُ دَالَّةٌ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي كُسُوفِ الشَّمْسِ مَرَّاتٍ لَا مَرَّةً وَاحِدَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1383: Abu Musa menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Sufyan, Habib menceritakan kepada kami dari Thawis, dari Ibnu Abbas, dari Nabi bahwa beliau shalat ketika terjadi gerhana. Beliau kemudian berdiri membaca surah lalu ruku, lantas berdiri membaca surah kemudian ruku, lalu berdiri membaca surah kemudian ruku, lalu berdiri membaca surah kemudian ruku, lalu sujud dan rakaat yang selanjutnya sama sepertinya. Abu Bakar berkata, "Aku telah meriwayatkan jalur periwayatan hadits ini di dalam kitab Al Kabir. Oleh Karena itu, seseorang boleh mengerjakan shalat gerhana dengan beberapa kali ruku yang dikehendakinya seperti yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu boleh melakukan ruku sebanyak dua kali setiap rakaat, atau tiga kali ruku setiap rakaat atau empat kali ruku setiap rakaat. Karena semua hadits ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan dari Nabi dan juga yang menjadi dalil bahwa Nabi telah mengerjakan shalat gerhana matahari beberapa kali dan bukan hanya sekali."
Hadits No. : 1384
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٤: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا عَطَاءٌ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَذَلِكَ يَوْمَ مَاتَ فِيهِ ابْنُهُ إِبْرَاهِيمُ ابْنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى بِالنَّاسِ سِتَّ رَكَعَاتٍ فِي أَرْبَعِ سَجَدَاتٍ، كَبَّرَ، ثُمَّ قَرَأَ فَأَطَالَ الْقِرَاءَةَ، ثُمَّ رَكَعَ نَحْوًا مِمَّا قَامَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَرَأَ دُونَ الْقِرَاءَةِ الْأُولَى، ثُمَّ رَكَعَ نَحْوًا مِمَّا قَرَأَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَرَأَ دُونَ الْقِرَاءَةِ الثَّانِيَةِ، ثُمَّ رَكَعَ نَحْوًا مِمَّا قَرَأَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، ثُمَّ انْحَدَرَ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ قَبْلَ أَنْ يَسْجُدَ لَيْسَ فِيهَا رَكْعَةٌ إِلَّا الَّتِي قَبْلَهَا أَطْوَلُ مِنَ الَّتِي بَعْدَهَا، إِلَّا أَنَّ رُكُوعَهُ نَحْوًا مِنْ قِيَامِهِ، ثُمَّ تَأَخَّرَ فِي صَلَاتِهِ فَتَأَخَّرَتِ الصُّفُوفُ مَعَهُ، ثُمَّ تَقَدَّمَ فَتَقَدَّمَتِ الصُّفُوفُ مَعَهُ، فَقَضَى الصَّلَاةَ وَقَدْ أَضَاءَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ قَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ بَشَرٍ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكِ، فَصَلُّوا حَتَّى تَنْجَلِيَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1384: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepadaku, Abdul Malik menceritakan kepada kami, Atha' menceritakan kepada kami dari Jabir bin Abdidlah, ia berkata, "Terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu pada hari yang bertepatan dengan kematian Ibrahim anak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau shalat mengimami orang-orang enam ruku dengan empat sujud. Beliau bertakbir lalu membaca surah dengan memanjangkan bacaannya, lalu ruku seperti lamanya terdiri, kemudian mengangkat kepalanya dan membaca surah yang tidak seperti bacaannya yang pertama, lalu ruku seperti panjangnya bacaan, kemudian mengangkat kepalanya dan membaca surah yang tidak seperti bacaan yang kedua, lalu ruku seperti panjang bacaan, kemudian mengangkat kepalanya, lalu turun kebawah dan kali dengan dua sujud, kemudian berdiri dan shalat dengan tiga kali ruku sebelum sujud yang tidak terdapat padanya satu rakaat kecuali yang sebelumnya lebih panjang dari yang sesudahnya namun lama rukunya sama dengan lama berdirinya. Setelah itu beliau mundur ke belakang di dalam shalatnya maka barisan yang bersamanya juga ikut mimdur ke telakang, lalu beliau maju ke depan dan begitu pula barisan yang bersamanya ikut maju ke depan. Shalat selesai dikenakan bertepatan dengan matahari bersinar kembali, lalu beliau berkata, 'Wahai manusia, sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan keduanya tidak terjadi gerhana karena kematian manusia, apabila kamu melihat sesuatu hal tersebut maka shalatlah sampai terang kembali.'."
Hadits No. : 1385
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٥: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسَ وَرَاءَهُ، فَقَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً، ثُمَّ كَبَّرَ، فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ» ، ثُمَّ قَامَ فَقَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً، هِيَ أَدْنَى مِنَ الْقِرَاءَةِ الْأُولَى، ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، هُوَ أَدْنَى مِنَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ» ، ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الْأَخِيرَةِ مِثْلَ ذَلِكَ، فَاسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ، وَانْجَلَتِ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ، ثُمَّ قَامَ فَخَطَبَ النَّاسَ، فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يُخْسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1385: Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari bin Syihab, dari Urwah bin Az-Zubair, dari Aisyah, ia berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau ke luar menuju masjid, lalu berdiri untuk shalat dan tertakbir dan orang-orang membuat barisan di belakangnya. Rasulullah membaca surah dengan bacaan yang panjang, lalu bertakbir dan ruku dengan ruku yang lama, kemudian mengangkat kepalanya dan mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah Rabbana walakal hamd", lalu berdiri dan membaca bacaan yang panjang, yaitu yang lebih pendek dari bacaan pertama, kemudian bertakbir dan ruku dengan ruku yamg lama, yaita yang lebih pendek dari ruku yang pertama, lalu mengucapkan 'Sami’allahu liman hamidah Rabbana walakal hamd' kemudian beliau melakukan seperti itu pada rakaat yang terakhir hingga sempurna empat ruku dan empat sujud dan matahari bersinar kembali sebelum beliau teraling (bergerak dari tempatnya). Setelah itu beliau berdiri dan berkhutbah dihadapan orang-orang dengan memuji pujian yang layak bagi Allah, kemudian berkata, "Sesungghnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah yang keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau hidupnya seseorang, apabila kamu melihat keduanya terjadi maka segeralah mengerjakan shalat "
Hadits No. : 1386
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، ثنا زُهَيْرٌ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ الْحُرِّ، حَدَّثَنِي الْحَكَمُ، عَنْ رَجُلٍ يُدْعَى الْحَنَشَ، عَنْ عَلِيٍّ، ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الْحُرِّ، حَدَّثَنِي الْحَكَمُ، عَنْ رَجُلٍ يُدْعَى حَنَشًا، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى - وَهَذَا حَدِيثُ أَحْمَدَ - قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ فَصَلَّى عَلِيٌّ بِالنَّاسِ، بَدَأَ فَقَرَأَ بِـ يس أَوْ نَحْوِهَا، ثُمَّ رَكَعَ نَحْوًا مِنْ قَدْرِ السُّورَةِ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، ثُمَّ قَامَ قَدْرَ السُّورَةِ يَدْعُو، وَيُكَبِّرُ، ثُمَّ رَكَعَ قَدْرَ قِرَاءَتِهِ أَيْضًا، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: ثُمَّ قَامَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ، فَفَعَلَ كَفِعْلِهِ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى، ثُمَّ حَدَّثَهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ كَذَلِكَ يَفْعَلُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي هَذَا الْخَبَرِ: إِنَّهُ رَكَعَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ مِثْلُ خَبَرِ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1386: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Na’im menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami dari Al Hasan bin Al Hur, Al Hakam menceritakan kepadaku dari seorang pria yang bejulukan Al Hanasy, dari Ali (Ha') Muhammad bin Yahya dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Al Hur menceritakan kepada kami, Al Hakam menceritakan kepadaku, Al Hakam menceritakan kepada kami dari seorang laki-laki yang bejulukan Hanasy, dari Ali, Muhammad.bin Yahya mengatakan -ini adalah hadits Ahmad-, ia berkata, "Ketika tejadi gerhana matahari dan Ali shalat mengimami orang-orang, ia memulai dengan membaca surah Yaasiin atau yang sama sepertinya, lalu ruku seperti panjang bacaannya, kemudian mengangkat kepalanya dan mengucapkan, "Sami'allahu liman hamidah", lalu berdiri sepanjang bacaan surah dan berdoa serta bertakbir, kemudian ruku panjang bacaannya, lalu menyebutkan haditsnya dan berkata, "Kemudian Ali berdiri pada rakaat yang kedua dan mengejakan seperti apa yang dikejakannya pada rakaat yang pertama, lalu menceritakan kepada mereka bahwa begitulah yang telah dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Abu Bakar berkata, "Di dalam hadits ini terdapat keterangan bahwa beliau ruku empat kali ruku pada setiap rakaat seperti hadits riwayat Thawus, dari Ibnu Abbas."
Hadits No. : 1387
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٧: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: «انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ يَوْمًا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّيَ، فَقَامَ حَتَّى لَمْ يَكَدْ يَرْكَعُ، ثُمَّ رَكَعَ حَتَّى لَمْ يَكَدْ يَرْفَعُ رَأْسَهُ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، وَلَمْ يَكَدْ يَسْجُدُ، ثُمَّ سَجَدَ وَلَمْ يَكَدْ يَرْفَعُ رَأْسَهُ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَلَمْ يَكَدْ يَسْجُدُ، ثُمَّ سَجَدَ فَلَمْ يَكَدْ يَرْفَعُ رَأْسَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1387: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Atha' bin As-Sa'ib, dari ayahnya, dari Abdullah bin Amr, ia berkata, "Pada suatu hari di zaman Rasulullah terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah berdiri untuk shalat. Beliau berdiri sampai seakan-akan tidak akan ruku, lalu ruku sampai seakan-akan tidak akan mengangkat kepalanya, kemudian mengangkat kepalanya sampai seakan-akan tidak akan sujud, lalu sujud sampai seakan-akan tidak mengangkat kepalanya, kemudian mengangkat kepalanya sampai seakan-akan tidak akan sujud, lalu sujud sampai seakan-akan tidak akan mengangkat kepalanya."
Hadits No. : 1388
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٨: ثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ فِي صَلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْكُسُوفِ، وَقَالَ فِي الْخَبَرِ: «ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ سَجَدَ سُجُودًا دُونَ السُّجُودِ الْأَوَّلِ» ، ثُمَّ ذَكَرَ بَاقِي الْحَدِيثِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1388: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa’id, dari Umarah, dari Aisyah, lalu menyebutkan hadits secara sempurna tentang shalat Nabi ketika terjadi gerhana matahari, dan ia berkata di dalam hadits, "Lalu beliau sujud dengan memanjangkan sujud, kemudian mengangkat kepala, lalu sujud dengan sujud yang lebih pendek dari sujud pertama." Ia kemudian menyebutkan sisa dari haditsnya.
Hadits No. : 1389
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٩: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عُقْبَةَ، نا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1389: Sa’id bin Abdurrahman bin Uqbah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah .dengan redaksi yang serupa.
Hadits No. : 139
صحيح ابن خزيمة ١٣٩: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ وَهُوَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذَكْوَانَ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ وَهُوَ ابْنُ عُيَيْنَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِتَأْخِيرِ الْعِشَاءِ، وَالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ» لَمْ يُؤَكِّدِ الْمَخْزُومِيُّ تَأْخِيرَ الْعِشَاءِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 139: Ali bin Khasyram mengabarkan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zunad —ia adalah Abdullah bin Dzakwan— dari Al A’raj dari Abu Hurairah hingga Nabi SAW; Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan —ia adalah Ibnu Uyainah— menceritakan kepada kami dengan sanad ini, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kalau saja aku tidak memberatkan ummatku, tentu aku perintahkan mereka untuk mengakhirkan shalat Isya' dan bersiwak setiap kali hendak shalat.” 244
Hadits No. : 1390
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٠: ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: " انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ يَوْمًا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّيَ، فَقَامَ حَتَّى لَمْ يَكَدْ أَنْ يَرْكَعَ، ثُمَّ رَكَعَ حَتَّى لَمْ يَكَدْ يَرْفَعُ رَأْسَهُ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَلَمْ يَكَدْ أَنْ يَسْجُدَ، ثُمَّ سَجَدَ فَلَمْ يَكَدْ أَنْ يَرْفَعَ رَأْسَهُ، فَجَعَلَ يَنْفُخُ وَيَبْكِي، وَيَقُولُ: «رَبِّ، أَلَمْ تَعِدْنِي أَنْ لَا تُعَذِّبَهُمْ وَأَنَا فِيهِمْ؟ رَبِّ، أَلَمْ تَعِدْنِي أَنْ لَا تُعَذِّبَهُمْ وَنَحْنُ نَسْتَغْفِرُكَ؟» ، فَلَمَّا صَلَّى رَكْعَتَيْنِ انْجَلَتِ الشَّمْسُ، فَقَامَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ فَإِذَا انْكَسَفَا فَافْزَعُوا إِلَى ذَكَرِ اللَّهِ» ، ثُمَّ قَالَ: " لَقَدْ عُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ حَتَّى لَوْ شِئْتُ تَعَاطَيْتُ قِطْفًا مِنْ قُطُوفُهَا، وَعُرِضَتْ عَلَيَّ النَّارُ فَجَعَلْتُ أَنْفُخُهَا، فَخِفْتُ أَنْ يَغْشَاكُمْ، فَجَعَلْتُ أَقُولُ: رَبِّ، أَلَمْ تَعِدْنِي أَنْ لَا تُعَذِّبَهُمْ وَأَنَا فِيهِمْ؟ رَبِّ، أَلَمْ تَعِدْنِي أَلَا تُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ؟، قَالَ: فَرَأَيْتُ فِيهَا الْحِمْيَرِيَّةَ السَّوْدَاءَ الطَّوِيلَةَ صَاحِبَةَ الْهِرَّةِ، كَانَتْ تَحْبِسُهَا فَلَمْ تُطْعِمْهَا وَلَمْ تَسْقِهَا وَلَا تَتْرُكُهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ، فَرَأَيْتُهَا كُلَّمَا أَدْبَرَتْ نَهَشَتْهَا، وَكُلَّمَا أَقْبَلَتْ نَهَشَتْهَا فِي النَّارِ، وَرَأَيْتُ صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ أَخًا بَنِي دُعْدُعٍ، يُدْفَعُ فِي النَّارِ بِعَصًا ذِي شُعْبَتَيْنِ، وَرَأَيْتُ صَاحِبَ الْمِحْجَنِ فِي النَّارِ الَّذِي كَانَ يَسْرِقُ الْحَاجَّ بِمِحْجَنِهِ، وَيَقُولُ: إِنِّي لَا أَسْرِقُ إِنَّمَا يَسْرِقُ الْمِحْجَنُ، فَرَأَيْتُهُ فِي النَّارِ مُتَّكِئًا عَلَى مِحْجَنِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1390: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Atha' bin As-Sa'ib, dari ayahnya, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Pada suatu hari di zaman Rasulullah terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah berdiri untuk mengerjakan shalat. Beliau kemudian berdiri sampai seakan-akan tidak akan ruku, lalu ruku sampai seakan-akan tidak akan mengangkat kepalanya, kemudian mengangkat kepalanya sampai seakan-akan tidak akan Sujud, lalu sujud sampai seakan-akan tidak akan mengangkat kepalanya, kemudian mengangkat kepalanya sampai seakan-akan tidak akan sujud, lantas sujud sampai seakan-akan tidak akan mengangkat kepalanya. Setelah itu beliau menghembuskan nafas dan menangis, beliau berdoa, "Ya Allah, bukankah Engkau telah menjanjikan kepadaku agar tidak mengadzab mereka sementara aku berada di tengah-tengah mereka? Tuhanku bukankah Engkau telah menjanjikan aku untuk tidak mengadzab mereka sedang kami memohon ampunan kepada-Mu?" Takala beliau selesai shalat dua rakaat maka matahari terang kembali, maka beliau berdiri dan memuji Allah serta mengagungkan-Nya dan berkata, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, apabila keduanya mengalami gerhana maka segeralah berdzikir kepada Allah" Setelah itu beliau berkata, "Diperlihatkan kepadaku surga sehingga jika aku menghendaki niscaya aku akan memetik satu tandan dari tandan-tandan yang ada di dalamnya. Aku juga diperlihatkan neraka maka aku menghembuskannya karena aku takut akan menimpamu semua sehingga aku mengucapkan, 'Ya Tuhanku, bukankah Engkau telah menjanjikan kepadaku untuk tidak mengadzab mereka sementara aku berada di tengah-tengah mereka? Tuhanku, bukankah Engkau berjanji untuk tidak mengadzab mereka sedang mereka meminta ampun kepada-Mu?'." Beliau berkata, "Aku melihat di dalamnya seorang perempuan hitam yang tinggi dari Humairiyyah pemilik kucing yang dikurungnya tanpa diberi makan serta tidak menuntunnya atau membiarkannya memakan serangga. Aku melihat dirinya tatkala menghadap kebelakang kucing itu menggigitnya dan takala menghadap kedepan iapun menggigitnya di dalam api neraka. Aku juga melihat sahabat orang Yahudi sekutu bani Da’da’ yang diceburkan kedalam neraka dengan tongkat yang memiliki dua cabang, serta aku melihat di neraka pemilik tongkat yang bengkok yang selalu mencuri barang-barang jamaah haji dengan tongkat bengkoknya, ia berkata, 'Aku tidak mencuri akan tetapi yang mencuri adalah tongkat bengkok ini,' maka aku melihatnya sedang bersandar pada tongkat bengkoknya."
Hadits No. : 1391
صحيح ابن خزيمة ١٣٩١: ثنا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا مُؤَمَّلٌ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، وَعَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: " انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَطَالَ الْقِيَامَ حَتَّى قِيلَ: لَا يَرْكَعُ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ حَتَّى قِيلَ: لَا يَرْفَعُ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَأَطَالَ الْقِيَامَ حَتَّى قِيلَ: لَا يَسْجُدُ، ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ حَتَّى قِيلَ: لَا يَرْفَعُ، ثُمَّ رَفَعَ فَجَلَسَ حَتَّى قِيلَ: لَا يَسْجُدُ، ثُمَّ سَجَدَ، ثُمَّ قَامَ فَفَعَلَ فِي الْأُخْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ أَمْحَصَتِ الشَّمْسُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1391: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Mu'ammal menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Ya'la bin Atha', dari ayahnya, dari Abdullah bin Amr. dan dari Atha' bin As-Sa'ib, dari ayahnya, dari Abdullah, dari Amr, ia berkata, "Pada zaman Rasulullah terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah berdiri mengerjakan shalat Beliau berdiri lama sehingga dikatakan beliau tidak akan ruku, kemudian ruku dengan ruku yang lama sehingga dikatakan beliau tidak akan mengangkat kepala, lalu mengangkat kepalanya dan duduk sehingga dikatakan beliau tidak akan sujud, kemudian sujud, lalu berdiri dan mengerjakan pada rakaat selanjutnya seperti apa yang telah dikerjakannya itu. lalu matahari terang kembali."
Hadits No. : 1392
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٢: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، ثنا زُهَيْرٌ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ الْحُرِّ، عَنْ رَجُلٍ يُدْعَى حَنَشًا، عَنْ عَلِيٍّ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَا: ثنا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، نا زُهَيْرٌ، نا الْحَسَنُ بْنُ الْحُرِّ، حَدَّثَنِي الْحَكَمُ، عَنْ رَجُلٍ يُدْعَى حَنَشًا، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى - وَهَذَا حَدِيثُ أَحْمَدَ - قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ فَصَلَّى عَلِيٌّ بِالنَّاسِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَا: قَامَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ، فَفَعَلَ كَفِعْلِهِ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى، ثُمَّ جَلَسَ يَدْعُو وَيَرْغَبُ حَتَّى انْكَشَفَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ حَدَّثَهُمْ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ كَذَلِكَ يَفْعَلُهُ» قَالَ يُوسُفُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ كَذَلِكَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1392: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Nu’aim menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami dari Al Hasan bin Al Hur, dari seorang laki-laki yang dipanggil dengan Hanasy, dari Ali (Ha') dan Muhammad bin Yahya dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Al Hur menceritakan kepada kami, Al Hakam menceritakan kepadaku dari seorang laki-laki yang dipanggil dengan Hanasy, dari Ali, ia berkata: Muhammad bin Yahya, -Ini adalah hadits Ahmad-, ia berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari Ali shalat mengimami orang-orang lalu dia menyebutkati redaksi haditsnya. Selanjutnya keduanya berkata, 'Dia berdiri pada rakaat kedua dan mengerjakan seperti yang dikerjakannya pada rakaat pertama, lalu duduk dan berdoa serta bermunajat sampai matahari terang kembali. Setelah itu dia bercerita kepada mereka bahwa begitulah yang telah dilakukan oleh Rasulullah ’." Yusuf berkata, "Rasulullah melakukannya seperti itu."
Hadits No. : 1393
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٣: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، أَخْبَرَنَا هِشَامٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فِي قِصَّةِ كُسُوفِ الشَّمْسِ، وَقَالَ: فَلَمَّا تَجَلَّتْ قَامَ - يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يُخْسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلَا لِحَيَاتِهِ، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللَّهِ إِنْ مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرَ مِنَ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ أَمَتُهُ، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللَّهِ - أَوْ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ -، لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا، أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ؟»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1393: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bisyir menceritakan kepada kami, Hisyam mengabarkan kepada kami dari ayahnya, dari Aisyah dengan menyebutkan hadits tentang kisah terjadinya gerhana matahari dan ia berkata, "Tatkala matahari telah terang kembali maka beliau -yaitu Nabi - berdiri kemudian berkhutbah di hadapan orang-orang, lantas beliau memuji Allah dan mengagungkan-Nya, lalu berkata 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah dan keduanya tidaklah mengalami gerhana karena karena kematian atau hidupnya seseorang. Wahai umat Muhammad, demi Allah, tida ada yang lebih cemburu daripada Allah ketika budak laki-laki dan perempuan miliknya berzina, wahai umat Muhammad -atau demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya- jika kamu mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis, ketahuilah bukankah aku telah menyampaikan?'."
Hadits No. : 1394
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٤: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَفِي خَبَرِ ابْنِ مَسْعُودٍ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ خَطَبَ أَيْضًا قَبْلَ الصَّلَاةِ» . فَيَنْبَغِي لِلْإِمَامِ فِي الْكُسُوفِ أَنْ يَخْطُبَ قَبْلَ الصَّلَاةِ وَبَعْدَهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1394: Abu Bakar berkata, "Dan di dalam hadits bin Mas’ud bahwa Nabi juga berkbutbah sebelum shalat, maka dari itu searang imam wajib berkhutbah sebelum shalat dan sesudahnya."
Hadits No. : 1395
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٥: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، حَدَّثَنِي ثَعْلَبَةُ بْنُ عَبَّادٍ الْعَبْدِيُّ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ، أَنَّهُ شَهِدَ خُطْبَةً يَوْمًا لِسَمُرَةَ بْنَ جُنْدُبٍ، فَذَكَرَ فِي خُطْبَتِهِ قَالَ سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ: بَيْنَا أَنَا يَوْمًا وَغُلَامٌ مِنَ الْأَنْصَارِ نَرْمِي غَرَضًا لَنَا، عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا كَانَتِ الشَّمْسُ قَيْدَ رُمْحَيْنِ، أَوْ ثَلَاثَةٍ فِي غَيْرِ النَّاظِرِينَ مِنَ الْأُفُقِ اسْوَدَّتْ حَتَّى كَأَنَّهَا تَنُّومَةٌ، فَقَالَ أَحَدُنَا [ص:326] لِصَاحِبِهِ: انْطَلِقْ بِنَا إِلَى الْمَسْجِدِ، فَوَاللَّهِ لَيُحْدِثَنَّ شَأْنُ هَذِهِ الشَّمْسِ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُمَّتِهِ حَدَثًا، فَدَفَعْنَا إِلَى الْمَسْجِدِ، فَإِذَا هُوَ بَارِزٌ، فَوَافَقْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ خَرَجَ إِلَى النَّاسِ قَالَ: فَاسْتَقْدَمَ فَصَلَّى بِنَا كَأَطْوَلِ مَا قَامَ بِنَا فِي صَلَاةٍ قَطُّ، لَا يُسْمَعُ لَهُ صَوْتٌ، ثُمَّ رَكَعَ بِنَا كَأَطْوَلِ مَا رَكَعَ بِنَا فِي صَلَاةٍ قَطُّ، وَلَا يُسْمَعُ لَهُ صَوْتٌ، ثُمَّ سَجَدَ بِنَا كَأَطْوَلِ مَا سَجَدَ بِنَا فِي صَلَاةٍ قَطُّ، لَا يُسْمَعُ لَهُ صَوْتٌ قَالَ: ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ قَالَ: فَوَافَقَ تَجَلِّي الشَّمْسِ جُلُوسَهُ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ قَالَ: فَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَشَهِدَ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَشَهِدَ أَنَّهُ عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ثُمَّ قَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ رَسُولُ اللَّهِ، فَأُذَكِّرُكُمْ بِاللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنِّي قَصَرْتُ عَنْ شَيْءٍ مِنْ تَبْلِيغِ رِسَالَاتِ رَبِّي لَمَا أَجَبْتُمُونِي حَتَّى أُبَلِّغَ رِسَالَاتِ رَبِّي كَمَا يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُبَلَّغَ، وَإِنَّ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنِّي قَدْ بَلَّغْتُ رِسَالَاتِ رَبِّي لَمَا أَخْبَرْتُمُونِي» قَالَ: فَقَامَ النَّاسُ، فَقَالُوا: شَهِدْنَا أَنَّكَ قَدْ بَلَّغْتَ رِسَالَاتِ رَبِّكَ، وَنَصَحْتَ لِأُمَّتِكَ، وَقَضَيْتَ الَّذِي عَلَيْكُ قَالَ: ثُمَّ سَكَتُوا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ رِجَالًا يَزْعُمُونَ أَنَّ كُسُوفَ هَذِهِ الشَّمْسِ، وَكُسُوفَ هَذَا الْقَمَرِ، وَزَوَالَ هَذِهِ النُّجُومِ عَنْ مَطَالِعِهَا لِمَوْتِ رِجَالٍ عُظَمَاءٍ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ، وَأَنَّهُمْ كَذَبُوا، وَلَكِنَّهَا آيَاتٌ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، يَفْتِنُ بِهَا عِبَادَهُ لِيَنْظُرَ مَنْ يُحْدِثُ مِنْهُمْ تَوْبَةً، وَاللَّهِ لَقَدْ رَأَيْتُ مُنْذَ قُمْتُ أُصَلِّي مَا أَنْتُمْ لَاقُونَ فِي دُنْيَاكُمْ وَآخِرَتِكُمْ، وَإِنَّهُ وَاللَّهِ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَخْرُجَ ثَلَاثُونَ كَذَّابًا آخِرُهُمُ الْأَعْوَرُ [ص:327] الدَّجَّالُ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى كَأَنَّهَا عَيْنُ أَبِي يَحْيَى - أَوْ تَحْيَا - لِشَيْخٍ مِنَ الْأَنْصَارِ، وَإِنَّهُ مَتَى خَرَجَ فَإِنَّهُ يَزْعُمُ أَنَّهُ اللَّهُ، فَمَنْ آمَنَ بِهِ وَصَدَّقَهُ وَاتَّبَعَهُ، فَلَيْسَ يَنْفَعُهُ صَالِحٌ مِنْ عَمَلٍ سَلَفَ، وَمَنْ كَفَرَ بِهِ، وَكَذَّبَه فَلَيْسَ يُعَاقَبُ بِشَيْءٍ مِنْ عَمَلِهِ سَلَفَ، وَإِنَّهُ سَيَظْهَرُ عَلَى الْأَرْضِ كُلِّهَا إِلَّا الْحَرَمَ وَبَيْتَ الْمَقْدِسِ، وَإِنَّهُ يحصر الْمُؤْمِنِينَ فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ، فَيُزَلْزَلُونَ زِلْزَالًا شَدِيدًا قَالَ: فَيَهْزِمُهُ اللَّهُ وَجُنُودَهُ، حَتَّى أَنَّ جِذْمَ الْحَائِطِ وَأَصْلَ الشَّجَرَةِ لَيُنَادِي: يَا مُؤْمِنُ هَذَا كَافِرٌ يَسْتَتِرُ بِي، تَعَالَ اقْتُلْهُ قَالَ: وَلَنْ يَكُونَ ذَلِكَ كَذَلِكَ حَتَّى تَرَوْا أُمُورًا يَتَفَاقَمُ شَأْنُهَا فِي أَنْفُسِكُمْ، تَسْأَلُونَ بَيْنَكُمْ هَلْ كَانَ نَبِيُّكُمْ ذَكَرَ لَكُمْ مِنْهَا ذِكْرًا، وَحَتَّى تَزُولَ جِبَالٌ عَنْ مَرَاثِيهَا عَلَى أَثَرِ ذَلِكَ الْقَبْضُ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ " قَالَ: ثم شَهِدْتُ خُطْبَةً أُخْرَى قَالَ: فَذَكَرَ هَذَا الْحَدِيثَ مَا قَدَّمَ كَلِمَةً، وَلَا أَخَّرَهَا عَنْ مَوْضِعَهَا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " هَذِهِ اللَّفْظَةُ الَّتِي فِي هَذَا الْخَبَرِ لَا يُسْمَعُ لَهُ صَوْتٌ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمَنَا أَنَّ الْخَبَرَ الَّذِي يَجِبُ قَبُولُهُ خَبَرُ مَنْ يُخْبِرِ بِكَوْنِ الشَّيْءِ، لَا مَنْ يَنْفِي، وَعَائِشَةُ قَدْ خَبَّرَتْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَهَرَ بِالْقِرَاءَةِ، فَخَبَرُ عَائِشَةَ يَجِبُ قَبُولُهُ؛ لِأَنَّهَا حَفِظَتْ جَهْرَ الْقِرَاءَةِ، وَإِنْ لَمْ يَحْفَظْهَا غَيْرُهَا، وَجَائِزٌ أَنْ يَكُونَ سَمُرَةُ كَانَ فِي صَفٍّ بَعِيدٍ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْقِرَاءَةِ، فَقَوْلُهُ: «لَا يُسْمَعُ لَهُ صَوْتٌ» : أَيْ لَمْ أَسْمَعْ صَوْتًا عَلَى مَا بَيَّنْتُهُ قَبْلُ أَنَّ الْعَرَبَ، تَقُولُ: لَمْ يَكُنْ كَذَا، لِمَا لَمْ يُعْلَمْ كَوْنُهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1395: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Na'im menceritakan kepada kami dari Al Aswad bin Qais, Tsa’labah bin Abbad Al Abdi dari penduduk Bashrah menceritakan kepadaku, bahwa suatu hari ia menyaksikan khutbah Samurah bin Jundub, dia berkata: Pada suatu hari aku dan seorang anak dari kaum Anshar sedang memandang awan di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Tatkala matahari hampir mencapai dua tombak atau tiga tombak yang tak dapat dilihat di ufuk, tiba-tiba awan tersebut berubah menjadi hitam seakan-akan ia seperti tannumah, maka salah seorang dari kami berkata kepada temannya, "Mari kita pergi ke masjid, demi Allah, mereka pasti menceritakan keadaan matahari yang sekarang ini kepada Rasulullah akan terjadi sesuatu pada umatnya." Kami kemudian beranjak ke masjid dan tiba-tiba Nabi muncul bersamaan dengan kami saat beliau hendak keluar menjumpai orang-orang. Perawi bercerita, "Nabi kemudian maju ke depan, lalu shalat mengimami kami sambil berdiri lama yang tidak pernah beliau lakukan sekali pun di dalam shalatnya bersama kami sebelumnya dan suara beliau ketika itu tidak terdengar. Setelah itu beliau ruku bersama kami dengan ruku yang tidak pernah beliau lakukan sekali pun di dalam rukunya ketika shalat bersama kami sebelumnya, dan suara beliau ketika itu tidak terdengar. Beliau kemudian sujud dengan kami dengan sujud yang tidak pernah sekali pun beliau lakukan di dalam sujudnya ketika shalat bersama kami sebelumnya, dan suara beliau ketika itu tidak terdengar." Perawi berkata, "Kemudian beliau mengerjakan pada rakaat kedua sama seperti itu." Perawi berkata, "Matahari kemudian terang kembali bertepatan dengan duduknya beliau pada rakaat yang kedua." Perawi berkata, "Kemudian beliau mengucap salam lalu memuji Allah serta mengagungkan-Nya, lantas bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kemudian bersabda, 'Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah manusia sebagai utusan Allah, maka aku telah mengingatkanmu akan perintah Allah. Apabila kamu melihatku telah menyia-nyiakan sedikit pun dari kewajiban menyampaikan risalah Tuhanku maka beritahukanlah aku, sampai aku menyampaikan risalah Tuhanku tersebut sebagaimana mestinya, dan apabila kamu melihat aku telah menyampaikan risalah Tuhanku maka beritahulah aku'." Perawi berkata, "Setelah itu orang-orang berdiri, lalu mereka berseru, 'Kami menjadi saksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah Tuhanmu, dan telah menasehati umat serta menjalankan kewajiban yang dibebankan atas dirimu’." Perawi berkata, "Kemudian mereka diam." Perawi berkata, "Rasulullah kemudian bersabda, 'Amma ba'du, sesungguhnya banyak orang yang menyangka bahwa gerhana matahari dan gerhana bulan serta tenggelamnya bintang ini dari tempat terbitnya terjadi karena kematian seseorang yang agung dari penduduk bumi. Sesungguhnya mereka telah berdusta, bahkan gerhana adalah salah satu tanda kekuasaan Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya, agar Dia dapat melihat siapa yang memperbaharui tobatnya. Demi Allah, aku telah melihat sejak berdiri untuk shalat, apa-apa yang akan kamu alami di duniamu dan di akhiratmu, dan sesungguhnya demi Allah, tidak akan terjadi Hari Kiamat sehingga keluar tiga puluh orang pendusta dan yang terakhir dari mereka adalah Dajjal yang buta sebelah matanya seakan-akan seperti matanya Abu Yahya atau Tahya, seorang syaikh dari kaum Anshar. Dan seandainya ia keluar lalu mengaku bahwa dirinya adalah Allah, maka barangsiapa yang beriman kepadanya dan mempercayainya serta mengikutinya niscaya amal shalihnya yang terdahulu tidak bermanfaat dan barangsiapa yang mengingkari dan mendustainya maka dia tidak akan diadzab sedikit pun dengan perbuatannya yang telah berlalu. Sesungguhnya ia akan menampakkan diri di seluruh penjuru bumi kecuali di Haram dan di Baitul Maqdis. Ia akan mengepung kamu muslimin di Baitul Maqdis kemudian mereka akan ditimpa guncangan yang dahsyat'." Beliau lanjut bersabda, "Allah dan pasukan-Nya akan menghancurkan (mengalahkan) mereka, sampai-sampai apabila mereka bernaung di balik tembok atau pepohonan maka akan diserukan, "Wahai mukmin, ini ada orang kafir yang bernaung di belakangku, mari bunuhlah ia'," Beliau lanjut berkata, "Keadaan itu tidak akan terjadi seperti itu sehingga kamu menyaksikan perkara-perkara menjadi berat keadaannya pada dirimu dan kamu saling bertanya di antara kamu, apakah nabimu telah menjelaskannya dengan suatu penjelasan kepadamu dan sehingga gunung-gunung luluh dari akarnya karena bekas cengkraman tersebut." Beliau lalu memberi isyarat dengan tangannya. Perawi berkata, "Kemudian aku menyaksikan khutbah yang lain." Selanjutnya ia berkata, "Lalu dia menyebutkan redaksi haditsnya tanpa mengedepankan atau mengakhirkan satu kata dari tempatnya." Abu bakar berkata, "Lafazh' dan suara beliau ketika itu tidak terdengar’ yang terdapat dalam hadits ini termasuk bagian dari bentuk lafazh yang telah diterangkan sebelumnya bahwa hadits yang harus diterima adalah hadits yang menjelaskan tentang kepastian terjadinya sesuatu bukan yang menafikannya. Aisyah telah menceritakan bahwa Nabi pernah mengeraskan suaranya ketika membaca surah. Oleh karena itu, hadits riwayat Aisyah wajib diterima, karena ia mengetahui benar tentang bacaan keras yang dilakukan beliau meskipun yang lainnya tidak mengetahuinya. Boleh jadi Samurah saat itu berada di barisan yang jauh dari Nabi ketika beliau membacanya, sehingga ia berkata, 'suara beliau ketika itu tidak terdengar.’ Maksudnya, aku tidak mendengar suara sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa bangsa Arab berkata, 'Hal itu terjadi karena faktor ketidaktahuannya akan kejadian tersebut'."
Hadits No. : 1396
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى بِالنَّاسِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ فِي آخِرِهِ: ثُمَّ انْصَرَفَ، فَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا تَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ» وَهَذَا قَوْلُ الزُّهْرِيِّ قَالَ: وَزَادَ فِيهِ هِشَامٌ: «إِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَتَصَدَّقُوا، وَصَلُّوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1396: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata, "Ketika gerhana matahari terjadi di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau shalat mengimami orang-orang, lalu dia menyebutkan redaksi haditsnya." Ia lanjut berkata di akhir haditsnya, "Kemudian beliau berpaling lalu berkata, 'Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana lantaran kematian atau kehidupan seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kekuasaan Allah. Apabila kamu melihat hal tersebut, maka segeralah shalat'." Ini adalah perkataan Az-Zuhri. Ia Juga berkata, "Hisyam menambahkan di dalamnya, 'Apabila kamu melihat hal tersebut maka bersedekahlah dan shalatlah'."
Hadits No. : 1397
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٧: ثنا أَبُو الْأَزْهَرِ، وَكَتَبْتُهُ مِنْ أَصْلِهِ قَالَ: ثنا يُونُسُ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ الْمُؤَدِّبِ، ثنا فُلَيْحٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ، أَنَّهَا قَالَتْ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ زَمَانَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: «فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ، وَإِلَى ذِكْرِ اللَّهِ، وَالصَّدَقَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1397: Abu Al Azhar -dan aku telah menulisnya dari aslinya- menceritakan kepada kami, ia berkata: Yunus -yaitu Ibnu Muhammad Al Mu'addib- menceritakan kepada kami, Fulaih menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Abbad bin Abdullah bin Az-Zubair, dari Asma' binti Abu Bakar, ia berkata, "Ketika gerhana matahari terjadi di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia lalu menyebutkan redaksi haditsnya secara lengkap, dan dia Juga berkata. 'Apabila kamu melihat hal tersebut maka segeralah shalat dan terdzikir kepada Allah serta bersedekah'."
Hadits No. : 1398
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأُوَيْسِيُّ، ثنا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ الشَّمْسَ كَسَفَتْ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ ابْنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَظَنَّ النَّاسُ أَنَّهَا كَسَفَتْ لِمَوْتِهِ، فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ، وَإِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَادْعُوا وَتَصَدَّقُوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1398: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdullah Al Uwaisi menceritakan kepada kami, Muslim bin Khalid menceritakan kepada kami dari Ismail bin Umayyah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar bahwa ketika matahari mengalami gerhana pada hari meninggalnya Ibrahim bin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka orang-orang menyangka bahwa gerhana matahari terjadi disebabkan oleh kematiannya, kemudian Nabi berdiri lalu berkata, "Wahai sekalian manusia, matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang, apabila kamu melihat hal tersebut maka segeralah shalat. berdzikir kepada Allah, berdoa dan bersedekahlah"
Hadits No. : 1399
صحيح ابن خزيمة ١٣٩٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرِ بْنِ رِبْعِيٍّ، نا مُوسَى بْنُ مَسْعُودٍ أَبُو حُذَيْفَةَ، ثنا زَائِدَةُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ فَاطِمَةَ، عَنْ أَسْمَاءَ قَالَتْ: «أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعَتَاقَةِ فِي كُسُوفِ الشَّمْسِ» . نا الدَّارِمِيُّ، ثنا مُصْعَبُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الزُّبَيْرِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ، عَنْ هِشَامٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ، وَقَالَ: «أَمَرَ بِعَتَاقَةٍ حِينَ كَسَفَتِ الشَّمْسُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1399: Muhammad bin Ma’mar bin Rib’i menceritakan kepada kami, Musa bin Mas’ud Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, Za'idah menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Uwah, dari Fatimah, dari Asma., ia berkata, "Nabi memerintahkan unhrk memerdekakan budak ketika terjadi gerhana matahari." Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ad-Darimi menceritakan kepada kami, Mush'ab bin Ubaidullah Az-Zubairi menceritakan kepada kami, Abdul Aziz -yaitu Ad-Darawardi- menceritakan kepada kami dari Hisyam dengan sanad yang serupa dan ia berkata, "Beliau memerintahkan untuk memerdekakan budak tatkala terjadi gerhana matahari."
Hadits No. : 14
صحيح ابن خزيمة ١٤: ثنا أَبُو عَمَّارٍ، ثنا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَوَضَّأُ لِكُلِّ صَلَاةٍ، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ فَتْحِ مَكَّةَ صَلَّى الصَّلَوَاتِ كُلَّهَا بِوَضُوءٍ وَاحِدٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «لَمْ يُسْنِدْ هَذَا الْخَبَرَ عَنِ الثَّوْرِيِّ أَحَدٌ نَعْلَمُهُ غَيْرُ الْمُعْتَمِرِ، وَوَكِيعٍ ورَوَاهُ أَصْحَابُ الثَّوْرِيِّ وَغَيْرُهُمَا، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مُحَارِبٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنْ كَانَ الْمُعْتَمِرُ، وَوَكِيعٌ مَعَ جَلَالَتِهِمَا حَفِظَا هَذَا الْإِسْنَادَ وَاتِّصَالَهُ فَهُوَ خَبَرٌ غَرِيبٌ غَرِيبٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 14: Abu Ammar menceritakan kepada kami, Waki’ bin Al Jarrah menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Muharib bin Ditsar dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu untuk setiap shalat. Sewaktu Makkah dikuasai, beliau melakukan beberapa shalat dengan satu wudhu. Abu Bakar berkata, “Tidak satupun perawi yang kami ketahui, menyebut sanad hadits ini dari Ats-Tsauri selain Al Mu’tamir dan Waki’. Murid-murid Ats-Tsauri dan yang lainnya meriwayatkan hadits ini dari Sufyan dari Muharib dari Sulaiman bin Buraidah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Jika Al Mu’tamir dan Waki’ dengan keagungan mereka berdua hapal sanad ini dan persambungannya, maka hadits ini adalah hadits gharib." 106
Hadits No. : 140
صحيح ابن خزيمة ١٤٠: نا عَلِيُّ بْنُ مَعْبَدٍ، نا رَوْحُ بْنُ عِبَادَةَ، نا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا الْخَبَرُ فِي الْمُوَطَّأِ» عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: «لَوْلَا أَنْ يَشُقَّ عَلَى أُمَّتِهِ لَأَمَرَهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وَضُوءٍ» وَرَوَاهُ الشَّافِعِيُّ، وَبِشْرُ بْنُ عُمَرَ كَرِوَايَةِ رَوْحٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 140: Ali bin Ma’bad mengabarkan kepada kami, Rauh bin Ubadah mengabarkan kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdurrahman dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kalau saja aku tidak memberatkan ummatku, tentu aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali wudhu.”245 Abu Bakar berkata, “Hadits ini disebutkan dalam AlMuwaththa' dari Abu Hurairah, “Kalau saja beliau tidak memberatkan ummat, tentu beliau memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan berwudhu.” Asy Syafi’i, Bisyr bin Umar meriwayatkannya seperti riwayat Rauh.”
Hadits No. : 1400
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٠: قَالَ: ثنا بِخَبَرٍ قَبِيصَةُ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ قَبِيصَةَ الْبَجَلِيِّ قَالَ: إِنَّ الشَّمْسَ انْخَسَفَتْ، فَصَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ حَتَّى انْجَلَتْ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلَكِنَّهُمَا خَلْقَانِ مِنْ خَلْقِهِ، وَيُحْدِثُ اللَّهُ فِي خَلْقِهِ مَا شَاءَ، ثُمَّ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا تَجَلَّى لِشَيْءٍ مِنْ خَلْقِهِ خَشَعَ لَهُ، فَأَيُّهُمَا انْخَسَفَ فَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ أَوْ يُحْدِثَ لَهُ اللَّهُ أَمْرًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1400: Ia berkata: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami dengan hadits Qabishah, Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Abu Qilabah, dari Qabishah Al Bujali, ia berkata, "Ketika matahari mengalami gerhana maka Nabi shalat dua rakaat sampai ia terang kembali, kemudia beliau berkata, 'Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah ciptaan-Nya dan Allah berbuat sesuka-Nya terhadap ciptaan-Nya. kemudian bahwa apabila Allah Tabaraka wa Ta'ala menampakkan diri-Nya pada sesuatu dari ciptaan-Nya maka ciptaan itu akan tunduk kepada-Nya. Apabila salah satu dari keduanya mengalami gerhana maka shalatlah sampai ia terang tembali atau Allah menetapkan suatu kejadian baginya."
Hadits No. : 1401
صحيح ابن خزيمة ١٤٠١: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَأَمَّا خَبَرُ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ؛ فَإِنَّ بُنْدَارًا حَدَّثَنَاهُ أَيْضًا قَالَ: ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ، ثنا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: «فَإِذَا تَجَلَّى اللَّهُ لِشَيْءٍ مِنْ خَلْقِهِ خَشَعَ لَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1401: Abu Bakar berkata: Adapun hadits riwayat An-Nu’man bin Basyir maka Bundar juga telah menceritakannya, ia berkata: Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Ayub menceritakan kepada kami dari Ab'u Qilabah, dari An-Nu’man bin Basyir, ia berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu dia menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Apabila Allah menampakkan diri-Nya pada ciptaan-Nya maka ciptaan-Nya itu akan tunduk kepada-Nya'."
Hadits No. : 1402
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٢: نا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ، عَنْ خَالِدٍ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، نَحْوَ حَدِيثِ أَيُّوبَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1402: Bundar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami dari Khalid, dari Abu Qilabah, dari An-Nu’man bin Basyir dengan redaksi yang sama seperti hadits Ayub.
Hadits No. : 1403
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٣: ثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كِنَانَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: أَرْسَلَنِي أَمِيرٌ مِنَ الْأُمَرَاءِ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَسْأَلُهُ عَنِ الِاسْتِسْقَاءِ؟ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: «مَا يَمْنَعُهُ أَنْ يَسْأَلَنِي؟ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَوَاضِعًا، مُتَبَذِّلًا، مُتَخَشِّعًا، مُتَضَرِّعًا، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَمَا يُصَلِّي فِي الْعِيدِ، وَلَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1403: Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Hisyam bin Ishak bin Abdullah bin Kinanah, dari ayahnya, ia berkata, "Salah seorang penguasa mengutusku menghadap Ibnu Abbas untuk bertanya kepadanya tentang shalat istisqa', maka Ibnu Abbas menjawab, "Apa yang menyebabkan dirinya enggan bertanya langsung kepadaku? Rasulullah kemudian keluar dengan merendahkan dan menghinakan diri, khusyu’ dan penuh harapan, lalu shalat dua rakaat sebagaimana halnya beliau shalat Hari Raya dan tidak berkhutbah dengan khutbahmu ini’."
Hadits No. : 1404
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٤: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا الْمَسْعُودِيُّ، وَيَحْيَى هُوَ الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ، قُلْتُ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ: حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ يَحْيَى، وَالْمَسْعُودِيُّ، عَنْ أَبِيكَ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَا مِنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ يُحَدِّثُ أَبِي، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى فَاسْتَسْقَى، فَقَلَبَ رِدَاءَهُ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1404: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Al Mas'udi dan Yahya -yaitu Al Anshari- menceritakan kepada kami dari Abu Bakar, aku berkata kepada Abdullah bin Abu Bakar: Hadits yang diriwayatkan kepada kami oleh Yahya dan Al Mas'udi, dari ayahnya, dari Abbad bin Tamim, ia berkata: Aku mendengar dari Abbad bin Tamim menceritakan kepada ayahku, dari Abdullah bin Zaid, bahwa Nabi keluar menuju tempat shalat kemudian shalat Istisqa' dengan membalikkan selendangnya dan shalat dua rakaat.
Hadits No. : 1405
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٥: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ مِنْ أَصْلِهِ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبَّادَ بْنَ تَمِيمٍ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ: «خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الِاسْتِسْقَاءِ، فَخَطَبَ، وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، وَدَعَا، وَاسْتَسْقَى، وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ وَصَلَّى بِهِمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1405: Abdurrahman bin Bisyir bin Al Hakam menceritakan kepada kami dari sumber aslinya, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada Sa’id, dari Yahya bin Sa’id Al Anshari, dari Abu Bakar bin Muhammad bahwa ia mendengar Abbad bin Tamim mengatakan bahwa Abdullah bin Zaid berkata, "Kami pernah keluar bersama-sama Rasulullah untuk shalat Istisqa. Beliau kemudian berkhutbah sambil menghadap kiblat, berdoa lalu meminta turun hujan, lantas membalikkan selendangnya kemudian shalat mengimami mereka."
Hadits No. : 1406
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٦: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كِنَانَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: أَرْسَلَنِي فُلَانٌ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَسْأَلُهُ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الِاسْتِسْقَاءِ قَالَ: «خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَبَذِّلًا، مُتَضَرِّعًا، مُتَوَاضِعًا، فَلَمْ يَخْطُبْ نَحْوَ خُطْبَتِكُمْ هَذِهِ، وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1406: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari [Hisyam bin Ishak bin] Abdullah bin Kinanah, dari ayahnya, ia berkata, "Aku diutus oleh Fulan menemui Ibnu Abbas untuk bertanya kepadanya tentang sifat shalat Rasulullah ketika meminta hujan, ia berkata, 'Rasulullah keluar dalam kondisi menghinakan diri, penuh harapan dan merendahkan diri serta tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini lalu shalat dua rakaat’."
Hadits No. : 1407
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٧: نا أَبُو طَالِبٍ زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ الطَّائِيُّ، وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ مَرْزُوقٍ قَالَا: حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ وَهُوَ ابْنُ رَاشِدٍ يُحَدِّثُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا يَسْتَسْقِي، فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ وَجَهَرَ، بِلَا أَذَانٍ وَإِقَامَةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1407: Abu Thalib Zaid bin Akhram Ath-Tha'i dan Ibrahim bin Marzuq menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Wahab bin Jarir menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar An-Nu’man -yaitu Ibnu Rasyid- menceritakan dari Az-Zuhri, dari Humaid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Pada suatu hari Rasulullah keluar memohon agar diturunkannya hujan, maka beliau shalat mengimami kami sebanyak dua rakaat sambil mengeraskan suara tanpa adzan dan iqamah."
Hadits No. : 1408
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ عَمِّهِ قَالَ: «خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ يَسْتَسْقِي فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ وَجَهَرَ بِالْقِرَاءَةِ، وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ، وَاسْتَسْقَى، وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1408: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdurrazaq menceritakan kepada kami dari Ma’mar, dari Az-Zuhri, dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, ia berkata, "Rasulullah pernah keluar bersama-sama orang-orang untuk memohon diturunkannya hujan. Beliau kemudian shalat mengimami mereka sebanyak dua rakaat sambil mengeraskan bacaan. lalu membalikkan selendangnya, lantas mengangkat kedua tangannya sambil memohon agar hujan diturunkan sambil menghadap kiblat."
Hadits No. : 1409
صحيح ابن خزيمة ١٤٠٩: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا شُعْبَةُ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلَّا فِي الِاسْتِسْقَاءِ» قَالَ شُعْبَةُ: قُلْتُ لِثَابِتٍ: أَنْتَ سَمِعْتَهُ مِنْ أَنَسٍ؟ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ، قُلْتُ سَمِعْتُهُ مِنْ أَنَسٍ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَفِي خَبَرِ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ وَرَفَعَ يَدَيْهِ قَدْ أَمْلَيْتُهُ قَبْلُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1409: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Anas bin Malik, ia berkata, "Sesungguhnya Nabi tidak pernah mengangkat kedua tangannya ketika membaca doa kecuali ketika memohon diturunkannya hujan." Syu’bah berkata, "Aku bertanya kepada Tsabit, 'Apakah kamu mendengarnya dari Anas?’ Ia menjawab, 'Maha suci Allah, aku telah mengatakan bahwa aku mendengarnya dari Anas?’ Ia berkata, 'Maha suci Allah'." Abu Bakar berkata, "Di dalam hadits riwayat Ma’mar dari Az-Zuhri, disebutkan, 'Dan beliau mengangkat kedua tangannya’, telah didiktekan sebelumnya."
Hadits No. : 141
صحيح ابن خزيمة ١٤١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ غَيْلَانَ بْنَ جَرِيرٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: " دَخَلْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَسْتَنُّ وَطَرَفُ السِّوَاكِ عَلَى لِسَانِهِ وَهُوَ يَقُولُ: عَا عَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 141: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Hammad —maksudnya Ibnu Zaid— mengabarkan kepada kami, dari Ghailan bin Jarir, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, ia berkata, “Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau sedang bersiwak dan ujung siwak di atas lidah beliau, beliau mengucapkan, “’A ‘a.” 246
Hadits No. : 1410
صحيح ابن خزيمة ١٤١٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا حَجَّاجٌ، ثنا حَمَّادٌ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، " أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اسْتَسْقَى هَكَذَا، وَمَدَّ يَدَيْهِ، وَجَعَلَ بَاطِنَهَا مَا يَلِي الْأَرْضَ حَتَّى رَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1410: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Hajjaj menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah memohon hujan diturunkan seperti ini: beliau menjulurkan kedua tangan dengan memposisikan bagian dalam tangan menghadap tanah sampai-sampai aku melihat putihnya kedua ketiak beliau."
Hadits No. : 1411
صحيح ابن خزيمة ١٤١١: نا الْحَسَنُ بْنُ قَزْعَةَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ بَرَكَةَ وَهُوَ أَبُو الْوَلِيدِ، عَنْ بَشِيرِ بْنِ نَهِيكٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَادًّا يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ» قَالَ سُلَيْمَانُ: ظَنَنْتُهُ يَدْعُو فِي الِاسْتِسْقَاءِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1411: Al Hasan bin Qaza’ah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Adi menceritakan kepada kami dari Sulaiman At-Taimi, dari Barakah -yaitu Abu Al Yad-, dari basyir bin Nahik, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah menjulurkan kedua tangan sampai-sampai aku melihat putihnya kedua ketiak beliau." Sulaiman berkata, "Aku mengira beliau terdoa ketika shalat istisqa'."
Hadits No. : 1412
صحيح ابن خزيمة ١٤١٢: ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، ثنا الْمَسْعُودِيُّ، وَيَحْيَى، عَنْ أَبِي بَكْرٍ، فَقُلْتُ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ: حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ يَحْيَى، وَالْمَسْعُودِيُّ، عَنْ أَبِيكَ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ قَالَ: أَنَا سَمِعْتُهُ مِنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ يُحَدِّثُ أَبِي، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى فَاسْتَسْقَى، فَقَلَبَ رِدَاءَهُ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ» قَالَ الْمَسْعُودِيُّ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، قُلْتُ لَهُ: أَخْبِرْنَا جَعَلَ أَعْلَاهُ أَسْفَلَهُ، أَوْ أَسْفَلَهُ أَعْلَاهُ، أَمْ كَيْفَ جَعَلَهُ؟ قَالَ: لَا، بَلْ جَعَلَ الْيَمِينَ الشِّمَالَ وَالشِّمَالَ الْيَمِينَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1412: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Al Mas'udi dan Yahya menceritakan kepada kami dari Abu Bakar, Aku menyebutkan kepada Abdullah bin Abu Bakar tentang hadits yang diriwayatkannya kepada kami oleh Yahya dan Al Mas'udi dari ayahmu, dari Abbad bin Tamim, ia berkata : Aku mendengarnya dari Abbad bin Tamim yang menceritakan kepada ayahku, dari Abdullah bin Zaid bahwa Nabi keluar menuju tempat shalat dan memohon agar hujan diturunkan, lalu beliau membalikkan selendangnya lantas shalat dua rakaat. Al Mas'udi berkata: Diriwayatkan oleh Abu Bakar, dari Abbad bin Tamim, aku berkata kepadanya, "Telah dikabarkan kepada kami bahwa beliau membalikkan bagian atas selendangnya ke bawah atau bagian bawahnya ke atas, atau bagaimana beliau melakukannya?" Ia menjawab, "Bukan, akan tetapi beliau membalikkan bagian kanan selendang ke kiri dan bagian kirinya ke kanan."
Hadits No. : 1413
صحيح ابن خزيمة ١٤١٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ، وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ قَالَا: ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عُمَارَةَ وَهُوَ ابْنُ غَزِيَّةَ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: «اسْتَسْقَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ خَمِيصَةٌ سَوْدَاءُ، فَأَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَأْخُذَهَا بِأَسْفَلِهَا فَيَجْعَلَهَا أَعْلَاهُ، فَلَمَّا ثَقُلَتْ عَلَيْهِ قَلَبَهَا عَلَى عَاتِقَيْهِ» قَالَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ: عَلَى عَاتِقِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1413: Ibrahim bin Hamzah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdul Aziz -yaitu Ibnu Muhammad- menceritakan kepada kami dari Umarah -yaitu Ibnu Ghaziyah-, dari Abbad bin Tamim, dari Abdullah bin Zaid, ia berkata, "Rasulullah shalat istisqa' sambil memakai selendang berwarna hitam. Rasulullah kemudian ingin menarik bagian bawah selendang lalu memposisikannya ke bagian atas, namun tatkala hal itu tidak berat untuk dilakukan maka beliau melilitkannya pada kedua pundaknya." Ibrahim bin Hamzah berkata, "Di atas pundaknya."
Hadits No. : 1414
صحيح ابن خزيمة ١٤١٤: نا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَبْحَرَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، ثنا مِسْعَرُ بْنُ كِدَامٍ، عَنْ يَزِيدَ الْفَقِيرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَوَاكي، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيًّا مُرِيعًا عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ» ، فَأَطْبَقَتْ عَلَيْهِمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1414: Ali bin Al Husain bin Ibrahim Abhar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid Ath-Thanufisi memberitahukan kepada kami, Mis’ar bin Kiddam meriwayatkan kepada kami dari Yazid Al Faqir, dari Jabir bin ,Abdullah, ia berkata, "Suatu ketika orang-orang yang menangis (karena kekurangan air) datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau lalu berdoa, 'Ya Allah, curahkanlah kepada kami hujan yang banyak, yang memberikan kecukupan dan kepuasan, yang disegerakan bukan yang ditunda dan yang memberikan manfaat bukan yang mendatangkan bahaya'. Setelah itu mendung menutupi mereka."
Hadits No. : 1415
صحيح ابن خزيمة ١٤١٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا أَبُو هِشَامٍ الْمَخْزُومِيُّ، عَنْ وُهَيْبٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اللَّهُمَّ اسْقِنَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1415: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abu Hisyam Al Makhzumi menceritakan kepada kami dari Wuhaib, dari Yahya bin Sa’id, dari Anas bin Malik bahwa Nabi berkata, "Ya Allah, siramilah kami dengan air hujan."
Hadits No. : 1416
صحيح ابن خزيمة ١٤١٦: قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي خَبَرِ يُونُسَ وَمَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ: صَلَّى رَكْعَتَيْنِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1416: Abu Bakar menyebutkan di dalam hadits Yunus dan Ma’mar, dari Az.Zuhri bahwa beliau shalat sebanyak dua rakaat.
Hadits No. : 1417
صحيح ابن خزيمة ١٤١٧: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ الْمِصْرِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ رَبِيعَةَ بْنِ هِشَامِ بْنِ إِسْحَاقَ، مَوْلَى بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ الْمَدِينِيِّ، أَنَّهُ سَمِعَ جَدَّهُ هِشَامَ بْنَ إِسْحَاقَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ الْوَلِيدَ بْنَ عُتْبَةَ أَمِيرَ الْمَدِينَةِ، أَرْسَلَهُ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، فَقَالَ: يَا ابْنَ أَخِي، سَلْهُ كَيْفَ صَنَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الِاسْتِسْقَاءِ يَوْمَ اسْتَسْقَى بِالنَّاسِ؟ قَالَ إِسْحَاقُ: فَدَخَلْتُ عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، فَقُلْتُ: يَا أَبَا الْعَبَّاسِ، كَيْفَ صَنَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الِاسْتِسْقَاءِ يَوْمَ اسْتَسْقَى؟ قَالَ: «خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَخَشِّعًا، مُتَبَذِّلًا، فَصَنَعَ فِيهِ كَمَا يَصْنَعُ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1417: Zakaria bin Yahya bin Aban Al Mishri menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, Ismail bin Rabi’ah bin Hisyam bin Ishak menceritakan kepada kami dari Amir bin Luai Al Madani, bahwa ia mendengar kakeknya Hisyam bin Ishak menceritakan hadits dari ayahnya Ishak bin Abdullah, bahwa Al Walid bin Utbah penguasa Madinah telah mengutus dirinya menemui Ibnu Abbas, ia berkata, .'Wahai anak saudaraku, tanyakanlah kepadanya bagaimana Rasulullah memohon agar hujan diturunkan pada saat beliau shalat istisqa. Mengimami orang-orang?" Ishak berkata: Kemudian aku menemui Ibnu, Abbas lalu berkata, "Wahai Ibnu Abbas, bagaimana shalal istisqa' Rasulullah pada saat memohon diturunkannya hujan?" Ia menjawab, "Rasulullah keluar dengan khusyu’ dan merendahkan diri serta berbuat seperti yang diperbuatnya pada saal Idul Fithri dan Idul Adha."
Hadits No. : 1418
صحيح ابن خزيمة ١٤١٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، ثنا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ عَمِّهِ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَسْتَسْقِي، فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، وَوَلِيَ النَّاسُ ظَهْرَهُ، وَقَلَبَ رِدَاءَهُ، وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، قَرَأَ فِيهِمَا، وَجَهَرَ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1418: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Utsman Ibnu Umar menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b menceritakan kepada kami dari Az.Zuhri, dari Abbad bin Tamim. dari pamannya bahwa Rasulullah keluar untuk memohon agar hujan diturunkan (shalat istisqa'), maka beliau menghadap kiblat sedangkan orang-orang berbaris di belakangnya lalu beliau membalikkan selendang, lantas shalat dua rakaat dengan membaca surah pada keduanya sambil mengeraskan suara ketika membacanya."
Hadits No. : 1419
صحيح ابن خزيمة ١٤١٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ ثُمَامَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ إِذَا قَحَطُوا خَرَجَ يَسْتَسْقِي بِالْعَبَّاسِ، فَيَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا إِذَا قَحَطْنَا اسْتَسْقَيْنَا بِنَبِيِّكَ فَتَسْقِينَا، وَإِنَّا نَسْتَسْقِيكَ الْيَوْمَ بِعَمِّ نَبِيِّكَ - أَوْ نَبِيِّنَا - فَاسْقِنَا، فَيُسْقَوْنَ» قَالَ الْأَنْصَارِيُّ: كَذَا وَجَدْتُ فِي كِتَابِي بِخَطِّي فَيُسْقَوْنَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1419: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Anshari menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Tsumamah, dari Anas bin Malik, ia berkata, "Jika terjadi kekeringan Umar bin Al Kahththab melakukan shalat istisqa' dengan Abbas lalu terdoa, 'Ya Allah sesungguhnya jika kami kekeringan maka kami memohon turunnya hujan dengan sebab Nabi-Mu, kemudian Engkau menurunkan hujan untuk kami, dan hari ini kami memohon agar Engkau menurunkan hujan dengan sebab paman Nabi-Mu -atau Nabi kami-, maka tarunkanlah kepada kami hujan.’ Tak lama kemudian hujan pun diturunkan kepada mereka." Al Anshari berkata, "Beginilah yang aku dapatkan di dalam kitabku dengan tulisanku, 'Maka hujan pun diturunkan kepada mereka'."
Hadits No. : 142
صحيح ابن خزيمة ١٤٢: نا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ» لَمْ يَقُلْ أَحْمَدُ: وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 142: Yahya bin Habib Al Haritsi dan Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Sa’id, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Alqamah Ibnu Waqqash Al-Laitsi, ia berkata, “Aku mendengar Umar bin Al Khaththab berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung niat dan sesungguhnya bagi seseorang itu apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrah menuju dunia yang akan ia peroleh atau perempuan yang akan ia nikahi, maka hijrahnya menuju apa yang ia tuju dalam berhijrah.” 247 Ahmad tidak mengatakan (23-1), “Sesungguhnya bagi seseorang itu apa yang ia niatkan.”
Hadits No. : 1420
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٠: ثنا زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ الطَّائِيُّ، وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ مَرْزُوقٍ قَالَا: ثنا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، ثنا أَبِي قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ رَاشِدٍ يُحَدِّثُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمًا يَسْتَسْقِي، فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ بِلَا أَذَانٍ وَلَا إِقَامَةٍ قَالَ: ثُمَّ خَطَبَنَا وَدَعَا اللَّهَ، وَحَوَّلَ وَجْهَهُ نَحْوَ الْقِبْلَةِ رَافِعًا يَدَيْهِ، ثُمَّ قَلَبَ رِدَاءَهُ، فَجَعَلَ الْأَيْمَنَ عَلَى الْأَيْسَرِ، وَالْأَيْسَرَ عَلَى الْأَيْمَنِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فِي الْقَلْبِ مِنَ النُّعْمَانِ بْنِ رَاشِدٍ فَإِنَّ فِي حَدِيثِهِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ تَخْلِيطٌ كَثِيرٌ، فَإِنْ ثَبَتَ هَذَا الْخَبَرُ فَفِيهِ دَلَالَةٌ عَلَى: " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ وَدَعَا، وَقَلَبَ رِدَاءَهُ مَرَّتَيْنِ: مَرَّةً قَبْلَ الصَّلَاةِ، وَمَرَّةً بَعْدَهَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1420: Zaid bin Akhram Ath-Tha'i dan Ibrahim bin Marzuq menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Wahab bin Jarir menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar An-Nu’man bin Rasyad menceritakan dari Az-Zuhri, dari Humaid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah bahwa pada suatu hari Nabi keluar untuk memohon turunnya hujan, maka beliau shalat dua rakaat tanpa adzan dan iqamah." Perawi berkata, "Kemudian beliau berkhutbah kepada kami dan berdoa kepada Allah. Setelah itu beliau membalikkan wajahnya ke arah kiblat sambil mengangkat kedua tangan, lalu membalikkan selendangnya dengan menjadikan bagian kanannya ke bagian kirinya dan bagian kirinya ke bagian kanannya. Abu Bakar berkata, "Redaksi hadits tentang membalikkan selendang berasal dari An-Nu’man bin Rasyad. Di dalam haditsnya yang diriwayatkan dari Az-Zuhri banyak terjadi kesimpangsiuran. Jika hadits ini benar maka hadits ini menjadi dalil yang menjelaskan bahwa Nabi pernah berkhutbah dan berdoa serta membalikkan selendangnya dua kali, satu kali sebelum shalat dan satu kali setelahnya."
Hadits No. : 1421
صحيح ابن خزيمة ١٤٢١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ عُبَيْدَ اللَّهِ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَقَامَ إِلَيْهِ النَّاسُ فَصَاحُوا قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَحَطَ الْمَطَرُ، وَاحْمَرَّ الشَّجَرُ، وَهَلَكَ الْبَهَائِمُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يَسْقِيَنَا، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا» قَالَ: وَايْمُ اللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ قَزَعَةً مِنْ سَحَابٍ فَنَشَأَتْ سَحَابَةً فَانْتَشَرَتْ، ثُمَّ إِنَّهَا أَمْطَرَتْ، فَنَزَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى وَانْصَرَفَ، فَلَمْ يَزَلْ يُمْطَرُ إِلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى، فَلَمَّا قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ، صَاحُوا قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، تَهَدَّمَتِ الْبُيُوتُ وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ، فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يَحْبِسَهَا عَنَّا قَالَ: فَتَبَسَّمَ، وَقَالَ: «اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا» قَالَ: فَتَقَشَّعَتْ عَنِ الْمَدِينَةِ، فَجَعَلَتْ تُمْطِرُ حَوْلَهَا، وَمَا تُمْطِرُ بِالْمَدِينَةِ قَطْرَةً قَالَ فَنَظَرْتُ إِلَى الْمَدِينَةِ وَإِنَّهَا لَفِي مِثْلِ الْإِكْلِيلِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1421: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, Al Mu’tamir menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Ubaidullah, dari Tsabit, dari Anas, ia berkata, "Ketika Nabi berkhutbah pada hari Jum’at, tiba-tiba orang-orang mendatanginya lalu berseru. Mereka berkata, 'Wahai Nabiyullah, huijan tidak turun, pepohonan menguning, binatang ternak mati, maka berdoalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami!’ Beliau kemudian berdoa, 'Ya Allah siramilah kami dengan hujan, ya Allah siramilah kami dengan hujan'." Perawi berkata, "Demi Allah, aku melihat di langit ada gumpalan awan yang me mbentuk mendung tebal lalu menyebar. Tak lama kemudian hujan pun turun. Setelah itu Nabi turun dari mimbar lalu shalat lantas pergi. Hujan kemudian teras turun sampai hari Jum.at berikutnya. Tatkala Nabi berkhutbah, mereka berseru lalu berkata, 'Wahai Nabiyullah, rumah-rumah rantuh, jalan-jalan terputus maka berdoalah kepada Allah agar menahan hujan dari kami!’ Beliau kemudian tersenyum lalu berdoa, 'Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan bukan atas kami'." Perawi berkata, "Tak lama kemudian hujan berhenti turun di Madinah. Sehingga hujan hanya turun di sekitar Madinah saja, sedangkan di Madinah tidak setetes hujan pun yang turun." Perawi berkata, "Aku kemudian melihat Madinah bagaikan genangan air."
Hadits No. : 1422
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو الْيَمَانِ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي عَبَّادُ بْنُ تَمِيمٍ، أَنَّ عَمَّهُ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَهُ، " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَرَجَ بِالنَّاسِ إِلَى الْمُصَلَّى يَسْتَسْقِي لَهُمْ، فَقَامَ فَدَعَا قَائِمًا، ثُمَّ تَوَجَّهَ قِبَلَ الْقِبْلَةِ وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ فَأُسْقُوا " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «لَيْسَ فِي شَيْءٍ مِنَ الْأَخْبَارِ أَعْلَمُهُ» فَأُسْقُوا «إِلَّا فِي خَبَرِ شُعَيْبِ بْنِ أَبِي حَمْزَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1422: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Al Yaman menceritakan kepada kami, Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, Abbad bin Tamim mengabarkan kepada kami bahwa pamannya -dia adalah sahabat Rasulullah - mengabarkan kepadanya, bahwa Nabi pernah keluar bersama-sama orang-orang ke tempat shalat untuk memohon agar hujan diturunkan bagi mereka, lalu beliau berdiri dan terdoa sambil berdiri, kemudian berbalik menghadap kiblat dan membalikkan selendangnya, maka tak lama kemudian hujan pun turun. Abu Bakar berkata, "Aku tidak mengetaliui sedikit pun di dalam hadits kalimat 'Maka hujan pun diturunkan kepada mereka’ kecuali di dalam hadits riwayat Syu’aib bin Abu Hamzah."
Hadits No. : 1423
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، ح، وَثناه عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زِيَادٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ زُبَيْدٍ الْأَيَامِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ: قَالَ عُمَرُ: «صَلَاةُ الْأَضْحَى رَكْعَتَانِ، وَصَلَاةُ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ، وَصَلَاةُ الْفِطْرِ رَكْعَتَانِ، وَصَلَاةُ الْمُسَافِرِ رَكْعَتَانِ تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ، وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1423: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bisyir menceritakan kepada kami (Ha'), Abdah bin Abdullah Al Khuza’i menceritakannya kepada kami, Muhammad bin Bisyir mengabarkan kepada kami, Yazid bin Ziyad - yaitu Ibnu Abu Al Ju’d- menceritakan kepada kami dari Zubaidi Al Ayyami, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Ka’ab bin Ajarah, ia berkata: Umar berkata, "Shalat Idhul Adha dua rakaat, 'shalat Jum’at dua rakaat, shalat Idul Fithri dua rakaat dan shalat orang-orang yang bepergian dua rakaat secara sempurna tanpa di-qashar menumt lisan Nabi-mu dan merugilah orang-orang yang suka berbuat dusta."
Hadits No. : 1424
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا أَبُو عَاصِمٍ، ثنا ثَوَابُ بْنُ عُتْبَةَ، نا ابْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كَانَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ، وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ النَّحْرِ حَتَّى يَذْبَحَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1424: Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, Tsawab bin Utbah menceritakan kepada kami, Ibnu Buraidah menceritakan kepada kami dari ayahnya, bahwa Rasulullah tidak keluar dari rumah pada Hari Raya Fithri sampai beliau makan terlebih dahulu dan tidak makan pada saat Idul Adha kecuali setelah beliau menyembelih binatang kurban.
Hadits No. : 1425
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٥: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْأَضْحَى بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَقَالَ أَبُو بُرْدَةَ بْنُ نِيَارٍ: ذَبَحْتُ شَاتِي وَتَغَدَّيْتُ قَبْلَ أَنْ آتِيَ الصَّلَاةَ، فَقَالَ: «شَاتُكَ شَاةُ لَحْمٍ» ، وَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ الْأَضَاحِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1425: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Asy-Sya’bi, dari Al Bara' bin Azib, ia berkata, "Rasulullah pernah berkhutbah di hadapan kami setelah shalat, maka Abu Burdah bin Nayyar. berkata, 'Aku telah menyembelih dua ekor kambing dan aku memakannya sebelum aku pergi ke tempat shalat.’ Maka beliau berkata, 'Kambingmu adalah daging kambing.' Lalu dia menyebutkan redaksi haditsnya." Abu Bakar berkata, "Aku telah meriwayatkan hadits ini dalam pembahasan kurban.
Hadits No. : 1426
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٦: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، ثنا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ يَوْمَ الْفِطْرِ عَلَى تَمَرَاتٍ، ثُمَّ يَغْدُو»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1426: Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishak mengabarkan kepada kami dari Hafash bin Ubaidullah bin Anas, dari Anas, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah sarapan pagi pada Hari Raya Fitri dengan beberapa butir kurma lalu pergi.
Hadits No. : 1427
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ مُحْرِزٍ بِالْفُسْطَاطِ، ثنا أَبُو النَّضْرِ، نا الْمُرَجَّى بْنُ رَجَاءٍ، حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ، حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يَوْمُ الْفِطْرَ حَتَّى يَأْكُلُ تَمَرَاتٍ، وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1427: Muhammad bin Ali bin Muhriz di Fusthath menceritakan kepada kami, Abu An-Nadhr menceritakan kepada kami, Al Murraja bin Raja' menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Abu Bakar bin Anas menceritakan kepadaku, Anas bin Malik menceritakan kepadaku, bahwa Rasulullah tidak keluar rumah pada Hari Raya Fitri kecuali setelah beliau makan beberapa kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah yang ganjil.
Hadits No. : 1428
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَزَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ قَالَا: ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي زَيْدٌ وَهُوَ ابْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: «خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَضْحًى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الْمُصَلَّى، فَصَلَّى بِهِمْ، ثُمَّ انْصَرَفَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1428: Muhammad bin Yahya dan Zakaria bin Yahya bin Aban menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Zaid -yaitu Ibnu Aslam- mengabarkan kepadaku dari Iyadh bin Abdullah, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata, "Pada Hari Raya Adha atau Fitri Rasulullah keluar menuju tempat shalat, lalu beliau shalat mengimami orang-orang kemudian meninggalkan tempat tersebut."
Hadits No. : 1429
صحيح ابن خزيمة ١٤٢٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ وَهْبٍ، ثنا عَمِّي، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْرُجُ فِي الْعِيدَيْنِ مَعَ الْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، وَالْعَبَّاسِ، وَعَلِيٍّ، وَجَعْفَرٍ، وَالْحَسَنِ، وَالْحُسَيْنِ، وَأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، وَزِيدِ بْنِ حَارِثَةَ، وَأَيْمَنَ ابْنِ أُمِّ أَيْمَنَ، رَافِعًا صَوْتَهُ بِالتَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ، فَيَأْخُذُ طَرِيقَ الْحَدَّادِينَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى، فَإِذَا فَرَغَ رَجَعَ عَلَى الْحَذَّائِينَ حَتَّى يَأْتِيَ مَنْزِلَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1429: Ahmad bin Ali bin Wahab menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Abdullah bin Umar menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah pergi pada Hari Raya bereama Al Fadhal bin Abbas dan Abdullah bin Abbas, Al Abbas, Ali, Ja’far, Al Hasan, Al Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah serta Aiman bin Aiman sambil mengeraskan suara dengan membaca tahlil dan takbir. Beliau melewati jalan yang sempit hingga sampai di tempat shalat. Dan apabila telah selesai, beliau kembali melewati lapang hingga sampai di rumah beliau.
Hadits No. : 143
صحيح ابن خزيمة ١٤٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْمَجِيدِ الثَّقَفِيَّ قَالَ: سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 143: Muhammad bin Al Walid mengabarkan kepada kami, Abdul Wahhab —maksudnya Ibnu Abdul Majid Ats Tsaqafi— mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Yahya bin Sa’id berkata, Muhammad bin Ibrahim mengabarkan kepadaku, bahwa ia mendengar Alqamah bin Waqqash Al-Laitsi berkata, aku mendengar Umar bin Al Khaththab berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Amal-amal perbuatan tergantung pada niat dan sesungguhnya bagi seseorang itu apa yag ia niatkan”248
Hadits No. : 1430
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٠: نا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْفَزَارِيُّ، أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: «شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُؤَذِّنْ وَلَمْ يُقِمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1430: Musa bin Ismail Al Fazzari menceritakan kepada kami, Syarik mengabarkan kepada kami dari Simak, dari Jabir bin Samurah, ia berkata, "Aku pernah melaksanakan shalat Hari Raya bersama Rasulullah tanpa adzan dan iqamah."
Hadits No. : 1431
صحيح ابن خزيمة ١٤٣١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْكُزُ الْحَرْبَةَ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالنَّحْرِ يُصَلِّي إِلَيْهَا، وَكَانَ يَخْطُبُ بَعْدَ الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1431: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu Umar, ia berkata. Sesungguhnya Rasidullah pernah menancapkan tongkat pada Hari Raya Fitri dan Hari Raya Adha lalu shalat menghadapnya dan berkhutbah setelah shalat.
Hadits No. : 1432
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٢: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، عَنْ خَالِدٍ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ أَخْبَرَهُ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ، وَيَوْمَ الْأَضْحَى بِالْحَرْبَةِ يَغْرِزُهَا بَيْنَ يَدَيْهِ حِينَ يَقُومُ يُصَلِّي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1432: Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Yahya bin Abdullah bin Bakir menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepadaku dari Khalid -yaitu Ibnu Yazid-, dari Sa’id bin Abu Hilal, dari Nafi’ bahwa Abdullah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah pernah keluar pada Hari Raya Fitri dan Hari Raya Adha dengan tongkat yang ditancapkan di hadapan tatkala beliau berdiri mengerjakan shalat.
Hadits No. : 1433
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُزَيْرٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ حَدَّثَنِي، عَنْ عُقَيْلٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى فِي الْأَضْحَى وَالْفِطْرِ خَرَجَ بِالْعَنَزَةِ بَيْنَ يَدَيْهِ حَتَّى تُرْكَزَ فِي الْمُصَلَّى فَيُصَلِّي إِلَيْهَا، وَذَلِكَ أَنَّ الْمُصَلَّى كَانَ فَضَاءً لَيْسَ فِيهِ شَيْءٌ مَبْنِيٌّ يَسْتَتِرُ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1433: Muhammad bin Aziz Al Aili mengabarkan kepada kami, bahwa Salamah menceritakan kepadaku dari Uqail, dari Nafi’, dari Ibnu Umar bahwa apabila Rasulullah pergi ke tempat shalat pada Hari Raya Adha dan Fitri, maka beliau pergi sambil membawa tongkat kecil di tangan hingga ditancapkan di tempat shalat lalu shalat menghadapnya. Hal itu disebabkan karena tempat shalatnya adalah tanah lapang yang tidak terdapat bangunan apapun yang dapat digunakannya sebagai penghalang.
Hadits No. : 1434
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ: سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ يُحَدِّثُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ فِطْرٍ أَوْ أَضْحًى وَأَكْبَرُ عِلْمِي أَنَّهُ قَالَ: «يَوْمَ الْفِطْرِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا، ثُمَّ أَتَى النِّسَاءَ وَمَعَهُ بِلَالٌ فَأَمَرَهُنَّ بِالصَّدَقَةِ، فَجَعَلَتِ الْمَرْأَةُ تُلْقِي خِرْصَهَا وَصَخَابِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1434: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad -yaitu Ibnu Ja’far- menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Adi bin Tsabit, ia berkata: Aku mendengar Sa’id bin Jubair menceritakan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah pernah keluar pada Hari Raya Fitri atau Adha -Sedangkan sepengetahuanku yang paling kuat bahwa ia mengatakan Hari Raya Fithri-. Beliau kemudian shalat dua rakaat, yang tidak pernah dikerjakan sebelum dan sesudahnya, lalu mendatangi kaum wanita bersama Bilal dan memerintahkan mereka untuk bersedekah, sehingga para wanita melemparkan emas dan perhiasan mereka.
Hadits No. : 1435
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى قَبْلَ الْخُطْبَةِ فِي يَوْمِ الْعِيدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1435: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad -yaitu Ibnu Zaid- mengabarkan kepada kami dari Ayyub, dari Atha', dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shalat sebelum berkhutbah pada Hari Raya Ied.
Hadits No. : 1436
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٦: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ: كَتَبَ إِلَيَّ كَثِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ فِي الْأَضْحَى سَبْعًا وَخَمْسًا، وَفِي الْفِطْرِ مِثْلَ ذَلِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1436: Yunus bin Abdul Ala menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, ia berkata: Katsir bin Abdullah bin Amr pernah menulis kepadaku yang diriwayatkannya dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah bertakbir tujuh kali dan lima kali pada shalat Hari Raya Adha dan demikian juga pada shalat Hari Raya Fithri."
Hadits No. : 1437
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٧: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الصَّبَّاحِ، ثنا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ أَبِي أُوَيْسٍ، ثنا كَثِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُكَبِّرُ فِي الْعِيدَيْنِ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى سَبْعَ تَكْبِيرَاتٍ، وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ خَمْسَ تَكْبِيرَاتٍ قَبْلَ الْقِرَاءَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1437: Al Hasan bin Muhammad bin Ash-Shabbah menceritakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Abu Uwais- menceritakan kepada kami, Katsir bin Abdullah menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Rasulullah bertakbir pada shalat dua Hari Raya pada rakaat pertama tujuh kali takbir dan pada rakaat kedua lima kali takbir sebelum membaca bacaan shalat.
Hadits No. : 1438
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ كَثِيرٍ الصُّورِيُّ بِالْفُسْطَاطِ، ثنا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ، ثنا فُلَيْحٌ وَهُوَ ابْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ قَالَ: سَأَلَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ بِمَا قَرَأَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةِ الْخُرُوجِ فِي الْعِيدَيْنِ، فَقُلْتُ: «قَرَأَ اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ، وَق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ» ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «لَمْ يُسْنِدْ هَذَا الْخَبَرَ أَحَدٌ أَعْلَمُهُ غَيْرُ فُلَيْحِ بْنِ سُلَيْمَانَ» ، رَوَاهُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، وَابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَقَالَا: إِنَّ عُمَرَ سَأَلَ أَبَا وَاقِدٍ اللَّيْثِيَّ قَالَ: حَدَّثَنَاهُ أَبُو الْأَزْهَرِ مِنْ أَصْلِهِ قَالَ: ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ فُلَيْحٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1438: Muhammad bin Ibrahim bin Katsir Ash-Shuri di Fusthath 'menceritakan kepada kami, Syuraih bin An-Nu’man menceritakan kepada kami, Fulaih -yaitu Ibnu Sulaiman- menceritakan kepada kami dari Dhamrah bin Sa’id, dari Abdullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, dari Abu Waqid Al-Laitsi, ia berkata, "Umar bin Al Khaththab pernah bertanya kepadaku tentang apa yang dibaca Rasulullah pada shalat dua Hari Raya? Maka aku menjawab, 'Beliau membaca Iqtarabatissa'ah wansyaqqal Qamar (Al Qamar) dan Qaaf wal Qur'an Al Majid (Qaaf)'." Abu Bakar berkata, "Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini secara musnad sepanjang yang aku ketahui selain Fulaih bin Sul.aiman. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Malik bin Anas dan Ibnu Uyainah dari Dhamrah bin Sa'id, dari Ubaidullah bin Abdullah,' keduanya berkata, "Umar pernah bertanya kepada'Abu Waqid Al-Laitsi." Ia berkata, "Abu Al Azhar menceritakannya kepada kami dari sumber aslinya, ia berkata, "Abu Usamah dari Fulaih menceritakan kepada kami."
Hadits No. : 1439
صحيح ابن خزيمة ١٤٣٩: وَفِي خَبَرِ النُّعْمَانِ بْنِ بِشِيرٍ، وَسَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ» وَهَذَا مِنَ اخْتِلَافِ الْمُبَاحِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1439: Di dalam hadits An-Nu'man bin Bisyir dan Samurah bin Jundub bahwa Nabi membaca Sabbihisma Rabbikal A'la (Al A'laa) dan Hal Ataaka haditsul Ghasyiyah (Al Ghaasyiyah). Dan ini adalah perselisihan pendapat yang dibolehkan.
Hadits No. : 144
صحيح ابن خزيمة ١٤٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ ثَابِتٍ، وَقَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: طَلَبَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضُوءًا فَلَمْ يَجِدُوا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَاهُنَا مَاءٌ» ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضْعَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ الَّذِي فِيهِ الْمَاءُ، ثُمَّ قَالَ: «تَوَضَّئُوا بِسْمِ اللَّهِ» ، فَرَأَيْتُ الْمَاءَ يَفُورُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ، وَالْقَوْمُ يَتَوَضَّئُونَ حَتَّى تَوَضَّئُوا مِنْ آخِرِهِمْ قَالَ ثَابِتٌ: فَقُلْتُ لِأَنَسٍ: كَمْ تُرَاهُمْ كَانُوا؟ قَالَ: «نَحْوًا مِنْ سَبْعِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 144: Muhammad bin Yahya dan Abdurrahman bin Bisyr Ibnu Al Hakam mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Tsabit dan Qatadah, dari Anas, ia berkata, “Beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencari air wudhu, tapi mereka tidak menemukan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, “Di sini ada air?" Lalu kulihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangan di tempat yang di dalamnya ada air, kemudian beliau bersabda, “Berwudhulah kalian dengan menyebut nama Allah." Aku melihat air memancar dari sela jari-jari beliau, sedang orang-orang berwudhu sampai orang yang terakhir.” Tsabit berkata, “Aku bertanya kepada Anas, “Engkau lihat berapa di antara mereka?” Ia menjawab, “Kira-kira tujuh puluh (orang).” 249
Hadits No. : 1440
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٠: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ دَاوُدَ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عِيَاضٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا قَضَى صَلَاتَهُ وَسَلَّمَ، قَامَ فَأَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ» ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «خَرَّجْتُهُ بِتَمَامِهِ بَعْدُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1440: Abu Bakar berkata, "Di dalam hadits riwayat Daud bin Qais, dari Iyadh, dari Abu Sa’id dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, disebutkan bahwa apabila beliau telah selesai shalat dan mengucap salam, maka beliau berdiri lalu menghadap orang-orang." Abu Bakar berkata, "Aku telah meriwayatkan hadits ini secara lengkap."
Hadits No. : 1441
صحيح ابن خزيمة ١٤٤١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ مَسْعَدَةَ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ، وَثنا أَبُو مُوسَى، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي الثَّقَفِيَّ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْطُبُ بَعْدَ الصَّلَاةِ» ، وَفِي حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ مَسْعَدَةَ: يَعْنِي فِي الْعِيدِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1441: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Hammad bin Mas’adah menceritakan kepada kami, UbaiduIIah menceritakan kepada kami, Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab -yaitu Ats-Tsaqafi- menceritakan kepada kami, UbaiduIIah menceritakan kepada kami dari Ibnu Umar bahwa Nabi berkhutbah setelah shalat. Di dalam hadits Hammad bin Mas’adah disebutkan bahwa maksudnya adalah shalat Hari Raya.
Hadits No. : 1442
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ: «إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ يَوْمَ الْفِطْرِ فَصَلَّى، فَبَدَأَ بِالصَّلَاةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ، ثُمَّ خَطَبَ النَّاسَ، فَلَمَّا فَرَغَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ فَأَتَى النِّسَاءَ، فَذَكَّرَهُنَّ وَهُوَ يَتَوَكَّأُ عَلَى يَدِ بِلَالٍ، وَبِلَالٌ بَاسِطٌ ثَوْبَهُ يُلْقِينَ النِّسَاءُ صَدَقَةً» ، قُلْتُ لِعَطَاءٍ: زَكَاةُ الْفِطْرِ؟ قَالَ: لَا، وَلَكِنَّهُ صَدَقَةٌ يَتَصَدَّقْنَ بِهَا حِينَئِذٍ، تُلْقِي الْمَرْأَةُ فَتْخَهَا، وَيُلْقِينَ وَيُلْقِينَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1442: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Atha' mengabarkan kepadaku dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Aku mendengarnya berkata, "Sesungguhnya Nabi berdiri pada Hari Raya lalu shalat. Beliau kemudian melakukan shalat terlebih dahulu kemudian berkhutbah, lalu berkhutbah kepada orang-orang. Ketika Nabi selesai berkhutbah, beliau lalu mendatangi kaum wanita, mengingatkan mereka sambil bersandar pada tangan Bilal, [dan Bilal] merentangkan bajunya saat kaum wanita melemparkan sedekahnya." Aku bertanya kepada Atha', "Apakah itu zakat Fitrah?" Ia menjawab, "Bukan, akan tetapi sedekah yang dikeluarkan oleh mereka pada saat itu, kaum wanita melemparkan perhiasan mereka dan terus melemparkan."
Hadits No. : 1443
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٣: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ قَيْسٍ الْفَرَّاءِ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَرْحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ يَوْمَ عِيدٍ عَلَى رَاحِلَتِهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " هَذِهِ اللَّفْظَةُ تَحْتَمِلُ مَعْنَيَيْنِ، أَحَدُهُمَا أَنَّهُ خَطَبَ قَائِمًا لَا جَالِسًا، وَالثَّانِي أَنَّهُ خَطَبَ عَلَى الْأَرْضِ، كَإِنْكَارِ أَبِي سَعِيدٍ عَلَى مَرْوَانَ لَمَّا أَخْرَجَ الْمِنْبَرَ، فَقَالَ: لَمْ يَكُنْ يُخْرِجُ الْمِنْبَرَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1443: Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Daud bin Qais Al Farra', dari Iyadh bin Abdullah bin Abu Sarah, dari Abu Sa’id Al Kbudri bahwa Nabi pernah menyampaikan khutbah Hari Raya dari atas kendaraannya. Abu Bakar berkata, "Lafazh ini mengandung dua pengertian: Pertama, beliau berkhutbah sambil berdiri bukan sambil duduk. Kedua, beliau berkhutbah di atas tanah. Sebagaimana Abu Sa’id mengingkari perbuatan Marwan tatkala ia mengeluarkan mimbar, ia berkata, ’Beliau tidak pernah mengeluarkan mimbar'."
Hadits No. : 1444
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْطُبُ الْخُطْبَتَيْنِ وَهُوَ قَائِمٌ، وَكَانَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمَا بِجُلُوسٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1444: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, Bisyir bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Abdullah bahwa Rasulullah pernah menyampaikan khutbah dua kali sambil berdiri dan beliau memisahkan antara keduanya dengan duduk."
Hadits No. : 1445
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا حَفْصٌ يَعْنِي ابْنَ جَمِيعٍ الْعِجْلِيَّ، ثنا سِمَاكُ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ السُّوَائِيِّ قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَائِمًا، ثُمَّ يَقْعُدُ قَعْدَةً لَا يَتَكَلَّمُ، ثُمَّ يَقُومُ فَيَخْطُبُ خُطْبَةً أُخْرَى، فَمَنْ حَدَّثَكُمْ أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ قَاعِدًا فَقَدْ كَذَبَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1445: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hafash -yaitu Ibnu Jami’ Al Ijli- menceritakan kepada kami, Simak bin Harb menceritakan kepada kami dari Jabir bin Samurah As-Suwa'i, ia berkata: Aku mendengarnya berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah berkhutbah pada hari Jum’at sambil berdiri, lalu beliau duduk tanpa berbicara sedikit pun, kemudian berdiri lalu menyampaikan, khutbah yang kedua. Maka barangsiapa yang menceritakan kepadamu bahwa ia melihat Rasulullah berkhutbah sambil duduk berarti ia telah berdusta."
Hadits No. : 1446
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٦: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: ثنا وَكِيعٌ قَالَ الْحَسَنُ قَالَ: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْطُبُ قَائِمًا، وَيَجْلِسُ بَيْنَ الْخُطْبَتَيْنِ وَيَتْلُو آيَةً مِنَ الْقُرْآنِ، وَكَانَتْ خُطْبَتُهُ قَصْدًا، وَصَلَاتُهُ قَصْدًا» ، غَيْرَ أَنَّ الْحَسَنَ قَالَ: وَكَانَ يَتْلُو عَلَى الْمِنْبَرِ فِي خُطْبَتِهِ آيَةً مِنَ الْقُرْآنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1446: Al Hasan bin Muhammad dan Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Waki’ menceritakan kepada kami, Al Hasan berkata: Ia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Simak bin Harb, dari Jabir bin Samurah bahwa Nabi pernah berkhutbah sambil berdiri dan beliau duduk di antara dua khutbah serta membaca beberapa ayat Al Qur'an. Khutbah beliau sangat singkat dan shalatnya juga singkat." Akan tetapi Al Hasan berkata. "Beliau membaca ayat Al Qur'an di dalam khutbahnya di atas mimbar."
Hadits No. : 1447
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٧: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي سَرْحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْأَضْحَى وَالْفِطْرِ فَيَبْدَأُ بِالصَّلَاةِ، فَإِذَا قَضَى صَلَاتَهُ وَسَلَّمَ قَامَ، فَأَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ بِوَجْهِهِ، وَهُمْ جُلُوسٌ فِي مُصَلَّاهُمْ، فَإِنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ بِبَعْثٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ ذَكَرَهُ لِلنَّاسِ، وَإِنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ أَمَرَهُمْ بِهَا، وَكَانَ يَقُولُ: «تَصَدَّقُوا. تَصَدَّقُوا. تَصَدَّقُوا» ، وَكَانَ أَكْثَرَ مَنْ يَتَصَدَّقُ النِّسَاءُ، ثُمَّ يَنْصَرِفُ، فَلَمْ تَزَلْ كَذَلِكَ حَتَّى كَانَ مَرْوَانُ بْنُ الْحَكَمِ، فَخَرَجْتُ مُخَاصِرًا مَرْوَانَ حَتَّى أَتَيْنَا الْمُصَلَّى، فَإِذَا كَثِيرُ بْنُ الصَّلْتِ قَدْ بَنَى مِنْبَرًا مِنْ طِينٍ وَلَبِنٍ، وَإِذَا مَرْوَانُ يُنَازِعُنِي يَدَهُ كَأَنَّهُ يَجُرُّنِي نَحْوَ الْمِنْبَرِ، وَأَنَا أَجُرُّهُ نَحْوَ الْمُصَلَّى، فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ مِنْهُ، قُلْتُ: أَيْنَ الِابْتِدَاءُ بِالصَّلَاةِ؟ فَقَالَ مَرْوَانُ: يَا أَبَا سَعِيدٍ، تُرِكَ مَا تَعْلَمُ، فَرَفَعْتُ صَوْتِي: كَلَّا، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَأْتُونَ بِخَيْرٍ مِمَّا أَعْلَمُ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ انْصَرَفْتُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1447: Ali bin Hujr As-Sa’di menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja'far menceritakan kepada kami, Daud bin Qais menceritakan kepada kami dari lyadh bin Abdullah bin Sa’ad bin Abu Sarh, dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa ketika Rasulullah keluar pada Hari Raya Adha dan Fitri, beliau melakukan shalat terlebih dahulu, dan apabila beliau telah menyelesaikan shalatnya dan mengucap salam, beliau lalu berdiri sambil menghadapkan mukanya kepada orang-orang sedangkan mereka duduk di tempat shalatnya. Apabila beliau mempunyai kepentingan untuk menyampaikan suatu misi atau lainnya di dalam khutbah maka beliau menyebutkannya kepada orang-orang, dan apabila beliau mempunyai kepentingan saat itu maka beliau langsung memerintahkan mereka, beliau berkata, "Bersedekahlah, bersedekahlah, bersedekahlah!" Yang paling banyak bersedekah adalah kaum wanita. Setelah itu beliau pergi. Hal itu terus berlangsung sampai tiba masa Marwan bin Al Hakam. Aku pernah keluar di masa kekuasaan Marwan sehingga kami tiba di tempat shalat. Ternyata Katsir bin Shalt telah membangun mimbar dari tanah dan batu bata. Tiba-tiba Marwan mengacungkan tangannya memerintahkanku, seakan-akan ia menarikku ke atas mimbar dan aku menarik dirinya ke tempat shalat, ketika aku melihat hal itu pada dirinya, maka aku berkata, "Mana shalat yang harus dilakukan terlebih dahulu?" Marwan menjawab, "Wahai Abu Sa’id, yang kamu ketahui itu telah ditinggalkan." Mendengar itu, aku lalu mengangkat suaraku, "Tidak, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kamu tidak dapat mendatangkan yang lebih baik dari yang aku ketahui." -Sebanyak tiga kali-, lalu aku pergi."
Hadits No. : 1448
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٨: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، نا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مُعَاوِيَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذُبَابٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: " مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَاهِرًا يَدَيْهِ قَطُّ يَدْعُو عَلَى مِنْبَرِهِ وَلَا عَلَى غَيْرِهِ، وَلَكِنْ رَأَيْتُهُ يَقُولُ هَكَذَا: وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ السَّبَّابَةِ يُحَرِّكُهَا " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُعَاوِيَةَ هَذَا أَبُو الْحُوَيْرِثِ مَدَنِيٌّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1448: Bisyir bin Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Bisyir bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Ishak menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Mu’awiyah, dari Ibnu Abu Dzi'ib, dari Sahal bin Sa’ad, ia berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah membentangkan kedua tangannya untuk berdoa di atas mimbar dan tidak pula dalam kebutuhan lainnya, akan tetapi aku melihat beliau terdoa seperti ini. Ia kemudian memberi isyarat dengan jari telunjuknya sambil digerakkan." Abu bakar berkata, "Abdurrahman bin Muawiyah yang disebutkan di sini adalah Abu Al Huwairits Madani."
Hadits No. : 1449
صحيح ابن خزيمة ١٤٤٩: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا ابْنُ إِدْرِيسَ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ رُوَيْبَةَ أَنَّهُ، رَأَى بِشْرَ بْنَ مَرْوَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ رَافِعًا يَدَيْهِ، فَقَالَ: «قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ، رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَا يَزِيدُ عَلَى أَنْ يُشِيرَ بِأُصْبُعِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1449: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Idris menceritakan kepada kami dari Hushain, dari Umarah bin Ruwaibah bahwa ia melihat Bisyir bin Marwan di atas mimbar mengangkat tangannya lalu berkata, "Allah telah menghinakan kedua tangan ini, aku melihat Rasulullah tidak lebih hanya memberi isyarat dengan jari tangannya ketika berdoa)."
Hadits No. : 145
صحيح ابن خزيمة ١٤٥: نا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، نا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلَا يَغْمِسَنَّ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا؛ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ» نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ بِهَذَا فَبَلَغَ، وَقَالَ: «مِنْ إِنَائِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 145: Nashr bin Ali mengabarkan kepada kami, Bisyr bin Al Mufadhdhal mengabarkan kepada kami, Khalid Al Hadzdza' mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bila salah seorang di anatara kamu terjaga dari tidurnya, jangan ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu ke mana tangannya saat melewati waktu malam”250 Bisyr bin Mu'adz menceritakan hadist ini kepada kami, lalu ia menyampaikan dan berkata, “Dari bejananya.“
Hadits No. : 1450
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٠: نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدِ بْنِ كَثِيرِ بْنِ عُفَيْرٍ الْمِصْرِيُّ، ثنا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ، ثنا شِهَابُ بْنُ خِرَاشٍ الْحَوشِيُّ، حَدَّثَنِي شُعَيْبُ بْنُ رُزَيْقٍ الطَّائِفِيُّ قَالَ: جَلَسْتُ إِلَى - أَوْ مَعَ - رَجُلٍ لَهُ صُحْبَةٌ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَالُ لَهُ الْحَكَمُ بْنُ حَزَنٍ الْكُلَفِيُّ، فَأَنْشَأَ يُحَدِّثُنَا قَالَ: «وَفَدْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَابِعَ سَبْعَةٍ، أَوْ تَاسِعَ تِسْعَةٍ، فَشَهِدْنَا الْجُمُعَةَ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَوَكِّئًا عَلَى قَوْسٍ أَوْ عَصًا، فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ كَلِمَاتٍ طَيِّبَاتٍ خَفِيفَاتٍ مُبَارَكَاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1450: Ubaidullah bin Sa’id bin Katsir bin Ufair Al Mishri menceritakan kepada kami, Amr bin Khalid menceritakan kepada kami, Syihab bin Khirrasy Al Hausyi menceritakan kepada kami, Syu’aib bin Ruzaiq Ath-tha'ifi menceritakan kepadaku, ia berkata, "Aku pernah duduk kepada -atau bersama- seorang laki-laki yang pernah bersama Rasulullah bernama Al Hakam bin Hazan Al Kulafi, kemudian ia memulai dengan menceritakan hadits kepada kami, ia berkata, "Aku pernah diutus menghadap Rasulullah sebagai orang ketujuh dari tujuh orang atau orang kesembilan dari sembilan orang. Kami kemudian mengikuti shalat Jum’at sedangkan Rasulullah berdiri dengan berpegangan pada panah atau tongkat kayu. Beliau kemudian memuji Allah dan mengagungkan-Nya, sedangkan kalimat-kalimat beliau sangat baik, ringan dan memberikan keberkahan."
Hadits No. : 1451
صحيح ابن خزيمة ١٤٥١: نا عَلِيُّ بْنُ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ يَعْنِي ابْنَ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَآنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ، فَأَمَرَنِي فَحَوَّلْتُ إِلَى الظِّلِّ» وَفِي خَبَرِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ بِشْرٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ يَخْطُبُ لِمَنْ أَخَّرَ الْمَجِيءَ: «اجْلِسْ فَقَدْ آذَيْتَ وَآنَيْتَ» وَفِي خَبَرِ أَبِي سَعِيدٍ: فَإِنْ كَانَ لَهُ حَاجَةٌ بِبَعْثٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ ذَكَرَهُ لِلنَّاسِ، وَإِنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ أَمَرَهُمْ بِهَا، وَكَانَ يَقُولُ: «تَصَدَّقُوا» وَفِي خَبَرِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ عِيَاضٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، فِي الْخُطْبَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلدَّاخِلِ: «هَلْ صَلَّيْتَ؟» قَالَ: لَا. قَالَ: «قُمْ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ» ، ثُمَّ قَالَ لِلنَّاسِ: «تَصَدَّقُوا» وَفِي أَخْبَارِ جَابِرٍ فِي قِصَّةِ سُلَيْكٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَصَلَّيْتَ؟» قَالَ: لَا قَالَ: «قُمْ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ» ، ثُمَّ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ» فَفِي هَذِهِ الْأَخْبَارِ كُلِّهَا دِلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْخُطْبَةَ لَيْسَتْ بِصَلَاةٍ، وَأَنَّ لِلْخَاطِبِ أَنْ يَتَكَلَّمَ فِي خُطْبَتِهِ بِالْأَمْرِ وَالنَّهْيِ، وَمَا يَنُوبُ الْمُسْلِمِينَ، وَيُعَلِّمُهُمْ مِنْ أَمْرِ دِينِهِمْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1451: Ali bin Sa’id bin Masruq menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Ismail -yaitu Ibnu Abu Khalid-, dari Qais -yaitu Ibnu Abu Hazim, dari ayahnya, ia berkata, "Nabi pernah melihatku ketika sedang berkhutbah lalu beliau memerintahkanku lalu aku pindah ke tempat yang teduh." Di dalam hadits Ubaidullah bin Bisyir disebutkan bahwa Nabi berkata -sedangkan beliau sedang berkhutbah kepada orang yang datang terlambat-, "Duduklah! Karena kamu telah mengganggu dan membebani." Di dalam hadits Abu Sa’id disebutkan, "Apabila di dalam khutbahnya beliau ingin menyampaikan suatu misi atau yang lain maka beliau menyebutkannya kepada orang-orang, dan apabila beliau mempunyai kepentingan saat itu, maka beliau langsung memerintahkan mereka, beliau berkata, 'Bersedekahlah'." Di dalam hadits Ibnu Ajian, dari Iyadh, dari Abu Sa'id bahwa di dalam khutbah Jum’at, Nabi pernah mengatakan kepada pria yang masuk, "Apakah kamu sudah shalat?" Ia menjawab. "Belum". Beliau berkata, "Berdiri lalu shalatlah dua rakaat!" Kemudian beliau berkata kepada orang-orang, "Bersedekahlah kalian semua!" Di dalam hadits Jabir tentang kisah Salik bahwa Nabi berkata, "Apakah kamu sudah shalat?" Ia menjawab, "Belum." Maka beliau berkata, "Berdirilah dan shalatlah dua rakaat!". Lalu beliau berkata, "Apabila salah seorang di antara kamu datang ke masjid pada hari Jum'at sementara imam sedang berkhutbah maka ia hendaknya shalat dua rakaat." Di dalam semua hadits ini terdapat keterangan bahwa khutbah bukanlah shalat dan bagi seorang khatib boleh memberikan perintah, larangan dan apa saja yang mewakili kepentingan umat Islam serta ajaran agama yang harus diajarkan.
Hadits No. : 1452
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٢: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا الْحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ، نا أَبُو الْأَحْوَصِ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَلْقَمَةَ، كَذَا يَقُولُ أَبُو الْأَحْوَصِ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: " أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْهِ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ مِنْ سُورَةِ النِّسَاءِ حَتَّى إِذَا بَلَغْتُ {فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا} [النساء: 41] ، فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ وَعَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1452: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ar-Rabi’ menceritakan kepada kami, Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Alqamah seperti itulah yang dikatakan oleh Abu Al Ahwash, ia mengatakan bahwa Abdullah berkata, "Rasulullah pernah memerintahkanku membaca Al-Qur'an sedangkan beliau berada di atas mimbar, lalu aku membacakan untuknya surah An-Nisaa. hingga sampai pada ayat, 'Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai Umatmu).' (Qs. An-Nisaa. [4]: 41) Aku kemudian memperhatikan beliau sedangkan kedua mata beliau berlinang air mata."
Hadits No. : 1453
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَخْبَرَنَا أَبِي، وَشُعَيْبٌ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، وَثنا خَالِدٌ هُوَ يَزِيدُ، عَنِ ابْنِ أَبِي هِلَالٍ وَهُوَ سَعِيدٌ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّهُ قَالَ: " خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَرَأَ ص فَلَمَّا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ نَزَلَ فَسَجَدَ، وَسَجَدْنَا مَعَهُ، وَقَرَأَ بِهَا مَرَّةً أُخْرَى، فَلَمَّا بَلَغَ السَّجْدَةَ تَيَسَّرْنَا لِلسُّجُودِ، فَلَمَّا رَآنَا قَالَ: «إِنَّمَا هِيَ تَوْبَةُ نَبِيٍّ، وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَدِ اسْتَعْدَدْتُمْ لِلسُّجُودِ» ، فَنَزَلَ وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1453: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, ayahku dan Syu’aib mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Al-Laits mengabarkan kepada kami, Khalid -yaitu Yazid- menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Hilal -yaitu Sa’id-, dari Iyadh bin Abdullah bin Sa’ad, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata, "Pada suatu hari Rasulullah berkhutbah di hadapan kami, Beliaii kemudian membaca surah Shadh dan.takala melewati ayat sujud tilawah maka beliau turun dari mimbar lalu sujud sedang kami juga, ikut sujud bersama-sama beliau. Setelah itu, beliau membacanya sekali lagi- dan tatkala melewati ayat sujud tilawah maka bagi kami pun sujud. Ketika beliau melihat kami, beliau berkata, 'Sesungguhnya ia adalah tobatnya para nabi, akan tetapi aku melihat kamu telah bersiap-siap untuk bersujud.' Tak lama kemudian beliau turun dari mimbar lalu sujud dan kami pun ikut sujud."
Hadits No. : 1454
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٤: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا أَبُو ثُمَيْلَةَ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَخْطُبُ إِذْ أَقْبَلَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ قَالَ: فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمَلَهُمَا، ثُمَّ قَالَ: " صَدَقَ اللَّهُ {إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ} [التغابن: 15] ، إِنِّي رَأَيْتُ هَذَيْنِ الْغُلَامَيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى نَزَلْتُ وَحَمَلْتُهُمَا "، ثناه عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، عَنْ حُسَيْنٍ، وَقَالَ: «فَلَمْ أَصْبِرْ» ، ثُمَّ أَخَذَ فِي خُطْبَتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1454: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceri-kepada kami, Abu Tsumailah menceritakan kepada kami, Husain bin Waqid menceritakan kepada kami, Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami dari ayahnya, ia berkata "Ketika Rasulullah berada di atas mimbar, tiba-tiba muncul Al Hasan dan Al Husain sambil belaian dan menarik perhatian dengan mengenakan baju bewama merah." Perawi berkata: Kemudian Rasulullah turun lalu menggendong keduanya, lantas beliau berkata, "Maha Benar Allah, 'Hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan.) (Qs. Ath-Thagabun [64]:15) Aku melihat dua anak ini sedang berjalan dan menarik perhatian hingga aku tidak dapat menahan diri sampai-sampai aku turun kemudian menggendong keduanya." Abdah bin Abdullah Al Khuza’i menceritakannya kepada kami, Zaid bin Al Hubbab mengabkan kepada kami dari Husain, bahwa Nabi berkata, "Maka aku tidak bisa menahan diri." Selanjutnya beliau meneruskan khutbahnya.
Hadits No. : 1455
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، ثنا سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ الْمُغِيرَةِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي رِفَاعَةَ قَالَ: " جِئْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ، فَقُلْتُ: رَجُلٌ جَاهِلٌ عَنْ دِينٍ، لَا يَدْرِي مَا دِينُهُ، فَأَقْبَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيَّ وَتَرَكَ الْخُطْبَةَ، ثُمَّ أُتِيَ بِكُرْسِيٍّ خَلَتْ قَوَائِمُهُ مِنْ حَدِيدٍ، فَقَعَدَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللَّهُ، ثُمَّ أَتَى خُطْبَتَهُ قَائِمًا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1455: Ya’qub 'bin Ibrahim Ad.Dauraqi menceritakan kepada kami, Hasyim bin Al Qasim menceritakan kbpada kami, Sulaiman -yaitu Ibnu Al Mughirah- menceritakan kepada kami dari Humid bin Hilal, dari Abu Rifa.ah. ia berkata. "Aku pernah datang menemui Nabi saat beliau sedang berkhutbah. lalu aku berkata. Seorang pria bodoh yang tidak mengerti tentang agamanya.’ Kemudian Nabi mendatangiku dan meninggalkan khutbah. lalu mengambil bangku yang kakinya terbuat dari besi lalu duduk di atasnya. Setelah itu beliau mengajariku apa-apa yang diajarkan Allah kepadanya. Setelah itu beliau meneruskan khutbahnya sambil terdiri.’’
Hadits No. : 1456
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٦: ثنا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ: وَحَدَّثَنِي الضَّحَّاكُ، عَنِ ابْنِ مَخْلَدٍ الشَّيْبَانِيِّ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي الْحَسَنُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: " شَهِدْتُ صَلَاةَ الْفِطْرِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، فَكُلُّهُمْ يُصَلِّيهَا قَبْلَ الْخُطْبَةِ، فَنَزَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ يُجَلِّسُ الرِّجَالَ بِيَدِهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ يَشُقُّهُمْ حَتَّى جَاءَ النِّسَاءَ وَمَعَهُ بِلَالٌ، فَقَرَأَ: {يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ} [الممتحنة: 12] ، حَتَّى خَتَمَ الْآيَةَ، ثُمَّ قَالَ حِينَ فَرَغَ: «أَنْتُنَّ عَلَى ذَلِكَ؟» فَقَالَتِ امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ: لَمْ تُجِبْهُ غَيْرُهَا لَا يَدْرِي الْحَسَنُ مَنْ هِيَ: نَعَمْ قَالَ: «فَتَصَدَّقْنَ» قَالَ: فَبَسَطَ بِلَالٌ ثَوْبَهُ، فَقَالَ: «هَلُمَّ فِدًى لَكُنَّ» ، فَجَعَلْنَ يُلْقِينَ الْفَتَخَ وَالْخَوَاتِمَ فِي ثَوْبِ بِلَالٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1456: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, ia berkata: Adh-Dhahhak menceritakan kepada kami dari Ibnu MakhJad Asy-Syaibani, dari Ibnu JuraiJ. Al Hasan bin Muslim mengabarkan kepadaku dari Thawis, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Aku pernah ikut shalat Hari Raya Fitri bersama Rasulullah dan begitu juga Abu Bakar, Umar, Utsman, mereka semua mengerjakan shalat Hari Raya sebelum berkhutbah. Kemudian Nabi turun dari mimbar dan seakan-akan aku melihat beliau memerintahkan orang-orang dengan tangannya agar tetap duduk, lalu beliau lewat di tengah-tengah mereka sehingga sampai di tempat kakaum wanita. Ketika itu beliau ditemani Bilal. Beliau kemudian membaca ayat, 'Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia' (Qs. Al Mumtahanah [60]:12) sampai akhir ayat, kemudian setelah selesai beliau berkata, 'Apakah kamu semua demikian?' Maka salah satu dari kaum wanita tersebut yang tidak ada selain dirinya dan Al Hasan tidak mengetahui namanya, ia menjawab, 'Ya.: Beliau berkata, 'Bersedakahlah!'." Perawi bercerita, "Bilal kemudian membentangkan bajunya lalu beliau berkata, 'Mari tebuslah dengan apa yang kamu miliki.' Setelah itu mereka melemparkan cincin dan perhiasan mereka ke baju Bilal"
Hadits No. : 1457
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ: «إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ يَوْمَ الْفِطْرِ، فَبَدَأَ بِالصَّلَاةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ، ثُمَّ خَطَبَ النَّاسَ، فَلَمَّا فَرَغَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ، فَأَتَى النِّسَاءَ، فَذَكَّرَهُنَّ وَهُوَ يَتَوَكَّأُ عَلَى يَدِ بِلَالٍ، وَبِلَالٌ بَاسِطٌ ثَوْبَهُ، يُلْقِينَ النِّسَاءُ صَدَقَةً» ، قُلْتُ لِعَطَاءٍ: زَكَاةُ يَوْمِ الْفِطْرِ؟ قَالَ: «لَا، وَلَكِنَّهُ صَدَقَةٌ يَتَصَدَّقْنَ بِهَا حِينَئِذٍ، تُلْقِي الْمَرْأَةُ فَتْخَهَا، وَيُلْقِينَ وَيُلْقِينَ» ، قُلْتُ لِعَطَاءٍ: أَتَرَى حَقًّا عَلَى الْإِمَامِ الْآنَ أَنْ يَأْتِيَ النِّسَاءَ حِينَ يَفْرُغَ، فَيُذَكِّرَهُنَّ؟ قَالَ: «أَيْ، لَعَمْرِي إِنَّ ذَلِكَ لَحَقٌّ عَلَيْهِمْ، وَمَا لَهُمْ لَا يَفْعَلُونَ ذَلِكَ؟»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1457: Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Atha' mengabarkan kepadaku dari Jabir bin Andullah, ia berkata: Aku mendengarnya berkata, "Pada Hari Raya Fitri, Nabi berdiri lalu shalat sebelum berkhutbah, kemudian berkhutbah di hadapan orang-orang Ketika selesai, maka beliau turun dari mimbar dan mendatangi knum wanita, kemudian memberikan nasehat kepada mereka sambil berpegangan pada tangan Bilal sedangkan Bilal membentangkan bajunya dan para wanita melemparkan sedekah." Aku kemudian bertanya kepada Atha', "Apakah itu zakat Fitrah?" la menjawab "Bukan, akan tetapi sedekah yang mereka keluarkan pada saat itu, para wanita melemparkan cincin mereka dan mereka terus melemparkan dan melemparkan." Aku bertanya lagi kepada Atha' "Bagaimana pendapatmu apakah menjadi hak imam sekarang ini untuk mendatangi kaum wanita dan memperingatkan mereka? la menjawab, "Ya pasti, karena hal itu adalah hak mereka dan mengapa mereka tidak melakukan hal tersebut?"
Hadits No. : 1458
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٨: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَفِي خَبَرِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ جَابِرٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُنَّ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَوَعَظَهُنَّ وَذَكَّرَهُنَّ، وَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَحَثَّهُنَّ عَلَى طَاعَتِهِ، ثُمَّ قَالَ: «تَصَدَّقْنَ؛ فَإِنَّ أَكْثَرَكُنَّ حَطَبُ جَهَنَّمَ» ، فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْ سِطَّةِ النِّسَاءِ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ: لِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «إِنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكَاةَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَةَ، فَجَعَلْنَ يَتَبَرَّعْنَ بِقَلَائِدِهِنَّ وَحُلِيِّهِنَّ وَقُرُطِهِنَّ وَخَوَاتِمِهِنَّ، يَقْذِفْنَهُ فِي ثَوْبِ بِلَالٍ يَتَصَدَّقْنَ بِهِ» ، ناه بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ، ح وَثناه أَبُو كُرَيْبٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1458: Abu Bakar berkata, "Di dalam hadits Abdul Malik bin Abu Sulaiman, dari Atha', dari Jabir bahwa Nabi memerintahkan mereka agar bertakwa kepada Allah, menasehati dan memperingatkan mereka serta memuji dan mengagungkan Allah dan juga memerintahkan mereka agar taat kepada-Nya, lalu berkata 'Bersedekahlah, karena banyak dari kalian menjadi kayu bakar neraka Jahanam' Lalu searang perempuan yang paling pandai berbicara dengan pipi berwarna hitam kemerah-merahan bertanya, 'Mengapa demikian wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, 'Karena kalian banyak mengeluh dan tidak mensyukuri pemberian suami.'. Akhirnya mereka memberikan kalung, perhiasan, gelang dan cincin mereka yang dilemparkan ke dalam baju Bilal sebagai sedekah." Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Abdul Malik (Ha') Abu Kuraib juga menceritakannya kepada kami, Muhammad bin Bisyir menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Abu Sulaiman.
Hadits No. : 1459
صحيح ابن خزيمة ١٤٥٩: قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي خَبَرِ أَيُّوبَ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: «فَرَأَى أَنَّهُ لَمْ يُسْمَعِ النِّسَاءَ، فَأَتَاهُنَّ، يُذَكِّرُهُنَّ وَوَعَظَهُنَّ» ، الْخَبَرَانِ صَحِيحَانِ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ، وَعَنْ عَطَاءٍ، عَنْ جَابِرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1459: Abu Bakar berkata, "Di dalam hadits Ayyub. dari Atha', dari Ibnu Abbas bahwa beliau melihat bahwa dirinya belum menasehati kaum wanita, maka beliau datang untuk menasehati dan memberi peringatan kepada mereka. Kedua hadits tersebut shahih dari riwayat Atha', dari Ibnu Abbas dan dari Atha', dari Jabir."
Hadits No. : 146
صحيح ابن خزيمة ١٤٦: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي، أَخْبَرَنِي ابْنُ لَهِيعَةَ، وَجَابِرُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْحَضْرَمِيُّ، عَنْ عُقَيْلِ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلَا يُدْخِلْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ؛ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ أَوْ أَيْنَ طَافَتْ يَدُهُ» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ حَوْضًا؟ قَالَ: فَحَصَبَهُ ابْنُ عُمَرَ وَقَالَ: «أُخْبِرُكَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَتَقُولُ أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ حَوْضًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «ابْنُ لَهِيعَةَ لَيْسَ مِمَّنْ أُخَرِّجُ حَدِيثَهُ فِي هَذَا الْكِتَابِ إِذَا تَفَرَّدَ بِرِوَايَةٍ، وَإِنَّمَا أَخْرَجْتُ هَذَا الْخَبَرَ؛ لِأَنَّ جَابِرَ بْنَ إِسْمَاعِيلَ مَعَهُ فِي الْإِسْنَادِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 146: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb mengabarkan kepada kami, Pamanku mengabarkan kepada kami, Ibnu Lahi’ah dan Jabir bin Isma’il Al Hadhrami mengabarkan kepadaku, dari Uqail bin Khalid dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah dari ayahnya, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ''Bila salah seorang di antara kamu bangun dari tidurnya, maka jangan memasukkan tangannya ke dalam tempat air sebelum ia mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu ke mana saja tangannya melewati waktu malam. Atau ke mana tangannya berputar.” Seseorang lalu berkata kepada beliau, “Beritahu kepadaku apa pendapatmu jika berupa kolam air.” Ia berkata, “Lalu Ibnu Umar melemparinya dengan kerikil. Ia berkata, “Aku mengabarkan kepadamu dari Rasulullah, sementara kamu berkata, “Beritahu aku apa pendapatmu jika berupa kolam!” Abu Bakar berkata, “Ibnu Lahi’ah bukan termasuk orang yang diriwayatkan haditsnya dalam buku ini251 bila ia meriwayatkan sendirian. Aku meriwayatkan hadits ini karena Jabir bin Isma’il ada bersamanya dalam sanad.”. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1460
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ تَمَامٍ الْمِصْرِيُّ، ثنا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ، ثنا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ: حَضَرْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيدٍ صَلَّى، وَقَالَ: «قَدْ قَضَيْنَا الصَّلَاةَ فَمَنْ شَاءَ جَلَسَ لِلْخُطْبَةِ، وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَذْهَبَ ذَهَبَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا حَدِيثٌ خُرَاسَانِيٌّ غَرِيبٌ غَرِيبٌ لَا نَعْلَمُ أَحَدًا رَوَاهُ غَيْرُ الْفَضْلِ بْنِ مُوسَى الشَّيْبَانِيِّ، كَانَ هَذَا الْخَبَرُ أَيْضًا عِنْدَ أَبِي عَمَّارٍ، عَنِ الْفَضْلِ بْنِ مُوسَى، لَمْ يُحَدِّثْنَا بِهِ بِنَيْسَابُورَ، حَدَّثَ بِهِ أَهْلَ بَغْدَادَ عَلَى مَا خَبَّرَنِي بَعْضُ الْعِرَاقِيِّينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1460: Muhammad bin Amr bin Tamam Al Mishri menceritakan kepada kami, Nu’aim bin Hammad menceritakan kepada kami, Al Fadhal bin Musa menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Abdullah bin As-Sa'ib, ia berkata, "Aku pernah ikut bersama Rasulullah pada Hari Raya. Ketika itu beliau shalat lalu berkata, 'Kita telah melaksanakan shalat, maka barangsiapa yang hendak mendengarkan khutbah maka ia hendaknya duduk mendengarkan khutbah dan barangsiapa yang hendak pergi maka silakan pergi'." Abu Bakar berkata, "Ini adalah hadits Khurasani yang gharib lagi gharib yang kami tidak ketahui ada satu orang pun yang menceritakannya kecuali Al Fadhal bin Musa Asy-Syaibani. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Ammar, dari Al Fadhal bin Musa yang tidak diriwayatkannya kepada kami di Naisabur. Selain itu, penduduk Baghdad menceritakan haditsnya seperti yang diriwayatkan, kepadaku oleh sebagian orang-orang Iraq."
Hadits No. : 1461
صحيح ابن خزيمة ١٤٦١: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ سَالِمٍ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ، وَقَالَ مَرَّةً: «فِي الْعِيدِ بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ، فَإِنْ وَافَقَ ذَلِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَرَأَ بِهِمَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1461: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir, dari ayahnya, dari Habib bin Salim, dari An-Nu’man bin Bisyir bahwa Nabi pernah membaca pada Hari Raya Idul Fitri dan Adha. Satu kali beliau membaca, pada Hari Raya Sabbihisma rabbikal a'laa dan Hal ataaka hadiitsul Ghaasyiyah. Apabila hari itu tertepatan dengan hari Jum’at maka beliau membaca kedua surah tersebut.
Hadits No. : 1462
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٢: نا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ، عَنْ إِيَاسِ بْنِ أَبِي رَمْلَةَ: أَنَّهُ شَهِدَ مُعَاوِيَةَ وَسَأَلَ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ: شَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِي يَوْمٍ؟ قَالَ: نَعَمْ، صَلَّى الْعِيدَ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ، ثُمَّ رَخَّصَ فِي الْجُمُعَةِ، فَقَالَ: «مَنْ شَاءَ أَنْ يَجْمَعَ فَلْيَجْمَعْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1462: Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Israil menceritakan kepada kami dari Utsman bin Al Mughirah, dari Iyas bin Abu Ramlah bahwa ia pernah menyaksikan Mu’awiyah lalu bertanya kepada Zaid bin Arqam, "Apakah kamu pernah mengikuti dua shalat Hari Raya bersama Rasullullah dalam satu hari?" Ia menjawab, "Ya, beliau shalat Hari Raya pada permulaan siang hari dan memberikan rukhshah pada shalat Jumat, beliau bersabda, 'Barangsiapa yang ingin menggabungkannya maka ia hendaknya menggabungkannya'."
Hadits No. : 1463
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٣: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، ح، وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا يَحْيَى، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ، ح، وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا سُلَيْمٌ يَعْنِي ابْنَ أَخْضَرَ، ثنا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ الْأَنْصَارِيُّ مِنْ بَنِي عَوْفِ بْنِ ثَعْلَبَةَ قَالَ: حَدَّثَنِي وَهْبُ بْنُ كَيْسَانَ قَالَ: " شَهِدْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ بِمَكَّةَ وَهُوَ أَمِيرٌ فَوَافَقَ يَوْمُ فِطْرٍ - أَوْ أَضْحًى - يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَخَّرَ الْخُرُوجَ حَتَّى ارْتَفَعَ النَّهَارُ فَخَرَجَ وَصَعِدَ الْمِنْبَرَ، فَخَطَبَ وَأَطَالَ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَلَمْ يُصَلِّ الْجُمُعَةَ فَعَابَ عَلَيْهِ نَاسٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ ابْنِ عَبْدِ شَمْسٍ، فَبَلَغَ ذَلِكَ ابْنَ عَبَّاسٍ، فَقَالَ أَصَابَ ابْنُ الزُّبَيْرِ السُّنَّةَ، وَبَلَغَ ابْنَ الزُّبَيْرِ، فَقَالَ: رَأَيْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ إِذَا اجْتَمَعَ عِيدَانِ صَنَعَ مِثْلَ هَذَا، هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَةَ "، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «قَوْلُ ابْنِ عَبَّاسٍ أَصَابَ ابْنُ الزُّبَيْرِ السُّنَّةَ يُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ أَرَادَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَائِزٌ أَنْ يَكُونَ أَرَادَ سُنَّةَ أَبِي بَكْرٍ، أَوْ عُمَرَ، أَوْ عُثْمَانَ، أَوْ عَلِيٍّ، وَلَا أَخَالُ أَنَّهُ أَرَادَ بِهِ أَصَابَ السُّنَّةَ فِي تَقْدِيمِهِ الْخُطْبَةَ قَبْلَ صَلَاةِ الْعِيدِ؛ لِأَنَّ هَذَا الْفِعْلَ خِلَافُ سُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَإِنَّمَا أَرَادَ تَرْكَهُ أَنْ يَجْمَعَ بِهِمْ بَعْدَمَا قَدْ صَلَّى بِهِمْ صَلَاةَ الْعِيدِ فَقَطْ دُونَ تَقْدِيمِ الْخُطْبَةِ قَبْلَ صَلَاةِ الْعِيدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1463: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Ja’far menceritakan kepada kami (Ha') Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada, kami dari Abdul Hamid bin Ja’far (Ha') Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami', Salim - yaitu Ibnu Akhdhar- mengabarkan kepada kami, Abdul Hamid bin Ja’far Al Anshari dari bani 'Auf bin 'Tsa’labah menceritakan kepada kami؛ Wahab bin Kaisan -menceritakan kepadaku, ia berkata, "Aku telah menyaksikan Ibnu Az-Zubair di Makkah saat ia menjadi pimpinan. Kemudian Hari 'Raya' Fitri -atau Adha- tejadi secara bersamaan dengan hari Jum'at. Maka ia lalu menangguhkan untuk keluar mengerjakan shalat Sampai matahari meninggi, lalu ia keluar dan naik ke atas mimbar -lantas berkhutbah dengan khutbah yang panjang, lalu shalat dua rakaat dan tidak mengejakan shalat Jum’at. Maka orang-orang dari bani Umayyah bin Abdu Syamsy menghinanya. Ketika berita itu sampai kepada Ibnu Abbas, ia pun berkata, 'Ibnu Az-Zubair telah mengikuti sunnah.’ Dan ketika berita itu sampai kepada Ibnu Az-Zubair, maka ia berkata, 'Aku melihat Umar bin Khaththab ketika dua Hari Raya tejadi secara bersamaan dalam satu hari maka ia melakukan seperti ini’." Abu Bakar berkata, "Perkataan' Ibnu Abbas, 'Ibnu Az-Zubair mengikUti Sunnah’ menimbulkan pemahaman bahwa yang dimaksud adalah Sunnah Nabi dan boleh jadi yang dimaksud adalah Sunnah Abu Bakar atau Umar atau Utsman atau Ali. Aku tidak menyatakan bahwa maksud perkataannya itu adalah mengikuti Sunnah dalam hal 'mendahulukan khutbah dari shalat Hari Raya, karena hal itu bertentangan dengan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar serta Umar. Akan tetapi yang dimaksud adalah meninggalkan khutbah tersebut agar bisa mengerjakannya secara bersamaan setelah ia shalat mengimami mereka pada shalat Hari Raya saja dan bukan mendahulukan khutbah sebelum shalat Hari Raya."
Hadits No. : 1464
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٤: نا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، نا أَيُّوبُ، عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ: كُنَّا نَمْنَعُ عَوَاتِقَنَا أَنْ يَخْرُجْنَ، فَقَدِمَتِ امْرَأَةٌ، فَنَزَلَتْ قَصْرَ بَنِي خَلَفٍ، فَحَدَّثَتْ أَنَّ أُخْتَهَا كَانَتْ تَحْتَ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غَزَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ غَزْوَةً، كَانَتْ أُخْتِي مَعَهُ فِي سِتِّ غَزَوَاتٍ قَالَتْ: كُنَّا نُدَاوِي الْكَلْمَى، وَنَقُومُ عَلَى الْمَرْضَى، فَسَأَلَتْ أُخْتِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: هَلْ عَلَى إِحْدَانَا بَأْسٌ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهَا جِلْبَابٌ أَنْ لَا تَخْرُجَ؟ قَالَ: «لِتُلْبِسْهَا صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا، وَلْتَشْهَدِ الْخَيْرَ، وَدَعْوَةَ الْمُؤْمِنِينَ» ، فَلَمَّا قَدِمَتْ أُمُّ عَطِيَّةَ سَأَلْتُهَا - أَوْ سَأَلْنَاهَا، - فَقُلْنَا: سَمِعْتِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: كَذَا وَكَذَا وَكَانَتْ لَا تَذْكُرُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا قَالَتْ: بِأَبَا فَقَالَتْ: نَعَمْ، بِأَبَا قَالَ: «لِتَخْرُجِ الْعَوَاتِقُ ذَوَاتُ الْخُدُورِ، أَوِ الْعَوَاتِقُ وَذَوَاتُ الْخُدُورِ، وَالْحُيَّضُ فَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُؤْمِنِينَ، وَتَعْتَزِلُ الْحَائِضُ الْمُصَلَّى» ، قُلْتُ لِأُمِّ عَطِيَّةَ: الْحَائِضُ؟ قَالَتْ: أَلَيْسَتْ تَشْهَدُ عَرَفَةَ، وَتَشْهَدُ كَذَا، وَتَشْهَدُ كَذَا؟
Shahih Ibnu Khuzaimah 1464: Abu Hasyim Ziyad bin Ayyub menceritakan kepada, kami, Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan kepada kami dari Hafshah, ia berkata, "Kami telah melarang budak kami yang telah dimerdekakan untuk keluar rumah, lalu datang seorang perempuan lalu singgah di istana bani Khalaf, kemudian ia bercerita bahwa saudarinya telah menikah dengan salah seorang sahabat Rasulullah yang telah mengikuti peperangan bersama-sama Rasulullah sebanyak sebelas peperangan. Saudariku itu ikut bersamanya pada enam peperangan, ia berkata. Kami mengobati orang-orang yang terluka dan merawat orang-orang yang sakit.’ Saudariku lalu bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, 'Apakah salah seorang di antara kami yang tidak memiliki jilbab boleh tidak keluar?’ Beliau menjawab, 'Hendaknya sahabatnya meminjamkan jilbab kepadanya lalu ia menyaksikan kebaikan serta syi'ar kaum mukminin.' Tatkala Ummu Athiyyah datang aku bertanya kepadanya -atau kami bertanya kepadanya- kami berkata, 'Aku mendengar Rasulullah mengatakan begini dan begitu?’ Ummu Athiyyah tidak menyebut Rasulullah kecuali ia berkata, 'Demi bapak.’ Maka ia menjawab, 'Ya, demi bapak.’ Beliau berkata, 'Hendaknya semua wanita merdeka yang dipingit atau semua wanita merdeka dan wanita yang dipingit serta wanita yang sedang haid keluar untuk menyaksikan kebaikan dan syi’ar kaum Mukminin, dan hendaknya wanita haid menjauhi tempat shalat.' Aku kemudian bertanya kepada Ummu Athiyyah, 'Wanita haid?’ Ia berkata, 'Bukankah ia diperkenankan untuk menghadiri Arafah (wukuf di Arafah), menghadiri ini dan menghadiri itu?’."
Hadits No. : 1465
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٥: نا عَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ، نا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا مَنْصُورٌ وَهُوَ ابْنُ زَاذَانَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ، وَهِشَامٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، وَحَفْصَةَ، عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُخْرِجُ الْأَبْكَارَ، الْعَوَاتِقَ، ذَوَاتَ الْخُدُورِ، وَالْحُيَّضَ يَوْمَ الْعِيدِ، فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى، وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ، فَقَالَتْ إِحْدَاهُنَّ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لِإِحْدَانَا جِلْبَابٌ؟ قَالَ: «فَلْتُعِرْهَا أُخْتُهَا مِنْ جَلَابِيبِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1465: Hasyim menceritakan kepada kami, Manshur -yaitu Ibnu Zadzan- mengabarkan kepada kami dari Ibnu Sirin, dari Ummu Athiyyah dan Hisyam, dari Ibnu Sirin dan Hafshah, dari Ummu Athiyyah bahwa Rasulullah memerintahkan untuk mengeluarkan wanita perawan yang merdeka dan wanita yang dipingit serta wanita haid pada Hari Raya, adapun wanita yang haid hendaknya menjauhi tempat shalat dan menyaksikan kebaikan serta syi'ar kaum muslimin. Salah seorang dari mereka bertanya, "Jika salah seorang dari mereka tidak mempunyai jilbab?" Beliau menjawab, "Saudarinya hendaknya meminjamkan jilbabnya kepadanya."
Hadits No. : 1466
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٦: نا عَلِيُّ بْنُ سَعِيدٍ، وَأَبُو الْأَزْهَرِ، وَكَتَبْتُهُ مِنْ أَصْلِهِ قَالَا: نا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْمُؤَدِّبُ، نا فُلَيْحٌ وَهُوَ ابْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ إِلَى الْعِيدَيْنِ رَجَعَ فِي غَيْرِ الطَّرِيقِ الَّذِي خَرَجَ فِيهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1466: Ali bin Sa’id dan Abu Al Azhar -dan ia menulisnya dari sumber aslinya- menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yunus bin Muhammad -yaitu Al Mu.addib- menceritakan kepada kami, Fulaih -yaitu Ibnu Sulaiman menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Al Harits, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Apabila Rasulullah pergi ke tempat shalat Hari Raya Idul Fitri dan Adha, maka beliau pulang melalui jalan yang tidak dilaluinya ketika pergi."
Hadits No. : 1467
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، نا أَبُو مُطَرِّفِ بْنُ أَبِي الْوَزِيرِ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو الرَّقِّيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عُقَيْلٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْعِيدِ حَتَّى يَطْعَمَ، فَإِذَا خَرَجَ صَلَّى لِلنَّاسِ رَكْعَتَيْنِ، فَإِذَا رَجَعَ صَلَّى فِي بَيْتِهِ رَكْعَتَيْنِ، وَكَانَ لَا يُصَلِّي قَبْلَ الصَّلَاةِ شَيْئًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1467: Muhammad bin Ma’mar' Al Qaisi menceritakan kepada kami, Abu Mutharrif bin Abu Al Wazir menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Umar dan Ar-Raqqi menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Muhammad bin Uqail, dari Atha' bin Yasar, dari Abu Sa’id, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah tidak pergi ke tempat shalat pada Hari Raya sampai beliau makan terlebih dahulu. Apabila beliau telah datang di tempat shalat, maka beliau shalat mengimami orang-orang dua rakaat, dan apabila telah kembali maka beliau shalat di rumahnya dua rakaat. Sesungguhnya beliau tidak melakukan shalat apa pun sebelum shalat tersebut.
Hadits No. : 1468
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، وَعُقْبَةُ بْنُ وَسَّاجٍ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمِيعِ تَفْضُلُ عَلَى صَلَاتِهِ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ» ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «حَدَّثَنَاهُ أَبُو قُدَامَةَ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ شُعْبَةَ، نَحْوَهُ» ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ فِي كِتَابِ الْإِيمَانِ، أَنَّ الْعَرَبَ قَدْ تَذْكُرُ الْعَدَدَ لِلشَّيْءِ ذِي الْأَجْزَاءِ وَالشُّعَبِ مِنْ غَيْرِ أَنْ تُرِيدَ نَفْيًا لِمَا زَادَ عَلَى ذَلِكَ الْعَدَدِ، وَلَمْ يُرِدِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِ: «خَمْسًا وَعِشْرِينَ» ، أَنَّهَا لَا تَفْضُلُ بِأَكْثَرَ مِنْ هَذَا الْعَدَدِ، وَالدَّلِيلُ عَلَى صِحَّةِ مَا تَأَوَّلْتُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1468: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id dan Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Qatadah dan Uqbah bin Wassaj menceritakan kepada kami dari Abu Al Ahwash, dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Shalatnya seseorang dengan berjamaah lebih utama dua puluh lima dari shalatnya sendirian" Abu Bakar berkata, "Abu Quddamah menceritakannya kepada kami dari Yahya bin Sa’id, dari Syu’bah dengan redaksi yang sama." Abu Bakar berkata, "Lafazh ini adalah bagian dari bentuk lafazh yang telah dijelaskan di dalam kitab Iman bahwa orang Arab terkadang menyebutkan jumlah bagi sesuatu yang mempunyai bilangan dan bagian-bagian yang banyak tanpa mengenyampingkan penambahan dari jumlah tersebut, dan Nabi tidak bemaksud dengan sabdanya, "Dua puluh lima." 'Bahwa shalat tersebut tidak dapat diberikan keutamaan yang melebihi jumlah ini dan dalil atas kebenaran apa yang aku takwilkan."
Hadits No. : 1469
صحيح ابن خزيمة ١٤٦٩: أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ بَشَّارٍ، وَيَحْيَى بْنَ حَكِيمٍ، حَدَّثَانَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمِيعِ تَفْضُلُ عَلَى صَلَاتِهِ وَحْدَهُ سَبْعًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً» ، نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1469: Muhammad bin Basysyar dan Yahya bin Al Hakim keduanya menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin Abdul Majid menceritakan kepada kami, Ubaidullah Ibnu Umar menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Shalat seseorang dengan berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari shalatnya sendirian." Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami, Nafi' mengabarkan kepadaku dari Ibnu Umar dari Nabi dengan redaksi yang serupa.
Hadits No. : 147
صحيح ابن خزيمة ١٤٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، نا زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ، عَنْ خَالِدِ بْنِ عَلْقَمَةَ الْهَمْدَانِيِّ، عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ قَالَ: دَخَلَ عَلِيٌّ الرَّحْبَةَ بَعْدَمَا صَلَّى الْفَجْرَ، ثُمَّ قَالَ لِغُلَامٍ لَهُ: ائْتُونِي بِطَهُورٍ فَجَاءَهُ الْغُلَامُ بِإِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ وَطَسْتٍ قَالَ عَبْدُ خَيْرٍ وَنَحْنُ جُلُوسٌ نَنْظُرُ إِلَيْهِ «فَأَخَذَ بِيَمِينِهِ الْإِنَاءَ فَأَكْفَأَ عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى، ثُمَّ غَسَلَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ أَخَذَ الْإِنَاءَ بِيَدِهِ الْيُمْنَى فَأَفْرَغَ عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى فَعَلَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ» . قَالَ عَبْدُ خَيْرٍ: كُلُّ ذَلِكَ لَا يُدْخِلُ يَدَهُ الْإِنَاءَ حَتَّى يَغْسِلَهَا مَرَّاتٍ، «ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى الْإِنَاءَ فَمَلَأَ فَمَهُ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، وَنَثَرَ بِيَدِهِ الْيُسْرَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ إِلَى الْمِرْفَقِ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ إِلَى الْمِرْفَقِ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى فِي الْإِنَاءِ حَتَّى غَمَرَهَا الْمَاءُ، ثُمَّ رَفَعَهَا بِمَا حَمَلَتْ مِنَ الْمَاءِ، ثُمَّ مَسَحَهَا بِيَدِهِ الْيُسْرَى، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ كِلْتَيْهِمَا أَوْ جَمِيعًا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى فِي الْإِنَاءِ، ثُمَّ صَبَّ عَلَى رِجْلِهِ الْيُمْنَى فَغَسَلَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِيَدِهِ الْيُسْرَى، ثُمَّ صَبَّ بِيَدِهِ الْيُمْنَى عَلَى قَدَمِهِ الْيُسْرَى فَغَسَلَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِيَدِهِ الْيُسْرَى، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى فَمَلَأَ مِنَ الْمَاءِ ثُمَّ شَرِبَ مِنْهُ» ، ثُمَّ قَالَ: «هَذَا طُهُورُ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى طُهُورِ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَذَا طُهُورُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 147: Muhammad bin Abu Shafwan Ats Tsaqafi mengabarkan kepada kami, Abdurrahman -maksudnya Ibnu Mahdi- mengabarkan kepada kami, Za'idah bin Qudamah mengabarkan kepada kami, dari Khalid bin Alqamah Al Hamdani, dari Abd Khair, ia berkata, “Ali pernah masuk ke tanah lapang setelah ia shalat shubuh, kemudian ia berkata kepada pembantunya, “Bawakan aku air untuk bersuci.” Pembantu itu datang membawakan tempat berisi air dan baskom. Abd Khair berkata, “Kami duduk memandanginya. Lalu ia memegang tempat itu dengan tangan kanannya dan membalikkan pada tangan kirinya. Kemudian mencuci kedua tangannya. Kemudian ia memegang tempat itu dengan tangan kanan lalu menuangkan pada tangan kiri, la melakukannya tiga kali.” Abd Khair berkata, “Semua itu ia lakukan tanpa memasukkan tangannya ke tempat sebelum mencucinya beberapa kali. Kemudian ia memasukkan tangan kanannya ke tempat air itu lalu memenuhi mulutnya, berkumur dan menghirup air ke hidung dan menyebarkan dengan tangan kiri tiga kali. Kemudian ia membasuh wajah tiga kali, lalu membasuh tangan kanan tiga kali sampai siku tangan. Kemudian membasuh tangan kiri tiga kali sampai siku tangan. Kemudian memasukkan tangan kanan ke dalam wadah sampai air menggenangi, kemudian mengangkatnya sambil membawa air, kemudian mengusapnya dengan tangan kiri, lalu mengusap kepala dengan dua tangan, keduanya atau semuanya. Kemudian memasukkan tangan kanan ke dalam Wadah, lalu menuangkan pada kaki kanan, ia membasuhnya tiga kali dengan tangan kiri, kemudian menuangkan dengan tangan kanan pada kaki kiri. Membasuhnya tiga kali dengan tangan kiri, kemudian memasukkan tangan kanan, memenuhi dengan air, kemudian minum. Kemudian ia berkata, “Inilah cara bersuci Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Barangsiapa suka melihat bersucinya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, inilah cara bersuci beliau.” 252. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1470
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٠: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمِيعِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ بِبِضْعٍ وَعِشْرِينَ صَلَاةً» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فَقَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بِضْعٍ» كَلِمَةٌ مُجْمَلَةٌ إِذِ الْبِضْعُ يَقَعُ عَلَى مَا بَيْنَ الثَّلَاثِ إِلَى الْعَشْرِ مِنَ الْعَدَدِ، وَبَيَّنَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي خَبَرِ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهَا تَفْضُلُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ، وَلَمْ يَقُلْ: لَا تَفْضُلُ إِلَّا بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ، وَأَعْلَمَ فِي خَبَرِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهَا تَفْضُلُ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1470: Ya'qub bin Ibrabim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami dari Daud bin Abu Hind, dari Sa'id bin Al Musayyib, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Shalat seseorang dengan berjamaah lebih utama lebih dari dua puluh shalat dari shalatnya sendirian." Abu Bakar berkata, "Sabda beliau , 'Bid'un' adalah lafazh mujmal, sebab kalimat Bid' untuk bilangan antara tiga sampai sepuluh, dan beliau telah menjelaskan di dalam hadits bin Mas'ud bahwa shalat berjamaah mempunyai keutamaan dua puluh lima derajat dengan tidak mengatakan bahwa tidak diberikan keutamaan kecuali dua puluh lima derajat dan beliau juga telah menjelaskan di dalam hadits Ibnu Umar bahwa shalat berjamaah diberikan keutamaan dengan dua puluh tujuh derajat."
Hadits No. : 1471
صحيح ابن خزيمة ١٤٧١: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ - أَصْلُهُ مَدَنِيٌّ سَكَنَ الْكُوفَةَ، - عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي عَمْرَةَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ، كَانَ كَقِيَامِ نِصْفِ لَيْلَةٍ، وَمَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1471: Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Dukain menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Utsman bin Hakim -Asalnya dari Madani kemudian tinggal di Kufah-, dari Abdurrahman bin Abu Amrah, dari Utsman bin Affan, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Orang yang melakukan shalat Isya berjamaah bagaikan shalat penuh malam dan orang yang shalat Subuh berjamaah bagaikan shalat malam seluruhnya'."
Hadits No. : 1472
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٢: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، نا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ {إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا} [الإسراء: 78] قَالَ: «تَشْهَدُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ مُجْتَمِعًا فِيهَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَمْلَيْتُ فِي أَوَّلِ كِتَابِ الصَّلَاةِ، ذِكْرَ اجْتِمَاعِ مَلَائِكَةِ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةِ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1472: Ali bin Hujr As-Sa'di menceritakan kepada kami dengan hadits yang aneh dan aneh. Ali bin Mushir menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id, dari Nabi tentang firman Allah, "Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan oleh malaikat)" (Qs. Al Israa' [17]: 78) beliau bersabda, "Disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang yang berkumpul pada saat itu." Abu Bakar berkata, "Aku telah mendiktekan di permulaan kitab Shalat tentang berkumpulnya malaikat malam dan malaikat siang pada waktu shalat Subuh dan Ashar."
Hadits No. : 1473
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٣: نا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ يَعْنِي ابْنَ أَنَسٍ، عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «وَلَوْ عَلِمُوا مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1473: 'Atabah bin AbdulIah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku membaca dengan Malik -yaitu Ibnu Anas-, dari Sami maula Abu bakar -yaitu Ibnu Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam-, dari Abu Shalih As-Samman, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seandainya mereka mengetahui apa yang terdapat pada shalat Isya dan Subuh niscaya mereka akan mendatanginya meskipun harus merangkak"
Hadits No. : 1474
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ، ثنا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، ثنا زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَصِيرٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَدِمَتُ الْمَدِينَةَ فَلَقِيتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ، فَقُلْتُ: يَا أَبَا الْمُنْذِرِ، حَدَّثَنِي أَعْجَبَ حَدِيثٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: صَلَّى لَنَا - أَوْ صَلَّى بِنَا - رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْفَجْرِ، ثُمَّ الْتَفَتَ، فَقَالَ: «أَشَاهِدٌ فُلَانٌ؟» قُلْنَا: لَا، وَلَمْ يَشْهَدِ الصَّلَاةَ قَالَ: «أَشَاهِدٌ فُلَانٌ؟» قُلْنَا: لَا، وَلَمْ يَشْهَدِ الصَّلَاةُ، فَقَالَ: «إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا، إِنَّ صَفَّ الْمُقَدَّمِ عَلَى مِثْلِ صَفِّ الْمَلَائِكَةِ، وَلَوْ تَعْلَمُونَ فَضِيلَتَهُ لَابْتَدَرْتُمُوهُ، وَإِنَّ صَلَاتَكَ مَعَ رَجُلٍ أَرْبَى مِنْ صَلَاتِكَ وَحْدَكَ، وَصَلَاتُكَ مَعَ رَجُلَيْنِ أَرْبَى مِنْ صَلَاتِكَ مَعَ رَجُلٍ، وَمَا كَانَ أَكْثَرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَرَوَاهُ شُعْبَةُ، وَالثَّوْرِيُّ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَصِيرٍ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَلَمْ يَقُولَا عَنْ أَبِيهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1474: Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrimi menceritakan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami dari Abu Ishak, dari Abdullah bin Abu Bashir, dari ayahnya, ia berkata; Aku datang ke kota Madinah dan berjumpa dengan Ubai bin Ka'ab, maka aku berkata, "Wahai Abu Mundzir, riwayatkanlah kepadaku hadits yang kamu dengar dari Rasulullah yang paling mengherankan bagi dirimu?" Ia menjawab, "Rasulullah shalat bagi kami -atau beliau shalat dengan kami- shalat Subuh, lalu beliau menengok dan bertanya, 'Apakah Fulan datang shalat?' Kami menjawab, 'Tidak, ia tidak datang untuk shalat.' Beliau bertanya lagi, 'Apakah Fulan datang shalat?' Kami menjawab, 'Tidak, ia tidak datang untuk shalat.' Maka beliau berkata, 'Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Seandainya mereka mengetahui apa yang terdapat pada keduanya niscaya mereka akan datang meskipun harus merangkak. Sesungguhnya barisan yang terdepan seperti barisannya para malaikat, jika kamu mengetahui keutamaannya niscaya kamu akan bersegera menempatinya dan sesungguhnya shalatmu dengan satu orang itu lebih baik dari shalatmu sendirian, shalatmu dengan dua orang itu lebih baik dari shalatmu dengan satu orang, serta semakin banyak maka semakin dicintai Allah'." Abu Bakar berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh Syu'bah dan Ats-Tsauri, dari Abu Ishak, dari Abdullah bin Bashir, dari Ubai bin Ka'ab, keduanya tidak menyebutkan, 'Dari ayahnya'."
Hadits No. : 1475
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٥: ناه بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي بَصِيرٍ يُحَدِّثُ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ، فَقَالَ: «أَشَاهِدٌ فُلَانٌ؟» ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: «وَمَا كَانَ أَكْثَرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1475: Bundar menceritakannya kepada kami, Yahya bin Sa'id dan Muhammad bin Ja'far kepada kami dari Syu'bah, ia berkata: Aku mendengar Abu Ishak, ia berkata: Aku mendengar Abdullah bin Abu Bashir menceritakan hadits dari Ubai bin Ka'ab, ia berkata, "Rasulullah shalat Subuh, lalu beliau bertanya, 'Apakah Fulan datang untuk Shalat?' Lalu ia menyebutkan haditsnya. Selanjutnya beliau berkata, 'Dan semakin banyak maka lebih dicintai Allah Azza wa Jalla'."
Hadits No. : 1476
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٦: نا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، نا زَيْدُ بْنُ أَبِي الزَّرْقَاءِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَابِسٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ الْمَدِينَةَ كَثِيرَةُ الْهَوَامِّ وَالسِّبَاعِ قَالَ: «تَسْمَعُ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ؟» قُلْتُ: نَعَمْ قَالَ: «فَحَيَّ هَلَّا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1476: Ali bin Sahal Ar-Ramli menceritakan kepada kami dengan hadits yang aneh dan aneh, Zaid bin Abu Az-Zarqa' menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Abdurrahman bin Abis, dari bin Abu Laila, dari bin Ununu Maktum, ia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kota Madinah banyak binatang malam dan binatang buas." Beliau bertanya, "Apakah kamu mendengar seruan Hayya alash-Shalah, Hayya alal Falah?" Aku menjawab, "Ya." Beliau berkata, "Kalau begitu mari bersegera"
Hadits No. : 1477
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٧: نا عِيسَى بْنُ أَبِي حَرْبٍ، نا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ، نا أَبُو جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ، ثنا حَصِينُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقْبَلَ النَّاسَ فِي صَلَاةِ الْعِشَاءِ فَقَالَ: «لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آتِيَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَتَخَلَّفُونَ عَنْ هَذِهِ الصَّلَاةِ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ» ، فَقَامَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَقَدْ عَلِمْتَ مَا بِي، وَلَيْسَ لِي قَائِدٌ قَالَ: «أَتَسْمَعُ الْإِقَامَةَ؟» قَالَ: نَعَمْ قَالَ: «فَاحْضُرْهَا» ، وَلَمْ يُرَخِّصْ لَهُ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذِهِ اللَّفْظَةُ وَلَيْسَ لِي قَائِدٌ فِيهَا اخْتِصَارٌ أَرَادَ - عِلْمِي - وَلَيْسَ قَائِدٌ يُلَازِمُنِي كَخَبَرِ أَبِي رَزِينٍ، عَنِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1477: Isa bin Abu Harb menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Bakir menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Ar-Razi menceritakan kepada kami, Hashin bin Abdurrahman menceritakan kepada kami dari 'Abdullah bin Syaddad, dari Ibnu Ummu Maktum bahwa Rasulullah menghadap orang-orang ketika shalat Isya, lalu berkata, "Aku sangat ingin mendatangi mereka yang tidak datang untuk shalat dan membakar rumah-rumah mereka." Maka Ibnu Ummu Maktum berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau mengetahui apa yang aku alami dan aku tidak mempunyai penunjuk jalan." Beliau bertanya, "Apakah kamu mendengar iqamah untuk shalat?" Ia menjawab, "Ya." Beliau berkata, "Maka datangilah." Beliau tidak memberikan keringanan. Abu Bakar berkata, "Lafazh 'Aku tidak mempunyai penunjuk jalan' adalah lafazh yang singkat, bermaksud -menurutku-, aku tidak mempunyai penunjuk jalan, yang senantiasa mendampingiku sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Razin, dari bin Ummu Maktum."
Hadits No. : 1478
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٨: ناه نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ، ثنا أَسَدٌ، ثنا شَيْبَانُ أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ، عَنْ أَبِي رَزِينٍ، عَنِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ، ناه مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ تَسْنِيمٍ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي رَزِينٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي شَيْخٌ ضَرِيرُ الْبَصَرِ شَاسِعُ الدَّارِ، وَلِي قَائِدٌ فَلَا يُلَازِمُنِي فَهَلْ لِي مِنْ رُخْصَةٍ؟ قَالَ: «تَسْمَعُ النِّدَاءَ؟» قَالَ: نَعَمْ قَالَ: «مَا أَجِدُ لَكَ مِنْ رُخْصَةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1478: Nashar bin Marzuq menceritakannya kepada kami, Asad menceritakan kepada kami, Syaiban Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Ashim bin Abu An-Najud. dari Abu Razin, dari Ibnu Ummu Maktum. Muhammad bin Al Hasan bin Tasnim - yaitu Ibnu Bakar- menceritakannya kepada kami, Hammad bin Salamah mengabarkan kepada kami dari Ashim, dari Abu Razin, dari Abduilah bin Ummu Maktum, ia berkata, "Aku berkata: 'Wahai RasuiuIJah, aku adalah orang buta dan rumahku jauh, aku mempunyai penunjuk jaian yang tidak selalu mendampingiku, apakah ada keringanan untukku?' Beliau menjawab, 'Kamu mendengar adzan?' Ia menjawab, 'Ya'. Beliau berkata, "Aku tidak mendapatkan keringanan bagimu'."
Hadits No. : 1479
صحيح ابن خزيمة ١٤٧٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي أَبُو الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَابْنِ عَجْلَانَ وَغَيْرِهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ فِتْيَانِي فَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ، وَآمُرَ فِتْيَانًا فَيَتَخَلَّفُوا إِلَى رِجَالٍ يَتَخَلَّفُونَ عَنِ الصَّلَاةِ فَيُحَرِّقُونَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ، وَلَوْ عَلِمَ أَحَدُهُمْ أَنَّهُ يُدْعَى إِلَى عَظْمٍ، إِلَى ثَرِيدٍ أَيْ لَأَجَابَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1479: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Abu Az-Zinad menceritakan kepadaku dari Al A'raj, dari Abu Hurairah dan Ibnu Ajian serta lainnya, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sungguh aku sangat ingin memerintahkan beberapa orang pemuda untuk mendirikan shalat dan memerintahkan beberapa orang pemuda untuk mendatangi orang-orang yang tidak shalat berjamaah, lalu membakar rumah-rumah mereka. Jika salah seorang di antara mereka diundang untuk makan daging dan bubur, pasti ia memenuhinya'."
Hadits No. : 148
صحيح ابن خزيمة ١٤٨: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ، نا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَغَرَفَ غَرْفَةً فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، ثُمَّ غَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ وَجْهَهُ، ثُمَّ غَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى، وَغَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى، وَغَرَفَ غَرْفَةً فَمَسَحَ رَأْسَهُ وَبَاطِنَ أُذُنَيْهِ وَظَاهِرَهُمَا وَأَدْخَلَ أُصْبُعَيْهِ فِيهِمَا، وَغَرَفَ غَرْفَةً فَغَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى، وَغَرَفَةً فَغَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 148: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Ibnu Idris menceritakan kepada kami, Ibnu Ajian mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam dari Atha' bin Yasar dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu lalu menciduk air satu cidukan, beliau berkumur dan menghirup air ke hidung. Kemudian menciduk air satu cidukan, beliau membasuh wajah, kemudian menciduk air satu cidukan, beliau membasuh tangan kanan. Beliau menciduk air satu cidukan lalu membasuh tangan kiri. Beliau menciduk satu cidukan lalu mengusap kepala, bagian dalam dan luar kedua telinga, beliau memasukkan dua jari ke dalamnya. Beliau menciduk air lagi satu cidukan lalu membasuh kaki kanan dan air satu cidukan lagi beliau membasuh kaki kiri.” 253. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Hasan,
Hadits No. : 1480
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٠: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَمَّا خَبَرُ ابْنِ عَجْلَانَ الَّذِي أَرْسَلَهُ ابْنُ عُيَيْنَةَ فَإِنَّمَا رَوَاهُ ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ناه بُنْدَارٌ، حَدَّثَنِي صَفْوَانُ، وَأَبُو عَاصِمٍ قَالَا: ثنا ابْنُ عَجْلَانَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1480: Abu Bakar berkata, "Adapun hadits Ibnu Ajian yang diriwayatkan secara mursal oleh Ibnu Uyainah, sesungguhnya telah diriwayatkan oleh Ibnu Ajian, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Bundar menceritakannya kepada kami, Shafwan dan Abu Ashim menceritakan kepadaku, keduanya berkata: Ibnu Ajian menceritakan kepada kami, lalu ia menyebutkan redaksi haditsnya.
Hadits No. : 1481
صحيح ابن خزيمة ١٤٨١: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنِ الْمَسْعُودِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْأَقْمَرِ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «لَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلَّا مُنَافِقٌ بَيِّنٌ نِفَاقُهُ، وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُهَادَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِي الصَّفِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1481: Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Al Mas'udi, dari Ali bin Al Aqmar, dari Abu Al Ahwash, dari Abdullah, ia berkata, "Sesungguhnya kamu telah mengetahui kami dan orang yang tidak mengikuti shalat jamaah kecuali ia adalah orang munafik yang benar-bernar kemunafikannya. Kamu juga telah mengetahui kami bahwa seseorang tertahan di antara dua orang sehingga ia berdiri di dalam barisan shalat."
Hadits No. : 1482
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٢: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا ابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ وَالْفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا، وَإِنِّي لَأَهِمُّ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ، ثُمَّ آخُذُ حُزَمَ النَّارِ فَأُحَرِّقُ عَلَى أُنَاسٍ يَتَخَلَّفُونَ عَنِ الصَّلَاةِ بُيُوتَهُمْ» ، هَذَا حَدِيثُ ابْنِ نُمَيْرٍ وَفِي حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ قَالَ: «لَقَدْ هَمَمْتُ» ، وَقَالَ: «ثُمَّ آمُرُ رَجُلًا فَيُصَلِّي بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقُ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ، فَأُحَرِّقُ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1482: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Numair menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dan Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya shalat yang sangat berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya yang terakhir dan shalat Subuh, jika mereka mengetahui apa yang terdapat pada keduanya niscaya mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak dan sungguh aku sangat ingin memerintahkan shalat. Lalu didirikan dan aku memerintahkan seorang laki-laki mengimami shalat, lalu aku mengambil seikat kayu bakar kemudian membakar semua rumah orang-orang yang tidak mengikuti shalat berjamaah.' Ini adalah hadits Ibnu Numair. Di dalam hadits Abu Mu'awiyah. ia menyebutkan, "Sungguh aku sangat ingin." Dan menyebutkan, "Lalu aku perintahkan seorang laki-laki untuk mengimami shalat dengan orang-orang, lalu berangkat bersamaku orang-orang yang semuanya memegang seikat kayu bakar kepada kaum yang tidak mendatangi shalat berjamaah, kemudian aku membakar rumah-rumah mereka dengan api."
Hadits No. : 1483
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي الثَّقَفِيَّ قَالَ: سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ نَافِعًا يُحَدِّثُ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ، كَانَ يَقُولُ: «كُنَّا إِذَا فَقَدْنَا الْإِنْسَانَ فِي صَلَاةِ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ وَالصُّبْحِ أَسَأْنَا بِهِ الظَّنَّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1483: Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab -yaitu Ats-Tsaqafi- menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Yahya bin Sa'id berkata. Aku mendengar Nafi, menceritakan hadits dari Abdullah bin Umar ia berkata, "Apabila kami tidak melihat seseorang shalat Isya yang terakhir dan shalat Subuh maka kami telah berburuk sangka padanya."
Hadits No. : 1484
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٤: نا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، حَدَّثَنِي زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ، عَنِ السَّائِبِ بْنِ حُبَيْشٍ الْكَلَاعِيِّ، ح، وَثنا عَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا عَبْدُ الصَّمَدِ، نا زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ، نا السَّائِبُ بْنُ حُبَيْشٍ الْكَلَاعِيُّ، عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمَرِيِّ قَالَ: قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ: أَيْنَ مَسْكَنُكَ؟ قُلْتُ قَرْيَةٌ دُونَ حِمْصَ قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا مِنْ ثَلَاثَةِ نَفَرٍ فِي قَرْيَةٍ، وَلَا بَدْوٍ، فَلَا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ، فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ» ، وَقَالَ الْمَسْرُوقِيُّ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «إِنَّ الذِّئْبَ يَأْخُذُ الْقَاصِيَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1484: Musa bin Abdurrahman Al Masruq menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Za'idah bin Qudamah menceritakan kepadaku dari As-Sa'ib bin Hubaisy Al Kala'i (Ha') Ali bin Muslim menceritakan kepada kami, Abdush-Shamad menceritakan kepada kami, Za'idah bin Qadamah menceritakan kepada kami, As-Saib bin Hubaisy Al Kala'i menceritakan kepada kami dari Ma'dan bin Abu Thalhah Al Ya'mari. ia berkata, "Abu Ad-Darda' bertanya, "Dimana tempat tinggalmu?" Aku menjawab. "Di perkampungan dekat Himsh." Abu Darda berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda 'Tidaklah tiga orang yang tinggal di perkampungan atau di pegunungan tidak mendirikan shalat di tengah-tengah mereka melainkan syetan memperdayai mereka. Shalatlah berjamaah, sesungguhnya serigala memakan kambing yang terpisah dari kelompoknya'." Masruq berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 'Sesungguhnya serigala mengambil kambing yang terpisah dari kelompoknya'."
Hadits No. : 1485
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، ثنا قَبِيصَةُ، ثنا وَرْقَاءُ بْنُ عُمَرَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: وُثِيَتْ رِجْلُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَدَخَلْنَا عَلَيْهِ، فَوَجَدْنَاهُ جَالِسًا فِي حُجْرَةٍ لَهُ بَيْنَ يَدَيْهِ غُرْفَةٌ قَالَ: فَصَلَّى جَالِسًا، فَقُمْنَا خَلْفَهُ فَصَلَّيْنَا، فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ قَالَ: «إِذَا صَلَّيْتُ جَالِسًا فَصَلُّوا جُلُوسًا، وَإِذَا صَلَّيْتُ قَائِمًا صَلُّوا قِيَامًا، وَلَا تَقُومُوا كَمَا تَقُومُ فَارِسُ لِجَبَّارِيهَا وَمُلُوكِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1485: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami dengan hadits yang aneh dan aneh, Qabishah menceritakan kepada kami, Warqa' bin Umar menceritakan kepada kami dari Manshur. dari Salim bin Abu Al Ja'd dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Kaki Rasulullah sakit maka kami menjenguk beliau, lalu kami mendapatkan beliau sedang duduk di kamarnya yang terletak dihadapan dengan kamar lain." Perawi bercerita, "Beliau shalat sambil duduk, maka kami berdiri di belakangnya dan kami shalat. Tatkala selesai shalat beliau berkata, 'Apabila aku shalat sambil duduk maka shalatlah sambil duduk, apabila aku shalat sambil berdiri maka shalatlah sambil berdiri, dan janganlah berdiri sebagaimana bangsa Persia berdiri untuk menghormati penguasa dan raja-rajanya'."
Hadits No. : 1486
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٦: نا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ وَهُوَ ابْنُ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «لَمْ يَخْرُجْ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثًا، فَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَذَهَبَ أَبُو بَكْرٍ يُصَلَّى بِالنَّاسِ، فَرَفَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحِجَابَ فَمَا رَأَيْنَا مَنْظَرًا أَعْجَبَ إِلَيْنَا مِنْهُ، حَيْثُ وَضَحَ لَنَا وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَوْمَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ أَنْ تَقَدَّمْ، وَأَرْخَى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحِجَابَ فَلَمْ نُوَصَّلْ إِلَيْهِ حَتَّى مَاتَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا الْخَبَرُ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي كُنْتُ أَعْلَمْتُ أَنَّ الْإِشَارَةَ الْمَفْهُومَةَ مِنَ النَّاطِقِ قَدْ تَقُومُ مَقَامَ الْمَنْطِقِ إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْهَمَ الصِّدِّيقَ بِالْإِشَارَةِ إِلَيْهِ أَنَّهُ أَمَرَهُ بِالْإِمَامَةِ فَاكْتَفَى بِالْإِشَارَةِ إِلَيْهِ عِنْدَ النُّطْقِ بِأَمْرِهِ بِالْإِقَامَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1486: Imran bin Musa Al Qazzaz menceritakan kepada kami dengan hadits yang aneh dan aneh, Abdul Warits menceritakan kepada kami, Abdul Aziz -yaitu Ibnu Shuhaib- menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah tidak keluar menemui kami selama tiga hari, maka shalat tetap didirikan dan Abu Bakar shalat mengimami orang-orang, lalu Nabi menyingkap tirai dan tidaklah kami melihat pemandangan yang paling menakjubkan darinya, sebab saat itu wajah Rasulullah sangat jelas terlihat bagi kami, Kemudian Rasulullah memberikan isyarat kepada Abu Bakar agar maju kedepan dan Nabiyullah memberi tanda dengan menutup tirai tersebut. Setelah itu kami tidak pernah melihatnya kembali sampai beliau meninggal dunia." Abu Bakar berkata, "Hadits ini adalah termasuk dari bentuk hadits yang telah jelaskan bahwa isyarat yang dapat dipahami dari orang yang memberikan perintah dengan ucapan sama kedudukannya dengan perintah yang diucapkan, sebab Nabi telah memberikan pemahaman kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan memberikan isyarat kepadanya untuk menjadi imam, maka cukup dengan memberikan isyarat kepadanya ketika memerintahkan perkara tersebut dengan iqamah."
Hadits No. : 1487
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٧: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا شُعَيْبٌ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، ح، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، نا أَبِي، وَشُعَيْبٌ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، وَنَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عُثْمَانَ التَّمِيمِيِّ، عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، أَنَّهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ مَشَى إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَصَلَّاهَا مَعَ الْإِمَامِ، غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1487: Ar-Rabi' bin Sulaiman Al Muradi menceritakan kepada kami, Syu'aib menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami (Ha') dan Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, ayahku dan Syu'aib menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al-Laits mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib, dari Abdullah bin Abu Salamah dan Nafi' bin Jubair bin Muth'im, dari Mu'adz bin Abdurrahman bin Utsman At-Tamimi dari Humran maula Utsman bin Affan, dari Utsman bin Affan, ia berkata. "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian pergi menunaikan shalat fardhu lalu ia mengerjakannya bersama imam niscaya diampuni dosa-dosanya."
Hadits No. : 1488
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٨: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح، وَثنا الدَّوْرَقِيُّ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَ: ثنا الْأَعْمَشُ، ح، وَثنا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، ح، وَثنا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ ذَكْوَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ أَحَدِكُمْ فِي جَمَاعَةٍ تَزِيدُ عَلَى صَلَاتِهِ وَحْدَهُ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ بِبِضْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً، وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ لَا يُرِيدُ غَيْرَهَا، لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً» ، هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ، وَقَالَ أَبُو مُوسَى: أَوْ حَطَّ عَنْهُ، وَقَالَ بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، وَالدَّوْرَقِيُّ: وَحَطَّ عَنْهُ، وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ: حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1488: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Al A'masy (Ha') Ad-dauraqi dan Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Al A'masy, Ad-Dauraqi berkata: Al A'masy menceritakan kepada kami (Ha') Bundar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Sulaiman (Ha') Bisyir bin Khalid Al Askari menceritakan kepada kami, Muhammad -yaitu Ibnu Ja'far- menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Sulaiman, dari Dzakwan, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Shalatnya seseorang di antara kamu dengan berjamaah lebih utama lebih dua puluh derajat dari shalatnya sendirian di rumah dan di pasar. Begitu pula, salah seorang di antara kamu apabila ia berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu pergi mengerjakan shalat dengan tidak mengharapkan selain itu niscaya tidaklah ia melangkahkan kakinya kecuali Allah akan mengangkat derajatnya dan menghapuskan kesalahan-kesalahannya." Ini adalah hadits Bundar. Abu Musa menyebutkan, "Atau dihapuskan darinya." Bisyir bin Khalid dan Salam bin Junadah serta Ad-Dauraqi menyebutkan, "Dan dihapuskan darinya." Ad-Dauraqi berkata, "Sampai ia masuk ke dalam masjid."
Hadits No. : 1489
صحيح ابن خزيمة ١٤٨٩: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، نا شُعَيْبٌ، ثنا اللَّيْثُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَتَوَضَّأُ أَحَدُكُمْ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ وَيُسْبِغُهُ، ثُمَّ يَأْتِي الْمَسْجِدَ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ فِيهِ، إِلَّا تَبَشْبَشَ اللَّهُ إِلَيْهِ كَمَا يَتَبَشْبَشُ أَهْلُ الْغَائِبِ بِطَلْعَتِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1489: Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Syu'aib menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Sa'id bin Abu Sa'id, dari Abu Ubaidah, dari Sa'id bin Yasar bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah salah seorang di antara kamu berwudhu dan memperbaiki wudhunya serta menyempurnakannya lalu pergi ke masjid dengan niat hanya untuk shalat maka Allah akan tersenyum kepadanya sebagaimana halnya keluarga yang ditinggalkan tersenyum dengan kedatangannya (setelah beberapa lama pergi)'."
Hadits No. : 149
صحيح ابن خزيمة ١٤٩: نا صَالِحُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ الْمِصْرِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْهَادِ وَهُوَ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيَاشِيمِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 149: Shalih bin Abdurrahman bin Amr bin Al Harits Al Mishri dan Ahmad bin Abdullah bin Abdurrahman Al Barqi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub mengabarkan kepada kami, Abu Al Had -ia adalah Yazid bin Abdullah- mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Ibrahim dari Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bila salah seorang di antara kamu bangun dari tidur, wudhulah, lalu hiruplah air ke hidung tiga kali, karena syetan bermalam di atas batang hidungnya.”254
Hadits No. : 1490
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٠: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي عُشَّانَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ يُحَدِّثُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «إِذَا تَطَهَّرَ الرَّجُلُ، ثُمَّ مَرَّ إِلَى الْمَسْجِدِ يَرْعَى الصَّلَاةَ، كَتَبَ لَهُ كَاتِبُهُ، - أَوْ كَاتِبَاهُ - بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الْمَسْجِدِ عَشْرَ حَسَنَاتٍ، وَالْقَاعِدُ يَرْعَى لِلصَّلَاةِ كَالْقَانِتِ، وَيُكْتَبُ مِنَ الْمُصَلِّينَ، مِنْ حَيْثُ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ حَتَّى يَرْجِعَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1490: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku dari Abu Usysyanah bahwa ia mendengar Uqbah bin Amir Al Juhani menceritakan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Apabila seseorang telah bersuci kemudian pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat niscaya ditulis baginya oleh malaikat pencatat -dua malaikat pencatat- pada setiap langkahnya menuju masjid dengan sepuluh kebaikan dan orang yang duduk menunggu waktu shalat bagaikan orang yang patuh kepada Allah serta akan ditulis dari orang-orang yang mengerjakan shalat sejak mulai keluar dari ramahnya sampai ia kembali."
Hadits No. : 1491
صحيح ابن خزيمة ١٤٩١: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ الْمِصْرِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ، أَنَّ أَبَا يُونُسَ وَهُوَ سُلَيْمُ بْنُ جُبَيْرٍ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " كُلُّ نَفْسٍ كُتِبَ عَلَيْهَا الصَّدَقَةُ كُلَّ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ، فَمِنْ ذَلِكَ: أَنْ تَعْدِلَ بَيْنَ الِاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَأَنْ تُعِينَ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ وَتَحْمِلَهُ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ، وَتُمِيطُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ، وَمِنْ ذَلِكَ أَنْ تُعِينَ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ وَتَحْمِلَهُ عَلَيْهَا، وَتُرْفَعَ مَتَاعَهُ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ خُطْوَةٍ تَمْشِي بِهَا إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1491: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi Al Mishri menceritakan kepada kami, lbnu Wahab menceritakan kepada kami dari Amr bin Al Harits bahwa Abu Yunus -yaitu Sulaim bin Jubair- menceritakan hadits kepadanya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 'Setiap jiwa telah ditulis atasnya sedekah setiap hari selama matahari terbit, di antaranya: mendamaikan antara dua orang adalah sedekah, menolong seseorang dengan binatang tunggangannya dan membawanya di atasnya adalah sedekah, menghilangkan bahaya dari jalan adalah sedekah, di antaranya juga yaitu menolong seseorang dengan binatang tunggangannya dan membawanya serta menaikkan barang-barangnya di atas tunggangannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah dan setiap langkah menuju shalat adalah sedekah."
Hadits No. : 1492
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٢: نا الْحُسَيْنُ، ثنا ابْنُ الْمُبَارَكِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ خُطْوَةٍ تَمْشِيهَا إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1492: Al Husain menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak menceritakan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Kata-kata yang baik adalah sedekah dan setiap langkah menuju shalat adalah sedekah."
Hadits No. : 1493
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٣: نا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكِيمِ بْنِ أَعْيَنَ، بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، ثنا أَبِي، ثنا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ يَعْقُوبَ، عَنْ قَيْسِ بْنِ رَافِعٍ الْقَيْسِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو، مَرَّ بِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَهُوَ قَائِمٌ عَلَى بَابِهِ يُشِيرُ بِيَدِهِ، كَأَنَّهُ يُحَدِّثُ نَفْسَهُ، فَقَالَ لَهُ عَبْدُ اللَّهِ: مَا شَأْنُكَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ تُحَدِّثُ نَفْسَكَ؟ قَالَ: وَمَا لِي أَيُرِيدُ عَدُوُّ اللَّهِ أَنْ يُلْهِيَنِي عَنْ كَلَامٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تُكَابِدُ دَهْرَكَ الْآنَ فِي بَيْتِكَ أَلَّا تَخْرُجَ إِلَى الْمَجْلِسِ فَتُحَدِّثَ، فَأَنَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَانَ ضَامِنًا عَلَى اللَّهِ، وَمَنْ عَادَ مَرِيضًا كَانَ ضَامِنًا عَلَى اللَّهِ، وَمَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ كَانَ ضَامِنًا عَلَى اللَّهِ، وَمَنْ دَخَلَ عَلَى إِمَامٍ يَعُودُهُ كَانَ ضَامِنًا عَلَى اللَّهِ، وَمَنْ جَلَسَ فِي بَيْتِهِ لَمْ يَغْتَبْ أَحَدًا بِسُوءٍ كَانَ ضَامِنًا عَلَى اللَّهِ» ، فَيُرِيدُ عَدُوُّ اللَّهِ أَنْ يُخْرِجَنِي مِنْ بَيْتِي إِلَى الْمَجْلِسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1493: Sa'ad bin Abdullah bin Abdul Hakim bin A'yan menceritakan kepada kami dengan hadits yang aneh dan aneh, ayahku menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa.ad menceritakan kepada kami dari Al Harits bin Ya'qub, dari Qais bin Rafi' Al Qaisi, dari Abdurrahman bin Jubair, dari Abdullah bin Amr bahwa Abdullah bin Amr lewat di dekat Mu'adz bin Jabal yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya sambil memberikan isyarat dengan tangannya seakan-akan ia berbicara dengan dirinya sendiri, maka Abdullah berkata kepadanya. "Kenapa kamu ini wahai Abu Abdurrahman, berbicara dengan dirimu sendiri?" Ia menjawab: "Tidak terjadi apa-apa pada diriku kecuali musuh Allah berusaha memalingkan aku dari sabda Rasulullah yang pernah aku dengar, ia membisikkan, 'Tidak berarti lagi hidupmu sekarang selalu tinggal di rumah mengapa kamu tidak keluar pergi ke majelis untuk menceritakan hadits,' sedangkan aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Barangsiapa berjuang di jalan Allah niscaya dalam perlindungan Allah, barangsiapa menjenguk orang sakit niscaya dalam perlindungan Allah, barangsiapa pergi ke masjid atau kembali darinya niscaya dalam perlindungan Allah, barangsiapa mendatangi imam untuk menjenguknya niscaya dalam lindungan Allah, dan barangsiapa yang duduk di rumahnya dan tidak membicarakan keburukan orang lain niscaya dalam lindungan Allah." Maka musuh Allah berusaha mengeluarkan aku dari rumah untuk pergi ke majlis.
Hadits No. : 1494
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، ح، وَحَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلًا فِي الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1494: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami (Ha') Abdah bin Abdullah Al Khuza'i menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Mutharrif mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dari Atha' Ibnu Yasar, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa pergi ke masjid dan pulang darinya niscaya Allah menyediakan baginya tempat persinggahan di surga setiap kali ia pergi atau pulang'."
Hadits No. : 1495
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٥: نا عَبَّادُ بْنُ يَعْقُوبَ - الْمُتَّهَمُ فِي رَأْيِهِ الثِّقَةُ فِي حَدِيثِهِ - ثنا عَمْرُو بْنُ ثَابِتٍ، وَالْوَلِيدُ بْنُ أَبِي ثَوْرٍ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَى كُلٍّ مِنَ الْإِنْسَانِ صَلَاةٌ كُلَّ يَوْمٍ» ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: هَذَا مِنْ أَشَدِّ مَا أَتَيْتَنَا بِهِ قَالَ: «أَمْرُكَ بِالْمَعْرُوفِ، وَنَهْيُكَ عَنِ الْمُنْكَرِ صَلَاةٌ، وَحَمْلُكَ عَنِ الضَّعِيفِ صَلَاةٌ، وَإِنْحَاؤُكَ الْقَذَرَ عَنِ الطَّرِيقِ صَلَاةٌ، وَكُلُّ خُطْوَةٍ تَخْطُوهَا إِلَى الصَّلَاةِ صَلَاةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1495: Abbad bin Ya'qub -yang dianggap periwayatan haditsnya dipercaya- menceritakan kepada kami, Amr bin Tsabit dan Al Walid bin Abu Tsaur menceritakan kepada kami dari Simak, dari Ikrimah, dari lbnu Abbas, ia berkata "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Kewajiban atas tiap-tiap bagian dari manusia adalah shalat setiap hari'. Maka seorang laki-laki di antara kaum berkata, 'Ini adalah perintah yang paling sulit yang engkau perintahkan kepada kami.' Beliau berkata. 'Kamu memerintahkan yang makruf dan melarang yang munkar adalah shalat, membantu orang yang lemah adalah shalat, membuang kotoran dari jalan adalah shalat dan setiap langkah kakimu untuk shalat adalah shalat'."
Hadits No. : 1496
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٦: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْحَلَبِيُّ الْبَصْرِيُّ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الشِّيرَازِيُّ وَكَانَ ثِقَةً، وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ - يُثْنِي عَلَيْهِ - قَالَ: حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ التَّمِيمِيُّ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لِيَبْشَرِ الْمَشَّاءُونَ فِي الظَّلَامِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1496: Ibrahim bin Muhammad Al Halabi Al Bashri dengan hadits yang aneh dan aneh menceritakan kepada kami, Yahya bin Al Harits Asy-Syirazi -ia adalah orang tepercaya dan Abdullah bin Daud memujinya- menceritakan kepada kami, ia berkata: Zuhair bin Muhammad At.Tamimi menceritakan kepada kami dari Abu Hazim, dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda 'Hendaknya orang yang berjalan di kegelapan malam menuju masjid bergembira dengan cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat'."
Hadits No. : 1497
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٧: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ، ثنا أَبُو غَسَّانَ الْمَدَنِيُّ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بَشِّرِ الْمَشَّائِينَ فِي الظَّلَامِ بِالنُّورِ التَّامِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1497: Ibrahim bin Muhammad menceritakan kepada kami, Yahya bin Al Harits menceritakan kepada kami, Abu Ghassan Al Madani menceritakan kepada kami dari Abu Hazim, dari Sahal bin Sa'ad, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan (menuju masjid) dengan cahaya yang sempurna'."
Hadits No. : 1498
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٨: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيُّ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ، عَنْ أَبِيهِ، نا أَبُو عُثْمَانَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَهَذَا حَدِيثُ عَبَّادٍ قَالَ: كَانَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ بَيْتُهُ أَقْصَى بَيْتٍ بِالْمَدِينَةِ، فَكَانَ لَا تُخْطِئُهُ الصَّلَاةُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَوَجَّعْتُ لَهُ، فَقُلْتُ: يَا فُلَانُ، لَوْ إِنَّكَ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا يَقِيكَ الرَّمَضَ، وَيَرْفَعُكَ مِنَ الْمَوْقِعِ، وَيَقِيكَ هَوَامَّ الْأَرْضِ، فَقَالَ: إِنِّي وَاللَّهِ مَا أُحِبُّ أَنَّ بَيْتِيَ مُطَنَّبٌ بِبَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَحَمَلْتُ بِهِ حَمْلًا حَتَّى أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ قَالَ: فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ، فَذَكَرَ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ، وَذَكَرَ أَنَّهُ يَرْجُو فِي أَمْرِهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ لَكَ مَا احْتَسَبْتَ» ، وَفِي حَدِيثِ الصَّنْعَانِيِّ: فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلَهُ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، لِكَيْمَا يُكْتَبَ أَثَرِي وَرُجُوعِي إِلَى أَهْلِي وَإِقْبَالِي إِلَيْهِ، أَوْ كَمَا قَالَ قَالَ: «أَعْطَاكَ اللَّهُ ذَلِكَ كُلَّهُ، وَأَعْطَاكَ مَا احْتَسَبْتَ أَجْمَعَ» ، أَوْ كَمَا قَالَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1498: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abbad bin Abbad Ai Muhallabi mengabarkan kepada kami dari Ashim, dari Abu Utsman, dari Ubai bin Ka'ab dan Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani meriwayatkan kepada kami, Al Mu'tamir menceritakan kepada kami dari ayahnya. Abu Utsman menceritakan kepada kami dari Ubai bin Ka'ab; dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Sulaiman At-Tamimi, dari Abu Utsman, dari Ubai bin Ka'ab, ini adalah hadits Abbad, ia berkata, "Sesungguhnya ada seorang laki-laki dari kaum Anshar yang rumahnya paling jauh dari kota Madinah namun tidak pernah absen shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka aku merasa kasihan padanya, lalu aku berkata kepadanya, "Wahai Fulan, seandainya kamu membeli keledai yang dapat melindungi diri kamu dari pasir dan mengangkut kamu dari tempatmu serta yang melindungimu dari binatang tanah." Maka ia menjawab, "Demi Allah, aku enggan rumahku berdekatan dengan rumah Muhammad " Perawi bercerita, "Aku merasa sangat terbebani dengan perkataannya itu maka aku mendatangi Nabi dan menceritakan hal itu kepadanya." Perawi bercerita. "Maka beliau memanggilnya dan menanyakannya lalu ia menjawabnya sama seperti itu dan menceritakan bahwa ia mengharapkan pahala dari perbuatannya. Rasulullah berkata kepadanya, 'Sesungguhnya kamu mendapatkan apa yang kamu harapkan'." Di dalam hadits Ash-Shan'ani disebutkan, "Maka aku menceritakan kepada Rasulullah dan beliau bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ia menjawab, 'Wahai Nabiyullah, agar ditulis sebagai pahala bekas telapak kakiku dan kembalinya aku kepada keluargaku serta perginya aku ke masjid' Atau seperti itulah yang diucapkannya. Beliau menjawab, 'Allah akan memberikannya kepadamu semuanya dan akan memberikan semua yang kamu harapkan' Atau seperti itulah beliau bersabda."
Hadits No. : 1499
صحيح ابن خزيمة ١٤٩٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، وَمُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ قَالَا: ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ بُرَيْدٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى، فَأَبْعَدُهُمْ، وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ فِي جَمَاعَةٍ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يُصَلِّيهَا، ثُمَّ يَنَامُ» ، جَمِيعُهَا لَفْظٌ وَاحِدٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1499: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib dan Musa bin Abdurrahman Al Masruqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Buraid, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang pahalanya paling besar di dalam shalat adalah yang paling jauh berjalan kepadanya, kemudian seterusnya yang paling jauh. Dan orang yang menunggu shalat sehingga ia shalat bersama imam dengan berjamaah lebih besar pahalanya dari orang yang mengerjakan shalat kemudian tidur." Semuanya dengan lafazh yang satu.
Hadits No. : 15
صحيح ابن خزيمة ١٥: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ مَنْصُورٍ أَبُو جَعْفَرٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ شَوْكَرِ بْنِ رَافِعٍ الْبَغْدَادِيَّانِ قَالَا: ثنا يَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، ثنا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ الْأَنْصَارِيُّ، ثُمَّ الْمَازِنِيُّ مَازِنُ بَنِي النَّجَّارِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ الْوَهْبِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: قُلْتُ لَهُ: أَرَأَيْتَ وُضُوءَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ لِكُلِّ صَلَاةٍ طَاهِرًا كَانَ أَوْ غَيْرَ طَاهِرٍ عَمَّنْ هُوَ؟ قَالَ: حَدَّثَتْهُ أَسْمَاءُ بِنْتُ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ حَنْظَلَةَ بْنِ أَبِي عَامِرٍ الْغَسِيلَ حَدَّثَهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَمَرَ بِالْوُضُوءِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ طَاهِرًا كَانَ أَوْ غَيْرَ طَاهِرٍ، فَلَمَّا شَقَّ ذَلِكَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ، وَوُضِعَ عَنْهُ الْوُضُوءُ إِلَّا مِنْ حَدَثٍ «وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ يَرَى أَنَّ بِهِ قُوَّةً عَلَى ذَلِكَ فَفَعَلَهُ حَتَّى مَاتَ» هَذَا حَدِيثُ يَعْقُوبَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، غَيْرُ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ مَنْصُورٍ قَالَ: وَكَانَ يَفْعَلُهُ حَتَّى مَاتَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 15: Muhammad bin Manshur Abu Ja’far Al Baghdadi dan Muhammad Ibnu Syaukar bin Rafi’ Al Baghdadi menceritakan kepada kami, keduanya berkata, “Ya’qub —la adalah Ibnu Ibrahim bin Sa’d— menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishaq, Muhammad bin Yahya bin Habban Al Anshari kemudian Al Mazini —Mazin Bani An-Najjar— menceritakan kepada kami dari Ubaidillah bin Umar; Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ahmad bin Khalid Al Wahbi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Ubaidillah bin Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku bertanya kepadanya, “Beritahu aku wudhu Abdullah bin Umar untuk setiap kali akan melaksanakan shalat, baik ia dalam keadaan suci atau tidak, dari — riwayat— siapa ia —melakukan hal seperti itu—?” Ia menjawab, “Asma' binti Zaid bin Al Khaththab menceritakannya, bahwa Abdullah bin Hanzhalah Ibnu Abu Amir Al Ghasil menceritakan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah diperintah untuk berwudhu setiap kali hendak shalat, baik beliau dalam keadaan suci atau tidak. Sewaktu hal itu berat bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau diperintah untuk bersiwak setiap hendak shalat dan perintah wudhu dihapuskan kecuali disebabkan hadats. Abdullah melihat bahwa ia memiliki kekuatan untuk tetap berwudhu setiap hendak shalat. Iapun melakukannya sampai meninggal." Ini hadits Ya’qub bin Ibrahim, hanya saja Muhammad bin Manshur berkata, "la (Abdullah) melakukannya sampai meninggal." 107. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Hasan,
Hadits No. : 150
صحيح ابن خزيمة ١٥٠: نا الزَّعْفَرَانِيُّ، وَزِيَادُ بْنُ يَحْيَى الْحَسَّانِيُّ، وَإِسْحَاقُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ سِنَانٍ الْمَدَائِنِيُّ، وَرِزْقُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، وَالْجَمَاعَةُ قَالُوا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ كَثِيرٍ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي عَنِ الْوُضُوءِ قَالَ: «أَسْبِغِ الْوُضُوءَ، وَخَلِّلِ الْأَصَابِعَ، وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 150: Az-Za’farani, Ziad bin Yahya Al Hassani, Ishaq bin Hatim bin Sinan Al Mada'ini dan Rizqullah bin Musa serta sekelompok orang mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Yahya bin Sulaim menceritakan kepada kami, Isma’il bin Katsir menceritakan kepada kami dari Ashim bin Laqith bin Shabirah dari ayahnya, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang wudhu.” Beliau bersabda, “Sempurnakanlah wudhu, sela-selailah jari dan bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air ke hidung kecuali kamu sedang berpuasa.”255
Hadits No. : 1500
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٠: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ دَرَّاجٍ، حَدَّثَهُ عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا عَلَيْهِ بِالْإِيمَانِ» قَالَ اللَّهُ: {إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ} [التوبة: 18]
Shahih Ibnu Khuzaimah 1500: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahab menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku dari Darraj yang menceritakannya dari Abu Al Haitsam, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kamu melihat seseorang yang selalu pergi ke masjid maka persaksikanlah atas dirinya dengan keimanan. Allah telah berfirman: {Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah}." (Qs. At-Taubah [9]:18)
Hadits No. : 1501
صحيح ابن خزيمة ١٥٠١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يُوَطِّنُ الرَّجُلُ الْمَسَاجِدَ لِلصَّلَاةِ إِلَّا تَبَشْبَشَ اللَّهُ بِهِ مِنْ حِينِ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ كَمَا يَتَبَشْبَشُ أَهْلُ الْغَائِبِ بِغَائِبِهِمْ إِذَا قَدِمَ عَلَيْهِمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1501: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b mengabarkan kepada kami, dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi, dari Sa'id bin Yasar, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidaklah seseorang menandakan tempat di masjid untuk shalat di dalamnya melainkan Allah akan tersenyum kepadanya sejak keluarnya dari rumahnya sebagaimana tersenyumnya keluarga yang ditinggal pergi ketika kedatangannya."
Hadits No. : 1502
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٢: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ الدَّوْرَقِيُّ: ثنا الْأَعْمَشُ قَالَ: سَلْمٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لَا يَنْهَزُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ، لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ، فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ مَا كَانَتِ الصَّلَاةُ هِيَ تَحْبِسُهُ، وَالْمَلَائِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي صَلَّى فِيهِ، فَيَقُولُونَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ، مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1502: Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Ad-Dauraqi berkata: Al A'masy menceritakan kepada kami, Sallam berkata: dari Al A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu berwudhu lalu pergi ke masjid tidak bermaksud kecuali shalat, tidak menginginkan kecuali shalat, maka apabila ia masuk ke masjid maka ia dalam keadaan shalat selama shalat itu mengikatnya, dan para malaikat akan bershalawat atas salah seorang di antara kamu selama ia masih berada di tempat duduknya yang dipergunakan shalat padanya, mereka mendoakan: 'Ya Allah, ampunilah ia, ya Allah, kasihanilah ia, ya Allah, berilah taubat atas dirinya.' Selama tidak berbuat kesalahan di dalamnya, selama tidak berhadats di dalamnya."
Hadits No. : 1503
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٣: نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُوسَى الْفَزَارِيُّ، ثنا إِبْرَاهِيمُ يَعْنِي ابْنَ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، وَالزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَوْنَ ائْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَمْشُونَ عَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا، وَمَا فَاتَكُمْ فَاقْضُوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1503: Ismail bin Musa Al Fazari memberitakan kepada kami, Ibrahim (Ibnu Sa'ad) memberitakan kepada kami dari bapaknya, dari Abu Salmah, dan Az-Zuhri dari Said bin Al Musayyib, dari Abu Hurairah bahwasanya ia pernah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Apabila iqamat telah diserukan, maka janganlah kalian tergesa-gesa untuk pergi menuju ke tempat shalat. Pergi ke tempat shalat tersebut dengan berjalan. Kalian harus tetap tenang (untuk pergi ke tempat shalat). Kerjakan rakaat shalat sedapat kalian. Dan apabila kalian tertinggal, maka qadhalah shalat tersebut."
Hadits No. : 1504
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٤: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ح ثنا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، نا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ قَالَا: ثنا شُعْبَةُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُهَاجِرٍ، عَنْ أَبِي الشَّعْثَاءِ الْمُحَارِبِيِّ قَالَ: كُنَّا مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ فِي الْمَسْجِدِ، فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ، فَقَامَ رَجُلٌ فَخَرَجَ، فَقَالَ: «أَمَّا هَذَا فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» وَقَالَ بُنْدَارٌ: «فَقَدْ خَالَفَ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1504: Bundar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far memberitakan kepada kami, ha, sementara Amr bin Ali menceritakan kepada kami, Yahya (Ibnu Sa'id) memberitakan kepada kami, lalu keduanya (Amr bin Ali dan Yahya) berkata: Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Ibrahim bin Muhajir dari Abu Sya'tsa Al Muharibi bahwasanya ia berkata, "pada suatu ketika, kami sedang bersama Abu Hurairah di dalam masjid, tak lama kemudian seorang muadzin mengumandangkan adzan, lalu ada seorang laki-laki yang keluar dari masjid. Akhirnya Abu Hurairah berkata, 'Ketahuilah sesungguhnya orang yang keluar dari masjid itu telah berbuat maksiat kepada Rasulullah ', "Kemudian Bundar pun berkata, "Laki-laki tersebut telah menyalahi ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. "
Hadits No. : 1505
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا الْأَعْمَشُ، ح وَثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، ثنا شُعْبَةُ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ رَجَاءٍ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، نا شُعْبَةُ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ رَجَاءٍ، ح وَثنا أَبُو عُثْمَانَ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: ثنا وَكِيعٌ قَالَ أَبُو عُثْمَانَ: ثنا فِطْرُ بْنُ خَلِيفَةَ، وَقَالَ سَلْمٌ، عَنْ فِطْرٍ، وَعَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ، عَنْ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ، فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بالسُّنَّةِ، فَإِنْ كَانُوا في السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ فِي الْهِجْرَةِ، فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِنًّا» هَذَا حَدِيثُ أَبِي مُعَاوِيَةَ، وَفِي حَدِيثِ شُعْبَةَ: «أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ، وَأَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً» وَلَيْسَ فِي حَدِيثِهِ: «أَعْلَمَهُمْ بِالسُّنَّةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1505: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi memberitakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami. Al A'masy menceritakan kepada kami, ha, sedangkan Harun bin Ishak menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Ismail bin Raja, ha, Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami, Yazid (Ibnu Zurai') menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, Ismail bin Raja memberitakan kepada kami, hay sementara itu, Ya'kub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Ibnu Aliyah menceritakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, Ismail bin Raja memberitakan kepada kami, ha, Abu Utsman dan Salam bin Junadah memberitakan kepada kami, kemudian kedua orang tersebut (Abu Utsman dan Salam bin Junadah) berkata, "Waki' memberitakan kepada kami", Abu Utsman berkata, "Fithr bin Khalifah memberitakan kepada kami." Salam berkata, "Kami menerima hadits itu dari Fithr, dari Ismail bin Raja', dari Aus bin Sham'aj, dan dari Ibnu Mas'ud bahwasanya ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Orang yang paling layak menjadi imam untuk kaumnya adalah orang yang paling pintar bacaan Al Qur'annya. Apabila bacaan Al Qur'an mereka sama, maka orang yang paling mengetahui tentang sunnah di antara merekalah yang paling layak menjadi imam. Apabila pengetahuan mereka tentang Sunnah sama, maka orang yang paling dahulu berhijrah ke kota Madinah di antara merekalah yang paling layak menjadi imam. Apabila hijrah mereka ke kota Madinah sama, maka orang yang lebih tua di antara merekalah yang paling layak menjadi imam." Hadits ini adalah hadits dari Abu Mu'awiyah. Sedangkan dalam hadits Syu'bah disebutkan: "(Orang yang paling berhak menjadi imam untuk kaumnya) adalah orang yang paling baik bacaan Al Qur'annya dan orang yang paling dahulu membacanya di antara mereka." Bukan "yang paling tahu tentang Sunnah".
Hadits No. : 1506
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٦: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا شُعْبَةُ، حَدَّثَنِي قَتَادَةُ، وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، وَهِشَامٍ، وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، وَهِشَامٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانُوا ثَلَاثَةً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَحَدُهُمْ، وَأَحَقُّهُمْ بِالْإِمَامَةِ أَقْرَؤُهُمْ» نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الْغَفَّارِ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ، ثنا شُعْبَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ بِنَحْوِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1506: Bundar memberitakan kepada kami, Yahya bin Said memberitakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, Qatadah menceritakan kepadaku, Bundar menceritakan kepada kami, sementara itu, Ibnu Abi 'Adi menceritakan kepada kami dari Sa'id dan Hisyam dari Qatadah dari Abu Nadhrah, dari Abu Said Al Khudri, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila ada tiga orang, maka sebaiknya salah seorang di antara mereka menjadi imam. Sedangkan orang yang paling berhak menjadi imam di antara mereka adalah orang yang paling baik bacaan Al Qur'annya." Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdul Ghaffar bin Ubaidillah menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dengan isnad seperti ini.
Hadits No. : 1507
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٧: نا أَبُو عَمَّارٍ الْحَسَنُ بْنُ حُرَيْثٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ عَطَاءٍ مَوْلَى أَبِي أَحْمَدَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْثًا وَهُمْ نَفَرٌ، فَدَعَاهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَاذَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ» ؟ فَاسْتَقْرَأَهُمْ حَتَّى مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنْهُمْ وَهُوَ مِنْ أَحْدَثِهِمْ سِنًّا قَالَ: «مَاذَا مَعَكَ يَا فُلَانُ؟» قَالَ: مَعِي كَذَا وَكَذَا، وَسُورَةُ الْبَقَرَةِ قَالَ: «مَعَكَ سُورَةُ الْبَقَرَةِ؟» قَالَ: نَعَمْ قَالَ: «اذْهَبْ، فَأَنْتَ أَمِيرُهُمْ» ، فَقَالَ رَجُلٌ هُوَ مِنْ أَشْرَفِهِمْ: وَالَّذِي كَذَا وَكَذَا، يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا مَنَعَنِي أَنْ أَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ إِلَّا خَشْيَةَ أَنْ لَا أَقُومَ بِهِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَعَلَّمِ الْقُرْآنَ فَاقْرَأْهُ، وَارْقُدْ؛ فَإِنَّ مَثَلَ الْقُرْآنِ لِمَنْ تَعَلَّمَهُ فَقَرَأَهُ وَقَامَ بِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ مَحْشُوٍّ مِسْكًا، يَفُوحُ رِيحُهُ عَلَى كُلِّ مَكَانٍ، وَمَنْ تَعَلَّمَهُ وَرَقَدَ وَهُوَ فِي جَوْفِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ أُوكِئَ عَلَى مِسْكٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1507: Abu Ammar Al Hasan bin Huraits memberitakan kepada kami, Fadhl bin Musa memberitakan kepada kami dari Abdul Hamid bin Ja'far dari Said Al Maqburi dari 'Atha, budak Abu Ahmad dan dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus beberapa orang sahabat ke suatu daerah, kemudian beliau memanggil mereka untuk membacakan beberapa ayat Al Qur'an di hadapan beliau seraya berkata: "Ayat Al Our'an apa saja yang telah kamu hapal?" hingga akhirnya beliau menemui salah seorang di antara sahabat tersebut yang lebih muda usianya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya: "Ayat Al Qur'an apa saja yang telah kamu hapal wahai anakku?" Kemudian anak muda tersebut menjawab: "Wahai Rasulullah, saya sudah menghapal ayat ini, ayat itu, dan juga surat Al Baqarah." Lalu Rasulullah bertanya lagi kepadanya: "Benarkah kamu telah menghapal surat Al Baqarah wahai anakku?" Anak muda itu menjawab: "Benar wahai Rasulullah, saya telah menghapalnya." Kemudian Rasulullah berkata kepadanya: "Kalau begitu pergilah dan kamu menjadi pemimpinnya!" Tiba-tiba seorang laki-laki —dan laki-laki tersebut ternyata adalah orang yang paling mulia di antara utusan tersebut— berkata: "Demi Allah wahai Rasulullah, sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk mempelajari Al Qur'an hanya saja aku takut tidak dapat mengamalkannya." Mendengar pernyataan laki-laki itu, akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pelajarilah Al Qur'an! Bacalah ia dan (setelah itu) tidurlah! Sesungguhnya perumpamaan Al Qur'an bagi orang yang mempelajari, lalu membaca, dan mengamalkannya itu laksana sebuah kantong yang berisikan minyak wangi yang mana aromanya semerbak pada setiap tempat. Dan barangsiapa mempelajari Al Qur'an dan tertidur, sedangkan hapalan Al Qur'an itu ada di dalam rongganya, maka hal itu laksana sebuah kantong yang disandarkan pada minyak wangi."
Hadits No. : 1508
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٨: أنا أَبُو الْخَطَّابِ زِيَادُ بْنُ يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ قَالَا: ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَا: ثنا خَالِدٌ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ - وَهَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ - قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَصَاحِبٌ لِي، فَلَمَّا أَرَدْنَا الْإِقْفَالَ قَالَ لَنَا: «إِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَأَذِّنَا، ثُمَّ أَقِيمَا، ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا» زَادَ الدَّوْرَقِيُّ فِي حَدِيثِهِ: قَالَ: فَقُلْتُ لِأَبِي قِلَابَةَ: فَأَيْنَ الْقِرَاءَةُ؟ قَالَ: كَانَا مُتَقَارِبَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1508: Abu Al Khatib Ziyad bin Yahya dan Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani memberitakan kepada kami, lalu mereka berdua berkata, "Yazid bin Zurai telah menceritakan sebuah hadits kepada kami," ha, Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami," Abdul Wahhab memberitakan kepada kami, kemudian mereka berdua berkata, "Khalid menceritakan sebuah hadits kepada kami, ha, Ya'kub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Ibnu Aliyah menceritakan kepada kami dari Khalid Al Hazzai, dari Abu Qalaba dari Malik bin Al Huwairist —dan ini adalah hadits Bundar— yang telah berkata: Suatu hari, aku dan temanku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika kami ingin menutup pintu, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada kami: "Apabila telah datang waktu shalat, maka kumandangkanlah adzan dan iqamat, setelah itu, salah seorang yang lebih tua usianya di antara kamu berdua menjadi imam." Ad-Dauraqi menambahkan dalam haditsnya: Aku bertanya kepada Abu Qilabah: "Siapakah yang lebih baik bacaan Al Qur'annya di antara kedua orang tersebut?" Abu Qilabah menjawab: "Keduanya sama-sama baik."
Hadits No. : 1509
صحيح ابن خزيمة ١٥٠٩: أنا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ الْوَاسِطِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَا: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ: «أَنَّ الْمُهَاجِرِينَ، لَمَّا قَدِمُوا الْمَدِينَةَ، نَزَلُوا إِلَى جَنْبِ قُبَاءَ، حَضَرَتِ الصَّلَاةُ، أَمَّهُمْ سَالِمٌ مَوْلَى أَبِي حُذَيْفَةَ، وَكَانَ أَكْثَرَهُمْ قُرْآنًا، مِنْهُمْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الْأَسْدِ» هَذَا حَدِيثُ أَحْمَدَ بْنِ سِنَانٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1509: Ahmad bin Sinan Al Wasithi dan Ali bin Munzir memberitakan kepada kami, kemudian kedua orang itu berkata, "Abdullah bin Numair telah memberitakan kepada kami dari Ubaidillah, dari Nafi', dan dari Ibnu Umar, bahwasanya ketika orang- orang muhajirin datang ke kota Madinah, maka mereka singgah sejenak di desa Quba, tak lama kemudian masuk waktu shalat, lalu Salim, seorang sabahat yang banyak menghapal Al Qur'an dan budak Abu Huzaifah maju menjadi imam shalat. Di antara sahabat yang menjadi makmumnya adalah Umar bin Al Khtathab dan Abu Salama bin Abdul Asad." Ini adalah hadits riwayat Ahmad bin Sinan.
Hadits No. : 151
صحيح ابن خزيمة ١٥١: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ عَامِرِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، أَنَّهُ «تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، وَاسْتَنْشَقَ ثَلَاثًا، وَمَضْمَضَ ثَلَاثًا، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأُذُنَيْهِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا، وَرِجْلَيْهِ ثَلَاثًا، وَخَلَّلَ لِحْيَتِهِ وَأَصَابِعَ الرِّجْلَيْنِ» . وَقَالَ: «هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 151: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Khalaf bin Al Walid menceritakan kepada kami, lsra'il menceritakan kepada kami dari Amir bin Syaqiq dari Syaqiq bin Salamah dari Utsman bin Affan bahwa ia berwudhu, membasuh wajah tiga kali, menghirup air ke dalam hidung tiga kali, berkumur tiga kali, mengusap kepala dan kedua telinga luar dalam serta kedua kaki tiga kali, menyela-nyela jenggot dan jari-jari kedua kaki. Ia berkata, “Seperti inilah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu.” 256. Zubair 'Ali Zai : Al Hafidh Berkata Dalam At Talkhish: Abdullah bin Ahmad Berkata Dari Bapaknya: Tidak Ada Sesuatu Yang Shahih Dari Menyela-Nyela Jenggot. Dan Ibnu Abu Hatim Berkata Dari Bapaknya: Tidak Ada Sesuatu pun Yang Tsabat Dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Mengenai Menyela-Nyela Jenggot.,
Hadits No. : 1510
صحيح ابن خزيمة ١٥١٠: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ أَيُّوبَ قَالَ: ثنا عَمْرُو بْنُ سَلَمَةَ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا إِسْمَاعِيلُ، نا أَيُّوبُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سَلَمَةَ قَالَ: كُنَّا عَلَى حَاضِرٍ، فَكَانَ الرُّكْبَانُ يَمُرُّونَ بِنَا رَاجِعِينَ مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَدْنُو مِنْهُمْ، فَأَسْمَعُ حَتَّى حَفِظْتُ قُرْآنًا قَالَ: وَكَانَ النَّاسُ يَنْتَظِرُونَ بِإِسْلَامِهِمْ فَتْحَ مَكَّةَ، فَلَمَّا فُتِحَتْ، جَعَلَ الرَّجُلُ يَأْتِيهِ فَيَقُولُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَا وَافِدُ بَنِي فُلَانٍ، وَجِئْتُكَ بِإِسْلَامِهِمْ، فَانْطَلَقَ أَبِي بِإِسْلَامِ قَوْمِهِ، فَلَمَّا رَجَعَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَدِّمُوا أَكْثَرَهُمْ قُرْآنًا» قَالَ: فَنَظَرُوا وَأَنَا لَعَلَى حُوَّاءٍ، - قَالَ الدَّوْرَقِيُّ حُوَّاءٍ عَظِيمٍ، وَقَالَ أَبُو هَاشِمٍ حُوَّاءٍ -، وَقَالَا: فَمَا وَجَدُوا فِيهِمْ أَحَدًا أَكْثَرَ قُرْآنًا مِنِّي، فَقَدَّمُونِي وَأَنَا غُلَامٌ، فَصَلَّيْتُ بِهِمْ وَعَلَيَّ بُرْدَةٌ لِي، فَكُنْتُ إِذَا رَكَعْتُ أَوْ سَجَدْتُ فَتَبْدُو عَوْرَتِي، فَلَمَّا صَلَّيْنَا تَقُولُ لَنَا عَجُوزٌ دَهْرِيَّةٌ: غَطُّوا عَنَّا اسْتَ قَارِئِكُمْ قَالَ: فَقَطَعُوا لِي قَمِيصًا قَالَ: أَحْسَبُهُ قَالَ: مِنْ مَعْقِدِ النَّحْرَيْنِ، فَذَكَرَ أَنَّهُ فَرِحَ بِهِ فَرَحًا شَدِيدًا قَالَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَ: «لِيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قُرْآنًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1510: Ya'kub bin Ibrahim memberitakan kepada kami, Ibnu 'Aliyah memberitakan kepada kami dari Ayub. Bahwasanya Ayub pernah berkata: Amru bin Salamah telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, ha, Abu Hasyim Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami, Ayub memberitakan kepada kami dari Amru bin Salama bahwasanya ia berkata: Suatu hari kami sedang duduk-duduk ketika beberapa orang yang baru saja menemui Rasulullah berjalan melewati kami. Lalu sengaja aku mendekati mereka dan mendengarkan hingga aku hapal sebuah ayat Al Qur'an. Pada saat itu, para sahabat menanti masuk Islamnya mereka di saat hari pembebasan kota Makkah (fathu Makkah). Ketika kota Makkah telah dibebaskan, maka seorang laki-laki datang menemui Rasulullah dan berkata: "Wahai Rasulullah, saya adalah utusan dari kaum si Fulan dan saya datang membawa mereka untuk menyatakan Islam kepadamu." Kemudian ayahku pergi untuk mengislamkan kaumnya. Ketika kembali, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Utamakanlah orang yang paling banyak hapalan Al Qur'annya di antara mereka (untuk menjadi imam)." Lalu kaumku menoleh kepadaku. Ad-Dauraqi berkata: "Hawa yang agung". Abu Hasyim berkata: "Hawa". Setelah itu Ad-Dauraqi dan Abu Hasyim berkata: "Orang-orang tersebut tidak menemukan seorang pun yang paling banyak hapalan Al Qur'annya daripada diriku. Akhirnya aku yang masih kecil diperintahkan untuk maju menjadi imam. Lalu aku menjadi imam shalat kaumku. Saat itu aku mengenakan pakaian sempit yang mana jika aku ruku atau sujud, maka auratku akan terlihat. Ketika kami sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba seorang nenek tua berkata kepada kami: "Tutuplah bokong imam shalat kalian!" Lalu mereka memotong sehelai kain untuk menutupi bokongku. Ad-Dauraqi berkata: "Yang layak menjadi imam kalian adalah orang yang paling banyak hapalan Al Qur'annya."
Hadits No. : 1511
صحيح ابن خزيمة ١٥١١: أنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَرْمَلَةَ الْأَسْلَمِيِّ، ح وَثنا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّبَّاحُ، ثنا عَفَّانُ، نا وُهَيْبٌ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ حَرْمَلَةَ، ح وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَرْمَلَةَ الْأَسْلَمِيِّ، عَنْ أَبِي عَلِيٍّ الْهَمْدَانِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ أَمَّ النَّاسَ فَأَصَابَ الْوَقْتَ وَأَتَمَّ الصَّلَاةَ فَلَهُ وَلَهُمْ، وَمَنِ انْتَقَصَ مِنْ ذَلِكِ شَيْئًا، فَعَلَيْهِ وَلَا عَلَيْهِمْ» هَذَا حَدِيثُ ابْنِ وَهْبٍ، وَمَعْنَى أَحَادِيثِهِمْ سَوَاءٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1511: Ali bin Hujr As-Sa'di memberitakan kepada kami, Ismail bin Ayyasy memberitakan kepada kami dari Abdurrahman bin Harmalah Al Aslami, Ha, dan Hasan bin Muhammad Ash-Shabah. Hasan bin Muhammad Ash-Shabah menceritakan kepada kami, Affan menceritakan kepada kami, Wahib memberitakan kepada kami, Abdurrahman bin Harmalah memberitakan kepada kami, Ha, Yunus bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Yahya bin Ayub memberitakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Harmalah Al Aslami dan dari Abu Ali Al Hamdani bahwasanya ia berkata: Aku pernah mendengar Uqbah bin Amir berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa menjadi imam bagi orang lain, tepat waktu, dan menyempurnakan shalatnya, maka imam dan makmumnya mendapat ganjaran pahala. Sebaliknya, barangsiapa yang kurang sedikit dari semua itu, maka sang imam akan mendapat dosa sedangkan makmumnya tidak." Ini adalah hadits Ibnu Wahab dan makna haditsnya sama.
Hadits No. : 1512
صحيح ابن خزيمة ١٥١٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ حُمَيْدًا قَالَ: حَدَّثَنِي بَكْرٌ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ، " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَخَلَّفَ، فَتَخَلَّفَ مَعَهُ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ قَالَ: قَالَ: فَانْتَهَيْنَا إِلَى النَّاسِ وَقَدْ صَلَّى عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ رَكْعَةً، فَلَمَّا أَحَسَّ بِجِيئَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَهَبَ لِيَتَأَخَّرَ، فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ صَلِّ «، فَلَمَّا قَضَى عَبْدُ الرَّحْمَنِ الصَّلَاةَ وَسَلَّمَ،» قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمُغِيرَةُ فَأَكْمَلَا مَا سَبَقَهُمَا " - قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ اللَّفْظَةُ قَدْ يَغْلَطُ فِيهَا مَنْ لَا يَتَدَبَّرُ هَذِهِ الْمَسْأَلَةَ، وَلَا يَفْهَمُ الْعِلْمَ وَالْفِقْهَ، زَعَمَ بَعْضُ مَنْ يَقُولُ بِمَذْهَبِ الْعِرَاقِيِّينَ أَنَّ مَا أَدْرَكَ مَعَ الْإِمَامِ آخِرَ صَلَاتِهِ، أَنَّ فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمُغِيرَةَ إِنَّمَا قَضَيَا الرَّكْعَةَ الْأُولَى؛ لِأَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ إِنَّمَا سَبَقَهُمَا بِالْأُولَى، لَا بِالثَّانِيَةِ، وَكَذَلِكَ ادَّعُوا فِي قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَمَا فَاتَكُمْ فَاقْضُوا» ، فَزَعَمُوا أَنَّ فِيهَ دَلَالَةً عَلَى أَنَّهُ إِنَّمَا يَقْضِي أَوَّلَ صَلَاتِهِ لَا آخِرَهَا، وَهَذَا التَّأْوِيلُ مَنْ تَدَبَّرَ الْفِقْهَ عَلِمَ أَنَّ هَذَا التَّأْوِيلَ خِلَافُ قَوْلِ أَهْلِ الصَّلَاةِ جَمِيعًا، إِذْ لَوْ كَانَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمُغِيرَةُ بَعْدَ سَلَامِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَضَيَا الرَّكْعَةَ الْأُولَى الَّتِي فَاتَتْهُمَا لَكَانَا قَدْ قَضَيَا رَكْعَةً بِلَا جِلْسَةٍ وَلَا تَشَهُّدٍ، إِذِ الرَّكْعَةُ الَّتِي فَاتَتْهُمَا وَكَانَتْ أَوَّلَ صَلَاةِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ كَانَتْ رَكْعَةً بِلَا جِلْسَةٍ، وَلَا تَشَهُّدٍ، وَفِي اتِّفَاقِ أَهْلِ الصَّلَاةِ أَنَّ الْمُدْرِكَ مَعَ الْإِمَامِ رَكْعَةً مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَقْضِي رَكْعَةً بِجِلْسَةٍ وَتَشَهُّدٍ وَسَلَامٍ، مَا بَانَ وَصَحَّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَقْضِ الرَّكْعَةَ الْأُولَى الَّتِي لَا جُلُوسَ فِيهَا وَلَا تَشَهُّدَ وَلَا سَلَامَ، وَإِنَّهُ قَضَى الرَّكْعَةَ الثَّانِيَةَ الَّتِي فِيهَا جُلُوسٌ وَتَشَهُّدٌ وَسَلَامٌ، وَلَوْ كَانَ مَعْنَى قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَمَا فَاتَكُمْ فَاقْضُوا» ، مَعْنَاهُ: أَنِ اقْضُوا مَا فَاتَكُمْ كَمَا ادَّعَاهُ مَنْ خَالَفَنَا فِي هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ كَانَ عَلَى مَنْ فَاتَتْهُ رَكْعَةٌ مِنَ الصَّلَاةِ مَعَ الْإِمَامِ أَنْ يَقْضِيَ رَكْعَةً بِقِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسَجْدَتَيْنِ بِغَيْرِ جُلُوسٍ وَلَا تَشَهُّدٍ وَلَا سَلَامٍ، وَفِي اتِّفَاقِهِمْ مَعَنَا أَنَّهُ يَقْضِي رَكْعَةً بِجُلُوسٍ وَتَشَهُّدٍ مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ الْجُلُوسَ وَالتَّشَهُّدَ وَالسَّلَامَ مِنْ حُكْمِ الرَّكْعَةِ الْأَخِيرَةِ، لَا مِنْ حُكْمِ الْأُولَى، فَمَنْ فَهِمَ الْعِلْمَ وَعَقَلَهُ، وَلَمْ يُكَابِرْ عَلِمَ أَنْ لَا تَشَهُّدَ وَلَا جُلُوسَ لِلتَّشَهُّدِ، وَلَا سَلَامَ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنَ الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1512: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani memberitakan kepada kami, Al Mu'tamar memberitakan kepada kami bahwasanya ia berkata: Aku pernah mendengar Hamid berkata, Bakar telah memberitakan kepadaku yang didengarnya dari Hamzah bin Al Mughirah bin Syu'bah dari Ayahnya bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah bin Syu'bah datang terlambat, kemudian Al Mughirah bin Syu'bah menceritakan hadits tersebut secara panjang lebar, dia berkata: Tak lama kemudian, kami tiba di tempat shalat. Saat itu, Abdurrahman bin Auf telah melaksanakan satu rakaat shalat. Ketika merasakan kehadiran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Abdurrahman menunda shalatnya. Akan tetapi, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan isyarat kepadanya untuk tetap melaksanakan shalat dan menjadi imam. Pada saat Abdurrahman usai melaksanakan shalat, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah berdiri untuk menyempurnakan shalatnya yang tertinggal. Abu Bakar berkata: "Kalimat hadits ini sering disalah artikan oleh orang yang tidak mempertimbangkan permasalahan dan tidak memahami ilmu fikih. Beberapa orang yang menganut mazhab yang digunakan di Iraq menduga bahwa hanya rakaat terakhirlah yang diperoleh makmum ketika shalat bersama imam. Sebenarnya dalam hadits ini ada petunjuk bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah hanya mengqadha' rakaat yang pertama saja. Hal itu disebabkan karena Abdurrahman mendahului Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah pada rakaat pertama dan bukan pada rakaat kedua. Begitu pula ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi: " وما فاتكم فاقضوا (Dan qadhalah rakaat shalatmu yang tertinggal)", maka para penganut mazhab yang digunakan di Iraq tersebut juga menduga bahwasanya hal itu merupakan suatu petunjuk bahwasanya Rasulullah hanya mengqadha rakaat pertama dan bukan terakhir. Ini merupakan takwil orang yang mempertimbangkan fikih. Karena takwil tersebut berbeda dengan pendapat semua orang yang melaksanakan shalat. Seandainya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Mughirah mengqadha rakaat pertama yang tertinggal setelah Abdurrahman memberikan salam, maka keduanya, Rasulullah dan Abdurrahman, telah mengqadha satu rakaat tanpa duduk dan tasyahud lagi.
Hadits No. : 1513
صحيح ابن خزيمة ١٥١٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ حَدِيثِ عَبَّادِ بْنِ زِيَادٍ أَنَّ عُرْوَةَ بْنَ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، أَخْبَرَهُ أَنَّ الْمُغِيرَةِ بْنَ شُعْبَةَ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ غَزَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَزْوَةَ تَبُوكَ قَالَ الْمُغِيرَةُ: فَأَقْبَلْتُ مَعَهُ حَتَّى نَجِدَ النَّاسَ قَدْ قَدَّمُوا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ فَصَلَّى لَهُمْ، فَأَدْرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى الرَّكْعَتَيْنِ، فَصَلَّى مَعَ النَّاسِ الرَّكْعَةَ الْأَخِيرَةَ، فَلَمَّا سَلَّمَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُتِمُّ صَلَاتَهُ، فَأَفْزَعَ ذَلِكَ الْمُسْلِمِينَ، فَأَكْثَرُوا التَّسْبِيحَ، فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ أَقْبَلَ عَلَيْهِمْ ثُمَّ قَالَ: «أَحْسَنْتُمْ» ، - أَوْ قَالَ: «أَصَبْتُمْ» -، يَغْبِطُهُمْ أَنْ صَلُّوا الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فِي الْخَبَرِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الصَّلَاةَ إِذَا حَضَرَتْ وَكَانَ الْإِمَامُ الْأَعْظَمُ غَائِبًا عَنِ النَّاسِ أَوْ مُتَخَلِّفًا عَنْهُمْ فِي سَفَرٍ، فَجَائِزٌ لِلرَّعِيَّةِ أَنْ يُقَدِّمُوا رَجُلًا مِنْهُمْ يَؤُمُّهُمْ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ حَسَّنَ فِعْلَ الْقَوْمِ أَوْ صَوَّبَهُ إِذْ صَلَّوَا الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا بِتَقْدِيمِهِمْ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ لِيَؤُمَّهُمْ، وَلَمْ يَأْمُرْهُمْ بِانْتِظَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّا إِذَا كَانَ الْإِمَامُ الْأَعْظَمُ حَاضِرًا فَغَيْرُ جَائِزٍ أَنْ يَؤُمَّهُمْ أَحَدٌ بِغَيْرِ إِذْنِهِ؛ لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ زَجَرَ عَنْ أَنْ يُؤَمَّ السُّلْطَانُ بِغَيْرِ أَمْرِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1513: Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, Abdurrazzaq memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitakan kepada kami, Ibnu Syihab menceritakan kepada kami dari Ibad bin Ziyad bahwasanya Urwah bin Al Mughirah bin Syu'bah memberitakan kepadanya bahwasanya Al Mughirah bin Syu'bah (ayahnya) memberitakan kepadanya bahwa Suatu ketika Al Mughirah ikut berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perang tabuk, kemudian aku pergi berangkat ke medan perang bersama beliau, hingga akhirnya kami bertemu dengan beberapa orang sahabat yang sedang melaksanakan shalat bersama Abdurrahman bin Auf. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ikut shalat jama'ah bersama mereka dan hanya mendapat satu rakaat yang terakhir. Ketika Abdurrahman memberikan salam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri kembali untuk menyempurnakan shalatnya yang tertinggal. Hal itu tentu membuat terkejut para sahabat yang lain. Meski demikian, mereka pun tetap larut dalam berzikir dan bertasbih. Saat usai melaksanakan shalatnya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung menemui para sahabat seraya berkata: "Sungguh kalian telah melakukan perbuatan yang baik, yaitu karena mereka telah melaksanakan shalat berjamaah tepat pada waktunya." Abu Bakar berkata: "Dalam hadits ini ada petunjuk bahwasanya apabila telah datang waktu shalat, sementara imam besar tidak ada atau terlambat datang, maka dibolehkan bagi kaum muslimin untuk memilih dan menunjuk seseorang di antara mereka untuk menjadi imam. Hal itu disebabkan karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memuji tindakan para sahabat menunjuk Abdurrahman bin Auf untuk menjadi imam shalat mereka tepat pada waktunya, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri tidak memerintahkan mereka untuk menunggu kedatangan beliau. Akan tetapi, manakala imam besar itu ada di antara kaum muslimin, maka tidak dibolehkan bagi mereka untuk menunjuk seseorang menjadi imam shalat mereka tanpa adanya izin dari imam besar. Hal itu disebabkan karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melarang seorang penguasa untuk menjadi imam shalat tanpa ada perintahnya.
Hadits No. : 1514
صحيح ابن خزيمة ١٥١٤: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، ثنا شُعْبَةُ، ح وَثنا الصَّنْعَانِيُّ، نا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ، عَنْ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «وَلَا تَؤُمَّنَّ رَجُلًا فِي سُلْطَانِهِ وَلَا فِي أَهْلِهِ وَلَا تَجْلِسْ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ» - أَوْ قَالَ: «يَأْذَنُ لَكَ» -
Shahih Ibnu Khuzaimah 1514: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Aliyah menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, ha, Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' memberitakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, dari Ismail bin Raja, dari Aus bin Sham'aj, dari Abu Mas'ud Al Anshari bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu menjadi imam bagi orang lain dalam daerah kekuasaannya atau dalam keluarganya. Dan jangan pula kamu duduk pada tempat duduk kehormatannya kecuali dengan izinnya atau ia sendiri mengizinkanmu."
Hadits No. : 1515
صحيح ابن خزيمة ١٥١٥: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، نا أَبُو حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: كَانَ قِتَالٌ بَيْنَ بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى الظُّهْرَ، ثُمَّ أَتَاهُمْ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ، ثُمَّ قَالَ لِبِلَالٍ: «يَا بِلَالُ، إِذَا حَضَرَتِ الْعَصْرُ وَلَمْ آتِ فَمُرْ أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» - وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ -، وَذَكَرَ فِي الْخَبَرِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ فَقَامَ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ، وَأَوْمَأَ إِلَيْهِ: «امْضِ فِي صَلَاتِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1515: Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami, Hamad (Ibnu Zaid) memberitakan kepada kami, Abu Hazim memberitakan kepada kami dari Sahal bin Sa'ad yang berkata: Suatu ketika terjadi pertengkaran sengit di antara keluarga Amru bin Auf. Ternyata berita pertengkaran tersebut didengar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. kemudian beliau melaksanakan shalat Dhuhur bersama para sahabat, setelah itu (beliau pergi ke keluarga Amru bin Auf) dan berupaya untuk mendamaikan mereka. Tak lama kemudian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berseru kepada Bilal: "Wahai Bilal, apabila waktu Ashar telah tiba, sementara aku belum kembali, maka suruhlah Abu Bakar untuk menjadi imam shalat bagi para sahabat lainnya." Lalu ia pun menyebutkan hadits secara panjang lebar. Disebutkan pula dalam hadits lain bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke masjid dan shalat di belakang Abu Bakar. Setelah itu beliau memberi isyarat kepada Abu Bakar: "Teruskanlah shalatmu!"
Hadits No. : 1516
صحيح ابن خزيمة ١٥١٦: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا ابْنُ وَهْبٍ، عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ، وَسَعِيدِ بْنِ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ دِينَارٍ الْهُذَلِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " ثَلَاثَةٌ لَا تُقْبَلُ مِنْهُمْ صَلَاةٌ، وَلَا تَصْعَدُ إِلَى السَّمَاءِ، وَلَا تُجَاوِزُ رُءُوسَهُمْ: رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، وَرَجُلٌ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يُؤْمَرْ، وَامْرَأَةٌ دَعَاهَا زَوْجُهَا مِنَ اللَّيْلِ فَأَبَتْ عَلَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1516: Isa bin Ibrahim memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, dari Ibnu Lahi'ah dan Said bin Abu Ayub, dari 'Atha bin Dinar Al Hazali bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Ada tiga orang yang tidak akan diterima shalatnya, tidak akan naik ke langit, dan tidak pula melewati kepala mereka: Orang yang menjadi imam bagi kaumnya, sementara mereka sendiri benci kepadanya, orang yang menshalati jenazah sedangkan ia tidak diperintahkan, dan perempuan yang diajak tidur oleh suaminya, tetapi ia malah menolak."
Hadits No. : 1517
صحيح ابن خزيمة ١٥١٧: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الْوَلِيدِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، يَرْفَعُهُ يَعْنِي: مِثْلَ هَذَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَمْلَيْتُ الْجُزْءَ الْأَوَّلَ وَهُوَ مُرْسَلٌ؛ لِأَنَّ حَدِيثَ أَنَسٍ الَّذِي بَعْدَهُ حَدَّثَنَاهُ عِيسَى فِي عَقِبِهِ، يَعْنِي بِمِثْلِهِ، لَوْلَا هَذَا لَمَا كُنْتُ أُخَرِّجُ الْخَبَرَ الْمُرْسَلَ فِي هَذَا الْكِتَابِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1517: Isa bin Ibrahim memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, dari Amru bin Al Harits, dari Yazid bin Abu Habib, dari Amr bin Walid, dari Anas bin Malik dengan sanad yang marfu', yaitu seperti hadits tersebut di atas. Abu Bakar berkata, "aku telah mendiktekan bagian pertama yaitu hadits mursal, hal itu disebabkan karena hadits Anas yang setelahnya, yaitu "kami telah menceritakannya kepada Isa" sama seperti itu. Seandainya tidak ada hadits ini, maka aku tidak akan meriwayatkan hadits mursal dalam kitab ini.
Hadits No. : 1518
صحيح ابن خزيمة ١٥١٨: أنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثنا أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ بُدَيْلٍ الْعُقَيْلِيِّ، حَدَّثَنِي أَبُو عَطِيَّةَ رَجُلٌ مِنَّا وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ أَبَانَ بْنِ يَزِيدَ الْعَطَّارِ، عَنْ بُدَيْلِ بْنِ مَيْسَرَةَ الْعُقَيْلِيِّ، عَنْ رَجُلٍ مِنْهُمْ يُكْنَى أَبَا عَطِيَّةَ وَهَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ قَالَ: أَتَانَا مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ، فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَقِيلَ لَهُ: تَقَدَّمْ قَالَ: لِيَؤُمَّكُمْ رَجُلٌ مِنْكُمْ، فَلَمَّا صَلَّوْا قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا زَارَ الرَّجُلُ الْقَوْمَ فَلَا يَؤُمَّهُمْ، وَلْيَؤُمَّهُمْ رَجُلٌ مِنْهُمْ» وَفِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ: «لِيَتَقَدَّمْ بَعْضُكُمْ، حَتَّى أُحَدِّثَكُمْ لِمَ لَا أَتَقَدَّمُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1518: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi memberitakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi memberitakan kepada kami, Aban bin Yazid menceritakan kepada kami, dari Badil Al Uqail dari Abu 'Athiyah. salah seorang dari kami menceritakan kepadaku, Sallam bin Jinadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dan Aban bin Yazid Al Athaar, dari Badil bin Maisarah Al Uqaili, dari seseorang yang diberi julukan Abu Athiyah, ini adalah hadits Ad-Dauraqi, bahwasanya ia berkata: Suatu hari, Malik bin Al Huwairits bertamu ke rumah kami, lak lama kemudian tiba waktu shalat, kemudian seseorang berkata kepadanya: "Wahai Malik, majulah menjadi imam dalam shalat jama'ah ini!" Tetapi Malik bin Al Huwairits menolak seraya berkata: "Sebaiknya salah seorang di antara kalian maju untuk menjadi imam shalat!" Akhirnya mereka pun shalat. Usai melaksanakan shalat, Malik bin Al Huwairits berkata: "Ketahuilah, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Apabila seseorang berkunjung ke suatu kaum, maka janganlah ia menjadi imam bagi mereka. Tetapi, sebaiknya salah seorang dari merekalah yang maju menjadi imam'." Dalam hadits riwayat Waki' disebutkan: "Sebaiknya salah seorang di antara kalian maju menjadi imam, meskipun ia masih muda usianya. Bagaimana pun aku tidak akan mau maju menjadi imam."
Hadits No. : 1519
صحيح ابن خزيمة ١٥١٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ أَبِي حَازِمٍ، أَخْبَرَنِي أَبِي، عَنْ سَهْلٍ، أَنَّهُ جَاءَهُ نَفَرٌ يَتَمَارَوْنَ فِي الْمِنْبَرِ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ، وَمَنْ عَمِلَهُ، فَقَالَ سَهْلٌ: أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْرِفُ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ، وَمَنْ عَمِلَهُ، وَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ يَوْمٍ قَامَ عَلَيْهِ، أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى فُلَانَةَ قَالَ: إِنَّهُ لَيُسَمِّيهَا يَوْمَئِذٍ، وَنَسِيتُ اسْمَهَا: «أَنْ مُرِي غُلَامَكِ النَّجَّارَ يَعْمَلْ لِي أَعْوَادًا أُكَلِّمِ النَّاسَ عَلَيْهَا» ، فَعَمِلَ هَذِهِ الثَّلَاثَ الدَّرَجَاتِ مِنْ طَرْفَاءِ الْغَابَةِ، وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ عَلَيْهِ فَكَبَّرَ، فَكَبَّرَ النَّاسُ خَلْفَهُ، ثُمَّ رَكَعَ، وَرَكَعَ النَّاسُ، ثُمَّ رَفَعَ، وَنَزَلَ الْقَهْقَرَى، ثُمَّ سَجَدَ فِي أَصْلِ الْمِنْبَرِ، ثُمَّ عَادَ حَتَّى فَرَغَ مِنْ آخِرِ صَلَاتِهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِمْ فَقَالَ: «إِنَّمَا صَنَعْتُ هَذَا لِتَأْتَمُّوا بِي، وَتَعَلَّمُوا صَلَاتِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1519: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Hazim menceritakan kepada kami, Bapakku memberitakan kepada kami, dari Sahal bahwa Suatu ketika ada beberapa orang yang sedang mengamat-amati mimbar, mereka lalu bertanya: "Dari kayu apa mimbar ini terbuat? Siapakah orang yang membuatnya?" Sahal menjawab: "Sungguh aku tidak tahu, dari kayu apa mimbar ini terbuat dan siapa pembuatannya. Namun, aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari dibuatnya mimbar tersebut datang menemui seorang perempuan yang namanya aku sendiri lupa. Kemudian beliau memerintahkan anak lelaki perempuan itu yang merupakan tukang kayu untuk membuatkan sebuah mimbar dari beberapa belah kayu. Lalu tukang kayu tersebut membuatkan mimbar tiga tingkat dari kayu-kayu hutan. Selain itu, aku juga pernah melihat Rasulullah berdiri melaksanakan shalat di atas mimbar tersebut. Beliau bertakbir yang kemudian diikuti oleh kaum muslimin di belakangnya. Beliau ruku dan para jamaah pun ikut ruku bersama beliau. Kemudian beliau berdiri dari ruku dan setelah itu bersujud di atas mimbar. Lalu beliau mengulanginya kembali hingga selesailah shalatnya. Akhirnya beliau mendekati kaum muslimin yang mengikuti shalat di belakangnya seraya berkata: "Sengaja aku melakukan ini agar kalian mengikutiku dan mengetahui cara shalatku."
Hadits No. : 152
صحيح ابن خزيمة ١٥٢: نا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ عَامِرِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ قَالَ: رَأَيْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ، «تَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا، وَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، وَمَسَحَ بِأُذُنَيْهِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَخَلَّلَ أَصَابِعَهُ، وَخَلَّلْ لِحْيَتَهُ حِينَ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا» . وَقَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ كَمَا رَأَيْتُمُونِي فَعَلْتُ» قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ: «وَذَكَرَ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، وَلَا أَدْرِي كَيْفَ ذَكَرَهُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «عَامِرُ بْنُ شَقِيقٍ هَذَا هُوَ ابْنُ حَمْزَةَ الْأَسَدِيُّ، وَشَقِيقُ بْنُ سَلَمَةَ هُوَ أَبُو وَائِلٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 152: Ishaq bin Manshur mengabarkan kepada kami, Abdurrahman —maksudnya Ibnu Mahdi— mengabarkan kepada kami, Isra'il menceritakan kepada kami dari Amir bin Syaqiq dari Syaqiq bin Salamah, ia berkata, “Aku melihat Utsman bin Affan berwudhu, ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, berkumur dan menghirup air ke hidung, membasuh wajah tiga kali, mengusap kedua telinga luar dalam dan membasuh kedua kaki tiga kali-tiga kali, menyela-nyela jari, menyela-nyelai jenggot saat membasuh wajah tiga kali.” Ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan seperti kamu melihatku melakukannya.” Abdurrahman berkata, “Ia menyebutkan kedua tangan sampai siku, dan aku tidak tahu bagaimana ia menyebutkannya.” 257 Abu Bakar berkata, “Amir bin Syaqiq adalah Ibnu Hamzah Al Asadi, sedang Syaqiq bin Salamah adalah Abu Wa'il.”
Hadits No. : 1520
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٠: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، وَذَكَرَ الْحَدِيثَ وَلَمْ يَقُلْ: «إِنَّمَا صَنَعْتُ هَذَا لِتَأْتَمُّوا بِي، وَتَعَلَّمُوا صَلَاتِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1520: Abdul Jabbar bin 'Ala, Sufyan memberitakan kepada kami dari Abu Hazim seraya menyebutkan haditsnya tanpa mengatakan, "Sengaja aku melakukan ini agar kalian mengikutiku dan mengetahui cara shalatku "
Hadits No. : 1521
صحيح ابن خزيمة ١٥٢١: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، عَنِ الشَّافِعِيِّ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، أَخْبَرَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامٍ قَالَ: صَلَّى بِنَا حُذَيْفَةُ عَلَى دُكَّانٍ مُرْتَفِعٍ، فَسَجَدَ عَلَيْهِ، فَجَبَذَهُ أَبُو مَسْعُودٍ، فَتَابَعَهُ حُذَيْفَةُ، فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ قَالَ أَبُو مَسْعُودٍ: «أَلَيْسَ قَدْ نُهِيَ عَنْ هَذَا؟» فَقَالَ لَهُ حُذَيْفَةُ: «أَلَمْ تَرَنِي قَدْ تَابَعْتُكَ؟»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1521: Rabi' bin Sulaiman Al Muradi memberitakan kepada kami dari Asy-Syafi'i, Sufyan memberitakan kepada kami, Al 'Amasy memberitakan kepada kami, dari Ibrahim dan dari Hammam bahwasanya ia berkata, "suatu hari, Huzaifah melaksanakan shalat di atas meja yang tinggi. Kemudian ia bersujud. Tiba-tiba Abu Mas'ud menarik meja tersebut dan Huzaifah mengikutinya. Usai melaksanakan shalat, Abu Mas'ud bertanya kepadanya, 'Hai Huzaifah, bukankah perbuatan seperti ini telah dilarang?' Huzaifah menjawab, "Tidak lihatkah kamu bahwa aku pun telah mengikutimu?"
Hadits No. : 1522
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٢: ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرٍو قَالَ: سَمِعْتُ كُرَيْبًا مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ، فَصَلَّى يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ اضْطَجَعَ فَنَامَ حَتَّى نَفَخَ، ثُمَّ أَتَاهُ الْمُؤَذِّنُ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلَاةِ، فَخَرَجَ فَصَلَّى» هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1522: Abdul Jabbar bin 'Ala dan Said bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan bin Amr menceritakan kepada kami, 'aku pernah mendengar Karib, budak laki-laki Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata: "Dahulu aku pernah menginap di rumah bibiku Maimunah. Kemudian aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat sunnah beberapa rakaat. Setelah itu, beliau membaringkan tubuhnya dan tidur hingga mendengkur. Tak lama kemudian datang muadzin yang meminta izin kepada beliau untuk mengumandangkan adzan shalat. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari rumahnya menuju masjid untuk shalat." Ini adalah hadits Abdul Jabbar.
Hadits No. : 1523
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٣: أنا عَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ، نا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ السَّلُولِيُّ، أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: «كَانَ مُؤَذِّنُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤَذِّنُ، ثُمَّ يُمْهِلُ، فَإِذَا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَقْبَلَ أَخَذَ فِي الْإِقَامَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1523: Abbas bin Muhammad Ad-Dauri memberitakan kepada kami, Ishak bin Manshur As-Saluli memberitakan kepada kami, Isra'il memberitakan kepada kami, dari Sammak dan Jabir bin samrah yang telah berkata, "pertama-tama muadzin Rasulullah itu mengumandangkan adzannya, lalu ia menanti kedatangan Rasulullah, ketika melihat Rasulullah telah datang, maka ia pun mulai mengumandangkan iqamat."
Hadits No. : 1524
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، ثنا الْحَجَّاجُ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ الْوَاسِطِيُّ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، عَنِ الْحَجَّاجِ يَعْنِي ابْنَ أَبِي عُثْمَانَ الصَّوَّافَ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا سُفْيَانُ يَعْنِي ابْنَ حَبِيبٍ، عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أبي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَلَا تَقُومُوا حَتَّى تَرَوْنِي» . وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ: قَالَ: «إِذَا أَخَذَ الْمُؤَذِّنُ فِي الْأَذَانِ فَلَا تَقُومُوا حَتَّى تَرَوْنِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1524: Muhammad bin Basyaar memberitakan kepada kami, Bundar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, Al Hajjaj memberitakan kepada kami, Ha, Ahmad bin Sinan Al Wasithi menceritakan kepada kami, Yahya bin Said Al Qaththan memberitakan kepada kami, dari Al Hajjaj (Ibnu Abu Utsman Ash-Shawwaf), Ha, Ahmad bin Abadah telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Sufyan (Ibnu Habib) memberitakan kepada kami dari Hajjaj Ash-Shawwaf, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salama dan Abdullah bin Abu Qatadah. Dari Abu Qatadah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Apabila iqamat telah dikumandangkan, maka janganlah berdiri hingga kalian melihatku' Ahmad bin Sinan pernah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'apabila muadzin telah mengumandangkan adzan, maka janganlah berdiri hingga kalian melihatku'."
Hadits No. : 1525
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٥: ثنا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسٍ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ وَرَجُلٌ يُنَاجِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى نَامَ أَصْحَابُهُ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى» وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ: أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَجِيٌّ بِرَجُلٍ فِي جَانِبِ الْمَسْجِدِ، فَمَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ حَتَّى نَامَ بَعْضُ الْقَوْمِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1525: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far memberitakan kepada kami dari Syu'bah bin Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas, Ha, Anas berkata, "Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Ibnu Aliyah memberitakan kepada kami, Abdul Aziz menceritakan kepada kami dari Anas bahwasanya ia berkata, 'suatu ketika iqamat untuk shalat telah dikumandangkan, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Rasulullah hingga para sahabat yang lain tidur, setelah itu, Rasulullah pun melaksanakan shalat. Ad-Dauraqi berkata, "Suatu ketika Rasulullah dipanggil ke samping masjid pada saat iqamat untuk shalat telah dikumandangkan, dan Rasulullah belum melaksanakan shalat hingga sebagian sahabat tertidur."
Hadits No. : 1526
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٦: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح. وَثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا أَبُو خَالِدٍ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى، ح وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، ح. وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، وَالثَّوْرِيُّ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، عَنْ مُؤَمَّلٍ، ثنا سُفْيَانُ، كُلُّ هَؤُلَاءِ عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْإِمَامُ ضَامِنٌ، وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، اللَّهُمَّ أَرْشِدِ الْأَئِمَّةَ، وَاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ» هَذَا حَدِيثُ الْأَشَجِّ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رَوَاهُ ابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَأَفْسَدَ الْخَبَرَ،
Shahih Ibnu Khuzaimah 1526: Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami, Abdul Aziz Ad-Darawardi memberitakan kepada kami dari Suhail dari Al 'Amasy, Ha, Abdullah bin said Al Asy'aj menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami,Ha, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa menceritakan kepada kami,Ha, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami,Ha, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, Ha, Muhammad bin rafi' menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar dan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, Ha, Abu Musa menceritakan kepada kami, dari Muammal, Sufyan menceritakan kepada kami. Semuanya dari Al 'Amasy, dari Abu Shalih dan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Imam itu orang yang bertanggung jawab dan muadzin itu adalah orang yang dipercaya. Ya Allah ya Tuhanku, berilah petunjuk kepada para imam dan ampunilah para muadzin. " Ini adalah Hadits Al Asyaj. Abu Bakar berkata, "hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Numair dari Al'Amasy."
Hadits No. : 1527
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٧: نا الْأَشَجُّ، نا ابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ قَالَ: حُدِّثْتُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ، وَلَا أَرَانِي إِلَّا قَدْ سَمِعْتُهُ قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَرَوَاهُ زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ ،
Shahih Ibnu Khuzaimah 1527: Al Asyaj memberitakan kepada kami, Ibnu Numair memberitakan kepada kami dari Al 'Amasy yang berkata: Aku meriwayatkan hadits ini dari Abu Shalih dan aku hanya mendengarnya ia berkata, "Abu Hurairah telah berkata, 'bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda seperti itu." Hadits ini diriwayatkan oleh Zuhair dari Abu Ishak, dari Abu Shalih, dan dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda seperti itu."
Hadits No. : 1528
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٨: نا مُوسَى بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، نا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ، نا زُهَيْرُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، وَرَوَى خَبَرَ سُهَيْلٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِسْحَاقَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَمَّارٍ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَلَمْ يَذْكُرَا الْأَعْمَشَ فِي الْإِسْنَادِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1528: Musa bin Sahal Ar-Ramli memberitakan kepada kami, Musa bin Daud memberitakan kepada kami, Zuhair bin Mu'awiyah memberitakan kepada kami. Telah diriwayatkan Abdurrahman bin Ishak dan Muhammad bin Ammar dari Suhail, dari ayahnya, dan dari Abu Hurairah tetapi keduanya tidak menyebutkan Al 'Amasy dalam sanad tersebut.
Hadits No. : 1529
صحيح ابن خزيمة ١٥٢٩: أنا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِسْحَاقَ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمَّارٍ، كِلَاهُمَا عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمُؤَذِّنُونَ أُمَنَاءُ، وَالْأَئِمَّةُ ضُمَنَاءُ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ وَسَدِّدِ الْأَئِمَّةَ» ثَلَاثَ مَرَّاتٍ هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَلِيِّ بْنِ حُجْرٍ، وَقَالَ الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ: «أَرْشَدَ اللَّهُ الْأَئِمَّةَ، وَغَفَرَ لِلْمُؤَذِّنِينَ» . وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1529: Husain bin Hasan memberitakan kepada kami, Yazid bin Zurai' memberitakan kepada kami, Abdurrahman bin Ishak memberitakan kepada kami, Ha, Ali bin Hujr, Muhammad bin Ammar, keduanya menerima hadits dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya dan dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Para muadzin adalah orang yang dipercaya dan para imam adalah orang yang bertanggung jawab. Ya Allah ya Tuhanku, ampunilah para muadzin dan luruskanlah para imam shalat (beliau mengulangi sebanyak tiga kali)." Ini adalah lafadz hadits Ali bin Hujr. Husain bin Hasan pernah berkata, "semoga Allah memberi petunjuk kepada para imam shalat dan mengampuni para muadzin." (Hadits riwayat Muhammad bin Abu Shalih dari bapaknya dan dari Aisyah).
Hadits No. : 153
صحيح ابن خزيمة ١٥٣: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ رُكَانَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ الْخَوْلَانِيُّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: دَخَلَ عَلِيٌّ عَلَيَّ بَيْتِي وَقَدْ بَالَ فَدَعَا بِوَضُوءٍ فَجِئْنَاهُ بِقُعْبٍ يَأْخُذُ الْمُدَّ أَوْ قَرِيبَهُ حَتَّى وُضِعَ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَقَالَ: «يَا ابْنَ عَبَّاسٍ أَلَا أَتَوَضَّأُ لَكَ وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟» فَقُلْتُ: بَلَى فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ: «فَوَضَعَ لَهُ إِنَاءً فَغَسَلَ يَدَيْهِ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ أَخَذَ بِيَمِينِهِ - يَعْنِي الْمَاءَ - فَصَكَّ بِهَا وَجْهَهُ» وَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 153: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Thalhah bin Yazid bin Rukanah menceritakan kepadaku dari Ubaidullah Al Khaulani dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ali masuk ke rumahku padahal ia telah membuang air kecil. Ia minta air wudhu, lalu kami bawakan ia segelas besar air, ia mengambil satu mud atau ukuran yang mendekati satu mud, ia letakkan di depannya. Ia berkata, ‘Wahai Ibnu Abbas, tidakkah kamu mau tahu aku berwudhu seperti wudhu Rasulullah SAW?’ Aku berkata, ‘Mau, demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu.' Ibnu Abbas berkata, ‘Sebuah bejana air diletakkan untuknya, lalu ia mencuci kedua tangannya, berkumur, menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya, kemudian mengambil —maksudnya air— dengan tangan kanannya, lalu mengusapkan dengan menekankan telapak tangan ke wajahnya’.” Ibnu Abbas menuturkan hadits selengkapnya258
Hadits No. : 1530
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي، أَخْبَرَنِي حَيْوَةُ، عَنْ نَافِعِ بْنِ سُلَيْمَانَ بِمِثْلِهِ سَوَاءً، وَقَالَ: قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «وَعَفَا عَنِ الْمُؤَذِّنِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «الْأَعْمَشُ أَحْفَظُ مِنْ مِائَتَيْنِ مِثْلَ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1530: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab memberitakan kepada kami, dari paman ku memberitakan kepada kami, Haiwah memberitakan kepadaku dari Nafi bin Sulaiman sama seperti itu seraya berkata" Ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Semoga Allah mengampuni muadzin" Abu Bakar berkata, "Al A'masy lebih hapal dua ratus hadits dibandingkan Muhammad bin Abu Shalih."
Hadits No. : 1531
صحيح ابن خزيمة ١٥٣١: أنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرٍو وَهُوَ ابْنُ دِينَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ كُرَيْبًا مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ، فَلَمَّا كَانَ بَعْضُ اللَّيْلِ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَأَتَى شَنًّا مُعَلَّقًا فَتَوَضَّأَ وَضُوءًا خَفِيفًا، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى، فَقُمْتُ فَتَوَضَّأْتُ وَصَنَعْتُ مِثْلَ الَّذِي صَنَعَ، ثُمَّ قُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَحَوَّلَنِي عَنْ يَمِينِهِ، فَصَلَّى مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ اضْطَجَعَ فَنَامَ حَتَّى نَفَخَ، ثُمَّ أَتَاهُ الْمُؤَذِّنُ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلَاةِ، فَخَرَجَ فَصَلَّى» هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ: عَنْ كُرَيْبٍ، وَقَالَ: «فَخَرَجَ فَصَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ» وَقَالَ: فَوَصَفَ وَضُوءَهُ، وَجَعَلَ يُقَلِّلُهُ، وَلَمْ يَقُلْ: وَضُوءًا خَفِيفًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1531: Abdul Jabbar bin Al A'la memberitakan kepada kami dan Said bin Abdurrahman berkata, "Sufyan telah memberitakan kepada kami dari Amr (Ibnu Dinar) dia berkata, 'aku pernah mendengar Kuraib, budak laki-laki Ibnu Abbas, menerima hadits dari Ibnu Abbas yang berkata, 'suatu ketika aku pernah menginap di rumah bibiku Maimunah. Di tengah malam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun untuk melaksanakan shalat malam. Kemudian beliau membawakan tempayan yang digantung, lalu beliau berwudhu dengan air tersebut, setelah itu, beliau mulai melaksanakan shalat malam, tak lama kemudian aku pun terbangun dan berwudhu seperti yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian aku berdiri di sisi kiri beliau, namun akhirnya Rasulullah memindahkanku ke sisi kanannya, selanjutnya beliau melaksanakan shalat malam dengan khusyu' dan khidmat, setelah itu, beliau berbaring dan tertidur hingga terdengar mendengkur. Tak lama kemudian muadzin datang untuk mengumandangkan adzan, lalu beliau keluar dari kamarnya (menuju masjid) untuk shalat berjama'ah'." Ini adalah hadits Abdul Jabbar. Al Makhzumi berkata, "dari Kuraib bahwasanya ia berkata, 'Rasulullah keluar dari kamar untuk shalat dan tidak berwudhu'" Kuraib berkata, "Ibnu Abbas menerangkan wudhu Rasulullah dan menyederhanakannya." Dan ia tidak berkata, "wudhu yang ringan."
Hadits No. : 1532
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ سَلَمَةَ وَهُوَ ابْنُ كُهَيْلٍ، عَنْ كُرَيْبٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: " بِتُّ فِي بَيْتِ خَالَتِي مَيْمُونَةَ، فَتَتَبَّعْتُ كَيْفَ يُصَلِّي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي، فَجِئْتُ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، وَقَالَ: فَأَخَذَنِي فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1532: Muhammad bin Basyar Bundar memberitakan kepada kami, Muhammad (Ibnu Ja'far) memberitakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, dari Sallamah (Ibnu Kuhail), dari Kuraih, dari Ibnu Abbas yang telah berkata, "Suatu ketika, aku pernah menginap di rumah bibiku, Maimunah, kemudian aku mengikuti dan memantau bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat, lalu aku lihat beliau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka aku hainpiri beliau dan selanjutnya aku berdiri di samping kirinya, tetapi beliau malah memegang dan memindahkanku ke sebelah kanannya."
Hadits No. : 1533
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٣: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، نا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ، حَدَّثَنِي شُرَحْبِيلُ وَهُوَ ابْنُ سَعْدٍ أَبُو سَعْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: «قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الْمَغْرِبَ، فَجِئْتُهُ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ عَنْ يَسَارِهِ، فَنَهَانِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ، ثُمَّ جَاءَ صَاحِبٌ لِي فَصَفَفْنَا خَلْفَهُ، فَصَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ مُخَالِفًا بَيْنَ طَرَفَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1533: Bundar memberitakan kepada kami, Abu Bakar (Al Hanafi) memberitakan kepada kami, Dhahak bin Utsman memberitakan kepada kami, Syarahbil (Ibnu Sa'ad Abu Sa'ad) memberitakan kepada kami, bahwasanya ia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang melaksanakan shalat maghrib, kemudian aku berdiri menjadi makmum di samping kirinya, tetapi beliau melarangku dan memindahkanku ke sisi kanannya, tak lama kemudian datang seorang temanku, akhirnya kami berdua berdiri menjadi makmum di belakang Rasulullah."
Hadits No. : 1534
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٤: أنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، عَنْ خَالِدٍ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ، عَنْ سَعِيدٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سَعِيدٍ، أَنَّهُ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَا، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، فَوَجَدْنَاهُ قَائِمًا يُصَلِّي عَلَيْهِ إِزَارٌ، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ وَقَالَ: «أَقْبَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَخَرَجَ لِبَعْضِ حَاجَتِهِ، فَصَبَبْتُ لَهُ وَضُوءًا، فَتَوَضَّأَ فَالْتَحَفَ بِإِزَارِهِ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ، وَأَتَى آخَرُ فَقَامَ عَنْ يَسَارِهِ، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، وَصَلَّيْنَا مَعَهُ، فَصَلَّى ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1534: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi memberitakan kepada kami, Yahya bin Abdullah bin Bukair memberitakan kepada kami, Al-laits menceritakan kepadaku, dari Khalid (Ibnu Yazid), dari Said (Ibnu Abu Hilal), dari Amr bin Said yang berkata, "suatu hari aku dan Abu Salamah bin Abdurrahman berkunjung ke rumah Jabir bin Abdullah, ternyata di dalam rumahnya kami melihat Jabir bin Abdullah sedang melaksanakan shalat dengan mengenakan kain. Usai melaksanakan shalat, Jabir bin Abdullah menceritakan beberapa hadits kepada kami seraya berkata, 'kami pernah bertamu ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau keluar dari kamarnya untuk suatu keperluan, kemudian aku menuangkan air kepada beliau untuk berwudhu, selanjutnya beliau berwudhu dan mengenakan kain sarung, setelah itu kami bersiap-siap untuk melaksanakan shalat. Aku berdiri menjadi makmum di sebelah kiri beliau, tetapi, Rasulullah memindahkanku ke sebelah kanannya, tak lama kemudian datang sahabat yang lain dan langsung berdiri di sebelah kiri beliau. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maju dan kami pun bersama-sama melaksanakan shalat malam sebanyak tiga belas rakaat dengan witir'."
Hadits No. : 1535
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ قَالَا: ثنا حَجَّاجٌ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي زِيَادٌ وَهُوَ ابْنُ سَعْدٍ، أَنَّ قَزْعَةَ مَوْلًى لِعَبْدِ الْقَيْسِ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عِكْرِمَةَ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ يَقُولُ: قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: «صَلَّيْتُ إِلَى جَنْبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَائِشَةُ خَلْفَنَا تُصَلِّي مَعَنَا، وَأَنَا إِلَى جَنْبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُصَلِّي مَعَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1535: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi memberitakan kepada kami dan berkata, Hajjaj (Ibnu Muhammad) memberitakan kepada kami dan berkata, 'Ibnu Juraij telah berkata, 'ziyad (Ibnu sa'ad) memberitakan kepada kami, Quza'ah budak Abdul Qais telah memberitakan kepadanya bahwasanya ia pernah mendengar Ikrimah budak Ibnu Abbas berkata, "Ibnu Abbas pernah berkata, 'suatu hari aku melaksanakan shalat di belakang Rasulullah, sementara Aisyah, istri beliau, ikut shalat di belakang kami'."
Hadits No. : 1536
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٦: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْمُخْتَارِ يُحَدِّثُ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ: «أَنَّهُ كَانَ هُوَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأُمُّهُ وَخَالَتُهُ، فَصَلَّى بِهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ أَنَسًا عَنْ يَمِينِهِ، وَأُمَّهُ وَخَالَتَهُ خَلْفَهُمَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1536: Bundar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far memberitakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, "aku pernah mendengar Abdullah bin Mukhtar meriwayatkan hadits dari Musa bin Anas yang didengarnya langsung dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah, ia, ibu Anas bin Malik, dan bibinya sedang melaksanakan shalat berjamaah. Kemudian Rasulullah menempatkan Anas bin Malik di sebelah kanannya sedangkan ibu dan bibi berada di belakangnya."
Hadits No. : 1537
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٧: نا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، نا سُفْيَانُ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «صَلَّيْتُ أَنَا وَيَتِيمٌ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَّتْ أُمِّي خَلْفَنَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1537: Abu Ammar Husain bin Huraits memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Ishak bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas bin Malik yang pernah berkata, "aku dan seorang anak yatim pernah melaksanakan shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara ibuku, maka ia shalat di belakang kami.
Hadits No. : 1538
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1538: Abdul Jabbar bin 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, Ishak bin Abdullah bin Abu Thalhah memberitakan kepada kami,dia mendengar Anas bin Malik berkata sama seperti bunyi hadits di atas.
Hadits No. : 1539
صحيح ابن خزيمة ١٥٣٩: نا الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيُّ، وَزِيدُ بْنُ أَخْزَمَ الطَّائِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْأَزْدِيُّ قَالُوا: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، ثنا سَلَمَةُ بْنُ نُبَيْطٍ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ أَبِي هِنْدَ، عَنْ نُبَيْطِ بْنِ شَرِيطٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ: مَرِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: «أَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ؟» قُلْتُ: نَعَمْ قَالَ: «مُرُوا بِلَالًا فَلْيُؤَذِّنْ، وَمُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» - فَذَكَرُوا الْحَدِيثَ، وَقَالُوا فِي الْحَدِيثِ - وَأَذَّنَ وَأَقَامَ، وَأَمَرُوا أَبَا بَكْرٍ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ، ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: «أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ؟» قُلْتُ: نَعَمْ قَالَ: " جِيئُونِي بِإِنْسَانٍ أَعْتَمِدُ عَلَيْهِ، فَجَاءُوا بِبَرِيرَةَ وَرَجُلٍ آخَرَ، فَاعْتَمَدَ عَلَيْهِمَا، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَأُجْلِسَ إِلَى جَنْبِ أَبِي بَكْرٍ، فَذَهَبَ أَبُو بَكْرٍ يَتَنَحَّى، فَأَمْسَكَهُ حَتَّى فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ ثُمَّ ذَكَرُوا الْحَدِيثَ وَهَذَا حَدِيثُ الْقَاسِمِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1539: Qasim bin Muhammad bin Ibad bin Ibad Al Mahlabi, Zaid bin Akhram Ath-Thai dan Muhammad bin Yahya Al Azdi memberitakan kepada kami, dan mereka berkata, Abdullah bin Daud menceritakan kepada kami, Salama bin Nabith menceritakan kepada kami, dari Nuaim bin Abi Hindun, dari Nubaith bin Syarith, dan dari Salim bin Ubaid bahwasanya ia berkata, "suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menderita sakit hingga jatuh pingsan, tak lama kemudian, beliau siuman kembali seraya bertanya, 'Apakah waktu shalat telah tiba?' aku menjawab, 'ya, waktu shalat telah tiba hai Rasulullah.' Kemudian beliau bersabda, 'Suruhlah Bilal untuk mengumandangkan adzan dan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat!' lalu mereka menceritakan hadits tersebut secara terperinci, 'selanjutnya Bilal mulai mengumandangkan adzan dan iqamah. Kemudian Abu Bakar dipersilahkan untuk menjadi imam shalat bagi kaum muslimin. Lalu Rasulullah mulai siuman dan berkata, 'apakah iqamat telah dikumandangkan?' aku menjawab, 'ya. Iqamat untuk shalat telah dikumandangkan hai Rasulullah.' kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Kalau begitu, tolong panggil seseorang untuk tempat aku bersandar!' kemudian para sahabat memanggil Barirah dan seorang sahabat lainnya untuk tempat bersandar Rasulullah. Lalu Rasulullah pergi menuju ke masjid untuk shalat berjamaah dan duduk tepat di samping Abu Bakar. Menyadari kehadiran Rasulullah, Abu Bakar segera menyingkir dari mihrab. Akan tetapi Rasulullah segera mencegahnya hingga shalat berakhir.' selanjutnya mereka menyebutkan hadits tersebut, 'ini adalah hadits qasim'."
Hadits No. : 154
صحيح ابن خزيمة ١٥٤: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي، حَدَّثَنِي عَمْرٌو وَهُوَ ابْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ حَبَّانَ بْنَ وَاسِعٍ، حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ الْمَازِنِيُّ يَذْكُرُ أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَمَضْمَضَ، ثُمَّ اسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا وَيَدَهُ الْيُمْنَى ثَلَاثًا، وَالْأُخْرَى ثَلَاثًا، وَمَسَحَ رَأْسَهُ بِمَاءٍ غَيْرِ فَضْلِ يَدِهِ، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ حَتَّى أَنْقَاهُمَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 154: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab mengabarkan kepada kami, Pamanku mengabarkan kepada kami, Amr —ia adalah Ibnu Al Harits— menceritakan kepadaku, bahwa Habban bin Wasi’ menceritakannya, bahwa ayahnya menceritakannya, bahwa ia mendengar Abdullah bin Zaid bin Ashim Al Mazini menyebutkan, bahwa ia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu, beliau lalu berkumur, menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya, kemudian membasuh wajah (24 -ba') tiga kali, tangan kanan tiga kali, tangan kiri tiga kali, mengusap kepala dengan air yang bukan basuhan tangan dan membasuh kedua kaki hingga membersihkannya. ’259
Hadits No. : 1540
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، ح وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ وَهُوَ الْأَعْمَشُ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَخْبَرَةَ الْأَزْدِيِّ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلَاةِ وَيَقُولُ: «اسْتَوُوا، وَلَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ» قَالَ أَبُو مَسْعُودٍ: «فَأَنْتُمُ الْيَوْمَ أَشَدُّ اخْتِلَافًا» هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ، وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ، وَابْنِ أَبِي عَدِيٍّ قَالَ: يُسَوِّي مَنَاكِبَنَا، وَفِي حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ: يَمْسَحُ عَوَاتِقَنَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1540: Muhammad bin Al 'Ala bin Kuraib memberitakan kepada kami, Abu Usamah memberitakan kepada kami, dari Al A'masy, Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Ha, Bundar memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Addi memberitakan kepada kami dari Syu'bah, Ha, Khalid Al Askari memberitakan kepada kami, Muhammad (Ibnu Ja'far) memberitakan kepada kami, dari Syu'bah, dari Sulaiman (Al 'Amasy) dari Imarah bin Umair, dari Ibnu Muammar Abdullah bin Sakhbarah Al Azdi, dari Abu Mas'ud Uqbah bin Amr bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengusap bahu-bahu kami dalam shalat seraya bersabda, 'Luruskanlah barisan shalat kalian dan janganlah berselisihan! Karena nanti hati kalian pun akan berselisihan pula'." Abu Mas'ud berkata, "pada saat ini, perselisihan kalian sangat dahsyat' Ini adalah hadits Waki'. Dalam hadits Abu Usamah dan Ibnu Abu Addi ia berkata, "Rasulullah meluruskan bahu-bahu kami." Dalam hadits Muhammad bin Ja'far ia berkata, "Rasulullah mengusap tengkuk kami."
Hadits No. : 1541
صحيح ابن خزيمة ١٥٤١: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَا: ثنا شُعْبَةُ، وَثنا الصَّنْعَانِيُّ، ثنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، عَنْ شُعْبَةَ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ شُعْبَةَ قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ؛ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ تَمَامِ الصَّلَاةِ» هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ، وَقَالَ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، وَقَالَ: «إِنَّ مِنْ حُسْنِ الصَّلَاةِ إِقَامَةَ الصَّفِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1541: Bundar memberitakan kepada kami, Yahya bin Muhammad dan Ja'far memberitakan kepada kami dan mereka berkata, "Syu'bah telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami, Khalid (Ibnu Harits) menceritakan kepada kami, dari Syu'bah, Ha, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Syu'bah bahwasanya ia berkata, "Aku pernah mendengar qatadah dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad telah bersabda, 'Luruskanlah barisan shalat kalian, karena barisan shalat yang lurus adalah bagian dari sempurnanya shalat," Ini adalah hadits Bundar. Salm bin Junadah telah berkata, dari Qatadah bahwasanya ia berkata, "Diantara baiknya shalat itu adalah lurusnya barisan dalam shalat."
Hadits No. : 1542
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٢: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَثنا الدَّوْرَقِيُّ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا الْأَعْمَشُ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ جَمِيعًا عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنِ الْمُسَيَّبِ بْنِ رَافِعٍ، عَنْ تَمِيمِ بْنِ طَرَفَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟» قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟ قَالَ: «يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الْأُوَلَ، وَيَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ» هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1542: Bundar memberitakan kepada kami, dari Yahya, dari Al A'masy, Ha, Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah memberitakan kepada kami, Al A'masy memberitakan kepada kami, Ha, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa memberitakan kepada kami, Ha, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' memberitakan kepada kami, Ha, kesemuanya itu menerima hadits dari Al A'masy, dari Al Musayyib bin Rafi, dari Tamim bin Tharafah, dan dari Jabir bin Samrah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, 'berbarislah kalian seperti para malaikat berbaris di hadapan Tuhan mereka.' mendengar pernyataan itu, kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimanakah para malaikat berbaris di depan Allah?' lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'para malaikat itu menyempurnakan barisan pertama dan mereka pun merapatkan barisannya'." Ini Hadits Waki'
Hadits No. : 1543
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرِ بْنِ رِبْعِيٍّ الْقَيْسِيُّ، نا مُسْلِمٌ يَعْنِي ابْنَ إِبْرَاهِيمَ، نا أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ الْعَطَّارُ، ثنا قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «رُصُّوا صُفُوفَكُمْ، وَقَارِبُوا بَيْنَهَا، وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خِلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ» قَالَ مُسْلِمٌ: " يَعْنِي النَّقَدَ الصِّغَارَ، النَّقَدُ الصِّغَارُ: أَوْلَادُ الْغَنَمِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1543: Muhammad bin Mamar bin Rib'i Al Qaisi memberitakan kepada kami, Muslim (Ibnu Ibrahim) memberitakan kepada kami, Aban bin Yazid Al Aththar memberitakan kepada kami, Qatadah memberitakan kepada kami, dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Rapatkanlah barisan shalat kalian dan berdekat-dekatanlah! Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangannya, sungguh aku melihat setan masuk melalui celah-celah barisan. Sepertinya dia itu adalah Al Hazf" Muslim berkata, "Al Hazf itu adalah anak kambing."
Hadits No. : 1544
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٤: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَتِمُّوا الصَّفَّ الْمُتَقَدِّمَ، فَإِنْ كَانَ نَقْصًا فَلْيَكُنْ فِي الْمُؤَخَّرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1544: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna memberitakan kepada kami, Ibnu Abi Addi memberitakan kepada kami dari Said, dari Qatadah, dari Anas bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Sempurnakanlah barisan yang terdepan, dan apabila harus ada kekurangan, maka sebaiknya kekurangan itu berada di barisan akhir"
Hadits No. : 1545
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٥: نا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّنْعَانِيُّ، ثنا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ شُعْبَةَ بِمِثْلِهِ قَالَ: «أَتِمُّوا الصَّفَّ الْأَوَّلَ وَالثَّانِيَ، فَإِنْ كَانَ خَلَلٌ فَلْيَكُنْ فِي الثَّالِثِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1545: Abu Bakar bin Ishak Ash-Shan'ani memberitakan kepada kami. Abu 'Ashim memberitakan kepada kami dari Syu'bah yang sama seperti itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Sempurnakanlah barisan yang pertama dan kedua, apabila memang harus ada celah. maka sebaiknya berada di barisan ketiga."
Hadits No. : 1546
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٦: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنِي الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا قُمْتُمْ فَاعْدِلُوا صُفُوفَكُمْ، وَسُدُّوا الْفُرَجَ، فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1546: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna memberitakan kepada kami, Adh-Dhahhak bin Makhlad menceritakan kepadaku, Sufyan memberitakan kepada kami, Abdullah bin Abu Bakar menceritakan kepadaku, dari Said bin Al Musayyib dari Abu Said Al Khudri bahwasanya ia berkata, "Rasulullah telah bersabda, 'Apabila kalian shalat, maka luruskanlah barisan kalian dan tutuplah celah! Sesungguhnya aku melihatmu dari belakang punggungku'."
Hadits No. : 1547
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٧: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ أَبِي الزَّاهِرِيَّةِ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ، وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1547: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, dari Mu'awiyah bin Shalih, Abu Az-Zahiriyah, dari katsir bin murrah, dari Abdullah bin Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Barangsiapa menyambung barisan shalat. maka Allah pasti akan menyambung (pahalanya). Sebaliknya. barangsiapa memutuskan barisan shalat, maka Allah pasti akan memutuskan (pahalanya)."
Hadits No. : 1548
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٨: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1548: Ar-Rabi' bin Sulaiman Al Muradi memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Usamah memberitakan kepada kami, dari Utsman bin Urwah bin Zubair, dari ayahnya dan dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat berdoa bagi orang yang menyambung barisan shalat."
Hadits No. : 1549
صحيح ابن خزيمة ١٥٤٩: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَيَحْيَى قَالَا: ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ طَلْحَةَ الْأَيَامِيَّ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْسَجَةَ قَالَ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ يُحَدِّثُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِينَا إِذَا قُمْنَا إِلَى الصَّلَاةِ فَيَمْسَحُ عَوَاتِقَنَا وَصُدُورَنَا، وَيَقُولُ: «لَا تَخْتَلِفْ صُدُورُكُمْ فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ» وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «زَيِّنُوا الْقُرْآنَ» قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْسَجَةَ: كُنْتُ نَسِيتُ: «زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ» ، حَتَّى ذَكَّرَنِيهِ الضَّحَّاكُ بْنُ مُزَاحِمٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1549: Bundar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far dan Yahya memberitakan kepada kami lalu keduanya berkata, 'Syu'bah memberitakan kepada kami dan berkata, aku telah mendengar Thalhah Al Ayami berkata, aku mendengar Abdurrahman bin Ausajah berkata, aku telah mendengar Al Barra bin Azib berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menghampiri kami ketika kami hendak shalat, kemudian beliau mengusap bahu dan dada kami seraya berkata, 'Jangan sampai dada kalian saling berselisihan hingga hati kalian berselisihan. Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya akan berdoa bagi orang yang shalat di barisan pertama'. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "hiasilah Al Qur'an!" Abdurrahman bin Ausajah berkata, "aku lupa, 'hiasilah Al Qur'an dengan suaramu' hingga Adh-Dhahhak bin Muzahim mengingatkanku."
Hadits No. : 155
صحيح ابن خزيمة ١٥٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ، وَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ، بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ، ثُمَّ ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 155: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami dari Amr bin Yahya dari ayahnya dari Abdullah bin Zaid, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap kepala dengan kedua tangan, mengusap bagian depan dan bagian belakang, memulai mengusap bagian depan kepala kemudian menjalankan kedua tangan sampai ke tengkuk, lalu mengembalikan lagi sampai ke tempat semula dimana ia memulai.” 260
Hadits No. : 1550
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٠: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَاقَ الْهَمَذَانِيَّ يَقُولُ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْسَجَةَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِينَا فَيَمْسَحُ عَلَى عَوَاتِقَنَا وَصُدُورِنَا وَيَقُولُ: «لَا تَخْتَلِفْ صُفُوفُكُمْ، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ» ، أَوِ «الصُّفُوفِ الْأُوَلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1550: Isa bin Ibrahim memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, dari Jarir bin Hazim dia berkata, aku pernah mendengar Abu Ishak Al Hamzani berkata, Abdurrahman bin Ausajah memberitakan kepada kami, dari Al Bara bin Azib bahwasanya ia berkata, "Rasulullah pernah menemui kami seraya mengusap bahu dan dada kami, kemudian beliau bersabda, 'Janganlah barisan kalian sampai berselisihan, hingga hati kalian pun akan saling berselisihan. Sesungguhnya Allah dan para malaikat akan memanjatkan doa bagi orang yang berada di barisan pertama'."
Hadits No. : 1551
صحيح ابن خزيمة ١٥٥١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، ثنا زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَصِيرٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ فَلَقِيتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ، نا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ، نا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَصِيرٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: عُدْنَا أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَا: «إِنَّ الصَّفَّ الْمُقَدَّمَ عَلَى مِثْلِ صَفِّ الْمَلَائِكَةِ وَلَوْ تَعْلَمُونَ فَضِيلَتَهُ لَابْتَدَرْتُمُوهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1551: Muhammad bin Abdullah bin Mubarak Al Makhrami memberitakan kepada kami, Yahya bin Adam memberitakan kepada kami, Zuhair memberitakan kepada kami, dari Abu Ishak, dari Abdullah bin Abu Bushair dari bapaknya bahwasanya ia berkata, "Pada suatu hari aku datang ke kota Madinah, di sana aku bertemu dengan Ubay bin Ka'ab." Muhammad bin Muamar telah memberitakan sebuah hadits kepada kami, Abu Bakar Al Hanafi menceritakan kepada kami, Yunus bin Abu Ishak memberitakan kepada kami, dari bapaknya, dari Abdullah bin Abu Bushair dan dari bapaknya bahwasanya ia berkata, "Pada suatu ketika kami pernah mengunjungi Ubay bin Ka'ab, lalu Ubay bin Ka'ab menceritakan kepada kami sebuah hadits yang pernah didengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya barisan shalat yang pertama dan terdepan itu seperti barisan para malaikat. Seandainya kalian mengetahui keutamaannya, maka kalian pasti akan mendatanginya lebih awal'."
Hadits No. : 1552
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٢: نا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْيَحْمَدِيُّ قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ، وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى: أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ ح، وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمِ، نا بِشْرُ بْنُ عُمَرَ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَّادٍ الْبَاهِلِيُّ، نا مَعْنُ بْنُ عِيسَى قَالَا: ثنا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ لَاسْتَهَمُوا عَلَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1552: Utbah bin Abdullah Al Yahmadi berkata, "Aku pernah berguru kepada Malik," Yunus bin Abdul A'la telah menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, bahwasanya Malik telah menceritakan sebuah hadits kepadanya, Ha, Yahya bin Hakim telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Basyar bin Umar memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Khallad Al Bahili memberitakan kepada kami, Mu'in bin Isa memberitakan kepada kami dan berkata, Sammi memberitakan kepada kami, dari Abu Shalih, dan dari Abu Hurairah kepada kami bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'seandainya kaum muslimin mengetahui keutamaan adzan dan barisan pertama, maka mereka pasti akan mengupayakannya' "
Hadits No. : 1553
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ الْوَاسِطِيُّ، نا أَبُو قَطَنٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ خِلَاسِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ يَعْلَمُونَ أَوْ تَعْلَمُونَ مَا فِي الصَّفِّ الْأَوَّلِ مَا كَانَتْ إِلَّا قُرْعَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1553: Muhammad bin Harb Al Wasithi memberitakan kepada kami, Abu Qathn memberitakan kepada kami, dari Syu'bah, dari Qatadah, dari Khilas bin Amr, dari Abu Rafi, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau telah bersabda, "Seandainya mereka atau kalian tahu keutamaan barisan pertama, maka kalian pasti akan menempuhnya dengan undian."
Hadits No. : 1554
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ طَلْحَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَوْسَجَةَ النَّهْمِيِّ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي الصَّفَّ مِنْ نَاحِيَةٍ إِلَى نَاحِيَةٍ، فَيَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا أَوْ صُدُورُنَا وَيَقُولُ: «لَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ» قَالَ: وَكَانَ يَقُولُ: «إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ الْأُوَلَ» وَحَسِبْتُهُ قَالَ: «زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1554: Yusuf bin Musa memberitakan kepada kami, Jarir memberitakan kepada kami dari Manshur, dari Thalhah, dari Abdurrahman Ausajah An-Nahami, dari Al Barra bin Azib bahwasanya ia berkata, "Biasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi barisan shalat dari satu sudut ke sudut yang lain, kemudian beliau mengusap bahu dan dada kami seraya berkata. 'Sesungguhnya Allah dan para malaikat akan memanjatkan doa bagi orang yang menyambung barisan pertama'." Selain itu, aku pun menduga pasti beliau berkata, "Hiasilah Al Qur'an dengan suara kalian!"
Hadits No. : 1555
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٥: نا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا أَشْعَثُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زُبَيْدٍ، ثنا أَبِي، عَنْ جَدِّي، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْسَجَةَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي نَاحِيَةَ الصَّفِّ وَيُسَوِّي بَيْنَ صُدُورِ الْقَوْمِ وَمَنَاكِبِهِمْ وَيَقُولُ: «لَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصُّفُوفِ الْأُوَلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1555: Abu Hasyim Ziyad bin Ayub memberitakan kepada kami. Asy'ats (Ibnu Abdurrahman bin Zaid) memberitakan kepada kami, bapakku memberitakan kepada kami, dari kakekku, dari Abdurrahman bin Ausajah, dari Al Barra bin Azib yang berkata, "Biasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami dari arah barisan depan, lalu beliau meluruskan dada dan bahu para jama'ah sambil berkata, ' Janganlah kalian saling berselisihan, karena nanti hati kalian pun akan berselisih Sesungguhnya Allah dan para malaikat akan mendoakan orang-orang yang berada di barisan pertama'."
Hadits No. : 1556
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٦: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا الدَّسْتُوَائِيُّ، ح وَثنا الْحَسَنُ أَيْضًا، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ، نا هِشَامٌ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَغْفِرُ لِلصَّفِّ الْمُقَدَّمِ ثَلَاثًا، وَلِلثَّانِي مَرَّةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1556: Hasan bin Muhammad memberitakan kepada kami, Yazid (Ibnu Harun) memberitakan kepada kami, Ad-Dastuwai memberitakan kepada kami, Ha, Al Hasan memberitakan kepada kami juga, Abdullah bin Bakar memberitakan kepada kami, Hisyam memberitakan kepada kami, Ha, Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki' memberitakan kepada kami, dari Hisyam Ad-Dastuwai, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Khalid bin Mi'dan, dari Irbadh bin Sariyah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa memohon ampun bagi orang yang berada di barisan terdepan sebanyak tiga kali dan bagi orang yang berada di barisan kedua sekali."
Hadits No. : 1557
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٧: نا الْحُسَيْنُ بْنُ مَهْدِيٍّ قَالَ: نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، وَقَالَ: ثنا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَزَالُ أَقْوَامٌ مُتَخَلِّفُونَ عَنِ الصَّفِّ الْأَوَّلِ حَتَّى يَجْعَلَهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي النَّارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1557: Musain bin Mahdi memberitakan kepada kami dan berkata, Abdurrazaq memberitakan kepada kami dan berkata, Ikrimah bin Ammar memberitakan kepada kami, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abi Salama, dari Aisyah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Selama masih ada kaum yang terlambat untuk duduk di barisan pertama, maka Allah akan menempatkannya di dalam neraka'
Hadits No. : 1558
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٨: قَالَ: ثنا هِشَامُ بْنُ يُونُسَ الْكُوفِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ مَالِكٍ الْمُزَنِيُّ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَأَى نَاسًا فِي مُؤَخَّرِ الْمَسْجِدِ، فَقَالَ: «مَا يُؤَخِّرُكُمْ؟ لَا يَزَالُ أَقْوَامٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، تَقَدَّمُوا فَأْتَمُّوا بِي، وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1558: Hisyam bin Yunus Al Kufl memberitakan kepada kami dan berkata, Qasim bin Malik Al Muzani, dari Al Juariri, dari Abi Nadhrah, dari Abi Said berkata, "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid, sesampainya di sana beliau melihat beberapa orang berada di barisan belakang masjid, akhirnya beliau bertanya kepada mereka, 'Mengapa kalian berada di barisan belakang? Selama masih ada kaum yang terlambat, maka Allah akan mengakhirkan mereka. Maju dan bermakmumlah kepadaku, hingga orang-orang nanti akan bermakmum kepada kalian'."
Hadits No. : 1559
صحيح ابن خزيمة ١٥٥٩: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ، ثنا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَسَهْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا، وَشَرُّهَا آخِرُهَا، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا، وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1559: Ahmad bin Abadah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz (Ad-Darawardi) memberitakan kepada kami, Al 'Ala bin Abdurrahman dan Sahal memberitakan kepada kami dari bapaknya dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sebaik-baik barisan shalat bagi kaum laki-laki adalah yang terdepan (pertama) sedangkan seburuk-buruknya adalah di belakang (terakhir). Sementara, sebaik-baik barisan shalat bagi kaum perempuan adalah yang dibelakang dan seburuk-buruknya adalah di depan',"
Hadits No. : 156
صحيح ابن خزيمة ١٥٦: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، وَغَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، وَبَدَأَ بِالْمُقَدَّمِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 156: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Yahya Al Mazini dari ayahnya dari Abdullah bin Zaid, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu. Beliau membasuh wajah tiga kali, membasuh kedua tangan dua kali, kemudian mengusap kepala. Beliau memulai bagian depan, kemudian membasuh kedua kaki. 261
Hadits No. : 1560
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٠: ثنا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَخَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ الْمُقَدَّمُ، وَشَرُّهَا الْمُؤَخَّرُ، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ الْمُؤَخَّرُ، وَشَرُّهَا الْمُقَدَّمُ، يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، إِذَا سَجَدَ الرِّجَالُ فَاحْفَظْنَ أَبْصَارَكُنَّ» قُلْتُ لِعَبْدِ اللَّهِ: مِمَّ ذَاكَ؟ قَالَ: «مِنْ ضِيقِ الْإِزَارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1560: Abu Musa menceritakan kepada kami, Adh-Dhahhak bin Makhlad menceritakan kepadaku, Sufyan memberitakan kepada kami, Abdullah bin Abu Bakar memberitakan kepadaku, dari Sa'id bin Al Musayyib, dari Said Al Khudri yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sebaik baik barisan shalat kaum lelaki adalah di depan dan seburuk-buruknya adalah di belakang. Sementara sebaik-baik barisan shalat kaum perempuan adalah di belakang dan seburuk-buruknya adalah di depan. Wahai kaum muslimat sekalian, apabila kaum lelaki sujud, maka peliharalah pandangan kalian!'." Aku mencoba bertanya kepada Abdullah, ''Mengapa harus dijaga pandangan mata mereka?" Abdullah menjawab, "Karena sempitnya kain (yang dikenakan kaum lelaki pada saat shalat)."
Hadits No. : 1561
صحيح ابن خزيمة ١٥٦١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا أَبُو أَحْمَدَ، نا مِسْعَرٌ، عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ - وَهَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ - قَالَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ، فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ حِينَ انْصَرَفَ: «رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ» وَلَمْ يَقُلْ سَلْمٌ: حِينَ انْصَرَفَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1561: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Abu Ahmad memberitakan kepada kami, Mis'ar memberitakan kepada kami dari Tsabit bin Ubaid, dari Al Bara bin Azib, Ha, Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki' memberitakan kepada kami, dari Mis'ar dari Tsabit bin Ubaid dari Al Bara bin Azib yang berkata, ini adalah hadits Bundar "Apabila kami shalat di belakang Rasulullah, maka kami berharap agar kami berada di sebelah kanan beliau. Selain itu, aku pun pernah mendengar beliau berkata ketika memalingkan kepalanya (ke sebelah kanan), 'Ya Allah, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari engkau membangkitkan hamba-Mu!' dan beliau tidak mengucapkan salam pada saat memalingkan kepalanya tersebut."
Hadits No. : 1562
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٢: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْبَرَاءِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «كَانَ يُعْجِبُنَا أَنْ نُصَلِّيَ مِمَّا يَلِي يَمِينَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ لِأَنَّهُ كَانَ يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ عَنْ يَمِينِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1562: Abdul Jabbar bin 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Mis'ar, dari Tsabit bin Ubaid, dari Yazid bin Al Bara, dari bapaknya bahwasanya ia berkata, "Kami bangga dapat melaksanakan shalat di sebelah kanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena beliau memulai salam dari sebelah kanan."
Hadits No. : 1563
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٣: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا أَبُو أَحْمَدَ، نا مِسْعَرٌ، عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنِ ابْنِ الْبَرَاءِ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ، وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ حِينَ انْصَرَفَ: «رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1563: Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami, Abu Ahmad memberitakan kepada kami, Mis'ar memberitakan kepada kami, dari Tsabit bin Ubaid, Tsabit bin ubaid dari ibnu Al Bara, dari Al Bara bin Azib yang telah berkata, "Apabila kami shalat di belakang Rasulullah, maka kami berharap agar kami berada di sebelah kanannya . Kemudian aku pernah mendengar beliau berkata ketika memalingkan wajahnya kc sebelah kanan, 'Ya Allah, peliharalah diriku dari azah-Mu pada hari engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu'."
Hadits No. : 1564
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٤: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو عَاصِمٍ، ثنا جَعْفَرُ بْنُ يَحْيَى، ثنا عَمِّي عُمَارَةُ بْنُ ثَوْبَانَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَيْرُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبَ فِي الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1564: Bundar memberitakan kepada kami, Abu Ashim memberitakan kepada kami, Ja'far bin Yahya menceritakan kepada kami, Umarah bin Tsauban, pamanku memberitakan kepada kami, dari Atha bin Abi Rabah, dari Ibnu Abbas yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling lemas bahunya dalam (barisan) shalat'."
Hadits No. : 1565
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٥: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا أَبُو قُتَيْبَةَ، وَيَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، عَنْ هَارُونَ أَبِي مُسْلِمٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ، عَنْ أَبِيهِ قُرَّةَ قَالَ: «كُنَّا نُنْهَى عَنِ الصَّلَاةِ بَيْنَ السَّوَارِي، وَنُطْرَدُ عَنْهَا طَرْدًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1565: Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami, Abu Qutaibah dan Yahya bin Hamad menceritakan kepada kami dari Harun Abi Muslim , dari qatadah, dari Mu'awiyah bin Qurrah, dari Qurrah, bapaknya, yang berkata, "Kami dilarang untuk melaksanakan shalat di tempat yang tinggi. Dan kami pun pernah disingkirkan dari tempat tersebut."
Hadits No. : 1566
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٦: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ هَانِئٍ، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ مَحْمُودٍ قَالَ: صَلَّيْتُ إِلَى جَنْبِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَزَحَمَنَا إِلَى السَّوَارِي، فَقَالَ: «كُنَّا نَتَّقِي هَذَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1566: Bundar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami dari Sufyan, dari Yahya bin hani, dari Abdul Hamid bin Mahmud yang telah berkata, "Pada suatu ketika, aku shalat di sebelah Anas bin Malik, lalu aku didesak hingga ke tempat yang tinggi. Selanjutnya, Anas bin Malik berkata kepadaku, 'Pada masa Nabi dahulu kami senantiasa berupaya untuk menjauhi tempat yang tinggi itu'."
Hadits No. : 1567
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٧: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، ثنا مُلَازِمُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنِي جَدِّي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَدْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ شَيْبَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَلِيِّ بْنِ شَيْبَانَ - وَكَانَ أَحَدَ الْوَفْدِ - قَالَ: صَلَّيْنَا خَلْفَهُ يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَضَى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ، فَرَأَى رَجُلًا فَرْدًا يُصَلِّي خَلْفَ الصَّفِّ، فَوَقَفَ عَلَيْهِ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى قَضَى صَلَاتَهُ، ثُمَّ قَالَ لَهُ: «اسْتَقْبِلْ صَلَاتَكَ، فَلَا صَلَاةَ لِفَرْدٍ خَلْفَ الصَّفِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1567: Ahmad bin Al Miqdam memberitakan kepada kami, Mulazim bin Amr memberitakan kepada kami, Abdullah bin Badar kakekku memberitakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ali bin Syaiban, dari bapaknya, Ali bin Syaiban, salah seorang utusan, yang telah berkata, "Pada suatu hari, kami melaksanakan shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika selesai melaksanakan shalat, Rasulullah melihat seorang laki-laki yang sedang Shalat di belakang barisan (shaf) kemudian Rasulullah menunggu laki-laki itu hingga menuntaskan shalatnya. Setelah itu, Rasulullah pun berkata kepadanya, 'Ulangilah shalatmu! Tidak sah shalatnya seseorang yang berdiri di belakang barisan'."
Hadits No. : 1568
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٨: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " وَفِي أَخْبَارِ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَدٍ: رَأَى رَجُلًا صَلَّى خَلْفَ الصَّفِّ وَحْدَهُ، فَأَمَرَهُ أَنْ يُعِيدَ الصَّلَاةَ وَاحْتَجَّ بَعْضُ أَصْحَابِنَا وَبَعْضُ مَنْ قَالَ بِمَذْهَبِ الْعِرَاقِيِّينَ فِي إِجَازَةِ صَلَاةِ الْمَأْمُومِ خَلْفَ الصَّفِّ وَحْدَهُ بِمَا هُوَ بَعِيدُ الشَّبَهِ مِنْ هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ ، احْتَجُّوا بِخَبَرِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ صَلَّى وَامْرَأَةٌ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَهُ عَنْ يَمِينِهِ، وَالْمَرْأَةَ خَلْفَ ذَلِكَ، فَقَالُوا: إِذَا جَازَ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَقُومَ خَلْفَ الصَّفِّ وَحْدَهَا، جَازَ صَلَاةُ الْمُصَلِّي خَلْفَ الصَّفِّ وَحْدَهُ وَهَذَا الِاحْتِجَاجُ عِنْدِي غَلَطٌ؛ لِأَنَّ سُنَّةَ الْمَرْأَةِ أَنْ تَقُومَ خَلْفَ الصَّفِّ وَحْدَهَا إِذَا لَمْ تَكُنْ مَعَهَا امْرَأَةٌ أُخْرَى، وَغَيْرُ جَائِزٍ لَهَا أَنْ تَقُومَ بِحِذَاءِ الْإِمَامِ وَلَا فِي الصَّفِّ مَعَ الرِّجَالِ، وَالْمَأْمُومُ مِنَ الرِّجَالِ إِنْ كَانَ وَاحِدًا، فَسُنَّتُهُ أَنْ يَقُومَ عَنْ يَمِينِ إِمَامِهِ، وَإِنْ كَانُوا جَمَاعَةً قَامُوا فِي صَفٍّ خَلْفَ الْإِمَامِ حَتَّى يَكْمُلَ الصَّفُّ الْأَوَّلُ، وَلَمْ يَجُزْ لِلرَّجُلِ أَنْ يَقُومَ خَلْفَ الْإِمَامِ وَالْمَأْمُومُ وَاحِدٌ، وَلَا خِلَافَ بَيْنَ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّ هَذَا الْفِعْلَ لَوْ فَعَلَهُ فَاعِلٌ - فَقَامَ خَلْفَ إِمَامٍ وَمَأْمُومٍ قَدْ قَامَ عَنْ يَمِينِهِ - خِلَافُ سُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِنْ كَانُوا قَدِ اخْتَلَفُوا فِي إِيجَابِ إِعَادَةِ الصَّلَاةِ، وَالْمَرْأَةُ إِذَا قَامَتْ خَلْفَ الصَّفِّ وَلَا امْرَأَةَ مَعَهَا وَلَا نِسْوَةَ فَاعِلَةٌ مَا أُمِرَتْ بِهِ وَمَا هُوَ سُنَّتُهَا فِي الْقِيَامِ، وَالرَّجُلُ إِذَا قَامَ فِي الصَّفِّ وَحْدَهُ فَاعِلٌ مَا لَيْسَ مِنْ سُنَّتِهِ، إِذْ سُنَّتُهُ أَنْ يَدْخُلَ الصَّفَّ فَيَصْطَفَّ مَعَ الْمَأْمُومِينَ، فَكَيْفَ يَكُونُ أَنْ يُشَبَّهَ مَا زُجِرَ الْمَأْمُومُ عَنْهُ - مِمَّا هُوَ خِلَافُ سُنَّتِهِ فِي الْقِيَامِ - بِفِعْلِ امْرَأَةٍ فَعَلَتْ مَا أُمِرَتْ بِهِ مِمَّا هُوَ سُنَّتُهَا فِي الْقِيَامِ خَلْفَ الصَّفِّ وَحْدَهَا؟ فَالْمُشَبِّهُ الْمَنْهِيَّ عَنْهُ بِالْمَأْمُورِ بِهِ مُغَفَّلٌ بَيِّنُ الْغَفْلَةِ مُشَبِّهٌ بَيْنَ فِعْلَيْنِ مُتَضَادَّيْنِ، إِذْ هُوَ مُشَبِّهٌ مَنْهِيًّا عَنْهُ بِمَأَمْورٍ بِهِ، فَتَدَبَّرُوا هَذِهِ اللَّفْظَةَ يَبِنْ لَكُمْ بِتَوْفِيقِ خَالِقِنَا حُجَّةُ مَا ذَكَرْنَا. وَزَعَمَ مُخَالِفُونَا مِنَ الْعِرَاقِيِّينَ فِي هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ أَنَّ الْمَرْأَةَ لَوْ قَامَتْ فِي الصَّفِّ مَعَ الرِّجَالِ حَيْثُ أُمِرَ الرَّجُلُ أَنْ يَقُومَ أَفْسَدَتْ صَلَاةَ مَنْ عَنْ يَمِينِهَا، وَمَنْ عَنْ شِمَالِهَا، وَالْمُصَلِّي خَلْفَهَا، وَالرَّجُلُ مَأْمُورٌ عِنْدَهُمْ أَنْ يَقُومَ فِي الصَّفِّ مَعَ الرِّجَالِ، فَكَيْفَ يُشَبَّهُ فِعْلُ امْرَأَةٍ - لَوْ فَعَلَتْ أَفْسَدَتْ صَلَاةَ ثَلَاثَةٍ مِنَ الْمُصَلِّينَ - بِفِعْلِ مَنْ هُوَ مَأْمُورٌ بِفِعْلِهِ؟ إِذَا فَعَلَهُ لَا يُفْسِدُ فِعْلُهُ صَلَاةَ أَحَدٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1568: Abu Bakar berkata, "Pada hadits Wabishah bin Muid bahwasanya ia pernah melihat seorang laki-laki yang shalat di belakang barisan seorang diri. Lalu ia meminta laki-laki tersebut untuk mengulangi shalatnya." Beberapa orang sahabat kami berdalih dan sebagian orang lagi berpendapat dengan mazhabnya para ulama Irak dalam hal boleh tidaknya makmum melaksanakan shalat sendirian di belakang barisan yang mana hal tersebut jauh persamaannya dari masalah ini. Mereka berdalih dengan menggunakan hadits Anas bin Malik bahwasanya ia dan seseorang pernah melaksanakan shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah memindahkannya ke sisi kanannya, sementara perempuan tersebut di belakangnya. Kemudian mereka berkata, ''Apabila perempuan itu dibolehkan untuk shalat di belakang sendirian, maka makmum lelaki pun seharusnya boleh juga shalat sendirian di belakang barisan (shaf)." Menurut hematku dalil dan hujjah ini keliru, karena disunnahkan bagi perempuan untuk shalat sendirian di belakang jika tidak ada perempuan lain yang menjadi imam. Selain itu, tidak dibolehkan bagi seorang perempuan untuk berdiri di samping imam dan bukan di barisan bersama makmum laki- laki. Kemudian, apabila makmum laki-laki itu sendirian, maka sunnahnya adalah ia berdiri di samping kanan imam. Dan apabila makmum laki-laki itu banyak, maka mereka berdiri di belakang imam hingga barisan (shaf) pertama itu sempurna. Lalu tidak diperkenankan bagi makmum laki-laki seorang diri untuk berdiri di belakang imam. Dan para ulama —dalam hal ini— tidak ada perbedaan pendapat, yaitu manakala seorang makmum berdiri di sebelah kanan imam, meskipun mereka berbeda pendapat tentang keharusan untuk mengulangi shalatnya. Para ulama irak yang berbeda pendapat dengan kami dalam masalah ini menduga bahwa perempuan yang shalat dalam satu barisan bersama para makmum laki-laki itu akan membatalkan shalatnya orang yang berada di sebelah kanan, sebelah kiri, dan belakangnya. Menurut pandangan mereka makmum laki-laki itu harus berdiri pada barisan shalat kaum laki-laki pula. Bagaimana mungkin terjadi tindakan seorang makmum perempuan dapat merusak shalatnya tiga orang makmum laki-laki.
Hadits No. : 1569
صحيح ابن خزيمة ١٥٦٩: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ الْحَكَمِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا جَدِّي، أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ لِلنَّاسِ: «إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ وَالنَّاسُ رُكُوعٌ فَلْيَرْكَعْ حِينَ يَدْخُلُ، ثُمَّ لِيَدُبَّ رَاكِعًا حَتَّى يَدْخُلَ فِي الصَّفِّ؛ فَإِنَّ ذَلِكَ السُّنَّةُ» قَالَ عَطَاءٌ: وَقَدْ رَأَيْتُهُ هُوَ يَفْعَلُ ذَلِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1569: Abdullah bin Muhammad bin Said bin Hakam bin Abu Maryam Al Misr memberitakan kepada kami, kakekku menceritakan kepada kami. Abdullah bin Wahab memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitakan kepada kami, dari 'Atha bahwasanya ia pernah mendengar Abdullah bin Zubair berkata kepada beberapa orang sahabat, "Apabila salah seorang di antara kalian masuk ke dalam masjid, sementara jama'ah lainnya sedang ruku', maka ikut ruku'lah ketika masuk ke dalamnya. Setelah itu, mulailah merangkak sambil ruku hingga ia sampai ke barisan, karena perbuatan seperti itu sunnah hukumnya." Atha berkata, "Dan aku pernah melihanya, Ibnu Zubair. melakukan hal itu."
Hadits No. : 157
صحيح ابن خزيمة ١٥٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى قَالَ: سَأَلْتُ مَالِكًا، عَنِ الرَّجُلِ مَسَحَ مُقَدَّمَ رَأْسِهِ فِي الْوُضُوءِ أَيُجْزِيهِ ذَلِكَ؟ فَقَالَ: حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْمَازِنِيِّ قَالَ: «مَسَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسَهُ فِي وَضُوئِهِ مِنْ نَاصِيَتِهِ إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّ يَدَيْهِ إِلَى نَاصِيَتِهِ وَمَسَحَ رَأْسَهُ كُلَّهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 157: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Isa mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Aku bertanya kepada Malik tentang seseorang yang mengusap bagian depan kepala ketika berwudhu, apakah hal itu mencukupi?” Ia berkata, “Amr bin Yahya bin Umarah menceritakan kepadaku dari ayahnya dari Abdullah bin Zaid Al Mazini, ia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap kepala saat wudhu mulai dari ubun-ubun sampai tengkuk, kemudian beliau mengembalikan kedua tangan ke bagian ubun-ubun dan beliau mengusap kepala seluruhnya’.” 263. Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 1570
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٠: نا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، وَبِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ثنا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي مَعْشَرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، وَلَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، وَإِيَّاكُمْ وَهَيْشَاتِ الْأَسْوَاقِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1570: Nasr bin Ali Al Jahdhami dan Bisyr bin Mu'adz Al 'Aqadi memberitakan kepada kami, mereka berdua berkata, 'Yazid bin Zurai' memberitakan kepada kami, Khalid Al Hadzdzai memberitakan kepada kami, dari Abu Ma'syar, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bin Mas'ud bahwasanya ia pernah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Orang-orang yang telah dewasa dan berakal di antara kalian sebaiknya berada di dekatku (pada shaf pertama). Kemudian barulah orang-orang berikutnya berada di sampingnya. Lalu orang-orang berikutnya. Selain itu, janganlah kalian saling berselisihan, karena dikhawatirkan hati kalian pun akan ikut berselisihan. Hindarilah kegaduhan dan kericuhan seperti di pasar!'."
Hadits No. : 1571
صحيح ابن خزيمة ١٥٧١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ عَلِيِّ بْنِ عَطَاءِ بْنِ مَقْدَمٍ، ثنا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ أَبِي الْقَاسِمِ السَّدُوسِيُّ، ثنا التَّيْمِيُّ، عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ قَالَ: بَيْنَمَا أَنَا بِالْمَدِينَةِ فِي الْمَسْجِدِ فِي الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ قَائِمٌ أُصَلِّي، فَجَبَذَنِي رَجُلٌ مِنْ خَلْفِي جَبْذَةً، فَنَحَّانِي وَقَامَ مَقَامِي قَالَ: فَوَاللَّهِ مَا عَقَلْتُ صَلَاتِي، فَلَمَّا انْصَرَفَ فَإِذَا هُوَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ، فَقَالَ: يَا فَتَى، لَا يَسُؤْكَ اللَّهُ، إِنَّ هَذَا عَهْدٌ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْنَا أَنْ نَلِيَهُ، ثُمَّ اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ فَقَالَ: «هَلَكَ أَهْلُ الْعُقْدَةِ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ» - ثَلَاثًا - ثُمَّ قَالَ: «وَاللَّهِ مَا عَلَيْهِمْ آسَى، وَلَكِنْ آسَى عَلَى مَنْ أَضَلُّوا» قَالَ: قُلْتُ: مَنْ تَعْنِي بِهَذَا؟ قَالَ: «الْأُمَرَاءُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1571: Muhammad bin Umar bin Ali bin 'Atha bin Muqaddam memberitakan kepada kami, Yusuf bin Ya'kub bin Abu Qasim As-Sadusi memberitakan kepada kami, At-Taimi memberitakan kepada kami, dari Abu Miljaz, dari Qais bin Ubad bahwasanya ia berkata, "Ketika aku sedang melaksanakan shalat di masjid kota Madinah pada barisan pertama, tiba-tiba seseorang yang berada di belakangku menarik tubuhku ke belakang. Setelah itu, ia menyikirkanku dan menempati tempatku yang semula. Demi Allah, (pada saat itu) aku sendiri belum mengerti tentang shalatku. Ketika orang itu berpaling, ternyata ia adalah Ubay bin Ka'ab. Kemudian orang itu (Ubay bin Ka'ab), berkata, 'Hai anakku, janganlah kamu salah pengertian. Sesungguhnya ini adalah perintah dari Rasulullah agar kami dekat dengannya'. Selanjutnya, Ubay bin Ka'ab kembali menghadap kiblat seraya berkata, 'Demi Allah, celakalah Ahlu Al Uqdah (tiga kali). Allah pasti tidak menolong mereka dan Dia hanya akan menolong orang-orang yang telah mereka sesatkan.' aku bertanya kepadanya, 'Siapakah yang kamu maksudkan itu?' Ubay bin Ka'ab menjawab, 'Mereka itu adalah para pemimpin'."
Hadits No. : 1572
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٢: نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَنْصُورٍ السُّلَمِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى قَالَ مُحَمَّدٌ: ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ قَالَ إِسْمَاعِيلُ: عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: «انْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصْلِحُ بَيْنَ بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَجَاءَ الْمُؤَذِّنُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَقَدَّمَ النَّاسَ وَأَنْ يَؤُمَّهُمْ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَقَ الصُّفُوفَ حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ» ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ وَهَذَا اللَّفْظُ الَّذِي ذَكَرَهُ لَفْظُ حَدِيثِ إِسْمَاعِيلَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1572: Ismail bin Basyar bin Manshur As-Salmi dan Muhammad bin Abdullah bin Bazi' memberitakan kepada kami dan berkata, Abdul 'Ala memberitakan kepada kami, Muhammad berkata, Ubaidillah memberitakan kepada kami, Ismail berkata, dari Ubaidillah, dari Abu Hazim, dari Sahal bin Sa'ad bahwasanya ia berkata, "Pada suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi untuk mendamaikan pertikaian yang terjadi antara keluarga Amr bin Auf, tak lama kemudian, waktu Shalat tiba, lalu seorang muadzin pergi menemui Abu Bakar untuk mengimami kaum muslimin. Akhirnya Abu Bakar bersedia menjadi imam. Setelah itu, Rasulullah datang dan langsung membelah barisan shalat hingga beliau berada di barisan yang pertama." Selanjutnya Sahal bin Sa'ad menyebutkan haditsnya secara terperinci. Ini adalah redaksi hadits sebagaimana yang disebutkan lafaz hadits Ismail.
Hadits No. : 1573
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٣: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّمَا الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ، فَإِذَا صَلَّى فَكَبَّرَ فَكَبِّرُوا، وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا، وَلَا تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ، فَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُولُوا: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا، وَلَا تَبْتَدِرُوا قَبْلَهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1573: Ahmad bin Abdah memberitakan kepada kami, Abdul Aziz (Ad-Darwardi) memberitakan kepada kami, dari Suhail, dari bapaknya, dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sesungguhnya imam shalat itu harus diikuti. Apabila ia bertakbir, maka ikutlah kalian bertakbir bersamanya. Apabila ia ruku' maka ruku'lah kalian bersamanya dan janganlah berbeda dengannya. Apabila imam mengucapkan, 'sami'allahu liman hamidah, maka ucapkanlah, 'rabbana wa lakal hamd'. Apabila imam sujud, maka sujudlah kalian bersama dan jangan mendahuluinya!',"
Hadits No. : 1574
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٤: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنِي عِيسَى، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا يَقُولُ: " لَا تُبَادِرُوا الْإِمَامَ، إِذَا كَبَّرَ الْإِمَامُ فَكَبِّرُوا، وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا، وَإِذَا قَالَ: {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] فَقُولُوا: آمِينَ، وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُولُوا: اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، وَلَا تُبَادِرُوا الْإِمَامَ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1574: Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Isa memberitakan kepadaku, dari Al 'Amasy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu mengajarkan kami, 'Janganlah kalian mendahului imam! Apabila imam bertakbir, maka bertakbirlah kalian bersamanya! Apabila imam ruku, maka ruku 'lah kalian bersamanya. Apabila imam membaca, 'ghairil maghdubi 'alaihim wala dhalliin, maka ucapkanlah, 'amin', Apabila imam membaca, 'sami 'allahu liman hamidahu ', maka ucapkanlah, 'rabbana wa lakal hamd! Janganlah kalian mendahului ruku dan sujudnya imam'."
Hadits No. : 1575
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنِي الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " فَإِذَا قَالَ الْإِمَامُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقُولُوا: اللَّهُ أَكْبَرُ، فَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُولُوا: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1575: Muhammad bin Al Mutsanna memberitakan kepada kami, Ad-Dhahhak bin Makhlad memberitakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepadaku, Abdullah bin Abu Bakar memberitakan kepada kami, dari Said bin Al Musayyib, dari Said Al Khudri bahwasanya ia berkata, "Rasulullah telah bersabda, 'Apabila imam berkata, Allahu akbar', maka ucapkanlah, 'Allahu akbar'. Apabila imam berkata, 'sami'allahu liman hamidah', maka ucapkanlah, 'rabbana wa lakal hamd'."
Hadits No. : 1576
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، ثنا سَعِيدٌ، ثنا قَتَادَةُ، عَنِ الْحَسَنِ، أَنَّ سَمُرَةَ بْنَ جُنْدُبٍ، وَعِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ تَذَاكَرَا، فَحَدَّثَ سَمُرَةُ، أَنَّهُ حِفْظَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَكْتَتَيْنِ: «سَكْتَةً إِذَا كَبَّرَ، وَسَكْتَةً إِذَا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَتِهِ عِنْدَ رُكُوعِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1576: Muhammad bin Abdullah bin Buzai' memberitakan kepada kami, Yazid (anak Buzai') memberitakan kepada kami, Said menceritakan kepada kami, Qatadah memberitakan kepada kami, dari Al Hasan, bahwasanya pada suatu ketika Samrah bin Jundub dan Imran bin Husain sedang bertukar pikiran. Samrah mengatakan bahwasanya ia telah menghapal sebuah hadits dari Rasulullah tentang dua saktah(diam)nya imam, diam ketika takbir dan diam ketika selesai membaca doa saat ruku'.
Hadits No. : 1577
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٧: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَبَّرَ فِي الصَّلَاةِ سَكَتَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ، فَقُلْتُ لَهُ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي، أَرَأَيْتَ سُكَاتَكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ، أَخْبِرْنِي مَا هُوَ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطِيئَتِي كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ أَنْقِنِي مِنْ خَطَايَايَ كَالثَّوْبِ الْأَبْيَضِ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1577: Harun bin Ishak memberitakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan sebuah hadits kepada kami, dari Imarah bin Qa'qa', dari Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah bawasanya ia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir dalam shalat, maka beliau diam antara takbir dan qira'ah, lalu aku bertanya kepada Rasulullah, 'Demi bapak dan ibuku, apa yang anda maksud dengan diam di antara takbir dan qira'ah hai Rasulullah?' Rasulullah menjawab, 'Sebenarnya aku sedang membaca, 'ya Allah ya Tuhanku, jauhkanlah antaraku dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah ya Tuhanku, bersihkanlah aku dari kesalahanku seperti baju putih yang bersih dari kotoran. Ya Allah ya Tuhanku, basuhlah diriku dari kesalahan dengan salju dan air yang dingin'."
Hadits No. : 1578
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٨: نا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُطِيلُ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ مِنَ الْفَجْرِ وَالظُّهْرِ، فَكُنَّا نَرَى أَنَّهُ يَفْعَلُ ذَلِكَ لِيَتَأَدَّى النَّاسُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1578: Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Abu Khalid memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami dari Ma'mar, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abdullah bin Abi Qatadah, dari bapaknya yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu memanjangkan ruku pertama dalam shalat shubuh dan dhuhur. Menurut kami, beliau melakukan hal itu agar kaum muslimin dapat menyusul dan mengikuti shalat jama'ah."
Hadits No. : 1579
صحيح ابن خزيمة ١٥٧٩: نا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ الْيَشْكُرِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، ح وَثنا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا مُحَمَّدٌ، ح وَثنا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ، نا أَبِي، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَا: ثنا يَزِيدُ وَهُوَ ابْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مَكْحُولٌ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ الْأَنْصَارِيِّ، وَكَانَ يَسْكُنُ إِيلِيَاءَ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الصُّبْحِ، فَثَقُلَتْ عَلَيْهِ الْقِرَاءَةُ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: «إِنِّي لَأَرَاكُمْ تَقْرَؤونَ وَرَاءَ إِمَامِكُمْ؟» قَالَ: قُلْنَا: أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذًّا قَالَ: «فَلَا تَفْعَلُوا إِلَّا بِأُمِّ الْكِتَابِ؛ فَإِنَّهُ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِهَا» هَذَا حَدِيثُ ابْنِ عُلَيَّةَ، وَعَبْدِ الْأَعْلَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 1579: Mu'mal bin Hisyam Al Yasykuri memberitakan kepada kami, Ismail (Ibnu 'Ulayah) memberitakan kepada kami, dari Muhammad bin ishak, Ha, Al Fadhl bin Ya'kub Al Jazri menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami, Muhammad memberitakan kepada kami, Ha, Said bin Yahya bin Said Al Umawi menceritakan kepada kami, bapakku memberitakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishak, Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi memberitakan kepada kami dan keduanya telah berkata: Yazid (Ibnu Harun) menceritakan kepada kami, Muhammad (Ibnu Ishak) memberitakan kepada kami, Makhul menceritakan kepada kami, dari Mahmud bin Rabi' Al Anshari yang berdomisili di 'Iliya (Yarusalem) dari Ubadah bin Shamit dan berkata, "Pada suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami kami dalam shalat shubuh, ternyata bacaan beliau dalam shalat itu sangat berat untuk dapat kami dengar, usai melaksanakan shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada kami, 'Apakah kalian membaca ayat Al Qur'an di belakang imam kalian?' maka kami pun menjawab, 'ya, benar wahai Rasulullah kami membacanya.' kemudian beliau bersabda, 'Janganlah kalian membaca ayat lain selain ummul kitab (Al Fatihah), karena sesungguhnya tidak sah shalat seseorang tanpa membaca Al Fatihah'."
Hadits No. : 158
صحيح ابن خزيمة ١٥٨: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ، أَخْبَرَهُ أَنَّ حُمْرَانَ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا يَوْمًا وَضُوءًا، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فِي صِفَةِ وُضُوءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَالْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فِي هَذَا الْخَبَرِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْكَعْبَيْنِ هُمَا الْعَظْمَانِ النَّاتِئَانِ فِي جَانِبَيِ الْقَدَمِ إِذْ لَوْ كَانَ الْعَظْمُ النَّاتِئُ عَلَى ظَهَرِ الْقَدَمِ لَكَانَ لِلرِّجْلِ الْيُمْنَى كَعْبٌ وَاحِدٌ لَا كَعْبَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 158: Yunus bln Abdul A’la Ash-Shadafi, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab dari Atha' bin Yazid mengabarkan kepadanya, bahwa Humran mengabarkan kepadanya, bahwa Utsman suatu hari pernah meminta air wudhu, Humran menyebutkan hadits tentang sifat wudhu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Kemudian Utsman membasuh kaki kanan sampai kedua mata kaki tiga kali, kaki kiri juga seperti itu.” 265 (25/1) Abu Bakar berkata, “Dalam hadits ini ada petunjuk bahwa dua mata kaki itu adalah dua tulang yang menonjol di dua sisi telapak kaki, karena seandainya mata kaki itu adalah tulang yang menonjol pada punggung telapak kaki, tentu kaki kanan hanya mempunyai satu mata kaki bukan dua.”
Hadits No. : 1580
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٠: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا يَقُولُ: " إِذَا كَبَّرَ الْإِمَامُ فَكَبِّرُوا، وَإِذَا قَرَأَ {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] فَقُولُوا آمِينَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1580: Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Isa bin Yunus memberitakan kepada kami, dari Al 'Amasy, dari Abi Shalih, dari Abu Hurairah yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu mengajarkan kami, 'Apabila imam bertakbir, maka ikutlah kalian bertakbir bersamanya. Dan apabila imam membaca ghairil maghdlubi 'alaihim wa lad dhalliin, maka ucapkanlah, 'amin'."
Hadits No. : 1581
صحيح ابن خزيمة ١٥٨١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا، فَمَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1581: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Yunus memberitakan kepada kami, dari Ibnu Syihab, Said bin Al Musayyib dan Abu Salama bin Abdurrahman memberitakan kepada kami bahwasannya Abu Hurairah telah berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila imam membaca amin, maka ikutlah membaca amin. Barangsiapa bacaan aminnya berbarengan dengan bacaan amin para malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni'."
Hadits No. : 1582
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ قَتَادَةَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، ح وَثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، ثنا عَبْدَةُ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ يُونُسَ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ حِطَّانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الرَّقَاشِيِّ قَالَ: صَلَّى بِنَا أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ، فَلَمَّا انْفَتَلَ قَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَنَا فَبَيَّنَ لَنَا سُنَّتَنَا، وَعَلَّمَنَا صَلَاتَنَا، فَقَالَ: " فَإِذَا كَبَّرَ الْإِمَامُ فَكَبِّرُوا، وَإِذَا قَالَ: {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] فَقُولُوا: آمِينَ، يُحِبَّكُمُ اللَّهُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا الْخَبَرُ مِنْ بَابِ تَأْمِينِ الْمَأْمُومِ عِنْدَ فَرَاغِ الْإِمَامِ مِنْ قِرَاءَةِ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَإِنْ لَمْ يُؤَمِّنْ إِمَامُهُ جَهْلًا أَوْ نِسْيَانًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1582: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya bin said memberitakan kepada kami, Hisyam bin Abu Abdullah memberitakan kepada kami, dari Qatadah, Ha, Bundar memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Addi memberitakan kepada kami, dari Said bin Abu Arubah, Ha, Harun bin Ishak Al Hamdani memberitakan kepada kami, Abdah memberitakan kepada kami, dari Said, dari Qatadah, dari Yunus bin Zubair, dari Hiththan bin Abdullah Ar-Raqqasyi bahwasanya ia berkata: Pada suatu hari, kami shalat berjama'ah bersama Abu Musa Al 'Asy'ari, usai melaksanakan shalat, Abu Musa Al 'Asy'ari berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berceramah di hadapan kami. Beliau menerangkan sunnahnya dan mengajarkan kami tentang shalat. Beliau bersabda, 'Apabila imam bertakbir, maka ikutlah kalian bertakbir. Dan apabila imam membaca 'ghairil magdhubi 'alaihim wa ladh dhalliin', maka ucapkanlah amin'. Mudah-mudahan Allah tetap mencintai kalian',"
Hadits No. : 1583
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٣: أنا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: دَخَلَ يَهُودِيٌّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّامُ عَلَيْكَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَعَلَيْكَ» . قَالَتْ عَائِشَةُ: فَهَمَمْتُ أَنْ أَتَكَلَّمَ، فَعَرَفْتُ كَرَاهِيَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِذَلِكَ، فَسَكَتُّ، ثُمَّ دَخَلَ آخَرُ فَقَالَ: السَّامُ عَلَيْكَ، فَقَالَ: «وَعَلَيْكَ» ، فَهَمَمْتُ أَنْ أَتَكَلَّمَ فَعَرَفْتُ كَرَاهِيَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِذَلِكَ، ثُمَّ دَخَلَ الثَّالِثُ فَقَالَ: السَّامُ عَلَيْكَ، فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قُلْتُ: وَعَلَيْكَ السَّامُ وَغَضَبُ اللَّهِ وَلَعْنَتُهُ إِخْوَانَ الْقِرَدَةِ وَالْخَنَازِيرِ، أَتُحَيُّونَ رَسُولَ اللَّهِ بِمَا لَمْ يُحَيِّهِ اللَّهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ قَالُوا قَوْلًا، فَرَدَدْنَا عَلَيْهِمْ، إِنَّ الْيَهُودَ قَوْمٌ حُسَّدٌ، وَإِنَّهُمْ لَا يَحْسُدُونَا عَلَى شَيْءٍ كَمَا يَحْسُدُونَا عَلَى السَّلَامِ، وَعَلَى آمِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1583: Basyar Al Wasithi memberitakan kepada kami, Khalid memberitakan kepada kami, Ibnu Abdullah memberitakan kepada kami, dari Suhail, dari bapaknya, dari Aisyah dia berkata, "Pada suatu hari, seorang yahudi datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata, 'assammu 'alaika (kecelakaan untuk Muhammad)'. Mendengar ucapan salam yahudi itu, Rasulullah pun menjawab, 'Wa 'alaika' (kecelakaan juga untukmu hai yahudi). Sebenarnya aku pun ingin berkata, karena aku mengetahui kebencian Rasulullah atas ucapan yahudi tersebut. Tak lama kemudian, datang lagi seorang yahudi menemui Rasulullah seraya berkata, As-sammu 'alaika'. Mendengar ucapan yahudi itu, Rasulullah pun menjawab, 'Wa 'alaika'. Saat itu aku pun ingin berkata, karena aku mengetahui kebencian Rasululah atas ucapan yahudi yang kedua itu. Selanjutnya datang orang yahudi yang ketiga kepada Rasulullah dan berkata, 'as-sammu 'alaika'. Karena aku tidak sabar, maka aku pun menyahutinya, 'wa 'alaika as-sammu. (kecelakaan juga akan menimpa dirimu). Semoga Allah murka dan melaknatmu, hai saudaranya kera dan babi. Mengapakah kalian, hai para yahudi, berani mengucapkan salam yang Allah sendiri tidak pernah mengucapkannya kepada Rasulullah? Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Hai Aisyah ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak menyukai kekejian dan kata-kata kotor. Apabila mereka mengucapkan suatu ucapan, maka balaslah ucapan tersebut kepada mereka. Ketahuilah, sesungguhnya kaum yahudi itu kaum yang dengki dan mereka tidak dengki kepada kita atas sesuatu sebagaimana mereka dengki kepada kita karena ucapan salam dan ucapan amin'."
Hadits No. : 1584
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، نا أَبُو عَامِرٍ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ أَيْضًا ثنا حَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ، عَنْ زَرْبِيٍّ مَوْلًى لِآلِ الْمُهَلَّبِ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُلُوسًا، فَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ أَعْطَانِي خِصَالًا ثَلَاثَةً» ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: وَمَا هَذِهِ الْخِصَالُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَعْطَانِي صَلَاةً فِي الصُّفُوفِ وَأَعْطَانِي التَّحِيَّةَ، إِنَّهَا لَتَحِيَّةُ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَأَعْطَانِي التَّأْمِينَ وَلَمْ يُعْطِهِ أَحَدًا مِنَ النَّبِيِّينَ قَبْلُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ اللَّهُ أَعْطَى هَارُونَ، يَدْعُو مُوسَى وَيُؤَمِّنُ هَارُونُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1584: Muhammad bin Ma'mar Al Qaisi memberitakan kepada kami, Abu Amir memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ma'mar memberitakan kepada kami, Harami bin Umarah memberitakan kepada kami, dari Zarbi, budak keluarga Al Muhallab, dia berkata: Aku pernah mendengar Anas bin Malik berkata, "Pada suatu ketika, kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ketahuilah hai para sahabatku, sesungguhnya Allah telah memberikan tiga keutamaan kepadaku.' mendengar sabda itu, salah seorang di antara sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah ketiga keistimewaan tersebut?' Rasulullah menjawab, 'Allah telah memberikanku shalat dalam beberapa barisan (shaf), Allah telah memberikanku ucapan salam yang mana ucapan tersebut adalah ucapan salam penduduk surga. Allah telah memberikan ucapan amin dalam shalat, yang mana ucapan tersebut tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumnya, kecuali Allah telah memberikannya kepada Nabi Harun ketika dia memanggil Nabi Musa dan Nabi Harun mengamininya'."
Hadits No. : 1585
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَا: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا أَبُو بِشْرٍ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فِي قَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ: {وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا} [الإسراء: 110] قَالَ: «نَزَلَتْ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُخْتَفٍ بِمَكَّةَ، فَكَانَ إِذَا صَلَّى بِأَصْحَابِهِ جَهَرَ بِالْقُرْآنِ» وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ: رَفَعَ صَوْتَهُ بِالْقُرْآنِ، وَقَالَا: فَكَانَ الْمُشْرِكُونَ إِذَا سَمِعُوا سَبُّوا الْقُرْآنَ وَمَنْ أَنْزَلَهُ، وَمَنْ جَاءَ بِهِ فَقَالَ اللَّهُ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ} [الإسراء: 110] أَيْ بِقِرَاءَتِكَ فَيَسْمَعَ الْمُشْرِكُونَ فَيَسُبُّونَ الْقُرْآنَ {وَلَا تُخَافِتْ بِهَا} [الإسراء: 110] عَنْ أَصْحَابِكَ، فَلَا يَسْمَعُونَ، {وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا} [الإسراء: 110] قَالَ الدَّوْرَقِيُّ: عَنْ أَصْحَابِكَ، فَلَا تُسْمِعُهُمْ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الْخَبَرُ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ فِي كِتَابِ الْإِيمَانِ أَنَّ الِاسْمَ قَدْ يَقَعُ عَلَى بَعْضِ أَجْزَاءِ الشَّيْءِ ذِي الْأَجْزَاءِ وَالشُّعَبِ، قَدْ أَوْقَعَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اسْمَ الصَّلَاةِ عَلَى الْقِرَاءَةِ فِيهَا فَقَطْ، {وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ} [الإسراء: 110] ، أَرَادَ الْقِرَاءَةَ فِيهَا، وَلَيْسَ الصَّلَاةَ كُلَّهَا، الْقِرَاءَةُ فِيهَا فَقَطْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1585: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Ahmad bin Mani' memberitakan kepada kami mereka berkata, "Husyaim memberitakan kepada kami, Abu Bisyrin memberitakan kepada kami, dari Said, dari Ibnu Abbas dalam firman Allah yang berbunyi, 'Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya.' (Al Isra'[17]: 110) ketika ayat tersebut di atas turun, maka saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berdakwah secara sembunyi-sembunyi di kota Makkah. Apabila membaca Al Qur'an dalam shalat berjama'ah bersama para sahabat, maka Rasulullah mengeraskan bacaannya." Ad-Dauraqi berkata: "Ketika membaca ayat Al Qur'an, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan mengangkat suaranya tinggi-tinggi." Kemudian Said dan Ibnu Abbas berkata, "Apabila mendengar ayat Al Qur'an dibacakan, maka kaum musyrikin pasti akan menghina Al Qur'an, Allah , dan Nabi Muhammad . Oleh karena itu, Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Janganlah kamu mengeraskan bacaan Al-Qur'anmu dalam shalat', hingga kaum musyrikin mendengar dan akhirnya akan menghina Al Qur'an. Akan tetapi, 'dan janganlah pula kamu merendahkannya', hingga tidak dapat didengar oleh sahabat-sahabatmu. 'lalu carilah jalan tengah antara keduanya'." Ad-Dauraqi berkata: "(dikhawatirkan) sahabat-sahabatmu tidak dapat mendengar." Abu Bakar berkata: Khabar ini termasuk yang aku ketahui di dalam kitab Al Iman.
Hadits No. : 1586
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى، نا هِشَامٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ، وَرُبَّمَا أَسْمَعَنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا، وَيُطِيلُ الرَّكْعَةَ الْأُولَى» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ، وَفِي خَبَرِ خَبَّابٍ: كُنَّا نَعْرِفُ قِرَاءَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ، دَلِيلٌ عَلَى أَنَّهُ كَانَ يُخَافِتُ بِالْقِرَاءَةِ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ خَرَّجْتُ خَبَرَهُمَا فِي كِتَابِ الصَّلَاةِ فِي أَبْوَابِ الْقِرَاءَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1586: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, Hisyam memberitakan kepada kami, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abdullah bin Abu Qatadah, dari bapaknya bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat Al Qur'an dalam shalat dhuhur dan terkadang beliau membacakan ayat lain kepada kami. Selain itu, Rasulullah juga memanjangkan rakaat pertama. Abu Bakar berkata, "Disebutkan dalam hadits Zaid bin Tsabit bahwasanya Rasulullah menggerakkan kedua bibirnya." Kemudian dalam hadits Khabab disebutkan bahwasnya kami mengetahui bacaan Al Qur'an Rasulullah dari bergeraknya jenggot beliau yang menunjukkan bahwasanya beliau membaca Al Qur'an dengan suara rendah dalam shalat dhuhur dan ashar. Selanjutnya kami telah meriwayatkan hadits keduanya dalam Bab Shalat dan Fasal Al Qira'ah.
Hadits No. : 1587
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يَقُولُ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1587: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dan berkata, "aku pernah mendengar Az-Zuhri berkata, 'Muhammad bin Jubair bin Muth'im menceritakan kepadaku dari bapaknya,Ha, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah memberitakan kepada kami, Ha, Said bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im, dari bapaknya yang berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Ath-Thuur dalam shalat maghrib."
Hadits No. : 1588
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٨: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَمِسْعَرٍ سَمِعَا عَدِيَّ بْنَ ثَابِتٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ يَقُولُ: «سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ بِالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ فِي عِشَاءِ الْآخِرَةِ، فَمَا سَمِعْتُ أَحْسَنَ قِرَاءَةً مِنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1588: Ali bin Khasyram,Ibnu Uyainah memberitakan kepada kami, dari Yahya bin Said dan Mis'ar dan berkata, "Kami mendengar Addi bin Tsabit berkata, 'Al Baraa bin Azib berkata, 'Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surah At-Tin dalam shalat isya yang terakhir. Sungguh aku belum pernah mendengar bacaan yang lebih bagus daripada bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat itu'."
Hadits No. : 1589
صحيح ابن خزيمة ١٥٨٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ، فَسَمِعَ قُطْبَةَ يَقُولُ: وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ عِلَاقَةَ، وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ، عَنْ عَمِّهِ قُطْبَةَ بْنِ مَالِكٍ: " سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ بِسُورَةِ ق فَسَمِعْتُهُ يَقْرَأُ: {وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ} [ق: 10] " وَقَالَ مَرَّةً: {بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ} [ق: 10] ، وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: قَالَ: " صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: {وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ} [ق: 10] "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1589: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Ziyad bin Ilaqah,dan mendengar Quthbah berkata, Ha, "Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Ibnu Uyainah memberitakan kepada kami, dari Ibnu Ilaqah, Ha, Ahmad bin Abdah memberitakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah memberitakan kepada kami, dari Ziyad bin Ilaqah, dari pamannya, Quthbah bin Malik yang pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surah Qaaf dalam shalat shubuh. Lalu aku mendengar Rasulullah membaca "وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ " "Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun (Qaaf [50]: 10)." Dan kadang-kadang hanya membaca: بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ "Yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun (Qaaf[50]: 10)." Abdul jabbar berkata, "aku pernah shalat berjama'ah di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian aku mendengar beliau membaca ayat yang berbunyi, 'وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi (Qaaf [50]:10)"
Hadits No. : 159
صحيح ابن خزيمة ١٥٩: نا أَبُو عَمَّارٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ زَيْدِ بْنِ زِيَادٍ هُوَ ابْنُ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ جَامِعِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ طَارِقٍ الْمُحَارِبِيِّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ فِي سُوقِ ذِي الْمَجَازِ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ حَمْرَاءُ، وَهُوَ يَقُولُ: " يَا أَيُّهَا النَّاسُ، قُولُوا: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا "، وَرَجُلٌ يَتْبَعُهُ يَرْمِيَهُ بِالْحِجَارَةِ قَدْ أَدْمَى كَعْبَيْهِ وَعُرْقُوبَيْهِ، وَهُوَ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا تُطِيعُوهُ فَإِنَّهُ كَذَّابٌ، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: غُلَامُ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا الَّذِي يَتْبَعُهُ يَرْمِيهِ بِالْحِجَارَةِ؟ قَالُوا: هَذَا عَبْدُ الْعُزَّى أَبُو لَهَبٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَفِي هَذَا الْخَبَرِ دَلَالَةٌ أَيْضًا عَلَى أَنَّ الْكَعْبَ هُوَ الْعَظْمُ النَّاتِئُ فِي جَانِبَيِ الْقَدَمِ إِذِ الرَّمْيَةُ إِذَا جَاءَتْ مِنْ وَرَاءِ الْمَاشِي لَا تَكَادُ تُصِيبُ الْقَدَمَ إِذِ السَّاقُ مَانِعٌ أَنْ تُصِيبَ الرَّمْيَةُ ظَهَرَ الْقَدَمِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 159: Abu Ammar mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Musa mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Ziad —ia adalah Ibnu Abu Al Ja’d— dari Jami’ bin Syaddad dari Thariq Al Muhairibi, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melintas di pasar Dzulmajaz, beliau mengenakan pakaian merah. Beliau bersabda, “ Wahai sekalian manusia, ucapkanlah, “Laa ilaaha illallaah (tiada tuhan selain Allah), niscaya kalian beruntung." Seseorang mengikuti beliau lalu melempari dengan batu. Ia membuat dua mata kaki dan dua urat di atas tumit beliau berdarah. Ia berkata, “Wahai manusia, jangan kalian mentaatinya, karena ia pendusta.” Aku bertanya, “Siapa laki- laki ini?” Mereka menjawab, “Pemuda Bani Abdul Muththalib.” Lalu aku bertanya lagi, “Siapa laki-laki yang mengikuti seraya melemparinya dengan batu?” Mereka menjawab, “Yang ini Abdul Uzza Abu Lahab.” 266 Abu Bakar berkata, “Dalam hadits ini juga ada petunjuk bahwa mata kaki adalah tulang yang menonjol di dua sisi telapak kaki, karena lemparan itu bila datang dari belakang orang yang berjalan, hampir tidak akan mengenai telapak kaki, karena betis menghalangi lemparan itu mengenai punggung telapak kaki.”
Hadits No. : 1590
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٠: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، نا عَمْرُو بْنُ الرَّبِيعِ بْنِ طَارِقٍ، نا عِكْرِمَةُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بَيْنَا أَنَا بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ» إِذْ سَمِعَتْهُ يَقُولُ: أَحَدًا يُكَلِّمُهُ " فَذَكَرَ حَدِيثَ الْمِعْرَاجِ بِطُولِهِ، وَقَالَ: " ثُمَّ نُودِيَ أَنَّ لَكَ بِكُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا قَالَ: فَهَبَطْتُ، فَلَمَّا زَالَتِ الشَّمْسُ عَنْ كَبِدِ السَّمَاءِ نَزَلَ جِبْرِيلُ فِي صَفٍّ مِنَ الْمَلَائِكَةِ، فَصَلَّى بِهِ، وَأَمَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصْحَابَهُ، فَصَفُّوا خَلْفَهُ، فَائْتَمَّ بِجِبْرِيلَ، وَائْتَمَّ أَصْحَابُ النَّبِيِّ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى بِهِمْ أَرْبَعًا، يُخَافِتُ الْقِرَاءَةِ، ثُمَّ تَرَكَهُمْ حَتَّى تَصَوَّبَتِ الشَّمْسُ وَهِيَ بَيْضَاءُ نَقِيَّةٌ، نَزَلَ جِبْرِيلُ فَصَلَّى بِهِمْ أَرْبَعًا يُخَافِتُ فِيهِنَّ الْقِرَاءَةَ، فَائْتَمَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِبْرِيلَ، وَائْتَمَّ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ تَرَكَهُمْ، حَتَّى إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ نَزَلَ جِبْرِيلُ فَصَلَّى بِهِمْ ثَلَاثًا، يَجْهَرُ فِي رَكْعَتَيْنِ، وَيُخَافِتُ فِي وَاحِدَةٍ، ائْتَمَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِبْرِيلَ، وَائْتَمَّ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا غَابَ الشَّفَقُ نَزَلَ جِبْرِيلُ فَصَلَّى بِهِمْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ: يَجْهَرُ فِي رَكْعَتَيْنِ، وَيُخَافِتُ فِي اثْنَيْنِ، ائْتَمَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِبْرِيلَ، وَائْتَمَّ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّبِيِّ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَبَاتُوا حَتَّى أَصْبَحُوا، نَزَلَ جِبْرِيلُ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ يُطِيلُ فِيهِنَّ الْقِرَاءَةَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الْخَبَرُ رَوَاهُ الْبَصْرِيُّونَ عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ قِصَّةَ الْمِعْرَاجِ، وَقَالُوا فِي آخِرِهِ: قَالَ الْحَسَنُ: فَلَمَّا زَالَتِ الشَّمْسُ نَزَلَ جِبْرِيلُ، إِلَى آخِرِهِ، فَجَعَلَ الْخَبَرَ مِنْ هَذَا الْمَوْضِعِ فِي إِمَامَةِ جِبْرِيلَ مُرْسَلًا، عَنِ الْحَسَنِ، وَعِكْرِمَةَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، أَدْرَجَ هَذِهِ الْقِصَّةَ فِي خَبَرِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، وَهَذِهِ الْقِصَّةُ غَيْرُ مَحْفُوظَةٍ عَنْ أَنَسٍ، إِلَّا أَنَّ أَهْلَ الْقِبْلَةِ لَمْ يَخْتَلِفُوا أَنَّ كُلَّ مَا ذُكِرَ فِي هَذَا الْخَبَرِ مِنَ الْجَهْرِ وَالْمُخَافَتَةِ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِي الصَّلَاةِ فَكَمَا ذُكِرَ فِي هَذَا الْخَبَرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1590: Zakaria bin Yahya bin Aban memberitakan kepada kami, Amr bin Rabi' bin Thariq memberitakan kepada kami, Ikrimah bin Ibrahim memberitakan kepada kami, Said bin Abi Arubah memberitakan kepada kami, dari Qatadah, Anas bin Malik menceritakan kepada kami dan berkata, "Rasulullah telah bersabda, 'Ketika aku tengah berada di antara rukun yamani dan maqam Ibrahim, tiba-tiba aku mendengarnya berkata kepada seseorang', lalu beliau menyebutkan hadits mi'raj secara panjang lebar. Kemudian disebutkan bahwasanya kamu akan memperoleh ganjaran pahala sepuluh kali lipat pada setiap satu rakaat shalat. Lalu aku turun ke tingkat berikutnya. Ketika matahari tergelincir ke tengah-tengah langit (saat waktu dhuhur), maka Jibril memisahkan dari barisan para malaikat dan turun ke bumi. Kemudian Jibril pun memerintahkan Nabi Muhammad dan para sahabatnya untuk melaksanakan shalat (yaitu shalat dhuhur). Setelah itu, para sahabat segera membentuk barisan shalat dan shalat di belakang beliau, lalu Jibril pun ikut serta dalam barisan shalat tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat empat rakaat dengan bacaan dan suara yang rendah. Setelah itu Jibril meninggalkan mereka hingga matahari turun merendah dan ia terlihat putih bersih. Lalu Jibril turun kembali ke bumi untuk melaksanakan shalat empat rakaat (shalat ashar) dengan bacaan dan suara yang rendah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi makmum kepada Jibril, sementara para sahabat menjadi makmum kepada Nabi Muhammad . Setelah itu Jibril meninggalkan mereka hingga matahari tenggelam. Tak lama kemudian Jibril turun kembali ke bumi untuk menjadi imam dalam pelaksanaan shalat tiga rakaat (yaitu shalat maghrib), dua rakaat pertama dengan suara bacaan yang keras dan satu rakaat dengan suara bacaan yang rendah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bermakmum kepada Jibril, sementara para sahabat bermakmum kepada Nabi Muhammad . Ketika sinar merah matahari ketika terbenam mulai menghilang, maka Jibril pun turun kembali ke bumi untuk melaksanakan shalat empat rakaat (yaitu shalat isya), dua rakaat pertama dengan bacaan yang keras dan dua rakaat lainnya dengan bacaan yang rendah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bermakmum kepada Jibril dan para sahabat bermakmum kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat bermalam hingga menjelang waktu shubuh. Setelah itu, Jibril turun ke bumi dan menjadi imam dalam pelaksanaan shalat dua rakaat (shalat shubuh) bersama para sahabat dengan memanjangkan bacaan Al Qur'annya." Abu Bakar berkata, "hadits ini diriwayatkan oleh para ulama Basrah yang diterimanya dari Said. Lalu Said menerimanya dari Qatadah. Sementara Qatadah menerimanya dari Anas. Dan Anas menerimanya dari Malik bin Sha'sha'ah yang menceritakan tentang kisah mi'raj. Setelah itu mereka mengatakan di akhir hadits. Hasan berkata, "ketika matahari mulai tergelincir, maka Jibril mulai turun hingga akhir hadits." Mereka menjadikan hadits ini, yaitu tentang Jibril menjadi imam, sebagai hadits mursal dari hasan. Sementara Ikrimah bin Ibrahim memasukkan hadits ini ke dalam hadits Anas bin Malik. Sebenarnya kisah ini tidak dihapal dari Anas, hanya saja kaum muslimin tidak berbeda pendapat tentang adanya bacaan keras dan rendah dalam shalat sebagaimana disebutkan dalam hadits ini.
Hadits No. : 1591
صحيح ابن خزيمة ١٥٩١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ يُونُسَ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ حِطَّانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، ح وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، ثنا عَبْدَةُ كِلَاهُمَا عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ يُونُسَ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ حِطَّانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الرَّقَاشِيِّ، وَهَذَا حَدِيثُ عَبْدَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ، فَلَمَّا جَلَسَ فِي آخِرِ صَلَاتِهِ قَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ: أُقِرَّتِ الصَّلَاةُ بِالْبِرِّ وَالزَّكَاةِ، فَلَمَّا انْفَتَلَ أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ قَالَ: أَيُّكُمُ الْقَائِلُ كَلِمَةَ كَذَا وَكَذَا؟ أَمَا تَدْرُونَ مَا تَقُولُونَ فِي صَلَاتِكُمْ؟ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَنَا فَبَيَّنَ لَنَا سُنَّتَنَا، وَعَلَّمَنَا صَلَاتَنَا، فَقَالَ: " إِذَا صَلَّيْتُمْ فَأَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ، وَلْيَؤُمَّكُمْ أَحَدُكُمْ، فَإِذَا كَبَّرَ الْإِمَامُ كَبِّرُوا، وَإِذَا قَالَ: {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] فَقُولُوا: آمِينَ يُحِبَّكُمُ اللَّهُ، وَإِذَا كَبَّرَ وَرَكَعَ فَكَبِّرُوا وَارْكَعُوا؛ فَإِنَّ الْإِمَامَ يَرْكَعُ قَبْلَكُمْ، وَيَرْفَعُ قَبْلَكُمْ "، فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَتِلْكَ بِتِلْكَ، فَإِذَا كَبَّرَ وَسَجَدَ فَاسْجُدُوا؛ فَإِنَّ الْإِمَامَ يَسْجُدُ قَبْلَكُمْ، وَيَرْفَعُ قَبْلَكُمْ» زَادَ بُنْدَارٌ: فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ: «فَتِلْكَ بِتِلْكَ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «يُرِيدُ أَنَّ الْإِمَامَ يَسْبِقُكُمْ إِلَى الرُّكُوعِ فَيَرْكَعُ قَبْلَكُمْ، فَتَرْفَعُونَ أَنْتُمْ رُءُوسَكُمْ مِنَ الرُّكُوعِ بَعْدَ رَفْعِهِ، فَتَمْكُثُونَ فِي الرُّكُوعِ، فَهَذِهِ الْمَكْثَةُ فِي الرُّكُوعِ بَعْدَ رَفْعِ الْإِمَامِ الرَّأْسَ مِنَ الرُّكُوعِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ الَّتِي سَبَقَكُمْ بِهَا الْإِمَامُ إِلَى الرُّكُوعِ، وَكَذَلِكَ السُّجُودُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1591: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya bin said memberitakan kepada kami, Hisyam bin Ibnu Abi Abdullah memberitakan kepada kami, dari Qatadah, dari Yunus bin Jubair, dari Haththan bin Abdullah, Ha, Bundar memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Addi memberitakan kepada kami, Ha, Harun bin Ishak Al Hamdani memberitakan kepada kami, Abadah memberitakan kepada kami, keduanya dari Said bin Abi Urwah, dari Qatadah, dari Yunus bin Jubair, dari Hathtaan bin Abdullah Ar-Raqqasyi dan ini adalah hadits Abadah bahwasanya ia berkata, "Pada suatu ketika, Abu Musa Al Asy'ari melaksanakan shalat berjama'ah bersama kami, ketika tengah duduk di akhir shalatnya, tiba-tiba salah seorang jama'ah berkata, 'Sesungguhnya shalat itu diwajibkan bersamaan dengan kebaikan dan zakat', Usai melaksanakan shalat, Abu Musa Al Asy'ari bertanya. 'Siapakah yang mengucapkan kata-kata ini dan itu? Tidak tahukah kalian bacaan dalam shalat? Ketahuilah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berceramah tentang masalah kepada kita. Beliau menerangkan kepada kita tentang sunnah dan juga mengajarkan shalat. Diantaranya beliau katakan, 'Apabila kalian shalat, maka luruskanlah harisan kalian! Setelah itu, majulah salah seorang di antara kalian menjadi imam! Apabila imam bertakbir, maka ikutlah kalian bertakbir bersamanya Apabila imam membaca 'ghairil maghdubi alaihim waladh dhallin, maka ucapkanlah 'amin ', niscaya Allah akan mencintai kalian. Apabila imam bertakbir dan ruku, maka ikutlah kalian bertakbir dan ruku ' bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya imam itu ruku sebelum kalian ruku. Dan imam itu bangkit dari ruku sebelum kalian bangkit dari ruku'. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Itu dan ini. Apabila imam bertakbir dan sujud, maka sujudlah kalian bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya imam itu bersujud sebelum kalian sujud dan bangkit dari sujud sebelum kalian bangkit dari sujud'." Abu Bakar berkata, "Maksud dari sabda Rasulullah itu adalah bahwa imam selalu mendahului kalian dalam hal ruku. Maka, ia pun ruku sebelum kalian ruku. Kemudian kalian mengangkat kepala kalian dari ruku. Setelah itu, imam akan mendahului kalian dalam ruku dan sujud."
Hadits No. : 1592
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٢: أنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَمُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، ح وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، ح وَثنا أَيْضًا، سَعِيدٌ، نا سُفْيَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ مَسْعَدَةَ قَالَا: ثنا ابْنُ عَجْلَانَ، هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنِ ابْنِ مُحَيْرِيزٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنِّي قَدْ بَدِنْتُ، فَلَا تُبَادِرُونِي بِالرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ، فَإِنَّكُمْ مَهْمَا أَسْبِقْكُمْ بِهِ إِذَا رَكَعْتُ تُدْرِكُونِي بِهِ إِذَا رَفَعْتُ، وَمَهْمَا أَسْبِقْكُمْ بِهِ إِذَا سَجَدْتُ تُدْرِكُونِي بِهِ إِذَا رَفَعْتُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَمْ يَذْكُرِ الْمَخْزُومِيُّ فِي حَدِيثِ يَحْيَى: «وَمَهْمَا أَسْبِقْكُمْ بِهِ إِذَا سَجَدْتُ» إِلَى آخِرِهِ. وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ: «إِنِّي قَدْ بَدِنْتُ أَوْ بَدَّنْتُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1592: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Said dan Muhammad bin Ajlan, Ha, Said bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan, Ha, Sa'id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan, Ha, Said menceritakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Yahya bin said, Ha, Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Said Al Qaththaan memberitakan kepada kami, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Hanimad bin Mus'adah menceritakan kepada kami, dan berkata, "Ibnu Ajlan memberitakan kepada kami —ini adalah hadits Abdul Jabbar— dari Muhammad bin Yahya bin Hibban dari Ibnu Muhairiz dan dari Mu'awiyah bahwasanya ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai para sahabatku, ketahuilah sesungguhnya aku ini sudah tua. Oleh karena itu, janganlah kalian mendahuluiku dalam ruku' dan sujud. Meskipun aku ruku terlebih dahulu daripada kalian, akan tetapi kalian pasti akan tetap mendapatkan rakaat manakala aku bangkit dari ruku' Dan meskipun aku sujud terlebih dahulu daripada kalian, akan tetapi kalian pasti akan tetap mendapatkan rakaat manakala aku bangkit dari sujud' Abu Bakar berkata, "Al Makhzumi tidak menyebutkan kata-kata 'Meskipun aku sujud terlebih dahulu dari pada kalian... ' dalam hadits Yahya." Sedangkan Yahya bin hakim berkata, "Sesungguhnya aku sudah tua."
Hadits No. : 1593
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٣: أنا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ حُمَيْدٍ، عَنْ قُرَّةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الصَّلَاةِ فَقَدْ أَدْرَكَهَا قَبْلَ أَنْ يُقِيمَ الْإِمَامُ صُلْبَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1593: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Hamid, dari Qurrah bin Abdurrahman, dari Ibnu Syihab yang telah berkata, "Abu Salama bin Abdurrahman telah memberitakan hadits tersebut kepadaku, dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa telah mendapatkan satu rakaat shalat, maka berarti ia telah mendapatkan shalat berjama'ah sebelum imam meluruskan tulang punggungnya'."
Hadits No. : 1594
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٤: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ أَبِي مُوسَى: «فَإِنَّ الْإِمَامَ يَرْكَعُ قَبْلَكُمْ، وَيَرْفَعُ قَبْلَكُمْ» قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَتِلْكَ بِتِلْكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1594: Abu Bakar telah berkata dalam hadits Abu Musa bahwasanya imam itu bangun dari ruku'nya sebelum makmum. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Yang itu (imam) mendahulu yang itu (makmum)"
Hadits No. : 1595
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَلْقَمَةَ الْهَاشِمِيَّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ، وَمَنْ أَطَاعَ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي، وَمَنْ عَصَا الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي، إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوا قُعُودًا، وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُولُوا: اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، فَإِذَا وَافَقَ قَوْلُ أَهْلِ الْأَرْضِ قَوْلَ أَهْلِ السَّمَاءِ غُفِرَ لَهُ مَا مَضَى مِنْ ذَنْبِهِ، وَيَهْلِكُ كِسْرَى وَلَا كِسْرَى بَعْدُ، وَيَهْلِكُ قَيْصَرُ وَلَا وَقَيْصَرَ مِنْ بَعْدِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1595: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far memberitakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, dari Ya'la bin 'Atha yang telah berkata: Aku pernah mendengar Abu Alqamah Al Hasyimi berkata, Aku pernah mendengar Abu Hurairah berkata. "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa patuh dan taat kepadaku, maka berarti ia telah patuh dan taat kepada Allah. Dan barangsiapa berbuat maksiat kepadaku, maka berarti ia telah berbuat maksiat kepada Allah Barangsiapa patuh dan taat kepada pemimpin, maka berarti ia telah patuh dan taat kepadaku Dan barangsiapa berbuat maksiat kepada pemimpin, maka berariti ia telah berbuat maksiat kepadaku Sesungguhnya imam itu adalah perisai. Apabila imam melaksanakan shalat sambil duduk, maka kalian pun ikut shalat sambil duduk Dan apabila imam mengucapkan, 'sami'allahu liman hamidah' (sesungguhnya Allah telah mendengar orang yang memuji nya), maka kalian jawab. 'Allahumma rabbana wa lakul hamd' (ya Allah ya Tuhan kami, segala puji bagi-Mu). Ketahuilah, apabila ucapan penduduk bumi (kaum muslimin yang sedang melaksanakan shalat berjama'ah) berbarengan dengan ucapan penghuni langit (para malaikat yang sedang shalat), maka dosanya yang telah lalu pasti akan diampuni. Kisra pasti akan hancur dan tidak ada lagi kisra sesudahnya Sesungguhnya kaisar akan musnah dan tidak ada kaisar lagi sesudahnya"
Hadits No. : 1596
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، ثنا الْمُعْتَمِرُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ لَمْ نَزَلْ قِيَامًا حَتَّى نَرَاهُ قَدْ سَجَدَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1596: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani memberitakan kepada kami, Al Mu'tamir memberitakan kepada kami, dari bapaknya, dari Anas yang berkata, "Apabila Rasulullah mengangkat kepalanya untuk bangun dari ruku, maka kami tetap berdiri hingga kami melihat beliau telah sujud."
Hadits No. : 1597
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٧: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، ثنا مَسْلَمَةُ بْنُ صَالِحٍ - وَفِي الْقَلْبِ مِنْهُ - عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ سَرِيعٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ قَالَ: «صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ لَمْ يَحْنِ أَحَدُنَا ظَهْرَهُ حَتَّى نَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِ اسْتَوَى سَاجِدًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1597: Ali bin Hujrin memberitakan kepada kami, Maslamah bin Shalih memberitakan kepada kami, dari Al Walid bin Sari', dari Amr bin Huraits yang telah berkata, "Pada suatu ketika, aku shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Ketika beliau bangun dari ruku, maka tidak ada seorang pun dari kami yang membalikkan punggungnya hingga kami melihat Rasulullah telah sujud."
Hadits No. : 1598
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٨: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، وَثنا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَوْ أَبُو الْقَاسِمِ عَلَيْهِ السَّلَامُ: «أَمَّا يَخْشَى الَّذِي يَرْفَعُ رَأْسَهُ قَبْلَ الْإِمَامِ أَنْ يُحَوِّلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ؟»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1598: Ahmad bin Abdah memberitakan kepada kami, Hamad bin Zaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ziyad memberitakan kepada kami, dari Abu Hurairah yang berkata, "Rasulullah telah bersabda, 'Tidak takutkah orang yang mengangkat kepalanya mendahului imam bahwa Allah akan mengubah kepalanya dengan kepala keledai?"
Hadits No. : 1599
صحيح ابن خزيمة ١٥٩٩: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ أَبِي مُوسَى: «فَإِنَّ الْإِمَامَ يَسْجُدُ قَبْلَكُمْ، وَيَرْفَعُ قَبْلَكُمْ، فَتِلْكَ بِتِلْكَ» ، وَفِي خَبَرِ مُعَاوِيَةَ: «وَمَهْمَا أَسْبِقْكُمْ بِهِ إِذَا سَجَدْتُ تُدْرِكُونِي بِهِ إِذَا رَفَعْتُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1599: Abu Bakar telah berkata dalam hadits Abu Musa yang menyatakan bahwasanya imam itu sujud dan mengangkat kepala sebelum kalian. Kemudian dalam hadits Mu'awiyah disebutkan, "Meskipun aku mendahului kalian manakala aku sujud, maka kalian tetap mendapatkan rakaat shalat apabila aku mengangkat kepala."
Hadits No. : 16
صحيح ابن خزيمة ١٦: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، ثنا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنِ النَّزَّالِ بْنِ سَبْرَةَ، أَنَّهُ شَهِدَ عَلِيًّا صَلَّى الظُّهْرَ، ثُمَّ جَلَسَ فِي الرَّحْبَةِ فِي حَوَائِجِ النَّاسِ، فَلَمَّا حَضَرَتِ الْعَصْرُ دَعَا بِتَوْرٍ مِنْ مَاءٍ «فَمَسَحَ بِهِ ذِرَاعَيْهِ وَوَجْهَهُ وَرَأْسَهُ وَرِجْلَيْهِ، ثُمَّ شَرِبَ فَضْلَ وُضُوئِهِ وَهُوَ قَائِمٌ» ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ نَاسًا يَكْرَهُونَ أَنْ يَشْرَبُوا وَهُمْ قِيَامٌ، «إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُ» ، وَقَالَ: «هَذَا وُضُوءُ مَنْ لَمْ يُحْدِثْ» ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورِ بْنِ الْمُعْتَمِرِ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنِ النَّزَّالِ بْنِ سَبْرَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: إِنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ، وَقَالَ: «هَذَا وُضُوءُ مَنْ لَمْ يُحْدِثْ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَرَوَاهُ مِسْعَرُ بْنُ كِدَامٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنِ النَّزَّالِ بْنِ سَبْرَةَ، عَنْ عَلِيٍّ وَقَالَ: ثُمَّ قَالَ: «هَذَا وُضُوءُ مَنْ لَمْ يُحْدِثْ» ، ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 16: Muhammad bin Basysyar Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad —maksudnya Ibnu Ja’far— menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Maisarah dari An-Nazzal bin Sabrah, sesungguhnya ia menyaksikan Ali shalat Zhuhur kemudian duduk di tanah lapang untuk memenuhi kebutuhan orang-orang. Ketika tiba waktu Ashar, ia minta bejana berisi air, lalu mengusap kedua tangan, wajah, kepala dan kedua kakinya, kemudian meminum sisa air wudhunya sambil berdiri. Ia berkata, “Sesungguhnya banyak orang tidak suka minum dalam keadaan berdiri. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan hal yang sama dengan yang aku lakukan.” Ia berkata, “Ini wudhu orang yang belum berhadats.” Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur Ibnu Al Mu’tamir dari Abdul Malik bin Maisarah dari An-Nazzal bin Sabrah, lalu ia menyebutkan hadits dan berkata, “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan seperti apa yang aku lakukan.” la berkata, ‘ini wudhu orang yang belum berhadats.” Abu Bakar berkata, “Mis’ar bin Kidam meriwayatkan hadits itu dari Abdul Malik bin Maisarah dari An-Nazzal bin Sabrah dari Ali dan ia berkata, kemudian berkata, “Ini wudhu orang yang belum berhadats.” Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Dukain dan Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 160
صحيح ابن خزيمة ١٦٠: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ الْجَدَلِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ، وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي غَنِيَّةَ، عَنْ زَكَرِيَّا، عَنْ أَبِي الْقَاسِمِ الْجَدَلِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ: أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَجْهِهِ فَقَالَ: «أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثَلَاثًا، وَاللَّهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ» قَالَ: «فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَكُونُ كَعْبُهُ بِكَعْبِ صَاحِبِهِ، وَرُكْبَتُهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ، وَمَنْكِبُهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ وَكِيعٍ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَبُو الْقَاسِمِ الْجَدَلِيُّ هَذَا هُوَ حُسَيْنُ بْنُ الْحَارِثِ مِنْ جَدِيلَةَ قَيْسٍ، رَوَى عَنْهُ زَكَرِيَّا بْنُ أَبِي زَائِدَةَ، وَأَبُو مَالِكٍ الْأَشْجَعِيُّ، وَحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ، وَعَطَاءُ بْنُ السَّائِبِ عِدَادُهُ فِي الْكُوفِيِّينَ، وَفِي هَذَا الْخَبَرِ مَا نَفَى الشَّكَّ وَالِارْتِيَابَ أَنَّ الْكَعْبَ هُوَ الْعَظْمُ النَّاتِئُ الَّذِي فِي جَانِبِ الْقَدَمِ الَّذِي يُمْكِنُ الْقَائِمُ فِي الصَّلَاةِ أَنْ يَلْزَقَهُ بِكَعْبِ مَنْ هُوَ قَائِمٌ إِلَى جَنْبِهِ فِي الصَّلَاةِ، وَالْعِلْمُ مُحِيطٌ عِنْدَ مَنْ رُكِّبَ فِيهِ الْعَقْلُ أَنَّ الْمُصَلِّينَ إِذَا قَامُوا فِي الصَّفِّ لَمْ يُمْكِنْ أَحَدٌ مِنْهُمُ إِلْصَاقَ ظَهْرِ قَدَمِهِ بِظَهْرِ قَدِمَ غَيْرِهِ، وَهَذَا غَيْرُ مُمْكِنٍ وَمَا كَوْنُهُ غَيْرَ مُمْكِنٍ لَمْ يَتَوَهَّمْ عَاقِلٌ كَوْنَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 160: Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami. Waki’ mengabarkan kepada kami dari Zakaria bin Abu Za’idah, Abu Al Qasim Al Jadali menceritakan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar An-Nu'man bin Basyir; dan Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ibnu .Abu Ghaniyah menceritakan kepada kami dari Zakaria dan Abu Al Qasim Al Jadali, ia berkata, aku mendengar An-Nu’man bin Basyir berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menghadapkan wajah beliau kepada kami, beliau lalu bersabda, "Luruskan shaf-shaf kamu —tiga kali—. Demi Aliah, Sungguh kamu akan meluruskan shaf kamu atau Aliah akan menjadikan perselisihan antara hati kamu." An-Nu’man berkata, “Aku melihat mata kaki seseorang menempel mata kaki temannya, lutut bertemu lutut temannya dan pundaknya (bertemu pundak temannya).” 267 Ini redaksi hadits Waki’. Abu Bakar berkata, “Abu Al Qasim Al Jadali adalah Husain bin Al Harits dari Jadalah Qais. Zakaria bin Abu Za'idah, Abu Malik Al Asyja’i, Hajjaj bin Arthah dan Atha' bin As Sa'ib meriwayatkan darinya. Ia termasuk dalam kelompok ulama Kufah.” Dalam hadits ini terdapat keterangan yang menghilangkan keraguan dan kebimbangan bahwa mata kaki itu adalah tulang yang menonjol pada sisi telapak kaki, yang memungkinkan seseorang yang berdiri ketika shalat menempelkan pada mata kaki orang yang berdiri di sampingnya saat shalat. Diketahui secara umum bagi orang yang memiliki akal terarah, bahwa orang-orang yang shalat itu bila berdiri dalam barisan, tidak mungkin salah seorang di antara mereka menempelkan punggung telapak kakinya dengan punggung telapak kaki orang lain. Ini tidak mungkin. Sesuatu yang tidak mungkin keberadaannya itu tidak menjadi dugaan orang yang berakal.”
Hadits No. : 1600
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٠: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، ثنا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنِ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، وَانْصَرَفَ مِنَ الصَّلَاةِ، وَأَقْبَلَ إِلَيْنَا بِوَجْهِهِ، فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي إِمَامُكُمْ، فَلَا تَسْبِقُونِي بِالرُّكُوعِ وَلَا بِالسُّجُودِ، وَلَا بِالْقِيَامِ وَلَا بِالْقُعُودِ، وَلَا بِالِانْصِرَافِ، فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ خَلْفِي، وَايْمُ الَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا» قَالَ: فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا رَأَيْتَ؟ قَالَ: «رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1600: Harun bin Ishak Al Hamdani memberitakan kepada kami, Ibnu Fudhail memberitakan kepada kami, dari Mukhtar bin Filfil, dari Anas bin Malik yang berkata, "Pada suatu ketika Rasulullah memandang kepada kami saat usai shalat seraya berkata, 'Wahai kaum muslimin, sesungguhnya aku adalah imam kalian, janganlah kalian mendahuluiku dalam ruku, sujud, berdiri, duduk, dan salam. Ketahuilah sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari belakang tubuhku. Demi Allah, apabila kalian melihat sebagaimana aku lihat, maka kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis.' Kemudian kami bertanya kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, sebenarnya apa yang anda lihat?' dengan mantap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Sesungguhnya aku melihat surga dan neraka'."
Hadits No. : 1601
صحيح ابن خزيمة ١٦٠١: نا الْحَسَنُ بْنُ نَصْرِ بْنِ الْمُعَارِكِ الْمِصْرِيُّ، ثنا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عُمَارَةُ بْنُ الْقَعْقَاعِ، نا أَبُو زُرْعَةَ بْنُ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ، نا أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَهَضَ فِي الثَّانِيَةِ اسْتَفْتَحَ بِـ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَلَمْ يَسْكُتْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1601: Hasan bin Nasr Al Mu'arik Al Misr memberitakan kepada kami, Yahya bin Hasan memberitakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad memberitakan kepada kami, Imarah bin Al Qa'qa' memberitakan kepada kami, Abu Zar'ah bin Amr bin Jarir memberitakan kepada kami, Abu Hurairah memberitakan kepada kami, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit pada rakaat kedua, maka beliau langsung membukanya dengan membaca Al Hamdulillahi rabbil 'alamin dan tidak diam."
Hadits No. : 1602
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٢: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَفَّ النَّاسِ صَلَاةً فِي تَمَامٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1602: Basyar bin Mu'adz memberitakan kepada kami, Abu 'Awanah memberitakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling ringan shalatnya dengan penuh kesempurnaan."
Hadits No. : 1603
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا إِسْمَاعِيلُ، نا قَيْسٌ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ إِسْمَاعِيلَ، عَنْ قَيْسٍ قَالَ: قَالَ لَنَا أَبُو مَسْعُودٍ عُقْبَةُ بْنُ عَمْرٍو، وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ: أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنِّي لَأَتَأَخَّرُ عَنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ مِنْ أَجْلِ فُلَانٍ، مِمَّا يُطِيلُ بِنَا، فَمَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ غَضَبًا فِي مَوْعِظَةٍ مِنْهُ، يومئذ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ مِنْكُمْ لَمُنَفِّرِينَ، فَأَيُّكُمْ صَلَّى بِالنَّاسِ فَلْيَتَجَوَّزْ فَإِنَّ فِيهِمُ الضَّعِيفَ وَالْكَبِيرَ وَذَا الْحَاجَةِ» هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1603: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya bin Said memberitakan kepada kami, Ismail memberitakan kepada kami, Qais memberitakan kepada kami, dari Abi Mas'ud Uqbah bin Amr, Ha, Muhammad bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Al Mu'tamir memberitakan kepada kami dan berkata: Aku mendengar Ismail dari Qais berkata, 'kami mendengar hadits itu dari Abu Mas'ud Uqbah bin Amr, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' memberitakan kepada kami, dari Ismail bin Abi Khalid, dari Qais bin Abi Hazim, dari Abi Mas'ud yang telah berkata, "Pada suatu hari, seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata, 'Hai Rasulullah, sungguh saya selalu terlambat untuk shalat shubuh berjama'ah karena urusan si fulan. Oleh karena itu, janganlah memanjangkan bacaan Al Qur'an dengan kami'. Sungguh aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam orang yang keras dalam memberikan peringatan dengan sabdanya yang berbunyi, 'Wahai kaum muslimin sekalian, ketahuilah bahwasanya di antara kalian ada orang-orang yang jemu. Oleh karena itu, apabila salah seorang di antara kalian menjadi imam, maka peringanlah. Karena di antara para jama'ah itu ada orang yang lemah, tua, dan orang yang mempunyai keperluan mendesak,"
Hadits No. : 1604
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٤: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، نا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا عُثْمَانُ يَعْنِي ابْنَ عُمَرَ قَالَا: ثنا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ - وَهَذَا حَدِيثُ خَالِدِ بْنِ الْحَارِثِ - عَنْ خَالِهِ وَهُوَ الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِالتَّخْفِيفِ، وَيَؤُمُّنَا بِالصَّافَّاتِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1604: Bisyr bin Mu'adz Al 'Aqadi, Khalid bin Al Harits memberitakan kepada kami, Ha, Bundar memberitakan kepada kami, Utsman —maksudnya adalah Ibnu Umar— mereka berkata, Ibnu Abi Dzi'b menceritakan kepada kami, dan ini adalah hadits Khalid bin Al Harits, dari pamannya, yaitu Harits bin Abdurrahman, dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari bapaknya yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa memerintahkan kami untuk meringankan shalat dalam berjama'ah dan mengimami kami dengan bacaan surat Ash-Shaffaat."
Hadits No. : 1605
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٥: نا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ أَخْبَرَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَبَّاسِ، عَنْ عَمَّارٍ الدُّهْنِيِّ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ قَالَ: كَانَ أَبِي قَدْ تَرَكَ الصَّلَاةَ مَعَنَا، قُلْتُ: مَا لَكَ لَا تُصَلِّي مَعَنَا؟ قَالَ: إِنَّكُمْ تُخَفِّفُونَ الصَّلَاةَ قُلْتُ: فَأَيْنَ قَوْلُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِيكُمُ الضَّعِيفَ وَالْكَبِيرَ وَذَا الْحَاجَةِ» ؟ قَالَ: قَدْ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ ذَلِكَ، ثُمَّ صَلَّى بِنَا ثَلَاثَةَ أَضْعَافِ مَا تُصَلُّونَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1605: Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim Al Bazzar memberitakan kepada kami, Abu Ahmad Az-Zubairi memberitakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Abbas memberitakan kepada kami, dari Ammar Ad-Duhni, dari Ibrahim At-Taimi yang berkata, "Pada suatu hari, ayahku memisahkan shalat dari kami. Lalu aku bertanya kepadanya, 'Hai ayah, mengapa engkau tidak shalat berjama'ah bersama kami?' lalu ayah menjawab, 'Sepertinya kalian sangat meringankan shalat.' aku berkata kepadanya, 'Kalau begitu, di manakah posisi sabda Nabi yang berbunyi 'Sesungguhnya di antara kalian ada orang yang lemah, tua, dan mempunyai kebutuhan yang mendesak' Kemudian ayahku menjawab, 'Memang benar aku pun pernah mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata seperti itu.' akhirnya ayahku ikut shalat bersama kami tiga kali lipat dari sebelumnya."
Hadits No. : 1606
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٦: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، ثنا سَلَمَةُ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ قَالَ: أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي هِنْدَ، عَنْ مُطَرِّفٍ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ، فَقَالَ: كَانَ آخِرُ مَا عَهِدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ بَعَثَنِي عَلَى الطَّائِفِ فَقَالَ: «يَا عُثْمَانُ تَجَوَّزْ فِي الصَّلَاةِ، وَاقْدُرِ النَّاسَ بِأَضْعَفِهِمْ؛ فَإِنَّ فِيهِمُ الْكَبِيرَ وَالضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَذَا الْحَاجَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1606: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Ibnu Ishak, Ha, Muhammad bin Isa memberitakan kepada kami, Salama memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ishak menceritakan kepadaku, Ha, Bundar menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Addi memberitakan kepada kami,dan berkata, "Muhammad bin Ishak memberitakan kepada kami, Said bin Abi Hind memberitakan kepada kami, dari Muthraf yang telah berkata, 'Pada suatu hari aku menemui Utsman bin Abi Al 'Ash yang telah mengatakan bahwa akhir perintah yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bebankan kepadaku saat mengutusku ke Thaif adalah sabdanya yang berbunyi, 'Hai Utsman, kerjakanlah yang wajib saja dalam shalat dan perhatikanlah jama'ahmu! Karena di antara mereka ada yang lanjut usia, lemah, sakit, dan mempunyai kebutuhan yang mendesak'."
Hadits No. : 1607
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٧: نا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ الصَّوَّافُ، ثنا جَعْفَرٌ يَعْنِي ابْنَ سُلَيْمَانَ الضُّبَعِيَّ، ثنا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ مَعَ أُمَّهِ فَيَقْرَأُ بِالسُّورَةِ الْقَصِيرَةِ أَوِ الْخَفِيفَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1607: Basyar bin Hilal Ash-Shawaf memberitakan kepada kami, Ja'far—maksudnya adalah Sulaiman Adh-Dhaba'i— menceritakan kepada kami, Tsabit Al Bannani menceritakan kepada kami, dari Anas bin Malik yang telah berkata, "pada suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar tangisan bayi yang sedang bersama ibunya. Akhirnya Rasulullah membacakan surat yang pendek atau ringan dalam shalat tersebut."
Hadits No. : 1608
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٨: نا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنِّي لَأَدْخُلُ فِي الصَّلَاةِ فَأُرِيدُ إِطَالَتَهَا، فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلَاتِي، مِمَّا أَعْلَمُ مِنْ وَجْدِ أُمَّهِ مِنْ بُكَائِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1608: Bundar Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, dari Ibnu Abi Addi, dari Said, dari Qatadah, dari Anas bin Malik yang berkata, "Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata, 'Suatu hari aku melaksanakan shalat berjama'ah bersama para sahabat. Sebenarnya pada saat itu aku berniat untuk membaca ayat yang panjang. Akan tetapi, tiba-tiba aku mendengar tangisan seorang bayi. Akhirnya aku kerjakan yang wajib saja dalam shalat tersebut karena aku tahu sang ibu pasti tengah gundah dengan tangisan bayinya'
Hadits No. : 1609
صحيح ابن خزيمة ١٦٠٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، ثنا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: كَانَ مُعَاذٌ يُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى قَوْمِهِ، فَيَأُمُّهُمْ، فَأَخَّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ الْعِشَاءَ، ثُمَّ يَرْجِعُ مُعَاذٌ يَؤُمُّ قَوْمَهُ، فَافْتَتَحَ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ، فَتَنَحَّى رَجُلٌ وَصَلَّى نَاحِيَةً، ثُمَّ خَرَجَ فَقَالُوا: مَا لَكَ يَا فُلَانُ؟ نَافَقْتَ؟ قَالَ: مَا نَافَقْتُ، وَلَآتِيَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَأُخْبِرَنَّهُ قَالَ: فَذَهَبَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ مُعَاذًا يُصَلِّي مَعَكَ ثُمَّ يَرْجِعُ فَيَؤُمُّنَا، وَإِنَّكَ أَخَّرْتَ الْعِشَاءَ الْبَارِحَةَ، ثُمَّ جَاءَ يَؤُمُّنَا فَافْتَتَحَ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ، وَإِنَّمَا نَحْنُ أَصْحَابُ نَوَاضِحَ، وَإِنَّمَا نَعْمَلُ بِأَيْدِينَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفَتَّانٌ أَنْتَ يَا مُعَاذُ؟ اقْرَأْ بِسُورَةِ كَذَا، وَسُورَةِ كَذَا» ، فَقُلْنَا لِعَمْرٍو: إِنَّ أَبَا الزُّبَيْرِ يَقُولُ: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ، وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ؟ فَقَالَ: هُوَ نَحْوُ هَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1609: Abdul Jabbar bin Al'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Amr bin Dinar memberitakan kepada kami dan berkata, aku pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Mu'adz adalah salah seorang sahabat yang senantiasa melaksanakan shalat berjama'ah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah memahami tata cara shalat berjama'ah, maka Mu'adz dipercaya untuk menjadi imam bagi sahabat yang lain. Pada suatu hari, Rasulullah terlambat datang ke masjid untuk shalat berjama'ah. Lalu Mu'adz didaulat untuk menjadi imam bagi para sahabat yang lain. Akhirnya Mu'adz menjadi imam dan memulai rakaat pertama dengan membaca surah Al Baqarah. Ternyata ada seorang sahabat yang menyingkir dari jama'ah dan melaksanakan shalat sendiri di sudut masjid. Usai melaksanakan shalat, para sahabat yang lain bertanya kepada sahabat yang memisahkan diri dari jama'ah dan melaksanakan shalat sendirian itu, 'Hai fulan, seru para sahabat, 'Apakah kamu telah menjadi orang munafik?' sahabat itu menjawab, "Tidak. Aku tidak menjadi orang munafik. Akan tetapi, aku akan menemui Rasulullah untuk menceritakan (apa yang aku alami).' Esok harinya laki-laki itu pergi menemui Rasulullah dan berkata kepadanya, 'Wahai Rasulullah, Mu'adz sering ikut shalat berjama'ah bersama anda. Lalu ia dipercaya untuk menjadi imam bagi para sahabat yang lain. Kemarin anda datang terlambat untuk shalat isya bersama para sahabat yang lain, maka Mu'adz lah yang ditunjuk untuk menjadi imam shalat kami. Hanya saja pada rakaat pertama, Mu'adz membaca surah yang panjang, yaitu Al Baqarah. Ketahuilah hai Rasulullah, kami ini adalah kaum pekerja yang sibuk dengan tugas kami." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Mu'adz seraya berseru kepadanya, "Hai Mu 'adz, apakah kamu orang yang suka menebar bencana? (apabila kamu menjadi imam Shalat) maka bacalah surah ini dan surah itu" Kemudian kami berkata kepada Amr, Abu Zubair telah berkata, "ayat yang dimaksud itu adalah 'Sabbihisma rabbika' dan 'Was samaai wa aththariq'." Amr berkata, "Hadits itu sama seperti hadits ini."
Hadits No. : 161
صحيح ابن خزيمة ١٦١: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلَالِ بْنِ يَسَافٍ، عَنْ أَبِي يَحْيَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: رَجَعْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِمَاءٍ بِالطَّرِيقِ تَعَجَّلَ قَوْمٌ عِنْدَ الْعَصْرِ فَتَوَضَّئُوا وَهُمْ عِجَالٌ، فَانْتَهَيْنَا إِلَيْهِمْ وَأَعْقَابُهُمْ بِيضٌ تَلُوحُ لَمْ يَمَسَّهَا الْمَاءُ فَقَالَ: رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ أَسْبِغُوا الْوُضُوءَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 161: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami dari Manshur dari Hilal bin Yasaf, dari Abu Yahya dari Abdullah bin Amr, ia berkata, “—Saat— kami kembali dari Makkah ke Madinah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, hingga ketika kami menjumpai air di jalan, sekelompok orang segera berwudhu ketika waktu Ashar, mereka berwudhu dan mereka juga tergesa. Ketika kami sampai kepada mereka, sedang tumit-tumit mereka masih putih berkilat -sebagai tanda- belum tersentuh air. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Celaka bagi tumit-tumit yang tidak dibasuh; berupa neraka, sempurnakan wudhu kalian."268
Hadits No. : 1610
صحيح ابن خزيمة ١٦١٠: ثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ حَيَّانَ أَبِي الْأَشْهَبِ السَّعْدِيِّ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، ثنا أَبُو عَامِرٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ، نا أَبُو نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا، فَقَالَ: «تَقَدَّمُوا، وَائْتَمُّوا بِي، وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ، وَلَا يَزَالُ الْقَوْمُ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ اللَّهُ» هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ، وَقَالَ ابْنُ مَعْمَرٍ: عَنْ أَبِي نَضْرَةَ الْعَبْدِيِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1610: Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki' memberitakan kepada kami, dari Ja'far bin Hayyan Abu Al Asyhab As-Sa'di, Muhammad bin Ma'mar Al Qaisi memberitakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Abu Al Asyhab, Abu Nadhrah memberitakan kepada kami, dari Abu Said Al Khudri yang telah berkata, "Pada suatu ketika, Rasulullah melihat beberapa orang sahabat datang terlambat ke masjid. Lalu Rasulullah berkata kepada mereka, 'Hai para jama'ah yang terlambat, majulah dan ikutilah aku! Selanjutnya jama'ah yang di belakang mengikuti jama'ah yang ada di depan. Selama kaum muslimin masih datang terlambat ke masjid, maka Allah akan melambatkan mereka." Ini adalah hadits Waki'. Ibnu Ma'mar berkata, "Aku menerima hadits ini dari Abu Nadhrah Al Abidi."
Hadits No. : 1611
صحيح ابن خزيمة ١٦١١: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا أَبُو الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رِوَايَةً قَالَ: «إِنَّ الْإِمَامَ أَمِينٌ، أَوْ أَمِيرٌ، فَإِنْ صَلَّى قَاعِدًا، فَصَلُّوا قُعُودًا، وَإِنْ صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1611: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, Abu Zinad memberitakan kepada kami, dari Al 'Araj, dari Abu Hurairah yang berkata, "Sesungguhnya imam itu dapat dipercaya dan pemimpin. Apabila ia shalat sambil duduk, maka ikutlah kalian shalat sambil duduk. Dan apabila ia shalat sambil berdiri, maka ikutlah kalian shalat sambil berdiri."
Hadits No. : 1612
صحيح ابن خزيمة ١٦١٢: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّاسَ دَخَلُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مَرِيضٌ، فَصَلَّى بِهِمْ جَالِسًا، فَصَلَّوْا قِيَامًا، فَأَشَارَ إِلَيْهِمْ أَنِ اجْلِسُوا، وَقَالَ: «إِنَّمَا الْإِمَامُ لِيُؤْتَمُّ بِهِ، فَإِذَا صَلَّى جَالِسًا فَصَلُّوا جُلُوسًا، وَإِذَا صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا، وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا، وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا، وَإِذَا رَفَعَ فَارْفَعُوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1612: Bundar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, Hisyam bin Urwah memberitakan kepada kami, bapakku memberitakan kepadaku dari Aisyah bahwasanya beberapa orang sahabat datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang menderita sakit. Kemudian Rasulullah pergi ke masjid untuk mengimami mereka sambil duduk. Ternyata para sahabat dan kaum muslimin lainnya shalat sambil berdiri. Lalu Rasulullah memberi isyarat kepada mereka untuk shalat sambil duduk. Setelah itu beliau berkata, "Sesungguhnya imam itu harus diikuti. Apabila imam shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk seperti dirinya. Dan apabila imam shalat sambil berdiri, maka shalatlah kalian sambil berdiri. Apabila imam ruku, maka rukulah kalian bersamanya. Apabila imam sujud, maka sujudlah kalian bersamanya. Dan apabila imam bangkit dari ruku, maka bangkitlah kalian dari ruku bersamanya."
Hadits No. : 1613
صحيح ابن خزيمة ١٦١٣: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، وَوَكِيعٌ، وَاللَّفْظُ لِجَرِيرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: رَكِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَسًا بِالْمَدِينَةِ، فَصَرَعَهُ عَلَى جِذْمِ نَخْلَةٍ، فَانْفَكَّتْ قَدَمُهُ، فَأَتَيْنَاهُ نَعُودُهُ، فَوَجَدْنَاهُ فِي مَشْرُبَةٍ لِعَائِشَةَ يُسَبِّحُ جَالِسًا، فَقُمْنَا خَلْفَهُ، وَأَشَارَ إِلَيْنَا، فَقَعَدْنَا، فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ قَالَ: «إِذَا صَلَّى الْإِمَامُ جَالِسًا فَصَلُّوا جُلُوسًا، وَإِذَا صَلَّى الْإِمَامُ قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا، وَلَا تَفْعَلُوا كَمَا تَفْعَلُ أَهْلُ فَارِسَ بِعُظَمَائِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1613: Yusuf bin Musa memberitakan kepada kami, Jarir dan Waki' memberitakan kepada kami, dari Al 'Amasy, dari Abu Sufyan, dari Jabir yang berkata, "Pada suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tengah mengendarai seekor kuda di kota Madinah. Tiba-tiba kuda tersebut mengamuk dan membanting beliau ke batang pohon kurma hingga kaki beliau terkilir, lalu kami datang untuk menjenguk beliau. Ternyata kami mendapatkan beliau sedang berada di bejana milik Aisyah. Kemudian beliau membaca tasbih sambil duduk, sementara kami berdiri di belakangnya. Lalu beliau memberi isyarat kepada kami untuk duduk. Usai melaksanakan shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila imam itu shalat sambil duduk maka ikut duduklah kalian. Apabila imam shalat sambil berdiri. maka ikut berdirilah kalian. Dan janganlah kalian bersikap seperti apa yang dilakukan penduduk negeri persia terhadap para pemimpinnya'."
Hadits No. : 1614
صحيح ابن خزيمة ١٦١٤: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، ح وَثنا سَلْمٌ أَيْضًا، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ كِلَاهُمَا عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: لَمَّا مَرِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَضَهُ الَّذِي مَاتَ فِيهِ جَاءَهُ بِلَالٌ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلَاةِ، فَقَالَ: «مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ أَسِيفٌ، وَمَتَى يَقُمْ مَقَامَكَ يَبْكِ، فَلَا يَسْتَطِيعُ، فَلَوْ أَمَرْتَ عُمَرَ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ قَالَ: «مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» - ثَلَاثَ مَرَّاتٍ - «فَإِنَّكُنَّ صَوَاحِبَاتُ يُوسُفَ» قَالَتْ: فَأَرْسَلْنَا إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَصَلَّى بِالنَّاسِ، فَوَجَدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِفَّةً، فَخَرَجَ يُهَادَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ، وَرِجْلَاهُ تَخُطَّانِ فِي الْأَرْضِ، فَلَمَّا أَحَسَّ بِهِ أَبُو بَكْرٍ ذَهَبَ لِيَتَأَخَّرَ، فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنْ مَكَانَكَ قَالَ: فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ إِلَى جَنْبِ أَبِي بَكْرٍ، فَكَانَ أَبُو بَكْرٍ يَأْتَمُّ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَالنَّاسُ يَأْتَمُّونَ بِأَبِي بَكْرٍ رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِ هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ وَقَالَ فِي حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ: وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا، وَأَبُو بَكْرٍ قَائِمًا، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَالَ قَوْمٌ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيثِ: إِذَا صَلَّى الْإِمَامُ الْمَرِيضُ جَالِسًا صَلَّى مَنْ خَلْفَهُ قِيَامًا إِذَا قَدَرُوا عَلَى الْقِيَامِ، وَقَالُوا: خَبَرُ الْأَسْوَدِ وَعُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ نَاسِخٌ لِلْأَخْبَارِ الَّتِي تَقَدَّمَ ذِكْرُنَا لَهَا فِي أَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصْحَابَهُ بِالْجُلُوسِ إِذَا صَلَّى الْإِمَامُ جَالِسًا. قَالُوا: لِأَنَّ تِلْكَ الْأَخْبَارَ عِنْدَ سُقُوطِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْفَرَسِ وَهَذَا الْخَبَرَ فِي مَرَضِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ قَالُوا: وَالْفِعْلُ الْآخَرُ نَاسِخٌ لِمَا تَقَدَّمَ مِنْ فِعْلِهِ وَقَوْلِهِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَإِنَّ الَّذِي عِنْدِي فِي ذَلِكَ - وَاللَّهَ أَسْأَلُ الْعِصْمَةَ وَالتَّوْفِيقَ - أَنَّهُ لَوْ صَحَّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ هُوَ الْإِمَامَ فِي الْمَرَضِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ لَكَانَ الْأَمْرُ عَلَى مَا قَالَتْ هَذِهِ الْفِرْقَةُ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيثِ، وَلَكِنْ لَمْ يَثْبُتْ عِنْدَنَا ذَلِكَ؛ لِأَنَّ الرُّوَاةَ قَدِ اخْتَلَفُوا فِي هَذِهِ الصَّلَاةِ عَلَى فِرَقٍ ثَلَاثٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1614: Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki' memberitakan kepada kami, Ha, Salm juga memberitakan kepada kami, Abu Mu'awiyah memberitakan kepada kami, keduanya dari Al 'Amasy, dari Ibrahim, dari Aswad, dari Aisyah yang berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menderita sakit yang parah sekali, maka Bilal datang menemui beliau untuk mengumandangkan adzan shalat. Usai mengumandangkan adzan, Rasulullah berkata kepada para sahabat, 'Hai para sahabatku, suruhlah Abu Bakar untuk menjadi imam shalat bagi kaum muslimin !' lalu aku berkata kepada Rasulullah, 'Hai Rasulullah, sesungguhnya Abu Bakar itu adalah seorang laki-laki yang mudah bersedih hati. Apabila ia menggantikan posisi anda sebagai imam, pasti ia akan menangis karena sedih. Alangkah baiknya jika anda memerintahkan Umar menjadi imam bagi kaum muslimin.' Akan tetapi, Rasulullah tetap pada pendiriannya semula dan berkata, 'Wahai para sahabat, suruhlah Abu Bakar untuk menjadi imam shalat bagi kaum muslimin (kata-kata itu beliau ulangi sebanyak tiga kali). Sedangkan kalian, hai kaum wanita, adalah para pendamping Nabi Yusuf. ' kemudian kami menemui Abu Bakar dan meminta kesediaannya untuk menjadi imam shalat bagi kaum muslimin. Sementara itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merasakan sedikit kebugaran pada tubuhnya, lalu beliau keluar dari kamarnya sambil berjalan tertatih-tatih. Ketika merasakan kehadiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke masjid, maka Abu Bakar segera mundur dari mihrab masjid. Akan tetapi, ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengisyaratkan kepadanya untuk tetap pada tempatnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil tempat di samping Abu Bakar. Selanjutnya Abu Bakar menjadi makmum kepada Rasulullah, sedangkan kaum muslimin di belakangnya bermakmum kepada Abu Bakar. Ini adalah hadits Waki' . Lalu Abu Thahir berkata dalam hadits Abu Mu'awiyah, "Pada saat itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat sambil duduk sedangkan Abu Bakar shalat sambil berdiri." Abu Bakar berkata, "Sebagian ulama hadits berpendapat apabila imam yang sakit shalat sambil duduk, maka makmum yang di belakang dibolehkan shalat sambil berdiri, jika mampu untuk berdiri." Para ulama berpendapat, "Hadits Al Aswad dan Urwah yang diterima dari Aisyah ini membatalkan hukum hadits yang disebutkan sebelumnya yaitu tentang perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabatnya untuk shalat sambil duduk manakala imam melaksanakan shalat sambil duduk. Hal itu disebabkan karena hadits sebelumnya terjadi manakala Rasulullah terjatuh dari kuda sehingga kaki beliau terkilir dan tidak dapat berdiri dengan baik. Sedangkan hadits yang terakhir ini diucapkan manakala beliau menderita sakit keras yang menyebabkan beliau meninggal dunia . Dengan demikian perbuatan yang lain itu dapat membatalkan hukum perbuatan dan perkataan sebelumnya." Abu Bakar berkata, "Menurut pendapatku adalah apabila benar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi imam pada saat mengalami sakit keras hingga menyebabkan beliau meninggal dunia, maka hukumnya adalah sebagaimana yang diucapkan oleh ulama hadits. Namun demikian hal itu menurut hemat kami tidak tepat, karena para perawi hadits tersebut berbeda pendapat dan terbagi menjadi tiga kelompok.
Hadits No. : 1615
صحيح ابن خزيمة ١٦١٥: فَفِي خَبَرِ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، وَخَبَرِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ الْإِمَامَ، وَقَدْ رُوِيَ بِمِثْلِ هَذَا الْإِسْنَادِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: مِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ: كَانَ أَبُو بَكْرٍ الْمُقَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُقَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ أَبِي بَكْرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1615: Dalam hadits Hisyam yang diterimanya dari bapaknya, dari Aisyah, dan dalam hadits Al 'Amasy yang diterimanya dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Aisyah bahwasanya —pada saat itu— Rasulullah adalah imam shalatnya. Kemudian diriwayatkan seperti sanad ini, dari Aisyah bahwasanya ia berkata, "Sebagian orang ada yang menyatakan bahwasanya Abu Bakar berada di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Kemudian ada pula sebagian dari mereka yang berpendapat bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di depan Abu Bakar."
Hadits No. : 1616
صحيح ابن خزيمة ١٦١٦: ثنا بِذَلِكَ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، نا شُعْبَةُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ.
Shahih Ibnu Khuzaimah 1616: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, dari Al 'Amasy, dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Aisyah.
Hadits No. : 1617
صحيح ابن خزيمة ١٦١٧: وَرُوِيَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، وَمَسْرُوقِ بْنِ الْأَجْدَعِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ أَبَا بَكْرٍ، صَلَّى بِالنَّاسِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّفِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1617: Diriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah dan Masruq bin Al Ajda' dari Aisyah bahwasanya Abu Bakar menjadi imam shalat kaum muslimin, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di barisan shalat.
Hadits No. : 1618
صحيح ابن خزيمة ١٦١٨: نا بُنْدَارٌ، نا بَكْرُ بْنُ عِيسَى صَاحِبُ الْبَصْرِيِّ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ أَبِي هِنْدَ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ أَبَا بَكْرٍ، صَلَّى بِالنَّاسِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّفِّ خَلْفَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1618: Bundar memberitakan kepada kami, Bakar bin Isa, teman Hasan Al Basri memberitakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Nu'aim bin Abu Hind, dari Abu Wail, dari Masruq, dari Aisyah bahwasanya Abu Bakar menjadi imam shalat kaum muslimin, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada dalam barisan shalat di belakangnya.
Hadits No. : 1619
صحيح ابن خزيمة ١٦١٩: نا بُنْدَارٌ، ثنا بَدَلُ بْنُ الْمُحَبَّرِ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عَائِشَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ أَبَا بَكْرٍ صَلَّى بِالنَّاسِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّفِّ خَلْفَهُ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَلَمْ يَصِحَّ الْخَبَرُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ هُوَ الْإِمَامَ فِي الْمَرَضِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ فِي الصَّلَاةِ الَّتِي كَانَ هُوَ فِيهَا قَاعِدًا، وَأَبُو بَكْرٍ وَالْقَوْمٌ قِيَامٌ؛ لِأَنَّ فِي خَبَرِ مَسْرُوقٍ، وَعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ كَانَ الْإِمَامَ، وَالنَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَأْمُومٌ، وَهَذَا ضِدُّ خَبَرِ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، وَخَبَرِ إِبْرَاهِيمَ عَنِ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ، عَلَى أَنَّ شُعْبَةَ بْنَ الْحَجَّاجِ قَدْ بَيَّنَ فِي رِوَايَتِهِ عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ مِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ: كَانَ أَبُو بَكْرٍ الْمُقَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُقَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ أَبِي بَكْرٍ، وَإِذَا كَانَ الْحَدِيثُ الَّذِي بِهِ احْتَجَّ مَنْ زَعَمَ أَنَّ فِعْلَهُ الَّذِي كَانَ فِي سَقْطَتِهِ مِنَ الْفَرَسِ، وَأَمْرَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالِاقْتِدَاءِ بِالْأَئِمَّةِ وَقُعُودِهِمْ فِي الصَّلَاةِ إِذَا صَلَّى إِمَامُهُمْ قَاعِدًا، مَنْسُوخٌ غَيْرُ صَحِيحٍ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ، فَغَيْرُ جَائِزٍ لِعَالِمٍ أَنْ يَدَّعِيَ نَسْخَ مَا قَدْ صَحَّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْأَخْبَارِ الْمُتَوَاتِرَةِ بِالْأَسَانِيدِ الصِّحَاحِ مِنْ فِعْلِهِ وَأَمْرِهِ بِخَبَرٍ مُخْتَلَفٍ فِيهِ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ زَجَرَ عَنْ هَذَا الْفِعْلِ الَّذِي ادَّعَتْهُ هَذِهِ الْفِرْقَةُ فِي خَبَرِ عَائِشَةَ الَّذِي ذَكَرْنَا أَنَّهُ مُخْتَلَفٌ فِيهِ عَنْهَا، وَأَعْلَمَ أَنَّهُ فِعْلُ فَارِسَ وَالرُّومِ بِعُظَمَائِهَا، يَقُومُونَ وَمُلُوكُهُمْ قَعُودٌ، وَقَدْ ذَكَرْنَا هَذَا الْخَبَرَ فِي مَوْضِعِهِ، فَكَيْفَ يَجُوزُ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَا قَدْ صَحَّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الزَّجْرِ عَنْهُ اسْتِنَانًا بِفَارِسَ وَالرُّومِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَصِحَّ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَمْرُ بِهِ وَإِبَاحَتُهُ بَعْدَ الزَّجْرِ عَنْهُ؟ وَلَا خِلَافَ بَيْنِ أَهْلِ الْمَعْرِفَةِ بِالْأَخْبَارِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ صَلَّى قَاعِدًا وَأَمَرَ الْقَوْمَ بِالْقُعُودِ، وَهُمْ قَادِرُونَ عَلَى الْقِيَامِ، لَوْ سَاعَدَهُمُ الْقَضَاءُ، وَقَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَأْمُومِينَ بِالِاقْتِدَاءِ بِالْإِمَامِ وَالْقُعُودِ إِذَا صَلَّى الْإِمَامُ قَاعِدًا، وَزَجَرَ عَنِ الْقِيَامِ فِي الصَّلَاةِ إِذَا صَلَّى الْإِمَامُ قَاعِدًا، وَاخْتَلَفُوا فِي نَسْخِ ذَلِكَ، وَلَمْ يَثْبُتْ خَبَرٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ بِنَسْخِ مَا قَدْ صَحَّ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا ذَكَرْنَا مِنْ فِعْلِهِ وَأَمْرِهِ، فَمَا صَحَّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاتَّفَقَ أَهْلُ الْعِلْمِ عَلَى صِحَّتِهِ يَقِينٌ، وَمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَلَمْ يَصِحَّ فِيهِ خَبَرٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَكٌّ، وَغَيْرُ جَائِزٍ تَرْكُ الْيَقِينِ بِالشَّكِّ، وَإِنَّمَا يَجُوزُ تَرْكُ الْيَقِينِ بِالْيَقِينِ. فَإِنْ قَالَ قَائِلٌ غَيْرُ مُنْعِمِ الرَّوِيَّةِ: كَيْفَ يَجُوزُ أَنْ يُصَلِّيَ قَاعِدًا مَنْ يَقْدِرُ عَلَى الْقِيَامِ؟ قِيلَ لَهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ: يَجُوزُ ذَلِكَ أَنْ يُصَلِّيَ بِأَوْلَى الْأَشْيَاءِ أَنْ يَجُوزَ بِهِ، وَهِيَ سُنَّةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَمَرَ بِاتِّبَاعِهَا، وَوَعَدَ الْهُدَى عَلَى اتِّبَاعِهَا، فَأَخْبَرَ أَنَّ طَاعَتَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاعَتُهُ عَزَّ وَجَلَّ، وَقَوْلُهُ كَيْفَ يَجُوزُ لِمَا قَدْ صَحَّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَمْرُ بِهِ، وَثَبَتَ فِعْلُهُ لَهُ - بِنَقْلِ الْعَدْلِ عَنِ الْعَدْلِ مَوْصُولًا إِلَيْهِ بِالْأَخْبَارِ الْمُتَوَاتِرَةِ - جَهْلٌ مِنْ قَائِلِهِ وَقَدْ صَحَّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ جَمِيعِ أَهْلِ الْعِلْمِ بِالْأَخْبَارِ الْأَمْرُ بِالصَّلَاةِ قَاعِدًا إِذَا صَلَّى الْإِمَامُ قَاعِدًا، وَثَبَتَ عِنْدَهُمْ أَيْضًا أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى قَاعِدًا بِقُعُودِ أَصْحَابِهِ لَا مَرَضَ بِهِمْ، وَلَا بِأَحَدٍ مِنْهُمْ. وَادَّعَى قَوْمٌ نَسْخَ ذَلِكَ، فَلَمْ تَثْبُتْ دَعْوَاهُمْ بِخَبَرٍ صَحِيحٍ لَا مُعَارِضَ لَهُ، فَلَا يَجُوزُ تَرْكُ مَا قَدْ صَحَّ مِنْ أَمْرِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَفِعْلِهِ فِي وَقْتٍ مِنَ الْأَوْقَاتِ، إِلَّا بِخَبَرٍ صَحِيحٍ عَنْهُ، يَنْسَخُ أَمْرَهُ ذَلِكَ وَفِعْلَهُ. وَوُجُودُ نَسْخِ ذَلِكَ بِخَبَرٍ صَحِيحٍ مَعْدُومٌ، وَفِي عَدَمِ وُجُودِ ذَلِكَ بُطْلَانُ مَا ادَّعَتْ، فَجَازَتِ الصَّلَاةُ قَاعِدًا إِذَا صَلَّى الْإِمَامُ قَاعِدًا اقْتِدَاءً بِهِ عَلَى أَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِعْلِهِ، وَاللَّهُ الْمُوَفَّقُ لِلصَّوَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1619: Bundar memberitakan kepada kami, Badai bin Al Muhabbar memberitakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, dari Musa bin Abu Aisyah, dari Ubidillah bin Abdullah, dari Aisyah bahwasanya Abu Bakar menjadi imam shalat kaum muslimin, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada dalam barisan shalat di belakangnya. Abu Bakar berkata, "Sebenarnya hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu menjadi imam shalat sambil duduk pada saat beliau menderita sakit parah yang menyebabkan beliau meninggal dunia, sedangkan Abu Bakar dan kaum muslimin lainnya berdiri itu tidak shahih (benar). Hal itu disebabkan karena dalam hadits Masruq dan Ubaidillah bin Abdullah yang menerima hadits dari Aisyah menyebutkan bahwasanya Abu Bakar itu adalah imam shalatnya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi makmum. Tentunya ini berlawanan dengan hadits Hisyam yang menerima hadits dari bapaknya, sedangkan bapaknya menerima hadits dari Aisyah dan hadits Ibrahim yang menerima hadits dari Al Aswad, sementara Al Aswad menerima hadits dari Aisyah. Dan Syu'bah bin Al Hajjaj telah menjelaskan dalam riwayatnya dari A'masy dari Ibrahim dari Al Aswad dari Aisyah bahwa ada sebagian orang yang berpendapat bahwa Abu Bakar lah yang telah maju di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan pendapat yang lain mengatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lah yang telah maju di hadapan Abu Bakar . Hadits tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang terluka setelah jatuh dari kudanya dan menjadi imam kemudian perintahnya untuk mengikuti imam dalam shalat dengan berbagai keadaannya yang dijadikan dalil seorang makmum harus mengikuti imamnya dalam berbagai keadaan adalah telah terhapus, dan pendapat ini adalah pendapat yang keliru, dan seorang ulama tidak boleh mengatakan hadits yang sudah shahih terhapus oleh suatu khabar yang masih dipertanyakan keshahihannya. Nabi sendiri telah mengancam orang-orang yang memutar balikan hadits Nabi seperti kelompok yang berdalil dari hadits Aisyah ini. Dan perlu diketahui bahwasannya hal tersebut (seorang pemimpin melaksanakan suatu ritual ibadah dengan duduk dan pengikutnya (makmum)nya berdiri) adalah perbuatan bangsa Persia dan Romawi. Suatu kemustahilan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan seuatu perbuatan dan memerintahkan umatnya dengan meniru bangsa Persia dan Romawi, para ahli ma'rifah pun tidak menyangkal hadits yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan duduk dan memerintahkan makmumnya untuk duduk walaupun pada dasarnya mereka mampu untuk berdiri, dan mengecam makmum yang tidak mengikuti imamnya pada berbagai keadaan, dan khabar (170 B) adalah tidak shahih dibandingkan dengan hadits yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan duduk dan memerintahkan makmumnya untuk duduk.Dan hadits yang tidak dipermasalahkan adalah hadits suatu keyakinan, sedangkan yang dipermasalahkan adalah suatu keragu-raguan, dan tidak boleh meninggalkan sesuatu yang sudah diyakini kepada sesuatu yang masih ragu-ragu, tetapi boleh meninggalkan sesuatu yang diyakini dengan sesuatu yang sudah diyakini lainnya. Jika seorang yang tidak kompeten dalam hal periwayatan mengatakan, Mungkinkah seorang yang mampu berdiri shalat dengan duduk?jawabannya adalah Semua itu atas kehendak Allah , dan yang demikian merupakan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan taat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sama saja dengan menaati Allah . Kemudian mereka bertanya lagi, bagaimana mungkin sesuatu yang telah shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tetapi perawinya masih misterius?. Dan hadits tentang perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bagi makmum untuk mengikuti imamnya yang shalat dengan duduk adalah tidak diragukan lagi keshahihannya, tetapi masih ada saja yang mengatakan bahwa hadits tersebut telah terhapus dan pendapat ini dalilnya sangat lemah, dan menghapus suatu hadits yang shahih tidak berlaku kecuali dengan hadits shahih lainnya, maka hal penghapusan suatu hadits adalah tidak benar, oleh karena itu dibolehkan shalat dengan duduk karena mengikuti imam yang shalat dengan duduk berdasarkan perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Hadits No. : 162
صحيح ابن خزيمة ١٦٢: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ الدَّرَاوَرْدِيُّ، وَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، كِلَاهُمَا عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 162: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz Ad-Darawardi mengabarkan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami, keduanya dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Celaka bagi tumit-tumit yang tidak dibasuh, yaitu, dari neraka.”269
Hadits No. : 1620
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، وَثنا نَافِعُ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي الْعِتَابِ، وَابْنُ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا جِئْتُمْ وَنَحْنُ سُجُودٌ فَاسْجُدُوا، وَلَا تَعُدُّوهَا شَيْئًا، وَمَنْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلَاةَ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي الْقَلْبِ مِنْ هَذَا الْإِسْنَادِ، فَإِنِّي كُنْتُ لَا أَعْرِفُ يَحْيَى بْنَ أَبِي سُلَيْمَانَ بِعَدَالَةٍ وَلَا جَرْحٍ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: نَظَرْتُ فَإِذَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ قَدْ رَوَى عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ هَذَا أَخْبَارًا ذَوَاتَ عَدَدٍ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ فَلَا تَعُدُّوهَا شَيْئًا مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي بَيَّنْتُ فِي مَوَاضِعَ مِنْ كُتُبِنَا أَنَّ الْعَرَبَ تَنْفِي الِاسْمَ عَنِ الشَّيْءِ لِنَقْصِهِ عَنِ الْكَمَالِ وَالتَّمَامِ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِنْ صَحَّ عَنْهُ الْخَبَرُ - أَرَادَ بِقَوْلِهِ: «فَلَا تَعُدُّوهَا شَيْئًا» : أَيْ: لَا تَعُدُّوهَا سَجْدَةً تُجْزِئُ مِنْ فَرْضِ الصَّلَاةِ، لَمْ يُرِدْ: لَا تَعُدُّوهَا شَيْئًا، لَا فَرْضًا وَلَا تَطَوُّعًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1620: Ahmad bin Abdurrahim Al Barqi memberitakan kepada kami, Ibnu Abi Maryam menceritakan kepada kami, Nafi' bin Yazid menceritakan kepada kami, Yahya bin Abi Sulaiman menceritakan kepadaku dari Yazid bin Abu Al 'Itab dan Ibnu Al Maqburi, dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Apabila kalian telah tiba ke masjid dan mendapatkan kami sedang sujud, maka sujudlah kalian dan janganlah kalian anggap sujud kalian itu sebagai satu raka'at. Barangsiapa telah mendapatkan satu raka 'at, maka sesungguhnya ia telah mendapat shalat'." Abu Bakar berkata, "Di tengah sanad hadits tersebut di atas ada Yahya bin Abu Sulaiman yang tidak aku ketahui, apakah ia banyak celanya ataukah banyak pujiannya?" Abu Bakar berkata, "Aku melihat bahwasanya Abu Said, budak bani Hasyim itu telah meriwayatkan banyak hadits dari Yahya bin Abu Sulaiman."
Hadits No. : 1621
صحيح ابن خزيمة ١٦٢١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو حَازِمٍ، وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، وَثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي حَازِمِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ، فَحَانَتِ الصَّلَاةُ، وَجَاءَ الْمُؤَذِّنُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَقَالَ: أَتُصَلِّي بِالنَّاسِ فَأُقِيمَ؟ فَقَالَ: «نَعَمْ» ، فَصَلَّى أَبُو بَكْرٍ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ فِي الصَّلَاةِ، فَتَخَلَّصَ حَتَّى وَقَفَ فِي الصَّفِّ، فَصَفَّقَ النَّاسُ، وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ لَا يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَكْثَرَ النَّاسُ التَّصْفِيقَ الْتَفَتَ فَرَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِ امْكُثْ مَكَانَكَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ يَدَيْهِ، فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا أَمَرَهُ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ ذَلِكِ، ثُمَّ اسْتَأْخَرَ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى اسْتَوَى فِي الصَّفِّ، وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: «يَا أَبَا بَكْرٍ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَثْبُتَ إِذْ أَمَرْتُكَ؟» فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: مَا كَانَ لِابْنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنْ يُصَلِّيَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا لِي رَأَيْتُكُمْ أَكْثَرْتُمُ التَّصْفِيقَ؟ مَنْ نَابَهُ شَيْءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلْيُسَبِّحْ؛ فَإِنَّهُ إِذَا سَبَّحَ الْتُفِتَ إِلَيْهِ، وَإِنَّمَا التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ» . هَذَا حَدِيثُ يُونُسَ بْنِ عَبْدِ الْأَعْلَى. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي هَذَا الْخَبَرِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْمُصَلِّيَ إِذَا سُبِّحَ بِهِ فَجَائِزٌ لَهُ أَنْ يَلْتَفِتَ إِلَى الْمُسَبِّحِ لِيَعْلَمَ الْمُصَلِّي الَّذِي نَابَ الْمُسَبِّحَ، فَيَفْعَلَ مَا يَجِبُ عَلَيْهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1621: Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami, Hamad bin Zaid memberitakan kepada kami, Abu Hazim memberitakan kepada kami, Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi memberitakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu Hazim memberitakan kepada kami, dari bapaknya, Abdul Jabbar bin Al' Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami dan berkata, "Aku pernah mendengar Abu Hazim meriwayatkan hadits dari Sahal bin Sa'ad, Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahab memberitakan kepada kami bahwasanya Malik telah bercerita kepadanya dari Abu Hazim bin Dinar dan dari Sahal bin Sa'ad bahwasanya pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi menemui keluarga besar Amr bin Auf untuk mendamaikan perselisihan yang terjadi di antara mereka. Tak lama kemudian datang waktu shalat, lalu sang muadzin datang menemui Abu Bakar seraya berkata, 'Wahai Abu Bakar, anda menjadi imam dan saya yang akan mengumandangkan qamat.' lalu Abu Bakar menjawab, 'Baiklah.' akhirnya Abu Bakar bersedia menjadi imam shalat bagi kaum muslimin. Tak berapa lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di masjid ketika kaum muslimin sedang melaksanakan shalat berjama'ah, lalu beliau segera menempati barisan dalam shalat jama'ah tersebut. Kemudian para jama'ah shalat lainnya bertepuk tangan. Tetapi Abu Bakar tidak memalingkan wajahnya ke belakang dalam shalat. Akan tetapi ketika makin banyak jama'ah yang bertepuk tangan, maka akhirnya Abu Bakar pun menoleh ke belakang. Ternyata ia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang ikut shalat berjama'ah di belakangnya. Namun demikian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi isyarat kepadanya untuk tetap di tempatnya menjadi imam shalat. Akhirnya Abu Bakar mengangkat kedua tangannya seraya memuji kepada Allah atas sikap dan perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap dirinya dalam shalat berjama'ah tersebut. Tak lama kemudian, Abu Bakar mundur ke belakang untuk bergabung bersama kaum muslimin dalam barisan shalat. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maju untuk menjadi imam dalam shalat tersebut. Usai melaksanakan shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Bakar, 'Hai Abu Bakar, mengapa kamu tidak tetap berada di tempatmu (sebagai imam) manakala aku perintahkan?' mendengar pertanyaan itu, Abu Bakar segera menjawab dengan penuh kerendahan hati, 'Hai Rasulullah, tidak pantas bagi anak Abu Quhafa ini untuk shalat di depan (menjadi imam) utusan Allah.' selanjutnya Rasulullah pun bertanya kepada jama'ah shalat, 'Wahai kaum muslimin sekalian, mengapa kalian saling bertepuk tangan dalam shalat? Barangsiapa merasa terganggu (dengan perbuatan imam) dalam shalatnya, maka ia dapat bertasbih (mengucapkan subhanallahu). Karena apabila ia bertasbih, maka imam akan menoleh kepadanya. Ketahuilah, sesungguhnya tepuk tangan itu hanya untuk kaum perempuan." Ini adalah hadits Yunus bin Abdul A'la Abu Bakar berkata, "Hadits ini menunjukkan bahwasanya apabila makmum bertasbih dalam shalat berjama'ah, maka dibolehkan bagi imam untuk menoleh kepadanya untuk mengetahui permasalahannya hingga ia melakukan apa yang harus dilakukan."
Hadits No. : 1622
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٢: نا الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيُّ، وَأَبُو طَالِبٍ زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ الطَّائِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْأَزْدِيُّ قَالُوا: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، نا سَلَمَةُ بْنُ نُبَيْطٍ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ أَبِي هِنْدَ، عَنْ نُبَيْطِ بْنِ شَرِيطٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ: مَرِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: «أَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ؟» قُلْنَا: نَعَمْ قَالَ: «مُرُوا بِلَالًا فَلْيُؤَذِّنْ، وَمُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» ، ثُمَّ أُغْمِيَ عَلَيْهِ ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: " أَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ؟ قُلْنَا: نَعَمْ قَالَ: مُرُوا بِلَالًا فَلْيُؤَذِّنْ، وَمُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ "، ثُمَّ أُغْمِيَ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَفَاقَ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: إِنَّ أَبِي رَجُلٌ أَسِيفٌ، فَلَوْ أَمَرْتَ غَيْرَهُ، ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: «أَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ» ؟ قُلْنَا: نَعَمْ، فَقَالَ: «مُرُوا بِلَالًا فَلْيُؤَذِّنْ، وَمُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» قَالَتْ عَائِشَةُ: إِنَّ أَبِي رَجُلٌ أَسِيفٌ، فَلَوْ أَمَرْتَ غَيْرَهُ، فَقَالَ: «إِنَّكُنَّ صَوَاحِبَاتُ يُوسُفَ، مُرُوا بِلَالًا فَلْيُؤَذِّنْ، وَمُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» ، ثُمَّ أُغْمِيَ عَلَيْهِ، فَأَمَرُوا بِلَالًا فَأَذَّنَ، وَأَقَامَ، وَأَمَرُوا أَبَا بَكْرٍ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ، ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: «أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ؟» قُلْتُ: نَعَمْ قَالَ: «جِيئُونِي بِإِنْسَانٍ أَعْتَمِدُ عَلَيْهِ» ، فَجَاءُوا بِبَرِيرَةَ، وَرَجُلٍ آخَرَ، فَاعْتَمَدَ عَلَيْهِمَا، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَأُجْلِسَ إِلَى جَنْبِ أَبِي بَكْرٍ، فَذَهَبَ أَبُو بَكْرٍ يَتَنَحَّى، فَأَمْسَكَهُ حَتَّى فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ. هَذَا حَدِيثُ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1622: Qasim bin Muhammad bin Abbad bin Abbad Al Mahlabi dan Abu Thalib Zaid bin Ahzam Ath-Thai serta Muhammad bin Yahya Al Azdi memberitakan kepada kami dan berkata, "Abdullah bin Daud menceritakan kepada kami, Salama bin Nubaith menceritakan kepada kami, dari Nu'aim bin Abu Hind memberitakan kepada kami, dari Nubaith bin Syarith, dari Salim bin Ubaid, dia berkata, 'Ketika menderita sakit keras, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering mengalami pingsan dan setelah itu siuman kembali. Kemudian beliau bertanya, 'Apakah waktu shalat telah tiha?' kami menjawab, 'ya, waktu shalat telah tiba hai Rasulullah.' Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Suruhlah Bilal untuk mengumandangkan adzan dan Abu Bakar untuk menjadi imam!' usai mengucapkan perintah itu, Rasulullah pun jatuh pingsan. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam siuman kembali dan bertanya, 'Apakah waktu shalat telah tiba?' kami menjawab, 'ya, waktu shalat telah tiba hai Rasulullah.' lalu beliau berkata, 'Suruhlah Bilal untuk mengumandangkan adzan dan Abu Bakar untuk menjadi imam!' usai mengucapkan kata-kata itu, Rasulullah pun langsung jatuh pingsan. Tak berapa lama kemudian beliau siuman kembali. Kemudian Aisyah, istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berkata, "Wahai Rasulullah, ayahku itu adalah orang yang mudah sedih. Alangkah baiknya, jika anda memerintahkan orang selain dirinya." Lalu Rasulullah jatuh pingsan dan selanjutnya berkata, 'apakah waktu shalat telah tiba?' kami menjawab, 'ya, waktu shalat telah tiba hai Rasulullah.' kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Suruhlah Bilal untuk mengumandangkan adzan dan Abu Bakar untuk menjadi imam!' lalu Aisyah berkata kepada Rasulullah, 'Hai Rasulullah, ayahku adalah orang yang mudah sedih. Alangkah baiknya jika anda memerintahkan orang selain dirinya.' mendengar perkataan Aisyah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung menjawab, 'Kalian, hai kaum perempuan, adalah para pendamping Nabi yusuf! Suruhlah Bilal untuk mengumandangkan adzan dan Abu Bakar untuk menjadi imam!' setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung jatuh pingsan. Kemudian para sahabat segera memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan dan iqamat. Setelah itu, mereka pun meminta Abu Bakar untuk menjadi imam shalat. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah siuman dan kembali bertanya, 'Apakah telah dikumandangkan iqamat untuk shalat?' aku menjawab, 'ya, iqamat untuk shalat telah dikumandangkan.' lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Tolong, suruhlah kemari seseorang untuk menopang tubuhku!' kemudian para sahabat memanggil Barirah dan seorang laki-laki lainnya untuk menopang tubuh Rasulullah ke tempat shalat. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diletakkan di samping Abu Bakar yang sedang berdiri menjadi imam shalat. Ketika merasakan kehadiran Rasulullah di sampingnya, Abu Bakar bergegas untuk mundur ke belakang. Akan tetapi, ternyata, Rasulullah malah menahan dirinya agar tetap di tempat hingga shalat selesai." Ini adalah hadits Qasim bin Muhammad.
Hadits No. : 1623
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٣: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ وَخُرُوجِهِ إِلَى بَنِي عَمْرٍو لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ قَالَ لِبِلَالٍ: «إِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ وَلَمْ آتِ فَمُرْ أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» .
Shahih Ibnu Khuzaimah 1623: Abu Bakar telah berkomentar tentang hadits Sahal bin Sa'ad dan tentang perginya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke keluarga Amr untuk mendamaikan perselisihan yang teijadi di antara mereka. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Bilal, 'Hai Bilal, apabila waktu shalat telah tiba dan aku belum datang, maka suruhlah Abu Bakar menggantikan menjadi imam shalat bagi kaum muslimin'."
Hadits No. : 1624
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٤: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ وَهُوَ الْمَقْبُرِيُّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ لَنَا حَصِيرٌ نَبْسُطُهُ بِالنَّهَارِ، وَيَتَحَجَّرُهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ، فَيُصَلِّي فِيهِ، فَتَتَبَّعَ لَهُ نَاسٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ، فَعَلِمَ بِهِمْ، فَقَالَ: «اكْلَفُوا مِنَ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا» ، وَكَانَ أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَيْهِ مَا دِيمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ، وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَثْبَتَهَا. هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ، وَقَالَ سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: فَسَمِعَ بِهِ نَاسٌ، فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ، وَزَادَ: وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: «إِنِّي خَشِيتُ أَنْ أُؤْمَرَ فِيكُمْ بِأَمْرٍ لَا تُطِيقُونَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1624: Abdul Jabbar bin Al 'Ala dan Said bin Abdurrahman memberitakan kepada kami,dan berkata, "Sufyan telah memberitakan kepada kami dari Ibnu 'Ajlan, dari Said, yaitu Al Maqburi, dari Abu Salama, dari Aisyah yang berkata, 'dahulu kami mempunyai sehelai tikar yang kami bentangkan di siang hari. Biasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mempergunakannya untuk alas tidur di malam hari dan sekaligus untuk tempat shalat. Kemudian perlahan-lahan para sahabat mengikuti shalat beliau tersebut. Ternyata Rasulullah mengetahui apa yang dilakukan oleh para sahabat. Akhirnya beliau bersabda, 'Lakukanlah ibadah sesuai dengan apa yang sanggup kalian lakukan. Sesungguhnya Allah tidak akan pernah jemu hingga kalian menjadi jemu. Ketahuilah, pekerjaan yang paling dicintai Allah adalah yang konsisten meskipun sedikit.' Apabila shalat, maka Rasulullah pun memantapkannya." Ini adalah hadits Abdul Jabbar. Sementara Said bin Abdurrahman berkata, "Para sahabat telah mendengar suara Rasulullah dan mereka ikut shalat bersamanya." Kemudian Said bin Abdurrahman menambahkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda 'Sesungguhnya aku khawatir untuk memerintahkan kepada kalian suatu pekerjaan yang kalian tidak sanggup melakukannya.'."
Hadits No. : 1625
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ حُمَيْدًا، ثنا أَنَسٌ، ح وَثنا الصَّنْعَانِيُّ، أَيْضًا، ثنا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ ثنا حُمَيْدٌ قَالَ: قَالَ أَنَسٌ ح وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، نا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، نا حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، وَهَذَا حَدِيثُ بِشْرِ بْنِ الْمُفَضَّلِ قَالَ: صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ حُجَرِهِ، فَجَاءَ نَاسٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَحَسَّ بِمَكَانِهِمْ تَجَوَّزَ فِي صَلَاتِهِ، ثُمَّ دَخَلَ الْبَيْتَ فَصَلَّى مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ خَرَجَ، فَعَلَ ذَلِكَ مِرَارًا، فَلَمَّا أَصْبَحُوا قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صَلَّيْنَا بِصَلَاتِكَ اللَّيْلَةَ وَنَحْنُ نُحِبُّ أَنْ نَبْسُطَ قَالَ: «عَمْدًا فَعَلْتُ ذَلِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1625: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani memberitakan kepada kami, Al Mu'tamir memberitakan kepada kami dan berkata, "Aku pernah mendengar Hamid berkata, Anas memberitakan kepada kami, Ha, Ash-Shan'ani memberitakan kepada kami, Basyar, yaitu Ibnu Al Mufadhal, Hamid memberitakan kepada kami dan berkata, "Anas berkata, Ha, 'Abu Musa telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, Hamid menceritakan kepada kami, dari Anas —dan ini adalah hadits Basyar bin Al Mufadhal— yang berkata, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat di salah satu ruangnya. Tak lama kemudian, para sahabat datang untuk ikut shalat bersama beliau. Ketika merasakan kehadiran mereka, maka Rasulullah mulai mengeijakan hal-hal yang diwajibkan saja dalam shalatnya dan setelah itu beliau masuk ke dalam kamar rumahnya. Kemudian, di dalam kamarnya itu, Rasulullah melaksanakan shalat sekehendak hatinya. Setelah itu, Rasulullah keluar dari kamar rumahnya dan kembali mengerjakan shalat. Keesokan harinya, para sahabat berkata, 'Hai Rasulullah, tadi malam kami ikut shalat bersama anda dan kami senang membentangkan (tikar bersama anda).' Rasulullah menjawab, "Sengaja aku melakukan hal itu."
Hadits No. : 1626
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٦: نا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، نا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، نا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، وَعُدِّلَتِ الصُّفُوفُ قِيَامًا، فَخَرَجَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا قَامَ فِي مُصَلَّاهُ ذَكَرَ أَنَّهُ جُنُبٌ، فَأَوْمَأَ إِلَيْنَا وَقَالَ: «مَكَانَكُمْ» ، ثُمَّ دَخَلَ فَاغْتَسَلَ فَخَرَجَ فَصَلَّى بِنَا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ زِيَادٍ الْأَعْلَمِ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ، ثُمَّ أَوْمَأَ إِلَيْهِمْ أَنْ مَكَانَكُمْ، ثُمَّ دَخَلَ، ثُمَّ خَرَجَ وَرَأْسُهُ يَقْطُرُ، فَصَلَّى بِهِمْ.
Shahih Ibnu Khuzaimah 1626: Amr bin Ali memberitakan kepada kami, Utsman bin Umar memberitakan kepada kami, Yunus memberitakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Abu Salama, dari Abu Hurairah yang berkata, "Pada suatu ketika, iqamat telah dikumandangkan, barisan shalat telah diluruskan, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun telah berada di masjid. Ketika akan memulai shalat, tiba-tiba beliau ingat bahwasanya beliau sedang dalam keadaan junub (berhadats besar). Kemudian beliau memberi isyarat kepada kami untuk tetap berada di tempat kami. Usai menunaikan mandi hadats besar, Rasulullah keluar dari kamarnya dan shalat bersama kami." Abu Bakar berkata: "Dalam hadits Hamad bin Salama, dari Ziyad Al 'Alam, dari Hasan, dan dari Abu Bakrah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memulai shalat. Tiba-tiba beliau memberi isyarat kepada para sahabat lainnya untuk tetap berada di tempat shalatnya. Lalu beliau masuk ke dalam rumah (untuk membersihkan diri dari hadats besar). Tak lama kemudian beliau keluar dari kamar, sementara dari rambutnya menetes air bekas mandi. Selanjutnya Rasulullah menjadi imam shalat bagi para sahabat."
Hadits No. : 1627
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٧: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ عَبَّادٍ، ح وَثنا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَيْضًا، ثنا عَفَّانُ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالُوا: ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، زَادَ الدَّوْرَقِيُّ: فَلَمَّا سَلَّمَ، أَوْ قَالَ: فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ قَالَ: «إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ، وَإِنِّي كُنْتُ جُنُبًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1627: Hasan bin Muhammad Az-Za'farani memberitakan kepada kami, Yahya bin Ibad memberitakan kepada kami, Ha, Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Affan menceritakan kepada kami, Ha, Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, mereka berkata, "Hamad bin Salama menceritakan kepada kami," Lalu Ad-Dauraqi menambahkan, "Usai melaksanakan shalat berjama'ah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ketahuilah, sesungguhnya aku juga manusia. Tadi aku sedang herhadats besar'."
Hadits No. : 1628
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى، وَجَمَاعَةٌ قَالُوا: ثنا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَبَّرَ فِي الصَّلَاةِ سَكَتَ هُنَيْهَةً، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ بِأَبِي وَأُمِّي، مَا تَقُولُ فِي سُكُوتِكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ ".
Shahih Ibnu Khuzaimah 1628: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi memberitakan kepada kami, Yusuf bin Musa memberitakan kepada kami, dan beberapa orang sahabat yang berkata, dari Abu Hurairah dia berkata "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bertakbir dalam shalat, maka beliau pasti akan diam beberapa saat. Aku bertanya, 'Hai Rasulullah, sebenarnya apa yang anda ucapkan dalam diam antara takbir dan bacaan Al Fatihah?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Dalam diam itu aku membaca. 'Ya Allah ya Tuhanku, jauhkanlah antaraku dan dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah ya Tuhanku, bersihkanlah diriku dari dosa-dosa sebagaimana baju yang putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah ya Tuhanku, cucilah diriku dari segala kesalahan dan dosa dengan salju, air. dan embun!'
Hadits No. : 1629
صحيح ابن خزيمة ١٦٢٩: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَبَرُ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ فِي افْتِتَاحِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ مِنْ هَذَا الْبَابِ. وَهَذَا بَابٌ طَوِيلٌ، قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ الْكَبِيرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1629: Abu Bakar telah berkata, "Ini adalah hadits Ali bin Abu Thalib yang menerangkan tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang memulai shalat dari bab ini. Ini adalah bab panjang yang telah aku riwayatkan dalam kitab Al Kabir."
Hadits No. : 163
صحيح ابن خزيمة ١٦٣: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، عَنْ حَيْوَةَ وَهُوَ ابْنُ شُرَيْحٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ الزُّبَيْدِيِّ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ وَبُطُونِ الْأَقْدَامِ مِنَ النَّارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 163: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Yahya bin Abdullah Ibnu Bukair mengabarkan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepadaku dari Haiwah —ia adalah Ibnu Syuraih— dari Uqbah bin Muslim, dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz’ Az-Zubaidi, bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Celaka bagi tumit-tumit dan telapak kaki bagian dalam yang tidak dibasuh, yaitu dari neraka.” 270
Hadits No. : 1630
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٠: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا عَبْدَةُ يَعْنِي ابْنَ سُلَيْمَانَ الْكِلَابِيَّ، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى قَالَ: أَنْبَأَنَا سَعِيدٌ، نا سُلَيْمَانُ النَّاجِي، عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ وَقَدْ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّكُمْ يَتَّجِرُ عَلَى هَذَا؟» قَالَ: فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ، فَصَلَّى مَعَهُ. هَذَا حَدِيثُ هَارُونَ بْنِ إِسْحَاقَ، غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: عَنْ سُلَيْمَانَ النَّاجِي
Shahih Ibnu Khuzaimah 1630: Harun bin Ishak Al Hamdani memberitakan kepada kami, Abadah —maksudnya Ibnu Sulaiman Al Kila'i memberitakan kepada kami, dari Said, Ha, Bundar memberitakan kepada kami, Abdul A'la memberitakan kepada kami dan berkata: Said memberitakan kepada kami, Sulaiman An-Naji memberitakan kepada kami, dari Abu Mutawakkil, dari Abu Said Al Khudri bahwasanya ia berkata, "Pada suatu hari, ada seorang laki-laki yang baru datang ke masjid, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melaksanakan shalat. Kemudian Rasulullah berseru, 'Siapakah di antara kalian yang ingin berdagang dengannya?' tak lama kemudian salah seorang dari para sahabat bangkit dan shalat bersama laki-laki tersebut." Ini adalah hadits Harun bin Ishak, hanya saja ia berkata, "Dari Sulaiman An-Naji."
Hadits No. : 1631
صحيح ابن خزيمة ١٦٣١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا يَحْيَى، نا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِقْسَمٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ يُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَرْجِعُ فَيَؤُمُّ قَوْمَهُ، فَيُصَلِّي بِهِمْ تِلْكَ الصَّلَاةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1631: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, Ibnu 'Ajlan memberitakan kepada kami, dari Ubaidillah bin Muqassim, dari Jabir bin Abdullah bahwasanya ia berkata, "Mu'adz bin Jabal pernah melaksanakan shalat berjama'ah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah itu, ia kembali pulang ke rumah dan menjadi imam bagi keluarganya dengan shalat yang sama
Hadits No. : 1632
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٢: نا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِقْسَمٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ مُعَاذٌ يُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ، ثُمَّ يَرْجِعُ فَيُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ، فَرَجَعَ ذَاتَ يَوْمٍ فَصَلَّى بِهِمْ، وَصَلَّى خَلْفَهُ فَتًى مِنْ قَوْمِهِ، فَلَمَّا طَالَ عَلَى الْفَتَى صَلَّى وَخَرَجَ، فَأَخَذَ بِخِطَامِ بَعِيرِهِ، وَانْطَلَقُوا، فَلَمَّا صَلَّى مُعَاذٌ ذُكِرَ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: إِنَّ هَذَا لَنِفَاقٌ، لَأُخْبِرَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرَهُ مُعَاذٌ بِالَّذِي صَنَعَ الْفَتَى، فَقَالَ الْفَتَى: يَا رَسُولَ اللَّهِ، يُطِيلُ الْمُكْثَ عِنْدَكَ، ثُمَّ يَرْجِعُ فَيُطَوِّلُ عَلَيْنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفَتَّانٌ أَنْتَ يَا مُعَاذُ؟» ، وَقَالَ لِلْفَتَى: «كَيْفَ تَصْنَعُ يَا ابْنَ أَخِي إِذَا صَلَّيْتَ؟» قَالَ: أَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَأَسْأَلُ اللَّهُ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَإِنِّي لَا أَدْرِي، مَا دَنْدَنَتُكَ وَدَنْدَنَةُ مُعَاذٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنِّي وَمُعَاذٌ حَوْلَ هَاتَيْنِ أَوْ نَحْوَ ذِي» قَالَ: قَالَ الْفَتَى: وَلَكِنْ سَيَعْلَمُ مُعَاذٌ إِذَا قَدِمَ الْقَوْمُ وَقَدْ خَبَرُوا أَنَّ الْعَدُوَّ قَدْ دَنَوْا قَالَ: فَقَدِمُوا قَالَ: فَاسْتُشْهِدَ الْفَتَى، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ لِمُعَاذٍ: «مَا فَعَلَ خَصْمِي وَخَصْمُكَ؟» قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صَدَقَ اللَّهَ، وَكَذَبْتُ، اسْتُشْهِدَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1632: Yahya bin Habib Al Haritsi memberitakan kepada kami, Khalid memberitakan kepada kami —maksudnya Ibnu Al Harits— dari Muhammad bin 'Ajalan memberitakan kepada kami, dari Ubaidillah bin Muqasim, dari Jabir bin Abdullah yang berkata, "Mu'adz senantiasa melaksanakan shalat isya berjama'ah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah itu, Mu'adz pulang dan kembali melaksanakan shalat bersama para sahabatnya. Pada suatu hari, Mu'adz pulang ke rumah dan menjadi imam shalat bagi para sahabatnya. Di antara makmum yang ikut serta dalam shalat itu adalah seorang pemuda. Ketika mengetahui lamanya shalat Mu'adz, maka pemuda itu keluar dari barisan jama'ah dan melaksanakan shalat sendiri. Usai melaksanakan shalat, maka pemuda itu segera pergi meninggalkan masjid dengan mengendarai kudanya. Sementara itu, Mu'adz dan para sahabatnya baru selesai melaksanakan shalat berjama'ah. Kemudian salah seorang diantara jama’ahnya Itu menceritakan tentang sikap pemuda terebut. Mendengar Informasi Itu, Mu’adz pun berkata, ‘Ini merupakan perbuatan orang munafik. Aku akan ceritakan peristiwa ini kepada Rasulullah.' Lalu Mu'adz segera menghadap Rasulullah dan menceritakan apa yang telah dilakukan pemuda itu dalam shalat berjama'uh bersamanya. Akan tetapi, pemuda itu malah menolak dan berkata, 'Wahai Rasulullah, memang Mu'adz itu senang dengan shalat yang lama bersama anda. Akan tetapi, di tempat kami shalatnya pun lama.’ lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Mu’adz, 'Apakah kamu Ini penebar fitnah hai Mu'adz?' selanjutnya Rasulullah bertanya kepadu pemuda itu, 'Apakah yang kamu kerjakan saat kamu shalat hai anak saudaraku?' pemuda itu menjawab, ‘Saya membaca surat Al Fatihah wahai Rasulullah, kemudian saya memohon kenikmatan surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari siksa api neraka, sementara saya sendiri tidak tahu apa yang anda dan Mu'adz baca (dalam shalat tersebut)/ lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Aku dan Mu 'adz antara dua bacaan itu.' Selanjutnya pemuda itu berkata, ‘Akan tetapi, Mu’adz akan tahu apabila kaum muslimin datang untuk memberitahukan bahwasanya musuh telah datang.” Akhirnya pemuda tersebut mati sebagai syahid di medan perang. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Mu'adz, 'Apa yang telah dilakukan musuhku dan musuhmu hai Mu'adz? Mu'adz menjawab, ‘Wahai Rasulullah, maha benar Allah dan aku telah berdusta, sesungguhnya pemuda itu benar-benar mati syahid.”
Hadits No. : 1633
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٣: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِقْسَمٍ، عَنْ جَابِرٍ، كَانَ مُعَاذٌ يُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ، ثُمَّ يَرْجِعُ فَيُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ أَمْلَيْتُ هَذِهِ الْمَسْأَلَةَ بِتَمَامِهَا، بَيَّنْتُ فِيهَا أَخْبَارَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةِ الْخَوْفِ أَنَّهُ صَلَّى بِإِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ تَطَوُّعًا، وَصَلَّوْا خَلْفَهُ فَرِيضَةً لَهُمْ، فَكَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَطَوُّعًا، وَلَهُمْ فَرِيضَةً.
Shahih Ibnu Khuzaimah 1633: Abu Bakar berkata, "Sebenarnya dalam hadits Ubaidillah bin Muqasim yang menerima hadits dari Jabir disebutkan bahwasanya Mu'adz melaksanakan shalat isya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah itu ia pulang dan melaksanakan shalat bersama para sahabatnya." Abu Bakar berkata, "Sebenarnya aku telah mendiktekan permasalahan ini secara menyeluruh dan aku terangkan pula di dalamnya tentang beberapa hadits Nabi dalam shalat khauf bahwasanya Rasulullah melaksanakan shalat sunnah dengan salah satu dari dua kelompok, sementara mereka sendiri malah melaksanakan shalat fardhu di belakang beliau."
Hadits No. : 1634
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٤: أنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ قَالَ: دَخَلْتُ أَنَا وَعَلْقَمَةُ عَلَى ابْنِ مَسْعُودٍ، فَقَالَ: أَصَلَّى هَؤُلَاءِ خَلْفَكُمْ؟ قُلْنَا: لَا قَالَ: فَقُومُوا فَصَلُّوا، فَذَهَبْنَا لِنَقُومَ خَلْفَهُ، فَأَخَذَ بِأَيْدِينَا وَأَقَامَ أَحَدَنَا عَنْ يَمِينِهِ، وَالْآخَرَ عَنْ شِمَالِهِ، فَصَلَّى بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلَا إِقَامَةٍ، فَجَعَلَ إِذَا رَكَعَ يُشَبِّكُ أَصَابِعَهُ، وَجَعَلَهَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ، فَلَمَّا صَلَّى قَالَ: كَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّهَا سَتَكُونُ أُمَرَاءُ يُمِيتُونَ الصَّلَاةَ، يَخْنِقُونَها إِلَى شَرَقِ الْمَوْتَى، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيُصَلِّ الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا، وَلْيَجْعَلْ صَلَاتَهُ مَعَهُمْ سُبْحَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1634: Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Isa memberitakan kepada kami, dari Al 'Amasy, dari Ibrahim, dari Al Aswad yang telah berkata, "Pada suatu hari, aku dan Alqamah datang menemui Ibnu Mas'ud. Kemudian Ibnu Mas'ud bertanya kepada kami, 'Apakah masyarakat kalian shalat di belakang kalian berdua?' kami menjawab, 'Tidak, mereka tidak shalat di belakang kami.' lalu Ibnu Mas'ud berkata, 'Sekarang bersiap-siap dan shalatlah kalian berdua!' Akhirnya kami bersiap-siap untuk shalat di belakang Ibnu Mas'ud, kemudian ia (Ibnu Mas'ud) memegang kedua tangan kami dan menempatkan salah seorang diantara kami di sebelah kanannya dan yang lain di sebelah kirinya. Ibnu Mas'ud langsung melaksanakan shalat tanpa menunggu adzan ataupun iqamat. Apabila ruku, maka ia menyatukan jari-jari tangannya dan menempatkannya di antara dua kakinya. Usai melaksanakan shalat, Ibnu Mas'ud berkata, 'Begitulah kira-kira aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat. 'Selanjutnya ia berkata, 'Suatu saat kelak akan ada para pemimpin yang berupaya mematikan cahaya shalat. Mereka akan mencekiknya hingga ke lubang orang-orang mati. Oleh karena itu, barangsiapa ada di antara yang masih mempunyai kesempatan, maka shalatlah tepat pada waktunya dan jadikanlah shalat sebagai tasbihnya!'
Hadits No. : 1635
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ، ح وَثنا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ قَالَا: نا أَيُّوبُ، ح وَثنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ الْبَرَاءِ قَالَ: أَخَّرَ ابْنُ زِيَادٍ الصَّلَاةَ، فَأَتَانِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّامِتِ، فَأَلْقَيْتُ لَهُ كُرْسِيًّا، فَجَلَسَ عَلَيْهِ، فَذَكَرْتُ لَهُ صُنْعَ ابْنِ زِيَادٍ، فَعَضَّ عَلَى شَفَتَيْهِ، ثُمَّ ضَرَبَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِي، وَقَالَ: إِنِّي سَأَلْتُ أَبَا ذَرٍّ كَمَا سَأَلَتْنِي، فَضَرَبَ فَخِذِي كَمَا ضَرَبْتُ فَخِذَكَ، وَقَالَ: إِنِّي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلَتْنِي، فَضَرَبَ فَخِذِي، كَمَا ضَرَبْتُ فَخِذَكَ، وَقَالَ: " صَلِّ الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا، فَإِنْ أَدْرَكَتْكَ مَعَهُمْ فَصَلِّ، وَلَا تَقُلْ: إِنِّي قَدْ صَلَّيْتُ فَلَا أُصَلِّي ". هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ: فَعَضَّ عَلَى شَفَتَيْهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1635: Muhammad bin Basyar dan Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami dan berkata, "Kami menerima hadits ini dari Abdul Wahhab, Ha, Imran bin Musa Al Qazaz memberitakan kepada kami, Abdul Warits memberitakan kepada kami, mereka berkata, "Ayyub memberitakan kepada kami, Ha, Abu Hasyim Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami, Ismail —maksudnya Ibnu Ulyah— memberitakan kepada kami, Ayyub memberitakan kepada kami, dari Abu Aliyah Al Bara yang telah berkata, "Pernah pada suatu ketika Ibnu Ziyad menunda waktu shalatnya. Tiba-tiba, Abdullah bin Shamit datang menemuiku, maka aku sediakan sebuah kursi untuk tempat duduknya seraya menyebutkan bahwa kursi tersebut adalah buatan Ibnu Ziyad, lalu Abdullah bin Shamit menggigit kedua bibirnya dan memukulkan tangannya ke pahaku seraya berkata, 'Ketahuilah, aku pernah bertanya kepada Abu Dzar (seperti engkau bertanya kepadaku). Lalu Abu Dzar memukulkan tangannya ke pahaku sebagaimana aku memukul pahamu dan berkata, 'Aku pernah bertanya kepada Rasulullah (seperti engkau bertanya kepadaku dan Rasulullah memukulkan tangannya ke pahaku sebagaimana aku memukul pahamu seraya bersabda, 'Shalatlah tepat pada waktunya. Apabila kamu telah melaksanakan shalat berjama'ah, maka shalat sunnahlah sendirian dan janganlah berkata, 'Aku telah shalat dan tidak perlu shalat lagi'." Ini adalah hadits Bundar. Sementara itu, Yahya bin Hakim berkata, "Lalu ia menggigit kedua bibirnya."
Hadits No. : 1636
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٦: نا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَا: ثنا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا يَعْلَى بْنُ عَطَاءٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ، ح وَحَدَّثَنَا الصَّنْعَانِيُّ، ثنا خَالِدٌ قَالَا: ثنا شُعْبَةُ، وَثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، وَشُعْبَةُ، وَشَرِيكٌ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، كُلُّهُمْ عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِيهِ، وَقَالَ هُشَيْمٌ - وَهَذَا حَدِيثُهُ - قَالَ: ثنا جَابِرُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ الْأَسْوَدِ الْعَامِرِيُّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَّتَهُ قَالَ: فَصَلَّيْتُ مَعَهُ صَلَاةَ الْفَجْرِ فِي مَسْجِدِ الْخَيْفِ يَعْنِي مَسْجِدَ مِنًى - فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ إِذَا هُوَ بِرَجُلَيْنِ فِي آخِرِ الْقَوْمِ وَلَمْ يُصَلِّيَا مَعَهُ، فَقَالَ: «عَلَيَّ بِهِمَا» ، فَأُتِيَ بِهِمَا تُرْعَدُ فَرَائِصُهُمَا، فَقَالَ: «مَا مَنَعَكُمَا أَنْ تُصَلِّيَا مَعَنَا؟» قَالَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كُنَّا قَدْ صَلَّيْنَا فِي رِحَالِنَا قَالَ: «فَلَا تَفْعَلَا إِذَا صَلَّيْتُمَا فِي رِحَالِكُمَا ثُمَّ أَتَيْتُمَا مَسْجِدَ جَمَاعَةٍ فَصَلِّيَا مَعَهُمْ، فَإِنَّهَا لَكُمْ نَافِلَةٌ» . وَقَالَ بُنْدَارٌ: «فَأَتَيْتُمَا الْإِمَامَ وَلَمْ يُصَلِّ» ، وَفِي حَدِيثِ وَكِيعٍ: «ثُمَّ جِئْتُمْ وَالنَّاسُ فِي الصَّلَاةِ» . وَزَادَ الصَّنْعَانِيُّ: وَالنَّاسُ يَأْخُذُونَ بِيَدِهِ، وَيَمْسَحُونَ بِهَا وُجُوهَهُمْ، فَإِذَا هِيَ أَبْرَدُ مِنَ الثَّلْجِ، وَأَطْيَبُ رِيحًا مِنَ الْمِسْكِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1636: Abu Hasyim Ziyad bin Ayyub dan Ahmad bin Mani' memberitakan kepada kami dan berkata, "Husyaim memberitakan kepada kami, Ya'la bin 'Atha memberitakan kepada kami, Ha, Bundar memberitakan kepada kami, Muhammad memberitakan kepada kami, Ha, Ash-Shan'ani memberitakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami, dan berkata, 'Syu'bah memberitakan kepada kami, Ahmad bin Mani' memberitakan kepada kami, Yazid bin Harun memberitakan kepada kami, Hisyam bin Hasan memberitakan kepada kami, Syu'bah dan Syarik memberitakan kepada kami, Ha, Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki' memberitakan kepada kami, dari Sufyan,semuanya dari Ya'la bin 'Atha, dari Jabir bin Yazid bin Al Aswad, dari bapaknya. Sementara itu, Husyaim pernah berkata, ini adalah haditsnya. Lalu Husyaim juga berkata, 'Jabir bin Yazid bin Al Aswad Al 'Amiri telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari bapaknya yang berkata, 'Aku pernah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam melaksanakan ibadah haji. Kemudian kami melaksanakan shalat shubuh di masjid Al Khif, yaitu nama sebuah masjid di kota Mina. Usai melaksanakan ibadah shalat shubuh, tiba-tiba beliau melihat dua orang laki-laki dari rombongan lain yang belum melaksanakan shalat shubuh. Kemudian Rasulullah berkata, 'Aku harus mengingatkan kedua orang laki-laki itu' lalu beliau temui keduanya seraya berkata, 'Mengapa kamu tidak melaksanakan shalat berjama'ah bersama kami? kedua orang laki-laki menjawab, 'Wahai Rasulullah, tadi kami telah melaksanakan shalat shubuh di perjalanan. Lalu Rasulullah kembali berkata kepada keduanya, 'Sebaiknya jangan kalian ulangi lagi tindakan kalian itu. Apabila kalian berdua telah melaksanakan shalat di perjalanan, lalu kalian berdua melihat kaum muslimin tengah melaksanakan shalat berjamaah di masjid, maka shalatlah kalian berdua bersama mereka, karena shalat kalian yang di perjalanan itu hukumnya menjadi sunnah'." Lalu Bundar berkata, "lalu kalian berdua menemui imam yang belum shalat..." Sementara dalam hadits Waki' disebutkan, "kemudian kalian tiba di masjid dan melihat kaum muslimin sedang melaksanakan shalat berjama'ah." Kemudian Ash-Shan'ani menambahkan, "selanjutnya kaum muslimin memegang tangan Rasulullah dan selanjutnya mengusap wajah mereka dengan tangan tersebut, maka ternyata tangannya itu lebih dingin daripada salju dan lebih wangi daripada minyak kasturi."
Hadits No. : 1637
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، وَهَذَا، حَدِيثُ يَحْيَى قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ الْبَرَاءِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «كَيْفَ أَنْتَ إِذَا بَقِيَتَ فِي قَوْمٍ يُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ وَقْتِهَا؟» فَقَالَ لَهُ: " صَلِّ الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا، فَإِذَا أَدْرَكْتَهُمْ لَمْ يُصَلُّوا فَصَلِّ مَعَهُمْ، وَلَا تَقُلْ: إِنِّي قَدْ صَلَّيْتُ، فَلَا أُصَلِّي "، لَمْ يَقُلْ بُنْدَارٌ: «صَلِّ الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1637: Muhammad bin Hisyam dan Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami, —dan ini adalah hadits Yahya bin Hakim—. Kemudian Muhammad bin Hisyam d$ui Yahya bin Hakim berkata, "Muhammad bin Ja'far telah memberitakan sebuah hadits kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Aliyah Al Bara, dari Abdullah bin Shamit, dari Abu Dzar dari Nabi Muhammad bahwasanya beliau telah bersabda, "Bagaimana tindakanmu jika kamu berada di suatu masyarakat yang sering menunda shalat tepat pada waktunya? Maka ketahuilah, tetaplah kamu shalat tepat pada waktunya. Dan apabila kamu melihat mereka belum melaksanakan shalat, maka shalatlah bersama mereka dan jangan kamu ucapkan, 'Sebenarnya aku tadi telah melaksanakan shalat sendirian, maka sekarang aku tidak ikut shalat berjama'ah'." Kemudian Bundar tidak berkata, "laksanakanlah shalat tepat pada waktunya!"
Hadits No. : 1638
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ قَالَا: ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، ثنا عَاصِمٌ، وَقَالَ مُحَمَّدٌ: عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَعَلَّكُمْ سَتُدْرِكُونَ أَقْوَامًا يُصَلُّونَ الصَّلَاةَ لِغَيْرِ وَقْتِهَا، فَإِنْ أَدْرَكْتُمُوهُمْ فَصَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ لَلْوَقْتِ الَّذِي تَعْرِفُونَ، ثُمَّ صَلُّوا مَعَهُمْ، وَاجْعَلُوهَا سُبْحَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1638: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Muhammad bin Hisyam memberitakan kepada kami,mereka berdua berkata, "Abu Bakar bin 'Iyas memberitakan kepada kami, 'Ashim memberitakan kepada kami, dan Muhammad berkata: 'Aku mendengar hadits tersebut dari 'Ashim, dari Zirr bin Hubaisy, dari Abdullah bin Mas'ud yang telah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Suatu saat kalian mungkin akan bertemu dengan masyarakat muslim yang melaksanakan shalat bukan pada waktunya. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka shalatlah tepat pada waktunya di rumah kalian. Setelah itu, shalatlah berjama'ah bersama mereka dan jadikanlah shalat tersebut sebagai shalat tasbih (bagi kalian)."
Hadits No. : 1639
صحيح ابن خزيمة ١٦٣٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو خَالِدٍ، أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ الْمُكْتِبُ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، نا عِيسَى، عَنْ حُسَيْنٍ، ح وَثنا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ حُسَيْنٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ مَوْلَى مَيْمُونَةَ قَالَ: أَتَيْتُ عَلَى ابْنَ عُمَرَ وَهُوَ قَاعِدٌ عَلَى الْبَلَاطِ وَالنَّاسُ فِي الصَّلَاةِ، فَقُلْتُ: أَلَا تُصَلِّي؟ قَالَ: قَدْ صَلَّيْتُ، قُلْتُ: أَلَا تُصَلِّي مَعَهُمْ؟ قَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تُصَلُّوا صَلَاةً فِي يَوْمٍ مَرَّتَيْنِ» . هَذَا حَدِيثُ عِيسَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 1639: Muhammad bin Al 'Ala bin Kuraib memberitakan kepada kami, Abu Khalid memberitakan kepada kami, Al Husain Al Maktab memberitakan kepada kami, Ha, Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Isa memberitakan kepada kami,dari Husain, Ha, Musa bin Abdurrahman Al Masruqi memberitakan kepada kami, Abu Usamah memberitakan kepada kami, dari Husain, dari Amr bin Syu'aib, dari Sulaiman bin Yasar, budak maimunah, yang telah berkata, "Pada suatu ketika aku pernah menemui Ibnu Umar yang sedang duduk di atas lantai, sementara para sahabat lainnya sedang melaksanakan shalat beijama'ah. Lalu aku bertanya kepadanya, 'Wahai sahabatku, mengapa kamu tidak ikut shalat berjama'ah?' lalu Ibnu Umar menjawab, 'Aku tadi telah melaksanakan shalat.' aku kembali bertanya kepadanya, 'Mengapa kamu tidak ikut shalat berjama'ah saja dengan mereka?' Ibnu Umar menjawab, 'Hai sahabatku, ketahuilah bahwasanya Rasulullah pernah bersabda, 'Janganlah kalian melaksanakan shalat dua kali dalam satu hari'." Ini merupakan hadits Isa.
Hadits No. : 164
صحيح ابن خزيمة ١٦٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَصْبُغُ بْنُ الْفَرَجِ، أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ الْأَزْدِيُّ، حَدَّثَنِي قَتَادَةُ بْنُ دِعَامَةَ، نا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَوَضَّأَ وَتَرَكَ عَلَى ظَهَرِ قَدَمِهِ مِثْلَ مَوْضِعِ الظُّفْرِ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ» نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 164: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ashbagh bin Al Faraj mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepadaku, Jarir bin Hazim Al Azdi mengabarkan kepadaku, Qatadah bin Di’amah menceritakan kepadaku, Anas bin Malik menceritakan kepada kami, ia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia telah berwudhu namun tidak membasuh seukuran kuku pada punggung telapak kakinya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Kembalilah,baguskan wudhumu.”271 Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan hadits yang sama kepada kami.
Hadits No. : 1640
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، ثنا عَمِّي، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي عَبَّادُ بْنُ زِيَادٍ، أَنَّ عُرْوَةَ بْنَ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ، سَمِعَ أَبَاهُ يَقُولُ: عَدَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مَعَهُ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ قَبْلَ الْفَجْرِ، فَعَدَلْتُ مَعَهُ، فَأَنَاخَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَبَرَّزُ، فَسَكَبْتُ عَلَى يَدَيْهِ مِنَ الْإِدَاوَةِ، فَغَسَلَ كَفَّهُ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ، ثُمَّ حَسَرَ عَنْ ذِرَاعَيْهِ، فَضَاقَ كُمَّا جُبَّتِهِ، فَأَدْخَلَ يَدَهُ فَأَخْرَجَهُمَا مِنْ تَحْتِ الْجُبَّةِ، فَغَسَلَهُمَا إِلَى الْمِرْفَقِ، فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ تَوَضَّأَ عَلَى خُفَّيْهِ، ثُمَّ رَكِبَ، فَأَقْبَلْنَا نَسِيرُ حَتَّى نَجِدَ النَّاسَ فِي الصَّلَاةِ قَدْ قَدَّمُوا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ، فَرَكَعَ بِهِمْ رَكْعَةً مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَفَّ مَعَ الْمُسْلِمِينَ فَصَلَّى وَرَاءَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ الرَّكْعَةَ الثَّانِيَةَ، ثُمَّ سَلَّمَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُتِمُّ صَلَاتَهُ، فَفَزِعَ الْمُسْلِمُونَ، وَأَكْثَرُوا التَّسْبِيحَ، لِأَنَّهُمْ سَبَقُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالصَّلَاةِ، فَلَمَّا سَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُمْ: «أَحْسَنْتُمْ، أَوْ أَصَبْتُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1640: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab memberitakan kepada kami, pamanku memberitakan kepada kami, Yunus memberitakan kepada kami, dari Az-Zuhri bahwasanya dia berkata, "Ibad bin Ziyad memberitakan kepadaku bahwasannya Urwah bin Al Mughirah bin Syu'bah telah memberitakan bahwasanya ia telah mendengar bapaknya itu berkata, "Dalam perang tabuk, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan aku mengendarai unta. Kemudian beliau menderumkan untanya agar dapat buang air besar. Lalu aku menuangkan air kepada kedua tangan beliau. Setelah itu, Rasulullah mencuci tangannya dan membasuh mukanya. Kemudian beliau singsingkan kedua lengannya hingga kedua tangan baju jubahnya menjadi sempit. Lalu beliau masukkan tangannya dan mengeluarkannya kembali dari bawah jubahnya. Setelah itu beliau basuh sampai ke pergelangan tangan serta menyapu kepalanya. Beliau juga membasuh kedua setiwelnya dan selanjutnya beliau mengendarai unta. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan hingga kami bertemu dengan rombongan kaum muslimin yang sedang melaksanakan shalat. Kebetulan yang menjadi imam dalam shalat tersebut adalah Abdurrahman bin Auf. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ikut ke dalam barisan shalat bersama kaum muslimin lainnya. Kemudian Rasulullah menjadi makmum kepada Abdurrahman bin Auf pada rakaat yang kedua. Tak lama kemudian Abdurrahman bin Auf mengakhiri shalat shubuh beijama'ah itu dengan mengucapkan salam. Lalu Rasulullah bangun dari duduknya untuk menyempurnakan shalatnya. Mengetahui hal itu, maka kaum muslimin lainnya pun merasa terkejut sambil memperbanyak membaca tasbih karena mereka telah mendahului Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Usai menyempurnakan shalatnya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada mereka, 'Kalian telah melakukan sesuatu yang benar'."
Hadits No. : 1641
صحيح ابن خزيمة ١٦٤١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، ح وَثنا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ قَالَا: ثنا عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ قَالَ: قَامَ شَابٌّ إِلَى عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: فَأَخَذَ بِلِجَامِ دَابَّتِهِ، فَسَأَلَهُ عَنْ صَلَاةِ السَّفَرِ، فَالْتَفَتَ إِلَيْنَا، فَقَالَ: إِنَّ هَذَا الْفَتَى يَسْأَلُنِي عَنْ أَمْرٍ، وَإِنِّي أَحْبَبْتُ أَنْ أُحَدِّثَكُمُوهُ جَمِيعًا: غَزَوْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَزَوَاتٍ، فَلَمْ يَكُنْ يُصَلِّي إِلَّا رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، حَتَّى يَرْجِعَ الْمَدِينَةَ زَادَ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ: وَحَجَجْتُ مَعَهُ، فَلَمْ يُصَلِّ إِلَّا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى الْمَدِينَةِ، وَقَالَا: أَقَامَ بِمَكَّةَ زَمَنَ الْفَتْحِ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ لَيْلَةً يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَقُولُ لِأَهْلِ مَكَّةَ: «صَلُّوا أَرْبَعًا، فَإِنَّا قَوْمٌ سَفَرٌ» ، وَغَزَوْتُ مَعَ أَبِي بَكْرٍ، وَحَجَجْتُ مَعَهُ، فَلَمْ يَكُنْ يُصَلِّي إِلَّا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى يَرْجِعَ، وَحَجَجْتُ مَعَ عُمَرَ حَجَّاتٍ، فَلَمْ يَكُنْ يُصَلِّي إِلَّا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى يَرْجِعَ، وَصَلَّاهَا عُثْمَانُ سَبْعَ سِنِينَ مِنْ إِمَارَتِهِ رَكْعَتَيْنِ فِي الْحَجِّ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى الْمَدِينَةِ ثُمَّ صَلَّاهَا بَعْدَهَا أَرْبَعًا. زَادَ أَحْمَدُ: ثُمَّ قَالَ: هَلْ بَيَّنْتُ لَكُمْ؟ قُلْنَا: نَعَمْ. وَلَفْظُ الْحَدِيثِ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1641: Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami, Abdul Warits memberitakan kepada kami, Ha, Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami, Ismail memberitakan kepada kami,keduanya berkata, "Ali bin Zaid memberitakan kepada kami, dari Abu Nadhrah yang berkata, 'Pada suatu hari, ada seorang pemuda yang datang menemui Imran bin Husain dengan menuntun tali kekang kudanya untuk menanyakan tentang shalat dalam perjalanan. Kemudian Imran bin Husain menoleh kepadaku seraya berkata, 'Wahai sahabat, pemuda ini bertanya kepadaku tentang suatu masalah. Dan sebenarnya aku ingin menceritakan kepadamu sekalian tentang suatu kejadian. Dahulu aku pernah berperang bersama Rasulullah dalam berbagai peperangan dan aku melihat Rasulullah selalu shalat dua rakaat hingga beliau sampai ke Madinah'." Kemudian Ziyad bin Ayyub menambahkan riwayat Imran bin Husain, "Aku pernah pergi haji bersama Rasulullah dan aku tidak pernah melihat beliau shalat kecuali dua rakaat saja hingga beliau kembali ke kota Madinah." Selain itu, Abu Nadhrah dan Ziyad bin Ayyub pernah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menetap di kota Makkah, pada saat penaklukan kota Makkah, selama delapan belas malam. Dan selama di sana, beliau melaksanakan shalat dua rakaat dua rakaat. Setelah itu, beliau berseru kepada penduduk kota Makkah, 'Wahai penduduk kota Makkah, shalatlah empat rakaat empat rakaat, karena kami adalah orang-orang yang sedang dalam perjalanan!' Imran bin Husain berkata, "Aku pernah pergi berperang dan melaksanakan ibadah haji bersama Abu Bakar , dan ia hanya melaksanakan shalat dua rakaat hingga kembali ke kota Madinah. Selain itu, aku juga pernah pergi haji berkuli-kali bersama Umur dan aku melihatnya melaksunakan shalat dua rakaat saja hingga ia kembali ke kota Madinah. Begitu pula Utsman melaksanakan shalat dua rukuat dua rakaat dalam haji selama tujuh tahun masa pemerintahannya hingga ia kembali ke kota Madinah. Setelah itu, barulah ia melaksanakan shalat empat rakaat." Ahmad menambahkan, "Setelah itu lmran bin Husain berkata, 'Apakah telah jelas keterangan dariku hai anak muda? Kami menjawab, "ya." Ini adalah hadits lafaz Ahmad bin Abadah.
Hadits No. : 1642
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٢: نا بَحْرُ بْنُ نَصْرِ بْنِ سَابِقٍ الْخَوْلَانِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَامٍ، أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي قَتَادَةَ، أَنَّ أَبَاهُ أَخْبَرَهُ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ سَمِعَ جَلَبَةً، فَقَالَ: «مَا شَأْنُكُمْ» ؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ: «فَلَا تَفْعَلُوا، إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَلَا تَقُومُوا حَتَّى تَرَوْنِي، وَعَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1642: Bahr bin Nasr bin Sabiq Al Khaulani memberitakan kepada kami, Yahya bin Hisan memberitakan kepada kami, Mu'awiyah bin Salam memberitakan kepada kami, Yahya bin Abu Katsir memberitakan kepada kami, Abdullah bin Abu Qatadah menceritakan kepadaku bahwasanya bapaknya bercerita, "ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau mendengar kegaduhan. Lalu Rasulullah bertanya, 'Mengapa kalian berbuat gaduh?' para sahabat itu menjawab, 'Kami tergesa-gesa untuk melaksanakan shalat wahai Rasulullah.' kemudian Rasulullah berkata lagi, 'Janganlah kalian ulangi lagi hal itu! Apabila adzan telah dikumandangkan, maka janganlah kalian berdiri untuk shalat hingga kalian melihatku. Peliharalah ketenangan! Kerjakanlah rakaat shalat yang kalian peroleh. Dan apabila kalian terlambat, maka sempurnakanlah kekurangan!"
Hadits No. : 1643
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٣: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَأَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ قَالَا: ثنا هُشَيْمٌ قَالَ الدَّوْرَقِيُّ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ، وَقَالَ أَبُو بِشْرٍ: عَنْ يُونُسَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ وَهْبٍ قَالَ: سَمِعْتُ الْمُغِيرَةِ بْنَ شُعْبَةَ قَالَ: خَصْلَتَانِ لَا أَسْأَلُ عَنْهُمَا أَحَدًا بَعْدَمَا قَدْ شَهِدْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّا كُنَّا مَعَهُ فِي سَفَرٍ، فَبَرَزَ لِحَاجَتِهِ، ثُمَّ جَاءَ فَتَوَضَّأَ وَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَجَانِبَيْ عِمَامَتِهِ، وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ قَالَ: وَصَلَاةُ الْإِمَامِ خَلْفَ الرَّجُلِ مَعَ رَعِيَّتِهِ، وَشَهِدْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ فِي سَفَرٍ، فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَاحْتَبَسَ عَلَيْهِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَقَامُوا الصَّلَاةَ، وَقَدَّمُوا ابْنَ عَوْفٍ فَصَلَّى بِهِمْ بَعْضَ الصَّلَاةِ وَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى خَلْفَ ابْنِ عَوْفٍ مَا بَقِيَ مِنَ الصَّلَاةِ، فَلَمَّا سَلَّمَ ابْنُ عَوْفٍ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَضَى مَا سُبِقَ بِهِ. هَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ. وَقَالَ أَبُو بِشْرٍ: عَنْ عَمْرِو بْنِ وَهْبٍ الثَّقَفِيِّ، عَنِ الْمُغِيرَةِ، وَقَالَ: فَبَرَزَ لِحَاجَةٍ، فَدَعَا بِمَاءٍ، فَأَتَيْتُهُ بِإِدَاوَةٍ، أَوْ سَطِيحَةٍ وَعَلَيْهِ جُبَّةٌ شَامِيَّةٌ ضَيِّقَةُ الْكُمَّيْنِ، فَأَخْرَجَ يَدَهُ مِنْ أَسْفَلِ الْجُبَّةِ، فَتَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ، وَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَجَانِبَيِ الْعِمَامَةِ، ثُمَّ أَبْطَأَ عَلَى الْقَوْمِ، فَأَقَامُوا الصَّلَاةَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنْ صَحَّ هَذَا الْخَبَرُ يَعْنِي قَوْلَهُ: حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ وَهْبٍ - فَإِنَّ حَمَّادَ بْنَ زَيْدٍ رَوَاهُ عَنْ أَيُّوبَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ: حَدَّثَنِي رَجُلٌ يُكْنَى أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ وَهْبٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1643: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Abu Basyar Al Wasithi memberitakan kepada kami, mereka berkata, "Husyaim memberitakan kepada kami," lalu Ad-Dauraqi juga berkata, "Yunus memberitakan kepada kami," Abu Basyar berkata. "Kami menerima hadits tersebut dari Yunus, dari Ibnu Sirin." Amr bin Wahab memberitakan kepadaku dan berkata, ".Aku pernah mendengar Mughirah bin Syu'bah berkata, 'Ada dua kebiasaan yang tidak aku tanyakan kepada orang lain setelah aku menyaksikannya sendiri secara langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Suatu ketika kami bersama Rasulullah sedang dalam sebuah perjalanan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam minta izin kepada kami untuk membuang hajatnya (buang air besar). Tak berapa lama kemudian beliau datang dan ingin berwudhu. Lalu beliau basuh rambut ubun-ubunnya dan dua pinggir sorbannya. Selain itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga membasuh dua setiwelnya. Mughirah bin Syu'bah berkata, "Shalatnya imam besar di belakang seorang imam biasa bersama rakyatnya. Suatu ketika aku pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan. Tak lama kemudian, waktu shalat telah tiba. Akan tetapi, pada saat itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak dapat ikut shalat berjama'ah dengan kaum muslimin tepat pada waktunya. Akhirnya para sahabat tetap melaksanakan shalat berjama'ah dengan imamnya Ibnu Auf. Baru beberapa rakaat Abdurrahman bin Auf mengimami para sahabat, tiba-tiba Rasulullah muncul dan langsung mengerjakan beberapa rakaat yang tersisa di belakang Abdurrahman bin Auf. Ketika Abdurrahman bin Auf mengucapkan salam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam segera berdiri untuk menyempurnakan shalatnya yang tersisa." Ini adalah hadits Ad-Dauraqi. Abu Basyar yang menerima hadits dari Amr bin Wahab Ats-Tsaqafi pemah berkata, "Dari Mughirah bin Syu'bah yang berkata, 'Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi untuk buang air besar. Lalu beliau meminta kepadaku agar dibawakan air (untuk bersuci). Akhirnya aku membawa sebuah bejana kecil yang berisi air untuk beliau. Kebetulan saat itu Rasulullah mengenakan jubah (baju panjang) buatan negeri Syam yang berlengan pendek. Kemudian beliau mengeluarkan tangannya dari bawah jubahnya dan mulai berwudhu dengan membasuh rambut ubun-ubunnya dan dua samping sorbannya. Selain itu, beliau juga membasuh dua setiwelnya. Selanjutnya beliau sengaja melambatkan langkah kakinya untuk menemui kaum muslimin hingga akhirnya mereka melaksanakan shalat beijama'ah." Abu Bakar berkata, "Apabila hadits ini benar, yaitu ucapannya yang berbunyi, 'Amr bin Wahab telah meriwayatkan sebuah hadits kepada kami. Hal itu disebabkan karena Hamad bin Zaid meriwayatkan hadits tersebut dari Ayyub, lalu Ayyub menerimanya dari Ibnu Sirin. Kemudian Ibnu Sirin berkata, 'Aku mendengar hadits tersebut dari seorang laki-laki yang dijuluki dengan nama Abu Abdullah yang menerima hadits dari Amr bin Wahab'."
Hadits No. : 1644
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٤: ناه مُحَمَّدُ بْنُ سُفْيَانَ الْأَيْلِيُّ، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَاصِمِ بْنِ الْمُنْذِرِ بْنِ الزُّبَيْرِ - لَفْظًا - قَالَ: ثنا سَلَّامٌ أَبُو الْمُنْذِرِ الْقَارِئُ، نا يُونُسُ بْنُ عُبَيْدٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَأْتُوهَا وَعَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ وَالْوَقَارُ، فَصَلُّوا مَا أَدْرَكْتُمْ، وَأَتِمُّوا مَا فَاتَكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1644: Muhammad bin Sufyan Al Aili memberitakan kepada kami tentangnya, Mu'awiyah bin Abdullah bin Mu'awiyah bin Ashim bin Al Munzir bin Zubair memberitakan kepada kami, Kemudian dia berkata, kami menerima hadits dari Salam Abu Munzir Al Qari . Lalu salam Abu Munzir Al Qari memberitakan kepada kami, Yunus bin Ubaid memberitakan kepada kami, dari Hasan, dari Abu Rafi', dari Abu Hurairah yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Apabila adzan telah dikumandangkan, maka datangilah tempat shalat (masjid). Selain itu, kalian juga harus berjalan menuju tempat shalat dengan penuh ketenangan. Kerjakanlah shalat yang dapat kalian kerjakan dan sempurnakanlah apa yang terlampaui dari kalian!'
Hadits No. : 1645
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٥: نا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، ثنا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي سَلَمَةُ بْنُ كُهَيْلٍ، عَنْ ذَرٍّ، عَنِ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَرَكَ آيَةً، وَفِي الْقَوْمِ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نُسِّيتَ آيَةَ كَذَا وَكَذَا، أَوْ نُسِخَتْ؟ قَالَ: «نُسِّيتُهَا» . هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ. وَقَالَ أَبُو مُوسَى: عَنْ سَلَمَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيٍّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُسِّيَ آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَفِي الْقَوْمِ أُبَيٌّ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ نُسِّيتَ آيَةَ كَذَا وَكَذَا؟ أَوْ نَسِيتَهَا؟ قَالَ: «لَا، بَلْ نُسِّيتُهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1645: Bundar dan Abu Musa memberitakan kepada kami dan berkata, "Yahya bin Said Al Qaththani memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, Salama bin Kuhail memberitakan kepada kami, dari Dzar, dari Ibnu Abdurrahman bin Abi Abzi, dari bapaknya, dari Ubay bin Ka'ab yang berkata, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami para sahabat dalam shalat berjama 'ah. Tiba-tiba beliau meninggalkan satu ayat Al Qur'an. Kebetulan di antara para sahabat tersebut ada Ubay bin Ka'ab. Lalu Ubay bin Ka'ab berseru, 'Wahai Rasulullah, anda telah lupa ayat ini dan ayat itu. Atau anda memang telah menghapusnya' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Aku telah lupa membacanya'." Ini adalah hadits Bundar. Abu Musa berkata, "Aku menerima hadits dari Salama, dari Said bin Abdurrahman bin Abzi, dari bapaknya, dari Ubay bin Ka'ab bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah lupa membaca beberapa ayat Al Qur'an ketika mengimami kaum muslimin. Kebetulan Ubay bin Ka'ab ada dalam shalat beijama'ah tersebut. Lalu ia pun berkata, "Wahai Rasulullah, anda telah dilupakan ayat ini dan ayat itu atau anda memang lupa membacanya?" Rasulullah pun menjawab, "Ya, aku telah lupa."
Hadits No. : 1646
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا الْحُمَيْدِيُّ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ تَمَّامٍ الْمِصْرِيُّ، نا يُوسُفُ بْنُ عَدِيٍّ قَالَا: ثنا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ كَثِيرٍ الْكَاهِلِيِّ، عَنْ مِسْوَرِ بْنِ يَزِيدَ الْأُسَيْدِيِّ، وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْأَسَدِيُّ قَالَ: شَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَرُبَّمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الصَّلَاةِ، فَتَرَكَ شَيْئًا لَمْ يَقْرَأْهُ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، تَرَكْتَ آيَةَ كَذَا وَكَذَا؟ قَالَ: «فَهَلَّا أَدْرَكْتُمُونِيهَا» . زَادَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى فَقَالَ: كُنْتُ أُرَاهَا نُسِخَتْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1646: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Al Humaidi memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Amr bin Tamam Al Misr memberitakan kepada kami, Yusuf bin Addi memberitakan kepada kami dan berkata, "Marwan bin Mu'awiyah memberitakan kepada kami dari Yahya bin Katsir Al Kahili, dari miswar bin Yazid Al Asidi berkata," Muhammad bin Yahya Al Asadi berkata, 'Aku pernah ikut shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' kemudian Muhammad bin Amr berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda." Atau mungkin saja Muhammad bin Amr berkata, 'Aku pernah mendengar Rasulullah membaca beberapa ayat Al Qur'an dalam shalat. Kemudian beliau meninggalkan sebagian ayatnya. Lalu salah seorang dari sahabat berkata, 'Hai Rasulullah, anda tadi lupa membaca ayat ini dan ayat itu.' mendengar teguran sahabat itu, maka Rasulullah pun berkata, 'Mengapa kalian tidak langsung mengingatkanku?' Muhammad bin Yahya menambahkan, "Kemudian Rasulullah menjawab, 'Ya, aku telah mengetahuinya bahwa ayat itu telah dihapus '."
Hadits No. : 1647
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٧: نا بُنْدَارٌ، نا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ: حَضَرْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ، فَصَلَّى الصُّبْحَ، فَخَلَعَ نَعْلَيْهِ، فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1647: Bundar memberitakan kepada kami, Utsman bin Umar memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitakan kepada kami, dari Muhammad bin Ibad bin Ja'far, dari Abu Salama bin Sufyan, dari Abdullah bin As-Saib yang telah berkata, "Aku pernah mendampingi Rasulullah pada masa penaklukan kota Makkah, kemudian beliau melaksanakan shalat shubuh, lalu beliau menanggalkan kedua sandalnya dan meletakkannya di sebelah kiri."
Hadits No. : 1648
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، ح وَأَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ بْنَ رَوْحٍ، حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ الْأَنْصَارِيِّ، أَخْبَرَهُ أَنَّ الْمُسْلِمِينَ بَيْنَمَا هُمْ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ مِنْ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ وَأَبُو بَكْرٍ يُصَلِّي بِهِمْ، لَمْ يَفْجَأْهُمْ إِلَّا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَشَفَ سِتْرَ حُجْرَةِ عَائِشَةَ فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ وَهُمْ صُفُوفٌ فِي الصَّلَاةِ ثُمَّ تَبَسَّمَ فَضَحِكَ، فَنَكَصَ أَبُو بَكْرٍ عَلَى عَقِبَيْهِ لِيَصِلَ الصَّفَّ وَظَنَّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرِيدُ أَنْ يَخْرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ، وَقَالَ أَنَسٌ: وَهَمَّ الْمُسْلِمُونَ أَنْ يَفْتَتِنُوا فِي صَلَاتِهِمْ فَرَحًا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَشَارَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتِمُّوا صَلَاتَكُمْ، ثُمَّ دَخَلَ الْحُجْرَةَ وَأَرْخَى السِّتْرَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُمْ، فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ. هَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ عَزِيزٍ وَهُوَ أَحْسَنَهُمْ سِيَاقًا لِلْحَدِيثِ وَأَتَمُهُّمْ حَدِيثًا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ عَبْدِ الْوَارِثِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسٍ: لَمْ يَخْرُجْ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثًا. خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ الْكَبِيرِ، حَدَّثَنَاهُ عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1648: Abdul Jabbar bin Al 'Ala dan Said bin Abdurrahman Al Makhzumi memberitakan kepada kami,keduanya berkata, "Sufyan memberitakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Anas bin Malik, Ha, Muhammad bin Aziz Al Aili yang menyatakan bahwasanya Salama bin Ruh telah menceritakan kepadanya sebuah hadits yang diterimanya dari Aqil, dan ia berkata, 'Muhammad bin muslim telah memberitakan kepadaku dari Anas bin Malik Al Anshari yang memberitakan kepadanya, "Pada hari senin, ketika sedang melaksanakan shalat shubuh beijama'ah di bawah pimpinan imam Abu Bakar, kaum muslimin tidak merasa terkejut melainkan pada saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyibak tirai kamar Aisyah. Saat itu, Rasulullah memandang kaum muslimin yang tengah berada dalam barisan shalat dengan senyum dan rasa senang. Mengetahui hal itu, maka Abu Bakar perlahan-lahan mulai siap mundur agar berada di barisan shalat bersama kaum muslimin lainnya. Ia menduga bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ingin keluar dari kamarnya untuk shalat bersama." Anas berkata, "Sementara itu, para jama'ah shalat mulai terganggu kekhusyu'an shalatnya karena gembira dengan membaiknya kondisi kesehatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Akan tetapi, Rasulullah malah memberi isyarat kepada kaum muslimin agar melanjutkan shalatnya. Setelah itu, Rasulullah kembali masuk ke dalam kamar seraya menutup tirai kamarnya. Pada akhirnya Rasulullah meninggal dunia pada hari itu juga." Ini adalah hadits Mahmud bin Aziz, hadits yang paling baik susunan katanya dan paling sempurna haditsnya. Abu Bakar berkata, "Tentang hndits Abdul Wurits bin Said yang diterimanya dari Abdul Azis bin Shuhaib, dari Anas, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak kkeluar dari kamar untuk menemui kami (diucapkannya sebanyak tiga kali) " Kami mentakhrij hadits ini dalam kitab Al Kabir yang kami terima dari Imran bin Musa, lalu Imran bin Musa menerimanya dari Abdul Warits.
Hadits No. : 1649
صحيح ابن خزيمة ١٦٤٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالُوا: ثنا سُفْيَانُ، نا الزُّهْرِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «إِذَا حَضَرَ الْعَشَاءُ وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَابْدَءُوا بِالْعَشَاءِ» . هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ. وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ وَأَحْمَدُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ. وَقَالَ أَحْمَدُ: عَنْ أَنَسٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1649: Abdul Jabbar bin Al 'Ala, Said bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami,dan ketiganya berkata, "Sufyan memberitakan kepada kami, Az Zuhri memberitakan kepada kami yang telah mendengar Anas bin Malik yang meriwayatkan badits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau telah bersabda. 'Apabila makan malam telah tersedia, lalu adzan shalat isya dikumandangkan, maka nikmatilah segera hidangan malam tersebut!" Ini adalah hadits Abdul Jabbar, Kemudian Al Makhzumi dan Ahmad berkata, "Ini adalah hadits dari Az-Zuhri." Lalu Ahmad berkata, "Ini adalah hadits dari Anas."
Hadits No. : 165
صحيح ابن خزيمة ١٦٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو الْوَلِيدِ، نا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، نا شَدَّادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَبُو عَمَّارٍ، وَكَانَ قَدْ أَدْرَكَ نَفَرًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ أَبُو أُمَامَةَ: نا عَمْرُو بْنُ عَنْبَسَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ فِي صِفَةِ إِسْلَامِهِ، وَقَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي عَنِ الْوُضُوءِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: «ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ كَمَا أَمْرَهُ اللَّهُ إِلَّا خَرَجَتْ خَطَايَا قَدَمَيْهِ مِنْ أَطْرَافِ أَصَابِعِهِ مَعَ الْمَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 165: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abu Al Walid mengabarkan kepada kami, Ikrimah bin Ammar mengabarkan kepada kami, Syaddad bin Abdullah Abu Ammar mengabarkan kepada kami, —ia pernah menjumpai sekelompok sahabat Nabi SAW—ia berkata: “Abu Umamah berkata, “Amr bin Anbasah menceritakan kepada kami, ia menuturkan hadits selengkapnya tentang cara ia masuk Islam, ia berkata, ‘Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tenang wudhu.’ Lalu ia menuturkan hadits selengkapnya; Beliau bersabda, ‘Kemudian membasuh dua kaki sampai kedua mata kaki sebagaimana yang Allah perintahkan, —Tidaklah ia membasuhnya— melainkan dosa-dosa kedua kakinya keluar dari ujung jemari bersama air’.” 272
Hadits No. : 1650
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْأَرْقَمِ كَانَ يُسَافِرُ، فَيَصْحَبُهُ قَوْمٌ يَقْتَدُونَ بِهِ قَالَ: وَكَانَ يُؤَذِّنُ لِأَصْحَابِهِ وَيَؤُمُّهُمْ قَالَ: فَنُودِيَ بِالصَّلَاةِ يَوْمًا، ثُمَّ قَالَ: يَؤُمُّكُمْ أَحَدُكُمْ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمُ الْخَلَاءَ وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَلْيَبْدَأْ بِالْخَلَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1650: Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami, Hammad bin Zaid memberitakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya bahwasanya Abdullah bin Al Arqam sering melakukan perjalanan bersama beberapa orang kaum muslimin lainnya. Biasanya ia mengumandangkan adzan dan juga menjadi imam shalat. Pada suatu ketika, adzan telah dikumandangkan dan ia pun berkata, 'Dimohon salah seorang dari kalian maju untuk menjadi imam. Karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kalian ingin buang air, sementara adzan shalat telah dikumandangkan, maka sebaiknya ia pergi buang air terlebih dahulu'."
Hadits No. : 1651
صحيح ابن خزيمة ١٦٥١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ، حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ، أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، أَنَّ مَحْمُودَ بْنَ الرَّبِيعِ الْأَنْصَارِيَّ، أَخْبَرَهُ أَنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ - وَهُوَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنَ الْأَنْصَارِ - أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَإِنِّي أُصَلِّي بِقَوْمِي، فَإِذَا كَانَتِ الْأَمْطَارُ سَالَ الْوَادِي الَّذِي بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، فَلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ آتِيَ مَسْجِدَهُمْ فَأُصَلِّيَ بِهِمْ، فَوَدِدْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَّكَ تَأْتِي فَتُصَلِّي فِي بَيْتِي أَتَّخِذُهُ مُصَلًّى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَأَفْعَلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» قَالَ عِتْبَانُ بْنُ مَالِكٍ: فَغَدَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ فَاسْتَأْذَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ: «أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ مِنْ بَيْتِكَ؟» قَالَ: فَأَشَرْتُ لَهُ إِلَى نَاحِيَةِ الْبَيْتِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ، فَقُمْنَا فَصَفَفْنَا، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ، فَأَجْلَسْنَاهُ عَلَى خَزِيرٍ صَنَعْنَاهُ لَهُ قَالَ: فَثَابَ رِجَالٌ مِنْ أَهْلِ الدَّارِ حَوْلَنَا حَتَّى اجْتَمَعَ فِي الْبَيْتِ رِجَالٌ ذَوُو عَدَدٍ، فَقَالَ: «أَيْنَ مَالِكُ بْنُ الدُّخَيْشِنِ؟» فَقَالَ بَعْضُهُمْ: ذَلِكَ مُنَافِقٌ لَا يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ: فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا تَقُلْ لَهُ ذَلِكَ، أَلَا تَرَاهُ قَدْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يُرِيدُ بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ؟ " قَالَ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، إِنَّا نَرَى وَجْهَهُ وَنَصِيحَتَهُ إِلَى الْمُنَافِقِينَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ ". قَالَ مُحَمَّدٌ يَعْنِي الزُّهْرِيَّ - فَسَأَلْتُ الْحُصَيْنَ بْنَ مُحَمَّدٍ الْأَنْصَارِيَّ - وَهُوَ أَحَدُ بَنِي سَالِمٍ مِنْ سَرَاتِهِمْ - عَنْ حَدِيثِ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ فَصَدَّقَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1651: Muhammad bin Uzair Al Aili memberitakan kepada kami dan bahwasanya Salama telah memberitakan kepada mereka sebuah hadits yang diterimanya dari Aqil, Muhammad bin Muslim memberitakan kepadaku bahwa Mahmud bin Ar-Rabi' Al Anshari pernah memberitakan bahwasanya Itban bin Malik , salah seorang sahabat Anshar yang ikut serta dalam perang badar, pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, 'wahai Rasulullah, mataku sudah rabun, sedangkan aku sering menjadi imam bagi kaum muslimin lainnya. Apabila turun hujan, maka lembah yang terletak antara rumahku dengan rumah kaum muslimin pasti akan penuh dan banjir hingga aku tidak dapat datang ke masjid untuk shalat bersama mereka. Oleh karena itu, aku ingin anda hai Rasulullah datang dan shalat di rumahku." Mendengar permohonan sahabatnya itu, Rasulullah pun bersabda, 'Baiklah, insya Allah aku akan penuhi undanganmu itu." Selanjutnya Rasulullah dan Abu Bakar telah berangkat menuju rumahku ketika matahari telah tinggi (di waktu siang). Ketika sampai di rumahku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung memberi salam dan aku pun menjawab salamnya. Setelah itu, beliau masuk ke dalam rumah seraya berkata, 'Di manakah tempat aku shalat di rumahmu ini hai Atban?' kemudian aku menunjukkan kepada Rasulullah bagian pojok rumah untuk tempat shalat. Selanjurnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk shalat dan mulai mengucapkan takbir 'Allahu akbar' Akhirnya kami berdiri dan mengatur shaf untuk ikut shalat berjama'ah bersama Rasulullah. Kemudian Rasulullah melaksanakan shalat dua rakaat hingga selesai. Setelah itu, kami mempersilahkan beliau untuk duduk di atas alas yang sengaja kami buat untuk beliau. Tak lama kemudian beberapa orang dari tetangga kami datang berkunjung ke rumah kami. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, 'Di manakah Malik bin Dukhaisan?' beberapa orang sahabat menjawab, 'lelaki itu adalah orang munafik ya Rasulullah. Ia tidak cinta kepada Allah dan rasul-Nya.' akan tetapi, Rasulullah balik berkata kepada mereka, "Janganlah kalian ucapkan kata seperti itu. Bukankah ia telah mengucapkan La ilaaha illallah' (tiada tuhan selain Allah) dengan penuh keikhlasan?" Salah seorang dari kami menjawab, 'Allah dan rasul-Nya lebih tahu. Sesungguhnya kami sering melihatnya bersama orang-orang munafik.' akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya Allah mengharamkan kepada api neraka untuk membakar orang yang mengucapkan la ilaaha illallah (tiada tuhan selain Allah), karena semata-mata mencari keridhaan Allah" Muhammad, yaitu Az-Zuhri, pernah berkata, "Aku bertanya kepada Husain bin Muhammad Al Anshari, salah seorang dari bani salim, tentang kebenaran hadits Mahmud bin Rabi', ternyata ia membenarkannya. "
Hadits No. : 1652
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٢: وَفِي خَبَرِ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ: إِنِّي قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي. وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ قَدْ تَقَعُ عَلَى مَنْ فِي بَصَرِهِ سَوْءٌ وَإِنْ كَانَ يُبْصِرُ بَصَرَ سَوْءٍ، وَقَدْ يَجُوزُ أَنْ يَكُونَ قَدْ صَارَ أَعْمَى لَا يُبْصِرُ، لَسْتُ أَشُكُّ إِلَّا أَنَّهُ قَدْ صَارَ بَعْدَ ذَلِكَ أَعْمَى لَمْ يَكُنْ يُبْصِرُ، فَأَمَّا وَقْتَ سُؤَالِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّمَا سَأَلَ إِلَى أَنْ أَيْقَنْتُ فِي لَفْظِ هَذَا الْخَبَرِ. حَدَّثَنَا بِخَبَرِ مَعْمَرٍ: مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أنا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، حَدَّثَنِي مَحْمُودُ بْنُ الرَّبِيعِ، عَنْ عِتْبَانَ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: إِنِّي قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَإِنَّ السُّيُولَ تَحُولُ بَيْنِي وَبَيْنَ مَسْجِدِ قَوْمِي، وَلَوَدِدْتُ أَنَّكَ جِئْتَ وَصَلَّيْتَ فِي بَيْتِي مَكَانًا أَتَّخِذُهُ مَسْجِدًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْعَلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» ، وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِتَمَامِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1652: Pada hadits Ma'mar yang diterimanya dari Az-Zuhri disebutkan, "inni qad ankartu bashari (sesungguhnya aku tidak dapat melihat)", sebenarnya ungkapan ini biasanya diucapkan oleh orang yang penglihatannya buruk atau pun orang yang buta dan tidak dapat melihat. Aku tidak meragukan lagi bahwasanya Itban bin Malik pada saat itu sudah buta dan tidak dapat melihat. Sedangkan ketika ia bertanya kepada Rasulullah, maka sebenarnya penglihatan matanya sudah mulai memburuk." Muhammad bin Yahya pernah menceritakan kepada kami sebuah hadits Ma'mar, Abdurrazak memberitakan kepada kami, Ma'mar memberitakan kepada kami, dari Az-Zuhri, Mahmud bin Ar-Rabi' memberitakan kepada kami, dari Itban bin Malik yang telah berkata, "Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata kepadanya, 'Hai Rasulullah, penglihatan mataku telah mengalami kerusakan, sementara banjir telah mengepung rumah dan masjid kami. Oleh karena itu, aku berharap kepada anda hai Rasulullah untuk datang bertandang ke rumahku dan melaksanakan shalat di sebuah tempat dalam rumah yang sengaja aku jadikan tempat shalat (masjid)." Lalu Rasulullah menjawab, "Baiklah. Insya Allah aku akan datang ke sana." Selanjutnya Itban bin Malik menerangkan hadits tersebut secara terperinci.
Hadits No. : 1653
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٣: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا إِسْمَاعِيلُ قَالَ أَحْمَدُ: قَالَ: نا أَيُّوبُ، وَقَالَ زِيَادٌ: قَالَ: أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ، عَنْ نَافِعٍ، ح وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَيُّوبَ السِّخْتِيَانِيِّ، عَنْ نَافِعٍ، ح نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا حَمَّادٌ، يَعْنِي ابْنَ مَسْعَدَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، ح وَثنا يَحْيَى أَيْضًا، وَنا أَبُو يَحْيَى يَعْنِي عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عُثْمَانَ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، وَهَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ نَادَى بِالصَّلَاةِ، ثُمَّ قَالَ: صَلُّو فِي رِحَالِكُمْ، ثُمَّ حَدَّثَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي اللَّيْلَةِ الْمَطِيرَةِ وَالْبَارِدَةِ فِي السَّفَرِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ اللَّفْظَةُ - فِي اللَّيْلَةِ الْمَطِيرَةِ وَالْبَارِدَةِ - تَحْتَمِلُ مَعْنَيَيْنِ: أَحَدُهُمَا: أَنْ تَكُونَ اللَّيْلَةُ مَطِيرَةً وَبَارِدَةً جَمِيعًا. وَتَحْتَمِلُ أَنْ يَكُونَ أَرَادَ اللَّيْلَةَ الْمَطِيرَةَ، وَاللَّيْلَةَ الْبَارِدَةَ أَيْضًا، وَإِنْ لَمْ تَجْتَمِعِ الْعِلَّتَانِ جَمِيعًا فِي لَيْلَةٍ وَاحِدَةٍ. وَخَبَرُ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ دَالٌّ عَلَى أَنَّهُ أَرَادَ أَحَدَ الْمَعْنَيَيْنِ - كَانَتِ اللَّيْلَةُ مَطِيرَةً أَوْ كَانَتْ بَارِدَةً
Shahih Ibnu Khuzaimah 1653: Ahmad bin Mani' dan Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami,dan keduanya berkata, "Ismail memberitakan kepada kami," lalu Ahmad berkata, "Ayyub telah memberitakan sebuah hadits kepada kami," dan Ziyad berkata, "Ayyub telah menceritakan kepada kami dari Nafi', Ha, Said bin Abdurrahman memberitakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah memberitakan kepada kami, Sufyan bin uyainah memberitakan kepada kami dari Ayyub As-Sakhtiyani, dari Nafi', Ha, Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, Ubaidillah memberitakan kepada kami, Ha, Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami, Hamad —maksudnya Ibnu Mas'adah— dari Ubaidillah, Ha, Yahya memberitakan kepada kami, Abu Yahya —maksudnya Abdurrahman bin 'Utsman—memberitakan kepada kami, Ubaidillah bin Umar memberitakan kepada kami, ini adalah hadits Bundar yang telah berkata, "Nafi telah menceritakan kepadaku sebuah hadits yang didengarnya dari Ibnu Imran bahwasanya ia pernah mengumandangkan adzan untuk shalat. Setelah itu, ia pun berkata, 'Shalatlah kalian dalam perjalanan kalian!' kemudian ia meriwayatkan sebuah hadits bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan hal itu pada malam yang dingin dan hujan deras dalam perjalanan." Abu Bakar berkata, "Ungkapan yang berbunyi '...pada malam yang dingin dan hujan deras' mempunyai dua arti. Salah satu di antaranya adalah bahwa malam itu turun hujan dan sekaligus dingin. Sedangkan kemungkinan yang kedua malam turun hujan dan malam yang dingin, meskipun kedua dalih ini tidak menjadi satu pada satu malam. Sementara hadits Hamad bin Zaid menunjukkan bahwasanya Ibnu Imran hanya bermaksud salah satu dari dua makna, apakah itu malam turun hujan atau malam yang dingin.
Hadits No. : 1654
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَكَانَتْ لَيْلَةٌ ظَلْمَاءُ أَوْ لَيْلَةٌ مَطِيرَةٌ أَذَّنَ مُؤَذِّنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَوْ نَادَى: مُنَادِيهِ: أَنْ صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1654: Yusuf bin Musa memberitakan kepada kami, dari Jarir bahwasanya ia memberitakan kepada kami, dari Yahya bin Said Al Anshari, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Ibnu Umar yang telah berkata, "Ketika itu malam gelap gulita dan turun hujan pada saat kami sedang berada dalam perjalanan bersama Rasulullah. Namun demikian, muadzin Rasulullah tetap mengumandangkan adzan agar kami melaksanakan shalat di atas kendaraan kami."
Hadits No. : 1655
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٥: نا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا إِسْمَاعِيلُ، ثنا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، وَقَالَ مُؤَمَّلٌ: عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ قَالَ: خَرَجْتُ فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ إِلَى الْمَسْجِدِ صَلَاةَ الْعِشَاءِ، فَلَمَّا رَجَعْتُ اسْتَفْتَحْتُ، فَقَالَ أَبِي: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: أَبُو مَلِيحٍ قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ وَأَصَابَتْنَا سَمَاءٌ لَمْ تَبُلَّ أَسْفَلَ نِعَالِنَا، فَنَادَى مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنْ صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1655: Mu'ammal bin Hisyam dan Ziyad bin Ayyub dan Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami,keduanya berkata, "Ismail memberitakan kepada kami, Khalid Al Hazza memberitakan kepada kami, dan Mu'ammal berkata, dari khalid Al Hazza, dari Abi Qalabah, dari Abu Al Malih yang betkala, "Pada malam yang gelap gulita aku pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat isya. Selesai shalat aku pulang ke rumah dan minta dibukakan pintu. Mendengar pintu diketuk, bapakku berseru sambil bertanya, 'Siapa di luar?' aku menjawab, 'Abu Malih.' kemudian ia pun berkata, 'ketahuilah, dahulu kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perang Hudaibiyah. Pada saat itu hujan turun, akan tetapi tidak sampai membasahi tanah yang kami injak. Kemudian muadzin Rasulullah berseru, 'Kerjakanlah shalat di atas kendaraan kalian masing-masing!'."
Hadits No. : 1656
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، ح وَنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو بَحْرٍ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عُرْوَةَ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ كُلُّهُمْ عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: أَصَابَتْنَا السَّمَاءُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ حُنَيْنٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الصَّلَاةُ فِي الرِّحَالِ» . هَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ. وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ مَرَّةً أُخْرَى: أَبُو الْمَلِيحِ، عَنْ أَبِيهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1656: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far memberitakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Addi memberitakan kepada kami, dari Said, Ha, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Bahr memberitakan kepada kami, Said bin Abu Urwah memberitakan kepada kami, Ha, Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Isa memberitakan kepada kami, dari Sa'id, Ha,Bundar menceritakan kepada kami, Muadz bin Hisyam memberitakan kepada kami, Muhammad bin rafi memberitakan kepada kami,bapakku menceritakan kepadaku, Ha, Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, yazid — maksudnya Ibnu Harun— memberitakan kepada kami, Hammam memberitakan kepada kami, Kesemuanya itu menerima hadits tersebut dari Qatadah, dari Abu Al Malih, dari bapaknya yang berkata, "Ketika berada dalam medan perang Hunain, kami diguyur oleh hujan yang amat deras. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berseru, 'Laksanakanlah shalat di atas kendaraan kalian!' Ini adalah hadits Muhammad bin Ja'far. Kemudian sekali lagi Ali Khasyram berkata, "Abu Al Malih menerima hadits ini dari bapaknya."
Hadits No. : 1657
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو نُعَيْمٍ، نا زُهَيْرٌ، وَثنا أَبُو كُرَيْبٍ، نا سِنَانٌ يَعْنِي ابْنَ مُطَاهِرٍ، عَنْ زُهَيْرٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَمُطِرْنَا، فَقَالَ: «لِيُصَلِّ مَنْ شَاءَ مِنْكُمْ فِي رَحْلِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1657: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Abu Nu'aim memberitakan kepada kami. Zuhair memberitakan kepada kami, Ha, Abu Kuraib memberitakan kepada kami, Sinan —maksudnya Ibnu Muthahir memberitakan kepada kami, dari Zuhair, dari Abu Zubair, dari Jabir yang telah berkata, "Pada suatu kesempatan, kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan. Tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa di antara kalian yang ingin shalat, maka shalatlah di atas kendaraannya"
Hadits No. : 1658
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَ: نا فُلَيْحٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو هُرَيْرَةَ قُلْتُ: وَاللَّهِ لَوْ جِئْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ فَأَتَيْتُهُ، فَذَكَرَ حَدِيثًا طَوِيلًا فِي قِصَّةِ الْعَرَاجِينَ قَالَ: ثُمَّ هَاجَتِ السَّمَاءُ مِنْ تِلْكِ اللَّيْلَةِ، فَلَمَّا خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَلَاةِ الْعِشَاءِ بَرَقَتْ بَرْقَةٌ، فَرَأَى قَتَادَةَ بْنَ النُّعْمَانِ، فَقَالَ: «مَا السُّرَى يَا قَتَادَةُ؟» ، فَقَالَ: عَلِمْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَّ شَاهِدَ الصَّلَاةِ اللَّيْلَةَ قَلِيلٌ، فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَشْهَدَهَا قَالَ: «فَإِذَا صَلَّيْتَ فَاثْبُتْ حَتَّى أَمُرَّ بِكَ» ، فَلَمَّا انْصَرَفَ أَعْطَاهُ الْعُرْجُونَ، فَقَالَ: «خُذْ هَذَا، فَسَيُضِيءُ لَكَ أَمَامَكَ عَشْرًا، وَخَلْفَكَ عَشْرًا، فَإِذَا دَخَلْتَ بَيْتَكَ فَرَأَيْتَ سَوَادًا فِي زَاوِيَةِ الْبَيْتِ فَاضْرِبْهُ قَبْلَ أَنْ تَكَلَّمَ؛ فَإِنَّهُ الشَّيْطَانُ» قَالَ: فَفَعَلَ، فَنَحْنُ نُحِبُّ هَذِهِ الْعَرَاجِينَ لِذَلِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1658: Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, Suraij bin Nu'man memberitakan kepada kami dan berkata, "Falih memberitakan kepada kami, dari Said bin Al Harits, dari Abi Salama bin Abdurrahman yang berkata, "Ketika Abu Hurairah meninggal dunia, aku pernah berkata, 'Demi Allah, aku akan pergi menemui Abu Said Al Khudri, tak lama kemudian aku pun bertemu dengannya, lalu ia menceritakan sebuah hadits yang panjang tentang kisah 'arajin (beberapa tandan kurma). Abu Said Al Khudri menuturkan, 'Kemudian, pada malam itu, langit berubah menjadi mendung. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari rumahnya untuk melaksanakan shalat isya, tiba-tiba kilat bersinar. Lalu beliau melihat Qatadah bin Nu'man seraya berkata, 'Apa itu As-Sura hai Qatadah?'. Qatadah menjawab, "Aku tahu wahai Rasulullah bahwasanya orang yang bangun dan beribadah di tengah malam itu sedikit. Oleh karena itu, aku ingin bangun dan beribadah di malam hari." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hai Qatadah, apabila kamu melaksanakan shalat, maka tetaplah pada tempatmu hingga aku memerintahkanmu!" Ketika akan pulang rasulullah memberinya tandan kurma dan berkata "Ambillah tandan kurma ini, nisctiya ia akan menerangi sepuluh di depanmu dan sepuluh di belakangmu Apabila kamu masuk ke rumah dan kamu melihat sesuatu yang hitam di sudut rumahmu, maka pukullah sebelum kamu berbicara Karena sebenarnya itu adalah setan," Akhirnya Qatadah melaksanakan perintah tersebut dan kami pnn suka kepada tandan-tandan kurma tersebut.
Hadits No. : 1659
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٩: نا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي غَزْوَةِ خَيْبَرَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ يَعْنِي الثُّومَ - فَلَا يَأْتِيَنَّ الْمَسَاجِدَ» . وَقَالَ بُنْدَارٌ قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، وَقَالَ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ الْمَسَاجِدَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1659: Bundar dan Abu Musa memberitakan kepada kami, Yahya bin Said menceritakan kepada kami, dari Ubaidillah, Nafi' memberitakan kepada kami, dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda pada perang Khaibar sebagai berikut, "Barangsiapa makan buah dari pohon ini, yaitu pohon bawang putih, maka janganlah ia mendekati masjid " Bundar telah berkata, "Ubaidillah telah berkata, 'dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau telah bersabda, 'Barangsiapa memakan buah pohon ini, yaitu bawang putih, maka janganlah mendekati masjid."
Hadits No. : 166
صحيح ابن خزيمة ١٦٦: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ، وَسَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ يُوسُفَ بْنِ مَاهَكَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: تَخَلَّفَ عَنَّا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ سَافَرْنَاهُ فَأَدْرَكَنَا وَقَدْ أَرْهَقَتْنَا الصَّلَاةُ صَلَاةُ الْعَصْرِ، وَنَحْنُ نَتَوَضَّأُ، فَجَعَلْنَا نَمْسَحُ أَرْجُلَنَا، فَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا: «وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَفَّانَ بْنِ مُسْلِمٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 166: Al Hasan bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Affan bin Muslim dan Sa’id bin Manshur mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Abu Bisyr dari Yusuf bin Mahik dari Abdullah bin Amr, ia berkata, “Rasulullah pernah berangkat belakangan dalam sebuah perjalanan yang kami lakukan, lalu kami mengetahui —waktu shalat—, sementara kami bersemangat untuk melakukan shalat pada waktunya —shalat Ashar— saat itu kami sedang berwudhu, kami mulai mengusap kaki, lalu beliau memanggil dengan suara keras, dua atau tiga kali, “Celaka bagi tumit yang tidak dibasuh, yaitu dari neraka.”273 Ini redaksi hadits Affan bin Muslim.
Hadits No. : 1660
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٠: نا حُمَيْدُ بْنُ الرَّبِيعِ الْخَزَّازُ، نا مَعْنُ بْنُ عِيسَى، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ عَمِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الْبَقْلَةِ فَلَا يُؤْذِينَا بِهَا فِي مَسْجِدِنَا هَذَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1660: Humaid bin Rabi' Al Khazzaz, Ma'n bin Isa memberitakan kepada kami, Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Abbad bin Tamim, dari pamannya yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Barangsiapa makan sayur ini, maka janganlah mengotori masjid kami dengan aroma sayur tersebut '."
Hadits No. : 1661
صحيح ابن خزيمة ١٦٦١: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَفَلَ تُجَاهَ الْقِبْلَةِ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتَفْلَتُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَمَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الْبَقْلَةِ الْخَبِيثَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1661: Yusuf bin Musa memberitakan kepada kami, Jarir memberitakan kepada kami, dari Abu Ishak Asy-Syaibani, dari Addi bin Tsabit, dari Zirr bin Hubaisy, dari Huzaifah yang berkata, "Rasulullah pernah bersabda, 'Barangsiapa yang meludah ke arah kiblat, maka pada hari kiamat kelak mendapatkan ludahnya itu berada tepat di depan matanya. Dan barangsiapa makan sayuran yang buruk ini (bawang putih), maka janganlah mendekati masjid kami."
Hadits No. : 1662
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ، أَنَّ سَلَامَةَ بْنَ رَوْحٍ، حَدَّثَهُمْ، حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ، وَقَالَ ابْنُ شِهَابٍ: حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ، أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، زَعَمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا، أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا، وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1662: Muhammad bin Aziz memberitakan kepada kami bahwasanya Salama bin Ruh telah menceritakan sebuah hadits kepada mereka, Aqil menceritakan kepadaku, "Ibnu Syihab berkata, 'Atha bin Rabbah menceritakan kepadaku bahwasanya Jabir bin Abdullah menduga bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, maka sebaiknya ia menjauh dari kami atau menjauhi masjid serta diam di rumah saja"
Hadits No. : 1663
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٣: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ - الثُّومِ - ثُمَّ قَالَ بَعْدُ -: «وَالْبَصَلِ وَالْكُرَّاثِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا؛ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ الْإِنْسَانُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1663: Bundar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, 'Atha memberitakan kepada kami, dari Jabir bin Abdullah dari Nabi Muhammad bahwasanya beliau telah bersabda, "Barangsiapa makan bawang putih, bawang merah, dan daun bawang, maka janganlah mendekati masjid kami. Sesungguhnya para malaikat merasa terganggu dengan aroma sayuran tersebut sebagaimana manusia juga merasa terganggu dengannya'."
Hadits No. : 1664
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ مَعْدَانَ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَطَبَ النَّاسَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ثُمَّ قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّكُمْ تَأْكُلُونَ شَجَرَتَيْنِ مَا أَرَاهُمَا إِلَّا خَبِيثَتَيْنِ هَذَا الثُّومَ وَهَذَا الْبَصَلَ، وَقَدْ كُنْتُ أَرَى الرَّجُلَ يُوجَدُ رِيحُهُ، فَيُؤْخَذُ بِيَدِهِ، فَيُخْرَجُ بِهِ إِلَى الْبَقِيعِ، وَمَنْ كَانَ آكِلَهُمَا فَلْيُمِتْهُمَا طَبْخًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1664: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Ibnu Abi Addi memberitakan kepada kami, dari Said, dari Qatadah, dari Salim bin Abu Ja'ad, dari Mi'dan bahwasanya Umar bin Khaththaab pernah berkhutbah di hari jum'at seraya berkata, "Wahai kaum muslimin sekalian, sesungguhnya kalian makan dua pohon yang menurutku itu adalah pohon yang buruk: ini bawang putih dan ini bawang merah. Dulu aku pernah melihat seorang laki-laki yang mulutnya bau bawang. Lalu tangannya dipegang dan ia dibawa ke baqi' Dan barangsiapa makan bawang merah dan bawang putih, maka sebaiknya direbus dahulu."
Hadits No. : 1665
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٥: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ، ح وَثنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ، نا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: لَمْ نَعْدُ أَنْ فُتِحَتْ خَيْبَرُ، فَوَقَعْنَا فِي تِلْكَ الْبَقْلَةِ - الثُّومِ - فَأَكَلْنَا مِنْهَا أَكْلًا شَدِيدًا قَالَ: وَنَاسٌ جِيَاعٌ، ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الْمَسْجِدِ، فَوَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرِّيحَ، فَقَالَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ الْخَبِيثَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّا فِي مَسْجِدِنَا» ، فَقَالَ النَّاسُ: حُرِّمَتْ حُرِّمَتْ فَبَلَغَ ذَاكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ لَيْسَ لِي تَحْرِيمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ، وَلَكِنَّهَا شَجَرَةٌ أَكْرَهُ رِيحَهَا» . هَذَا حَدِيثُ أَبِي هَاشِمٍ. وَزَادَ أَبُو مُوسَى فِي آخِرِ حَدِيثِهِ: «وَإِنَّهُ يَأْتِينِي. . . . مِنَ الْمَلَائِكَةِ، فَأَكْرَهُ أَنْ يَشُمُّوا رِيحَهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1665: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna memberitakan kepada kami, Abdul A'la memberitakan kepada kami, Said Al Jariri memberitakan kepada kami, Ha, Abu Hasyim Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami, Ismail memberitakan kepada kami, Said Al Jariri memberitakan kepada kami, dari Abu Nadhrah, dari Abu Said yang telah berkata, "Ketika menaklukkan Khaibar, maka kami menemukan kebun bawang putih. Lalu kami memakannya dengan penuh suka cita. Memang pada saat itu kaum muslimin sedang merasa lapar. Akhirnya kami bergegas pergi ke masjid. Ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mencium aroma yang tidak sedap yang berasal dari mulut kami. Akhirnya beliau pun bersabda, 'Barangsiapa makan pohon yang buruk itu (bawang putih), maka sebaiknya ia tidak mendekati masjid kami.' kemudian kaum muslimin berseru, 'Kalau begitu, pohon tersebut diharamkan.' lalu Rasulullah pun mendengar berita itu. Selanjutnya beliau pun bersabda, 'Wahai para sahabat ketahuilah, sesungguhnya aku tidak mempunyai wewenang untuk mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah . Akan tetapi, aku hanya benci dengan aroma bawang tersebut'." Ini adalah hadits Abu Hasyim, lalu Abu Musa menambahkan di akhir haditsnya, "sesungguhnya para malaikat datang menemuiku. Lalu aku khawatir mereka mencium aroma bawang tersebut."
Hadits No. : 1666
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، ثنا بَهْزُ بْنُ أَسَدٍ، نا يَزِيدُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ التُّسْتَرِيُّ - عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ أَكْلِ الْبَصَلِ وَالْكُرَّاثِ قَالَ: وَلَمْ يَكُنْ بِبَلَدِنَا يَوْمَئِذٍ الثُّومُ، فَقَالَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا؛ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ الْإِنْسَانُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1666: Abdullah bin Hasyim memberitakan kepada kami, Bahz bin Asad menceritakan kepada kami, Yazid At-Tustari —anak laki-laki Ibrahim— memberitakan kepada kami, Abu Zubair dari Jabir: bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang makan bawang merah dan daun bawang, Pada saat itu, bawang putih memang belum ada di wilayah kami. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa makan pohon ini, maka janganlah mendekati masjid kami. Sesungguhnya para malaikat merasa terganggu dengan aroma tumbuhan tersebut. "
Hadits No. : 1667
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٧: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ، أَنَّ أَبَا النَّجِيبِ، مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّهُ، ذُكِرَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الثُّومُ وَالْبَصَلُ وَالْكُرَّاثُ، وَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَأَشَدُّ ذَلِكَ كُلِّهِ الثُّومُ، أَفَتُحَرِّمُهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُوهُ، وَمَنْ أَكَلَهُ مِنْكُمْ فَلَا يَقْرَبْ هَذَا الْمَسْجِدَ حَتَّى يَذْهَبَ رِيحُهُ مِنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1667: Yunus bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Amr bin Harits memberitakan kepadaku, dari Bakar bin Sawadah bahwasanya Abu Najib, budak Abdullah bin Sa'ad, telah menceritakan sebuah hadits kepadanya, Abu Said Al Khudri memberitakan kepada kami bahwasanya suatu ketika disebutkan beberapa jenis sayuran seperti bawang putih, bawang merah, dan daun bawang di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu salah seorang sahabat bertanya, "Di antara semua sayuran itu maka yang paling menyengat aromanya adalah bawang putih. Lalu apakah anda akan mengharamkannya hai Rasulullah?" Mendengar pertanyaan itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Makanlah semua sayuran itu. Akan tetapi, barangsiapa di antara kalian yang makan sayuran tersebut, maka janganlah mendekati masjid hingga hilang aromanya."
Hadits No. : 1668
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٨: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرٌو، عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ، أَنَّ سُفْيَانَ بْنَ وَهْبٍ، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَ إِلَيْهِ بِطَعَامٍ مِنْ خَضِرَةٍ فِيهِ بَصَلٌ أَوْ كُرَّاثٌ، فَلَمْ يَرَ فِيهِ أَثَرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَبَى أَنْ يَأْكُلَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مَنَعَكَ أَنْ تَأْكُلَ؟» ، فَقَالَ: لَمْ أَرَ أَثَرَكَ فِيهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَسْتَحِي مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ، وَلَيْسَ بِمُحَرَّمٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1668: Yunus bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Amr memberitakan kepada kami, dari Bakar bin Sawadah yang berkata bahwasanya Sufyan bin Wahab telah menceritakan kepadanya dari Abu Ayyub Al Anshari bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengirim sayur yang di dalamnya ada bawang merah dan daun bawang kepada Abu Ayyub Al Anshari. Ketika diperhatikan dengan seksama, ternyata Abu Ayyub tidak menemukan bekas suapan Nabi pada sayur tersebut hingga ia enggan memakannya. Mengetahui hal itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil dan bertanya kepadanya, 'hai Abu Ayyub, mengapa kamu tidak mau makan sayur itu?' lalu Abu Ayyub Al Anshari pun menjawab, 'wahai Rasulullah, aku tidak melihat bekas suapanmu pada sayur itu." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Ketahuilah hai Abu Ayyub, aku malu kepada malaikat (jika aku makan bawang merah). Namun demikian, bukan berarti bahwa bawang merah itu haram hukumnya' "
Hadits No. : 1669
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٩: نا أَبُو قُدَامَةَ، وَزِيَادُ بْنُ يَحْيَى قَالَا: ثنا سُفْيَانُ قَالَ أَبُو قُدَامَةَ: قَالَ: حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ، وَقَالَ زِيَادٌ: عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُمِّ أَيُّوبَ قَالَتْ: نَزَلَ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَكَلَّفْنَا لَهُ طَعَامًا فِيهِ بَعْضُ الْبُقُولِ، فَلَمَّا وُضِعَ بَيْنَ يَدَيْهِ قَالَ لِأَصْحَابِهِ: «كُلُوا، فَإِنِّي لَسْتُ كَأَحَدٍ مِنْكُمْ، إِنِّي أَخَافُ أَنْ أُوذِيَ صَاحِبِي» . وَقَالَ أَبُو قُدَامَةَ: عَنْ أُمِّ أَيُّوبَ: نَزَلْتُ عَلَيْهَا، فَحَدَّثَتْنِي قَالَتْ: نَزَلَ عَلَيْنَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1669: Abu Qudamah dan Ziyad bin Yahya memberitakan kepada kami,keduanya berkata. "Sufyan menceritakan kepada kami, Abu Qudamah berkata, "Ubaidillah pernah menceritakan sebuah hadits kepadaku, Ziyad berkata, "Dari Ubaidillah bin Abu Yazid, dari bapaknya, dari ibunya Ayyub yang telah menyatakan, 'suatu ketika, Rasulullah bertandang ke rumah kami. Lalu kami menyiapkan makanan untuk beliau yang di antaranya adalah sayur mayur. Ketika makanan itu diletakkan di hadapan beliau, maka Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, 'Wahai para sahabat, makanlah, karena aku tidak seperti kalian. Sesungguhnya aku takut jika temanku itu terganggu. ' Abu Qadamah berkata, 'dari Ummu Ayyub yang berkata, 'Rasulullah singgah ke rumahnya'."
Hadits No. : 167
صحيح ابن خزيمة ١٦٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا أَبُو عَامِرٍ، نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ عَامِرٍ وَهُوَ ابْنُ شَقِيقِ بْنِ حَمْزَةَ الْأَسَدِيُّ، عَنْ شَقِيقٍ وَهُوَ ابْنُ سَلَمَةَ أَبُو وَائِلٍ قَالَ: رَأَيْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ «يَتَوَضَّأُ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأُذُنَيْهِ ظَاهِرَهُمَا وَبَاطِنَهُمَا، وَغَسَلَ قَدَمَيْهِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَغَسَلَ أَنَامِلَهُ، وَخَلَّلَ لِحْيَتَهُ، وَغَسَلَ وَجْهَهُ» . وَقَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ كَالَّذِي رَأَيْتُمُونِي فَعَلْتُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 167: Muhammad bin Al Walid mengabarkan kepada kami, Abu Amir mengabarkan kepada kami, Isra'il mengabarkan kepada kami dari Amir —ia adalah Ibnu Syaqiq bin Hamzah Al Asadi— dari Syaqiq —ia adalah Ibnu Salamah Abu Wa'il—, ia berkata, “Aku melihat Utsman bin Affan berwudhu tiga kali tiga kali, mengusap kepala, dua telinga luar dalam, mambasuh dua kaki tiga kali tiga kali dan membasuh ujung jemarinya, menyela-nyelai jenggot dan membasuh wajah. Ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan seperti yang kamu lihat aku melakukannya.” 274
Hadits No. : 1670
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٠: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: أَكَلْتُ ثُومًا، ثُمَّ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدْتُهُ قَدْ سَبَقَنِي بِرَكْعَةٍ، فَلَمَّا صَلَّى قُمْتُ أَقْضِي، فَوَجَدَ رِيحَ الثُّومِ، فَقَالَ: " مَنْ أَكَلَ هَذِهِ الْبَقْلَةَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا حَتَّى يَذْهَبَ رِيحُهَا، فَلَمَّا قَضَيْتُ الصَّلَاةَ أَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنَّ لِي عُذْرًا، نَاوِلْنِي يَدَكَ، فَوَجَدْتُهُ سَهْلًا، فَنَاوَلَنِي يَدَهُ، فَأَدْخَلْتُهَا مِنْ كُمِّي إِلَى صَدْرِي، فَوَجَدَهُ مَعْصُوبًا، فَقَالَ: «إِنَّ لَكَ عُذْرًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1670: Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Sulaiman bin Al Mughirah, dari Hamid bin Hilal, dari Abu Burdah, dari Al Mughirah bin Syu'bah yang berkata, "pada suatu ketika aku pernah makan bawang putih. Setelah itu, aku pun ingin bertemu dengan Rasulullah (untuk menanyakan tentang hukum makan bawang putih bagi orang yang berhalangan) ternyata aku melihat beliau telah melaksanakan shalat satu rakaat. Usai melaksanakan shalat, maka aku berdiri untuk menyempurnakan shalatku yang kurang. Pada saat itu, Rasulullah mencium aroma bawang putih. Selanjutnya Rasulullah pun bersabda, 'Barangsiapa makan jenis sayuran ini (bawang putih), maka janganlah mendekati masjid kami hingga hilang baunya. ' Usai menyempurnakan shalat, aku pun langsung menemui Rasulullah seraya berkata, 'hai Rasulullah, sebenarnya aku ini mempunyai alasan untuk makan bawang putih. Coba, ulurkanlah tangan anda ke badanku!" Lalu beliau segera mengulurkan tangannya. Kemudian aku masukkan tangannya dari lengan baju ke dadaku yang tengah diperban. Akhirnya beliau berkata, "Ya, kamu memang mempunyai alasan (untuk makan bawang putih). "
Hadits No. : 1671
صحيح ابن خزيمة ١٦٧١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ، أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، أَنَّ مَحْمُودَ بْنَ الرَّبِيعِ الْأَنْصَارِيَّ أَخْبَرَهُ قَالَ: قَالَ لِي عِتْبَانُ بْنُ مَالِكٍ: فَغَدَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ، فَاسْتَأْذَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ الْبَيْتَ ثُمَّ قَالَ: «أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ فِي بَيْتِكَ؟» قَالَ: فَأَشَرْتُ لَهُ إِلَى نَاحِيَةِ الْبَيْتِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَبَّرَ، فَقُمْنَا، فَصَفَفْنَا، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1671: Muhammad bin Aziz Al Aili memberitakan kepada kami bahwasanya Salama telah menceritakan kepada mereka, dari Aqil, Muhammad bin Muslim, bahwasannya Mahmud bin Rabi' Al Anshari telah menceritakan kepadanya bahwa Itban bin Malik telah berkata kepadanya, "suatu ketika di siang hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar pernah datang ke rumahku. Lalu Rasulullah mengetuk pintu dan aku pun mempersilahkannya untuk masuk ke dalam rumah. Setelah itu beliau masuk ke dalam rumah seraya bertanya, 'Hai Itban, di manakah tempat yang baik untuk aku shalat?' lalu aku menunjukkan sudut rumah kepadanya. Kemudian beliau mulai melaksanakan shalat dengan mengucapkan takbir. Akhirnya kami berdiri sambil berbaris di shaf dan melaksanakan shalat sunnah dua rakaat."
Hadits No. : 1672
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٢: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ سَعِيدٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، أَنَّهُ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَا، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، فَوَجَدْنَاهُ قَائِمًا يُصَلِّي، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ وَقَالَ: أَقْبَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالسُّقْيَا أَوْ بِالْقَاحَةِ قَالَ: «أَلَا رَجُلٌ يَنْطَلِقُ إِلَى حَوْضِ الْأَيَايَةِ فَيَمْدُرَهُ، وَيَنْزِعَ فِيهِ، وَيَنْزِعَ لَنَا فِي أَسْقِيَتِنَا حَتَّى نَأْتِيَهُ؟» فَقُلْتُ: أَنَا رَجُلٌ، وَقَالَ جَابِرُ بْنُ صَخْرٍ: أَنَا رَجُلٌ، فَخَرَجْنَا عَلَى أَرْجُلِنَا حَتَّى أَتَيْنَاهَا أَصِيلًا، فَمَدَرْنَا الْحَوْضَ، وَنَزَعْنَا فِيهِ، ثُمَّ وَضَعْنَا رُءُوسَنَا حَتَّى ابْهَارَّ اللَّيْلُ أَقْبَلَ رَجُلٌ حَتَّى وَقَفَ عَلَى الْحَوْضِ، فَجَعَلَتْ نَاقَتُهُ تُنَازِعُهُ عَلَى الْحَوْضِ، وَجَعَلَ يُنَازِعُهَا زِمَامَهَا، ثُمَّ قَالَ: «أَتَأْذَنَانِ ثَمَّ أَشْرَعُ؟» فَإِذَا هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْنَا: نَعَمْ بِأَبِينَا أَنْتَ وَأُمِّنَا، فَأَرْخَى لَهَا، فَشَرِبَتْ حَتَّى ثَمِلَتْ، ثُمَّ قَالَ لَنَا جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: فَدَنَا حَتَّى أَنَاخَ بِالْبَطْحَاءِ الَّتِي بِالْعَرْجِ، فَخَرَجَ لِبَعْضِ حَاجَتِهِ، فَصَبَبْتُ لَهُ وَضُوءًا فَتَوَضَّأَ، فَالْتَحَفَ بِإِزَارِهِ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ، ثُمَّ أَتَاهُ آخَرُ، فَقَامَ عَنْ يَسَارِهِ، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، وَصَلَّيْنَا مَعَهُ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِخْبَارُ ابْنِ عَبَّاسٍ -: بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِاللَّيْلِ - مِنْ هَذَا الْبَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1672: Yunus bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Yahya bin Bukair menceritakan kepadaku, Al-Laits menceritakan kepadaku, dari Khalid bin Yazid, dari Said dia adalah Ibnu Abu Hilal, dari Amr bin Abu Said bahwasanya ia berkata, "Suatu hari aku dan Abu Salama bin Abdurrahman pergi menemui Jabir bin Abdullah, Ketika sampai di rumahnya, ternyata ia sedang shalat. Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut. 'Pada suatu ketika, kami sedang bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika kami sampai di wilayah Suqya atau Qahah, maka Rasulullah berkata, 'Siapakah di antara kalian yang bersedia pergi ke kolam Ayayah untuk menambal kolam itu dengan lumpur dan menahan air di dalamnya, setelah itu, ia bersedia mengisi tempat air kami hingga kami tiba nanti' tanpa ragu-ragu aku berkata, 'aku bersedia melakukan itu hai Rasulullah.' lalu Jabir bin Shakhr pun berkata, 'aku pun bersedia hai Rasulullah.' setelah itu, kami pergi dengan beijalan kaki menuju kolam itu dan kami sampai di sana pada malam hari. Akhirnya kami mulai menambal kolam itu dan mengumpulkan air di dalamnya. Setelah itu kami meletakkan kepala kami hingga tengah malam. Tak lama kemudian, datang seseorang yang mengendarai unta dan berhenti di dekat kolam, lalu untanya menarik orang itu ke kolam, tetapi tuannya malah menarik tali kekangnya, kemudian orang tersebut berkata, 'apakah kalian berdua mengizinkan kami untuk meminum air kolam ini dan setelah itu aku masuk ke dalamnya?' ternyata orang tersebut adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka kami pun berkata, 'silahkan hai Rasulullah.' kemudian beliau mengulurkan untanya untuk minum sepuas-puasnya hingga kekenyangan. Kemudian Jabir bin Abdullah berkata kepada kami, 'lalu Rasulullah pergi mendekat hingga berhenti di tempat air mengalir. Setelah itu, beliau pergi ke tempat air tersebut untuk berwudhu. Kemudian aku mulai menuangkan air untuk beliau wudhu. Selanjutnya beliau mengenakan kainnya dan aku langsung berdiri di sebelah kirinya. Tetapi beliau malah memindahkanku ke sebelah kanannya. Tak lama kemudian datang seorang sahabat dan langsung berdiri di sebelah kirinya. Lalu Rasulullah maju ke depan dan memulai shalat. Abu Bakar berkata, "ini adalah hadits Ibnu Abbas, 'suatu malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Di tengah malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun untuk shalat malam'."
Hadits No. : 1673
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٣: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ: قَالَ الشَّافِعِيُّ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، ح وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ، عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ، عَنْ كُرَيْبٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ بَاتَ عِنْدَ مَيْمُونَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ، وَهِيَ خَالَتُهُ، فَاضْطَجَعْتُ فِي عَرْضِ الْوِسَادِ، وَاضْطَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَهْلُهُ فِي طُولِهَا، فَنَامَ، حَتَّى انْتَصَفَ اللَّيْلُ أَوْ قَبْلَهُ بِقَلِيلٍ أَوْ بَعْدَهُ بِقَلِيلٍ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ يَمْسَحُ وَجْهَهُ بِيَدِهِ، ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الْآيَاتِ الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ، ثُمَّ قَامَ إِلَى شَنٍّ مُعَلَّقَةٍ فَتَوَضَّأَ مِنْهَا، فَأَحْسَنَ وُضُوءَهُ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي، قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ، فَوَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى رَأْسِي، وَأَخَذَ بِأُذُنِي الْيُمْنَى فَفَتَلَهَا وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الصُّبْحَ. هَذَا حَدِيثُ الرَّبِيعِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1673: Rabi' bin Sulaiman memberitakan kepada kami dan berkata, "Syafi'i berkata, 'Malik memberitakan kepada kami,Ha, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Malik memberitakan kepadanya, dari Makhramah bin Sulaiman, dari Kuraib, dari Ibnu Abbas yang telah menceritakan hadits itu kepadanya, "Pada suatu ketika aku pernah bermalam di rumah Maimunah, istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan juga sekaligus bibi Ibnu Abbas. Pada malam itu, aku tidur dengan menggunakan bantal, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur bersama keluarganya di kamar. Kemudian pada tengah malam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terjaga dan langsung duduk. Lalu beliau mengusap wajahnya dengan tangan dan setelah itu membaca sepuluh ayat terakhir dari surah Al Imran. Selanjutnya beliau berjalan menuju tempat air yang tergantung untuk berwudhu dan setelah itu segera melaksanakan shalat. Akhirnya aku pun terbangun dan ikut shalat di sebelah beliau. Selanjutnya Rasulullah meletakkan tangan kanannya di atas kepalaku dan memegang telinga kananku serta memintalnya. Kemudian beliau mengerjakan shalat dua rakaat dan juga mengerjakan shalat dua rakaat yang ringan. Setelah itu, beliau keluar dari kamar untuk melaksanakan shalat shubuh." Ini adalah hadits Rabi'
Hadits No. : 1674
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٤: ثنا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ جَمِيعٍ، عَنْ لَيْلَى بِنْتِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِيهَا، وَعَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ خَلَّادٍ، عَنْ أُمِّ وَرَقَةَ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: «انْطَلِقُوا بِنَا نَزُورُ الشَّهِيدَةَ» ، وَأَذِنَ لَهَا أَنْ تُؤَذِّنَ لَهَا، وَأَنْ تَؤُمَّ أَهْلَ دَارِهَا فِي الْفَرِيضَةِ، وَكَانَتْ قَدْ جَمَعَتِ الْقُرْآنَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1674: Nasr bin Ali menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud memberitakan kepada kami, dari Walid bin Jami', dari Laila binti Malik, dari bapaknya, dari Abdurrahman bin Khalad, dari Ummu Waraqah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam penah berkata, "Mari kita berangkat untuk mengunjungi Syahidah!" Lalu Rasulullah mengizinkan Syahidah untuk mengumandangkan adzan dan menjadi imam shalat fardhu bagi keluarganya. Selain itu, ia juga dikenal telah menghafal Al Qur'an.
Hadits No. : 1675
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٥: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: حَفِظْتُهُ مِنَ الزُّهْرِيِّ ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اسْتَأْذَنَتْ أَحَدَكُمُ امْرَأَتُهُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلَا يَمْنَعْهَا» . قَالَ عَلِيٌّ: قَالَ سُفْيَانُ: نَرَى أَنَّهُ بِاللَّيْلِ. وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: قَالَ سُفْيَانُ يَعْنِي بِاللَّيْلِ. وَقَالَ سَعِيدٌ: قَالَ سُفْيَانُ: قَالَ نَافِعٌ: بِاللَّيْلِ. وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ: قَالَ سُفْيَانُ رَجُلٌ - فَحَدَّثْنَاهُ، عَنْ نَافِعٍ: إِنَّمَا هُوَ بِاللَّيْلِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1675: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami dan berkata, "Aku telah menghapal hadits tersebut dari Az-Zuhri, Ha, Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Ibnu Uyainah memberitakan kepada kami, Ha, Yahya bin Hakim dan Said bin Abdurrahman memberitakan kepada kami, lalu keduanya berkata, Yahya bin Hakim dan Said bin Abdurrahman berkata, "Sufyan memberitakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari bapaknya, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyampaikan sebuah hadits yang berbunyi, 'Apabila istri kamu meminta izin untuk pergi ke masjid, maka janganlah dilarang.' Ali berkata, "Sufyan berkata, 'Menurut kami pergi ke masjidnya itu di malam hari.' Abdul Jabbar berkata, "Sufyan berkata, 'Yaitu pergi ke masjid di malam hari.' Said berkata, "Sufyan berkata, 'menurut pendapat Nafi' perginya itu di malam hari.' Yahya bin Hakim berkata, 'Sufyan berkata, 'seorang laki-laki yang menerima hadits dari Nafi menyatakan perginya itu di malam hari'.
Hadits No. : 1676
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٦: نا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنِي أَبِي، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ بِاللَّيْلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1676: Nasr bin Ali memberitakan kepada kami, bapakku memberitakan kepada ku, Syu'bah memberitakan kepada kami, dari Ayub, dari Nafi', dari Ibnu Umar, "dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda, 'Janganlah kalian cegah kaum wanita pergi ke masjid di malam hari.'."
Hadits No. : 1677
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٧: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، ح وَثنا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا ابْنُ إِدْرِيسَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ وَلْيَخْرُجْنَ إِذَا خَرَجْنَ تَفِلَاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1677: Bundar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, Muhammad bin Amr memberitakan kepada kami, Ha, Abu Said Al Asyaj memberitakan kepada kami, Ibnu Idris menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, "Dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau telah bersabda, 'Janganlah kalian cegah kaum wanita pergi ke masjid Dan apabila hendak pergi ke masjid, maka sebaiknya mereka keluar dari rumah sambil meludah' "
Hadits No. : 1678
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَشَجِّ، عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ زَيْنَبَ، امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ الْمَسْجِدَ فَلَا تَمَسَّ طِيبًا» . وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ: قَالَ: حَدَّثَنِي بُكَيْرٌ وَقَالَ: إِنَّهَا سَمِعَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1678: Muhammad bin Basyar dan Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami, dan keduanya memberitakan kepada kami, Ibnu Ajian menceritakan kepada kami, dari Bukair bin Abdullah bin Al Asyaj, dari Busr bin Said, dari Zainab, istri Abdullah bin Mas'ud, "dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau pernah bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kaum wanita pergi ke masjid, maka janganlah memakai wewangian'." Yahya bin Hakim berkata, "Aku menerima hadits itu dari Bukair. Selanjutnya Bukair berkata, 'Aku mendengar hadits itu dari Rasulullah '."
Hadits No. : 1679
صحيح ابن خزيمة ١٦٧٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُمَارَةَ الْحَنَفِيِّ، عَنْ غُنَيْمِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا رِيحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ، وَكُلُّ عَيْنٍ زَانِيَةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1679: Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, An-Nadhr bin Syumail menceritakan kepada kami, dari Tsabit bin Imarah Al Hanafi, dari Ghunaim bin Qais, dari Abu Musa Al Asy'ari dari Nabi Muhammad bahwasanya beliau telah bersabda, 'Wanita mana saja yang memakai wewangian, lalu ia sengaja berjalan melewati orang banyak agar mereka mencium aromanya, maka sebenarnya ia itu adalah pezina. Dan ketahuilah bahwa setiap mata itu (dapat menjadi) pezina'."
Hadits No. : 168
صحيح ابن خزيمة ١٦٨: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَأَبُو الْخَطَّابِ زِيَادُ بْنُ يَحْيَى الْحَسَّانِيُّ، وَإِسْحَاقُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ بَيَانٍ الْمَدَائِنِيُّ، وَجَمَاعَةٌ غَيْرَهُمْ قَالُوا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ كَثِيرٍ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي عَنِ الْوُضُوءِ قَالَ: «أَسْبَغِ الْوُضُوءَ، وَخَلِّلِ الْأَصَابِعَ، وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 168: Al Hasan bin Muhammad, Abu Al Khaththab Ziad bin Yahya Al Hassani, Ishaq bin Hatim bin Bayan Al Mada'ini dan sekelompok orang selain mereka menceritakan kepada kami, mereka berkata, Yahya bin Sulaim menceritakan kepada kami, Isma’il bin Katsir menceritakan kepadaku dari Ashim bin Laqith bin Shabirah dari ayahnya, ia berkata, Aku pemah berkata, “Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang wudhu.” Beliau bersabda, “Sempurnakan wudhu, sela-selalah jari dan bersungguh-sungguhlah menghirup air ke hidung (26-ba) kecuali bila engkau sedang puasa.”, 275
Hadits No. : 1680
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٠: نا أَبُو زُهَيْرٍ عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمِصْرِيُّ، نا عَمْرُو بْنُ هَاشِمٍ، يَعْنِي الْبَيْرُونِيَّ، ثنا الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: مَرَّتْ بِأَبِي هُرَيْرَةَ امْرَأَةٌ وَرِيحُهَا تَعْصِفُ، فَقَالَ لَهَا: إِلَى أَيْنَ تُرِيدِينَ يَا أَمَةَ الْجَبَّارِ؟ قَالَتْ: إِلَى الْمَسْجِدِ قَالَ: تَطَيَّبْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ قَالَ: فَارْجِعِي فَاغْتَسِلِي، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يُقْبَلُ اللَّهُ مِنَ امْرَأَةٍ صَلَاةً خَرَجَتْ إِلَى الْمَسْجِدِ وَرِيحُهَا تَعْصِفُ حَتَّى تَرْجِعَ فَتَغْتَسِلَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1680: Abu Zuhair Abdul Majid bin Ibrahim Al Misr memberitakan kepada kami, Amr bin Hasyim maksudnya Bairuniy memberitakan kepada kami, Al Auza'i menceritakan kepada kami, Musa bin Yasar menceritakan kepadaku, dari Abu Hurairah yang berkata, "Pada suatu hari, seorang wanita yang memakai minyak wangi yang harum semerbak berjalan lewat di depannya,dia bertanya kepadanya, 'Anda hendak pergi ke mana hai Amatul Jabbar?' wanita itu menjawab, 'Aku hendak pergi ke masjid.' Dia kembali bertanya, 'Apakah anda memakai minyak wangi?' wanita tersebut menjawab dengan singkat, 'ya.' Lalu Ia berkata kepadanya, 'Hai Amatul Jabbar, pulang dan mandilah terlebih dahulu! Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Allah tidak akan menerima pahala shalatnya wanita yang pergi ke masjid dengan memakai minyak wangi hingga ia pulang dan mandi'."
Hadits No. : 1681
صحيح ابن خزيمة ١٦٨١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ دَرَّاجًا أَبَا السَّمْحِ حَدَّثَهُ عَنِ السَّائِبِ مَوْلَى أُمِّ سَلَمَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «خَيْرُ مَسَاجِدِ النِّسَاءِ قَعْرُ بُيُوتِهِنَّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1681: Yunus bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Amr bin Harits memberitakan kepada kami bahwa Darraj Abu Sama menceritakan hadits itu dari Saib, budak Ummu Salamah, dari Ummu Salamah istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan dari Nabi Muhammad bahwasanya beliau telah bersabda, "sebaik-baik tempat shalatnya kaum wanita adalah di dalam rumahnya."
Hadits No. : 1682
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٢: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، عَنْ يَزِيدَ، أَخْبَرَنَا الْعَوَّامُ بْنُ حَوْشَبٍ، حَدَّثَنِي حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ، وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ» ، فَقَالَ ابْنٌ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: بَلَى وَاللَّهِ، لَنَمْنَعُهُنَّ، فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: تَسْمَعُنِي أُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَتَقُولُ مَا تَقُولُ؟ جَمِيعَهُمَا لَفْظًا وَاحِدًا. وَثنا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ، ثنا الْعَوَّامُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ بِنَحْوِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1682: Hasan bin Muhammad Az-Za'farani memberitakan kepada kami, Yazid bin Harun memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami dari Yazid, Awwam bin Hausyab menceritakan kepada kami, Habib bin Abu Tsabit memberitakan kepada kami, dari Ibnu Umar yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk pergi ke masjid. Namun demikian, rumah mereka itu sebenarnya lebih baik untuk tempat shalat mereka'." Anak laki-laki Abdullah bin Umar pernah berkata, "Demi Allah, janganlah dicegah mereka (untuk pergi ke masjid)" Kemudian Ibnu Umar pun berkata, "sebaiknya, kamu dengarkan terlebih dulu aku meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah itu, maka ungkapkanlah apa yang menjadi pendapatmu." Kedua-duanya adalah satu ungkapan. Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ishak bin Yusuf Al Azraq memberitakan kepada kami, Awwam menceritakan kepada kami dengan sanad yang sama."
Hadits No. : 1683
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٣: نا أَبُو مُوسَى، نا عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ، ثنا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُوَرِّقٍ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ مِنْ وَجْهِ رَبِّهَا وَهِيَ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1683: Abu Musa memberitakan kepada kami, Amr bin Ashim memberitakan kepada kami, Hammam memberitakan kepada kami, dari Qatadah, dari Muwarriq, dari Abi Al Ahwash,dari Abdullah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah bersabda, "Sesungguhnya wanita itu aurat. Apabila ia keluar dari rumah, maka setan pasti akan menyertainya. Sedangkan tempat yang terdekat bagi wanita dengan Tuhannya adalah di dalam rumah."
Hadits No. : 1684
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٤: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، ثنا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ، وَإِنَّهَا لَا تَكُونُ إِلَى وَجْهِ اللَّهِ أَقْرَبَ مِنْهَا فِي قَعْرِ بَيْتِهَا» ، أَوْ كَمَا قَالَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1684: Ahmad bin Miqdam memberitakan kepada kami, Al Mu'tamir menceritakan kepada kami dan berkata, "aku pernah mendengar bapakku menceritakan sebuah hadits kepadaku yang diperolehnya dari Qatadah, dari Abi Al Ahwash, dari Abdullah bin Mas'ud dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah bersabda, "Sesungguhnya wanita itu adalah aurat. Apabila ia keluar dari rumah, maka setan pasti akan menyertainya. Dan wanita itu akan dapat dekat dengan Tuhannya manakala ia berada di dalam rumahnya."
Hadits No. : 1685
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ يَعْنِي الدِّمَشْقِيَّ، ثنا سَعْدُ بْنُ بَشِيرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُوَرِّقٍ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بِمِثْلِهِ. وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَإِنَّمَا قُلْتُ: وَلَا، هَلْ سَمِعَ قَتَادَةُ هَذَا الْخَبَرَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ لِرِوَايَةِ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ هَذَا الْخَبَرَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ؛ لِأَنَّهُ أَسْقَطَ مُوَرِّقًا مِنَ الْإِسْنَادِ، وَهَمَّامٌ وَسَعِيدُ بْنُ بَشِيرٍ أَدْخَلَا فِي الْإِسْنَادِ مُوَرِّقًا، وَإِنَّمَا شَكَكْتُ أَيْضًا فِي صِحَّتِهِ لِأَنِّي لَا أَقِفُ عَلَى سَمَاعِ قَتَادَةَ هَذَا الْخَبَرَ مِنْ مُوَرِّقٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1685: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Muhammad bin Utsman —maksudnya Ad-Dimasqi— memberitakan kepada kami, Sa'ad bin Basyir menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Muwarriq, dari Abi Al Ahwash, dari Abdullah yang menyatakan bahwasannya Rasulullah pernah bersabda seperti bunyi hadits di atas. Abu Bakar berkata, "menurut pendapatku adalah apakah Qatadah mendengar hadits ini dari Abi Al Ahwash atau tidak, sebagaimana hadits riwayat Sulaiman At-Taimi yang menerangkan bahwa hadits ini dari Qatadah melalui jalur Abi Al Ahwash. Hal itu disebabkan karena ia meniadakan Muwarriq dari sanadnya. Sementara Hammam dan Said bin Basyir memasukkan Muwarriq ke dalam sanadnya. Hanya saja aku meragukan keshahihannya, karena aku tidak mengetahui apakah Qatadah mendengar hadits ini dari Muwarriq atau tidak.
Hadits No. : 1686
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ، ثنا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُوَرِّقٍ الْعِجْلِيِّ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ الْمَرْأَةِ فِي بَيْتِهَا أَعْظَمُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي حُجْرَتِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1686: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Amr bin Ashim menceritakan kepada ku, Hammam memberitakan kepada kami, dari Qatadah, dari Muwarriq Al Ijli, dari Abi Al Ahwash, dari Abdullah yang telah mendengarnya langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah bersabda, "Shalatnya wanita di dalam rumah itu lebih besar pahalanya daripada shalatnya di dalam kamar. "
Hadits No. : 1687
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٧: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُوَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ عَمَّتِهِ، امْرَأَةِ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ أَنَّهَا جَاءَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنِّي أُحِبُّ الصَّلَاةَ مَعَكَ، فَقَالَ: «قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلَاةَ مَعِي، وَصَلَاتُكِ فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي دَارِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِي» ، فَأَمَرَتْ، فَبُنِيَ لَهَا مَسْجِدٌ فِي أَقْصَى شَيْءٍ مِنْ بَيْتِهَا وَأَظْلَمِهِ، فَكَانَتْ تُصَلِّي فِيهِ حَتَّى لَقِيَتِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1687: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, dari Daud bin Qais, dari Abdullah bin Suwaid Al Anshari, dari bibinya, yaitu istri Abu Hamid As-Saidi, yang menyatakan bahwasanya suatu ketika ia pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "wahai Rasulullah, sebenarnya aku sangat ingin ikut shalat berjama'ah bersama anda." Mendengar perkataannya itu, Rasulullah pun berkata, "wahai ibu, aku telah mengetahui bahwasanya anda ingin ikut shalat berjama'ah bersamaku. Akan tetapi ketauhilah bahwasanya shalat anda di kamar itu lebih baik daripada shalat di dalam rumah. Kemudian, shalat anda di dalam rumah itu lebih baik daripada shalat anda di tempat kediaman anda. Selanjutnya shalat di tempat kediaman anda itu lebih baik daripada shalat di masjid kaum anda. Sementara shalat di masjid kaum anda itu lebih baik daripada shalat di masjidku." Akhirnya istri Abu Hamid As-Saidi itu meminta dibuatkan sebuah masjid (tempat shalat) di sudut rumahnya. Selanjutnya, ia pun senantiasa melaksanakan shalat di tempat shalat tersebut sampai meninggal dunia.
Hadits No. : 1688
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٨: نا أَبُو مُوسَى، ثنا عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ، ثنا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُوَرِّقٍ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلَاةُ الْمَرْأَةِ فِي مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي بَيْتِهَا، وَصَلَاتُهَا فِي بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي حُجْرَتِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1688: Abu Musa memberitakan kepada kami, Amr bin Ashim menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Muwarriq, dari Abi Al Ahwash, dari Abdullah yang mendengar langsung hadits itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang pernah bersabda, "Shalatnya wanita di dalam kamar tidurnya itu lebih baik daripada shalat di rumahnya. Sedangkan shalat di dalam rumahnya itu lebih baik daripada shalat dikamarnya."
Hadits No. : 1689
صحيح ابن خزيمة ١٦٨٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ الْهَجَرِيِّ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ أَحَبَّ صَلَاةٍ تُصَلِّيهَا الْمَرْأَةُ إِلَى اللَّهِ فِي أَشَدِّ مَكَانٍ فِي بَيْتِهَا ظُلْمَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1689: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Muhammad bin Isa memberitakan kepada kami, Abu Mu'awiyah memberitakan kepada kami, dari Ibrahim Al Hijri, dari Abi Al Ahwash dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah bersabda, "Sesungguhnya shalat yang paling disukai Allah dari seorang wanita adalah shalat di tempat yang paling gelap dalam rumahnya."
Hadits No. : 169
صحيح ابن خزيمة ١٦٩: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَبَرُ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ وَعَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ فِي صِفَةِ وُضُوءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثًا ثَلَاثًا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 169: Abu Bakar berkata, “Hadits Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib tentang cara wudhu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiga kali-tiga kali.”
Hadits No. : 1690
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٠: وَرَوَى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ، وَفِي الْقَلْبِ مِنْهُ رَحِمَهُ اللَّهُ قَالَ: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍوِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ أَحَبَّ صَلَاةٍ تُصَلِّيهَا الْمَرْأَةُ إِلَى اللَّهِ أَنْ تُصَلِّيَ فِي أَشَدِّ مَكَانٍ مِنْ بَيْتِهَا ظُلْمَةً» . حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1690: Abdullah bin Ja'far rahimahulluh telah meriwayatkan bahwasanya ia pernah berkata, "Muhammad bin Amr telah memberitakan sebuah hadits kepada kami, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sesungguhnya shalat yang paling disukai Allah dari seorang wanita adalah shalat di tempat yang paling gelap dalam rumahnya'." Kami menerima hadits ini dari Ali bin Hajr, dari Abdullah bin Ja'far.
Hadits No. : 1691
صحيح ابن خزيمة ١٦٩١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ، ثنا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا، وَشَرُّهَا آخِرُهَا، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا، وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا» نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنِي الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، إِذَا سَجَدَ الرِّجَالُ فَاحْفَظُوا أَبْصَارَكُنَّ» ، قُلْتُ لِعَبْدِ اللَّهِ: مِمَّ ذَاكَ؟ قَالَ: مِنْ ضِيقِ الْأُزُرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1691: Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami, Abdul Aziz memberitakan kepada kami, Al 'Ala bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari Abu Hurairah yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sebaik-baik shaf kaum pria adalah di depan dan seburuk-buruknya adalah di belakang. Sebaliknya, sebaik-baik shaf kaum wanita itu adalah di dibelakang dan seburuk-buruknya adalah di depan." Abu Musa bin Al Mutsanna memberitakan kepada kami, Adh-Dhahhak bin Mukhallad memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, Abdullah bin Abu Bakar menceritakan kepada kami, dari Said bin Musayyab, dari Abu Said Al Khudri yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Wahai kaum wanita, apabila kaum pria itu sedang sujud dalam shalat, maka peliharalah pandangan kalian!' aku bertanya kepada Abdullah, 'mengapa demikian?' Abdullah menjawab, 'Karena sempitnya sarung yang dikenakan'."
Hadits No. : 1692
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٢: نا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ، بِمِثْلِهِ، وَقَالَ: «فَاحْفَظُوا أَبْصَارَكُمْ مِنْ عَوْرَاتِ الرِّجَالِ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1692: Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim memberitakan kepada kami, Abu 'Ashim memberitakan kepada kami seperti redaksi hadits di atas. Kemudian ia berkata, "Oleh karena itu, peliharalah pandangan mata kalian dari aurat kaum pria!" Lalu ia menyebutkan hadits tersebut.
Hadits No. : 1693
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٣: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، ثنا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ وَهُوَ ابْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: كُنَّ النِّسَاءُ يُؤْمَرْنَ فِي الصَّلَاةِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لَا يَرْفَعْنَ رُءُوسَهُنَّ حَتَّى يَأْخُذَ الرِّجَالُ مَقَاعِدَهُمْ مِنْ قَبَاحَةِ الثِّيَابِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَبَرُ الثَّوْرِيِّ عَنْ أَبِي حَازِمٍ خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ الْكَبِيرِ فِي أَبْوَابِ اللِّبَاسِ فِي الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1693: Bisyar maksudnya bin Muadz, Bisyr maksudnya Ibnu Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami, Abdurrahman yaitu Ibnu Ishaq menceritakan kepada kami, dari Abu Hazim, dari Sahal bin Sa'ad yang telah berkata, "Sesungguhnya kaum wanita itu diperintahkan agar tidak mengangkat kepala mereka (dari sujud) hingga kaum pria duduk dalam posisi tegak karena sempitnya kain mereka." Abu Bakar berkata, "hadits Ats-Tsauri dari Abu Hazim yang kami riwayatkan dalam kitab Al Kabir pada pembahasan tenang pakaian dalam shalat.
Hadits No. : 1694
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٤: نا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، أَخْبَرَنَا نُوحٌ يَعْنِي ابْنَ قَيْسٍ الْحُدَّانِيَّ، ثنا عَمْرُو بْنُ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَتْ تُصَلِّي خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ امْرَأَةٌ حَسْنَاءُ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ، فَكَانَ بَعْضُ الْقَوْمِ يَتَقَدَّمُ فِي الصَّفِّ الْأَوَّلِ لِئَلَّا يَرَاهَا، وَيَسْتَأْخِرُ بَعْضُهُمْ حَتَّى يَكُونَ فِي الصَّفِّ الْمُؤَخِّرِ، فَإِذَا رَكَعَ نَظَرَ مِنْ تَحْتِ إِبْطِهِ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي شَأْنِهَا {وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَأْخِرِينَ} [الحجر: 24]
Shahih Ibnu Khuzaimah 1694: Nasr bin Ali Al Jahdhami memberitakan kepada kami, Nuh —yaitu Abu Qais Al Haddani— memberitakan kepada kami, Amr bin Malik memberitakan kepada kami, dari Abi Al Jauza'i, dari Ibnu Abbas yang telah berkata, "Pada suatu ketika ada seorang wanita cantik yang sedang melaksanakan shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian ada sebagian sahabat yang maju ke shaf yang pertama dengan tujuan agar mereka tidak melihat wanita tersebut, sedangkan sebagian lainnya malah mundur ke shaf belakang. Ketika ruku, maka mereka dapat melihatnya dari bawah ketiak mereka. Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat yang berkaitan dengan hal: 'Sesungguhnya kami mengetahui orang-orang yang berada di depan di antaramu dan kami pun mengetahui orang-orang yang berada di belakang [Al Hijr [15]: 24).
Hadits No. : 1695
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٥: نا أَبُو مُوسَى، نا نُوحُ بْنُ قَيْسٍ الْحُدَّانِيُّ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِهَذَا الْمَعْنَى، ناه الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ، نا نُوحٌ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مَالِكٍ، بِنَحْوِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1695: Abu Musa memberitakan kepada kami, Nuh bin Qais Al Haddani memberitakan kepada kami dengan redaksi yang sama. Fadhil bin Ya'kub memberitakan kepada kami, Nuh memberitakan kepada kami, dari Amr bin Malik yang sama redaksinya.
Hadits No. : 1696
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٦: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ يَزِيدَ، ح وَثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ كِلَاهُمَا، عَنْ يَحْيَى، ح وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُولُ: لَوْ رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحْدَثَ النِّسَاءُ بَعْدَهُ لَمَنَعَهُنَّ الْمَسَاجِدَ كَمَا مُنِعَتْ نِسَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ، فَقُلْتُ: مَا هَذِهِ؟ أَوَ مُنِعَتْ نِسَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ. وَقَالَ أَحْمَدُ فِي حَدِيثِهِ: قُلْتُ لِعَمْرَةَ: وَمُنِعَ نِسَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ؟
Shahih Ibnu Khuzaimah 1696: Ahmad bin Abadah memberitakan kepada kami, Hamad -yaitu Ibnu Yazid- memberitakan kepada kami, Ha, Abdul Jabbar bin Al 'Ala menceritakan kepada kami, Sufyan mcncerilakan kepada kami, keduanva menerima hadits lersebul dari Yahya, Ha, Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Ibnu Uyainah memberitakan kepada kami,dati berkata: Yahya bin Said memberitakan kepada kami, dari Amrah bahwasanya ia berkata, 'Aku pernah mendengar Aisyah berkata, 'Seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat apa yang terjadi pada kaum wanita sepeninggalan beliau, maka sebelumnya beliau pasti telah melarang kaum wanita untuk pergi ke masjid sebagaimana kaum wanita bani Isra'il.' aku bertanya kepada Aisyah, 'Apakah benar kaum wanita bani Isra'il telah dilarang (untuk pergi ke tempat ibadah mereka)?' Aisyah pun menjawab, 'Ya, mereka dahulu telah dilarang untuk pergi ke tempat ibadah mereka'." Ini adalah hadits Abdul Jabbar. Imam Ahmad pernah berkata dalam haditsnya, "Aku pernah berkata kepada Amrah, 'wanita kaum bani Isra'il telah dilarang (untuk pergi ke tempat ibadah mereka)."
Hadits No. : 1697
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، ثنا الْمُسْتَمِرُّ بْنُ الرَّيَّانِ الْإِيَادِيُّ، ثنا أَبُو نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ الدُّنْيَا فَقَالَ: «إِنَّ الدُّنْيَا خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَاتَّقُوهَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ» ، ثُمَّ ذَكَرَ نِسْوَةً ثَلَاثًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ: امْرَأَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ تُعْرَفَانِ، وَامْرَأَةً قَصِيرَةً لَا تُعْرَفُ، فَاتَّخَذَتْ رِجْلَيْنِ مِنْ خَشَبٍ، وَصَاغَتْ خَاتَمًا، فَحَشَتْهُ مِنْ أَطْيَبِ الطِّيبِ الْمِسْكِ، وَجَعَلَتْ لَهُ غُلْفًا، فَإِذَا مَرَّتِ الْمَسْجِدَ أَوْ بِالْمَلَأِ قَالَتْ بِهِ فَفَتَحَتْهُ، فَفَاحَ رِيحُهُ قَالَ الْمُسْتَمِرُّ بِخِنْصَرِهِ الْيُسْرَى، فَأَشْخَصَهَا دُونَ أَصَابِعِهِ الثَّلَاثِ شَيْئًا، وَقَبَضَ الثَّلَاثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1697: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Abdul Shamad bin Abdul Warits memberitakan kepada kami, Musta'mir bin Rayyan Al Ayadi memberitakan kepada kami, Abu Nadhrah memberitakan kepada kami, dari Abu Said Al Khudri bahwasanya suatu hari Rasulullah menerangkan tentang dunia dengan sabdanya, "Sesungguhnya dunia itu hijau dan indah. Oleh karena itu, jauhilah ia dan jauhilah kaum wanita!" Kemudian Rasulullah pun menyebutkan tiga orang perempuan dari bani Isra il, dua orang wanita yang bertubuh tinggi yang dikenal dan seorang wanita yang bertubuh pendek yang tidak dikenal. Kemudian wanita yang bertubuh pendek ini membuat dua kaki dari bambu dan mengenakan cincin yang dibaluri dengan minyak wangi yang harum semerbak. Apabila ia melewati masjid atau orang lain, maka aromanya pasti akan tersebar ke mana-mana. Mustamir berkata dengan menggunakan jari telunjuk kirinya seraya membukanya dan menggenggam tiga jari lainnya,
Hadits No. : 1698
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، ثنا الْأَعْمَشُ، عَنْ عُمَارَةَ وَهُوَ ابْنُ عُمَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، كَانَ إِذَا رَأَى النِّسَاءَ قَالَ: أَخِّرُوهُنَّ حَيْثُ جَعَلَهُنَّ اللَّهُ، وَقَالَ: إِنَّهُنَّ مَعَ بَنِي إِسْرَائِيلَ يَصْفُفْنَ مَعَ الرِّجَالِ، كَانَتِ الْمَرْأَةُ تَلْبَسُ الْقَالِبَ فَتَطَالُ لِخَلِيلِهَا، فَسُلِّطَتْ عَلَيْهِنَّ الْحَيْضَةُ، وَحُرِّمَتْ عَلَيْهِنَّ الْمَسَاجِدُ. وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ إِذَا رَآهُنَّ قَالَ: أَخِّرُوهُنَّ حَيْثُ جَعَلَهُنَّ اللَّهُ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: الْخَبَرُ مَوْقُوفٌ غَيْرُ مُسْنَدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1698: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Al 'Amasy memberitakan kepada kami, dari Imarah —yaitu Ibnu Amir— dari Abdurrahman bin Yazid bahwasannya apabila Abdullah bin Mas'ud melihat kaum wanita berada di shaf shalat, maka ia pasti akan berkata, "Tempatkanlah kaum wanita itu di belakang sebagaimana yang telah Allah perintah! Sesungguhnya pada zaman bani Isra' il mereka itu satu barisan (shaf) bersama kaum pria. Ada seorang wanita di antara mereka yang mengenakan perhiasan. Lalu mereka mendapatkan haidh. Oleh karena itu, mereka dilarang ke masjid." Apabila Abdullah melihat kaum wanita di masjid, maka ia akan berkata, "Tempatkanlah mereka di belakang seperti yang telah diperintahkan Allah." Abu Bakar berkata, "hadits ini adalah mauquf tidak bersanad."
Hadits No. : 1699
صحيح ابن خزيمة ١٦٩٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا سَالِمُ بْنُ نُوحٍ، أَخْبَرَنَا الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اجْتَمَعَ ثَلَاثَةٌ أَمَّهُمْ أَحَدُهُمْ، وَأَحَقُّهُمْ بِالْإِمَامَةِ أَقْرَؤُهُمْ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي هَذَا الْخَبَرِ وَخَبَرِ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَخَبَرِ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ، دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْعَبِيدَ إِذَا كَانُوا أَقْرَأَ مِنَ الْأَحْرَارِ كَانُوا أَحَقَّ بِالْإِمَامَةِ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَسْتَثْنِ فِي الْخَبَرِ حُرًّا دُونَ مَمْلُوكٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1699: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Salim bin Nuh memberitakan kepada kami, Al Jurairi memberitakan kepada kami, dari Abu Nadhrah, dari Abu Said Al Khudri dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya dia telah bersabda, "Apabila ada tiga orang yang berkumpul, maka salah seorang di antara mereka sebaiknya menjadi imam. Kemudian orang yang lebih layak menjadi imam di antara mereka adalah orang yang paling baik bacaan Al Qur'annya." Abu Bakar berkata, "Dalam hadits ini dan hadits Qatadah dari Abu Nadhrah dari Abu Said dan hadits Aus bin Dham’aj dari Abu Mas’ud ada dalil yang menyatakan bahwasanya apabila bacaan Al Qur'an para budak dan hamba sahaya itu lebih baik dari orang-orang yang merdeka, maka para budak tersebut lebih layak menjadi imam daripada orang merdeka, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membedakan antara budak dan orang merdeka dalam haditsnya."
Hadits No. : 17
صحيح ابن خزيمة ١٧: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ عَاصِمٍ، وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، ثنا عَاصِمٌ، وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ قَالَ: أَتَيْتُ صَفْوَانَ بْنَ عَسَّالٍ الْمُرَادِيَّ أَسْأَلُهُ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ، فَقَالَ: مَا جَاءَ بِكَ يَا زِرُّ؟ قُلْتُ: ابْتِغَاءَ الْعِلْمِ قَالَ: يَا زِرُّ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ قَالَ: فَقُلْتُ: إِنَّهُ وَقَعَ فِي نَفْسِي شَيْءٌ مِنَ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ بَعْدَ الْغَائِطِ، وَكُنْتَ امْرَءًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَهَلْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ يَذْكُرُ فِي ذلِكَ شَيْئًا؟ قَالَ: نَعَمْ «كَانَ يَأْمُرُنَا إِذَا كُنَّا سَفَرًا - أَوْ قَالَ مُسَافِرِينَ - أَنْ لَا نَنْزِعَ خِفَافَنَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ إِلَّا مِنْ جَنَابَةٍ، وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ» هَذَا حَدِيثُ الْمَخْزُومِيِّ، وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ فِي حَدِيثِهِ: فَقَالَ قَدْ بَلَغَنِي أَنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 17: Ahmad bin Ubaidah Al Dhabbi menceritakan kepada kami, Hammad —maksudnya Ibnu Zaid— mengabarkan kepada kami dari Ashim; Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, Ashim menceritakan kepada kami, dan Sa’id Ibnu Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufvan menceritakan kepada kami dari Ashim bin Abu An-Najud dari Zirr bin Hubaisy. ia betkata, “.Aku pemah mendatangi Shafwan bin Assal Al Muradi bertanya tentang mengusap khuf." la bertanya, “Ada apa kamu datang wahai Zirr?" Aku menjawab, "Mencari ilmu.” la berkata, “Hai Zirr! Sesungguhnya malaikat merendahkan sayapnya untuk —menaungi— orang yang mencari ilmu karena senang dengan apa yang ia cari." Zirr berkata, “Aku katakan, 'Sesungguhnya ada sesuatu yang mengganjal di hatiku, yaitu masalah mengusap setelah buang air besar. Engkau salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maka apakah engkau mendengar Rasulullah menyebutkan satu keterangan mengenai hal itu?” Ia menjawab, “Ya. Beliau pemah memerintahkan kepada kami ketika kami dalam perjalanan —atau menjadi musafir—, untuk tidak melepas khuf kami selama tiga hari tiga malam, kecuali karena jinabat. akan tetapi tidak karena buang air besar, buang air kecil dan tidur.” 109 Ini adalah hadits Al Makhzumi. Ahmad bin Abdah berkata di dalam hadiisnya, “Ia (Shafwan) berkata, “Telah sampai berita kepadaku bahwa malaikat (5-ba') merendahkan sayapnya —untuk menaungi. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Hasan,
Hadits No. : 170
صحيح ابن خزيمة ١٧٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ كَبِيرٍ الصُّورِيُّ بِالْفُسْطَاطِ، نا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ، وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ وَكَتَبْتُهُ مِنْ أَصْلِهِ، نا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا فُلَيْحٌ وَهُوَ ابْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 170: Muhammad bin Ibrahim bin Kabir Ash- Shuri -di Al Fusthath- mengabarkan kepada kami, Syuraih bin An Nu’man mengabarkan kepada kami, Fulaih menceritakan kepada kami, dan Ahmad bin Al Azhar menceritakan kepada kami, -aku menulis dari naskah aslinya- menceritakan kepada kami, Yunus bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Fulaih —ia adalah Ibnu Sulaiman— mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm dan Abbad bin Tamim dan Abdullah bin Zaid, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu dua kali-dua kali. 276
Hadits No. : 1700
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَاقَ يُحَدِّثُ عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ الْخُزَاعِيِّ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِنًى أَكْثَرَ مَا كُنَّا وَآمَنَهُ رَكْعَتَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1700: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Muhammad —yaitu Ibnu Ja'far-memberitakan kepada kami, Syu’bah memberitakan kepada kami dan berkata, "Aku pernah mendengar Abu Ishak menerima sebuah hadits dari Haritsah bin Wahb Al Khuza’i bahwasanya ia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengimami kami dalam shalat di mina dan jumlah rakaatnya lebih dari dua rakaat'."
Hadits No. : 1701
صحيح ابن خزيمة ١٧٠١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، وَعُثْمَانُ يَعْنِي ابْنَ عُمَرَ قَالَا: ثنا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعْدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: حُبِسْنَا يَوْمَ الْخَنْدَقِ عَنِ الصَّلَاةِ، حَتَّى كَانَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ بِهَوِيٍّ مِنَ اللَّيْلِ، حَتَّى كُفِينَا، وَذَلِكَ قَوْلُهُ {وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا} [الأحزاب: 25] فَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَالًا، فَأَقَامَ الصَّلَاةَ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ كَأَحْسَنِ مَا كَانَ يُصَلِّيهَا، ثُمَّ أَقَامَ، فَصَلَّى الْعَصْرَ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ أَقَامَ، فَصَلَّى الْمَغْرِبَ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ أَقَامَ، فَصَلَّى الْعِشَاءَ كَذَلِكَ قَبْلَ أَنْ تَنْزِلَ صَلَاةُ الْخَوْفِ {فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا} [البقرة: 239] . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ إِمَامَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ بَعْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ لَيْلَةَ نَامُوا عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ فِيمَا مَضَى مِنْ هَذَا الْكِتَابِ، وَهُوَ مِنْ هَذَا الْبَابِ أَيْضًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1701: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya -yaitu Ibnu Said- dan Utsman -yaitu Ibnu Umar- memberitakan kepada kami, keduanya berkata, "Ibnu Abu Dzi’b memberitakan kepada kami, dari Said bin Abu Sa'd, dari Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri, dari bapaknya, yang telah berkata, "Pada saat terjadi perang khandak, kami tidak dapat melaksanakan shalat hingga setelah waktu maghrib sampai menjelang malam, hingga Allah menghindarkan kami dari peperangan. Firman Allah dalam Al Qur'an, 'Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah maha kuat lagi maha perkasa'. (Al Ahzaab [33]: 25). Setelah itu, Rasulullah memanggil Bilal untuk mengumandangkan adzan. Kemudian Rasulullah melaksanakan shalat dhuhur (bersama kaum muslimin lainnya). Selanjutnya Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat ashar yang diimami oleh Rasulullah. Lalu Bilal mengumandangkan adzan sekali lagi untuk shalat maghrib dan Rasulullah berdiri untuk mengimami kaum muslimin. Akhirnya Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat isya dan Rasulullah pun menjadi imam shalat isya bagi kaum muslimin lainnya. Demikianlah (shalat tersebut dilaksanakan) sebelumnya turunnya ayat tentang shalat dalam kondisi bahaya (perang). Maka shalatlah dalam keadaan berjalan atau berkendaraan (Al Baqarah [2]: 239)." Abu Bakar berkata, "Kami telah meriwayatkan hadits tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengimami shalat shubuh setelah terbitnya matahari, karena pada malam harinya mereka tertidur hingga terbit matahari'.
Hadits No. : 1702
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٢: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ، عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ عَامِرِ بْنِ وَاثِلَةَ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُمْ، خَرَجُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ تَبُوكَ، فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ قَالَ: فَأَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا، ثُمَّ دَخَلَ، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا. فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1702: Yunus bin Abdul A’la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami,bahwasannya Malik menceritakan kepadanya sebuah hadits yang diterimanya dari Abu Zubair Al Makki, dari Abu Ath-Thufail Amir bin Wailah, dari Mu’adz bin Jabal yang memberitakan kepadanya bahwasanya para sahabat pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuju medan perang tabuk. Kemudian Rasulullah menggabung antara shalat dhuhur dan ashar serta shalat maghrib dan isya. Selanjutnya, Rasulullah juga menunda shalat selama satu hari. Kemudian beliau bergegas melaksanakan shalat dhuhur dan ashar sekalian. Lalu beliau pergi ke medan perang dan setelah itu segera melaksanakan shalat Maghrib dan Isya sekalian."
Hadits No. : 1703
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٣: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ، نا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، ثنا عُمَرُ بْنُ عَطَاءٍ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ عَطَاءِ بْنِ أَبِي الْخُوَارِ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، ثنا الْوَلِيدُ، حَدَّثَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ عَطَاءٍ قَالَ: أَرْسَلَنِي نَافِعُ بْنُ جُبَيْرٍ إِلَى السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ أَسْأَلُهُ، فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ: نَعَمْ صَلَّيْتُ الْجُمُعَةَ فِي الْمَقْصُورَةِ مَعَ مُعَاوِيَةَ، فَلَمَّا سَلَّمَ قُمْتُ أُصَلِّي، فَأَرْسَلَ إِلَيَّ فَأَتَيْتُهُ، فَقَالَ: " إِذَا صَلَّيْتَ الْجُمُعَةَ فَلَا تَصِلْهَا بِصَلَاةٍ، إِلَّا أَنْ تَخْرُجَ أَوْ تَتَكَلَّمَ؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِذَلِكَ. وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ: أَمَرَ بِذَلِكَ أَلَّا تُوصِلَ صَلَاةٌ بِصَلَاةٍ حَتَّى تَخْرُجَ أَوْ تَتَكَلَّمَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: عُمَرُ بْنُ عَطَاءِ بْنِ أَبِي الْخُوَارِ هَذَا ثِقَةٌ، وَالْآخَرُ هُوَ عُمَرُ بْنُ عَطَاءٍ، تَكَلَّمَ أَصْحَابُنَا فِي حَدِيثِهِ لِسُوءِ حِفْظِهِ، قَدْ رَوَى ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْهُمَا جَمِيعًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1703: Abdurrahman bin Basyar memberitakan kepada kami, Ilajjaj bin Muhammad memberitakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Umar bin 'Atha menceritakan kepada kami, Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Abdurrazzak menceritakan kepada kami, lbnu Juraij memberitakan kepada kami, Umar bin 'Atha bin Abu Al Khuwar memberitakan kepada ku, Ha, Ali bin Sahal Ar-Ramli menceritakan kepadaku, Al Walid menceritakan kepada kami, lbnu Juraij menceritakan kepada ku, dari Umar bin 'Atha yang telah berkata, "Nafi' bin Zubair telah mengutusku untuk menemui Saib bin Yazid. Kemudian aku mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya (tentang shalat jum'at). Lalu ia pun menjawab, 'ya. Aku pernah melaksanakan shalat jum’at bersama Mu’awiyah di Maqshurah. Usai melaksanakan shalat jum’at, maka aku langsung berdiri untuk melaksanakan shalat sunnah. Akan tetapi, Mu’awiyah malah memanggilku. Lalu aku pun datang menemuinya. Kemudian ia berkata, 'hai sahabatku Umar bin 'Atha, apabila kamu telah melaksanakan shalat jum’at, maka janganlah langsung melaksanakan shalat sunnah kecuali setelah keluar dari masjid atau berbicara. Karena sesungguhnya Rasulullah pernah memerintahkan hal itu’." Ibnu Rafi’ dan Abdurrahman berkata, "(yang dimaksud dengan) memerintahkan hal itu adalah agar jangan disambung antara shalat wajib dengan shalat sunnah hingga kamu keluar dari masjid atau berbicara (dengan orang lain)." Abu Bakar berkata, "Umar bin Atha bin Abu Khuwar adalah orang yang dapat dipercaya. Dan yang satunya lagi adalah Umar bin Atha yang menurut pendapat teman-teman kami adalah orang yang buruk hapalannya. Ibnu Juraij telah meriwayatkan hadits dari kedua umar tersebut."
Hadits No. : 1704
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٤: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا عَمْرٌو وَهُوَ ابْنُ دِينَارٍ , أَخْبَرَنِي أَبُو مَعْبَدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «كُنْتُ أَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالتَّكْبِيرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1704: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, Amr —yaitu Ibnu Dinar— memberitakan kepada kami, Abu Ma’bad memberitakan kepada kami, dari Ibnu Abbas yang telah berkata, "Aku mengetahui perpindahan rakaat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan takbir."
Hadits No. : 1705
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٥: نا الْحَسَنُ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ، أَنَّ أَبَا مَعْبَدٍ أَخْبَرَهُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِينَ يُنْصَرَفُ مِنَ الْمَكْتُوبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَكُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا انْصَرَفُوا بِذَلِكَ إِذَا سَمِعْتُهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1705: Al Hasan bin Mahdi memberitakan kepada kami, Abdurrazzak memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitakan kepada kami, Amr bin Dinar memberitakan kepadaku, bahwasanya Abu Ma’bad telah memberitakan kepadanya sebuah hadits yang diterimanya dari Ibnu Abbas bahwa meninggikan suara ketika selesai dari shalat wajib itu telah berjalan sejak masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibnu Abbas berkata, "Aku mengetahui hal itu manakala aku mendengar ucapan salam ketika mereka (para sahabat) selesai dari salat."
Hadits No. : 1706
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٦: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ الْقِبْطِيَّةِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَارَ أَحَدُنَا إِلَى أَخِيهِ بِيَدِهِ , عَنْ يَمِينِهِ , وَعَنْ شِمَالِهِ , فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا بَالُ أَحَدِكُمْ يَفْعَلُ هَذَا كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمُسٍ؟ إِنَّمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ - أَوْ - أَلَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ أَنْ يَقُولَ هَكَذَا؟» وَوضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى , وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ , ثُمَّ سَلَّمَ عَلَى أَخِيهِ مَنْ عَنِ يَمِينِهِ , وَمَنْ عَنْ شِمَالِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1706: Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, dari Mis’ar, dari Ubaidillah bin Al Qibthiyyah, dari Jabir bin Samrah bahwasanya ia berkata, "Ketika kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba salah seorang di antara kami menunjuk kepada temannya yang ada di sebelah kanan dan kiri dengan tangannya. Usai melaksanakan shalat, maka Rasulullah bertanya, Mengapa salah seorang di antara kalian melakukan hal itu (yaitu menunjuk temannya yang berada di sebelah kanan dan kiri dengan tangannya)? Bukankah tindakan itu seperti ekor kuda matahari? Sebenarnya (A) cukup baginya untuk mengucapkan —seraya beliau meletakkan tangan di atas paha kanannya dan menunjuk dengan jari tangannya— 'as-salamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatu ’ kepada saudaranya yang ada di sebelah kanan dan kirinya."
Hadits No. : 1707
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٧: أنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْهَاشِمِيُّ، أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي مَحْمُودُ بْنُ الرَّبِيعِ الْأَنْصَارِيُّ، أَنَّهُ عَقِلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَعَقِلَ مَجَّةً مَجَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ دَلْو مِنْ بِئْرٍ كَانَتْ فِي دَارِهِمْ فِي وَجْهِهِ , فَزَعَمَ مَحْمُودٌ أَنَّهُ سَمِعَ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ الْأَنْصَارِيُّ , وَكَانَ مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: كُنْتُ أُصَلِّي لِقَوْمِي بَنِي سَالِمٍ , فَكَانَ يَحُولُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ وَادٍ إِذَا جَاءَتِ الْأَمْطَارُ , قَالَ: فَشَقَّ عَلَيَّ أَنْ أَجْتَازَهُ قِبَلَ مَسْجِدِهِمْ , فَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقُلْتُ لَهُ: إِنِّي قَدْ أَنْكَرْتُ مِنْ بَصَرِي , وَإِنَّ الْوَادِيَ الَّذِي يَحُولُ بَيْنِي وَبَيْنَ قَوْمِي يَسِيلُ إِذَا جَاءَتِ الْأَمْطَارُ , فَيَشُقُّ عَلَيَّ أَنْ أَجْتَازَهُ , فَوَدِدْتُ أَنَّكَ تَأْتِيَنِي فَتُصَلِّي مِنْ بَيْتِي مُصَلًّى أَتَّخِذُهُ مُصَلًّى , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَأَفْعَلُ» , فَغَدَا عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ بَعْدَ مَا امْتَدَّ النَّهَارُ , فَاسْتَأْذَنَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَذِنْتُ لَهُ , فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى قَالَ: «أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ لَكَ فِي بَيْتِكَ؟» , فَأَشَرْتُ لَهُ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي أُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ فِيهِ , فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ , وَصَفَفْنَا وَرَاءَهُ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ , ثُمَّ سَلَّمَ , وَسَلَّمْنَا حِينَ سَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1707: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Sulaiman bin Daud Al Hasyimi memberitakan kepada kami, Ibrahim bin Sa'ad memberitakan kepada kami, dari Ibnu Syihab yang telah berkata, "Mahmud bin Rabi Al Anshari telah memberitakan sebuah hadits kepadaku bahwasanya ia telah membasuhkan air ludah yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam semburkan pada wajahnya. Mahmud menduga bahwasanya ia telah mendengar Ataban bin Malik Al Anshari, salah seorang sahabat yang ikut serta dalam perang badar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berkata, 'Dulu aku pernah menjadi imam bagi masyarakatku. Bani Salim. Sementara jika turun hujan, maka akan ada lembah yang membatasi antara tempat tinggalku dengan tempat tinggal mereka, hingga sulit bagiku untuk mendatangi masjid mereka. Oleh karena itu, maka aku datang menemui Rasulullah dan berkata kepadanya, 'Wahai Rasulullah, mataku sekarang mulai berkurang penglihatannya, sedangkan jika hujan turun, maka akan ada lembah yang menghalangi tempat tinggalku dengan tempat tinggal masyarakatku. Tentunya sulit bagiku untuk menyeberangi lembah tersebut agar aku dapat sampai ke masjid mereka. Oleh karena itu, aku berharap agar anda sudi datang ke tempat kediamanku dan melaksanakan shalat di sana.’ Mendengar permintaanku itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akhirnya menjawab, 'Baiklah’. Esok harinya, Rasulullah dan Abu Bakar tiba di rumahku di siang hari. Lalu Rasulullah mengetuk pintu rumahku dan aku pun membukakan untuknya. Sebelum duduk di tempat yang disiapkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, 'Hai Atban, di manakah tempat dudukku?’ maka aku pun menunjukkan kepadanya sebuah tempat untuk beliau shalat. Kemudian Rasulullah berdiri untuk shalat dan mulai mengucapkan takbir 'Allahu akbar’. Akhirnya kami pun segera membuat shaf di belakangnya. Selanjutnya Rasulullah melaksanakan shalat dua rakaat dan setelah itu mengucapkan salam. Lalu kami pun ikut mengucapkan salam seperti ucapan salamnya."
Hadits No. : 1708
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٨: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُسْتَمِرِّ الْبَصْرِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو بِشْرٍ صَاحِبُ اللُّؤْلُؤِ، ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ الْأَسْفَاطِيُّ الْبَصْرِيُّ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ الْقَاسِمِ، نا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ سَمُرَةَ قَالَ: «أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُسَلِّمَ عَلَى أَيْمَانِنَا , وَأَنْ يَرُدَّ بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ» . قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ: وَأَنْ يُسَلِّمَ بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ. زَادَ إِبْرَاهِيمُ: قَالَ هَمَّامٌ: يَعْنِي فِي الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1708: Ibrahim bin Al Mustamir Al Basri memberitakan kepada kami, Abdul A’la bin Qasim Abu Basyar pengarang kitab lu’lu memberitakan kepada kami,Ha, Muhammad bin Yazid bin Abdul Malik Al Isqathi Al Basri memberitakan kepada kami, Abdul A’la bin Qasim menceritakan kepada kami, Hammam bin Yahya memberitakan kepada kami, dari Qatadah, dari Al Hasan, dari Samrah yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kami untuk memberi salam kepada para budak kami dan di antara kami harus saling menjawab salam." Muhammad bin Yazid menambahkan, "Agar di antara kami saling memberi salam." Ibrahim menambahkan, "Hammam berkata, "Maksudnya yaitu dalam shalat'."
Hadits No. : 1709
صحيح ابن خزيمة ١٧٠٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الدِّمَشْقِيُّ، ثنا سَعِيدُ بْنُ بَشِيرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ: «أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَرُدَّ عَلَى أَئِمَّتِنَا السَّلَامَ , وَأَنْ نَتَحَابَّ , وَأَنْ يُسَلِّمَ بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى {وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا} [النساء: 86] , وَفِي خَبَرِ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ: ثُمَّ يُسَلِّمُ عَلَى مَنْ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَلَى مَنْ عَنْ شِمَالِهِ، دِلَالَةً عَلَى أَنَّ الْإِمَامَ يُسَلِّمُ مِنَ الصَّلَاةِ عِنْدَ انْقِضَائِهَا عَلَى مَنْ عَنِ يَمِينِهِ مِنَ النَّاسِ إِذَا سَلَّمَ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَلَى مَنْ عَنْ شِمَالِهِ إِذَا سَلَّمَ عَنْ شِمَالِهِ، وَاللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَ بِرَدِّ السَّلَامِ عَلَى الْمُسْلِمِ فِي قَوْلِهِ: {وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا} [النساء: 86] ، فَوَاجِبٌ عَلَى الْمَأْمُومِ رَدُّ السَّلَامِ عَلَى الْإِمَامِ إِذَا الْإِمَامُ سَلَّمَ عَلَى الْمَأْمُومِ عِنْدَ انْقِضَاءِ الصَّلَاةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1709: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Muhammad bin Utsman Ad-Dimasqi memberitakan kepada kami, Said bin Basyir memberitakan kepada kami, dari Qatadah dari Hasan, dari Samrah bin Jundub yang telah berkata, "Kami telah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membalas ucapan salam para imam shalat kami dan saling mengucapkan salam." Abu Bakar berkata, "Allah telah berfirman, 'Apabila kalian telah diberi penghormatan dengan sebuah salam, maka berilah salam dengan yang lebih baik atau balaslah dengan salam yang sepadan dengannya ’ (An-Nisaa [4]: 86) Dalam hadits Jabir bin Samrah disebutkan, "kemudian (orang yang shalat itu) harus memberi salam kepada saudaranya yang ada di sebelah kanannya dan yang ada di sebelah kirinya. Hal ini menunjukkan bahwasanya imam itu senantiasa memberi salam kepada orang yang berada di sebelah kanannya dan orang yang berada di sebelah kirinya. Kemudian Allah juga memerintahkan kaum muslimin untuk membalas salam kepada saudaranya, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur'an surah An-Nisaa ayat: 86. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi makmum untuk menjawab salam imam, manakala imam memberi salam pada akhir shalatnya."
Hadits No. : 171
صحيح ابن خزيمة ١٧١: نا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنا عَبْدُ الْعَزِيزِ الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 171: Nashr bin Ali mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz Ad-Darawardi mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam dari Atha' bin Yasar dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu sekali sekali.” 277
Hadits No. : 1710
صحيح ابن خزيمة ١٧١٠: نا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، نا مُصْعَبُ بْنُ ثَابِتٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ , وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ» فَقَالَ الزُّهْرِيُّ: «لَمْ يُسْمَعْ هَذَا مِنْ حَدِيثِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» فَقَالَ إِسْمَاعِيلُ: " أَكُلُّ حَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعْتَهُ؟ قَالَ: لَا , قَالَ: فَالثُّلُثَيْنِ؟ قَالَ: لَا , قَالَ: فَالنِّصْفَ؟ قَالَ: لَا , قَالَ: فَهَذَا فِي النِّصْفِ الَّذِي لَمْ تَسْمَعْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1710: Utbah bin Abdullah memberitakan kepada kami, Abdullah bin Mubarak memberitakan kepada kami, Mush’ab bin Tsabit memberitakan kepada kami, dari Ismail bin Muhammad, dari Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqash, dari bapaknya yang telah berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi salam ke kanan dan ke kiri hingga terlihat pipinya yang putih." Az-Zuhri telah berkata, "Ungkapan ini belum pernah didengar dari hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Lalu Ismail berkata, "Apakah setiap hadits Nabi itu harus kamu dengar?" Az-Zuhri menjawab, "Tidak." Kemudian Ismail menambahkan, "Ataukah sepertiganya?" Maka Az-Zuhri menjawab, "Tidak juga." Selanjutnya Ismail bertanya lagi, "Mungkinkah setengahnya?" Az-Zuhri menjawab, "Tidak juga." Selanjutnya Ismail berkata, "Kalau begitu ini adalah setengah dari hadits yang belum didengar."
Hadits No. : 1711
صحيح ابن خزيمة ١٧١١: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، نا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا يَعْلَى بْنُ عَطَاءٍ، ثنا جَابِرُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ الْأَسْوَدِ الْعَامِرِيُّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: " شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَّتَهُ , قَالَ: فَصَلَّيْتُ مَعَهُ صَلَاةَ الْفَجْرِ فِي مَسْجِدِ الْخَيْفِ , فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ وَانْحَرَفَ , فَإِذَا هُوَ بِرَجُلَيْنِ فِي آخِرِ الْقَوْمِ " , فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1711: Ahmad bin Mani’ memberitakan kepada kami, Husyaim memberitakan kepada kami, Ya’la bin Atha memberitakan kepada kami, Jabir bin Yazid bin Aswad Al Amiri memberitakan kepada kami, dari bapaknya yang berkata, "Aku pernah ikut melaksanakan ibadah haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada suatu hari, aku ikut shalat shubuh berjama’ah bersama Rasulullah di masjid Al Khif. Usai melaksanakan shalat shubuh, Rasulullah langsung berpaling kepada dua orang dari sahabat."
Hadits No. : 1712
صحيح ابن خزيمة ١٧١٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ثنا عُمَارَةُ بْنُ عُمَيْرٍ، ح، وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، نا عِيسَى، ح، وَثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا ابْنُ فُضَيْلٍ، ح، وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ جَمِيعًا، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ قَالَ: أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ، ح وَثنا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ قَالَ: وَأَخْبَرَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَارَةَ، عَنِ الْأَسْوَدِ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: «لَا يَجْعَلَنَّ أَحَدُكُمْ لِلشَّيْطَانِ مِنْ نَفْسِهِ جُزْءًا , لَا يَرَى إِلَّا أَنَّ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ لَا يَنْصَرِفَ إِلَّا عَنْ يَمِينِهِ , أَكْثَرُ مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْصَرِفُ عَنْ شِمَالِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1712: Muhammad bin Al A'la bin Kuraih memberitakan kepada kami. Abu Dsamah memberitakan kepada kami, dari Al A'masy, Imarah bin Umair menceritakan kepada kami, Ha, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa memberitakan kepada kami, Ha, Harun bin Ishak memberitakan kepada kami, Ibnu Fudhail memberitakan kepada kami, Ha, Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, semuanya dari Al A’masy, Ha, Bundar menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Addi memberitakan kepada kami dan berkata, "Syu'bah telah memberitakan hadits ini kepadaku, dari Sulaiman, dari Imarah bin Umair, Ha, Basyar bin Khalid Al Askari yaitu Ibnu Ja'far menceritakan kepada kami dan berkata," Muhammad memberitakan kepada kami, dari Syu’bah, dari Sulaiman yang telah berkata: Aku mendengar Imarah dari Aswad berkata, ' Abdullah telah berkata, 'Janganlah ada salah seorang di antara kalian yang menjadikan bagian dari dirinya yang tidak dapat terlihat untuk setan. Oleh karena itu, sebaiknya —usai melaksanakan shalat— ia berpaling ke sebelah kanan. Sedangkan aku sendiri sering melihat Rasulullah berpaling ke sebelah kiri',"
Hadits No. : 1713
صحيح ابن خزيمة ١٧١٣: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنِ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ , فَلَمَّا سَلَّمَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1713: Ali bin Hujr memberitakan kepada kami, Ali bin Mushir memberitakan kepada kami, dari Mukhtar bin Fulful, dari Anas bin Malik yang berkata, "Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami shalat kami. Kemudian usai melaksanakan shalat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami."
Hadits No. : 1714
صحيح ابن خزيمة ١٧١٤: ثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا ابْنُ فُضَيْلٍ، وَثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، ثنا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ كِلَاهُمَا عَنِ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ , فَلَمَّا انْصَرَفَ مِنَ الصَّلَاةِ أَقْبَلَ إِلَيْنَا بِوَجْهِهِ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي إِمَامُكُمْ , فَلَا تَسْبِقُونِي بِالرُّكُوعِ , وَلَا بِالسُّجُودِ , وَلَا بِالْقِيَامِ , وَلَا بِالْقُعُودِ , وَلَا بِالِانْصِرَافِ , وَإِنِّي أَرَاكُمْ خَلْفِي , وَايْمُ الَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ , لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا , وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا» , قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَمَا رَأَيْتَ؟ قَالَ: «رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ» هَذَا حَدِيثُ هَارُونَ , لَمْ يَقُلْ عَلِيٌّ: «وَلَا بِالْقُعُودِ» , وَقَالَ: «إِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ أَمَامِي وَمِنْ خَلْفِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1714: Harun bin Ishak telah memberitakan sebuah hadits kepada kami, Ibnu Fudhail memberitakan kepada kami, Ali bin Hajar menceritakan kepada kami, Ali bin Mushir menceritakan kepada kami, Keduanya dari Mukhtar bin Fulful, dari Anas bin Malik yang telah berkata, "Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami shalat kami. Usai melaksanakan shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpaling dan langsung menghadapkan wajahnya kepada kami. Setelah itu, beliau bersabda, 'Wahai kaum muslimin sekalian, sesungguhnya aku ini adalah imam kalian. Oleh karena itu, janganlah mendahuluiku dalam ruku ’, sujud, berdiri, duduk, dan memalingkan tubuh (setelah shalat). Ketahuilah, sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari belakang tubuhku. Demi Allah, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, maka kalian pasti akan sedikit tertawa dan sering menangis.' kemudian kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, sebenarnya apa yang anda lihat?’ lalu Rasulullah menjawab, 'Aku melihat surga dan neraka'" Ini adalah hadits Harun. Selanjutnya Ali tidak mengatakan, "Dan duduk." Kemudian ia menambahkan, "Sesungguhnya aku melihat kalian dari depan dan belakangku."
Hadits No. : 1715
صحيح ابن خزيمة ١٧١٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ: ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ قَالَ: أَخْبَرَنَا ابْنُ فَرُّوخَ، وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْمُغِيرَةِ قَالَ: ثنا عَمْرُو بْنُ الرَّبِيعِ بْنِ طَارِقٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ فَرُّوخَ قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَفَّ النَّاسِ صَلَاةً فِي إِتْمَامٍ , قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَكَانَ سَاعَةَ يُسَلِّمُ يَقُومُ , ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَ أَبِي بَكْرٍ , فَكَانَ إِذَا سَلَّمَ وَثَبَ مَكَانَهُ كَأَنَّهُ يَقُومُ عَنْ رَضْفٍ ". لَمْ يَذْكُرْ عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: كَانَ أَخَفَّ النَّاسِ صَلَاةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ , لَمْ يَرْوِهِ غَيْرُ عَبْدِ اللَّهِ بْنُ فَرُّوخَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1715: Muhammad bin Yahya telah menceritakan sebuah hadits kepada kami dan berkata, "Said bin Abu Maryam menceritakan kepada kami dan berkata, "Ibnu Farukh memberitakan kepada kami, Ali bin Abdurrahman bin Al Mughirah memberitakan kepada kami dan berkata, "Umar bin Rabi' bin Thariq menceritakan kepada kami dan berkata, "Abdullah bin Farukh memberitakan kepada kami dan berkata, Ibnu Juraij menceritakan kepada ku, dari 'Atha, dari Anas bin Malik bahwasanya ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling ringan shalatnya. Pada suatu ketika, aku shalat bersama Rasulullah. Saat mengucapkan salam, beliau langsung berdiri. Kemudian aku juga shalat bersama Abu Bakar. Apabila usai mengucapkan salam, maka Abu Bakar langsung melompat dari tempatnya semula, sepertinya ia berdiri dari tempat duduknya karena cemas." Ali bin Abdurrahman tidak menyebutkan, "Beliau adalah orang yang paling ringan shalatnya." Abu Bakar berkata, "Ini adalah hadits gharib yang hanya diriwayatkan oleh Abdullah bin Farukh."
Hadits No. : 1716
صحيح ابن خزيمة ١٧١٦: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، حَدَّثَتْنِي هِنْدُ بِنْتُ الْحَارِثِ، أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهَا، أَنَّ النِّسَاءَ كُنَّ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمْنَ مِنَ الْمَكْتُوبَةِ قُمْنَ , وَثَبَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ صَلَّى خَلْفَهُ مِنَ الرِّجَالِ , فَإِذَا قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ الرِّجَالُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1716: Ya’kub bin Ibrahim memberitakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Yunus memberitakan kepada kami, dari Az-Zuhri, Hindun binti Harits menceritakan kepadaku yang menerangkan bahwasanya Ummu Salamah, istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan kepadanya bahwa apabila usai melaksanakan shalat fardhu, pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup, kaum muslimat langsung berdiri dari tempat shalatnya. Sementara Rasulullah dan para sahabat yang berada di belakang beliau tetap berada di tempat shalatnya. Apabila beliau bangkit dari tempat shalatnya, maka para sahabat lain pun mengikutinya.
Hadits No. : 1717
صحيح ابن خزيمة ١٧١٧: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: ثنا أَبُو دَاوُدَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ - وَقَالَ يَحْيَى: قَالَ ثنا ابْنُ شِهَابٍ - أَخْبَرْتِنِي هِنْدُ بِنْتُ الْحَارِثِ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَلَّمَ مِنَ الصَّلَاةِ لَمْ يَمْكُثْ إِلَّا يَسِيرًا , حَتَّى يَقُومَ» . قَالَ الزُّهْرِيُّ: فَنَرَى ذَلِكَ - وَاللَّهُ أَعْلَمُ - أَنَّ ذَاكَ لِيَذْهَبَ النِّسَاءُ قَبْلَ أَنْ يَخْرُجَ أَحَدٌ مِنَ الرِّجَالِ. قَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ: لَمْ يَلْبَثْ إِلَّا يَسِيرًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1717: Ya’kub bin Ibrahim dan Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami,keduanya berkata Abu Daud menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Sa’ad menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, kemudian Yahya berkata, "Ibnu Syihab menceritakan kepada kami, Hindun binti Harits memberitakan kepada kami dari Ummu Salamah bahwasanya apabila telah memberi salam pada saat shalat, maka Rasulullah tidak berdiam di tempat shalatnya kecuali hanya sebentar hingga beliau bangun dari duduknya. Az-Zuhri berkata, "menurut kami, Rasulullah melakukan hal itu agar kaum wanita segera beranjak dari tempat shalat sebelum kaum pria keluar dari masjid." Yahya bin Hakim berkata, "Rasulullah tidak diam di tempat duduknya kecuali hanya sebentar."
Hadits No. : 1718
صحيح ابن خزيمة ١٧١٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، نا أَبُو الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَعَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ح، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ , ثنا سُفْيَانُ , عَنْ أَبِي الزِّنَادِ , عَنِ الْأَعْرَجِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , وَعَنِ ابْنِ طَاوُسٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ح، وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى خَبَّرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ , عَنْ أَبِي الزِّنَادِ , عَنِ الْأَعْرَجِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «نَحْنُ الْآخِرُونَ , وَنَحْنُ السَّابِقُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ , بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا , وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ , ثُمَّ هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ , فَاخْتَلَفُوا فِيهِ , فَهَدَانَا اللَّهُ - يَعْنِي يَوْمَ الْجُمُعَةِ - النَّاسُ لَنَا تَبَعٌ فِيهِ , الْيَهُودُ غَدًا , وَالنَّصَارَى بَعْدَ غَدٍ» . هَذَا حَدِيثُ الْمَخْزُومِيُّ. وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: «وَإِنَّ هَذَا الْيَوْمَ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ» . وَقَالَ مَرَّةً: «ثُمَّ هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْهِمُ اخْتَلَفُوا فِيهِ» . وَفِي حَدِيثِ مَالِكٍ: «هَذَا يَوْمُهُمُ الَّذِي فُرِضَ عَلَيْهِمْ , فَاخْتَلَفُوا فِيهِ» . خَبَرُ مَعْمَرٍ , عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مِنْ هَذَا الْبَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1718: Abdul Jabbar bin A’la memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, Abu Zinad memberitakan kepada kami, dari Al A’raj, dari Abu Hurairah, dari Ibnu Thawus, dari bapaknya yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda." Ha, Said bin Abdurrahman Al Makhzumi telah memberitakan kepada kami, dari Sufyan, Abu Zinad memberitakan kepada kami, dari Al A’raj, dari Abu Hurairah, dari Ibnu Thawus, dari bapaknya dari Abu Hurairah yang pernah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda." Ha, Yunus bin Abdul A'la telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, yang menerangkan bahwasanya Malik pernah menceritakan sebuah hadits kepadanya yang diterimanya dari Abu Zinad, dari Al A’raj, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah bersabda, "Kita adalah umat yang terakhir (diutus) dan kita adalah kaum yang pertama dan utama pada hari kiamat kelak. Meskipun mereka, umat yang terdahulu, telah diberikan kitab sedangkan kita baru diberikan setelah mereka, (tetapi kita lebih utama dari mereka). Begitu pula dengan hari ini yang telah diwajibkan Allah kepada mereka untuk beribadah, tetapi mereka malah berselisih pendapat. Akhirnya Allah memberi petunjuk kepada kaum muslimin dengan adanya shalat jum'at ini. Selanjutnya umat lain akan mengikuti kita. Umat yahudi akan mengikuti kita esok hari dan umat nasrani pun akan menyusulnya setelah esok hari" Ini adalah hadits Al Makhzumi. Abdul Jabbar berkata, "Inilah hari yang mereka perselisihkan." Murrah juga berkata, "Kemudian mereka pun berselisih pendapat tentang hari yang telah Allah wajibkan kepada mereka." Dalam hadits Malik disebutkan bahwa inilah hari yang diwajibkan kepada mereka, tetapi mereka malah berselisihan. Hadits Ma'mar dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah melalui bab ini.
Hadits No. : 1719
صحيح ابن خزيمة ١٧١٩: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ الْمِصْرِيُّ، ثنا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، ثنا الْمُفَضَّلُ بْنُ فَضَالَةَ، حَدَّثَنِي عَيَّاشُ بْنُ عَبَّاسٍ، ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ حَمْزَةَ، ثنا يَزِيدُ بْنُ خَالِدٍ وَهُوَ ابْنُ مَوْهَبٍ , ثنا الْمُفَضَّلُ بْنُ فَضَالَةَ، عَنْ عَيَّاشِ بْنِ عَبَّاسٍ الْقِتْبَانِيِّ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَشَجِّ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ حَفْصَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ رَوَاحُ الْجُمُعَةِ , وَعَلَى مَنْ رَاحَ الْجُمُعَةَ الْغُسْلُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ اللَّفْظَةُ: «عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ رَوَاحُ الْجُمُعَةِ» مِنَ اللَّفْظِ الَّذِي نَقُولُ: إِنَّ الْأَمْرَ إِذَا كَانَ لِعِلَّةٍ فَالتَّمْثِيلُ وَالتَّشْبِيهُ بِهِ جَائِزٌ مَتَى كَانَتِ الْعِلَّةُ قَائِمَةً فَالْأَمْرُ وَاجِبٌ؛ لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا عَلَّمَ أَنَّ عَلَى الْمُحْتَلِمِ رَوَاحَ الْجُمُعَةِ؛ لِأَنَّ الِاحْتِلَامَ بُلُوغٌ , فَمَتَى كَانَ الْبُلُوغُ وَإِنْ لَمْ يَكُنِ احْتِلَامٌ وَكَانَ الْبُلُوغُ بِغَيْرِ احْتِلَامٍ , فَفَرْضُ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ بَالِغٍ وَإِنْ كَانَ بُلُوغُهُ بِغَيْرِ احْتِلَامٍ , وَلَوْ كَانَ عَلَى غَيْرِ أَصْلِنَا وَكَانَ عَلَى أَصْلِ مَنْ خَالَفَنَا فِي التَّشْبِيهِ وَالتَّمْثِيلِ , وَزَعَمَ أَنَّ الْأَمْرَ لَا يَكُونُ لِعِلَّةٍ , وَلَا يَكُونُ إِلَّا تَعَبُّدًا , لَكَانَ مَنْ بَلَغَ عِشْرِينَ سَنَةً وَثَلَاثِينَ سَنَةً وَهُوَ حَرٌّ عَاقِلٌ , فَسَمِعَ الْأَذَانَ لِلْجُمُعَةِ فِي الْمِصْرِ أَوْ هُوَ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ لَمْ يَجِبْ عَلَيْهِ رَوَاحُ الْجُمُعَةِ إِنْ لَمْ يَكُنِ احْتَلَمَ؛ لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمَ أَنَّ رَوَاحَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمُحْتَلِمِ , وَقَدْ يَعِيشُ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ السِّنِينَ الْكَثِيرَةَ فَلَا يَحْتَلِمُ أَبَدًا , وَهَذَا كَقَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ: {وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ} [النور: 59] ، فَإِنَّمَا أَمَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِالِاسْتِئْذَانِ مَنْ قَدْ بَلَغَ الْحُلُمَ , إِذِ الْحُلُمُ بُلُوغٌ , وَلَوْ لَمْ يَجُزِ الْحُكْمُ بِالتَّشْبِيهِ وَالنَّظِيرِ كَانَ مَنْ بَلَغَ ثَلَاثِينَ سَنَةً وَلَمْ يَحْتَلِمْ لَمْ يَجِبْ عَلَيْهِ الِاسْتِئْذَانُ، وَهَذَا كَخَبَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ» , قَالَ فِي الْخَبَرِ: «وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ» , وَمَنْ لَمْ يَحْتَلِمْ وَبَلَغَ مِنَ السِّنِّ مَا يَكُونُ إِدْرَاكًا مِنْ غَيْرِ احْتِلَامٍ فَالْقَلَمُ عَنْهُ غَيْرُ مَرْفُوعٍ , إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا أَرَادَ بِقَوْلِهِ: «حَتَّى يَحْتَلِمَ» : أَنَّ الِاحْتِلَامَ بُلُوغٌ , فَمَتَى كَانَ الْبُلُوغُ - وَإِنْ كَانَ بِغَيْرِ احْتِلَامٍ - فَالْحُكْمُ عَلَيْهِ , وَالْقَلَمُ جَارٍ عَلَيْهِ , كَمَا يَكُونُ بَعْدَ الِاحْتِلَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1719: Zakaria bin Yahya bin Aban Al Mishriy memberitakan kepada kami, Yahya bin Bukair memberitakan kepada kami, Al Mufadhdhal bin Fudhala memberitakan kepada kami, Ayyasy bin Abbas memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Ali bin Hamzah memberitakan kepada kami, Yazid bin Khalid yaitu Ibnu Mauhib memberitakan kepada kami, Al Mufadhdhal bin fudhala memberitakan kepada kami, Ayyasy bin Abbas Al Quthbani memberitakan kepada kami, dari Bukair bin Abdullah bin Al Asyaj, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Hafshah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah bersabda, "Bagi setiap orang yang telah bermimpi, maka ia harus melaksanakan shalat jum'at. Dan bagi orang yang pergi untuk shalat jum'at, maka ia harus mandi terlebih dahulu." Abu Bakar berkata, "Redaksi hadits yang menyatakan 'Bagi setiap orang yang telah bermimpi, maka ia harus melaksanakan shalat jum’at’ adalah termasuk lafadz yang kami maksudkan bahwa apabila sebuah perintah itu ada alasannya, maka boleh dijadikan qiyas. Apabila illatnya itu ada, maka perintahnya merupakan suatu kewajiban. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan bahwasanya bagi setiap orang yang telah bermimpi itu harus pergi melaksanakan shalat jum’at. Oleh karena itu, bermimpi merupakan suatu tanda kedewasaan. Namun demikian, manakala orang telah mencapai dewasa tetapi ia belum pernah bermimpi, maka sebenarnya ia pun wajib melaksanakan shalat jum’at. Dengan demikian, shalat jum’at itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang yang telah baligh (dewasa) meskipun ia belum bermimpi. Menurut orang-orang yang berbeda pendapat dengan kami dalam masalah pengqiasan, maka mereka akan menduga bahwasanya perintah itu bukan karena adanya alasan tetapi hanya sekedar peribadatan semata. Oleh karena itu, menurut mereka, seseorang yang telah berusia dua puluh atau tiga puluh tahun, merdeka, berakal, dan mendengar adzan baik itu di kampungnya ataupun ia tengah berada di depan pintu masjid, maka ia tidak wajib pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat jum’at, karena ia belum bermimpi. Dalihnya, masih menurut mereka, Rasulullah telah mengajarkan bahwasanya shalat jum’at itu hanya wajib bagi orang yang telah bermimpi. Terkadang ada orang yang hidup puluhan tahun lamanya. Akan tetapi, ia sendiri belum pernah bermimpi sama sekali. Ini sebenarnya sama seperti firman Allah , "Apabila anak-anakmu telah bermimpi (mencapai dewasa), maka mereka harus meminta izin terlebih dahulu sebagaimana orang-orang sebelum mereka itu telah meminta izin". Allah memerintahkan orang yang telah bermimpi (mencapai dewasa) itu untuk meminta izin sebelum masuk ke kamar orangtuanya. Karena bermimpi itu merupakan salah satu tanda kedewasaan. Seandainya menetapkan sesuatu hukum dengan penyerupaan itu tidak dibolehkan, maka orang yang telah berusia tiga puluh tahun dan belum bermimpi tidak diwajibkan untuk meminta izin manakala ingin masuk ke kamar orangtuanya. Hal ini tentunya selaras dengan hadits Nabi yang berbunyi, 'Kesalahan itu dapat dimaafkan atas tiga golongan...' dan salah satunya adalah berbunyi: 'dan atas anak kecil hingga ia bermimpi (mencapai dewasa). Namun demikian, orang dewasa yang belum pernah bermimpi, maka kesalahannya tidak dapat dimaafkan. Karena yang dimaksudkan oleh Rasulullah dengan kata-kata '...hingga ia bermimpi’ adalah bahwa mimpi itu merupakan salah satu tanda kedewasaan. Jika seseorang telah dewasa, tetapi ia belum pernah bermimpi, maka hukum tetap berlaku pada dirinya."
Hadits No. : 172
صحيح ابن خزيمة ١٧٢: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، وَيَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ، وَرِجْلَيْهِ مَرَّتَيْنِ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ» وَأَرَاهُ قَالَ: وَاسْتَنْثَرَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 172: Abdul Jabbar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Amr bin Yahya dari ayahnya dari Abdullah bin Zaid, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu, lalu beliau membasuh wajah tiga kali, dua tangan beliau dua kali, dua kaki beliau dua kali dan mengusap kepala beliau. Aku mengira ia berkata, “Dan, menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya.” 278
Hadits No. : 1720
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ، نا وَكِيعٌ، حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ عُثْمَانَ الْكِلَابِيُّ، حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَطِيَّةَ الْأَنْصَارِيُّ، حَدَّثَتْنِي جَدَّتِي، " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا جَمَعَ نِسَاءَ الْأَنْصَارِ فِي بَيْتٍ , فَأَتَانَا عُمَرُ فَقَامَ عَلَى الْبَابِ فَسَلَّمَ , فَرَدَدْنَا عَلَيْهِ السَّلَامَ , فَقَالَ: أَنَا رَسُولُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْكُنَّ , فَقُلْنَا: مَرْحَبًا بِرَسُولِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ , قَالَ: أَتُبَايِعْنَ عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا , وَلَا تَسْرِقْنَ , وَلَا تَزْنِينَ؟ قَالَتْ: قُلْنَا: نَعَمْ , فَمَدَدْنَا أَيْدِيَنَا مِنْ دَاخِلِ الْبَيْتِ , وَمَدَّ يَدَهُ مِنْ خَارِجٍ , قَالَتْ: وَأُمِرْنا أَنْ نُخْرِجَ الْحُيَّضَ وَالْعَوَاتِقَ فِي الْعِيدَيْنِ , وَنُهِينَا عَنِ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ , وَلَا جُمُعَةَ عَلَيْنَا. قَالَ: قُلْتُ لَهَا: مَا الْمَعْرُوفُ الَّذِي نُهِيتُنَّ عَنْهُ؟ قَالَتِ: النِّيَاحَةُ ".
Shahih Ibnu Khuzaimah 1720: Muhammad bin Aban memberitakan kepada kami, Waki’ memberitakan kepada kami, Ishak bin Utsman Al Kilabi menceritakan kepadaku, Ismail bin Abdurrahman bin Athiyah Al Anshari memberitakan kepada ku, nenekku memberitakan kepada kami bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengumpulkan beberapa wanita anshar di sebuah rumah. Kemudian Umar bin Khathab datang menemui kami. Ia berdiri di depan pintu rumah seraya memberi salam. Lalu kami menjawab salamnya. Selanjutnya Umar bin Khathab berkata, "Aku adalah utusan Rasulullah kepada kalian." Lalu kami menjawab, "Selamat datang kami ucapkan kepada utusan Rasulullah!" Kemudian Umar bin Khathab berkata, "Apakah kalian mau berjanji untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, dan juga tidak berzina?" Kami menjawab, "ya, kami berjanji." Selanjutnya kami mengulurkan tangan kami dari dalam rumah dan Umar bin Khathab mengulurkan tangannya dari luar rumah. Lalu ia memerintahkan kami yang sedang haid untuk pergi shalat dua hari raya dan kami dilarang untuk mengiringi jenazah serta shalat jum’at. Selanjutnya aku bertanya kepada kaum wanita tersebut, "Apa lagi yang dilarang untuk kalian lakukan?" Mereka menjawab, "Meratapi orang yang meninggal dunia."
Hadits No. : 1721
صحيح ابن خزيمة ١٧٢١: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، ثنا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عُثْمَانَ بِنَحْوِهِ , وَلَمْ يَقُلْ: «لَا تُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1721: Muhammad bin Ma'mar Al Qaisi memberitakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, dari Ishak bin Utsman sama seperti bunyi hadits di atas. Hanya saja ia tidak menyatakan, "Janganlah kalian menyekutukan Allah."
Hadits No. : 1722
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، نا سَلَمَةُ يَعْنِي ابْنَ الْفَضْلِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ قَالَ: فَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ، ح، وَثنا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا مُحَمَّدٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ الْفَضْلُ: عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى: عَنِ ابْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كُنْتُ قَائِدَ أَبِي كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ حِينَ ذَهَبَ بَصَرُهُ , وَكُنْتُ إِذَا خَرَجْتُ بِهِ إِلَى الْجُمُعَةِ فَسَمِعَ الْأَذَانَ بِهَا صَلَّى عَلَى أَبِي أُمَامَةَ أَسْعَدَ بْنِ زُرَارَةَ , قَالَ: فَمَكَثَ حِينًا عَلَى ذَلِكَ , لَا يَسْمَعُ الْأَذَانَ لِلْجُمُعَةِ إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ , فَقُلْتُ فِي نَفْسِي: وَاللَّهِ إِنَّ هَذَا لَعَجْزٌ بِي حَيْثُ لَا أَسْأَلُهُ مَا لَهُ إِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ بِالْجُمُعَةِ صَلَّى عَلَى أَبِي أُمَامَةَ أَسْعَدَ بْنِ زُرَارَةَ؟ قَالَ: فَخَرَجْتُ بِهِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَمَا كُنْتُ أَخْرُجُ بِهِ , فَلَمَّا سَمِعَ الْأَذَانَ بِالْجُمُعَةِ صَلَّى عَلَى أَبِي أُمَامَةَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ , فَقُلْتُ لَهُ: يَا أَبَتِ مَا لَكَ إِذَا سَمِعْتَ الْأَذَانَ بِالْجُمُعَةِ صَلَّيْتَ عَلَى أَبِي أُمَامَةَ؟ قَالَ: «أَيْ بُنَيَّ , كَانَ أَوَّلَ مَنْ جَمَّعَ بِالْمَدِينَةِ فِي هَزْمِ بَنِي بَيَاضَةَ يُقَالُ لَهُ نَقِيعُ الْخَضَمَاتِ» , قُلْتُ: وَكَمْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: أَرْبَعُونَ رَجُلًا. هَذَا حَدِيثُ سَلَمَةَ بْنِ الْفَضْلِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1722: Muhammad bin Isa memberitakan kepada kami, Salamah -yaitu Ibnu Fadhil- memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ishak memberitakan kepada kami dan berkata, "Muhammad bin Abu Imamah bin Sahal bin Hanif memberitakan kepada kami, Ha, Al Fadhl bin Ya’kub Al Jaziri menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abu Umamah bin Sahal bin Hanif, dari bapaknya, dari Abu Umamah, Fadhl pernah berkata: Aku menerima hadits itu dari Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik," Muhammad bin Isa berkata, "Aku juga menerima hadits itu dari ibnu Ka’ab bin Malik yang berkata, 'Ketika penglihatan bapakku, yaitu Ka’ab bin Malik, mulai kabur, maka akulah yang menjadi pemandunya. Aku sering mendampinginya untuk pergi melaksanakan shalat. Apabila mendengar adzan untuk shalat jum’at, maka bapakku selalu berdoa untuk Abu Umamah As’ad bin Zararah. Demikianlah hal itu terus berlanjut, yaitu apabila mendengar adzan untuk shalat jum’at, maka ia berdoa dan memohonkan ampun untuk Abu Umamah, As’ad bin Zararah. Tentu hal ini membuatku heran dan selalu bertanya kepada diriku sendiri, 'Demi Allah, ada apa dengan bapakku ini? Mengapa jika mendengar adzan untuk shalat jum’at, maka ia pasti berdoa untuk Abu Umamah As’ad bin Zararah?’ akhirnya seperti biasa aku mendampingi bapakku untuk shalat jum’at. Ketika mendengar adzan shalat jum’at, maka bapakku berdoa dan memohonkan ampun bagi Abu Umamah. Lalu aku memberanikan diri bertanya kepada bapakku, 'Wahai ayah, mengapa jika mendengar adzan shalat, ayah selalu berdoa bagi Abu Umamah?’ maka bapakku menjawab, 'Hai anakku ketahuilah, orang pertama yang mengumandangkan adzan shalat jum’at di kota Madinah di kampung bani Bayadah adalah Abu Umamah.’ aku bertanya lagi, 'Berapa jumlah kalian saat itu hai ayah?’ bapakku menjawab, 'Jumlah kami empat puluh orang'." Ini adalah hadits Salamah bin Fadlh.
Hadits No. : 1723
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا أَبُو عَامِرٍ، ثنا إِبْرَاهِيمُ وَهُوَ ابْنُ طَهْمَانَ , عَنْ أَبِي جَمْرَةَ الضُّبَعِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «إِنَّ أَوَّلَ جُمُعَةٍ جُمِّعَتْ بَعْدَ جُمُعَةٍ فِي مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسْجِدُ عَبْدِ الْقَيْسِ بِجُوَاثَى مِنَ الْبَحْرَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1723: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Abu Amir memberitakan kepada kami, Ibrahim —yaitu Ibnu Thahman— memberitakan kepada kami, dari Abu Jamrah Adh-Dhab’i, dari Ibnu Abbas yang berkata, "Shalat jum’at pertama yang dilaksanakan setelah shalat jum’at di masjid Nabi di Madinah adalah di masjid Abdul Qais di Jawatsi dari bahrain."
Hadits No. : 1724
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٤: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ح، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي فُدَيْكٍ , أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ , عَنِ الْمَقْبُرِيِّ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ? أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ وَلَا غَرَبَتْ عَلَى يَوْمٍ خَيْرٍ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ , هَدَانَا اللَّهُ لَهُ , وَضَلَّ النَّاسُ عَنْهُ , وَالنَّاسُ لَنَا فِيهِ تَبَعٌ , فَهُوَ لَنَا , وَالْيَهُودُ يَوْمُ السَّبْتِ , وَالنَّصَارَى يَوْمُ الْأَحَدِ , إِنَّ فِيهِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُؤْمِنٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ» . فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1724: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, dari Ibnu Abu Zi’b, dari Said Al Maqburi, dari bapaknya, dari Abu Hurairah yang menerangkan bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, Ha, Muhammad bin Rafi' telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Muhammad bin Ismail bin Abu Fadik memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi’b memberitakan kepada kami, dari Al Maqburi, dari bapaknya, dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Matahari tidak akan terbit dan tidak akan tenggelam pada suatu hari yang lebih baik daripada hari jum'at. Mudah-mudahan Allah memberikan petunjuk kepada kita dengan hari tersebut, sementara umat lainnya akan tersesat. Sesungguhnya umat manusia itu akan mengekor kepada kita, karena hari jum'at itu adalah hari raya kita, (hari raya) umat yahudi adalah hari sabtu. Sementara hari raya umat nasrani adalah hari ahad. Sesungguhnya, pada hari jum'at itu, ada saat di mana permohonan orang yang beriman pasti akan dikabulkan."
Hadits No. : 1725
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٥: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا الْعَلَاءُ، ح، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ يَعْنِي ابْنَ قَيْسٍ الْمَدَنِيَّ، نا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ح، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ح، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ بُنْدَارٌ: عَنِ الْعَلَاءِ، وَقَالَ: أَبُو مُوسَى قَالَ: سَمِعْتُ الْعَلَاءَ، ح، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَا تَطْلُعُ الشَّمْسُ بِيَوْمٍ وَلَا تَغْرُبُ أَفْضَلَ أَوْ أَعْظَمَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ , وَمَا مِنْ دَابَّةٍ لَا تَفْزَعُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ إِلَّا هَذَيْنِ الثَّقَلَيْنِ: الْجِنَّ وَالْإِنْسَ ". قَالَ عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ , وَابْنُ بَزِيعٍ , وَمُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ: «عَلَى يَوْمٍ أَفْضَلَ» , وَلَمْ يَشُكُّوا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1725: Ali bin Hujr As-Sa’di memberitakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Ja’far- memberitakan kepada kami, Al A'la memberitakan kepada kami,Ha, Muhammad bin Walid memberitakan kepada kami, Yahya bin Muhammad -yaitu Ibnu Qais Al Madaniy- memberitakan kepada kami, Al 'Ala bin Abdurrahman memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far memberitakan kepada kami, Ha, Abu Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far memberitakan kepada ku, Syu’bah menceritakan kepada kami, Bundar berkata dari Al 'Ala, Abu Musa berkata, 'Aku telah mendengar dari Al ’Ala, Ha, Muhammad bin Abdullah bin Bazigh memberitakan kepada kami, Yazid -yaitu Ibnu Zari'- menceritakan kepada kami, Ruh bin Qasim memberitakan kepada kami, dari Al ’Ala, dari bapaknya, dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad yang telah bersabda, "Matahari tidak akan terbit dan tidak akan tenggelam pada suatu hari yang lebih utama dari hari jum'at. Tidak ada makhluk yang pada hari itu ketakutan kecuali jin dan manusia" Ali bin Hujr, Ibnu Bazi’, dan Muhammad bin Walid berkata, "...dari suatu hari yang lebih utama." Dan mereka juga tidak ragu.
Hadits No. : 1726
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٦: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ قَالَ: وَأَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَيِّدُ الْأَيَّامِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ , فِيهِ خُلِقَ آدَمُ , وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ , وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا , وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا يَوْمَ الْجُمُعَةِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «غَلَطْنَا فِي إِخْرَاجِ الْحَدِيثِ؛ لِأَنَّ هَذَا مُرْسَلٌ , مُوسَى بْنُ أَبِي عُثْمَانَ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , أَبُوهُ أَبُو عُثْمَانَ التَّبَّانُ، رَوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَخْبَارًا سَمِعَهَا مِنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1726: Rabi' bin Sulaiman Al Muradi memberitakan kepada kami, Abdullah bin Wahab memberitakan kepada kami dan berkata: Kami menerima hadits tersebut dari Ibnu Abu Zinad, dari bapaknya, dari Musa bin Abu Utsman, dari Abu Hurairah yang telah berkata, "Awal hari semua hari adalah hari jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan juga diusir darinya. Dan hari kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari jum'at." Abu Bakar berkata, "Kami keliru dalam meriwayatkan hadits ini. Karena ia adalah hadits mursal. Musa bin Abu Utsman tidak mendengar hadits dari Abu Hurairah. Sedangkan bapaknya, Abu Utsman At-Tabban, meriwayatkan beberapa hadits yang didengarnya dari Abu Hurairah."
Hadits No. : 1727
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٧: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُصْعَبٍ يَعْنِي الْقُرْقُسَانِيَّ، ثنا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ أَبِي عَمَّارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ فَرُّوخَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ , فِيهِ خُلِقَ آدَمُ , وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ , وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا , وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدِ اخْتَلَفُوا فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ فِي قَوْلِهِ: «فِيهِ خُلِقَ آدَمُ» إِلَى قَوْلِهِ: «وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ» , أَهُوَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ أَوْ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنْ كَعْبِ الْأَحْبَارِ؟ قَدْ خَرَّجْتُ هَذِهِ الْأَخْبَارَ فِي كِتَابِ الْكَبِيرِ: مَنْ جَعَلَ هَذَا الْكَلَامَ رِوَايَةً مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَمَنْ جَعَلَهُ عَنْ كَعْبِ الْأَحْبَارِ , وَالْقَلْبُ إِلَى رِوَايَةِ مَنْ جَعَلَ هَذَا الْكَلَامَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ كَعْبٍ أَمْيَلُ؛ لِأَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى، حَدَّثَنَا قَالَ: نا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ , ثنا الْأَوْزَاعِيُّ , عَنْ يَحْيَى , عَنْ أَبِي سَلَمَةَ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ , فِيهِ خُلِقَ آدَمُ , وَفِيهِ أُسْكِنَ الْجَنَّةَ , وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا , وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ , قَالَ: قُلْتُ لَهُ: أَشَيْءٌ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: بَلْ شَيْءٌ حَدَّثَنَاهُ كَعْبٌ وَهَكَذَا رَوَاهُ أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ الْعَطَّارُ , وَشَيْبَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ النَّحْوِيُّ ? عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَأَمَّا قَوْلُهُ: «خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ» , فَهُوَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا شَكَّ وَلَا مِرْيَةَ فِيهِ , وَالزِّيَادَةُ الَّتِي بَعْدَهَا: فِيهِ خُلِقَ آدَمُ إِلَى آخِرِهِ " هَذَا الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ: فَقَالَ بَعْضُهُمْ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَقَالَ بَعْضُهُمْ: عَنْ كَعْبٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1727: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dawraqi memberitakan kepada kami, Muhammad bin Mush’ab -yaitu Al Qarqasa'i- memberitakan kepada kami, Al Awza’i memberitakan kepada kami, dari Abi 'Ammar dari Abdullah bin Farukh, dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad bahwasanya beliau telah bersabda, "Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari jum ’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan juga dikeluarkan dari surga. Dan pada hari jum’at pula hari kiamat akan terjadi." Abu Bakar telah berkata, "Para ulama telah berbeda pendapat tentang redaksi hadits Nabi yang berbunyi 'pada hari itu Adam diciptakan' sampai "pada hari jum'at pula hari kiamat akan terjadi', apakah ini berasal dari Abu Hurairah yang didengar langsung dari Rasulullah ataukah berasal dari Abu Hurairah yang didengarnya dari pendeta Ka’ab? Sebenarnya, kami telah mentakhrij dalam kitab Al Kabir ulama yang menyatakan ucapan ini berasal dari Abu Hurairah yang didengarnya langsung dari Nabi Muhammad dan ulama yang menyatakan bahwa ucapan ini berasal dari Abu Hurairah yang didengarnya langsung dari pendeta Ka’ab. Namun demikian, banyak pendapat yang lebih cenderung menyatakan bahwa ucapan ini berasal dari Abu Hurairah yang didengarnya langsung dari pendeta Ka’ab. Karena Muhammad bin Yahya telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Kemudian ia pun berkata, "Muhammad bin Yusuf memberitakan kepada kami, Al Awzai’ memberitakan kepada kami, dari Yahya, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, 'Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, lalu ditempatkan dalam surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya. Dan hari kiamat pun akan terjadi pada hari jum’at.' aku bertanya kepada Abu Hurairah, 'Apakah hadits ini langsung kamu dengar dari Rasulullah?’ Abu Hurairah menjawab, 'Tidak. Akan tetapi ia adalah redaksi yang aku dengar dari Ka’ab" Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Aban bin Yazid Al Aththar dan Syiban bin Abdurrahman An-Nahwi dari Yahya bin Abu Katsir. Abu Bakar telah berkata, "sedangkan sabda Nabi yang berbunyi, 'Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari jum'at', maka itu tidak diragukan lagi memang berasal dari Abu Hurairah yang didengarnya langsung dari Rasulullah. Sementara tambahan yang berbunyi, 'Pada hari itu Adam diciptakan dan seterusnya’, maka inilah yang diperselisihkan oleh para ulama. Sebagian berpendapat bahwa redaksi ini berasal dari Rasulullah. Sedangkan yang lain berpendapat bahwa redaksi ini berasal dari ka’ab."
Hadits No. : 1728
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٨: نا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي الْحُسَيْنِ السِّمنَّانِيُّ , ثنا أَبُو تَوْبَةَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنِي الْهَيْثَمُ بْنُ حُمَيْدٍ، ح، وَحَدَّثَنِي زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، ثنا الْهَيْثَمُ، أَخْبَرَنِي أَبُو مَعْبَدٍ وَهُوَ حَفْصُ بْنُ غَيْلَانَ , عَنْ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ الْأَيَّامَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى هَيْئَتِهَا , وَيَبْعَثُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ زَهْرَاءَ مُنِيرَةً، أَهْلُهَا يَحُفُّونَ بِهَا كَالْعَرُوسِ تُهْدَى إِلَى كَرِيمِهَا , تُضِيءُ لَهُمْ , يَمْشُونَ فِي ضَوْئِهَا , أَلْوَانُهُمْ كَالثَّلْجِ بَيَاضًا , وَرِيحُهُمْ يَسْطَعُ كَالْمِسْكِ , يَخُوضُونَ فِي جِبَالِ الْكَافُورِ , يَنْظُرُ إِلَيْهِمُ الثَّقَلَانِ , مَا يُطْرِقُونَ تَعَجُّبًا، حَتَّى يَدْخُلُوا الْجَنَّةَ , لَا يُخَالِطُهُمُ أَحَدٌ إِلَّا الْمُؤَذِّنُونَ الْمُحْتَسِبُونَ» . هَذَا حَدِيثُ زَكَرِيَّا بْنِ يَحْيَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 1728: Abu Ja’far Muhammad bin Abu Husain As-Samnani memberitakan kepada kami, Abu Taubah Rabi’ bin Nafi memberitakan kepada kami, Al Haitsam bin Hamid menceritakan kepadaku, Ha, Zakaria bin Yahya bin Aban menceritakan kepada ku, Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada ku, Haitsam menceritakan kepada kami. Abu Ma’bad —yaitu Hafash bin Gailan— memberitakan kepada kami, dari Thawus, dari Abu Musa Al Asy'ari yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sesungguhnya Allah akan membangkitkan semua pada hari kiamat kelak sesuai dengan bentuknya masing-masing. Maka hari jum’at itu akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak dalam kondisi yang cerah ceria dan berseri-seri. Para penduduknya mengelilinginya laksana pengantin wanita yang akan dipersembahkan kepada pasangannya. Ia menerangi jalan bagi para penduduknya hingga mereka dapat berjalan dalam keadaan yang terang benderang. Warna para penduduknya putih bersih seperti salju. Aroma mereka harum semerbak laksana minyak kesturi. Mereka berjalan di pegunungan kapur yang dapat terlihat oleh jin dan manusia dengan penuh keheranan. Setelah itu, mereka pun masuk ke dalam surga. Tidak ada seorang yang dapat mengikuti mereka (masuk ke dalam surga) kecuali mereka yang memang telah diizinkan."
Hadits No. : 1729
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٩: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، ثنا الْحَجَّاجُ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ، ح، وَحَدَّثَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، وَجَمَاعَةٌ قَالُوا: ثنا الْحَجَّاجُ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ خَالِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَافِعٍ مَوْلَى أُمِّ سَلَمَةَ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي , فَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ , وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ , وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ , وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ , وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ , وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ , وَخَلَقَ آدَمَ بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ آخِرَ خَلْقٍ فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1729: Abdurrahman bin Basyar bin Hakam memberitakan kepada kami, Al Hajjaj memberitakan kepada kami,dan berkata, "Ibnu Juraij berkata, Ha, 'Abu (Ali) Al Hasan bin Muhammad Az-Za’farani dan jama’ah menceritakan kepada kami, kemudian mereka berkata, "Al Hajjaj memberitakan kepada kami dari Ibnu Juraij, Ismail bin Umayyah memberitakan kepadaku, dari Ayub bin Khalid, dari Abdullah bin Rafi’ -budak Ummu Salamah- dari Abu Hurairah yang berkata, "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang tanganku dan bersabda, 'Sesungguhnya Allah menciptakan tanah pada hari sabtu. Kemudian Allah menciptakan gunung-gunung pada hari ahad. Selanjutnya Allah menciptakan pohon pada hari senin. Lalu Allah menciptakan sesuatu yang dibenci pada hari selasa. Kemudian Allah menciptakan cahaya pada hari rabu. Lalu Allah menebarkan makhluk hidup pada hari kamis. Selanjutnya Allah menciptakan Adam setelah ashar pada hari jum’at. Penciptaan terakhir itu terjadi pada saat-saat terakhir di hari jum’at, yaitu antara waktu ashar dan malam hari."
Hadits No. : 173
صحيح ابن خزيمة ١٧٣: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ - وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ جَدُّ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى -: هَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تُرِيَنِي كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ: نَعَمْ «فَدَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ، بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ، ثُمَّ ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ» قَالَ مَالِكٌ: «هَذَا أَعَمُّ الْمَسْحِ وَأَحَبُّهُ إِلَيَّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 173: Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Amr bin Yahya Al Mazini dari ayahnya, bahwa ia berkata kepada Abdullah bin Zaid bin Ashim —ia termasuk sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia kakek Amr bin Yahya—, “Dapatkah engkau perlihatkan kepadaku bagaimana dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu?” Abdullah bin Zaid berkata, “Ya.” Ia meminta air wudhu lalu menuangkan pada kedua tangannya, membasuh kedua tangan dua kali, lalu berkumur dan menghirup air ke hidung tiga kali, membasuh wajah tiga kali (27-1), membasuh kedua tangan dua kali dua kali sampai ke siku, lalu mengusap kepala dengan kedua tangannya, mengusap bagian depan dan belakang, memulai bagian depan kepala, lalu menjalankan kedua tangan ke tengkuk, mengembalikan kedua tangan sampai ke tempat semula, kemudian membasuh kedua kaki. Malik berkata, “Ini usapan yang paling merata dan paling kusukai.” 279
Hadits No. : 1730
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٠: ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي مَعْشَرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنِ الْقَرْثَعِ الضَّبِّيِّ قَالَ: وَكَانَ الْقَرْثَعُ مِنْ قُرَّاءِ الْأَوَّلِينَ , عَنْ سَلْمَانَ ? قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا سَلْمَانُ , مَا يَوْمُ الْجُمُعَةِ؟» قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ , قَالَ: «يَا سَلْمَانُ مَا يَوْمُ الْجُمُعَةِ؟» قَالَ: قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ , قَالَ: «يَا سَلْمَانُ مَا يَوْمُ الْجُمُعَةِ؟» قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ , قَالَ: «يَا سَلْمَانُ , يَوْمُ الْجُمُعَةِ بِهِ جُمِعَ أَبُوكَ أَوْ أَبُوكُمْ , أَنَا أُحَدِّثُكَ عَنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ , مَا مِنْ رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَمَا أُمِرْتُمْ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ حَتَّى يَأْتِيَ الْجُمُعَةَ فَيَقْعُدَ، فَيُنْصِتَ حَتَّى يَقْضِيَ صَلَاتَهُ، إِلَّا كَانَ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1730: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir memberitakan kepada kami, dari Manshur, dari Abu Ma’syar, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Qartsa Adh-Dhabbi, salah seorang penghapal Al Qur'an yang terdahulu, telah berkata: Aku mendengar dari Salman bahwasanya ia pernah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertanya kepadaku, 'Hai Salman, apa yang kamu ketahui tentang hari jum'at?' aku menjawab, 'Allah dan rasulnya lebih mengetahui.’ lalu Rasulullah bertanya lagi kepadaku, 'Hai Salman, apa yang kamu ketahui tentang hari jum’at?' aku pun menjawab, 'Allah dan rasul-nya lebih mengetahui.’ Akhirnya Rasulullah berseru kepadaku, 'Hai Salman ketahuilah, hari jum 'at itu adalah hari dimana bapakmu dikumpulkan. Sekarang aku akan menceritakan kepadamu tentang keutamaan hari jum'at. Ketahuilah, tidak ada seseorang yang bersuci pada hari jum 'at itu, kemudian ia keluar dari rumahnya untuk pergi melaksanakan shalat jum'at di masjid. Lalu ia duduk dengan tenang di dalam masjid (sambil mendengarkan khutbah jum'at). Setelah itu ia mengerjakan shalat jum'at, maka semua perbuatannya itu menjadi penghapus dosa dari hari jum 'at yang telah lalu’."
Hadits No. : 1731
صحيح ابن خزيمة ١٧٣١: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا حُسَيْنٌ يَعْنِي ابْنَ عَلِيٍّ الْجُعْفِيَّ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ، عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ , فِيهِ خُلِقَ آدَمُ , وَفِيهِ قُبِضَ , وَفِيهِ النَّفْخَةُ , وَفِيهِ الصَّعْقَةُ , فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيهِ , فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ» , قَالُوا: وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ؟ فَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ» ،
Shahih Ibnu Khuzaimah 1731: Muhammad bin Al 'Ala bin Kuraib memberitakan kepada kami, Husain —yaitu Ibnu Ali Al Ju’fi memberitakan kepada kami, Abdurrahman bin Yazid. Abdurrahman bin Yazid memberitakan kepada kami dari Abu Al Asy’ats Ash-Shan’ani, dari Aus bin Aus yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sesungguhnya hari yang paling utama bagimu adalah hari jum'at. Pada hari itu, Nabi Adam diciptakan dan diwafatkan. Dan pada hari itu pula ruhnya ditiupkan serta hari kiamat terjadi. Oleh karena itu, perbanyaklah bershalawat kepadaku pada hari itu. Sesungguhnya shalawat kalian itu akan diperlihatkan kepadaku’." Kemudian para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin shalawat kami kepada anda itu akan diperlihatkan, sedangkan anda sendiri telah hancur menjadi abu?" Lalu Rasulullah menjawab, "Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang tanah untuk memakan jasad para Nabi. "
Hadits No. : 1732
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ , وَقَالَ: يَعْنُونَ: قَدْ بَلِيتَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1732: Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, Husain bin Ali memberitakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dengan sanad yang sama. Kemudian ia berkata, "Maksud ucapan para sahabat itu adalah bahwa 'Jasad anda juga akan hancur di dalam tanah’."
Hadits No. : 1733
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1733: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far memberitakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ziyad yang telah berkata: "Aku pernah mendengar Abu Hurairah berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ketahuilah bahwa sesungguhnya pada hari jum ’at itu ada suatu saat yang mana apabila ada seorang muslim yang memohonkan kebaikan kepada Allah, maka Allah pun akan memberikannya'."
Hadits No. : 1734
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٤: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ ? عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح، وَخَبَرِ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ: «لَا يُوَافِقُهَا» , قَالَ فِي خَبَرِ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ: «مُؤْمِنٌ وَهُوَ يُصَلِّي , فَيَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» وَقَالَ فِي خَبَرِ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ: «لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ وَهُوَ فِي صَلَاةٍ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1734: Abu Bakar pernah berkata, "Pada hadits Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dan dari Abu Hurairah dan pada hadits Said bin Harits disebutkan, 'laa yuwafiquha' Abu Bakar juga berkata dalam hadits Muhammad bin Ibrahim, "(yaitu) seorang mukmin yang shalat dan ia memohon sesuatu kepada Allah, maka Allah pasti akan mengabulkannya." Abu Bakar pun berkata dalam hadits Said bin Harits, "Seorang muslim yang memohon suatu kebaikan kepada Allah, maka Allah pasti akan mengabulkannya."
Hadits No. : 1735
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ، ح، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ، نا أَيُّوبُ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» , وَقَالَ بِيَدِهِ: «يُقَلِّلُهَا وَيُزَهِّدُهَا» . وَقَالَ بُنْدَارٌ: وَقَالَ بِيَدِهِ , قُلْنَا: يُزَهِّدُهَا يُقَلِّلُهَا. لَيْسَ فِي خَبَرِ ابْنِ عُلَيَّةَ «إِيَّاهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1735: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Ziyad bin Ayub memberitakan kepada kami, keduanya berkata, "Ismail menceritakan kepada kami, Ayub memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Abdul Wahhab memberitakan kepada kami, Ayub memberitakan kepada kami, dari Muhammad, dari Abu Hurairah yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sesungguhnya pada hari jum’at itu ada suatu saat, apabila ada seorang muslim yang melaksanakan shalat jum’at lalu ia memohon suatu kebaikan kepada Allah, maka Allah pasti akan memberikannya'. "
Hadits No. : 1736
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٦: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: جِئْتُ الطُّورَ , فَلَقِيتُ هُنَاكَ كَعْبَ الْأَحْبَارِ , فَحَدَّثْتُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَحَدَّثَ عَنِ التَّوْرَاةِ , فَمَا اخْتَلَفْنَا , حَتَّى مَرَرْتُ بِيَوْمِ الْجُمُعَةِ , قُلْتُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فِي كُلِّ جُمُعَةٍ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُؤْمِنٌ وَهُوَ يُصَلِّي , فَيَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» , فَقَالَ كَعْبٌ: بَلْ فِي كُلِّ سَنَةٍ , فَقُلْتُ: مَا كَذَلِكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَجَعَ فَتَلَا، ثُمَّ قَالَ: صَدَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ. ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ مَعَ قِصَّةِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1736: Ya'kub bin Ibrahim Ad Dauruqi memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ishak memberitakan kepada kami, dari Muhammad bin Ibrahim bin Harits Al Taimi, dan Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah yang pernah berkata, "aku pernah mengunjungi gunung Sinar Kemudian di sana aku bertemu denguii pendeta Ka’ab. Lalu aku menceritakan kepadanya tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan ajaran-ajarannya Setelah itu, pendeta ka'ab pun bercerita kepadaku tentang taurat dan ajaran-ajarannya. Tak lama kemudian, kami berbeda pendapat tentang sesuatu hingga aku sampai pada pembahasan tentang hari jum'at. Aku katakan kepadanya, 'hai pendeta Ka’ab, ketahuilah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Setiap hari jum'at ada suatu saat di mana seorang mukmin yang melaksanakan shalat jum'at berdoa dan memohon suatu kebaikan kepada Allah, maka Allah pasti akan mengabulkannya'. lalu ka’ab berkata, 'tidak. Doa dan permohonannya itu hanya dikabulkan pada setiap tahun saja.’ aku tetap bersikeras seraya berkata kepadanya, 'tidak. Begitulah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (yang menyatakan bahwa doa orang mukmin yang melaksanakan shalat jum’at pasti akan dikabulkan pada setiap hari jum’at).' Akhirnya pendeta Ka’ab ini pulang ke rumahnya. Di sana ia membuka dan membaca kembali kitab sucinya. Setelah itu ia kembali menemuiku dan berkata, 'benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah bahwa doa orang mukmin yang melaksanakan shalat akan dikabulkan pada setiap hari jum’at'." kemudian ia menceritakan hadits itu secara panjang lebar dengan disertai kisah Abdullah bin Salam.
Hadits No. : 1737
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٧: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي، أَخْبَرَنِي مَخْرَمَةُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ لِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ؟ قَالَ: قُلْتُ: نَعَمْ , سَمِعْتُهُ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ عَلَى الْمِنْبَرِ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ» . نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , نا عَمِّي , حَدَّثَنِي مَيْمُونُ بْنُ يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ أَخِي مَخْرَمَةَ , عَنْ مَخْرَمَةَ , عَنْ أَبِيهِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلِهِ سَوَاءً
Shahih Ibnu Khuzaimah 1737: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab memberitakan kepada kami, pamanku memberitakan kepada kami, Makhramah memberitakan kepada kami, dari bapaknya, dari Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy’ari yang telah berkata: Abdullah bin Umar pernah bertanya kepadaku, 'Hai Abu Burdah, pernahkah kamu mendengar bapakmu menceritakan sebuah hadits yang didengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang saat (dikabulkannya doa) di hari jum’at?" aku menjawab: ya. Aku pernah mendengar ayahku berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, '(Saat doa yang dikabulkan) itu adalah antara khatib duduk di atas mimbar hingga shalat jum 'at dilaksanakan'." Ahmad bin Abdurrahman memberitakan kepada kami, pamanku memberitakan kepada kami, Maimun bin Yahya —yaitu anak saudaraku Makhramah— memberitakan kepada kami, dari Makhramah, dari bapaknya dengan sanad yang sama.
Hadits No. : 1738
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنِ ابْنِ عَوْنٍ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» . قَالَ ابْنُ عَوْنٍ: وَقَالَ بِيَدِهِ عَلَى رَأْسِهِ , قُلْنَا: يُزَهِّدُهَا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فِي الْخَبَرِ دَلَالَةٌ عَلَى إِبَاحَةِ الدُّعَاءِ فِي الْقِيَامِ فِي الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1738: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Addi memberitakan kepada kami,dari Ibnu Aun, dari Muhammad, dari Abu Hurairah yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Sesungguhnya pada hari jum'at itu ada saat di mana orang mukmin yang berdoa untuk kebaikan pasti akan dikabulkan doanya oleh Allah '" Ibnu Aun berkata, "orang itu mengangkat tangan di atas kepalanya." Abu Bakar berkata, "hadits di atas menunjukkan bahwa berdoa sambil berdiri dalam shalat itu dibolehkan."
Hadits No. : 1739
صحيح ابن خزيمة ١٧٣٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ، نا فُلَيْحٌ، ح، وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ، نا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا فُلَيْحٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: قُلْتُ: وَاللَّهِ لَوْ جِئْتُ أَبَا سَعِيدٍ فَسَأَلْتُهُ عَنْ هَذِهِ السَّاعَةِ أَنْ يَكُونَ عِنْدَهُ مِنْهَا عِلْمٌ , فَأَتَيْتُهُ. فَذَكَرَ حَدِيثًا طَوِيلًا , وَقَالَ: قُلْتُ: يَا أَبَا سَعِيدٍ , إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ حَدَّثَنَا عَنِ السَّاعَةِ الَّتِي فِي الْجُمُعَةِ , فَهَلْ عِنْدَكَ مِنْهَا عِلْمٌ؟ فَقَالَ: سَأَلْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهَا , فَقَالَ: «إِنِّي قَدْ كُنْتُ أُعْلِمْتُهَا ثُمَّ أُنْسِيتُهَا , كَمَا أُنْسِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ» , ثُمَّ خَرَجْتُ مِنْ عِنْدِهِ , فَدَخَلْتُ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ. فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1739: Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, Sarij bin Nu’man memberitakan kepada kami, Falih memberitakan kepada kami,Ha, Ahmad bin Azhar memberitakan kepada kami, Yunus bin Muhammad memberitakan kepada kami,Falih memberitakan kepada kami, dari Said bin Harits dari Abu Salamah yang berkata, "Aku pernah berkata, 'demi Allah, jika aku bertemu dengan Abu Said maka aku akan menanyakan saat mustajab, hingga ia mengetahuinya. Ketika bertemu dengannya, maka ia langsung membacakan hadits yang panjang. Lalu aku bertanya kepadanya, 'Hai Abu Said, Abu Hurairah telah menceritakan sebuah hadits kepada kami tentang saat yang mustajab pada hari jum’at. Apakah kamu juga telah mengetahuinya?’ Abu Said menjawab, 'Hai sahabatku, kami pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai hal itu, tetapi beliau malah berkata, 'Sesungguhnya aku pernah mengatakan hal itu. Akan tetapi aku telah lupa sebagaimana aku lupa tentang lailatul qadar.' kemudian aku mohon diri darinya dan langsung menemui Abdullah bin Salam sambil menyebutkan hadits tersebut."
Hadits No. : 174
صحيح ابن خزيمة ١٧٤: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، حَدَّثَنَا الْأَشْجَعِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عَائِشَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلَهُ عَنِ الْوُضُوءِ، فَتَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، فَقَالَ: «مَنْ زَادَ فَقَدْ أَسَاءَ وَظَلَمَ أَوِ اعْتَدَى وَظَلَمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 174: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Al Asyja’i menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Musa bin Abu Aisyah dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwa seorang Arab pedalaman mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya kepada beliau tentang wudhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berwudhu tiga kali-tiga kali, lalu beliau bersabda, “Barangsiapa menambahi, maka ia telah berbuat keburukan dan zhalim atau melewati batas dan zhalim.”280
Hadits No. : 1740
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٠: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ - قَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: رِوَايَةً - وَقَالَ سَعِيدٌ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ» نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ , وَمُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ قَالَا: ثنا أَبُو عَلْقَمَةَ وَهُوَ الْفَرْوِيِّ , ثنا صَفْوَانُ بْنُ سُلَيْمٍ , عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ , عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ» . ح، وَثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ ? مَرَّةً قَالَ: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو عَلْقَمَةَ , نا يُونُسُ , أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ , عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1740: Abdul Jabbar bin Al 'Ala dan Said bin Abdurrahman memberitakan kepada kami,keduanya berkata, "Sufyan memberitakan kepada kami, dari Shafwan bin Salim, dari Atha bin Yasar, dari Abu Said Al Khudri, AbduI Jabbar berkata. "ini hadits secara riwayat.’' Said berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'mandi pada hari jum 'at itu wajib bagi setiap orang yang telah bermimpi." Ya’kub bin Ibrahim Ad Dauraqi dan Muhammad bin Hisyam memberitakan kepada kami, Kemudian keduanya berkata, "Abu Alqamah yaitu Al Farawi memberitakan kepada kami, Shafwan bin Salim memberitakan kepada kami, dari Atha bin Yasar, dari Abu Said Al Khudri bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Mandi pada hari jum'at itu wajib bagi setiap orang yang telah bermimpi". Ya’kub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad Abu Alqamah memberitakan kepada kami," Yunus memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Malik memberitakan kepada kami, dari Shafwan bin Salim dengan sanad yang sama.
Hadits No. : 1741
صحيح ابن خزيمة ١٧٤١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَخْبَرَنَا أَبِي , وَشُعَيْبٌ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ خَالِدٍ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ , عَنِ ابْنِ أَبِي هِلَالٍ وَهُوَ سَعِيدٌ , عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، أَنَّ عَمْرَو بْنَ سُلَيْمٍ أَخْبَرَهُ , عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ الْغُسْلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ , وَالسِّوَاكَ , وَأَنْ يَمَسَّ مِنَ الطِّيبِ مَا يَقْدِرُ عَلَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1741: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakim memberitakan kepada kami, Ubay dan Syu’aib memberitakan kepada kami,keduanya berkata, "Al-Laits memberitakan kepada kami, dari Khalid —yaitu Ibnu Yazid— dari Ibnu Abi Hilal —yaitu Sa’id— dari Abu Bakar bin Munkadir bahwa Amr bin Salim memberitakan kepadanya, dari Abdurrahman bin Abu Said Al Khudri dari bapaknya bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Sesungguhnya mandi pada hari jum’at, bersiwak, dan memakai wewangian itu dianjurkan bagi setiap orang yang telah bermimpi."
Hadits No. : 1742
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٢: نا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ , أنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَجَاءٍ أَبُو عَمْرِو بْنُ الْبَصْرِيُّ، ثنا سَعِيدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ , وَيَمَسُّ طِيبًا إِنْ كَانَ عِنْدَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1742: Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim Al Bazzaz memberitakan kepada kami, Abdullah bin Raja Abu Amr bin Al Basri memberitakan kepada kami, Said bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Munkadir, dari Amr bin Salim, dari Abu Said Al Khudri bahwasanya Nabi Muhammad telah bersabda, "Mandi pada hari jum’at itu wajib bagi setiap orang yang telah bermimpi. Kemudian, dianjurkan pula baginya untuk memakai wewangian."
Hadits No. : 1743
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٣: نا أَبُو يَحْيَى، أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، ثنا حَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ سُلَيْمٍ قَالَ: أَشْهَدُ عَلَى أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّهُ شَهِدَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ , وَأَنْ يَسْتَنَّ , وَأَنْ يَمَسَّ طِيبًا إِنْ وَجَدَ» . قَالَ عَمْرٌو: أَمَّا الْغُسْلُ فَأَشْهَدُ أَنَّهُ وَاجِبٌ , وَأَمَّا الِاسْتِنَانُ فَاللَّهُ أَعْلَمُ: أَوَاجِبٌ هُوَ أَمْ لَا , وَلَكِنْ هَكَذَا حَدَّثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1743: Abu Yahya memberitakan kepada kami, Ali bin Abdullah memberitakan kepada kami, Harami bin Imarah menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Abu Bakar bin Munkadir, Amr bin Salim menceritakan kepada ku yang berkata, "Aku bersaksi kepada Abu Said Al Khudri bahwasanya ia bersumpah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Mandi pada hari jum ’at itu wajib hukumnya bagi setiap orang yang telah bermimpi. Kemudian dianjurkan pula untuk bersiwak dan memakai wewangian." Amr berkata, "Aku bersaksi bahwasanya mandi itu memang wajib. Akan tetapi aku tidak mengetahui mengenai bersiwak, apakah wajib atau tidak? Tetapi, begitulah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda."
Hadits No. : 1744
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٤: وَقَدْ رَوَى زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ» . نا مُحَمَّدُ بْنُ مَهْدِيٍّ الْعَطَّارُ فَارِسِيُّ الْأَصْلِ سَكَنَ الْفُسْطَاطَ، نا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ , نا زُهَيْرٌ. وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: " لَسْتُ أُنْكِرُ أَنْ يَكُونَ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ سَمِعَ مِنْ جَابِرٍ ذِكْرَ إِيجَابِ الْغُسْلَ عَلَى الْمُحْتَلِمِ دُونَ التَّطَيُّبِ , وَدُونَ الِاسْتِنَانِ , وَرَوَى عَنْ أَخِيهِ أَبِي بَكْرِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ , عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ , عَنْ أَبِي سَعِيدٍ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيجَابَ الْغُسْلِ , وَإِمْسَاسَ الطِّيبِ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ؛ لِأَنَّ دَاوُدَ بْنَ أَبِي هِنْدَ، قَدْ رَوَى عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ , عَنْ جَابِرٍ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَى كُلِّ رَجُلٍ مُسْلِمٍ فِي كُلِّ سَبْعَةِ أَيَّامٍ غُسْلُ يَوْمٍ , وَهُوَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ» .
Shahih Ibnu Khuzaimah 1744: Zuhair bin Muhammad telah meriwayatkan sebuah hadits dari Muhammad bin Munkadir, dari Jabir dari Nabi Muhammad yang telah bersabda, "Mandi pada hari jum ’at itu wajib bagi setiap orang yang telah bermimpi" Muhammad bin Mahdi Al Aththar —orang asli Persia yang tinggal di Kairo— memberitakan kepada kami, Amr bin Abu Salamah memberitakan kepada kami, Zuhair memberitakan kepada kami. Abu Bakar berkata, "Aku tidak menyangkal bahwa Muhammad bin Munkadir itu pernah mendengar tentang wajibnya mandi pada han jum’at dari Jabir. Sedangkan bersiwak dan memakai wangi-wangian tidak wajib menurutnya." Diriwayatkan pula dari saudaranya, Abu Bakar bin Munkadir, dari Amr bin Salim, dari Abu Said dari Nabi Muhammad tentang wajibnya mandi dan memakai wangi-wangian. Karena Daud bin Abu Hindun telah meriwayatkan hadits tersebut dari Abu Zubair, dari jabir, dan dari Nabi Muhammad , "Setiap muslim laki-laki itu harus mandi satu hari dalam sepekan, yaitu mandi hari Jum’at."
Hadits No. : 1745
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٥: ثَنَاهُ بُنْدَارٌ , ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ دَاوُدَ، وَثنا أَبُو الْخَطَّابِ، ثنا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ، ثنا دَاوُدُ، ح، وَثنا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ، عَنْ دَاوُدَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَفِي هَذَا الْخَبَرِ قَدْ قَرَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السِّوَاكَ وَإِمْسَاسَ الطِّيبِ إِلَى الْغُسْلِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ , فَأَخْبَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُنَّ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ , وَالسِّوَاكُ تَطْهِيرٌ لِلْفَمِ , وَالطِّيبُ مُطَيِّبٌ لِلْبَدَنِ , وَإِذْهَابًا لِلرِّيحِ الْمَكْرُوهَةِ عَنِ الْبَدَنِ , وَلَمْ نَسْمَعْ مُسْلِمًا زَعَمَ أَنَّ السِّوَاكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَا إِمْسَاسَ الطِّيبِ فَرْضٌ , وَالْغَسْلُ أَيْضًا مِثْلُهُمَا , وَيُسْتَدَلُّ فِي الْأَبْوَابِ الْأُخَرِ بِدَلَائِلَ غَيْرِ مُشْكِلَةٍ إِنْ شَاءَ اللَّهُ أَنَّ غُسْلَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ لَيْسَ بِفَرْضٍ , لَا يُجْزِئُ غَيْرُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1745: Bundar menceritakan itu kepada kami, Ibnu Abu Addi memberitakan kepada kami, dari Daud, Ha, dan Abu Khaththab memberitakan kepada kami, Basyar —yaitu Ibnu Mufadhal— memberitakan kepada kami, Daud memberitakan kepada kami, Ha, Bundar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab memberitakan kepada kami, dari Daud. Abu Bakar pernah berkata (184 B), "Dalam hadits ini, Rasulullah menggabungkan antara bersiwak dan memakai wangi-wangian dengan mandi di hari jum’at. Kemudian Rasulullah memberitahukan bahwa kesemuanya itu wajib bagi orang muslim yang telah bermimpi, karena bersiwak dapat mensucikan mulut dan wangi-wangian dapat menghilangkan aroma yang tidak sedap dari badan. Selanjutnya kami tidak mendengar imam Muslim mengira bahwa bersiwak pada hari jum’at dan memakai wangi-wangian itu wajib, begitu pula halnya dengan mandi pada hari jum’at.
Hadits No. : 1746
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَيْمُونٍ، ثنا الْوَلِيدُ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ مِسْكِينٍ الْيَمَامِيُّ، ثنا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ بَكْرٍ، نا الْأَوْزَاعِيُّ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ: بَيْنَمَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَخْطُبُ النَّاسَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذْ دَخَلَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ , فَعَرَّضَ بِهِ , فَقَالَ: مَا بَالُ رِجَالٍ يَتَأَخَّرُونَ بَعْدَ النِّدَاءِ؟ قَالَ عُثْمَانُ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، مَا زِدْتُ حِينَ سَمِعْتُ النِّدَاءَ أَنْ تَوَضَّأْتُ ثُمَّ أَقْبَلْتُ , قَالَ: الْوُضُوءُ أَيْضًا؟ أَوَلَمْ تَسْمَعْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ» ؟ . فِي خَبَرِ الْوَلِيدِ: يَخْطُبُ النَّاسَ. وَلَمْ يَقُلْ: يَوْمَ الْجُمُعَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1746: Muhammad bin Abdullah bin Maimun memberitakan kepada kami, Al Walid menceritakan kepada kami, dari Al Auza’i, dari Yahya bin Abu Katsir, Abu Salamah bin Abdurrahman menceritakan kepada ku, dari Abu Hurairah, Ha, Kemudian Muhammad bin Miskin Al Yamami menceritakan sebuah hadits kepada kami, Basyar —yaitu Ibnu Bakar— memberitakan kepada kami, Al Auza’i memberitakan kepada kami, Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepada kami, Abu Salamah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Abu Hurairah menceritakan kepada kami dan berkata, "ketika Umar bin Khaththab sedang menyampaikan khutbah jum’at di hadapan kaum muslimin, tiba-tiba Utsman bin Affan datang dan masuk ke dalam masjid. Melihat itu, Umar bin Khathab langsung menyindirnya seraya berkata, ’mengapa masih saja ada kaum muslimin yang datang terlambat ke masjid setelah mendengar adzan?’ lalu utsman pun menjawab, 'wahai Amirul Mukminin, sebenarnya aku hanya berwudhu ketika mendengar adzan. Setelah itu, aku langsung berangkat ke masjid.’ kemudian Umar bin Khathab berkata lagi, 'Apakah anda hanya berwudhu (dan setelah itu anda langsung pergi ke masjid untuk shalat jum’at)? Tidakkah anda dengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kalian pergi ke masjid untuk shalat jum ’at, maka sebaiknya ia mandi (terlebih dahulu)'." Dalam hadits Al Walid disebutkan, "sedang berkhutbah di hadapan kaum muslimin," dan ia tidak menyatakan, "hari jum'at."
Hadits No. : 1747
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ سَالِمًا يُخْبِرُ , عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ , عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ: «مَنْ جَاءَ مِنْكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1747: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dan berkata, 'Aku pernah mendengar Az-Zuhri berkata, 'aku pernah mendengar Salim memberitakan sebuah hadits yang diterima dari bapaknya. Bapaknya berkata, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Said bin Abdurrahman telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Salim bin Abdullah, dari bapaknya bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkhutbah di atas mimbar, 'Barangsiapa di antara kalian pergi ke masjid untuk shalat jum 'at, maka mandilah terlebih dahulu'."
Hadits No. : 1748
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٨: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو بَكْرٍ، نا صَخْرُ بْنُ جُوَيْرِيَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ وَهُوَ يَقُولُ: «إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1748: Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami, Abu Bakar memberitakan kepada kami, Shakhar bin Juwairiyah memberitakan kepada kami, dari Nafi’, dari Ibnu Umar yang berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah di atas mimbar, 'Apabila salah seorang di antara kalian pergi ke masjid untuk shalat jum 'at, maka sebaiknya ia mandi terlebih dahulu’."
Hadits No. : 1749
صحيح ابن خزيمة ١٧٤٩: نا الْحَسَنُ بْنُ قَزْعَةَ، نا الْفُضَيْلُ يَعْنِي ابْنَ سُلَيْمَانَ، نا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ يَخْطُبُ النَّاسَ: «إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَغْتَسِلْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1749: Hasan bin Quza’ah memberitakan kepada kami, Fudhail -yaitu Ibnu Sulaiman- memberitakan kepada kami, Musa bin Uqbah memberitakan kepada kami, dari Nafi, dari Ibnu Umar yang berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyampaikan khutbah di hadapan kaum muslimin, 'Apabila salah seorang di antara kalian pergi ke masjid (untuk melaksanakan shalat jum'at), maka mandilah terlebih dahulu'."
Hadits No. : 175
صحيح ابن خزيمة ١٧٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ سَالِمٍ أَبِي جَهْضَمٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كُنَا جُلُوسًا عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ، فَقَالَ: " وَاللَّهِ مَا خَصَّنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَيْءٍ دُونَ النَّاسِ إِلَّا ثَلَاثَةَ أَشْيَاءَ: أَمَرَنَا أَنْ نُسْبِغَ الْوُضُوءَ، وَلَا نَأْكُلَ الصَّدَقَةَ، وَلَا نُنْزِيَ الْحَمِيرَ عَلَى الْخَيْلِ " نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ سَالِمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ: ابْنِ عَبَّاسٍ بِمِثْلِهِ وَزَادَ قَالَ مُوسَى، فَلَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ حَسَنٍ، فَقُلْتُ: إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ حَدَّثَنِي بِكَذَا وَكَذَا، فَقَالَ: «إِنَّ الْخَيْلَ كَانَتْ فِي بَنِي هَاشِمٍ قَلِيلَةً فَأَحَبَّ أَنْ يُكْثِرَ فِيهِمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 175: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Hammad bin Zaid mengabarkan kepada kami dari Musa bin Salim Abu Jahdham, Abdullah bin Ubaidullah bin Abbaa menceritakan kepadaku, ia berkata: Kami pernah duduk di sisi Ibnu Abbas, lalu ia berkata, “Demi Allah, Tidak pernah Rasulullah memberi sesuatu kekhususan kepada kita diluar orang-orang, kecuali tiga hal; beliau memerintahkan kita untuk menyempurnakan wudhu, tidak makan sedekah dan tidak menjantani keledai di atas kuda.” 281 Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami, Musa bin Salim mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Ubaidullah bin Abbas. Ia berkata, “Ibnu Abbas berkata dengan hadits yang sama.” la menambahkan, “Musa berkata, 'Aku pernah bertemu Abdullah bin Hasan, lalu aku berkata, ’Sesungguhnya Abdullah bin Ubaidullah menceritakan begini dan begini kepadaku’.” Ia berkata, “Sesungguhnya dulu kuda di kalangan Bani Hasyim itu sedikit, aku suka memperbanyak.”
Hadits No. : 1750
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ، ح، وَثنا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا زَيْدٌ، حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ وَاقِدٍ الْعُمَرِيُّ، حَدَّثَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَتَى الْجُمُعَةَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ فَلْيَغْتَسِلْ , وَمَنْ لَمْ يَأْتِهَا فَلَيْسَ عَلَيْهِ غُسْلٌ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ» . هَذَا حَدِيثُ ابْنِ رَافِعٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1750: Muhammad bin Rafi’ memberitakan kepada kami, Zaid bin Hubab memberitakan kepada kami,Ha, Abadah bin Abdullah Al Khuza’i menceritakan kepada kami, Zaid memberitakan kepada kami, Utsman bin Waqid Al Umari menceritakan kepada kami, Nafi’ menceritakan kepada ku yang menerimanya dari Ibnu Umar yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa di antara kalian, baik itu laki-laki atau perempuan, datang ke masjid pada hari jum'at, maka sebaiknya ia mandi terlebih dahulu. Dan barangsiapa yang tidak pergi ke masjid, maka tidak dianjurkan untuk mandi'."
Hadits No. : 1751
صحيح ابن خزيمة ١٧٥١: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، ثنا قُرَيْشُ بْنُ أَنَسٍ، ثنا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: " كَانَ النَّاسُ عُمَّالَ أَنْفُسِهِمْ , فَكَانُوا يَرُوحُونَ إِلَى الْجُمُعَةِ كَهَيْئَتِهِمْ , فَقِيلَ لَهُمْ: لَوِ اغْتَسَلْتُمْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1751: Muhammad bin Walid pernah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Quraisy bin Anas menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami, dari bapaknya dari Aisyah yang pernah berkata, "Dulu mayoritas kaum muslimin itu adalah buruh kasar. Kemudian mereka senantiasa pergi ke masjid untuk shalat jum’at dengan pakaian yang mereka kenakan sehabis bekerja. Lalu salah seorang di antara mereka berkata, 'Seandainya kalian mandi (terlebih dahulu, maka hal itu tentunya lebih baik)'."
Hadits No. : 1752
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٢: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، ثنا عَمِّي قَالَ: أَخْبَرَنِي عَمْرٌو وَهُوَ ابْنُ الْحَارِثِ , عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ، أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ جَعْفَرٍ حَدَّثَهُ , عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: كَانَ النَّاسُ يَنْتَابُونَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ مَنَازِلِهِمْ مِنَ الْعَوَالِي , فَيَأْتُونَ فِي الْعَبَاءِ , وَيُصِيبَهُمُ الْغُبَارُ وَالْعَرَقُ , فَيَخْرُجُ مِنْهُمُ الرِّيحُ , فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْسَانٌ مِنْهُمْ وَهُوَ عِنْدِي , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَوْ أَنَّكُمْ تَطَهَّرْتُمْ لِيَوْمِكُمْ هَذَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1752: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab pernah menceritakan sebuah hadits kepada kami (175-A). Pamanku menceritakan kepada kami, Amr bin Harits memberitakan kepada kami, dari Ubaidillah bin Abu Ja’far bahwasanya Muhammad bin Ja'far menerima hadits dari Urwah, dari Aisyah yang pernah berkata, "Dulu kaum muslimin pergi ke masjid dengan mengenakan kain yang panjang dan lebar. Terkadang, di tengah perjalanan, debu dan keringat menimpa mereka, hingga muncullah aroma yang tidak sedap dari tubuh mereka. Kemudian salah seorang di antara mereka datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam —yang secara kebetulan saat itu aku tengah berada di dekat beliau— untuk menanyakan sesuatu. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, "Alangkah baiknya jika anda mandi terlebih dahulu pada hari ini'."
Hadits No. : 1753
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٣: حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ , عَنْ عَمْرٍو وَهُوَ ابْنُ أَبِي عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ , عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ أَهْلِ الْعِرَاقِ أَتَيَاهُ فَسَأَلَاهُ عَنِ الْغُسْلِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: أَوَاجِبٌ هُوَ؟ فَقَالَ لَهُمَا ابْنُ عَبَّاسٍ: مَنِ اغْتَسَلَ فَهُوَ أَحْسَنُ وَأَطْهَرُ , وَسَأُخْبِرُكُمْ لِمَاذَا بَدَأَ الْغُسْلُ: كَانَ النَّاسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْتَاجِينَ , يَلْبَسُونَ الصُّوفَ , وَيَسْقُونَ النَّخْلَ عَلَى ظُهُورِهِمْ , وَكَانَ الْمَسْجِدُ ضَيِّقًا , مُقَارِبَ السَّقْفِ , فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي يَوْمٍ صَائِفٍ شَدِيدِ الْحَرِّ , وَمِنْبَرُهُ قَصِيرٌ , إِنَّمَا هُوَ ثَلَاثُ دَرَجَاتٍ , فَخَطَبَ النَّاسَ , فَعَرِقَ النَّاسُ بِالصُّوفِ , فَثَارَتْ أَرْوَاحُهُمْ رِيحَ الْعَرَقِ وَالصُّوفِ حَتَّى كَانَ يُؤْذِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا , حَتَّى بَلَغَتْ أَرْوَاحُهُمْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ , فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ , إِذَا كَانَ هَذَا الْيَوْمُ فَاغْتَسِلُوا , وَلْيَمَسَّ أَحَدُكُمْ أَطْيَبَ مَا يَجِدُ مِنْ طِيبِهِ أَوْ دُهْنِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1753: Rabi' bin Sulaiman Al Muradi telah memberitakan sebuah hadits kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada kami, dari Amr bin Abu Amr, budak Muthalib, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwasanya konon ada dua orang laki-laki dari negeri Irak yang bertanya kepadanya tentang hukum mandi pada hari jum’at. Lalu Ibnu Abbas berkata kepada keduanya, "sesungguhnya orang yang mandi pada hari itu lebih baik dan suci. Akan aku ceritakan kepada kalian kapan sebenarnya mandi pada hari jum’at itu diperintahkan. Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hidup, kaum muslimin berada dalam kesederhanaan dan kebersahajaan. Mereka mengenakan kain wol yang kasar dan harus bekerja keras untuk memperoleh rezeki. Saat itu, masjid Nabi sangatlah sempit dan beratap rendah. Hingga suatu ketika, pada hari jum’at di musim panas yang amat menyengat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan khutbah jum’at dari atas mimbar pendek yang hanya mempunyai tiga tingkat kepada jama’ah kaum muslimin yang berpeluh karena mengenakan kain wol yang kasar. Tiba-tiba aroma tak sedap keluar dari tubuh mereka yang berkeringat karena mengenakan kain wol yang kasar hingga mengganggu jama’ah yang lain. Ternyata aroma tak sedap tersebut tercium oleh Rasulullah yang pada saat itu sedang berada di atas mimbar untuk berkhutbah. Akhirnya beliau pun bersabda, "Wahai kaum muslimin sekalian, apabila datang hari jum'at, maka mandilah! Sebaiknya setiap individu dari kalian memakai wangi-wangian (untuk shalat jum'at)."
Hadits No. : 1754
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٤: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ , قَالَ يَعْقُوبُ: ثنا الْأَعْمَشُ، وَقَالَ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ ? عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَوَضَّأَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَدَنَا وَأَنْصَتَ , وَاسْتَمَعَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ , وَمَنْ مَسَّ الْحَصَا فَقَدْ لَغَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1754: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Salm bin Junadah telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Kemudian keduanya berkata, "Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami," Lalu Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi berkata, Al A’masy menceritakan kepada kami, Salm bin Junadah berkata, "kami menerima hadits itu dari Al A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Barangsiapa berwudhu pada hari jum'at dengan sebaik-baiknya. Setelah itu ia pergi ke masjid untuk shalat jum'at. Kemudian di masjid tersebut ia diam dan mendengarkan khutbah dengan seksama, maka dosanya antara jum'at itu dan jum'at yang lalu serta ditambah tiga hari pasti akan diampuni. Selebihnya barangsiapa yang memegang batu kerikil, maka sesungguhnya ia telah lalai."
Hadits No. : 1755
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٥: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَبِهَا وَنِعْمَتْ , وَمَنِ اغْتَسَلَ فَذَاكَ أَفْضَلُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1755: Ahmad bin Miqdam Al Ajal telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Yazid —yaitu Ibnu Zura'i— menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Hasan, dari Samrah bin Jundub dari Nabi Muhammad yang telah bersabda, "Barangsiapa berwudhu pada hari jum’at, maka itu adalah baik. Dan barangsiapa yang mandi pada hari itu, maka hal tersebut lebih baik"
Hadits No. : 1756
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ الضُّرَيْسِ، وَعَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ , وَابْنُ الضُّرَيْسِ: حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ، وَقَالَ عَبْدَةُ: أَنْبَأَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ، عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ , قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: " مَنْ غَسَّلَ وَاغْتَسَلَ , وَغَدَا وَابْتَكَرَ , فَدَنَا وَأَنْصَتَ , وَلَمْ يَلْغُ , كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ كَأَجْرِ سَنَةٍ: صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا ". لَمْ يَقُلْ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ: وَذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ. وَقَالَ: «مَنْ غَسَلَ» بِالتَّخْفِيفِ. وَقَالَ ابْنُ الضُّرَيْسِ: «كُتِبَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: مَنْ قَالَ فِي الْخَبَرِ: «مَنْ غَسَّلَ وَاغْتَسَلَ» , فَمَعْنَاهُ: جَامَعَ فَأَوْجَبَ الْغُسْلَ عَلَى زَوْجَتِهِ أَوْ أَمَتِهِ وَاغْتَسَلَ , وَمَنْ قَالَ: «غَسَلَ وَاغْتَسَلَ» , أَرَادَ: غَسَلَ رَأْسَهُ , وَاغْتَسَلَ , فَغَسَلَ سَائِرَ الْجَسَدِ. كَخَبَرِ طَاوُسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1756: Muhammad bin Al ’Ala bin Kuraib, Muhammad bin Yahya bin Dharis, dan Abadah bin Abdullah Al Khuza’i telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Muhammad bin Al 'Ala dan Ibnu Dharis telah berkata, "Husain menceritakan kepada kami, kemudian Abadah bin Abdullah berkata, "Husain bin Ali menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Abu Al Asy’ats Ash-Shan’ani, dari Aus bin Aus bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda sambil menyebut hari jum’at, "Barangsiapa mandi di hari jum’at lalu pergi berangkat ke masjid dengan segera. Di sana ia dekat dengan mimbar dan mendengarkan khutbah serta tidak lalai, maka setiap langkahnya itu akan memperoleh ganjaran satu tahun puasa dan shalat." Sementara itu, Muhammad bin Al 'Ala tidak menyatakan "sambil menyebut hari jum’at’. Namun demikian, ia mengatakan, "barangsiapa yang mandi". Ibnu Dharis berkata, "Akan dituliskan untuknya setiap satu langkah" Abu Bakar berkata, "Barangsiapa mengatakan dalam hadits itu, 'man gassala wa igtasala", maksudnya adalah ia melakukan hubungan suami-istri hingga wajib mandi. Sedangkan yang lain berpendapat, "gassala wa igtasala", maksudnya adalah mengguyur kepalanya dan membasuh seluruh tubuhnya, sebagaimana hadits Thawus dari Ibnu Abbas.
Hadits No. : 1757
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شِهَابٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ طَاوُسٍ الْيَمَانِيِّ قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ: زَعَمُوا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اغْتَسِلُوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ , وَاغْسِلُوا رُءُوسَكُمْ وَإِنْ لَمْ تَكُونُوا جُنُبًا , وَمَسُّوا مِنَ الطِّيبِ» ? قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: أَمَّا الطِّيبُ فَلَا أَدْرِي , وَأَمَّا الْغُسْلُ , فَنَعَمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1757: Muhammad bin Abdullah bin Mubarak Al Makhrami memberitakan kepada kami, Ya’kub bin Ibrahim memberitakan kepada kami, bapakku menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishak, Muhammad bin Muslim bin Abdullah bin Syihab Az-Zuhri memberitakan kepada kami, dari Thawus Al Yamani yang telah berkata, "Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas, "Hai Ibnu Abbas, mayoritas kaum muslimin mengira bahwasanya Rasulullah telah bersabda, 'Mandilah pada hari jum’at! Basuhlah kepalamu dan apabila kamu tidak junub, maka pakailah wewangian!’" Ibnu Abbas pun menjawab, "kalau mengenai pemakaian minyak wangi, maka aku tidak tahu. Sedangkan mandi di hari jum’at, maka hal itu memang diperintahkan."
Hadits No. : 1758
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، ثنا هَارُونُ بْنُ مُسْلِمٍ صَاحِبُ الْحِنَّاءِ أَبُو الْحَسَنِ , ثنا أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: دَخَلَ عَلَيَّ أَبُو قَتَادَةَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَأَنَا أَغْتَسِلُ , قَالَ: غُسْلُكَ هَذَا مِنْ جَنَابَةٍ؟ قُلْتُ: نَعَمْ , قَالَ: فَأَعِدْ غُسْلًا آخَرَ , إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ لَمْ يَزَلْ طَاهِرًا إِلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ , لَمْ يَرْوِهِ غَيْرُ هَارُونَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1758: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani memberitakan kepada kami, Harun bin Muslim Shahibul Hana Abu Hasan memberitakan kepada kami, Abau bin Yazid memberitakan kepada kami, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abdullah bin Abu Qatadah yang pernah berkata, "Pada suatu hari jum’at, Abu Qatadah datang menemuiku yang saat itu sedang mandi. Kemudian Abu Qatadah bertanya kepadaku, 'Hai Abdullah, apakah kamu mandi karena sedang junub?’ aku menjawab, 'ya.’ lalu Abu Qatadah berkata lagi, 'Kalau begitu, mandi sekali lagi! Karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa mandi di hari jum ’at, maka ia akan tetap suci hingga hari jum ’at berikutnya’." Abu Bakar berkata, "ini merupakan hadits gharib (asing) yang tidak ada seorang pun meriwayatkannya selain Harun."
Hadits No. : 1759
صحيح ابن خزيمة ١٧٥٩: نا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ، ثنا رَوْحٌ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ دِينَارٍ يُحَدِّثُ , عَنْ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ أَنْ يَغْتَسِلَ كُلَّ سَبْعَةِ أَيَّامٍ , وَأَنْ يَمَسَّ طِيبًا إِنْ وَجَدَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1759: Yahya bin Habib Al Haritsi memberitakan kepada kami, Ruh memberitakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dan berkata, "Aku telah mendengar Amr bin Dinar menceritakan sebuah hadits yang diterimanya dari Thawus, dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad bahwasanya beliau telah bersabda, "Kewajiban atas setiap muslim adalah mandi setiap sepekan sekali dan memakai minyak wangi, jika ia memiliki."
Hadits No. : 176
صحيح ابن خزيمة ١٧٦: نا ابْنُ أَبِي صَفْوَانَ مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا أَبِي، نا سُفْيَانُ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ مَسْعُودٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: الصَّفْقَةُ بِالصَّفْقَتَيْنِ رَبًّا، وَأَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِسْبَاغِ الْوُضُوءِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 176: Ibnu Abu Shafwan Muhammad bin Utaman Ata-Tnaqafl mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Simak dari Abdurrahman bin Abdullah ia adalah Ibnu Mas’ud - dari ayahnya, ia berkata, “Satu akad jual beli diikat dengan dua akad adalah riba“, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga memerintahkan kita menyempurnakan wudhu.” 282
Hadits No. : 1760
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٠: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَأَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلٍ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي سَعِيدٍ قَالَا: سَمِعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاسْتَنَّ وَمَسَّ مِنَ الطِّيبِ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ , وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ , ثُمَّ جَاءَ إِلَى الْمَسْجِدِ , وَلَمْ يَتَخَطَّ رِقَابَ النَّاسِ , ثُمَّ رَكَعَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْكَعَ , ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ إِمَامُهُ حَتَّى يُصَلِّيَ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الَّتِي كَانَتْ قَبْلَهَا» . يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: وَثَلَاثَةُ أَيَّامٍ زِيَادَةً , إِنَّ اللَّهَ جَعَلَ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1760: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi memberitakan kepada kami, Ismail bin Ibrahim memberitakan kepada kami dari Muhammad bin Ishak, Muhammad bin Ibrahim menceritakan kepadaku, dari Abu Salama bin Abdurrahman dan Abu Umamah bin Sahal, dari Abu Hurairah dan Abu Said, keduanya berkata, "Kami pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa mandi pada hari jum’at, lalu ia bersiwak, memakai minyak wangi, dan memakai pakaian yang sebaik-baiknya. Kemudian ia pergi ke masjid dengan tidak melangkahi leher orang lain. Setelah itu, ia melaksanakan shalat sunnah. Selanjutnya ia diam hingga imam datang untuk memimpin shalat, maka perbuatannya itu akan menghapuskan dosa antara hari jum’at itu dan hari jum’at sebelumnya' " Abu Hurairah berkata, "dan tambahan tiga hari. Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dengan sepuluh kali kelipatannya."
Hadits No. : 1761
صحيح ابن خزيمة ١٧٦١: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا شُعَيْبٌ، نا اللَّيْثُ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَدِيعَةَ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَحْسَنَ الْغُسْلَ , ثُمَّ لَبِسَ مِنْ صَالِحِ ثِيَابِهِ , ثُمَّ مَسَّ مِنْ دُهْنِ بَيْتِهِ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ , أَوْ مِنْ طِيبِهِ , ثُمَّ لَمْ يُفَرِّقْ بَيْنَ اثْنَيْنِ كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ قَبْلَهَا» . قَالَ سَعِيدٌ: فَذَكَرْتُهَا لِعُمَارَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ قَالَ: صَدَقَ , وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ.
Shahih Ibnu Khuzaimah 1761: Ar-Rabi’ bin Sulaiman memberitakan kepada kami, Syu’aib memberitakan kepada kami, Al-Laits memberitakan kepada kami, dari Ibnu Ajalan, dari Said Al Maqbiri, dari bapaknya, dari Abdullah bin Wadi’ah, dari Abu Dzar dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau pernah bersabda, "Barangsiapa mandi pada hari jum’at dengan sebaik-baiknya. Lalu ia mengenakan pakaian yang terbaik. Setelah itu ia memakai minyak wangi. Kemudian ia tidak memisahkan antara dua orang, maka Allah akan mengampuni dosanya hari ini dan hari jum at sebelumnya" Said berkata, "Aku pernah menceritakan hadits itu kepada Imarah bin Amr bin Hazm, dan ia pun berkata, benar'." Dan ada tambahan tiga hari."
Hadits No. : 1762
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٢: نا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ بِهَذَا الْحَدِيثِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَالَ لَنَا بُنْدَارٌ: أَحْفَظُهُ مِنْ فِيهِ , وَعَنْ أَبِيهِ، وَهَذَا عِنْدِي وَهْمٌ , وَالصَّحِيحُ: عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1762: Bundar memberitakan kepada kami, Yahya bin Said menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajalan, dari Said Al Maqbiri, dari bapaknya yang sama seperti hadits ini. Abu Bakar berkata, "Bundar telah berkata kepada kami, 'aku hapal hadits ini dari mulutnya dan mulut bapaknya." Menurut pendapatku ini adalah suatu dugaan yang salah dan yang benar adalah dari Said dan dari bapaknya.
Hadits No. : 1763
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ زُهَيْرٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، وَعَنْ يَحْيَى بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، وَعَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ رَجُلٍ مِنْهُمْ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ , فَرَأَى عَلَيْهِمْ ثِيَابَ النِّمَارِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا عَلَى أَحَدِكُمْ إِنْ وَجَدَ سَعَةً أَنْ يَتَّخِذَ ثَوْبَيْنِ لِجُمُعَتِهِ سِوَى ثَوْبَيْ مِهْنَتِهِ؟»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1763: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Amr bin Abu Salama memberitakan kepada kami, dari Zuhair, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari Aisyah, dari Yahya bin Urwah, dari seorang laki-laki di antara mereka bahwasanya Pada suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyampaikan khutbah jum’at. Ketika sedang khutbah, beliau melihat seseorang mengenakan pakaian dari kulit macan. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian memperoleh rezeki, maka sebaiknya ia memakai dua pakaian untuk shalat jum’at selain pakaian kerjanya."
Hadits No. : 1764
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٤: ثنا الْحَسَنُ بْنُ الصَّبَّاحِ الْبَزَّازُ، ثنا حَفْصٌ يَعْنِي ابْنَ غِيَاثٍ، عَنْ حَجَّاجٍ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «كَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُبَّةٌ يَلْبَسُهَا فِي الْعِيدَيْنِ، وَيَوْمِ الْجُمُعَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1764: Hasan bin Shabah Al Bazzar menceritakan kepada kami, Hafsh bin Giyats menceritakan kepada kami, dari Hajjaj, dari Abu Ja’far, dari Jabir bin Abdullah yang telah berkata, "Konon Nabi Muhammad mempunyai jubah (baju panjang) yang dikenakannya pada setiap hari raya idul fitri dan idul adha serta shalat jum’at."
Hadits No. : 1765
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٥: ثنا أَبُو مُوسَى، نا أَبُو أَحْمَدَ، ح، وَثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي يَزِيدَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ، عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ غَسَّلَ وَاغْتَسَلَ , ثُمَّ غَدَا وَابْتَكَرَ , وَجَلَسَ مِنَ الْإِمَامِ قَرِيبًا , فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ أَجْرُ سَنَةٍ , صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا» . هَذَا حَدِيثُ أَبِي مُوسَى. وَفِي حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ: «كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ أَجْرُ سَنَةٍ صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1765: Abu Musa menceritakan kepada kami, Abu Ahmad memberitakan kepada kami, Ha, Said bin Abu Yazid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yusuf menceritakan kepada kami,dan berkata: Sufyan telah menceritakan kepada kami sebuah hadits yang diterimanya dari Abdullah bin Isa, dari Yahya bin Harits, dari Abu Al Asy’ats Ash-Shan’ani, dari Aus bin Aus yang telah berkata, "Rasulullah pernah bersabda, 'Barangsiapa yang mandi di hari jum’at, setelah itu ia bersegera berangkat ke masjid dan duduk dekat imam. Kemudian ia mendengarkan khutbah dengan baik dan khusu, maka ia pasti akan mendapatkan pahala puasa dan shalat selama satu tahun'." Ini adalah hadits Abu Musa, sedangkan dalam hadits Muhammad bin Yusuf disebutkan, "...maka setiap langkahnya itu mendapat ganjaran pahala puasa dan shalat selama satu tahun. "
Hadits No. : 1766
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٦: ثنا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ أَبُو هَاشِمٍ، نا مُبَشِّرٌ يَعْنِي ابْنَ إِسْمَاعِيلَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْمُسْتَعْجِلُ إِلَى الصَّلَاةِ كَالْمُهْدِي بَدَنَةً , وَالَّذِي يَلِيهِ كَالْمُهْدِي بَقَرَةً , وَالَّذِي يَلِيهِ كَالْمُهْدِي شَاةً , وَالَّذِي يَلِيهِ كَالْمُهْدِي طَيْرًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1766: Ziyad bin Ayyub Abu Hasyim memberitakan kepada kami, Mubasyir bin Ismail memberitakan kepada kami, dari Al Auza’i, Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepada ku, dari Abu Salama bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Orang yang bersegera pergi ke masjid untuk (shalat) jum’at adalah seperti orang yang mempersembahkan unta yang gemuk. Kemudian orang yang datang selanjutnya seperti orang yang mempersembahkan sapi. Lalu yang berikutnya seperti orang yang mempersembahkan kambing. Sementara yang berikutnya seperti orang yang mempersembahkan burung."
Hadits No. : 1767
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ، ثنا سُفْيَانُ، نا الزُّهْرِيُّ، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ مَلَائِكَةٌ يَكْتُبُونَ النَّاسَ عَلَى مَنَازِلِهِمُ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ , فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ طُوِيَتِ الصُّحُفُ» . وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: «فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوَا الصُّحُفَ» . وَقَالَا جَمِيعًا: «وَاسْتَمَعُوا الْخُطْبَةَ , فَالْمُهَجِّرُ إِلَى الصَّلَاةِ كَالْمُهْدِي بَدَنَةً , ثُمَّ الَّذِي يَلِيهِ كَمُهْدِي بَقَرَةً , ثُمَّ الَّذِي يَلِيهِ كَمُهْدِي كَبْشٍ» حَتَّى ذَكَرَ الدَّجَاجَةَ وَالْبَيْضَةَ. وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ: «كَمُهْدِي الْبَقَرَةِ» , وَقَالَ: «كَمُهْدِي الْكَبْشِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1767: Abdul Jabbar memberitakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Said bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Sa'id bin Musayyib, dari Abu Hurairah yang berkata, "Rasulullah telah bersabda, 'Apabila datang hari jum'at, maka para malaikat akan duduk di pintu-pintu masjid untuk mencatat amal perbuatan kaum muslimin yang berangkat dari rumahnya (menuju masjid), Orang yang paling utama adalah yang berada pada barisan pertama, Apabila imam naik ke atas mimbar (untuk berkhulbah), maka catatan itu akan ditutup." Abdul Jabbar berkata, "Apabila imam duduk di atas mimbar untuk berkhutbah, maka para malaikat akan menutup eatatannya untuk mendengarkan khutbah." Maka orang yang bersegera datang ke masjid itu seperti orang yang mempersembahkan unta yang gemuk. Sedangkan yang datang selanjutnya seperti orang yang mempersembahkan sapi. Lalu berikutnya seperti orang yang mempersembahkan kambing, hingga akhirnya ia menyebutkan ayam dan telur. Al Makhzumi berkata, "Seperti orang yang mempersembahkan sapi. Dan seperti orang yang mempersembahkan kambing."
Hadits No. : 1768
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٨: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا الْعَلَاءُ، ح، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنِ الْعَلَاءِ، ح، وَثنا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ: ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ الْعَلَاءَ، ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مَلَكَانِ يَكْتُبَانِ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ , كَرَجُلٍ قَدَّمَ بَدَنَةً , وَكَرَجُلٍ قَدَّمَ بَقَرَةً , وَكَرَجُلٍ قَدَّمَ شَاةً , وَكَرَجُلٍ قَدَّمَ طَيْرًا , وَكَرَجُلٍ قَدَّمَ بَيْضَةً , فَإِذَا قَعَدَ الْإِمَامُ طُوِيَتِ الصُّحُفُ» . وَقَالَ بُنْدَارٌ: «فَإِذَا قَعَدَ طُوِيَتِ الصُّحُفُ» . وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ: «قَدَّمَ طَائِرًا» . قَالَ ابْنُ بَزِيعٍ: «فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ طُوِيَتِ الصُّحُفُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1768: Ali bin Hujr memberitakan kepada kami, Ismail bin Ja’far memberitakan kepada kami, Al 'Ala memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far memberitakan kepada kami, Syu’bah bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Ha, Abu Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada ku dan berkata, "Syu’bah menceritakan kepada kami dan berkata, aku pernah mendengar Al 'Ala’," Ha, Muhammad bin Abdullah bin Buzai’ menceritakan kepada kami, Yazid —yaitu Ibnu Zari’— memberitakan kepada kami, Ruh bin Qasim memberitakan kepada kami, dari Al 'Ala bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah yang mendengar hadits itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah bersabda, "Pada hari jum 'at, di setiap pintu masjid itu ada dua malaikat yang akan mencatat orang yang datang pertama kali ke masjid. Orang yang datang pertama kali ke masjid adalah seperti orang yang mempersembahkan seekor unta gemuk. Selanjutnya seperti orang yang mempersembahkan seekor sapi. Kemudian seperti orang yang mempersembahkan kambing. Lalu seperti orang yang mempersembahkan seekor burung. Yang terakhir seperti orang yang mempersembahkan telur. Apabila khatib telah duduk di atas mimbar, maka lembar catatan itu akan ditutup." Bundar berkata, "Apabila khatib telah duduk di atas mimbar, maka lembar catatan itu akan ditutup." Ali bin Hajar telah berkata, "Seperti orang yang mempersembahkan seekor burung." Ibnu Buza'i berkata, "Apabila khatib keluar untuk berkhutbah, maka lembar catatan akan ditutup."
Hadits No. : 1769
صحيح ابن خزيمة ١٧٦٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ، ثنا هَمَّامٌ، ثنا مَطَرٌ، ح، وَحَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ سَهْلُ بْنُ مُحَمَّدٍ , نا الْمُقْرِئُ، أَخْبَرَنِي هَمَّامٌ، عَنْ مَطَرٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " تُبْعَثُ الْمَلَائِكَةُ عَلَى أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ يَكْتُبُونَ مَجِيءَ النَّاسِ , فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ طُوِيَتِ الصُّحُفُ , وَرُفِعَتِ الْأَقْلَامُ , فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: مَا حَبَسَ فُلَانًا؟ فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ: اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ ضَالًّا فَاهْدِهِ , وَإِنْ كَانَ مَرِيضًا فَاشْفِهِ , وَإِنْ كَانَ عَائِلًا فَأغْنِهِ ". هَذَا حَدِيثُ الْمُقْرِئِ. وَقَالَ الْقُطَعِيُّ: قَالَ: «تَقْعُدُ الْمَلَائِكَةُ عَلَى أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ» . وَقَالَ أَيْضًا: " يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ ضَالًّا فَاهْدِهِ , وَإِنْ كَانَ. . . " إِلَى آخِرِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1769: Muhammad bin Yahya Al Qath’i memberitakan kepada kami, Hajjaj bin Minhal menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada ku, Mathar menceritakan kepada kami, Ha, Abu Hatim Sahal bin Muhammad menceritakan kepada kami, Al Muqri memberitakan kepada kami, Hammam memberitakan kepada ku, dari Mathar, dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah bersabda, "Para malaikat akan diutus untuk duduk di depan pintu masjid pada hari jum’at untuk mencatat orang-orang yang datang ke masjid pada hari itu. Apabila imam telah keluar (untuk berkhutbah), maka lembar catatan itu akan ditutup dan pena telah diangkat. Selanjutnya para malaikat akan saling bertanya kepada yang lainnya, Apa yang menahan si fulan (untuk tidak datang ke masjid dengan segera)?' kemudian para malaikat itu pun akan berdoa, 'ya Allah ya Tuhan kami, apabila ia sesat, maka berilah petunjuk kepadanya. Apabila ia sakit, maka sembuhkanlah penyakitnya. Apabila ia kekurangan, maka cukupkanlah bagi dirinya'" Ini adalah haditsnya Al Muqri Kemudian Al Qath’i berkata, "Para malaikat akan duduk di pintu masjid." Lalu ia berkata pula, "Para malaikat saling berdoa antara satu dengan yang lainnya, 'ya Allah ya Tuhan kami, jika ia sesat, maka berilah petunjuk kepadanya ....dan seterusnya'."
Hadits No. : 177
صحيح ابن خزيمة ١٧٧: نا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَبُو عَاصِمٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يُكَفِّرُ اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَزِيدُ فِيِ الْحَسَنَاتِ» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ» ، ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا الْخَبَرُ لَمْ يَرْوِهِ، عَنْ سُفْيَانَ غَيْرُ أَبِي عَاصِمٍ، فَإِنْ كَانَ أَبُو عَاصِمٍ قَدْ حَفِظَهُ فَهَذَا إِسْنَادٌ غَرِيبٌ، وَهَذَا خَبَرٌ طَوِيلٌ قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي أَبْوَابٍ ذَوَاتِ عَدَدٍ، وَالْمَشْهُورُ فِي هَذَا الْمَتْنِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُقَيْلٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، لَا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ» نا مُوسَى، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَ أَبُو مُوسَى: نا، وَقَالَ أَحْمَدُ: أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ، حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عُقَيْلٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 177: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Adh-Dhahhak bin Makhlad (Abu Ashim) menceritakan kepadaku, Sufyan mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abu Bakr menceritakan kepadaku dari Sa’id bin Al Musayyab dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian tidak mau aku tunjukkan sesuatu yang menyebabkan Allah menghapus dosa dan menambah kebagusan?” Para sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu, karena hal-hal yang tidak disenangi dan menanti tiba waktu shalat berikutnya setelah melakukan shalat” Kemudian ia menyebutkan hadits selengkapnya. Abu Bakar berkata, “Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Abu Ashim dari Sufyan (27-ba'). Jika Abu Ashim betul-betul menyimpannya, maka ini adalah sanad gharib.” Ini hadits panjang yang telah saya takhrij dalam banyak bab. Yang masyhur dalam matan hadits ini adalah Abdullah bin Muhammad bin Aqil dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Sa’id bukan dari Abdullah bin Abu Bakar. Musa dan Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abu Musa berkata, Abu Amir menceritakan kepada kami, sedang Ahmad berkata, Abu Amir mengabarkan kepada kami, Zuhair bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil. 283
Hadits No. : 1770
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٠: نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُوسَى الْفَزَارِيُّ، أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ يَعْنِي ابْنَ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، وَالزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَوْنَ , وَأْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَمْشُونَ عَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ , فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا , وَمَا فَاتَكُمْ فَاقْضُوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1770: Ismail bin Musa Al Fazari memberitakan kepada kami, Ibrahim bin Sa’ad memberitakan kepada kami, dari bapaknya, dari Abu Salama dan Az-Zuhri, dari Said bin Musayyib, dari Abu Hurairah yang telah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila adzan shalat telah dikumandangkan, maka janganlah kalian tergesa-gesa untuk melaksanakannya. Datangilah tempat shalat sambil berjalan kaki dengan penuh ketenangan. Kerjakanlah rakaat shalat yang kalian dapatkan dan sempurnakanlah rakaat shalat yang tertinggal!"
Hadits No. : 1771
صحيح ابن خزيمة ١٧٧١: نا أَبُو مُوسَى، نا أَبُو عَامِرٍ، نا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنِ السَّائِبِ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ قَالَ: «كَانَ النِّدَاءُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ فِي الْقُرْآنِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ , وَإِذَا قَامَتِ الصَّلَاةُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ , حَتَّى كَانَ عُثْمَانُ , فَكَثُرَ النَّاسُ , فَأَمَرَ بِالنِّدَاءِ الثَّالِثِ عَلَى الزَّوْرَاءِ , فَثَبَتَ حَتَّى السَّاعَةِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي قَوْلِهِ وَإِذَا قَامَتِ الصَّلَاةُ: يُرِيدُ النِّدَاءَ الثَّانِيَ الْإِقَامَةَ , وَالْأَذَانُ وَالْإِقَامَةُ يُقَالُ لَهُمَا: أَذَانَانِ , أَلَمْ تَسْمَعِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ» ؟ وَإِنَّمَا أَرَادَ: بَيْنَ كُلِّ أَذَانٍ وَإِقَامَةٍ. وَالْعَرَبُ قَدْ تُسَمِّي الشَّيْئَيْنِ بِاسْمِ الْوَاحِدِ إِذَا قَرَنَتْ بَيْنَهُمَا , قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ} [النساء: 11] ، وَقَالَ: {وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ} [النساء: 11] وَإِنَّمَا هُمَا أَبٌ وَأُمٌّ , فَسَمَّاهُمَا اللَّهُ أَبَوَيْنِ , وَمِنْ هَذَا الْجِنْسِ خَبَرُ عَائِشَةَ: كَانَ طَعَامُنَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَسْوَدَيْنِ: التَّمْرَ وَالْمَاءَ. وَإِنَّمَا السَّوَادُ لِلتَّمْرِ خَاصَّةً دُونَ الْمَاءِ , فَسَمَّتْهُمَا عَائِشَةُ: الْأَسْوَدَيْنِ , لَمَّا قَرَنَتْ بَيْنَهُمَا , وَمِنْ هَذَا الْجِنْسِ قِيلَ: سُنَّةُ الْعُمَرَيْنِ , وَإِنَّمَا أُرِيدَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ , لَا كَمَا تَوَهَّمَ مَنْ ظَنَّ أَنَّهُ أُرِيدَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ , وَعُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ , وَالدَّلِيلُ عَلَى أَنَّهُ أَرَادَ بِقَوْلِهِ: وَإِذَا قَامَتِ الصَّلَاةُ: النِّدَاءَ الثَّانِيَ الْمُسَمَّى إِقَامَةً
Shahih Ibnu Khuzaimah 1771: Abu Musa memberitakan kepada kami, Abu Amir memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Zi’b memberitakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Saib bin Yazid yang telah berkata, "pada mulanya panggilan adzan pada hari jum’at yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an itu dikumandangkan manakala imam keluar (untuk Berkhutbah). Demikianlah adzan shalat jum’at itu dikumandangkan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar bin Khathab, kemudian, pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, ketika kaum muslimin bertambah banyak, maka khalifah Utsman bin Affan memerintahkan panggilan ketiga dari dalam masjid dan kini tetap berlaku sampai sekarang. Abu Bakar memberi komentar tentang sabda Nabi yang berbunyi, "Apabila adzan shalat telah dikumandangkan", yang dimaksudkan adalah panggilan kedua yaitu iqamat. Dengan demikian, adzan dan iqamat itu disebut juga dengan istilah "adzanaani" (dua adzan). Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Antara dua adzan itulah shalat (didirikan)". Selain itu, orang arab sering menamakan dua hal dengan menggunakan satu nama yang dikaitkan antara keduanya. Allah telah berfirman, "Bagian setiap orang dari kedua orangtuanya itu adalah seperenam. " Dan juga dalam ayat yang lainnya, t(kedua orangtuanya memperoleh warisan. Sedangkan bagian untuk ibunya adalah sepertiga. " Yang dimaksud dengan kedua orangtua itu adalah bapak dan ibu, maka Allah cukup menyebutkannya dengan "abawaini", yang artinya adalah kedua orangtua. Di antara contoh yang lainnya adalah hadits Aisyah yang berbunyi, "pada saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup, maka makanan kami adalah aswadaini, yaitu kurma dan air." Sebenarnya yang dimaksud dengan as-Sawaad itu adalah khusus untuk buah kurma tanpa air. Akan tetapi, Aisyah sengaja menyebutnya aswadaini, karena ia mengaitkan keduanya. Contoh lainnya yang sama adalah sunnah Umaraini. Yang dimaksud dengan Umaraini dalam lafadz ini adalah Abu Bakar dan Umar, dan bukannya Umar bin Khathab dan Umar bin Abdul Aziz. Hal ini menunjukkan bahwasanya maksud hadits Rasulullah yang berbunyi, "apabila adzan shalat telah dikumandangkan", adalah panggilan yang kedua yaitu iqamat.
Hadits No. : 1772
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٢: أَنَّ سَلْمَ بْنَ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ: «كَانَ الْأَذَانُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَأَبِي بَكْرٍ , وَعُمَرَ أَذَانَيْنِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ , حَتَّى كَانَ زَمَنُ عُثْمَانَ , فَكَثُرَ النَّاسُ , فَأَمَرَ بِالْأَذَانِ الْأَوَّلِ بِالزَّوْرَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1772: Salm bin Junadah dan Waki’ pernah menceritakan sebuah hadits kepada kami yang didengarnya dari Ibnu Abu Zi’b, dari Az-Zuhri, dari Saib bin Yazid yang telah berkata, "dahulu adzan shalat jum’at pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar itu dua kali. Kemudian pada masa Utsman bin Affan dan kaum muslimin sudah mulai banyak, maka khalifah Utsman bin Affan memeriniahkan adzan sekali lagi dari dalam masjid.
Hadits No. : 1773
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ شَوْكَرِ بْنِ رَافِعٍ الْبَغْدَادِيُّ، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي يَحْيَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَمَسَّ مِنْ طِيبٍ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ , وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ , ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ , فَيَرْكَعُ إِنْ بَدَا لَهُ , وَلَمْ يُؤْذِ أَحَدًا , ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ إِمَامُهُ حَتَّى يُصَلِّيَ كَانَ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَقُولُ: إِنَّ الْإِنْصَاتَ عِنْدَ الْعَرَبِ قَدْ يَكُونُ الْإِنْصَاتُ عَنْ مُكَالَمَةِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا دُونَ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ , وَدُونَ ذِكْرِ اللَّهِ وَالدُّعَاءِ , كَخَبَرِ أَبِي هُرَيْرَةَ: كَانُوا يَتَكَلَّمُونَ فِي الصَّلَاةِ فَنَزَلَتْ: {وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا} [الأعراف: 204] ، فَإِنَّمَا زُجِرُوا فِي الْآيَةِ عَنْ مُكَالَمَةِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا , وَأُمِرُوا بِالْإِنْصَاتِ عِنْدَ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ: الْإِنْصَاتِ عَنْ كَلَامِ النَّاسِ لَا عَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَالتَّسْبِيحِ وَالتَّكْبِيرِ وَالذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ , إِذِ الْعِلْمُ مُحِيطٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يُرِدْ بِقَوْلِهِ: «ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَتَّى يُصَلِّيَ» أَنْ يُنْصِتَ شَاهِدُ الْجُمُعَةِ فَلَا يُكَبِّرَ مُفْتَتِحًا لِصَلَاةِ الْجُمُعَةِ , وَلَا يُكَبِّرَ لِلرُّكُوعِ , وَلَا يُسَبِّحَ فِي الرُّكُوعِ , وَلَا يَقُولَ: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ رَفْعِ الرَّأْسِ مِنَ الرُّكُوعِ , وَلَا يُكَبِّرَ عِنْدَ الْإِهْوَاءِ إِلَى السُّجُودِ , وَلَا يُسَبِّحَ فِي السُّجُودِ , وَلَا يَتَشَهَّدَ فِي الْقُعُودِ , وَهَذَا لَا يَتَوَهَّمُهُ مَنْ يَعْرِفُ أَحْكَامَ اللَّهِ وَدِينَهُ , فَالْعِلْمُ مُحِيطٌ أَنَّ مَعْنَى الْإِنْصَاتِ فِي هَذَا الْخَبَرِ: عَنْ مُكَالَمَةِ النَّاسِ , وَعَنْ كَلَامِ النَّاسِ , لَا عَمَّا أُمِرَ الْمُصَلِّي مِنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ وَالتَّسْبِيحِ وَالذِّكْرِ الَّذِي أُمِرَ بِهِ فِي الصَّلَاةِ , فَهَكَذَا مَعْنَى خَبَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِنْ ثَبَتَ -: «وَإِذَا قَرَأَ فَأَنْصِتُوا» : أَيْ: أَنْصِتُوا عَنْ كَلَامِ النَّاسِ. وَقَدْ بَيَّنْتُ مَعْنَى الْإِنْصَاتِ وَعَلَى كَمْ مَعْنًى يَنْصَرِفُ هَذَا اللَّفْظُ فِي الْمَسْأَلَةِ الَّتِي أَمْلَيْتُهَا فِي الْقِرَاءَةِ خَلْفَ الْإِمَامِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1773: Muhammad bin Syaukar bin Rafi' Al Baghdadi, Ya’kub bin Ibrahim memberitakan kepada kami,bapakku menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishak, Muhammad bin Ibrahim At-Taimi memberitakan kepada ku, dari Imran bin Abu Yahya, dari Abdullah bin Ka’ab bin Malik, dari Abu Ayyub Al Anshari yang berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa mandi pada hari jum’at, lalu memakai minyak wangi, dan mengenakan pakaian yang terbaik, kemudian ia pergi ke masjid serta melaksanakan shalat sunnah tahiyatul masjid, ia tidak mengganggu jama’ah lain, dan mendengarkan apabila imam (khatib) keluar (untuk berkhutbah) hingga shalat jum ’at dilaksanakan, maka hal itu akan menjadi penghapus dosa antara hari jum'at ini dan hari jum’at selanjutnya'." Abu Bakar berkata, "Ungkapan ini termasuk dari jenis yang aku maksudkan bahwa mendengarkan itu menurut orang arab adalah mendengarkan pembicaraan yang satu dengan yang lainnya tanpa membaca Al Qur'an, berzikir, ataupun berdoa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah, 'Dulu kaum muslimin selalu berbicara dalam shalat hingga turun ayat yang berbunyi: "Apabila Al Qur'an itu dibacakan, maka dengarkanlah dengan baik". 'Dalam ayat ini jelas bahwasanya mereka dilarang untuk berbicara antara satu dengan yang lain dan diperintahkan untuk mendengarkan bacaan Al Qur'an, bertasbih, bertakbir, dan berdoa. Karena diketahui bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak bermaksud dengan sabdanya kemudian ia diam dan mendengarkan apabila imam keluar (untuk berkhutbah) hingga shalat dilaksanakan', itu agar orang yang hadir dalam shalat jum’at itu diam dan tidak bertakbir ketika iftitah (membuka) shalat, atau ketika ruku, atau tidak bertasbih ketika ruku, tidak membaca 'rabbana walakalhamd' setelah mengangkat kepala dari ruku, tidak bertakbir ketika akan sujud, tidak bertasbih ketika sujud, dan tidak membaca doa tasyahud saat duduk. Dan telah diketahui pula bahwa arti inshaat (diam dan mendengarkan) dalam hadits ini adalah tidak berbicara dengan orang lain dan bukan tidak boleh untuk bertakbir, membaca doa, bertasbih, dan berzikir yang diperintahkan dalam shalat. Demikianlah arti hadits Nabi Muhammad — jika benar— Apabila dibacakan ayat Al Qur'an, maka dengarkanlah', yaitu tidak berbicara dengan orang lain. Selain itu, kami telah menerangkan pula arti kata Al Inshaat dan macam-macamnya dalam bab Al Qiraa'ah khalfal Imam.
Hadits No. : 1774
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٤: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنِ الْمُبَارَكِ وَهُوَ ابْنُ فَضَالَةَ , عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُومُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ يُسْنِدُ ظَهْرَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ خَشَبٍ أَوْ جِذْعٍ أَوْ نَخْلَةٍ - شَكَّ الْمُبَارَكُ - فَلَمَّا كَثُرَ النَّاسُ قَالَ: «ابْنُوا لِي مِنْبَرًا» , فَبَنَوْا لَهُ الْمِنْبَرَ , فَتَحَوَّلَ إِلَيْهِ , حَنَّتِ الْخَشَبَةُ حَنِينَ الْوَالِهِ , فَمَا زَالَتْ حَتَّى نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمِنْبَرِ , فَأَتَاهَا , فَاحْتَضَنَهَا , فَسَكَنَتْ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " الْوَالِهُ: يُرِيدُ بِهَا الْمَرْأَةَ إِذَا مَاتَ لَهَا وَلَدٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1774: Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Isa bin Yunus memberitakan kepada kami, Mubarak yaitu Ibnu Fadhalah memberitakan kepada kami, dari Hasan, dari Anas bin Malik yang berkata, "Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk khutbah jum’at sambil menyandarkan punggungnya ke tiang penyangga yang terbuat dari —Mubarak ragu— kayu atau batang kurma. Ketika kaum muslimin semakin banyak, maka beliau berkata, 'Buatkanlah mimbar untuk tempatku berkhutbah' kemudian para sahabat bergotong royong membuat mimbar. Lalu Rasulullah pindah tempat (dari tiang penyangga) ke mimbar tersebut. Ternyata kayu tiang penyangga tersebut merasa rindu dan kehilangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Akhirnya Rasulullah turun dari atas mimbar untuk menemui tiang tersebut dan memeluknya. Tak lama kemudian, tiang kayu tersebut kembali diam." Abu Bakar berkata, "yang dimaksud dengan 'Al Waalih’ adalah seorang perempuan yang ditinggal mati oleh anaknya."
Hadits No. : 1775
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ، نا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، نا إِسْحَاقُ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ، ثنا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُومُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَيُسْنِدُ ظَهْرَهُ إِلَى جِذْعٍ مَنْصُوبٍ فِي الْمَسْجِدِ فَيَخْطُبُ , فَجَاءَ رُومِيٌّ فَقَالَ: أَلَا نَصْنَعُ لَكَ شَيْئًا تَقْعُدُ وَكَأَنَّكَ قَائِمٌ؟ فَصَنَعَ لَهُ مِنْبَرًا لَهُ دَرَجَتَانِ , وَيَقْعُدُ عَلَى الثَّالِثَةِ , فَلَمَّا قَعَدَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ خَارَ الْجِذْعُ خُوَارَ الثَّوْرِ حَتَّى ارْتَجَّ الْمَسْجِدُ بِخُوَارِهِ حُزْنًا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَنَزَلَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمِنْبَرِ , فَالْتَزَمَهُ وَهُوَ يَخُورُ , فَلَمَّا الْتَزَمَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَكَتَ , ثُمَّ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ , لَوْ لَمْ أَلْتَزِمْهُ مَا زَالَ هَكَذَا حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ حُزْنًا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» , فَأَمَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدُفِنَ - يَعْنِي الْجِذْعَ -. وَفِي خَبَرِ جَابِرٍ: فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ هَذَا بَكَى لِمَا فَقَدَ مِنَ الذِّكْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1775: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Umar bin Yunus memberitakan kepada kami, Ikrimah bin Ammar memberitakan kepada kami, Ishak bin Abu Thalhah memberitakan kepada kami, Anas bin Malik menceritakan kepada kami, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu berdiri untuk berkhutbah pada hari jum’at sambil menyandarkan punggungnya ke sebuah batang pohon yang dipasang di dalam masjid. Tak lama kemudian datang seorang sahabat yang berasal dari Romawi dan berkata, 'Wahai Rasulullah, bolehkah kami membuatkan sesuatu untuk tempat anda, namum demikian sepertinya anda sedang berdiri?’ akhirnya sahabat tersebut membuatkan untuk Rasulullah sebuah mimbar yang mempunyai dua tingkat dan Rasulullah dapat duduk di tingkat ketiga. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mulai duduk di atas mimbar tersebut, tiba-tiba batang pohon itu bersuara seperti banteng, hingga masjid terguncang dengan suaranya karena merasa sedih atas kehilangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah turun dari atas mimbar dan langsung memeluknya. Ketika dipeluk oleh Rasulullah, maka batang pohon tersebut mulai mereda. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Demi Allah, jika tadi aku tidak memeluknya, maka batang pohon ini akan terus menguak sampai hari kiamat, karena merasa sedih kehilangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.’ kemudian Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk mengubur batang pohon tersebut." Dalam hadits Jabir disebutkan bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Sesungguhnya batang pohon ini menangis karena telah merasa kehilangan zikrullah."
Hadits No. : 1776
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ تَمَّامٍ الْمِصْرِيُّ، نا يُوسُفُ بْنُ عَدِيٍّ، نا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطَّائِفِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ خَالِدٍ وَهُوَ الْعَدْوَانِيُّ , عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ أَبْصَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ قَائِمٌ عَلَى قَوْسٍ أَوْ عَصًا حِينَ أَتَاهُمْ , قَالَ: فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: «وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ» , فَوَعَيْتُهَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَأَنَا مُشْرِكٌ , ثُمَّ قَرَأْتُهَا فِي الْإِسْلَامِ , فَدَعَتْنِي ثَقِيفُ ? فَقَالُوا: مَا سَمِعْتَ مِنَ هَذَا الرَّجُلِ , فَقَرَأْتُهَا عَلَيْهِمْ , فَقَالَ مَنْ مَعَهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ: نَحْنُ أَعْلَمُ بِصَاحِبِنَا , لَوْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّهُ كَمَا يَقُولُ حَقٌّ لَتَابَعْنَاهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1776: Muhammad bin Amr bin Tamam Al Misr memberitakan kepada kami, Yusuf bin Addi memberitakan kepada kami, Marwan bin Mu’awiyah memberitakan kepada kami, dari Abdullah bin Abdurrahman Ath-Thaifi, dari Abdurrahman bin Khalid yaitu Al 'Adwani, dari Bapaknya bahwa Dia pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berdiri di atas busur atau tongkat ketika ia menemui mereka. Setelah itu, aku mendengar Rasulullah membaca وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ (Demi langit dan yang datang pada malam hari) yang pernah aku ketahui pada masa jahiliyah —saat itu aku masih musyrik— dan kini aku mulai membacanya saat aku telah masuk Islam. Kemudian aku diundang oleh Bani Tsaqif. Lalu mereka bertanya kepadaku: "Apa yang telah kamu dengar dari laki-laki itu (yaitu Nabi Muhammad)?" Maka aku pun membacakan surat Ath-Thariq kepada mereka. Salah seorang dari suku Quraisy yang saat itu sedang bersama mereka berkata: "Sebenarnya kami lebih tahu tentang sahabat kami. Seandainya kami mengetahui bahwa laki-laki itu seperti apa yang diceritakannya, maka pasti kami akan mengikuti ajarannya."
Hadits No. : 1777
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ قَالَ: اخْتَلَفُوا فِي مِنْبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ هُوَ؟ فَأَرْسَلُوا إِلَى سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ , فَقَالَ: «مَا بَقِيَ مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ أَعْلَمَ بِهِ مِنِّي , هُوَ مِنْ أَثْلِ الْغَابَةِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «الْأَثْلُ هُوَ الطَّرْفَاءُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1777: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Abu Hazim yang telah berkata, "Para sahabat berbeda pendapat tentang mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Dari kayu apa ia terbuat?’ akhirnya mereka pergi menemui Sahal bin Sa’ad (untuk bertanya kepadanya). Lalu Sahal bin Sa’ad berkata, 'Tidak ada seorang sahabat pun yang masih hidup yang lebih mengetahui hal itu daripada aku. Sesungguhnya mimbar tersebut terbuat dari batang pohon tamarisk. Abu Bakar berkata, "Tamarisk adalah nama sebuah pohon yang berbatang kecil."
Hadits No. : 1778
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، نا الْوَلِيدُ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا اسْتَوَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ لِلنَّاسِ: «اجْلِسُوا» , فَسَمِعَهُ ابْنُ مَسْعُودٍ وَهُوَ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ فَجَلَسَ , فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَعَالَ يَا ابْنَ مَسْعُودٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1778: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Hisyam bin Ammar memberitakan kepada kami, Al Walid memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitakan kepada kami, dari Atha bin Abu Rabah, dari Ibnu Abbas yang telah berkata: Ketika telah berdiri tegak di atas mimbar, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berseru kepada para jama’ah: "Duduklah!" Kemudian Ibnu Mas’ud yang sedang berada di dekat pintu masjid mendengar dan akhirnya langsung duduk. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Kemarilah wahai lbnu Mas'ud."
Hadits No. : 1779
صحيح ابن خزيمة ١٧٧٩: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا أَبُو بَحْرٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُثْمَانَ الْبَكْرَاوِيُّ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، ثنا نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ خُطْبَتَيْنِ , يَجْلِسُ بَيْنَهُمَا» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " سَمِعْتُ بُنْدَارًا يَقُولُ: كَانَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ يُجِلُّ هَذَا الشَّيْخَ يَعْنِي الْبَكْرَاوِيَّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1779: Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami, Abu Bakar Abdurrahman bin Utsman Al Bakrawi menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Umar memberitakan kepada kami, Nafi’ menceritakan kepada kami, dari Ibnu 'Umar yang telah berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan khutbah jum’at itu dua kali dan beliau duduk antara keduanya." Abu Bakar berkata: Aku pernah mendengar Bundar berkata: "Yahya bin Said sangat memuliakan Syeikh ini, yaitu Al Bakrawi."
Hadits No. : 178
صحيح ابن خزيمة ١٧٨: نا أَبُو خَيْثَمَةَ عَلِيُّ بْنُ عَمْرِو بْنِ خَالِدٍ الْحَرَّانِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، نا زُهَيْرٌ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا لَبِسْتُمْ وَإِذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوا بِأَيَامِنِكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 178: Abu Khaitsamah Ali bin Amr bin Khalid Al Harani mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Zuhair mengabarkan kepada kami, Al A'masy mengabarkan kepada kami dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila kamu berpakaian dan bila kamu berwudhu, mulailah dengan bagian kananmu."284
Hadits No. : 1780
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ هَيَّاجٍ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْهَمْدَانِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَالِكِ بْنِ الْحَارِثِ الْأَرْحَبِيُّ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبْجَرَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَاصِلِ بْنِ حَيَّانَ قَالَ: قَالَ أَبُو وَائِلٍ: خَطَبَنَا عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ , فَأَبْلَغَ وَأَوْجَزَ , فَلَمَّا نَزَلَ قُلْنَا لَهُ: يَا أَبَا الْيَقْظَانِ , لَقَدْ أَبَلَغْتَ وَأَوْجَزْتَ , فَلَوْ كُنْتُ نَفَّسْتَ قَالَ: إِنَّنِي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ طُولَ صَلَاةِ الرَّجُلِ , وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ , فَأَطِيلُوا الصَّلَاةَ وَأَقْصِرُوا الْخُطْبَةَ , فَإِنَّ مِنَ الْبَيَانِ سِحْرًا» . نا بِهِ رَجَاءُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعُذْرِيُّ أَبُو الْحَسَنِ , ثنا الْعَلَاءُ بْنُ عُصَيْمٍ الْجُعْفِيُّ , ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبْجَرَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ , وَلَمْ يَقُلْ: «فَلَوْ كُنْتَ نَفَّسْتَ» ?
Shahih Ibnu Khuzaimah 1780: Muhammad bin Umar bin Hayyaj Abu Abdullah Al Hamdani memberitakan kepada kami, Yahya bin Abdurrahman bin Malik bin Harits Al Arhabi memberitakan kepada kami, Abdurrahman bin Abdul Malik bin Abjar memberitakan kepada kami, dari bapaknya, dari Washil bin Hayyan, "Abu Wail pernah berkata, "Suatu ketika, Ammai bin Yasir berkhutbah di hadapan kami, ternyata ia menyampaikan khutbah dengan singkat, ketika ia turun dari mimbar, kami bertanya kepadanya, 'Hai Abu Yaqzan, anda telah menyampaikan khutbah dengan amat singkat. Alangkah baiknya jika anda memberi semangat (kepada kami)!’ lalu Ammar bin Yasir menjawab, "Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Lamanya shalat jum’at seseorang dan singkat khutbahnya itu merupakan tanda pernahamannya (terhadap ilmu agama). Oleh karena itu, perpanjanglah shalat dan singkatkanlah khutbah. Karena sebenarnya dalam penjelasan itu ada daya tarik" Raja’ bin Muhammad Al 'Udzri Abu Hasan memberitakan kepada kami, Al 'Ala bin Ashim Al Ju’fi memberitakan kepada kami, Abdurrahman bin Abdul Malik bin Abjar memberitakan kepada kami dengan sanad yang sama. Akan tetapi ia tidak menyebutkan dalam haditsnya itu, "Alangkah baiknya jika memberi semangat kepada kami."
Hadits No. : 1781
صحيح ابن خزيمة ١٧٨١: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ: «كَانَتْ خُطْبَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَصْدًا» .
Shahih Ibnu Khuzaimah 1781: Abu Bakar telah berkata: Dalam hadits Jabir bin Samrah disebutkan: "Sesungguhnya khutbah jum’at Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu singkat."
Hadits No. : 1782
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٢: وَفِي خَبَرِ الْحَكَمِ بْنِ حَزَنٍ ? عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَحَمِدَ اللَّهَ , وَأَثْنَى عَلَيْهِ كَلِمَاتٍ طَيِّبَاتٍ خَفِيفَاتٍ مُبَارَكَاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1782: Selanjutnya dalam hadits Hakam bin Huzn dari Nabi Muhammad bahwasanya Rasulullah memuji Allah dengan beberapa kalimat yang indah dan singkat.
Hadits No. : 1783
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٣: نا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ، نا أَنَسٌ يَعْنِي ابْنَ عِيَاضٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، ح، وَحَدَّثَنَا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، أنا سُفْيَانُ، عَنْ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي خُطْبَتِهِ , يَحْمَدُ اللَّهَ , وَيُثْنِي عَلَيْهِ بِمَا هُوَ لَهُ أَهْلٌ , ثُمَّ يَقُولُ: «مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ , إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ , وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ , وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا , وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ , وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ , وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ» , ثُمَّ يَقُولُ: «بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ» , وَكَانَ إِذَا ذَكَرَ السَّاعَةَ احْمَرَّتْ وَجْنَتَاهُ , وَعَلَا صَوْتُهُ , وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ كَأَنَّهُ نَذِيرُ جَيْشٍ: «صَبَّحَتْكُمُ السَّاعَةُ وَمَسَّتْكُمْ» , ثُمَّ يَقُولُ: «مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ , وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ أَوْ عَلَيَّ , وَأَنَا وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ» . «هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ الْمُبَارَكِ. وَلَفْظُ أَنَسِ بْنِ عِيَاضٍ مُخَالِفٌ لِهَذَا اللَّفْظِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1783: Husain bin Isa Al Busthami telah memberitakan sebuah hadits kepada kami, Anas bin Iyadh memberitakan kepada kami, dari Ja’lar bin Muhammad, Ha, Atabah bin Abdullah memberitakan kepada kami, Abdullah bin Mubarak memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Ja’far, dari bapaknya, dari Jabir bin Abdullah bahwasanya ia berkata, ''Apabila sedang menyampaikan khutbah jum’at, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan memulainya dengan membaca tahmid (memuji Allah ) dengan bacaan: 'Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah , maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Sebaliknya, barangsiapa disesatkan oleh Allah , maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Al Qur'an dan petunjuk yang paling baik adalah petunjuk Nabi Muhammad. Kemudian perkara yang paling buruk adalah sesuatu yang tidak dikenal, baik itu dalam Al Qur'an atau hadits Nabi dan segala sesuatu yang tidak dikenal, baik itu dalam Al Qur'an atau hadits Nabi, adalah bid'ah. Lalu setiap bid'ah itu pasti menyesatkan. Dan setiap yang menyesatkan itu tempatnya adalah di neraka." Kemudian Rasulullah melanjutkan ucapannya, "Aku diutus (untuk menyiarkan ajaran Islam) dan jarak hari kiamat itu seperti dua jari ini" Apabila menyebut hari kiamat, maka kedua pipi Rasulullah akan memerah, suaranya akan bertambah tinggi, dan amarahnya akan memuncak. Sepertinya Rasulullah itu adalah seorang yang memberi peringatan kepada para tentara dengan ucapan, 'Waspadalah, sesungguhnya hari kiamat telah semakin dekat' setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa meninggalkan harta benda, maka ketahuilah bahwa harta benda tersebut akan menjadi milik keluarganya. Sebaliknya, barangsiapa meninggalkan hutang maka aku yang mengurusnya, aku adalah orang yang mengurus perkara orang-orang mukmin." Ini adalah hadits lafadz Ibnu Mubarak. Sementara lafadz Anas bin Iyadh itu sendiri berbeda dengan lafadz ini.
Hadits No. : 1784
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ مَعْنٍ، عَنِ ابْنَةِ الْحَارِثَةِ بْنِ النُّعْمَانِ قَالَتْ: «مَا حَفِظْتُ ق إِلَّا مِنْ فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , يُقْرَأُ بِهَا فِي كُلِّ جُمُعَةٍ , وَكَانَ تَنُّورُنَا وَتَنُّورُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاحِدًا» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «ابْنَةُ الْحَارِثَةِ هَذِهِ هِيَ أُمُّ هِشَامٍ بِنْتُ حَارِثَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1784: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far memberitakan kepada kami, Syu’bah memberitakan kepada kami, dari Khubaib bin Abdurrahman, dari Abdullah bin Muhammad bin Ma’n, dari anak perempuan Haritsah bin Nu’man yang telah berkata, "Sesungguhnya aku tidak akan dapat menghapal surat "qaaf' kecuali dari mulut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang selalu membacanya dalam setiap khutbah jum’at. Sepertinya pencerahan kami dan pencerahan Rasulullah itu sama." Abu Bakar telah berkata, "nama anak perempuan Haritsah bin Nu’man itu adalah Ummu Hisyam binti haritsah."
Hadits No. : 1785
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٥: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أُمِّ هِشَامِ بِنْتِ حَارِثَةَ بْنِ النُّعْمَانِ قَالَتْ: «قَرَأْتُ ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ مِنْ فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , كَانَ يَقْرَؤُهَا كُلَّ جُمُعَةٍ عَلَى الْمِنْبَرِ إِذَا خَطَبَ النَّاسَ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ هَذَا هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدِ بْنِ زُرَارَةَ , نَسَبَهُ إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1785: Yusuf bin Musa memberitakan kepada kami, Jarir memberitakan kepada kami, dari Muhammad bin Abu Bakar dari Yahya bin Abdullah, dari Ummu Hisyam binti Haritsah bin Nu’man yang telah berkata, "aku dapat menghapal surat qaaf wal qur'anil majid dari mulut Rasulullah yang senantiasa membacanya setiap khutbah jum’at di atas mimbar." Abu Bakar berkata, "Yahya bin Abdullah adalah anak Abdurrahman bin Sa’ad bin Zirarah, keturunannya adalah Ibrahim bin Sa’ad."
Hadits No. : 1786
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٦: أنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا شَرِيكٌ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ , عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ نَحْوَ بَابِ الْقَضَاءِ , وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ عَلَى الْمِنْبَرِ يَخْطُبُ , فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا , ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتِ الْأَمْوَالُ , وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ , فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يُغِيثَنَا قَالَ: فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ , ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ أَغِثْنَا , اللَّهُمَّ أَغِثْنَا , اللَّهُمَّ أَغِثْنَا» , قَالَ أَنَسٌ: وَلَا وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلَا قَزْعَةٍ , وَلَا مَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلَا دَارٍ , فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ , فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ - يَعْنِي السَّمَاءَ - انْتَشَرَتْ , ثُمَّ أَمْطَرَتْ , قَالَ أَنَسٌ: فَلَا وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سَبْعًا , قَالَ: ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكِ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ , فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , هَلَكَتِ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ , فَادْعُ اللَّهُ أَنْ يُمْسِكَهَا عَنَّا قَالَ: فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ , ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا , وَلَا عَلَيْنَا , اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ , وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ» , قَالَ: فَأَقْلَعَتْ وَخَرَجْنَا نَمْشِي فِي الشَّمْسِ. قَالَ شَرِيكٌ: فَسَأَلْتُ أَنَسًا: أَهُوَ الرَّجُلُ الْأَوَّلُ؟ فَقَالَ: لَا أَدْرِي. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " السَّلْعُ: جَبَلٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1786: Ali bin Hujr As-Saidi memberitakan kepada kami, Ismail bin Ja'far memberitakan kepada kami, Syarik bin Abdullah bin Abu Namir memberitakan kepada kami dari Anas bahwasanya pada suatu ketika di hari jum’at ada seorang laki-laki yang masuk ke dalam masjid melalui pintu yang menuju ke arah Daarul Qadhay kebetulan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berdiri di atas mimbar untuk menyampaikan khutbah jum'at kepada kaum muslimin. Lalu laki-laki tersebut menghadap Rasulullah sambil berdiri seraya berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda kami telah musnah dan harapan kami telah sirna. Maka, mohonkanlah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami yang sedang dilanda kekeringan!" Mendengar permohonan orang tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung mengangkat kedua tangannya seraya berseru, ''ya Allah ya Tuhan kami', tolonglah kami! Ya Allah ya Tuhan kami, tolonglah kami! Ya Allah ya Tuhan kami, tolonglah kami!" Anas berkata, "Demi Allah, saat itu kami tidak melihat awan tebal. Kemudian tidak ada satu rumah pun antara kami dan bukit. Akan tetapi, tiba-tiba, awan menjadi tebal —seperti tameng— telah muncul dari balik bukit. Ketika berada di tengah langit, maka awan tersebut mulai berpencar dan menurunkan hujan yang deras. Demi Allah, mulai hari itu hingga tujuh hari berikutnya, kami tidak pernah lagi melihat matahari (karena hujan turun terus menerus)." Pada hari jum’at berikutnya, laki-laki tersebut datang lagi dan masuk ke dalam masjid melalui pintu yang sama. Kemudian ia menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang saat itu sedang berkhutbah sambil berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda kami kini telah musnah dan harapan kami pun telah sirna (akibat hujan yang turun terus menerus). Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar menghentikan curah hujan yang dapat membahayakan jiwa kami!" Mendengar permohonan laki-laki itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kembali mengangkat kedua tangannya dan berdoa, "Ya Allah ya Tuhan kami, curahkanlah air hujan tersebut ke arah sekitar kami akan tetapi hujan tersebut tidak membahayakan kami! Ya Allah ya Tuhan kami, curahkanlah air hujan itu di atas gunung-gunung, bukit-bukit, jurang-jurang, dan tempat pertanian kami! " Tak lama kemudian hujan berhenti dan kami pun pulang dari masjid dengan berjalan kaki di bawah terik sinar matahari." Syarik berkata, "Aku pernah bertanya kepada Anas, 'Apakah orang yang memohon untuk dihentikan hujan itu adalah orang pertama yang sama?’ Anas menjawab, "Aku tidak tahu." Abu Bakar berkata, "As-Sila’ itu adalah gunung.
Hadits No. : 1787
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٧: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى , وَعَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ الدِّرْهَمِيُّ قَالَا: ثنا خَالِدٌ وَهُوَ ابْنُ الْحَارِثِ , ثنا حُمَيْدٌ قَالَ: سُئِلَ أَنَسٌ: هَلْ كَانَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ؟ قَالَ: قِيلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , قَحَطَ الْمَطَرُ , وَأَجْدَبَتِ الْأَرْضُ , وَهَلَكَ الْمَالُ , قَالَ: فَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ , فَاسْتَسْقَى وَمَا نَرَى فِي السَّمَاءِ سَحَابَةً , قَالَ: فَمَا قَضَيْنَا الصَّلَاةَ حَتَّى إِنَّ الشَّابَّ الْقَرِيبَ الْمَنْزِلِ لَيُهِمُّهُ الرُّجُوعُ إِلَى أَهْلِهِ مِنْ شِدَّةِ الْمَطَرِ , فَدَامَتْ جُمُعَةً , فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ , تَهَدَّمَتِ الْبُيُوتُ , وَاحْتُبِسَتِ الرُّكْبَانُ , فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ بِيَدِهِ: «اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا , وَلَا عَلَيْنَا» , فَكُشِطَتْ عَنِ الْمَدِينَةِ. " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ خَالِدِ بْنِ الْحَارِثِ، غَيْرَ أَنَّ أَبَا مُوسَى قَالَ: قَحَطَ الْمَطَرُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1787: Ali bin Hujr memberitakan kepada kami, Ismail bin Ja’far, Hamid menceritakan kepada kami, dari Anas, Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna dan Ali bin Husain Ad-Dirhami menceritakan kepada kami, Lalu keduanya berkata, "Khalid bin Harits menceritakan kepada kami, Hamid menceritakan kepada kami dan berkata, "Suatu ketika, Anas ditanya, 'Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya (ketika berdoa dalam khutbah jum’at)?’ Anas menjawab, "Pada hari jum’at itu seseorang berkata, 'Wahai Rasulullah, tolonglah kami! Hujan tidak pernah turun, tanah mulai mengering, dan harta benda kami telah habis (karena musim paceklik yang panjang)'." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya hingga aku dapat melihat kedua ketiak beliau yang putih dan setelah itu beliau memohon hujan turun. Tak lama kemudian, kami melihat awan hitam yang membawa hujan telah muncul. Anas berkata, "Usai melaksanakan shalat jum’at, hujan belum berhenti. Dan bahkan orang yang rumahnya dekat dengan masjid tidak dapat kembali ke rumah karena derasnya hujan yang turun. Kemudian beberapa orang sahabat berseru, 'wahai Rasulullah, rumah-rumah kami nyaris hancur (karena hujan yang deras) dan orang-orang tidak dapat mengendarai kendaraannya.’ mendengar seruan para sahabat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum seraya mengangkat kedua tangannya dan berdoa, 'Ya Allah ya Tuhan kami, turunkanlah hujan di sekitar kami dan janganlah engkau jadikan hujan itu dapat membahayakan kami!’ tak lama kemudian awan hitam mulai bergeser dari kota Madinah. Ini adalah hadits lafadz Khalid bin Harits, hanya saja Abu Musa juga berkata, "Hujan tidak kunjung turun."
Hadits No. : 1788
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٨: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ: «فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1788: Abu Bakar berkata, "Dalam hadits Hamid dari Anas, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah tersenyum (dalam berkhuthbah)."
Hadits No. : 1789
صحيح ابن خزيمة ١٧٨٩: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، نا يَزِيدُ، يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، ثنا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ أَوْ عِنْدَ شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلَّا فِي الِاسْتِسْقَاءِ؛ فَإِنَّهُ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ» .
Shahih Ibnu Khuzaimah 1789: Bisyr bin Mu’adz memberitakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ memberitakan kepada kami, Said memberitakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas yang telah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengangkat kedua tangannya dalam berdoa kecuali pada saat memohon turun hujan. Pada saat memohon turun hujan, maka Rasulullah mengangkat kedua tangannya hingga terlihat kedua ketiaknya yang putih."
Hadits No. : 179
صحيح ابن خزيمة ١٧٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، نا شُعْبَةُ قَالَ الْأَشْعَثُ وَهُوَ ابْنُ سُلَيْمٍ: قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحِبُّ التَّيَامُنَ مَا اسْتَطَاعَ فِي طُهُورِهِ وَنَعْلِهِ وَتَرَجُّلِهِ " قَالَ شُعْبَةُ: ثُمَّ سَمِعْتُ الْأَشْعَثَ بِوَاسِطَ يَقُولُ: «يُحِبُّ التَّيَامُنَ ذَكَرَ شَأْنَهُ كُلَّهُ» قَالَ: ثُمَّ سَمِعْتُهُ بِالْكُوفَةِ يَقُولُ: «يُحِبُّ التَّيَامُنَ مَا اسْتَطَاعَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 179: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani mengabarkan kepada kami, Khalid —maksudnya Ibnu Al Harits— mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, Al Asy’ats —ia adalah Ibnu Sulaim— berkata, “Aku mendengar ayahku menceritakan dari Masruq dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam suka memulai dengan bagian kanan semampu beliau, dalam bersuci, bersandal dan menyisir rambut.” 285 Syu’bah berkata: Kemudian aku mendengar Al Asy’ats di Wasith berkata, “Beliau suka untuk memulai dengan bagian kanan, ia menyebut keadaan beliau seluruhnya.” Ia berkata, “Kemudian aku mendengarnya di Kufah berkata, beliau suka memulai bagian kanan semampu beliau’.”
Hadits No. : 1790
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٠: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ , عَنْ أَنَسٍ قَالَ: فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ، قَدْ أَمْلَيْتُهُ قَبْلُ فِي خَبَرِ قَتَادَةَ , عَنْ أَنَسٍ: لَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلَّا فِي الِاسْتِسْقَاءِ، يُرِيدُ إِلَّا عِنْدَ مَسْأَلَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَسْقِيَهُمْ , وَعِنْدَ مَسْأَلَتِهِ بِحَبْسِ الْمَطَرِ عَنْهُمْ , وَقَدْ أَوْقَعَ اسْمَ الِاسْتِسْقَاءِ عَلَى الْمَعْنَيَيْنِ جَمِيعًا , أَحَدُهُمَا: مَسْأَلَتُهُ أَنْ يَسْقِيَهُمْ. وَالْمَعْنَى الثَّانِي: أَنْ يَحْبِسَ الْمَطَرُ عَنْهُمْ , وَالدَّلِيلُ عَلَى صِحَّةِ مَا تَأَوَّلْتُ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَدْ أَخْبَرَ فِي خَبَرِ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْهُ , أَنَّهُ رَفَعَ يَدَيْهِ فِي الْخُطْبَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ حِينَ سَأَلَ اللَّهَ أَنْ يُغِيثَهُمْ , وَكَذَلِكَ رَفَعَ يَدَيْهِ حِينَ قَالَ: «اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا» , فَهَذِهِ اللَّفْظَةُ أَيْضًا اسْتِسْقَاءٌ إِلَّا أَنَّهُ سَأَلَ اللَّهَ أَنْ يَحْبِسَ الْمَطَرُ عَنِ الْمَنَازِلِ وَالْبُيُوتِ , وَتَكُونَ السُّقْيَا عَلَى الْجِبَالِ وَالْآكَامِ وَالْأَوْدِيَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1790: Abu Bakar telah berkata, "Disebutkan dalam hadits Syarik bin Abdullah, dari Anas bahwasanya ia berkata, 'Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya’, maka hadits ini telah aku diktekan sebelumnya pada hadits Qatadah dari Anas, 'Rasulullah tidak mengangkat kedua tangannya, ketika berdoa, kecuali pada saat memohon turun hujan’, maksudnya yaitu ketika beliau memohon kepada Allah untuk diturunkan dan dihentikan hujan. Sebenarnya, arti kata Al Istisqa itu mempunyai dua arti: memohon turun hujan dan memohon hujan berhenti. Dalilnya adalah bahwasanya Anas bin Malik telah menceritakan dalam hadits Syarik bin Abdullah bahwasanya Rasulullah mengangkat kedua tangannya pada saat berkhutbah jum’at di atas mimbar untuk meminta turun hujan. Begitu pula Rasulullah mengangkat kedua tangannya ketika berdoa, 'Ya Allah ya 'Tuhan kami, turunkanlah hujan di sekitar kami dan bukan hujan yang membahayakan kami’. Ini pun juga disebut Al Istisqa, hanya saja beliau memohon kepada Allah agar hujan dialihkan dari perkampungan ke gunung, bukit, lembah, jurang, dan, tanah pertanian'.
Hadits No. : 1791
صحيح ابن خزيمة ١٧٩١: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، ح، وَثنا عَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا حُصَيْنٌ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَارَةَ بْنَ رُوَيْبَةَ الثَّقَفِيَّ قَالَ: خَطَبَ بِشْرُ بْنُ مَرْوَانَ وَهُوَ رَافِعٌ يَدَيْهِ يَدْعُو , فَقَالَ عُمَارَةُ: قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ , رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ , وَمَا يَقُولُ إِلَّا هَكَذَا - يُشِيرُ بِإِصْبَعِهِ - ". هَذَا حَدِيثُ جَرِيرٍ , وَفِي حَدِيثِ هُشَيْمٍ: شَهِدْتُ عُمَارَةَ بْنَ رُوَيْبَةَ الثَّقَفِيَّ فِي يَوْمِ عِيدٍ , وَبِشْرُ بْنُ مَرْوَانَ يَخْطُبُنَا , فَرَفَعَ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ , وَزَادَ: وَأَشَارَ هُشَيْمٌ بِالسَّبَّابَةِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " رَوَاهُ شُعْبَةُ , وَالثَّوْرِيُّ عَنْ حُصَيْنٍ، فَقَالَا: رَأَى بِشْرَ بْنَ مَرْوَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ".
Shahih Ibnu Khuzaimah 1791: Yusuf bin Musa Al Qaththaan memberitakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dan Hushain, Ha, Ali bin Muslim memberitakan kepada kami, Husyaimin menceritakan kepada kami, Hushain memberitakan kepada kami dan berkata, "Aku pernah mendengar Imarah hm Ruwaibah Ats Tsaqafi berkata, 'Suatu kelika Basyar bin Marwan berkhutbah sambil mengangkat kedua tangannya untuk berdoa Mengetahui hai itu, Imarah berkala, 'Semoga Allah memburukkan kedua tangannya itu. Sungguh aku telah melihat Rasulullah berkhuthah di atas mimbar dan tidak mengatakan kecuali memberi isyarat dengan jari telunjuknya’." Ini adalah hadits Jarir. Sementara itu dalam hadits Husyaim disebutkan, "Aku pernah melaksanakan shalat ied bersama Imarah bin Ruwaibah (189 A). Kebetulan saat itu Basyar bin Marwan menyampaikan khutbah sambil mengangkut kedua tangannya dalam berdoa. Lalu Husyaim rnemberi isyarat dengan jari telunjuk." Abu Bakar berkata, "Syu’bah dan Ats-Tsauri telah meriwayatkan hadits ini dari Hushain seraya berkata, 'Hushain telah melihat Basyar bin Marwan berkhutbah di atas mimbar pada hari jum’at'."
Hadits No. : 1792
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٢: ثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو دَاوُدَ، نا شُعْبَةُ قَالَ: وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ جَمِيعًا عَنْ حُصَيْنٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1792: Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami, Abu Daud memberitakan kepada kami. Syu’bah memberitakan kepada kami dan berkata, "Muslim bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki’ memberitakan kepada kami, dari Sufyan. Seluruhnya menerima hadits itu dari Hushain."
Hadits No. : 1793
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَخْبَرَنَا أَبِي، وَشُعَيْبٌ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، ثنا خَالِدٌ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ , عَنِ ابْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، أَنَّهُ قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا , فَقَرَأَ ص فَلَمَّا مَرَّ بِالسَّجْدَةَ نَزَّلَ فَسَجَدَ وَسَجَدْنَا، وَقَرَأَ بِهَا مَرَّةً أُخْرَى فَلَمَّا بَلَغَ السَّجْدَةِ تَيَسَّرْنَا لِلسُّجُودِ , فَلَمَّا رَآنَا قَالَ: «إِنَّمَا هِيَ تَوْبَةُ نَبِيٍّ , وَلَكِنْ أَرَاكُمْ قَدِ اسْتَعْدَدْتُمْ لِلسُّجُودِ» , فَنَزَلَ فَسَجَدَ وَسَجَدْنَا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَدْخَلَ بَعْضُ أَصْحَابِ ابْنِ وَهْبٍ , عَنِ ابْنِ وَهْبٍ , عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ إِسْحَاقَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي فَرْوَةَ بَيْنَ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ , وَبَيْنَ عِيَاضٍ وَإِسْحَاقَ مِمَّنْ لَا يَحْتَجُّ أَصْحَابُنَا بِحَدِيثِهِ , وَأَحْسَبُ أَنَّهُ غَلَطَ فِي إِدْخَالِهِ إِسْحَاقَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1793: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakim memberitakan kepada kami, Ubay dan Syu'aib memberitakan kepada kami,dan keduanya berkata, Al-Laits memberitakan kepada kami, Khalid bin Yazid menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abu Hilal, dari Iyadh bin Abdullah, dari Abu Sa’id yang berkata, "Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah dan membaca surat Shaad, ketika sampai pada ayat sajadah, maka Rasulullah turun dari atas mimbar untuk melaksanakan sujud tilawah. Melihat itu, kami pun ikut bersujud. Kemudian beliau membaca surah Shaad sekali lagi. Hingga sampai pada ayat sajadah, kami bersiap-siap untuk sujud. Saat melihat kami, Rasulullah berkata, 'Sesungguhnya ini merupakan taubatnya seorang Nabi. Akan tetapi, sepertinya aku melihat kalian telah siap untuk bersujud.’ lalu beliau turun dari atas mimbar untuk melakukan sujud dan kami pun mengikutinya." Abu Bakar pernah berkata, "Aku memasukkan sebagian pengikut Ibnu Wahab, dari Ibnu Wahab, dan dari Amr bin Harits, dalam sanad ini terdapat Ishak bin Abdullah Abu Farwah di antara Said bin Abu Hilal dan Iyadh. Sementara Ishak bin Abdullah adalah orang yang haditsnya tidak dapat dijadikan argumen. Menurutku ini merupakan suatu kekeliruan untuk memasukkan Ishak bin Abdullah dalam sanad ini.
Hadits No. : 1794
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٤: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شَرِيكٌ. . . عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ , فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , مَتَى السَّاعَةُ؟ فَأَشَارَ إِلَيْهِ النَّاسُ أَنِ اسْكُتْ , فَسَأَلَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ , كُلُّ ذَلِكَ يُشِيرُونَ إِلَيْهِ أَنِ اسْكُتْ , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ الثَّالِثَةِ: «وَيْحَكَ مَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟» قَالَ: حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ , قَالَ: «إِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ» قَالَ: فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاعَةً , ثُمَّ مَرَّ غُلَامٌ شَنَئِيٌّ , قَالَ أَنَسٌ: أَقُولُ: أَنَا هُوَ، مِنْ أَقْرَانِي قَدِ احْتَلَمَ , أَوْ نَاهَزَ , فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيْنَ السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ؟» قَالَ: هَا هُوَ ذَا , قَالَ: «إِنْ أَكْمَلَ هَذَا الْغُلَامُ عُمُرَهُ فَلَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَرَى أَشْرَاطَهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1794: Ali bin Hujr memberitakan kepada kami, Ismail bin Ja’far memberitakan kepada kami, Syarik memberitakan kepada kami, "Ketika sedang berada di atas mimbar pada hari jum’at, seseorang bertanya, 'Wahai Rasulullah, kapan terjadinya hari kiamat?’ lalu para jama’ah memberi isyarat kepadanya untuk diam dan tidak berbicara. Akan tetapi, orang tersebut tetap bertanya hingga tiga kali. Semua jama’ah memberi isyarat kepadanya untuk diam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mulai menjawab pada pertanyaan yang ketiga dengan ucapannya, 'Celakalah engkau! Apa yang telah kamu siapkan untuk menyambutnya?' orang itu menjawab, 'Cinta kepada Allah dan rasul-Nya’. Lalu Rasulullah berkata kepadanya, 'Kamu akan bersama orang yang kamu cintai.’ kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diam beberapa saat. Setelah itu, beliau bertanya, 'Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?’ seseorang menjawab, 'ini dia hai Rasulullah.’ lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila anak itu telah dewasa, maka ia tidak akan meninggal dunia melainkan akan melihat tanda-tanda hari kiamat’.
Hadits No. : 1795
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٥: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الزُّهْرِيُّ، نا سَلْمُ بْنُ قُتَيْبَةَ، عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شِبْلٍ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: لَمَّا قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ , فَقَالَ: «يَدْخُلُ عَلَيْكُمْ مِنْ هَذَا الْبَابِ أَوْ مِنْ هَذَا الْفَجِّ مِنْ خَيْرِ ذِي يَمَنٍ , أَلَا وَإِنَّ عَلَى وَجْهِهِ مَسْحَةَ مَلَكٍ» , قَالَ: فَحَمِدْتُ اللَّهَ عَلَى مَا أَبْلَانِي "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1795: Abdullah bin Muhammad Az-Zuhri memberitakan kepada kami, Salm bin Qutaibah memberitakan kepada kami, dari Yunus bin Ishak, dari Al Mughirah bin Syibil, dari Jarir bin Abdullah yang telah berkata, "Ketika aku datang ke kota Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang menyampaikan khutbahnya di atas mimbar seraya berkata, 'Akan masuk melalui pintu ini atau melalui jalan ini orang baik yang memiliki keberuntungan. Ketahuilah, bahwa di wajahnya itu ada bekas usapan malaikat' lalu Jarir berkata, "Sungguh aku memuji Allah atas cobaan yang menghampiriku ini,"
Hadits No. : 1796
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٦: ثنا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ وَهُوَ ابْنُ شِبْلٍ , عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: لَمَّا دَنَوْتُ مِنْ مَدِينَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَخْتُ رَاحِلَتِي , وَحَلَلْتُ عَيْبَتِي , فَلَبِسْتُ حُلَّتِي , فَدَخَلْتُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ , فَسَلَّمَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَرَمَانِي النَّاسُ بِالْحَدَقِ , فَقُلْتُ لِجَلِيسٍ لِي: يَا عَبْدَ اللَّهِ , هَلْ ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَمْرِي شَيْئًا؟ قَالَ: نَعَمْ , ذَكَرَكَ بِأَحْسَنِ الذِّكْرِ , بَيْنَمَا هُوَ يَخْطُبُ إِذْ عَرَضَ لَهُ فِي خُطْبَتِهِ , قَالَ: «إِنَّهُ سَيَدْخُلُ عَلَيْكُمْ مِنْ هَذَا الْبَابِ أَوْ مِنْ هَذَا الْفَجِّ مِنْ خَيْرِ ذِي يَمَنٍ , وَإِنَّ عَلَى وَجْهِهِ لَمَسْحَةَ مَلَكٍ» . قَالَ: فَحَمِدْتُ اللَّهَ عَلَى مَا أَبْلَانِي
Shahih Ibnu Khuzaimah 1796: Abu Ammar Husain bin Huraits memberitakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa memberitakan kepada kami, dari Yunus bin Abu Ishak, dari Al Mughirah bin Syibil, dari Jarir bin Abdullah yang telah berkata, "Ketika hampir mendekati kota Madinah, aku pun mulai menghentikan untaku, lalu aku buka tasku dan aku kenakan bajuku, setelah itu, aku masuk ke dalam masjid yang kebetulan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berkhutbah. Kemudian Rasulullah memberikan ucapan salam kepadaku, sementara jama’ah lainnya memandang kepadaku, selanjutnya aku duduk dan bertanya kepada teman di sampingku, 'Hai Abdullah, apakah Rasulullah menyebutkan sesuatu tentang diriku?’ teman di sampingku itu menjawab, 'Ya. Tadi Rasulullah menyebutkan tentang kebaikan dirimu ketika beliau menyampaikan khutbahnya. Dalam khutbahnya itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Akan datang menemuimu melalui pintu ini atau jalan itu orang baik yang memiliki keberuntungan. Sesungguhnya di wajahnya itu ada bekas usapan malaikat'."
Hadits No. : 1797
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٧: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي سَرْحٍ، أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَمَرْوَانُ بْنُ الْحَكَمِ يَخْطُبُ , فَقَامَ يُصَلِّي , فَجَاءَ الْأَحْرَاسُ لِيُجْلِسُوهُ , فَأَبَى حَتَّى صَلَّى , فَلَمَّا انْصَرَفَ مَرْوَانُ أَتَيْنَاهُ , فَقُلْنَا لَهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ , إِنْ كَادُوا لَيَفْعَلُونَ بِكَ قَالَ: مَا كُنْتُ لِأَتْرُكَهُمَا بَعْدَ شَيْءٍ رَأَيْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. ثُمَّ ذَكَرَ أَنَّ رَجُلًا جَاءَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فِي هَيْئَةٍ بَذَّةٍ , فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَصَدَّقُوا , فَمَا لَقَوْا ثِيَابًا , فَأَمَرَ لَهُ بِثَوْبَيْنِ , وَأَمَرَهُ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ , وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ , ثُمَّ جَاءَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى , وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَصَدَّقُوا , فَأَلْقَى رَجُلٌ أَحَدَ ثَوْبَيْهِ , فَصَاحَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَوْ زَجَرَهُ , وَقَالَ: «خُذْ ثَوْبَكَ» , ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ هَذَا دَخَلَ فِي هَيْئَةٍ بَذَّةٍ , فَأَمَرْتُ النَّاسَ أَنْ يَتَصَدَّقُوا , فَمَا لَقَوْا ثِيَابًا , فَأَمَرْتُ لَهُ بِثَوْبَيْنِ , ثُمَّ دَخَلَ الْيَوْمَ فَأَمَرْتُ أَنْ يَتَصَدَّقُوا , فَأَلْقَى هَذَا أَحَدَ ثَوْبَيْهِ» , ثُمَّ أَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1797: Said bin Abdurrahman Al Makhzumi memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Ibnu Ajalan, dari Iyadh bin Abdullah bin Sa’ad bin Abu Sarah bahwasanya pada hari jum’at Abu Said Al Khudri datang ke masjid ketika Marwan bin Hakam sedang berkhutbah, lalu Abu Said langsung berdiri untuk melaksanakan shalat sunnah tahiyyat masjid, Akan tetapi, tiba-tiba, para pengawal raja datang untuk menyuruhnya duduk, namun demikian Abu Said tidak bergeming hingga selesai melaksanakan shalat. Ketika Marwan selesai mengimami shalat kaum muslimin, kami pun datang menemui Abu Said seraya berkata kepadanya, 'Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya kepadamu hai Abu Said! Hampir saja para pengawal raja itu mengambil tindakan yang kurang baik terhadap dirimu.’ mendengar pernyataan kami, Abu Said Al Khudri menjawab, 'Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan shalat tahiyyat masjid yang dua rakaat itu setelah aku melihat langsung dari Rasulullah’. Selanjutnya Abu Said bercerita, 'Suatu ketika, pada hari jum’at, seorang laki-laki dengan penampilan yang buruk datang ke masjid saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang menyampaikan khutbahnya. Kemudian Rasulullah memerintahkan para jama’ah untuk memberikan sedekah kepada laki-laki tersebut. Akan tetapi, ternyata para jama’ah tidak mempunyai baju yang banyak. Akhirnya Rasulullah memberinya dua helai pakaian. Setelah itu laki-laki tersebut diperintahkan untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat, sedangkan Rasulullah melanjutkan khutbahnya. Pada hari jum’at berikutnya, laki-laki itu datang ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang menyampaikan khutbahnya. Lalu beliau memerintahkan kaum muslimin untuk mengeluarkan sedekahnya. Tiba-tiba laki-laki itu melemparkan salah satu baju (untuk disedekahkan). Akan tetapi Rasulullah mencegahnya untuk bersedekah dengan bajunya itu seraya berkata, 'hai saudaraku, ambillah bajumu' setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'sesungguhnya laki-laki ini datang ke masjid dengan penampilan yang buruk. Lalu aku perintahkan kepada para jama’ah untuk memberikan sedekah kepadanya. Akan tetapi, ternyata mereka tidak mempunyai baju yang banyak. Akhirnya aku berikan dua baju kepadanya. Kemudian pada hari jum’at ini aku memerintahkan kaum muslimin untuk bersedekah dengan hartanya. Dan ternyata laki-laki tersebut melemparkan salah satu bajunya (untuk disedekahkan)" Akhirnya Rasulullah memerintahkan kepadanya untuk melakukan shalat sunah tahiyyatul masjid dua rakaat.
Hadits No. : 1798
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٨: نا أَبُو زُهَيْرٍ عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا الْمُقْرِئُ، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي رِفَاعَةَ الْعَدَوِيِّ قَالَ: " انْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , رَجُلٌ غَرِيبٌ جَاءَ يَسْأَلُ عَنْ دِينِهِ , لَا يَدْرِي مَا دِينُهُ فَأَقْبَلَ إِلَيَّ وَتَرَكَ خُطْبَتَهُ , فَأُتِيَ بِكُرْسِيٍّ خَلَتْ قَوَائِمُهُ حَدِيدًا , - قَالَ حُمَيْدٌ: أُرَاهُ رَأَى خَشَبًا أَسْوَدَ حَسِبَهُ حَدِيدًا - , فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللَّهُ , ثُمَّ أَتَى خُطْبَتَهُ وَأَتَمَّ آخِرَهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 1798: Abu Zuhair Abdul Majid bin Ibrahim memberitakan kepada kami, Al Muqri memberitakan kepada kami, Sulaiman bin Al Mughirah memberitakan kepada kami, dari Hamid bin Hilal, dari Abu Rifa’ah Al Adawi yang telah berkata, "Suatu ketika, aku datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang berkhutbah. 'Wahai Rasulullah, 'seruku, 'Ada seorang laki-laki asing yang datang untuk menanyakan tentang ajaran agamanya.’ mendengar seruanku itu, Rasulullah langsung menemuiku dan menunda khutbahnya. Kemudian sebuah kursi yang kaki penopangnya terbuat dari besi dibawakan untuk tempat beliau duduk. Hamid berkata, 'Aku melihat kursi tersebut terbuat dari kayu hitam, sehingga diduga terbuat dari besi.’ lalu Rasulullah mengajarkan beberapa ilmu kepadaku. Setelah itu, beliau melanjutkan kembali khutbahnya hingga selesai."
Hadits No. : 1799
صحيح ابن خزيمة ١٧٩٩: نا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، نا زَيْدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحُبَابِ، عَنْ حُسَيْنٍ وَهُوَ ابْنُ وَاقِدٍ , حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ , فَأَقْبَلَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَعْثُرَانِ وَيَقُومَانِ , فَنَزَلَ فَأَخَذَهُمَا فَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ , ثُمَّ قَالَ: " صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ {إِنَّمَا أَمْوَالَكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ} [التغابن: 15] رَأَيْتُ هَذَيْنِ فَلَمْ أَصْبِرْ "، ثُمَّ أَخَذَ فِي خُطْبَتِهِ .
Shahih Ibnu Khuzaimah 1799: Abdah bin Abdullah Al Khuza'i memberitakan kepada kami, Zaid bin Hubab memberitakan kepada kami, dari Husain bin Waqid, Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada ku, dari bapaknya yang telah berkata, "Suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berkhutbah, tiba-tiba Hasan dan Husain datang dengan mengenakan baju merah sambil berdiri, kemudian Rasulullah turun dari atas mimbar lalu memeluk keduanya, lalu beliau letakkan kedua cucu kesayangannya itu di depannya seraya berkata, 'Maha Benar Allah dan rasul-Nya. Sesungguhnya harta benda dan anak-anakmu itu merupakan cobaan. Aku melihat kedua anak ini dan tidak sabar (untuk menciumnya). Lalu beliau mulai melanjutkan khuthbahnya.
Hadits No. : 18
صحيح ابن خزيمة ١٨: ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، وَفَضَالَةُ بْنُ الْفَضْلِ الْكُوفِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ قَالَ: أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو حَصِينٍ، وَقَالَ الْآخَرُونَ: عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: كُنْتُ رَجُلًا مَذَّاءً فَاسْتَحْيَيْتُ أَنْ أَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ لِأَنَّ ابْنَتَهُ كَانَتْ عِنْدِي، فَأَمَرْتُ رَجُلًا فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: «مِنْهُ الْوُضُوءُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 18: Ahmad bin Mani’, Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi, Muhammad bin Hisyam dan Fudhalah bin Al Fadhl Al Kufi menceritakan kepada kami, mereka berkata, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, Ahmad bin Mani’ berkata, Abu Hushain menceritakan kepada kami. Yang lain berkata, Dari Abu Hushain, dari Abu Abdurrahman As-Sulami dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, "Dulu aku adalah orang yang sering keluar madzi, tapi aku malu bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena putrinya berada disisiku (menjadi istriku), lalu aku memerintahkan seseorang untuk bertanya kepada beliau, iapun bertanya, beliau lalu bersabda, “Harus berwudhu sebab keluar madzi.” 111
Hadits No. : 180
صحيح ابن خزيمة ١٨٠: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، أَخْبَرَنَا الْأَعْمَشُ، وَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، عَنْ بِلَالٍ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ وَالْخِمَارِ» وَفِي حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ وَالْخِمَارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 180: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Numair mengabarkan kepada kami, Al A’masy mengabarkan kepada kami; Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah mengabarkan kepada kami, Al A’masy mengabarkan kepada kami; dan Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah mengabarkan kepada kami dari Al A’masy dari Al Hakam dari Abdurrahman Ibnu Abu Laila dari Ka’b bin Ujrah dari Bilal, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap khuf dan tutup kepala.” Di dalam hadits Mu’awiyah disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap khuf dan khimar. 286
Hadits No. : 1800
صحيح ابن خزيمة ١٨٠٠: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا أَبُو تُمَيْلَةَ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمِثْلِهِ. وَقَالَ: «فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى نَزَلْتُ فَحَمَلْتُهُمَا» , وَلَمْ يَقُلْ: ثُمَّ أَخَذَ فِي خُطْبَتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1800: Abdullah bin Said Al Asyaj dan Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami dan keduanya berkata, "Abu Tumailah memberitakan kepada kami, Husein bin Waqid memberitakan kepada kami, Abdullah bin Buraidah memberitakan kepada kami, dari bapaknya yang telah berkata, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berkhutbah di atas mimbar ...(sama seperti redaksi hadits di atas). Kemudian Rasulullah berkata, "Aku tidak sabar untuk menciumnya hingga aku turun dari mimbar dan menggendongnya'." tetapi ia tidak mengatakan, "Kemudian mulai melanjutkan khuthbahnya."
Hadits No. : 1801
صحيح ابن خزيمة ١٨٠١: نا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ، عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ , أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَاغْتَسَلَ الرَّجُلُ , وَغَسَلَ رَأْسَهُ , ثُمَّ تَطَيَّبَ مِنْ أَطْيَبِ طِيبِهِ , وَلَبِسَ مِنْ صَالِحِ ثِيَابِهِ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ وَلَمْ يُفَرِّقْ بَيْنَ اثْنَيْنِ , ثُمَّ اسْتَمَعَ لِلْإِمَامِ غُفِرَ لَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ إِلَى الْجُمُعَةِ , وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1801: Ahmad bin Nasr memberitakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada ku, dan Shalih bin Kaisan, dari Said Al Maqburi, bahwa bapaknya menceritakan kepadanya, bahwa Abu Hurairah pernah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Apabila hari jum'at tiba, lalu seseorang mandi, membasahi kepala, memakai minyak wangi, mengenakan pakaian yang indah, dan setelah itu pergi ke masjid, Setibanya di masjid ia tidak melangkahi orang lain dan mendengarkan khutbah, maka dosanya akan diampuni dari jum'at yang satu ke jum'at yang lain dan ditambah tiga hari'."
Hadits No. : 1802
صحيح ابن خزيمة ١٨٠٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، ثنا حَبَّانُ، ثنا وُهَيْبٌ، ثنا سُهَيْلٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا تَكَلَّمْتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَدْ لَغَوْتَ , وَأُلْغِيَتْ» . يَعْنِي وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1802: Muhammad bin Ma'mar Al Qaisi memberitakan kepada kami, Habban menceritakan kepada kami, Wuhaib menceritakan kepada kami, Suhail menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila kamu berbicara di hari jum'at, maka sungguh kamu telah lalai dan dilalaikan." Yakni saat Imam sedang berkhutbah.
Hadits No. : 1803
صحيح ابن خزيمة ١٨٠٣: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَهُ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: ح، وَأَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: ح، وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ الْبُرْسَانِيُّ، ثنا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ حَدِيثِ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ قَارِظٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، ثنا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَارِظٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح، وَعَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ: أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَدْ لَغَوْتَ ". هَذَا لَفْظُ خَبَرِ عَبْدِ الرَّزَّاقِ. ح، وَحَدَّثَنَا الْبُرْسَانِيُّ وَلَمْ يَذْكُرِ الْآخِرُونَ السَّمَاعَ , قَالَ بَعْضُهُمْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1803: Yunus bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Yunus memberitakan kepada ku, dari Ibnu Syihab telah memberitakan kepada ku, Said bin Al Musayyib menceritakan kepada ku bahwasanya Abu Hurairah telah berkata, Ha, Muhammad bin Aziz Al Aili memberitakan kepada kami, bahwasanya Salama telah menceritakan sebuah hadits kepadanya yang diterima dari Aqil, Muhammad bin Muslim menceritakan kepada ku, dari Said bin Al Musayyib bahwasanya Abu Hurairah telah berkata. Ha, Yahya bin Hakim telah menceritakan sebuah hadits kepada kami, Muhammad bin Bakar Al Barsani memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitakan kepada kami, Ibnu Syihab memberitakan kepada ku, dari Umar bin Abdul Aziz, dari Ibrahim bin Qarizh, dari Abu Hurairah, Ha, Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, Abdurrazzak memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Ibnu Syihab menceritakan kepada kami, dari Umar bin Abdul Aziz, dari Ibrahim bin Abdullah bin Qarizh, dari Abu Hurairah, Ha, dari Said bin Al Musayyib dan dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila kamu berkata saat khatib berkhutbah di hari jum'at kepada temanmu, 'diam', maka sesungguhnya kamu telah lalai'." Ini adalah lafaz hadits Abdurrazzak,. Ha, Al Barsani menceritakan kepada kami dan yang tidak menyebutkan pendengaran. Sebagian orang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda." Lalu sebagian lagi berkata, "dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Hadits No. : 1804
صحيح ابن خزيمة ١٨٠٤: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، ح، وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِرَجُلٍ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ: أَنْصِتْ فَقَدْ لَغَيْتَ ". وَإِنَّمَا هِيَ لُغَةُ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ الْمَخْزُومِيُّ: " إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ: أَنْصِتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَيْتَ ". قَالَ سُفْيَانُ: وَقَوْلُ أَبِي هُرَيْرَةَ: لَغَيْتَ: لُغَةُ أَبِي هُرَيْرَةَ , وَإِنَّمَا هُوَ لَغَوْتَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1804: Abu Thahir telah memberitakan sebuah hadits kepada kami, Abu Bakar memberitakan kepada kami, Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Ibnu Uyainah memberitakan kepada kami, Ha, Said bin Abdurrahman memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, dari Abu Zinad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad bersabda, "Apabila seseorang berkata kepada temannya saat khatib berkhutbah, 'diam dan dengarkan', maka sesungguhnya ia telah lalai" Ini adalah redaksi Abu Hurairah. Al Makhzumi berkata, "Apabila kamu berkata kepada temanmu ketika khatib berkhutbah, 'Diam dan dengarkan', maka kamu telah lalai." Sufyan berkata, "lughita" ini adalah redaksi Abu Hurairah. Yang benar adalah laghawta. "
Hadits No. : 1805
صحيح ابن خزيمة ١٨٠٥: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ أَنَّهُ قَالَ: دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ , فَجَلَسْتُ قَرِيبًا مِنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ , فَقَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُورَةَ بَرَاءَةَ , فَقُلْتُ لِأُبَيٍّ: مَتَى نَزَلَتْ هَذِهِ السُّورَةُ؟ قَالَ: فَتَجَهَّمَنِي وَلَمْ يُكَلِّمْنِي , ثُمَّ مَكَثْتُ سَاعَةً , ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَتَجَهَّمَنِي وَلَمْ يُكَلِّمْنِي , ثُمَّ مَكَثْتُ سَاعَةً , ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَتَجَهَّمَنِي وَلَمْ يُكَلِّمْنِي , فَلَمَّا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْتُ لِأُبَيٍّ: سَأَلْتُكَ فَتَجَهَّمْتَنِي وَلَمْ تُكَلِّمْنِي , قَالَ أُبَيُّ: مَا لَكَ مِنْ صَلَاتِكَ إِلَّا مَا لَغَوْتَ , فَذَهَبْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، كُنْتُ بِجَنْبِ أُبَيٍّ , وَأَنْتَ تَقْرَأُ بَرَاءَةَ , فَسَأَلْتُهُ: مَتَى نَزَلَتْ هَذِهِ السُّورَةُ؟ فَتَجَهَّمَنِي وَلَمْ يُكَلِّمْنِي , ثُمَّ قَالَ: مَا لَكَ مِنْ صَلَاتِكَ إِلَّا مَا لَغَوْتَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَدَقَ أُبَيٌّ».
Shahih Ibnu Khuzaimah 1805: Zakaria bin Yahya bin Aban memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far memberitakan kepada kami, Syarik bin Abdullah menceritakan kepada kami, dari 'Atha bin Yasar, dari Abu Dzar bahwasanya ia telah berkata, "Pada suatu hari jum'at, aku masuk ke dalam masjid ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berkhutbah. Kemudian aku duduk di dekat Ubay bin Ka'ab. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Bara'ah, lalu aku bertanya kepada Ubay bin Ka'ab, 'Hai sahabatku, kapan surat ini turun?' Ubay bin Ka'ab langsung menatapku, tetapi ia tidak mau berbicara kepadaku. Aku diam sejenak, lalu aku bertanya lagi kepadanya, 'Hai sahabatku, kapan surat ini turun?' Ubay bin Ka'ab kembali menatapku, tetapi ia juga tidak mau berbicara kepadaku, lalu aku pun diam sejenak, kemudian sekali lagi aku bertanya lagi kepadanya, 'Hai sahabatku, kapan surat ini turun?' Ubay bin Ka'ab tetap menatapku dan tidak mau berbicara kepadaku. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai berkhutbah, aku bertanya kepada IJbay bin Ka'ab, 'Hai sahabatku, tadi aku bertanya kepadamu, tetapi kamu malah menatapku dan tidak mau berbicara kepadaku.' Ubay bin Ka'ab menjawab, 'Hai Abu Dzar, ketahuilah sesungguhnya kamu telah lalai dari shalat jum'atmu.' Akhirnya aku langsung menemui Rasulullah seraya bertanya kepadanya, 'wahai Rasulullah, tadi aku shalat jum'at di dekat Ubay bin Ka'ab, tak lama kemudian anda membaca surah Bara'ah, lalu aku bertanya kepada Ubay tentang kapan turunnya surat itu, akan tetapi, Ubay malah menatapku dan tidak mau berbicara kepadaku, bahkan ia malah berkata kepadaku, 'Hai Abu Dzar, sesungguhnya kamu telah lalai dari shalat jum'atmu.' kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Benar apa yang telah dikatakan Ubay."
Hadits No. : 1806
صحيح ابن خزيمة ١٨٠٦: قَالَ: وَثناه مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي زَكَرِيَّا بْنِ حَيْوَيْهِ الْإِسْفَرَايِينِيُّ , أَخْبَرَنِا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1806: Abu Bakar memberitakan kepada kami dan berkata, "Muhammad bin Abu Zakaria bin Haiwaih Al Isfaraini memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam memberitakan kepada kami dengan redaksi yang sama seperti hadits di atas."
Hadits No. : 1807
صحيح ابن خزيمة ١٨٠٧: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ عِيسَى يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، ثنا الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذْ تَلَا آيَةً , فَقَالَ رَجُلٌ وَهُوَ إِلَى جَنْبِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ: مَتَى أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ , فَإِنِّي لَمْ أَسْمَعْهَا إِلَّا السَّاعَةَ , فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: سُبْحَانَ اللَّهِ فَسَكَتَ الرَّجُلُ , ثُمَّ تَلَا آيَةً أُخْرَى , فَقَالَ الرَّجُلُ لِعَبْدِ اللَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ , فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: سُبْحَانَ اللَّهِ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ , قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ لِلرَّجُلِ: إِنَّكَ لَمْ تَجْمَعْ مَعَنَا قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ قَالَ: فَذَهَبَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ لَهُ ذَلِكَ , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَدَقَ ابْنُ أُمِّ عَبْدٍ , صَدَقَ ابْنُ أُمِّ عَبْدٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1807: Abdullah bin Said Al Asyaj memberitakan kepada kami, Husain bin Isa Al Hanafi memberitakan kepada kami, Hakam bin Aban memberitakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang menyampaikan khutbah jum'at dan membaca sebuah ayat, tiba-tiba seorang laki-laki yang berada di samping Abdullah bin Mas'ud bertanya, 'Kapan surah ini turun? Sepertinya aku belum pernah mendengar kecuali pada hari ini.' Abdullah bin Mas'ud berseru kepadanya, 'Subhanallah,' lalu laki-laki itu diam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan ayat yang lain. Ternyata laki-laki itu bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud sama seperti pertanyaan yang pertama. Abdullah bin Mas ud pun berseru, 'Subhanallah,' ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam usai melaksanakan shalat, Ibnu Mas'ud berkata kepada laki-laki itu, 'Sepertinya kamu memang belum pernah shalat jum'at bersama-sama dengan kami.' laki-laki itu pun berseru, 'subhanallah' akhirnya laki-laki tersebut pergi menemui Rasulullah seraya menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Mendengar cerita laki-laki itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, 'Benar apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Ummu Abd'."
Hadits No. : 1808
صحيح ابن خزيمة ١٨٠٨: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ثُمَّ مَسَّ مِنْ طِيبِ امْرَأَتِهِ إِنْ كَانَ لَهَا , وَلَبِسَ مِنْ صَالِحِ ثِيَابِهِ , ثُمَّ لَمْ يَتَخَطَّ رِقَابَ النَّاسِ، وَلَمْ يَلْغُ عِنْدَ الْمَوْعِظَةِ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهُمَا , وَمَنْ لَغَا أَوْ تَخَطَّى كَانَتْ لَهُ ظُهْرًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1808: Abu Thahir telah memberitakan sebuah hadits kepada kami, Abu Bakar memberitakan kepada kami, Rabi' bin Sulaiman memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Usamah memberitakan kepada kami, dari Amr bin Syu'aib, dari bapaknya, dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau telah bersabda, "Barangsiapa mandi pada hari jum'at, lalu ia memakai minyak wangi, lalu ia mengenakan pakaian yang terbaik, lalu ia tidak melangkahi pundak jama'ah lain, dan ia tidak lalai ketika khutbah jum'at tengah disampaikan, maka hal itu dapat menghapuskan dosa antara dua jum at. Sebaliknya, barangsiapa yang lalai dan melangkahi pundak jama'ah lain, maka ia hanya mendapatkan pahala shalat dhuhur."
Hadits No. : 181
صحيح ابن خزيمة ١٨١: نا الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ قَالَ: سَمِعْتُ الْأَوْزَاعِيَّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ أُمَيَّةَ الضَّمْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ، وَعَلَى عِمَامَتِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 181: Al Qasim bin Muhammad bin Abbad bin Abbad Al Muhallabi mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Daud mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Al Auza’i dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Ja’far bin Amr bin Umayah Adh-Dhamri dari ayahnya, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai berwudhu dan mengusap khuf serta surban beliau.” 287
Hadits No. : 182
صحيح ابن خزيمة ١٨٢: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي النَّضْرِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، «عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ مَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 182: Yunus bin Abdul A’la Al Shadafi ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku dari Abu An-Nadhr dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abdullah bin Umar dari Sa’d bin Abu Waqqash, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau mengusap khuf-nya. 288
Hadits No. : 183
صحيح ابن خزيمة ١٨٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ الْهَمْدَانِيُّ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ كَعْبٍ، عَنْ بِلَالٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ» قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنِي زَائِدَةُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 183: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraih Al Hamdani dan Abdullah Ibnu Sa’id Al Asyaj mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Za'idah dari Al A’masy dari Al Hakam dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Ka’b dari Bilal, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengusap dua khuf.” 289 Abdullah bin Sa’id berkata, “Za'idah menceritakan kepadaku.”
Hadits No. : 184
صحيح ابن خزيمة ١٨٤: نا أَبُو عَمْرٍو عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَوَاءِ بْنِ عَنْبَرٍ السَّدُوسِيُّ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ رَأَى سَعْدَ بْنَ مَالِكٍ، وَهُوَ يَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَ: إِنَّكُمْ تَفْعَلُونَ ذَلِكَ، فَاجْتَمَعَْا عِنْدَ عُمَرَ فَقَالَ سَعْدٌ لِعُمَرَ: أَفْتِ ابْنَ أَخِي فِي الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ، فَقَالَ عُمَرُ: «كُنَا وَنَحْنُ مَعَ نَبِيِّنَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَمْسَحُ عَلَى خِفَافِنَا لَا نَرَى بِذَلِكَ بَأْسًا» ، فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: وَلَوْ جَاءَ مِنَ الْغَائِطِ؟ قَالَ: «نَعَمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 184: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Abu Amr Imran bin Musa Al Qazzaz mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Sawa' bin Anbar Al Sadusi menceritakan kepada kami, Sa’id bin Abu Arubah mengabarkan kepada kami dari Ayyub dari Nafi’ dari Ibnu Umar, bahwa ia melihat Sa’d bin Malik sedang mengusap dua khuf, ia bertanya, “Sesungguhnya kamu melakukan hal itu?” Kemudian kami berkumpul di sisi Umar. Sa’d berkata kepada Umar, “Berilah fatwa kepada putra saudaraku tentang mengusap khuf” Umar berkata, “Dulu, kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap khuf. Kami tidak melihat hal itu sebagai kesalahan.” Ibnu Umar bertanya, “Walaupun ia datang dari tempat membuang hajat?” Umar menjawab, “Ya.” 290
Hadits No. : 185
صحيح ابن خزيمة ١٨٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ، عَنْ دَاوُدَ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ، نا دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِلَالٌ الْأَسْوَاقَ فَذَهَبَ لِحَاجَتِهِ قَالَ: ثُمَّ خَرَجَا قَالَ أُسَامَةُ: فَسَأَلْتُ بِلَالًا مَا صَنَعَ؟ قَالَ بِلَالٌ: «ذَهَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحَاجَتِهِ، ثُمَّ تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ، وَمَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ» زَادَ يُونُسُ فِي حَدِيثِهِ: «ثُمَّ صَلَّى» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «الْأَسْوَاقُ حَائِطٌ بِالْمَدِينَةِ» قَالَ: سَمِعْتُ يُونُسَ يَقُولُ: «لَيْسَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرٌ أَنَّهُ مَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ فِي الْحَضَرِ غَيْرُ هَذَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 185: Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Abdullah Ibnu Nafi’ mengabarkan kepadaku dari Daud, dan Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, Abdullah bin Nafi' menceritakan kepada kami, Daud bin Qais mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam dari Atha' bin Y asar dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Bilal pernah masuk ke pasar-pasar, lalu beliau pergi untuk membuang hajat. Usamah berkata, “Kemudian keduanya keluar." Usamah berkata lagi “Lalu aku bertanya kepada Bilal, apa yang beliau lakukan? Bilal menjawab, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pergi untuk membuang hajat kemudian berwudhu; membasuh wajah dan kedua tangan, mengusap kepala dan mengusap khuf” Yunus menambahkan dalam haditsnya, “Kemudian beliau shalat.” 291 Abu Bakar berkata, “Pasar-pasar adalah pagar Madinah.” ia berkata, “Aku mendengar Yunus berkata, 'Tidak ada hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau mengusap khuf di rumah selain hadits ini'.”
Hadits No. : 186
صحيح ابن خزيمة ١٨٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ كِلَاهُمَا: عَنِ الْأَعْمَشِ، وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، وَحَدَّثَنَا الصَّنْعَانِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، نا شُعْبَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ وَهُوَ الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامٍ قَالَ: رَأَيْتُ جَرِيرًا بَالَ، ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ «فَتَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى» فَسُئِلَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَنَعَ مِثْلَ هَذَا» هَذَا حَدِيثُ الصَّنْعَانِيِّ، وَلَمْ يَقُلِ الْآخَرُونَ: رَأَيْتُ جَرِيرًا وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ قَالَ إِبْرَاهِيمُ: وَكَانَ أَصْحَابَنَا يُعْجِبُهُمْ حَدِيثَ جَرِيرٍ؛ لِأَنَّ إِسْلَامَهُ كَانَ بَعْدَ نُزُولِ الْمَائِدَةِ، وَفِي حَدِيثِ وَكِيعٍ كَانَ يُعْجِبُهُمْ حَدِيثُ جَرِيرٍ، إِسْلَامُهُ كَانَ بَعْدَ نُزُولِ الْمَائِدَةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 186: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib mengabarkan kepada kami, Abu Usamah mengabarkan kepada kami; Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ mengabarkan kepada kami, keduanya dari Al A’masy; Al Hasan bin Muhammad Az-Za’farani menceritakan kepada kami (28-ba’), Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Al A’masy mengabarkan kepada kami; dan Ash Shan’ani menceritakan kepada kami, Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Sulaiman —ia adalah Al A’masy— dari Ibrahim dari Hammam, ia berkata, “Aku melihat Jarir membuang air kecil, kemudian ia meminta air lalu berwudhu dan mengusap khuf. Kemudian ia berdiri lalu shalat. Ia pernah ditanya mengenai hal itu. Ia menjawab, ’Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan hal seperti itu’.” 292 Ini hadits Ash-Shan’ani dan yang lain tidak mengatakan, “Aku melihat Jarir.” Di dalam hadits Abu Usamah disebutkan, “Ibrahim berkata, ‘Murid-murid kami dibuat heran oleh hadits Jarir, karena ia masuk Islam sesudah turun surat Al Ma'idah’.” Di dalam hadits Waki’ disebutkan, “Dulu hadits Jarir pemah membuat heran mereka. Ia masuk Islam setelah turun surat Al Maa'idah.”
Hadits No. : 187
صحيح ابن خزيمة ١٨٧: نا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَامِرٍ الْبَجَلِيِّ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ، أَنَّ جَرِيرًا بَالَ وَتَوَضَّأَ، وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ فَعَابُوا عَلَيْهِ، فَقَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ» . فَقِيلَ لَهُ: ذَلِكَ قَبْلَ الْمَائِدَةِ؟ قَالَ: «إِنَّمَا كَانَ إِسْلَامِي بَعْدَ الْمَائِدَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 187: Abu Ammar Al Husain bin Huraits mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Musa mengabarkan kepada kami dari Bukair bin Amir Al Bajali dari Abu Zur’ah bin Amr bin Jarir, bahwa Jarir pernah membuang air kecil dan berwudhu, lalu mengusap ?/ruhnya, kemudian para sahabat mencelanya. Lalu ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap khuf. Lalu ditanyakan kepadanya, “Itu sebelum turun surah Al Maa'idah.” la menjawab, “Sesungguhnya aku masuk Islam sesudah turun surat Al Maa'idah.” 293
Hadits No. : 188
صحيح ابن خزيمة ١٨٨: نا أَبُو مُحَمَّدٍ فَهْدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْبَصْرِيُّ، نا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ، نا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامٍ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «أَسْلَمْتُ قَبْلَ وَفَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَرْبَعِينَ يَوْمًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 188: Abu Muhammad Fahd bin Sulaiman Al Bashri menceritakan kepada kami, Musa bin Daud menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami dari Al A’masy dari Ibrahim dari Hammam dari Jarir Ibnu Abdullah, ia berkata, “Aku masuk Islam empat puluh hari sebelum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat.” 294
Hadits No. : 189
صحيح ابن خزيمة ١٨٩: نا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ الْمِصْرِيُّ، نا أَسَدٌ يَعْنِي ابْنَ مُوسَى، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ بِلَالٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ مَسَحَ عَلَى الْمُوقَيْنِ وَالْخِمَارِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 189: Nashr bin Marzuq Al Mishri mengabarkan kepada kami, Asad —maksudnya Ibnu Musa— mengabarkan kepada kami, Hammad bin Salamah mengabarkan kepada kami dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abu Idris Al Khaulani dari Bilal, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau pernah mengusap khuf dan khimar. 295
Hadits No. : 19
صحيح ابن خزيمة ١٩: ثنا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ وَهُوَ الْأَعْمَشُ يُحَدِّثُ، عَنْ مُنْذِرٍ الثَّوْرِيِّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: اسْتَحْيَيْتُ أَنْ أَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمَذْيِ مِنْ أَجْلِ فَاطِمَةَ، فَأَمَرْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الْأَسْوَدِ فَسَأَلَ عَنْ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «فِيهِ الْوُضُوءُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 19: Bisyr bin Khalid Al Askari menceritakan kepada kami, Muhammad lbnu Ja'far mengabarkan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Sulaiman — ia adalah Al A’masy— menceritakan dari Mundzir Ats-Tsauri dari Muhammad bin Ali dari Ali, ia berkata, “Aku malu bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang madzi karena Fathimah, lalu aku perintahkan Al Miqdad bin Al Aswad. lapun bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hal itu, beliau lalu bersabda, “Di dalamnya ada keharusan wudhu.“
Hadits No. : 190
صحيح ابن خزيمة ١٩٠: نا أَبُو الْأَزْهَرِ حَوْثَرَةُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْبَصْرِيُّ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتَمْسَحُ عَلَى خُفَّيْكَ؟ قَالَ: «نَعَمْ، إِنِّي أَدْخَلْتُهُمَا وَهُمَا طَاهِرَتَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 190: Abu Al Azhar Hautsarah bin Muhammad Al Bashri mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Hushain bin Abdurrahman dari Asy- Sya’bi dari Urwah bin Al Mughirah bin Syu’bah dari ayahnya, ia berkata: Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau mengusap dua khuf engkau?” Beliau menjawab, ‘Ya, sesungguhnya aku memasukkan kedua kaki —dalam kedua khuf — saat keduanya suci. “296
Hadits No. : 191
صحيح ابن خزيمة ١٩١: نا الْقَاسِمُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَعْرُوفٍ، نا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ زَكَرِيَّا، وَحُصَيْنٍ، وَيُونُسَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ سَمِعَهُ مِنْ أَبِيهِ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ؟ قَالَ: «إِنِّي أَدْخَلْتُ رِجْلَيَّ وَهُمَا طَاهِرَتَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 191: Al Qasim bin Bisyr bin Ma’ruf mengabarkan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Zakaria, Hushain dan Yunus dari Asy-Sya’bi dari Urwah bin Al Mughirah, ia mendengarnya dari ayahnya, ia berkata: Aku pemah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau mengusap kedua khuf?” Beliau menjawab, “ Sesungguhnya aku memasukkan dua kakiku keduanya dalam keadaan suci. ', 297
Hadits No. : 192
صحيح ابن خزيمة ١٩٢: نا بُنْدَارٌ، وَبِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ قَالُوا: نا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ، نا الْمُهَاجِرُ وَهُوَ ابْنُ مَخْلَدٍ أَبُو مَخْلَدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ «رَخَّصَ لِلْمُسَافِرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ، وَلِلْمُقِيمِ يَوْمًا وَلَيْلَةً إِذَا تَطَهَّرَ فَلَبِسَ خُفَّيْهِ أَنْ يَمْسَحَ عَلَيْهِمَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 192: Bundar, Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi dan Muhammad bin Abban mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Abdul Wahhab bin Abdul Majid mengabarkan kepada kami, Al Muhajir —ia adalah Ibnu Makhlad Abu Makhlad— mengabarkan kepada kami dari Abdurrahman bin Abu Bakrah dari ayahnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau memberi keringanan —dalam menggunakan khuf— kepada musafir selama tiga hari tiga malam, dan kepada orang mukim sehari semalam, apabila suci, kemudian ia memakai kedua khuf nya, hendaklah ia mengusap keduanya. 298
Hadits No. : 193
صحيح ابن خزيمة ١٩٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ قَالَ: أَتَيْتُ صَفْوَانَ بْنَ عَسَّالٍ الْمُرَادِيَّ، فَقَالَ: مَا جَاءَ بِكَ؟ قُلْتُ: جِئْتُ أَنْبِطُ الْعِلْمَ قَالَ: فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا مِنْ خَارِجٍ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ في طْلُبَ الْعِلْمَ إِلَّا وَضَعَتْ لَهُ الْمَلَائِكَةُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً بِمَا يَصْنَعُ» قَالَ: قَدْ جِئْتُكَ أَسْأَلُكَ، عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ قَالَ: «نَعَمْ كُنَّا فِي الْجَيْشِ الَّذِي بَعَثَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَنَا أَنْ نَمْسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ إِذَا نَحْنُ أَدْخَلْنَاهُمَا عَلَى طُهُورٍ، ثَلَاثًا إِذَا سَافَرْنَا، وَلَيْلَةً إِذَا أَقَمْنَا، وَلَا نَخْلَعَهُمَا مِنْ غَائِطٍ وَلَا بَوْلٍ، وَلَا نَخْلَعَهُمَا إِلَّا مِنْ جَنَابَةٍ» ، وَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ بِالْمَغْرِبِ بَابًا مَفْتُوحًا لِلتَّوْبَةِ مَسِيرَتُهُ سَبْعُونَ سَنَةً لَا يُغْلَقُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا» نَحْوَهُ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " ذَكَرْتُ لِلْمُزَنِيِّ خَبَرَ عَبْدِ الرَّزَّاقِ، فَقَالَ: حَدَّثَ بِهَذَا أَصْحَابُنَا؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ للِشَّافِعِيِّ حُجَّةٌ أَقْوَى مِنْ هَذَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 193: Muhammad bin Yahya dan Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Ashim bin Abu An Najud dari Zirr bin Hubaisy, ia berkata: Aku pernah mendatangi Shafwan bin Assal Al Maradi, lalu ia bertanya, “Ada apa denganmu?” Aku menjawab, “Aku datang ingin mencari ilmu.” Ia berkata, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada orang yang keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu, melainkan para malaikat meletakkan sayap untuknya karena senang dengan apa yang ia lakukan?” Zirr berkata, “Aku datang kepadamu hendak bertanya masalah mengusap khuf”. Ia berkata, “Ya. Kami dulu pernah menjadi tentara yang dikirim Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau memerintahkan kami untuk mengusap khuf bila kami memasukkan kedua kaki dalam keadaan suci; selama tiga hari bila kami dalam perjalanan, dan satu malam bila kami mukim. Kami tidak melepasnya sebab akan membuang air besar atau kecil dan hanya melepasnya karena jinabat.” Ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di Maghrib ada pintu yang dibuka untuk taubat, jarak perjalanannya tujuh puluh tahun, pintu itu tidak di tutup sampai matahari terbit dari tempat terbenamnya."299 Abu Bakar berkata, “Aku pernah menyebutkan hadits Abdurrazzaq kepada Al Muzani. Lalu ia berkata, ‘Murid-muridku menceritakan hadits ini, sesungguhnya Asy-Syafi’i tidak mempunyai hujjah yang lebih kuat daripada hadits ini’.“
Hadits No. : 194
صحيح ابن خزيمة ١٩٤: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ، عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ، فَقَالَتِ: ائْتِ عَلِيًّا فَاسْأَلْهُ فَإِنَّهُ أَعْلَمُ بِذَلِكَ مِنِّي، فَأَتَى عَلِيًّا فَسَأَلَهُ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ، فَقَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بِذَاكَ يَمْسَحُ الْمُقِيمُ يَوْمًا وَلَيْلَةً، وَالْمُسَافِرُ ثَلَاثًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 194: Al Hasan bin Muhammad Az-Za’farani dan Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Al A’masy mengabarkan kepada kami dari Al Hakam dari Al Qasim bin Mukhaimirah dari Syuraih bin Hani', ia berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah (29-ba') tentang mengusap khuf. Lalu ia menjawab, (Datanglah kepada Ali, bertanyalah kepadanya, karena ia lebih tahu hal itu daripada aku ’. ” Iapun mendatangi Ali lalu bertanya kepadanya tentang mengusap khuf. Ia menjawab, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memerintahkan hal itu, orang mukim boleh —menggunakan khuf— selama sehari semalam dan musafir tiga hari tiga malam”. 300
Hadits No. : 195
صحيح ابن خزيمة ١٩٥: نا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ حُمَيْدِ بْنِ أَبِي غَنِيَّةَ، نا أَبِي، عَنِ الْحَكَمِ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ، عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِي، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: «رَخَّصَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ لِلْمُسَافِرِ وَيَوْمٍ وَلَيْلَةٍ لِلْحَاضِرِ» يَعْنِي: فِي الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 195: Abu Hasyim Ziad bin Ayyub mengabarkan kepada kami, Yahya bin Abdul Malik bin Humaid bin Abu Ghaniyyah mengabarkan kepada kami, ayahku mengabarkan kepada kami, dari Al Hakam dari Al Qasim bin Mukhaimirah dari Syuraih bin Hani' dari Ali, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberi keringanan kepada kami dalam tiga hari untuk musafir dan sehari semalam untuk yang tidak dalam perjalanan.", —maksudnya, mangusap khuf—.301
Hadits No. : 196
صحيح ابن خزيمة ١٩٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمُخَرِّمِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ قَالَ: أَتَيْتُ صَفْوَانَ بْنَ عَسَّالٍ الْمُرَادِيَّ، فَسَأَلْتُهُ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَ: «كُنَا نَكُونُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَنَا أَنْ لَا نَنْزِعَ خِفَافَنَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ - يَعْنِي فِي السَّفَرِ - إِلَّا مِنْ جَنَابَةٍ، وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ، وَبَوْلٍ، وَنَوْمٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 196: Muhammad bin Abdullah Al Mukhairimi dan Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, “Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ashim dari Zirr bin Hubaisy, ia berkata, “Aku pernah mendatangi Shafwan bin Assal Al Muradi lalu bertanya kepadanya tentang mengusap khuf.” Ia menjawab, “Dulu kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau memerintahkan kami untuk tidak melepas sepatu selama tiga hari —maksudnya dalam perjalanan— kecuali karena jinabat, tetapi karena telah membuang air besar, membuang air kecil dan tidur. 302
Hadits No. : 197
صحيح ابن خزيمة ١٩٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 197: Muhammad bin Al Walid mengabarkan kepada kami, Muhammad —maksudnya Ibnu Ja’far— mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Hushain dari Mujahid dari Abdullah bin Amr dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa membenci sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.”303
Hadits No. : 198
صحيح ابن خزيمة ١٩٨: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، وَمُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، نا سُفْيَانُ، ونا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَا: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، نا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ أَبِي قَيْسٍ الْأَوْدِيِّ، عَنْ هُزَيْلِ بْنِ شُرَحْبِيلَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " لَيْسَ فِي خَبَرِ أَبِي عَاصِمٍ: وَالنَّعْلَيْنِ، إِنَّمَا قَالَ: مَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ " وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ: «إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَالَ فَتَوَضَّأَ، وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 198: Bundar dan Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abu Ashim menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waki’ mengabarkan kepada kami dari Sufyan; Ahmad bin Mani’ dan Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, keduanya berkata, “Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, Sufyan Ats-Tsauri mengabarkan kepada kami, dari Abu Qais Al Audi dari Huzail bin Syurahbil dari Al Mughirah bin Syu’bah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu dan mengusap kaos kaki serta sandal. 304 Abu Bakar berkata, “Dalam hadits Abu Ashim tidak terdapat, “Dan, sandal” Ia hanya mengatakan, “Beliau mengusap kaos kaki.” Ibnu Rafi’ berkata, “(30-1) bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membuang air kecil, lalu beliau berwudhu dan mengusap kaos kaki serta sandal.”
Hadits No. : 199
صحيح ابن خزيمة ١٩٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: قِيلَ لِابْنِ عُمَرَ: رَأَيْنَاكَ تَفْعَلُ شَيْئًا لَمْ نَرَ أَحَدًا يَفْعَلُهُ غَيْرَكَ قَالَ: «وَمَا هُوَ؟» قَالُوا: رَأَيْنَاكَ تَلْبَسُ هَذِهِ النِّعَالَ السِّبْتِيَّةَ قَالَ: «إِنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْبَسُهَا وَيَتَوَضَّأُ فِيهَا، وَيَمْسَحُ عَلَيْهَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَحَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَأَوْسِ بْنِ أَوْسٍ مِنْ هَذَا الْبَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 199: Abdul Jabbar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ajian mengabarkan kepada kami dari Sa’id —ia adalah Ibnu Abu Sa’id Al Maqburi— dari Ubaid bin Juraij, ia berkata, Dikatakan kepada Ibnu Umar, “Kami melihatmu melakukan sesuatu yang belum pernah kami lihat seorangpun melakukannya selain engkau.” Ia bertanya, “Apa itu?” Mereka berkata, “Kami melihatmu memakai sandal kulit yang telah di samak.” Ia berkata, “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memakainya, beliau berwudhu dan mengusapnya.” 305 Abu Bakar berkata, “Hadits Ibnu Abbas dan Aus bin Aus termasuk dalam bab ini.”
Hadits No. : 20
صحيح ابن خزيمة ٢٠: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، وَبِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ عَلِيٌّ قَالَ: حَدَّثَنِي، وَقَالَ بِشْرٌ قَالَ: حَدَّثَنَا الرُّكَيْنُ بْنُ الرَّبِيعِ بْنِ عُمَيْلَةَ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ قَبِيصَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: كُنْتُ رَجُلًا مَذَّاءً فَجَعَلْتُ أَغْتَسِلُ فِي الشِّتَاءِ حَتَّى تَشَقَّقَ ظَهْرِي، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَوْ ذُكِرَ لَهُ - فَقَالَ لِي: «لَا تَفْعَلْ، إِذَا رَأَيْتَ الْمَذْيَ فَاغْسِلْ ذَكَرَكَ، وَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ، فَإِذَا أَنْضَحْتَ الْمَاءَ فَاغْتَسَلَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَوْلُهُ: لَا تَفْعَلْ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَقُولُ لَفْظُ زَجْرٍ يُرِيدُ نَفْيَ إِيجَابِ ذَلِكَ الْفِعْلِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 20: Ali bin Hujr As-Sa’di dan Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abidah bin Humaid menceritakan kepada kami, Ali berkata, Abidah berkata, Seseorang menceritakan kepadaku, Ha’, Bisyr berkata, Abidah berkata, Al Rukain bin Al Rabi’ bin Amilah menceritakan kepada kami dari Hushain bin Qabishah dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, “Dulu aku seorang yang sering keluar madzi. Akupun mulai mandi di musim dingin hingga punggungku pecah-pecah, lalu aku menuturkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam —atau hal itu dituturkan kepada beliau—. Beliau bersabda kepadaku, “Jangan kamu lakukan. Bila kamu mengeluarkan madzi, cucilah kemaluanmu dan berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Bila kamu sudah menyiramkan air maka mandilah.” Abu Bakar berkata, “Sabda beliau “Jangan kau lakukan” termasuk jenis yang aku katakan sebagai kalimat pencegahan, dimaksudkan untuk menafikan kewajiban perbuatan itu.” 112
Hadits No. : 200
صحيح ابن خزيمة ٢٠٠: نا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي اللَّيْثِ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُبَيْدِ الرَّحْمَنِ الْأَشْجَعِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ السُّدِّيِّ، عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ، عَنْ عَلِيٍّ أَنَّهُ دَعَا بِكُوزٍ مِنْ مَاءٍ، ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءًا خَفِيفًا، ثُمَّ مَسَحَ عَلَى نَعْلَيْهِ "، ثُمَّ قَالَ: «هَكَذَا وُضُوءُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلطَّاهِرِ مَا لَمْ يُحْدِثْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 200: Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim Al Bazzaz mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Abu Al-Laits mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Ubaidurrahman Al Asyja’i mengabarkan kepada kami dari Sufyan dari As-Sudi dari Abd Khair dari Ali, bahwa ia pernah meminta secangkir air kemudian berwudhu secara ringan dan mengusap sandalnya, kemudian ia berkata, “Seperti inilah wudhu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena masih suci belum berhadats.” 306
Hadits No. : 201
صحيح ابن خزيمة ٢٠١: نا أَبُو زُهَيْرٍ عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمِصْرِيُّ، نا الْمُقْرِئُ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ وَهُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَوْلَى آلِ نَوْفَلٍ يَتِيمُ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ وَيَمْسَحُ الْمَاءَ عَلَى رِجْلَيْهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «خَبَرُ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ مِنْ هَذَا الْبَابِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 201: Abu Zuhair Abdul Majid bin Ibrahim Al Mishri mengabarkan kepada kami, Al Muqri mengabarkan kepada kami, Sa’id bin Abu Ayyub mengabarkan kepada kami dari Abu Al Aswad —ia adalah Muhammad bin Adurrahman, budak yang dimerdekakan keluarga Naufal, anak yatim Urwah bin Az-Zubair— dari Abbad bin Tamim dari ayahnya, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu dan mengusapkan air pada dua kaki beliau.” 307 Abu Bakar berkata, “Hadits Nafi' dari Ibnu Umar termasuk dalam bab ini.”
Hadits No. : 202
صحيح ابن خزيمة ٢٠٢: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْجُعْفِيُّ، عَنْ زَائِدَةَ كِلَاهُمَا، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ مَيْسَرَةَ قَالَ: حَدَّثَنِي النَّزَّالُ بْنُ سَبْرَةَ قَالَ: صَلَّيْنَا مَعَ عَلِيٍّ الظُّهْرَ، ثُمَّ خَرَجْنَا إِلَى الرَّحْبَةِ قَالَ: فَدَعَا بِإِنَاءٍ فِيهِ شَرَابٌ فَأَخَذَهُ فَمَضْمَضَ - قَالَ مَنْصُورٌ: أَرَاهُ قَالَ: وَاسْتَنْشَقَ - «وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ وَرَأْسَهُ وَقَدَمَيْهِ، ثُمَّ شَرِبَ فَضْلَهُ وَهُوَ قَائِمٌ» ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ نَاسًا يَكْرَهُونَ أَنْ يَشْرَبُوا وَهُمْ قِيَامٌ، إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُ، وَقَالَ: «هَذَا وُضُوءُ مَنْ لَمْ يُحْدِثْ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ زَائِدَةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 202: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Husain bin Ali Al Ju’fi menceritakan kepada kami dari Za'idah, keduanya dari Manshur dari Abdul Malik Ibnu Maisarah, ia berkata, Aa-Nazaal bin Sabrah menceritakan kepadaku, ia berkata, “Kami pernah melaksanakan shalat Zhuhur benama Ali. kemudian kami keluar menuju tanah lapang.” An-Nazzal berkata. “Lalu ia meminta satu tempat berisi minuman, ia mengambil lalu berkumur.” Manshur berkata, “Aku mengira ia berkata, (30-ba), Menghirup air ke hidung, mengusap wajah, dua tangan, kepala dan dua kaki, kemudian ia meminum sisanya sambil berdiri. Lalu ia berkata. Sesungguhnya orang-orang tidak suka minum sambil berdiri. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan.” Ia berkata, “Ini wudhu bagi orang yang belum berhadats.” 308 Ini redaksi hadits Zaidah
Hadits No. : 203
صحيح ابن خزيمة ٢٠٣: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ، أَخْبَرَهُ عَنْ عَبَّادِ بْنِ زِيَادٍ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَاهُ يَقُولُ: «سَكَبْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ تَوَضَّأَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فَمَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 203: Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Arar bin Al Harits mengabarkan kepadaku, bahwa Ibnu Syihab mengabarkan kepadanya dari Abbad bin Zaid dari Urwah bin Al Mubarak bin Syu’bah bahwa ia mendengar ayahnya berkata, “Aku menuangkan air kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sewaktu beliau berwudhu dalam perang Tabuk. Dan, beliau mengusap khuf” 309
Hadits No. : 204
صحيح ابن خزيمة ٢٠٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: إِنَّكُمْ تَعُدُّونَ الْآيَاتِ عَذَابًا، وَإِنَّا كُنَّا نَعُدُّهَا بَرَكَةً عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَدْ كُنَّا نَأْكُلُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَحْنُ نَسْمَعُ تَسْبِيحَ الطَّعَامِ قَالَ: «وَأُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِنَاءٍ فَوَضَعَ يَدَهُ فِيهِ فَجَعَلَ الْمَاءُ يَنْبُعُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ» ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَيَّ عَلَى الطَّهُورِ الْمُبَارَكِ، وَالْبَرَكَةُ مِنَ اللَّهِ» حَتَّى تَوَضَّأْنَا كُلُّنَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 204: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Abu Ahmad Az-Zubairi mengabarkan kepada kami, Isra'il mengabarkan kepada kami dari Manshur dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah, ia berkata, “Sesungguhnya kamu menganggap tanda-tanda kekuasaan Allah sebagai siksa dan sesungguhnya kami menganggapnya sebagai keberkahan di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kami betul-betul pernah makan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kami mendengar bacaan tasbih makanan.” Abdullah berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah dibawakan sebuah tempat, lalu beliau meletakkan tangan di dalamnya, lalu Air memancar dari sela jari-jai beliau. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Mari menuju kesucian yang diberkati dan berkah dari Allah.’ Sampai kami semua berwudhu. 310
Hadits No. : 205
صحيح ابن خزيمة ٢٠٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا حَمَّادُ بْنُ مَسْعَدَةَ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، وَحَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَمُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ قَالُوا: أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ زِيَادٌ، وَأَحْمَدُ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ، وَقَالَ مُؤَمَّلٌ، عَنْ أَيُّوبَ، وَحَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ أَيُّوبَ، وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، كُلُّهُمْ عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «رَأَيْتُ الرِّجَالَ وَالنِّسَاءَ يَتَوَضَّئُونَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ» مَعَانِي أَحَادِيثِهِمْ سَوَاءٌ، وَهَذَا حَدِيثُ ابْنُ عُلَيَّةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 205: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Hammad bin Mas’adah mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Umar menceritakan kepada kami; Abu Hasyim Ziad bin Ayyub, Ahmad bin Mani’ dan Mu'ammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, mereka berkata, Isma’il mengabarkan kepada kami, Ziad dan Ahmad berkata, ia berkata, Ayyub mengabarkan kepada kami. Mu'ammal berkata, dari Ayyub, Imran bin Musa menceritakan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami dari Ayyub; Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, bahwa Malik menceritakan kepadanya, semua dari Nafi’ dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku melihat kaum laki- laki dan perempuan berwudhu di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari satu wadah.” 311 Makna hadits-hadits mereka sama. Ini adalah hadits Ibnu Ulaiyah.
Hadits No. : 206
صحيح ابن خزيمة ٢٠٦: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ الْمُنْذِرِ - قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هُوَ ابْنُ أَبِي سَاسَانَ - عَنِ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذِ بْنِ عُمَرَ بْنِ جُدْعَانَ، أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَوَضَّأَ، ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ: «إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ» أَوْ قَالَ: «عَلَى طَهَارَةٍ» ، وَكَانَ الْحَسَنُ يَأْخُذُ بِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 206: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Sa’id mengabarkan kepada kami dari Qatadah dari Al Hasan dari Hushain bin Al Mundzir -Abu Bakar berkata, “Ia adalah Ibnu Abu Sasan- dari Al Muhajir bin Qunfudz bin Umar bin Jud’an, bahwa ia pemah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sementara beliau sedang berwudhu, kemudian beliau mengungkapkan alasan kepadanya, beliau bersabda, “Sesunggunya aku tidak suka berzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci.” Atau beliau bersabda, “Dalam kesucian.” Al Hasan menggunakan hadits ini sebagai argumentasi. 312
Hadits No. : 207
صحيح ابن خزيمة ٢٠٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ الْهَمْدَانِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ خَالِدِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنِ الْبَهِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي كُرَيْبٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 207: Muhammad bin Al Ala’ bin Knraib Al Hamdani dan Ali bin Muslim mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Ibnu Abu Za'idah menceritakan kepada kami dari KhaJid bin Salamah dari Al Bahi dari Urwah dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdzikir kepada Allah pada setiap waktu yang beliau miliki.”314 Ini redaksi hadits Abu Kundb.
Hadits No. : 208
صحيح ابن خزيمة ٢٠٨: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَلَمَةَ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَا وَرَجُلَانِ: رَجُلٌ مِنَّا، وَرَجُلٌ مِنْ بَنِي أَسَدٍ أَحْسَبُ، فَبَعَثَهُمَا وَجْهًا وَقَالَ: إِنَّكُمَا عِلْجَانِ فَعَالِجَا عَنْ دِينِكُمَا، ثُمَّ دَخَلَ الْمَخْرَجَ ثُمَّ خَرَجَ، فَأَخَذَ حَفْنَةً مِنْ مَاءٍ فَتَمَسَّحَ بِهَا ثُمَّ جَاءَ، فَقَرَأَ الْقُرْآنَ قِرَاءَةً فَأَنْكَرْنَا ذَلِكَ، فَقَالَ عَلِيٌّ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي الْخَلَاءَ فَيَقْضِي الْحَاجَةَ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَيَأْكُلُ مَعَنَا الْخُبْزَ وَاللَّحْمَ، وَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ، وَلَا يَحْجُبُهُ عَنِ الْقُرْآنِ شَيْءٌ لَيْسَ الْجَنَابَةَ» أَوْ إِلَّا الْجَنَابَةُ قَالَ: سَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيَّ يَقُولُ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ الرَّبِيعِ، عَنْ شُعْبَةَ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ شُعْبَةُ: «هَذَا ثُلُثُ رَأْسِ مَالِي» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَدْ كُنْتُ بَيَّنْتُ فِي كِتَابِ الْبُيُوعِ أَنَّ بَيْنَ الْمَكْرُوهِ وَبَيْنَ الْمُحَرَّمِ فُرْقَانًا، وَاسْتَدْلَلْتُ عَلَى الْفَرْقِ بَيْنَهُمَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثًا، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ ثَلَاثًا، كَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ الْأُمَّهَاتِ، وَوَأْدَ الْبَنَاتِ، وَمَنْعًا وَهَاتِ» فَفَرَّقَ بَيْنَ الْمَكْرُوهِ، وَبَيْنَ الْمُحَرَّمِ بِقَوْلِهِ فِي خَبَرِ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ: «كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ» قَدْ يَجُوزُ أَنْ يَكُونَ إِنَّمَا كَرِهَ ذَلِكَ إِذِ الذِّكْرُ عَلَى طُهْرٍ أَفْضَلُ لَا أَنَّ ذِكْرَ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ طُهْرٍ مُحَرَّمٌ، «إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ يُقْرَأُ الْقُرْآنَ عَلَى غَيْرِ طُهْرٍ» وَالْقُرْآنُ أَفْضَلُ الذِّكْرِ، «وَقَدْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ» عَلَى مَا رُوِّينَا عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا، وَقَدُ يَجُوزُ أَنْ تَكُونَ كَرَاهَتُهُ لِذِكْرِ اللَّهِ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ ذِكْرُ اللَّهِ الَّذِي هُوَ فَرْضٌ عَلَى الْمَرْءِ دُونَ مَا هُوَ مُتَطَوَّعٌ بِهِ، فَإِذَا كَانَ ذِكْرُ اللَّهِ فَرْضًا لَمْ يُؤَدِّ الْفَرْضَ عَلَى غَيْرِ طُهْرٍ حَتَّى يَتَطَهَّرَ، ثُمَّ يُؤَدِّي ذَلِكَ الْفَرْضَ عَلَى طَهَارَةٍ؛ لِأَنَّ رَدَّ السَّلَامِ فَرْضٌ عِنْدَ أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ، فَلَمْ يَرُدَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى غَيْرِ طُهْرٍ حَتَّى تَطَهَّرَ، ثُمَّ رَدَّ السَّلَامَ، فَأَمَّا مَا كَانَ الْمَرْءُ مُتَطَوِّعًا بِهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَلَوْ تَرَكَهُ فِي حَالَةٍ هُوَ فِيهَا غَيْرُ طَاهِرٍ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهِ إِعَادَتُهُ فَلَهُ أَنْ يَذْكُرَ اللَّهَ مُتَطَوِّعًا بِالذِّكْرِ، وَإِنْ كَانَ غَيْرَ مُتَطَهِّرٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 208: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Murrah, ia berkata, “Aku mendengar Abdullah bin Salamoh berkata, “Aku dan dua orang pernah masuk menemui Ali bin Abu Thalib. Yang satu dari kalangan kami dan yang seorang lagi dari Bani Asad. Aku mengira Ali mengutus keduanya untuk satu urusan, ia berkata, Sesungguhnya kamu berdua adalah lelaki kuat, maka berjihadlah untuk agamamu.' Kemudian la masuk ke tempat buang hajat besar lalu iapun keluar. Ia mengambil air sepenuh dua telapak tangan lalu mengusapkannya. Kemudian ia datang lalu membaca Al Qur'an. Kami mengingkari hal itu. Ali berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk ke kamar kecil lalu memenuhi hajat, kemudian keluar lalu beliau makan roti dan daging bersama kami, setelah itu membaca Al Qur'an. Tidak ada satupun yang menghalangi beliau dari Al Qur'an, kecuali jinabat.” 315 Abu Bakar menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Ahmad bin Al Miqdam Al Ijii berkata, “Sa’id bin Ar-Rabi’ menceritakan hadits ini kepada kami dari Syu’bah. Syu’bah berkata, ‘Ini sepertiga modalku’.” Abu Bakar berkata, “Dulu aku telah menjelaskan dalam pembahasan tentang jual beli, bahwa antara makruh dan haram itu ada perbedaannya. Aku mengambil dalil adanya perbedaan itu dari sabda I Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiga hal bagi kamu dan mengharamkan tiga hal kepada kamu. Dia tidak menyukaimu banyak bicara, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta. Dan ia mengharamkan kamu durhaka kepada ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup dan menahan untuk menunaikan kewajiban, memberikan sesuatu yang tidak berguna." Beliau membedakan antara makruh dan haram dengan sabda beliau dalam hadits riwayat Al I Muhajir bin Qunfiidz, "Aku tidak suka berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci. " Bisa jadi beliau tidak menyukai hal itu karena berdzikir dalam keadaan suci itu lebih utama, [bukan] karena dzikir kepada Allah dalam keadaan tidak suci itu diharamkan. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam betul-betul pernah membaca Al Qur'an dalam keadaan tidak suci, padahal Al Qur'an adalah bacaan dzikir paling utama. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam itu selalu berdzikir kepada Allah setiap waktu yang dimiliki beliau, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA. Mungkin juga ketidaksukaan beliau berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci itu adalah dzikir yang menjadi kewajiban seseorang, dan bukan dzikir yang stmnah. Bila zikir kepada Allah itu wajib, maka seseorang belum menjalankan kewajiban itu bila dalam keadaan tidak suci, hingga ia bersuci lalu menjalankan kewajiban itu dalam kesucian. Karena menjawab salam itu wajib menurut mayoritas ulama, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menjawab salam dalam keadaan tidak suci, sampai beliau bersuci baru kemudian menjawab salam. Adapun dzikir yang sunnah, 316 [boleh dilakukan seseorang], walaupun ia dalam keadaan tidak suci, ia tidak wajib mengulanginya, ia boleh saja melakukan sunnahnya dzikir kepada Allah meskipun ia tidak suci.”
Hadits No. : 209
صحيح ابن خزيمة ٢٠٩: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، نا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيِّ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّهُ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا كُنَا بِالْحَرَّةِ بِالسُّقْيَا الَّتِي كَانَتْ لِسَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ائْتُونِي بِوَضُوءٍ» . فَلَمَّا تَوَضَّأَ قَامَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، ثُمَّ كَبَّرَ، ثُمَّ قَالَ: «أَبِي إِبْرَاهِيمُ كَانَ عَبْدُكَ وَخَلِيلُكَ وَدَعَاكَ لِأَهْلِ مَكَّةَ، وَأَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ أَدْعُوكَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ، أَنْ تُبَارِكَ لَهُمْ فِي مُدِّهِمْ وَصَاعِهِمْ مِثْلَ مَا بَارَكْتَ لِأَهْلِ مَكَّةَ مَعَ الْبَرَكَةِ بَرَكَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 209: Ar-Rabi’ bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, Syu’aib —maksudnya Ibnu Al-Laits— mengabarkan kepada kami dari Sa’id bin Abu Sa’id dari Amr bin Sulaim Az-Zuraqi dari Ashim (31 -ba') bin Amr dari Ali bin Abu Thalib, bahwa ia berkata, “Kami pemah pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, hingga ketika kami berada di Al Harrah, tempat air yang dulu milik Sa’d bin Abu Waqqash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bawakan aku air wudhu”. Ketika beliau telah berwudhu, beliau berdiri, menghadap qiblat, kemudian bertakbir dan bersabda, “ayahku Ibrahim, ia adalah hamba dan kekasih-Mu. Ia berdoa kepada-Mu untuk penduduk [Makkah].Aku Muhammad, hamba dan utusan-Mu. Aku berdoa kepada-Mu untuk penduduk Madinah, agar Engkau memberi berkah kepada mereka dalam mud dan sha' mereka seperti Engkau memberi berkah kepada penduduk Makkah, dua berkah yang menyertai berkah itu.”317
Hadits No. : 21
صحيح ابن خزيمة ٢١: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ الْمِقْدَادِ بْنِ الْأَسْوَدِ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ أَمَرَهُ أَنْ يَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرَّجُلِ إِذَا دَنَا مِنْ أَهْلِهِ فَخَرَجَ مِنْهُ الْمَذْيُ مَاذَا عَلَيْهِ؟ قَالَ عَلِيٌّ: فَإِنَّ عِنْدِي ابْنَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَسْتَحْيِي أَنْ أَسْأَلَهُ قَالَ الْمِقْدَادُ: فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: «إِذَا وَجَدَ ذَلِكَ أَحَدُكُمْ فَلْيَنْضَحْ فَرْجَهُ وَلْيَتَوَضَّأْ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 21: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, bahwa Malik bin Anas menceritakan kepadanya dari Abu An-Nadhr, bekas budak Umar (6/1) bin Ubaidullah dari Sulaiman bin Yasar dari Al Miqdad bin Al Aswad, bahwa Ali bin Abu Thalib memerintahkannya untuk bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal seseorang ketika dekat dengan isterinya, lalu ia keluar madzi, apa yang wajib atasnya? Ali berkata: "Karena puteri Rasulullah menjadi isteriku dan aku malu bertanya kepada beliau." Al Miqdad berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hal itu, beliaupun lalu bersabda: "Bila salah seorang di antara kamu mendapati hal itu, siramlah kemaluannya dan berwudhulah layaknya wudhu untuk shalat." 113. Zubair 'Ali Zai : Al Hafizh Berkata (Talkhish Al Habir, 1/117): Riwayat Ini Terputus.,
Hadits No. : 210
صحيح ابن خزيمة ٢١٠: وَقَالَ ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ، ثُمَّ صَلَّى بِأَرْضِ سَعْدٍ، فَذَكَرَ الْقِصَّةَ نا بُنْدَارٌ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَا: نا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ قَالَ ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ: وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ: أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 210: Ibnu Abu Dzi'b berkata dalam kisah ini, dari Sa’id dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu, kemudian shalat di tanah Sa’d... Lalu ia menyebutkan suatu kisah. 318 Bundar dan Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, keduanya berkata, “Utsman bin Umar (menceritakan kepada kami), Ibnu Abu Dzi'b berkata. Muhammad bin Yahya berkata, “Ibnu Abu Dzi'b mengabarkan kepada kami.”
Hadits No. : 211
صحيح ابن خزيمة ٢١١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ عُمَرَ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَنَامُ أَحَدُنَا وَهُوَ جُنُبٌ؟ قَالَ: «يَنَامُ وَيَتَوَضَّأُ إِنْ شَاءَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 211: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar dari Umar, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur sedangkan ia dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, ‘Ia boleh tidur dan berwudhu jika mau.” 319
Hadits No. : 212
صحيح ابن خزيمة ٢١٢: نا بِهِ سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ، فَقَالَ: إِنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَنَامُ أَحَدُنَا وَهُوَ جُنُبٌ؟ قَالَ: «إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ فَلْيَتَوَضَّأْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 212: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan hadits itu kapada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dengan sanad ini, ia berkata, “Sesungguhnya Umar bin Al Khathhab bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur sedangkan ia dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, “Bila ia hendak tidur, maka berwudhulah.”320
Hadits No. : 213
صحيح ابن خزيمة ٢١٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: حَفِظْنَاهُ مِنَ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنَا أَبُو سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهُوَ جُنُبٌ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 213: Abdul Jabbar bin Al Ala mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Kami menghapalnya dari Az-Zuhri, Abu Salamah mengabarkan kepada kami, dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dulu ketika hendak tidur, namun beliau dalam keadaan junub, beliau berwudhu seperti wudhu untuk shalat.” 321
Hadits No. : 214
صحيح ابن خزيمة ٢١٤: نا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: سَأَلَ عُمَرُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُصِيبُنِي الْجَنَابَةُ بِاللَّيْلِ فَمَا أَصْنَعُ؟ قَالَ: «اغْسِلْ ذَكَرَكَ وَتَوَضَّأْ، ثُمَّ ارْقُدْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 214: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepadaku, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Dinar, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Umar berkata, “Umar pemah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ‘Aku kena janabat waktu malam, lalu apa yang dapat aku lakukan?’ Beliau menjawab, “Basuhlah kemaluanmu dan berwudhulah, lalu tidur."322
Hadits No. : 215
صحيح ابن خزيمة ٢١٥: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ أَوْ يَنَامَ وَهُوَ جُنُبٌ تَوَضَّأَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 215: Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami dari Syu’bah dari Al Hakam dari Ibrahim dari Al Aswad dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila hendak makan atau tidur saat beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu. 323
Hadits No. : 216
صحيح ابن خزيمة ٢١٦: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ قَالَ: حَدَّثَنِي الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ» ، ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ. وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: " هَذِهِ اللَّفْظَةُ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي نَقُولُ إِنَّ الْعَرَبَ تَقُولُ: إِذَا فَعَلْتَ كَذَا، تُرِيدُ إِذَا أَرَدْتَ فِعْلَ ذَلِكَ الشَّيْءِ كَقَوْلِهِ جَلَّ وَعَلَا: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ} [المائدة: 6] وَمَعْنَاهُ إِذَا أَرَدْتُمُ الْقِيَامَ إِلَى الصَّلَاةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 216: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami dari Manshur dari Sa’d bin Ubaidah, ia berkata, Al Bara' bin Azib menceritakan kepadaku (32-1), bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila kamu datang ke tempat tidur (hendak tidur), wudhulah seperti wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah pada sisi badan sebelah kanan.” Kemudian ia menyebutkan hadits secara lengkap. 324 Abu Bakar berkata, “Redaksi ‘Bila kamu datang ke tempat tidur” adalah termasuk jenis yang aku katakan, “Sesungguhnya bangsa Arab mengatakan, ‘Bila kamu melakukan begini”.” Maksud mereka, “Bila kamu hendak melakukan itu.” Seperti firman Allah Jalla wa ‘Ala, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ maknanya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat.” (Qs. Al Maa'idah [5]: 6)
Hadits No. : 217
صحيح ابن خزيمة ٢١٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَالْعَبَّاسُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ قَالَا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبَانَ الْوَرَّاقُ، حَدَّثَنَا أَبُو أُوَيْسٍ الْمَدَنِيُّ، عَنْ شُرَحْبِيلَ وَهُوَ ابْنُ سَعْدٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْجُنُبِ هَلْ يَأْكُلُ أَوْ يَنَامُ؟ قَالَ: «إِذَا تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 217: Muhammad bin Yahya dan Abbas bin Abu Thalib mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, “Isma’il bin Abban Al Warraq menceritakan kepada kami, Abu Uwais Al Madani menceritakan kepada kami dari Syurahbil —ia adalah Ibnu Sa’d— dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang orang yang sedang junub, apakah ia boleh makan atau tidur? Beliau menjawab, “Boleh bila ia berwudhu seperti wudhu untuk shalat.” 325
Hadits No. : 218
صحيح ابن خزيمة ٢١٨: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنْ يُونُسَ بْنِ يَزِيدَ الْأَيْلِيِّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَطْعَمَ وَهُوَ جُنُبٌ غَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ طَعِمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 218: Ali bin Khasyram mengabarkan kepada kami, Isa —maksudnya adalah Ibnu Yunus— mengabarkan kepada kami dari Yunus bin Yazid Al Aili dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dulu bila hendak makan, padahal saat itu beliau dalam keadaan junub, maka beliau mencuci kedua tangan kemudian makan.” 326
Hadits No. : 219
صحيح ابن خزيمة ٢١٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمٍ، وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا مَرْوَانُ الْفَزَارِيُّ، أَخْبَرَنَا عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ عَاصِمٍ، وَحَدَّثَنَا الصَّنْعَانِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، نا شُعْبَةُ، أَخْبَرَنِي عَاصِمٌ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا الْمُتَوَكِّلِ يَحْكِي، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ، ثُمَّ أَرَادَ الْعَوْدَ فَلْيَتَوَضَّأْ» هَذَا حَدِيثُ الصَّنْعَانِيِّ، وَقَالَ الْآخَرُونَ: عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 219: Abdul Jabbar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ashim; Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Marwan Al Fazari menceritakan kepada kami, Ashim Al Ahwal mengabarkan kepada kami, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats mengabarkan kepada kami dari Ashim; dan Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, Khalid —maksudnya adalah Ibnu Al Harits— mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, Ashim mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Abu Al Mutawakkil menceritakan dari Abu Sa’id, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bila salah seorang di antara kamu berhubungan badan dengan isterinya, kemudian hendak mengulangi, maka berwudhulah. "327 Ini adalah hadits Ash-Shan’ani. Yang lain berkata, “Dari Abu Al Mutawakkil.”
Hadits No. : 22
صحيح ابن خزيمة ٢٢: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبِ بْنِ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَمِّي، أَخْبَرَنِي مَخْرَمَةُ يَعْنِي ابْنَ بُكَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: أَرْسَلْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الْأَسْوَدِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلَهُ عَنِ الْمَذْيِ يَخْرُجُ مِنَ الْإِنْسَانِ كَيْفَ يَفْعَلُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَوَضَّأْ وَانْضَحْ فَرْجَكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 22: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb bin Muslim menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Makhramah —maksudnya Ibnu Bukair— mengabarkan kepadaku dari ayahnya dari Sulaiman bin Yasar dari Ibnu Abbas, ia berkata, Ali bin Abu Thalib berkata, “Aku mengutus Al Miqdad bin Al Aswad kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia bertanya kepada beliau tentang madzi yang keluar dari seseorang, bagaimana ia harus berbuat?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Berwudhulah siramlah kemaluanmu,” 114
Hadits No. : 220
صحيح ابن خزيمة ٢٢٠: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ قَالَ: «إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يَعُودَ فَلْيَتَوَضَّأْ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ» يَعْنِي: الَّذِي يُجَامِعُ ثُمَّ يَعُودُ قَبْلَ أَنْ يَغْتَسِلَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 220: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Ashim Al Ahwal, ia berkata, “Apabila salah salah seorang di antara kalian hendak mengulang (senggama), maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat —maksud beliau, yang bersenggama—, kemudian ia kembali (senggama) sebelum ia mandi.”328
Hadits No. : 221
صحيح ابن خزيمة ٢٢١: نا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمُ الْعَوْدَ فَلْيَتَوَضَّأْ فَإِنَّهُ أُنْشِطُ لَهُ فِي الْعَوْدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 221: Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim Al Bazzaz mengabarkan kepada kami, Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Ashim Al Ahwal dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa’id, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah salah seorang di antara kamu hendak mengulang (senggama), maka berwudhulah, karena wudhu itu lebih menggiatkannya untuk kembali (senggama).”330
Hadits No. : 222
صحيح ابن خزيمة ٢٢٢: نا بَحْرُ بْنُ نَصْرِ بْنِ سَابَقٍ، نا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ: سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ صَالِحٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، نا مُعَاوِيَةُ، عَنْ رَبِيعَةَ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ قَالَ: وَحَدَّثَهُ أَبُو عُثْمَانَ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: كَانَتْ عَلَيْنَا رِعَايَةُ الْإِبِلِ فَرَوَّحْتُهَا بِعَشِيٍّ، فَأَدْرَكْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا يُحَدِّثُ النَّاسَ، فَأَدْرَكْتُ مِنْ قَوْلِهِ: «مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلًا عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ» . قَالَ: فَقُلْتُ: مَا أَجْوَدَ هَذِهِ فَإِذَا قَائِلٌ بَيْنَ يَدَيَّ يَقُولُ: الَّذِي قَبْلَهَا أَجْوَدُ فَنَظَرْتُ فَإِذَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ: إِنِّي قَدْ رَأَيْتُكَ جِئْتَ آنِفًا قَالَ: " مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ، فَبَلَغَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدَهُ وَرَسُولَهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ «هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَهْدِيٍّ» نا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ فِي عَقِبِ حَدِيثِهِ قَالَ ابْنُ وَهْبٍ قَالَ: قَالَ مُعَاوِيَةُ: وَحَدَّثَنِي رَبِيعَةُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ بِمِثْلِ حَدِيثِ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ عُقْبَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 222: Bahr bin Nashr bin Sabiq mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Mu’awiyah bin Shalih menceritakan dari Abu Utsman dari Jubair bin Nufair dari Uqbah bin Amir, dan Abdullah bin Hasyim menceritakan kepada kami, Abdurrahman —maksudnya adalah Ibnu Mahdi— mengabarkan kepada kami, Mu’awiyah mengabarkan kepada kami dari Rabi’ah -ia adalah Ibnu Yazid- dari Abu Idris, ia berkata, dan Abu Utsman menceritakan kepadanya dari Jubair bin Nufair dari Uqbah bin Amir, ia berkata, “Dulu kami harus menjaga unta, lalu aku kandangkan di waktu petang. Aku menjumpai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri sedang berbicara pada orang-orang. Aku dapati di antara sabda beliau, “Tidaklah seorang muslim berwudhu lalu membaguskan wudhunya, kemudian berdiri untuk melakukan shalat dua rakaat menghadapkan keduanya dengan hati dan badannya, melainkan ia berhak mendapat surga' Ia berkata, “Aku berkata, ‘Alangkah bagusnya ini!’ Tapi tiba-tiba seseorang di depanku berkata, ‘Orang yang menerimanya lebih bagus.’ Lalu aku memandangi, ternyata ia adalah Umar bin Al Khaththab. Ia berkata, ‘Sesungguhnya aku melihatmu datang tadi.’ Beliau bersabda, 'Tidaklah salah seorang di antara kamu berwudhu, lalu menyampaikan wudhunya —pada bagian yang ditentukan—, kemudian mengucap, 'Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya melainkan baginya dibuka delapan pintu surga, ia dapat masuk dari pintu mana saja yang ia mau.”331 Ini hadits Abdurrahman bin Mahdi. Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, di ujung redaksi haditsnya ia berkata, Ibnu Wahab berkata, Mu’awiyah berkata, "Rabi’ah bin Yazid menceritakan kepadaku dari Abu Idris Al Khaulani dari Uqbah bin Amir seperti hadits Utsman dari Jubair bin Nufair dari Uqbah.
Hadits No. : 223
صحيح ابن خزيمة ٢٢٣: وَنا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ الْمِصْرِيُّ، نا أَسَدُ - يَعْنِي ابْنَ مُوسَى - السُّنَّةِ قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي رَبِيعَةُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، وَأَبُو عُثْمَانَ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلُغُ الْوُضُوءَ، ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ للَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 223: Nashr bin Marzuq Al Mishri mengabarkan kepada kami, Asad —maksudnya adalah Ibnu Musa As-Sunnah— mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Mu’awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami, Rabi’ah bin Yazid menceritakan kepadaku dari Abu Idris Al Khaulani dari Uqbah bin Amir dan Abu Utsman dari Jubair bin Nufair dari Uqbah bin Amir dari Umar bin Al Khaththab, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak satupun kamu berwudhu, lalu menyampaikan wudhunya —pada bagian yang ditentukan—, kemudian mengucap, ‘Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya kecuali akan dibukakan pintu-pintu surga baginya, ia dapat masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki.”332
Hadits No. : 224
صحيح ابن خزيمة ٢٢٤: نا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ، نا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: حَدَّثَنِي حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ حَدَّثَهُ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ حَدَّثَهُ، أَنَّ زَيْدَ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّهُ، سَأَلَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ عَنِ الرَّجُلِ يُجَامِعُ فَلَا يُنْزِلُ قَالَ: «لَيْسَ عَلَيْهِ غُسْلٌ» ، ثُمَّ قَالَ عُثْمَانُ: «سَمِعَتْهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» . قَالَ: فَسَأَلْتُ بَعْدَ ذَلِكَ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ، وَالزُّبَيْرَ بْنَ الْعَوَّامِ، وَطَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ، وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فَقَالُوا: مِثْلَ ذَلِكَ قَالَ أَبُو سَلَمَةَ: «وَحَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَأَلَ أَبَا أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ فَقَالَ مِثْلَ ذَلِكَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 224: Al Husain bin Isa Al Bisthami mengabarkan kepada kami, Abdush-Shamad bin Abdul Warits mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata, “Husain Al Mu’allim menceritakan kepadaku, Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepadaku, bahwa Abu Salamah menceritakan kepadanya, bahwa Atha' bin Yasar menceritakan kepadanya, Yazid bin Khalid Al Juhani menceritakan kepadanya, bahwa ia bertanya kepada Utsman bin Affan tentang seseorang yang bersenggama tapi tidak keluar sperma. Ia menjawab, “Ia tidak wajib mandi.” Kemudian Utsman berkata, “Aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Yazid berkata, “Lalu aku bertanya kepada Ali bin Abu Thalib, Az-Zubair bin Al Awwam, Thalhah bin Ubaidullah dan Ubay bin Ka’b. Mereka menjawab seperti itu.” Abu Salamah berkata, “Urwah bin Az-Zubair menceritakan kepadaku bahwa ia bertanya kepada Abu Ayyub Al Anshari, lalu ia menjawab seperti itu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.” 333
Hadits No. : 225
صحيح ابن خزيمة ٢٢٥: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَا: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: فَقَالَ سَهْلٌ الْأَنْصَارِيُّ - وَقَدْ كَانَ أَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ فِي زَمَانِهِ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً - حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ، «أَنَّ الْفُتْيَا الَّتِي كَانُوا يَقُولُونَ الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ رُخْصَةٌ رَخَّصَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَوَّلِ الْإِسْلَامِ، ثُمَّ أَمَرَ بِالْغُسْلِ بَعْدَهَا» نا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْمُغِيرَةِ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ نَحْوَ حَدِيثِ عُثْمَانَ بْنِ عُمَرَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 225: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsarma dan Ya’qub bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, “Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, ia berkata, “Sahi Al Anshari berkata —Ia menjumpai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, limabelas tahun di masa beliau—, Ubay bin Ka’b menceritakan kepadaku, bahwa fatwa yang dulu mereka katakan, “Kewajiban mandi itu karena keluar sperma.” Adalah keringanan yang ditetapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di awal Islam, kemudian sesudah itu beliau memerintahkan untuk mandi.“ 334 Ali bin Abdurrahman bin Al Mughirah Al Mishri menceritakan kepada kami, Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi’ menceritakan kepada kami, Syu’aib bin Abu Hamzah mengabarkan hadits senada dengan hadits Utsman bin Umar kepada kami dari Az-Zuhri.
Hadits No. : 226
صحيح ابن خزيمة ٢٢٦: نا أَبُو مُوسَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ: «إِنَّمَا كَانَ قَوْلُ الْأَنْصَارِ الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ رُخْصَةً فِي أَوَّلِ الْإِسْلَامِ، ثُمَّ أُمِرْنَا بِالْغُسْلِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فِي الْقَلْبِ مِنْ هَذِهِ اللَّفْظَةِ الَّتِي ذَكَرَهَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، أَعْنِي قَوْلَهُ: أَخْبَرَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ، وَأَهَابُ أَنْ يَكُونَ هَذَا وَهْمًا مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ، أَوْ مِمَّنْ دُونَهُ؛ لِأَنَّ ابْنَ وَهْبٍ رَوَى عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي مَنْ أَرْضَى، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ. هَذِهِ اللَّفْظَةُ حَدَّثَنِيهَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا عَمِّي قَالَ: حَدَّثَنِي عَمْرٌو وَهَذَا الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ يُسَمِّهِ عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ يُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ أَبَا حَازِمٍ سَلَمَةَ بْنَ دِينَارٍ؛ لِأَنَّ مَيْسَرَةَ بْنَ إِسْمَاعِيلَ رَوَى هَذَا الْخَبَرَ، عَنْ أَبِي غَسَّانَ مُحَمَّدِ بْنِ مُطَرِّفٍ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ الْحَجَّاجِ، وَقَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ الْحَمَّالُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 226: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, ia berkata, Sahl bin Sa’d mengabarkan kepadaku, ia berkata, “Ucapan kaum Anshar, ‘Kewajiban mandi itu karena keluar sperma’.” itu dulu hanya sebagai keringanan di awal Islam, kemudian kami diperintah untuk mandi.”335 Abu Bakar berkata, “Ada sesuatu yang mengganjal di hati terhadap redaksi yang dituturkan Muhammad bin Ja’far ini —maksudnya ucapan, “Sahi bin Sa’d mengabarkan kepadaku336”— Saya khawatir ini hanya dugaan Muhammad bin Ja’far atau orang setelahnya saja. Karena Ibnu Wahab meriwayatkan dari Amr bin Al Harits dari Az-Zuhri, ia berkata, “Orang yang aku ridhai mengabarkan kepadaku dari Sahi bin Sa’d dari Ubai bin Ka’b.” Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab menceritakan337 redaksi ini kepadaku, pamanku menceritakan kepada kami, ia berkata, “Amr menceritakan kepadaku.” Orang yang tidak disebut oleh Amr bin Al Harits ini mirip Abu Hazim Salamah bin Dinar. Karena Maisarah bin Isma’il meriwayatkan hadits ini dari Abu Ghassan Muhammad bin Muthanif dari Abu Hazim dari Sahi bin Sa’d dari Muslim bin Al Hajjaj dan ia berkata, “Abu Ja’far Al Hammal menceritakan kepada kami.”
Hadits No. : 227
صحيح ابن خزيمة ٢٢٧: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ، نا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، نا حُمَيْدُ بْنُ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ أَنَّهُمْ كَانُوا جُلُوسًا فَذَكَرُوا مَا يُوجِبُ الْغُسْلَ، فَقَالَ مَنْ حَضَرَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ: إِذَا مَسَّ الْخِتَانُ الْخِتَانَ وَجَبَ الْغُسْلُ، وَقَالَ مَنْ حَضَرَهُ مِنَ الْأَنْصَارِ: لَا حَتَّى يَدْفُقَ قَالَ أَبُو مُوسَى: أَنَا آتِيكُمْ بِالْخَبَرِ، فَقَامَ إِلَى عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ تَعَالَى عَنْهَا فَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَسْأَلَكِ عَنْ شَيْءٍ وَأنَا أَسْتَحِي مِنْهُ، فَقَالَتْ: لَا تَسْتَحِ أَنْ تَسْأَلَ عَنْ شَيْءٍ تَسْأَلُ عَنْهُ أُمَّكَ الَّتِي وَلَدَتْكَ فَإِنَّمَا أنَا أُمُّكَ. قَالَ: قُلْتُ: مَا يُوجِبُ الْغُسْلَ؟ قَالَتْ: عَلَى الْخَبِيرِ سَقَطْتَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ، وَمَسَّ الْخِتَانُ الْخِتَانَ وَجَبَ الْغُسْلُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 227: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Anshari mengabarkan kepada kami, Hisyam bin Hassan mengabarkan kepada kami, Humaid bin Hilal mengabarkan kepada kami dari Abu Burdah dari Abu Musa Al Asy’ari, bahwa mereka para sahabat pernah duduk, lalu menyebut sesuatu yang mewajibkan mandi. Hadirin dari kaum Muhajirin berkata, “Bila khitan menyentuh khitan, maka wajib mandi.” Hadirin dari kaum Anshar berkata, “Tidak wajib mandi hingga khitan menumpahkan sperma.” Abu Musa berkata, “Aku akan membawa kabar kepadamu.” Lalu ia bangun menemui Aisyah RA, memberi salam, kemudian berkata, “Sesungguhnya aku ingin bertanya sesuatu kepadamu tapi aku malu.” la berkata, “Janganlah kamu malu bertanya sesuatu —seperti— yang kamu tanyakan kepada ibu yang melahirkanmu. Sesungguhnya aku adalah ibumu.” Abu Musa berkata, “Aku bertanya, ‘Apa yang mewajibkan mandi?’ ia menjawab, ‘Engkau bertanya dengan orang yang tepat, yang mengerti tentang itu.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila ia (laki-laki) telah duduk di antara kedua tangan dan kakinya (perempuan) dan khitan menyentuh khitan, maka wajib mandi. ”338
Hadits No. : 228
صحيح ابن خزيمة ٢٢٨: قَدْ أَمْلَيْتُ خَبَرَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ , وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 228: Aku telah mendikte hadits Umar bin Al Khaththab dari Nabi SAW; Amal perbuatan itu tergantung pada niat dan seseorang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.”339
Hadits No. : 229
صحيح ابن خزيمة ٢٢٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَيْمُونٍ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى، نا سُفْيَانُ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا خَبَرٌ غَرِيبٌ، وَالْمَشْهُورُ عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 229: Muhammad bin Maimun mengabarkan kepada kami, Yahya mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ma’mar dari Tsabit dari Anas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menggilir beberapa isteri beliau dengan sekali mandi.340 Abu Bakar berkata, “Ini hadits gharib. Yang masyhur dari Ma’mar dari Qatadah dari Anas.”
Hadits No. : 23
صحيح ابن خزيمة ٢٣: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ غَالِبٍ أَبُو يَحْيَى الْعَطَّارُ، ثنا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ، ثنا الْأَعْمَشُ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: كُنْتُ رَجُلًا مَذَّاءً فَسُئِلَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: «يَكْفِيكَ مِنْهُ الْوُضُوءُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " وَفِي خَبَرِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي فِي الْمَذْيِ قَالَ: «يَكْفِيكَ مِنْ ذَلِكَ الْوُضُوءُ» ، قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي بَابِ نَضْحِ الثَّوْبِ مِنَ الْمَذْيِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 23: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sa’id bin Ghalib Abu Yahya Al Aththar menceritakan kepada kami, Abidah bin Humaid menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Habib bin Abu Tsabit dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, “Dulu aku adalah orang yang sering keluar madzi, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang hal itu untukku, kemudian beliau bersabda, “Kamu cukup berwudhu karenanya (keluar madzi)."115 Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits Sahi bin Hunaif dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbicara masalah madzi, disebutkan bahwa beliau bersabda, "Kamu cukup berwudhu karenannya." Aku telah membuka riwayat hadits itu di dalam bab menyirami baju sebab terkena madzi.
Hadits No. : 230
صحيح ابن خزيمة ٢٣٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَأَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الرِّبَاطِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَطِيفُ عَلَى نِسَائِهِ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ» غَيْرُ أَنَّ الرِّبَاطِيَّ قَالَ: عَنْ مَعْمَرٍ وَقَالَ: «يَطُوفُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 230: Muhammad bin Rafi’, Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Sa’id Al Ribathi mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menggilir para isteri beliau dengan satu kali mandi.” Hanya saja Ar-Ribathi berkata, “Dari Ma’mar dan ia berkata, “Menggilir untuk mensenggamai.”341
Hadits No. : 231
صحيح ابن خزيمة ٢٣١: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَنْصُورٍ الْجَوَّازُ الْمَكِّيُّ، نا مُعَاذٌ يَعْنِي ابْنَ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدُورُ عَلَى نِسَائِهِ فِي السَّاعَةِ مِنَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ، وَهُنَّ إِحْدَى عَشْرَةَ " قَالَ: فَقُلْتُ لِأَنَسٍ: وَهَلْ كَانَ يُطِيقُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «كُنَا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُعْطِي قُوَّةَ ثَلَاثِينَ رَجُلًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 231: Muhammad bin Manshur Al Jawwaz Al Makki mengabarkan kepada kami, Mu’adz -maksudnya Ibnu Hisyam- mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Qatadah dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pemah menggilir para isteri beliau pada satu waktu malam dan siang dengan satu kali mandi, isteri-isteri beliau berjumlah sebelas. 342 Qatadah berkata, “Aku bertanya kepada Anas, “Apakah beliau kuat melakukannya?” Anas menjawab, “Dulu kami berbincang-bincang bahwa beliau diberi kekuatan tiga puluh laki-laki.” 343
Hadits No. : 232
صحيح ابن خزيمة ٢٣٢: نا أَبُو إِسْمَاعِيلَ التِّرْمِذِيُّ، نا أَبُو تَوْبَةَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ الْحَلَبِيُّ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَامٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ سَلَامٍ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَامٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو أَسْمَاءَ الرَّحَبِيُّ، أَنَّ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُ قَالَ: كُنْتُ قَاعِدًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ حَبْرٌ مِنْ أَحْبَارِ الْيَهُودِ، فَقَالَ: سَلَامٌ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّدُ، فَدَفَعْتُهُ دَفْعَةً كَادَ يُصْرَعُ مِنْهَا، فَقَالَ: لِمَ تَدْفَعُنِي؟ فَقُلْتُ: أَلَا تَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ الْيَهُودِيُّ: إِنَّمَا نَدْعُوهُ بِاسْمِهِ الَّذِي سَمَّاهُ بِهِ أَهْلُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اسْمِي مُحَمَّدٌ الَّذِي سَمَّانِي بِهِ أَهْلِي» . قَالَ الْيَهُودِيُّ: جِئْتُ أَسْأَلُكَ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيَنْفَعُكَ إِنْ حَدَّثْتُكَ؟» قَالَ: أَسْمَعُ بِأُذُنِيَّ، فَنَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعُودٍ مَعَهُ، فَقَالَ: «سَلْ» ، فَقَالَ الْيَهُودِيُّ: أَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فِي الظُّلْمَةِ دُونَ الْجِسْرِ» . قَالَ: فَمَنْ أَوَّلُ النَّاسِ إِجَازَةً؟ قَالَ: «فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ» . قَالَ: فَمَا تُحْفَتُهُمْ حِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: «زِيَادَةُ كَبِدِ النُّونِ» . قَالَ: فَمَا غِذَاؤُهُمْ عَلَى أَثَرِهِ؟ قَالَ: «يُنْحَرُ لَهُمْ ثَوْرُ الْجَنَّةِ الَّذِي كَانَ يَأْكُلُ مِنْ أَطْرَافِهَا» . قَالَ: فَمَا شَرَابُهُمْ عَلَيْهِ؟ قَالَ: «مِنْ عَيْنٍ فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا» . قَالَ: صَدَقْتَ , وَجِئْتُ أَسْأَلُكَ عَنْ شَيْءٍ لَا يَعْلَمُهُ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ رَجُلٌ أَوْ رَجُلَانِ قَالَ: «يَنْفَعُكَ إِنْ حَدَّثْتُكَ؟» قَالَ: أَسْمَعُ بِأُذُنِيَّ قَالَ: جِئْتُ أَسْأَلُكَ عَنِ الْوَلَدِ قَالَ: «مَاءُ الرَّجُلِ أَبْيَضُ، وَمَاءُ الْمَرْأَةِ أَصْفَرُ، فَإِذَا اجْتَمَعَا فَعَلَا مَنِيُّ الرَجُلٍ مَنِيَّ الْمَرْأَةِ أَذْكَرَا بِإِذْنِ اللَّهِ، وَإِذَا عَلَا مَنِيُّ الْمَرْأَةِ مَنِيَّ الرَّجُلِ آنَثَا بِإِذْنِ اللَّهِ» قَالَ الْيَهُودِيُّ: صَدَقْتَ وَإِنَّكَ لِنَبِيٌّ ثُمَّ انْصَرَفَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَأَلَنِي هَذَا عَنِ الَّذِي سَأَلَنِي عَنْهُ، وَمَا لِي عِلْمٌ بِشَيْءٍ مِنْهُ حَتَّى أَتَانِي اللَّهُ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 232: Abu Isma’il At-Tirmidzi mengabarkan kepada kami, Abu Taubah Ar-Rabi’ Ibnu Nafi' Al Halabi mengabarkan kepada kami, Mu’awiyah bin Salam menceritakan kepada kami (34-alif) dari Zaid bin Salm mengabarkan kepadanya bahwa ia mendengar Abu Salm berkata, Abu Asma' Ar-Rahabi menceritakan kepadaku bahwa Tsauban maula Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan kepadanya, ia berkata, “Aku pernah duduk di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu seorang yang pandai di antara orang-orang pandai kaum Yahudi datang kepada beliau. Ia berkata, ‘Salam bagimu hai Muhammad.' Aku pun mendorongnya dengan tolakan yang hampir membuatnya terjungkal. Ia bertanya, ‘Mengapa kau dorong aku?’ Aku katakan, ‘Sebaiknya kau katakan, ‘Wahai Rasulullah’. Orang Yahudi itu berkata, ‘Kami hanya memanggilnya dengan nama yang disebut keluarganya.’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya namaku Muhammad yang demikian keluargaku menyebut.’ Yahudi itu berkata, ‘Aku datang akan bertanya kepadamu.’ Rasulullah bertanya kepadanya, ‘Apakah akan bermanfaat bagimu jika aku menceritakan (menjawab) kepadamu?’ Ia menjawab, ‘Aku dengar dengan telingaku.’ Lalu Rasulullah menusuk dengan kayu yang ada bersama beliau. Beliau bersabda, 'Bertanyalah.’ Yahudi itu berkata, ‘Di mana manusia berada pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit?’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Dalam gelap di bawah jembatan.' Ia bertanya, ‘Lalu siapa yang pertama melewati?’ Beliau menjawab, ‘Orang-orang fakir kalangan Muhajirin.' Ia bertanya, ‘Apa hadiah mereka sewaktu masuk surga?’ Beliau menjawab, “Ditambah hati ikan paus." Ia bertanya, “Apa makan siang mereka sesudah itu?” Beliau menjawab, “Mereka disembelihkan sapi jantan surga yang makan dari bagian tepi-tepi surga (athraafihaa)” Ia bertanya, “Apa minuman mereka?” Beliau menjawab, “Dari mata air yang ada di sana, yang disebut Salsabila.” Ia berkata, “Kamu benar dan aku datang untuk menanyakan sesuatu kepadamu yang hanya diketahui seorang Nabi, satu atau dua orang di antara penduduk bumi.” Beliau bersabda, “Akankah memberi manfaat kepadamu jika aku menceritakan kepadamu?" Ia berkata, “Aku dengar dengan telingaku.” Ia berkata, “Aku datang untuk bertanya kepadamu tentang anak?" Beliau bersabda, “Air sperma laki-laki berwarna putih, dan air sperma perempuan berwarna kuning. Bila keduanya berkumpul dan sperma laki-laki mengalahkan sperma perempuan, maka menjadi anak laki-laki dengan izin Allah. Dan, bila sperma perempuan mengalahkan sperma laki-laki, maka menjadi anak perempuan dengan izin Allah" Yahudi itu berkata, “Kau benar, sesungguhnya engkau Nabi”, kemudian ia pulang.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang ini bertanya kepadaku tentang orang yang bertanya tentangnya. Aku tidak mempunyai pengetahuan apa-apa kecuali yang Allah berikan kepadaku "344
Hadits No. : 233
صحيح ابن خزيمة ٢٣٣: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ بْنَ رَوْحٍ حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ وَهُوَ ابْنُ خَالِدٍ قَالَ: حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَهُوَ ابْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِيهِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 233: Muhammad bin Aziz Al Aili mengabarkan kepadaku bahwa Salamah bin Rauh menceritakan kepada mereka dari Uqail —ia adalah putra Khalid—, ia berkata, Sa'id bin Abdurrahman —ia adalah putra Abu Sa'id Al Khudri— menceritakan kepadaku, bahwa ayahnya menceritakan kepadanya dari ayahnya Abu (34 ba’) Sa'id Al Khudri, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Kewajiban mandi itu hanya disebabkan keluar mani." 345
Hadits No. : 234
صحيح ابن خزيمة ٢٣٤: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرَّمِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ، نا زُهَيْرٌ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ التَّمِيمِيِّ، عَنْ شَرِيكِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 234: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Amir mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrimi menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Amir menceritakan kepada kami, Zuhair —ia adalah putra Muhammad At-Tamimi— menceritakan kepada kami dari Syarik bin Abu Numair dari Abdurrahman bin Abu Sa’id, dari ayahnya; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kewajiban mandi itu karena keluar mani." 346
Hadits No. : 235
صحيح ابن خزيمة ٢٣٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا وَكِيعٌ، نا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ أُمِّ سَلَمَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهُ عَنِ الْمَرْأَةِ تَرَى فِي الْمَنَامِ مَا يَرَى الرَّجُلُ؟ قَالَ: «إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ فَلْتَغْتَسِلْ» . قَالَتْ: قُلْتُ: فَضَحْتِ النِّسَاءَ، وَهَلْ تَحْتَلِمُ الْمَرْأَةُ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَرِبَتْ يَمِينُكِ وَفِيمَا يُشْبِهُهَا وَلَدُهَا إِذًا» هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ , غَيْرُ أَنَّ الدَّوْرَقِيَّ لَمْ يَقُلْ إِذًا وَانْتِهَاءُ حَدِيثِ مَالِكٍ عِنْدَ قَوْلِهِ: إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ، وَلَمْ يَذْكُرُ مَا بَعْدَهَا مِنَ الْحَدِيثِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 235: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Waki’ mengabarkan kepada kami, Hisyam bin Urwah mengabarkan kepada kami; Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Waki’ mengabarkan kepada kami; Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah mengabarkan kepada kami, dan Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Zainab binti Ummu Salamah dari Ummu Salamah, ia berkata: 'Ummu Sulaim pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia menanyakan perihal perempuan yang bermimpi ketika tidur seperti yang di impikan laki-laki. Beliau menjawab: "Jika ia melihat air, maka mandilah." Ummu Salamah berkata: "Aku berkata: 'Kamu perempuan juga bernafsu dengan kaum laki-laki, apakah perempuan juga bermimpi?'." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Rugilah kamu, kalau begitu, lalu dengan apa anak dapat menyerupai ibunya?" 347 Ini Hadits Waki', akan tetapi Ad-Dauraqi tidak mengatakan: "Kalau begitu". Dan berakhirnya hadits Malik pada sabda beliau: "Bila ia melihat air". Ia tidak menyebut hadits sesudahnya.
Hadits No. : 236
صحيح ابن خزيمة ٢٣٦: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا عَاصِمُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْأَحْوَلُ، عَنْ مُعَاذَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: " كُنْتُ أَغْتَسِلُ أنَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ , فَأَقُولُ: أَبْقِ لِي أَبْقِ لِي "
Shahih Ibnu Khuzaimah 236: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ashim Al Ahwal; [dan] Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Ashim bin Sulaiman Al Ahwal mengabarkan kepada kami dari Mu’adzah dari 'Aisyah radliyallahu 'anha, ia berkata: Aku dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mandi dari satu wadah, aku katakan: "Sisakan untuk ku, sisakan untuk ku". 348
Hadits No. : 237
صحيح ابن خزيمة ٢٣٧: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْطَبٍ، عَنْ أُمِّ هَانِئٍ قَالَتْ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفَتْحِ بِأَعْلَى مَكَّةَ فَأَتَيْتُهُ، فَجَاءَ أَبُو ذَرٍّ بِقَصْعَةٍ فِيهَا مَاءٌ قُلْتُ: إِنِّي لَأَرَى فِيهَا أَثَرَ الْعَجِينِ قَالَتْ: فَسَتَرَهُ أَبُو ذَرٍّ فَاغْتَسَلَ، ثُمَّ سَتَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَا ذَرٍّ فَاغْتَسَلَ، ثُمَّ صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ، وَذَلِكَ فِي الضُّحَى "
Shahih Ibnu Khuzaimah 237: Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam mengabarkan kepada kami, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Ibnu Thawus dari Al Muththalib bin Abdullah bin Hanthab dari Ummu Hani', ia berkata: Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada peristiwa Fathu Makkah, beliau berada di dataran tinggi Makkah. Aku mendatangi beliau, lalu Abu Dzar datang membawa semangkuk air. Aku berkata: Sesungguhnya aku melihat bekas-bekas adonan roti di dalamnya. Ia berkata: Lalu Abu Dzar menutupi beliau, beliaupun mandi. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menutupi Abu Dzar, iapun mandi. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat delapan rakaat. Peristiwa itu terjadi di waktu dhuha. 349
Hadits No. : 238
صحيح ابن خزيمة ٢٣٨: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، نا الْفُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ، حَدَّثَنِي مَنْصُورٌ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحَجَبِيُّ، حَدَّثَتْنِي أُمِّي، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كُنْتُ أُنَازِعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّسَّ الْوَاحِدَ نَغْتَسِلُ مِنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 238: Ahmad bin Al Miqdam Al ljli mengabarkan kepada kami, Al Fudhail bin Ibnu Iyadh mengabarkan kepada kami, Manshur ia adalah putra Abdurrahman Al Hajabi- menceritakan kepadaku, ibuku menceritakan kepadaku dari 'Aisyah, ia berkata: Aku pernah berebut sebuah baskom dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat kami mandi dari baskom itu. 350
Hadits No. : 239
صحيح ابن خزيمة ٢٣٩: نا بُنْدَارٌ، وَمُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ يُوضَعُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِي هَذَا الْمِرْكَنُ فَنَشْرَعُ فِيهِ جَمِيعًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 239: Bundar dan Muhammad bin Al Walid mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, 'Abdul A’la menceritakan kepada kami, Hisyam bin Hassan mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari 'Aisyah, ia berkata: Tempat cuci pakaian ini pernah disediakan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan untukku, lalu kami mandi di dalamnya secara bersama. 351
Hadits No. : 24
صحيح ابن خزيمة ٢٤: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيِّ، وَحَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، ثنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ كِلَاهُمَا، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ خَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَوْ لَمْ يَخْرُجْ فَلَا يَخْرُجَنَّ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا» هَذَا حَدِيثُ خَالِدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 24: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami dari Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi, Abu Bisyr Al Wasithi menceritakan kepada kami, Khalid —maksudnya Ibnu Abdullah— menceritakan kepada kami, keduanya dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila satu di antara kamu mendapati sesuatu dalam perutnya, lalu ia kebingungan, apakah ada sesuatu yang keluar atau tidak maka jangan sekali-kali ia keluar (dari shalatnya) kecuali ia mendengar suara atau mencium bau.” Ini hadits Khalid bin Abdullah.
Hadits No. : 240
صحيح ابن خزيمة ٢٤٠: نا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ نَافِعٍ الْمَخْزُومِيُّ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ أُمِّ هَانِئٍ قَالَتْ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَ هُوَ وَمَيْمُونَةُ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ فِي قَصْعَةٍ فِيهَا أَثَرُ الْعَجِينِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 240: Bundar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman -maksudnya adalah Ibnu Mahdi— mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Nafi’ Al Makhzumi352 mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Najih dari Mujahid dari Ummu Hani’ ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Maimunah mandi dari satu tempat air, di sebuah mangkuk yang di dalamnya ada bekas adonan roti.” 353
Hadits No. : 241
صحيح ابن خزيمة ٢٤١: نا أَبُو مُوسَى، نا أَبُو مُعَاوِيَةُ، نا الْأَعْمَشُ، وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا ابْنُ إِدْرِيسَ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ كُلُّهُمْ عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ كُرَيْبٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: حَدَّثَتْنِي خَالَتِي مَيْمُونَةُ قَالَتْ: «أَدْنَيْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُسْلَهُ مِنَ الْجَنَابَةِ» . قَالَتْ: «فَغَسَلَ كَفَّيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، ثُمَّ أَدْخَلَ كَفَّهُ الْيُمْنَى فِي الْإِنَاءِ فَأَفْرَغَ بِهَا عَلَى فَرْجِهِ فَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ، ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الْأَرْضَ فَدَلَكَهَا دَلْكًا شَدِيدًا، ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ مِلْءَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ، ثُمَّ تَنَحَّى عَنْ مَقَامِهِ ذَلِكَ فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ، ثُمَّ أَتَيْتُهُ بِالْمِنْدِيلِ فَرَدَّهُ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عِيسَى بْنِ يُونُسَ، وَقَالَ فِي خَبَرِ ابْنِ فُضَيْلٍ: جَعَلَ يَنْفُضُ عَنْهُ الْمَاءَ، وَكَذَا قَالَ ابْنُ إِدْرِيسَ: فَأُتِيَ بِمِنْدِيلٍ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَ، وَجَعَلَ يَنْفُضُ الْمَاءَ عَنْهُ، وَبَعْضُهُمْ يَزِيدُ عَلَى بَعْضٍ فِي مَتْنِ الْحَدِيثِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 241: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Abu Mu’awiyah mengabarkan kepada kami, Al A’masy mengabarkan kepada kami; Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami; Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ mengabarkan kepada kami; Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Idris mengabarkan kepada kami, Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud mengabarkan kepada kami, mereka semua dari Al A’masy dari Salim bin Abu Al Ja’d, dari Kuraib dari Ibnu Abbas, ia berkata, Bibiku; Maimunah, menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku pernah mendekati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang mandi jinabat.” Ia berkata, “Beliau mencuci dua tangan dua kali —atau tiga kali— kemudian memasukkan tangan kanan beliau ke dalam tempat air, lalu menuangkan air pada kemaluan dan membasuhnya dengan tangan kiri, kemudian memukulkan tangan kiri ke tanah dan menggosoknya dengan keras. Kemudian beliau berwudhu seperti wudhu untuk shalat. Lalu menuangi kepala dengan tiga tuangan sepenuh dua tangan. Kemudian beliau membasuh bagian tubuh lainnya, lalu menyingkir dari tempat beliau dan membasuh kedua kaki. Aku membawakan beliau sapu tangan tapi beliau menolaknya.” 354 Ini adalah redaksi hadits Isa bin Yunus. Ia berkata dalam hadits Ibnu Fudhail, “Beliau mengibaskan air.” Demikian pula dengan Ibnu Idris, ia berkata, “Beliau pemah dibawakan sapu tangan, tapi beliau enggan menerima dan memilih untuk mengibaskan air.” Sebagian mereka menambah isi hadits yang dibawahkan oleh sebagian yang lain.
Hadits No. : 242
صحيح ابن خزيمة ٢٤٢: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ يَصُبُّ مِنَ الْإِنَاءِ عَلَى يَدِهِ الْيُمْنَى فَيُفْرِغُ عَلَيْهَا فَيَغْسِلُهَا، ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ , وَيَتَوَضَّأُ كوُضُوئِهِ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ يُدْخِلُ كَفَّهُ فِي الْإِنَاءِ فَيَقُولُ بِيَدِهِ فِي شَعْرِهِ هَكَذَا يُخَلِّلُهُ بِيَدِهِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنَّهُ قَدْ مَسَّ الْمَاءُ بَشَرَتَهُ حَثَى الْمَاءَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَثَيَاتٍ، وَأَفْضَلَ فِي الْإِنَاءِ فَضْلًا يَصُبُّهُ عَلَيْهِ بَعْدَمَا يَفْرُغُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 242: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Hammad —maksudnya adalah Ibnu Zaid, ia mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, “Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika mandi jinabat menuangkan air ke tangan kanan dari tempat air, lalu mencucinya, kemudian menuangkan air ke tangan kiri, lalu mencuci kemaluan dan beliau berwudhu seperti wudhu untuk shalat. Kemudian beliau memasukkan tangan ke wadah air, —ia mengatakan, ‘Dengan tangannya yang berada di kepalanya demikian’—, beliau menyela-nyelai rambut dengan tangan, sampai ketika beliau menyakini bahwa air telah menyentuh kulit kepala, beliau menciduk air tiga kali ke kepala (35- ba') dan menyisakan air dalam wadah yang beliau tuangkan air kepadanya setelah selesai.”355
Hadits No. : 243
صحيح ابن خزيمة ٢٤٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا جَعْفَرٌ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَعُمَرُ بْنُ حَفْصٍ الشَّيْبَانِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ لِي جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: سَأَلَنِي ابْنُ عَمِّكَ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنِ الْغُسْلِ مِنَ الْجَنَابَةِ، فَقُلْتُ: «إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُفِيضُ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثًا» . فَقَالَ: إِنَّ شَعْرِي كَثِيرٌ، فَقُلْتُ: «كَانَ شَعْرُ رَسُولِ اللَّهِ أَكْثَرَ مِنْ شَعْرِكَ وَأَطْيَبَ» هَذَا حَدِيثُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 243: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Sa’id mengabarkan kepada kami, Ja’far —ia adalah putra Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib— mengabarkan kepada kami, Abdul Jabar bin Al Ala', Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Umar bin Hafsh Asy-Syaibani menceritakan kepada kami, mereka berkata, Sufyan menceritakan kepada kami dari Ja’far dari ayahnya, ia berkata, Jabir bin Abdullah berkata kepadaku: Putra pamanmu, Al Hasan bin Muhammad bertanya kepadaku mengenai mandi jinabat. Aku katakan: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu menuangkan air tiga kali ke kepala". Ia berkata: "Sesungguhnya rambutku teramat lebat". Aku katakan: "Rambut Rasulullah lebih lebat dan lebih bagus daripada rambutmu". 356 Ini adalah hadits Yahya bin Sa'id.
Hadits No. : 244
صحيح ابن خزيمة ٢٤٤: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ أَشْعَثَ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحِبُّ التَّيَامُنَ فِي شَأْنِهِ حَتَّى فِي تَرَجُّلِهِ، وَنَعْلِهِ وَطُهُورِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 244: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Sa’id mengabarkan kepada kami, dari Syu’bah dari Asy’ats bin Sulaim dari ayahnya dari Masruq dari 'Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan dalam tindakan, hingga dalam masalah menyisir rambut, memakai sandal dan bersuci. 357
Hadits No. : 245
صحيح ابن خزيمة ٢٤٥: نا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، نا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ حَنْظَلَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ قَالَ: سَمِعْتُ الْقَاسِمَ يَقُولُ: سَمِعْتُ عَائِشَةَ تَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلُ مِنْ حِلَابٍ، فَيَأْخُذُ بِكَفَّيْهِ فَيَجْعَلُهُ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ، وَيَأْخُذُ بِكَفَّيْهِ فَيَجْعَلُهُ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْسَرِ، ثُمَّ يَأْخُذُ بِكَفَّيْهِ فَيَجْعَلُهُ فِي وَسَطِ رَأْسِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 245: Ahmad bin Sa’id Ad-Darimi mengabarkan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami, dari Hanzhalah bin Abu Sufyan, ia berkata, aku mendengar Al Qasim berkata: Aku mendengar Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mandi dari wadah untuk memerah susu, lalu beliau mengambil air dengan kedua tangan dan menuangkannya pada bagian kanan badan. Beliau mengambil air lagi dengan kedua tangan dan menuangkan pada bagian kiri badan. Kemudian beliau mengambil air dengan kedua tangan lalu menyiramkan di tengah kepala beliau.” 358
Hadits No. : 246
صحيح ابن خزيمة ٢٤٦: نا سُفْيَانُ، نا أَيُّوبُ بْنُ مُوسَى، عَنْ سَعِيدٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ، وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى، عَنِ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَافِعٍ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي امْرَأَةٌ أَشُدُّ ضَفْرَ رَأْسِي فَأَنْقُضُهُ لِغُسْلِ الْجَنَابَةِ؟ فَقَالَ: «إِنَّمَا يَكْفِيكِ أَنْ تَحْثِينَ عَلَى رَأْسِكِ ثَلَاثَ حَثَيَاتٍ مِنْ مَاءٍ، ثُمَّ تُفِيضِينَ عَلَيْكِ الْمَاءَ فَتَطْهُرِينَ» أَوْ قَالَ: «فَإِذَا أَنْتِ قَدْ تَطَهَّرَتْ» . " هَذَا حَدِيثُ الْمَخْزُومِيُّ، وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: فَإِذَا أَنْتِ قَدْ طَهُرْتِ , وَلَمْ يَقُلْ: فَتَطْهُرِينَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 246: Sufyan mengabarkan kepada kami, Ayub bin Musa mengabarkan kepada kami dari Sa’id —ia adalah putra Abu Sa’id Al Maqburi—; Sa’id bin Adurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ayyub bin Musa dari Al Maqburi dari Abdullah bin Rafi’ dari Ummu Salamah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah perempuan yang memiliki jalinan rambut (kepangan) yang kuat, apakah aku harus melepasnya saat akan mandi junub?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau cukup menciduk air tiga kali ke kepala, kemudian tuangkan air dan engkau suci." Atau beliau bersabda, “Dan ketika itu engkau benar- benar telah suci.”360 Ini adalah hadits Al Makhzumi. Abdul Jabbar berkata, "Maka ketika itu engkau benar-benar telah suci", ia tidak mengatakan, “maka engkau suci.”
Hadits No. : 247
صحيح ابن خزيمة ٢٤٧: نا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ الْعَنْبَرِيِّ، وَحَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَ أَبُو عَمَّارٍ: نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ وَهُوَ إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ قَالَ: بَلَغَ عَائِشَةَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَأْمُرُ نِسَاءَهُ أَنْ يَنْقُضْنَ رُءُوسَهُنَّ إِذَا اغْتَسَلْنَ مِنَ الْجَنَابَةِ، فَقَالَتْ: «يَا عَجَبَاهْ، لِابْنِ عَمْرٍو هَذَا لَقَدْ كَلَّفَهُنَّ تَعَبًا، أَفَلَا يَأْمُرُهُنَّ أَنْ يَحْلِقْنَ رُءُوسَهُنَّ؟ لَقَدْ كُنْتُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَغْتَسِلُ مِنَ الْإِنَاءِ الْوَاحِدِ نَشْرَعُ فِيهِ جَمِيعًا فَمَا أَزِيدُ عَلَى ثَلَاثِ حَفَنَاتٍ» أَوْ قَالَ: «ثَلَاثِ غَرَفَاتٍ» هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْوَارِثِ، وَلَيْسَ فِي خَبَرِ ابْنِ عُلَيَّةَ: نَشْرَعُ فِيهِ جَمِيعًا , وَقَالَ فِيهِ: فَمَا أَزِيدُ عَلَى أَنْ أُفْرِغَ عَلَى رَأْسِي ثَلَاثَ إِفْرَاغَاتٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 247: Imran bin Musa Al Qazzaz mengabarkan kepada kami, Abdul Warits —maksudnya Ibnu Sa’id Al Anbari— mengabarkan kepada kami, Abu Ammar Al Husain bin Huraits dan Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abu Ammar berkata, Isma’il bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, Ad- Dauraqi berkata, Ibnu Ulaiyah —ia adalah Isma’il bin Ibrahim— mengabarkan kepada kami (36-alif) seluruhnya dari Ayyub dari Abu Shahih Ibnu Khuzaimah] Az-Zubair, dari Ubaid Ibnu Umair, ia berkata, ‘Telah sampai berita kepada Aisyah bahwa Abdullah bin Amr bin Al Ash memerintahkan kepada isteri-isterinya untuk melepas jalinan rambut bila mereka hendak mandi junub. Iapun berkata, ‘Alangkah mengherankan Ibnu Amr ini. Sungguh ia telah membebani dengan sesuatu yang melelahkan kepada mereka. Kenapa ia tidak memerintahkan mereka mencukur rambut saja —sekalian—. Sungguh aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mandi dari satu bejana, kami melakukannya berdua, lalu aku tidak menuang air melebihi tiga cidukan dua tangan atau tiga ciduk’.” 362 Ini adalah hadits Abdul Warits. Di dalam hadits Ibnu Ulaiyah tidak terdapat redaksi, “Kami melakukannya berdua.” Di sana ia berkata, ’Tidak lebih dari tiga tuangan aku menuangkan air ke kepala.”
Hadits No. : 248
صحيح ابن خزيمة ٢٤٨: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُهَاجِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ صَفِيَّةَ تُحَدِّثُ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ أَسْمَاءَ سَأَلْتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْغُسْلِ مِنَ الْمَحِيضِ، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَسَأَلْتُهُ عَنِ الْغُسْلِ مِنَ الْجَنَابَةِ قَالَ: «تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا فَتَطْهُرَ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ تَصُبُّ الْمَاءَ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ حَتَّى يَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا، ثُمَّ تُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى رَأْسِهَا» فَقَالَتْ عَائِشَةُ: «نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 248: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Ibrahim bin Muhajir, ia berkata, “Aku mendengar Shafiyyah menceritakan dari Aisyah, bahwa Asma pemah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai mandi sebab haid, la menuturkan sebagian hadits. Ia juga menanyakan masalah mandi junub. Beliau menjawab, "Salah seorang di antara kamu hendaklah mengambil air, lalu bersuci, hendaknya ia membanguskan dalam bersuci. Kemudian tuangkan air ke kepala, lalu pijat-pijat —yang berfungsi meratakan air— sehingga sampai pangkal rambut, kemudian siramkan air ke kepala”. Aisyah berkata, “Sebaik-baik kaum perempuan adalah perempuan Anshar, mereka tidak terhalang oleh rasa malu untuk belajar memperdalam pemahaman agama.” 363
Hadits No. : 249
صحيح ابن خزيمة ٢٤٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، وَأَحْمَدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ عَبَّادٍ قَالَا: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ بِشْرٍ، نا زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُدْخَلَ الْمَاءُ إِلَّا بِمِئْزَرٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 249: Muhammad bin Isa dan Ahmad bin Al Husain bin Abbad mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Al Hasan bin Bisyr menceritakan kepada kami, Zuhair mengabarkan kepada kami, dari Abu Az-Zubair dari Jabir, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang mandi tanpa memakai sarung.” 364
Hadits No. : 25
صحيح ابن خزيمة ٢٥: ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، ثنا الزُّهْرِيُّ، أَخْبَرَنِي عَبَّادُ بْنُ تَمِيمٍ، عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرَّجُلِ يَجِدُ الشَّيْءَ، وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَقَالَ: «لَا يَنْصَرِفُ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 25: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami (6-ba'), Sufyan menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Abbad bin Tamim mengabarkan kepadaku dari pamannya; Abdullah bin Zaid, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal seseorang yang mendapati sesuatu sementara ia dalam shalat” Beliau bersabda, “Janganlah ia keluar (dari shalat) sampai ia mendengar suara atau mencium bau."117
Hadits No. : 250
صحيح ابن خزيمة ٢٥٠: نا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَ بُنْدَارٌ: حَدَّثَنَا، وَقَالَ أَبُو مُوسَى: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: «كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِنَاءٍ وَاحِدٍ مِنَ الْجَنَابَةِ» وَقَالَ بُنْدَارٌ: «مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ مِنَ الْجَنَابَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 250: Bundar dan Abu Musa mengabarkan kepada kami, Bundar berkata, “Ia menceritakan kepada kami, dan Abu Musa berkata, “Muhammad bin Ja’far menceritakan kepadaku, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Abdurrahman bin Al Qasim dari ayahnya dari Aisyah RA, bahwa ia berkata, “Aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mandi dari satu wadah karena jinabat ” 365 Bundar berkata, “Dari satu wadah karena jinabat.”
Hadits No. : 251
صحيح ابن خزيمة ٢٥١: نا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، عَنْ يَزِيدَ وَهُوَ رَشْكٌ، عَنْ مُعَاذَةَ وَهِيَ الْعَدَوِيَّةُ قَالَتْ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ أَتَغْتَسِلُ الْمَرْأَةُ مَعَ زَوْجِهَا مِنَ الْجَنَابَةِ مِنَ الْإِنَاءِ الْوَاحِدِ جَمِيعًا؟ قَالَتِ: «الْمَاءُ طَهُورٌ وَلَا يُجْنِبُ الْمَاءَ شَيْءٌ، لَقَدْ كُنْتُ أَغْتَسِلُ أنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْإِنَاءِ الْوَاحِدِ» . قَالَتْ: «أَبْدَأُهُ فَأُفْرِغُ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَغْمِسَهُمَا فِي الْمَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 251: Imran bin Musa Al Qazzaz mengabarkan kepada kami, Abdul Warits —maksudnya Ibnu Sa’id— mengabarkan kepada kami dari Yazid —ia adalah Rasyk— dari Mu’adzah —ia adalah Al Adawiyyah—, ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Aisyah perihal, “Apakah perempuan boleh mandi junub bersama suaminya dari wadah secara bersamaan?“ Ia menjawab, “Air itu suci dan mensucikan, tidak ada satupun yang dapat membuat air menjadi junub (najis). Sungguh aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mandi di satu tempat air.” Ia berkata, “Aku memulainya, aku tuangkan air pada kedua tangan beliau sebelum memasukkan tangan beliau ke dalam air.” 366 (36-ba')
Hadits No. : 252
صحيح ابن خزيمة ٢٥٢: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّهُ، سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْلًا، فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ مِنْ بَنِي حَنِيفَةَ يُقَالُ لَهُ ثُمَامَةُ بْنُ أُثَالٍ سَيِّدُ أَهْلِ الْيَمَامَةِ، فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ، فَخَرَجَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَذَكَرَ حَدِيثًا طَوِيلًا - وَقَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَطْلِقُوا ثُمَامَةَ» فَانْطَلَقَ إِلَى نَخْلٍ قَرِيبٍ مِنَ الْمَسْجِدِ فَاغْتَسَلَ، ثُمَّ دَخَلَ الْمَسْجِدَ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ثُمَّ ذَكَرَ بَقِيَّةَ الْحَدِيثِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 252: Ar-Rabi’ bin Sulaiman Al Muradi mengabarkan kepada kami, Syu’aib —maksudnya Ibnu Al-Laits— mengabarkan kepada kami dari Sa’id bin Abu Sa’id, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pemah mengirim pasukan berkuda, lalu mereka datang membawa seorang dari Bani Hanifah yang biasa dipanggil Tsumamah bin Utsal, pemimpin penduduk Yamamah. Mereka mengikatnya di salah satu tiang masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menuju laki-laki itu... Lalu ia menyebutkan hadits yang panjang, la berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Lepaskan Tsumamah” Lalu ia pergi menuju pohon kurma dekat masjid, ia mandi, kemudian masuk masjid." Ia berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” Kemudian ia menyebutkan sisa hadits itu. 367
Hadits No. : 253
صحيح ابن خزيمة ٢٥٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ، وَعُبَيْدُ اللَّهِ أَبْنَاءُ عُمَرَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ ثُمَامَةَ الْحَنَفِيَّ أُسِرَ، فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْدُو إِلَيْهِ فَيَقُولُ: «مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ؟» فَيَقُولُ: إِنْ تَقْتُلْ تَقْتُلْ ذَا دَمٍ، وَإِنْ تَمُنَّ تَمُنَّ عَلَى شَاكِرٍ، وَإِنْ تَرُدَّ الْمَالَ نُعْطِكَ مِنْهُ مَا شِئْتَ، وَكَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّونَ الْفِدَاءَ وَيَقُولُونَ: مَا يُصْنَعُ بِقَتْلِ هَذَا؟ فَمَنَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَأَسْلَمَ، فَحَلَّهُ وَبَعَثَ بِهِ إِلَى حَائِطِ أَبِي طَلْحَةَ، فَأَمَرَهُ أَنْ يَغْتَسِلَ فَاغْتَسَلَ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَقَدْ حَسُنَ إِسْلَامُ أَخِيكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 253: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Abdullah dan Ubaidullah, putra-putra Umar mengabarkan kepada kami dari Sa’id Al Maqburi dari Abu Hurairah, bahwa Tsumamah Al Hanafi pernah ditawan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang menjenguknya, beliau bertanya, "Apa yang engkau fikirkan hai Tsumamah?" Ia menjawab, “Jika engkau mau membunuh, maka engkau akan membunuh orang yang memiliki darah. Jika engkau membebaskan, maka engkau akan membebaskan orang yang pandai berterima kasih dan jika engkau inginkan harta, aku akan memberikan harta yang kau mau.” Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang suka diberi tebusan. Mereka berkata, “Apa yang dapat dilakukan dengan membunuh orang ini?” Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membebaskannya dalam sehari, iapun masuk Islam. Beliau melepaskannya dan mengutus ke pekarangan Abu Thalhah. Kemudian beliau memerintahkan kepadanya untuk mandi, iapun mandi dan shalat dua rakaat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, “Sungguh bagus Islam saudara kamu itu."
Hadits No. : 254
صحيح ابن خزيمة ٢٥٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَغَرِّ بْنِ الصَّبَّاحِ، عَنْ خَلِيفَةَ بْنِ الْحُصَيْنِ، عَنْ قَيْسِ بْنِ عَاصِمٍ أَنَّهُ أَسْلَمَ، فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَغْتَسِلَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 254: Muhammad bin Basysyar Bundar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Al Aghar bin Ash-Shabbah dari Khalifah bin Al Hushain dari Qais bin Ashim, bahwa ia masuk Islam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu memerintahkan kepadanya untuk mandi dengan air dan daun bidara. 368
Hadits No. : 255
صحيح ابن خزيمة ٢٥٥: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الْأَغَرِّ، عَنْ خَلِيفَةَ بْنِ الْحُصَيْنِ، عَنْ قَيْسِ بْنِ عَاصِمٍ أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَخْلَاهُ، فَأَسْلَمَ فَأَمَرَهُ أَنْ يَغْتَسِلَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 255: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Al Agharr dari Khalifah bin Al Hushain dari Qais bin Ashim, bahwa ia mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu meminta beliau untuk bertemu di tempat sunyi. Ia masuk Islam lalu beliau memerintahkan kepadanya untuk mandi dengan air dan daun bidara. 369
Hadits No. : 256
صحيح ابن خزيمة ٢٥٦: نا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ، عَنْ طَلْقِ بْنِ حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا حَدَّثَتْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يُغْتَسَلُ مِنْ أَرْبَعٍ: مِنَ الْجَنَابَةِ، وَيَوْمِ الْجُمُعَةِ، وَغُسْلِ الْمَيِّتِ، وَالْحِجَامَةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 256: Abdah bin Abdullah Al Khuza'i mengabarkan kepada kami, Muhammad Ibnu Bisyr mengabarkan kepada kami, Zakaria bin Abu Za'idah menceritakan kepada kami dari Mush'ab bin Syaibah dari Thalq bin Habib dari Abdullah bin Az-Zubair (37-alij) dari 'Aisyah radliyallahu 'anha, bahwa ia menceritakan kepadanya: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "—Badan harus— dimandikan dari empat hal; janabat, hari Jum’at, memandikan mayat dan berbekam". 370
Hadits No. : 257
صحيح ابن خزيمة ٢٥٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو قَالَ: نا زَائِدَةُ، نا مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْتُ: أَلَا تُحَدِّثِينِي عَنْ مَرِضِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَتْ: بَلَى، ثَقُلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «أَصَلَّى النَّاسُ؟» فَقُلْنَا: لَا هُمْ يَنْتَظِرُونَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: «ضَعُوا لِي مَاءً فِي الْمِخْضَبِ» . قَالَتْ: فَفَعَلْنَا، فَاغْتَسَلَ ثُمَّ ذَهَبَ لِيَنُوءَ فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: «أَصَلَّى النَّاسُ؟» فَقُلْنَا: لَا , هُمْ يَنْتَظِرُونَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ: «ضَعُوا لِي مَاءً فِي الْمِخْضَبِ» فَفَعَلْنَا قَالَتْ: فَاغْتَسَلَ، ثُمَّ ذَهَبَ لِيَنُوءَ فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ , ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ: «أَصَلَّى النَّاسُ؟» فَقُلْنَا: لَا , هُمْ يَنْتَظِرُونَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَتْ: وَالنَّاسُ عُكُوفٌ فِي الْمَسْجِدِ يَنْتَظِرُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَلَاةِ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 257: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Mu'awiyah bin Amr mengabarkan kepada kami, ia berkata, Za'idah mengabarkan kepada kami, Musa bin Abu Aisyah mengabarkan kepada kami dari Ubaidullah bin Abdullah, ia berkata: Aku pernah masuk ke rumah Aisyah, ku katakan kepadanya, “Apakah engkau tidak mau menceritakan kepadaku mengenai sakit Rasulullah SAW?” Ia menjawab, “Ya. Sakit yang dialami Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam semakin berat, lalu beliau bertanya, ‘Apakah orang-orang sudah melaksanakan shalat?’ Kami menjawab, ‘Belum. Mereka sedang menantimu wahai Rasulullah!’ Beliau bersabda, ‘Tuangkan air untukku di tempat mencuci kain' Aisyah berkata, ‘Kami lakukan permintaan itu, lalu beliau mandi, kemudian mulai hendak bangkit dengan susah payah, lalu beliau pingsan. Kemudian siuman dan bertanya, ‘Apakah orang-orang sudah melaksanakan shalat?’. Kami menjawab, ‘Belum. Mereka sedang menantimu wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Tuangkan air untukku di tempat mencuci kain' Kamipun melakukannya. Ia berkata lagi, ‘Lalu beliau mandi, kemudian mulai bangkit dengan susah payah, lalu beliau pingsan lagi. Kemudian siuman dan bertanya, ‘Apakah orang-orang sudah melaksanakan shalat?’ Kami menjawab, “Belum. Mereka sedang menantimu wahai Rasulullah.” Ia berkata, “Orang-orang diam di masjid menanti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk shalat Isya' al akhir (yang diakhirkan pelaksanaannya pada tengah malam atau akhir malam).” Kemudian Ubaidullah menuturkan hadits selengkapnya. 371
Hadits No. : 258
صحيح ابن خزيمة ٢٥٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ أَوْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: " قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ: صُبُّوا عَلَيَّ مِنْ سَبْعِ قِرَبٍ لَمْ تُحْلَلْ أَوْكِيَتُهُنَّ لَعَلِّي أَسْتَرِيحُ فَأَعْهَدُ إِلَى النَّاسِ ". قَالَتْ عَائِشَةُ: فَأَجْلَسْنَاهُ فِي مِخْضَبٍ لِحَفْصَةَ مِنْ نُحَاسٍ , وَسَكَبْنَا عَلَيْهِ الْمَاءَ مِنْهُنَّ حَتَّى طَفِقَ يُشِيرُ إِلَيْنَا أَنْ قَدْ فَعَلْتُنَّ , ثُمَّ خَرَجَ نا بِهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى نَحْوَهُ وَقَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّزَّاقِ يَذْكُرُهُ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ نَحْوَهُ. غَيْرُ أَنَّهُ لَمْ يَقُلْ: «مِنْ نُحَاسٍ» حِينَ جَعَلَ الْحَدِيثَ، عَنْ عُرْوَةَ بِلَا شَكٍّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 258: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepadakami, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri dari Urwah -atau Umrah- dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika sakit yang menyebabkan beliau wafat, “Tuangkan air kepadaku dari tujuh tempat yang belum dilepas talinya, mudah-mudahan aku merasa enakan (bisa istirahat) lalu aku dapat menyampaikan janjiku kepada orang-orang." Aisyah berkata, “Lalu kami mendudukkan beliau di sebuah tempat mencuci kain dari tembaga milik Hafshah dan kami menuangkan air kepada beliau dari tujuh tempat itu, hingga beliau memberi isyarat kepada kami, bahwa kami telah melakukannya, kemudian beliau keluar.” 372 Muhammad bin Yahya mengabarkan hadits senada kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Abdurrazzaq menuturkannya dari Ma’mar dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah; berupa hadits senada, akan tetapi ia tidak mengatakan, “Dari tembaga”, sewaktu menetapkan hadits diriwayatkan dari Urwah tanpa ragu.”
Hadits No. : 259
صحيح ابن خزيمة ٢٥٩: نا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَيْسٍ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا كَيْفَ كَانَ نَوْمُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْجَنَابَةِ؟ فَقَالَتْ: «كُلُّ ذَلِكَ كَانَ يَفْعَلُ رُبَّمَا اغْتَسَلَ فَنَامَ، وَرُبَّمَا تَوَضَّأَ فَنَامَ» ناه نَصْرُ بْنُ بَحْرٍ الْخَوْلَانِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي قَيْسٍ حَدَّثَهُ بِمِثْلِهِ وَقَالَ: «رُبَّمَا تَوَضَّأَ وَنَامَ قَبْلَ أَنْ يَغْتَسِلَ» ، فَقُلْتُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ فِي الْأَمْرِ سَعَةً
Shahih Ibnu Khuzaimah 259: Bundar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Mu’awiyah Ibnu Shalih mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Qais, ia berkata: Aku pernah bertaya kepada 'Aisyah radliyallahu 'anha; "Bagaimana tidur Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika junub?" Ia menjawab: "Semua (37-ba’) pernah beliau lakukan. Terkadang beliau mandi kemudian tidur, kadang beliau berwudhu lalu tidur." 373 Nashr bin Bahr Al Khaulani mengabarkannya kepada kami, Ibn Wahab menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepadaku bahwa Abdullah bin Abu Qais menceritakan hadits yang sama kepadanya Ia berkata: "Kadang beliau berwudhu dan tidur sebelum mandi." Lalu aku berkata: "Segala puji milik Allah yang telah menjadikan urusan menjadi longgar."
Hadits No. : 26
صحيح ابن خزيمة ٢٦: ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ حَسَّانَ وَهُوَ ابْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ ابْنِ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَزَالُ الْعَبْدُ فِي الصَّلَاةِ مَا كَانَتِ الصَّلَاةُ تَحْبِسُهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ» وَالْإِحْدَاثُ: أَنْ يَفْسُوَ أَوْ يَضْرِطَ إِنِّي لَا أَسْتَحْيِي مِمَّا لَمْ يَسْتَحِي مِنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 26: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa —maksudnya Ibnu Yunus— mengabarkan kepada kami dari Al Auza’i dari Hassan —ia adalah Ibnu Athiyah— dari Muhammad bin Abu Aisyah, ia berkata, “Abu Hurairah menceritakan kepadaku, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Selalu seorang hamba berada dalam shalat (mendapatkan pahala shalat) selama shalat menjaganya, selama ia belum berhadats.” Yang dimaksud dengan hadats adalah seseorang buang angin yang tak bersuara atau yang bersuara. Sesungguhnya aku tidak merasa malu dari sesuatu yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak merasa malu darinya.” 118
Hadits No. : 260
صحيح ابن خزيمة ٢٦٠: نا يَعْقُوبُ بْنُ سُفْيَانَ الْفَارِسِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُهَاجِرِ، عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ سَالِمٍ، عَنْ أَبِي سَلَامٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ عَنْبَسَةَ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَوَّلِ مَا بُعِثَ وَهُوَ بِمَكَّةَ، وَهُوَ حِينَئِذٍ مُسْتَخْفٍ فَقُلْتُ مَا أَنْتَ؟ قَالَ: «أَنَا نَبِيٌّ» . قُلْتُ: وَمَا النَّبِيُّ؟ قَالَ: «رَسُولُ اللَّهِ» . قَالَ: آللَّهُ أَرْسَلَكَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» . قُلْتُ: بِمَ أَرْسَلَكَ؟ قَالَ: «بِأَنْ نَعْبُدَ اللَّهَ، وَنُكَسِّرَ الْأَوْثَانَ، وَدَارَ الْأَوْثَانِ، وَنَوْصِلَ الْأَرْحَامُ» . قُلْتُ: نِعْمَ مَا أَرْسَلَكَ بِهِ، قُلْتُ: فَمَنْ تَبِعَكَ عَلَى هَذَا؟ قَالَ: " عَبْدٌ وَحُرٌّ - يَعْنِي أَبَا بَكْرٍ وَبِلَالًا - فَكَانَ عَمْرٌو يَقُولُ: رَأَيْتُنِي وَأَنَا رُبْعُ الْإِسْلَامِ - أَوْ رَابِعُ الْإِسْلَامِ - قَالَ: فَأَسْلَمْتُ قَالَ: أَتَّبِعُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «لَا، وَلَكِنِ الْحَقْ بِقَوْمِكَ فَإِذَا أُخْبِرْتَ أَنِّي قَدْ خَرَجْتُ فَاتَّبِعْنِي» قَالَ: فَلَحِقْتُ بِقَوْمِي , وَجَعَلْتُ أَتَوَقَّعُ خَبَرَهُ وَخُرُوجَهُ حَتَّى أَقْبَلَتْ رُفْقَةٌ مِنْ يَثْرِبَ، فَلَقِيتُهُمْ فَسَأَلْتُهُمْ عَنِ الْخَبَرِ، فَقَالُوا: قَدْ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ، فَقُلْتُ: وَقَدْ أَتَاهَا؟ قَالُوا: نَعَمْ قَالَ: فَارْتَحَلَتْ حَتَّى أَتَيْتُهُ، فَقُلْتُ: أَتَعْرِفُنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «نَعَمْ أَنْتَ الرَّجُلُ الَّذِي أَتَانِي بِمَكَّةَ» فَجَعَلْتُ أَتَحَيَّنُ خَلْوَتَهُ، فَلَمَّا خَلَا قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عَلِّمْنِي مِمَّا عَلَّمَكَ اللَّهُ وَأَجْهَلُ. قَالَ: «سَلْ عَمَّا شِئْتَ» . قُلْتُ: أَيُّ اللَّيْلِ أَسْمَعُ؟ قَالَ: «جَوْفُ اللَّيْلِ الْآخِرِ، فَصَلِّ مَا شِئْتَ؛ فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ حَتَّى تُصَلِّيَ الصُّبْحَ، ثُمَّ أَقْصِرْ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَتَرْتَفِعُ قَيدْ رُمْحٍ أَوْ رُمْحَيْنِ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ، وَتُصَلِّي لَهَا الْكُفَّارُ، ثُمَّ صَلِّ مَا شِئْتَ فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ حَتَّى يَعْدِلَ الرُّمْحَ ظِلُّهُ، ثُمَّ أَقْصِرْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ تُسْجَرُ وَتُفْتَحُ أَبْوَابُهَا، فَإِذَا زَاغَتِ الشَّمْسُ فَصَلِّ مَا شِئْتَ؛ فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ حَتَّى تُصَلِّيَ الْعَصْرَ، ثُمَّ أَقْصِرْ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ وَتُصَلِّي لَهَا الْكُفَّارُ، وَإِذَا تَوَضَّأْتَ فَاغْسِلْ يَدَيْكَ فَإِنَّكَ إِذَا غَسَلْتَ يَدَيْكَ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ مِنْ أَطْرَافِ أَنَامِلِكَ، ثُمَّ إِذَا غَسَلْتَ وَجْهَكَ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ مِنْ وَجْهِكَ، ثُمَّ إِذَا مَضْمَضْتَ وَاسْتَنْثَرَتْ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ مِنْ مَنَاخِرِكَ، ثُمَّ إِذَا غَسَلْتَ يَدَيْكَ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ مِنْ ذِرَاعَيْكَ، ثُمَّ إِذَا مَسَحْتَ بِرَأْسِكَ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ مِنْ أَطْرَافِ شَعْرِكَ، ثُمَّ إِذَا غَسَلْتَ رِجْلَيْكَ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ مِنْ رِجْلَيْكَ، فَإِنْ ثَبَتَّ فِي مَجْلِسِكَ كَانَ ذَلِكَ حَظَّكَ مِنْ وُضُوئِكَ، وَإِنْ قُمْتَ فَذَكَرْتَ رَبَّكَ وَحَمِدْتَ وَرَكَعَتْ رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلًا عَلَيْهِمَا بِقَلْبِكَ كُنْتَ مِنْ خَطَايَاكَ كَيَوْمِ وَلَدَتْكَ أُمُّكَ» قَالَ: قُلْتُ يَا عَمْرُو اعْلَمْ مَا تَقُولُ فَإِنَّكَ تَقُولُ أَمْرًا عَظِيمًا قَالَ: «وَاللَّهِ لَقَدْ كَبِرَتْ سِنِيَّ وَدَنَا أَجَلِي، وَإِنِّي لَغَنِيٌّ عَنِ الْكَذِبِ، وَلَوْ لَمْ أَسْمَعْهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ مَا حَدَّثْتُهُ، وَلَكِنِّي قَدْ سَمِعْتُهُ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ» هَكَذَا حَدَّثَنِي أَبُو سَلَامٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ إِلَّا أَنْ أُخْطِئَ شَيْئًا لَا أُرِيدُهُ فَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 260: Asy-Syaikh Al Fakih Abu Al Hasan Ali bin Muslim As Sulami mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Ahmad Al Kattani mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al Ustadz Abu Utsman Isma’il bin Abdurrahman Ash-Shabuni mengabarkan kepada kami dengan dibacakan di hadapannya, ia berkata, Abu Thahir Muhammad bin Al Fadhl bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Bakr Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Ya’qub bin Sufyan Al Farisi mengabarkan kepada kami, Abu Taubah Ar-Rabi’ bin Nafi’ menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Muhajir menceritakan kepada kami, dari Al Abbas bin Salim dari Abu Salm dari Abu Umamah dari Amr bin Anbasah, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di awal-awal beliau diutus di Makkah. Saat itu beliau sedang bersembunyi. Aku bertanya, “Siapa engkau?” Beliau menjawab, “Aku seorang Nabi." Aku bertanya, “Apa itu Nabi?” Beliau menjawab, “Utusan Allah." Ia bertanya, “Apakah Allah mengutusmu?” Beliau menjawab, “Ya.” Aku bertanya, “Dengan membawa pesan apa Allah mengutusmu?” Beliau menjawab, “Bahwa kita harus menyembah Allah, memecah berhala, rumah berhala dan menyambung tali persaudaraan." Aku berkata, “Alangkah baik pesan yang Allah utuskan kepadamu.” Aku bertanya, “Lalu siapa yang mengikutimu membawa pesan ini?” Beliau menjawab, “ Seorang budak dan orang yang merdeka. Maksud beliau Abu Bakar dan Bilal. Amr berkata, “Aku bermimpi sementara aku telah menjadi bagian dari Islam —atau pemeluk Islam— Ia berkata, “Lalu aku masuk Islam.” Ia bertanya, “Bolehkah aku mengikutimu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, tapi ikutilah kaummu. Bila engkau diberi kabar bahwa aku telah pergi keluar (dari Mekkah, maka ikutilah aku”. Ia berkata, “Lalu aku mengikuti kaumku, dan aku mulai menanti kabar dan kepergian beliau, sampai akhirnya aku berhadapan dengan serombongan orang dari Yatsrib. Aku temui mereka dan kutanyakan berita itu kepada mereka. Mereka menjawab “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah keluar dari Mekkah menuju Madinah.” Aku bertanya, “Apakah beliau sudah sampai di sana?”. Mereka menjawab, “Ya”. Ia berkata “Lalu aku berangkat sehingga aku mendatangi beliau. Lalu aku bertanya. “Apakah Engkau mengenaliku wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ya, engkau lelaki yang mendatangiku di Mekkah ?”. Aku mencari kesempatan baik saat beliau dalam kesendirian. Sewaktu beliau sendirian, aku berkata “Wahai Rasulullah ajari aku ilmu yang diajarkan Allah kepadamu yang aku tidak tahu”. Beliau bersabda “Bertanyalah tentang apa yang kamu mau”. Aku bertanya “Bagian malam yang mana lebih didengar oleh Allah?” Beliau menjawab “Tengah malam terakhir, shalatlah sesuka hatimu, karena shalat waktu itu disaksikan dan di catat para malaikat, sampai engkau shalat Subuh, kemudian batasi diri dari shalat sampai matahari terbit lalu naik seukuran satu atau dua tombak, karena matahari terbit diantara dua tanduk syetan dan di waktu itu orang-orang kafir shalat. Kemudian shalatlah sesukamu, karena shalat di waktu itu disaksikan dan dicatat para malaikat sampai tombak menyamai bayangannya, kemudian batasi diri dari shalat. karena neraka Jahannam dibakar dan pintu-pintunya dibuka. Ketika matahari bergeser (38-alifi, shalatlah sesukamu, karena shalat di waktu itu disaksikan dan dicatat para malaikat sampai engkau shalat Ashar, kemudian batasi diri dari shalat sampai matahari terbenam, karena matahari terbenam di antara dua tanduk syetan dan orang-orang kafir shalat di waktu itu. Bila engkau berwudhu, cucilah kedua tanganmu, karena ketika engkau mencuci dua tangan, dosa- dosamu keluar dari ujung jarimu. Kemudian ketika engkau membasuh wajahmu, dosa-dosamu keluar dari wajahmu. Kemudian ketika engkau berkumur dan menghirup air ke hidung, dosa-dosamu keluar dari lubang hidungmu, kemudian ketika engkau membasuh kedua tanganmu, dosa-dosamu keluar dari kedua hastamu, kemudian ketika engkau mengusap kepalamu, dosa-dosamu keluar dari ujung rambut. Ketika engkau membasuh kedua kaki, dosa-dosamu keluar dari kedua kakimu. Jika engkau menetap di tempat duduk, hal itu menjadi bagian dari wudhumu dan jika engkau bangun, berzikir kepada Tuhanmu, memuji, shalat dua rakaat dengan hati menghadap (kyusu’), maka engkau terbebas dari dosa seperti saat engkau dilahirkan oleh ibumu. ”Ia berkata, “ Aku berkata, “Wahai Amr, ketahuilah apa yang kau katakan, karena engkau mengatakan sesuatu hal yang besar.” Ia berkata, “Demi Allah, umurku telah lanjut, ajalku sudah dekat dan sesungguhnya aku tidak membutuhkan dusta. Seandainya aku tidak pernah mendengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali hanya sekali atau dua kali, aku tidak akan menceritakannya, akan tetapi aku mendengarnya lebih dari itu.” Demikian Abu Salm menceritakan kepadaku dari Abu Umamah, kecuali sedikit kekeliruan yang tidak aku inginkan, karena itu aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.
Hadits No. : 261
صحيح ابن خزيمة ٢٦١: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ يَعْنِي ابْنَ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا اسْتَعَارَتْ قِلَادَةً مِنْ أَسْمَاءَ فَهَلَكَتْ، فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ناسًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي طَلَبِهَا، فَأَدْرَكَتْهُمُ الصَّلَاةُ فَصَلَّوْا بِغَيْرِ وُضُوءٍ، فَلَمَّا أَتَوَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَكَوْا ذَلِكَ إِلَيْهِ، فَنَزَلَتْ آيَةَ التَّيَمُّمِ " قَالَ أُسَيْدُ بْنُ حُضَيْرٍ: «جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا , فَوَاللَّهِ مَا نَزَلَ بِكَ أَمْرٌ قَطُّ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ لَكَ مِنْهُ مَخْرَجًا، وَجَعَلَ لِلْمُسْلِمِينَ فِيهِ بَرَكَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 261: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib mengabarkan kepada kami, Abu Usamah mengabarkan kepada kami dari Hasyim —Maksudnya Ibnu Urwah— dari ayahnya dari 'Aisyah. Sesungguhnya 'Aisyah pernah meminjam kalung dari Asma, lalu kalung tersebut hilang, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus orang-orang dari para sahabat beliau untuk mencarinya. —Dalam pencarian ini— para sahabat mengetahui masuknya waktu shalat, lalu mereka pun melaksanakan shalat tanpa berwudhu. Ketika mereka menjumpai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka mengadu mengenai hal tersebut, lalu turunlah ayat mengenai tayamum. Usaid bin Hudhair berkata: Mudah-mudahan Allah membalas kebaikanmu. Demi Allah, sama sekali tidak akan turun suatu perkara kepadamu, kecuali Allah akan menjadikan jalan keluar bagimu dari perkara tersebut dan Allah menjadikan keberkahan bagi umat Islam dalam perkara tersebut. 374
Hadits No. : 262
صحيح ابن خزيمة ٢٦٢: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبِ بْنِ مُسْلِمٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ حَتَّى إِذَا كُنَا بِالْبَيْدَاءِ أَوْ بِذَاتِ الْجَيْشِ انْقَطَعَ عِقْدٌ لِي، فَأَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْتِمَاسِهِ، وَأَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ وَلَيْسُوا عَلَى مَاءٍ وَلَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ، فَأَتَى النَّاسُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ فَقَالُوا: أَلَا تَرَى إِلَى مَا صَنَعَتْ عَائِشَةُ؟ أَقَامَتْ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِالنَّاسِ وَلَيْسُوا عَلَى مَاءٍ، وَلَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ، فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاضِعٌ رَأْسَهُ عَلَى فَخِذِي قَدْ نَامَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 262: Yunus bin Abdul A'la mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahab bin Muslim mengabarkan kepada kami, sesungguhnya Malik menceritakan hadits dari Abdurrahman bin Al Qasim, dari ayahnya, dari Aisyah radliyallahu 'anha (38 ba’) sesungguhnya ia berkata: Beberapa kali kami melakukan perjalanan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga ketika di padang pasir —dikawasan Dzatul Jaisy— kalung milikku terputus. Kemudian Rasulullah berusaha untuk mencarinya, lalu para sahabat juga ikut serta mencarinya. Padahal mereka tidak memiliki air. Lalu para sahabat datang menemui Abu Bakar dan berkata: "Apakah engkau mengetahui apa yang dilakukan oleh 'Aisyah? Ia bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya berusaha mencari, padahal mereka tidak berada dekat sumber air dan tidak juga memiliki air". Abu Bakar kemudian datang sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang meletakkan kepalanya di atas pahaku dalam keadaan tertidur. Lalu hadits disebutkan dengan panjang lebar. 375
Hadits No. : 263
صحيح ابن خزيمة ٢٦٣: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الْقُرَشِيُّ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ وَهُوَ سَعِيدُ بْنُ طَارِقٍ الْأَشْجَعِيُّ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " فُضِّلَتْ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى النَّاسِ بِثَلَاثٍ: جُعِلَتْ لَنَا الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، وَجُعِلَتْ صُفُوفَنَا كَصُفُوفِ الْمَلَائِكَةِ، وَأُعْطِيتُ هَذِهِ الْآيَاتِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ بَيْتِ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ لَمْ يُعْطَ مِنْهُ أَحَدٌ قَبْلِي وَلَا أَحَدٌ بَعْدِي "
Shahih Ibnu Khuzaimah 263: Salim bin Junadah Al Qarsyi mengabarkan kepada kami, Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami —Ia adalah Said bin Thariq Al Asyja'i— dari Rib'i bin Hirasy dari Khudaifah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Umat ini dimuliakan atas umat-umat lainnya dengan tiga hal: Tanah dijadikan untuk kita sebagai masjid dan suci (bisa digunakan untuk bersuci), barisan kami dijadikan seperti barisan para Malaikat. Dan aku diberikan ayat-ayat dari akhir surat Al Baqarah ini, dari sebuah rumah emas di bawah Al 'Arsy, di mana Allah belum pernah memberikan kepada siapapun sebelumku dan sesudahku sama sekali". 376
Hadits No. : 264
صحيح ابن خزيمة ٢٦٤: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " فُضِّلْنَا عَلَى النَّاسِ بِثَلَاثٍ: جُعِلَتْ لَنَا الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدًا، وَجُعِلَ تُرَابُهَا لَنَا طَهُورًا إِذَا لَمْ نَجِدِ الْمَاءَ، وَجُعِلَتْ صُفُوفُنَا كَصُفُوفِ الْمَلَائِكَةِ، وَأُوتِيتُ هَؤُلَاءِ الْآيَاتِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، مِنْ بَيْتِ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ لَمْ يُعْطَ مِنْهُ أَحَدٌ قَبْلِي , وَلَا أَحَدٌ بَعْدِي "
Shahih Ibnu Khuzaimah 264: Ishak bin Ibrahim bin Habib bin Asy- Syahid mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail mengabarkan kepada kami, dari Abu Malik Al Asyja'i, dari Rib'i bin Hirasy, dari Hudzaifah bin Al Yaman, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kami diberikan keutamaan atas segenap manusia dengan tiga hal: Seluruh bumi dijadikan masjid bagi kami dan debunya dijadikan suci bagi kami apabila tidak menjumpai air, dan barisan kami dijadikan seperti barisan para malaikat, serta diberikan ayat-ayat dari akhir surat Al Baqarah ini, dari sebuah rumah emas di bawah Al 'Arsy, di mana Allah belum pernah memberikan siapapun sebelum dan sesudahku sama sekali". 378
Hadits No. : 265
صحيح ابن خزيمة ٢٦٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: لَمْ أَعْقِلْ أَبَوَيَّ قَطُّ إِلَّا وَهُمْ يَدِينَانِ الدِّينَ، وَلَمْ يَمُرَّ عَلَيْنَا يَوْمٌ إِلَّا يَأْتِينَا فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَفَيِ النَّهَارِ بُكْرَةً وَعَشِيَّةً - فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ - وَقَالَ فِي الْخَبَرِ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَدْ أُرِيتُ دَارَ هِجْرَتِكُمْ، أُرِيتُ سَبِخَةً ذَاتَ نَخْلٍ بَيْنَ لَابَتَيْنِ وَهُمَا الْحَرَّتَانِ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ فِي هِجْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فَفِي قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُرِيتُ سَبِخَةً ذَاتَ نَخْلٍ بَيْنَ لَابَتَيْنِ» ، وَإِعْلَامِهِ إِيَّاهُمْ أَنَّهَا دَارُ هِجْرَتِهِمْ، وَجَمِيعُ الْمَدِينَةِ كَانَتْ هِجْرَتَهُمْ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ جَمِيعَ الْمَدِينَةِ سَبِخَةٌ، وَلَوْ كَانَ التَّيَمُّمُ غَيْرَ جَائِزٍ بِالسَّبِخَةِ وَكَانَتِ السَّبِخَةُ عَلَى مَا تَوَهَّمَ بَعْضُ أَهْلِ عَصْرِنَا أَنَّهُ مِنَ الْبَلَدِ الْخَبِيثِ بِقَوْلِهِ: {وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا} [الأعراف: 58] لَكَانَ قَوْدُ هَذِهِ الْمَقَالَةِ أَنَّ أَرْضَ الْمَدِينَةِ خَبِيثَةٌ لَا طَيِّبَةٌ، وَهَذَا قَوْلُ بَعْضِ أَهْلِ الْعِنَادِ لَمَّا ذَمَّ أَهْلَ الْمَدِينَةِ، فَقَالَ: إِنَّهَا خَبِيثَةٌ فَاعْلَمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمَّاهَا طَيْبَةً أَوْ طَابَةً، فَالْأَرْضُ السَّبِخَةُ هِيَ طَيِّبَةٌ عَلَى مَا خَبَّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْمَدِينَةَ طَيْبَةٌ، وَإِذَا كَانَتْ طَيِّبَةً وَهِيَ سَبِخَةٌ، فَاللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَمَرَ بِالتَّيَمُّمِ بِالصَّعِيدِ الطَّيِّبِ فِي نَصِّ كِتَابِهِ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَعْلَمَ أَنَّ الْمَدِينَةَ طَيْبَةٌ أَوْ طَابَةٌ مَعَ إِعْلَامِهِ إِيَّاهُمْ أَنَّهَا سَبِخَةٌ، وَفِي هَذَا مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ التَّيَمُّمَ بِالسِّبَاخِ جَائِزٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 265: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab mengabarkan kepada kami, Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepada kami, sesungguhnya 'Aisyah, isteri Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, berkata: Aku tidak mengetahui sama sekali kecuali kedua orang tuaku telah memeluk agama (Islam). Tidak pernah terlewati satu haripun kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami di penghujung waktu siang dari pagi dan sore harinya. Lalu ia menyebutkan hadits secara panjang lebar dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku telah diperlihatkan tempat hijrah kalian dan aku telah diperlihatkan tanah yang bergaram (subuh) yang hampir saja tidak bisa ditumbuhi kurma di antara dua batu hitam". Keduanya adalah tanah lapang, lalu ia menyebutkan hadits panjang lebar dalam masalah hijrah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari kota Makkah menuju Madinah. 381 Abu Bakar berkata: Dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Aku telah diperlihatkan tanah yang bergaram yang hampir saja tidak bisa ditumbuhi kurma di antara dua batu hitam", dan informasi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabat bahwa kota Madinah adalah tempat hijrah kalian, —dan seluruh kota Madinah adalah tempat hijrah mereka—. Ini menunjukkan bahwa tanah seluruh kota Madinah mengandung garam. Seandainya bertayamum tidak boleh dengan tanah yang mengandung garam —adapun tanah bergaram yang diasumsikan oleh sebagian ulama pada masa kami, adalah termasuk negeri yang kotor dengan firmanNya, {Dan, tanah yang tidak subur tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana} (Qs. Al A'raaf [7]: 58) niscaya pernyataan ini menunjukkan bahwa kota Madinah adalah kotor dan tidak suci. Ketahuilah bahwa ini termasuk pendapat sebagian orang-orang yang membangkang saat mereka mencaci penduduk Madinah dengan berkata: "Sesungguhnya kota Madinah adalah buruk". Ketahuilah bahwa Nabi menjuluki kota Madinah dengan julukan thibah yang berarti kota yang baik atau suci. Tanah yang bergaram adalah tanah yang baik sebagaimana dikatakan oleh Nabi; bahwa kota Madinah adalah kota yang baik. Apabila kota Madinah adalah kota yang baik, padahal ia bergaram, maka Allah Azza wa Jalla dalam Al Qur'an telah memerintahkan bertayamum dengan debu yang baik dan Nabi telah menginformasikan bahwa kota Madinah adalah kota yang baik berdasarkan informasi yang diberikan kepada mereka; bahwa kota Madinah bergaram. Dengan demikian jelas dan tetap bahwa bertayamum dengan debu yang bergaram adalah boleh.
Hadits No. : 266
صحيح ابن خزيمة ٢٦٦: نا عَلِيُّ بْنُ مَعْبَدٍ، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي التَّيَمُّمِ: «ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 266: Ali bin Mabad mengabarkan kepada kami, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Syubah mengabarkan kepada kami, dari Al Hakam dari Dzar, dari Said bin Abdurrahman, dari ayahnya dari Ammar bin Yasir Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda mengenai tayamum: "Satu Usapan untuk wajah dan kedua telapak tangan". 382
Hadits No. : 267
صحيح ابن خزيمة ٢٦٧: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَرَزَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّيَمُّمِ قَالَ: «ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 267: Ya’kub bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami dari Said bin Qatadah, dari Arazah dari Said bin Abdurrahman bin Abza, dari ayahn ya, dari Amar bin (39 -ba') Yasir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Mengenai tayamum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Satu Usapan untuk wajah dan kedua telapak tangan". 383
Hadits No. : 268
صحيح ابن خزيمة ٢٦٨: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ ذَرٍّ، عَنِ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ فَقَالَ: إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ، فَقَالَ عُمَرُ: لَا تُصَلِّ، فَقَالَ عَمَّارٌ: أَمَا تَذْكُرُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ أَنَا وَأَنْتَ فِي سَرِيَّةٍ فَأَجْنَبْنَا، فَلَمْ نَجْدِ الْمَاءَ، فَأَمَّا أَنْتَ فَلَمْ تُصَلِّ، وَأَمَّا أَنَا فَتَمَعَّكْتُ فِي التُّرَابِ فَصَلَّيْتُ، فَلَمَّا أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: «إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ» ، «وَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ عَلَى الْأَرْضِ، ثُمَّ نَفَخَ فِيهَا، وَمَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 268: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far mengabarkan kepada kami, Syu’bah bin Al Hakam mengabarkan kepada kami, dari Dzar dari Ibnu Abdurrahman bin Abza dari ayahnya: Sesunggguhnya seorang laki-laki pernah mendatangi Umar bin Al Khaththab, lalu ia berkata, "Sesungguhnya aku sedang dalam keadaan junub dan aku tidak menjumpai air?” Umar menjawab: "Janganlah kamu shalat". Ammar berkata: "Tidakkah kamu ingat saat aku dan kamu berada dalam satu pasukan, lalu kita mengalami junub kemudian kita tidak menjumpai air. Adapun kamu —memilih untuk— tidak melaksanakan shalat. Sementara aku menggosokkan tanganku pada debu kemudian aku melaksanakan shalat. Setelah itu kita mendatangi Nabi, lalu aku menyampaikan hal tersebut kepada beliau, lalu beliau bersabda: 'Sesungguhnya hal demikian cukup bagimu'. Lalu Nabi memukulkan tangannya ke tanah kemudian meniup dan mengusap wajah dan kedua telapak tangannya". 384
Hadits No. : 269
صحيح ابن خزيمة ٢٦٩: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا أَبُو يَحْيَى يَعْنِي التَّيْمِيَّ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَلَمَةَ بنِ كُهَيْلٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ فَقَالَ: إِنَّا نَجْنُبُ، وَلَيْسَ مَعَنَا مَاءٌ - فَذَكَرَ قِصَّتَهُ مَعَ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ وَقَالَ - وَقَالَ: يَعْنِي عَمَّارًا فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ، فَقَالَ: «إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَقُولَ بِيَدَيْكَ هَكَذَا وَهَكَذَا , وَضَرَبَ بِيَدَيْهِ إِلَى التُّرَابِ، ثُمَّ نَفَضَهُمَا، ثُمَّ نَفَخَ فِيهِمَا وَمَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَدْخَلَ شُعْبَةُ بَيْنَ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، وَبَيْنَ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي هَذَا الْخَبَرِ ذَرًّا» رَوَاهُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى " إِلَّا أَنَّهُ لَيْسَ فِي خَبَرِ الثَّوْرِيِّ، وَشُعْبَةَ: نَفْضُ الْيَدَيْنِ مِنَ التُّرَابِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 269: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Abu Yahya —maksudnya adalah At-Taimi— mengabarkan kepada kami dari Al Amasy dari Salamah bin Kuhail dari Sa'id bin Abdurrahman dari ayahnya, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Umar lalu ia berkata: "Sesungguhnya kami sedang mengalami junub dan kami tidak memiliki air". Lalu Umar menyebutkan kisah ini bersama Ammar bin Yasir, dan ia berkata —Maksudnya Ammar—: "Kemudian aku mendatangi Rasulullah dan memberitahukan hal itu. Lalu beliau bersabda: 'Sesungguhnya cukup bagimu untuk melakukannya dengan tanganmu seperti ini dan seperti ini'. Dan beliau memukulkan tangannya pada debu, lalu mengibaskannya lalu meniupnya dan dengan keduanya beliau mengusap muka dan kedua tangannya". 385 Abu Bakar berkata: "Syu'bah memasukkan Dzar pada hadits ini antara Salamah bin Kuhail dan Sa'id bin Abdurrahman. Hadits ini diriwayatkan oleh Ats-Tsauri dari Salamah dari Abu Malik dan Abdullah bin Abdurrahman bin Abza dari Abdurrahman bin Abza. Hanya saja di dalam hadits Ats-Tsauri dan Syu'bah tidak ada redaksi: 'Mengibaskan kedua tangan dari debu'.
Hadits No. : 27
صحيح ابن خزيمة ٢٧: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ سُهَيْلَ بْنَ أَبِي صَالِحٍ يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ شُعْبَةَ، وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، ثنا شُعْبَةُ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا وَضُوءَ إِلَّا مِنْ صَوْتٍ أَوْ رِيحٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 27: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Suhail bin Abu Shalih menceritakan dari ayahnya, dari Abu Hurairah: Sulam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Syu’bah, Bundar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Khalid -maksudnya Ibnu Al Harits- menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada kewajiban wudhu kecuali karena adanya suara —buang angin— atau bau —buang angin—." 119. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 270
صحيح ابن خزيمة ٢٧٠: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ شَقِيقٍ قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا مَعَ عَبْدِ اللَّهِ، وَأَبِي مُوسَى، فَقَالَ أَبُو مُوسَى: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا أَجْنَبَ فَلَمْ يَجِدِ الْمَاءَ شَهْرًا يَتَيَمَّمُ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: لَا يَتَيَمَّمُ، فَقَالَ أَبُو مُوسَى: أَلَمْ تَسْمَعْ قَوْلَ عَمَّارٍ لِعُمَرَ: بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ، فَتَمَرَّغْتُ فِي الصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ الدَّابَّةُ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَضْرِبَ بِكَفَّيْكَ عَلَى الْأَرْضِ، ثُمَّ تَمْسَحَهُمَا، ثُمَّ تَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَكَ وَكَفَّيْكَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فَقَوْلُهُ فِي هَذَا الْخَبَرِ: ثُمَّ تَمْسَحَهُمَا هُوَ النَّفْضُ بِعَيْنِهِ وَهُوَ مَسْحُ إِحْدَى الرَّاحَتَيْنِ بِالْأُخْرَى لِيَنْفُضَ مَا عَلَيْهِمَا مِنَ التُّرَابِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 270: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami, Al ‘Amasy dari Syaqiq telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Suatu saat aku sedang duduk bersama Abdullah dan Abu Musa. Abu Musa berkata, ‘Wahai Abu Abdurrahman bagaimana pendapatmu apabila seseorang sedang dalam keadaan junub, sementara ia tidak menjumpai air selama satu bulan, apakah ia boleh bertayamum?’ Abdullah berkata, ‘Ia tidak boleh bertayamum.’ Abu Musa berkata, ‘Apakah kamu tidak mendengar ucapan Ammar kepada Umar; Rasulullah pernah mengutus diriku untuk suatu kepentingan, lalu aku mengalami junub sementara aku tidak menemukan air, lalu aku berguling-guling di atas permukaan tanah sebagaimana binatang melata berguling-guling. Aku mengemukakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda, “Cukup bagimu memukulkan kedua telapak tanganmu di atas tanah, kemudian engkau mengusapnya dan mengusap wajah serta kedua telapak tanganmu dengan kedua tangan tersebut!” 386 Abu Bakar berkata, “Sabda nabi, ‘Kemudian engkau mengusapnya’ adalah mengibaskan debu itu sendiri. Dalam arti saling mengusap kedua telapak tangan agar debu yang berada di atas tangan terkibas.”
Hadits No. : 271
صحيح ابن خزيمة ٢٧١: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ ، وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَسَهْلُ بْنُ يُوسُفَ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ الثَّقَفِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيِّ، نا عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ قَالَ: كُنَا فِي سَفَرٍ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِنَّا سَرَيْنَا ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى إِذَا كَانَ السَّحَرُ قَبْلَ الصُّبْحِ وَقَعْنَا تِلْكَ الْوَقْعَةِ، وَلَا وَقْعَةَ أَحْلَى عِنْدَ الْمُسَافِرِ مِنْهَا، فَمَا أَيْقَظَنَا إِلَّا حَرُّ الشَّمْسِ - فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ - وَقَالَ: ثُمَّ نادَى بِالصَّلَاةِ، فَصَلَّى بِالنَاسٍ , ثُمَّ انْفَتَلَ مِنْ صَلَاتِهِ، فَإِذَا رَجُلٌ مُعْتَزِلٌ لَمْ يُصَلِّ مَعَ الْقَوْمِ، فَقَالَ لَهُ: «مَا مَنَعَكَ يَا فُلَانُ أَنْ تُصَلِّيَ مَعَ الْقَوْمِ؟» فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَصَابَتْنِي جَنابَةٌ وَلَا مَاءَ، فَقَالَ: «عَلَيْكَ بِالصَّعِيدِ فَإِنَّهُ يَكْفِيكَ» ، ثُمَّ سَارَ وَاشْتَكَى إِلَيْهِ النَّاسُ فَدَعَا فُلَانًا - قَدْ سَمَّاهُ أَبُو رَجَاءٍ وَنَسِيَهُ عَوْفٌ - وَدَعَا عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ لَهُمَا: «اذْهَبَا فَابْغِيَا لَنَا الْمَاءَ» فَانْطَلَقَا فَتَلَقَّيَا امْرَأَةً بَيْنَ سَطِيحَتَيْنِ أَوْ مَزَادَتَيْنِ عَلَى بَعِيرٍ - فَذَكَرَ الْحَدِيثَ - وَقَالَ: ثُمَّ نُودِيَ فِي النَّاسِ أَنِ اسْقُوا وَاسْتَقُوا، فَسُقِيَ مَنْ شَاءَ وَاسْتَقَى مَنْ شَاءَ قَالَ: وَكَانَ آخِرُ ذَلِكَ أَنْ أَعْطَى الَّذِي أَصَابَتْهُ الْجَنَابَةُ إِنَاءً مِنْ مَاءٍ، وَقَالَ: «اذْهَبْ فَأَفْرِغْهُ عَلَيْكَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَفِي هَذَا الْخَبَرِ أَيْضًا دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْمُتَيَمِّمَ إِذَا صَلَّى بِالتَّيَمُّمِ، ثُمَّ وَجَدَ الْمَاءَ فَاغْتَسَلَ إِنْ كَانَ جُنُبًا، أَوْ تَوَضَّأَ إِنْ كَانَ مُحْدِثًا، لَمْ يَجِبْ عَلَيْهِ إِعَادَةُ مَا صَلَّى بِالتَّيَمُّمِ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَأْمُرِ الْمُصَلِّيَ بِالتَّيَمُّمِ لَمَّا أَمْرَهُ بِالِاغْتِسَالِ بِإِعَادَةِ مَا صَلَّى بِالتَّيَمُّمِ. وَفِي الْخَبَرِ أَيْضًا دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْمُغْتَسَلَ بِالْجَنَابَةِ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ الْوُضُوءُ قَبْلَ إِفَاضَةِ الْمَاءِ عَلَى الْجَسَدِ غَيْرَ أَعْضَاءِ الْوُضُوءِ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أَمَرَ الْجُنُبَ بِإِفْرَاغِ الْمَاءِ عَلَى نَفْسِهِ، وَلَمْ يَأْمُرْهُ بِالْبَدْءِ بِالْوَضُوءِ وَغَسْلِ أَعْضَاءِ الْوُضُوءِ , ثُمَّ إِفَاضَةِ الْمَاءِ عَلَى سَائِرِ الْبَدَنِ، كَانَ فِي أَمْرِهِ إِيَّاهُ مَا بَانَ، وَصَحَّ أَنَّ الْجُنُبَ إِذَا أَفَاضَ عَلَى نَفْسِهِ كَانَ مُؤَدِّيًا لِمَا عَلَيْهِ مِنْ فَرْضِ الْغُسْلِ، وَفِي هَذَا مَا دَلَّ عَلَى أَنَّ بَدْءَ الْمُغْتَسِلِ بِالْوَضُوءِ , ثُمَّ إِفَاضَةُ الْمَاءِ عَلَى سَائِرِ الْبَدَنِ اخْتِيَارٌ وَاسْتِحْبَابٌ لَا فَرْضٌ وَإِيجَابٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 271: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said, dan Ibnu Abu Adi, Muhammad bin Ja'far, Sulaiman bin Yusuf dan Abdul Wahab bin Abdul Majid. Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami. Mereka berkata, Auf menceritakan kepada kami, dari Abu Raja Al Utharidi, Imran bin Hushain mengabarkan kepada kami, ia berkata: Kami pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sungguh kami berjalan di malam hari sampai apabila waktu sahur tiba sebelum waktu subuh, kami menemukan suatu peristiwa dan tidak ada peristiwa lagi yang lebih manis bagi orang yang bepergian dari peristiwa ini. Kami tidak terbangun dari tidur kecuali panas matahari sudah menyengat. Imran bin Husein mengemukakan sebagian hadits dan berkata: Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengajak melaksanakan shalat, lalu beliau melaksanakan shalat dengan para sahabat, lalu shalat pun usai dilaksanakan. Tiba-tiba ada seorang laki-laki menyendiri tidak melaksanakan shalat bersama kaum yang lainnya. Lalu Nabi bertanya kepadanya: "Wahai fulan Apakah yang menghalangimu shalat bersama kaum yang lain?" Ia berkata: "Wahai Rasulullah! Aku sedang junub dan tidak ada air". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bertayamumlah engkau dengan debu, maka ia cukup bagimu". Kemudian Nabi berjalan dan para sahabat mengadu kepada beliau —karena dahaga—. Kemudian Nabi memanggil fulan —Abu Raja' menyebutkan namanya sementara Auf melupakannya— lalu ia memanggil Ali bin Abu Thalib, kemudian beliau bersabda kepadanya: "Pergilah kalian berdua dan carilah air untuk kami". Lalu keduanya berangkat, kemudian bertemu dengan seorang wanita yang berada di antara dua tong air yang berukuran besar atau dua tempat air yang terbuat dari kulit. Kemudian ia menyebutkan hadits. Imran berkata: Kemudian para sahabat dipanggil untuk minum lalu mereka minum. Nabi memberikan minum siapa saja yang beliau kehendaki dan siapa saja dapat meminumnya. Imran berkata lagi: Di akhir pembagian air, Nabi memberikan satu bejana air kepada laki-laki yang sedang junub, lalu beliau bersabda: "Pergilah dan habiskan air ini untukmu." 387 Abu Bakar berkata: "Di dalam hadits ini juga terdapat keterangan bahwa orang yang bertayamum apabila melaksanakan shalat kemudian ia menjumpai air lalu ia mandi besar jika mengalami janabah atau berwudhu apabila ia hanya mengalami hadats, maka tidak wajib baginya mengulang shalat yang dilakukan dengan tayamum, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memerintahkan orang yang melaksanakan shalat dengan tayamum untuk mengulang shalatnya (sementara dalam hal mandi, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengulanginya). Di dalam hadits juga terdapat keterangan bahwa orang yang junub tidak wajib berwudhu sebelum menuangkan air pada tubuhnya, kecuali anggota wudhu itu sendiri. Karena Nabi memerintahkan orang yang sedang dalam keadaan junub untuk menghabiskan air untuk dirinya, dan beliau tidak memerintahkan untuk memulainya dengan berwudhu lalu membasuh anggota wudhu kemudian meratakan air untuk seluruh tubuh. Dengan demikian, maka perintah Nabi kepada hal tersebut jelas dan shahih bahwa orang yang mengalami junub apabila ia telah meratakan air pada seluruh tubuhnya berarti telah melakukan bagian dari wajibnya mandi. Dan, dalam hal ini tidak menunjukkan bahwa seseorang yang akan mandi junub memulai dengan berwudhu, kemudian meratakan air keseluruh tubuh secara suka rela dan menginginkan pahala sunah yang tidak termasuk fardhu dan wajib.
Hadits No. : 272
صحيح ابن خزيمة ٢٧٢: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعْهُ فِي قَوْلِهِ: {وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ} [النساء: 43] الْآيَةَ قَالَ: «إِذَا كَانَتْ بِالرَّجُلِ الْجِرَاحَةُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوِ الْقُرُوحُ أَوِ الْجُدَرِيُّ فَيَجْنُبُ فَيَخَافُ إِنِ اغْتَسَلَ أَنْ يَمُوتَ فَلْيَتَيَمَّمْ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا خَبَرٌ لَمْ يَرْفَعْهُ غَيْرُ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 272: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami dari Atha#39&; bin As-Sa#39&;ib, dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas yang me-rafa’kannya; di dalam firman Allah SWT, “Dan, apabila kalian sakit atau dalam bepergian.” Ibnu Abbas berkata, “Apabila seseorang terluka sebab berperang di jalan Allah, lalu bernanah atau cacar, lalu ia mengalami junub, kemudian takut apabila mandi akan menyebabkan meninggal dunia, maka hendaklah bertayamum.”388 Abu Bakar berkata: “Ini adalah hadits yang tidak di-marfu’-kan kecuali oleh Atha bin Saib.”
Hadits No. : 273
صحيح ابن خزيمة ٢٧٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، نا أَبِي، أَخْبَرَنِي إِيَّاهُ الْوَلِيدُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، أَنَّ عَطَاءً حَدَّثَهُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَجُلًا أَجْنَبَ فِي شِتَاءٍ فَسَأَلَ فَأُمِرَ بِالْغُسْلِ، فَاغْتَسَلَ فَمَاتَ، فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «مَا لَهُمْ؟ قَتَلُوهُ قَتَلَهُمُ اللَّهُ - ثَلَاثًا - قَدْ جَعَلَ اللَّهُ الصَّعِيدَ أَوِ التَّيَمُّمَ طَهُورًا» شَكَّ فِي ابْنِ عَبَّاسٍ، ثُمَّ أَثْبَتَهُ بَعْدُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 273: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Umar bin Hafsh bin Ghiyats mengabarkan kepada kami, Ayahku mengabarkan kepada kami, Al Walid bin Ubaidullah bin Abu Rabah menceritakan kepadaku bahwa Atha#39&; menceritakan hadits dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya seorang laki-laki sedang dalam keadaan junub di musim dingin, lalu ia bertanya -kepada salah seorang sahabat— kemudian ia diperintahkan untuk mandi besar, maka ia mandi, lalu ia meninggal dunia. Kemudian hal tersebut dituturkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Apa yang terjadi pada mereka, sungguh mereka telah membunuhnya, dan semoga Allah membinasakan mereka, —beliau menyebutkannya tiga kali—. Sungguh Allah telah menjadikan tanah —untuk tayammum— itu suci.”389 Terdapat keraguan pada Ibnu Abbas kemudian setelah itu ia dikukuhkan.
Hadits No. : 274
صحيح ابن خزيمة ٢٧٤: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، عَنِ اللَّيْثِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ رَبِيعَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ، عَنْ عُمَيْرٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: أَقْبَلْتُ أَنَا وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَسَارٍ مَوْلَى مَيْمُونَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى أَبِي الْجُهَيْمِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ الصِّمَّةِ الْأَنْصَارِيِّ، فَقَالَ أَبُو جُهَيْمٍ: «أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ نَحْوِ بِئْرِ جَمَلٍ، فَلَقِيَهُ رَجُلٌ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَلَمْ يَرُدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَقْبَلَ عَلَى الْجِدَارِ، فَمَسَحَ بِوَجْهِهِ وَيَدَيْهِ فَرَدَّ عَلَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 274: Ar-Rabi’ bin Sulaiman Al Muradi mengabarkan kepada kami, Syu'aib —Maksudnya adalah Ibnu Al-Laits— mengabarkan kepada kami dari Al-Laits dari Ja'far bin Rabi'ah dari Abdurrahman bin Hurmuz dari Umair —hamba sahaya Ibnu Abbas—, ia mendengarnya berkata, “Aku dan Abdullah bin Yasar, —hamba sahaya dari Maimunah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam—, datang hingga akhirnya kami bertemu dengan Abu Al Juhaim bin Al Harits bin Ash-Shammah Al Anshari. Abu Juhaim berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang dari kawasan Bi'ri Jamal, lalu seorang laki-laki bertemu dengan beliau dan mengucapkan salam. Akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menjawab salam tersebut hingga ia membelakangi tembok lalu mengusap wajah dan kedua tangan (bertayamum) kemudian beliau menjawab salam. 390
Hadits No. : 275
صحيح ابن خزيمة ٢٧٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، ح وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، ح وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُمْ كُلُّهُمْ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، نا هِشَامٌ، ح وَنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمُخَرِّمِيُّ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ الْمُنْذِرِ، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ، أَنَّ امْرَأَةً سَأَلَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ دَمِ الْحَيْضِ يُصِيبُ الثَّوْبَ، فَقَالَ: «حُتِّيهِ، ثُمَّ اقْرُصِيهِ بِالْمَاءِ، ثُمَّ انْضَحِيهِ» هَذَا حَدِيثُ حَمَّادٍ " وَفِي خَبَرِ ابْنِ عُيَيْنَةَ: «ثُمَّ رُشِّي وَصَلِّي فِيهِ» . وَفِي خَبَرِ يَحْيَى: «ثُمَّ تَنْضَحِيهِ وَتُصَلِّي فِيهِ» . " وَلَمْ يَذْكُرِ الْآخَرُونَ النَّضْحَ وَلَا الرَّشَّ، إِنَّمَا ذَكَرُوا الْحَتَّ، وَالْقَرْصَ بِالْمَاءِ، ثُمَّ الصَّلَاةَ فِيهِ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ: وَحُتِّيهِ، ثُمَّ اقْرُصِيهِ بِالْمَاءِ «لَمْ يَزِدْ عَلَى هَذَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 275: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Hamad bin Zaid mengabarkan kepada kami, Ha’, Ali bin Kasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, Ha, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Yahya bin Said menceritakan kepada kami, Ha, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Ha, Yunus bin Abd Al A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami sesungguhnya Malik menceritakan kepada mereka. Mereka semua dari Hisyam bin Urwah, Ha’, Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Abdullah Al Mukharrami menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami, dari Fathimah bin Al Mundziri, dari Asma' binti Abu Bakar bahwa, Seorang wanita pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai darah haid yang mengenai pakaian, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Keriklah, kemudian gosoklah dengan air, lalu bilaslah". 391 Ini adalah hadits Hammad. Di dalam hadits Ibnu Uyainah disebutkan "Kemudian siramlah dan shalatlah di dalamnya (menggunakan kain tersebut)". Di dalam hadits Yahya, "Kemudian bilaslah dan shalatlah di dalamnya (menggunakan kain tersebut)". Para ahli hadits lainnya tidak mengemukakan kata-kata membilas dan menyiram. Mereka hanya mengemukakan kata-kata mengerik dan menggosok dengan air kemudian melaksanakan shalat di atasnya. Hanya saja hadits Waqi' berbunyi: "Dan kerik lalu gosoklah dengan air". (41 -alif) dan Ia tidak menambahkannya.
Hadits No. : 276
صحيح ابن خزيمة ٢٧٦: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ فَاطِمَةَ بِنْتِ الْمُنْذِرِ تُحَدِّثُ، عَنْ جَدَّتِهَا أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ، أَنَّهَا سَمِعَتِ امْرَأَةً تَسْأَلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: إِحْدَانَا إِذَا طَهُرَتْ كَيْفَ تَصْنَعُ بِثِيَابِهَا الَّتِي كَانَتْ تَلْبَسُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنْ رَأَتْ فِيهِ شَيْئًا فَلْتَحُكُّهُ، ثُمَّ لِتَقْرُصْهُ بِشَيْءٍ مِنْ مَاءٍ، وَتَنْضَحُ فِي سَائِرِ الثَّوْبِ مَاءً وَتُصَلِّي فِيهِ» نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ بِهَذَا مِثْلَهُ وَقَالَ: وَقَالَ: «إِنْ رَأَيْتِ فِيهِ دَمًا فَحُكِّيهِ، ثُمَّ اقْرُصِيهِ بِالْمَاءِ، ثُمَّ انْضَحِي سَائِرَهُ، ثُمَّ صَلِّي فِيهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 276: Yahya bin Hakim mengabarkan kepada kami, Umar bin Ali mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Fathimah bin Al Mundziri menceritakan hadits dari neneknya; Asma' binti Abu Bakar, Sesungguhnya ia mendengar seorang wanita bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu ia berkata: "Salah seorang wanita dari kami apabila telah suci, apa yang ia lakukan dengan pakaian yang ia kenakan?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila ia melihat sesuatu di dalamnya, maka keriklah lalu gosoklah dengan air dan bilaslah seluruh pakaian dengan air serta shalatlah di dalamnya (menggunakan kain tersebut)". Ibnu Abu Adi mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq dengan hadits sejenis, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila engkau melihat darah di dalamnya, maka kerik lalu gosoklah dengan air, kemudian bilas secara keseluruhan lalu shalatlah di dalamnya (menggunakan kain tersebut)".
Hadits No. : 277
صحيح ابن خزيمة ٢٧٧: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا سُفْيَانُ، عَنْ ثَابِتٍ وَهُوَ الْحَدَّادُ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ دِينَارٍ مَوْلَى أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ دَمِ الْحَيْضِ يُصِيبُ الثَّوْبَ، فَقَالَ: «اغْسِلِيهِ بِالْمَاءِ وَالسِّدْرِ، وَحُكِّيهِ بِضِلْعٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 277: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Tsabit —Ia adalah tukang besi— dari Adi bin Dinar, hamba sahaya Ummu Qais binti Muhshan, dari Ummu Qais binti Muhshan, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai darah haid yang mengenai pakaian. Lalu beliau bersabda, ‘Basuhlah dengan air dan kapur harus serta keriklah dengan tulang’.”393
Hadits No. : 278
صحيح ابن خزيمة ٢٧٨: نا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي سُرَيْجٍ الرَّازِيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو أَحْمَدَ، نا الْمِنْهَالُ بْنُ خَلِيفَةَ، عَنْ خَالِدِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: - أَوْ قِيلَ لَهَا - كَيْفَ كُنْتُنَّ تَصْنَعْنَ بِثِيَابِكُنَّ إِذَا طَمِثْتُنَّ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: «إِنْ كُنَا لَنَطْمِثُ فِي ثِيَابِنَا، وَفِي دُرُوعِنَا فَمَا نَغْسِلُ مِنْهَا إِلَّا أَثَرَ مَا أَصَابَهُ الدَّمُ، وَإِنَّ الْخَادِمَ مِنْ خَدَمِكُمُ الْيَوْمَ لَيَتَفَرَّغُ يَوْمَ طُهُرِهَا لِغَسْلِ ثِيَابِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 278: Ahmad bin Abu Suraij Ar-Razi mengabarkan kepada kami, Al Minhal bin Khalifah mengabarkan kepada kami dari Khalid bin Salamah dari Mujahid dari Umu Salamah. Sesungguhnya Umu Salmah berkata atau dikatakan kepadanya, “Apa yang kalian lakukan dengan pakaian kalian apabila kalian mengalami haid di masa rasulullah SAW?” Umu Salamah menjawab, “Apabila kami haid lalu mengenai pakaian kami dan baju perang kami, maka kami tidak membasuh darinya kecuali bekas bagian yang terkena darah saja. Dan sesungguhnya pembantu dari pembantu-pembantu kalian menghabiskan waktu sucinya untuk mencuci pakaiannya.”394
Hadits No. : 279
صحيح ابن خزيمة ٢٧٩: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنِ الرَّجُلِ يَأْتِي أَهْلَهُ ثم يَلْبَسُ الثَّوْبَ فَيَعْرَقُ فِيهِ نَجِسًا ذَلِكَ؟ فَقَالَتْ: «قَدْ كَانَتِ الْمَرْأَةُ تُعِدُّ خِرْقَةً أَوْ خِرَقًا، فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ مَسَحَ بِهَا الرَّجُلُ الْأَذَى عَنْهُ، وَلَمْ يَرَ أَنَّ ذَلِكَ يُنَجِّسُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 279: Said bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Yahya bin Said dari Al Qasim bin Muhammad, ia berkata, “Aku batanya kepada Aisyah mengenai seorang laki-laki yang berhubungan intim dengan isterinya kemudian ia memakai baju dan berkeringat di dalamnya, apakah keringatnya najis?” Aisyah berkata, “Seorang wanita (41-ba’) hendaknya menyiapkan satu serbet atau beberapa serbet, di mana apabila hal tersebut terjadi, maka laki-laki tersebut mengusap hal yang berbahaya tersebut darinya dan ia tidak melihat bahwa hal tersebut adalah najis.”395
Hadits No. : 28
صحيح ابن خزيمة ٢٨: ثنا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، ثنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْوَاسِطِيَّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ خَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَوْ لَمْ يَخْرُجْ، فَلَا يَخْرُجَنَّ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 28: Abu Bisyr Al Wasithi menceritakan kepada kami, Khalid – maksudnya Ibnu Abdullah Al Wasithi – menceritakan kepada kami dari Suhail, dari ayahnya dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu mendapati sesuatu di dalam perutnya, lalu ia bingung, apakah ada sesuatu yang keluar atau tidak, maka jangan sekali-kali ia keluar (dari shalatnya) hingga mendengar suara atau mencium bau." 120
Hadits No. : 280
صحيح ابن خزيمة ٢٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَيْمُونٍ الْمَكِّيُّ، نا الْوَلِيدُ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنِي الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: «تَتَّخِذُ الْمَرْأَةُ الْخِرْقَةَ، فَإِذَا فَرَغَ زَوْجُهَا ناوَلَتْهُ فَيَمْسَحُ عَنْهُ الْأَذَى، وَمَسَحَتْ عَنْهَا ثُمَّ صَلَّيَا فِي ثَوْبَيْهِمَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 280: Muhammad bin Maimun Al Makki menceritakan kepada kami, Al Walid —maksudnya adalah Ibnu Muslim— mengabarkan kepada kami, Al Auza’i menceritakan kepadaku, Abdurrahman bin Al Qasim menceritakan kepadaku, dari ayahnya; Al Qasim bin Muhammad, dari Aisyah; isteri Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Seorang wanita hendaknya mengambil kain serbet, apabila suaminya selesai berhubungan intim, maka ia memberikan serbet tersebut kepadanya lalu suaminya mengusap hal yang berbahaya dan ia pun mengusapnya, lalu keduanya melaksanakan shalat dengan baju yang dikenakan.”
Hadits No. : 281
صحيح ابن خزيمة ٢٨١: نا يُونُسُ بْنُ مُعَاذٍ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي الثَّقَفِيَّ، نا أَيُّوبُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ عَلَى أُمِّ فُلَانٍ فَتَبْسُطُ لَهُ نِطَعًا، فَيَقِيلُ عَلَيْهِ، فَتَأْخُذُ مِنْ عَرَقِهِ فَتَجْعَلُهُ فِي طِيبِهَا» نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بِمِثْلِهِ، وَقَالَ: يَدْخُلُ عَلَى أُمِّ سُلَيْمٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 281: Yunus bin Muadz mengabarkan kepada kami, Abdul Wahab —maksudnya adalah Ats-Tsaqafi— Ayyub telah mengabarkan kepada kami dari Anas bin Sirin dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menemui Umi fulan, lalu ia (wanita tersebut) membentangkan nitha'an (karpet dari kulit) lalu Nabi qailullah (tidur sesaat pada siang hari) diatasnya, dan ia mengambil keringat beliau dan menjadikannya sebagai minyak wanginya. 397 Muhammad bin Walid mengabarkan kepada kami, Abdul Wahab mengabarkan kepada kami dengan hadits semisal. la berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menenui Ummu Sulaim.”
Hadits No. : 282
صحيح ابن خزيمة ٢٨٢: نا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ، نا أَسَدٌ يَعْنِي ابْنَ مُوسَى، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ تَمَّامٍ الْمِصْرِيُّ، نا عَلِيُّ بْنُ مَعْبَدٍ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ قَابُوسَ بْنِ الْمُخَارِقِ، عَنْ لُبَابَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ قَالَتْ: بَالَ الْحُسَيْنُ فِي حِجْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: هَاتِ ثَوْبَكَ هَاتِ أَغْسِلْهُ، فَقَالَ: «إِنَّمَا يُغْسَلُ بَوْلُ الْأُنْثَى، وَيُنْضَحُ بَوْلُ الذَّكَرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 282: Nashr bin Marzuq mengabarkan kepada kami, Asad —maksudnya adalah Ibnu Musa— mengabarkan kepada kami, Ha, Muhammad bin Amr bin Tamam Al Mishri menceritakan kepada kami, Ali bin Ma'bad menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abu Ahwash menceritakan kepada kami dari Simak dari Qabus bin Al Makhariq, dari Lubabah binti Al Harits, ia berkata: Husain pernah membuang air seni di kamar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku katakan: "Berikanlah pakaianmu, berikanlah! Aku akan mencucinya". Lalu beliau bersabda: "Air seni bayi perempuan harus dicuci dan air seni laki-laki cukup disiram".
Hadits No. : 283
صحيح ابن خزيمة ٢٨٣: نا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ الْعَنْبَرِيُّ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، نا يَحْيَى بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنِي مُحِلُّ بْنُ خَلِيفَةَ الطَّائِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو السَّمْحِ قَالَ: كُنْتُ خَادِمَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجِيءَ بِالْحَسَنِ، أَوِ الْحُسَيْنِ فَبَالَ عَلَى صَدْرِهِ، فَأَرَادُوا أَنْ يَغْسِلُوهُ، فَقَالَ: «رُشُّوهُ رَشًّا؛ فَإِنَّهُ يُغْسَلُ بَوْلُ الْجَارِيَةِ، وَيُرَشُّ بَوْلُ الْغُلَامِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 283: Al Abbas bin Abdul Adzim Al Ambari mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Yahya bin Al Walid mengabarkan kepada kami, Muhil bin Khalifah bin Ath-Tha'i menceritakan kepadaku, Abu As-Samh menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku pernah menjadi pembantu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau didatangi Hasan —atau Husain— kemudian ia membuang air seni di dada beliau. Para sahabat ingin mencucinya, namun beliau bersabda: "Siramlah, karena air seni anak perempuan harus dicuci sementara air seni anak laki-laki cukup disiram". 398
Hadits No. : 284
صحيح ابن خزيمة ٢٨٤: نا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي حَرْبِ بْنِ أَبِي الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي بَوْلِ الْمُرْضَعِ: «يُنْضَحُ بَوْلُ الْغُلَامِ، وَيُغْسَلُ بَوْلُ الْجَارِيَةِ» نا أَبُو مُوسَى بِمِثْلِهِ , وَزَادَ: قَالَ قَتَادَةُ: «هَذَا مَا لَمْ يَطْعَمَا الطَّعَامَ , فَإِذَا طَعِمَا غُسِلَا جَمِيعًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 284: Bundar mengabarkan kepada kami, Muadz bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ubai dari Qatadah dari Abu Harb bin Abui Aswad menceritakan kepadaku dari ayahnya dari Ali bin Abu Thalib, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda berkenaan dengan air seni bayi yang masih menyusui: "Air seni anak laki-laki cukup disiram dan air seni bayi perempuan harus dicuci". 399 Abu Musa juga mengabarkan hadits yang sama dan ia menambahkan; Qatadah berkata, “Hal ini selagi keduanya belum mengkonsumsi makanan, apabila keduanya sudah mengkonsumsi makanan, maka keduanya harus dicuci."
Hadits No. : 285
صحيح ابن خزيمة ٢٨٥: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ الْأَسَدِيَّةِ قَالَتْ: «دَخَلْتُ بِابْنٍ صَبِيٍّ لِي لَمْ يَأْكُلِ الطَّعَامَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَرَشَّهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 285: Said bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Ubaidullah bin Abdulah bin Atabah dari Ummu Qais binti Mihshan Al Asadiyah, ia berkata, "Aku pernah membawa anak iaki-Iakiku yang belum mengkonsumsi makanan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian ia buang air seni dan mengenai beliau, lalu beliau memerintahkan untuk mengambil air dan menyiramkannya."400
Hadits No. : 286
صحيح ابن خزيمة ٢٨٦: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ الْأَسَدِيَّةِ أَنَّهَا جَاءَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِابْنٍ لَهَا صَغِيرٍ لَمْ يَأْكُلِ الطَّعَامَ، فَأَجْلَسَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حِجْرِهِ، فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَاءٍ فَنَضَحَهُ، وَلَمْ يَغْسِلْهُ " نا يُونُسُ مَرَّةً قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي مَالِكٌ، وَاللَّيْثُ، وَعَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، وَيُونُسُ، أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ حَدَّثَهُمْ بِمِثْلِهِ سَوَاءً الْإِسْنَادُ وَالْمَتْنُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 286: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu Syihab mengabarkan kepada mereka, dari Ubaidullah bin Abdullah bin Atabah dari Umu Qais bin Muhshan Al Asadiyah: Sesungguhnya Umu Qais datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa anak laki-lakinya yang masih kecil yang belum mengkonsumsi makanan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendudukkannya di kamar kemudian anak kecil tersebut membuang air seni. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengambil air lalu ia menyiramkannya dan tidak mencucinya. 401 Yunus pernah sekali mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepadaku, Malik, Al-Laits, Amr bin Al Harits dan Yunus menceritakan kepadaku bahwa Ibnu Syihab berkata: Ia menceritakan hadits kepada mereka persis sama, baik sanad dan matan-nya.
Hadits No. : 287
صحيح ابن خزيمة ٢٨٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ مُفَضَّلٍ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَيْمُونٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنُ كُرَيْبٍ، نا ابْنُ مُبَارَكٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمُخَرَّمِيُّ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أنا عَمْرُو بْنُ مَيْمُونٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ عَائِشَةَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَصَابَ ثَوْبَهُ مَنِيُّ غَسَلَهُ، ثُمَّ يَخْرُجُ إِلَى الصَّلَاةِ وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى بُقْعَةٍ مِنْ أَثَرِ الْغَسْلِ فِي ثَوْبِهِ» هَذَا لَفْظُ الصَّنْعَانِيِّ، وَفِي حَدِيثِ ابْنِ الْمُبَارَكِ قَالَتْ: «كُنْتُ أَغْسِلُ ثَوْبَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمَنِيِّ، فَيَخْرُجُ وَفِي ثَوْبِهِ أَثَرُ الْمَاءِ» . وَفِي حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ هَارُونَ قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ يَسَارٍ، أَخْبَرَتْنِي عَائِشَةُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 287: Muhammad bin Abdullah Ash-Shan’an mengabarkan kepadaku, Bisyr —maksudnya adalah Ibnu Mufadhal— mengabarkan kepadaku, Amr bin Ma’mun menceritakan kepada kami, Ha Muhammad bin Al A'la bin Kuraib menceritakan kepada kami, Ibnu Mubarak mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Ma’mun, Ha. Muhammad bin Abdullah Al Makharrami menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami dari Sulaiman bin Yasar dari Aisyah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila pakaiannya terkena mani, maka beliau mencucinya, lalu keluar untuk melaksanakan shalat dan aku melihat noda bekas cucian dipakaiannya. 402 Ini adalah redaksi hadits Ash-Shan’ani. Adapun di dalam hadits Ibnul Mubarak, Aisyah berkata: Aku mencuci pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari mani lalu beliau keluar, sementara di pakaiannya terdapat bekas air". Di dalam hadits Yazid bin Harun, ia berkata, “Sulaiman bin Yasar menceritakan kepada kami, Aisyah menceritakan kepadaku.”
Hadits No. : 288
صحيح ابن خزيمة ٢٨٨: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَعَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ: عَبْدُ الْجَبَّارِ قَالَ: حَدَّثَنَا مَنْصُورٌ - وَقَالَ سَعِيدٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامٍ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا زِيَادٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْبَكَّائِيَّ، نا مَنْصُورٌ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا ابْنُ نُمَيْرٍ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، كُلُّهُمْ عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامٍ، ح وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامٍ، ح وَحَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ الْمِصْرِيُّ، نا أَسَدٌ يَعْنِي ابْنَ مُوسَى، نا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى بْنِ زَيْدٍ اللَّخْمِيُّ التِّنِّيسِيُّ، نا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنِ الْقَاسِمِ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ الْقُرَشِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ عَنْ أَبِي مَعْشَرٍ، عَنِ النَّخَعِيِّ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا يَعْلَى، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا يَعْلَى، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامٍ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، حَدَّثَنِي أَبِي، نا مَهْدِيُّ وَهُوَ ابْنُ مَيْمُونٍ، عَنْ وَاصِلٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُسَدَّدٌ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ مِقْسَمٍ، وَحَمَّادِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا الْخَضِرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ شُجَاعٍ، وَابْنُ الطَّبَّاعِ قَالَا: أَخْبَرَنَا هَاشِمٌ، أنا الْمُغِيرَةُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، ح وَنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو الْوَلِيدِ، نا حَمَّادٌ - يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ -، عَنْ حَمَّادٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، ح وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا عَبْدَةُ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي مَعْشَرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ خَالِدٍ وَهُوَ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي مَعْشَرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، وَالْأَسْوَدِ، ح وَنا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ، حَدَّثَنَا أَسَدٌ قَالَ: نا الْمَسْعُودِيُّ، عَنِ الْحَكَمِ، وَحَمَّادٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو دَاوُدَ، نا الْمَسْعُودِيُّ، عَنْ حَمَّادٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ، ح وَنا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، نا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، وَنا أَبُو هَاشِمٍ الرُّمَّانِيُّ، عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ لَاحِقِ بْنِ حُمَيْدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ، ح وَحَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ الْمِصْرِيُّ، نا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، نا قَزْعَةُ بْنُ سُوَيْدٍ، نا حُمَيْدٌ الْأَعْرَجُ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا هَانِئُ بْنُ يَحْيَى، نا قَزْعَةُ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، وَحُمَيْدٍ الْأَعْرَجِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا قَزْعَةُ وَهُوَ ابْنُ سُوَيْدٍ، حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ، عَنْ مُجَاهِدٍ، وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو دَاوُدَ، وَحَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ مَنْصُورٍ، أنا الْقَاسِمُ، وَنا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، نا زَيْدٌ يَعْنِي ابْنَ أَبِي الزَّرْقَاءِ، عَنْ جَعْفَرٍ وَهُوَ ابْنُ بُرْقَانَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا حُسْنُ بْنُ الرَّبِيعِ، نا أَبُو الْأَحْوَصِ، حَدَّثَنَا شَبِيبُ بْنُ غَرْقَدَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شِهَابٍ الْخَوْلَانِيِّ كُلُّ هَؤُلَاءِ، عَنْ عَائِشَةَ، «أَنَّهَا كَانَتْ تَفْرُكُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» مِنْهُمْ مَنِ اخْتَصَرَ الْحَدِيثَ، وَمِنْهُمْ مَنْ ذَكَرَ نُزُولَ الضَّيْفِ بِهَا وَغَسْلُهُ مَلْحَفَتَهَا، وَقَوْلُهَا: وَقَدْ رَأَيْتُنِي وَأَنَا أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 288: Said bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Abdul Jabar bin Al A'la mengabarkan kepada kami keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami —Abdul Jabar berkata— ia berkata, Manshur menceritakan kepada kami, Said berkata dari Manshur dari Ibrahim dari Hammam, Ha’. Abu Hasyim Ziad bin Ayub menceritakan kepada kami, Ziad —maksudnya adalah Ibnu Abdullah Al Bakka'i— menceritakan kepada kami, Manshur dari Ibrahim, dari Hammam menceritakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Ha’, Abdullah bin Said Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Numair menceritakan kepada kami, Ha, Bandar menceritakan kepada kami, Yahya bin Said menceritakan kepada kami semuanya berasal dari Al A'masy dari Ibrahim dari Hammam, Ha, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa —maksudnya adalah Ibnu Yunus— menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Ibrahim, dari Hammam, Ha, Nashr bin Marzuq (42- ba') Al Mishri menceritakan kepada kami, Asad —maksudnya Ibnu Musa— menceritakan kepada kami, Syu’bah dari Al Hakam, dari Ibrahim, dari Hammam bin Al Harits menceritakan kepada kami, Ha Ahmad bin Isa bin Zaid Al-Lakhmi dan At-Tinnisi menceritakan kepada kami, Amr bin Abu Salam ah menceritakan kepada kami, dari Al Auza’i, dari Yahya bin Said Al Anshari, dari Al Qasim, Ha, Muhammad bin Al Walid Al Qarsyi menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami, Hisyam bin Hassan menceritakan kepada kami dari Abu Ma’syur dari An-Nakha'i, dari Al Aswad bin Yazid, Ha, Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Ya’la menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami dari Ibrahim dari Al Aswad, Ha Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ya’la menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Ibrahim, dari Hammam, Abdul Warits bin Abdush-Shamad menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku, Mahdi —Ia adalah Ibnu Maimun— menceritakan kepadaku dari Washil dari Ibrahim dari Al Aswad, Ha Muhammad Yahya menceritakan kepadaku, Musaddad menceritakan kepada kami, Abu A wan ah dari Al Mughirah bin Muqsim dan Hamad bin Abu Sulaiman, dari Ibrahim dari Al Aswad, Ha, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Al Khidhir bin Muhammad bin Syuja’ menceritakan kepada kami dan Ibnu Ath-Thaba', keduanya berkata, Hasyim menceritakan kepada kami, Al Mughirah menceritakan kepada kami, dari Ibrahim, dari Al Aswad, Ha, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abui Walid menceritakan kepada kami, Hamad menceritakan kepada kami —maksudnya adalah Ibnu Salamah— dari Hamad —ia adalah Ibnu Abu Sulaiman— dari Ibrahim, dari Al Aswad Ha, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Adi dari Said bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, Ha, Harun bin Abu Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami, dari Said, dari Abu Ma’syar, dari Ibrahim, dari Al Aswad, Ha, Abu Basyar Al Wasithi menceritakan kepada kami, Khalid —maksudnya Ibnu Abdullah— menceritakan kepada kami, dari khalid, yaitu Al Hadza' dari Abu Ma’syar dari Ibrahim dari Alqamah dan Al Aswad, Ha,Nashr bin Marzuq menceritakan kepada kami. As'ad menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Mas’udi menceritakan kepada kami dari Al Hakam dan Hamad dari Ibrahim dari Hammam bin Al Harits, Ha Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Al Mas’udi menceritakan kepada kami dari Hamad dari Ibrahim dari Hamam bin Al Harits, Ha, Basyar bin Muadz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Hamad bin Zaid menceritakan kepada kami, Abu Hasyim Ar-Rummani menceritakan kepada kami dari Abu Mijlaz Lahiq bin Humaid dari Abdullah bin Al Harits bin Naufal, Ha, Nashr bin Marzuq Al Mishri menceritakan kepada kami, As'ad bin Musa menceritakan kepada kami, Qaz’ah bin Suwaid menceritakan kepada kami, Humaid Al A'raj dan Abdullah bin Abu Najih menceritakan kepada kami, dari Mujahid, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Hani' bin Yahya menceritakan kepada kami, Qaza’ah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abu Najih dan Humaid Al A'raj dari Mujahid, Ha, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Qaza’ah —yaitu Ibnu Suwaid— menceritakan kepada kami, Humaid menceritakan kepada kami, dari Mujahid, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Ibad bin Manshur menceritakan kepada kami, Al Qasim menceritakan kepada kami, Ali bin Sahi Ar-Ramli menceritakan kepada kami Zaid —maksudnya Ibnu Abu Zarqa—menceritakan kepada kami, dari Ja’far —ia adalah Ibnu Burqan— dari Az-Zuhri dari Urwah, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Hasan bin Ar-Rabi’ menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami, Syubaib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Syihab Al Khaulani, semuanya berasal dari 'Aisyah: Sesungguhnya Aisyah pernah mengerik mani dari pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Di antara para ulama hadits terdapat ulama yang meringkas hadits, ada yang menyebutkan bahwa 'Aisyah pernah kedatangan tamu lalu tamu tersebut mencuci selimutnya. 'Aisyah lalu berkata: "Engkau telah melihatku saat aku sedang mengerik pakaian Rasulullah". 403
Hadits No. : 289
صحيح ابن خزيمة ٢٨٩: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ يَحْيَى بْنِ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ أَبِيهِ سَلَمَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «لَقَدْ كُنْتُ آخُذُ الْجَنَابَةَ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحَصَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 289: Ibrahim bin Ismail bin Yahya bin Salmah bin Kuhail menceritakan kepada kami Ayahku menceritakan kepadaku dari ayahnya; Salamah, dari Ibrahim dari Al Aswad dari 'Aisyah, ia berkata: Aku sungguh pernah mengambil junub (mani) dari pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, —lalu (mengeriknya)— dengan batu kerikil. 404 405
Hadits No. : 29
صحيح ابن خزيمة ٢٩: ثنا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي عِيَاضٌ، أَنَّهُ سَأَلَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ فَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الْقُرَشِيُّ، ثنا وَكِيعٌ، ثنا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَيَقُولُ: إِنَّكَ قَدْ أَحْدَثْتَ، فَلْيَقُلْ: كَذَبْتَ إِلَّا مَا وَجَدَ رِيحَهُ بِأَنْفِهِ، أَوْ سَمِعَ صَوْتَهُ بِأُذُنِهِ «هَذَا لَفْظُ وَكِيعٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَوْلُهُ: فَلْيَقُلْ كَذَبْتَ أَرَادَ فَلْيَقُلْ كَذَبْتَ بِضَمِيرِهِ لَا يَنْطِقُ بِلِسَانِهِ، إِذِ الْمُصَلِّي غَيْرُ جَائِزٍ لَهُ أَنْ يَقُولَ كَذَبْتَ نُطْقًا بِلِسَانِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 29: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Yahya bin Abu Katsir, Iyadh menceritakan kepadaku, bahwa ia bertanya kepada Abu Sa’id Al Khudri, lalu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Sullam bin Junadah Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Ali bin Al Mubarak menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Iyadh bin Hilal, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya syetan datang kepada salah seorang di antara kamu dalam shalatnya, lalu syetan berkata: 'Sungguh kamu telah berhadats'. Maka ucapkanlah: 'Kamu berdusta, kecuali bau —buang angin— yang tercium hidungnya atau suara —buang angin— yang didengar telinganya." Ini adalah redaksi Waki’. 121 Abu Bakar berkata: Sabda beliau: "Maka ucapkanlah: 'Kamu berdusta'." Maksudnya di ucapkan dengan hatinya, "Kamu berdusta", tidak di ucapkan dengan mulutnya, karena seseorang yang shalat tidak boleh mengucapkan, "Kamu berdusta." Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Dha'if, Berkata di Dalam At Taqrib: Iyadh bin Hilal Tidak di Kenal (Majhul). Tapi Ia Memiliki Penyerta Yang di Keluarkan Ahmad Dari Jalur Ali bin Zaid Dari Abu Nadhrah Dari Abu Sa'id, Akan Tetapi Ia Penguat Yang Kurang, di Dalamnya Tidak Ada Kalimat: "Maka Ucapkanlah: Kamu Berdusta." Bersamaan Dengan Dha'ifnya Ali bin Zaid Yakni Ibnu Jad'an.,
Hadits No. : 290
صحيح ابن خزيمة ٢٩٠: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا إِسْحَاقُ يَعْنِي الْأَزْرَقَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ قَيْسٍ، عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ، عَنْ عَائِشَةَ، «أَنَّهَا كَانَتْ تَحُتُّ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 290: Al Hasan bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Ishaq mengabarkan kepada kami —maksudnya adalah Al Azraq—, Muhammad bin Qais mengabarkan kepada kami, dari Maharib bin Ditsar dari 'Aisyah: Sesungguhnya 'Aisyah pernah menggaruk mani dari pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara beliau sedang shalat. 406
Hadits No. : 291
صحيح ابن خزيمة ٢٩١: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبَّانَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ عُبَيْدِ بْنِ السَّبَّاقِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ قَالَ: كُنْتُ أَلْقَى مِنَ الْمَذْيِ شِدَّةً وَعَناءً، وَكُنْتُ أُكْثِرُ الِاغْتِسَالَ مِنْهُ، فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: «إِنَّمَا يُجْزِيكَ الْوُضُوءُ» . قُلْتُ: فَكَيْفَ بِمَا يُصِيبُ ثَوْبِي مِنْهُ؟ قَالَ: «يَكْفِيكَ أَنْ تَأْخُذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ تَنْضَحُ بِهِ مِنْ ثَوْبِكَ حَيْثُ تَرَى أَنَّهُ أَصَابَ» وَقَالَ ابْنُ أَبَانَ قَالَ: حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ عُبَيْدِ بْنِ السَّبَّاقِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " حَدِيثُ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّهُ سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنِ الْمَذْيِ قَالَ: «فِيهِ الْوُضُوءُ» . قُلْتُ أَرَأَيْتَ بِمَا يُصِيبُ ثِيَابَنَا؟ قَالَ: «يَكْفِيكَ أَنْ تَأْخُذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَتَنْضَحَ بِهِ ثَوْبَكَ حَيْثُ تَرَى أَنَّهُ أَصَابَ» قَدْ أَمْلَيْتُهُ قَبْلَ أَبْوَابِ الْمَذْيِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 291: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Aban menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Adi dari Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Said bin Ubaid bin As-Sibaq mengabarkan kepadaku dari ayahnya dari Sahi bin Hunaif, ia berkata, “Aku pernah berusaha keras menghilangkan madzi yang sulit untuk dihilangkan dan aku adalah orang yang selalu mandi darinya. Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai hal tersebut. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnyaberwudhu adalah cukup bagimu." Lalu aku katakan, “Bagaimana dengan pakaian yang terkena olehnya?” Nabi berkata, “ Cukup bagimu mengambil segenggam air lalu dengannya kamu siramkan pada bagian pakaianmu yang kamu lihat terkena madzi.407 Ibnu Abban berkata, Said bin Ubaid bin As-Sibaq menceritakan kepadaku, Abu bakar berkata, Hadits Sahi bin Hanif: Bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai madzi. Nabi lalu bersabda, “Pada masalah tersebut diwajibkan berwudhu” Aku katakan, “Bagaimana pendapatmu dengan madzi yang mengenai pakaian kita?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Cukup bagimu mengambil segenggam air lalu kamu siramkan pada bagian pakaianmu yang kamu lihat terkena madzi.” Aku sudah menulisnya sebelum bab-bab tentang madzi.
Hadits No. : 292
صحيح ابن خزيمة ٢٩٢: نا الْحَسَنُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَنْصُورٍ الْأَنْطَاكِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا وَطِئَ أَحَدُكُمُ الْأَذَى بِخُفِّهِ أَوْ نَعْلِهِ فَطَهُورُهُمَا التُّرَابُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «خَبَرُ أَبِي نَصْرٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ فِي قِصَّةِ النَّعْلَيْنِ مِنْ هَذَا الْبَابِ قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 292: Al Hasan bin Abdullah bin Manshur Al Anthaki mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Katsir mengabarkan kepada kami, dari Al Auza’i, dari Muhammad bin Ajian, dari Said Al Maqburi [dari ayahnya], dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian menginjak kotoran dengan khuf atau sandal, maka mensucikan keduanya adalah dengan debu.”408 Abu Bakar berkata, “Hadits Abu Nashr dari Abu Said dalam kisah dua sandal diambil dari bab ini. Aku telah meriwayatkannya dalam masalah shalat.”
Hadits No. : 293
صحيح ابن خزيمة ٢٩٣: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، وَنا بَهْزٌ يَعْنِي ابْنَ أَسَدٍ الْعَمِّيَّ، نا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، نا إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ عَمِّهِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا فِي الْمَسْجِدِ وَأَصْحَابُهُ مَعَهُ إِذْ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ، فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ، فَقَالَ أَصْحَابُهُ: مَهْ مَهْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ: «لَا تُزْرِمُوهُ دَعُوهُ» ، ثُمَّ دَعَاهُ، فَقَالَ: «إِنَّ هَذَا الْمَسْجِدَ لَا يَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنَ الْقَذَرِ وَالْبَوْلِ - أَوْ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِنَّمَا هُوَ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ، وَذِكْرِ اللَّهِ، وَالصَّلَاةِ» ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ مِنَ الْقَوْمِ: «قُمْ فَأْتِنَا بِدَلْوٍ مِنَ الْمَاءِ فَشُنَّهُ عَلَيْهِ» فَأَتَى بِدَلْوٍ مِنْ مَاءٍ فَشَنَّهُ عَلَيْهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 293: Abdullah bin Hasyim mengabarkan kepada kami, Bahz mengabarkan kepada kami —yaitu Ibnu Asad Al Ammi— Ikrimah bin Ammar mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah mengabarkan kepada kami, dari pamannya, Anas bin Malik, ia berkata: Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang duduk di masjid, sementara para sahabat bersamanya. Tiba-tiba ada seorang Arab Badui membuang air seni di masjid. Para sahabat berkata: "Hai! Hai!" Nabi berkata kepada para sahabatnya: "Janganlah kalian menghardiknya, biarkanlah!" Kemudian beliau memanggilnya, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya masjid ini tidak layak untuk kotoran dan air seni —atau sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam— Sesungguhnya masjid untuk membaca Al Qur'an, berdzikir kepada Allah dan melaksanakan Shalat". (43-ba’) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada salah seorang dari kaum: "Bangunlah dan ambilkan kami seember air lalu siramlah". Lalu ia mengambil seember air kemudian menyiramkannya. 409
Hadits No. : 294
صحيح ابن خزيمة ٢٩٤: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا مُعَاذٌ يَعْنِي ابْنَ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيَّ، نا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ الْيَمَامِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَيْرٍ اللَّيْثِيُّ قَالَ: قَالَتْ عَائِشَةُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْلُتُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِهِ بِعِرْقِ الْإِذْخِرِ، ثُمَّ يُصَلِّي فِيهِ وَيَحُتُّهُ مِنْ ثَوْبِهِ يَابِسًا، ثُمَّ يُصَلِّي فِيهِ» نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو الْوَلِيدِ، نا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ بِمِثْلِهِ , غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ: بِعِرْقِ الْإذْخِرِ عَنْ ثَوْبِهِ وَيُصَلِّي فِيهِ قَالَتْ: وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبْصِرُهُ جَافًّا فَيَحُتُّهُ وَيُصَلِّي فِيهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 294: Al Hasan bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Muadz mengabarkan kepada kami —maksudnya Muadz Al Ambari— Ikrimah bin Ammar Al Yamami mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ubaidullah bin Umair Al-Laits mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghilangkan mani dari pakaiannya dengan getah idkhir, kemudian beliau shalat dengannya dan mengeriknya dari pakaiannya dalam keadaan kering kemudian beliau shalat di dalamnya (menggunakan pakaian tersebut).”410 Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abu Al Walid mengabarkan kepada kami, Ikrimah bin Ammar mengabarkan kepada kami dengan redaksi yang sama hanya saja dikatakan, "Dengan getah idkhlr dari pakaiannya dan melaksanakan shalat di dalamnya (menggunakan pakaian tersebut)." Aisyah berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihatnya kering, lalu beliau mengeriknya dan melaksanakan shalat dengannya."
Hadits No. : 295
صحيح ابن خزيمة ٢٩٥: نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ يَحْيَى، نا أَبُو قُتَيْبَةَ، نا عِكْرِمَةُ وَهُوَ ابْنُ عَمَّارٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى الْجَنَابَةَ فِي ثَوْبِهِ جَافَّةً فَحَتَّهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 295: Muhammad —maksudnya adalah Ibnu Yahya— mengabarkan kepada kami, Abu Qutaibah mengabarkan kepada kami, Dcrimah mengabarkan kepada kami —ia adalah Ibnu Umar— Abdullah mengabarkan kepada kami —ia adalah Ibnu Ubaid bin Umair— dari Aisyah, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melihat bekas junub (mani) dipakaiannya dalam keadaan kering, maka beliau mengeriknya.”411
Hadits No. : 296
صحيح ابن خزيمة ٢٩٦: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، نا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا بَالَ فِي الْمَسْجِدِ، فَوَثَبَ إِلَيْهِ بَعْضُ الْقَوْمِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُزْرِمُوهُ» ثُمَّ دَعَا بِدَلْوٍ مِنْ مَاءٍ فَصَبَّهُ عَلَيْهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 296: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Hamad —Maksudnya adalah Ibnu Zaid— mengabarkan kepada kami Tsabit mengabarkan kepada kami dari Anas: Sesungguhnya seorang Arab Badui membuang air seni di masjid, lalu sebagian kaum melompat —untuk mencegahnya— lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menghardiknya." Kemudian beliau memerintahkan mengambil seember air lalu beliau menuangkannya.412
Hadits No. : 297
صحيح ابن خزيمة ٢٩٧: نا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْيَحْمَدِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ أَخْبَرَهُ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا بَالَ فِي الْمَسْجِدِ، فَثَارَ النَّاسُ إِلَيْهِ لِيَمْنَعُوهُ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعُوهُ، أَهْرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ، أَوْ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ، وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 297: Atabah bin Abdullah Al Yahmadi mengabarkan kepada kami, Ibnu Al Mubarak mengabarkan kepada kami, Yunus dari Az-Zuhri mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ubaidullah bin Abdullah bin Atabah mengabarkan kepadaku, bahwa Abu Hurairah mengabarkan tentang hadits, “Sesungguhnya ada orang Arab Badui membuang air kecil di masjid, lalu para sahabat berlari untuk melarangnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada mereka, “Tinggalkanlah ia, Alirkanlah seember air pada air seninya —atau tuangkanlah air—, sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah dan kalian tidak diutus untuk mempersulit.”413
Hadits No. : 298
صحيح ابن خزيمة ٢٩٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: حَفِظْتُهُ مِنَ الزُّهْرِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي سَعِيدٌ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح وَحَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ الْجَزَرِيِّ، نا إِبْرَاهِيمُ يَعْنِي ابْنَ صَدَقَةَ قَالَ: نا سُفْيَانُ وَهُوَ ابْنُ حُصَيْنٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح وَحَدَّثَنَا الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، فَذَكَرُوا الْحَدِيثَ، وَفِي حَدِيثِ سُفْيَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: «إِنَّ فِي دِينِكُمْ يُسْرًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 298: Abdul Jabar Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku menghafalnya dari Az-Zuhri, ia berkata, Sa'id mengabarkan kepadaku, dari Abu Hurairah, Ha’, Al Fadl bin Ya’qub bin Al Jazari menceritakan kepadaku, Ibrahim —Maksudnya adalah Ibnu Shadaqah— menceritakan kepadaku ia berkata, Sufyan menceritakan kepada kami —ia adalah Ibnu Husain— dari Az-Zuhri, dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah, Ha’, Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Sa'id dari Abu Hurairah, lalu mereka menyebutkan hadits. Di dalam hadits Sufyan bin Hushain, ia berkata: "Sesungguhnya di dalam agama kalian terdapat kemudahan". 414
Hadits No. : 299
صحيح ابن خزيمة ٢٩٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُزَيْرٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ بْنَ رَوْحٍ حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ، أَنَّ مَيْمُونَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصْبَحَ ذَاتَ يَوْمٍ وَهُوَ وَاجِمٌ يُنْكَرُ مَا يُرَى مِنْهُ، فَسَأَلْتُهُ عَمَّا أَنْكَرْتُ مِنْهُ، فَقَالَ لَهَا: «وَعَدَنِي جِبْرِيلُ أَنْ يَلْقَانِي اللَّيْلَةَ، فَلَمْ أَرَهُ أَمَا وَاللَّهِ مَا أَخْلَفَنِي» قَالَتْ مَيْمُونَةُ: وَكَانَ «فِي بَيْتِي جَرْوٌ كَلْبٌ تَحْتَ نَضَدٍ لَنَا، فَأَخْرَجَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ نَضَحَ مَكَانَهُ بِالْمَاءِ بِيَدِهِ» ، فَلَمَّا كَانَ اللَّيْلُ لَقِيَهُ جِبْرِيلُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " وَعَدْتَنِي , ثُمَّ لَمْ أَرَكَ، فَقَالَ جِبْرِيلُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّا لَا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ وَلَا كَلْبٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 299: Muhammad bin Uzair Al-Laits mengabarkan kepada kami, sesungguhnya Salamah bin Rauh menceritakan hadits kepada mereka, dari Uqail, ia berkata, Muhammad bin Muslim menceritakan kepada kami bahwa Ubaidullah bin Abdullah bin Atabah memberitahu bahwa Abdullah bin Abbas mengabarkan kepadanya; sesungguhnya Maimunah; isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mengabarkan hadits, “Sesungguhnya Rasulullah pada suatu pagi pemah termenung. Beliau mengingkari apa yang dipandangnya. Aku kemudian menanyakan sesuatu yang diingkarinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, ‘Jibril telah berjanji kepadaku untuk menemuiku tadi malam, tetapi aku tidak melihatnya. Demi Allah ia tidak pemah mengingkari janji.’ Maimunah berkata, “Dirumahku terdapat seekor anjing yang berada di bawah kursi panjang, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengeluarkan anak anjing tersebut, lalu dengan air beliau membersihkan tempat anak anjing dengan menggunakan tangannya sendiri. Ketika waktu malam tiba, Jibril menemuinya, lalu Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya, ‘Engkau telah berjanji kepadaku tetapi aku tidak melihatmu.’ Jibril berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya kami tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat patung dan anjing’. 415
Hadits No. : 30
صحيح ابن خزيمة ٣٠: ثنا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، ثنا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، عَنِ اللَّيْثِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ رَبِيعَةَ وَهُوَ ابْنُ شُرَحْبِيلَ ابْنِ حَسَنَةٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ يَأْثُرُهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ ابْنِ آدَمَ أَصَابَ مِنَ الزِّنَا لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنُ زِنَاؤُهَا النَّظَرُ، وَالْيَدُ زِنَاؤُهَا اللَّمْسُ، وَالنَّفْسُ تَهْوَى أَوْ تُحَدِّثُ، وَيُصَدِّقُهُ أَوْ يُكَذِّبُهُ الْفَرْجُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَدْ أَعْلَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ اللَّمْسَ قَدْ يَكُونُ بِالْيَدِ قَالَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ: {وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ} [الأنعام: 7] قَدْ عَلَّمَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ أَنَّ اللَّمْسَ قَدْ يَكُونُ بِالْيَدِ، وَكَذَلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا نَهَى عَنْ بَيْعِ اللِّمَاسِ دَلَّهُمْ نَهْيُهُ عَنْ بَيْعِ اللَّمْسِ أَنَّ اللَّمْسَ بِالْيَدِ، وَهُوَ أَنْ يَلْمِسَ الْمُشْتَرِي الثَّوْبَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُقَلِّبَهُ وَيَنْشُرَهُ، وَيَقُولُ عِنْدَ عَقْدِ الشِّرَاءِ إِذَا لَمَسْتُ الثَّوْبَ بِيَدِي فَلَا خِيَارَ لِي بَعْدُ إِذَا نَظَرْتُ إِلَى طُولِ الثَّوْبِ وَعَرْضِهِ أَوْ ظَهَرْتُ مِنْهُ عَلَى عَيْبٍ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَ لِمَاعِزِ بْنِ مَالِكٍ حِينَ أَقَرَّ عِنْدَهُ بِالزِّنَا: لَعَلَّكَ قَبَّلْتَ أَوْ لَمَسْتَ، فَدَلَّتْ هَذِهِ اللَّفْظَةُ عَلَى أَنَّهُ إِنَّمَا أَرَادَ بِقَوْلِهِ: أَوْ لَمَسْتَ غَيْرَ الْجِمَاعِ الْمُوجِبِ لِلْحَدِّ، وَكَذَلِكَ خَبَرُ عَائِشَةَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَلَمْ يَخْتَلِفْ عُلَمَاؤُنَا مِنَ الْحِجَازِيِّينَ وَالْمِصْرِيِّينَ وَالشَّافِعِيُّ، وَأَهْلُ الْأَثَرِ أَنَّ الْقُبْلَةَ وَاللَّمْسَ بِالْيَدِ إِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ الْيَدِ وَبَيْنَ بَدَنِ الْمَرْأَةِ إِذَا لَمِسَهَا حِجَابٌ وَلَا سُتْرَةٌ مِنْ ثَوْبٍ وَلَا غَيْرِهِ أَنَّ ذَلِكَ يُوجِبُ الْوُضُوءَ» غَيْرَ أَنَّ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ كَانَ يَقُولُ: «إِذَا كَانَتِ الْقُبْلَةُ وَاللَّمْسُ بِالْيَدِ لَيْسَ بِقُبْلَةِ شَهْوَةٍ؛ فَإِنَّ ذَلِكَ لَا يُوجِبُ الْوُضُوءَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذِهِ اللَّفْظَةُ وَيُصَدِّقُهُ أَوْ يُكَذِّبُهُ الْفَرَجُ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ فِي كِتَابِ الْإِيمَانِ أَنَّ التَّصْدِيقَ قَدْ يَكُونُ بِبَعْضِ الْجَوَارِحِ لَا كَمَا ادَّعَى مَنْ مَوَّهَ عَلَى بَعْضِ النَّاسِ أَنَّ التَّصْدِيقَ لَا يَكُونُ فِي لُغَةِ الْعَرَبِ إِلَّا بِالْقَلْبِ، قَدْ بَيَّنْتُ هَذِهِ الْمَسْأَلَةَ بِتَمَامِهَا فِي كِتَابِ الْإِيمَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 30: Al Rabi’ bin Sulaiman Al Muradi menceritakan kepada kami, Syu’aib —maksudnya Ibnu Al-Laits— menceritakan kepada kami dari Al-Laits dari Ja’far bin Rabi’ah —Ia adalah Syurahbil bin Hasanah— dari Abdurrahman bin Hurmuz, ia berkata: Abu Hurairah berkata seraya menyebutkan, Dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Setiap keturunan Adam secara pasti pernah berzina. Mata, zinanya adalah memandang, tangan, zinanya adalah menyentuh, nafsu berkeinginan atau bercerita dan kemaluan membenarkan atau mendustakannya."122 Abu Bakar berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberitahukan bahwa menyentuh terkadang menggunakan tangan. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan, kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri.” Allah Azza wa Jalla telah mengajarkan bahwa menyentuh itu terkadang dengan tangan (7-ba'), demikian pula Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sewaktu melarang jual beli jenis al-lams (kesepakatan jual beli dengan cara menyentuh), beliau memberi petunjuk kepada mereka akan larangan jual beli dengan sentuhan, bahwa menyentuh itu dengan tangan, yaitu seorang pembeli menyentuh baju tanpa membolak-balik dan membentangkan baju itu, saat transaksi beli, ia berkata, ‘Bila aku menyentuh baju dengan tanganku, maka aku tidak punya pilihan lain sesudahnya ketika aku memperhatikan panjang dan lebarnya atau aku dapati cacat padanya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ma’iz bin Malik, sewaktu ia mengaku berbuat zina, “Barangkali kamu hanya mengecup atau menyentuh." Kalimat ini menunjukkan bahwa dengan ucapan, “Atau menyentuh”, yang beliau maksudkan bukan bersetubuh yang menyebabkan hukuman had. Demikian pula hadits Aisyah. Abu Bakar berkata, “Para ulama kita, ulama Hijaz, Mesir, Asy- Syafi’i, Ahli hadits tidak berbeda pendapat mengenai masalah mengecup dan menyentuh dengan tangan, bila antara tangan yang menyentuh dengan badan perempuan tidak ada penghalang atau tirai berupa baju atau yang lainnya, hal itu mewajibkan wudhu, hanya saja Malik bin Anas pernah mengatakan, “Bila mengecup dan menyentuh dengan tangan tidak disertai syahwat, hal itu tidak mewajibkan wudhu.” Abu Bakar berkata, “Kalimat 'dan kemaluan membenarkan atau mendustakannya’ Termasuk jenis yang saya beritahukan di dalam pembahasan tentang iman. Pembenaran itu kadang dilakukan oleh sebagian anggota badan, tidak seperti yang diakui ulama yang menyampaikan tidak semestinya kepada sebagian orang, bahwa di dalam bahasa Arab, pembenaran itu hanya dengan hati. Saya telah menjelaskan masalah ini secara lengkap di dalam pembahasan tentang iman.
Hadits No. : 300
صحيح ابن خزيمة ٣٠٠: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُنْقِذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْخَوْلَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ سُوَيْدٍ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ، أَخْبَرَنِي الزُّهْرِيُّ، حَدَّثَنِي حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ عُمَرُ يَقُولُ فِي الْمَسْجِدِ بِأَعْلَى صَوْتِهِ: «اجْتَنِبُوا اللَّغْوَ فِي الْمَسْجِدِ» قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: «كُنْتُ أَبِيتُ فِي الْمَسْجِدِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكُنْتُ فَتًى شَابًّا عَزَبًا، وَكَانَتِ الْكِلَابُ تَبُولُ وَتُقْبِلُ، وَتُدْبِرُ فِي الْمَسْجِدِ، وَلَمْ يَكُونُوا يَرُشُّونَ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «يَعْنِي تَبُولُ خَارِجَ الْمَسْجِدِ، وَتُقْبِلُ وَتُدْبِرُ فِي الْمَسْجِدِ بَعْدَمَا بَالَتْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 300: Ibrahim bin Munqidz bin Abdullah Al Khaulani mengabarkan kepada kami, Ayub bin Suwaid menceritakan kepada kami, Yunus bin Yazid mengabarkan kepada kami, Az-Zuhri mengabarkan kepada kami, Hamzah bin Abdullah bin Umar menceritakan kepadaku, ia berkata bahwa Umar berucap dengan suara lantang di masjid, “Jauhilah hal-hal yang tidak berguna di masjid." Abdullah bin Umar berkata, “Aku pernah bermalam di masjid pada masa Rasulullah di saat aku masih muda dan masih bujang, saat itu terdapat anjing-anjing membuang air seni dan berbolak-balik di masjid, sementara para sahabat —yang saat itu mengetahui— tidak menyiramnya sama sekali.”416 Abu Bakar berkata, “Maksudnya, anjing-anjing tersebut membuang air seninya di luar masjid. Adapun mengenai berbolak-baliknya anjing di dalam masjid adalah setelah membuang air seni.”
Hadits No. : 301
صحيح ابن خزيمة ٣٠١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ رَجُلٍ مِنْ قَوْمِهِ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " بَيْنَمَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ بَيْنَ النَّائِمِ وَالْيَقْظَانِ إِذْ سَمِعْتُ قَائِلًا يَقُولُ: خُذْ بَيْنَ الثَّلَاثَةِ، فَأُوتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ فِيهَا مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ ". قَالَ: «فَشُرِحَ صَدْرِي إِلَى كَذَا وَكَذَا» - قَالَ قَتَادَةُ: قُلْتُ: مَا يَعْنِي بِهِ؟ قَالَ: إِلَى أَسْفَلِ بَطْنِهِ - " فَاسْتُخْرِجَ قَلْبِي، فَغُسِلَ بِمَاءِ زَمْزَمَ، ثُمَّ أُعِيدَ مَكَانَهُ ثُمَّ حُشِيَ إِيمَانًا وَحِكْمَةً، ثُمَّ أُوتِيتُ بِدَابَّةٍ أَبْيَضَ يُقَالُ لَهُ الْبُرَاقُ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ، يَقَعُ خُطَاهُ أَقْصَى طَرْفِهِ، فَحُمِلْتُ عَلَيْهِ ثُمَّ انْطَلَقْتُ حَتَّى أَتَيْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا، وَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ، فَقِيلَ: مِنْ هَذَا؟ قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ: مَنْ مَعَكَ؟ قَالَ: مُحَمَّدٌ، قِيلَ: وَبُعِثَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، فَفُتِحَ لَنَا قَالَ: مَرْحَبًا بِهِ وَلَنِعْمَ الْمَجِيءُ، فَأَتَيْتُ عَلَى آدَمَ، فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ مَنْ هَذَا؟ قَالَ: هَذَا أَبُوكَ آدَمُ، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، فَقَالَ: مَرْحَبًا بِالِابْنِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ ". قَالَ: " ثُمَّ انْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ قِيلَ: مَنْ هَذَا؟ قَالَ: جِبْرِيلُ: قِيلَ: وَمَنْ مَعَكَ؟ قَالَ: مُحَمَّدٌ، قِيلَ: وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، فَفُتِحَ لَنَا قَالَ: مَرْحَبًا بِهِ وَلَنِعْمَ الْمَجِيءُ جَاءَ، فَأَتَيْتُ عَلَى يَحْيَى، وَعِيسَى فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ مَنْ هَذَانِ؟ قَالَ يَحْيَى، وَعِيسَى - قَالَ سَعِيدٌ: إِنِّي حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ فِي حَدِيثِهِ: ابْنَيِ الْخَالَةِ - فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِمَا فَقَالَا: مَرْحَبًا بِالْأَخِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ ". قَالَ: " ثُمَّ انْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى السَّمَاءِ الثَّالِثَةِ، فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ قِيلَ: مَنْ هَذَا؟ قَالَ: جِبْرِيلُ: قِيلَ: وَمَنْ مَعَكَ؟ قَالَ: مُحَمَّدٌ قَالَ: وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: فَفُتِحَ لَنَا، وَقَالَ: مَرْحَبًا بِهِ وَلَنِعْمَ الْمَجِيءُ جَاءَ قَالَ: فَأَتَيْتُ عَلَى يُوسُفَ، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، فَقَالَ: مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ، ثُمَّ انْطَلِقَنا إِلَى السَّمَاءِ الرَّابِعَةِ، فَكَانَ نَحْوٌ مَنْ كَلَامِ جِبْرِيلَ وَكَلَامِهِمْ، فَأَتَيْتُ عَلَى إِدْرِيسَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، فَقَالَ: مَرْحَبًا بِالْأَخِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ، ثُمَّ انْتَهَيْنَا إِلَى السَّمَاءِ الْخَامِسَةِ، فَأَتَيْتُ عَلَى هَارُونَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، فَقَالَ: مَرْحَبًا بِالْأَخِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ، ثُمَّ انْطَلَقْنَا إِلَى السَّمَاءِ السَّادِسَةِ، فَأَتَيْتُ عَلَى مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِينَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْأَخِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِ، فَلَمَّا جَاوَزْتُ بَكَى قَالَ: ثُمَّ رَجَعْتُ إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى، فَحَدَّثَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ نَبْقَهَا مِثْلُ قِلَالِ هَجَرَ وَوَرَقَهَا مِثْلُ آذَانِ الْفِيَلَةِ، وَحَدَّثَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ رَأَى أَرْبَعَةَ أَنْهَارٍ يَخْرُجُ مَنْ أَصْلِهَا نَهْرَانِ ظَاهِرَانِ وَنَهْرَانِ بَاطِنَانِ، فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ مَا هَذِهِ الْأَنْهَارُ؟ قَالَ: أَمَّا النَّهَرَانِ الْبَاطِنانِ، فَنَهْرَانِ فِي الْجَنَّةِ، وَأَمَّا الظَّاهِرَانِ: فَالنِّيلُ وَالْفُرَاتُ، ثُمَّ رُفِعَ لَنَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ، قُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ مَا هَذَا؟ قَالَ: هَذَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ يَدْخُلُهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلِكٍ إِذَا خَرَجُوا مِنْهَا لَمْ يَعُودُوا فِيهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ قَالَ: ثُمَّ أُوتِيتُ بِإِنَاءَيْنِ أَحَدُهُمَا خَمْرٌ، وَالْآخَرُ لَبَنٌ يُعْرَضَانِ عَلَيَّ، فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ، فَقِيلَ: أَصَبْتَ أَصَابَ اللَّهُ بِكَ أُمَّتَكَ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَفُرِضَتْ عَلَيَّ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسُونَ صَلَاةً فَأَقْبَلْتُ بِهِنَّ حَتَّى أَتَيْتُ عَلَى مُوسَى فَقَالَ: بِمَا أُمِرْتَ؟ قُلْتُ: بِخَمْسِينَ صَلَاةً كُلَّ يَوْمٍ قَالَ: إِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ إِنِّي قَدْ بَلَوْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ قَبْلَكَ، وَعَالَجْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَشَدَّ الْمُعَالَجَةِ فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ، فَسَلْهُ التَّخْفِيفَ لِأُمَّتِكَ فَرَجَعْتُ، فَخَفَّفَ عَنِّي خَمْسًا فَمَا زِلْتُ أَخْتَلِفُ بَيْنَ رَبِّي وَبَيْنَ مُوسَى يَحُطُّ عَنِّي وَيَقُولُ لِي مِثْلَ مَقَالَتِهِ حَتَّى رَجَعْتُ بِخَمْسِ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ قَالَ: إِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ قَدْ بَلَوْتُ النَّاسَ قَبْلَكَ وَعَالَجْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَشَدَّ الْمُعَالَجَةِ، فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَسَلْهُ التَّخْفِيفَ لِأُمَّتِكَ ". قَالَ: «لَقَدِ اخْتَلَفْتُ إِلَى رَبِّي حَتَّى اسْتَحْيَيْتُ لَكِنِّي أَرْضَى وَأُسَلِّمُ، فَنُودِيتُ إِنِّي قَدْ أَجَزْتُ أَوْ أَمْضَيْتُ فَرِيضَتِي وَخَفَّفْتُ عَنْ عِبَادِي وَجَعَلْتُ بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 301: Muhammad bin Basyar Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami dan Ibnu Abu Adi dari Said bin Abu Arubah dari qatadah dari Anas bin Malik dari Malik bin Sha’sha’ah seorang laki-laki dari kaumnya. Sesungguhnya Nabiyullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Ketika aku berada di sisi Baitullah, pada kondisi antara tertidur dan tidak, tiba-tiba aku mendengar seseorang berkata, 'Ambil satu di antara tiga pilihan!' lalu aku mengambil baskom yang terbuat dari emas yang di dalamnya terdapat air zam-zam." beliau lalu bersabda, "Kemudian dadaku diberi banyak hidayah (dibelah) sampai demikian dan demikian."417 Qatadah berkata: Aku bertanya, “Apa maksud dari hal tersebut?” Ia menjawab, “—Ukuran pembelahan— hingga ke bawah perut beliau”, —seperti dalam sabda Nabi SAW—, “Kemudian hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zam-zam, kemudian dikembalikan lagi pada tempatnya semula lalu diisi dengan iman dan hikmah. Kemudian Aku didatangi oleh seekor binatang melata berwarna putih. Binatang tersebut dijuluki dengan Buraq, yang besarnya melebihi keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Buraq melangkah (44-ba’) dengan ujung jarinya lalu aku dibawa oleh buraq tersebut. Kemudian aku berangkat sampai tiba dilangit dunia, lalu Jibril mengetuk meminta untuk dibukakan —pintu—. Ditanyakan kepadanya, “Siapa ini? ” Ia menjawab, “Jibril. ” Ditanyakan, “Siapa orang yang bersamamu?” Ia menjawab, “Muhammad.” Ditanyakan, “Apakah ia diutus?” Ia menjawab, “Ya!” Kemudian pintu dibuka untuk kami. Dikatakan, “Selamat datang padanya dan sebaik-baiknya orang yang datang.” Kemudian aku mendatangi Nabi Adam. Aku bertanya, “Wahai Jibril siapa ini?” Jibril menjawab, “Ini adalah ayahmu; Adam AS.” Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Adam berkata. "Selamat datang anak yang shalih dan Nabi yang shaleh." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kemudian kami berangkat sampai kami tiba pada langit kedua. Jibril mengetuk meminta untuk dibukakan —pintu—. Lalu ditanyakan. “Siapa ini?" Ia menjawab, "Jibril." Ditanyakan "Siapa orang yang bersamamu?" Ia menjawab, “Muhammad." Ditanyakan " Apakah ia sungguh telah diutus?" Ia menjawab, "Ya!" Lalu —pintu— dibukakan untuk kami. Dikatakan, "Selamat datang dan sebaik-baiknya orang yang telah datang." Lalu aku mendatangi nabi Yahya dan Isa AS. Aku bertanya, "Wahai Jibril Siapakah kedua orang ini?" Jibril menjawab, "Nabi Yahya dan Isa AS." Said berkata, “Aku mengira bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda di dalam haditsnya, 'Dua anak lak-laki bibiku lalu aku mengucapkan salam kepada mereka. Kemudian keduanya berkata, ‘ Selamat datang saudaraku yang shaleh dan nabi yang shaleh’ Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian kami berangkat sampai kami tiba pada langit ketiga. Jibril minta dibukakan (pintu). Ditanyakan, “Siapa ini?" Dijawab, "Jibril." Ditanyakan, "Siapa orang yang bersamamu?" Dijawab, “Muhammad." Ditanyakan, “Beliau sungguh telah diutus?" Dijawab, "Ya!" Dikatakan, “Kemudian dibukakan pintu untuk kami, lalu dikatakan, '‘Selamat datang dan sebaik-baiknya orang yang datang telah tiba.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku mendatangi nabi Yusuf, kemudian mengucapkan salam kepadanya. Nabi Yusuf berkata, "Selamat datang nabi dan saudaraku yang shaleh, kemudian kami berangkat menuju langit keempat." Maka adalah seperti pembicaraan malaikat Jibril dan pembicaraan mereka yang lalu. Lalu aku mendatangi nabi Idris, kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Nabi Idris berkata, Selamat datang saudaraku dan nabi yang shalih. Kemudian kami tiba di langit kelima, lalu aku mendatangi Nabi Harun AS, kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Lalu ia berkata, “Selamat datang saudaraku dan nabi yang shalih." Kemudian kami berangkat menuju langit keenam, lalu aku mendatangi Nabi Musa AS kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Lalu ia berkata, “Selamat datang saudaraku dan Nabi yang shalih." Ketika aku meninggalkannya, maka ia menangis. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Kemudian aku kembali menuju sidratul Muntaha” lalu Nabiyullah bercerita bahwa beliau melihat bahwa tanaman yang ada di sana seperti Qilal Hajar dan daunnya seperti telinga gajah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita bahwa beliau melihat empat sungai yang keluar dari sumbernya berupa dua sungai yang tampak jelas dan jernih, serta dua sungai yang abstrak. —Setelah itu beliau melanjutkan ceritanya,— Lalu aku (Nabiyullah) bertanya, “Wahai Jibril sungai-sungai apakah itu?” Jibril menjawab, “Adapun dua sungai yang abstrak adalah dua sungai yang ada di surga. Sementara dua sungai yang nyata adalah sungai nil dan eufirat.” Kemudian kami diperlihatkan Baitul Makmur. Aku bertanya, “Wahai Jibril! apa ini?” Jibril berkata, “Ini adalah Baitul Makmur yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat. Apabila mereka telah keluar dari baitul Makmur maka mereka tidak pernah akan kembali lagi” Kemudian aku diberi dua wadah, satu wadah berisi minuman keras dan satu wadah yang lainnya berisi susu, yang diperlihatkan kepadaku kemudian aku memilih susu. Dikatakan, “Engkau benar, Allah telah memilihkan umatmu berada dalam fitrah.” Lalu shalat lima puluh waktu diwajibkan kepadaku untuk dilakukan setiap hari, kemudian aku menerimanya hingga aku bertemu dengan nabi Musa AS. Lalu ia berkata, “Apa yang diperintahkan kepadamu?” (45-alif) Aku menjawab, “Shalat lima puluh rakaat dalam satu hari.” Nabi Musa menjawab, “Sesungguhnya umatmu tidak akan kuat. Sesungguhnya aku telah mencoba kaum Bani Israel sebelummu, dan aku telah mengurus bani Israel —agar melaksanakan— dengan sering tapi tidak bisa. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringananan kepada umatmu, lalu aku kembali, kemudian Allah SWT memberikan keringanan lima rakaat kepadaku. Aku masih pergi berulang kali di antara Tuhanku dan Nabi Musa yang menghentikanku. Nabi Musa berkata seperti ucapan yang lalu, hingga aku kembali membawa lima shalat setiap hari. Nabi Musa berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu. Sungguh aku telah menguji orang-orang sebelummu dan aku telah mengurus kaum bani Israel —agar melaksanakannya— dengan serius tapi tidak bisa. Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan untuk umatmu” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku telah pergi berulang kali kepada Tuhanku, hingga aku malu, tetapi aku ridha dan menerima. Lalu aku dipanggil, sesungguhnya aku telah diperbolehkan atau aku telah melakukan kewajibanku dan telah diringankan untuk hamba-hambaku dan dijadikan bagi setiap satu kebaikan, sepuluh kali lipat balasannya.”
Hadits No. : 302
صحيح ابن خزيمة ٣٠٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ، نا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى الْعَوْذِيُّ، ثُمَّ الْمَحْمَلِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ مَالِكَ بْنَ صَعْصَعَةَ حَدَّثَهُمْ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُمْ عَنْ لَيْلَةِ أُسْرِيَ بِهِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ. وَقَالَ قَتَادَةُ: فَقُلْتُ لِلْجَارُودِ وَهُوَ إِلَى جَنْبِي: مَا يَعْنِي بِهِ؟ قَالَ: «مِنْ ثَغْرَةِ نَحْرِهِ إِلَى شِعْرَتِهِ» ، وَقَدْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ: «مَنْ قُصَّتِهِ إِلَى شِعْرَتِهِ» فَذَكَرَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْحَدِيثَ بِطُولِهِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " هَذِهِ اللَّفْظَةُ دَالَّةٌ عَلَى أَنَّ قَوْلَ قَتَادَةَ فِي خَبَرِ سَعِيدٍ، فَقُلْتُ لَهُ: لَمْ يُرِدْ بِهِ , فَقُلْتُ لِأَنَسٍ إِنَّمَا أَرَادَ فَقُلْتُ لِلْجَارُودِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 302: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Afan bin Muslim mengabarkan kepada kami, Hamam bin Yahya Al Audzi mengabarkan kepada kami, kemudian Al Mahmali, ia berkata, “Aku mendengar Qatadah membacakan hadits dari Anas bin Malik sesungguhnya Malik bin Sha’sha’ah pernah membacakan hadits kepadanya, ‘Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menceritakan kepada mereka tentang suatu malam, di mana nabi di-isra mi’rajkan’.”418 Lalu ia mengemukakan hadits panjang lebar. Qatadah berkata, ‘Aku berkata kepada Al Jarud dan ia berada di sisiku. Apa yang ia maksud dengan hal itu?’ Ia menjawab, “Dari antara dua tulang selangkangan hingga ke bagian bawah perut.” Aku pernah mendengarnya bersabda, “Dari dada bagian atas sampai bagian bawah perut.” Muhammad bin Yahya menyebutkan hadits secara panjang lebar. Abu Bakar berkata, “Lafadz ini menunjukkan bahwa ucapan Qatadah berada pada hadits Said, kemudian aku katakan kepadanya bahwa hal tersebut tidak akan didapati, lalu kukatakan kepada Anas, ‘Sesungguhnya yang dimaksud adalah: Aku katakan kepada Al Jarud’.”
Hadits No. : 303
صحيح ابن خزيمة ٣٠٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ الْعَطَّارُ، نا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يَقُولُ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ: «إِنَّ الصَّلَاةَ أَوَّلُ مَا افْتُرِضَتْ رَكْعَتَينِ فَأُقِرَّتْ صَلَاةُ السَّفَرِ، وَأُتِمَّتْ صَلَاةُ الْحَضَرِ» فَقُلْتُ لِعُرْوَةَ فَمَا لَهَا كَانَتْ تُتِمُّ؟ فَقَالَ: «إِنَّهَا تَأَوَّلَتْ مَا تَأَوَّلَ عُثْمَانُ» نا بِهِ سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، بِمِثْلِهِ غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ فِي كُلِّهَا: عَنْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 303: Abdul Jabar bin Al Ala' Al Aththar mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Az-Zuhri berkata, Urwah bin Az-Zubair menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Aisyah berkata, “Sesungguhnya —bilangan— shalat pertama kali diwajibkan adalah dua rakaat, kemudian dikukuhkan sebagai shalat dalam bepergian, sementara shalat orang-orang yang mukim disempurnakan. Aku katakan kepada Urwah, “Apa yang sempurna?” Lalu ia berkata, “Sesungguhnya shalat ditakwilkan sebagaimana mentakwiIkannya.”419 Said bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dengan redaksi hadits yang sama. Hanya saja ia berkata pada semuanya dengan ungkapan, “An”.
Hadits No. : 304
صحيح ابن خزيمة ٣٠٤: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ الْأَخْنَسِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «فَرَضَ اللَّهُ الصَّلَاةَ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَضَرِ أَرْبَعًا، وَفِي السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ، وَفِي الْخَوْفِ رَكْعَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 304: Bisyr bin Muadz Al Aqadi mengabarkan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Bukair bin Akhnas dari Mujahid dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Allah SWT mewajibkan ibadah shalat melalui lisan nabi kalian, dalam masalah shalat saat tidak bepergian empat rakaat dan saat bepergian dua rakaat serta saat ketakutan satu rakaat.420
Hadits No. : 305
صحيح ابن خزيمة ٣٠٥: نا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ الْمُقْرِئُ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّبَّاحِ الْعَطَّارُ الْبَصْرِيُّ قَالَ أَحْمَدُ: أَخْبَرَنَا , وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: حَدَّثَنَا مَحْبُوبُ بْنُ الْحَسَنِ، نا دَاوُدُ يَعْنِي ابْنَ أَبِي هِنْدَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «فَرْضُ صَلَاةِ السَّفَرِ وَالْحَضَرِ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، فَلَمَّا أَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ زِيدَ فِي صَلَاةِ الْحَضَرِ رَكْعَتَانِ رَكْعَتَانِ، وَتُرِكَتْ صَلَاةُ الْفَجْرِ لِطُولِ الْقِرَاءَةِ، وَصَلَاةُ الْمَغْرِبِ لِأَنَّهَا وِتْرُ النَّهَارِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَمْ يُسْنِدْهُ أَحَدٌ أَعْلَمُهُ غَيْرُ مَحْبُوبِ بْنِ الْحَسَنِ» رَوَاهُ أَصْحَابُ دَاوُدَ فَقَالُوا: عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَائِشَةَ خَلَا مَحْبُوبِ بْنِ الْحَسَنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 305: Ahmad bin Nashr Al Muqri dan Abdullah bin Ash-Shabah Al Aththar Al Bashri mengabarkan kepada kami, Ahmad berkata, Seseorang telah mengabarkan kepada kami bahwa Abdullah berkata, Mahbub bin Al Hatan menceritakan hadits kepada kami, Daud menceritakan kepada kami maksudnya Ibnu Abu Hindun— dari Asy-Sya’bi, dari Masruq dari Aisyah, ia berkata, “Shalat saat safar dan shalat saat tidak safar diwajibkan dua rakaat- dua rakaat. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menetap di kota Madinah, shalat saat tidak bepergian ditambah dua rakaat-dua rakaat. Dan, shalat shubuh dibiarkan dengan bacaan panjang serta shalat maghrib, karena ia merupakan shalat witir dari waktu siang” 412Abu Bakar berkata, “ini adalah hadits gharlb di mana tidak ada seorang pun yang aku ketahui sebagai sanad-nya selain Mahbub bin Al Hasan,” Diriwayatkan oleh pengikut Abu Daud. Mereka berkata, Dari Asy-Sya’bi dari Aisyah, kecuali Mahbub bin Al Hasan.
Hadits No. : 306
صحيح ابن خزيمة ٣٠٦: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا أَبُو سُهَيْلٍ وَهُوَ عَمُّ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ ثَائِرُ الرَّأْسِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ؟ قَالَ: «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا» قَالَ: أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الزَّكَاةِ؟ قَالَ: فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَرَائِعِ الْإِسْلَامِ قَالَ: وَالَّذِي أَكْرَمَكَ لَا أَتَطَوَّعُ شَيْئًا، وَلَا أُنْقِصُ شَيْئًا مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْلَحَ وَأَبِيهِ إِنْ صَدَقَ» أَوْ «دَخَلَ الْجَنَّةَ وَأَبِيهِ إِنْ صَدَقَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 306: Ali bin Hujr mengabarkan kepada kami, Ismail mengabarkan kepada kami, —maksudnya adalah Ibnu Ja’far— Abu Suhail mengabarkan kepada kami -—ia adalah paman dari Malik bin Anas— dari ayahnya dari Thalhah bin Ubaidillah; Sesungguhnya seorang Arabi yang rambut kepalanya beruban datang kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian ia berkata, “Wahai Rasulullah beritahukanlah kepadaku shalat apa yang diwajibkan kepadaku?” Beliau menjawab, “Shalat lima waktu, kecuali kamu melaksanakan sedikit shalat sunnah.” Ia berkata, “Beritahukanlah, zakat apa yang diwajibkan oleh Allah kepadaku? Ia (perawi) berkata, “Lalu Rasulullah memberitahukan syariat Islam.” Orang A'rabi berkata, “Demi Dzat yang memuliakanmu, aku tidak akan melaksanakan ibadah sunah sama sekali dan aku tidak akan mengurangi apa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT kepadaku.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Beruntunglah ia, demi bapaknya, jika ia benar, —atau ia akan masuk surga, demi bapaknya, jika ia benar—422
Hadits No. : 307
صحيح ابن خزيمة ٣٠٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا أَبُو عَامِرٍ، نا قُرَّةَ جَمِيعًا، عَنْ أَبِي جَمْرَةَ الضُّبَعِيِّ وَهُوَ نَصْرُ بْنُ عِمْرَانَ قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ جَرَّةً لِي أَنْتَبِذُ فِيهَا فَأَشْرَبُ مِنْهُ، فَإِذَا أَطَلْتُ الْجُلُوسَ مَعَ الْقَوْمِ خَشِيتُ أَنْ أَفْتَضِحَ مَنْ حَلَاوَتِهِ قَالَ: قَدِمَ وَفْدُ عَبْدِ الْقَيْسِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا نَدَامَى» . فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنَّ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ الْمُشْرِكِينَ مِنْ مُضَرَ، وَإِنَّا لَا نَصِلُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، فَحَدِّثْنَا جُمَلًا مِنَ الْأَمْرِ إِذَا أَخَذْنَا عَمِلْنَا بِهِ، أَوْ إِذَا أَحَدُنَا عَمِلَ بِهِ دَخَلَ بِهِ الْجَنَّةَ، وَنَدْعُو إِلَيْهِ مَنْ وَرَاءَنَا قَالَ: " آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ: الْإِيمَانُ بِاللَّهِ، وَهَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ؟ " قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: «شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَإِقَامُ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ، وَصَوْمُ رَمَضَانَ، وَتُعْطُوا الْخُمُسَ مِنَ الْمَغَانِمِ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ النَّبِيذِ فِي الدُّبَّا , وَالنَّقِيرِ، وَالْحَنْتَمِ، وَالْمُزَفَّتِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ قُرَّةَ بْنِ خَالِدٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 307: Muhammad bin Basyar Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Qurrah menceritakan kepada kami, seluruhnya dari Abu Jumrah Adh Dhabbai —ia adalah Nashr bin Imran— ia berkata, “Aku katakan kepada Ibnu Abbas, ‘ Sesungguhnya bejana besar milikku yang mewah aku jadikan sebagai tempat minum. Aku minum dari tempat tersebut. Ketika aku duduk berlama-lama dengan suatu kaum aku takut (1:46) hal tersebut terungkap karena itu adalah alat meracik sesuatu yang memabukkan dan juga karena keelokannya “ la berkata, “Delegasi Abdul Qais datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau bersabda, Selamat datang delegasi tidak akan bersedih dan menyesal”. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah! sesungguhnya di antara kami dan engkau terdapat orang-orang musyrik dari bani Mudhar dan sesungguhnya kami tidak berhubungan kepadamu kecuali di bulan- bulan haram. Kemudian nabi mengungkapkan kepada kami sejumlah perintah yang apabila kami ambil, maka kami pasti mengamalkannya atau apabila salah seorang di antara kami mengamalkannya, maka ia pasti masuk surga dan kami mengajak orang-orang di belakang kami (yang tidak ikut bersama kami menemui Nabi dan generasi setelahku). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku memerintahkan kalian dengan empat hal dan melarang kalian dari empat hal. Beriman kepada Allah, apakah kalian mengetahui apa yang dimaksud dengan beriman kepada Allah?" Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui ” Beliau bersabda, “Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan ramadhan, serta memberikan seperlima harta ghanimah (rampasan perang) dan aku melarang kalian membuat minuman dengan cara mencampur dalam duba, naqir, hantam dan muzaffat (karena dapat memabukkan)”.
Hadits No. : 308
صحيح ابن خزيمة ٣٠٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا رَوْحُ بْنُ عِبَادَةَ، عَنْ حَنْظَلَةَ قَالَ: سَمِعْتُ عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدِ بْنِ الْعَاصِ يُحَدِّثُ طَاوُسًا، أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: أَلَا تَغْزُو؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَإِقَامُ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ، وَصِيَامُ رَمَضَانَ، وَحَجُّ الْبَيْتِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 308: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Rauh bin Ubadah dari Hanzhalah mengabarkan kepada kami, ia berkata aku mendengar Ikrimah bin Khalid bin Al Ash menceritakan kepada Thawus; Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Abdullah bin Umar, ‘Tidakkah engkau ikut perang?” Abdullah bin Umar berkata, “Aku mendengar Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘ Agama Islam dibangun di atas lima perkara; Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah SWT, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan ramadhan dan melaksanakan ibadah haji’.”424
Hadits No. : 309
صحيح ابن خزيمة ٣٠٩: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، نا أَبُو النَّضْرِ، نا عَاصِمٌ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامُ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ، وَحَجُّ الْبَيْتِ، وَصَوْمُ رَمَضَانَ " نا بِهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، نا عَاصِمٌ، أَخْبَرَنِي وَاقِدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بِمِثْلِهِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «خَرَّجْتُ طُرُقَ هَذَا الْحَدِيثِ فِي كِتَابِ الْإِيمَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 309: Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi mengabarkan kepada kami, Abu Nadhar mengabarkan kepada kami, Ashim mengabarkan kepada kami, ia adalah Ibnu Muhammad bin Zaid bin Abdullah bin Umar bin Al Khattab dari ayahnya dari Ibnu Umar, Dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Islam dibangun atas lima perkara; Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji, dan puasa di bulan ramadhan.”425 Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Yunus mengabarkan kepada kami, Waqid bin Muhammad bin Zaid dari ayahnya dari Ibnu Umar mengabarkan kepadaku ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda... dengan hadits sejenis.” Abu Bakar berkata, “Aku meriwayatkan sanad-sanad hadits ini dalam bab: Iman.”
Hadits No. : 31
صحيح ابن خزيمة ٣١: ثنا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، ثنا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَوْهَبٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي ثَوْرٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِ الْغَنَمِ؟ قَالَ: «إِنْ شِئْتَ فَتَوَضَّأْ، وَإِنْ شِئْتَ فَلَا تَتَوَضَّأْ» . قَالَ: أَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِ الْإِبِلِ؟ قَالَ: «نَعَمْ» . قَالَ: فَتَوَضَّى مِنْ لُحُومِ الْإِبِلِ قَالَ: أُصَلِّي فِي مَرَبض الْغَنَمِ؟ قَالَ: «نَعَمْ» . قَالَ: أُصَلِّي فِي مَبَارِكِ الْإِبِلِ؟ قَالَ: «لَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «لَمْ نَرَ خِلَافًا بَيْنَ عُلَمَاءِ أَهْلِ الْحَدِيثِ أَنَّ هَذَا الْخَبَرَ صَحِيحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ» وَرَوَى هَذَا الْخَبَرَ أَيْضًا: عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي ثَوْرٍ، أَشْعَثُ بْنُ أَبِي الشَّعْثَاءِ الْمُحَارِبِيُّ، وَسَمَّاكُ بْنُ حَرْبٍ فَهَؤُلَاءِ ثَلَاثَةٌ مِنْ أَجِلَّةِ رُوَاةِ الْحَدِيثِ قَدْ رَوَوْا عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي ثَوْرٍ هَذَا الْخَبَرَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 31: Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Utsman bin Abdullah bin Mauhab dari Ja’far bin Abu Tsaur dari Jabir bin Samurah, bahwa seseorang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah saya harus berwudhu karena makan daging kambing?” Beliau menjawab, “Jika kamu mau berwudhulah, dan jika kamu mau, janganlah berwudhu.” Laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah saya harus berwudhu karena makan daging unta?” Beliau menjawab, “Ya” Beliau bersabda, “Akupun berwudhu 123 karena makan daging unta” Laki-laki itu bertanya, “Apakah saya boleh shalat di kandang kambing?” Beliau menjawab, “Ya” Laki-laki itu bertanya lagi, “ Apakah aku boleh shalat di kandang unta? ’ Beliau menjawab, “Tidak.” Abu Bakar berkata, “Kami tidak melihat adanya perbedaan pendapat di kalangan pakar hadits bahwa hadits ini shahih dari sisi periwayatan. Hadits ini juga diriwayatkan dari Ja’far bin Abu Tsaur, Asy’ats bin Abu Asy-Sya’tsa' Al Muharibi dan Simak bin Harb. Tiga orang itu termasuk pembesar di antara para perawi hadits. Mereka meriwayatkan hadits ini dari Ja’far bin Abu Tsaur. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 310
صحيح ابن خزيمة ٣١٠: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ الْمِصْرِيُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، عَنْ مَخْرَمَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ: سَمِعْتُ سَعْدًا وَنَاسًا مَنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُونَ: كَانَ رَجُلَانِ أَخَوَانِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ أَحَدُهُمَا أَفْضَلَ مِنَ الْآخَرِ، فَتُوُفِّيَ الَّذِي هُوَ أَفْضَلُهُمَا، ثُمَّ عَمَّرَ الْآخَرُ بَعْدَهُ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ تُوُفِّيَ، فَذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضِيلَةُ الْأَوَّلِ عَلَى الْآخَرِ، فَقَالَ: «أَلَمْ يَكُنْ يُصَلِّي؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَانَ لَا بَأْسَ بِهِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَمَا يُدْرِيكُمْ مَاذَا بَلَغَتْ بِهِ صَلَاتُهُ؟ إِنَّمَا مَثَلُ الصَّلَاةِ كَمَثَلِ نَهَرٍ جَارٍ بِبَابِ رَجُلٍ غَمْرٍ عَذْبٍ يَقْتَحِمُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ فَمَا تَرَوْنَ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ لَا تَدْرُونَ مَاذَا بَلَغَتْ بِهِ صَلَاتُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 310: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi Al Mihsri mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahab mengabarkan kepada kami, dari Makhramah, dari ayahnya dari Amir bin Saad bin Abu Waqas, ia berkata: Aku mendengar Saad dan para sahabat Nabi berkata, “Adalah dua orang bersaudara hidup di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Salah satunya lebih mulia dari pada yang lain, kemudian seorang yang lebih mulia meninggal dunia, lalu saudaranya hanya diberi usia empat puluh hari setelahnya, lalu ia juga meninggal dunia (46-ba'), lalu disebutkan kemuliaan orang yang pertama atas saudaranya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apakah ia tidak pernah melaksanakan shalat’, mereka berkata, “Benar wahai Rasulullah! Dan ia tidak mengalami apa-apa. Dengan keislamannya” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian tahu apa yang dicapai oleh seseorang karena shalatnya? Sesungguhnya perumpamaan shalat seperti sungai yang mengalir di depan pintu rumah , ia meluap dan tawar. Ia setiap hari menceburkan diri sebanyak lima kali sehari, apakah hal ini akan menyisakan kotoran sedikitpun d i badannya! dan kalian tidak akan tahu apa yang dapat di capai shalat seseorang”.426
Hadits No. : 311
صحيح ابن خزيمة ٣١١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَيْمُونٍ بِالْإِسْكَنْدَرِيَّةِ، نا الْوَلِيدُ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو عَمَّارٍ وَهُوَ شَدَّادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا أَبُو أُمَامَةَ قَالَ: أَتَى رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ؟ فَأَعْرَضَ عَنْهُ، وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ قَالَ: «هَلْ تَوَضَّأْتَ حِينَ أَقْبَلْتَ؟» قَالَ: نَعَمْ قَالَ: «اذْهَبْ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ عَفَا عَنْكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 311: Muhammad bin Abdullah bin Maimun di Alexandria mengabarkan kepada kami, Al Walid mengabarkan kepada kami —ia adalah Ibnu Muslim— dari Al Auza'i ia berkata, “Abu Ammar menceritakan kepadaku —ia adalah Syidad bin Abdullah— Abu Umamah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Seorang laki- laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam aku terkena hukum hudud, maka tegakkanlah —hukum hudud tersebut— padaku’, lalu Nabi berpaling darinya. Kemudian ibadah shalat didirikan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan ibadah shalat tersebut. Ketika Rasulullah mengucapkan salam, laki-laki tersebut berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku terkena hukum hudud, maka tegakkanlah padaku.” Rasulullah bertanya, “Apakah engkau telah berwudhu saat menghadap?” Ia berkata, “ya!” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Pergilah sesungguhnya Allah telah memaafkanmu.”427
Hadits No. : 312
صحيح ابن خزيمة ٣١٢: أنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ قَالَا: حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ، عَنْ أَبِيهِ، نا أَبُو عُثْمَانَ، عَنِ ابْنُ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ لَهُ أَنَّهُ أَصَابَ مِنَ امْرَأَةٍ إِمَّا قُبْلَةً، أَوْ مَسًّا بَيْدٍ، أَوْ شَيْئًا كَأَنَّهُ يَسْأَلُ عَنْ كَفَّارَتِهَا قَالَ: فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ، إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ} [هود: 114] قَالَ: فَقَالَ الرَّجُلُ: أَلِي هَذِهِ؟ قَالَ: «هِيَ لِمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ أُمَّتِي» قَالَ: وَحَدَّثَنَاهُ الصَّنْعَانِيُّ، حَدَّثَنَا يَزِيدَ بْنُ زُرَيْعٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ وَهُوَ التَّمِيمِيُّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ، فَقَالَ: أَصَابَ مِنَ امْرَأَةٍ قُبْلَةً وَلَمْ يَشُكَّ، وَلَمْ يَقُلْ كَأَنَّهُ يَسْأَلُ عَنْ كَفَّارَتِهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 312: Muhammad bin Abdul Ala Ash-Shan’ani dan Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Asy-Syahid, keduanya berkata, Al Mu’tamir menceritakan kepada kami, dari ayahnya, Abu Utsman mengabarkan kepada kami dari Ibnu Mas’ud: Sesungguhnya seorang laki-laki datang menemui Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, ia menyebutkan kepada beliau bahwa ia telah berbuat maksiat kepada seorang wanita, baik mencium —atau menyentuh dengan tangannya— atau sesuatu yang lain. —dari pertanyaan tersebut— seakan-akan ia bertanya tentang kafaratnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah SWT menurunkan ayat, ‘Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat’.” (Qs. Huud [11]: 114) laki-laki tersebut berkata, 'Apakah —khithab— hal ini untukku?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ayat ini untuk siapa saja dari umatku yang mengerjakannya’. ”428 Dan Asb-Shan’ani menceritakan hadits kepada kami, Yazid bin Al Auza’i menceritakan kepada kami (47-alif) Sulaiman menceritakan kepada kami —ia adalah Al- Tamimi— dengan sanad yang sama dengannya, ia berkata, “Seorang laki-laki melakukan maksiat pada seorang wanita dengan mencium, la tidak mengadukan dan tidak berbicara apa-apa, seakan-akan ia bertanya tentang kafaratnya.”
Hadits No. : 313
صحيح ابن خزيمة ٣١٣: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا وَكِيعٌ، نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، وَالْأَسْوَدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي لَقِيتُ امْرَأَةً فِي الْبُسْتَانِ فَضَمَمْتُهَا إِلَيَّ وَبَاشَرْتُهَا وَقَبَّلْتُهَا، وَفَعَلْتُ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ إِلَّا أَنِّي لَمْ أُجَامِعْهَا، فَسَكَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ} [هود: 114] ، فَدَعَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَرَأَهَا عَلَيْهِ، فَقَالَ عُمَرَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , أَلَهُ خَاصَّةً أَوْ لِلنَّاسِ كَافَّةً؟ فَقَالَ: «لَا , بَلْ لِلنَّاسِ كَافَّةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 313: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Waqi mengabarkan kepada kami Israil mengabarkan kepada kami dari Simak bin Harb dari Ibrahim dari Alqamah dan Al Aswad dari Abdullah, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah! sesungguhnya aku telah bertemu dengan seorang wanita di kebun, lalu aku memeluknya dan menyentuh kulitnya, mencium dan melakukan apa saja, hanya saja aku tidak melakukan hubungan intim dengannya. Nabi terdiam, kemudian turunlah ayat ini. “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-oramg yang ingat.” Nabi lalu memanggilnya dan membacakan ayat di atas kepadanya. Umar berkata, “Wahai rasulullah apakah ayat tersebut khusus atau bagi manusia keseluruhan?” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak, melainkan untuk seluruh manusia”429
Hadits No. : 314
صحيح ابن خزيمة ٣١٤: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 314: Ali bin Hujr As-Sa’di mengabarkan kepada kami, Ismail bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Al Ala' bin Abdur-rahman bin Ya’kub mengabarkan kepada kami dari ayahnya dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Shalat lima waktu dan shalat jum’at hingga shalat Jum’at lainnya merupakan kafarat —dosa-dosa— di antara keduanya, selagi dosa- dosa besar tidak dilakukan.”430
Hadits No. : 315
صحيح ابن خزيمة ٣١٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ ابْنَ أَبِي هِلَالٍ، حَدَّثَهُ أَنَّ نُعَيْمَ بْنَ الْمُجْمِرِ حَدَّثَهُ أَنَّ صُهَيْبًا مَوْلَى الْعُتْوَارِيِّينَ، حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ، وَأَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ يُخْبِرَانِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ» ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ يَسْكُتُ، فَأَكَبَّ كُلُّ رَجُلٍ مِنَّا يَبْكِي حَزِينًا لِيَمِينِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: " مَا مِنْ عَبْدٍ يَأْتِي بِالصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، وَيَصُومُ رَمَضَانَ، وَيَجْتَنِبُ الْكَبَائِرَ السَّبْعَ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى إِنَّهَا لَتَصْطَفِقُ، ثُمَّ تَلَا {إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ} [النساء: 31] "
Shahih Ibnu Khuzaimah 315: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku, sesungguhnya Ibnu Abu Hilal menceritakan kepadanya, sesungguhnya Nu'aim bin Al Mujmir menceritakan kepadanya, sesungguhnya Shuhaib; hamba sahaya kabilah Al Utwariyin, menceritakan kepadanya, sesungguhnya ia mendengar Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri mengabarkan hadits, Dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau pernah duduk di atas mimbar lalu bersabda, "Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya”, dikatakan sebanyak tiga kali, kemudian beliau terdiam lalu masing kaum laki-laki dari kami terdiam menangis sedih atas sumpah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau bersabda, "Tidak ada seorang hamba yang melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, menjauhi dosa besar yang berjumlah tujuh kecuali dibukakan pintu surga kepadanya di hari kiamat hingga mereka berdesak-desakan”, lalu beliau membacakan firman Allah SWT, “Apabila kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang, maka kami akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian ”431
Hadits No. : 316
صحيح ابن خزيمة ٣١٦: نا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، نا الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ هِشَامٍ الْمُعَيْطِيُّ، حَدَّثَنِي مَعْدَانُ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمَرِيُّ قَالَ: لَقِيتُ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ لَهُ: دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ يَنْفَعْنِي اللَّهُ بِهِ أَوْ يُدْخِلْنِي الْجَنَّةَ قَالَ: فَسَكَتَ عَنِّي ثَلَاثًا، ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيَّ فَقَالَ: عَلَيْكَ بِالسُّجُودِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً» قَالَ: أَبُو عَمَّارٍ هَكَذَا قَالَ: الْوَلِيدُ يَعْنِي سَجْدَةً بِنَصْبِ السِّينِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 316: Abu Amar Al Husain bin Huraits mengabarkan kepada kami, Al Walid bin Muslim mengabarkan kepada kami, Al Auzai mengabarkan kepada kami, Al Walid bin Hisyam Al Mu'aith menceritakan kepadaku, Ma'dan bin Abu Thalhah Al Ya’mari menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku pemah bertemu Tsauban; hamba sahaya Rasulullah, lalu aku katakan kepadanya, 'Tunjukkan kepadaku suatu amalan di mana Allah SWT akan memberikan manfaatnya kepadaku atau Allah SWT memasukkan diriku ke dalam surga.’ Tsauban berkata, 'Kemudian ia berpaling dariku tiga kali, lalu menoleh kepadaku, (47-ba’) lalu ia berkata, 'Kamu harus melakukan sujud. Sesungguhnya aku medengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘ Tidak seorang hamba melakukan sujud kepada Allah kecuali Allah SWT akan meninggikan derajatnya dan menghapus dosa-dosanya’432 Abu Amar berkata, “Demikianlah Walid mengatakan maksud dari redaksi sajadah dengan memberi harakat fathah pada huruf sin”
Hadits No. : 317
صحيح ابن خزيمة ٣١٧: نا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا إِسْمَاعِيلُ، نا قَيْسٌ قَالَ: قَالَ جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 317: Bundar Muhammad bin Basyar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Ismail mengabarkan kepada kami, Qais mengabarkan kepada kami, ia berkata, Jarir bin Abdullah berkata, “Kami pernah duduk di sisi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Apabila kalian mampu, maka janganlah kalian tinggalkan shalat sebelum terbit dan sebelum tenggelamnya matahari.”433
Hadits No. : 318
صحيح ابن خزيمة ٣١٨: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، وَيَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُمَارَةَ بْنِ رُوَيْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَقَبْلَ غُرُوبِهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ» وَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ وَأَنَا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 318: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya dan Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, mereka berdua berkata, Ismail bin Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Abu Bakar bin Umarah bin Ruwaibah dari ayahnya, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melaksanakan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari tenggelam, maka Allah SWT mengharamkan jasadnya dari api neraka ” seorang laki-laki dari penduduk Bashrah berkata, ‘Dan aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”434
Hadits No. : 319
صحيح ابن خزيمة ٣١٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ رُوَيْبَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَنْ يَلِجَ النَّارَ مَنْ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 319: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abdul Malik bin Umair, dari Umarah bin Ruwaibah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang melaksanakan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.”435
Hadits No. : 32
صحيح ابن خزيمة ٣٢: وَقَدْ حَدَّثَنَا أَيْضًا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا مُحَاضِرٌ الْهَمْدَانِيُّ، ثنا الْأَعْمَشُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَهُوَ الرَّازِيُّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أُصَلِّي فِي مَبَارِكِ الْإِبِلِ؟ قَالَ: «لَا» . قَالَ: أَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ» . قَالَ: أُصَلِّي فِي مَرَابِضِ الْغَنَمِ؟ قَالَ: «نَعَمْ» . قَالَ: أَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِهَا؟ قَالَ: «لَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَلَمْ نَرَ خِلَافًا بَيْنَ عُلَمَاءِ أَهْلِ الْحَدِيثِ أَنَّ هَذَا الْخَبَرَ أَيْضًا صَحِيحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ لِعَدَالَةِ نَاقِلِيهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 32: Muhammad bin Yahya juga menceritakan kepada kami, Muhadhir Al Hamdani menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami, (8/1) dari Abdullah bin Abdullah —ia adalah Ar-Razi— dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Al Barra' bin Azib, ia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bertanya, ‘Apakah saya boleh shalat di kandang unta?’ Beliau menjawab, “Tidak” Laki-laki itu bertanya, ‘Apa saya harus wudhu karena makan daging unta?’ Beliau menjawab, “Ya” Laki-laki itu bertanya, ‘Apakah saya boleh shalat di kandang kambing?’ Beliau menjawab, ‘Ya’ Laki-laki itu bertanya, ‘Apa saya harus wudhu karena makan daging kambing?’ Beliau menjawab, 'Tidak'. Abu Bakar berkata, “Kami tidak melihat adanya perbedaan pendapat di antara para ulama pakar hadits bahwa hadits ini juga shahih dari sisi periwayatan, karena sifat adil para perawinya. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Jayyid,
Hadits No. : 320
صحيح ابن خزيمة ٣٢٠: ناه عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا شَيْبَانُ، نا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَارَةَ بْنَ رُوَيْبَةَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَلَا غُرُوبِهَا» ، فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ فَقَالَ: أَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: وَأَنَا أَشْهَدُ بِأَنَّكَ سَمِعْتَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 320: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami darinya, Syaiban mengabarkan kepada kami, Abdul Malik bin Umair mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Umarah bin Ruwaibah berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak masuk neraka siapapun yang melaksanakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” Kemudian seorang laki-laki dari penduduk Bashrah datang kepadanya lalu berkata, “Engkau mendengar ini dari rasulullah?” Ia menjawab, “Ya!” Ia berkata, “Dan aku bersaksi bahwa engkau telah mendengarnya.”436
Hadits No. : 321
صحيح ابن خزيمة ٣٢١: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ، فَإِذَا كَانَ صَلَاةُ الْفَجْرِ نَزَلَتْ مَلَائِكَةُ النَّهَارِ فَشَهِدُوا مَعَكُمُ الصَّلَاةَ جَمِيعًا، ثُمَّ صَعِدَتْ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَكَثَتْ مَعَكُمْ مَلَائِكَةُ النَّهَارِ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: مَا تَرَكْتُمْ عِبَادِي يَصْنَعُونَ؟ قَالَ: فَيَقُولُونَ جِئْنَا وَهُمْ يُصَلُّونَ وَتَرَكْنَاهُمْ يُصَلُّونَ، فَإِذَا كَانَ صَلَاةُ الْعَصْرِ نَزَلَتْ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ فَشَهِدُوا مَعَكُمُ الصَّلَاةَ جَمِيعًا، ثُمَّ صَعِدَتْ مَلَائِكَةُ النَّهَارِ وَمَكَثَتْ مَعَكُمْ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ قَالَ: فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ، فَيَقُولُ: مَا تَرَكْتُمْ عِبَادِي يَصْنَعُونَ؟ قَالَ: فَيَقُولُونَ: جِئْنَا وَهُمْ يُصَلُّونَ، وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ قَالَ: فَحَسِبْتُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّينِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 321: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami, dari Al Amasy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘‘Sesungguhnya Allah SWT memiliki malaikat yang saling bergantian (mengawasi) kalian. Apabila shalat shubuh, maka malaikat yang bertugas di siang hari turun kemudian mereka melakukan shalat bersama kalian semua, lalu malaikat yang bertugas di malam hari naik sememtara malaikat yang bertugas di siang hari menetap bersama kalian. Tuhan mereka lalu bertanya —padahal ia lebih mengetahui dari pada mereka— Apakah yang dilakukan hamba-hambaku saat kalian tinggalkan?’ Mereka berkata, ‘Kami tiba mereka sedang melaksanakan shalat dan kami tinggalkan mereka sedang melaksanakan shalat.' Apabila waktu shalat Ashar tiba, maka malaikat yang bertugas di malam hari turun lalu melaksanakan shalat bersama-sama kalian semua kemudian malaikat yang bertugas di siang hari (48-alif) naik kembali ke langit. Lalu malaikat yang bertugas di malam hari menetap bersama kalian. Tuhan mereka bertanya —padahal Dia lebih mengetahui dari mereka— lalu berfirman, ‘Apa yang hamba-hambaku lakukan saat kalian meninggalkan mereka.’Mereka berkata, ‘Saat kami tiba mereka sedang melaksanakan shalat, dan saat kami tinggalkan mereka sedang melaksanakan shalat'.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku mengira bahwa mereka berkata, ‘Ampunilah mereka di hari kumat’.”437
Hadits No. : 322
صحيح ابن خزيمة ٣٢٢: ناه يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، وَهُوَ الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ، فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ فَتَصْعَدُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ، وَتَثْبُتُ مَلَائِكَةُ النَّهَارِ، وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ فَتَصْعَدُ مَلَائِكَةُ النَّهَارِ، وَتَثْبُتُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ، فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ: كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي، فَيَقُولُونَ: أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ، فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّينِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 322: Yahya bin Hakim mengabarkannya kepada kami, Yahya bin Hamad mengabarkan kepada kami, Abu Awanah mengabarkan kepada kami, dari Sulaiman —ia adalah Al Amasy— dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Malaikat yang bertugas di malam hari dan di siang hari berkumpul dalam shalat Subuh dan shalat Ashar. Mereka berkumpul di dalam shalat Subuh lalu malaikat yang bertugas di malam hari naik kembali ke langit sementara malaikat yang bertugas di siang hari menetap, lalu mereka berkumpul kembali di dalam shalat Ashar dan malaikat yang bertugas di siang hari naik ke langit kembali sementara malaikat yang bertugas di malam hari tetap menetap. Tuhan mereka bertanya, ‘Bagaimana keadaan hamba-hambaku saat kalian tinggalkan?' Mereka berkata, ‘Ketika kami tiba, mereka dalam keadaan shalat dan ketika kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat. Ampunilah dosa mereka di hari kiamat'.”438
Hadits No. : 323
صحيح ابن خزيمة ٣٢٣: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَالْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَعَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحُسَيْنِ، وَأَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ الْوَاسِطِيُّ، وَمُوسَى بْنُ خَاقَانَ الْبَغْدَادِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، وَهُوَ ابْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ، وَهَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ، نا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَسَأَلَهُ عَنْ وَقْتِ الصَّلَوَاتِ، فَقَالَ: صَلِّ مَعَنَا، فَلَمَّا زَالَتِ الشَّمْسُ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَقَالَ: وَصَلَّى الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ نَقِيَّةٌ، وَصَلَّى الْمَغْرِبَ حِينَ غَرَبَتِ الشَّمْسُ، وَصَلَّى الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ، وَصَلَّى الْفَجْرَ بِغَلَسٍ، فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ أَمَرَ بِلَالًا فَأَذَّنَ الظُّهْرَ فَأَبْرَدَ بِهَا، فَأَنْعَمَ أَنْ يُبْرِدَ بِهَا، وَأَمَرَهُ فَأَقَامَ الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ حَيَّةٌ، أَخَّرَ فَوْقَ الَّذِي كَانَ، وَأَمَرَهُ فَأَقَامَ الْمَغْرِبَ قَبْلَ أَنْ يَغِيبَ الشَّفَقُ، وَأَمَرَهُ فَأَقَامَ الْعِشَاءَ بَعْدَمَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ، وَأَمَرَهُ فَأَقَامَ الْفَجْرَ فَأَسْفَرَ بِهَا، ثُمَّ قَالَ: «أَيْنَ السَّائِلُ عَنْ وَقْتِ الصَّلَاةِ؟» قَالَ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «وَقْتُ صَلَاتِكُمْ بَيْنَ مَا رَأَيْتُمْ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَمْ أَجِدْ فِي كِتَابِي عَنِ الزَّعْفَرَانِيِّ الْمَغْرِبَ فِي الْيَوْمِ الثَّانِي
Shahih Ibnu Khuzaimah 323: Ya’qub bin Ibrahim, Al Hasan bin Muhammad, Ali bin Husain bin Ibrahim bin Al Husain, Ahmad bin Sinan Al Wasithi dan Musa bin Khaqan Al Baghdadi mengabarkan. kepada kami dan mereka berkata, Ishaq —ia adalah Ibnu Yusuf Al Azraq— menceritakan kepada kami ini adalah hadits Ad-Dauraqi, Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, dari Alqamah bui Mursid, dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, ‘Seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bertanya tentang waktu shalat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ' Shalatlah bersama kami’ ketika matahari tergelincir, [Rasulullah] shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Zhuhur Dan, ia berkata, “Dan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Ashar sementara matahari masih tinggi bersih (tidak mendung). Beliau melaksanakan shalat Maghrib saat matahari tenggelam. Beliau juga melaksanakan shalat Isya saat mega merah hilang serta melaksanakan shalat Subuh saat masih gelap. Ketika esok harinya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan Bilal untuk melakukan adzan shalat Zhuhur kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menunggu hingga cuaca tidak panas, lalu merasa nyaman untuk melaksanakan shalat Zhuhur yang teduh tersebut. Lalu Nabi memerintahkan Bilal, kemudian melaksanakan shalat Ashar, sementara matahari masih menyengat, lalu beliau mengakhirkan di atas waktu yang lalu. Rasulullah memerintahkan Bilal untuk adzan lalu beliau melaksanakan shalat Maghrib sebelum mega merah hilang Rasulullah memerintahkan Bilal untuk adzan lalu mendirikan shalat isya setelah melewati sepertiga malam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan Bilal untuk adzan kemudian beliau melaksanakan shalat Subuh hingga awan menguning lalu beliau bertanya, ‘Dimana orang yang bertanya tentang waktu shalat?' Laki-laki tersebut berkata, ‘Saya wahai rasulullah S A W.’ beliau bersabda,”Waktu shalat kalian adalah di antara sesuatu yang kalian lihat’.”439 Abu Bakar berkata, “Aku tidak menemukan di dalam kitabku dari Az Za’farani ungkapan, ‘Shalat Maghrib di hari kedua..”
Hadits No. : 324
صحيح ابن خزيمة ٣٢٤: نا بُنْدَارٌ، نا حَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَوَاقِيتِ لَمْ يَزِدْنَا بُنْدَارٌ عَلَى هَذَا. قَالَ بُنْدَارٌ: فَذَكَرْتُهُ لِأَبِي دَاوُدَ، فَقَالَ: صَاحِبُ هَذَا الْحَدِيثِ يَنْبَغِي أَنْ يُكَبَّرَ عَلَيْهِ. قَالَ بُنْدَارٌ: فَمَحَوْتُهُ مِنْ كِتَابِي قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يَنْبَغِي أَنْ يُكَبَّرَ عَلَى أَبِي دَاوُدَ حَيْثُ غَلَطَ، وَأَنْ يُضْرَبَ بُنْدَارٌ عَشَرَةً حَيْثُ مَحَا هَذَا الْحَدِيثَ مِنْ كِتَابِهِ، حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى مَا رَوَاهُ الثَّوْرِيُّ أَيْضًا عَنْ عَلْقَمَةَ، غَلَطَ أَبُو دَاوُدَ، وَغَيَّرَ بُنْدَارٌ، هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ رَوَاهُ الثَّوْرِيُّ أَيْضًا عَنْ عَلْقَمَةَ نا بِخَبَرِ حَرَمِيِّ بْنِ عُمَارَةَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ: نا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، نا حَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ، عَنْ شُعْبَةَ بِالْحَدِيثِ تَمَامِهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الْخَبَرُ رَادٌّ عَلَى زَعْمِ الْعِرَاقِيِّينَ أَنَّ الْمُقِرَّ عِنْدَ الْحَاكِمِ أَنَّ لِفُلَانٍ عَلَيْهِ مَا بَيْنَ دِرْهَمٍ إِلَى عَشَرَةِ دَرَاهِمَ أَنَّ عَلَيْهِ ثَمَانِيَةَ دَرَاهِمَ، فَجَعَلُوا هَذَا الْمُحَالَ مِنَ الْمَقَالِ بَابًا طَوِيلًا فَرَّعُوا مَسَائِلَ عَلَى هَذَا الْخَطَأِ وَقَوْدُ مَقَالَتِهِمْ يُوجِبُ أَنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْيَوْمَيْنِ وَاللَّيْلَتَيْنِ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ فِي غَيْرِ مَوَاقِيتِهَا؛ لِأَنَّ قَوْدَ مَقَالَتِهِمْ أَنَّ أَوْقَاتِ الصَّلَاةِ مَا بَيْنَ الْوَقْتِ الْأَوَّلِ، وَالْوَقْتِ الثَّانِي، وَأَنَّ الْوَقْتَ الْأَوَّلَ، وَالثَّانِي خَارِجَانِ مِنْ وَقْتِ الصَّلَاةِ كَزَعْمِهِمْ أَنَّ الدِّرْهَمَ وَالْعَشَرَةَ خَارِجَانِ مِمَّا أَقَرَّ بِهِ الْمُقِرُّ، وَأَنَّ الثَّمَانِيَةَ هُوَ بَيْنَ دِرْهَمٍ إِلَى عَشَرَةٍ، قَدْ أَمْلَيْتُ مَسْأَلَةً طَوِيلَةً مِنْ هَذَا الْجِنْسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 324: Bundar mengabarkan kepada kami, Harmi bin Umarah mengabarkan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Alqamah bin Marsad, dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, dari Nabi Muhammad SAW; dalam hal waktu-waktu shalat.440 Bundar tidak menambahkan redaksi ini kepada kami. Bundar berkata, “Aku menyebutkannya kepada Abu Daud, lalu ia berkata, ‘Pemilik hadits ini sebaiknya (48-ba') membesarkan tulisannya’.” Bundar berkata, “Maka aku menghapusnya dari kitabku.” Abu Bakar berkata, “Sebaiknya Abu Daud membesarkan tulisan yang salah dan Bundar mencontoh sepuluh hadits, di mana ia hapus hadits ini dari kitabnya. Hadits di atas adalah hadits shahih berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Ats-Tsauri dari Alqamah. Abu Daud salah sedangkan Bundar telah merubahnya. Ini adalah hadits shahih yang juga diriwayatkan oleh Ats-Tsauri dari Alqamah. Kabar yang datang dari Harami bin Umarah, ia mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Yahya, ia berkata, Ali bin Abdullah mengabarkan kepada kami, Harami bin Umarah dari Syu’bah mengabarkan kepada kami. Dengan hadits yang disebutkan secara sempurna. Abu Bakar berkata, “Hadits ini adalah bantahan441 atas asumsi ulama-ulama Irak yang menyatakan bahwa orang yang berikrar di sisi Hakim bahwa fulan memiliki hutang kepada fulan antara satu Dirham sampai sepuluh Dirham dan yang sebenarnya adalah orang tersebut memiliki hutang delapan dirham. Mereka menjadikan kondisi ini sebagai pembicaraan dalam bab yang panjang. Mereka memetakkan beberapa masalah berdasarkan kesalahan ini dan menggiring pembicaraan mereka yang menuntut bahwa malaikat Jibril pernah melaksanakan shalat bersama Nabi selama dua hari dua malam; yaitu melaksanakan shalat lima waktu tidak pada waktunya. Karena kendali ucapan mereka; Sesungguhnya waktu-waktu shalat berada di antara waktu pertama dan kedua. Dan, sesungguhnya waktu pertama dan kedua di luar waktu shalat yang lainnya. Hal ini sebagaimana asumsi mereka bahwa ungkapan satu Dirham dan sepuluh Dirham telah keluar dari apa yang dikukuhkan oleh orang yang berikrar, dan sesungguhnya delapan adalah angka di antara satu dirham sampai sepuluh dirham. Aku telah menuliskan masalah sejenis ini secara panjang.
Hadits No. : 325
صحيح ابن خزيمة ٣٢٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا مُغِيرَةُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ عَيَّاشِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ الزُّرَقِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا أَبُو أَحْمَدَ، نا سُفْيَانُ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَيَّاشِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ قَالَ وَكِيعٌ: عَنِ الزُّرَقِيِّ، عَنْ حَكِيمِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ، عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَمَّنِي جِبْرِيلُ عِنْدَ الْبَيْتِ مَرَّتَيْنِ، فَصَلَّى بِيَ الظُّهْرَ حِينَ مَالَتِ الشَّمْسُ قَدْرَ الشِّرَاكِ، وَصَلَّى بِيَ الْعَصْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ، وَصَلَّى بِيَ الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ، وَصَلَّى بِيَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ، وَصَلَّى بِيَ الْفَجْرَ حِينَ حُرِّمَ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ عَلَى الصَّائِمِ، وَصَلَّى بِيَ الْغَدَ الظُّهْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ، وَصَلَّى بِيَ الْعَصْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَيْهِ، وَصَلَّى بِيَ الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ، وَصَلَّى بِيَ الْعِشَاءَ حِينَ مَضَى ثُلُثُ اللَّيْلِ، وَصَلَّى بِيَ الْغَدَاةَ بَعْدَ مَا أَسْفَرَ، ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيَّ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، الْوَقْتُ فِيمَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ هَذَا وَقْتُكَ وَوَقْتُ الْأَنْبِيَاءِ قَبْلَكَ " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَةَ وَفِي حَدِيثِ وَكِيعٍ: حَكِيمُ بْنُ حَكِيمِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ حُنَيْفٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 325: Ahmad bin Abduh Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Mughirah —maksudnya Ibnu Abdurrahman— mengabarkan kepada kami, dari Abdurrahman bin Al Harits bin Abdullah —ia adalah Ibnu Ayasy bin Abu Rabi'ah Az- Zuraqi— Ha’, Bundar menceritakan kepada kami, Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Ha’, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waqi' menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Abdurrahman bin Al Harits bin Iyash bin Abu Rabiah. Ha' Waqi' berkata, Dari Az-Zuraqi dari Hakim bin Abbad bin Sahi bin Hunaif dari Nafi’ bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jibril pernah menjadi imam atas diriku dua kali di baitullah. Lalu Jibril melaksanakan shalat Zhuhur bersamaku ketika matahari tergelincir seukuran tali sepatu. Jibril melaksanakan shalat Ashar denganku saat bayangan apa saja sama dengan bendanya. Jibril melaksanakan shalat Maghrib denganku ketika orang yang berpuasa berbuka puasa. Jibril melaksanakan shalat Isya denganku saat mega merah hilang. Jibril melaksanakan shalat Subuh ketika makanan dan minuman diharamkan bagi orang yang berpuasa (49-alif) lalu Jibril melaksanakan shalat Zhuhur denganku esok harinya ketika bayangan apa saja sama dengan bendanya. Kemudian Jibril melaksanakan shalat Ashar bersamaku ketika bayangan apa saja besarnya dua kali lipat dari bendanya lalu Jibril melaksanakan shalat Magrib bersamaku di saat orang yang berpuasa berbuka. Kemudian Jibril melaksanakan shalat Isya denganku ketika waktu sepertiga malam berlalu, lalu Jibril melaksanakan shalat Subuh denganku setelah awan menguning lalu Jibril menoleh kepadaku. Jibril berkata, “Wahai Muhammad! waktu shalat adalah waktu di antara dua waktu yang ada. Ini adalah waktu shalatmu dan waktu shalat para nabi sebelummu”442 Ini adalah redaksi hadits Ahmad bin Ubadah dalam hadits Waqi’ terdapat Hakim bin Hakim bin Abad bin Hunaif. Ungkapan Al Imam —Mudah-mudahan Allah merahmati— ditambahkan443 diakhir bab terdahulu pada akhir bab ini insya Allah.
Hadits No. : 326
صحيح ابن خزيمة ٣٢٦: ا بُنْدَارُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا صَلَّيْتُمُ الصُّبْحَ فَهُوَ وَقْتٌ إِلَى أَنْ يَطْلُعَ قَرْنُ الشَّمْسِ الْأَوَّلِ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الظُّهْرَ فَهُوَ وَقْتٌ إِلَى أَنْ تُصَلُّوا الْعَصْرَ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْعَصْرَ فَهُوَ وَقْتٌ إِلَى أَنْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ، فَإِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ فَهُوَ وَقْتٌ إِلَى أَنْ يَغِيبَ الشَّفَقُ، فَإِذَا غَابَ الشَّفَقُ فَهُوَ وَقْتٌ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 326: Muadz bin Hisyam mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Qatadah dari Abu Ayub dari Abdullah bin Amr. Sesungguhnya Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila kalian melaksanakan shalat Subuh, maka itulah waktunya sampai bagian dari matahari yang pertama terbit. Apabila kalian melaksanakan shalat Zhuhur, maka itulah waktunya sampai kalian sampai pada waktu Ashar. Apabila kalian melaksanakan shalat Ashar, maka itulah waktunya hingga matahari berwarna kuning. Apabila matahari telah terbenam, maka itulah waktunya sampai mega merah menghilang. Apabila mega merah menghilang, maka itulah waktunya sampai pertengahan malam "444
Hadits No. : 327
صحيح ابن خزيمة ٣٢٧: نا بُنْدَارُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، نا مَالِكُ بْنُ مِغْوَلٍ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ الْعَيْزَارِ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 327: Bundar bin Basyar mengabarkan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Malik bin Mighwal dari Al Walid bin Al ‘Aizar menceritakan kepada kami, dari Abu Amr Asy-Syaibani, dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Amalan yang paling utama?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Melaksanakan shalat di awal waktunya.”445
Hadits No. : 328
صحيح ابن خزيمة ٣٢٨: نا بُنْدَارُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنِ الْمُهَاجِرِ أَبِي الْحَسَنِ، أَنَّهُ سَمِعَ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ يُحَدِّثُهُ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَذَّنَ مُؤَذِّنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَبْرِدْ أَبْرِدْ» ، أَوْ قَالَ: «انْتَظِرِ انْتَظِرْ» ، فَقَالَ: «إِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ، فَإِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلَاةِ» قَالَ أَبُو ذَرٍّ: حَتَّى رَأَيْنَا فَيْءَ التُّلُولِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 328: Bundar bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Muhajir Abu Al Hasan, sesungguhnya ia mendengar Zaid bin Wahab menceritakan hadits dari Abu Dzar, ia berkata: Seorang muadazin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan adzan shalat Zhuhur, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tunggulah teduh, tunggulah teduh” atau “tunggulah —hingga cuaca dingin—, tunggulah —hingga cuaca dingin—”, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya panas yang menyengat merupakan semburan (jilatan) dari neraka jahanam, apabila panas menyengat, maka tunggulah dalam melaksanakan shalat hingga cuaca teduh.”446
Hadits No. : 329
صحيح ابن خزيمة ٣٢٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَأَحْمَدَ بْنِ عَبْدَةَ الضَّبِّيِّ قَالُوا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدٍ وَهُوَ ابْنُ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا عَنِ الصَّلَاةِ فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 329: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, dari Said bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi, mereka berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri dari Said -ia adalah Ibnu Al Musayyib (49-ba’) dari Abu Hurairah: Sesungguhnya nabi bersabda, "Apabila hawa panas menyengat, maka tangguhkanlah dari melaksanakan shalat hingga cuaca dingin (teduh), karena sesungguhnya panas yang menyengat adalah bagian dari semburan (jilatan) neraka jahanam .”447
Hadits No. : 33
صحيح ابن خزيمة ٣٣: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ الْهَمْدَانِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَرْوَانَ، عَنْ بُسْرَةَ بِنْتِ صَفْوَانَ، أَنَّهَا سَمِعْتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا مَسَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ» سَمِعْتُ يُونُسَ بْنَ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيَّ يَقُولُ: أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ مَالِكٍ قَالَ: «أَرَى الْوُضُوءَ مِنْ مَسِّ الذِّكْرِ اسْتِحْبَابًا وَلَا أُوجِبُهُ» ، ثنا عَلِيُّ بْنُ سَعِيدٍ النَّسَوِيُّ قَالَ: سَأَلْتُ أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ عَنِ الْوُضُوءِ مِنْ مَسِّ الذَّكَرِ، فَقَالَ: «أَسْتَحِبُّهُ وَلَا أُوجِبُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 33: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib Al Hamdani dan Muhammad Ibnu Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrimi menceritakan kepada kami, keduanya berkata, “Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam dari ayahnya dari Marwan dari Busrah binti Shafwan, bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu memegang kemaluannya, maka berwudhulah.” 126 Aku mendengar Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi berkata, “Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami dari Malik, ia berkata, ‘Aku melihat, wudhu karena memegang kemaluan itu disunnahkan, aku tidak mengatakan itu wajib’.” Ali bin Sa’id An-Nasawi menceritakan kepada kami, ia berkata, “Aku bertanya kepada Ahmad bin Hanbal mengenai masalah wudhu karena memegang kemaluan, la pun menjawab,”Aku mensunahkannya, dan tidak mengatakan wajib’.” Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 330
صحيح ابن خزيمة ٣٣٠: نا بُنْدَارُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي الثَّقَفِيَّ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ، فَأَبْرِدُوا الصَّلَاةَ فِي شِدَّةِ الْحَرِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 330: Bundar bin Basyar mengabarkan kepada kami, Abdul Wahab menceritakan kepada kami,-- Maksudnya adalah Atsaqafi – Ubaidillah bin Umar menceritakan kepada kami dari Nafi’ dari Ibnu Umar, dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda “Sesungguhnya panas yang menyengat adalah bagian dari sambaran (jilatan) neraka jahannam, maka tangguhkanlah –dari melaksanakan—shalat di saat hawa panas menyengat hingga cuaca menjadi teduh.448
Hadits No. : 331
صحيح ابن خزيمة ٣٣١: نا الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ دَاوُدَ الْخُرَيْبِيَّ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَبْرِدُوا الظُّهْرَ فِي الْحَرِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 331: Al Qasim bin Muhammad bin Abbad Al Muhallabi mengabarkan kepada kami, Abdullah mengabarkan kepada kami —maksudnya Ibnu Daud Al Huraibi— dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah RA; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tangguhkanlahpelaksanaan shalat dzuhur hingga cuaca menjadi dingin (teduh) di saat hawa matahari panas”449
Hadits No. : 332
صحيح ابن خزيمة ٣٣٢: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: حَفِظْنَاهُ مِنَ الزُّهْرِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ، عَنْ عَائِشَةَ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْمَخْزُومِيِّ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ طَالِعَةٌ فِي حُجْرَتِي لَمْ يَظْهَرِ الْفَيْءُ بَعْدُ» قَالَ أَحْمَدُ: فِي حُجْرَتِهَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: الظُّهُورِ عِنْدَ الْعَرَبِ يَكُونُ عَلَى مَعْنَيَيْنِ أَحَدُهُمَا أَنْ يَظْهَرَ الشَّيْءُ حَتَّى يُرَى وَيُتَبَيَّنُ فَلَا خَفَاءَ، وَالثَّانِي أَنْ يَغْلِبَ الشَّيْءُ عَلَى الشَّيْءِ كَمَا يَقُولُ الْعَرَبُ: ظَهَرَ فُلَانٌ عَلَى فُلَانٍ، وَظَهَرَ جَيْشُ فُلَانٍ عَلَى جَيْشِ فُلَانٍ أَيْ غَلَبَهُمْ، فَمَعْنَى قَوْلِهَا: لَمْ يَظْهَرِ الْفَيْءُ بَعْدُ، أَيْ لَمْ يَتَغَلَّبِ الْفَيْءُ عَلَى الشَّمْسِ فِي حُجْرَتِهَا، أَيْ لَمْ يَكُنِ الظِّلُّ فِي الْحُجْرَةِ أَكْثَرَ مِنَ الشَّمْسِ حِينَ صَلَاةِ الْعَصْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 332: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, kami menghafalnya dari Az-Zuhri, ia berkata, Urwah mengabarkan hadits kepadaku dari Aisyah, Ha'. Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami dan Said bin Abdur-rahman bin Al Makhzum. Mereka berkata, Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah RA, “Sesungguhnya Nabi pernah melaksanakan shalat Ashar sementara matahari masih menyengat di kamarku dan bayang-bayang belum nampak.”450 Ahmad berkata, “Dikamar Aisyah.” Abu Bakar berkata: Kata ‘Azh-Zhuhur’ menurut orang Arab memiliki dua arti; Pertama, sesuatu yang nampak hingga bisa dilihat dan jelas di mana tidak ada kesamaran lagi; Kedua, sesuatu mengalahkan sesuatu yang lain sebagaimana dikemukakan oleh orang Arab “Zhahara Fulanan ‘Ala Fulanin’ dan ‘Zhahara jaisyu fulanin ‘Ala Jaisyi fulanin’ maksudnya mengalahkan mereka. Maka arti ucapan 'Lam yadzhar al fa'iu ba’du’ artinya bayang-bayang belum mengalahkan matahari di kamarnya. Maksudnya bayangan di kamar tidak lebih banyak dari cahaya matahari saat shalat Ashar.
Hadits No. : 333
صحيح ابن خزيمة ٣٣٣: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ، أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي دَارِهِ بِالْبَصْرَةِ حَتَّى انْصَرَفَ مِنَ الظُّهْرِ قَالَ: وَدَارُهُ بِجَنْبِ الْمَسْجِدِ فَلَمَّا دَخَلْنَا عَلَيْهِ قَالَ: صَلَّيْتُمُ الْعَصْرَ؟ قُلْنَا لَهُ: إِنَّمَا انْصَرَفْنَا السَّاعَةَ مِنَ الظُّهْرِ قَالَ: فَصَلَّوَا الْعَصْرَ، فَقُمْنَا فَصَلَّيْنَا، فَلَمَّا انْصَرَفْنَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا، لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا» نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا ابْنُ وَهْبٍ أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بِهَذَا نَحْوَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 333: Ali bin Hujr As-Sa’di mengabarkan kepada kami, Ismail —maksudnya Ibnu Ja’far— menceritakan kepada kami, Al Ala' bin Abdurrahman bin Ya’kub menceritakan kepada kami, bahwa Abdurahman pernah memasuki kediaman (50-alif) Anas bin Malik di Bashrah hingga waktu shalat Zhuhur habis. Abdurrahman bin Ya’kub berkata, “Kediaman Anas bin Malik berada di samping Masjid. Ketika kami memasuki kediamannya, ia berkata, ‘Apakah kalian sudah melaksanakan shalat Ashar?’ Kami menjawab, ‘Sesungguhnya kami baru saja meninggalkan waktu shalat Zhuhur.’ Anas berkata, ‘Shalat Ashar-lah kalian’, lalu kami bangun dan melaksanakan shalat Ashar.’ Ketika kami kembali, ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, adalah shalat orang munafik, di mana ia duduk mengawasi matahari hingga apabila matahari berada di antara dua tanduk syetan, ia berdiri lalu melaksanakan shalat empat rakaat dengan gerakan yang cepat. Ia tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali hanya sebentar saja’.”451 Yunus bin Abdul Ala' mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, sesungguhnya Malik menceritakan hadits dari Al Ala' bin Abdurrahman: Dengan hadits yang serupa ini.
Hadits No. : 334
صحيح ابن خزيمة ٣٣٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُثْمَانَ الْبَكْرَاوِيُّ أَبُو بَحْرٍ، نا شُعْبَةُ، نا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ يَعْقُوبَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ: وَسَمِعْتُ أَبَا مُوسَى مُحَمَّدَ بْنَ الْمُثَنَّى يَقُولُ: وَجَدْتُ فِي كِتَابِي بِخَطِّ يَدِي فِيمَا نَسَخَتْ مِنْ كِتَابٍ عَنْ جَعْفَرٍ قَالَ: نا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ الْعَلَاءَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يُحَدِّثُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ، يَنْتَظِرُ حَتَّى إِذَا اصْفَرَّتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ، أَوْ عَلَى قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى وَقَالَ ابْنُ بَزِيعٍ: «بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ أَوْ فِي قَرْنَيْ شَيْطَانٍ» وَقَالَ: قَالَ شُعْبَةُ: «نَقَرَهَا أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 334: Muhammad bin Abdullah bin Bazi’ mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Utsman Al Bakrawi Abu Bahr mengabarkan kepada kami, Syu’bah —maksudnya adalah Ibnu Ya’qub— mengabarkan kepada kami dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ia (perawi) berkata, ‘Dan, aku mendengar Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna berkata, ‘Aku menjumpai di dalam kitabku dengan tulisan tanganku yang telah kuhapus dari suatu kitab, dari Ja’far, ia berkata, ‘Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata, ‘Aku mendengar Al Ala' bin Abdurrahman menceritakan dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya [itu] adalah shalat orang munafik, ia menunggu hingga apabila matahari menguning dan matahari berada di antara dua tanduk syetan —di atas tanduk syetan—, [ia berdiri] lalu melaksanakan shalat Ashar empat rakaat dengan gerakan yang cepat, dan ia tidak mengingat Allah SWT kecuali sedikit.”452 Ini adalah redaksi hadits Abu Musa. Ibnu Bazi’ berkata, “Di antara dua tanduk syetan atau berarti di dalam dua tanduk syetan.” la pun berkata, “Syu’bah berkata, 'Ia melaksanakan shalat empat rakaat dengan gerakan yang cepat dan ia tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali sebentar’.”
Hadits No. : 335
صحيح ابن خزيمة ٣٣٥: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا الزُّهْرِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الَّذِي تَفُوتُهُ صَلَاةُ الْعَصْرِ كَأَنَّمَا وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ» قَالَ مَالِكٌ: تَفْسِيرُهُ ذَهَابُ الْوَقْتِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 335: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Az-Zuhri mengabarkan kepada kami, Ha', Said bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, mereka berkata,: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dari Salim dari ayahnya, dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka ia seakan-akan terampas keluarga dan hartanya.”453 Malik berkata, “Penjelasannya: Ketika waktu telah usai.”
Hadits No. : 336
صحيح ابن خزيمة ٣٣٦: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو دَاوُدَ، نا هِشَامٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، أَنَّ أَبَا قِلَابَةَ، حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا الْمَلِيحِ الْهُذَلِيَّ حَدَّثَهُ قَالَ: كُنَّا مَعَ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ فِي غَزْوَةٍ فِي يَوْمِ غَيْمٍ، فَقَالَ: بَكِّرُوا بِالصَّلَاةِ؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ أُحْبِطَ عَمَلُهُ» نا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ أَبُو عَمَّارٍ، نا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، عَنْ هِشَامٍ صَاحِبِ الدَّسْتُوَائِيِّ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ: بِهَذَا مِثْلَهُ، غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ: «فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 336: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, Hisyam mengabarkan kepada kami, dari Yahya bin Abu Katsir, sesungguhnya Abu Qilabah menceritakan kepadanya; Sesungguhnya Abu Al Malih Al Hudzali menceritakan kepadanya, ia berkata, “Kami pernah bersama Buraidah Al Aslami dalam sebuah perang di saat langit mendung. Lalu Buraidah berkata, ‘Segeralah kalian melaksanakan shalat, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda (50-ba’) “Barang siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalnya dihapuskan ”.454 Al Husain bin Al Harits Abu Ammar mengabarkan kepada kami, An-Nadhr bin Syamil mengabarkan kepada kami dari Hisyam Shahib Ad-Dastuwa'i dari Yahya dari Qilabah, “Dengan hadits sejenis hanya saja ia berkata, (Amal perbuatannya sungguh telah terhapus)”
Hadits No. : 337
صحيح ابن خزيمة ٣٣٧: نا بُنْدَارٌ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَغْرِبَ، ثُمَّ نَأْتِي بَنِي سَلِمَةَ فَنُبْصِرُ مَوَاقِعَ النَّبْلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 337: Bundar mengabarkan kepada kami, Ubaidultah bin Abdul Majid mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Abu Di'b, dari Said Al Maqburi, dari Al Qa'qa’ bin Hakim, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pernah melaksanakan shalat Maghrib bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian kami mendatangi Bani Salimah lalu kami melihat posisi-posisi anak panah.455
Hadits No. : 338
صحيح ابن خزيمة ٣٣٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرَّمِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّهُمْ كَانُوا «يُصَلُّونَ الْمَغْرِبَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَرْجِعُونَ فَيَرَى أَحَدُهُمْ مَوَاقِعَ نَبْلِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 338: Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrami mengabarkan kepada kami, Yahya bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Hamad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Tsabit dari Anas, Sesungguhnya mereka melaksanakan shalat mahgrib bersama Rasulullah kemudian mereka kembali, lalu salah seorang dari mereka melihat posisi-posisi anak panahnya.
Hadits No. : 339
صحيح ابن خزيمة ٣٣٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ الْيَشْكُرِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، ح وَحَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ مَرْثَدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْيَزَنِيِّ قَالَ: قَدِمَ عَلَيْنَا أَبُو أَيُّوبَ غَازِيًا، وَعُقْبَةُ بْنُ عَامِرٍ يَوْمَئِذٍ عَلَى مِصْرَ فَأَخَّرَ الْمَغْرِبَ فَقَامَ إِلَيْهِ أَبُو أَيُّوبَ فَقَالَ: مَا هَذِهِ الصَّلَاةُ يَا عُقْبَةُ؟ فَقَالَ: شُغِلْنَا، فَقَالَ: أَمَا وَاللَّهِ، مَا بِي إِلَّا أَنْ يَظُنَّ النَّاسُ أَنَّكَ رَأَيْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ هَكَذَا، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ أَوْ عَلَى الْفِطْرَةِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ الدَّوْرَقِيِّ، وَقَالَ الْمُؤَمَّلُ وَالْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ: أَمَا سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي. .» ؟ نا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى الْحَرَشِيُّ، نا زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ: فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: أَمَا سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ أَوْ عَلَى الْفِطْرَةِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» ؟ قَالَ: بَلَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 339: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Muammal bin Hisyam Al Yasykuri mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Ibnu Ulaiyah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Ha’, Al Fadl bin Ya’qub Al Jazari menceritakan kepada kami, Abdul A'la mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Yazid bin Abu Habib menceritakan kepadaku, dari Martsad bin Abdullah Al Yazani, ia berkata, “Abu Ayub [dan] Aqabah bin Amir pernah berperang melawan negeri Mesir, lalu Aqabah mengakhirkan shalat Magrib. Kemudian Abu Ayub berdiri padanya dan ia berkata, “Ini shalat apa wahai Aqabah?” Aqabah menjawab, ‘Tadi kami telah disibukkan —oleh peperangan—. Abu Ayub berkata, “Demi Allah aku tidak bermaksud apa-apa, hanya saja orang-orang mengira bahwa engkau telah melihat Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan hal ini. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Umatku senantiasa dalam keadaan baik-baik saja atau berada dalam fitrahnya selagi mereka tidak mengakhirkan shalat maghrib sampai bintang-bintang merapat’.’456 Ini adalah redaksi hadits Ad-Dauraqi. Al Muammal dan Al Fadl bin Ya'kub berkata, “Adakah engkau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Umatku senantiasa...” Muhammad bin Musa Al Harasyi mengabarkan kepada kami, Ziyad bin Abdullah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib. Kemudian ia mengemukakan hadits dan berkata apakah engkau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “>i>Ummatku senantiasa dalam keadaan baik-baik saja atau berada di atas fitrahnya selagi mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib hingga bintang-bintang merapat. ” la berkata, ‘Tentu!.”
Hadits No. : 34
صحيح ابن خزيمة ٣٤: وَسَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ: «نَرَى الْوُضُوءَ مِنْ مَسِّ الذَّكَرِ اسْتِحْبَابًا لَا إِيجَابًا» بِحَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَدْرٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ طَلْقٍ، عَنْ أَبِيهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَكَانَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ يُوجِبُ الْوُضُوءَ مِنْ مَسِّ الذَّكَرِ اتِّبَاعًا بِخَبَرِ بُسْرَةَ بِنْتِ صَفْوَانَ لَا قِيَاسًا، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَبِقَوْلِ الشَّافِعِيِّ أَقُولُ؛ لِأَنَّ عُرْوَةَ قَدْ سَمِعَ خَبَرَ بُسْرَةَ مِنْهَا لَا كَمَا تَوَهَّمَ بَعْضُ عُلَمَائِنَا أَنَّ الْخَبَرَ وَاهٍ لِطَعْنِهِ فِي مَرْوَانَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 34: Dan Aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata, “Kami melihat, wudhu karena memegang kemaluan itu sunnah, tidak wajib, berdasarkan hadits Abdullah bin Badr dari Qais bin Thalq dari ayahnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.” 127 Abu Bakar berkata, “Asy-Syafi’i -rahimahullah- mewajibkan wudhu karena memegang kemaluan, sebab ia mengikuti hadits Busrah binti Shafwan, bukan karena qiyas. Abu Bakar berkata, “Aku sependapat dengan Asy-Syafi’i, karena Urwah betul-betul mendengar hadits dari Busrah, tidak seperti yang disalahpahami sebagian ulama kita, bahwa hadits itu lemah, karena celaannya terhadap Marwan. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 340
صحيح ابن خزيمة ٣٤٠: نا أَبُو زُرْعَةَ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، نا عَبَّادُ بْنُ الْعَوَّامِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنِ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ، عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَزَالُ أُمَّتِي عَلَى الْفِطَرِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي قَوْلِهِ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» : دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ قَوْلَهُ فِي خَبَرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ: وَوَقْتُ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَسْقُطْ ثَوْرُ الشَّفَقِ إِنَّمَا أَرَادَ وَقْتَ الْعُذْرِ وَالضَّرُورَةِ لَا أَنْ يُتَعَمَّدَ تَأْخِيرُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ إِلَى أَنْ تَقْرُبَ غَيْبُوبَةُ الشَّفَقِ؛ لِأَنَّ اشْتِبَاكَ النُّجُومِ يَكُونُ قَبْلَ غَيْبُوبَةِ الشَّفَقِ بِوَقْتٍ طَوِيلٍ يُمْكِنُ أَنْ يُصَلَّى بَعْدَ اشْتِبَاكِ النُّجُومِ قَبْلَ غَيْبُوبَةِ الشَّفَقِ رَكَعَاتٌ كَثِيرَةٌ أَكْثَرُ مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 340: Abu Zur’ah mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Musa mengabarkan kepada kami, Abbad bin Al Awwam mengabarkan kepada kami dari Amr bin Ibrahim dari Qatadah dari Al Hasan dari Al Ahnaf bin Qais dai Al Abbas bin Abdul Muthalib, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Umatku senantiasa berada dalam kesucian selagi mereka tidak mengakhirkan (51-alif) shalat Maghrib sampai binatang-binatang merapat”547 Abu Bakar berkata, “Dalam Sabda Nabi, Umatku senantiasa baik-baik saja selagi mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib sampai binatang-binatang merapat menunjukkan bahwa sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Ash yang berbunyi “Dan waktu Maghrib adalah selagi mega merah belum hilang”, sesungguhnya yang dimaksud adalah waktu udzur dan waktu darurat. Tidak secara sengaja458 mengakhirkan shalat Maghrib hingga mendekati hilangnya mega merah, karena merapatnya bintang-bintang terjadi saat mega merah hampir hilang, dan karena kerapatan binatang-binatang terjadi sebelum mega merah hilang beberapa saat, di mana saat itu masih bisa melaksanakan shalat beberapa rakaat, dan shalat yang dapat dilaksanakan dalam waktu tersebut lebih dari empat rakaat.
Hadits No. : 341
صحيح ابن خزيمة ٣٤١: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ عَبْدِ الْوَارِثِ الْعَنْبَرِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي الْحُسَيْنُ قَالَ: قَالَ ابْنُ بُرَيْدَةَ، نا عَبْدُ اللَّهِ الْمُزَنِيُّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَغْلِبَنَّكُمُ الْأَعْرَابُ عَلَى اسْمِ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ» قَالَ: وَيَقُولُ الْأَعْرَابُ: هِيَ الْعِشَاءُ ". قَالَ أَبُو بَكْرٍ: عَبْدُ اللَّهِ الْمُزَنِيُّ هُوَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُغَفَّلِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 341: Abdul Warits bin Abdush-Shamad bin Abdul Warits Al Anbari mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Al Husein menceritakan kepadaku, ia berkata, Ibnu Buraidah berkata, Abdullah Al Muzni mengabarkan kepada kami, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian dikalahkan oleh orang-orang Arab Badui dalam menamakan shalat maghrib”, beliau bersabda lagi, "Orang-orang Badui berkata, 'la adalah shalat Isya',"459 Abu Bakar berkata, ‘‘Abdullah Al Muzni adalah Abdullah Al Mughaffal.”
Hadits No. : 342
صحيح ابن خزيمة ٣٤٢: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ الْعَطَّارُ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، وَابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَنا عَبْدُ الْجَبَّارِ، مَرَّةً قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَعَمْرٌو، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَّرَ صَلَاةَ الْعِشَاءِ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَخَرَجَ عُمَرُ، فَقَالَ: الصَّلَاةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَقَدَ النِّسَاءُ وَالْوِلْدَانُ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمَاءُ يَقْطُرُ عَنْ رَأْسِهِ وَهُوَ يَمْسَحُهُ عَنْ شِقَّيْهِ، وَهُوَ يَقُولُ: «لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ أَنْ يُصَلُّوا هَذِهِ السَّاعَةَ» وَقَالَ أَحَدُهُمَا: إِنَّهُ الْوَقْتُ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَبْدِ الْجَبَّارِ حِينَ جَمَعَ الْحَدِيثَ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، وَعَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، وَقَالَ لَمَّا أَفْرَدَ خَبَرَ ابْنَ جُرَيْجٍ: «إِنَّهُ الْوَقْتُ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي» وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ: «لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى الْمُؤْمِنِينِ لَأَمَرْتُهُمْ أَنْ يُصَلُّوا هَذِهِ الصَّلَاةَ هَذِهِ السَّاعَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 342: Abdul Jabar bin Al Ala' Al Aththar, Sulyun mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juray dari Atha' dari Ibnu Abbas, dan Ahmad bin Abdah mengabarkan kopada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar dan Ibnu Juruy dari Atha' duri Ibnu Abbas, Abdul Jabar pemah sekali mengabarkan kepada kami, ia berkata, Sufyun mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij dan Atha' dari Ibnu Abbas dan Amr dari Atha' dari Ibnu Abbas, "Sesungguhnya Rusulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di suatu malam pernah mengakhirkan shalat Isya, lalu Umar keluar dan berkata, ‘Laksanakanlah shalat Isya wahai rasulullah?' Kaum wanita dan anak- anak telah tertidur pulas. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar rumah sementara air menetes dari kepala beliau, beliau mengusapnya dari kedua belah pipinya, beliau bersabda, "Seandainya aku tidak memberatkan umatku, niscaya aku memerintahkan mereka untuk melaksanakan shalat Isya di saat waktu seperti ini" salah satu dari dua orang berkata, "Itu adalah waktu —melaksanakan shalat Isya'— seandainya aku tidak memberatkan terhadap umatku."460 Ini adalah redaksi hadits dari Abdul Jabar saat beliau menyatukan hadits dari Ibnu Juraij dan Amr bin Dinar. Abdul Jabar berkata saat hadits Ibnu Juraij dipisahkan sendiri, “Bahwa ia adalah waktunya seandainya aku tidak memberatkan ummatku .” Ahmad bin Abdah berkata, “Seandainya aku tidak memberatkan kaum mukmin, niscaya aku memerintahkan mereka melaksanakan shalat di waktu ini.”
Hadits No. : 343
صحيح ابن خزيمة ٣٤٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: أَعْتَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعِشَاءِ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَنَادَاهُ عُمَرُ فَقَالَ: نَامَ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ:: «مَا يَنْتَظِرُ هَذِهِ الصَّلَاةَ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ غَيْرُكُمْ» قَالَ الزُّهْرِيِّ: وَلَمْ يَكُنْ يُصَلِّي يَوْمَئِذٍ إِلَّا مَنْ بِالْمَدِينَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 343: Muhammad bin Rafi' mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri dari Salim, dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengakhirkan pelaksanaan shalat Isya' hingga gelap malam. Umar kemudian memanggilnya, lalu ia berkata, “Kaum wanita dan anak-anak kecil telah tertidur”, lalu beliau keluar menuju para sahabat, lalu beliau bersabda, “Tidak ada seorangpun penduduk bumi yang menunggu shalat ini kecuali kalian’ ”461Az-Zuhri berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melaksanakan shalat saat seperti itu kecuali dari kota Madinah.
Hadits No. : 344
صحيح ابن خزيمة ٣٤٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كُنَّا ذَاتَ لَيْلَةٍ نَنْتَظِرُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَلَاةِ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ، فَخَرَجَ إِلَيْنَا حَتَّى ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ، وَلَا نَدْرِي أَيُّ شَيْءٍ شَغَلَهُ فِي أَهْلِهِ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ، فَقَالَ حِينَ خَرَجَ: «إِنَّكُمْ لَتَنْتَظِرُونَ صَلَاةً مَا يَنْتَظِرُهَا أَهْلُ دِينٍ غَيْرُكُمْ، وَلَوْلَا أَنْ يَثْقُلَ عَلَى أُمَّتِي لَصَلَّيْتُ بِهِمْ هَذِهِ السَّاعَةَ» ، ثُمَّ أَمَرَ الْمُؤَذِّنَ فَأَقَامَ الصَّلَاةَ فَصَلَّى
Shahih Ibnu Khuzaimah 344: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir dari Manshur mengabarkan kepada kami dari Al Hakam dari Nafi’ dari Ibnu Umar, ia berkata, "Kami pada suatu malam pernah menunggu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Isya' yang diakhirkan pelaksanaannya. Beliau baru keluar menemui kami pada sepertiga malam dan kami tidak mengetahui apa yang menyibukkan diri beliau untuk keluarga dan hal lainnya. Saat keluar rumah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya kalian sedang menunggu shalat yang tidak pernah ditunggu oleh pemeluk agama lain. Dan, seandainya aku tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan memelaksanakan shalat bersama mereka di waktu seperti ini’” kemudian beliau memerintahkan adzan terhadap seorang muadzin, lalu melaksanakan shalat tersebut.”462
Hadits No. : 345
صحيح ابن خزيمة ٣٤٥: نا بُنْدَارٌ، وَنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ دَاوُدَ، ح وَحَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا دَاوُدُ، ح وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ دَاوُدَ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: انْتَظَرْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَلَاةِ الْعِشَاءِ حَتَّى ذَهَبَ مِنْ شَطْرِ اللَّيْلِ، ثُمَّ جَاءَ فَصَلَّى بِنَا ثُمَّ قَالَ: «خُذُوا مَقَاعِدَكُمْ فَإِنَّ النَّاسَ قَدْ أَخَذُوا مَضَاجِعَهُمْ فَإِنَّكُمْ لَنْ تَزَالُوا فِي صَلَاةٍ مُنْذُ انْتَظَرْتُمُوهَا، وَلَوْلَا ضَعْفُ الضَّعِيفِ وَسَقَمُ السَّقِيمِ وَحَاجَةُ ذِي الْحَاجَةِ لَأَخَّرْتُ هَذِهِ الصَّلَاةَ إِلَى شَطْرِ اللَّيْلِ» هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 345: Bundar mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Adi mengabarkan kepada kami, dari Daud, Ha ', Imran bin Musa Al Qazzaz menceritakan kepada kami, Abdul Warits mengabarkan kepada kami, Daud mengabarkan kepada kami, Ha’, Ishaq bin Ibrahim bin Habib Syahid menceritakan kepada kami, Abdul A'la mengabarkan kepada kami dari Daud dan Abu Nadzrah dari Abu Said Al Khudri, ia berkata, “Kami pernah menunggu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk melaksanakan shalat Isya' hingga lepas tengah malam, kemudian beliau datang lalu melaksanakan shalat bersama kami kemudian beliau bersabda, "Ambillah tempat duduk kalian, karena sesungguhnya manusia telah mengambil posisi tidur mereka. Sesungguhnya kalian tetap berada di dalam shalat (mendapatkan pahala shalat) selama kalian menunggunya, seandainya tidak ada orang yang lemah, orang yang sedang sakit dan orang yang memiliki kebutuhan, niscaya aku akan mengakhirkan shalat Isya' ini hingga sepertiga waktu malam. ” 463Ini adalah hadits Bundar.
Hadits No. : 346
صحيح ابن خزيمة ٣٤٦: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا عَوْفٌ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ، عَنْ عَوْفٍ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، وَعَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ، وَابْنُ عُلَيَّةَ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ سَيَّارِ بْنِ سَلَامَةَ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ، وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا» هَذَا حَدِيثُ أَحْمَدَ بْنِ مَنِيعٍ وَفِي حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا سَيَّارُ بْنُ سَلَامَةَ أَبُو الْمِنْهَالِ قَالَ: دَخَلْتُ مَعَ أَبِي عَلَى أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ فَسَأَلَهُ أَبِي: كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ؟ قَالَ: كَانَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ الْعِشَاءَ الَّتِي تَدْعُونَهَا الْعَتَمَةَ، وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا، وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا وَفِي حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ، وَعَبْدِ الْوَهَّابِ، عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ، وَمَتْنُ حَدِيثِهِمَا مِثْلُ مَتْنِ حَدِيثِ يَحْيَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 346: Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Auf mengabarkan kepada kami, Ha’, Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far dan Abdul Wahab menceritakan kepada kami dari Auf, Ha’, Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Husyaim, Abbad bin Abbad dan Ibnu Ulaiyah menceritakan kepada kami, mereka berkata, Auf menceritakan kepada kami, dari Sayyar bin Salamah, dari Abu Barzah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memakruhkan tidur sebelum shalat isya." Dan, hadits setelahnya. Ini adalah hadits Ahmad bin Mani’. Dalam hadits Yahya bin Sa’id dikatakan, Sayyar bin Salamah Abu Al Manhal menceritakan kepada kami, ia berkata, “Aku bersama ayahku pernah menemui Abu Barzah Al Aslami. Kemudian Ayahku bertanya kepadanya, bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat wajib?' Ia berkata, “Rasulullah mensunahkan agar mengakhirkan shalat Isya' yang kalian istilahkan al atamah (Shalat Isya' saat gelap gulita). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memakruhkan tidur sebelum shalat Isya dan melakukan perbincangan setelahnya." Dalam hadits Muhammad bin Ja’far serta Abdul Wahab berasal dari Abu Al Manhal serta matan hadits keduanya seperti matan hadits Yahya.
Hadits No. : 347
صحيح ابن خزيمة ٣٤٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ تَسْنِيمٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ يَعْنِي الْبُرْسَانِيَّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شُغِلَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، عَنْ صَلَاةِ الْعَتَمَةِ حَتَّى رَقَدْنَا، ثُمَّ اسْتَيْقَظْنَا، ثُمَّ رَقَدْنَا، ثُمَّ اسْتَيْقَظْنَا، ثُمَّ خَرَجَ، فَقَالَ: «لَيْسَ يَنْتَظِرُ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ هَذِهِ الصَّلَاةَ غَيْرُكُمْ» هَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ بَكْرٍ، وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ: حَتَّى رَقَدْنَا فِي الْمَسْجِدِ وَفِي خَبَرِ ابْنِ عَبَّاسٍ فَخَرَجَ عُمَرُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الصَّلَاةُ رَقَدَ النِّسَاءُ وَالْوِلْدَانُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 347: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Nafi’ mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Umar menceritakan kepada kami, Ha', Muhammad bin Al Hasan bin Tasnim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Bakar mengabarkan kepada kami —maksudnya adalah Al Bursani— Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Nafi’ mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Umar, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu hari disibukkan oleh sesuatu sehingga beliau belum melaksanakan shalat Isya' hingga kami tertidur, lalu kami terbangun, kemudian tertidur lagi, lalu terbangun kembali, kemudian beliau keluar rumah dan bersabda, “Tidak ada seorangpun penduduk dunia yang menunggu pelaksanaan shalat ini kecuali kalian.”464 Ini adalah hadits Muhammad bin Bakar. Ibnu Rafi’ berkata, “Sampai kami tertidur di masjid.“ Dalam hadits Ibnu Abbas, Umar keluar rumah, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah! Kita melaksanakan shalat isya di saat kaum wanita dan anak-anak tertidur.”
Hadits No. : 348
صحيح ابن خزيمة ٣٤٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، نا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ تَسْنِيمٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، أنا ابْنُ جُرَيْجٍ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، نا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَعَبْدُ الرَّزَّاقِ جَمِيعًا عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، وَقَالَ حَجَّاجٌ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي الْمُغِيرَةُ بْنُ حَكِيمٍ، أَنَّ أُمَّ كُلْثُومٍ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، أَخْبَرَتْهُ، عَنْ عَائِشَةَ، رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْتَمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى ذَهَبَ عَامَّةُ اللَّيْلِ، وَحَتَّى نَامَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ، فَخَرَجَ فَصَلَّى وَقَالَ: «إِنَّهُ وَقْتُهَا لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي» وَفِي خَبَرِ أَبِي عَاصِمٍ وَمُحَمَّدِ بْنِ بَكْرٍ قَالَ: حَدَّثَنِي الْمُغِيرَةُ بْنُ حَكِيمِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أَخَّرَ صَلَاةَ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ حَتَّى نَامَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ لَمْ يَزْجُرْهُمْ عَنِ النَّوْمِ لَمَّا خَرَجَ عَلَيْهِمْ، وَلَوْ كَانَ نَوْمُهُمْ قَبْلَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ لَمَّا أَخَّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ مَكْرُوهًا لَأَشْبَهَ أَنْ يَزْجُرَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ فِعْلِهِمْ، وَيُوَبِّخَهُمْ عَلَى فِعْلِ مَا لَمْ يَكُنْ لَهُمْ فِعْلُهُ وَفِي خَبَرِ عَطَاءٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَوَاقِيتِ قَالَ فِي وَقْتِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ فِي اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ، فَنِمْنَا ثُمَّ قُمْنَا، ثُمَّ نِمْنَا ثُمَّ قُمْنَا، ثُمَّ نِمْنَا مِرَارًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 348: Muhammad bin Ma’mar Al Qaisi mengabarkan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, Ha’, Muhammad bin Al Hasan bin Tasnim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij memberitahukan kepada kami, Ha ', Ahmad bin Manshur ArRamadi menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Muhammad dan Abdur-Ruzaq meriwayatkan dari Ibnu Juraij, Hajjaj berkata, Ibnu Juraij berkata, Al Mughirah bin Hakim menceritakan kepadaku sesungguhnya umu kultsum bin Abu Bakar diceritakan dari Aisyah RA, "Sesungguhnya Rasulullah pernah mengakhirkan shalat Isya sampai masyoritas waktu malam terlewati hingga penghuni masjid tertidur, kemudian Rasulullah keluar lalu beliau melaksanakan shalat Isya' dan bersabda, 'Sesungguhnya inilah waktunya seandainya aku tidak memberatkan umatku ‘.”465 Dalam hadits Abu Ashim dan Muhammad bin Abu Bakar dikatakan, “Al Mughirah bin hakim menceritakan kepadaku” Abu Bakar berkata, “Nabi disaat mengakhirkan pelaksanaan shalat Isya' hingga penghuni rnaiyid tertidur, maka beliau tidak melarang mereka tidur saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui mereka Dan, seandainya tidur mereka dilakukan sebelum shalat Isya', maka mengapa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengakhirkan pelaksanaan shalat Isya' yang dimakruhkan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (52-alif) pasti melarang untuk melakukan perbuatan mereka dan menganggap buruk perbuatan yang belum mereka lakukan,“ Dalam hadits Atha' dari Jabir bin Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal waktu waktu shalat 466 la berkata pada waktu shalat Isya yang diakhirkan pada malam kedua, kemudian kami tertidur lalu kami bangun kemudian tertidur lagi dan terbangun kembali, lalu kami tertidur lagi.
Hadits No. : 349
صحيح ابن خزيمة ٣٤٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَبِيدٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يَغْلِبَنَّكُمُ الْأَعْرَابُ عَلَى اسْمِ صَلَاتِكُمْ، إِنَّهُمْ يُعْتِمُونَ عَلَى الْإِبِلِ إِنَّهَا صَلَاةُ الْعِشَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 349: Abdul Jabar bin Al ‘Ala Said bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abu Labib, dari Abu Salamah bin Abdurahman dari Ibnu Umar, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang badui jangan sampai mengalahkan kalian atas istilah shalat kalian di mana sesungguhnya mereka pada malam gelap disibukkan dengan unta. Sesungguhnya saat itu adalah waktu shalat isya.”467
Hadits No. : 35
صحيح ابن خزيمة ٣٥: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، وَمُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ وَهُوَ ابْنُ عُلَيَّةَ قَالَ زِيَادٌ: قَالَ: ثنا أَيُّوبُ، وَقَالَ الْآخَرَانِ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنَ الْخَلَاءِ فَقُرِّبَ إِلَيْهِ طَعَامٌ فَقَالُوا: أَلَا نَأْتِيكَ بِوَضُوءٍ؟ فَقَالَ: «إِنَّمَا أُمِرْتُ بِالْوَضُوءِ إِذَا قُمْتُ إِلَى الصَّلَاةِ» وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ: «لِلصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 35: Ya’qub bin Ibrahim, Ziad bin Ayyub d» Muwammil Ibnu Hisyam menceritakan kepada kami, mereka berkata: Isma’il menceritakan kepada kami -ia adalah Ibnu Ulaiyah-, Ziad berkata, Ayyub menceritakan kepada kami. Dua perawi lainnya berkata, Dari Ayyub dari Ibnu Abu Mulaikah dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari kamar kecil, lalu beliau disuguhi makanan. Para sahabat bertanya, “Bolehkah kami membawakan air wudhu? (8-ba’) Beliaupun bersabda, “Aku hanya diperintah wudhu bila hendak shalat.” Ad-Dauraqi berkata, “lish-shalaah (untuk shalat).” 128. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 350
صحيح ابن خزيمة ٣٥٠: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَالْمَخْزُومِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَ أَحْمَدُ: أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرَانِ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كُنَّ نِسَاءَ الْمُؤْمِنَاتِ يُصَلِّينَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الصُّبْحِ، ثُمَّ يَخْرُجْنَ مُتَلَفِّعَاتٍ بِمُرُوطِهِنَّ مَا يُعْرَفْنَ» زَادَ أَحْمَدُ: ثُمَّ ذَكَرَ الْغَلَسَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 350: Abdul Jabar bin Ala' Al Makhzumi dan Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Ahmad berkata, ia mengabarkan kepada kami; Dua perawi berkata, Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah, ia berkata, “Mereka —wanita-wanita mukminat— melaksanakan shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian mereka keluar dengan menutupi diri dengan muruth (kain dari bulu) sehingga tidak diketahui.”468Ahmad menambahkan, “Kemudian Rasulullah menyebutkan dengan kata al ghalas (kondisi akhir dari waktu malam yang gelap gulita).”
Hadits No. : 351
صحيح ابن خزيمة ٣٥١: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، أنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " غَزَا خَيْبَرَ قَالَ: فَصَلَّيْنَا عِنْدَهَا صَلَاةَ الْغَدَاةِ بِغَلَسٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 351: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Suhaib memberitahukan kepada kami, dari Anas: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memerangi daerah Khaibar, beliau berkata, “Kami melaksanakan shalat shubuh di sisinya pada gelap akhir malam.469
Hadits No. : 352
صحيح ابن خزيمة ٣٥٢: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ، أَخْبَرَهُ أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ كَانَ قَاعِدًا عَلَى الْمِنْبَرِ فَأَخَّرَ الصَّلَاةَ شَيْئًا، فَقَالَ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ: أَمَا إِنَّ جِبْرِيلَ قَدْ أَخْبَرَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَقْتِ الصَّلَاةِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: اعْلَمْ مَا تَقُولُ، فَقَالَ عُرْوَةُ: سَمِعْتُ بَشِيرَ بْنَ أَبِي مَسْعُودٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «نَزَلَ جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي بِوَقْتِ الصَّلَاةِ فَصَلَّيْتُ مَعَهُ، ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ، ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ، ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ، فَحَسَبَ بِأَصَابِعِهِ خَمْسَ صَلَوَاتٍ، وَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الظُّهْرَ حِينَ تَزُولُ الشَّمْسُ، وَرُبَّمَا أَخَّرَهَا حِينَ يَشْتَدُّ الْحَرُّ، وَرَأَيْتُهُ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ بَيْضَاءُ قَبْلَ أَنْ تَدْخُلَهَا الصُّفْرَةُ، فَيَنْصَرِفُ الرَّجُلُ مِنَ الصَّلَاةِ فَيَأْتِي ذَا الْحُلَيْفَةَ قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسِ، وَيُصَلِّي الْمَغْرِبَ حِينَ تَسْقُطُ الشَّمْسُ، وَيُصَلِّي الْعِشَاءَ حِينَ يَسْوَدُّ الْأُفُقُ، وَرُبَّمَا أَخَّرَهَا حَتَّى يَجْتَمِعَ النَّاسُ، وَصَلَّى الصُّبْحَ مَرَّةً بِغَلَسٍ، ثُمَّ صَلَّى مَرَّةً أُخْرَى فَأَسْفَرَ بِهَا، ثُمَّ كَانَتْ صَلَاتُهَ بَعْدَ ذَلِكَ بِالْغَلَسِ حَتَّى مَاتَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ لَمْ يُعِدْ إِلَى أَنْ يُسْفِرَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ الزِّيَادَةُ لَمْ يَقُلْهَا أَحَدٌ غَيْرُ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فِي هَذَا الْخَبَرِ كُلِّهِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الشَّفَقَ الْبَيَاضُ لَا الْحُمْرَةُ؛ لِأَنَّ فِي الْخَبَرِ: وَيُصَلِّي الْعِشَاءَ حِينَ يَسْوَدُّ الْأُفُقُ، وَإِنَّمَا يَكُونُ اسْوِدَادُ الْأُفُقِ بَعْدَ ذَهَابِ الْبَيَاضِ الَّذِي يَكُونُ بَعْدَ سُقُوطِ الْحُمْرَةِ؛ لِأَنَّ الْحُمْرَةَ إِذَا سَقَطَتْ مَكَثَ الْبَيَاضُ بَعْدَهُ ثُمَّ يَذْهَبُ الْبَيَاضُ فَيَسْوَدُّ الْأُفُقُ، وَفِي خَبَرِ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ أَذَّنَ بِلَالٌ الْعِشَاءَ حِينَ ذَهَبَ بَيَاضُ النَّهَارِ، فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَقَامَ الصَّلَاةَ فَصَلَّى
Shahih Ibnu Khuzaimah 352: Rabi' bin Sulaiman Al Muradi mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Usamah bin Zaid mengabarkan kepadaku, sesungguhnya Zaid bin Syihab mengabarkan kepadanya: Sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz pemah duduk di atas mimbar, kemudian ia mengakhirkan sedikit waktu shalat, Urwah bin Zubair berkata, “Sesungguhnya Jibril telah memberitakan waktu shalat kepada Nabi Muhammad SAW” Umar kemudian berkata kepadanya, “Ketahuilah (sadarlah) apa yang engkau katakan” Urwah berkata, “Aku mendengar Basyir bin Abu Mas’ud berkata, “Aku mendengar Abu Mas’ud Al Anshari berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jibril turun ke bumi lalu mengabarkan kepadaku mengenai waktu shalat. kemudian aku melaksanakan shalat bersamanya, lalu aku melaksanakan shalat bersamanya kemudian aku melaksanakan shalat bersamanya, la kemudian menghitung dengan jari-jarinya sebanyak lima waktu shalat.” Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Zhuhur ketika matahari tergelincir dan terkadang beliau mengakhirkannya ketika hawa panas menyengat, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Ashar sementara matahari berada pada posisi yang tinggi bersinar putih sebelum cahaya kuning matahari mengantikannya. Seseorang selesai melaksanakan shalat lalu mendatangi kawasan Dzul Khalifah sebelum matahari tenggelam serta melaksanakan shalat Maghrib di saat matahari terbenam kemudian melaksanakan shalat Isya' saat ufuk berwarna hitam dan terkadang beliau mengakhirkannya sampai orang-orang berkumpul. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat Subuh sekali di saat malam masih gelap, dan terkadang melaksanakan shalat saat matahari menguning, setelah itu beliau melaksanakan shalat Subuh di saat matahari masih gelap sampai beliau wafat Lalu beliau tidak pernah mengulangi sampai cahaya matahari menguning.470 Abu Bakar berkata, “Redaksi tambahan ini tidak pernah dikemukakan kecuali oleh Usamah bin Zaid. Hadits ini semua menunjukkan bahwa mega adalah yang berwarna putih, bukan merah. Karena di dalam hadits terdapat redaksi, 'Rasulullah melaksanakan shalat Isya' disaat ufuk berwarna hitam.’ Sesungguhnya kehitaman ufuk setelah warna putih hilang, di mana ia ada setelah warna merahnya lenyap, setelah itu cahaya putih yang mendiaminya, lalu cahaya putih lenyap, kemudian ufuk menjadi berwarna hitam." 470 Dalam hadits Sulaiman bin Musa dari Atha' bin Abu Rabah dari Jabir bin Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat Isya saat cahaya putih matahari di siang hari lenyap, lalu Nabi memerintahkan shalat didirikan dan beliau pun melaksanakan shalat tersebut.
Hadits No. : 353
صحيح ابن خزيمة ٣٥٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، نا صَدَقَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الدِّمَشْقِيُّ، عَنْ أَبِي وَهْبٍ وَهُوَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُبَيْدٍ الْكَلَاعِيُّ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ عَنْ وَقْتِ الصَّلَاةِ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ فِي مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ فِي الْيَوْمَيْنِ وَاللَّيْلَتَيْنِ، وَقَالَ فِي اللَّيْلَةِ الْأُولَى: ثُمَّ أَذَّنَ بِلَالٌ الْعِشَاءَ حِينَ ذَهَبَ بَيَاضُ النَّهَارِ وَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَقَامَ الصَّلَاةَ فَصَلَّى، وَقَالَ فِي اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ: ثُمَّ أَذَّنَ بِلَالٌ الْعِشَاءَ حِينَ ذَهَبَ بَيَاضُ النَّهَارِ فَأَخَّرَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنِمْنَا، ثُمَّ نِمْنَا مِرَارًا، ثُمَّ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «إِنَّ النَّاسَ قَدْ صَلَّوْا وَرَقَدُوا وَإِنَّكُمْ لَمْ تَزَالُوا فِي صَلَاةٍ مُنْذُ انْتَظَرْتُمُ الصَّلَاةَ» ، ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 353: Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Abdullah bin Abdurrahim Al Barqi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Amr bin Abu Salamah menceritakan kepada kami, Shadaqah bin Abdullah Ad Dimasyqi mengabarkan kepada kami dari Abu Wahab —ia adalah Ubaidillah bin Ubaid Al Kala’i— dari Salman bin Musa dari Atha bin Abu Rabah dari Jabir bin Abdullah: Sesungguhnya seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bertanya tentang waktu shalat. Lalu beliau menyebutkan hadits secara panjang lebar mengenai waktu-waktu shalat selama dua hari dua malam (52 -ba'). Dan, beliau bersabda di malam pertama; Bilal mengumandangkan adzan shalat Isya ketika cahaya putih di siang hari lenyap dan beliau memerintahkan untuk iqamah, lalu ia iqamah untuk shalat, kemudian beliau melaksanakan shalat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda di malam kedua; Kemudian Bilal melakukan adzan shalat Isya' di saat cahaya putih di siang hari lenyap kemudian beliau mengakhirkan shalat Isya, lalu kami tertidur, kemudian tertidur terus, lalu Rasulullah keluar rumah dan bersabda, "Sesungguhnya orang-orang telah melaksanakan shalat dan tertidur dan sesungguhnya kalian tetap pada posisi shalat (mendapatkan pahala shalat) sejak kalian menunggu waktu shalat' 471. Lalu Jabir mengemukakan hadits panjang lebar.
Hadits No. : 354
صحيح ابن خزيمة ٣٥٤: نا عَمَّارُ بْنُ خَالِدٍ الْوَاسِطِيُّ، نا مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ يَزِيدَ وَهُوَ الْوَاسِطِيُّ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَقْتُ الظُّهْرِ إِلَى الْعَصْرِ، وَوَقْتُ الْعَصْرِ إِلَى اصْفِرَارِ الشَّمْسِ، وَوَقْتُ الْمَغْرِبِ إِلَى أَنْ تَذْهَبَ حُمْرَةُ الشَّفَقِ، وَوَقْتُ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ، وَوَقْتُ صَلَاةِ الصُّبْحِ إِلَى طُلُوعِ الشَّمْسِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَلَوْ صَحَّتْ هَذِهِ اللَّفْظَةُ فِي هَذَا الْخَبَرِ لَكَانَ فِي هَذَا الْخَبَرِ بَيَانُ أَنَّ الشَّفَقَ الْحُمْرَةُ، إِلَّا أَنَّ هَذِهِ اللَّفْظَةَ تَفَرَّدَ بِهَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ إِنْ كَانَتْ حُفِظَتْ عَنْهُ، وَإِنَّمَا قَالَ أَصْحَابُ شُعْبَةَ فِي هَذَا الْخَبَرِ: ثَوْرُ الشَّفَقِ مَكَانَ مَا قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ: حُمْرَةُ الشَّفَقِ نا بُنْدَارٌ وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا أَيُّوبَ الْأَزْدِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَا فِي الْخَبَرِ: وَوَقْتُ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَسْقُطْ ثَوْرُ الشَّفَقِ، وَلَمْ يَرْفَعَاهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 354: Ammar bin Khalid Al Wasithi mengabarkan kepada kami, Muhammad —yaitu Ibnu Yazid— mengabarkan kepada kami, ia adalah Al Wasithi dari Syu’bah dari Qatadah dari Abu Ayyub dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Waktu shalat Zhuhur hingga waktu shalat ashar. waktu shalat Ashar hingga waktu menguningnya cahaya matahari, waktu shalat Maghrib hingga mega merah hilang, waktu shalat Isya hingga pertengahan malam dan waktu shalat Subuh hingga matahari terbit." 472 Abu Bakar berkata, “Seandainya redaksi dalam hadits ini shahih niscaya di dalam hadits ini terdapat penjelasan bahwa mega adalah cahaya merah. Hanya saja redaksi ini diriwayatkan oleh Muhammad bin Yazid secara sendiri, jika lafazh ini dihafal darinya. Adapun para pengikut syu’bah berkata mengenai hadits ini, Mega putih menempati posisi yang dikatakan oleh Muhammad bin Yazid Hamrah; Mega. Bundar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata, “Muhammad, yaitu Ibnu Ja’far, menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Qatadah berkata: Aku mendengar Abu Ayub Al Azdi dari Abdullah bin Umar lalu ia menyebutkan hadits dan keduanya berkata dalam hadits, “Dan waktu maghrib adalah selagi mega putih belum lenyap dan belum naik.
Hadits No. : 355
صحيح ابن خزيمة ٣٥٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ لَبِيدٍ، أَخْبَرَنِي عُقْبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، نا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ شُعْبَةُ: رَفَعَهُ مَرَّةً، وَقَالَ بُنْدَارٌ: بِمِثْلِ حَدِيثِ الْأَوَّلِ. وَرَوَاهُ أَيْضًا هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ، عَنْ قَتَادَةَ وَرَفَعَهُ، قَدْ أَمْلَيْتُهُ قَبْلُ، وَقَالَ: إِلَى أَنْ يَغِيبَ الشَّفَقُ، وَلَمْ يَقُلْ: ثَوْرٌ وَلَا حُمْرَةٌ وَرَوَاهُ أَيْضًا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ وَلَمْ يَرْفَعْهُ وَلَمْ يَذْكُرِ الْحُمْرَةَ وَكَذَلِكَ رَوَاهُ ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ مَوْقُوفًا، وَلَمْ يَذْكُرِ الْحُمْرَةَ عَنْ شُعْبَةَ ثنا بِهِمَا أَبُو مُوسَى، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، ح وَحَدَّثَنَا أَيْضًا أَبُو مُوسَى، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ كِلَيْهِمَا، عَنْ قَتَادَةَ، فَهَذَا الْحَدِيثُ مَوْقُوفًا لَيْسَ فِيهِ ذِكْرُ الْحُمْرَةِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَالْوَاجِبُ فِي النَّظَرِ إِذَا لَمْ يَثْبُتْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الشَّفَقَ هُوَ الْحُمْرَةُ وَثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ أَوَّلَ وَقْتِ الْعِشَاءِ إِذَا غَابَ الشَّفَقُ أَنْ لَا يُصَلِّيَ الْعِشَاءَ حَتَّى يَذْهَبَ بَيَاضُ الْأُفُقِ؛ لِأَنَّ مَا يَكُونُ مَعْدُومًا فَهُوَ مَعْدُومٌ، حَتَّى يُعْلَمَ كَوْنُهُ بِيَقِينٍ، فَمَا لَمْ يُعْلَمْ بِيَقِينٍ أَنَّ وَقْتَ الصَّلَاةِ قَدْ دَخَلَ، لَمْ تَجِبِ الصَّلَاةُ، وَلَمْ يَجُزْ أَنْ يُؤَدَّى الْفَرْضُ إِلَّا بَعْدَ يَقِينِ أَنَّ الْفَرْضَ قَدْ وَجَبَ، فَإِذَا غَابَتِ الْحُمْرَةُ وَالْبَيَاضُ قَائِمٌ لَمْ يَغِبْ، فَدُخُولُ وَقْتِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ شَكٌّ لَا يَقِينٌ؛ لِأَنَّ الْعُلَمَاءُ قَدِ اخْتَلَفُوا فِي الشَّفَقِ قَالَ بَعْضُهُمُ: الْحُمْرَةُ، وَقَالَ بَعْضُهُمُ: الْبَيَاضُ، وَلَمْ يَثْبُتْ عِلْمِيًّا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الشَّفَقَ الْحُمْرَةُ، وَمَا لَمْ يَثْبُتْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَتَّفِقِ الْمُسْلِمُونَ عَلَيْهِ، فَغَيْرُ وَاجِبٍ فَرْضُ الصَّلَاةِ إِلَّا أَنْ يُوجِبَهُ اللَّهُ أَوْ رَسُولُهُ أَوِ الْمُسْلِمُونَ فِي وَقْتٍ، فَإِذَا كَانَ الْبَيَاضُ قَائِمًا فِي الْأُفُقِ، وَقَدِ اخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ بِإِيجَابِ فَرْضِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ، وَلَمْ يَثْبُتْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرٌ بِإِيجَابِ فَرْضِ الصَّلَاةِ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ، فَإِذَا ذَهَبَ الْبَيَاضُ وَاسْوَدَّ فَقَدِ اتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى إِيجَابِ فَرْضِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ فَجَائِزٌ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ أَدَاءُ فَرْضِ تِلْكَ الصَّلَاةِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِصِحَّةِ هَذِهِ اللَّفْظَةِ الَّتِي ذُكِرَتْ فِي حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
Shahih Ibnu Khuzaimah 355: Muhammad bin Labid mengabarkan kepada kami, Uqbah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Qatadah dari Abu Ayub dari Abdullah bin Umar, Syu’bah berkata, Hadits ini di-marfu’-kan sekali; Bundar berkata, “Seperti hadits pertama.” 473 Hadits ini juga diriwayatkan oleh Hisyam Ad-Dastuwa'i dari Qatadah dan ia me-marfu-kannya. Aku telah mengimlakkan sebelumnya dan ia berkata, “Sampai mega tersebut lenyap” dan ia tidak mengatakan dengan redaksi, “Warna putih serta merah.” Hadits juga diriwayatkan oleh Said bin Abu Arubah dan ia tidak menganggapnya sebagai hadits marfu’, tidak menyebutkan redaksi “Warna merah.” Demikian pula hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Adi dari Syu’bah sebagai hadits mauquf dan ia tidak menyebutkan redaksi “Cahaya merah” dari Syu’bah. Abu Musa menceritakan keduanya. Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami, dari Syu’bah, Ha’, Abu Musa juga menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami, dari said, keduanya dari Qatadah, dan hadits ini mauquf. Di dalamnya tidak ada redaksi “Cahaya merah”. Abu Bakar berkata, “Hal yang wajib diteliti apabila tidak ada keterangan dari nabi bahwa mega tersebut adalah cahaya merah474dan dikukuhkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa waktu pertama shalat Isya' apabila mega tersebut hilang, maka hendaklah seseorang tidak melaksanakan shalat Isya' sampai ufuk putih lenyap, karena sesuatu yang tidak ada, maka jelas tidak akan ada, sehingga keberadaannya dapat diketahui secara pasti. Dan, apabila tidak diketahui secara pasti bahwa waktu shalat telah masuk, maka shalat tidak wajib dan tidak boleh melaksanakan shalat wajib kecuali setelah yakin bahwa shalat tersebut telah benar-benar wajib. Apabila mega merah dan putih masih ada dan ia belum lenyap, maka masuknya waktu shalat isya masih diragukan dan belum yakin adanya. Karena para ulama berselisih pendapat mengenai pengertian mega. Sebagian ulama berpendapat: cahaya merah dan sebagian lagi berpendapat: putih, dan secara ilmiah tidak ada pendapat dari Nabi yang menyatakan bahwa mega adalah cahaya merah. Dan, sesuatu yang tidak ditetapkan oleh nabi dan tidak disepakati oleh umat Islam, maka tidak wajib melaksanakan, kecuali Allah, rasul dan umat islam mewajibkannya di waktu tertentu. Apabila cahaya putih masih berada di ufuk, maka para ulama berselisih pendapat mengenai kewajiban pelaksanaan shalat Isya' dan tidak ada satu hadits yang ditetapkan dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai diwajibkannya pelaksanaan shalat (53-alif) pada waktu tersebut. Apabila cahaya putih telah lenyap dan awan menjadi hitam, maka para ulama sepakat mengenai diwajibkannya shalat Isya' di mana dibolehkan di waktu tersebut melaksanakan kewajiban shalat yang dimaksud, wallahu 'alam, yaitu dengan keabsahan redaksi ini yang aku sebutkan di dalam hadits Abdullah bin Umar.
Hadits No. : 356
صحيح ابن خزيمة ٣٥٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ مُحْرِزٍ أَصْلُهُ بَغْدَادِيٌّ بِالْفُسْطَاطِ، نا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْفَجْرُ فَجْرَانِ فَجَرٌ يَحْرُمُ فِيهِ الطَّعَامُ وَيَحِلُّ فِيهِ الصَّلَاةُ، وَفَجَرٌ يَحْرُمُ فِيهِ الصَّلَاةُ وَيَحِلُّ فِيهِ الطَّعَامُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي هَذَا الْخَبَرِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ صَلَاةَ الْفَرْضِ لَا يَجُوزُ أَدَاؤُهَا قَبْلَ دُخُولِ وَقْتِهَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ فَجَرٌ يَحْرُمُ فِيهِ الطَّعَامُ يُرِيدُ عَلَى الصَّائِمِ، وَيَحِلُّ فِيهِ الصَّلَاةُ يُرِيدُ صَلَاةَ الصُّبْحِ، وَفَجَرٌ يَحْرُمُ فِيهِ الصَّلَاةُ يُرِيدُ صَلَاةَ الصُّبْحِ إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ الْأَوَّلُ لَمْ يَحِلَّ أَنْ يُصَلَّى فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ صَلَاةُ الصُّبْحِ؛ لِأَنَّ الْفَجْرَ الْأَوَّلَ يَكُونُ بِاللَّيْلِ، وَلَمْ يَرِدْ أَنَّهُ لَا يَجُوزُ أَنْ يُتَطَوَّعَ بِالصَّلَاةِ بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ الْأَوَّلِ، وَقَوْلُهُ: وَيَحِلُّ فِيهِ الطَّعَامُ يُرِيدُ لِمَنْ يُرِيدُ الصِّيَامَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَمْ يَرْفَعْهُ فِي الدُّنْيَا غَيْرُ أَبِي أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 356: Muhammad bin Ali bin Mahraz mengabarkan kepada kami, ia berasal dari Baghdad di Al Fustat, Abu Ahmad Az-Zubairi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Terdapat dua waktu fajar, di mana diharamkan makanan dan dihalalkan shalat di dalamnya, serta waktu fajar yang diharamkan shalat dan dihalalkan makanan di dalamnya.”475 Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits terdapat isyarat bahwa shalat wajib tidak boleh dilaksanakan sebelum masuk waktunya.” Abu Bakar berkata, “Sabda Nabi, ‘Waktu fajar di mana diharamkan makanan’ maksudnya adalah bagi orang yang berpuasa. Sementara sabda Nabi “Dan, dihalalkan shalat di dalamnya" maksudnya adalah shalat Subuh. Sementara waktu fajar yang diharamkan shalat maksudnya adalah shalat Subuh. Apabila waktu fajar pertama terbit, maka seseorang tidak dihalalkan saat itu melaksanakan shalat Subuh karena fajar pertama berada di malam hari. Di sini di maksudkan tidak boleh melaksanakan shalat sunah setelah waktu fajar pertama terbit. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Dan dihalalkan makanan di dalamnya” maksudnya, bagi orang yang ingin berpuasa. Abu Bakar berkata, “[Tidak ada] yang menganggapnya sebagai hadits marfu'di dunia ini kecuali Abu Ahmad Az-Zubairi.
Hadits No. : 357
صحيح ابن خزيمة ٣٥٧: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنِي الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يُكَفِّرُ اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَزِيدُ فِي الْحَسَنَاتِ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: " إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ فِي الْمَكَارِهِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، مَا مِنْكُمْ مِنْ رَجُلٍ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ فَيُصَلِّي مَعَ الْإِمَامِ، ثُمَّ يَجْلِسُ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ الْأُخْرَى إِلَّا وَالْمَلَائِكَةُ تَقُولُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ " ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَمْ يَرْوِ هَذَا غَيْرُ أَبِي عَاصِمٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 357: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Adh-Dhahak bin Makhlad menceritakan kepadaku, Sufyan mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abu Bakar menceritakan kepadaku dari Said bin Al Musayyab dari Abu Said Al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah SWT menghapus kesalahan dan menambah kebajikan?” Mereka berkata, ‘Tentu, ya Rasulullah.’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Menyempurnakan wudhu di waktu-waktu yang tidak disukai dan menunggu shalat lagi setelah melaksanakan shalat. Tidak ada seorang pun dari kalian yang keluar dari rumahnya lalu ia melaksanakan shalat bersama dengan imam, kemudian ia duduk menunggu shalat yang lain, kecuali malaikat berkata, 'Ya Allah ampunilah ia, Ya Allah Kasih sayangilah ia.' lalu ia menyebutkan hadits.476 Abu Bakar berkata, ‘Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini kecuali Abu Ashim.”
Hadits No. : 358
صحيح ابن خزيمة ٣٥٨: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ أَخْفَاهَا لَا تَعْلَمُ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ «قَالَ لَنَا بُنْدَارٌ مَرَّةً» امْرَأَةٌ ذَاتُ حَسَبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ إِنِّي قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ اللَّفْظَةُ لَا تَعْلَمُ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ قَدْ خُولِفَ فِيهَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ فَقَالَ: مَنْ رَوَى هَذَا الْخَبَرَ غَيْرُ يَحْيَى، لَا يَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا يُنْفِقُ يَمِينُهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 358: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Umar mengabarkan kepada kami, Khubaib bin Abdurrahaman menceritakan kepadaku dari Hafsh bin Ashim dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tujuh golongan yang kelak akan mendapatkan perlindungan dari Allah pada hari di mana tidak ada perlindungan yang lain kecuali perlindungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang giat dalam beribadah kepada Allah, seorang laki-laki yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya, laki- laki yang diminta oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah', laki-laki yang bersedekah lalu ia menyembunyikannya, di mana tangan kanannya tidak mengetahui apa yang telah di infakkan oleh tangan kirinya serta laki-laki yang berdzikir kepada Allah di saat sunyi lalu air matanya berlinang" 477 Bundar berkata kepada kami sekali lagi, “Wanita yang memiliki keturunan yang bagus dan kecantikan lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku...’.” Abu Bakar berkata, “Redaksi ini, 'kanan tidak mengetahui apa yang dinfakkan oleh tangan kiri' adalah yang membedakan hadits riwayat Yahya bin Said. Sementara ulama yang meriwayatkan hadits selain dari Yahya, 'Tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfakkan oleh tangan kanannya.”
Hadits No. : 359
صحيح ابن خزيمة ٣٥٩: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا مِنْ رَجُلٍ كَانَ يُوَطِّنُ الْمَسَاجِدَ فَشَغَلَهُ أَمْرٌ أَوْ عِلَّةٌ، ثُمَّ عَادَ إِلَى مَا كَانَ إِلَّا تَبَشْبَشَ اللَّهُ إِلَيْهِ كَمَا يَتَبَشْبَشُ أَهْلُ الْغَائِبِ بِغَائِبِهِمْ إِذَا قَدِمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 359: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Ibnu Ajian mengabarkan kepada kami, dari Said bin Abu Said, dari Said bin Y asar, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Tidaklah ada seorang laki-laki yang berdiam di masjid lalu ia disibukkan oleh suatu hal atau penyakit kemudian ia kembali ke tempat semula kecuali Allah SWT akan menampakkan wajah berseri-seri dan tersenyum kepadanya sebagaimana orang-orang yang tidak pernah bertemu menampakkan wajah berseri-seri dan tersenyum kepada temannya saat temannya datang (53 -ba').”
Hadits No. : 36
صحيح ابن خزيمة ٣٦: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ الْهَمْدَانِيُّ، ثنا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ جَابِرٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، ثنا سَلَمَةُ يَعْنِي ابْنَ الْفَضْلِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ يَسَارٍ، عَنْ عُقَيْلِ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ ذَاتِ الرِّقَاعِ مِنْ نَخْلٍ، فَأَصَابَ رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ امْرَأَةَ رَجُلٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ، فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَافِلًا أَتَى زَوْجُهَا وَكَانَ غَائِبًا، فَلَمَّا أُخْبِرَ الْخَبَرَ حَلَفَ لَا يَنْتَهِي حَتَّى يُهَرِيقَ فِي أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ دَمًا، فَخَرَجَ يَتْبَعُ أَثَرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ مَنْزِلًا فَقَالَ: «مَنْ رَجُلٌ يَكْلَؤُنَا لَيْلَتَنَا هَذِهِ؟» فَانْتَدَبَ رَجُلٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَرَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَا: نَحْنُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «فَكُونَا بِفَمِ الشِّعْبِ» قَالَ: وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ قَدْ نَزَلُوا إِلَى الشِّعْبِ مِنَ الْوَادِي، فَلَمَّا أَنْ خَرَجَ الرَّجُلَانِ إِلَى فَمِ الشِّعْبِ قَالَ الْأَنْصَارِيُّ لِلْمُهَاجِرِيِّ: أَيُّ اللَّيْلِ أَحَبُّ إِلَيْكَ أَنْ أَكْفِيَكَهُ أَوَّلَهُ أَوْ آخِرَهُ؟ قَالَ: بَلِ اكْفِنِي أَوَّلَهُ قَالَ: فَاضْطَجَعَ الْمُهَاجِرِيُّ فَنَامَ، وَقَامَ الْأَنْصَارِيُّ يُصَلِّي قَالَ: وَأَتَى زَوْجُ الْمَرْأَةِ، فَلَمَّا رَأَى شَخْصَ الرَّجُلِ عَرَفَ أَنَّهُ رَبِيئَةُ الْقَوْمِ قَالَ: فَرَمَاهُ بِسَهْمٍ فَوَضَعَهُ فِيهِ قَالَ: فَنَزَعَهُ فَوَضَعَهُ وَثَبَتَ قَائِمًا يُصَلِّي، ثُمَّ رَمَاهُ بِسَهْمٍ آخَرَ فَوَضَعَهُ فِيهِ قَالَ: فَنَزَعَهُ فَوَضَعَهُ وَثَبَتَ قَائِمًا يُصَلِّي، ثُمَّ عَادَ لَهُ الثَّالِثَةَ فَوَضَعَهُ فِيهِ فَنَزَعَهُ فَوَضَعَهُ، ثُمَّ رَكَعَ وَسَجَدَ، ثُمَّ أَهَبَّ صَاحِبَهُ، فَقَالَ: اجْلِسْ فَقَدْ أُثْبِتُّ فَوَثَبَ، فَلَمَّا رَآهُمَا الرَّجُلُ عَرَفَ أَنَّهُ قَدْ نَذَرَ بِهِ فَهَرَبَ، فَلَمَّا رَأَى الْمُهَاجِرِيُّ مَا بِالْأَنْصَارِيِّ مِنَ الدِّمَاءِ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ، أَفَلَا أَهْبَبْتَنِي أَوَّلَ مَا رَمَاكَ؟ قَالَ: كُنْتُ فِي سُورَةٍ أَقْرَأُهَا فَلَمْ أُحِبَّ أَنْ أَقْطَعَهَا حَتَّى أُنْفِدَهَا، فَلَمَّا تَابَعَ عَلَيَّ الرَّمْيَ رَكَعْتُ فَأَذَنْتُكَ، وَايْمُ اللَّهِ لَوْلَا أَنْ أُضَيِّعَ ثَغْرًا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِهِ لَقَطَعَ نَفْسِي قَبْلَ أَنْ أَقْطَعَهَا أَوْ أُنْفِدَهَا «هَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 36: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib Al Hamdani menceritakan kepada kami, Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Shidqah bin Yasar menceritakan kepada kami, dari Ibnu Jabir, dari Jabir bin Abdullah; Muhammad bin Isa menceritakan kepada kami, Salamah —maksudnya Ibnu Al Fadhl— menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Shidqah bin Yasar menceritakan kepada kami dari Aqil bin Jabir, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pergi dari kebun kurma bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perang Dzatur-Riqa’ lalu ada seorang muslim melukai isteri seorang musyrik. Sewaktu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kembali, suaminya datang dari pepergiannya. Ketika ia diberi kabar berita itu, ia bersumpah tidak akan berhenti sampai dapat mengalirkan darah sahabat-sahabat Muhammad. Iapun keluar menelusuri jejak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau singgah di sebuah rumah, beliau bertanya, “Siapa yang mau menjaga kami malam ini?" Seorang Muhajirin dan seorang Anshar memberi jaminan, keduanya berkata, “Kami, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda, “Berjagalah kamu di mulut jalan." Jabir berkata, “Rasulullah dan para sahabat singgah di jalan lembah. Sewaktu kedua orang itu pergi menuju mulut jalan, orang Anshar bertanya kepada Muhajirin, “Bagian malam mana yang paling kamu sukai untuk aku bangunkan, bagian awal atau akhir?” Ia menjawab, “Berjagalah di bagian pertama malam.” Yang Muhajirin-pun berbaring lalu tidur, sementara yang Anshar berdiri mengerjakan shalat. Jabir berkata, “Suami perempuan itu datang. Sewaktu ia melihat sosok orang, ia mengenali bahwa orang itu pengawas di antara kaum Nabi.” Jabir berkata, “Ia pun memanahnya dan menepatkan anak panah padanya.” Jabir berkata, “Orang Anshar itu mencabut dan meletakkannya, ia tetap berdiri meneruskan shalat. Kemudian suami perempuan itu memanahnya dengan anak panah lain dan menepatkannya pada orang Anshar.” Jabir berkata, “Kembali orang Anshar mencabut dan meletakkannya, sementara ia tetap berdiri shalat. Kemdian suami perempuan itu kembali memanah untuk yang ketiga kalinya dan menepatkan anak panah pada orang Anshar. Tapi lagi-lagi orang Anshar itu mencabut dan meletakkannya, lalu ia ruku’ dan sujud. Kemudian ia membangunkan temannya seraya berkata, “Duduklah, aku betul-betul diteguhkan.” 129 Iapun melompat, maka sewaktu laki- laki suami perempuan itu melihat mereka berdua, ia mengerti bahwa ia telah menadzarkan hal itu, lalu iapun melarikan diri. Sewaktu orang Muhajirin melihat darah pada orang Anshar, ia mengucapkan, “Maha suci Allah, apa kamu tidak membangunkanku waktu pertama ia memanahmu?” Orang Anshar menjawab, “Waktu itu aku dalam keadaan membaca surat. Aku tidak suka memutuskan bacaan sampai aku menyelesaikan surat itu. Sewaktu ia kembali memanahku, 130 aku ruku' (9/1), baru aku memberitahu-mu. Demi Allah, kalau saja aku tidak takut menyia-nyiakan menjaga perbatasan yang diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tentu ia menghabisi nyawaku sebelum aku menghabiskan bacaan atau menyelesaikannya." 131 Ini hadits Muhammad bin Isa. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Hasan,
Hadits No. : 360
صحيح ابن خزيمة ٣٦٠: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ عَبْدِ الْوَارِثِ الْعَنْبَرِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، نا حَمَّادٌ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَزَالُ الْعَبْدُ فِي صَلَاةٍ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ، تَقُولُ الْمَلَائِكَةُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، مَا لَمْ يَنْصَرِفْ أَوْ يُحْدِثْ» قَالُوا: مَا يُحْدِثُ؟ قَالَ: «يَفْسُو أَوْ يَضْرِطُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ يَفْسُو أَوْ يَضْرِطُ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي يَقُولُ إِنَّ ذِكْرَهُمَا لِعِلَّةٍ؛ لِأَنَّهُمَا وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَلَى الِانْفِرَادِ يَنْقُضُ طُهْرَ الْمُتَوَضِّئِ، وَكُلُّ مَا نَقَضَ طُهْرَ الْمُتَوَضِّئِ مِنَ الْأَحْدَاثِ كُلِّهَا فَحُكْمُهُ حُكْمُ هَذَيْنِ الْحَدَثَيْنِ، وَهَذَا مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَجَبْتُ بَعْضَ أَصْحَابِنَا أَنَّهُ مِنَ الْخَبَرِ الْمُعَلَّلِ الَّذِي يَجُوزُ أَنْ يُشَبَّهَ بِهِ مَا هُوَ مِثْلُهُ فِي الْحُكْمِ وَلَوْ كَانَ التَّشْبِيهُ وَالتَّمْثِيلُ لَا يَجُوزُ عَلَى أَخْبَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَا تَوَهَّمَ بَعْضُ مَنْ خَالَفَنَا لَكَانَ الْبَائِلُ فِي كُوزٍ أَوْ قَارُورَةٍ وَالْمُتَغَوِّطُ فِي طَشْتٍ، أَوْ أُجَانَةٍ إِذَا جَلَسَ فِي الْمَسْجِدِ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ كَانَ لَهُ أَجْرُ الْمُصَلِّي، وَالْمُحْدِثُ إِذَا خَرَجَتْ مِنْهُ رِيحٌ لَمْ يَكُنْ لَهُ أَجْرُ الْمُصَلِّي، وَإِنْ جَلَسَ فِي الْمَسْجِدِ بَعْدَ خُرُوجِ الرِّيحِ مِنْهُ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ، وَمَنْ فَهِمَ الْعِلْمَ وَعَقَلَهُ وَلَمْ يُعَانِدْ وَلَمْ يُكَابِرْ غَفَلَةً عَلِمَ أَنَّ قَوْلَهُ: «يَفْسُو أَوْ يَضْرِطُ» إِنَّمَا أَرَادَ أَنَّ الْفِسَا وَالضِّرَاطُ يَنْقُضَانِ طُهْرَ الْمُتَوَضِّئِ وَأَنَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَجْعَلْ لِمُنْتَظِرِ الصَّلَاةِ بَعْدَ هَذَيْنِ الْحَدَثَيْنِ فَضِيلَةَ الْمُصَلِّي؛ لِأَنَّهُ غَيْرُ الْمُتَوَضِّئِ فَكُلُّ مُنْتَظِرِ الصَّلَاةَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ غَيْرُ طَاهِرٍ طَهَارَةً تُجْزِيهِ الصَّلَاةُ مَعَهَا فَحُكْمُهُ حُكْمُ مَنْ خَرَجَتْ مِنْهُ رِيحٌ نَقَضَتْ عَلَيْهِ الطَّهَارَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 360: Abdul Warits bin Abdush-shamad bin Abdul Waris Al Anbari mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Hamad mengabarkan kepada kami dari Tsabit, dari Abu Rafi' dari Abu Hurairah, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Seorang hamba senantiasa berada dalam kondisi shalat selagi ia berada di dalam tempat shalatnya untuk menunggu waktu shalat berikutnya. Para malaikat berkata, 'Ya Allah ampunilah ia, Ya Allah sayangilah ia', yaitu selagi ia tidak tempat tersebut atau mengalami hadats.” Para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan hadats?” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Mengeluarkan angin (yang tidak bersuara) atau angin (yang bersuara).” 478 Abu Bakar berkata, Redaksi ini, “Mengeluarkan angin (yang tidak bersuara) atau angin (yang bersuara)” termasuk jenis kalimat yang dikatakan bahwa penyebutan keduannya adalah karena sebab. Karena keduanya secara sendiri-sendiri pun dapat membatalkan kesucian orang yang telah berwudhu. Setiap sesuatu yang dapat membatalkan kesucian orang yang berwudhu dari berbagai macam hadats memiliki hukum sama dengan dua hadats ini. Yang demikian ini adalah termasuk jenis hadits yang diterima oleh sebagian pengikut kami; bahwa ia merupakan hadits yang mengandung ilat hukum di mana boleh diserupakan dengan hal sejenis di dalam hukumnya. Dan, seandainya penyerupaan dan yang semisal tidak diperbolehkan dalam hadits-hadits nabi sebagaimana yang dikira oleh sebagian ulama yang bertentangan dengan kami, maka orang yang membuang air kecil pada wadah atau botol dan orang yang membuang air besar pada westapel atau bejana, apabila ia duduk di masjid menunggu shalat, maka baginya pahala orang yang sedang melaksanakan shalat. Orang yang berhadats, apabila keluar angin, maka ia tidak mendapatkan pahala orang yang melaksanakan shalat, sekalipun ia duduk di masjid sambil menunggu waktu shalat. Barang siapa yang mengerti ilmu pengetahuan dan cerdas, maka ia tidak membangkang dan tidak boleh sombong karena lalai479 di mana ia dapat mengerti bahwa sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Mengeluarkan angin (yang tidak bersuara) atau angin (yang bersuara)' sesungguhnya dimaksudkan bahwa angin yang tidak bersuara dan bersuara tersebut membatalkan kesucian orang yang berwudhu dan sesungguhnya nabi tidak menjadikan bagi orang yang menunggu shalat karena dua hadats ini mendapatkan keutamaan pahala orang yang shalat, karena ia tidak berada dalam posisi berwudhu. Karena itu setiap orang yang menunggu waktu shalat yang duduk di masjid yang tidak dalam posisi suci di mana kesucian tersebut dapat menghantarkan sahnya shalat, maka hukumnya seperti hukum orang yang telah mengeluarkan angin yang membatalkan kesucian.
Hadits No. : 361
صحيح ابن خزيمة ٣٦١: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ الْجَوْهَرِيُّ، نا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ تَسْنِيمٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلَاةَ وَلَيْسَ يُنَادِي بِهَا أَحَدٌ فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِي ذَلِكَ، فَقَالَ بَعْضُهُمُ: اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ قَرْنًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ، فَقَالَ عُمَرُ: أَفَلَا تَبْعَثُونَ رَجُلًا يُنَادِي بِالصَّلَاةِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قُمْ يَا بِلَالُ، فَنَادِ بِالصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 361: Al Hasan bin Muhammad dan Ahmad bin Manshur Al Ramadi mengabarkan kepada kami dan keduanya berkata, Hajjaj bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Juraij berkata, Ha', Abdullah bin Ishaq Al Jauhari menceritakan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Ha’, Muhammad bin Al Hasan Tasnim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Nafi’ mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Umat Islam ketika datang ke kota Madinah berkumpul hendak melaksanakan ibadah shalat, tetapi tidak seorangpun yang melakukan adzan. Mereka kemudian pada suatu hari membicarakan hal tersebut. Sebagian sahabat berkata, 'Mereka menggunakan lonceng seperti lonceng yang digunakan oleh orang Nasrani.' Sebagian sabahat lainnya berkata, Tidak! melainkan bel sebagaimana bel orang Yahudi.' Umar berkata, 'Apakah kalian tidak menunjuk seorang laki-laki untuk mengajak melakukan shalat.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Bangunlah wahai Bilal’” Lalu ia memanggil orang-orang untuk melaksanakan shalat.480
Hadits No. : 362
صحيح ابن خزيمة ٣٦٢: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ بِلَالًا كَانَ يَقُولُ أَوَّلَ مَا أَذَّنَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: قُلْ فِي أَثَرَهَا أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قُلْ كَمَا أَمَرَكَ عُمَرُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 362: Bundar menceritakan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami —maksudnya adalah Al Hanafi— (45/1) Abdullah bin Nafi’ menceritakan kepada kami, dari ayahnya dari Ibnu Umar, sesungguhnya Bilal melantunkan kalimat adzan pertama kali; Asyahadu Anla Ilaha Illallah, Hayya Ala Shalah (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah SWT. Marilah melaksanakan shalat) Umar berkata kepadanya, “Katakanlah! —di dalam haditsnya disebutkan—, Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah (Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ’Katakanlah sebagaimana yang diperintahkan oleh Umar kepadamu’.”
Hadits No. : 363
صحيح ابن خزيمة ٣٦٣: نا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ، نا أَبِي، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: لَمَّا أَصْبَحْنَا أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ بِالرُّؤْيَا، فَقَالَ: «إِنَّ هَذِهِ الرُّؤْيَا حَقٌّ، فَقُمْ مَعَ بِلَالٍ فَإِنَّهُ أَنْدَى - أَوْ أَمَدُّ صَوْتًا - مِنْكَ فَأَلْقِ عَلَيْهِ مَا قِيلَ لَكَ فَيُنَادِي بِذَلِكَ» قَالَ: فَفَعَلْتُ فَلَمَّا سَمِعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ نِدَاءَ بِلَالٍ بِالصَّلَاةِ خَرَجَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ وَهُوَ يَقُولُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَقَدْ رَأَيْتُ مِثْلَ الَّذِي قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَلِلَّهِ الْحَمْدُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 363: Said bin Yahya bin Said Al Umawi mengabarkan kepada kami, Ayahku mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits, dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid, dari ayahnya, ia berkata, “Ketika kami berada di pagi hari, kami datang menjumpai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku menceritakan kepada beliau mengenai mimpiku, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya mimpi ini benar adanya, maka lakukanlah adzan bersama Bilal, sesungguhnya Bilal memiliki suara yang lebih keras atau lebih indah darimu, lalu ajarkanlah apa yang dikatakan kepadamu, kemudian ia melakukan panggilan dengan kalimat tersebut'.” Ia berkata, “Aku lalu melakukannya. Ketika Umar bin Al Khaththab mendengar panggilan shalat dari Bilal, ia bergegas keluar menemui Rasulullah sambil menarik sorbannya dan berkata, 'Wahai Rasulullah! demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran aku telah bermimpi seperti yang muadzin kumandangkan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Segala puji bagi Allah ‘481
Hadits No. : 364
صحيح ابن خزيمة ٣٦٤: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قُمْ يَا بِلَالُ فَنَادِ بِالصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 364: Abu Bakar bericata di dalam hadits Nafi', dari Ibnu Umar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bangunlah wahai Bilal” lalu ia mengumandangkan adzan untuk shalat. 482
Hadits No. : 365
صحيح ابن خزيمة ٣٦٥: قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي خَبَرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ إِنَّمَا يَجْتَمِعُ النَّاسُ إِلَيْهِ لِلصَّلَاةِ بِحِينِ مَوَاقِيتِهَا بِغَيْرِ دَعْوَةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 365: Abu Bakar berkata: Dalam hadits Abdullah bin Zaid; Rasulullah saat tiba di kota Madinah, orang-orang telah berkumpul untuk melaksanakan shalat ketika waktu shalat hampir tiba tanpa ada adzan. 483
Hadits No. : 366
صحيح ابن خزيمة ٣٦٦: نا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ، نا أَبُو أَيُّوبَ، ح ثنا بُنْدَارٌ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ، نا خَالِدٌ، ح عَنْ مُحَمَّدٍ، غَيْرُ مُفَسَّرٍ وَحَدَّثَنَا أَبُو الْخَطَّابِ، نا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ، نا خَالِدٌ، ح وَحَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا هِشَامٌ، عَنْ خَالِدٍ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، كِلَيْهِمَا، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «أُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ، الْأَذَانَ وَيُوتِرَ الْإِقَامَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 366: Basyar bin Hilal mengabarkan kepada kami, Abdul Warits —maksudnya Ibnu Said— mengabarkan kepada kami, dari Ayyub, Ha’, Bundar (menceritakan kepada kami), Abdul Wahab mengabarkan kepada kami, Abu Ayub mengabarkan kepada kami, Ha’, Bandar menceritakan kepada kami, Abdul Wahab menceritakan kepada kami, Khalid mengabarkan kepada kami, Ha’, dari Muhammad tanpa ada penafsiran. Abu Al Khaththab menceritakan kepada kami, Bisyr —maksudnya adalah Ibnul Mughaffal— mengabarkan kepada kami, Khalid mengabarkan kepada kami, Ha’, Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Khalid, Ha’, Muslim Ibnu Junadah menceritakan kepada kami, Waqi' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Khalid Al Hadzdza', keduanya dari Abu Qilabah dari Anas, ia berkata, “Bilal diperintahkan untuk menggenapkan kalimat Adzan dan mengganjilkan kalimat iqamah.” 484
Hadits No. : 367
صحيح ابن خزيمة ٣٦٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ خَالِدًا يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّهُ «حَدَّثَ أَنَّهُمُ الْتَمَسُوا، شَيْئًا يُؤَذِّنُونَ بِهِ عِلْمًا لِلصَّلَاةِ قَالَ فَأُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَيُوتِرَ الْإِقَامَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 367: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan’ani mengabarkan kepada kami, Al Mu’tamir mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Khalid menceritakan hadits dari Abu Qilabah dari Anas, sesungguhnya ia pernah bercerita, dengannya “Sesungguhnya mereka berpegangan sesuatu, di mana dengannya mereka mengumandangkan adzan sebagai informasi waktu shalat. Ia berkata, “Kemudian Bilal diperintahkan menggenapkan kalimat adzan dan mengganjilkan kalimat iqamah.”485
Hadits No. : 368
صحيح ابن خزيمة ٣٦٨: نا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، نا خَالِدٌ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «لَمَّا كَثُرَ النَّاسُ ذَكَرُوا أَنْ يَعْلَمُوا وَقْتَ الصَّلَاةِ بِشَيْءٍ يَعْرِفُونَهُ، فَذَكَرُوا أَنْ يُنَوِّرُوا نَارًا أَوْ يَضْرِبُوا نَاقُوسًا، فَأُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَيُوتِرَ الْإِقَامَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 368: Bundar mengabarkan kepada kami, Abd Al Wahab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Khalid mengabarkan kepada kami dari Abu Qilabah dari Anas ia berkata, “Ketika masyarakat (muslim) sudah banyak, mereka mengemukakan agar ada informasi waktu shalat dengan sesuatu yang dapat mereka kenali, lalu mereka mengemukakan agar menyalakan api atau memukul lonceng. Kemudian Bilal diperintahkan untuk menggenapkan kalimat adzan dan mengganjilkan kalimat iqamah.” 486
Hadits No. : 369
صحيح ابن خزيمة ٣٦٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ، نا رَوْحُ بْنُ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَتِ الصَّلَاةُ إِذَا حَضَرَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَعَى رَجُلٌ فِي الطَّرِيقِ فَنَادَى: " الصَّلَاةُ الصَّلَاةُ الصَّلَاةُ، فَاشْتَدَّ ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَوِ اتَّخَذْنَا نَاقُوسًا؟ قَالَ: «ذَلِكَ لِلنَّصَارَى» قَالَ: فَلَوِ اتَّخَذْنَا بُوقًا قَالَ: «ذَلِكَ لِلْيَهُودِ» قَالَ: فَأُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَيُوتِرَ الْإِقَامَةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 369: Muhammad bin Yahya Al Qutha’i mengabarkan kepada kami, Rauh bin Atha' (45-ba’) mengabarkan kepada kami, Khalid Al Hadzdza' menceritakan kepada kami, dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik, ia berkata, “Apabila tiba waktu shalat di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka seorang laki-laki berlari di jalan lalu memanggil-manggil untuk shalat, shalat! shalat, hal tersebut membuat kesulitan bagi masyarakat. Mereka berkata, 'Wahai Rasulullah, bagaimana seandainya kita menggunakan lonceng.’ Rasulullah menjawab, 'Itu adalah milik orang Nasrani’.Ia berkata, 'Bagaimana seandainya kita menggunakan terompet.’ Nabi menjawab,'Hal tersebut milik orang Yahudi.' Ia berkata, Kemudian Bilal diperintahkan menggenapkan kalimat adzan dan menganjilkan kalimat iqamah'." 487
Hadits No. : 37
صحيح ابن خزيمة ٣٧: ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الزُّهْرِيُّ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: قَالَ الْأَعْمَشُ: وَقَالَ الْآخَرَانِ: عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا نَتَوَضَّأُ مِنْ مَوْطِئٍ» وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ: «كُنَّا نَتَوَضَّأُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا نَتَوَضَّأُ مِنْ مَوْطِئٍ» . وَقَالَ الزُّهْرِيُّ: «كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا نَتَوَضَّأُ مِنْ مَوْطِئٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا الْخَبَرُ لَهُ عِلَّةٌ لَمْ يَسْمَعْهُ الْأَعْمَشُ، عَنْ شَقِيقٍ لَمْ أَكُنْ فَهِمْتُهُ فِي الْوَقْتِ» ثنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ، أَخْبَرَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ شَقِيقٍ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: «كُنَّا لَا نَكُفُّ شَعْرًا وَلَا ثَوْبًا فِي الصَّلَاةِ، وَلَا نَتَوَضَّأُ مِنْ مَوْطِئٍ» ثنا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا الْأَعْمَشُ، حَدَّثَنِي شَقِيقٌ، أَوْ حَدَّثْتُ عَنْهُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بِنَحْوِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 37: Abdul Jabbar bin Al Ala', Abdullah bin Muhammad Az-Zuhri dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, mereka berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar berkata, Al A’masy berkata, Dua lainnya juga berkata, dari Al A’masy, dari Syaqiq, dari Abdullah, ia berkata, “Kami pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Kami tidak berwudhu karena menginjak najis.” Al Makhzumi berkata, “Kami pemah berwudhu bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kami tidak berwudhu karena menginjak najis,” Az-Zuhri berkata, “Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Kami tidak berwudhu karena menginjak najis.” 132 Abu Bakar berkata, “Hadits ini mempunyai ilat, Al A’masy tidak mendengarnya dari Syaqiq. Aku belum memahaminya saat itu.” Abu Hasyim Ziad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Abdullah bin Idris menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Syaqiq, ia berkata, Abdullah berkata, “Dulu kami tidak menahan rambut dan baju dalam shalat dan kami tidak berwudhu karena menginjak najis.” Ziad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami, Syaqiq menceritakan kepadaku -atau aku menceritakan darinya- dari Abdullah dengan hadits senada. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 370
صحيح ابن خزيمة ٣٧٠: وَأَخْبَرَنَا الْفَقِيهُ الْإِمَامُ أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ الْمُسْلِمِ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَحْمَدَ، أنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو طَاهِرٍ، نا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، نا سَلَمَةُ يَعْنِي ابْنَ الْفَضْلِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ قَالَ: وَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَدِمَهَا إِنَّمَا يَجْتَمِعُ النَّاسُ إِلَيْهِ لِلصَّلَاةِ بِحِينِ مَوَاقِيتِهَا بِغَيْرِ دَعْوَةٍ، فَهَمَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَجْعَلَ بُوقًا كَبُوقِ الْيَهُودِ الَّذِي [ص:192] يَدْعُونَ بِهِ لِصَلَوَاتِهِمْ، ثُمَّ كَرِهَهُ، ثُمَّ أَمَرَ بِالنَّاقُوسِ فَنُحِتَ لَيَضْرِبَ بِهِ لِلْمُسْلِمِينَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ أُرِيَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ أَخُو الْحَارِثِ بْنِ الْخَزْرَجِ النِّدَاءَ، فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّهُ طَافَ بِي هَذِهِ اللَّيْلَةَ طَائِفٌ مَرَّ بِي رَجُلٌ عَلَيْهِ ثَوْبَانِ أَخْضَرَانِ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فِي يَدِهِ، فَقُلْتُ: يَا عَبْدَ اللَّهِ أَتَبِيعُ هَذَا النَّاقُوسَ؟ فَقَالَ: وَمَا تَصْنَعُ بِهِ؟ قُلْتُ نَدْعُو بِهِ إِلَى الصَّلَاةِ، فَقَالَ: أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى خَيْرٍ مِنْ ذَلِكَ؟ قُلْتُ: وَمَا هُوَ؟ قَالَ: تَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، ثُمَّ اسْتَأْخَرَ غَيْرَ كَثِيرٍ، ثُمَّ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ، وَجَعَلَهَا وِتْرًا، إِلَّا قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَلَمَّا خَبَّرْتُهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّهَا لَرُؤْيَا حَقٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، فَقُمْ مَعَ بِلَالٍ فَأَلْقِهَا عَلَيْهِ فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْكَ، فَلَمَّا أَذَّنَ بِهَا بِلَالٌ سَمِعَ بِهَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَهُوَ فِي بَيْتِهِ فَخَرَجَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ، وَهُوَ يَقُولُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَقَدْ رَأَيْتُ مِثْلَ مَا رَأَى، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَلِلَّهِ الْحَمْدُ، فَذَاكَ أَثْبُتُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 370: Al Fakih Al Imam Abu Al Hasan Ali bin Muslim mengabarkan kepada kami, Abdu Al Aziz bin Ahmad mengabarkan kepada kami, Ismail bin Abdurrahman mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Isa berkata, Salamah —maksudnya adalah Ibnu Fadl— mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika tiba di kota Madinah, orang-orang berkumpul untuk melaksanakan ibadah shalat saat waktu shalat hampir tiba tanpa ada kumandang adzan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkeinginan [menjadikan] terompet sebagai petandanya seperti orang-orang Yahudi yang mengundang untuk melaksanakan shalat dengan terompet mereka, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyukainya. Lalu beliau memerintahkan untuk menggunakan lonceng, kemudian dibuatkanlah lonceng, yaitu dengan dipukul sebagai tanda bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat. Di saat mereka dalam kondisi tersebut, aku melihat Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabih; saudara laki- laki dari Al Harits bin Al Hajraj, melakukan panggilan shalat, kemudian ia mendatangi Rasulullah lalu ia berkata, 'Wahai Rasulullah ada seorang laki-laki yang mengelilingiku pada malam ini,488 ia menggunakan baju hijau dan membawa lonceng di tangannya berpapasan denganku, aku bertanya kepadanya, 'Wahai hamba Allah, apakah engkau menjual lonceng ini?' Ia menjawab, 'Apa yang akan engkau lakukan dengannya?' Aku jawab, 'Akan kami gunakan untuk memanggil sebagai tanda pelaksanaan shalat.' Ia berkata, 'Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik dari hal tersebut!' Aku berkata, 'Apa itu?' Ia berkata, 'Engkau katakan; Allaahu akbar Allaahu akbar, Allahu Akbar Allaahu akbar, Asyahadu allaa ilaaha illallaah, Asyhadu allaa ilaaha Illallaah, Asyahadu anna Muhammadar- Rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar-Rasuulullah (55/1) Hayya alash-shalaah, Hayya alash-shalaah, Hayya alal falaah, Hayya alal falaah, Allaahu akbar, allaahu akbar la ilaha illallah.' Lalu tidak banyak orang yang terlambat, —karena ada tanda masuknya waktu shalat— beliau kemudian berkata seperti apa yang ia katakan, lantas beliau menjadikannya ganjil kecuali redaksi 'Qad qaamatish-shalaah, Qad qaamatish-shalah, Allaahu akbar, Allaahu Akbar, laa ilaaha Illallaah, ketika aku memberitahu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya itu mimpi yang hak, insya Allah. Lakukanlah bersama Bilal, kemudian ajarkanlah kalimat-kalimat tersebut kepadanya karena ia memiliki suara lebih keras dan lebih indah dari pada kamu." Ketika Bilal mengumandangkan adzan dengan redaksi tersebut, Umar bin Al Khaththab saat itu berada di kediamannya mendengar suara adzan Bilal, lalu ia keluar menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menarik surbannya, kemudian ia berkata, “Wahai Nabiyullah demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran aku bermimpi sama dengan apa yang ia impikan.” Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Segala puji bagi Allah, hal itu lebih memperkuat.” 489
Hadits No. : 371
صحيح ابن خزيمة ٣٧١: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ التَّيْمِيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ، حَدَّثَنِي أَبِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ قَالَ: «لَمَّا أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاقُوسِ، فَعُمِلَ لَيُضْرَبَ بِهِ لِلنَّاسِ فِي الْجَمْعِ لِلصَّلَاةِ» ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ مِثْلَ حَدِيثِ سَلَمَةَ بْنِ الْفَضْلِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 371: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku dari Ibnu Ishaq, Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At-Taimi menceritakan kepadaku dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabih, Abu Abdullah bin Zaid menceritakan kepadaku, ia berkata, "Ketika Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan -memberi tanda masuknnya shalat-dengan lonceng, cara melakukannya adalah dengan dipukul untuk mengumpulkan orang-orang guna melaksanakan shalat." Ia menyebutkan hadits panjang lebar seperti hadits Salamah bin Fadl. 490
Hadits No. : 372
صحيح ابن خزيمة ٣٧٢: قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ: لَيْسَ فِي أَخْبَارِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ فِي قِصَّةِ الْأَذَانِ خَبَرٌ أَصَحُّ مِنْ هَذَا؛ لِأَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ سَمِعَهُ مِنْ أَبِيهِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي لَيْلَى لَمْ يَسْمَعْهُ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 372: Ia berkata, aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata, 'Tidak ada hadits-hadits Abdullah bin Zaid mengenai kisah adzan yang lebih shahih dari hadits ini, karena Muhammad bin Abdullah bin Zaid mendengar dari ayahnya. Sementara Abdurrahman bin Abu Laila tidak mendengarnya dari Abdullah bin Zaid." 491
Hadits No. : 373
صحيح ابن خزيمة ٣٧٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ فِي عَقِبِ حَدِيثِهِ قَالَ: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، نا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ: فَذَكَرَ مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شِهَابٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ بِهَذَا الْخَبَرِ قَالَ: فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ هَذِهِ لَرُؤْيَا حَقٌّ إِنَّ شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ أَمَرَ بِالتَّأْذِينِ فَكَانَ بِلَالٌ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ يُؤَذِّنُ بِذَلِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 373: Muhammad bin Ali mengabarkan kepada kami dalam mengomentari haditsnya, ia berkata, Ya’qub bin Ibrahim bin Said menceritakan kepada kami, ayahku mengabarkan kepada kami dari Ibnu Ishaq, ia berkata, kemudian Muhammad bin Muslim bin Abdullah bin Syihab Az-Zuhri mengemukakan dari Said bin Al Musayyab, dari Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabih dengan hadits ini, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Sesungguhnya mimpi ini adalah benar, insya Allah”, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan adzan. Bilal yang merupakan hamba sahaya dari Abu Bakar Siddiq mengumandangkan adzan dengan redaksi tersebut.492
Hadits No. : 374
صحيح ابن خزيمة ٣٧٤: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا جَعْفَرٍ يُحَدِّثُ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ الْمُثَنَّى، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: إِنَّمَا كَانَ الْأَذَانُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّتَيْنِ وَالْإِقَامَةُ مَرَّةً، غَيْرُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، فَإِذَا سَمِعْنَا ذَلِكَ تَوَضَّأْنَا ثُمَّ خَرَجْنَا " قَالَ مُحَمَّدٌ: قَالَ شُعْبَةُ: لَمْ أَسْمَعْ مِنْ أَبِي جَعْفَرٍ غَيْرَ هَذَا الْحَدِيثِ نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ الْمُثَنَّى، عَنِ ابْنِ عُمَرَ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 374: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far mengabarkan kepada kami, Syu'bah mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Abu Ja'far menceritakan hadits dari Muslim bin Al Mutsanna dari Ibnu Umar, ia berkata, "Sesungguhnya redaksi adzan di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diucapkan dua kali-dua kali dan redaksi iqamah diucapkan sekali- sekali. Hanya saja Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Qad qaamatish-shalaah qad qaamatish-shalaah." Apabila kami mendengar hal tersebut, maka kami berwudhu kemudian kami keluar. Muhammad berkata, "Syu'bah berkata, 'Aku tidak mendengar dari Abu Ja'far selain hadits ini'." 493 Yahya mengabarkan kepada kami dari Syu'bah dari Abu Ja'far dari Muslim bin Al Mutsanna dari Ibnu Umar dengan hadits sejenis.
Hadits No. : 375
صحيح ابن خزيمة ٣٧٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: " كَانَ بِلَالٌ يُثَنِّي الْأَذَانَ وَيُوتِرُ الْإِقَامَةَ، إِلَّا قَوْلَهُ: قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَخَبَرُ ابْنِ الْمُثَنَّى، عَنِ ابْنِ عُمَرَ مِنْ هَذَا الْبَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 375: Muhammad bin Rafi' mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami dari Ayub dari Abu Qilabah dari Anas, ia berkata, "Bilal menggenapkan kalimat adzan dan mengganjilkan redaksi Iqamah kecuali kalimat 'Qad qaamatish-shalaah Qad qaamatishalaah' 494 Abu Bakar berkata, "Dan, hadits Ibnu Al Mutsanna dari Ibnu Umar berasal dari bab ini."
Hadits No. : 376
صحيح ابن خزيمة ٣٧٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، نا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، نا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، نا سِمَاكُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: أُمِرَ بِلَالٌ أَنْ «يَشْفَعَ، الْأَذَانَ وَأَنْ يُوتِرَ الْإِقَامَةَ، إِلَّا الْإِقَامَةَ يَعْنِي قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 376: Muhammad bin Ma'mar Al Qaisi mengabarkan kepada kami, Sulaiman bin Harb mengabarkan kepada kami, Hamad bin Athiyah mengabarkan kepada kami dari Ayub dari Abu Qilabah dari Anas, ia berkata, "Bilal diperintahkan untuk menggenapkan kalimat azdan dan mengganjilkan kalimat iqamah kecuali kalimat Iqamah -yaitu qad qaamatishalaah-495
Hadits No. : 377
صحيح ابن خزيمة ٣٧٧: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ، عَنْ هَمَّامٍ، عَنْ عَامِرٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنِ ابْنِ مُحَيْرِيزٍ عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ نَحْوًا مِنْ عِشْرِينَ رَجُلًا فَأَذَّنُوا فَأَعْجَبَهُ صَوْتُ أَبِي مَحْذُورَةَ، فَعَلَّمَهُ الْأَذَانُ: «اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَعَلَّمَهُ الْإِقَامَةَ مَثْنَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 377: Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauruqi mengabarkan kepada kami, Said bin Amir mengabarkan kepada kami dari Hammam, dari Amr Al Ahwal, dari Makhul, dari Ibnu Muhairaz, dari Abu Mahdzurah, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan sekitar dua puluh orang laki-laki, kemudian masing- masing mengumandangkan adzan, dan Abu Mahdzurah memiliki suara yang mencengangkan Nabi, lalu beliau mengajarkan kumandang adzan kepadanya; Allaahu akbar, allaahu akbar, allaahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, allaa ilaaha illallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullah, asyhadu anna muhammadar rasuulullah. Hayya alash-shalaah, hayya alash-shalaah. Hayya alal falaah, hayya alal falaah. Allaahu akbar-allaahu akbar laa ilaaha illallaah. Lalu beliau mengajarkan iqamah dua kali-dua kali." 496
Hadits No. : 378
صحيح ابن خزيمة ٣٧٨: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ مُؤَذِّنُ مَسْجِدِ الْحَرَامِ حَدَّثَنِي أَبِي عَبْدُ الْعَزِيزِ، وَحَدَّثَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ جَمِيعًا عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْعَدَهُ فَأَلْقَى عَلَيْهِ الْأَذَانَ حَرْفًا حَرْفًا، قَالَ بِشْرٌ: قَالَ لِي إِبْرَاهِيمُ: هُوَ مِثْلُ أَذَانِنَا هَذَا، فَقُلْتُ لَهُ أَعِدْ عَلَيَّ، فَقَالَ: " اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مَرَّتَيْنِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ مَرَّتَيْنِ قَالَ بِصَوْتٍ دُونَ ذَلِكَ الصَّوْتِ يُسْمِعُ مَنْ حَوْلَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مَرَّتَيْنِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ مَرَّتَيْنِ، ثُمَّ رَفَعَ صَوْتَهُ فَقَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ مَرَّتَيْنِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ مَرَّتَيْنِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ لَمْ يَسْمَعْ هَذَا الْخَبَرِ مِنْ أَبِي مَحْذُورَةَ، إِنَّمَا رَوَاهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَيْرِيزٍ، عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 378: Basyar bin Muadz Al Aqadi mengabarkan kepada kami, Ibrahim, bin Abdul Aziz bin Abdul Malik bin Abu Mahdzurah petugas adzan masjidil haram menceritakan kepada kami, Abu Abdul Aziz menceritakan kepadaku, Abdul Mulk menceritakan kepadaku, semuanya dari Mahdzurah; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendudukannya lalu beliau mengajarkan kepadanya kumandang adzan satu kalimat satu kalimat. Basyar berkata: Ibrahim berkata kepadaku, "Redaksi adzan itu seperti adzan kita ini." Aku katakan kepadanya, 'Ulangilah padaku", lalu ia berkata, "Allaahu Akbar, allaahu Akbar, Asyhadu allaa ilaaha illallaah; dua kali, asyhadu anna muhammadar rasuulullah; dua kali. Ia mengumandangkan (adzan) dengan suara tersebut yang dapat didengar oleh orang sekitarnya. Asyhadu Alla Ilaha Illallahdua kali Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah dua kali lalu ia meninggikan suaranya, ia berkata: Hayya Ala Shalah dua kali Hayya Alal Falah dua kali,Allahu Akbar,Allahu Akbar la ilaha Illallah. 497 Abu Bakar berkata, "Abdul Aziz bin Abdul Mulk tidak mendengar hadits ini dari Abu Mahdzurah, sesungguhnya hadits di atas diriwayatkan dari Abdullah bin Muhairiz dari Abu Mahdzurah."
Hadits No. : 379
صحيح ابن خزيمة ٣٧٩: ناه بُنْدَارٌ، نا أَبُو عَاصِمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَيْرِيزٍ، وَحَدَّثَنَاهُ يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا رَوْحٌ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُحَيْرِيزٍ، أَخْبَرَهُ، وَكَانَ يَتِيمًا فِي حِجْرِ أَبِي مَحْذُورَةَ بْنِ مِعْيَرٍ حِينَ جَهَّزَهُ إِلَى الشَّامِ، فَقُلْتُ لِأَبِي مَحْذُورَةَ: إِنِّي خَارِجٌ إِلَى الشَّامِ، وَإِنِّي أُسْأَلُ عَنْ تَأْذِينِكَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ إِلَّا أَنَّ بُنْدَارًا قَالَ فِي الْخَبَرِ: مِنْ أَوَّلِ الْأَذَانِ وَأَلْقَى عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّأْذِينَ هُوَ نَفْسِهِ، فَقَالَ: قُلْ: " اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ ذَكَرَ بَقِيَّةَ الْأَذَانِ مِثْلَ خَبَرِ مَكْحُولٍ، عَنِ ابْنِ مُحَيْرِيزٍ، وَلَمْ يَذْكُرِ الْإِقَامَةَ، وَزَادَ فِي الْحَدِيثِ زِيَادَةً كَثِيرَةً قَبْلَ ذِكْرِ الْأَذَانِ وَبَعْدَهُ، وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَ فِي أَوَّلِ الْأَذَانِ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ " وَبَاقِي حَدِيثِهِ مِثْلُ لَفْظِ بُنْدَارٍ، وَهَكَذَا رَوَاهُ رَوْحٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ قَالَ فِي أَوَّلِ الْأَذَانِ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَمْ يَقُلْهُ أَرْبَعًا، قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي بَابِ التَّثْوِيبِ فِي أَذَانِ الصُّبْحِ، وَرَوَاهُ أَبُو عَاصِمٍ وَعَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، وَقَالَا فِي أَوَّلِ الْأَذَانِ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَخَبَرُ ابْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ ثَابِتٌ صَحِيحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ، وَخَبَرُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ، عَنْ أَبِي ثَابِتٍ صَحِيحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ؛ لِأَنَّ ابْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَدْ سَمِعَهُ مِنْ أَبِيهِ، وَمُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ قَدْ سَمِعَهُ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ التَّيْمِيِّ، وَلَيْسَ هُوَ مِمَّا دَلَّسَهُ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، وَخَبَرُ أَيُّوبَ وَخَالِدٍ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسٍ صَحِيحٌ لَا شَكَّ وَلَا ارْتِيَابَ فِي صِحَّتِهِ، وَقَدْ دَلَّلْنَا عَلَى أَنَّ الْآمِرَ بِذَلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا غَيْرُهُ، فَأَمَّا مَا رَوَى الْعِرَاقِيُّونَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ فَقَدْ ثَبَتَ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ وَقَدْ خَلَطُوا فِي أَسَانِيدِهِمُ الَّتِي رَوَوْهَا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ فِي تَثْنِيَةِ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ جَمِيعًا، فَرَوَاهُ الْأَعْمَشُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدٍ لَمَّا رَأَى الْأَذَانَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ: عَلِّمْهُ بِلَالًا، فَقَامَ بِلَالٌ فَأَذَّنَ مَثْنَى مَثْنَى، وَأَقَامَ مَثْنَى مَثْنَى، وَقَعَدَ قَعْدَةً
Shahih Ibnu Khuzaimah 379: Bundar mengabarkan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdul Mulk bin Abu Mahdzurah mengabarkan kepadaku dari Abdullah bin Muhairiz, Ya'kub bin Ibrahim Ad- Dauruqi menceritakannya kepada kami, Rauh mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdul Mulk bin Mahdzurah mengabarkan kepada kami, sesungguhnya Abdullah bin Muhairiz mengabarkan kepadanya -ia adalah sosok anak yatim di bawah pengasuhan Abu Mahdzurah bin Mi'yar- saat ia hendak bergegas menuju syam, aku katakan kepada Abu Mahdzurah, "Sesungguhnya aku pergi keluar menuju kawasan Syam dan sesungguhnya aku bertanya mengenai adzanmu," lalu ia menyebutkan hadits dengan redaksi yang panjang. Hanya saja Bundar pernah berkata dalam khabar; Dari permulaan adzan, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri yang mengajarkan kumandang adzan tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah! Allaahu akbar allaahu Akbar, Allaahu akbar, allaahu akbar", kemudian beliau menyebutkan redaksi adzan yang tersisa seperti yang terdapat dalam hadits Makhul dari Ibnu Muhairiz dan ia tidak menyebutkan redaksi iqamah. Dalam hadits tersebut ia menambahkan beberapa tambahan sebelum menyebutkan redaksi adzan dan yang setelahnya." Ad-Dauruqi berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda mengenai permulaan adzan; Allaahu akbar, allahu akbar serta redaksi yang tersisa seperti redaksi hadits Bundar." 498 Demikianlah Rauh meriwayatkan hadits dari Ibnu Juraij dari Utsman bin As-Saib dari Ummu Abdul Mulk bin Abu Mahdzurah dari Abu Mahdzurah. Ia menyebutkan permulaan adzan, "Allahu akbar, Allaahu Akbar" dengan tidak mengatakan sebanyak empat kali. Aku meriwayatkan hadits yang berkenaan dengan pemberian pahala adzan untuk shalat Subuh. Abu Ashim dan Abdur-Razaq menceritakan hadits dari Ibnu Juraij, keduanya berkata mengenai permulaan adzan; Allaahu akbar, allaahu akbar-Allaahu akbar, Allaahu Akbar. Abu Bakar berkata, "Hadits Ibnu Abu Mahdzurah tetap shahih dari sisi penukilan hadits. 499 serta hadits Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabih dari ayahku adalah kuat dan shahih dari sisi penukilan hadits, karena Ibnu Muhammad bin Abdullah bin Zaid telah mendengarnya dari ayahnya sementara Muhammad bin Ishaq telah mendengarnya dari Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At-Taimi. Hadits ini tidak termasuk hadits yang dianggap mudallas (65/1) oleh Muhammad bin Ishaq. Hadits Ayub dan Khalid berasal dari Abu Qilabah dari Anas adalah shahih dan tidak diragukan annya. Kami telah ditunjukkan bahwa orang yang memerintahkan hal tersebut dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bukan sosok lainnya. Adapun hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang Irak yang berasal dari Abdullah bin Zaid adalah tetap (tidak terbantah) dari sisi nakl, namun dari sisi sanad-sanad yang mereka riwayatkan dari Abdullah bin Zaid mengenai mengumandangkan adzan dua kali-dua kali dan iqamah, semuanya adalah salah. Al A'masy meriwayatkan hadits dari Amr bin Murah dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, "Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan kepada kami bahwa Abdullah bin Zaid saat bermimpi adzan, ia lalu mendatangi Nabi dan memberitahukan mimpinya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ajarkanlah kepada Bilat lalu Bilal berdiri kemudian mengumandangkan adzan dua kali-dua kali lalu mengumandangkan iqamah dua kali-dua kali lalu ia duduk sekali."
Hadits No. : 38
صحيح ابن خزيمة ٣٨: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ عَظْمًا - أَوْ قَالَ لَحْمًا - ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «خَبَرُ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ غَيْرُ مُتَّصِلِ الْإِسْنَادِ غَلَطْنَا فِي إِخْرَاجِهِ؛ فَإِنَّ بَيْنَ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، وَبَيْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ، وَهْبُ بْنُ كَيْسَانَ» وَكَذَلِكَ رَوَاهُ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، وَعَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 38: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Hammad mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah 133 dari Muhammad bin Amr bin Atha' dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam makan tulang —atau ia berkata daging— kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu. 134 Abu Bakar berkata, “Hadits Hammad bin Zaid tidak muttashil sanad-nya. Kami keliru dalam meriwayatkannya. Karena ada Wahb bin Kisan antara Hisyam bin Urwah dan Muhammad bin Amr bin Atha'. Demikian pula Yahya bin Sa’id Al Qaththan dan Abdah bin Sulaiman meriwayatkannya.
Hadits No. : 380
صحيح ابن خزيمة ٣٨٠: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَرَوَاهُ ابْنُ أَبِي لَيْلَى، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، حَدَّثَنَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، حَدَّثَنَا عُقْبَةُ يَعْنِي ابْنَ خَالِدٍ، ح وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ قَزَعَةَ، حَدَّثَنَا حُصَيْنُ بْنُ نُمَيْرٍ، نا ابْنُ أَبِي لَيْلَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 380: Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waqi' mengabarkan kepada kami, dari Al A'masy. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abu Laila, dari Amar bin Murah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Abdullah bin Zaid. Abdullah bin Said Al Asyaj menceritakannya kepada kami. Uqbah menceritakan kepada kami —maksudnya Ibnu Khalid— Ha’, Hasan bin Qaz’ah menceritakan kepada kami, Hushain bin Numair menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Laila menceritakan kepada kami. 500
Hadits No. : 381
صحيح ابن خزيمة ٣٨١: وَرَوَاهُ الْمَسْعُودِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَهَكَذَا، رَوَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، فَقَالَ: عَنْ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا بِخَبَرِ الْمَسْعُودِيِّ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا الْمَسْعُودِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا زِيَادٌ أَيْضًا نا عَاصِمٌ، يَعْنِي ابْنَ عَلِيٍّ، نا الْمَسْعُودِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا بِخَبَرِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَيَّاشٍ الْحَسَنُ بْنُ يُونُسَ بْنِ مِهْرَانَ الزَّيَّاتُ، نا الْأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، نا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ مُعَاذٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 381: Al Mas’udi meriwayatkan hadits dari Amr bin Murah dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Muadz bin Jabal. Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin lyash, dari Al A'masy, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahamn bin Abu Laila, ia berkata, dari Muadz.501 Ziad bin Ayub mengabarkan kepada kami dengan hadits Al Mas’udi, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Al Mas’udi mengabarkan kepada kami, Ha’, Ziad juga mengabarkan kepada kami, Ashim —maksudnya Ibnu Ali— mengabarkan kepada kami, Al Mas’udi mengabarkan kepada kami. Ha’, kami dikabarkan dengan hadits Abu Bakar bin lyash dan Al Hasan bin Yunus bin Mahran Az-Zayat, Al Aswad bin Amir menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin lyash menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Amr bin Murah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Muadz.502
Hadits No. : 382
صحيح ابن خزيمة ٣٨٢: وَرَوَاهُ حَصِينُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى مُرْسَلًا، فَلَمْ يَقُلْ: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، وَلَا عَنْ مُعَاذٍ، وَلَا ذَكَرَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنَّمَا قَالَ: لَمَّا رَأَى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ مِنَ النِّدَاءِ مَا رَأَى قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. نا الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى وَرَوَاهُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ حُصَيْنٍ، وَعَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، وَلَمْ يَقُلْ: عَنْ مُعَاذٍ، وَلَا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، وَلَا قَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُنَا، وَلَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ، بَلْ أَرْسَلَهُ. نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، وَحُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَاهَمَهُ الْأَذَانُ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ، وَابْنُ أَبِي لَيْلَى لَمْ يُدْرِكِ ابْنَ زَيْدٍ. وَرَوَى هَذَا الْخَبَرَ شَرِيكٌ عَنْ حُصَيْنٍ فَقَالَ: عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. حَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، وَرَوَاهُ شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، وَلَمْ يَقُلْ: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، وَلَا عَنْ مُعَاذٍ، وَقَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُنَا، وَلَمْ يُسَمِّ أَحَدًا مِنْهُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 382: Hadits diriyawatkan oleh Husein bin Abdurrahman, dari Ibnu Abu Laila sebagai hadits mursal. Ia tidak mengatakan dari Abdullah bin Zaid dan tidak juga dari Muadz dan juga tidak mengemukakan salah seorang sahabat manapun, sesungguhnya ia berkata, ketika Abdullah bin Zaid bermimpi mengenai adzan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda kepadanya503 Al Makhzumi mengabarkan kepada kami akan hadits tersebut, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Hushain dari Abdurrahman bin Abu Laila. Ats-Tsauri meriwayatkan hadits, dari Hushain dan Amr bin Murah, dari Abdurrahman bin Abu Laila. Ia tidak mengatakan dari Muadz. Demikian pula tidak dari Abdullah bin Zaid. Ia juga tidak mengatakan, “Para sahabat kami menceritakan kepada kami. Demikian pula sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, melainkan menganggapnya sebagai hadits mursal." Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Murah dan Hushain bin Abdurrahan dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, “Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam didatangi oleh suara adzan....” Lalu ia menyebutkan hadits. Ia berkata, “Aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata...”, dan Ibnu Abu Laila tidak menjumpai Ibnu Zaid. Hadits ini diriwayatkan oleh Syarik dari Hushain, ia berkata, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Abdullah bin Zaid, lalu ia menyebutkan sebuah hadits. Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami, dari Husein; Hadits diriwayatkan oleh Syu’bah, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia tidak mengatakan dari Abdullah bin Zaid dan juga dari Muadz. la berkata, “Para pengikut kami menceritakan kepada kami dengan tidak menyebutkan nama seorang pun dari mereka.”
Hadits No. : 383
صحيح ابن خزيمة ٣٨٣: ناه بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: أُحِيلَتِ الصَّلَاةُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ، وَالصِّيَامُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ، فَحَدَّثَنَا أَصْحَابُنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَقَدْ أَعْجَبَنِي أَنْ تَكُونَ صَلَاةُ الْمُؤْمِنِينَ أَوِ الْمُسْلِمِينَ وَاحِدَةً حَتَّى لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَبُثَّ رِجَالًا فِي الدُّورِ فَيُؤْذِنُونَ النَّاسَ بِحِينِ الصَّلَاةِ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ. وَقَالَ عَمْرٌو: حَدَّثَنِي بِهَذَا حُصَيْنٌ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ شُعْبَةُ: وَقَدْ سَمِعَتْهُ مِنْ حُصَيْنٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 383: Bundar mengabarkan kepada kami akan hadits tersebut, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Murah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, “Ibadah shalat dipindahkan pada tiga kondisi dan ibadah puasa juga pada tiga kondisi.” Para pengikut kami menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sangat menakjubkanku seandainya shalat orang mukmin dan orang muslim adalah satu, sehingga aku berkeinginan untuk menyuruh beberapa orang laki-laki naik ke tempat yang lebih tinggi guna mengumandangkan adzan sebagai tanda datangnya ...” kemudian ia menyebutkan hadits secara panjang lebar.504 Amr berkata, “Hushain menceritakan kepadaku dengan jalur ini dari Ibnu Abu Laila.” Syu’bah berkata, “Aku telah mendengarnya dari Husein dari Ibnu Abu Laila.”
Hadits No. : 384
صحيح ابن خزيمة ٣٨٤: وَرَوَاهُ جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، فَقَالَ: عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ رَجُلٍ، بَعْضُ هَذَا الْخَبَرِ - أَعِنِّي قَوْلَهُ: «أُحِيلَتِ الصَّلَاةُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ» وَلَمْ يَذْكُرْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدٍ، وَلَا مُعَاذًا. ناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَرَوَاهُ ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: أُحِيلَتِ الصَّلَاةُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ، وَأُحِيلَ الصَّوْمُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَلَمْ يَذْكُرْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدٍ، وَلَا مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ، وَلَا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَا قَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُنَا، وَلَمْ يَقُلْ أَيْضًا: عَنْ رَجُلٍ. ناه هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فهَذَا خَبَرُ الْعِرَاقِيِّينَ الَّذِينَ احْتَجُّوا بِهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ فِي تَثْنِيَةِ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، وَفِي أَسَانِيدِهِمْ مِنَ التَّخْلِيطِ مَا بَيَّنْتُهُ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي لَيْلَى لَمْ يَسْمَعْ مِنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَلَا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ صَاحِبِ الْأَذَانِ، فَغَيْرُ جَايِزٍ أَنْ يُحْتَجَّ بِخَبَرٍ غَيْرِ ثَابِتٍ عَلَى أَخْبَارٍ ثَابِتَةٍ، وَسَأُبَيِّنُ هَذِهِ الْمَسْأَلَةَ بِتَمَامِهَا فِي كِتَابِ الصَّلَاةِ «الْمُسْنَدُ الْكَبِيرُ» لَا «الْمُخْتَصَرُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 384: Jarir meriwayatkan hadits dari Al ‘Amasy dari Amr bin Murrah, ia lalu berkata, dari Abdurrahman bin Abu Laila dari seorang laki-laki. Sebagian redaksi hadits ini (56-ba') —maksudnya sabda nabi -- “ Ibadah shalat dipindahkan pada tiga kondisi' dan ia tidak menyebutkan Abdullah bin Zaid dan Muadz.505 Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami dari Al Amasy, Ibnu Fudhail meriwayatkannya dari Al Amasy, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, “Shalat dipindahkan pada tiga kondisi dan puasa dipindahkan pada tiga kondisi.” Lalu ia menyebutkan hadits secara panjang lebar. Ia tidak mengemukakan Abdullah bin Zaid dan Muadz bin Jabal serta tidak menyebutkan seseorang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia juga tidak mengatakan, “Para pengikut kami menceritakan kepada kami” serta ia pun tidak mengatakan, ‘Dari seorang laki-laki”. Harun bin Ishaq Al Hamdan mengabarkan hadits kepada kami, Ibnu Fudhail mengabarkan kepada kami dari Al Amasy. Abu Bakar berkata: Ini adalah hadits ulama Iraq yang dijadikan dalil hukum dari Abdullah bin Zaid dalam hal redaksi adzan dan Iqamah yang dibaca dua kali-dua kali. Di dalam sanad mereka terdapat percampuran sanad sebagaimana yang aku jelaskan. Adapun Abdurrahman bin Abu Laila tidak pernah mendengar dari Muadz bin Jabal serta Abdullah bin Zaid bin Abi Rabih. Pelaku adzan tidak diperbolehkan berdalil dengan hadits yang tidak kuat dan meninggalkan yang kuat. Aku akan menjelaskan masalah ini secara utuh dalam bab shalat yang terdapat pada Al Musnad Al Kabir dan bukan dalam Al Mukhtashar.
Hadits No. : 385
صحيح ابن خزيمة ٣٨٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا رَوْحٌ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ بْنُ السَّائِبِ، عَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ، وَحَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ بْنُ السَّائِبِ مَوْلَاهُمْ، عَنْ أَبِيهِ مَوْلَى أَبِي مَحْذُورَةَ، وَعَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، أَنَّهُمَا سَمِعَا ذَلِكَ، مِنْ أَبِي مَحْذُورَةَ، ح وَحَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ سِنَانٍ، نا أَبُو عَاصِمٍ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ السَّائِبِ، أَخْبَرَنِي أَبِي، وَأَمُّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ - وَهَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ - قَالَ: لَمَّا رَجَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُنَيْنٍ خَرَجْتُ عَاشِرَ عَشَرَةٍ مِنْ مَكَّةَ نَطْلُبُهُمْ، فَسَمِعْتَهُمْ يُؤَذِّنُونَ بِالصَّلَاةِ، فَقُمْنَا نُؤَذِّنُ نَسْتَهْزِئُ بِهِمْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَقَدْ سَمِعْتُ فِي هَؤُلَاءِ تَأْذِينَ إِنْسَانٍ حَسَنِ الصَّوْتِ، فَأَرْسَلَ إِلَيْنَا، فَأَذَّنَّا رَجُلًا رَجُلًا، فَكُنْتُ آخِرَهُمْ، فَقَالَ حِينَ أَذَّنْتُ: «تَعَالَ» ، فَأَجْلَسَنِي بَيْنَ يَدَيْهِ فَمَسَحَ عَلَى نَاصِيَتِي وَبَارَكَ عَلَيَّ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: «اذْهَبْ فَأَذِّنْ عِنْدَ الْبَيْتِ الْحَرَامِ» ، قُلْتُ: كَيْفَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَعَلَّمَنِي الْأَذَانَ كَمَا يُؤَذِّنُونَ الْآنَ بِهَا: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ، الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ، فِي الْأَوَّلِ مِنَ الصُّبْحِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ: وَعَلَّمَنِي الْإِقَامَةَ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ ابْنَ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ هَذَا الْخَبَرَ كُلَّهُ، عَنْ أَبِيهِ، وَعَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ أَنَّهَا سَمِعِتَ ذَلِكَ مِنْ أَبِي مَحْذُورَةَ وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ، وَيَزِيدُ بْنُ سِنَانٍ فِي الْحَدِيثِ فِي أَوَّلِ الْأَذَانِ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَذَكَرَ يَزِيدُ بْنُ سِنَانٍ الْإِقَامَةَ مَرَّتَيْنِ كَذِكْرِ الدَّوْرَقِيِّ سَوَاءً وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ فِي حَدِيثِهِ: وَإِذَا أَقَمْتَ فَقُلْهَا مَرَّتَيْنِ: قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، أَسَمِعْتَ؟ وَزَادَ: فَكَانَ أَبُو مَحْذُورَةَ لَا يَجُزُّ نَاصِيَتَهُ، وَلَا يَفْرُقُهَا؛ لِأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ عَلَيْهَا وَزَادَ يَزِيدُ بْنُ سِنَانٍ فِي آخِرِ حَدِيثِهِ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ هَذَا الْخَبَرَ كُلَّهُ، عَنْ أَبِيهِ، وَعَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ أَنَّهُمَا سَمِعَا ذَلِكَ مِنْ أَبِي مَحْذُورَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 385: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Rauh mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Utsman bin Asyaib mengabarkan kepadaku dari Unimu Abdul Mulk bin Abu Mahdzurah dari Abu Mahdzurah. Muhammad bin Rafi’ menceritakan hadits kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkannya kepada kami, Utsman bin As-Sa'ib hamba sahaya mereka mengabarkan kepadaku, dari ayahnya maula Abu Mahdzurah dan dari Abdul Mulk bin Abu Mahdzurah, sesungguhnya keduanya mendengar dari Abu Mahdzurah, Ha', Yazid bin Sinan menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Utsman bin As-Saib menceritakan kepadaku, Ayahku dan Ummu Abdul Mulk bin Abu Mahdzurah mengabarkan kepadaku dari Abu Mahdzurah dan inilah hadits Ad- Daruqi, ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali dari perang Hunain, aku adalah orang yang kesepuluh keluar dari kota Makkah mencari mereka (yang sembilan orang), lalu aku mendengar mereka mengumandangkan adzan shalat, kami pun bangun lalu mengumandangkan adzan dengan tujuan mengejek mereka. Nabi lalu shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku telah mendengar pada mereka ada seseorang yang adzan, memiliki suara bagus." Lalu beliau mengirim seseorang kepada kami, kemudian satu persatu dari kami mengumandangkan adzan dan aku adalah orang yang terakhir. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda saat aku adzan, “ Kemarilah” beliau mendudukkanku di hadapannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap ubun-ubunku dan mengucapkan keberkahan atas diriku sebanyak tiga kali, beliau lalu bersabda, “ Pergilah dan kumandangkanlah adzan sekarang; Allaahu akbar, Allaahu akbar, asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadar-rasuulullaah, asyhadu anna Muhammadar-rasuulullaah, hayya alash-shalaah, hayya alash- shalaah, hayya alal falaah, hayya alal falaah, ashalaatu khairum-minannauum, ashalaatu khairum-minannauum, di awal waktu shuhuh. allaahu akbar-allaahu Akbar, laa ilaaha illallaah” Ia berkata, “Beliau mengajarkanku iqamah dua kali-dua kali, allaahu akbar- allaahu akbar, asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadar-rasuulullah, asyhadu anna muhammadar-rasuulullah, hayya alash-shalah, hayya Alash-shalah, hayya alal falaah, hayya alal falaah, qad qaamatish-shalaah, qad qaamatish-shalaah allaahu akbar-allaahu akbar laa ilaaha illallaah Ibnu Juraij berkata, “Utsman mengabarkan kepadaku hadits ini semua dari ayahnya dari Ummi Abdul Mulak bin Abu Mahdzurah sesungguhnya aku mendengar hal tersebut dari Abu Mahdzurah.” Ibnu Rafi’ dan Yazid bin Sinan berkata di dalam hadits di awal adzan tentang kalimat, IAllahu Akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar." Lalu Yazid bin Sinan menyebutkan redaksi iqamah dua kali-dua kali sebagaimana yang dikemukakan oleh Ad-Dauruqi. Ibnu Rafi’ berkata di dalam haditsnya, “Apabila engkau mengumandangkan iqamah, maka ucapkanlah dua kali kalimat 'Qad qaamatish-shalaah-qad qaamatish-shalah, apakah engkau mendengarnya?” Dan, ia menambahkan. Abu Mahdzurah (57-alif) tidak mengiyakan ungkapan "ubun-ubunnya” dan tidak memisahkannya, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengusapnya. Yazid bin Sinan diakhir haditsnya menambahkan; Ibnu Juraij berkata, “Utsman menceritakan hadits ini semuanya dari ayahnya dari Ummu Abdul Malak bin Abu Mahdzurah (1/57), sesungguhnya keduanya mendengar hal tersebut dari Abu Mahdzurah.
Hadits No. : 386
صحيح ابن خزيمة ٣٨٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنِ ابْنِ عَوْفٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: " مِنَ السَّنَةِ إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ فِي أَذَانِ الْفَجْرِ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ قَالَ: الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 386: Muhammad bin Utsman Al Ijli menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Ibnu Auf dari Muhammad bin Sirrin dari Anas, ia berkata, “Termasuk perbuatan sunnah apabila seorang Muadzin mengucapkan kalimat 'Hayya alal falaah' lalu setelahnya ia mengucapkan, 'Ashalatu khairum-minannauum disaat adzan shubuh.” 507
Hadits No. : 387
صحيح ابن خزيمة ٣٨٧: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَوْنٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ بِلَالًا يُؤَذِّنُ فَيَتْبَعُ بِفِيهِ» ، وَوَصَفَ سُفْيَانُ: يَمِيلُ بِرَأْسِهِ يَمِينًا وَشِمَالًا نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، نا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ قَالَ: شَهِدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْبَطْحَاءِ وَهُوَ فِي قُبَّةٍ حَمْرَاءَ، وَعِنْدَهُ نَاسٌ يَسِيرُ، فَجَاءَ بِلَالٌ فَأَذَّنَ، ثُمَّ حَوَّلَ يَتْبَعُ فَاهُ هَهُنَا - يَعْنِي بِقَوْلِهِ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. وَقَالَ وَكِيعٌ، عَنِ الثَّوْرِيِّ فِي هَذَا الْخَبَرِ: فَجَعَلَ يَقُولُ فِي أَذَانِهِ هَكَذَا، وَيُحَرِّفُ رَأْسَهُ يَمِينًا وَشِمَالًا بِحَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ ناه سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 387: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Muhid bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Abdurrahman mengabarkan kepada kami, dari Sufyan, dari Aun, ia adalah Ibnu Abu Juhaifah dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah melihat Bilal melakukan adzan, lalu mulutnya mengikuti kemana wajah menoleh” Sufyan mengemukakan bahwa Bilal menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.509 Al Hasan bin Muhammad Az-Za’farani mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Yusuf Al Azraq mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Aun —ia adalah Ibnu Abu Zuhaifah—, ia berkata, “Aku melihat Nabi berada di Bathha', tepatnya pada Kubah Hamra' dan di sisi beliau terdapat sekelompok orang. Kemudian Bilal datang dan mengumandangkan adzan, ia berubah-ubah posisi mengikuti mulutnya dari satu sisi ke sisi yang lain —maksudnya adalah saat mengucapkan “Hayya alash- shalaah dan hayya alal-falaah—510 Waqi' dari Ats-Tsauri dalam hadits ini ia berkata, “Muadzin dalam adzannya mengumandangkan demikian... dan ia menolehkan kepalanya ke arah kanan dan kiri saat mengucapkan 'Hayya alal falaah’ Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waqi' menceritakan kepada kami.
Hadits No. : 388
صحيح ابن خزيمة ٣٨٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا هِشَامٌ، عَنْ حَجَّاجٍ، عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ بِلَالًا يُؤَذِّنُ، وَقَدْ جَعَلَ أُصْبُعَيهُ فِي أُذُنَيْهِ وَهُوَ يَلْتَوِي فِي أَذَانِهِ يَمِينًا وَشِمَالًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 388: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Daruqi menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Hajjaj dari Aun bin Abu Juhaifah dari ayahnya, ia berkata, "Aku melihat Bilal mengumandangkan adzan dan ia menjadikan kedua jarinya berada di kedua telinganya dan ia menolehkan wajahnya saat adzan; ke arah kanan dan ke kiri.511
Hadits No. : 389
صحيح ابن خزيمة ٣٨٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: إِذَا كُنْتَ فِي الْبَوَادِي فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يَسْمَعُ صَوْتَهُ شَجَرٌ، وَلَا مَدَرٌ، وَلَا حَجَرٌ، وَلَا جِنٌّ، وَلَا إِنْسٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ» وَقَالَ مَرَّةً: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، وَكَانَ يَتِيمًا فِي حِجْرِ أَبِي سَعِيدٍ، وَكَانَتْ أُمُّهُ عِنْدَ أَبِي سَعِيدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 389: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha’sha'ah menceritakan kepadaku dari ayahnya, ia berkata, Abu Said berkata, “Apabila engkau berada di kawasan pedalaman, maka tinggikanlah suara adzanmu, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah suara muadzin didengar oleh pepohonan, tanah, batu, jin dan manusia, kecuali ia menjadi saksi untuknya.” 512 Murrah berkata, “Abdullah bin Abu Sha’sha'ah pernah menceritakan kepadaku, ayahku pernah menceritakan kepadaku, di mana beliau adalah sosok yatim yang baru berada di bawah asuhan Abu Said. Dahulu ibunya mengabdi pada Said.”
Hadits No. : 39
صحيح ابن خزيمة ٣٩: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى، ثنا هِشَامٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَهِشَامٌ، عَنْ وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَهِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ خُبْزًا وَلَحْمًا أَوْ عِرْقًا، ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 39: Muhammad bin Basysyar Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, ia berkata, “Ali bin Abdullah bin Abbas menceritakan kepada kami —dari Ibnu Abbas— ha’ Hisyam dari Wahb bin Kaisan dari Muhammad bin Amr bin Atha' dari Ibnu Abbas; Hisyam, dari Muhammad bin Ali bin Abdullah dari ayahnya dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam makan (9-ba') roti daging – atau urat – kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu. 135
Hadits No. : 390
صحيح ابن خزيمة ٣٩٠: نا بُنْدَارٌ مُحَمَّدٌ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا يَحْيَى يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ، وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ، وَشَاهِدُ الصَّلَاةِ يُكْتَبُ لَهُ خَمْسٌ وَعِشْرُونَ حَسَنَةً، وَيُكَفَّرُ عَنْهُ مَا بَيْنَهُمَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يُرِيدُ مَا بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 390: Bundar Muhammad mengabarkan kepada kami, Abdurrahman mengabarkan kepada kami, dari Syu’bah, dari Musa bin Abu Utsman, ia berkata, Aku mendengar Abu Yahya berkata, Aku mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muadzin akan diampuni dosanya sejauh gema suaranya dan masing-masing makhluk Allah yang basah dan kering menjadi saksi baginya serta orang-orang yang melaksanakan ibadah shalat menuliskan dua puluh lima kebajikan baginya dan dosa di antara dua waktu shalat dihapuskan”513 Abu Bakar berkata, “Yang dimaksud adalah dosa di antara dua waktu shalat.”
Hadits No. : 391
صحيح ابن خزيمة ٣٩١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، أَخْبَرَهُ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا بِشْرُ بْنُ عُمَرَ، نا مَالِكٌ، عَنْ سُمَيٍّ، مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الْأَذَانِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا عَلَيْهِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ حَكِيمٍ نا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْيَحْمَدِيُّ قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ، عَنْ سُمَيٍّ بِهَذَا الْحَدِيثِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 391: Yunus bin Abdul Ala mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami sesungguhnya Malik mengabarkan kepadanya, Ha', Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Basyar bin Umar mengabarkan kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami, dari Sumaiyi maula Abu Bakar dari Shalih As-Samman dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya orang-orang mengetahui apa (pahala) yang terdapat pada adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan mengundi, niscaya mereka pasti mengundinya.514 Ini adalah hadits redaksi Yahya bin Hakim. Atabah bin Abdullah Al Yahmadi, ia berkata, “Aku membaca dari Malik dari Sumaiyi sama dengan hadits ini.”
Hadits No. : 392
صحيح ابن خزيمة ٣٩٢: نا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ، نا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا سَمِعَ الشَّيْطَانُ الْأَذَانَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ وَلَهُ ضِرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 392: Al Husem bm Isa Al Bisthami mengabarkan hadits kepada kami, Anas bin Iyadh mengabarkan kepada kami dari Katsir bin Zaid dari Al Walid bin Rabah dari Abu Hurairah; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila syetan mendengar adzan untuk shalat, maka ia berpaling (berlari menjauh) dan ia mengeluarkan kentut hingga ia tidak mendengarnya lagi.”515
Hadits No. : 393
صحيح ابن خزيمة ٣٩٣: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، وَاللَّفْظُ لِجَرِيرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ ذَهَبَ حَتَّى يَكُونَ مَكَانَ الرَّوْحَاءِ» قَالَ سُلَيْمَانُ فَسَأَلْتُهُ عَنِ الرَّوْحَاءِ، فَقَالَ: هِيَ مِنَ الْمَدِينَةِ عَلَى سِتَّةٍ وَثَلَاثِينَ مِيلًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 393: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir dan Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami —redaksi hadits milik Jarir— dari Al A'masy dari Abu Sufyan dari Jabir, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya syetan apabila mendengar adzan untuk shalat, maka ia pergi, sampai ia berada di kawasan Ar Rauha”516 Sulaiman berkata, “Aku bertanya tentang Ar-Rauha', ia menjawab, 'Ar Rauha' adalah kawasan yang terletak tiga puluh enam mil dari kota Madinah'.”
Hadits No. : 394
صحيح ابن خزيمة ٣٩٤: نا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ الْوَاسِطِيُّ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، نا شُعْبَةُ، عَنْ مُهَاجِرٍ أَبِي الْحَسَنِ قَالَ: سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَأَرَادَ الْمُؤَذِّنُ أَنْ يُؤَذِّنَ، فَقَالَ: «أَبْرِدْ» ، ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يُؤَذِّنَ، فَقَالَ: «أَبْرِدْ» قَالَ شُعْبَةُ: حَتَّى سَاوَى الظِّلُّ التُّلُولَ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 394: Ahmad bin Sinan Al Wasithi mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Muhajir Abui Hasan, ia berkata, aku mendengar Zaid bin Wahab, ia berkata, Aku mendengar Abu Dzar berkata, “Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam bepergian, lalu ada seorang muadzin yang ingin mengumandangkan adzan, beliau lalu bersabda, “Tinggu sampai teduh” lalu ia ingin mengumandangkan adzan, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tunggu sampai teduh” Syu’bah berkata, “Sampai bayangan sama dengan undukan tanah” lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya panas yang menyengat termasuk semburan (jilatan) neraka jahanam, maka tunggulah dalam melaksanakan shalat sampai cuaca teduh.”,517
Hadits No. : 395
صحيح ابن خزيمة ٣٩٥: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا حَفْصٌ يَعْنِي ابْنَ غِيَاثٍ، نا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلٌ فَوَدَّعَنَا، ثُمَّ قَالَ: «إِذَا سَافَرْتُمَا وَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَأَذِّنَا وَأَقِيمَا، وَلْيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا» قَالَ الْحَذَّاءُ: وَكَانَا مُتَقَارِبَيْنِ فِي الْقِرَاءَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 395: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Hafash mengabarkan kepada kami maksudnya -Ibnu Ghiyas, Khalid Al Hadzdza' mengabarkan kepada kami dari Abu Qilabah dari Malik bin Al Huwairits, ia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersama seorang laki-laki, lalu kami berpisah, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian berdua berpergian lalu tiba waktu shalat, maka kumandangkanlah adzan dan iqamah serta yang lebih tua menjadi Imam”.518 Al Hadzdza' berkata, “Keduanya mirip dalam hal bacaan shalatnya.”
Hadits No. : 396
صحيح ابن خزيمة ٣٩٦: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ: أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَابْنُ عَمٍّ لِي، فَقَالَ: «إِذَا سَافَرْتُمَا فَأَذِّنَا وَأَقِيمَا وَلْيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 396: Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waqi' mengabarkan kepada kami, dari Sufyan dari Khalid Al Hadzdza' dari Abu Qilabah dari Malik bin Al Huwairits, ia berkata, “Kami pernah mendatangi Rasulullah; aku dan anak pamanku, lalu beliau bersabda, “Apabila kalian berdua pergi, maka kumandangkanlah adzan dan iqamah, serta hendaklah yang lebih tua dari keduanya menjadi imam.”519
Hadits No. : 397
صحيح ابن خزيمة ٣٩٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ، نا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، نا مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ قَالَ: أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبِيبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمْنَا عِشْرِينَ لَيْلَةً، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيمًا رَفِيقًا، فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدِ اشْتَهَيْنَا أَهْلِينَا، أَوِ اشْتَقْنَا سَأَلَنَا عَمَّا تَرَكْنَا بَعْدَنَا، فَأَخْبَرَنَاهُ، فَقَالُ: «ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ» ، وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا وَأَشْيَاءَ لَا أَحْفَظُهَا وَصَلَّوْا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ " نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ بِمِثْلِ حَدِيثِ بُنْدَارٍ، وَرُبَّمَا خَالَفَهُ فِي بَعْضِ اللَّفْظَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 397: Muhammad bin Basyar Bundar mengabarkan kepada kami, Abdul Wahab menceritakan kepada kami , Ayub mengabarkan kepada kami, dari Abu Qilabah, Malik bin Al Huwairits mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Kami pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat usia kami masih muda. Kemudian kami menetap selama dua puluh malam, sementara beliau adalah sosok yang memiliki kasih sayang dan kelembutan. Ketika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berasumsi bahwa kami telah merindukan keluarga kami, maka kami bertanya mengenai apa yang kami tinggalkan setelah ini, lalu beliau mengabarkannya kepada kami, beliau bersabda, 'Kembalilah kepada keluarga kalian dan menetaplah bersama mereka, ajarilah dan perintahkanlah mereka' lalu beliau menyebutkan beberapa hal yang aku hafal dan beberapa hal yang tidak aku hafal; 'Dan, shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat, apabila waktu tiba, maka salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan yang lebih tua dari kalian yang menjadi imam'." 520 Yahya bin Hakim mengabarkan kepada kami, Abdul Wahab bin Abdul Majid mengabarkan kepada kami seperti hadits Bundar dan barangkali terjadi perbedaan di sebagian redaksinya.
Hadits No. : 398
صحيح ابن خزيمة ٣٩٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَأَبُو هَاشِمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، نا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِتَمَامِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 398: Ya’kub bin Ibrahim dan Abu Hasyim mengabarkan kepada kami dan keduanya berkata, “Ismail menceritakan kepada kami, Ayub mengabarkan kepada kami, dari Abu Qilabah dari Malik bin Al Huwairits.” Lalu ia menyebutkan hadits secara sempurna.521
Hadits No. : 399
صحيح ابن خزيمة ٣٩٩: نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَنْصُورٍ السُّلَيْمِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا وَهُوَ فِي مَسِيرٍ لَهُ يَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَى الْفِطْرَةِ» قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ: «خَرَجَ مِنَ النَّارِ» ، فَاسْتَبَقَ الْقَوْمَ إِلَى الرَّجُلِ، فَإِذَا رَاعِي غَنَمٍ حَضَرَتْهُ الصَّلَاةُ فَقَامَ يُؤَذِّنُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 399: Ismail bin Basyar bin Manshur As- Sulami, Abdul A'la mengabarkan kepada kami dari Humaid dari Qatadah dari Anas bin Malik, Nabi pernah mendengar seorang laki- laki yang sedang berjalan berkata, “Allahu Akbar, Allahu Akbar. ” Nabiyullah kemudian bersabda, “Ia berada dalam kesucian”. Ia berkata, “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah. ” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ia telah keluar dari api neraka. ” Lalu suatu kaum bergegas menemui laki-laki tersebut, apabila ia mengembala kambingnya kemudian waktu shalat tiba, maka ia berdiri mengumandangkan adzan.”522
Hadits No. : 40
صحيح ابن خزيمة ٤٠: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ قَالَ: أَخْبَرَنِي وَهْبُ بْنُ كَيْسَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ هِشَامٌ: وَحَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ هِشَامٌ: وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ عَرْقًا، ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ» هَذَا حَدِيثُ الزُّهْرِيِّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 40: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, ia berkata, “Wahb bin Kaisan mengabarkan kepadaku dari Muhammad bin Amr bin Atha' dari Ibnu Abbas; Hisyam berkata: Az-Zuhri mengabarkan kepadaku dari Ali bin Adullah bin Abbas dari Ibnu Abbas; Hisyam berkata, Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas dari ayahnya dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam makan urat kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu. 136 Ini hadits Az-Zuhri. 137
Hadits No. : 400
صحيح ابن خزيمة ٤٠٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الْعَلِيُّ، نا بَهْزٌ، يَعْنِي ابْنَ أَسَدٍ، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُغِيرُ عِنْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ فَإِنْ سَمِعَ أَذَانًا أَمْسَكَ وَإِلَّا أَغَارَ، فَاسْتَمَعَ ذَاتَ يَوْمٍ فَسَمِعَ رَجُلًا يَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ: «عَلَى الْفِطْرَةِ» ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ: «خَرَجْتَ مِنَ النَّارِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَإِذَا كَانَ الْمَرْءُ يَطْمَعُ بِالشَّهَادَةِ بِالتَّوْحِيدِ لِلَّهِ فِي الْأَذَانِ وَهُوَ يَرْجُو أَنْ يُخَلِّصَهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ بِالشَّهَادَةِ بِاللَّهِ بِالتَّوْحِيدِ فِي أَذَانِهِ فَيَنْبَغِي لِكُلِّ مُؤْمِنٍ أَنْ يَتَسَارَعَ إِلَى هَذِهِ الْفَضِيلَةِ طَمَعًا فِي أَنْ يُخَلِّصَهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ، خَلَا فِي مَنْزِلِهِ أَوْ فِي بَادِيَةٍ أَوْ قَرْيَةٍ أَوْ مَدِينَةٍ طَلَبًا لِهَذِهِ الْفَضِيلَةِ، وَقَدْ خَرَّجْتُ أَبْوَابَ الْأَذَانِ فِي السَّفَرِ أَيْضًا فِي مَوَاضِعَ غَيْرِ هَذَا الْمَوْضِعِ فِي نَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، وَأَمْرُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَالًا بِالْأَذَانِ لِلصُّبْحِ بَعْدَ ذَهَابِ وَقْتِ تِلْكَ الصَّلَاةِ، وَتِلْكَ الْأَخْبَارُ أَيْضًا خِلَافُ قَوْلِ مَنْ زَعَمَ أَنْ لَا يُؤَذَّنَ لِلصَّلَاةِ بَعْدَ ذَهَابِ وَقْتِهَا، وَإِنَّمَا يُقَامُ لَهَا بِغَيْرِ أَذَانٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 400: Muhammad bin Abu Sufwan Al Ali mengabarkan kepada kami, Bahz mengabarkan kepada kami Maksudnya adalah Ibnu Asad— Hamad bin Salamah mengabarkan kepada kami, Tsabit dari Anas mengabarkan kepada kami, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah akan melakukan penyerangan saat shalat shubuh. Dan, ketika beliau mendengar adzan, maka beliau menghentikan penyerangan, dan jika tidak mendengar suara adzan, maka beliau meneruskan agresi. Pada suatu hari beliau mendengar seorang laki-laki berkata, “Allaahuakbar, allaahu akbar” lalu nabi bersabda, “Ia Berada di atas kesucian." Lalu laki-laki berkata, “ Asyhadu allaa ilaaha illallaah.” Beliau bersabda, “Ia dibebaskan dari api neraka.” 523 Abu Bakar berkata, “Apabila seseorang mengharapkan kesaksian tauhidnya kepada Allah di dalam adzan, maka sebaiknya bagi seorang mukmin bersegera menuju keutamaan ini dengan harapan Allah SWT membebaskannya dari api neraka, demikian juga saat berada di rumahnya, di pedalaman, di perkampungan atau di kota, semua dalam rangka mencari keutamaan ini. Pintu adzan juga dibuka lebar saat bepergian dan tempat-tempat selain tempat-tempat ini, yaitu (contohnya) di saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tertidur meninggalkan shalat shubuh hingga matahari terbit serta perintah beliau terhadap Bilal untuk melakukan adzan shubuh setelah habisnya waktu shalat tersebut. Hadits-hadits tersebut bertentangan dengan asumsi para ulama bahwa tidak diperkenankan adzan pada waktu shalat yang waktunya telah habis di mana shalat dilaksanakan tanpa adzan.
Hadits No. : 401
صحيح ابن خزيمة ٤٠١: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يُحَدِّثُ بِقَوْلٍ، أَخْبَرَنِي سَالِمٌ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى تَسْمَعُوا أَذَانَ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ» نا بِهِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ وَقَالَ فِي كُلِّهَا: عَنْ، عَنْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 401: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku pernah mendengar Az-Zuhri bercerita dengan ungkapan : Salim mengabarkan kepadaku dari ayahnya, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ’Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah kalian sampai kalian mendengar adzan Ibnu UmiMaktum'. ”524 Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dan ia berkata dalam semua hadits dengan redaksi 'an... 'an.
Hadits No. : 402
صحيح ابن خزيمة ٤٠٢: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي، نا أَبُو عُثْمَانَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَمْنَعَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ أَذَانُ بِلَالٍ مِنْ سَحُورِهِ؛ فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ أَوْ يُنَادِي لِيَرْجِعَ قَائِمُكُمْ وَيَنْتَبِهَ نَائِمُكُمْ، وَلَيْسَ أَنْ يَقُولَ هَكَذَا وَهَكَذَا، حَتَّى يَقُولَ هَكَذَا وَهَكَذَا» حَدَّثَنَاهُ يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ سُلَيْمَانَ وَهُوَ التَّيْمِيُّ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ بِهَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 402: Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Asy- Syahid mengabarkan kepada kami, Al Mu’tamir menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar ayahku, Abu Utsman menceritakan kepada kami dari Ibnu Mas’ud: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah makan sahur salah seorang dari kalian tercegah oleh adzan Bilal. Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan agar orang yang melaksanakan shalat malam kembali ke posisi semula (mengambil waktu istirahat untuk bersiap-siap melaksanakan shalat atau keperluan lainnya), dan yang sedang tidur terbangun. Seseorang tidak boleh mengatakan begini-begini sampai ia berkata begini- begini. ”525 Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami hadits, Jarir menceritakan kepada kami dari Sulaiman, yaitu At- Taimi dari Abu Utsman dari Ibnu Mas’ud dengan hadits ini.
Hadits No. : 403
صحيح ابن خزيمة ٤٠٣: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، نا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ عَائِشَةَ، رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ» ، وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُمَا إِلَّا قَدْرُ مَا يَرْقَى هَذَا وَيَنْزِلُ هَذَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 403: Abdur-rahman bin Bsyr bin Al Hakam mengabarkan kepada kami, Yahya —yaitu Ibnu Said— mengabarkan kepada kami, dari Ubaidullah, dari Al Qasim, dari Aisyah RA: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, maka makanlah dan minumlah sampai Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan. Tidak ada tenggang waktu di antara keduanya, kecuali seukuran naiknya ini —untuk mengabari LJmmu Maklum agar bersiap-siap dan turunnya ini —guna mempercepat untuk melakukan adzan -- 526
Hadits No. : 404
صحيح ابن خزيمة ٤٠٤: نا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَنْصُورٌ وَهُوَ ابْنُ زَاذَانَ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمَّتِهِ أُنَيْسَةَ بِنْتِ خُبَيْبٍ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَذَّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا، وَإِذَا أَذَّنَ بِلَالٌ فَلَا تَأْكُلُوا وَلَا تَشْرَبُوا» ، فَإِنْ كَانَتِ الْمَرْأَةُ مِنَّا لَيَبْقَى عَلَيْهَا شَيْءٌ مِنْ سُحُورِهَا، فَتَقُولُ لِبِلَالٍ: أَمْهِلْ حَتَّى أَفْرَغَ مِنْ سُحُورِي " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا خَبَرٌ قَدِ اخْتُلِفَ فِيهِ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ رَوَاهُ شُعْبَةُ عَنْهُ، عَنْ عَمَّتِهِ أُنَيْسَةَ، فَقَالَ: إِنَّ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ أَوْ بِلَالًا يُنَادِي بِلَيْلٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 404: Abu Hasyim Ziad bin Ayub mengabarkan kepada kami, Hisyam mengabarkan kepada kami, Manshur —yaitu Ibnu Zadzan— mengabarkan kepada kami dari Khubaib bin Abdurrahman dari bibinya Unaisah binti Khubaib, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan, maka makan dan minumlah dan apabila Bilal mengumandangkan adzan, maka janganlah kalian makan dan minum. Apabila terdapat seorang wanita dari kaum kami masih menyantap makan sahur, maka ia akan berkata kepada Bilal, 'Berlahan-lahanlah sampai aku menyelesaikan sahurku’.” 527 Abu Bakar berkata, “Ini adalah hadits yang diperselisihkan keberadaannya dari Khubaib bin Abdurrahman. Hadits ini diriwayatkan oleh Syu’bah dari bibinya; Anisah. Kemudian ia berkata, 'Sesungguhnya Ibnu Umi Maktum atau Bilal mengumandangkan adzan di malam hari'.”
Hadits No. : 405
صحيح ابن خزيمة ٤٠٥: ناه مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ خُبَيْبٍ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمَّتِهِ أُنَيْسَةَ وَكَانَتْ مُصَلِّيَةً عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ أَوْ بِلَالًا يُنَادِي بِلَيْلٍ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُنَادِيَ بِلَالٌ أَوِ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ» ، وَمَا كَانَ إِلَّا أَنْ يَنْزِلَ أَحَدُهُمَا وَيَقْعُدَ الْآخَرُ فَتَأْخُذُ بِثَوْبِهِ، فَتَقُولُ: كَمَا أَنْتَ حَتَّى أَتَسَحَّرَ " ناه أَحْمَدُ بْنُ مِقْدَامٍ الْعِجْلِيُّ، نا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعِ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ بِمِثْلِهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَخَبَرُ أُنَيْسَةَ قَدِ اخْتَلَفُوا فِيهِ فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ، وَلَكِنْ قَدْ رَوَى الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ مِثْلَ مَعْنَى خَبَرِ مَنْصُورِ بْنِ زَاذَانَ فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 405: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Khubaib —ia adalah Ibnu Abdurrahman— dari bibinya; Unaisah, di mana ia adalah Ahli shalat: Dari Nabi S A W, beliau bersabda, “Sesungguhnya Ibnu Umi Maklum atau Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, kemudian makan dan minumlah hingga Bilal mengumandangkan adzan —atau Ibnu Umi Maktum— dan hal tersebut tidak terjadi kecuali salah seorang turun dan yang lainnya duduk lalu mengambil pakaiannya, ia kemudian berkata, Tetaplah sebagaimana engkau hingga aku makan sahur'.”528 Ahmad bin Miqdam Al Ijli mengabarkan kepada kami, Yazid bin Zurai’ mengabarkan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dengan hadits sejenis. Abu Bakar berkata, “Hadits Unaisah diperselisihkan redaksinya tetapi Ad-Darawardi meriwayatkan hadits dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah seperti hadits Manshur bin Zadzan dalam lafazh ini.
Hadits No. : 406
صحيح ابن خزيمة ٤٠٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ، يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ بِلَالٌ؛ فَإِنَّ بِلَالًا لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَرَى الْفَجْرَ» وَرَوَى شَبِيهًا بِهَذَا الْمَعْنَى أَبُو إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 406: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Hamzah mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz mengabarkan kepada kami —maksudnya adalah Ibnu Muhammad— dan Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah hingga Bilal mengumandangkan adzan, sesungguhnya Bilal tidak mengumandangkan adzan hingga ia melihat fajar.529 Abu Ishaq dari Al Aswad dari Aisyah meriwayatkan hadits yang kandungannya sama dengan hadits ini.
Hadits No. : 407
صحيح ابن خزيمة ٤٠٧: ناه أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، نا أَبُو الْمُنْذِرِ، نا يُونُسُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: أَيُّ سَاعَةٍ تُوتِرِينَ؟ قَالَتْ: مَا أَوْتِرُ حَتَّى يُؤَذِّنُونَ، وَمَا يُؤَذِّنُونَ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ، قَالَتْ: وَكَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤَذِّنَانِ، فُلَانٌ وَعَمْرُو بْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَذَّنَ عَمْرٌو فَكُلُوا وَاشْرَبُوا فَإِنَّهُ رَجُلٌ ضَرِيرُ الْبَصَرِ، وَإِذَا أَذَّنَ بِلَالٌ فَارْفَعُوا أَيْدِيَكُمْ فَإِنَّ بِلَالًا لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يُصْبِحَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 407: Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi mengabarkan hadits kepada kami, Abui Mundzir mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Abu Ishaq dari Al Aswad bin Yazid, ia berkata: Aku pemah menanyakan kepada Aisyah, “Kapankah engkau melaksanakan shalat witir?” Aisyah berkata, “Aku tidak melaksanakan shalat witir hingga mereka mengumandangkan adzan, dan tidaklah mereka mengumandangkan adzan kecuali terbit fajar.” Aisyah berkata, “Rasulullah memiliki dua muadzin si fulan dan Amr bin Umi Maktum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila Amr mengumandangkan adzan, maka makan dan minumlah kalian, karena ia adalah sosok laki-laki yang buta penglihatannya. Apabila Bilal mengumandangkan adzan, maka angkatlah tangan kalian, sesungguhnya Bilal tidak akan mengakhiri mengumandangkan adzan sampai waktu shubuh tiba.”530
Hadits No. : 408
صحيح ابن خزيمة ٤٠٨: نا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةُ مُؤَذِّنِينَ بِلَالٌ وَأَبُو مَحْذُورَةَ وَعَمْرُو بْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَذَّنَ عَمْرٌو فَإِنَّهُ ضَرِيرُ الْبَصَرِ فَلَا يَغُرَّنَّكُمْ، وَإِذَا أَذَّنَ بِلَالٌ فَلَا يَطْعَمَنَّ أَحَدٌ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَمَّا خَبَرُ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ فَإِنَّ فِيهِ نَظَرًا؛ لِأَنِّي لَا أَقِفُ عَلَى سَمَاعِ أَبِي إِسْحَاقَ هَذَا الْخَبَرَ مِنَ الْأَسْوَدِ، فَأَمَّا خَبَرُ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ فَصَحِيحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ، وَلَيْسَ هَذَا الْخَبَرُ يُضَادُّ خَبَرَ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ، وَخَبَرَ الْقَاسِمِ عَنْ عَائِشَةَ، إِذْ جَائِزٌ أَنْ يَكُونَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ جَعَلَ الْأَذَانَ بِاللَّيْلِ نَوَائِبَ بَيْنَ بِلَالٍ وَبَيْنَ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَأَمَرَ فِي بَعْضِ اللَّيَالِي بِلَالًا أَنْ يُؤَذِّنَ أَوَلَا بِاللَّيْلِ، فَإِذَا نَزَلَ بِلَالٌ صَعِدَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَأَذَّنَ بَعْدَهُ بِالنَّهَارِ، فَإِذَا جَاءَتْ نَوْبَةُ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ بَدَأَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَأَذَّنَ بِلَيْلٍ، فَإِذَا نَزَلَ صَعِدَ بِلَالٌ فَأَذَّنَ بَعْدَهُ بِالنَّهَارِ، وَكَانَتْ مَقَالَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فِي الْوَقْتِ الَّذِي كَانَتِ النَّوْبَةُ لِبِلَالٍ فِي الْأَذَانِ بِلَيْلٍ وَكَانَتْ مَقَالَتُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنُّ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فِي الْوَقْتِ الَّذِي كَانَتِ النَّوْبَةُ فِي الْآذَانِ بِاللَّيْلِ نَوْبَةَ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْلِمُ النَّاسَ فِي كُلِّ الْوَقْتَيْنِ أَنَّ الْأَذَانَ الْأَوَّلَ مِنْهُمَا هُوَ أَذَانٌ بِلَيْلٍ لَا بِنَهَارٍ، وَأَنَّهُ لَا يَمْنَعُ مَنْ أَرَادَ الصَّوْمَ طَعَامًا وَلَا شَرَابًا، وَأَنَّ أَذَانَ الثَّانِي إِنَّمَا يَمْنَعُ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ إِذْ هُوَ بِنَهَارٍ لَا بِلَيْلٍ فَأَمَّا خَبَرُ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ وَمَا يُؤَذِّنُونَ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ فَإِنَّ لَهُ أَحَدَ مَعْنَيَيْنِ أَحَدُهُمَا لَا يُؤَذِّنُ جَمِيعُهُمْ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرَ لَا أَنَّهُ لَا يُؤَذِّنُ أَحَدٌ مِنْهُمْ، أَلَا تَرَاهُ أَنَّهُ قَدْ قَالَ فِي الْخَبَرِ: إِذَا أَذَّنَ عَمْرٌو فَكُلُوا وَاشْرَبُوا، فَلَوْ كَانَ عَمْرٌو لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ لَكَانَ الْأَكْلُ وَالشُّرْبُ عَلَى الصَّائِمِ بَعْدَ أَذَانِ عَمْرٍو مُحَرَّمَيْنِ، وَالْمَعْنَى الثَّانِي أَنْ تَكُونَ عَائِشَةُ أَرَادَتْ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ الْأَوَّلُ فَيُؤَذِّنُ الْبَادِي مِنْهُمْ بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ الْأَوَّلِ لَا قَبْلَهُ، وَهُوَ الْوَقْتُ الَّذِي يَحِلُّ فِيهِ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ لِمَنْ أَرَادَ الصَّوْمَ إِذْ طُلُوعُ الْفَجْرِ الْأَوَّلِ بِلَيْلٍ لَا بِنَهَارٍ، ثُمَّ يُؤَذِّنُ الَّذِي يَلِيهِ بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ الثَّانِي الَّذِي هُوَ نَهَارٌ لَا لَيْلٌ، فَهَذَا مَعْنَى هَذَا الْخَبَرِ عِنْدِي وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 408: Ahmad bin Sa'id Ad-Darimi Muhammad bin Utsman Al Ijli mengabarkan kepada kami keduanya berkata, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, dari Israil dari Ishaq dan Al Aswad dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki {59-aIif) tiga muadzin: Bilal, Abu Mahdzurah dan Amr bin Umi Maktum. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila Amr mengumandangkan adzan, maka sesungguhnya penglihatannya buta, maka janganlah kalian menipu, apabila Bilal mengumandangkan adzan. karenanya janganlah seseorang memakan suatu makanan.”531 Abu Bakar berkata, “Adapun hadits dari Abu Ishaq dari Al Aswad dari Aisyah, maka sesungguhnya di dalamnya perlu pengkajian, karena aku tidak melihat bahwa Abu Ishaq mendengar hadits ini dari Al Aswad. Adapun hadits Hisyam bin Urwah, maka ia merupakan hadits shahih dari sisi penukilannya. Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits Salim dari Ibnu Umar, serta hadits yang diriwayatkan Al Qasim dari Aisyah, karena boleh saja Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan adzan di malam hari berganti-ganti antara Bilal dan Ibnu Umi Maktum, di mana beliau memerintahkan Bilal mengumandangkan adzan yang pertama di beberapa malam, kemudian apabila Bilal selesai mengumandangkan adzan, maka Ibnu Umi Maktum naik menggantikannya, lalu ia mengumandangkan adzan setelah Bilal di siang hari. Apabila giliran Ibnu Umi Maktum tiba, maka Ibnu Umi Maktum mulai mengumandangkan adzan di malam hari, apabila telah selesai, maka Bilal naik kemudian mengumandangkan adzan setelahnya di siang hari. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di sini menjelaskan sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari di saat giliran Bilal untuk mengumandangkan adzan di malam hari dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan di malam hari saat giliran adzan Ibnu Umi Maktum. Nabi di sini mengajarkan kepada masyarakat akan dua waktu tersebut, di mana sesungguhnya adzan yang pertama adalah adzan di malam hari, bukan di siang hari dan beliau tidak mencegah makan dan minum seseorang yang ingin berpuasa. Sementara adzan yang kedua adalah adzan di siang hari, bukan di malam hari. Adapun hadits yang diriwayatkan Al Aswad dari Aisyah dan hadits yang menjelaskan bahwa para sahabat mengumandangkan adzan hingga terbit fajar, maka ia memiliki dua arti: Pertama, Seluruh sahabat tidak harus mengumandangkan adzan hingga fajar terbit, hal ini bukan berarti tidak ada seorang pun yang mengumandangkan adzan dari mereka. Tidakkah engkau ingat bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda di dalam hadits, " 'Apabila Amr mengumandangkan adzan, maka makan dan minumlah, dan apabila Amr tidak mengumandangkan adzan hingga terbit fajar, niscaya makan dan minum bagi orang yang berpuasa setelah Amr mengumandangkan adzan adalah dilarang.” Arti kedua yang diinginkan oleh Aisyah, yaitu hingga terbit fajar pertama, di mana orang yang berada di pedalaman mengumandangkan adzan setelah terbit fajar pertama, dan bukan sebelumnya. Ini adalah waktu di mana dihalalkan makan dan minum bagi orang yang ingin berpuasa, karena terbit fajar yang pertama di malam hari, dan bukan di siang hari. Kemudian dikumandangkan adzan kembali setelah terbit fajar kedua yang berada di siang hari, bukan malam hari. Ini adalah kandungan hadits menurutku. Wallahu ‘alam.
Hadits No. : 409
صحيح ابن خزيمة ٤٠٩: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سِرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: لَوْ عَرَّسْتَ بِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «إِنِّي أَخَافُ أَنْ تَنَامُوا عَنِ الصَّلَاةِ» ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: فَاسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: «يَا بِلَالُ، قُمْ فَأَذِّنِ النَّاسَ بِالصَّلَاةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 409: Harun bin Ishaq Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail mengabarkan kepada kami dari Husein bin Abdurrahman dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya, ia berkata, “Pada suatu malam kami berjalan bersama Rasulullah, lalu sebagian kaum berkata, 'Mungkinkah engkau bisa menetap bersama kami wahai Rasulullah!' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Aku takut kalian tertidur lalu meninggalkan ibadah’. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan hadits panjang lebar dan perawi berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terbangun lalu beliau bersabda, 'Wahai Bilal! Bangunlah' lalu ia mengumandangkan adzan untuk masyarakat (agar melaksanakan) shalat."532
Hadits No. : 41
صحيح ابن خزيمة ٤١: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ حَدَّثَهُ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنَا رَوْحٌ يَعْنِي ابْنَ عِبَادَةَ، ثنا مَالِكٌ، عَنْ زَيْدٍ وَهُوَ ابْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ كَتِفَ شَاةٍ، ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 41: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, bahwa Malik bin Anas menceritakan kepadanya; Abu Musa menceritakan kepada kami, Rauh —maksudnya Ibnu Ibadah— menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami dari Zaid —ia adalah Ibnu Aslam— dari Atha' bin Y asar dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam makan belikat kambing, kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu. 138
Hadits No. : 410
صحيح ابن خزيمة ٤١٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، نا بَهْزٌ يَعْنِي ابْنَ أَسَدٍ، ثنا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ رَبَاحٍ، حَدَّثَ الْقَوْمَ فِي الْمَسْجِدِ الْجَامِعِ وَفِي الْقَوْمِ عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ، فَقَالَ عِمْرَانُ: مَنِ الْفَتَى؟ فَقَالَ: امْرُؤٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَ عِمْرَانُ: الْقَوْمُ أَعْلَمُ بِحَدِيثِهِمُ انْظُرْ كَيْفَ تُحَدِّثُ فَإِنِّي سَابِعُ سَبْعَةٍ تِلْكَ اللَّيْلَةِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ عِمْرَانُ: مَا كُنْتَ أَرَى أَحَدًا بَقِيَ يَحْفَظُ هَذَا الْحَدِيثَ غَيْرِي، فَقَالَ: سَمِعْتُ أَبَا قَتَادَةَ يَقُولُ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَقَالَ: «إِنَّكُمْ إِلَّا تُدْرِكُوا الْمَاءَ مِنْ غَدٍ تَعْطَشُوا، فَانْطَلَقَ سَرَعَانُ النَّاسُ» ، فَقَالَ أَبُو قَتَادَةَ: وَلَزِمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ اللَّيْلَةِ، فَنَعَسَ فَنَامَ فَدَعَمْتُهُ، ثُمَّ نَعَسَ أَيْضًا، فَمَالَ فَدَعَمْتُهُ، ثُمَّ نَعَسَ فَمَالَ أُخْرَى حَتَّى كَادَ يَنْجَفِلُ، فَاسْتَيْقَظَ فَقَالَ: «مَنِ الرَّجُلُ؟» فَقُلْتُ: أَبُو قَتَادَةَ، فَقَالَ: «مِنْ كَمْ كَانَ مَسِيرَكَ هَذَا؟» ، قُلْتُ: مُنْذُ اللَّيْلَةِ، فَقَالَ: «حَفِظَكَ اللَّهُ بِمَا حَفِظْتَ بِهِ نَبِيَّهُ» ، ثُمَّ قَالَ: «لَوْ عَرَّسْنَا» ، فَمَالَ إِلَى شَجَرَةٍ وَمِلْتُ مَعَهُ فَقَالَ: «هَلْ تَرَى مِنْ أَحَدٍ؟» ، قُلْتُ: نَعَمْ، هَذَا رَاكِبٌ، هَذَا رَاكِبٌ، هَذَانِ رَاكِبَانِ، هَؤُلَاءِ ثَلَاثَةٌ، حَتَّى صِرْنَا سَبْعَةً، فَقَالَ: «احْفَظُوا عَلَيْنَا صَلَاتَنَا لَا نَرْقُدُ عَنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ» ، فَضُرِبَ عَلَى آذَانِهِمْ حَتَّى أَيْقَظَهُمْ حَرُّ الشَّمْسِ فَقَامُوا فَاقْتَادُوا هُنَيْئَةً ثُمَّ نَزَلُوا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَعَكُمْ مَاءٌ؟» فَقُلْتُ: نَعَمْ، مَعِي مِيضَأَةٌ لِي فِيهَا مَاءٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ائْتِ بِهَا» ، فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ: «مُسُّوا مِنْهَا، مُسُّوا مِنْهَا» ، فَتَوَضَّأْنَا وَبَقِيَ مِنْهَا جُرْعَةٌ، فَقَالَ: " ازْدَهِرْهَا يَا أَبَا قَتَادَةَ؛ فَإِنَّ لِهَذِهِ نَبَأٌ، فَأَذَّنَ بِلَالٌ فَصَلَّوْا رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ صَلَّوَا الْفَجْرَ، ثُمَّ رَكِبُوا، فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: فَرَّطْنَا فِي صَلَاتِنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا تَقُولُونَ؟ إِنْ كَانَ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِ دُنْيَاكُمْ فَشَأْنُكُمْ بِهِ، وَإِنْ كَانَ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِ دِينِكُمْ فَإِلَيَّ» ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَرَّطْنَا فِي صَلَاتِنَا، فَقَالَ: «إِنَّهُ لَا تَفْرِيطَ فِي النَّوْمِ، وَإِنَّمَا التَّفْرِيطُ فِي الْيَقَظَةِ، وَإِذَا سَهَا أَحَدُكُمْ عَنْ صَلَاتِهِ فَلْيُصَلِّهَا حِينَ يَذْكُرُهَا وَمَنَ الْغَدِ لَلْوَقْتِ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 410: Muhammad bin Abu Shafwan Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, Bahz —Maksudnya adalah Ibnu Asad mengabarkan kepada kami— Hamad —maksudnya Ibnu Salmah— menceritakan kepada kami, Tsabit Al Bunani mengabarkan kepada kami, “Sesungguhnya Abdullah bin Rabah berbicara pada suatu kaum di sebuah masjid. Di antara kaum tersebut terdapat Imran bin Hushain, ia berkata, ‘Siapa pemuda tersebut?' Ia menjawab seseorang dari kaum Anshar. Imran berkata, 'Suatu kaum lebih mengetahui pembicaraan mereka, lihatlah bagaimana mereka berbicara, maka sesungguhnya aku berjumlah tujuh orang di malam itu bersama Rasulullah.' Imran berkata, 'Aku tidak pernah melihat seorang pun menghafal hadits ini kecuali diriku,' ia berkata, Aku mendengar Abu Qatadah berkata, 'Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ' Sesungguhnya kalian hanya belum memiliki air untuk esok hari saat kalian kehausan.' Lalu orang-orang tersebut bergegas pergi. Abu Qatadah bertata, 'Aku bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di malam tersebut kemudian beliau mengantuk lalu tertidur dan aku menyangga beliau kemudian beliau mengantuk kembali lalu tubuh beliau miring dan aku menyangganya (59-ba’) kemudian beliau mengantuk lagi, lalu tubuh beliau miring hingga hampir terperanjat, lalu beliau terbangun. Beliau bertanya,' Siapa laki-laki tersebut’ Aku menjawab, 'Abu Qatadah.' Beliau bertanya, 'Sudah berapa jarak perjalananmu ini ' Aku menjawab, 'Sudah semalam.' Beliau bersabda, 'Mudah-mudahan Allah SWT melindungimu dengan apa yang Dia lindungkan kepada Nabi-Nya.' Beliau lalu bersabda, ‘Mungkinkah kita singgah ?’. Lalu beliau menyandarkan tubuhnya pada sebuah pohon dan aku menyandarkan tubuhku kepadanya, beliau lalu bertanya, 'Apakah engkau melihat seseorang?'Aku katakan, 'Ya! yang ini menggunakan kendaraan dan itu juga menggunakan kendaraan serta dua orang juga berkendaraan. Mereka berjumlah tiga orang sehingga kita menjadi tujuh orang.' Beliau bersabda, 'Kalian harus menjaga shalat kalian. Janganlah kita tidur, sebab pasti kita akan meninggalkan shalat fajar.' lalu telinga mereka ditutup —hingga tidak mendengar tanda pagi— hingga mereka dibangunkan oleh panas matahari. Kemudian mereka berdiri lalu mengikuti Rasulullah dengan senang hati, kemudian mereka singgah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,' kalian memiliki air?' Aku katakan , 'Ya! Aku memiliki katong yang berisi air.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,'Ambilkanlah kantong tersebut.' Lalu aku mengambiIkannya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda, 'Sentuhlah sebagiannya dan sentuhlah sebagainnya.' Lalu kami berwudhu533 kemudian masih tersisa seteguk air. Lalu beliau bersabda, 'Bersinarlah dengannya wahai Abu Qatadah karena seteguk air ini memiliki arti.' Lalu Bilal mengumandangkan adzan, kemudian mereka shalat dua rakaat shalat sunah fajar, lalu melaksanakan shalat shubuh, setelah itu mereka bergegas pergi. Sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Kita telah melakukan kesembronoan dalam shalat kita.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Apa yang kalian katakan? ' Jika terdapat sesuatu yang menjadi bagian perkara duniawi kalian, maka itu adalah urusan kalian dan apabila terdapat sesuatu yang termasuk urusan agama kalian, maka itu adalah urusanku? ' Kami katakan, 'Wahai Rasulullah kita telah melakukan kesembronoan dalam shalat kita?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,'Sesungguhn tidak ada kesembronoan di dalam tidur, sesungguhnya kesembronoan hanya ada saat sadar. Dan, apabila salah seorang dari kalian lupa akan shalatnya, maka hendaklah ia melaksanakan shalat saat mengingatnya atau pada esok hari di saat waktu yang sama.' Hadits ini dikemukakan secara panjang lebar.
Hadits No. : 411
صحيح ابن خزيمة ٤١١: نا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا مَالِكٌ، نا الزُّهْرِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، نا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، نا يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ الْأَيْلِيُّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، ح وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَي مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، وَيُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُنَادِيَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 411: Amr bin Ali mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami, Az Zuhri mengabarkan kepada kami, Amr bin Ali menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Yunus bin Yazid Al Aili menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, Ha’, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Malik bin Anas dan Yunus menceritakan kepadaku, dari Ibnu Syihab, dari Atha' bin Yazid Al- Laitsi, dari Abu Said Al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian mendengar suara muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan —muadzin—. ”535
Hadits No. : 412
صحيح ابن خزيمة ٤١٢: نا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا أَبُو بِشْرٍ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ عَمَّتِهِ أُمِّ حَبِيبَةَ بِنْتِ أَبِي سُفْيَانَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَهَا فِي يَوْمِهَا فَسَمِعَ الْمُؤَذِّنَ يُؤَذِّنُ قَالَ كَمَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ حَتَّى يَفْرُغَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 412: Abu Hisyam bin Ziyad bin Ayub mengabarkan kepada kami, Haiyim menceritakan kepada kami, Abu Basyar mengabarkan kepada kami dari Abui Malih dari Abdullah bin Atabah, dan Abu Sufyan, dari bibinya Ummu Habibah binti Abu Sufyan, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berada pada hari gilirannya, lalu beliau mendengar kumandang adzan seorang muadzin, maka beliau akan mengucapkan sebagaimana yang diucapkan seorang muadain hingga selesai ‘ 536
Hadits No. : 413
صحيح ابن خزيمة ٤١٣: نا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، وَبَهْزُ بْنُ أَسَدٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ كَمَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ حَتَّى يَسْكُتَ الْمُؤَذِّنُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 413: Bundar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi bin Bahz bin Asad mengabarkan kepada kami dari Abu Syu’bah dari Abu Basyar dari Abui Malih dari Abdullah bin Atabah dari Umi Habibah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan sebagaimana yang diucapkan oleh seorang muadzin hingga muadzin tersebut selesai dari adzannya. 537
Hadits No. : 414
صحيح ابن خزيمة ٤١٤: نايَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى مُعَاوِيَةَ فَنَادَى الْمُنَادِي بِالصَّلَاةِ، فَقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: " اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: وَأَنَا أَشْهَدُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: وَأَنَا أَشْهَدُ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا سَمِعْتُ نَبِيَّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 414: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulaiyah menceritakan kepada kami dari Hasyim Ad-Dastuwa'i dari Yahya bin Abu Katsir dari Muhammad bin Ibrahim dari Isa bin Thalhah, ia berkata, “Kami pemah bertemu dengan Muawiyah, lalu seorang muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat. Muadzin mengucapkan, 'Allaahu akbar, Allaahu akbar.' Muawiyah berkata, 'Allaahu akbar Allaahu akbar.' Lalu muadzin mengucapkan, 'Asyhadu Allaa ilaaha illallaah.' Muawiyah berkata, 'Wa Anaa asyhad.’ Lalu muadzin mengucapkan, 'Asyhadu Anna Muhammadar-Rasuulullah.' Muawiyah mengucapkan, 'Wa Anaa Asyhad.' Lalu muadzin mengucapkan, 'Hayya Alash-shalaah.' Muawiyah berkata, 'La haula walaa quwwata illaa billaah.' Lalu muadzin mengucapkan, 'Hayya Alal Falaah.' kemudian Muawiyah berkata, 'Laa Haula walaa quwata illaa billaah,' lalu Muawiyah berkata, Demikianlah aku mendengar Nabi kalian bersabda'. 538
Hadits No. : 415
صحيح ابن خزيمة ٤١٥: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا حَرْمَلَةُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ: أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ: " اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ مُعَاوِيَةُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ مُعَاوِيَةُ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، ثُمَّ قَالَ مُعَاوِيَةُ: هَكَذَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 415: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Harmala —maksudnya adalah Ibnu Abdul Aziz— menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan hadits kepadaku dari Muhammad bin Yusuf hamba sahaya Utsman bin Affan, ia berkata, “Seorang muadzin mengumandangkan adzan lalu ia mengucapkan, 'Allaahu akbar (60-alif) Allaahu akbar'." Muawiyah bin Abu Sufyan berkata, ' Allaahu akbar Allaahu akbar.' Muadzin berkumandang, ' Asyhaduallaa allaa ilaaha Illallaah.' Muawiyah berkata, 'Asyhadu allaa Ilaaha Illallaah.' Muadzin berkumandang, ' Asyhadu Anna Muhammadar-Rasuulullah.' Muawiyah berkata, 'Asyhadu Anna Muhammadar-Rasuulullaah.' lalu Muawiyah berkata, “Demikianlah aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda'. ” 539
Hadits No. : 416
صحيح ابن خزيمة ٤١٦: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ جَدِّي قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، فَقَالَ الْمُؤَذِّنُ: " اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، فَقَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، فَقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَخَبَرُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ مِنْ هَذَا الْبَابِ أَيْضًا، قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي بَابٍ آخَرَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: مَعْنَى خَبَرِ أُمِّ حَبِيبَةَ: قَالَ كَمَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ حَتَّى يَفْرُغَ، أَيْ إِلَّا قَوْلَهُ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، وَكَذَلِكَ مَعْنَى خَبَرِ أَبِي سَعِيدٍ، فَقُولُوا كَمَا يَقُولُ: أَيْ خَلَا قَوْلِهِ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، وَخَبَرُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ وَمُعَاوِيَةَ مُفَسِّرَيْنِ لِهَذَيْنِ الْخَبَرَيْنِ، وَقَدْ بُيِّنَ فِي خَبَرِ عُمَرَ وَمُعَاوِيَةَ أَنَّ مَنْ سَمِعَ هَذَا الْمُنَادِي يُنَادِي بِالصَّلَاةِ إِنَّمَا يَقُولُ مِثْلَ مَا يَقُولُ، خَلَا قَوْلِهِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، وَيَقُولُ إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، الْمُصَلِّي، وَالْمُؤَذِّنُ لَا يَقُولُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فِي أَذَانِهِ، فَهَذَا الْقَوْلُ مِنْ سَامِعِ الْمُؤَذِّنِ لَيْسَ هُوَ مِمَّا يَقُولُهُ الْمُؤَذِّنُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 416: Bundar mengabarkan kepada kami Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Amr, Ayahku menceritakan kepadaku dari kakekku, ia berkata, “Aku pernah berada di sisi Muawiyah bin Abu Sufyan, lalu ada seorang muadzin mengumandangkan adzan, 'Allaahu akbar Allaahu akbar’. Muawiyah lalu mengucapkan, 'Allaahu akbar Allaahu Akbar.' Lalu muadzin mengumandangkan, 'Asyhadu allaa ilaaha Illallaah.' Muawiyah lalu mengucapkan, 'Asyhadu allaa Ilaaha Illallah. Lalu muadzin mengumandangkan, 'Asyhadu Anna Muhammadar-Rasuulullah.’ Muawiyah lalu mengucapkan, 'Asyhadu Anna Muhammadar-Rasulullah.' Lalu muadzin mengumandangkan, 'Hayya Alash- shalaah.' Muawiyah lalu mengucapkan, 'Laa haula walaa quwwata illa billaah.' Lalu muadzin mengumandangkan, 'Hayya Alal Falaah.' Muawiyah lalu mengucapkan, 'Laa haula walaa quwwata illa billaah. Lalu muadzin mengumandangkan, 'Allaahu akbar Allaahu akbar laa ilaaha Illallaah.' Muawiyah lalu mengucapkan, 'Allaahu Akbar allaahu akbar Laa Ilaaha Illallaah.' lalu muawiyah berkata, ' Demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda'.” 540 Abu Bakar berkata "Dan, hadits Umar bin Khaththab yang terdapat pada bab ini telah aku riwayatkan dalam bab lain.” Abu Bakar berkata. "Maksud dari hadits Ummu Habibah, bahwa Rasulullah berkata sebagaimana yang dikumandangkan oleh seorang muadzin hingga selesai. kecuali kumandang 'Hayya alash-shalaah hayya alal falaah.’ Demikian pula maksud hadits Abu Said, maka ucapkanlah sebagaimana yang muadzin kumandangkan, kecuali kumandang 'Hayya alash-shalah, hayya alal falaah.' Sementara hadits Umar bin Al Khattab dan Muawiyah menjelaskan dua hadits tersebut.” Telah dijelaskan di dalam hadits Umar dan Muawiyah, sesungguhnya orang yang mendengar kumandang adzan shalat dari seorang muadzin, maka ia harus mengucapkan sebagaimana yang dikumandangkan muadzin tersebut, kecuali ucapan “hayya alash-shalaah, hayya alal falaah." Ia berkata, “Apabila seorang muadzin mengumandangkan 'Hayya alash-shalah, hayya alal falaah' maka ucapan 'La haula walaa quwwata illaa billaah' adalah bagi orang yang akan mengerjakan shalat, sementara seorang muadzin tidak harus mengucapkan, "La haula walaa quwwata illaa billaah” saat adzan. Ucapan ini berasal dari orang yang mendengarkan suara muadzin bukan apa yang dikumandangkan oleh seorang muadzin.
Hadits No. : 417
صحيح ابن خزيمة ٤١٧: نا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ السَّكَنِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَهْضَمٍ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 417: Yahya bin Muhammad bin Sakan mengabarkan kepada kami, sesungguhnya Muhammad bin Jahdam mengabarkan kepada kami, Ismail bin Ja'far mengabarkan kepada kami, dari Umarah bin Ghaziyah, dari Khubaib bin Abdurrahman, dari Hafsh bin Ashim, dari ayahnya, dari kakeknya; Umar, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang muadzin mengumandangkan Allaahu akbar, Allaahu akbar’ maka salah seorang dari kalian mengucapkan, Allaahu akbar, allaahu akbar’ lalu muadzin mengumandangkan, Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah’, seseorang mengucapkan, Asyhadu Allaa ilaaha Illallaah’ lalu muadzin mengumandangkan, Asyhadu Anna Muhammadar-Rasulullah’ seseorang mengucakan, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah’, kemudian muadzin mengumandang, 'Hayya Alashalah’ lalu seseorang mengucapkan, ‘Laa haula walaa quwwala illa billaah’, lalu muadzin mengumandangkan, ‘Hayya alal falaah.’ Seseorang mengucapkan, ‘Laa haula walaa quwwata illa billah’ kemudian muadzin mengumandangkan, Allaahu akbar; Allaahu akbar’ seseorang berkata, ‘Allaahu akbar, Allaahu Akbar’ kemudian muadzin mengumandangkan, ‘Laa ilaaha illallaah’ lalu seseorang berkata, Laa Ilaaha Illallaah’ dari hatinya, maka ia pasti masuk surga. 541
Hadits No. : 418
صحيح ابن خزيمة ٤١٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَسْلَمَ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ح وحَدَّثَنَا أَبُو هَارُونَ مُوسَى بْنُ النُّعْمَانِ بِالْفُسْطَاطِ، نا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ يَعْنِي الْمُقْرِئَ، نا حَيْوَةُ حَدَّثَنِي كَعْبُ بْنُ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ، ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ، وَإِنَّهَا دَرَجَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عَبَّادِ اللَّهِ، فَمَنْ سَأَلَ لِيَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ حَيْوَةَ، وَفِي خَبَرِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ: «وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 418: Muhammad bin Aslam mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Yazid Al Muqri mengabarkan kepada kami, Said bin Ayub mengabarkan kepada kami dari Ka’ab bin Alqamah dari Abdurrahman bin Jubair dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ha', Abu Harun bin Musa bin An- Nu’man menceritakan kepada kami di daerah Fustat, Abu Abdurrahman menceritakan kepada kami —maksudnya adalah Al Muqri—, Hayah menceritakan kepada kami, Ka’ab bin Alqamah menceritakan kepadaku, aku mendengar Abdullah bin Umar berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian mendengar kumandang adzan seorang muadzin, maka katakanlah seperti apa yang dikumandangkan. Kemudian bacalah shalawat kepadaku, karena sesungguhnya orang yang membaca satu kali shalawat kepadaku, maka Allah akan membacakan shalawat sepuluh kali, kemudian mintalah wasilah kepada Allah untukku —dan sesungguhnya wasilah adalah satu derajat di surga yang seyogyanya diberikan kecuali bagi salah seorang hamba Allah Barang siapa yang meminta wasilah untukku, niscaya syafaat benar- benar diberikan kepadanya. 543 Ini adalah redaksi hadits Hayah. Dalam hadits Abu Said bin Abu Ayub, ia berkata, “Aku berharap akulah ia.”
Hadits No. : 419
صحيح ابن خزيمة ٤١٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَزَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، نا مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ، أَنَّ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اثْنَتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ، وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يَلْتَحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 419: Muhammad bin Yahya dan Zakariya bin Yahya bin Aban keduanya menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Musa bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Abu Hazim menceritakan kepadaku, 544 sesungguhnya Sahi bin Saad mengabarkan kepadanya: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Dua hal (doa) yang tidak ditolak atau kecil kemungkinan ditolak; berdoa saat kumandang adzan dan saat tertimpa musibah ketika sebagian merapat kepada sebagian (bersatu). ” 545
Hadits No. : 42
صحيح ابن خزيمة ٤٢: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ، «رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ مِنْ ثَوْرِ أَقِطٍ، ثُمَّ رَآهُ أَكَلَ كَتِفَ شَاةٍ، ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 42: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Abdul Aziz -maksudnya Ibnu Muhammad Al Darawardi- menceritakan kepada kami, dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa ia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu karena makan sepotong keju, kemudian ia melihat beliau makan belikat kambing, lalu shalat dan beliau tidak berwudhu. 139. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 420
صحيح ابن خزيمة ٤٢٠: نا مُوسَى بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، نا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ، حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ قَالَ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ: اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُودَ الَّذِي وَعَدْتَهُ، إِلَّا حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 420: Musa bin Sahi Ar-Ramli mengabarkan kepada kami, Ali bin Ayasy mengabarkan kepada kami, Syuaib bin Abu Hamzah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berdoa ketika mendengar adzan, 'Ya Allah Tuhan pemilik panggilan yang sempurna [ini] dan shalat yang didirikan Berikanlah Muhammad wasilah dan anugerah, dan bangkilkanlah beliau di tempat terpuji yang telah engkau janjikan' kecuali ia akan mendapatkan syafaat hari kiamat.” 546
Hadits No. : 421
صحيح ابن خزيمة ٤٢١: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، نا أَبِي، وَشُعَيْبٌ قَالَا: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنِ الْحَكِيمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " مَنْ قَالَ حِينَ يُسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ: وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 421: Ar-Rabi' bin Sulaiman Al Muradi mengabarkan kepada kami, Syuaib yaitu Ibnu Al-Laits mengabarkan kepada kami, Ha’, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam; ayahku Syuaib menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Al Hakim bin Abdullah bin Qais dari Amir bin Said bin Abu Waqas dari Said bin Abu Waqas: Dari Rasulullah S A W, Sesungguhnya beliau bersabda, “Barang siapa berkata saat mendengar kumandang adzan dari seorang muadzin, 'Dan, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu baginya dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, aku ridha kepada Allah SWT sebagai Tuhan, Nabi Muhammad sebagai rasul dan Islam sebagai agama', maka dosanya akan diampuni baginya.”547
Hadits No. : 422
صحيح ابن خزيمة ٤٢٢: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ إِيَاسٍ، نا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُغِيرَةِ، عَنِ الْحَكِيمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ سَمِعَ الْمُؤَذِّنَ يَتَشَهَّدُ فَالْتَفَتَ فِي وَجْهِهِ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 422: Zakariya bin Yahya bin Iyash mengabarkan kepada kami, Said bin Ufair mengabarkan kepada kami, Yahya bin Ayub menceritakan kepadaku dari Ubaidullah bin Al Mughirah dari Al Hakim bin Abdullah bin Qais dari Amir bin Saad bin Abu Waqas dari ayahnya: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mendengar seorang muadzin mengucapkan kalimat syahadat, lalu ia menghadapkan wajahnya lalu berkata, 'Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu baginya dan sesungguhnya Nabi Muhammad utusan Allah, aku ridha Allah SWT sebagai Tuhan dan Islam sebagai agama', maka diampuni baginya dosa yang telah berlalu.”548
Hadits No. : 423
صحيح ابن خزيمة ٤٢٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا هِشَامُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا حَمَّادٌ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ، عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عَلِّمْنِي الْقُرْآنَ وَاجْعَلْنِي إِمَامَ قَوْمِي قَالَ: فَقَالَ: «اقْتَدِ بِأَضْعَفِهِمْ، وَاتَّخِذْ مُؤَذِّنًا لَا يَأْخُذُ عَلَى أَذَانِهِ أَجْرًا» نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو النُّعْمَانِ، نا حَمَّادٌ، نا الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ يَزِيدَ أَبِي الْعَلَاءِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ، وَلَمْ يَقُلْ: عَلِّمْنِي الْقُرْآنَ، وَقَالَ: قَالَ: «أَنْتَ إِمَامُهُمْ وَاقْتَدِ بِأَضْعَفِهِمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 423: Muhammad bin Basyar mengabarkan kepada kami, Hisyam bin Al Walid mengabarkan kepada kami, Hamad mengabarkan kepada kami dari Al Jariri dari Abui A'la dari Matharrif bin Abdullah dari Utsman bin Abu Al Ash, ia berkata: Aku katakan, “Wahai Rasulullah SAW! Ajarkanlah aku Al Qur’an dan jadikanlah aku sebagai pemimpin bagi kaumku", ia berkata: Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ikutilah jejak orang yang paling lemah dari mereka dan ambilah seorang muadzin yang tidak memungut upah dari kumandang adzannya.”549 Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Bundar mengabarkan kepada kami, Abu An-Nu’man mengabarkan kepada kami, Hamad mengabarkan kepada kami, Al Jariri mengabarkan kepada kami dari Yazid Abu Al A'la dengan sanad ini. Adapun sanad yang sejenisnya ia tidak mengatakannya, “Ajarilah aku Al-Qur’an” ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Engkau pemimpin mereka dan ikutilah jejak orang yang paling lemah dari mereka.”550
Hadits No. : 424
صحيح ابن خزيمة ٤٢٤: نا بُنْدَارٌ، نا حَمَّادُ بْنُ مَسْعَدَةَ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ» قَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ: وَسَمِعْتُ الْقَاسِمَ يُحَدِّثُ بِذَلِكَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَ: وَإِنَّمَا كَانَ بَيْنَهُمَا قَدْرُ مَا يَنْزِلُ هَذَا، وَيَصْعَدُ هَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 424: Bundar mengabarkan kepada kami, Hamad bin Mas adah mengabarkan kepada kami, Ubaidullah mengabarkan kepada kami dari Nafi’ dari Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah hingga Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan."551 Ubaidillah berkata, “Aku mendengar Al Qasim menceritakan hadits tersebut dari Aisyah. Ia berkata, 'Sesungguhnya batas waktu antara keduanya sama dengan kadar turunnya ini dan naiknya itu (lihat hadits yang lalu)’.”
Hadits No. : 425
صحيح ابن خزيمة ٤٢٥: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا إِسْرَائِيلُ بْنُ يُونُسَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ، فَادْعُوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 425: Al Imam Abui Hasan552 Ali bin Al Muslim bin Muhammad As Silmi mengabarkan kepada kami, Abu Muhammad Abdul Aziz bin Ahmad bin Muhammad Al Kinani mengabarkan kepada kami, Al Ustadz Abu Utsman Ismail bin Abdurrahman Ash-Shabuni mengabarkan kepada kami, ia berkata, 553 Abu Thahir bin Al Fadl bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli mengabarkan kepada kami, Yazid —maksudnya Ibnu Zura’i— menceritakan kepada kami, Israil bin Yunus menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak, maka berdoalah kalian.”554
Hadits No. : 426
صحيح ابن خزيمة ٤٢٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدِ بْنِ خِدَاشٍ الزَّهْرَانُِ، قنا سَلْمُ بْنُ قُتَيْبَةَ، عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 426: Muhammad bin Khalid bin Khidasy Az-Zahran mengabarkan kepada kami, Salam bin Qutaibah berkata kepada kami, dari Yunus bin Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam,555 dari Anas bin Malik, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Doa antara adzan dan Iqamah tidak ditolak”556
Hadits No. : 427
صحيح ابن خزيمة ٤٢٧: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، نا أَبُو الْمُنْذِرِ هُوَ إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُمَرَ الْوَاسِطِيُّ، نا يُونُسُ، نا بُرَيْدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الدَّعْوَةُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لَا تُرَدُّ فَادْعُوا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يُرِيدُ الدَّعْوَةَ الْمُجَابَةَ نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، نا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا إِسْرَائِيلُ بِمِثْلِ حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ زُرَيْعٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 427: Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi mengabarkan kepada kami, Abui Mundzir —ia adalah Ismail bin Umar Al Wasithi— mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami, Buraid bin Abu Maryam mengabarkan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Doa antara adzan dan iqamah tidak ditolak, maka berdoalah kalian.” 557Abu Bakar berkata, “Yang dimaksud adalah doa yang dikabulkan.” Ahmad bin Mani’ mengabarkan kepada kami, Husein bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Israil mengabarkan kepada kami, seperti Yazid bin Zurai'.
Hadits No. : 428
صحيح ابن خزيمة ٤٢٨: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سُفْيَانَ، حَدَّثَنِي أَبُو إِسْحَاقَ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ يَقُولُ: «صَلَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا، ثُمَّ صُرِفْنَا نَحْوَ الْكَعْبَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 428: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, dari Sufyan. Abu Ishaq menceritakan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Al Barra’ berkata, “Kami melaksanakan ibadah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap baitul Maqdis selama enam atau tujuh bulan, kemudian kami berbalik menghadap ka’bah.” 548
Hadits No. : 429
صحيح ابن خزيمة ٤٢٩: ناه مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، نا سَلَمَةُ يَعْنِي ابْنَ الْفَضْلِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ قَالَ: وَحَدَّثَنِي مَعْبَدُ بْنُ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، وَكَانَ مِنْ أَعْلَمِ الْأَنْصَارِ، حَدَّثَنِي أَنَّ أَبَاهُ كَعْبًا حَدَّثَهُ، وَخَبَرُ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ فِي خُرُوجِ الْأَنْصَارِ مِنَ الْمَدِينَةِ إِلَى مَكَّةَ فِي بَيْعَةِ الْعَقَبَةِ، وَذَكَرَ فِي الْخَبَرِ أَنَّ الْبَرَاءَ بْنَ مَعْرُورٍ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي خَرَجْتُ فِي سَفَرِي هَذَا وَقَدْ هَدَانِي اللَّهُ لِلْإِسْلَامِ، فَرَأَيْتُ أَلَّا أَجْعَلَ هَذِهِ الْبِنْيَةَ مِنِّي بِظَهْرٍ فَصَلَّيْتُ إِلَيْهَا، وَقَدْ خَالَفَنِي أَصْحَابِي فِي ذَلِكَ حَتَّى وَقَعَ فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ، فَمَاذَا تَرَى؟ قَالَ: «قَدْ كُنْتَ عَلَى قِبْلَةٍ لَوْ صَبَرْتَ عَلَيْهَا» قَالَ: فَرَجَعَ الْبَرَاءُ إِلَى قِبْلَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَّى مَعَنَا إِلَى الشَّامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 429: Muhammad bin Isa mengabarkan kepada kami, Salamah —maksudnya adalah Ibnu Al Fadl— mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ma'bad bin Ka’ab bin Malik, di mana ia termasuk orang Anshar yang paling alim menceritakan kepadaku, sesungguhnya ayahnya Ka’ab menceritakan kepadanya, dan hadits Ka’ab bin Malik mongenai keluarnya kaum Anshar dari kota Madinah menuju kota Mukkah saat perjanjian Aqabah. Dan, disebutkan dalam hadits bahwa Al Barra’ bin Ma'rur berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Sesungguhnya aku pernah keluar dalam kepergianku ini dan Allah SWT telah memberi petunjuk kepadaku dengan agama Islam dan aku melihat betapa akan kujadikan bangunan ini nampak lalu aku shalat menghadap kepadanya. Para sahabatku berbeda denganku dalam hal ini sehingga terjadi sesuatu di dalam diriku. Apa pendapatmu? Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Engkau sudah menghadap kiblat seandainya engkau dapat bersabar, maka itu lebih baik.' Perawi berkata, AI Barra kembali kepada kiblat Rasulullah dan melaksanakan shalat bersama kami menghadap Syam. 559
Hadits No. : 43
صحيح ابن خزيمة ٤٣: ثنا مُوسَى بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، ثنا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ، ثنا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «آخِرُ الْأَمْرَيْنِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرْكُ الْوُضُوءِ مِمَّا مَسَّتِ النَّارُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 43: Musa bin Sahi Ar-Ramli menceritakan kepada kami, Ali bin Ayasy menceritakan kepada kami, Syu’aib bin Abu Hamzah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Yang terakhir diantara dua hal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah tidak wudhu karena makan makanan yang dimasak. 140. Zubair 'Ali Zai : Al Hafizh Menukil di Dalam At Talkhish: Asy Syafi'i Berkata di Dalam Sunan Harmalah: Ibnu Al Munkadir Tidak Mendengar Hadits Ini Dari Jabir, Sesungguhnya Dia Mendengarnya Dari Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil. Saya Berkata: Dan Ia Hasanul Hadits.,
Hadits No. : 430
صحيح ابن خزيمة ٤٣٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا بَهْزٌ يَعْنِي ابْنَ أَسَدٍ، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، نا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابَهُ كَانُوا " يُصَلُّونَ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ، فَلَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ {فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ} [البقرة: 144] مَرَّ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ فَنَادَاهُمْ وَهُمْ رُكُوعٌ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ أَلَا إِنَّ الْقِبْلَةَ قَدْ حُوِّلَتْ إِلَى الْكَعْبَةِ، فَمَالُوا رُكُوعًا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 430: Muhammad bin Abu Sufwan Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, Bahz menceritakan kepada kami —maksudnya adalah Ibnu Saad— Hamad bin Salamah mengabarkan kepada kami, Tsabit mengabarkan kepada kami dari Anas: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat beliau pernah melaksanakan ibadah shalat menghadap Baitul Maqdis saat ayat ini diturunkan “Palingkanlah wajahmu kearah masjidil haram ” kemudian seorang laki-laki dari Bani Salamah lewat lalu ia memanggil para sahabat, padahal mereka sedang melaksanakan shalat shubuh, ingatlah sesungguhnya arah kiblat telah berpindah menuju ka’bah kemudian mereka berbalik dalam keadaan ruku. 560
Hadits No. : 431
صحيح ابن خزيمة ٤٣١: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، حَدَّثَنِي أَبِي، نا حَمَّادٌ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانُوا يُصَلُّونَ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَذَكَرَ نَحْوَهُ، وَزَادَ وَاعْتَدَّوْا بِمَا مَضَى مِنْ صَلَاتِهِمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 431: Abdul Warits bin Abdush-Shamad mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Hamad menceritakan kepadaku dari Tsabit dari Anas, ia berkata, “Mereka melakukan ibadah shalat menghadap Baitul Maqdis.” Lalu ia mengemukakan hadits sejenis dan menambahkan, “Di mana mereka menghitung shalat yang telah dilewatinya.”561
Hadits No. : 432
صحيح ابن خزيمة ٤٣٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُ: أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا دَخَلَ الْبَيْتَ دَعَا فِي نَوَاحِيهِ كُلِّهَا وَلَمْ يُصَلِّ فِيهِ حَتَّى خَرَجَ مِنْهُ، فَلَمَّا خَرَجَ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ فِي قُبُلِ الْكَعْبَةِ، وَقَالَ: «هَذِهِ الْقِبْلَةُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 432: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami dari Atha’ ia berkata, Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, Usamah bin Zaid mengabarkan kepadaku, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat memasuki baitullah, beliau berdoa di seluruh sisinya, dan beliau melaksanakan shalat dua rakaat (61-ba’) di hadapan ka’bah dan beliau bersabda, “ini adalah kiblat. ”563
Hadits No. : 433
صحيح ابن خزيمة ٤٣٣: وَفِي خَبَرِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ: ثُمَّ صُرِفْنَا نَحْوَ الْكَعْبَةِ وَقَالَ إِسْرَائِيلُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْبَرَاءِ: ثُمَّ وُجِّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ، وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يُوَجَّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ ناه سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ إِسْرَائِيلَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 433: Dalam hadits Al Barra' bin Azib dikatakan, “Kemudian kami dipalingkan untuk menghadap ka’bah”. 564 Israil berkata, dari Abu Ishaq dari Al Barra', “Kemudian beliau menghadapkan dirinya menuju ka’bah dan beliau ingin menghadapkan wajahnya kepada ka’bah.” Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waqi' menceritakan kepada kami dari Israil.
Hadits No. : 434
صحيح ابن خزيمة ٤٣٤: وَفِي خَبَرِ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ: أَلَا إِنَّ الْقِبْلَةَ قَدْ حُوِّلَتْ إِلَى الْكَعْبَةِ، وَهَكَذَا قَالَ عُثْمَانُ بْنُ سَعْدٍ الْكَاتِبُ، عَنْ أَنَسٍ إِذْ صُرِفَ إِلَى الْكَعْبَةِ، ناه عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ الْجَوْهَرِيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ، نا عُثْمَانُ بْنُ سَعْدٍ، حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ أَشْهُرًا، فَبَيْنَمَا هُوَ ذَاتَ يَوْمٍ يُصَلِّي الظُّهْرَ، صَلَّى رَكْعَتَيْنِ إِذْ صُرِفَ إِلَى الْكَعْبَةِ، فَقَالَ السُّفَهَاءُ {مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا} [البقرة: 142] "
Shahih Ibnu Khuzaimah 434: Dalam hadits Tsabit, dari Anas, “Ingatlah! sesungguhnya arah kiblat telah berpindah menghadap ka’bah. Demikianlah Utsman bin Sa'ad Al Kathib mengatakan dari Anas, karena arah qiblat telah dipalingkan ke arah ka’bah. Abdullah bin Ishaq Al Jauhari mengabarkan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami, Utsman bin Sa'ad mengabarkan kepada kami, Anas bin Malik menceritakan kepada kami, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pemah melaksanakan shalat menghadap Baitul Maqdis beberapa bulan. Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pemah melaksanakan shalat Zhuhur dua rakaat, tiba-tiba —arah qiblat— dipalingkan ke arah ka’bah, lalu orang-orang bodoh berkata, 'Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?'. ” 565
Hadits No. : 435
صحيح ابن خزيمة ٤٣٥: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ الْجَوْهَرِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ أَهْلَ قُبَاءَ كَانُوا يُصَلُّونَ قِبَلَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَأَتَاهُمْ آتٍ فَقَالَ: «إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ وَتَوَجَّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ فَاسْتَقْبِلُوهَا، فَاسْتَدَارُوا كَمَا هُمْ» وَفِي خَبَرِ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: لَمَّا وُجِّهَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 435: Abdullah bin Ishaq Al Jauhari mengabarkan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami, Abdullah bin Dinar menceritakan kepadaku dari Ibnu Umar. Sesungguhnya penduduk Kuba melaksanakan shalat menghadap Baitul Maqdis, kemudian ada seseorang datang pada mereka, lalu ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah, diturunkan Al Qur'an padanya, beliau menghadap ka’bah, mereka lalu menghadap, kemudian berputar.” 566 Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Ikrimah dari Ibnu Abbas, “Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapkan wajahnya kepada ka’bah.”
Hadits No. : 436
صحيح ابن خزيمة ٤٣٦: وَفِي خَبَرِ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: ثُمَّ صُرِفَ إِلَى الْكَعْبَةِ، وَفِي خَبَرِ ثُمَامَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَنَسٍ جَاءَ مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ الْقِبْلَةَ قَدْ حُوِّلَتْ إِلَى الْكَعْبَةِ» قَدْ خَرَّجْتُ هَذِهِ الْأَخْبَارَ كُلَّهَا فِي كِتَابِ الصَّلَاةِ الْكَبِيرِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَدَلَّتْ هَذِهِ الْأَخْبَارُ كُلُّهَا عَلَى أَنَّ الْقِبْلَةَ إِنَّمَا هِيَ الْكَعْبَةُ وَفِي خَبَرِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ: انْطَلَقَ رَجُلٌ إِلَى أَهْلِ قُبَاءَ فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أُمِرَ أَنْ يُصَلِّيَ إِلَى الْكَعْبَةِ وَفِي خَبَرِ عُمَارَةَ بْنِ أَوْسٍ قَالَ: فَأَشْهَدُ عَلَى إِمَامِنَا أَنَّهُ تَوَجَّهَ هُوَ وَالرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ نَحْوَ الْكَعْبَةِ، وَفِي خَبَرِ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: لَمَّا وُجِّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 436: Dalam khabar Mujahid dari Ibnu Abbas, “Kemudian Nabi memalingkan ke arah ka’bah.” 567 Dan, di dalam hadits Tsumamah bin Abdullah dari Anas dikatakan, “Seorang muadzin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang, lalu beliau bersabda, ''Sesungguhnya arah kiblat telah berpindah ke arah Ka’bah'” Aku telah meriwayatkan hadits-hadits ini semuanya dalam bab shalat dalam kitab Al Kabir. Abu Bakar berkata, “Hadits-hadits ini semuanya menunjukkan bahwa kiblat adalah ka’bah.” Dalam hadits Abu Hazm dari Sahi bin Saad dikatakan, "Seorang laki-laki pergi menemui penduduk Kuba, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk shalat menghadap Ka’bah'.” Dalam hadits Imarah bin Aus, ia berkata, “Maka aku bersaksi atas pemimpin kita; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kaum laki dan perempuan telah menghadap568 Ka’bah.” Dalam hadits Ikrimah dari Ibnu Abbas, “Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap ke arah kiblat”
Hadits No. : 437
صحيح ابن خزيمة ٤٣٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ الْوَهْبِيُّ، نا شَرِيكٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْبَرَاءِ قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ: قَالَ الْبَرَاءُ: وَالشَّطْرُ فِينَا قِبَلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 437: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Khalid Al Wahbi mengabarkan kepada kami, Syarik mengabarkan kepada kami dari Abu Ishaq dari Al Barra', ia berkata, "Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap Baitul Maqdis selama enam bulan, lalu ia menyebutkan hadits.” 569 Ia berkata, “Al Barra berkata, ‘Asyathr berarti menghadapkannya'.”
Hadits No. : 438
صحيح ابن خزيمة ٤٣٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرٍو وَهُوَ ابْنُ دِينَارٍ قَالَ قَرَأَ ابْنُ عَبَّاسٍ: " أَنُلْزِمُكُمُوهَا مِنْ شَطْرِ أَنْفُسِنَا: مِنْ تِلْقَاءِ أَنْفُسِنَا " قَدْ خَرَّجْتُ هَذَا الْبَابَ بِتَمَامِهِ فِي كِتَابِ التَّفْسِيرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 438: Abdul Jabar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan dari Amr —Ia adalah Ibnu Dinar- menceritakan kepada kami, “Ibnu Abbas membaca, 'Anulzimukumuha (Apakah kami mengharuskannya) min Syathri Anjusina' Maksudnya dari hadapan diri kami.' Aku telah meriwayatkan hadits yang ada dalam bab ini secara sempurna di dalam kitab tafsir.
Hadits No. : 439
صحيح ابن خزيمة ٤٣٩: نا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ فَلَا يَقُلْ هَكَذَا، وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 439: Imran bin Musa Al Qazzaz mengabarkan kepada kami, Abdul Warits mengabarkan kepada kami, Ismail bin Umayyah mengabarkan kepada kami dari Sa’id Al Maqburi dari Abu Hurairah, ia berkata : Abu Al-Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Apabila salah seorang dari kalian berwudhu di rumahnya kemudian ia mendatangi masjid, ma ia telah berada di dalam shalat (mendapatkan pahala shalat) hingga ia kembali. Di sini seseorang tidak boleh berkata begini dan mengait-ngaitkan jemarinya.”570
Hadits No. : 44
صحيح ابن خزيمة ٤٤: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ، عَنْ زَيْنَبَ ابْنَةِ أُمِّ سَلَمَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ كَتِفًا، ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَمَسَّ مَاءً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 44: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari Ali bin Husain, dari Zainab putri Unimu Salamah dari Ummu Salamah, 141 bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam makan belikat kambing kemudian beliau shalat dan tidak menyentuh air. 142
Hadits No. : 440
صحيح ابن خزيمة ٤٤٠: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، نا يَحْيَى هُوَ ابْنُ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، نا سَعِيدٌ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ: «إِذَا تَوَضَّأْتَ ثُمَّ دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ فَلَا تُشَبِّكَنَّ بَيْنَ أَصَابِعِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 440: Abdullah bin Hasyim mengabarkan kepada kami, Yahya —ia adalah Ibnu Said— mengaharkan kepada kami, dari Ibnu Ajian, Said mengabarkan kepada kami, dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Ka’ab bin Ujrah, “Apabila kamu telah berwudhu kemudian masuk ke dalam masjid, maka janganlah mengait-kaitkan jemarimu.” 571
Hadits No. : 441
صحيح ابن خزيمة ٤٤١: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَرَوَى هَذَا الْخَبَرَ، دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ الْفَرَّاءُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ، وَهُوَ الْخَيَّاطُ، أَنَّ كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، حَدَّثَهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلَا يُشَبِّكْ بَيْنَ أَصَابِعِهِ؛ فَإِنَّهُ فِي الصَّلَاةِ» ناه يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 441: Abu Bakar berkata, Daud bin Qais Al Fana' meriwayatkan hadits ini dari Saad bin Ishaq bin Ka’ab bin Ujrah dari Abu Tsumamah —ia adalah seorang penjahit— sesungguhnya Ka’ab bin Ujrah pernah menceritakan hadits kepadanya, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (62-alif) Sesungguhnya beliau bersabda, “ Apabila salah seorang dari kalian telah berwudhu kemudian ia keluar menuju masjid maka janganlah ia mengait-kaitkan jemari, sebab sesungguhnya ia berada dalam shalat.”572 Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahab mengabarkan kepada kami, Daud bin Qais mengabarkan kepadaku.
Hadits No. : 442
صحيح ابن خزيمة ٤٤٢: وَرَوَاهُ أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ، وَنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ قَالَ: لَقِيتُ كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ وَأَنَا أُرِيدُ الْجُمُعَةَ، وَقَدْ شَبَّكْتُ بَيْنَ أَصَابِعِي، فَلَمَّا دَنَوْتُ ضَرَبَ يَدَيَّ فَفَرَّقَ بَيْنَ أَصَابِعِي، وَقَالَ: «إِنَّا نُهِينَا أَنْ يُشَبِّكَ أَحَدٌ بَيْنَ أَصَابِعِهِ فِي الصَّلَاةِ» ، قُلْتُ: إِنِّي لَسْتُ فِي صَلَاةٍ قَالَ: أَلَيْسَ قَدْ تَوَضَّأْتَ وَأَنْتَ تُرِيدُ الْجُمُعَةَ؟ قُلْتُ: بَلَى قَالَ: «فَأَنْتَ فِي صَلَاةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 442: Anas meriwayatkan hadits dari lyadh, dari Saad bin Ishaq bin Ka'ab, dari Abu Said A1 Maqburi dan Abu Tsumamah dan Yunus bin Abdul Ala mengabarkan kepada kami» Anas bin lyadh mengabarkan kepadaku dari Saad bin Ishaq dari Abu Said A! Maqburi dari Tsumamah, ia berkata, “Aku pernah bertemu dengan Ka’ab bin Ujrah sementara aku ingin melaksanakan shalat jum’at, saat itu aku mengait-kaitkan jemariku ketika aku mendekat, lalu ia memukul tanganku, kemudian ia memisahkan jemariku dan berkata, 'Sesungguhnya kami melarang siapapun merapatkan jemarinya dalam shalat.' Aku katakan, 'Sesungguhnya aku bukan berada dalam shalat.' la berkata, 'Bukankah engkau telah berwudhu dan engkau ingin melaksanakan shalat jum'at?’ Aku katakan, 'Ya.’ Ia berkata, 'Maka — yang demikain— engkau berada dalam shalat.“ 573
Hadits No. : 443
صحيح ابن خزيمة ٤٤٣: وَرَوَاهُ ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي سَالِمٍ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، ناه مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، نا ابْنُ ذِئْبٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَعْدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبٍ هُوَ مِنْ بَنِي سَالِمٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 443: Ibnu Abi Di'b meriwayatkan hadits dari Al Maqburi dari seorang laki-laki dari bani Salim, ia mengabarkan hadits dari ayahnya dari kakeknya dari Ka’ab bin Ujrah. Muhammad bin Rafi' mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Fidyah mengabarkan kepada kami, Ibnu Di'b menceritakan kepada kami, Abu Bakar berkata, “Saad bin Ishaq bin Ka’ab berasal dari Bani Salim.” 574
Hadits No. : 444
صحيح ابن خزيمة ٤٤٤: وَرَوَاهُ أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ كَعْبٍ، ناه أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا أَبُو خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 444: Abu Khalid Al Ahmar meriwayatkan kepada kami dari Ibnu Ajian dari Sa'id dari Ka’ab. Abu Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Abu Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Ajian. 575
Hadits No. : 445
صحيح ابن خزيمة ٤٤٥: وَجَاءَ خَالِدُ بْنُ حَيَّانَ الرَّقِّيُّ بِطَامَّةٍ رَوَاهُ عَنِ ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَحَدَّثَنَاهُ جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الثَّعْلَبِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ حَيَّانَ الرَّقِّيَّ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَا أُحِلُّ لِأَحَدٍ أَنْ يَرْوِيَ عَنِّي بِهَذَا الْخَبَرِ إِلَّا عَلَى هَذِهِ الصِّيغَةِ؛ فَإِنَّ هَذَا إِسْنَادٌ مَقْلُوبٌ فَيُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ الصَّحِيحُ مَا رَوَاهُ أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ؛ لِأَنَّ دَاوُدَ بْنَ قَيْسٍ أَسْقَطَ مِنَ الْإِسْنَادِ أَبَا سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيَّ، فَقَالَ: عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ وَأَمَّا ابْنُ عَجْلَانَ فَقَدْ وَهِمَ فِي الْإِسْنَادِ وَخَلَطَ فِيهِ، فَمَرَّةً يَقُولُ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَمَرَّةً يُرْسِلُهُ، وَمَرَّةً يَقُولُ: عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ كَعْبٍ. وَابْنُ أَبِي ذِئْبٍ قَدْ بَيَّنَ أَنَّ الْمَقْبُرِيَّ سَعِيدَ بْنَ أَبِي سَعِيدٍ إِنَّمَا رَوَاهُ عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي سَالِمٍ، وَهُوَ عِنْدِي سَعْدُ بْنُ إِسْحَاقَ إِلَّا أَنَّهُ غَلَطَ عَلَى سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ فَقَالَ: عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ كَعْبٍ. وَدَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ، وَأَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ جَمِيعًا قَدِ اتَّفَقَا عَلَى أَنَّ الْخَبَرَ إِنَّمَا هُوَ عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 445: Khalid bin Hayan Ar-Raqqi Bithammah, hadits diriwayatkan oleh Ibnu Ajian dan Sa'id bin Al Musayyib dari Abu Said Ja far Muhammad Ats-Tsa’labi menceritakan kepada kami, Khalid —maksudnya adalah Hayan Ar-Raqqi— menceritakan kepada kami, Abu Bakar berkata, “Aku tidak menghalalkan kepada siapapun untuk meriwayatkan hadits ini dariku kecuali berdasarkan bentuk ini, sesungguhnya hadits ini memiliki sanad terbalik. Dengan demikian ia mirip hadits shahih yang diriwayatkan oleh Anas bin Iyadh, karena Daud bin Qais menggugurkan Abu Said Al Maqburi dari sanad hadits, Daud berkata, bahwa hadits dari Said bin Ishaq dan Abu Tsumamah. 576 Adapun Ibnu Ajian, ia diragukan keberadaannya dalam sanad hadits dan haditsnya tidak jelas. Terkadang ia berkata dari Abu Hurairah dan terkadang menganggapnya sebagai hadits mursal dan sesekali ia mengatakan dari Sa'id dari Ka’ab. Ibnu Abu Di'b telah menjelaskan bahwa Al Maqburi Said bin Abu Said telah meriwayatkan hadits dari seorang laki-laki yang berasal dari Bani Salim, la menurutku adalah Sa’ad bin Ishaq. Hanya saja terdapat kesalahan atas Sa'ad bin Ishaq di mana ia meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya; Ka’ab. Daud bin Qais dan Anas bin Iyadh semuanya sepakat bahwa hadits ini berasal dari Abu Tsumamah.
Hadits No. : 446
صحيح ابن خزيمة ٤٤٦: وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ الطَّائِفِيُّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ: أَخْبَرَنِي الْمَقْبُرِيُّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ خَرَجَ يُرِيدُ الصَّلَاةَ فَهُوَ فِي صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِ، وَلَا يَقُولُ: هَذَا يَعْنِي يُشَبِّكُ بَيْنَ أَصَابِعِهِ " ناه الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الرُّخَامِيُّ، نا الْهَيْثَمُ بْنُ جَمِيلٍ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، وَرَوَاهُ شَرِيكٌ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 446: Muhammad bin Muslim Ath-Thaifi meriwayatkan hadits dari Ismail bin Umayyah, ia berkata Al Maqburi mengabarkan kepadaku dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berwudhu kemudian ia keluar untuk melaksanakan shalat, maka ia berada dalam shalat hingga ia kembali ke rumahnya dan ia tidak boleh mengatakan ini —maksudnya mengait-kaitkan jemarinya—”577 Al Fadl bin Ya’kub Ar-Rakhami mengabarkan kepada kami, Al Haitsami bin Jamil mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Muslim mengabarkan kepada kami, Syarik meriwayatkan hadits dari Ibnu Ajian, dari ayahnya, dari Abu Hurairah.
Hadits No. : 447
صحيح ابن خزيمة ٤٤٧: حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ، فَلَا يَقُلْ هَكَذَا، وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 447: Imran bin Musa Al Qazzaz menceritakan kepada kami, Abdul Waris menceritakan kepada kami, Ismail bin Umayyah menceritakan kepada kami dari Said Al Maqburi dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian berwudhu di rumahnya kemudian ia mendatangi masjid, maka ia berarti berada dalam shalat hingga ia kembali. Ia tidak boleh mengatakan demikian dan mengait-kaitkan jemarinya."578
Hadits No. : 448
صحيح ابن خزيمة ٤٤٨: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ رَقَدَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَأَتَاهُ الْمُؤَذِّنُ فَخَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ وَهُوَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي لِسَانِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا، وَاجْعَلْ خَلْفِي نُورًا، وَمِنْ أَمَامِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا، اللَّهُمَّ أَعْظِمْ لِي نُورًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " كَانَ فِي الْقَلْبِ مِنْ هَذَا الْإِسْنَادِ شَيْءٌ؛ فَإِنَّ حَبِيبَ بْنَ أَبِي ثَابِتٍ مُدَلِّسٌ، وَلَمْ أَقِفْ هَلْ سَمِعَ حَبِيبٌ هَذَا الْخَبَرَ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ أَمْ لَا، ثُمَّ نَظَرْتُ فَإِذَا أَبُو عَوَانَةَ رَوَاهُ عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 448: Harun bin Ishaq Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail mengabarkan kepada kami dan Hushain bin Abdurrahman dari Hubaib bin Abu Tsabit dari Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas dari Ayahnya; Abdullah bin Abbas, sesungguhnya ia pernah tertidur di sisi Rasulullah, ia berkata, “Seorang muadzin pernah datang kepadanya, lalu beliau keluar untuk melaksanakan shalat, dan beliau bersabda, ‘Ya Allah jadikanlah cahaya di dalam hatiku, jadikanlah cahaya pada lisanku, jadikanlah cahaya pada pandanganku, jadikanlah cahaya pada penglihatanku, jadikanlah cahaya di belakangku, jadikanlah cahaya dihadapanku, jadikanlah cahaya di atasku dan jadikanlah cahaya di bawahku. Ya Allah agungkanlah diriku dengan cahaya’ 579 Abu Bakar berkata, “Dalam sanad yang terbalik ini terdapat sesuatu. Sesungguhnya Hubaib bin Abu Tsabit adalah mudallas dan aku tidak pernah mendengar apakah Hubaib mendengar hadits ini dari Muhammad bin Ali atau tidak? Kemudian aku melihat Abu Awanah meriwayatkan hadits dari Hubaib bin Abu Tsabit”. Ia berkata “Muhammad bin Ali menceritakan kepadaku.”
Hadits No. : 449
صحيح ابن خزيمة ٤٤٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو الْوَلِيدِ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي ثَابِتٍ، أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 449: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abui Walid (62 -ba') mengabarkan kepada kami, Abu Awanah mengabarkan kepada kami dari Husein dari Hubaib dari Abu Tsabit, sesungguhnya Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas menceritakan hadits dari ayahnya dari Ibnu Abbas. Ia berkata, “Aku pernah bermalam di rumah bibiku; Maimunah ....” Lalu ia menyebutkan hadits ini. 580
Hadits No. : 45
صحيح ابن خزيمة ٤٥: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ حَلَفَ فَقَالَ فِي حَلِفِهِ: وَاللَّاتِ، فَلْيَقُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَمَنْ قَالَ لِصَاحِبِهِ: تَعَالَ أُقَامِرْكَ فَلْيَتَصَدَّقْ بِشَيْءٍ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فَلَمْ يَأْمُرِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَالِفَ بِاللَّاتِ وَلَا الْقَائِلِ لِصَاحِبِهِ: تَعَالَ أُقَامِرْكَ بِإِحْدَاثِ وُضُوءٍ، فَالْخَبَرُ دَالٌ عَلَى أَنَّ الْفُحْشَ فِي الْمَنْطِقِ، وَمَا زُجِرَ الْمَرْءُ عَنِ النُّطْقِ بِهِ لَا يُوجِبُ وُضُوءًا خِلَافَ قَوْلِ مَنْ زَعَمَ أَنَّ الْكَلَامَ السَّيِّئَ يُوجِبُ الْوُضُوءَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 45: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepadakami dari Az-Zuhridari Humaid bin Abdurrahman (10/1) dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa bersumpah dan berkata dalam sumpahnya, '’Demi Laata.', maka ucapkanlah, Laa ilaaha illallaah (Tiada tuhan selain Allah). Dan barang siapa berkata kepada temannya, 'Kemarilah, aku akan bertaruh denganmu, maka bersedekahlah'143 Abu Bakar berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memerintahkan kepada orang yang bersumpah demi Laata dan orang yang berkata kepada temannya, ‘Kemarilah,aku akan bertaruh dengan-mu’ untuk memperbarui wudhu. Karena itu, hadits tersebut menunjukkan bahwa ucapan kotor dan ucapan yang dilarang tidak mewajibkan wudhu, hal ini berbeda pendapat dengan ulama yang mengira bahwa berbicara buruk itu mewajikan wudhu.
Hadits No. : 450
صحيح ابن خزيمة ٤٥٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا عَبَّادٌ يَعْنِي ابْنَ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيَّ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: كَانَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ بَيْتُهُ أَقْصَى بَيْتٍ بِالْمَدِينَةِ، وَكَانَ لَا تُخْطِئُهُ الصَّلَاةُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَوَجَّعْتُ لَهُ، فَقُلْتُ: يَا فُلَانُ لَوْ أَنَّكَ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا يَقِيكَ الرَّمْضَاءَ وَيَرْفَعُكَ مِنَ الرُّقَعِ وَيَقِيكَ هَوَامَّ الْأَرْضِ، فَقَالَ لَهُ: إِنِّي وَاللَّهِ مَا أُحِبُّ أَنَّ بَيْتِي مُطَنَّبٌ بِبَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَحَمَلْتُ بِهِ حَمْلًا حَتَّى أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ قَالَ: فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ وَذَكَرَ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ، فَذَكَرَ أَنَّهُ يَرْجُو فِي أَثَرِهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ لَكَ مَا احْتَسَبْتَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 450: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Abdah maksudnya lbnu Abbad Al Muhallabi mengabarkan kepada kami dari Ashim dari Abu Utsman dari Ubai bin Ka’ab, ia berkata, "Seorang laki-laki dari kaum Anshar bertempat tinggal di penghujung kota Madinah, ia tidak pernah melangkahkan kakinya untuk melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian aku merasa iba kepadanya dan aku katakan kepadanya, 'Wahai fulan! seandainya engkau membeli keledai yang dapat menjaga dirimu dari debu dan mengangkat posisimu dari kebodohan serta dapat menjagamu dari singa yang ada di bumi, maka itu lebih baik.' Lalu ia berkata kepada Ubai bin Kaab, 'Demi Allah sesungguhnya betapa aku menginginkan rumahku berdekatan dengan kediaman Muhammad.' Ubai berkata, 'Kemudian aku membawanya hingga aku menjumpai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan aku mengemukakan hal tersebut kepada beliau.' Ubai berkata, 'Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilnya kemudian menanyakannya dan menyebutkan hal seperti itu. Lalu laki- laki tersebut menyebutkan bahwa ia berharap dapat mengikuti jejak Nabi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, 'Sesungguhnya bagimu apa yang kamu pertimbangkan”584
Hadits No. : 451
صحيح ابن خزيمة ٤٥١: حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، حَدَّثَنَا دَاوُدُ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: خَلَتِ الْبِقَاعُ حَوْلَ الْمَسْجِدِ فَأَرَادَ بَنُو سَلِمَةَ قُرْبَ الْمَسْجِدِ فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «يَا بَنِي سَلِمَةَ أَرَدْتُمْ أَنْ تَحَوَّلُوا قُرْبَ الْمَسْجِدِ؟» فَقَالُوا: نَعَمْ، فَقَالَ: «يَا بَنِي سَلِمَةَ دِيَارَكُمْ تَكْتُبُ آثَارَكُمْ» قَالَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «قَدْ خَرَّجْتُ بَابَ الْمَشْيِ إِلَى الْمَسَاجِدِ فِي كِتَابِ الْإِمَامَةِ بِتَمَامِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 451: Imran bin Musa Al Qazzaz mengabarkan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami, Daud menceritakan kepada kami dari Abu Nadhrah dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Aku mengosongkan kediaman di sekitar masjid, lalu Bani Salimah ingin bertempat tinggal didekat masjid, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu mendengar ini (rencana tersebut), kemudian beliau bersabda, 'Wahai Bani Salmah! kalian menginginkan untuk berpindah didekat masjid?' Mereka menjawab, ‘Yah!' lalu nabi bersabda, 'Wahai bani Salimah, kediamanmu akan menulis jejakmu.<' Hal tersebut dikemukakan tiga kali oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”582 Aku telah meriwayatkan hadits pada bab berjalan menuju masjid, dalam pembahasan tentang Imamah secara total.
Hadits No. : 452
صحيح ابن خزيمة ٤٥٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، نا الضَّحَّاكُ وَهُوَ ابْنُ عُثْمَانَ، حَدَّثَنِي سَعِيدٌ الْمُقْرِئُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيُسَلِّمْ عَلَى النَّبِيِّ، وَلْيَقُلِ: اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَإِذَا خَرَجَ فَلْيُسَلِّمْ عَلَى النَّبِيِّ، وَلْيَقُلِ: اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 452: Muhammad bin Basyr mengabarkan kepada kami, Abu Bakar -- maksudnya adalah Al Hanafi mengabarkan kepada kami ia adalah Ibnu Utsman, Said Al Muqri menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Apabila salah seorang dari kailan masuk ke dalam masjid, maka ucapkanlah salam kepada Nabi S A W dan berkatalah, Ya Allah bukalah untukku pintu rahmat-Mu dan apabila ia keluar, maka hendaklah mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan ucapkanlah 'Ya Allah lepaskanlah diriku dari syaitan yang terkutuk".583
Hadits No. : 453
صحيح ابن خزيمة ٤٥٣: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُسْلِمِ بْنِ عَايِذٍ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِيهِ سَعْدٍ أَنَّ رَجُلًا جَاءَ إِلَى الصَّلَاةِ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا فَقَالَ حِينَ انْتَهَى إِلَى الصَّفِّ: اللَّهُمَّ ائْتِنِي أَفْضَلَ مَا تُؤْتِي عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ، فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ: «مَنِ الْمُتَكَلِّمُ آنِفًا؟» قَالَ الرَّجُلُ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذًا تَعْقِرُ جَوَادَكَ وَتُسْتَشْهَدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 453: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz —maksudnya adalah Ad-Darawardi—mengabarkan kepada kami dari Suhail bin Abu Shalih dari Muhammad bin Muslim bin Aid, dari Amir bin Sa'd bin Abu Waqas dan ayahnya; Sa'd, sesungguhnya seorang laki-laki pernah datang melaksanakan shalat, sementara Nabi melaksanakan shalat bersama kami, kemudian ketika ia sampai kepada barisan shalat, ia berdoa, “Ya Allah berikanlah aku sebaik apa yang engkau berikan pada hambamu yang shalih." Setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selesai melaksanakan shalat, maka beliau bertanya “Siapa yang berbicara tadi” laki-laki tersebut menjawab, “Saya wahai Rasulullah!" lalu beliau bersabda, Apabila engkau terus-menerus melaksanakan (mengamalkan) bekalmu ini, maka engkau akan meninggal dunia di jalan Allah.” 584
Hadits No. : 454
صحيح ابن خزيمة ٤٥٤: نا الْحَسَنُ بْنُ عِيسَى، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، ح وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الْجُنَيْدِ، نا عِيسَى بْنُ يُونُسَ قَالَا: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنِي سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَصَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغِ الْوُضُوءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ» ، وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ نُمَيْرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 454: Al Hasan bin Isa mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Numair mengabarkan kepada kami, Ha’, dan Al Hasan bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Ubaidullah bin Umar menceritakan kepada kami, Sa'id Al Maqburi menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah. Sesungguhnya seorang laki-laki masuk ke dalam masjid kemudian ia melaksanakan shalat lalu ia datang dan mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia menyebutkan hadits, dan ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Apabila engkau akan melaksanakan shalat, maka sempurnakanlah wudhu kemudian engkau menghadap kiblat lalu mengumandangkan takbir. ” Dan, ia menyebutkan hadits secara panjang lebar.586 Ini adalah redaksi hadits Ibnu Numair.
Hadits No. : 455
صحيح ابن خزيمة ٤٥٥: نا يَحْيَى بْنُ حَبِيبِ بْنِ عَدِيٍّ الْحَارِثِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ» زَادَ يَحْيَى بْنِ حَبِيبٍ: «وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 455: Yahya bin Hubaib bin Adi Al Haritsi dan Ahmad Ibnu Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Hamad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Yahya bin Said dari Muhammad bin Ibrahim dari Alqamah bin Waqas Al-Laitsi, ia berkata, aku mendengar Umar bin Al Khaththab berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, (63-alif) “Sesungguhnya pekerjaan harus disertakan dengan niat.”587 Yahya bin Hubaib menambahkan, “Dan Sesungguhnya setiap orang sesuai dengan apa yang ia niatkan”
Hadits No. : 456
صحيح ابن خزيمة ٤٥٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ لِلصَّلَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى تَكُونَا بِحَذْوِ مَنْكِبَيْهِ، ثُمَّ كَبَّرَ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ، فَإِذَا رَفَعَ مِنَ الرُّكُوعِ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ، وَلَا يَفْعَلُهُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 456: Muhammad bin Rafi' mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Ibnu Syihab menceritakan kepadaku dari Salim bin Abdullah, sesungguhnya Ibnu Umar berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melakukan ahalat, beliau mengangkat kedua tangannya sampai kedua tangannya hingga di atas pundaknya lalu membaca takbiratui ihram. Apabila beliau hendak melakukan ruku’, maka beliau melakukan hal yang sama, apabila bangun dari ruku', maka beliau melakukan hal yang sama dan beliau tidak melakukan saat mengangkat kepala ketika bangun dari sujud.” 588
Hadits No. : 457
صحيح ابن خزيمة ٤٥٧: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ «صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ فَرَأَيْتُهُمْ يَرْفَعُونَ أَيْدِيَهُمْ فِي الْبَرَانِسِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 457: Said bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ashim bin Kulaib dari ayahnya dari Wail bin Hujr, ia berkata, "Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Aku melihat mereka mengangkat tangan mereka di dalam baju mantel.” 589
Hadits No. : 458
صحيح ابن خزيمة ٤٥٨: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا مَا لَا أُحْصِي مِنْ مَرَّةٍ إِمْلَاءً وَقِرَاءَةً قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْيَمَانِ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَمْعَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَنْشُرُ أَصَابِعَهُ فِي الصَّلَاةِ نَشْرًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ كَانَ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَبْلَ رِحْلَتِنَا إِلَى الْعِرَاقِ حَدَّثَنَا بِهَذَا الْحَدِيثِ عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ أَبُو سَعِيدٍ الْكِنْدِيُّ غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ نَشَرَ أَصَابِعَهُ نَشْرًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 458: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, kami diceritakan dengan hadits-hadits yang tidak dapat kami hitung berapa jumlahnya, baik berupa tulisan atau bacaan, ia berkata, Yahya bin Al Yaman menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Di'b dari Said bin Sam’an dari Abu Hurairah, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memekarkan jari-jarinya di dalam shalat.” 590 Abu Bakar berkata, “Muhammad bin Rafi, sebelum kita pergi ke Irak, menceritakan kepada kami dengan hadits ini, ia berkata, 'Abdullah bin Sa'id Al Asyaj Abu Said Al Kindi menceritakan kepada kami. Hanya saja Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melaksanakan shalat, maka ia memekarkan jari-jarinya.
Hadits No. : 459
صحيح ابن خزيمة ٤٥٩: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو عَامِرٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ: دَخَلَ عَلَيْنَا أَبُو هُرَيْرَةَ مَسْجِدَ بَنِي وُرَيْقٍ قَالَ: " ثَلَاثٌ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ بِهِنَّ، تَرَكَهُنَّ النَّاسُ، كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ: هَكَذَا، وَأَشَارَ أَبُو عَامِرٍ بِيَدِهِ وَلَمْ يُفَرِّجْ بَيْنَ أَصَابِعِهِ، وَلَمْ يَضُمَّهَا، وَقَالَ: هَكَذَا أَرَانَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَأَشَارَ لَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ وَرَفَعَ يَدَيْهِ، فَفَرَّجَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ تَفْرِيجًا لَيْسَ بِالْوَاسِعِ، وَلَمْ يَضُمَّ بَيْنَ أَصَابِعِهِ، وَلَا بَاعَدَ بَيْنَهُمَا، رَفَعَ يَدَيْهِ فَوْقَ رَأْسِهِ مَدًّا، وَكَانَ يَقِفُ قَبْلَ الْقِرَاءَةِ هُنَيَّةً يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ فَضْلِهِ، وَكَانَ يُكَبِّرُ فِي الصَّلَاةِ كُلَّمَا سَجَدَ وَرَفَعَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ الشَّبَكَةُ شَبَكَةٌ سَمِجَةٌ بِحَالٍ، مَا أَدْرِي مِمَّنْ هِيَ، وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ إِنَّمَا هِيَ: رَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا، لَيْسَ فِيهِ شَكٌّ وَلَا ارْتِيَابٌ أَنْ يَرْفَعَ الْمُصَلِّي يَدَيْهِ عِنْدَ افْتِتَاحِ الصَّلَاةِ فَوْقَ رَأْسِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 459: Yahya bin Hakim mengabarkan kepada kami, Abu Amir mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Di’b menceritakan kepada kami, dari Said bin Sam'an, ia berkata, “Abu Hurairah pernah menemui kami di masjid Bani Wuraiq, ia berkata, Tiga hal yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sementara manusia meninggalkannya. Rasulullah apabila ingin melaksanakan shalat, beliau berkata begini —Abu Amir memberikan isyarat dengan tangannya, di mana ia tidak memekarkan terlalu lebar jari-jarinya dan tidak merapatkannya—, lalu Abu Hurairah berkata, Demikianlah Ibnu Abu Di'b memperlihatkan kepada kami, Abu Bakar berkata, Yahya bin Hakim memberikan isyarat kepada kami, dan ia mengangkat kedua tangannya lalu ia memekarkan jari-jarinya dengan tidak terlalu luas serta tidak merapatkannya dan tidak menjauhkannya. la mengangkat kedua tangannya di atas kepalanya dengan meninggikan serta berdiam diri sebentar sebelum membaca Al Fatihah memohon kepada Allah dengan kemuliaan-Nya lalu mengumandangkan takbir di dalam pelaksanaan shalat di setiap sujud dan rukunya. 591 Abu Bakar berkata, “Merapatkan tangan ini berupa perapatan tangan yang buruk seketika itu. Aku tidak tahu hal tersebut berasal dari siapa. Yang dimaksudkan dari redaksi ini adalah mengangkat tangan tinggi-tinggi, di mana tidak diragukan lagi di dalamnya bahwa seseorang yang melaksanakan shalat mengangkat kedua tangannya berada di atas kepala saat memulai shalat.”
Hadits No. : 46
صحيح ابن خزيمة ٤٦: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ الْجَوْهَرِيُّ، أَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرِبَ لَبَنًا، ثُمَّ مَضْمَضَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 46: Abdullah bin Ishaq Al Jauhari menceritakan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij dari Hisyam bin Urwah dari Wahb bin Kaisan dari Muhammad bin Amr bin Atha' dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam minum susu kemudian beliau berkumur. 144
Hadits No. : 460
صحيح ابن خزيمة ٤٦٠: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، ح وَحَدَّثَنَا الْبِسْطَامِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَمْعَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَا: «رَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا وَلَمْ يُشَبِّكَا» ، وَلَيْسَ فِي حَدِيثِهِمَا قِصَّةُ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ أَنَّهُ أَرَاهُمْ صِفَةَ تَفْرِيجِ الْأَصَابِعِ أَوْ ضَمَّهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 460: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya dari Ibnu Abu Di'b mengabarkan kepada kami, Ha', Al Bisthami menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Fudaik menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abu Di'b dari Said bin Sam’an dari Abu Hurairah, Kemudian ia menyebutkan hadits. Keduanya berkata, "Nabi mengangkat tangan tinggi-tinggi dan tidak merapatkan tangannya.” Dalam hadits keduanya tidak ada kisah Ibnu Abu Di'b, bahwa beliau memperlihatkan bentuk pemekaran atau perapatan jari-jari. 592 Abu Bakar berkata "Ini adalah hadits Bundar"
Hadits No. : 461
صحيح ابن خزيمة ٤٦١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ قَالُوا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ، فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى، ثُمَّ سَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ، حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثًا مِرَارٍ» ، فَقَالَ الرَّجُلُ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أَعْلَمُ غَيْرَ هَذَا، فَقَالَ: «إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، وَافْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 461: Muhammad bin Basysyar Bundar dan Ahmad bin Abdah dan Yahya bin Hakim dan Abdurrahman bin Baayar bin Al Hakam mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Yahya bin Said menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Umar mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Abu Al Maqburi menceritakan kepadaku dari ayahnya dan Abu Hurairah, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memasuki masjid, lalu seorang laki-laki juga masuk kemudian ia melaksanakan shalat, lalu ia mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau membalasnya. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda, 'Kembalilah lalu shalatlah sesungguhnya engkau belum melaksanakan shalat' beliau mengucapkan hal tersebut sebanyak tiga kali. Laki-laki tersebut berkata, 'Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak pernah mengetahui selain hal ini. Beliau bersabda, 'Apabila engkau hendak mendirikan shalat, maka ucapkanlah takbir, lalu bacalah bacaan Al Qur’an yang mudah bagimu kemudian lakukanlah ruku hingga engkau tuma’ninah di dalam ruku tersebut, kemudian bangkitlah hingga engkau berdiri melakukan i'tidal, lalu sujudlah hingga engkau tuma'ninah dalam sujud, lalu bangunlah sampai engkau tuma'ninah di dalam duduk di antara dua sujud dan lakukanlah hal tersebut di dalam ibadah shalatmu semuanya.”593
Hadits No. : 462
صحيح ابن خزيمة ٤٦٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ، وَأَبُو صَالِحٍ كَاتِبُ اللَّيْثِ جَمِيعًا عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَمِّهِ الْمَاجِشُونِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ كَبَّرَ، ثُمَّ قَالَ: " وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ {إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ} [الأنعام: 163] ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلَكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ " قَالَ أَبُو صَالِحٍ: لَا إِلَهَ لِي إِلَّا أَنْتَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 462: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Hajjaj bin Minhal dan Abu Shalih penulia hadits Al- l^aita mengabarkan kepada kami, semuanya berasal dari Abdul Aziz bin Abu Salamah dari pamannya Al Majisyun bin Abu Salamah dari Al A’raj dan Ubaidullah bin Abu Rafi' dari Ali bin Abu Thalib, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau apabila memulai shalat, maka beliau membaca takbiratul Ihram kemudian mengucapkan, 'Aku menghadapkan wajahku ke pada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan memegang agama yang lurus dan tidaklah aku termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku milik Allah SWT Tuhan semesta alam Tidak ada sekutu baginya dan dengan hal tersebut aku diperintahkan dan aku adalah orang islam yang pertama. Ya Allah Engkau adalah raja, tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku sementara aku adalah hamba-Mu Aku telah mendzalimi diriku dan aku telah mengakui dosaku, Ampunilah dosa-dosaku semuanya karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa tersebut kecuali Engkau. Tunjukkanlah aku prilaku terbaik di mana tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada prilaku terbaik tersebut kecuali Engkau Palingkanlah keburukan dariku di mana tidak ada yang dapat memalingkannya kecuali Engkau Aku memenuhi panggilan-Mu dan kebahagiaan-Mu serta seluruh kebajikan berada pada kekuasaan-Mu sementara keburukan bukan bertempat pada-Mu Aku senantiasa bersama dan kepada-Mu (aku berserah diri) Engkau Maha Pemberi berkah dan Maha Luhur. Aku meminta ampun dan bertaubat kepada- Mu.”594 Abu Shaleh berkata, “Tidak ada Tuhan bagiku kecuali Engkau."
Hadits No. : 463
صحيح ابن خزيمة ٤٦٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ الْوَهْبِيُّ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ، وَعَنْ عَمِّهِ الْمَاجِشُونِ، عَنِ الْأَعْرَجِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى: وَأَحَدُهُمْ يَزِيدُ عَلَى صَاحِبِهِ الْحَرْفَ وَالشَّيْءَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ «وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ» : أَيْ لَيْسَ مِمَّا يُتَقَرَّبُ بِهِ إِلَيْكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 463: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Khalid Al Wahbi mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Al Fadl dari pamannya; Al Majisyun, dari Al A’raj dengan sanad ini yang serupa. Muhammad bin Yahya berkata, “Salah seorang perawi menambahkan pekerjaan dan sesuatu atas pemilik hadits.”595 Abu Bakar berkata, “Sabda nabi, 'Sementara keburukan tidak berada pada-Mu' maksudnya keburukan bukanlah sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepadamu.”
Hadits No. : 464
صحيح ابن خزيمة ٤٦٤: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، وَبَحْرُ بْنُ نَصْرِ بْنِ سَابَقٍ الْخَوْلَانِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ، وَيَقُولُ حِينَ يَفْتَتِحُ الصَّلَاةَ بَعْدَ التَّكْبِيرِ: «وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ» ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ وَقَالَ: «وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ» ، وَلَمْ يَذْكُرَا وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَلَا وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 464: Ar Rabi’ bin Sulaiman dan Bahr bin Nashr bin Sabiq Al Khaulani menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Az-Zinad mengabarkan kepada kami dari Musa bin Al A’raj dari Ubaidulluh bin Abu Rafi’ dari Ali bin Abi Thalib RA, dari Rasululluh shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnyu beliau apabila ingin mendirikan shalat wajib, maka beliau mengucapkan takbir dan mengucapkan sesuatu saat memulai ibadah shalat setelah ia takbir, yaitu “Aku menghadapkan wajahku kepada Dzat Yang Menciptakan lagit dan bumi” Lalu beliau menyebut hadits secara panjang lebar dan bersabda “Dan aku termasuk orang Islam” 596 Kedua perawi tidak mengemukakan ungkapan, "Tunjukkanlah aku prilaku terbaik di mana tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada prilaku terbaik tersebut kecuali Engkau” serta ungkapan, "Dan palingkanlah keburukan dariku di mana tidak ada yang dapat memakingkannya kecuali Engkau”
Hadits No. : 465
صحيح ابن خزيمة ٤٦٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى، وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، وَغَيْرُهُمْ قَالَ عَلِيٌّ: أَخْبَرَنَا، وَقَالُ الْآخَرُونَ: حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَبَّرَ فِي الصَّلَاةِ سَكَتَ هُنَيَّةً، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، بِأَبِي وَأُمِّي مَا تَقُولُ فِي سُكُوتِكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 465: Ya’kub bin Ibrahim Ad Dauraqi, Yusuf bin Musa dan Ali bin Khasyram serta ulama lainnya mengabarkan kepada kami. Ali berkata, seorang mengabarkan kepada kami. Ulama lainnya berkata, Jabir bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, dari Umarah bin Al Qa’qa dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat melakukan takbiratul , beliau terdiam sesaat lalu aku tanyakan —setelah melaksanakan shalat—, 'Wahai Rasulullah! demi ayah dan ibuku. Apa yang engkau ucapkan dalam diammu di antara takbiratul Ihram dan bacaan Al-Fatihah?” beliau bersabda, 'Aku mengucapkan, 'Ya Allah jauhkanlah di antara diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau menjauhkan antara arah timur dan arah barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahnku dengan es, air dan air embun'. 597
Hadits No. : 466
صحيح ابن خزيمة ٤٦٦: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنِي عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، نا بَهْزٌ يَعْنِي ابْنَ أَسَدٍ، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا ثَابِتٌ، وَقَتَادَةُ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَجُلًا جَاءَ وَقَدْ حَفَزَهُ النَّفَسُ، فَقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ قَالَ: «أَيُّكُمُ الْمُتَكَلِّمُ بِالْكَلِمَاتِ؟» فَأَرَمَّ الْقَوْمُ، فَقَالَ: " أَيُّكُمُ الْمُتَكَلِّمُ بِالْكَلِمَاتِ فَإِنَّهُ لَمْ يَقُلْ بَأْسًا؟ فَقَالَ الرَّجُلُ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، جِئْتُ وَقَدْ حَفَزَنِي النَّفَسُ فَقُلْتُهُنَّ، فَقَالَ: «لَقَدْ رَأَيْتُ اثْنَيْ عَشَرَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَرْفَعُهَا» هَذَا حَدِيثُ بَهْزِ بْنِ أَسَدٍ وَقَالَ أَبُو مُوسَى فِي حَدِيثِهِ: إِنَّ رَجُلًا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، وَقَالَ أَيْضًا: فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: أَنَا قُلْتُهَا وَمَا أَرَدْتُ بِهَا إِلَّا الْخَيْرَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَقَدِ ابْتَدَرَهَا اثْنَا عَشَرَ مَلَكًا، فَمَا دَرَوْا كَيْفَ يَكْتُبُونَهَا حَتَّى سَأَلُوا رَبَّهُمْ، فَقَالَ: اكْتُبُوهَا كَمَا قَالَ عَبْدِي قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَقَدْ رُوِيَتْ أَخْبَارٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي افْتِتَاحِهِ صَلَاةَ اللَّيْلِ بِدَعَوَاتٍ مُخْتَلِفَةِ الْأَلْفَاظِ، قَدْ خَرَّجْتُهَا فِي أَبْوَابِ صَلَاةِ اللَّيْلِ، أَمَّا مَا يَفْتَتِحُ بِهِ الْعَامَّةُ صَلَاتَهُمْ بِخُرَاسَانَ مِنْ قَوْلِهِمْ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ، فَلَا نَعْلَمُ فِي هَذَا خَبَرًا ثَابِتًا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ أَهْلِ الْمَعْرِفَةِ بِالْحَدِيثِ، وَأَحْسَنُ إِسْنَادٍ نَعْلَمُهُ رُوِيَ فِي هَذَا خَبَرُ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 466: Abu Musa bin Al Musatnna mengabarkan kepada kami, Abdush-Shamad menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, Qatadah menceritakan kepada kami dari Anas Muhammad Abu Shufyan Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Bahz —ia adalah Ibnu Asad— Hammad bin Salamah mengabarkan kepada kami, Tsabit dan Qatadah mengabarkan kepada kami dari Anas, “Sesungguhnya seorang laki- laki datang dengan nafas tersengal-sengal lalu ia mengucapkan bacaan, 'Allah Maha Besar segala puji bagi allah, yaitu pujian yang banyak, baik dan mengandung keberkahan di dalamnya.’ Ketika Rasulullah selesai melaksanakan shalatnya, maka beliau bertanya, 'Siapakah orang yang mengucapkan kalimat-kalimat tersebut?' Kaum yang ada kemudian saling menoleh lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kembali siapakah orang yang mengucapkan kalimat-kalimat tadi? Sesungguhnya Rasulullah tidak mengutarakan karena ada suatu masalah. Lalu seorang laki-laki berkata, 'Aku wahai Rasulullah! Aku datang dan nafasku tersengal-sengal kemudian aku mengucapkan kalimat tersebut.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Aku melihat dua belas malaikat bergegas menemui siapa saja yang mengucapkannya’. ” 598 Ini adalah hadits Bahz bin Asad. Abu Musa di dalam haditsnya berkata, “Sesungguhnya seorang laki-laki telah memasuki shalat lalu ia mengucapkan bacaan, 'Segala puji bagi Allah, berupa pujian yang banyak, baik dan mengandung keberkahan di dalamnya' ia juga berkata, Seorang laki-laki dari suatu kaum berkata, 'Aku yang mengucapkannya dan aku tidak menghendaki dengan bacaan tersebut kecuali kebajikan.’ Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Dua belas malaikat bergegas menemuinya.' Mereka bingung bagaimana mereka menuliskannya sampai mereka bertanya kepada Tuhan mereka, lalu Allah SWT berfirman, 'Tulislah sebagaimana yang diucapkan oleh hambaku'. ” Abu Bakar berkata, “Beberapa hadits diriwayatkan mengenai doa iftitah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat malam dengan doa-doa yang bermacam-macam redaksinya. Aku telah meriwayatkannya di dalam bab-bab shalat malam. Adapun doa iftitah yang dilakukan oleh masyarakat awam pada shalat mereka di Khurasan yaitu, 'Maha suci engkau Ya Allah dengan memuji-Mu. Nama-Mu mengandung keberkahan, kesungguhan-Mu demikian luhur dan tidak ada Tuhan selain Engkau.' Kami tidak melihat di dalamnya terdapat hadits yang kuat yang berasal dari Nabi; menurut pakar hadits. Sanad yang paling bagus yang kami ketahui adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Al Mutawakil dari Abu Said.
Hadits No. : 467
صحيح ابن خزيمة ٤٦٧: ناه مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى الْحَرَشِيُّ، نا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ الضُّبَعِيُّ، نا عَلِيُّ بْنُ عَلِيٍّ الرِّفَاعِيُّ، عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ النَّاجِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ إِلَى الصَّلَاةِ كَبَّرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ» ثُمَّ يَقُولُ: «لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ» ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ثَلَاثًا، ثُمَّ يَقُولُ: «أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ» ، ثُمَّ يَقْرَأُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الْخَبَرُ لَمْ يُسْمَعْ فِي الدُّعَاءِ لَا فِي قَدِيمِ الدَّهْرِ وَلَا فِي حَدِيثِهِ، اسْتُعْمِلَ هَذَا الْخَبَرُ عَلَى وَجْهِهِ، وَلَا حُكِيَ لَنَا عَنْ مَنْ لَمْ نُشَاهِدْهُ مِنَ الْعُلَمَاءِ أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ لِافْتِتَاحِ الصَّلَاةِ ثَلَاثَ تَكْبِيرَاتٍ، ثُمَّ يَقُولُ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ إِلَى قَوْلِهِ: وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ، ثُمَّ يُهَلِّلُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ يُكَبِّرُ ثَلَاثًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 467: Muhammad bin Musa Al Harasyi mengabarkan kepada kami, Ja’far bin Sulaiman Adh-Dhuba’i mengabarkan kepada kami, Ali bin Ar-Rifa'i mengabarkan kepada kami, dari Abu Al Mutawakil An-Naji dari Abu Said Al Khudri, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melaksanakan shalat malam, maka beliau membaca takbir tiga kali, lalu mengucapkan, 'Maha suci engkau ya Allah dan dengan pujian-Mu, nama-Mu mengandung berkah, sungguh tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau', lalu beliau bersabda, 'Allah Maha besar' dibaca tiga kali, lalu beliau bersabda, 'Aku berlindung kepada Allah, Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari syetan yang terkutuk dan dari godaan serta hembusan bisikannya' Lalu beliau membacanya " Abu Bakar berkata, “Hadits ini tidak pernah terdengar di dalam doanya, tidak di masa lalu dan tidak juga di masa kini. Hadits ini digunakan sesuai dengan kondisinya. Tidak ada riwayat yang sampai kepada kami dari para ulama yang tidak kami kenal bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca takbir tiga kali dalam permulaan shalat lalu beliau mengucapkan, 'Maha suci engkau ya Allah dan dengan dan tidak ada Tuhan selain engkau', lalu beliau membaca kalimat, 'La ilaaha Illallaah' sebanyak tiga kali kemudian membaca takbir tiga kali.”
Hadits No. : 468
صحيح ابن خزيمة ٤٦٨: وَقَدْ رُوِيَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ قَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا» ثَلَاثَ مِرَارٍ، الْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا ثَلَاثَ مِرَارٍ، سُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ثَلَاثَ مِرَارٍ "، ثُمَّ يَتَعَوَّذُ بِشَبِيهٍ مِنَ التَّعَوُّذِ الَّذِي فِي خَبَرِ أَبِي سَعِيدٍ، إِلَّا أَنَّهُمْ قَدِ اخْتَلَفُوا فِي إِسْنَادِ خَبَرِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، وَرَوَاهُ شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَاصِمٍ الْعَنَزِيِّ، عَنِ ابْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، ناه بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 468: Diriwayatkan dari Jubair bin Muth’im, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memulai ibadah shalat, beliau mengucapkan, “Allah Maha Besar" sebanyak tiga kali; ‘‘Segala puji bagi Allah" sebanyak tiga kali; "Maha Suci Allah”di pagi dan sore hari sebanyak tiga kali kemudian membaca ta’awudz mirip dengan ta‘awudz yang terdapat di dalam hadits Abu Said. Hanya saja mereka berselisih pendapat dalam sanad hadits Jubair bin Muth’im. Hadits diriwayatkan oleh Syu’bah dari Amr bin Murah dari Ashim Al Anzi dari Ibnu Zubair bin Muth’im dari ayahnya.599 Bundar mengabarkan hadits kepada kami, Muhmamad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, hadits, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Wahab bin J ari r mengabarkan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami.
Hadits No. : 469
صحيح ابن خزيمة ٤٦٩: وَرَوَاهُ حُصَيْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ فَقَالَ: عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، ح حَدَّثَنَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا ابْنُ إِدْرِيسَ، ح وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، وَابْنُ فُضَيْلٍ جَمِيعًا عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَعَاصِمٌ الْعَنَزِيُّ وَعَبَّادُ بْنُ عَاصِمٍ مَجْهُولَانِ، لَا يَدْرِي مَنْ هُمَا، وَلَا يَعْلَمُ الصَّحِيحَ، مَا رَوَى حُصَيْنٌ أَوْ شُعْبَةُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 469: Husein bin Abdurrahman meriwayatkan hadits dari Amr bin Murrah. Ia berkata, dari Abad bin Ashim dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya, Ha', Abdullah bin Sa'id Al Asaj menceritakan hadits kepada kami, Ibnu Ishaq dan Ibnu Fudhail semuanya menceritakan hadits dari Hushein bin Abdurrahman. Abu Bakar berkata, “Ashim Al Anazi dan Abad bin Ashim adalah perawi yang tidak dikenal yang tidak diketahui siapa keduanya. Tidak diketahui hadits yang shahih berasal dari yang diriwayatkan oleh Hushain atau Syu’bah. 600
Hadits No. : 47
صحيح ابن خزيمة ٤٧: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ بْنَ رَوْحٍ حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ وَهُوَ ابْنُ خَالِدٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، ثنا مُعْتَمِرٌ يَعْنِي ابْنَ سُلَيْمَانَ قَالَ: سَمِعْتُ مَعْمَرًا، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ سَعِيدٍ، ثنا الْأَوْزَاعِيُّ كُلُّهُمْ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرِبَ لَبَنًا فَمَضْمَضَ، وَقَالَ: «إِنَّ لَهُ دَسَمًا» وَقَالَ الصَّنْعَانِيُّ: فِي حَدِيثِهِ: «أَوْ إِنَّهُ دَسَمٌ» ، وَقَالَ بُنْدَارٌ: «إِنَّهُ دَسَمٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 47: Muhammad bin Aziz Al Aili menceritakan kepada kami, bahwa Salamah bin Rauh menceritakan kepada mereka, dari Uqail —ia adalah Ibnu Khalid— dan Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, Mu’tamir -maksudnya Ibnu Sulaiman- menceritakan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Ma’mar, Muhammad bin Basysyar Bundar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Yahya -ia adalah Ibnu Sa’id menceritakan kepada kami, Al Auza’i menceritakan kepada kami, mereka semua meriwayatkan dari Az-Zuhri dari Ubaidullah Ibnu Abdullah dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam minum susu lalu berkumur; kemudian beliau bersabda, "Sesungguhnya susu itu mengandung lemak." 145 Ash-Shan’ani berkata dalam haditsnya, "Atau sesungguhnya susu itu lemak." Sementara Bundar berkata, "Sesungguhnya susu itu lemak."
Hadits No. : 470
صحيح ابن خزيمة ٤٧٠: وَرَوَى حَارِثَةُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ فَكَبَّرَ، ثُمَّ يَقُولُ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 470: Haritsah bin Muhammad dan Ashim Al Anazi meriwayatkan dari Amrah dari Aisyah, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memulai (64 -ba’) pelaksanaan ibadah shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya lalu mengucapkan takbiratul Ihram kemudian mengucapkan, 'Maha suci ya Allah dan dengan pujian-Mu. Nama-Mu mengandung berkah serta Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu dan tidak ada Tuhan selain Engkau.”
Hadits No. : 471
صحيح ابن خزيمة ٤٧١: حَدَّثَنَاهُ مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ مُؤَمَّلٌ قَالَ: حَدَّثَنَا حَارِثَةُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَقَالَ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ: عَنْ حَارِثَةَ بْنِ مُحَمَّدٍ، غَيْرُ أَنَّ سَلْمًا لَمْ يَقُلْ: فَكَبَّرَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَحَارِثَةُ بْنُ مُحَمَّدٍ رَحِمَهُ اللَّهُ، لَيْسَ مِمَّنْ يَحْتَجُّ أَهْلُ الْحَدِيثِ بِحَدِيثِهِ، وَهَذَا صَحِيحٌ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّهُ كَانَ يَسْتَفْتِحُ الصَّلَاةَ مِثْلَ حَدِيثِ حَارِثَةَ، لَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَسْتُ أَكْرَهُ الِافْتِتَاحَ بِقَوْلِهِ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ عَلَى مَا ثَبَتَ عَنِ الْفَارُوقِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ يَسْتَفْتِحُ الصَّلَاةَ، غَيْرُ أَنَّ الِافْتِتَاحَ بِمَا ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَبَرِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، وَغَيْرِهِمَا بِنَقْلِ الْعَدْلِ عَنِ الْعَدْلِ مَوْصُولًا إِلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ إِلَيَّ، وَأَوْلَى بِالِاسْتِعْمَالِ إِذِ اتِّبَاعُ سُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ وَخَيْرٌ مِنْ غَيْرِهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 471: Muammal bin Hisyam dan Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Muammal berkata, dia berkata, Haritsah bin Muhammad menceritakan kepada kami, dan Salam bin Junadah berkata, dari Haritsah bin Muhammad, Hanya saja Salam tidak mengatakan, “Lalu nabi membaca takbir.” 601 Abu Bakar berkata, “Haritsah bin Muhammad RA bukan sosok perawi yang haditsnya dapat dijadikan hujjah.” 471 Ini adalah hadits shahih dari Umar bin Khattab bahwa ia memulai shalat seperti apa yang terdapat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Haritsah walaupun hal ini bukan berasal dari Nabi. Dan, aku tidak membenci memulai shalat dengan ucapannya, “Maha suci Engkau ya Allah dan dengan pujian-Mu” berdasarkan apa yang berasal dari Umar Al Faruq RA 602 bahwa ia memulai shalat dengan bacaan itu, hanya saja pembukaan shalat yang ditetapkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits Ali bin Abi Thalib dan Abu Hurairah serta ulama lainnya dinukil oleh perawi yang adil yang sampai sanadnya kepada Rasulullah, dimana aku menyukainya dan lebih utama untuk digunakan. Dengan demikian mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lebih utama dan lebih baik dari lainnya. 603
Hadits No. : 472
صحيح ابن خزيمة ٤٧٢: نا يُوسُفُ بْنُ عِيسَى الْمَرْوَزِيُّ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ عَطَاءٍ، وَهُوَ ابْنُ السَّائِبِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَنَفْخِهِ وَهَمْزِهِ وَنَفْثِهِ» قَالَ: وَهَمْزِهِ الْمُوتَةُ، وَنَفْثِهِ الشِّعْرُ، وَنَفْخِهِ الْكِبْرِيَاءُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 472: Yusuf bin Musa Al Maruzi mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudail mengabarkan kepada kami dari Atha’, ia adalah ibnu As-Saib dari Abu Abdurrahman dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terkutuk, hembusan, godaan dan bisikannya 604 Ia berkata “Hamzihi artinya kematian, nafatsihi rayuan dan nafkhihi adalah kesombongan.
Hadits No. : 473
صحيح ابن خزيمة ٤٧٣: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، ح وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي فُدَيْكٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَمْعَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «ثَلَاثٌ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلَهُنَّ، تَرَكَهُنَّ النَّاسُ، كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا، وَكَانَ يَقِفُ قَبْلَ الْقِرَاءَةِ هُنَيَّةً يَسْأَلُ اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ، وَكَانَ يُكَبِّرُ كُلَّمَا خَفَضَ وَرَفَعَ» قَالَ بُنْدَارٌ فِي حَدِيثِهِ: ثَلَاثٌ كَانَ يَعْمَلُ بِهِنَّ، تَرَكَهُنَّ النَّاسُ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا، وَكَانَ يَقِفُ قَبْلَ الْقِرَاءَةِ هُنَيَّةً يَقُولُ: «أَسْأَلُ اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ» ، وَكَانَ يُكَبِّرُ كُلَّمَا رَكَعَ وَوَضَعَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 473: Bundar mengabarkan kepada kam, Yahya mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Abu Di’b, Ha’, Husain bin Isa Al Bisthami menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ismail bin Abu Fidyah menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Di’b dari Said bin Sam’an dari Abu Hurairah, ia berkata, “Tiga hal yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetapi ditinggalkan oleh manusia lainnya. Rasulullah apabila mendirikan shalat, beliau mengangkat kedua tangan dengan tinggi, Rasulullah berhenti sebentar sebelum membaca Al Fatihah memohon anugerah dari Allah serta mengucapkan takbir setiap turun dan bangun di dalam shalat.” 605 Bundar dalam haditsnya berkata, ‘Tiga hal yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sementara ditinggalkan oleh umat manusia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mendirikan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya dengan tinggi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berhenti sesaat sebelum membaca bacaan, dan beliau mengucapkan bacaan, 'Aku meminta kepada Allah ' dan beliau mengucapkan takbir setiap ruku' dan sujud.
Hadits No. : 474
صحيح ابن خزيمة ٤٧٤: نا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ، فَلَمَّا سَلَّمَ نَادَى رَجُلًا كَانَ فِي آخِرِ الصُّفُوفِ، فَقَالَ: «يَا فُلَانُ، أَلَا تَتَّقِي اللَّهَ أَلَا تَنْظُرُ كَيْفَ تُصَلِّي؟ إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ يُصَلِّي إِنَّمَا يَقُومُ يُنَاجِي رَبَّهُ، فَلْيَنْظُرْ كَيْفَ يُنَاجِيهِ، إِنَّكُمْ تَرَوْنَ أَنِّي لَا أَرَاكُمْ، إِنِّي وَاللَّهِ لَأَرَى مِنْ خَلْفِ ظَهْرِي كَمَا أَرَى مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 474: Al Fadl bin Ya’kub Al Jazari mengabarkan kepada kami, Abdul A'la mengabarkan kepada kami Muhammad —ia adalah Ibnu Ishaq— mengabarkan kepada kami, Said bin Abu Said menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat Zhuhur bersama kami, setelah salam, beliau memanggil seorang laki- laki yang berada di akhir barisan, lalu beliau bersabda, 'Wahai fulan! Hendaklah engkau bertakwalah kepada Allah. Tidakkah engkau melihat bagaimana engkau melaksanakan shalat? Sesungguhnya salah seorang dari kalian berdiri hendak melaksanakan shalat maka ia sama dengan akan bermunajat kepada Tuhannya, maka lihatlah bagaimana ia bermunajat kepada Tuhannya. Sesungguhnya kalian mengetahui bahwa aku tidak dapat melihat kalian, sesungguhnya aku demi Allah, pasti bisa melihat orang yang berada dibalik punggungku sebagaimana aku melihat orang yang berada dihadapanku” 606
Hadits No. : 475
صحيح ابن خزيمة ٤٧٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَرْفَعُونَ أَبْصَارَهُمْ إِلَى السَّمَاءِ فِي صَلَاتِهِمْ» ، فَاشْتَدَّ قَوْلُهُ فِي ذَلِكَ حَتَّى قَالَ: «لَيَنْتَهُنَّ عَنْ ذَلِكَ أَوْ لَتُخْطَفَنَّ أَبْصَارُهُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 475: Muhammad bin Abdul Ala Ash-Shan’ani mengabarkan kepada kami (65-alif) Yazid mengabarkan kepada kami —ia adalah ibnu Zurai— Said mengabarkan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Mengapa orang-orang meninggikan pandangan mereka ke langit saat dalam shalat mereka?” lebih keras lagi larangan Rasulullah, seperti yang terdapat pada sabdanya, “Seseorang harus mengakhiri hal ini atau penglihatan mereka dibutakan —oleh Allah—. 607 608
Hadits No. : 476
صحيح ابن خزيمة ٤٧٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، يَعْنِي الْأَنْصَارِيَّ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، " حَدَّثَهُمْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ سَوَاءً، غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ: فَاشْتَدَّ قَوْلُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ذَلِكَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 476: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdullah —yaitu orang-orang Anshar mengabarkan kepada kami— Said bin Abu Arubah dari Qatadah, sesungguhnya Anas bin Malik menceritakan kepada mereka, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan redaksi sepadan, hanya saja Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,... Sabda nabi demikian keras di dalam hal tersebut. 609
Hadits No. : 477
صحيح ابن خزيمة ٤٧٧: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا ابْنُ إِدْرِيسَ، نا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ فَقُلْتُ: «لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَأَيْتُ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ كَبَّرَ فَرَفَعَ يَعْنِي يَدَيْهِ فَرَأَيْتُ إِبْهَامَيْهِ بِحِذَاءِ أُذُنَيْهِ، ثُمَّ أَخَذَ شِمَالَهُ بِيَمِينِهِ، ثُمَّ قَرَأَ» ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 477: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Ibnu Idris mengabarkan kepada kami, Ashim bin Kulaib mengabarkan kepada kami, dari Yahya dari Wail bin Hujr, ia berkata: Aku pernah datang ke kota Madinah lalu aku katakan, “Aku pasti menyaksikan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian aku melihat beliau ketika memulai shalat membaca takbiratul ihram, kemudian beliau mengangkat —yaitu kedua tangannya— lalu aku melihat kedua jempol tangan beliau berada di samping daun telinga, lalu beliau menempatkan tangan kirinya di bawah tangan kanannya. Kemudian beliau membaca Al Fatihah kemudian mengemukakan hadits.” 610
Hadits No. : 478
صحيح ابن خزيمة ٤٧٨: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ قَالَ: نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: " كُنْتُ فِيمَنْ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ كَيْفَ يُصَلِّي، فَرَأَيْتُهُ حِينَ كَبَّرَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا أُذُنَيْهِ، ثُمَّ ضَرَبَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَأَمْسَكَهَا " ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 478: Harun bin Ishaq Al Hamdani mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ibnu Fudhail [mengabarkan kepada kami] dari Ashim bin Kulaib dari ayahnya dari Wail bin Hujr, ia berkata: Aku termasuk orang yang datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, aku berkata: "Aku pasti bisa menyaksikan pelaksanaan shalat Rasulullah, —yaitu bagaimana beliau melaksanakan shalat—, lalu aku melihatnya ketika beliau melakukan takbiratul ihram, di mana beliau mengangkat kedua tangan dan meletakkan disamping kedua daun telinga, lalu beliau menempatkan tangan kanan di atas tangan kiri dan memeganginya ...” 611 Kemudian ia menyebutkan hadits.
Hadits No. : 479
صحيح ابن خزيمة ٤٧٩: نا أَبُو مُوسَى، نا مُؤَمَّلٌ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى عَلَى صَدْرِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 479: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Muammal mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari wail bin hajar, ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri lalu diletakkan di atas dadanya.” 612
Hadits No. : 48
صحيح ابن خزيمة ٤٨: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، ثنا ابْنُ عَجْلَانَ، وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «تَنَامُ عَيْنَايَ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 48: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa’id, Ibnu Ajian menceritakan kepada kami, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Ibnu Ajian, ia berkata, “Aku mendengar ayahku menceritakan dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Kedua mataku tidur tapi hatiku tidak.”146. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 480
صحيح ابن خزيمة ٤٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو، نا زَائِدَةُ، نا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ الْجَرْمِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي أَنَّ وَائِلَ بْنَ حُجْرٍ أَخْبَرَهُ قَالَ: قُلْتُ: " لَأَنْظُرَنَّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي قَالَ: فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ، قَامَ فَكَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا أُذُنَيْهِ، ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى ظَهَرِ كَفِّهِ الْيُسْرَى وَالرُّسْغَ وَالسَّاعِدَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 480: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Muawiyah bin Amr mengabarkan kepada kami, Zaidah mengabarkan kepada kami, Ashim bin Kuliah Al Jarmi mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku sesungguhnya Wail bin Hujr telah mengabarkannya, ia berkata: Aku katakan, “Aku pasti melihat bagaimana Rasulullah melaksanakan shalat, ia berkata, 'Aku melihat beliau berdiri lalu membaca takbiratul Ihram, kemudian mengangkat kedua tangan sampai batas kedua ujung telinga, lalu beliau meletakkan tangan kanan di atas bagian luar telapak tagan kirinya dengan pergelangan tangan dan lengan bawah’.” 613
Hadits No. : 481
صحيح ابن خزيمة ٤٨١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي عَمِّي، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا الْأَحْوَصِ مَوْلَى بَنِي لَيْثٍ يُحَدِّثُ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ أَبَا ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 481: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab mengabarkan kepada kami, pamanku menceritakan kepadaku, Yunus mengabarkan kepadaku dari Az-Zuhri ia berkata “Aku mendengar Abul Awash -hamba sahaya dari Bani Laits – menceritakan kepada Said bin Al Musayyah, sesunguhnya Abu Dzar pernah berkata “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda .....” dengan hadits yang sama 614
Hadits No. : 482
صحيح ابن خزيمة ٤٨٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو صَالِحٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، حَدَّثَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا الْأَحْوَصِ يُحَدِّثُ ابْنَ الْمُسَيِّبِ أَنَّ أَبَا ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَزَالُ اللَّهُ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ، فَإِذَا صَرَفَ وَجْهَهُ انْصَرَفَ عَنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 482: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepadaku, Yunus menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab, ia berkata: Aku mendengar Abu Al Ahwash menceritakan hadits kepada Ibnu Al Musayyib, sessungguhnya Abu Dzar pernah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah SWT senantiasa menghadap hamba-Nya selagi ia tidak menoleh —dalam shalatnya—. Apabila ia memalingkan wajahnya, maka Allah SWT berpaling darinya.”615
Hadits No. : 483
صحيح ابن خزيمة ٤٨٣: نا أَبُو مُحَمَّدٍ فَهْدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمِصْرِيُّ، نا أَبُو تَوْبَةَ يَعْنِي الرَّبِيعَ بْنَ نَافِعٍ، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَامٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ سَلَامٍ، أَنَّ أَبَا سَلَامٍ، حَدَّثَهُ قَالَ: حَدَّثَنِي الْحَارِثُ الْأَشْعَرِيُّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُ، " أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ يَفْعَلُ بِهِنَّ وَيَأْمُرُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَفْعَلُوا بِهِنَّ، يُوعَظُ النَّاسُ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ أَمْرَكُمْ بِالصَّلَاةِ، فَإِذَا نَصَبْتُمْ وُجُوهَكُمْ فَلَا تَلْتَفِتُوا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ حِينَ يُصَلِّي لَهُ، فَلَا يَصْرِفُ عَنْهُ وَجْهَهُ حَتَّى يَكُونَ الْعَبْدُ هُوَ يَنْصَرِفُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 483: Abu Muhammad Fahd bin Sulaiman Al Mishri menceritakan kepada kami, Abu Taubah menceritakan kepada kami, —ia adalah Ar-Rabi’ bin Nafi’,— Muawiyah bin Salam menceritakan kepada kami dari Zaid bin Salam, sesungguhnya Abu Salam menceritakan kepadanya, ia berkata: Al Harits Al Asy’ari menceritakan kepadaku, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan kepadanya, sesungguhnya Allah SWT memerintahkan Yahya bin Zakaria dengan lima kalimat, di mana ia telah melaksanakannya, dan Allah juga memerintahkan Bani Israil melaksanakannya, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan nasehat kepada masyarakat kemudian bersabda, 'Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk melaksanakan shalat. Apabila kalian telah menghadapkan wajah kalian, hendaklah kalian tidak menoleh, karena Allah SWT memposisikan wajahnya pada wajah hamba-Nya saat melaksanakan shalat. Allah SWT tidak akan memalingkan wajah-Nya hingga hamba- Nya berpaling'. ” 616
Hadits No. : 484
صحيح ابن خزيمة ٤٨٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ شَيْبَانَ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ أَيْضًا نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ تَمَامٍ الْمِصْرِيُّ، نا يُوسُفُ بْنُ عَدِيٍّ، نا أَبُو الْأَحْوَصِ جَمِيعًا عَنْ أَشْعَثَ وَهُوَ ابْنُ أَبِي الشَّعْثَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الِالْتِفَاتِ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ: «هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ الْعَبْدِ» وَفِي خَبَرِ أَبِي الْأَحْوَصِ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْتِفَاتِ الرَّجُلِ فِي الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 484: Muhammad bin Utsman Al Ijli mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Muasa dari Syaiban mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Utsman juga menceritakan kepada kami, Abdullah bin Musa mengabarkan kepada kami, dari Israil, Ha’, Muhammad bin Amr bin Tamam Al Mishri menceritakan kepada kami, Yusuf bin Adi menceritakan kepada kami, Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami, semua dari Asy’ats, —ia adalah Abu Asy- Sya’tsa'— dari ayahnya, dari Masruq, dari Aisyah, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai berpaling di dalam shalat, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'menoleh di dalam shalat merupakan pencurian yang dilakukan oleh syetan dari shalat seorang'. ” 617 Dalam hadits Abu Al Ahwash: Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai seorang laki-laki yang menoleh di dalam shalat.
Hadits No. : 485
صحيح ابن خزيمة ٤٨٥: نا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدَ، عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ يَمِينًا وَشِمَالًا، وَلَا يَلْوِي عُنُقَهُ خَلْفَ ظَهْرِهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ - يَعْنِي يَلْحَظُ بِعَيْنِهِ يَمِينًا وَشِمَالًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 485: Abu Amar Al Hushein bin Harits mengabarkan kepada kami, Al Fadl bin Musa mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Said ia adalah Ibnu Abu Hind dari Tsaur bin Zaid dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh di dalam shalatnya ke kanan dan ke kiri namun tidak membengkokkan (menggerakkan tulang) lehernya ke belakang punggungnya. 618 Abu Bakar berkata, “Perkataannya, 'beliau menoleh di dalam shalatnya' maksudnya beliau melirik ke kanan dan ke kiri dengan matanya.
Hadits No. : 486
صحيح ابن خزيمة ٤٨٦: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، نا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، عَنِ اللَّيْثِ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ أَنَّهُ قَالَ: اشْتَكَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّيْنَا وَرَاءَهُ وَهُوَ قَاعِدٌ، وَأَبُو بَكْرٍ يُكَبِّرُ فَيَسْمَعُ النَّاسُ تَكْبِيرَهُ قَالَ: فَالْتَفَتَ إِلَيْنَا فَرَآنَا قِيَامًا فَأَشَارَ إِلَيْنَا فَقَعَدْنَا، فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: «إِنْ كِدْتُمْ آنِفًا تَفْعَلُونَ فِعْلَ فَارِسَ وَالرُّومِ، يَقُومُونَ عَلَى مُلُوكِهِمْ وَهُمْ قَعُودٌ، فَلَا تَفْعَلُوا، ائْتَمُّوا بِأَئِمَّتِكُمْ، إِنْ صَلَّى الْإِمَامُ قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا، وَإِنْ صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوا قُعُودًا» وَفِي خَبَرِ سَهْلِ بْنِ الْحَنْظَلِيَّةِ فِي بَعْثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَسَ بْنَ أَبِي مَرْثَدٍ لِيَحْرُسَهُمْ قَالَ: فَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْتَفِتُ إِلَى الشِّعْبِ حَتَّى إِذَا قَضَى صَلَاتَهُ فَسَلَّمَ، فَقَالَ لِي: أَبْشِرُوا فَقَدْ جَاءَكُمْ فَارِسُكُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 486: Ar-Rabi’ bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, Syuaib —yaitu Ibnu Al-Laits— mengabarkan kepada kami, dari Al-Laits dari Abu Az-Zubair dari Jabir, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah terserang rasa sakit dan kami melaksanakan shalat di belakang beliau, sementara beliau melaksanakannya dalam posisi duduk dan Abu Bakar —sedang melakukan takbiratul ihram—. Masyarakat mendengar takbiratul ihram dari Abu Bakar.” Lalu perawi berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun menoleh kepada kami, lalu beliau memandang sambil berdiri, kemudian memberi isyarat kepada kami, lalu kami pun duduk.” 619 Ketika selesai salam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja kalian melakukan perbuatan orang Persia dan Romawi. Mereka berdiri dihadapan raja-raja mereka yang duduk. Maka janganlah kalian lakukan hal tersebut. Ikutilah imam-imam kalian, apabila imam melaksanakan shalat dalam posisi berdiri, maka shalatlah dalam posisi berdiri dan apabila imam shalat dalam posisi duduk, maka shalatlah kalian dalam posisi duduk” Dalam hadits Sahi bin Al Handzalah, saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Anas bin Martsad untuk mengawasi mereka. Ia berkata, “Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepada masyarakat, sehingga apabila beliau selesai melaksanakan shalat, beliau mengucapkan salam. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku, 'Berilah kabar gembira, sebab orang Persia datang kepada kalian'. ”
Hadits No. : 487
صحيح ابن خزيمة ٤٨٧: ناه مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مَعْمَرُ بْنُ يَعْمُرَ، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَامٍ، أَخْبَرَنِي زَيْدٌ وَهُوَ ابْنُ سَلَامٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَامٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو كَبْشَةَ السَّلُولِيُّ، أَنَّهُ حَدَّثَهُ سَهْلُ بْنُ الْحَنْظَلِيَّةِ حَدَّثَنَاهُ فَهْدُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى أَبِي تَوْبَةَ الرَّبِيعِ بْنِ نَافِعٍ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَامٍ فِي حَدِيثٍ طَوِيلٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 487: Muhammad bin Yahya mengabarkan hadits kepada kami, Ma’mar bin Ya’mar mengabarkan kepada kami, Muawiyah bin Salam mengabarkan kepada kami, Zaid mengabarkan kepadaku —ia adalah Ibnu Salam— ia mendengar Abu Salam, Abu Kabsyah As-Salul menceritakan kepadaku bahwa Sahi bin Al Handzalah menceritakan hadits. Fahd bin Sulaiman menceritakan hadits kepada kami, ia berkata: Aku membacakan pada Abu Taubah Ar- Rabi’ bin Nafi', Muawiyah bin Salam menceritakan kepada kami dalam hadits yang panjang.620
Hadits No. : 488
صحيح ابن خزيمة ٤٨٨: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ الْقُرَشِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ» هَذَا حَدِيثُ الْمَخْزُومِيِّ وَقَالَ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ وَقَالَ أَحْمَدُ وَعَبْدُ الْجَبَّارِ: عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رِوَايَةً وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ: لَا صَلَاةَ إِلَّا بِقِرَاءَةِ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 488: Abdul Jabar bin Al A'la mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepadaku, Ha’, Al Hasan bin Muhammad, Ahmad bin Abdah, Said bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Muhammad bin Al Walid Al Quraisyi menceritakan kepada kami dan mereka berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az Zuhri dari Ahmad bin Rabi' dari Ubadah bin Ash-Shamith dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca surat Al Fatihah.’ 621 Ini adalah hadits Al Makhzumi. Al Hasan bin Muhammad berkata, "Hadits ini sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.” Ahmad dan Abdul Jabar (1066) berkata, “Terdapat satu riwayat dari Ubadah bin Ash-Shamith.” Muhammad bin Al Walid berkata, “Tidak sah shalat kecuali dengan membaca Al Fatihah.”
Hadits No. : 489
صحيح ابن خزيمة ٤٨٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ، أَنَّ أَبَا السَّائِبِ، أَخْبَرَهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ، فَهِيَ خِدَاجٌ، هِيَ خِدَاجٌ غَيْرَ تَامٍّ» ، فَقُلْتُ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، إِنِّي أَكُونُ أَحْيَانًا وَرَاءَ الْإِمَامِ قَالَ: فَغَمَزَ ذِرَاعِي وَقَالَ: يَا فَارِسِيُّ اقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 489: Ya’kub bin Ibrahim Ad Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij. Al Ala' bin Abdurrahman bin Ya’kub mengabarkan kepada kami, bahwa Abu As-Saib mengabarkan kepadanya ia mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melaksanakan shalat yang di dalamnya tidak dibacakan ummul Qur’an (Al Fatihah), maka ia kurang. Shalatnya kurang dan tidak sempurna.” Aku katakan, “Wahai Abu Hurairah sesungguhnya aku kadang-kadang berada persis di belakang Imam.” Ia berkata, “kemudian ia memberi isyarat dengan lenganku. Dan, berkata, “Wahai orang Persia bacalah Al Fatihah di dalam dirimu.” 622
Hadits No. : 49
صحيح ابن خزيمة ٤٩: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ، سَأَلَ عَائِشَةَ كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَتْ: «مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا» قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: «يَا عَائِشَةُ، إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 49: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Sa’id Al Maqburi dari Abu Salamah bin Abdurrahman mengabarkan kepadanya, bahwa ia bertanya kepada Aisyah, bagaimana dulu shalat Rasulullah SAW? la menjawab, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di bulan Ramadhan dan bulan lainnya tidak pernah melebihi shalat sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan kamu tanyakan bagus dan lamanya. Kemudian beliau shalat empat rakaat, lagi-lagi jangan kamu tanyakan bagus dan lamanya, kemudian beliau shalat tiga rakaat." Aisyah berkata (10-ba'), “Lalu aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum shalat witir?” Beliau menjawab, “Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, tapi hatiku tidak.”147
Hadits No. : 490
صحيح ابن خزيمة ٤٩٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُجْزِئُ صَلَاةٌ لَا يَقْرَأُ فِيهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ» قُلْتُ: فَإِنْ كُنْتُ خَلْفَ الْإِمَامِ، فَأَخَذَ بِيَدِي، وَقَالَ: اقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ يَا فَارِسِيُّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 490: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Wahab bin Jarir mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Tidak sah shalat yang tidak dibacakan surah Al Fatihah di dalamnya.”624 Aku katakan, "Bagaimana jika aku berada di belakang Imam?” Lalu beliau mengambil tanganku dan bersabda, "Bacalah Al Fatihah di dalam dirimu wahai orang Persia.”
Hadits No. : 491
صحيح ابن خزيمة ٤٩١: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ كَانُوا «يَسْتَفْتِحُونَ الْقِرَاءَةَ بِـ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 491: Basyr bin Muadz Al Aqadi mengabarkan kepada kami, Abu Awanah mengabarkan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas : Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman memulai bacaan shalat dengan baxaan Alhamdulillaahi Rabbil Alamin.625
Hadits No. : 492
صحيح ابن خزيمة ٤٩٢: نا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ كَانُوا «يَسْتَفْتِحُونَ الْقِرَاءَةَ بِـ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 492: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas: Sesungguhnya Nabi, Abu Bakar, Umar dan Utsman memulai bacaan shalat dengan Al Hamdulillah Rabbil Alamin.626
Hadits No. : 493
صحيح ابن خزيمة ٤٩٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ خِدَاشٍ، نا عُمَرُ بْنُ هَارُونَ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الصَّلَاةِ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] فَعَدَّهَا آيَةً، وَ {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الفاتحة: 2] آيَتَيْنِ، {وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} [الفاتحة: 5] وَجَمَعَ خَمْسَ أَصَابِعِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 493: Muhammad bin lahaq Ash-Shan’ani [mengabarkan kepada kami], Khalid bin Khidasy mengabarkan kopada kami, Amr bin Harun mengabarkan kepada kami, dari ibnu Juray, dari ibnu Abu Al Mulaikah, dari Umu Salamah: Sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat membaca basmalah dan beliau menghitungnya sebagai ayat. Bacaan Alhamdulillaahi rabbil aalamiin dua ayat dan bacaan Iyyaka nastaiin lalu nabi menyatukan kelima jari beliau.627
Hadits No. : 494
صحيح ابن خزيمة ٤٩٤: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ طُرُقَ هَذَا الْخَبَرِ وَأَلْفَاظَهَا فِي كِتَابِ الصَّلَاةِ، كِتَابِ «الْكَبِيرُ» ، وَفِي مَعَانِي الْقُرْآنِ وَأَمْلَيْتُ مَسْأَلَةً قَدْرَ جُزْءَيْنِ فِي الِاحْتِجَاجِ فِي هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ أَنَّ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فِي أَوَائِلِ سُوَرِ الْقُرْآنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 494: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Qatadah menceritakan hadits dari Anas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah, Abu Bakar dan Umar. Aku tidak pernah mendengar seorang pun dari mereka membaca basmalah. .628 Abu Bakar berkata; Aku telah meriwayatkan hadits ini dan redaksinya di dalam bab: Shalat, kitab Al kabir dan di dalam kitab Ma'anil Qur'an. Aku menulis masalah ini sekitar dua Juz, yaitu dalam mendasari masalah ini, bahwa basmalah merupakan bagian dari ayat Al Qur'an yang berada di setiap awal surat
Hadits No. : 495
صحيح ابن خزيمة ٤٩٥: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الْقُرَشِيُّ، نا وَكِيعٌ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: " صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ فَلَمْ يَجْهَرُوا بِـ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] "
Shahih Ibnu Khuzaimah 495: Salm bin Junadah Al Qarsyi mengabarkan kepada kami, Waki mengabarkan kepada kami, dari Syu'bah, dari Qatadah. dari Anas, ia berkata, "Aku pernah melaksanakan shalat di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman kemudian mereka tidak mengeraskan bacaan {BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM}.629
Hadits No. : 496
صحيح ابن خزيمة ٤٩٦: نا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا ابْنُ إِدْرِيسَ قَالَ: سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ " رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَجْهَرْ بِـ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] وَلَا أَبُو بَكْرٍ، وَلَا عُمَرُ، وَلَا عُثْمَانُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 496: Abu Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Ibnu Idris mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Said bin Abu Arubah berkata, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak panah mengeraskan bacaan basmalah. Demikian pula Abu Bakar, Umar dan Utsman. 630
Hadits No. : 497
صحيح ابن خزيمة ٤٩٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّنْعَانِيُّ، نا أَبُو الْجَوَّابِ، حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: " صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ فَلَمْ يَجْهَرُوا بِـ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] "
Shahih Ibnu Khuzaimah 497: Muhammad bin Ishaq Ash-Shan’ani [mengabarkan kepada kami], Abu Al Jawwab mengabarkan kepada kami, Ammar bin Ruzaiq menceritakan kepada kami, dari Al ‘Amasy dari Syu’bah dari Tsabit dari Anas, ia berkata: "Aku pernah melaksanakan shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar mereka tidak mengeraskan bacaan basmalah.631
Hadits No. : 498
صحيح ابن خزيمة ٤٩٨: نا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي شُرَيْحٍ الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ الْقَصِيرُ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ " يُسِرُّ بِـ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] فِي الصَّلَاةِ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الْخَبَرُ يُصَرِّحُ بِخِلَافِ مَا تَوَهَّمَ مَنْ لَمْ يَتَبَحَّرِ الْعِلْمَ وَادَّعَى أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ أَرَادَ بِقَوْلِهِ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ يَسْتَفْتِحُونَ الْقِرَاءَةَ بِـ {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الفاتحة: 2] ، وَبِقَوْلِهِ: لَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] أَنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَقْرَءُونَ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] جَهْرًا وَلَا خَفْيًا، وَهَذَا الْخَبَرُ يُصَرِّحُ أَنَّهُ أَرَادَ أَنَّهُمْ كَانُوا يُسِرُّونَ بِهِ وَلَا يَجْهَرُونَ بِهِ عِنْدَ أَنَسٍ أَبُو الْجَوَّابِ هُوَ الْأَحْوَصُ بْنُ جَوَّابٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 498: Ahmad bin Suraih Ar Razi mengabarkan kepada kami, Suwaid bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Imran Al Qushair menceritakan kepada kami, dari Al Hasan, dari Anas bin Malik; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merahasiakan bacaan basmalah di dalam shalat, juga Abu Bakar dan Umar. .632 Abu Bakar berkata, “Hadits ini menjelaskan secara berbeda dengan apa yang diasumsikan oleh orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Abu Bakar berasumsi bahwa Anas bin Malik dengan sanad-nya menginginkan, 'Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar memulai bacaan dengan bacaan hamdalah' dan dengan sabda Rasulullah, 'Aku tidak pernah mendengar seorang pun dari mereka tidak membaca basmalah sesungguhnya mereka tidak membaca bacaan basmalah, baik secara keras atau samar-samar. Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi menginginkan mereka untuk merahasiakan bacaan dengan tidak mengeraskannya menurut Anas. Abu Al Jawwab adalah Al Ahwash bin Jawwab.
Hadits No. : 499
صحيح ابن خزيمة ٤٩٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَخْبَرَنَا أَبِي وَشُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، نا خَالِدٌ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ: صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ، فَقَرَأَ: " {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] ، ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى بَلَغَ {وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] فَقَالَ: آمِينَ، وَقَالَ النَّاسُ: آمِينَ، وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الْجُلُوسِ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، وَيَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، جَمِيعُهَا لَفْظًا وَاحِدًا، غَيْرُ أَنَّ ابْنَ عَبْدِ الْحَكَمِ قَالَ: وَإِذَا قَامَ مِنَ الْجُلُوسِ فِي الِاثْنَيْنِ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدِ اسْتَقْصَيْتُ ذِكْرَ {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] فِي كِتَابِ مَعَانِي الْقُرْآنِ، وَبَيَّنْتُ فِي ذَلِكَ الْكِتَابِ أَنَّهُ مِنَ الْقُرْآنِ بِبَيَانٍ وَاضِحٍ غَيْرِ مُشْكِلٍ عِنْدَ مَنْ يَفْهَمُ صِنَاعَةَ الْعِلْمِ، وَيَتَدَبَّرُ مَا بَيَّنْتُ فِي ذَلِكَ الْكِتَابِ، وَيَرْزُقُهُ اللَّهُ فَهْمَهُ وَيُوَفِّقُهُ لِإِدْرَاكِ الصَّوَابِ وَالرَّشَادِ بِمَنِّهِ وَفَضْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 499: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam mengabarkan kepada kami, Ayahku dan Syuaib mengabarkan kepada kami, yaitu Ibnu Al-Laits, keduanya berkata, AI-Laits mengabarkan kepada kami, Khalid mengabarkan kepada kami, Ha’, Muham amd bin Yahya menceritakan kepada kami, Said bin Abu Maryam menceritakan kepada kami, Al-Laits mengabarkan kepada kami, Khalid bin Yazid menceritakan kepadaku, dari Ibnu Abu Hilal, dari Nu'aim Al Mujmar, ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat dibelakang Abu Hurairah, kemudian ia membaca basmalah, lalu membaca Al Fatihah hingga waladhdhaliin Kemudian ia mengucapkan, ‘Amin,' Orang-orang pun mengucapkan, ‘Amin.’ Abu Hurairah setiap kali sujud megucapkan, 'Allahu Akbar.' Apabila ia bangun dari duduk, maka ia mengucapkan, 'Allahu Akbar’, apabila ia mengucapkan salam, ia berkata, Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam hal melaksanakan shalat secara keseluruhan'.” Dengan redaksi yang sama. .633 Hanya saja Ibnu Abdul Hakam berkata, “Apabila ia bangun dari duduk yang kedua, maka ia mengucapkan, ’Allahu Akbar’” Abu Bakar berkata, “Aku telah menyebutkan secara detail mengenai bacaan basmalah dalam kitab Ma’ani Al Qur'an dan aku telah menjelaskan dalam kitab tersebut bahwa basmallah merupakan bagian dari Al Qur'an dengan penjelasan yang cukup dan tidak sulit untuk dipahami apa yang aku jelaskan di dalam kitab tersebut Mudah-mudahan Allah SWT memberikan pemahaman, sekaligus memberikan hidayah agar mereka dapat mencerna kebenaran dan petunjuk dengan nikmat dan anugerah-Nya.”
Hadits No. : 50
صحيح ابن خزيمة ٥٠: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ الْمَذْهَبَ أَبْعَدَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 50: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ali bin Hujr Al Sa’di menceritakan kepada kami, Isma’il -maksudnya Ibnu Ja’far- menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami dari Abu Salamah dari Al Mughirah bin Syu’bah, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila pergi berhajat, beliau menjauh. 148
Hadits No. : 500
صحيح ابن خزيمة ٥٠٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرِ بْنِ رِبْعِيٍّ الْقَيْسِيُّ، نا أَبُو أُسَامَةَ حَمَّادُ بْنُ أُسَامَةَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ الْأَنْصَارِيُّ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ الْحُرَقِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا أُعَلِّمُكَ سُورَةً مَا أُنْزِلَ فِي التَّوْرَاةِ، وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ، وَلَا فِي الْقُرْآنِ مَثَلُهَا» ، قُلْتُ: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «لَعَلَّكَ أَنْ لَا تَخْرُجَ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ حَتَّى أُحَدِّثَكَ بِهَا» ، فَقُمْتُ مَعَهُ فَجَعَلَ يُحَدِّثُنِي، وَيَدِي فِي يَدِهِ، فَجَعَلْتُ أَتَبَاطَأُ كَرَاهِيَةَ أَنْ يَخْرُجَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُخْبِرَنِي بِهَا، فَلَمَّا دَنَوْتُ مِنَ الْبَابِ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، السُّورَةُ الَّتِي وَعَدْتَنِي قَالَ: «كَيْفَ تَبْدَأُ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ؟» قَالَ: فَقَرَأْتُ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ، فَقَالَ: " هِيَ، هِيَ، وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي الَّذِي قَالَ اللَّهُ: {وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ} [الحجر: 87] هُوَ الَّذِي أُوتِيتُهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 500: Muhammad bin Ma’mar bin Rabi’ Al Qaisi mengabarkan kepada kami, Abdul Hamad bin Usamah mengabarkan kepada kami, Abdul Hamid bin Ja’far Al Anshari mengabarkan kepada kami dari Al Ala' bin Abdurrahman bin Ya’kub Al Huraqi dari ayahnya dari Abu Hurairah, dari Ubai bin Ka’ab, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan satu surat yang tidak pernah diturunkan dalam kitab Taurat, Injil dan Al-Qur’an?” Aku katakan, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mudah-mudahan (67-alif) kamu tidak keluar dari pintu tersebut hingga aku menceritakannya kepadamu.” Lalu aku berdiri bersamanya kemudian beliau berbicara kepadaku, dan tanganku menggenggam tangan beliau, lalu aku memperlambat diri karena aku tidak ingin beliau keluar sebelum mengabarkan surat tersebut kepadaku. Ketika aku berada di dekat pintu, maka aku katakan, “Wahai Rasulullah mana surat yang engkau janjikan kepadaku?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, “Bagaimana engkau memulai apabila engkau melaksanakan shalat?” ia berkata, “Aku membaca Al Fatihah.” Beliau bersabda, “Itu adalah As-Sab’ul Matsani yang difirmankan oleh Allah SWT, 'Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang.' (Qs. Al Hijr [15]: 84) Itulah yang akan aku berikan.”.634 .635
Hadits No. : 501
صحيح ابن خزيمة ٥٠١: نا حَوْثَرَةُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو الْأَزْهَرِ، نا أَبُو أُسَامَةَ، نا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنِي الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي التَّوْرَاةِ، وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ، وَلَا فِي الْقُرْآنِ مِثْلَ أُمِّ الْكِتَابِ، وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 501: Hautsarah bin Muhammad Abui Azhar mengabarkan kepada kami, Abu Usamah mengabarkan kepada kami, Abdul Hamid bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Al Ala' bin Abdurrahman bin Ya’kub menceritakan kepadaku dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Ubai bin Ka’ab, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak menurunkan surat di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an seperti surat Al Fatihah. Al Fatihah adalah Assab’ul Matsani.” 636
Hadits No. : 502
صحيح ابن خزيمة ٥٠٢: نا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْيَحْمَدِيُّ قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا السَّائِبِ مَوْلَى هِشَامِ بْنِ زُهْرَةَ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ، فَهِيَ خِدَاجٌ، فَهِيَ خِدَاجٌ غَيْرُ تَمَامٍّ» ، فَقُلْتُ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، إِنِّي أَكُونُ أَحْيَانًا وَرَاءَ الْإِمَامِ، فَغَمَزَ ذِرَاعِي، وَقَالَ: اقْرَأْ بِهَا يَا فَارِسِيُّ فِي نَفْسِكَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، فَنِصْفُهَا لِي وَنِصْفُهَا لِعَبْدِي، يَقُولُ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الفاتحة: 2] يَقُولُ اللَّهُ: حَمِدَنِي عَبْدِي، يَقُولُ الْعَبْدُ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] ، يَقُولُ اللَّهُ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، يَقُولُ الْعَبْدُ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ} ، يَقُولُ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي، وَهَذِهِ الْآيَةُ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، يَقُولُ الْعَبْدُ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} [الفاتحة: 5] ، فَهَذِهِ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، يَقُولُ الْعَبْدُ {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] ، فَهُوَ لِعَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 502: Atabah bin Abdullah Al Yahmadi mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku membaca pada Malik bin Anas dari Al Ala' bin Abdurrahman, sesungguhnya ia mendengar Abu As-Saib —hamba sahaya Hisyam bin Jahrah— berkata, aku mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melaksanakan shalat dan di dalamnya tidak dibacakan Ummul Qur'an, maka shalatnya kurang, maka shalatnya kurang. Shalatnya kurang tidak sempurna.” Aku katakan, ‘"Wahai Abu Hurairah sesungguhnya aku terkadang berada di belakang imam.” Lalu ia menarik lenganku dan berkata, 'Bacalah surah Al Fatihah wahai orang Persia pada dirimu. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah SWT berfirman, ’Aku membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian. Sebagian shalat untuk-Ku dan sebagian shalat lainnya untuk hamba-Ku. Seorang hamba berkata, 'Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam’ Allahu SWT berfirman, ‘Hamba-ku memujiku.’ Seorang hamba berkata, ‘Maha pemurah lagi Maha Penyayang’, Allah SWT berfirman, 'Hamba-ku memuji kepadaku.’ Seorang hamba berkata, ‘ Yang menguasai hari pembalasan.’ Allah SWT berfirman, 'Hamba-Ku mengagungkanku.' Ayat ini di antara diri-Ku dan hamba-Ku. Seorang hamba berkata, ‘Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.' Ayat ini di antara diri-Ku dan hamba-Ku serta hamba-Ku berhak atas apa yang ia minta Seorang hamba berkata, Tunjukilah kami jalan yang lurus; (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi) dan bukan (jalan pula) mereka yang sesat (Nasrani).’ Maka ia untuk hamba-Ku dan hamba-Ku berhak atas apa yang ia minta."637
Hadits No. : 503
صحيح ابن خزيمة ٥٠٣: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَا: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ، وَأَبَانُ بْنُ يَزِيدَ جَمِيعًا عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةٍ، وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا، وَيَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: كُنْتُ أَحْسَبُ زَمَانًا أَنَّ هَذَا الْخَبَرَ فِي ذِكْرِ قِرَاءَةِ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ لَمْ يَرْوِهِ غَيْرُ أَبَانَ بْنِ يَزِيدَ، وَهَمَّامُ بْنُ يَحْيَى عَلَى مَا كُنْتُ أَسْمَعُ أَصْحَابَنَا مِنْ أَهْلِ الْآثَارِ يَقُولُونَ، فَإِذَا الْأَوْزَاعِيُّ مَعَ جَلَالَتِهِ قَدْ ذَكَرَ فِي خَبَرِهِ هَذِهِ الزِّيَادَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 503: Yakub bin Ibrahim Ad- Dauraqi dan Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Hamman dan Aban bin Yazid mengabarkan kepada kami. Semuanya berasal dari Yahya bin Abu Katsir dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membaca di dalam dua rakaat shalat Zhuhur dan Ashar, surah Al Fatihah dan satu surat di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang memperdengarkannya kepada kita, dan [dalam] dua rakaat terakhir membaca Al Fatihah. Abu Bakar berkata, “Aku mengira dari dahulu bahwa hadits ini yang menyebutkan bacaan Al Fatihah dalam dua rakaat terakhir shalat Zhuhur dan Ashar, dimana hadits tersebut tidak diriwayatkan kecuali oleh Aban bin Yazid dan Hamman bin Yahya dari apa yang aku dengar dari para pengikut kami yang merupakan pakar hadits. (67-ba’) Mereka berkata, “Al Auza'i dengan kebesaran jiwanya telah menyebutkan redaksi tambahan dalam hadits ini. 638
Hadits No. : 504
صحيح ابن خزيمة ٥٠٤: قَالَ: كَذَلِكَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَيْمُونٍ الْمَكِّيُّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُصَلِّي بِنَا الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ، فَيَقْرَأُ فِي الْأُولَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةٍ مَعَهَا، وَفِي الْأُخْرَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الْأُولَى وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 504: Berkata, demikian pula Muhammad bin Maimun Al Makki menceritakan kepada kami, Yahya bin Katsir menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat Zhuhur dan Ashar bersama kami, kemudian beliau membaca Fatihah dan surat lain bersamanya, dan dalam dua rakaat terakhir beliau membaca Al Fatihah saja. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanjangkan bacaan pada rakaat pertama dan terkadang memperdengarkan satu ayat kepada kami.” 639
Hadits No. : 505
صحيح ابن خزيمة ٥٠٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بْنُ عُمَيْرٍ، ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، نا الْأَعْمَشُ، وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ قَالَ: سَأَلْنَا خَبَّابًا، أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ؟ قَالَ: «نَعَمْ» ، قُلْنَا: بِأَيِّ شَيْءٍ عَلِمْتُمْ؟ قَالَ: «بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ» وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ وَالْمَخْزُومِيُّ وَأَبُو كُرَيْبٍ: بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 505: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib mengabarkan kepada kami, Abu Usamah mengabarkan kepada kami dari Al A'masy, Umarah bin Umair menceritakan kepada kami, Ha', Abdul Jabar bin Al A'la' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Al Amasy menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdah dan Said bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan bin Uyainah dari Al A'masy, Ha', Ya'kub bin Ibrahim, Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami dari Umarah bin Umair dari Abu Ma’mar, ia berkata: Kami pernah bertanya kepada Khabbab, “Apakah Rasulullah membaca bacaan Al Qur'an dalam shalat Zhuhur dan Ashar?” Ia berkata, “Yah!” Kami tanyakan, “Dengan apa kalian mengetahuinya?” Ia menjawab, “Dengan gerakan jenggot beliau.” 640 Ad-Daruqi, Al Makhzumi dan Abu Karib juga berkata, “Dengan gerakan jenggot beliau.”
Hadits No. : 506
صحيح ابن خزيمة ٥٠٦: نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، وَقَالَ سَلْمٌ: عَنِ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ، وَقَالَ: بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ نا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَارَةَ بْنَ عُمَيْرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ، وَقَالَ: لِحْيَتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 506: Ya'kub Ad-Dauraqi dan Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Waqi' menceritakan kepada kami, Ad-Dauraqi berkata, Ia berkata, Al A'masy menceritakan kepada kami, Salam berkata, dari Al A'masy, dengan sanad sejenisnya, dan ia berkata, “Dengan gerakan jenggot beliau.“ 641 Basyir bin Khalid Al Askari mengabarkan kepada kami, Muhammad —maksudnya adalah Ibnu Ja’far— menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Sulaiman, ia berkata, Aku mendengar Umarah bin Umair dengan sanad ini. Hadits sejenis, dan ia berkata, “Jenggot beliau.”
Hadits No. : 507
صحيح ابن خزيمة ٥٠٧: نا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، نا الْوَلِيدُ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنِي أَبُو عَمْرٍو وَهُوَ الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، ح وَحَدَّثَنَا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ الْخَوْلَانِيُّ، نا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ، نا الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي قَتَادَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَقْرَأُ بِأُمِّ الْقُرْآنِ، وَسُورَتَيْنِ مَعَهَا فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ، وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ» قَالَ عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ، عَنْ أَبِيهِ وَقَالَ أَيْضًا: يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 507: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Ali bin Sahi Ar-Ramli mengabarkan kepada kami, Al Walid yaitu Ibnu Muslim mengabarkan kepada kami, Abu Amr menceritakan kepadaku ia adalah Al Auzai Yahya bin Abu Katair menceritakan kepadaku, Ha’, Bahr bin Naahir Al Khaulani menceritakan kepadaku, Baayar bin Bakar menceritakan kepada kami, Al Auza i menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepadaku, Abdullah bin Abu Qatadah menceritakan kepadaku, Ayahku menceritakan kepadaku, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca Al Fatihah dan dua surat secara bersamaan dalam dua Rakaat pertama dari shalat Zhuhur dan Ashar, dan Raaulullah terkadang memperdengarkan bacaan satu ayat kepada kami. Raaulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperpanjang waktu pada rakaat pertama ahalat Zhuhur” 642 Ali bin Sahi berkata: Dari ayahnya dan ia juga berkala, “Raaulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperpanjang waktu pada rakaat pertama shalat Zhuhur”
Hadits No. : 508
صحيح ابن خزيمة ٥٠٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَلَكِ بْنُ عُمَيْرٍ، ح وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ، أَنَّ أَهْلَ الْكُوفَةِ شَكَوْا سَعْدًا إِلَى عُمَرَ، فَذَكَرُوا مِنْ صَلَاتِهِ، فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ عُمَرُ، فَقَدِمَ عَلَيْهِ، فَذَكَرَ لَهُ مَا عَابُوهُ مِنْ أَمْرِ الصَّلَاةِ، فَقَالَ: " إِنِّي لَأُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ، فَمَا أَخْرِمُ عَنْهَا، إِنِّي لَأَرْكُدُ بِهِمْ فِي الْأُولَيَيْنِ، وَأَحْذِفُ بِهِمْ فِي الْأُخْرَيَيْنِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ " هَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ، وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ: وَأُخَفِّفُ الْأُخْرَيَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 508: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, Ha’, Abdul Malik bin Umair mengabarkan kepada kami, Ha’, Said bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Abdul Malik bin Umair, dari Jabir bin Samrah: Sesungguhnya penduduk Kufah mengadukan Sa'ad kepada Umar. Mereka menyebutkan masalah shalat yang dilaksanakan Saad, kemudian Umar mengirim seorang utusan untuk mendatanginya dan menyebutkan apa yang mereka anggap sebagai cacat pada Saad berkenaan dengan masalah shalat tersebut. Sa'ad berkata, "'Sesungguhnya aku akan melaksanakan shalat seperti yang dilaksanakan oleh Rasulullah bersama mereka dan aku tidak akan merusak shalat tersebut, Sesungguhnya aku ingin berdiam lama bersama mereka dalam dua rakaat pertama dan menghilangkannya (memendekkannya) bersama mereka pada dua rakaat terakhir." Umar berkata kepada Sa'ad, "Itu hanya asumsimu saja wahai Abu Ishaq.” 643 Ini adalah hadits Ad-Dauraqi. Al Makhzumi berkata, "Dan, aku meringankan (memendekkan) bacaan pada dua rakaat terakhir."
Hadits No. : 509
صحيح ابن خزيمة ٥٠٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَأَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا مَنْصُورٌ وَهُوَ ابْنُ زَاذَانَ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ وَهُوَ أَبُو بِشْرٍ، عَنْ أَبِي الصِّدِّيقِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: " كُنَّا نَحْزِرُ قِيَامَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الظُّهْرِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ قَدْرَ قِرَاءَةِ ثَلَاثِينَ آيَةً قَدْرَ قِرَاءَةِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ قَالَ: وَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ عَلَى النِّصْفِ مِنْ ذَلِكِ قَالَ: وَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي الْأُولَيَيْنِ مِنَ الْعَصْرِ عَلَى النِّصْفِ مِنْ ذَلِكَ " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ زِيَادِ بْنِ أَيُّوبَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 509: Ya’kub bin Ibrahim Ad Dauruqi dan Abu Hasyim Ziad bin Ayub serta Ahmad bin Mani’ mengabarkan kepada kami. Mereka berkata, Husyaim menceritakan kepada kami, Manshur mengabarkan kepada kami —ia adalah Ibnu Zadzan— dari Al Walid bin Muslim —ia adalah Abu Basyar— dari Abu Ash-Shadiq dari Abu Said Al Khudri, ia berkata, “Kami mengukur lamanya waktu berdiri Rasulullah saat melaksanakan shalat Zhuhur; yaitu di dalam dua rakaat pertama adalah sepanjang lamanya bacaan tiga puluh ayat Al Qur'an, yaitu seukuran panjangnya bacaan alim lam mim sajadah." Ia berkata, “Kami mengukur lamanya waktu berdiri Rasulullah di dalam dua rakaat terakhir adalah sepanjang separuh dari bacaan tersebut (lam mim sajadah).” Ia berkata, 'Kami mengukur lama waktu berdiri Rasulullah dalam dua rakaat pertama shalat Ashar adalah sepanjang separuh dari bacaan tersebut.” 644 Ini adalah redaksi hadits Ziad bin Ayub.
Hadits No. : 51
صحيح ابن خزيمة ٥١: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا أَبُو جَعْفَرٍ الْخَطْمِيُّ قَالَ: بُنْدَارٌ: قُلْتُ لِيَحْيَى: مَا اسْمُهُ؟ فَقَالَ: عُمَيْرُ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ خُزَيْمَةَ، وَالْحَارِثُ بْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي قُرَادٍ قَالَ: «خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَأَيْتُهُ خَرَجَ مِنَ الْخَلَاءِ، وَكَانَ إِذَا أَرَادَ حَاجَةً أَبْعَدَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 51: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, Abu Ja’far Al Khathmi menceritakan kepada kami, —Bundar berkata, “Aku pernah berkata kepada Yahya, “Siapa namanya?” Dia menjawab, “Umair bin Yazid.”— Umarah bin Khuzaimah dan Al Harits bin Fudhail menceritakan kepadaku dari Abdurrahman bin Abu Qurad, ia berkata, “Aku pernah pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku melihat beliau keluar dari kamar kecil. Bila beliau ingin buang hajat, beliau menjauh.” 149. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 510
صحيح ابن خزيمة ٥١٠: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، نا شُعْبَةُ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ قَالَ: سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ سَمُرَةَ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِـ اللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى، وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَحْوِهَا، وَيَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ بِأَطْوَلَ مِنْ ذَلِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 510: Yahya bin Hakim dan Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Simak bin Harb, ia berkata: Aku mendengar Jabir bin Samurah berkata, “Rasulullah di dalam shalat dzuhur dan ashar membaca surat Wallaili idzaa yaghsyaa dan Wasyamsi wa dhuhaaha serta surat-surat sejenisnya dan membaca surat yang lebih panjang dari itu di dalam shalat Subuh.”" 645
Hadits No. : 511
صحيح ابن خزيمة ٥١١: نا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، عَنْ حُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ قَاضِي مَرْوَ قَالَ: أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيُّ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ بِـ إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ وَنَحْوِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 511: Muhammad bin Harb Al wasithi mengabarkan kepada kami, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami dari Hushain bin Waqid —seorang hakim di kawasan Marwa— ia berkata: Abdullah bin Buraidah Al Aslami mengabarkan kepadaku dari ayahnya, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat Zhuhur membaca Idzas-samaaun syaqqat dan surat sejenisnya.“ 646
Hadits No. : 512
صحيح ابن خزيمة ٥١٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرِ بْنِ رِبْعِيٍّ الْقَيْسِيُّ، نا رَوْحُ بْنُ عِبَادَةَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، ثنا قَتَادَةُ، وَثَابِتٌ، وَحُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُمْ كَانُوا «يَسْمَعُونَ مِنْهُ النَّغَمَةَ فِي الظُّهْرِ بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 512: Muhammad bin Ma’mar bin Rib’i Al Qaisi mengabarkan kepada kami, Rauh bin Ibadah mengabarkan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, Qatadah. Tsabit dan Humaid menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW; Sesungguhnya mereka mendengarkan dari beliau bunyi bacaan surat di dalam shalat Zhuhur berupa sabbihisma rabbikal a 'laa dan hal ataaka hadiitsul ghaasyiyah.647
Hadits No. : 513
صحيح ابن خزيمة ٥١٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو مَعْمَرٍ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا حَنْظَلَةُ السَّدُوسِيُّ قَالَ: قُلْتُ لِعِكْرِمَةَ: رُبَّمَا " قَرَأْتُ فِي صَلَاةِ الْمَغْرِبِ بِـ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ، وَإِنَّ نَاسًا يَعِيبُونَ ذَاكَ عَلَيَّ قَالَ: «سُبْحَانَ اللَّهِ، وَمَا بَأْسُ ذَاكَ؟ اقْرَأْ بِهِمَا فَإِنَّهُمَا مِنَ الْقُرْآنِ» ، ثُمَّ قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ جَاءَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يَقْرَأْ فِيهِمَا إِلَّا بِأُمِّ الْكِتَابِ " هَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ: وَأَنَّ أَقْوَامًا يَعِيبُونَ، وَلَمْ يَقُلْ: وَمَا بَأْسُ ذَاكَ؟ وَقَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُقْرَأْ فِيهِمَا إِلَّا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ لَمْ يَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 513: Muhammad bin Ziad bin mengabarkan kepada kami. Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami. Abu Ma'mar mengabarkan kepada kami. Abdul Warits mengabarkan kepada kami. Handzalah As-Sadusi mengabarkan kepada kami. aku panah mengatakan kepada Ikrimah. 'Terkadang dalam shalat maghrib aku membaca Qul Audzu Birrabbil Falaq dan Qul Audzu birrabbinnaas dan sesungguhnya banyak orang menganggap buruk hal tersebut atasku? ” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 'Maha suci Allah! dan hal tersebut, tidaklah mengapa. Bacalah kedua surat tersebut karena sesungguhnya keduanya merupakan bagian dari Al Qur an'.” Kemudian ia berkala. "Ibnu Abbas menceritakan kepadaku sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah datang, kemudian beliau melaksanakan shalat dua rakaat dan tidaklah pada dua rakaat tersebut beliau membaca kecuali Ummul Kitab” 648 Ini adalah hadits Muhammad bin Yahya. Muhammad bin Ziad berkata. “Dan. sesungguhnya banyak kaum menganggap buruk dan Rasulullah tidak mengatakan bahwa hal tersebut tidak apa-apa.” Lalu ia berkata, "Ibnu Abbas menceritakan kepadaku, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, lalu beliau melaksanakan shalat dua rakaat dan tidaklah dalam dua rakaat tersebut beliau membaca surat kecuali Al Faatihah. dan beliau tidak menambahkan bacaan surat lain sama sekali.
Hadits No. : 514
صحيح ابن خزيمة ٥١٤: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يَقُولُ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِـ الطُّورِ " نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، حَدَّثَنَا مَالِكٌ، حَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ، عَنِ ابْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ أَبِيهِ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 514: Abdul Jabar Al Ala mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Az-Zuhri berkata, Muhammad bin Zubair bin Muth’im mengabarkan kepadaku dari ayahnya. Sesungguhnya ia mendengar Nabi di dalam shalat maghrib membaca surah Ath-Thur649 Ali bin Khasyram dan Said bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Ibnu Uyainah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri dari Muhammad bin Jubair (68-ba’) bin Muth’im dari ayahnya, Ha’, Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepadaku dari Ibnu Jubair bin Math’am dari ayahnya hadits sejenis.
Hadits No. : 515
صحيح ابن خزيمة ٥١٥: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو عَاصِمٍ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ مَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْمَغْرِبِ بِطُولَى الطُّولَيَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 515: Bundar mengabarkan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Mulaikah, dari Urwah bin Az-Zubair, dari Marwan bin Al Hakam, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata, "Nabi di dalam shalat Maghrib membaca satu dari dua surat terpanjang." 650
Hadits No. : 516
صحيح ابن خزيمة ٥١٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، نا رَوْحُ بْنُ عِبَادَةَ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي مُلَيْكَةَ يَقُولُ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَخْبَرَنِي مَرْوَانُ بْنُ الْحَكَمِ قَالَ: قَالَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ: مَا لَكَ " تَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِقِصَارِ الْمُفَصَّلِ، لَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِطُولَى الطُّولَيَيْنِ قَالَ: قُلْتُ: وَمَا طُولَى الطُّولَيَيْنِ؟ قَالَ: الْأَعْرَافُ فَسَأَلْتُ ابْنَ أَبِي مُلَيْكَةَ، وَمَا الطُّولَيَانِ؟ فَقَالَ - مِنْ قِبَلِ رَأْيِهِ: الْأَنْعَامُ وَالْأَعْرَافُ " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّزَّاقِ. وَفِي خَبَرِ رَوْحٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ مَرْوَانُ بْنُ الْحَكَمِ: قَالَ لِي زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ: قَالَ: سَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ نَصْرٍ الْمُقْرِئَ يَقُولُ: أَشْتَهِي أَنْ أَقْرَأَ فِي الْمَغْرِبِ مَرَّةً بِالْأَعْرَافِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 516: Muhammad bin Ma’mar Al Qaisi mengabarkan kepada kami, Rauh bin Ibadah mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Al Husein bin Mahdi menceritakan kepada kami, Abdur-Razaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Abdullah bin Abu Mulaikah berkata, Urwah bin Zubair mengabarkan kepadaku, Marwan bin Al Hakam mengabarkan kepadaku, ia berkata: Zaid bin Tsabit berkata, "Mengapa engkau membaca surat-surat pendek di dalam shalat maghrib? Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat maghrib membaca salah satu dari dua surat terpanjang.” Ia berkata, “Apakah salah satu dari dua surat terpanjang itu?” Ia berkata, “Surah Al ‘Araaf." Aku bertanya kepada Ibnu Abu Malikah, “Apa yang dimaksud dengan dua surat terpanjang?” Ia berkata berdasarkan pandangannya, “Surat Al An 'aam dan Al ‘Araaf. Ini adalah redaksi hadits Abdur-Razaq. Dalam hadits Rauh, ia berkata, Ibnu Abu Mulaikah mengabarkan kepadaku, dari Urwah bin Az-Zubair. Marwan bin Al Hakam berkata, Zaid bin Tsabit berkata kepadaku. ia berkata, “Aku mendengar Ahmad bin Nasr Al Muqri berkata, “Dalam shalat maghrib terkadang aku ingin membaca surat Al Araaf.” 651
Hadits No. : 517
صحيح ابن خزيمة ٥١٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَاضِرٌ، نا هِشَامٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِسُورَةِ الْأَعْرَافِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ كِلْتَيْهِمَا " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَا أَعْلَمُ أَحَدًا تَابَعَ مُحَاضِرَ بْنَ الْمُوَرِّعِ في هَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ أَصْحَابُ هِشَامٍ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ أَوْ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ، شَكَّ هِشَامٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 517: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Muhadhir mengabarkan kepada kami, Hisyam mengabarkan kepada kami dari ayahnya dari Zaid bin Tsabit; Sesungguhnya nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat Maghrib membaca surat Al Araaf pada dua rakaat pertama berturut-turut. 652 Abu Bakar berkata, “Aku tidak mengetahui satu orang pun yang mengikuti Muhadhir bin Al Muwarri dengan sanad ini,“ Pengikut Hisyam di dalam sanad ini berkata, “Dari Zaid bin Tsabit atau dari Abu Ayub terdapat keraguan dari Hisyam.“
Hadits No. : 518
صحيح ابن خزيمة ٥١٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ أَبَا أَيُّوبَ، أَوْ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ - شَكَّ هِشَامٌ - قَالَ لِمَرْوَانَ - وَهُوَ أَمِيرُ الْمَدِينَةِ - " إِنَّكَ تُخِفُّ الْقِرَاءَةَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ مِنَ الْمَغْرِبِ، فَوَاللَّهِ، لَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِسُورَةِ الْأَعْرَافِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ جَمِيعًا، فَقُلْتُ لِأَبِي: مَا كَانَ مَرْوَانُ يَقْرَأُ فِيهِمَا؟ قَالَ: مِنْ طُوَلِ الْمُفَصَّلِ " وَهَكَذَا رَوَاهُ وَكِيعٌ، وَشُعَيْبُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ هِشَامٍ قَالَا: عِنْ زَيْدٍ أَوْ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 518: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraih mengabarkan kepada kami, Abu Usamah mengabarkan kepada kami dari Hisyam dari ayahnya, sesungguhnya Abu Ayub atau Zaid bin Tsabit —Hisyam ragu— ia berkata kepada Marwan —yang menjadi penguasa kota Madinah—, “Sesungguhnya engkau meringankan (memendekkan) bacaan surat dalam dua rakaat shalat Maghrib. Demi Allah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam dua rakaat tersebut membaca surah Al A'raaf hingga selesai." Lalu aku pertanyakan hal tersebut kepada ayahku. Marwan tidak pernah membacanya di dalam dua rakaat tersebut? Ia berkata, "Yang dibaca adalah surat yang panjang.” 653 Demikianlah Waqi’ dan Syuaib bin Ishaq meriwayatkan hadits dari Hisyam, keduanya berkata, “Menurut Zaid atau dari Abu Ayub.”
Hadits No. : 519
صحيح ابن خزيمة ٥١٩: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، ح نا أَبُو كُرَيْبٍ، نا شُعَيْبُ بْنُ إِسْحَاقَ، ح نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، ح وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الزُّهْرِيُّ، نا سُفْيَانُ، نا الزُّهْرِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، ح وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ أُمِّهِ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِالْمُرْسَلَاتِ " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ الدَّوْرَقِيِّ غَيْرَ أَنَّ عَبْدَ الْجَبَّارِ لَمْ يَقُلْ: فِي الْمَغْرِبِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 519: Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waqi’ mengabarkan kepada kami, Abu Kuraib mengabarkan kepada kami, Syuaib bin Ishaq mengabarkan kepada kami. Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Abdullah mengabarkan kepada kami, Ha', Said bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, Ha', Abdullah bin Muhammad Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Ha', Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Az zuhri dari Ubaidillah bin Abdullah, Ha', Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah, dari Ibnu Abbas, dari ibunya; Ummul Fadl binti Al Harits; Sesungguhnya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surah Al Mursalat dalam shalat Maghrib. 654 Ini adalah redaksi hadits Ad-Dauraqi. Hanya saja Abdul Jabar tidak mengatakan, “Dalam shalat maghrib.”
Hadits No. : 52
صحيح ابن خزيمة ٥٢: ثنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُنِي أَتَمَشَّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأْنَتَهِي إِلَى سُبَاطَةِ قَوْمٍ، فَقَامَ يَبُولُ كَمَا يَبُولُ أَحَدُكُمْ، فَذَهَبْتُ أَتَنَحَّى مِنْهُ، فَقَالَ: «ادْنُهْ» فَدَنَوْتُ مِنْهُ حَتَّى قُمْتُ عَقِبَهُ حَتَّى فَرَغَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 52: Abu Hasyim Ziad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur dari Abu Wa'il dari Hudzaifah, ia berkata, “Aku melihat saat aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau berhenti di tempat sampah suatu kaum. Beliau berdiri buang air kecil seperti halnya satu di antara kita buang air kecil. Aku pergi menjauh dari beliau, tapi beliau bersabda, “Mendekatlah!” Akupun mendekat hingga berdiri di belakang beliau sampai selesai.” 150
Hadits No. : 520
صحيح ابن خزيمة ٥٢٠: ثنا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، أنا الضَّحَّاكُ وَهُوَ ابْنُ عُثْمَانَ، حَدَّثَنِي بُكَيْرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَشَجِّ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ يَسَارٍ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَشْبَهَ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فُلَانٍ، لِأَمِيرٍ كَانَ بِالْمَدِينَةِ قَالَ سُلَيْمَانُ: «فَصَلَّيْتُ أَنَا وَرَاءَهُ فَكَانَ يُطِيلُ فِي الْأُولَيَيْنِ، وَيُخَفِّفُ الْأُخْرَيَيْنِ، وَيُخَفِّفُ الْعَصْرَ، وَكَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَيَيْنِ مِنَ الْمَغْرِبِ بِقِصَارِ الْمُفَصَّلِ، وَفِي الْأُولَيَيْنِ مِنَ الْعِشَاءِ بِوَسَطِ الْمُفَصَّلِ، وَفِي الصُّبْحِ بِطُوَلِ الْمُفَصَّلِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الِاخْتِلَافُ فِي الْقِرَاءَةِ مِنْ جِهَةِ الْمُبَاحِ، جَائِزٌ لِلْمُصَلِّي أَنْ يَقْرَأَ فِي الْمَغْرِبِ وَفِي الصَّلَوَاتِ كُلِّهَا الَّتِي يُزَادُ عَلَى فَاتِحَةِ الْكِتَابِ فِيهَا بِمَا أَحَبَّ، وَشَيْئًا مِنْ سُوَرِ الْقُرْآنِ، لَيْسَ بِمَحْظُورٍ عَلَيْهِ أَنْ يَقْرَأَ بِمَا شَاءَ مِنْ سُوَرِ الْقُرْآنِ، غَيْرُ أَنَّهُ إِذَا كَانَ إِمَامًا فَالِاخْتِيَارُ لَهُ أَنْ يُخَفِّفَ فِي الْقِرَاءَةِ، وَلَا يُطَوِّلَ بِالنَّاسِ فِي الْقِرَاءَةِ فَيَفْتِنَهُمْ كَمَا قَالَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ فَتَّانًا، وَكَمَا أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَئِمَّةَ أَنْ يُخَفِّفُوا الصَّلَاةَ، فَقَالَ: «مَنْ أَمَّ مِنْكُمُ النَّاسَ فَلْيُخَفِّفْ» وَسَأُخَرِّجُ هَذِهِ الْأَخْبَارَ أَوْ بَعْضَهَا فِي كِتَابِ الْإِمَامَةِ؛ فَإِنَّ ذَلِكَ الْكِتَابَ مَوْضِعُ هَذِهِ الْأَخْبَارِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 520: Bundar menceritakan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami —maksudnya adalah Al Hanafi- Ad Dhahak —ia adalah Ibnu Utsman— memberitahukan kepada kami, Bukair bin Abdullah bin Al Asyaj menceritakan kepadaku, Sulaiman bin Y asar menceritakan kepada kami, sesungguhnya ia mendengar Abu Hurairah berkata, “Aku tidak pernah melihat seorangpun melaksanakan shalat mirip dengan shalat yang dilaksanakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali Fulan yang pernah menjabat sebagai penguasa kota Madinah.” Sulaiman berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat dibelakangnya, ia memanjangkan (melamakan waktu) bacaan dalam dua rakaat pertama dan memendekkan bacaan pada dua rakaat terakhir, dan memendekkan juga pada shalat ashar. Ia di dalam dua rakaat pertama shalat maghrib membaca surat yang pendek (69-alif), pada dua rakaat pertama shalat isya membaca surat yang sedang dan di dalam shalat subuh membaca surat yang panjang. Abu Bakar berkata “Perselisihan bacaan 655 yang ada ini termasuk perselisihan yang diperbolehkan. Boleh saja bagi orang yang melaksanakan shalat maghrib dan shalat-shalat lainnya membaca bacaan surat yang melebihi panjang bacaan Al Fatihah sesuai yang ia inginkan dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an. Tidak dilarang bagi seseorang untuk membaca surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an sesuai dengan apa yang ia kehendaki. Hanya saja apabila seseorang menjadi imam shalat, maka hal yang dipilih adalah harus memendekkan bacaan dan tidak memanjangkannya, sebab memanjangkan bacaan surat akan menimbulkan fitnah bagi mereka (makmum), sebagaimana yang dikatakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Muadz bin Jabal “Apakah engkau ingin menjadi pembuat fitnah ?” 656 Nabi juga memerintahkan imam shalat agar memendekkan bacaan shalat mereka. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda مَنْ أَمَّ مِنْكُمْ النَّاسَ فَلْيُخَفَّفْ Barang siapa dari kalian menjadi imam shalat bagi (suatu kaum) masyarakat, maka ringankanlah (pendekkanlah) 657 bacaan suratnya Aku akan mentakhrij seluruh hadits-hadits ini atau sebagiannya saja di dalam pembahasan tentang imam shalat. Masalah tersebut merupakan tempat untuk hadits-hadits seperti ini.
Hadits No. : 521
صحيح ابن خزيمة ٥٢١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، وَأَبِي الزُّبَيْرِ، سَمِعْنَا جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، - يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى صَاحِبِهِ - قَالَ: كَانَ مُعَاذٌ يُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى قَوْمِهِ فَيُصَلِّي بِهِمْ، فَأَخَّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَرَجَعَ مُعَاذٌ يَؤُمُّهُمْ، فَقَرَأَ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ انْحَرَفَ إِلَى نَاحِيَةِ الْمَسْجِدِ فَصَلَّى وَحْدَهُ، فَقَالُوا: أَنَافَقْتَ؟ قَالَ: لَا قَالَ: وَلَآتِيَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَأُخْبِرَنَّهُ، وَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنَّ مُعَاذًا يُصَلِّي مَعَكَ ثُمَّ يَرْجِعُ فَيَؤُمُّنَا، وَإِنَّكَ أَخَّرْتَ الصَّلَاةَ الْبَارِحَةَ فَجَاءَ فَأَمَّنَا فَقَرَأَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ، وَإِنِّي تَأَخَّرْتُ عَنْهُ فَصَلَّيْتُ وَحْدِي يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَإِنَّا نَحْنُ أَصْحَابُ نَوَاضِحَ، وَإِنَّمَا نَعْمَلُ بِأَيْدِينَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا مُعَاذُ أَفَتَّانٌ أَنْتَ؟ اقْرَأْ سُورَةَ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى، وَسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ طُرُقَ هَذَا الْخَبَرِ فِي كِتَابِ الْإِمَامَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 521: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Dinar dan Abu Az-Zubair, kami mendengar Jabir bin Abdullah, masing-masing menambahkan redaksi hadits, ia berkata, uMuadz pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah, kemudian ia kembali kepada kaumnya lalu melaksanakan shalat bersama mereka. Pada suatu malam Nabi mengakhirkan shalat lalu Muadz kembali menjadi imam bagi kaumnya dan ia membaca surat Al Baqarah. Ketika seorang laki-laki dari suatu kaum menyaksikan pemandangan seperti itu, maka ia berpaling ke bagian pinggir masjid kemudian melaksanakan shalat sendirian. Mereka bertanya, “Apakah kamu telah menjadi orang munafik?“ la berkata, “Tidak." la berkata, "Aku pasti akan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberitahukan hal ini." Lalu ia menentui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata, "Sesungguhnya Muadz — semalam - melaksanakan shalat bersamamu, kemudian ia kembali dan menjadi imam shalat bagi kami, karena tadi malam engkau mengakhirkan shalat Isya'. Muadz kemudian datang dan menjadi imam bagi kami, lalu membaca surat Al Baqarah. Saat itu aku terlambat datang, lalu aku melaksanakan shalat sendirian wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang meminta penjelasan atas apa yang telah kami lakukan." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Wahai Muadz apakah kamu mau menjadi pembuat fitnah? Bacalah surat Wallaili idzaa yaghsya, Sabbihisma rabbikal a 'laa dan Wassamaai dzaatil buruuj. Abu Bakar berkata, "Aku telah meriwayatkan jalur hadits ini dalam masalah imam shalat."
Hadits No. : 522
صحيح ابن خزيمة ٥٢٢: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَمِسْعَرٍ، سَمِعْنَا عَدِيَّ بْنَ ثَابِتٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَقْرَأُ بِـ التِّينِ وَالزَّيْتُونِ فِي عِشَاءِ الْآخِرَةِ فَمَا سَمِعْتُ أَحْسَنَ قِرَاءَةً مِنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 522: Ali bin Khasyram mengabarkan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Said dan Ma'ma, kami mendengar Adi bin Tsabit berkata, aku mendengar al Bara' bin Azib berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat Isya yang diakhirkan waktu pelaksanaannya membaca surah Wattiini wazzaituuni. Aku tidak pernah mendengar bacaan Al Qur'an yang lebih baik darinya.” 659
Hadits No. : 523
صحيح ابن خزيمة ٥٢٣: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ مَالِكٍ، وَابْنِ لَهِيعَةَ، عَنِ ابْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ أُمِّ سَلَمَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: شَكَوْتُ أَوِ اشْتَكَيْتُ فَذَكَرْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «طُوفِي مُرُورَ النَّاسِ وَأَنْتِ رَاكِبَةٌ» قَالَتْ: فَطُفْتُ عَلَى جَمَلٍ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي إِلَى صُقْعِ الْبَيْتِ، فَسَمِعْتُهُ يَقْرَأُ فِي الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ وَهُوَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ وَالطُّورِ وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ " قَالَ ابْنُ لَهِيعَةَ، وَقَالَ أَبُو الْأَسْوَدِ: يَقْرَأُ وَيُرَتِّلُ إِذَا قَرَأَ، إِلَّا أَنَّ مَالِكًا قَالَ: يُصَلِّي إِلَى جُنْبِ الْبَيْتِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 523: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi mengabarkan kepada kami, Abu Wahab mengabarkan kepada kami dari Malik dan Ibnu Lahi’ah dari Ibnul Aswad dari Urwah bin Az-Zubair dari Zainab binti Salamah dari Ummu Salamah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Aku pernah mengadu atau aku pemah mengeluh, kemudian aku menyebutkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian beliau bersabda, 'Thawaflah di tempat lalu lalang orang-orang, padahal engkau dalam keadaan menaiki kendaraan.' Ummu Salamah berkata, 'Aku kemudian melakukan thawaf dengan menaiki unta sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat sampai di reruntuhan rumah. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat Isya' yang diakhir waktu pelaksanaannya membaca —beliau melaksanakan shalat bersama masyarakat- Surah Ath-thur wa kitaabinm-masthuur'. 660> Ibnu Lahi’ah berkata “Abul Aswad berkata, Rasululiah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca dengan baik dan dilakukan secara murattal saat beliau membaca Al Qur'an.' Hanya saja Malik menambahkan dengan kalimat, 'Nabi melaksanakan shalat di samping masjid'.”
Hadits No. : 524
صحيح ابن خزيمة ٥٢٤: نا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَدِيٍّ، وَهُوَ ابْنُ ثَابِتٍ قَالَ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَصَلَّى الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ، فَقَرَأَ فِي إِحْدَى الرَّكْعَتَيْنِ بِـ التِّينِ وَالزَّيْتُونِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 524: Bundar Muhammad bin Basyar, Muhammad -maksudnya adalah Ibnu Ja’far— dan Abdurrahman —maksudnya adalah Ibnu Mahdi—, keduanya berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Adi —ia adalah Ibnu Tsabit—, ia berkata, Aku mendengar Al Bara' bin Azib berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berada dalam bepergian kemudian beliau melaksanakan shalat isya yang diakhirkan pelaksanaannya hingga tengah malam, lalu beliau di dalam salah satu dari dua rakaat tersebut membaca surat Wattiinini Wazzaituuni.”661
Hadits No. : 525
صحيح ابن خزيمة ٥٢٥: أنا أَبُو طَالِبٍ زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ الطَّائِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ يَقُولُ: «صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَصَلَّى الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ، فَقَرَأَ فِيهَا بِـ التِّينِ وَالزَّيْتُونِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 525: Abu Thalib Zaid bin Akhzam Ath- Tha'i mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Bakar mengabarkan kepada kami, Syu’bah dari Abu Ishaq mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Al Barra' berkata, “Nabi pernah melaksanakan shalat saat bepergian, kemudian beliau melaksanakan shalat Isya yang diakhirkan pelaksanaannya hingga pertengahan malam dan beliau membaca surah Wattiini wazzaituuni dalam shalatnya.” 662
Hadits No. : 526
صحيح ابن خزيمة ٥٢٦: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا زَائِدَةُ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ بِقَافَ، وَكَانَتْ صَلَاتُهُ بَعْدُ تَخْفِيفًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 526: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Zaidah mengabarkan kepada kami, dari Simak, dari Jabir bin Samurah, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat Subuh membaca surat Qaf dan setelah itu bacaan shalat beliau lebih ringan” 663
Hadits No. : 527
صحيح ابن خزيمة ٥٢٧: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، ح وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ، عَنْ عَمِّهِ قُطْبَةَ بْنِ مَالِكٍ، سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ بِسُورَةِ ق، وَسَمِعْتُهُ يَقْرَأُ وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 527: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, Ha', Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, dari Ziad bin Ilaqah, dari pamannya; Quthbah bin Malik; [Dan], aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat Subuh membaca surah Qaf dan aku mendengarnya membaca Wannakhla basiqaat 664
Hadits No. : 528
صحيح ابن خزيمة ٥٢٨: نا الصَّغَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ، عَنْ أَبِيهِ، حَدَّثَنِي أَبُو الْمِنْهَالِ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْغَدَاةِ بِالْمِائَةِ إِلَى السِّتِّينَ، أَوِ السِّتِّينَ إِلَى الْمِائَةِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَبُو الْمِنْهَالِ هُوَ سَيَّارُ بْنُ سَلَامَةَ بَصْرِيٌّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 528: Ash-Shaghani mengabarkan kepada kami, Al Mu’tamir mengabarkan kepada kami dari ayahnya, Abui Minhal menceritakan kepadaku dari Abu Barzah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat Subuh membaca seratus sampai enam puluh ayat atau enam puluh sampai seratus ayat. 665 Abu Bakar berkata, “Abul Minhal adalah Sayyar bin Salamah Bashri.”
Hadits No. : 529
صحيح ابن خزيمة ٥٢٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا يَزِيدُ، أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، ح وَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ: مِثْلَهُ، وَقَالُوا بِالسِّتِّينَ إِلَى الْمِائَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 529: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Ziad bin Abdullah mengabarkan kepada kami dari Sulaiman At-Taimi, Ha', Bundar menceritakan kepada kami, Yazid mengabarkan kepada kami, Sulaiman At-Taimi mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami dari Sulaiman At-Taimi, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Sulaiman At-Taimi dengan sanad ini; Hadits sejenisnya, dan mereka berkata, “Dengan enam puluh sampai seratus ayat.” 666
Hadits No. : 53
صحيح ابن خزيمة ٥٣: ثنا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، ثنا يَزِيدَ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي يَعْقُوبَ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ: «وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبَّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ فِي حَاجَتِهِ هَدَفًا أَوْ حَائِشَ نَخْلٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ أَبَانَ يَقُولُ: سَمِعْتُ ابْنَ إِدْرِيسَ يَقُولُ: قُلْتُ لِشُعْبَةَ مَا تَقُولُ فِي مَهْدِيِّ بْنِ مَيْمُونٍ؟ قَالَ: «ثِقَةٌ» . قُلْتُ: فَإِنَّهُ أَخْبَرَنِي عَنْ سَلْمٍ الْعَلَوِيِّ قَالَ: رَأَيْتُ أَبَانَ بْنَ أَبِي عَيَّاشٍ، عِنْدَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَكْتُبُ فِي سَبُورُّجَةٍ قَالَ: سَلْمٌ الْعَلَوِيُّ الَّذِي كَانَ يَرَى - يَعْنِي - الْهِلَالَ قَبْلَ النَّاسِ؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبِي يَعْقُوبَ هُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَعْقُوبَ نَسَبُهُ إِلَى جَدِّهِ هُوَ الَّذِي قَالَ عَنْهُ شُعْبَةُ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي يَعْقُوبَ سَيِّدُ بَنِي تَمِيمٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 53: Al Hasan bin Muhammad Al Za’farani menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Mahdi bin Maimun mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Abu Ya’qub dari Al Hasan bin Sa’d dari Abdullah Ibnu Ja’far, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu paling menyukai alat yang beliau gunakan sebagai penutup saat beliau buang hajat berupa pagar atau anyaman pohon kurma.” 151 Abu Bakar berkata: Aku mendengar Muhammad bin Aban berkata, aku mendengar Ibnu Idris berkata, aku bertanya kepada Syu’bah, “Apa pendapatmu mengenai Mahdi bin Maimun?” Ia menjawab, “Ia seorang yang terpercaya.” Aku berkata, “Sesungguhnya ia mengabarkan kepadaku dari Sulm Al Alawi, ia berkata, ‘Aku melihat Aban bin Abu Ayyasy di samping Anas bin Malik menulis di saburrujah'Syu’bah berkata, “Dialah Sulm Al Alawi yang pernah melihat -maksudnya hilal- sebelum orang-orang." Abu Bakar berkata, “Muhammad bin Abu Ya’qub itu adalah Muhammad bin Abdullah bin Abu Ya'qub, nasabnya sampai kakek adalah [tentangnya] yang dikatakan oleh Syu’bah, 'Muhammad bin Abu Ya’qub, pemimpin Bani Tamim menceritakan kepadaku'.”
Hadits No. : 530
صحيح ابن خزيمة ٥٣٠: نا أَبُو عَمَّارٍ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ خَالِدٍ، عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ بِمَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى الْمِائَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 530: Abu Amar dan Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, kedunya berkata, Waki’ menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Khalid, dari Abui Minhal, dari Abu Barzah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat Subuh membaca surat antara enam puluh sampai seratus ayat.” 667
Hadits No. : 531
صحيح ابن خزيمة ٥٣١: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ جَابِرٍ هُوَ ابْنُ سَمُرَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُصَلِّي نَحْوًا مِنْ صَلَاتِكُمْ، وَلَكِنَّهُ كَانَ يُخَفِّفُ الصَّلَاةَ، كَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ بِالْوَاقِعَةِ وَنَحْوِهَا مِنَ السُّوَرِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رَوَى هَذَا الْخَبَرَ مَنْ لَيْسَ الْحَدِيثُ صِنَاعَتُهُ فَجَاءَ بِطَامَّةٍ، رَوَاهُ عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، فَقَالَ: عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 531: Ya’kub bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, Khalaf bin Al Walid mengabarkan kepada kami, Isra'il mengabarkann kepada kami, dari Simak, dari Jabir —ia adalah Ibnu Samurah— ia berkata, “Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat sama dengan shalat kalian, akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meringankan bacaan shalatnya. Rasulullah di dalam shalat Subuh membaca surah Al Waqi’ah dan surat-surat yang serupa.”668 Abu Bakar berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh orang yang tidak layak perlakuannya. Kemudian terdapat Bithamah yang meriwayatkan dari Sulaiman At-Taimi, ia berkata, Hadits tersebut berasal dari Anas bin Malik dari Rasulullah SAW’.”
Hadits No. : 532
صحيح ابن خزيمة ٥٣٢: ناه أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ، عَنْ أَنَسٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا. وَهَذَا خَطَأٌ فَاحِشٌ، وَالْخَبَرُ إِنَّمَا هُوَ عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ سَيَّارِ بْنِ سَلَامَةَ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ، كَذَا رَوَاهُ هَؤُلَاءِ الْحُفَّاظُ الَّذِينَ الْحَدِيثُ صِنَاعَتُهُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 532: Ahmad bin Mani’ mengabarkan hadits kepada kami, Ya’kub bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, Sulaiman At-Taimi mengabarkan kepada kami, dari Anas, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan hadits ini. Ini adalah kesalahan besar dan hadits ini sesungguhnya berasal dari Sulaiman dari Abui Minhal Sayyar bin Salamah dari Abu Barzah. Demikianlah para penghafal hadits meriwayatkan hadits yang menjadi buatan mereka.669
Hadits No. : 533
صحيح ابن خزيمة ٥٣٣: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، عَنْ مُرَّةَ، أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ، عَنْ مُخَوَّلِ بْنِ رَاشِدٍ، عَنْ مُسْلِمٍ الْبَطِينِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَقْرَأُ فِي الْفَجْرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ الم تَنْزِيلُ، وَهَلْ أَتَى» نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مُخَوَّلٍ، عَنْ مُسْلِمٍ الْبَطِينِ، ح وَحَدَّثَنَا الصَّغَانِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، أنا شُعْبَةُ، أَخْبَرَنِي مُخَوَّلٌ قَالَ: سَمِعْتُ مُسْلِمًا الْبَطِينَ يُحَدِّثُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَقْرَأُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ الم تَنْزِيلُ، وَهَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ، وَفِي صَلَاةِ الْجُمُعَةِ سُورَةَ الْجُمُعَةِ، وَالْمُنَافِقُونَ» نا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الرُّخَامِيُّ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ الم تَنْزِيلُ، وَهَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 533: Ali bin Hajr As-Sa’di mengabarkan kepada kami dari Murrah, Syarik mengabarkan kepada kami, dari Mukhawal bin Rasyid, dari Muslim Al Bathin, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di hari Jum’at saat shalat shubuh membaca Alif laam Miim Tanziil dan hal ataa”670 Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad mengabarkan kepada kami dari Syu’bah dari Makhul dari Muslim Al Bathin, Ha', Ash-Shagani menceritakan kepada kami, Khalid —yaitu Ibnul Harits— mengabarkan kepada kami, Syu’bah, mengabarkan kepada kami, Makhul mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Muslim Al Bathin menceritakan hadits dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di hari jum’at saat shalat shubuh membaca, Alif laam miim Tanziil dan hal Ataa alal Insaan serta di dalam shalat jum’at membaca surah Al Jum’at dan Al Munaafiqun. Al Fadl bin Ya’kub Ar-Rakhmi mengabarkan kepada kami dengan hadits gharib. Asad bin Musa menceritakan kepada kami, Hamad bin Salamah mengabarkan kepada kami, dari Ayub, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas; Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di hari jum’at saat melaksanakan shalat Subuh membaca alif laam miim tanziil dan hal ataa alal insaan.
Hadits No. : 534
صحيح ابن خزيمة ٥٣٤: نا أَبُو عَمَّارٍ، وَعَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي الْقَاسِمُ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: قُدْتُ رَسُولَ اللَّهِ فِي نَقَبٍ مِنْ تِلْكَ النِّقَابِ، فَقَالَ: «أَلَا تَرْكَبُ يَا عُقَيْبُ؟» فَأَجْلَلْتُ أَنْ أَرْكَبَ مَرْكَبَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: «أَلَا تَرْكَبُ يَا عُقَيْبُ؟» فَأَشْفَقْتُ أَنْ تَكُونَ مَعْصِيَةً، فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَرَكِبْتُ هُنَيْهَةً، ثُمَّ نَزَلْتُ وَرَكِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: «يَا عُقَيْبُ أَلَا أُعَلِّمْكَ سُورَتَيْنِ مِنْ خَيْرِ سُورَتَيْنِ قَرَأَ بِهِمَا النَّاسُ؟» قُلْتُ: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَقْرَأَنِي قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ، ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَصَلَّى وَقَرَأَ بِهِمَا، ثُمَّ مَرَّ بِي، فَقَالَ: «كَيْفَ رَأَيْتَ يَا عُقَيْبُ؟ اقْرَأْ بِهِمَا كُلَّمَا نِمْتَ وَقُمْتَ» نا أَبُو الْخَطَّابِ، نا الْوَلِيدُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ، وَقَالَ: عَنِ الْقَاسِمِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ اللَّفْظَةُ «كُلَّمَا نِمْتَ وَقُمْتَ» مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ أَنَّ الْعَرَبَ يُوقِعُ اسْمَ النَّائِمِ عَلَى الْمُضْطَجِعِ، وَيُوقِعُهُ عَلَى النَّائِمِ الزَّائِلِ الْعَقْلِ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا أَرَادَ بِقَوْلِهِ فِي هَذَا الْخَبَرِ: «اقْرَأْ بِهِمَا إِذَا نِمْتَ» ، أَيْ إِذَا اضْطَجَعْتَ، إِذِ النَّائِمُ الزَّائِلُ الْعَقْلِ مُحَالٌ أَنْ يُخَاطَبَ، فَيُقَالَ لَهُ: إِذَا نِمْتَ - وَزَالَ عَقَلَهُ - فَاقْرَأْ بِالْمُعَوِّذَتَيْنِ، وَكَذَاكَ خَبَرُ ابْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ: «صَلَاةُ النَّائِمِ عَلَى نِصْفِ صَلَاةِ الْقَاعِدِ» ، وَإِنَّمَا أَرَادَ بِالنَّائِمِ فِي هَذَا الْمَوْضِعِ الْمُضْطَجِعَ لَا النَّائِمَ الزَّائِلَ الْعَقْلِ، إِذِ النَّائِمُ الزَّائِلُ الْعَقْلِ غَيْرُ مُخَاطَبٍ بِالصَّلَاةِ، ولَا يُمْكِنُهُ الصَّلَاةَ لِزَوَالِ الْعَقْلِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 534: Abu Ammar dan Ali Bin Sahi Ar-Ramli mengabarkan kepada kami dan keduanya berkata, Al Walid bin Muslim (70-alif)menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Yazid bin Jabir menceritakan kepadaku, Al Qasim Abu Abdurrahman menceritakan kepadaku dari Uqbah bin Amir, ia berkata, “Aku pemah mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu investigasi, beliau bersabda, 'Wahai Uqaib! Tidakkah engkau ingin menunggangi kendaraan?’ padahal saat itu aku ingin sekali menaiki kendaraan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau bersabda lagi, 'Wahai Uqaib tidakkah engkau ingin menunggangi kendaraan. ' Aku takut perbuatan tersebut termasuk kategori maksiat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam turun dari kendaraannya lalu aku menaikinya sebentar kemudian aku turun lagi, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menaiki kendaraan tersebut kemudian beliau bersabda, 'Wahai Uqaib! Maukah kamu aku beritahukan dua surat yang terbaik yang dibaca oleh kebanyakan orang.’ Aku menjawab, Tentu! wahai Rasulullah.' Kemudian beliau membacakan kepadaku Qui auudzu birabbil falaq dan Qul auudzu Birabbinnaas. kemudian shalat pun didirikan, beliau lalu melaksanakan shalat dengan membaca dua surat tersebut, lalu beliau menghampiriku dan bersabda, 'Bagaimana nendapatmu wahai Uqaih, bacalah kedua surat tersebut setiap engkau akan dan bangun dari tidur” 671 Abul Khaththab mengabarkan kepada kami Al Walid mengabarkan kepada kami dengan sanad ini, dengan hadits sejenis dan ia berkata dari Al Qasim. Abu Bakar berkata, “Redaksi ini “Setiap engkau akan dan bangun dari tidur” termasuk jenis ungkapan yang aku tahu bahwa orang-orang Arab menggunakan istilah an-naim (orang yang tidur) untuk orang yang tidur terlentang, serta meletakkan istilah tersebut juga bagi orang yang hilang akalnya. Yang dikehendaki oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari sabdanya di dalam hadits ini adalah, “Bacalah kedua surat tersebut apabila engkau akan tidur” maksudnya apabila engkau akan tidur berbaring, karena orang yang tidur adalah orang yang hilang akalnya, dan yang demikian tidak mungkin untuk diperintah. Kemudian dikatakan kepadanya, 'Apabila engkau tidur dan hilang akal, maka bacalah Al Muawwidzatain’. Dan, seperti inilah hadits Ibnu Buraidah dari Imran bin Husein yang berbunyi, 'Shalat sambil berbaring pahalanya separuh dari orang yang shalat sambil duduk’ yang dimaksud oleh Rasulullah dengan istilah an-na'im (orang yang tidur) di sini adalah orang yang berbaring, bukan orang yang hilang akalnya, karena orang yang hilang akalnya tidak terkena perintah shalat, dan shalat tidak dapat dilakukan olehnya karena ia sedang kehilangan akal.
Hadits No. : 535
صحيح ابن خزيمة ٥٣٥: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، ح وَنا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا زَيْدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحُبَابِ، كِلَاهُمَا عَنْ مُعَاوِيَةَ، وَهُوَ ابْنُ صَالِحٍ قَالَ عَبْدَةُ قَالَ: حَدَّثَنِي الْعَلَاءُ بْنُ الْحَارِثِ الْحَضْرَمِيُّ، وَقَالَ ابْنُ هَاشِمٍ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنِ الْقَاسِمِ مَوْلَى مُعَاوِيَةَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: كُنْتُ أَقُودُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَاحِلَتَهُ فِي السَّفَرِ، فَقَالَ: «يَا عُقْبَةُ، أَلَا أُعَلِّمُكَ خَيْرَ سُورَتَيْنِ قُرِئَتَا؟» قُلْتُ: بَلَى قَالَ: " قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ فَلَمَّا نَزَلَ صَلَّى بِهِمَا صَلَاةَ الْغَدَاةِ قَالَ: «كَيْفَ رَأَيْتَ يَا عُقْبَةُ؟» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَلَمْ يَقُلْ عَبْدَةُ: فِي السَّفَرِ، وَقَالَ: فَلَمْ يَرَنِي أُعْجِبْتُ بِهِمَا، فَصَلَّى بِالنَّاسِ الصُّبْحَ، فَقَرَأَ بِهِمَا، ثُمَّ قَالَ لِي: «يَا عُقْبَةُ كَيْفَ رَأَيْتَ؟»
Shahih Ibnu Khuzaimah 535: Abdullah bin Hasyim mengabarkan kepada kami, Abdurrahman —yaitu Ibnu Mahdi— menceritakan kepada kami, Ha’, Abdah bin Abdullah Al Khaza’i mengabarkan kepada kami, Zaid mengabarkan kepada kami —yaitu Ibnu Al Hubab— keduanya dari Muawiyah —ia adalah Ibnu Shalah— Abdah berkata, Al Ala' bin Al Harits Al Hadhrami menceritakan kepadaku dan Ibnu Hasyim berkata, dari Al A’la bin Al Harits dari Al Qasim hamba sahaya Muawiyah dari Uqbah bin Amir, ia berkata, “Aku pernah menuntun kendaraan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat bepergian. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai Uqbah! Tidakkah kamu ingin aku beritahukan dua surat yang terbaik untuk dibaca (di dalam shalat)!' Aku menjawab, 'Tentu.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Qul auudzu birabbil falaq dan qui auudzu birabbin-naas. ' Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam turun (dari kendarannya) beliau melakukan shalat Subuh dengan membaca kedua surat tersebut, lalu beliau bersabda, 'Bagaimana pendapatmu wahai Uqbah'. ” Ini adalah hadits redaksi Abdurrahman. Abdah tidak mengatakan, "Saat bepergian." Abdah berkata, “Nabi tidak melihatku tercengang oleh kedua shalat tersebut, lalu beliau melaksanakan shalat Subuh dengan banyak orang dan membaca kedua surat tersebut. Lalu beliau bersabda kepadaku, 'Wahai Uqbah bagaimana pendapatmu.’
Hadits No. : 536
صحيح ابن خزيمة ٥٣٦: نا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْفَضْلِ بْنِ الْمُوَفَّقِ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، وَزَيْدُ بْنُ أَبِي الزَّرْقَاءِ كِلَاهُمَا عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ الْحَضْرَمِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْغَدَاةِ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقَ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ زِيدِ بْنِ أَبِي الزَّرْقَاءِ وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمُعَوِّذَتَيْنِ، أَمِنَ الْقُرْآنِ هُمَا؟ فَأَمَّنَا بِهِمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَصْحَابُنَا يَقُولُونَ: الثَّوْرِيُّ أَخْطَأَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ، وَأَنَا أَقُولُ غَيْرَ مُسْتَنْكَرٍ لِسُفْيَانَ أَنْ يَرْوِيَ هَذَا عَنْ مُعَاوِيَةَ، وَعَنْ غَيْرِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 536: Musa bin Abdurrahman Al Masruqi dan Abdurrahman bin Al Fadl bin Al Muwaffaq mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Usamah [dan Zaid bin Abu Az-Zarqa'] menceritakan kepada kami dan keduanya dari Sufyan dari Muawiyah bin Shalih dari Abdurrahman bin Jubair Nufair Al Hadhrami dari ayahnya dari Uqbah bin Amir, Sesungguhnya Nabi di dalam shalat Subuh membaca Qui Auudzu Birabil Falaq dan Qui Auudzu birabbinnaas. 673 Ini adalah redaksi hadits Zaid bin Abu Az-Zarqa'. 674 Dalam hadits Abu Usamah, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai surat Al Muawidatain, apakah keduanya merupakan bagian dari Al Qur’an? Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi imam shalat kami dengan membaca kedua surat tersebut di dalam shalat Subuh. Abu Bakar berkata : Para pengikut kami berkata Ats-Tsauri membuat kesalahan dalam hadits ini’. Dan aku katakan bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa Sufyan dapat meriwayatkan hadits ini dari Muawiyah dan dari lama hadits lainnya.
Hadits No. : 537
صحيح ابن خزيمة ٥٣٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءَ قَالَ: وَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ لَهُمْ بِهَا فِي الصَّلَاةِ مِمَّا يَقْرَأُ بِهِ افْتَتَحَ بِـ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا، ثُمَّ يَقْرَأُ بِسُورَةٍ أُخْرَى مَعَهَا، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَلَمَّا أَتَاهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرُوهُ بِالْخَبَرِ، فَقَالَ: «يَا فُلَانُ، مَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُومِ هَذِهِ السُّورَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ؟» قَالَ: إِنِّي أُحِبُّهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حُبُّهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 537: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami dengan hadits yang sangat gharib, Ibrahim bin Hamzah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz —yaitu Ibnu Muhammad— mengabarkan kepada kami, dari Ubaidillah, dari Tsabit Al Bunani, dari Anas bin Malik, ia berkata, “Seorang laki-laki dari kaum Anshar (70-ba') menjadi imam bagi mereka di masjid Quba.” Ia berkata, “Laki-laki tersebut setiap kali memulai bacaan surat untuk mereka di dalam shalat, maka ia memulainya dengan membaca 'Qul huwallaahu ahad’ sampai selesai, kemudian ia membaca surat yang lain bersama surat tersebut. Hal itu terus-menerus ia lakukan di setiap rakaat. Ketika Nabi mendatangi mereka, maka mereka mengabarkan mengenai hal tersebut. Lalu beliau bersabda, "Wahai fulan apa yang membuatmu selalu membaca surat tersebut dalam setiap rakaat?” la berkata, “Sesungguhnya aku menyukainya.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Cintailah ia, maka ia akan memasukkanmu ke dalam surga.675
Hadits No. : 538
صحيح ابن خزيمة ٥٣٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ الْهَمْدَانِيُّ، نا أَبُو خَالِدٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ شَقِيقٍ قَالَ: جَاءَ نَهِيكُ بْنُ سِنَانٍ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ فَقَالَ: كَيْفَ تَجِدُ هَذَا الْحَرْفَ {مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ} [محمد: 15] أَوْ يَاسِنٍ؟ فَقَالَ: " أَكُلَّ الْقُرْآنِ أَحْصَيْتَ إِلَّا هَذَا؟ قَالَ: إِنِّي لَأَقْرَأُ الْمُفَصَّلَ فِي رَكْعَةٍ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: هَذًّا كَهَذِّ الشَّعَرِ إِنَّ أَقْوَامًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ لَا يَعْدُو تَرَاقِيَهُمْ، وَلَكِنَّهُ إِذَا دَخَلَ فِي قَلْبٍ فَرَسَخَ فِيهِ نَفَعَ، وَإِنَّ أَخْيَرَ الصَّلَاةِ الرُّكُوعُ وَالسُّجُودُ، وَإِنِّي أَعْلَمُ النَّظَائِرَ الَّتِي كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ بِهِنَّ سُورَتَيْنِ فِي رَكْعَةٍ، ثُمَّ أَخَذَ بَيْدِ عَلْقَمَةَ فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ فَعَدَّهُنَّ عَلَيْنَا " قَالَ الْأَعْمَشُ: وَهِيَ عِشْرُونَ سُورَةً عَلَى تَأْلِيفِ عَبْدِ اللَّهِ أَوَّلُهُنَّ الرَّحْمَنُ وَآخِرَتُهُنَّ الدُّخَانُ: الرَّحْمَنُ، وَالنَّجْمُ، وَالذَّارِيَاتُ، وَالطُّورُ هَذِهِ النَّظَائِرُ، وَاقْتَرَبَتِ وَالْحَاقَّةُ، وَالْوَاقِعَةُ، وَن وَالنَّازِعَاتُ وَسَأَلَ سَائِلٌ، وَالْمُدَّثِّرُ، وَالْمُزَّمِّلُ، وَوَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ، وَعَبَسَ وَلَا أُقْسِمُ، وَهَلْ أَتَى، وَالْمُرْسَلَاتُ، وَعَمَّ يَتَسَاءَلُونَ، وَإِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ، وَالدُّخَانُ نا أَبُو مُوسَى، نا الْأَعْمَشُ، ح وَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ: فَذَكَرُوا الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، إِلَى قَوْلِهِ: فَدَخَلَ عَلْقَمَةُ، فَسَأَلَهُ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَيْنَا، فَقَالَ: عِشْرُونَ سُورَةً مِنْ أَوَّلِ الْمُفَصَّلِ فِي تَأْلِيفِ عَبْدِ اللَّهِ لَمْ يَزِيدُوا عَلَى هَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 538: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Abu Khalid mengabarkan kepada kami, dari Al A'masy, dari Syaqiq, ia berkata, “Nahik bin Sinan pernah datang kepada Abdullah, lalu ia berkata, 'Bagaimana pendapatmu dengan huruf ini, apakah dibaca min ma'iin ghaira aasin atau yaasin?' Abdullah berkata, 'Apakah yang engkau hitung dari Al Quran hanya ayat ini?' Nahik berkata, 'Sesungguhnya aku pasti membaca surat Al Mufashal di dalam satu rakaat.' Abdullah berkata, 'Bacalah dengan cepat seperti membaca syair ini. Sesungguhnya banyak kaum mengukuhkan Al Qur'an dengan lisan mereka dan mereka tidak melewati batas bacaan maksimal, akan tetapi apabila masuk ke dalam hati kemudian meresap secara mendalam, maka di dalamnya terdapat manfaat. Dan, sesungguhnya pekerjaan yang terbaik di dalam shalat adalah ruku dan sujud. Dan, sesungguhnya aku mengetahui an-nadha'ir surat-surat yang sama —dalam makna atau dalam jumlah ayat— yang dibaca Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dua kali di dalam satu rakaat', lalu Abdullah menggandeng tangan Alqamah mengajak masuk, kemudian ia keluar dan menunjukkan hitungan an-nadha'ir kepada kami.”676 Al Amasy berkata, “An-nadh'ir yang dimaksud adalah dua puluh surat berdasarkan susunan Abdullah. Pertama surat Ar-Rahmaan dan terakhir surat Ad-Dukhaan. Surah Ar-Rahmaan, An Najm, Ad Dzaariyaat dan Ath Thuur adalah an-nadha ir. Demikian juga dengan surat lqtabat, Al Haaqqah, Al Waaqi’ah, Nuun, An Naaziat, Wa sa'ala saa'ilun, Al Muddatsir, Al Muzzammil, Wailul lil muthaffifin, ‘ Abasa, Laa Uqsimu, Hal Ataa, Al Mursalaat, Ammaa Yatasaaluun, Idzasy- syamsu Kuwwirat dan Ad-Dukhaan. ” Abu Musa mengabarkan kepada kami, Al A'masy mengabarkan kepada kami, Ha’, Yusuf bin Musa dan Salam bin Janabah menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, Mereka mengemukakan hadits panjang lebar hingga ucapan, “Kemudian Alqamah masuk lalu menemuinya setelah itu ia keluar kepada kami lalu berkata, Dua puluh surat mulai dari awal surat Al Mufashal dalam susunan yang dibuat oleh Abdullah dan mereka tidak menambahkan hal ini'.”
Hadits No. : 539
صحيح ابن خزيمة ٥٣٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، نا كَهْمَسٌ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، أنا وَكِيعٌ، عَنْ كَهْمَسِ بْنِ الْحَسَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيِّ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: هَلْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ السُّوَرِ فِي الرَّكْعَةِ؟ قَالَتِ: «الْمُفَصَّلُ» هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ فِي حَدِيثِهِ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى؟ قَالَتْ: «إِذَا جَاءَ مِنْ مَغِيبِهِ؟» قُلْتُ: أَكَانَ يَقْرِنُ السُّوَرَ؟ قَالَتِ: «الْمُفَصَّلُ» ، قُلْتُ: أَكَانَ يُصَلِّي جَالِسًا؟ قَالَتْ: «بَعْدَمَا حَطَمَهُ النَّاسُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 539: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Utsman bin Umar mengabarkan kepada kami, Kahmas mengabarkan kepada kami, Saim bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' memberitahukan kepada kami, dari Kahmas bin Al Hasan dari Abdullah bin Syaqiq Al Uqaili, ia berkata, aku pernah berkata kepada Aisyah, “Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyatukan beberapa surat di dalan satu rakaat?” Aisyah menjawab, “Ya, Surat-surat mufashal.” 677 Ini adalah hadits Waki. Ad-Dauraqi berkata dalam haditsnya, “Aku katakan kepada Aisyah, ‘Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat Dhuha?' Aisyah menjawab, 'Apabila beliau datang dari bepergian. Aku katakan, 'Apakah beliau pernah menyatukan surat-surat dalam satu rakaat?' Aisyah menjawab, 'Al Mufashal.' Aku katakan, 'Apakah Rasulullah melaksanakan shalat dengan posisi duduk?' Aisyah menjawab, 'Setelah beliau berusia senja dan tua'.”
Hadits No. : 54
صحيح ابن خزيمة ٥٤: ثنا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يَعْنِي الطُّفَاوِيَّ، ثنا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَتْ سَوْدَةُ بِنْتُ زَمْعَةَ امْرَأَةً جَسِيمَةً، فَكَانَتْ إِذَا خَرَجَتْ لِحَاجَتِهَا بِاللَّيْلِ أشرَفَتْ عَلَى النِّسَاءِ، فَرَآهَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَقَالَ: انْظُرِي كَيْفَ تَخْرُجِينَ؟ فَإِنَّكَ وَاللَّهِ مَا تَخْفَيْنَ عَلَيْنَا إِذَا خَرَجْتِ، فَذَكَرَتْ ذَلِكَ سَوْدَةُ لِنَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَفِي يَدِهِ عِرْقٌ فَمَا رَدَّ الْعِرْقَ مِنْ يَدِهِ حَتَّى فَرَغَ الْوَحْيُ، فَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ قَدْ جَعَلَ لَكُنَّ رُخْصَةً أَنْ تَخْرُجْنَ لِحَوَائِجِكُنَّ» حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ بِنَحْوِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 54: Nashr bin Ali Al Jahdhami, Muhammad bin Abdurrahman -maksudnya Ath-Thafawi- menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, “Saudah binti Zam’ah adalah seorang perempuan yang gemuk. Bila ia pergi untuk berhajat waktu malam, ia mendekati orang-orang perempuan, tapi Umar bin Al Khaththab melihatnya, lalu berkata, “Tunggu! Bagaimana engkau keluar? Demi Allah, sesungguhnya engkau tidak menyembunyikan diri dari kami bila engkau pergi.” Saudah menuturkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedang di tangan beliau ada air susu. Belum sempat air susu itu lepas dari tangan beliau, wahyu telah selesai turun. Beliau lalu bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan (hijab), akan tetapi merupakan keringanan kamu (kaum perempuan) pergi untuk hajat.”152 Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam dengan hadits senada.
Hadits No. : 540
صحيح ابن خزيمة ٥٤٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ الْهَمْدَانِيُّ أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ أَبَا أَيُّوبَ، أَوْ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 540: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib Al Hamdani, Abu Usamah mengabarkan kepada kami dari Hisyam, dari ayahnya, sesungguhnya Abu Ayub atau Zaid bin Tsabit; Kemudian ia menyebutkan hadits. 679
Hadits No. : 541
صحيح ابن خزيمة ٥٤١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، أنا عَمِّي، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُ سَمِعَ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ يَقُولُ: قَالَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ لِمَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ: يَا أَبَا عَبْدِ الْمَلِكِ، أَتَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِـ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَإِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَقَالَ: نَعَمْ قَالَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ: فَمَحْلُوفَةٌ، لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَقْرَأُ فَيَبْدَأُ بِأَطْوَلِ الطُّولَيَيْنِ المص» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ أَمْلَيْتُ خَبَرَ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِسُورَةِ الْأَعْرَافِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ كِلْتَيْهِمَا، بِخَبَرِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ فِي قَوْلِهِ: يُقْرَأُ فِيهِمَا، يُرِيدُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ جَمِيعًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 541: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab mengabarkan kepada kami, pamanku mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku dari Muhammad bin Abdurrahman, sesungguhnya ia pernah mendengar Urwah bin Az-Zubair berkata, Zaid bin Tsabit berkata kepada Marwan bin Hakam, "Wahai Abu Abdul Malik Apakah dalam shalat maghrib-mu membaca qui huwallaahu ahad dan innaa 'a'thaina kal kautsar? Marwan bin Hakam menjawab, "Ya.” Zaid bin Tsabit berkata, “Aku bersumpah bahwa aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (71-alif) membaca surat, lalu beliau memulai dengan salah satu dari dua surat terpanjang, yaitu Alif Lam Mim Shad. "680 Abu Bakar berkata, “Aku pernah menulis hadits Hisyam dari ayahnya dari Zaid bin Tsabit, 'Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat Maghrib membaca surat Al Araaf pada dua rakaat' dengan khabar Muhammad bin Abdurrahman dari Urwah bin Zaid bin Tsabit, dalam perkataannya, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca pada keduanya”, maksudnya pada dua rakaat secara keseluruhan.
Hadits No. : 542
صحيح ابن خزيمة ٥٤٢: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا أَبُو مُعَاوِيَةُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَحَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ الْأَحْنَفِ، عَنْ صِلَةَ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ الْقِرَاءَةَ، فَقَرَأَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى الْمِائَةِ، فَقُلْتُ: يَرْكَعُ، ثُمَّ مَضَى حَتَّى بَلَغَ الْمِائَتَيْنِ، فَقُلْتُ: يَرْكَعُ، ثُمَّ قَرَأَ حَتَّى خَتَمَهَا، فَقُلْتُ: يَرْكَعُ، ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ، فَقَرَأَ، ثُمَّ رَكَعَ، فَكَانَ رُكُوعُهُ مِثْلَ قِيَامِهِ، وَقَالَ فِي رُكُوعِهِ: «سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ» ، ثُمَّ سَجَدَ، وَكَانَ سُجُودُهُ مِثْلَ رُكُوعِهِ، فَقَالَ فِي سُجُودَهُ: «سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى» ، وَكَانَ إِذَا مَرَّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ سَأَلَ، وَإِذَا مَرَّ بِآيَةِ عَذَابٍ تَعَوَّذَ، وَإِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيهَا تَنْزِيهٌ لِلَّهِ سَبَّحَ " هَذَا لَفْظُ مُؤَمَّلٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 542: Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami dari Al Amasy, Ha’, Muammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami, Al Amasy menceritakan kepada kami, dari Sa'ad bin Ubaidah dari Al Mustaurad bin Al Ahnaf dari shilah dari Khudaifah, ia berkata, “Suatu malam aku pernah melaksanakan shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau memulai shalat dengan satu surat; beliau membacanya hingga seratus ayat Aku berkata (dalam hati) beliau pasti ruku, tetapi ternyata beliau melanjutkannya hingga mencapai dua ratus ayat Aku berkata lagi (dalam hati) Beliau pasti akan ruku, Tetapi beliau tetap membaca sampai selesai. Aku berkata (di dalam hati) beliau pasti ruku, ternyata beliau memulai lagi dengan membaca surat An-Nisa, beliau membacanya kemudian ruku’, dimana waktunya (lamanya ruku) sama dengan lamanya berdiri, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam rukunya mengucapkan, 'Subhaana rabiyal adziimi' (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung) kemudian beliau sujud seperti lamanya ruku. Rasulullah di dalam sujud mengucapkan, Subhaana rabbiyal A'laa' (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Luhur) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila membaca ayat-ayat mengenai kasih sayang Allah, beliau berdoa dan apabila membaca mengenai ayat siksa neraka, beliau memohon perlindungan. Apabila beliau membaca satu ayat dan di dalamnya terdapat tanzih, maka beliau membaca tasbih. Ini adalah redaksi hadits Muammal. 681
Hadits No. : 543
صحيح ابن خزيمة ٥٤٣: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، ح وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالاَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ الْأَحْنَفِ، عَنْ صِلَةَ بْنِ زَفَرٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، مَا مَرَّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ عِنْدَهَا، فَسَأَلَ، وَلَا مَرَّ بِآيَةِ عَذَابٍ إِلَّا وَقَفَ عِنْدَهَا فَتَعَوَّذَ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 543: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi dan Ibnu Abu Adi mengabarkan kepada kami dari Syu’bah, Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Ha’, Bisyr bin Khalid Al Askari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Amasy, dari Saad bin Ubaidah, dari Al Mustaurad bin Al Ahnaf, dari Shilah bin Zhafar, dari Khudaifah, ia berkata, “Pada suatu malam Aku pemah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau tidak pemah memabaca ayat mengenai kasih sayang Allah, kecuali beliau berhenti sejenak kemudian berdoa, dan beliau tidak pemah membaca mengenai ayat tentang siksa neraka kecuali beliau berhenti di sisinya kemudian memohon perlindungan.” 682 Ini adalah redaksi hadits Abu Musa.
Hadits No. : 544
صحيح ابن خزيمة ٥٤٤: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْوَهَّابِ السُّكَّرِيَّ، وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ جَمِيعًا عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ السَّكْسَكِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عَلِّمْنِي شَيْئًا يُجْزِئُنِي مِنَ الْقُرْآنِ، فَإِنِّي لَا أَقْرَأُ، فَقَالَ: " قُلْ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ " قَالَ: فَضَمَّ عَلَيْهَا الرَّجُلُ بِيَدِهِ قَالَ: هَذَا لِرَبِّي، فَمَا لِي؟ قَالَ: " قُلِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي، وَعَافِنِي " قَالَ: فَضَمَّ عَلَيْهَا بِيَدِهِ الْأُخْرَى وَقَامَ هَذَا حَدِيثُ الْمَخْزُومِيِّ وَقَالَ هَارُونُ فِي حَدِيثِهِ: فَقَالَ: عَلِّمْنِي شَيْئًا يُجْزِئُنِي مِنَ الْقُرْآنِ، وَلَمْ يَقُلْ: فَضَمَّ عَلَيْهَا الرَّجُلُ بِيَدِهِ، وَقَالَ فِي آخِرِ الْحَدِيثِ: قَالَ مِسْعَرٌ: كُنْتُ عِنْدَ إِبْرَاهِيمَ وَهُوَ يُحَدِّثُ هَذَا الْحَدِيثَ وَاسْتَثْبَتُّهُ مِنْ عِنْدِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 544: Harun bin Ishaq Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Muhammad —ia adalah Ibnu Abdul Wahab As-Sukkari— menceritakan kepada kami, Said bin Muhammad Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, semuanya berasal dari Ma’mar, dari Ibrahim As-Saksaki, dari Abdullah bin Abu Aufa, ia berkata, “ Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu ia berkata, 'Wahai Rasulullah ajarkanlah sesuatu kepadaku yang dapat mensahkan shalatku (sebagai ganti) dari bacaan Al Qur’an sebab sesungguhnya aku tidak bisa membaca. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ucapkanlah 'subhaanallaah wal hamdulillaah walaa ilaaha ilallaah walaahu Akbar, walaa ilaaha illallaah, walaa haula walaa quwwata ilia billaah. (Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allahu Akbar, dan Tidak ada Tuhan selain Allah serta tidak ada daya dan upaya kecuali berasal dari Allah $WT)" Abdullah bin Aufa berkata, “Laki-laki tersebut lalu memegang erat Rasulullah dengan tangannya, ia berkata, 'Bacaan ini adalah untuk Tuhanku kemudian apa bacaan untukku? Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Katakanlah. Ya Allah Ampunilah diriku dan , kasih sayangilah aku, berilah petunjuk kepadaku, berilah reseki kepadaku dan maafkanlah aku" Abdullah bin Abu Aufa berkata, "Laki-laki tersebut kembali memegang erat Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tangannya yang lain, dan ia pun berdiri.683 Ini adalah hadits Al Makhzumi. Harun dalam haditsnya berkata, “Laki-laki tersebut berkata, 'Ajarkanlah aku sesuatu yang dapat mensahkan shalatku sebagai ganti dari bacaan Al Qur an.' Padahal perawi tersebut tidak mengatakan, 'Laki-laki tersebut memegang erat Rasulullah dengan tangannya', lalu di akhir hadits ia mengatakan, 'Mus'ir berkata, 'Aku pernah berada di samping Ibrahim saat ia menuturkan hadits ini dan aku mengukuhkan hadits tersebut darinya.
Hadits No. : 545
صحيح ابن خزيمة ٥٤٥: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ - يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ - نا يَحْيَى بْنُ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلَّادِ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ يَوْمًا - قَالَ رِفَاعَةُ: وَنَحْنُ مَعَهُ - إِذْ جَاءَ رَجُلٌ كَالْبَدَوِيِّ فَصَلَّى فَأَخَفَّ صَلَاتَهُ، ثُمَّ انْصَرَفَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَعَلَيْكَ، فَارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» ، فَرَجَعَ فَصَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، وَقَالَ: «ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» ، فَفَعَلَ ذَلِكَ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، كُلُّ ذَلِكَ يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَلَيْهِ، وَيَقُولُ: «وَعَلَيْكَ، فَارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» ، فَخَافَ النَّاسُ وَكَبُرَ عَلَيْهِمْ أَنْ يَكُونَ مَنْ أَخَفَّ صَلَاتَهُ لَمْ يُصَلِّ، فَقَالَ الرَّجُلُ فِي آخِرِ ذَلِكَ: فَأَرِنِي أَوْ عَلِّمْنِي فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَجَلْ، إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَتَوَضَّأْ كَمَا أَمَرَكَ اللَّهُ، ثُمَّ تَشَهَّدْ، فَأَقِمْ، ثُمَّ كَبِّرْ، فَإِنْ كَانَ مَعَكَ قُرْآنٌ فَاقْرَأْ بِهِ وَإِلَّا فَاحْمَدِ اللَّهَ، وَكَبِّرْهُ، وَهَلِّلْهُ، ثُمَّ ارْكَعْ فَاطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ اعْتَدِلْ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ فَاعْتَدِلْ سَاجِدًا، ثُمَّ اجْلِسْ فَاطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ قُمْ، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَقَدْ تَمَّتْ صَلَاتُكَ، وَإِنِ انْتَقَصْتَ مِنْهَا شَيْئًا انْتَقَصْتَ مِنْ صَلَاتِكِ» قَالَ: وَكَانَتْ هَذِهِ أَهْوَنُ عَلَيْهِمْ مِنَ الْأُولَى، أَنَّ مَنِ انْتَقَصَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا انْتَقَصَ مِنْ صَلَاتِهِ وَلَمْ يَذْهَبْ كُلُّهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 545: Ali bin Hujr As-Sa’di mengabarkan kepada kami, Ismail —yaitu Ibnu Hujr— mengabarkan kepada kami, Yahya bin Ali bin yahya bin Khalad bin Rafi’ Az-Zuraqi dari ayahnya, dari kakeknya dari Rifaah bin Rafi’, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di masjid —Rifaah berkata, “Sementara saat itu kami bersama beliau— tiba-tiba seorang laki-laki datang, sepertinya ia adalah orang Badui, kemudian ia melaksanakan shalat dengan cepat lalu selesai dan berpaling. Kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Wa alaika, kembalilah dan shalatlah, sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat." Ia lalu kembali dan melaksanakan shalat lagi, kemudian datang dan mengucapkan salam kepada Nabi, lalu beliau membalas salamnya. Beliau bersabda, “wa alaika Kembalilah lalu shalatlah, sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat” Orang A'rabi tersebut melakukan hal itu hingga dua atau tiga kali. Dan, setiap selesai ia mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mengucap salam dan bersabda, “Wa alaika, kembalilah lalu shalatlah lagi, karena sesungguhnya kamu belum melakukan shalat.” Banyak orang menjadi takut dan mereka membesar-besarkan masalah (71-ba') lalu berasumsi bahwa barang siapa yang mempercepat pelaksanaan shalat, maka ia dianggap belum melaksanakan shalat. Laki-laki tersebut diakhir pembicaraan ia berkata, “Beritahukanlah aku atau ajarilah aku, karena aku adalah manusia biasa yang bisa benar dan bisa salah.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tentu! Apabila engkau melaksanakan shalat, maka berwudhulah sebagaimana Allah SWT memberitahukanmu, kemudian bacalah syahadat, lalu dirikanlah shalat, kemudian lakukanlah takbiratul Ihram. Apabila engkau mampu membaca Al Qur'an, maka bacalah dan apabila tidak, maka bacalah hamdalah, bacalah takbir dan tahlil kemudian rukulah, dan thuma'ninah-lah dalam rukuk, kemudian i'tidal-lah dalam berdiri, lalu bersujudlah, dan i'tidal-lah dalam sujud, kemudian duduklah lalu duduklah, dan thuma'ninah-lah dalam duduk, kemudian bangunlah. Apabila kamu melakukan hal tersebut, maka shalatmu telah sempurna. Apabila hal-hal tersebut kurang, maka berkuranglah nilai shalatmu.684 Perawi berkata, “Hal ini lebih ringan dari keterangan pertama bahwa barang siapa yang berkurang sedikit saja dari hal tersebut, maka pahala shalatnya juga berkurang, tetapi tidak lenyap semuanya.”
Hadits No. : 546
صحيح ابن خزيمة ٥٤٦: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، نا حَجَّاجٌ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ يَقُولُ: أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ سُفْيَانَ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُسَيَّبِ الْعَابِدِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ: " صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَكَّةَ الصُّبْحَ، وَاسْتَفْتَحَ سُورَةَ الْمُؤْمِنُونَ حَتَّى إِذَا جَاءَ ذِكْرُ مُوسَى، وَهَارُونَ، أَوْ ذِكْرُ عِيسَى - مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ شَكَّ أَوِ اخْتَلَفُوا عَلَيْهِ - أَخَذَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَعْلَةٌ قَالَ: فَرَكَعَ " قَالَ: وَابْنُ السَّائِبِ حَاضِرٌ ذَلِكَ نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجِ بِمِثْلِهِ سَوَاءً لَفْظًا وَاحِدًا، غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ: صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ: فَحَذَفَ وَرَكَعَ، وَلَمْ يَذْكُرْ مَا بَعْدَهُ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَيْسَ هُوَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ السَّهْمِيَّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 546: Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam mengabarkan kepada kami, Hujaj —yaitu Ibnu Muhammad -- mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Muhammad bin Ibad bin Ja'far berkata, Abu Salamah bin Sufyan dan Abdullah bin Umar bin Ash serta Abdullah bin Al Musayyab Al Abidi menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin As-Sa'ib, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat shubuh di kota Makkah, lalu beliau memulainya dengan membaca surat Al Mu'minun sampai pada ayat Idzaa jaa'a dzikru muusa wu haarun atau dzikru isa —Muhammad bin Abbad ragu-ragu mengenai (keabsahannya) atau para ulama berselisih pendapat atasnya— lalu Nabi berhenti sebentar diantara bacaan surat.” Ia berkata lagi, “Kemudian beliau ruku'.’’ Ia berkata, “Dan, Ibnu Sa'ib mengetahui hal tersebut.’’ 685 Abdurrahman mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami; Dengan hadits serupa, dalam redaksi yang sama, hanya saja ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat bersama kami.” Ia berkata, “Kemudian ia menghilangkan redaksi “Nabi melakukan ruku” dan tidak menyebutkan kalimat setelahnya. Abu Bakar berkata, “Ia bukanlah Abdullah bin Amr bin Al Ash As-Sahmi.”
Hadits No. : 547
صحيح ابن خزيمة ٥٤٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ الْعَطَّارُ أَبُو بَكْرٍ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَطَاءً يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: فِي «كُلِّ صَلَاةٍ يُقْرَأُ، فَمَا أَسْمَعَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْمَعْنَاكُمْ، وَمَا أَخْفَى عَنَّا أَخْفَيْنَاهُ عَنْكُمْ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ بَيَّنْتُ فِي كِتَابِ الْإِمَامَةِ جَمِيعَ مَا يَنْبَغِي لِلْمُصَلِّي أَنْ يُعْلِنَ بِالْقِرَاءَةِ فِيهَا مِنَ الصَّلَوَاتِ، وَمَا عَلَيْهِ أَنْ يُخَافِتَ بِهَا عَلَى مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْلِنَ وَيُخَافِتُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 547: Abdul Jabbar bin Al Ala' Al Athar Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Sufyan dari Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, ia berkata, aku mendengar [Atha'] berkata: Aku mendengar Abu Hurairah berkata, “Di dalam setiap shalat, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca (surat). Apa yang diperdengarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kami, maka kami memperdengarkannya kepada kalian dan apa yang dirahasiakan oleh Rasulullah kepada kami, maka kami merahasiakannya kepada kalian.” 686 Abu Bakar berkata, “Aku telah menjelaskan dalam permasalahan tentang imam shalat, seluruh hal yang sebaiknya dikeraskan bacaan shalatnya dan yang harus dilirihkan, berdasarkan pada apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam mengeraskan dan melirihkan bacaannya.
Hadits No. : 548
صحيح ابن خزيمة ٥٤٨: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ سُحَيْمٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ وَهُوَ ابْنُ عَبَّاسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَشَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السِّتَارَةَ وَالنَّاسُ صُفُوفٌ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنْ مُبَشِّرَاتِ النُّبُوَّةِ إِلَّا الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرَى لَهُ، أَلَا إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا، فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ، وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ» هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 548: Ali bin Hujr As sa’di mengabarkan kepada kami, Ismail —yaitu Ibnu Ja'far— mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, Abdul Jabbar bin Al Ala menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Sulaiman bin Suhaim dari Ibrahim bin Abdullah bin Ma'bad —ia adalah Ibnu Abbas— dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Nabi menyingkap kain penutup sementara orang-orang sedang berbaris di belakang Abu Bakar, lalu beliau bersabda,'Wahai manusia sesungguhnya tidak ada yang yang tersisa dari kabar gembira kenabian kecuali mimpi yang baik yang dialami oleh seorang muslim atau seseorang yang diperlihatkan (tanda-tanda) yang baik padanya. Ingatlah sesungguhnya aku dilarang untuk membaca Al Qur'an saat ruku’ atau sujud. Adapun ruku, maka agungkanlah Tuhan di dalamnya. Sementara sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, sebab sangat berpotensi akan dikabulkan doa bagi kalian'. ”687
Hadits No. : 549
صحيح ابن خزيمة ٥٤٩: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، أنا جَرِيرٌ، ح وَنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ جَمِيعًا عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي، وَيَقُولُ: يَا وَيْلَهُ أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ، وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِيَ النَّارُ " فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ قَالَ: فَعَصَيْتُهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 549: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir memberitahukan kepada kami, Ha’, dan, Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami, Semuanya dari Al Amasy, dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila anak Adam membaca ayat Sajadah, kemudian ia bersujud, maka setan akan menjauh, menangis dan berkata, 'Celakalah! anak adam diperintahkan untuk sujud kemudian ia bersujud, maka surga baginya Sementara aku diperintahkan untuk bersujud, tetapi aku membangkang maka neraka bagiku'. "688
Hadits No. : 55
صحيح ابن خزيمة ٥٥: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ مَكَّةَ، أَوِ الْمَدِينَةِ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِي قُبُورِهِمَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ» ، ثُمَّ قَالَ: «بَلَى كَانَ أَحَدُهُمَا لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الْآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ» ، ثُمَّ دَعَا بِجَرِيدَةٍ فَكَسَرَهَا كَسْرَتَيْنِ، فَوَضَعَ عَلَى كُلِّ قَبْرٍ مِنْهُمَا كَسْرَةً، فَقِيلَ لَهُ: لِمَ فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: «لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ تَيْبَسَا» أَوْ: «إِلَى أَنْ يَيْبَسَا» .
Shahih Ibnu Khuzaimah 55: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur dari Mujahid dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melintasi salah satu tembok kota Makkah atau Madinah, lalu beliau mendengar dua orang sedang disiksa dalam kuburnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Keduanya sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena kesalahan besar.” Kemudian beliau bersabda, “Ya, salah satunya dulu tidak bertutup diri dari air seninya. Sedang yang lain suka adu domba.” Lalu beliau minta satu pelepah kurma. Beliau belah menjadi dua, lalu beliau letakkan [masing-masing kubur satu bagian]. Beliau ditanya, “Mengapa Engkau melakukan ini?” Beliau menjawab, “Mudah-mudahan ini dapat meringankan keduanya, selama belum kering—atau sampai ia kering.”154
Hadits No. : 550
صحيح ابن خزيمة ٥٥٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ، ح وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ جَمِيعًا عَنْ أَيُّوبَ، وَقَالَ عَبْدُ الْوَهَّابِ، نا أَيُّوبُ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: ص لَيْسَتْ مِنْ عَزَائِمِ السُّجُودِ، وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ فِيهَا " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَبْدِ الْوَهَّابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 550: Ahmad bin Abdah dari Hamad bin Zaid mengabarkan kepada kami, Ha’, dan Bisyr bin Muadz Al Aqdi menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, Ha’, Abdul Jabar bin Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Ha’, Muhammad bin Basysyar dan yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abdul Wahab menceritakan kepada kami; semuanya berasal dari Ayub, dan Abdul Wahab berkata, Ayyub menceritakan kepada kami dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata, “[Surat Shaad] 689 tidak termasuk surat yang harus dilakukan sujud di dalamnya. Namun aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan sujud di dalamnya.“ 690 Ini adalah redaksi Abdul Wahab.
Hadits No. : 551
صحيح ابن خزيمة ٥٥١: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، أنا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، وَأَبُو خَالِدٍ يَعْنِي سُلَيْمَانَ بْنَ حَيَّانَ الْأَحْمَرُ، عَنِ الْعَوَّامِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ كَانَ " يَسْجُدُ فِي ص، فَقِيلَ لَهُ، فَقَالَ: {أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ} [الأنعام: 90] ، وَقَالَ: سَجَدَهَا دَاوُدُ، وَسَجَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 551: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats dan Abu Khalid —yaitu Sulaiman bin Hayyan Al Ahmar— memberitahukan kepada kami, dari Al Awwam bin Hausyab, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya ia pemah bersujud saat membaca surah Shaad, kemudian dipertanyakan kepadanya, 'la membaca ayat 'Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk (Qs. Al An’am [6]: 90) Dan, ia berkata, “Nabi Daud bersujud padanya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga demikian.”691
Hadits No. : 552
صحيح ابن خزيمة ٥٥٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ، عَنِ الْعَوَّامِ، عَنِ الْمُجَاهِدِ قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ: سَجْدَةُ «ص» مِنْ أَيْنَ أَخَذْتَهَا؟ قَالَ: فَتَلَا عَلَيَّ {وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِ دَاوُدَ وَسُلَيْمَانَ وَأَيُّوبَ} ، حَتَّى بَلَغَ إِلَى قَوْلِهِ {أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ} [الأنعام: 90] قَالَ: كَانَ دَاوُدُ سَجَدَ فِيهَا، فَلِذَلِكَ سَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " نا الْأَشَجُّ، نا ابْنُ أَبِي غَنِيَّةَ، نا الْعَوَّامُ بْنُ حَوْشَبٍ بِهَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 552: Muhammad bin Al A'la bin Kuraib dan Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Al Awam dari Al Mujahid, ia berkata, “Aku katakan kepada Ibnu Abbas, 'Bersujud Pada surat Shaad, dari mana engkau mengambil dalilnya?' Ibnu Abbas berkata, ‘Lalu ia membacakan kepadaku, kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub' (Qs. Al An'am [6]: 84) hingga firman Allah SWT, 'Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka' (Qs. Al An'aam [6]: 90) ia berkata, Nabi Daud melakukan sujud padanya, karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun melakukan sujud'.”692 Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Ghaniyah mengabarkan kepada kami Al Awwam bin Hausyab mengabarkan kepada kami; dengan hadits ini.
Hadits No. : 553
صحيح ابن خزيمة ٥٥٣: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، أنا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ الْأَسْوَدَ يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ " قَرَأَ النَّجْمَ فَسَجَدَ فِيهَا، وَسَجَدَ مَنْ كَانَ مَعَهُ غَيْرَ أَنَّ شَيْخًا أَخَذَ كَفًّا مِنْ حَصًى أَوْ تُرَابٍ فَرَفَعَهُ إِلَى جَبْهَتِهِ، وَقَالَ: يَكْفِينِي هَذَا " قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ بَعْدَ ذَلِكَ قُتِلَ كَافِرًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 553: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah memberitahukan kepada kami dari Abu Ishaq, ia berkata: aku mendengar Al Aswad menceritakan hadits dari Abdullah, [dari Nabi SAW], sesungguhnya beliau pernah membaca surat An-Najm, kemudian Nabi melakukan sujud di dalamnya dan bersujud pula orang yang sedang bersama beliau, hanya saja terdapat seorang laki-laki tua yang mengambil segenggam kerikil atau debu lalu meletakkannya kedahinya kemudian ia berkata, “Cukup bagiku hal ini” Abdullah berkata, “Aku sungguh melihatnya. Setelah itu ia terbunuh dalam keadaan kufur.”693
Hadits No. : 554
صحيح ابن خزيمة ٥٥٤: نا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، أنا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى، عَنْ عَطَاءِ بْنِ مِينَاءَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى، عَنِ ابْنِ مِينَاءَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «سَجَدْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ، وَإِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 554: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ayub bin Musa dari Atha' bin Mina' dari Abu Hurairah, Ha’, Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Ayyub bin Musa dari Ibnu Mina' dari Abu Hurairah, ia berkata, “Kami melakukan sujud bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada bacaan bismi rabbikalladzii khalag dan idzas-samaa un syaqqat?'694
Hadits No. : 555
صحيح ابن خزيمة ٥٥٥: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَيُّوبُ بْنُ مُوسَى، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ مِينَاءَ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ، سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: «سَجَدْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ وَفِي اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ» وَزَعَمَ أَيُّوبُ أَنَّ عَطَاءَ بْنَ مِينَاءَ كَانَ مِنْ صَالِحِي النَّاسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 555: Abdurrahman bin Basyar mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Ayub bin Musa mengabarkan kepadaku, sesungguhnya Atha' bin Mina' mengabarkan bahwa sesungguhnya ia mendengar Abu Hurairah berkata, “Aku pernah melakukan sujud bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada ayat idzas-samaa 'un syaqqat dan pada ayat Iqra' bis mi rabbikal-ladzi khalaq. Ayub berasumsi sesungguhnya Atha' bin Mina' termasuk orang yang shalih. 695
Hadits No. : 556
صحيح ابن خزيمة ٥٥٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ، أنا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الدِّمَشْقِيُّ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «قَرَأَ عَامَ الْفَتْحِ سَجْدَةً فَسَجَدَ النَّاسُ كُلُّهُمْ، فَمِنْهُمُ الرَّاكِبُ وَالسَّاجِدُ فِي الْأَرْضِ، حَتَّى إِنَّ الرَّاكِبَ لَيَسْجُدَ عَلَى يَدِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 556: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami dengan hadits yang sangat gharib, Muhammad bin Utsman Ad-Dimasyq memberitahukan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad mengabarkan kepada kami dari Mash’ab bin Tsabit dari Nafi’ dari Ibnu Umar; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di saat pembukaan kota Makkah membaca ayat sajadah, kemudian orang- orang melakukan sujud semuanya. Di antara mereka terdapat orang yang berkendaraan dan ada orang yang melakukan sujud di atas tanah hingga orang yang berkendaraan melakukan sujud di atas tangannya. 696
Hadits No. : 557
صحيح ابن خزيمة ٥٥٧: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُقْرَأُ عَلَيْنَا الْقُرْآنَ، فَيَقْرَأُ السُّورَةَ فِيهَا السَجْدَةُ فَيَسْجُدُ وَنَسْجُدُ مَعَهُ، حَتَّى لَا يَجِدُ أَحَدُنَا مَكَانًا لِجَبِينِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 557: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Ubaidullah mengabarkan kepada kami, Nafi’ mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan ayat Al Qur'an kepada kami, lalu beliau membaca suatu surat yang di dalamnya terdapat ayat sajadah, kemudian beliau bersujud dan kami juga ikut sujud bersama beliau sampai salah seorang dari kami tidak menjumpai tempat untuk dahinya.” 697
Hadits No. : 558
صحيح ابن خزيمة ٥٥٨: ناه مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، نا ابْنُ إِدْرِيسَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كُنَّا نَقْرَأُ السَّجْدَةَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَسْجُدُ، وَنَسْجُدُ مَعَهُ حَتَّى يَزْحَمَ بَعْضُنَا بَعْضًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 558: Muhammad bin Hisyam mengabarkan kepada kami, Ibnu Idris mengabarkan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar dari Nafi’ dari Ibnu Umar, ia berkata, “Kami pernah membaca ayat sajadah di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau melakukan sujud dan kami juga melakukan sujud bersamanya hingga kami saling berdesak-desakan.” 698
Hadits No. : 559
صحيح ابن خزيمة ٥٥٩: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، نا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، نا اللَّيْثُ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ، أَنَّهُ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَوْقَ هَذَا الْمَسْجِدِ، فَقَرَأَ إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ فَسَجَدَ فِيهَا، وَقَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ فِيهَا» قَدْ خَرَّجْتُ طُرُقَ هَذَا الْخَبَرِ فِي كِتَابِ الصَّلَاةِ، كِتَابِ «الْكَبِيرِ» ، مَنْ قَالَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَوْ سَجَدْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَأَبُو هُرَيْرَةَ إِنَّمَا قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ بَعْدَ الْهِجْرَةِ بِسِنِينَ قَالَ فِي خَبَرِ عِرَاكِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: قَدِمَتُ الْمَدِينَةَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْبَرَ قَدِ اسْتَخْلَفَ عَلَى الْمَدِينَةِ سِبَاعَ بْنَ عُرْفُطَةَ وَقَالَ قَيْسُ بْنُ أَبِي حَازِمٍ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: صَحِبْتُ النَّبِيَّ ثَلَاثَ سَنَوَاتٍ، وَقَدْ أَعْلَمَ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ فِي إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ وَاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ، وَقَدْ أَعْلَمْتُ فِي غَيْرِ مَوْضِعٍ مِنْ كُتُبِنَا أَنَّ الْمُخْبِرَ وَالشَّاهِدَ الَّذِي يَجِبُ قَبُولُ شَهَادَتِهِ وَخَبَرِهِ مَنْ يُخْبِرُ بِكَوْنِ الشَّيْءِ، وَيَشْهَدُ عَلَى رُؤْيَةِ الشَّيْءِ وَسَمَاعِهِ، لَا مَنْ يَنْفِي كَوْنَ الشَّيْءِ وَيُنْكِرُهُ وَمَنْ قَالَ: لَمْ يَفْعَلْ فُلَانٌ كَذَا لَيْسَ بِمُخْبِرٍ وَلَا شَاهِدٍ، وَإِنَّمَا الشَّاهِدُ مَنْ يَشْهَدُ وَيَقُولُ: رَأَيْتُ فُلَانًا يَفْعَلُ كَذَا، وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ كَذَا، وَهَذَا لَا يَخْفَى عَلَى مَنْ يَفْهَمُ الْعِلْمَ وَالْفِقْهَ، وَقَدْ بَيَّنْتُ هَذِهِ الْمَسْأَلَةَ فِي غَيْرِ مَوْضِعٍ مِنْ كُتُبِنَا. وَتَوَهَّمَ بَعْضُ مَنْ لَمْ يَتَبَحَّرِ الْعِلْمَ أَنَّ خَبَرَ الْحَارِثِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ مَطَرٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَسْجُدْ فِي شَيْءٍ مِنَ الْمُفَصَّلِ مُنْذُ تُحَوَّلَ إِلَى الْمَدِينَةِ حُجَّةُ مَنْ زَعَمَ أَنْ لَا سُجُودَ فِي الْمُفَصَّلِ، وَهَذَا مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَعْلَمْتُ أَنَّ الشَّاهِدَ مَنْ يَشْهَدُ بِرُؤْيَةِ الشَّيْءِ أَوْ سَمَاعِهِ لَا مَنْ يُنْكِرُهُ وَيَدْفَعُهُ، وَأَبُو هُرَيْرَةَ قَدْ أَعْلَمَ أَنَّهُ قَدْ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ سَجَدَ فِي إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ، وَاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ بَعْدَ تَحَوُّلِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ إِذْ كَانَتْ صُحْبَتُهُ إِيَّاهُ إِنَّمَا كَانَ بَعْدَ تَحَوُّلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَدِينَةِ لَا قَبْلُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 559: Ar Rabi’ bin Sulaiman Al Muradi mengabarkan kepada kami, Syuaib - yaitu Ibnu Al-Laits - mengabarkan kepada kami, Al-Laits mengabarkan kepada kami dari Bakar bin Abdullah dari Nu'aim bin Abdullah Al Mujmar, sesungguhnya ia pernah berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat bersama Abu Hurairah di atas tempat sujud ini, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat Idzas-samaa 'm syaqqat kemudian beliau bersujud di dalamnya Dan, Abu Hurairah berkata, 'Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan sujud di dalamnya'.“ 699 Aku meriwayatkan sanad hadits ini —dalam bab: Shalat, kitab Al Kabir— ada seorang ulama yang berkata dari Abu Hurairah; yang isinya, “Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau aku melakukan sujud bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada ayat Idzas-samaa'un syaqqat Abu Bakar berkata, “Abu Hurairah pernah datang menemui Nabi, kemudian ia masuk Islam beberapa tahun setelah beliau Hijrah.“700 Abu Bakar mengatakan dalam hadits Arak bin Malik, dari Abu Hurairah, “Aku tiba di Madinah, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di kawasan Khaibar, dan Syiba bin Urfathah saat itu sedang menjabat sebagai khalifah kota Madinah.“ Qais bin Abu Hazim berkata: Aku mendengar Abu Hurairah berkata, “Aku pernah menemani Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selama tiga tahun. Aku sungguh telah mengetahui bahwa ia melihat Nabi melakukan sujud saat membaca idzas-samaa'un syaqqat dan iqra' bis mi rabbikal-ladzii khalaq Aku memberikan informasi dan hal tersebut bukan hanya pada satu tempat yang ada pada buku-buku kami bahwa orang yang memberitahu dan orang yang menjadi saksi —adalah yang diterima kesaksian dan haditsnya— dan dia adalah orang yang mengabarkan keberadaan sesuatu serta menyaksikan dan mendengar sesuatu tersebut. Ia bukan orang yang menafikan keberadaan sesuatu dan mengingkarinya. Barang siapa yang berkata, “Fulan tidak melakukan hal seperti ini”, maka ia bukan orang yang mengabarkan dan bukan pula menjadi saksi. Orang yang menjadi saksi adalah yang langsung menyaksikan dan berkata, “Aku melihat fulan melakukan hal tersebut dan aku mendengar ia mengatakan seperti ini.” Hal ini tidak meragukan lagi bagi orang yang mengerti ilmu hadits dan ilmu fikih. Aku telah menjelaskan masalah ini bukan hanya pada satu tempat saja dari buku-buku kami. Sebagian orang yang tidak memiliki pengetahuan mendalam berasumsi bahwa hadits Al Harits bin Ubaid dari Mathar701 dari Ikrimah dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak melakukan sujud pada surat Al Mufashal sejak beliau pindah ke kota Madinah, hal ini sebagai dalil orang yang berasumsi bahwa tidak ada sujud pada surat Al Mufashal. Hal ini termasuk jenis hadits yang aku informasikan bahwa orang yang menyaksikan hadits adalah orang yang melihat secara langsung atau mendengarnya, bukan orang yang mengingkari dan menolak hadits. Abu Hurairah telah memberikan informasi bahwa beliau melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan sujud pada ayat idzas-samaa'un syaqqat dan ayat iqra' bismi rabbikal-ladzii khalaq setelah beliau berpindah ke kota madinah, karena pertemanan Abu Hurairah dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terjadi setelah beliau hijrah ke kota Madinah, dan bukan sebelumnya.
Hadits No. : 56
صحيح ابن خزيمة ٥٦: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا وَكِيعٌ، ثنا الْأَعْمَشُ، سَمِعْتُ مُجَاهِدًا يُحَدِّثُ: عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 56: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami, aku mendengar Mujahid menceritakan dari Thawus dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melintasi dua kubur...” dengan hadits senada. 155
Hadits No. : 560
صحيح ابن خزيمة ٥٦٠: نا بِخَبَرِ الْحَارِثِ بْنِ عُبَيْدٍ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا أَزْهَرُ بْنُ الْقَاسِمِ، نا أَبُو قُدَامَةَ وَهُوَ الْحَارِثُ بْنُ عُبَيْدٍ، وَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مَطَرٌ الْوَرَّاقُ، عَنْ عِكْرِمَةَ، أَوْ غَيْرِهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 560: dengan hadits Al Harits bin Ubaid Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami Azhar bin Al Qasim mengabarkan kepada kami, Abu Qudamah mengabarkan kepada kami —ia adalah Al harits bin Ubaid—.702 Abu Daud Ath-Thayalisi meriwayatkan hadits dari Al Harits bin Ubaid, ia berkata, “Mathar Al Warraq menceritakan kepada kami dari Ikrimah dan ulama lainnya dari Ibnu Abbas.”
Hadits No. : 561
صحيح ابن خزيمة ٥٦١: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الشَّهِيدِ، وَمُحَمَّدُ بْنُ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، وَأَبُو الْأَشْعَثِ أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ قَالُوا: نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ الشَّهِيدِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي قَالَ: وَحَدَّثَنِي بَكْرٌ، عَنْ أَبِي، عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ صَلَاةَ الْعَتَمَةِ، وَقَرَأَ {إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ} [الانشقاق: 1] فَسَجَدَ، فَقُلْتُ لَهُ: مَا هَذِهِ السَّجْدَةُ؟ قَالَ: سَجَدْتُ بِهَا خَلْفَ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " وَقَالَ الصَّنْعَانِيُّ: عَنْ أَبِيهِ، وَزَادَ فِي آخِرِ الْخَبَرِ: فَلَا أَزَالُ أَسْجُدُ بِهَا حَتَّى أَلْقَاهُ. وَقَالَ أَبُو الْأَشْعَثِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: صَلَّيْتُ خَلْفَ أَبِي الْقَاسِمِ، فَسَجَدَ بِهَا، فَلَا أَزَالُ أَسْجُدُ بِهَا حَتَّى أَلْقَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 561: Ishaq bin Ibrahim bin Asy-Syahid mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Al Ala Ash-Shan’ani dan Abu Asyats Ahmad bin Al Miqdam Al Ajali berkata, Al Mu’tamir mengabarkan kepada kami, Asy-Syahid berkata, ia berkata: Aku mendengar ayahku, ia berkata: Bakar menceritakan kepadaku dari Abu Rafi’, ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat Subuh bersama Abu Hurairah, dan ia membaca idzas-samaa'un syaqqat kemudian bersujud. Aku kemudian bertanya kepadanya, ’Sujud apakah ini?’ Abu Hurairah berkata, 'Aku melakukan sujud di belakang Abui Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam dengan bacaan tersebut'. ” 703 Ash-Shan’ani berkata, dari ayahnya, ia menambahkan diakhir hadits, “Aku masih melakukan sujud hingga aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Abul Asy’ats berkata, dari ayahnya dari Bakar bin Abdullah, ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat di belakang Abui Qasim kemudian beliau melakukan sujud pada bacaan tersebut, dan aku masih melakukan sujud pada surat tersebut hingga aku bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 562
صحيح ابن خزيمة ٥٦٢: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ خُنَيْسٍ قَالَ: قَالَ لِيَ ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ، جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: " يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي رَأَيْتُ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ فِيمَا يَرَى النَّائِمُ كَأَنِّي أُصَلِّي خَلْفَ شَجَرَةٍ، فَرَأَيْتُ كَأَنِّي قَرَأْتُ سَجْدَةً فَسَجَدْتُ، فَرَأَيْتُ الشَّجَرَةَ كَأَنَّهَا تَسْجُدُ بِسُجُودِي، فَسَمِعْتُهَا وَهِيَ سَاجِدَةٌ، وَهِيَ تَقُولُ: اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي عِنْدَكَ بِهَا أَجْرًا، وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا، وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاقْبَلْهَا مِنِّي كَمَا قَبِلْتَ مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ السَّجْدَةَ، ثُمَّ سَجَدَ، فَسَمِعْتُهُ وَهُوَ سَاجِدٌ يَقُولُ مِثْلَ مَا قَالَ الرَّجُلُ عَنْ كَلَامِ الشَّجَرَةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 562: Al Hasan bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Yazid bin Khunais704 Berkata (73-alif), Ibnu Juraij705 berkata kepadaku, ia berkata, Ibnu Abbas menceritakan kepadaku, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia berkata, 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sesungguhnya aku tadi malam bermimpi seperti yang terjadi pada orang yang tidur lainnya, yaitu Seakan-akan aku melaksanakan shalat di balik pohon dan seakan-akan aku membaca ayat sajadah. Aku kemudian melakukan sujud dan aku melihat pohon tersebut seakan-akan melakukan sujud karena sujudku, aku mendengar pohon tersebut —dalam keadaan sujud— berkata, 'Ya Allah tulislah pahala untukku di sisi-Mu, jadikanlah sujudku sebagai bekal untukku di sisi-Mu, hapuskanlah dengan sujudku dosa dariku dan terimalah sujud dariku sebagaimana Engkau terima dari hamba- Mu; Daud AS ” Ibnu Abbas berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat sajadah, kemudian beliau melakukan sujud, lalu aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam —sedang bersujud— mengucapkan seperti apa yang diucapkan oleh seorang laki-laki yang diperoleh dari ucapan pohon tersebut.” 706
Hadits No. : 563
صحيح ابن خزيمة ٥٦٣: نا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْحُلْوَانِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ خُنَيْسٍ قَالَ: كَانَ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ صَلَّى بِنَا فِي هَذَا الْمَسْجِدِ - يَعْنِي الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ - فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، فَكَانَ يَقْرَأُ السَّجْدَةَ فَيَسْجُدُ فَيُطِيلُ السُّجُودَ، فَقِيلَ لَهُ فِي ذَلِكَ، فَقَالَ: قَالَ لِي ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي جَدُّكُ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: فَذَكَرَ نَحْوَهُ، وَقَالَ: «وَاحْطُطْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَلَمْ يَقُلِ اقْبَلْهَا مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَ مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَإِنَّمَا كُنْتُ تَرَكْتُ إِمْلَاءَ خَبَرِ أَبِي الْعَالِيَةِ، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي سُجُودِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ: " سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ؛ لِأَنَّ بَيْنَ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ وَبَيْنَ أَبِي الْعَالِيَةِ رَجُلًا غَيْرَ مُسَمًّى لَمْ يَذْكُرِ الرَّجُلَ عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنِ عَبْدِ الْمَجِيدِ، وَخَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْوَاسِطِيُّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 563: Ahmad bin Ja’far Al Hulwani mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Yazid bin Khunais berkata, “Al Hasan bin Muhammad bin Ubaidullah bin Abu Yazid pernah melaksanakan shalat bersama kami di masjid ini —yaitu masjidil haram— di bulan Ramadhan. Lalu ia membaca ayat sajadah, kemudian memanjangkan waktu sujud. Lalu dipertanyakan mengenai hal tersebut kepadanya, ia berkata, ''Ibnu Juraij berkata kepadaku, ''Kakekmu Ubaidullah bin Abu Yazid mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Abbas, lalu ia mengemukakan hal sejenis dan berkata, ‘Dan, hapuslah dariku dosa dengan sujud tersebut.'' la tidak mengatakan, ''Terimalah sujud tersebut dariku sebagaimana engkau menerimanya dari hambamu; Daud AS''. ”707 Abu Bakar berkata, “Aku tidak menulis hadits Abul Aliyah dari Aisyah di mana sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat melakukan sujud tilawah di malam hari mengucapkan, ''Wajahku sujud kepada Dzat yang menciptakan dan Dzat yang memecahkan pandangan serta penglihatan dengan daya dan upaya-Nya'', karena di antara Khalid Al Hidzdza dan Abui Aliyah terdapat seorang perawi yang tidak dikenal, di mana Abdul Wahab bin Abdul Majid dan Khalid bin Abdullah Al Wasithi tidak menyebutkannya.
Hadits No. : 564
صحيح ابن خزيمة ٥٦٤: ناه بُنْدَارٌ، أنا عَبْدُ الْوَهَّابِ، أنا خَالِدٌ وَهُوَ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ، عَنْ عَائِشَةَ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ خَالِدٍ وَهُوَ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ، عَنْ عَائِشَةَ، غَيْرُ أَنَّ أَبَا بِشْرٍ لَمْ يَقُلْ: بِاللَّيْلِ، وَزَادَ: يَقُولُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 564: Bundar mengabarkan kepada kami, Abdul Wahab memberitahukan kepada kami, Khalid —yaitu Al Hadzdza''— memberitahukan kepada kami, dari Abul Aliyah dari Aisyah, Ha’, Abul Basyar Al Wasithi menceritakan kepada kami, Khalid —yaitu Al Hadza''— dari Abu Al Aliyah dari Aisyah, Hanya saja Abu Basyar tidak mengatakan redaksi “Di malam hari” dan ia menambahkan, "Rasulullah mengucapkan hal tersebut tiga kali” 708
Hadits No. : 565
صحيح ابن خزيمة ٥٦٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا مِثْلَ حَدِيثِ بُنْدَارٍ، غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ: يَقُولُ «فِي السَّجْدَةِ مِرَارًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَإِنَّمَا أَمْلَيْتُ هَذَا الْخَبَرَ وَبَيَّنْتُ عِلَّتَهُ فِي هَذَا الْوَقْتِ مَخَافَةَ أَنْ يُفْتَنَ بَعْضُ طُلَّابِ الْعِلْمِ بِرِوَايَةِ الثَّقَفِيِّ، وَخَالِدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، فَيُتَوَهَّمَ أَنَّ رِوَايَةَ عَبْدِ الْوَهَّابِ، وَخَالِدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ صَحِيحَةٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 565: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami dari Khalid Al Hadza'' dari seorang laki-laki dari Abu Al Aliyah, dari Aisyah RA, seperti hadits Bundar, hanya saja ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa mengucapkannya di dalam sujud ” 709 Abu Bakar berkata, “Sesungguhnya aku pernah menulis hadits ini dan aku jelaskan ilatnya saat ini karena aku khawatir sebagian penuntut ilmu terkena fitnah oleh riwayat Ats-Tsaqafi dan Khalid bin Ubaidullah, lalu mereka berasumsi bahwa Abdul Wahab serta Khalid bin Abdullah adalah perawi yang shahih.
Hadits No. : 566
صحيح ابن خزيمة ٥٦٦: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو صَخْرٍ، عَنِ ابْنِ قُسَيْطٍ، عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «عَرَضْتُ النَّجْمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَسْجُدْ مِنَّا أَحَدٌ» قَالَ أَبُو صَخْرٍ: وَصَلَّيْتُ خَلْفَ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، وَأَبِي بَكْرِ بْنِ حَزْمٍ فَلَمْ يَسْجُدَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 566: Yunus bin Abdul A''la Ash-Shadafi mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Abu Shakhr menceritakan kepada kami, dari Ibnu Qusaith, dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit, dari ayahnya, ia berkata, “Aku membacakan surah An-Najm pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu tidak ada seorang pun dari kami yang melakukan sujud tilawah.” 710 Abu Shakhar berkata, “Dan, aku melaksanakan shalat di belakang Umar bin Abdul Aziz dan Abu Bakar bin Hazm, di mana keduanya tidak melakukan sujud.”
Hadits No. : 567
صحيح ابن خزيمة ٥٦٧: نا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ التَّيْمِيِّ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْهُدَيْرِ التَّيْمِيِّ - قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ: وَكَانَ رَبِيعَةُ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ مِمَّنْ حَضَرَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ - قَالَ رَبِيعَةُ: قَرَأَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ سُورَةَ النَّحْلِ حَتَّى إِذَا أَتَى السَّجْدَةَ، فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا نَمُرُّ بِالسُّجُودِ فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ أَصَابَ وَأَحْسَنَ، وَمَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ، وَلَمْ يَسْجُدْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 567: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Mulaikah mengabarkan kepada kami dari Utsman bin Abdurrahman At-Taimi dari Rabi''ah bin Abdullah bin Al Hadir At-Taimi, Abu Bakar bin Abu Mulaikah berkata, Rabiah termasuk orang yang terpandang, yaitu orang yang menyaksikan kepemimpinan Umar bin Al Khattab. Rabi’ah berkata, “Umar bin Al Khaththab di hari Jum’at pernah membaca surah An-Nahl di atas mimbar hingga saat pada ayat sajadah, ia berkata, ''Wahai segenap manusia sesungguhnya kami memerintahkan kalian untuk melakukan sujud. Barang siapa yang melakukan sujud, maka telah benar dan berbuat baik. Dan, barang siapa yang tidak melakukan sujud, maka tidak ada dosa baginya dan Nabi juga pernah tidak bersujud''.” 711
Hadits No. : 568
صحيح ابن خزيمة ٥٦٨: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ مَرَّةً، حَدَّثَنَا يَحْيَى، وَعُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ: «قَرَأْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّجْمَ فَلَمْ يَسْجُدْ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَرَوَى أَبُو صَخْرٍ هَذَا الْخَبَرَ، عَنِ ابْنِ قُسَيْطٍ، عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدٍ، وَعَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ جَمِيعًا، حَدَّثَنَا بِهِمَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي عَنْ أَبِي صَخْرٍ بِالْإِسْنَادَيْنِ مُنْفَرِدَيْنِ وَرَوَاهُ يَزِيدُ بْنُ خُصَيْفَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَأَلَ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ وَزَعَمَ أَنَّهُ قَرَأَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى فَلَمْ يَسْجُدْ ناه عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ خُصَيْفَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 568: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya mengabarkan kepada kami, Ibnu Di’b menceritakan kepada kami, Ha’, Bundar sesekali menceritakan kepada kami, Yahya dan Utsman bin Umar menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Di’b dari Yazid bin Abdullah bin Qusaith dari Atha'' bin Yasar dari Zaid bin Tsabit, ia berkata, "Aku pernah membacakan surat An-Najm dihadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi beliau tidak melakukan sujud.” 712 Abu Bakar berkata, “Abu Shakhr meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Qusaith, dari Kharijah bin Zaid dan Atha'' bin Yasar semuanya. Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab menceritakan kepada kami, Pamanku menceritakan kepada kami dari Abu Shakhr dengan dua sanad tersendiri.” Yazid bin Khushaifah meriwayatkan hadits dari Zaid bin Abdullah bin Qusaith dari Atha’ bin Yasar, sesungguhnya ia telah mengabarkannya, Sesungguhnya ia pernah bertanya kepada Zaid bin Tsabit dan ia mengira bahwa Zaid bin Tsabit pernah membaca ayat wan-najmi idzaa hawaa, tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melakukan sujud. Ali bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Ismail bin Ja’far mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Khusaifah.
Hadits No. : 569
صحيح ابن خزيمة ٥٦٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، - وَهَذَا حَدِيثُ الْمَخْزُومِيِّ - نا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَمَنَّ الْقَارِئُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تُؤَمِّنُ، فَمَنَ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» قَالَ الْمَخْزُومِيُّ مَرَّةً قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 569: Abdul Jabar bin Al Ala'' dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi serta Ali bin Khasyram mengabarkan kepada kami; ini adalah hadits Al Makhzumi, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri dari Sa’id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah, Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila orang yang membaca (Al Fatihah) membaca amin, maka kalian harus membaca amin juga. Di sini, sesungguhnya malaikat juga membaca amin. Barang siapa yang bacaan aminnya berbarengan dengan bacaan amin para malaikat, maka Allah SWT akan mengampuni dosa- dosanya yang terdahulu. “713 Al Makhzumi sesekali berkata, “Ia berkata, ''Aku mendengar dari Az-Zuhri...''.”
Hadits No. : 57
صحيح ابن خزيمة ٥٧: ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، ثنا الزُّهْرِيُّ، وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَطَاءٍ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ وَلَا بَوْلٍ، وَلَا تَسْتَدْبِرُوهَا، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا» قَالَ أَبُو أَيُّوبَ: «فَقَدِمْنَا الشَّامَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ قَدْ بُنِيَتْ نَحْوَ الْقِبْلَةِ، فَنَنْحَرِفُ عَنْهَا وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَبْدِ الْجَبَّارِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 57: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Atha' Al-Laitsi dari Abu Ayyub Al Anshari, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jangan buang air kecil dan besar menghadap qiblat atau membelakanginya, tapi mengahadaplah ke timur atau ke barat." Abu Ayyub berkata, “Kami datang ke Syam dan kami dapati beberapa tempat buang air dibangun mengarah qiblat, lalu kami membelokkannya dan mohon ampun kepada Allah.”
Hadits No. : 570
صحيح ابن خزيمة ٥٧٠: أنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيَّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَمَنَّ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا، فَمَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «إِذَا أَمَنَّ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا» ، مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ الْإِمَامَ يَجْهَرُ بِآمِينَ، إِذْ مَعْلُومٌ عِنْدَ مَنْ يَفْهَمُ الْعِلْمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَأْمُرُ الْمَأْمُومَ أَنْ يَقُولَ: آمِينَ، عِنْدَ تَأْمِينِ الْإِمَامِ إِلَّا وَالْمَأْمُومُ يَعْلَمُ أَنَّ الْإِمَامَ يَقُولُهُ، وَلَوْ كَانَ الْإِمَامُ يُسِرُّ آمِينَ لَا يَجْهَرُ بِهِ لَمْ يَعْلَمِ الْمَأْمُومُ أَنَّ إِمَامَهُ قَالَ: آمِينَ، أَوْ لَمْ يَقُلْهُ، وَمُحَالٌ أَنْ يُقَالَ لِلرَّجُلِ: إِذَا قَالَ فُلَانٌ كَذَا فَقُلْ مِثْلَ مَقَالَتِهِ، وَأَنْتَ لَا تَسْمَعُ مَقَالَتَهُ، هَذَا عَيْنُ الْمُحَالِ، وَمَا لَا يَتَوَهَّمُهُ عَالِمٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ الْمَأْمُومَ أَنْ يَقُولَ آمِينَ إِذَا قَالَهُ إِمَامُهُ وَهُوَ لَا يَسْمَعُ تَأْمِينَ إِمَامِهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَاسْمَعِ الْخَبَرَ الْمُصَرِّحَ بِصِحَّةِ مَا ذَكَرْتُ أَنَّ الْإِمَامَ يَجْهَرُ بِآمِينَ عِنْدَ قِرَاءَةِ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 570: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Abdul Aziz mengabarkan kepada kami —yaitu Ibnu Muhammad Ad-Darawardi— dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang imam membaca bacaan amin, maka kalian juga harus membaca bacaan amin. Barang siapa yang bacaan aminnya berbarengan dengan bacaan amin para malaikat, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu.”714 Abu Bakar berkata, “Dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Apabila seorang imam membaca amin, maka ucapkanlah amin adalah sesuatu yang jelas dan nyata bahwa seorang imam harus mengeraskan bacaan aminnya, dan menjadi suatu yang lumrah bagi orang yang memiliki ilmu pengetahuan, sesungguhnya Nabi tidak akan memerintahkan makmum untuk mengucapkan amin ketika imam membaca bacaan amin, kecuali makmum mengetahui bahwa imam mengucapkannya. Apabila seorang imam melirihkan bacaan amin (imam tidak mengeraskannya), niscaya seorang makmum tidak mengetahui apakah imam shalat mengucapkan amin atau tidak. Dan, merupakan suatu yang mustahil dikatakan kepada seseorang, apabila fulan mengatakan seperti ini, maka katakanlah seperti apa yang diucapkannya, padahal Anda tidak mendengar ucapannya. Hal ini merupakan substansi kemustahilan. Dan, merupakan sesuatu yang aneh bagi orang alim apabila nabi memerintahkan seorang makmum untuk mengucapkan bacaan amin, —apabila imam shalat mengucapkannya— sementara makmum tidak mendengar bacaan amin yang diucapkan imamnya.” Abu Bakar berkata, “Dengarkanlah hadits yang menjelaskan keabsahan apa yang aku kemukakan, di mana seorang imam harus mengeraskan bacaan amin setelah selesai membaca surat Al Fatihah.”
Hadits No. : 571
صحيح ابن خزيمة ٥٧١: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَهُوَ ابْنُ الْعَلَاءِ الزُّبَيْدِيُّ، حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَالِمٍ، عَنِ الزُّبَيْدِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي الزُّهْرِيُّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، وَسَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَةِ أُمِّ الْقُرْآنِ رَفَعَ صَوْتَهُ قَالَ: «آمِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 571: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim mengabarkan kepada kami —Ia adalah Ibnul A''la Az-Zabaidi— Amr bin Al Harits dari Abdullah bin Salim dari Az-Zubaidi, ia berkata, Az-Zuhri mengabarkan kepadaku dari Abu Salmah dan Said dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila selesai membaca Ummul Qur’an (Al Fatihah), beliau meninggikan suaranya dengan membaca ''amin''.”715
Hadits No. : 572
صحيح ابن خزيمة ٥٧٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو سَعِيدٍ الْجُعْفِيُّ، حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ، وَهُوَ ابْنُ زَيْدٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ كَانَ إِذَا كَانَ مَعَ الْإِمَامِ يَقْرَأُ بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَأَمَّنَ النَّاسُ أَمَنَّ ابْنُ عُمَرَ، وَرَأَى تِلْكَ السُّنَّةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 572: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abu Sa''id Al Ja’fi mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepadaku, Usamah mengabarkan kepadaku —Ia adalah Ibnu Zaid— dari Nafi’ dari Ibnu Umar, Apabila Ibnu Umar bersama dengan imam shalat, lalu imam membaca ummul Qur''an kemudian orang-orang mengucapkan bacaan amin, maka Ibnu Umar juga membaca amin dan ia memandang bahwa hal tersebut adalah sunnah. 716
Hadits No. : 573
صحيح ابن خزيمة ٥٧٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَسَّانَ الْأَزْرَقُ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ غَرِيبٍ إِنْ كَانَ حَفِظَ اتِّصَالَ الْإِسْنَادِ، حَدَّثَنَا ابْنُ مَهْدِيٍّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ بِلَالٍ أَنَّهُ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «لَا تَسْبِقْنِي بِآمِينَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَكَذَا أَمْلَى عَلَيْنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَسَّانَ هَذَا الْحَدِيثَ مِنْ أَصْلِهِ. . . الثَّوْرِيُّ، عَنْ عَاصِمٍ فَقَالَ: عَنْ بِلَالٍ، وَالرُّوَاةُ إِنَّمَا يَقُولُونَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ: أَنَّ بِلَالًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 573: Muhammad bin Hasan Al Azraq menceritakan kepada kami hadits yang sangat gharib, walaupun ia menghafal sanad yang muttasil. Ibnu Mahdi menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Ashim dari Abu Utsman dari Bilal: Sesungguhnya ia pernah berkata kepada Nabi, "Janganlah engkau mendahuluiku dalam membaca bacaan amin.” 717 Abu Bakar berkata, “Demikianlah Muhammad bin Hasan mengimlakkan hadits ini dalam naskah aslinya, 718 yaitu Ats-Tsaun dari Ashim, ia berkata dari Bilal. Para perawi hadits sesungguhnya mengatakan tentang sanad ini dari Abu Utsman bahwa Bilal berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Hadits No. : 574
صحيح ابن خزيمة ٥٧٤: نا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ سُهَيْلٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: دَخَلَ يَهُودِيٌّ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّأمُ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّدُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَعَلَيْكَ» ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ فَهَمَمْتُ أَنْ أَتَكَلَّمَ فَعَلِمْتُ كَرَاهِيَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِذَلِكَ فَسَكَتُّ، ثُمَّ دَخَلَ آخَرُ، فَقَالَ: السَّأمُ عَلَيْكَ، فَقَالَ: «عَلَيْكَ» ، فَهَمَمْتُ أَنْ أَتَكَلَّمَ فَعَلِمْتُ كَرَاهِيَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِذَلِكَ، ثُمَّ دَخَلَ الثَّالِثُ، فَقَالَ: السَّأمُ عَلَيْكَ، فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قُلْتُ: وَعَلَيْكَ السَّأمُ وَغَضَبُ اللَّهِ وَلَعْنَتُهُ إِخْوَانَ الْقِرَدَةِ وَالْخَنَازِيرِ، أَتُحَيُّونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا لَمْ يُحَيِّهِ اللَّهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفُحْشَ وَلَا التَّفَحُّشَ قَالُوا قَوْلًا فَرَدَدْنَا عَلَيْهِمْ، إِنَّ الْيَهُودَ قَوْمٌ حُسَّدٌ، وَهُمْ لَا يَحْسُدُونَا عَلَى شَيْءٍ كَمَا يَحْسُدُونَا عَلَى السَّلَامِ، وَعَلَى آمِينَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَبَرُ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ عَائِشَةَ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ «الْكَبِيرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 574: Abu Basyar Al Wasithi mengabarkan kepada kami, Khalid - -yaitu Ibnu Abdillah— mengabarkan kepada kami dari Suhail —ia adalah Ibnu Abu Shalih— dari ayahnya, dari Aisyah, la berkata, “Seorang Yahudi masuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu ia berkata, ''As-sa''amu alaik (Racun atas engkau wahai Muhammad).'' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ''Juga atas kamu''." Aisyah berkata, “Aku ingin berbicara sekali. Aku tahu kebencian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap hal tersebut tetapi aku diam saja. Lalu Yahudi lainnya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, ''As-saamu alaik.'' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ''Juga atas kamu.'' Aku ingin sekali berbicara. Aku tahu kebencian Nabi terhadap hal tersebut. Lalu orang Yahudi datang kembali menemui Nabi kemudian ia berkata, ''As-sa''amu alaik (Racun atas kamu).'' Aku sudah tidak sabar lagi, hingga aku mengatakan kepada mereka, ''As-sa''amu alaik, kemarahan dan laknat Allah wahai saudara kera dan babi. Bukankah kalian mengucapkan salam kepada Nabi dengan ucapan yang tidak pernah disebutkan Allah SWT.'' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ''Allah tidak menyukai perbuatan kotor dan perkataan kotor. Mereka mengatakan suatu ucapan, kemudian cukup kita membalas hal serupa kepada mereka. Sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah suatu kaum yang memiliki sikap iri hati. Mereka tidak memiliki sikap iri hati yang besar kepada kita atas sesuatu seperti mereka bersikap iri hati pada masalah salam dan bacaan amin''720. Abu Bakar berkata, “Hadits Ibnu Abu Mulaikah dari Aisyah dalam kisah ini, aku telah meriwayatkan dalam kitab Al Kabir.
Hadits No. : 575
صحيح ابن خزيمة ٥٧٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، وَعَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَا: حَدَّثَنَا يَزِيدُ وَهُوَ ابْنُ زُرَيْعٍ، أنا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا قَالَ الْإِمَامُ {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] فَقُولُوا: آمِينَ؛ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَقُولُ: آمِينَ، وَالْإِمَامُ يَقُولُ: آمِينَ، فَمَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ " هَذَا حَدِيثُ الصَّنْعَانِيِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 575: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani dan Amr bin Ali, keduanya mengatakan, Yazid —Ia adalah ibnu Zurai''— menceritakan kepada kami, Ma’mar memberitahukan kepada kami, dari Az-Zuhri dari Sa''id bin Al Musayyib dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila seorang imam mengucapkan ''Ghairil Maghdhuubi Alaihim waladhaaliin’, maka ucapkanlah ''amin''. Sesungguhnya malaikat mengucapkan bacaan amin juga saat imam mengucapkan amin. Barang siapa yang bacaan aminnya bersamaan dengan bacaan amin para malaikat, maka Allah SWT akan mengampuni dosa yang akan datang.”721 Ini adalah hadits Shan’ani.
Hadits No. : 576
صحيح ابن خزيمة ٥٧٦: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، أنا رَوْحُ أَخْبَرَنَا بْنُ جُرَيْجٍ، ح وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا رَوْحٌ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، ح وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ أَيْضًا الزَّعْفَرَانِيُّ، نا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنْ عَمِّهِ وَاسِعِ بْنِ حَيَّانَ، أَنَّهُ سَأَلَ ابْنَ عُمَرَ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا وَضَعَ، اللَّهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا رَفَعَ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ الْحَسَنِ بْنِ مُحَمَّدٍ، وَقَالَ ابْنُ مَنِيعٍ: عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» كُلَّمَا رَفَعَ وَوَضَعَ، وَزَادَ ثُمَّ يَقُولُ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ عَنْ يَمِينِهِ» ، «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ» عَنْ يَسَارِهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: اخْتَلَفَ أَصْحَابُ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى فِي هَذَا الْإِسْنَادِ، فَقَالَ: إِنَّهُ سَأَلَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ، خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ «الْكَبِيرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 576: Ahmad bin Mani’ mengabarkan kepada kami, Rauh bin Juraij memberitahukan kepada kami, Ha’, Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Ha’, Hasan menceritakan kepada kami, juga Az-Za’farani, Hajjaj bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Juraij berkata, Amr bin Yahya mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Yahya bin Hayan dari pamannya; Wasi’ bin Hayan: Bahwa Wasi'' pernah bertanya kepada Ibnu Umar mengenai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibnu Umar berkata, "Setiap turun (dari posisi berdiri) membaca Allahu Akbar dan setiap bangun membaca Allahu Akbar. ” 722 Ini adalah redaksi Al Hasan bin Muhammad. Ibnu Mani’ berkata, “Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ''Membaca Allahu Akbar setiap bangun dan turun.” Ia menambahkan, kemudian berkata, “Beliau mengucapkan kalimat, ''Assalamualaikum warahmatullah'' menoleh ke arah kanan dan mengucapkan, ''Assalamualaikum warahmatullah'' menoleh ke arah kiri.” Abu Bakar berkata, Para pengikut Amr bin Yahya berselisih pendapat dalam hal sanad ini dan ia berkata, “Sesungguhnya ia bertanya kepada Abdullah bin Zaid bin Ashim, aku meriwayatkannya di dalam kitab Al Kabir.”
Hadits No. : 577
صحيح ابن خزيمة ٥٧٧: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ: رَأَيْتُ رَجُلًا عِنْدَ الْمَقَامِ يُكَبِّرُ فِي كُلِّ رَفَعٍ وَوَضْعٍ، فَأَتَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، فَقُلْتُ: " إِنِّي رَأَيْتُ رَجُلًا يُصَلِّي َيُكَبِّرُ فِي كُلِّ رَفْعٍ وَوَضْعٍ، فَقَالَ: أَوَلَيْسَ تِلْكَ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَا أُمَّ لَكَ؟ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 577: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Abu Bisyr dari Ikrimah, ia berkata, “Aku melihat seorang laki-laki di maqam Ibrahim sedang membaca takbir setiap kali bangun dan turun dari gerakan (shalat), kemudian aku mendatangi Ibnu Abbas lalu aku katakan, ''Sesungguhnya aku melihat seorang laki-laki sedang melaksanakan shalat, di mana ia membaca takbir setiap kali bangun dan turun, lalu Ibnu Abbas berkata, ''Bukankah itu ibadah shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sudah tidak diragukan lagi bagimu?''.” 723
Hadits No. : 578
صحيح ابن خزيمة ٥٧٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أنا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ، ثُمَّ يَقُولُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ، يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَسْجُدُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ، ثُمَّ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ فِي الصَّلَاةِ كُلِّهَا حَتَّى يَقْضِيَهَا وَيُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ مِنَ الْمَثْنَى بَعْدَ الْجُلُوسِ "، ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 578: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Abdur Razzaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij memberitahukan kepada kami, Ibnu Syihab mengabarkan kepadaku, dari Abu Bakar bin Abdurrahman, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melaksanakan shalat, beliau mengucapkan takbir saat berdiri untuk memulai shalat, kemudian mengucapkan takbir saat ruku’, lalu mengucapkan, ''Samiallaahu liman hamidah'' saat beliau mengangkat tulang rusuknya dari ruku’, kemudian beliau pada posisi berdiri mengucapkan, ''Rabbanaa walakal hamd’ [lalu ber-takbir] saat turun untuk sujud, kemudian mengucapkan takbir saat beliau mengangkat kepalanya, lalu mengucapkan takbir saat sujud kembali, kemudian mengucapkan takbir saat mengangkat kepalanya kembali, lalu beliau melakukan hal seperti itu di dalam gerakan shalat secara keseluruhan sampai beliau menyelesaikannya serta mengucapkan takbir saat bangun dari rakaat kedua setelah duduk tahiyat awal.” Kemudian Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya diantara kalian, aku adalah orang yang paling mirip gerakan shalatnya dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” 724
Hadits No. : 579
صحيح ابن خزيمة ٥٧٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ " يُصَلِّي بِنَا فَيُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ، وَحِينَ يَرْكَعُ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَسْجُدَ، وَبَعْدَ مَا يَرْفَعُ مِنَ الرُّكُوعِ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَسْجُدَ بَعْدَ مَا يَرْفَعُ مِنَ السُّجُودِ، وَإِذَا جَلَسَ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ كَبَّرَ، وَيُكَبِّرُ مِثْلَ ذَلِكَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ، فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَقْرَبُكُمْ شَبَهًا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَعْنِي صَلَاتَهُ - مَا زَالَتْ هَذِهِ صَلَاتُهُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 579: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Abdur-Razzaq mengabarkan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Az Zuhri, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata, “Abu Hurairah pernah melaksanakan shalat bersama kami, lalu ia membaca takbir, saat berdiri dan ketika ruku’, dan saat ia ingin melakukan sujud serta setelah bangun dari ruku’, juga ketika ingin sujud kembali setelah bangun dari sujud, dan ketika duduk (Tahiyat awal) serta apabila hendak bangun dari dua rakaat, maka ia mengucapkan takbir. Kemudian ia membaca takbir seperti itu pada dua rakaat terakhir. Apabila salam, maka ia mengucapkan, ''Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya di antara kalian, aku adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah —maksudnya dalam tata cara shalatnya—. Masih seperti itu shalat beliau hingga meninggal dunia.” 725
Hadits No. : 58
صحيح ابن خزيمة ٥٨: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا وَهْبٌ يَعْنِي ابْنَ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ، حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ إِسْحَاقَ يُحَدِّثُ، عَنْ أَبَانَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ بِبَوْلٍ فَرَأَيْتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْبَضَ بِعَامٍ يَسْتَقْبِلُهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 58: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Wahb -maksudnya Ibnu Jarir bin Hazim- menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku mendengar Muhammad bin Ishaq menceritakan dari Aban bin Shalih dari Mujahid dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kami buang air kecil menghadap qiblat, lalu setahun sebelum beliau wafat aku melihat beliau buang air kecil menghadap qiblat.” 157. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Hasan. Dan Ibnu Ishaq Telah Menerangkan Dengan Tahdits Dari Ibnu Al Jarud,
Hadits No. : 580
صحيح ابن خزيمة ٥٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ، نا أَبُو عَامِرٍ، أنا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ: اشْتَكَى أَبُو هُرَيْرَةَ، أَوْ غَابَ فَصَلَّى بِنَا أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ فَجَهَرَ بِالتَّكْبِيرِ حِينَ افْتَتَحَ، وَحِينَ رَكَعَ، وَحِينَ قَالَ: " سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، وَحِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ، وَحِينَ سَجَدَ، وَحِينَ رَفَعَ، وَحِينَ قَامَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ حَتَّى قَضَى صَلَاتَهُ عَلَى ذَلِكَ، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّ النَّاسَ قَدِ اخْتَلَفُوا فِي صَلَاتِكَ، فَخَرَجَ فَقَامَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَقَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي وَاللَّهِ مَا أُبَالِي اخْتَلَفَتْ صَلَاتُكُمْ أَوْ لَمْ تَخْتَلِفْ، هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ: وَحِينَ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، إِنَّمَا أَرَادَ حِينَ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَأَرَادَ الْإِهْوَاءَ لِلسُّجُودِ كَبَّرَ، لَا أَنَّهُ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ كَبَّرَ، وَكَذَلِكَ أَرَادَ فِي خَبَرِ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ حِينَ ذَكَرَ صَلَاتَهُ خَلْفَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ: وَإِذَا نَهَضَ مِنَ الرُّكُوعِ كَبَّرَ إِنَّمَا أَرَادَ نَهَضَ مِنَ الرُّكُوعِ فَأَرَادَ الْإِهْوَاءَ إِلَى السُّجُودِ كَبَّرَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 580: Muhammad bin Ma’mar mengabarkan kepada kami, Abu Amir mengabarkan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman memberitahukan kepada kami, dari Said bin Al Harits, ia berkata, “Abu Hurairah pernah sedang sakit atau tidak ada (di tempat shalat) lalu Abu Said Al Khudri melaksanakan shalat bersama kami, ia mengeraskan bacaan takbir saat memulai shalat, ketika ruku dan saat ia mengucapkan, ''Samiallaahu liman hamidah’ saat mengangkat kepalanya dari sujud, saat sujud, saat bangun dari sujud, saat berdiri dari dua rakaat hingga ia menyelesaikan shalatnya. Kemudian ditanyakan kepadanya, ''Sesungguhnya orang-orang berselisih pendapat mengenai shalatmu?'' kemudian ia keluar dan berdiri di atas mimbar, lalu ia berkata, ''Wahai segenap manusia sesungguhnya demi Allah, aku tidak peduli apakah tata cara shalatku berbeda dengan shalat kalian atau tidak. Demikianlah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat''.” 726 Abu Bakar berkata, “Kalimat yang diucapkan, ''Samiallaahu liman hamidah'' maksudnya adalah saat seseorang mengucapkan, ''Samiallahu liman hamidah. Di sini yang dimaksud adalah saat hendak turun untuk sujud, maka seseorang harus mengucapkan takbir, bukan saat seseorang mengangkat kepala dari ruku lalu mengucapkan takbir. 727 Demikian pula apa yang dimaksud di dalam hadits Imran bin Hushain, saat ia menyebutkan tata cara shalatnya di belakang Ali bin Abu Thalib, di mana ia berkata, Dan, apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun dari ruku’, beliau mengucapkan takbir.'' Sesungguhnya yang dimaksud bangun dari ruku adalah, saat turun untuk sujud, seseorang mengucapkan takbir.”
Hadits No. : 581
صحيح ابن خزيمة ٥٨١: وَالدَّلِيلُ عَلَى صِحَّةِ مَا تَأَوَّلْتُ أَنَّ هَارُونَ بْنَ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدَةُ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ خَالِدٍ يَعْنِي الْحَذَّاءَ، عَنْ غَيْلَانَ بْنِ جُرَيْر، عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ قَالَ: صَلَّيْتُ خَلْفَ عَلِيٍّ فَكَانَ يُكَبِّرُ إِذَا سَجَدَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ "، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لِي عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ: صَلَّى بِنَا هَذَا مِثْلَ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَفِي هَذَا الْخَبَرِ مَا دَلَّ عَلَى أَنَّ اللَّفْظَةَ الَّتِي ذَكَرَهَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيرٍ فِي هَذَا الْخَبَرِ، وَإِذَا نَهَضَ مِنَ الرُّكُوعِ كَبَّرَ، إِنَّمَا أَرَادَ وَإِذَا نَهَضَ مِنَ الرُّكُوعِ فَأَرَادَ السُّجُودَ كَبَّرَ، عَلَى مَا ذَكَرَ الزُّهْرِيُّ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، ثُمَّ يَقُولُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ، ثُمَّ يَقُولُ - وَهُوَ قَائِمٌ -: رَبَّنَا ولَكَ الْحَمْدُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا، وَكَذَلِكَ خَبَرُ أَبِي عَامِرٍ عَنْ فُلَيْحٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ذَكَرَ التَّكْبِيرَ حِينَ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، أَيْ أَنَّهُ يُكَبِّرُ عِنْدَ رَفْعِ الرَّأْسِ مِنَ الرُّكُوعِ، ذَكَرَ تَكْبِيرَ أُخْرَى عِنْدَ الْإِهْوَاءِ إِلَى السُّجُودِ فَلَمَّا ذَكَرَ التَّكْبِيرَةَ عِنْدَ رَفَعِ الرَّأْسِ مِنَ السُّجُودِ بَعْدَ التَّكْبِيرَةِ حِينَ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ بَانَ وَثَبَتَ أَنَّهُ إِنَّمَا أَرَادَ التَّكْبِيرَ حِينَ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ إِذَا أَرَادَ الْإِهْوَاءَ إِلَى السُّجُودِ، وَكَذَلِكَ فِي خَبَرِ أَبِي سَلَمَةَ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: وَحِينَ يَرْكَعُ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَسْجُدَ بَعْدَمَا يَرْفَعُ مِنَ الرُّكُوعِ، فَفِي هَذَا مَا بَانَ أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، وَأَرَادَ السُّجُودَ لَا أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ عِنْدَ رَفْعِ الرَّأْسِ مِنَ الرُّكُوعِ، وَلَوْ أَبَحْنَا لِلْمُصَلِّي أَنْ يُكَبِّرَ فِي كُلِّ خَفْضٍ وَرَفْعٍ وكَانَ عَلَيْهِ أَنْ يُكَبِّرَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، ثُمَّ يُكَبِّرُ عِنْدَ الْإِهْوَاءِ إِلَى السُّجُودِ لَكَانَ عَدَدُ التَّكْبِيرِ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ سِتَّةً وَعِشْرِينَ تَكْبِيرَةً لَا اثْنَتَيْنِ وَعِشْرِينَ تَكْبِيرَةً، وَفِي خَبَرِ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ عَدَدَ التَّكْبِيرِ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ اثْنَتَانِ وَعِشْرُونَ تَكْبِيرَةً لَا أَكْثَرَ مِنْهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 581: Dalil keabsahan takwilku bahwa Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdah menceritakan kepada kami, dari Said bin Khalid —yaitu Al Hadzdza'— dari Ghailan bin Jarir dari Matharrif bin Abdullah bin Asy-Syakhar, ia berkata, “Aku pemah melakukan shalat dibelakang Ali, ia bertakbir apabila ingin melakukan sujud dan saat mengangkat kepala dari sujud, ketika ia pergi, Imran bin Hushein berkata kepadaku, 'Ali bin Thalib telah melaksanakan shalat seperti shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.“728 Abu Bakar berkata, “Dalam hadits ini terdapat petunjuk bahwa redaksi dalam hadits ini yang disebutkan oleh Hamad bin Zaid dari Ghailan bin Jarir, “Dan, apabila bangun dari ruku’ ia mengucapkan takbir” sesungguhnya yang dimaksud adalah apabila seseorang bangun dari ruku dan hendak sujud, maka ia mengucapkan takbir. Hal ini berdasarkan apa yang disebutkan Az-Zuhri dari Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam, lalu ia mengucapkan, 'Samiallaahu liman hamidah’ saat menegakan tulang rusuknya dari ruku, kemudian ia mengucapkan, 'Rabbanaa walakal hamdu’ saat berdiri, lalu mengucapkan takbir saat turun untuk melakukan sujud. Demikian pula hadits [Abu Amir] dari Fulaih dari Sa'id Al Harits (75-alif) dari Abu Said Al Khudri, “Mengucapkan takbir ketika seseorang mengucapkan, 'Samiallahu liman hamidah' maksudnya seseorang mengucapkan takbir saat hendak mengangkat kepala dari ruku. Mengucapkan takbir juga saat turun untuk melakukan sujud. Ketika mengucapkan takbir saat mengangkat kepala dari sujud, yaitu setelah takbir ketika ia mengucapkan, 'Samiallaahu liman hamidah'. Maka menjadi jelas dan tetap, sesungguhnya yang diinginkan dari takbir adalah ketika seseorang mengucapkan, 'Samiallahu liman hamidah', yaitu apabila ia hendak turun untuk melakukan sujud. Demikian pula dalam hadits Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Dan, saat seseorang ruku lalu ingin melakukan sujud, maka ia dianggap bangun dari ruku'. Di sini jelas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan takbir ketika mengangkat kepalanya dari ruku untuk melakukan sujud, dan bukan mengucapkan takbir saat mengangkat kepala dari ruku’, walaupun yang demikian itu kami perbolehkan bagi orang yang melaksanakan shalat agar mengucapkan takbir saat turun dan bangun —dari satu gerakan ke gerakan lain dalam shalat—,Merupakan keharusan baginya juga mengucapkan takbir apabila ia mengangkat kepalanya dari ruku, kemudian mengucapkan takbir ketika turun untuk sujud. Dengan demikian jumlah takbir dalam empat rakaat shalat menjadi 26 kali takbir, bukan 22 kali takbir. Sementara di dalam hadits Ikrimah dari Ibnu Abbas terdapat sesuatu yang jelas dan telah ditetapkan bahwa jumlah takbir dalam empat rakaat adalah 22 kali takbir, tidak lebih dari jumlah itu.
Hadits No. : 582
صحيح ابن خزيمة ٥٨٢: قَالَ: حَدَّثَنَا بِخَبَرٍ عِكْرِمَةُ نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ كِلَاهُمَا عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ: صَلَّيْتُ الظُّهْرَ بِالْبَطْحَاءِ خَلْفَ شَيْخٍ أَحْمَقَ، فَكَبَّرَ اثْنَتَيْنِ وَعِشْرِينَ تَكْبِيرَةً، إِذَا سَجَدَ، وَإِذَا رَكَعَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ تِلْكَ سُنَّةُ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى. وَقَالَ ابْنُ خَشْرَمٍ: تِلْكَ سُنَّةُ أَبِي الْقَاسِمِ، أَوْ صَلَاةُ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - شَكَّ سَعِيدٌ. وَقَالَ نَصْرٌ: تِلْكَ صَلَاةُ أَبِي الْقَاسِمِ - وَلَمْ يَشُكَّ نا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 582: Berkata : Nashr bin Ali Al Jahdami menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdul Ala menceritakan kepada kami, Said menceritakan kepada kami, Ha’, Abu Musa menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami, Said dan Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa mengabarkan kepada kami —ia adalah Ibnu Yunus— keduanya dari Said, dari Qatadah dari Ikrimah, ia berkata, “Aku pernah mengatakan kepada Ibnu Abbas, 'Aku melaksanakan shalat Zhuhur di kawasan Al Bathha'; berada di belakang seorang yang sudah tua dan dungu, di mana ia melakukan takbir 22 kali, yaitu apabila ia sujud, saat ruku dan saat ia mengangkat kepalanya. Kemudian Ibnu Abbas berkata, Itulah sunnah Abui Qasim SAW'"730 Ini adalah redaksi hadits Abu Musa. Ibnu Khasram berkata, “Itulah sunnah Abul Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam atau shalat Abul Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam.” Said ragu. Nashr berkata, “Itulah shalat Abul Qasim dan hal itu tidak meragukan lagi.” Bundar mengabarkan kepada kami, Muadz bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku, dari Qatadah dengan sanad sejenis.
Hadits No. : 583
صحيح ابن خزيمة ٥٨٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ الْعَطَّارُ، نا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ سَالِمًا يُخْبِرُ عَنْ أَبِيهِ، ح وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَعُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْيَحْمَدِيُّ، وَالْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَيُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، وَعَلِيُّ بْنُ الْأَزْهَرِ، وَغَيْرِهِمْ قَالُوا: نا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ حَتَّى يُحَاذِي مَنْكِبَيْهِ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ، وَبَعْدَمَا يَرْفَعُ مِنَ الرُّكُوعِ، وَلَا يَرْفَعُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ " هَذَا لَفْظُ ابْنِ رَافِعٍ. سَمِعْتُ الْمَخْزُومِيَّ يَقُولُ: أَيُّ إِسْنَادٍ أَصَحُّ مِنْ هَذَا قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَحْكِي عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ سُفْيَانُ: هَذَا الْإِسْنَادُ مِثْلُ هَذِهِ الْأُسْطُوَانَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 583: Abdul Jabar bin Ala' Al Athar mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Az-Zuhri berkata, Aku mendengar Salim mengabarkan hadits dari ayahnya, Ha', Ali bin Hujr As-Sa'di, Ali bin Khasyram, Said bin Abdurrahman Al Makhzumi, Atabah bin Abdullah Al Yahmadi, Al Hasan bin Muhammad, Yunus bin Abdul Ala Ash-Shadafi, Muhammad bin Rafi' dan Ali bin Al Azhar serta ulama hadits lainnya menceritakan kepada kami, mereka berkata, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua, tangannya apabila memulai shalat sejajar dengan kedua pundaknya. Lalu apabila beliau hendak melakukan ruku dan setelah bangun dari ruku, dan Nabi tidak mengangkat kedua tangannya di antara dua sujud.”731 Ini adalah redaksi Ibnu Rafi'. Aku mendengar Al Makhzumi berkata, “Sanad mana yang lebih shahih dari ini.” ia berkata, “Aku mendengar Muhammad bin Yahya menceritakan hadits dari Ali bin Abdullah, ia berkata, 'Sufyan berkata ini [sanad seperti] tiang732 penyangga ini'.”
Hadits No. : 584
صحيح ابن خزيمة ٥٨٤: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، وَبَحْرُ بْنُ نَصْرٍ الْخَوْلَانِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَا: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْهَاشِمِيُّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ الْهَاشِمِيِّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ، وَيَصْنَعُ مِثْلَ ذَلِكَ إِذَا قَضَى قِرَاءَتَهُ وَأَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ، وَيَصْنَعُهُ إِذَا رَفَعَ مِنَ الرُّكُوعِ، وَلَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ صَلَاتِهِ وَهُوَ قَاعِدٌ، وَإِذَا قَامَ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ كَذَلِكَ وَكَبَّرَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 584: Ar Rabi bin Sulaiman Al Muradi, Bahr bin Nashr Al Khulani mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Sulaiman bin Daud Al Hasyimi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Abu Az-Zinad mengabarkan kepada kami, dari Musa bin Uqbah, dari Abdullah bin Al Fadl Al Hasyimi, Abdurrahman Al A'raj mengabarkan kepada kami, dari ubaidillah bin Abu Rafi' dari Ali bin Abu Thalib, “Dari Nabi SAW; sesungguhnya beliau apabila melaksanakan shalat wajib, beliau membaca takbir dan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya. Dan Rasulullah melakukan hal seperti itu apabila menyelesaikan bacaan suratnya dan ingin melakukan ruku. Dan, Nabi melakukan hal yang sama apabila bangun dari ruku, Nabi tidak mengangkat kedua tangannya sama sekali dari shalatnya (75-ba’) saat beliau dalam posisi duduk. Dan, apabila bangun dari dua sujud, maka beliau mengangkat kedua tangannya juga dan mengucapkan takbir.”733
Hadits No. : 585
صحيح ابن خزيمة ٥٨٥: نا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، أنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ خَالِدٍ، وَهُوَ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، أَنَّهُ رَأَى مَالِكَ بْنَ الْحُوَيْرِثِ «إِذَا صَلَّى كَبَّرَ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَحَدَّثَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي هَكَذَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 585: Abu Bisyr Al Wasithi mengabarkan kepada kami, Khalid —yaitu Ibnu Abdillah— memberitahukan kepada kami dari Khalid —ia adalah Al Hadza'— mengabarkan kepada kami dari Abu Qilabah, “Sesungguhnya Abu Qilabah melihat Malik bin Al Huwairits apabila melakukan shalat, ia mengucapkan takbir dan mengangkat kedua tangannya. Dan, apabila hendak ruku, ia mengangkat kedua tangannya. Dan, apabila mengangkat kepalanya dari ruku', ia mengangkat kedua tangannya. Dan, ia menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat seperti itu.”734
Hadits No. : 586
صحيح ابن خزيمة ٥٨٦: نا بُنْدَارٌ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ، وَهُوَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ قَالَ: أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيمًا رَفِيقًا، فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدِ اشْتَهَيْنَا أَهْلِينَا وَاشْتَقْنَا سَأَلَنَا عَمَّا تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ، فَقَالُ: «ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ» ، وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا وَأَشْيَاءَ لَا أَحْفَظُهَا، «وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ بُنْدَارٍ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَقَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَالِكَ بْنَ الْحُوَيْرِثِ وَالشَّبَبَةَ الَّذِينَ كَانُوا مَعَهُ أَنْ يُصَلُّوا كَمَا رَأَوَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، وَقَدْ أَعْلَمَ مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا كَبَّرَ فِي الصَّلَاةِ، وَإِذَا رَكَعَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، فَفِي هَذَا مَا دَلَّ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَمَرَ بِرَفْعِ الْيَدَيْنِ إِذَا أَرَادَ الْمُصَلِّي الرُّكُوعَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، وَكُلُّ لَفْظَةٍ رُوِيَتْ فِي هَذَا الْبَابِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا رَكَعَ فَهُوَ مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أُعْلِمْتُ أَنَّ الْعَرَبَ قَدْ تُوقِعُ اسْمَ الْفَاعِلَ عَلَى مَنْ أَرَادَ الْفِعْلَ قَبْلَ أَنْ يَفْعَلَهُ كَقَوْلِ اللَّهِ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ} [المائدة: 6] الْآيَةَ، فَإِنَّمَا أَمَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِغَسْلِ أَعْضَاءِ الْوُضُوءِ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ الْمَرْءُ إِلَى الصَّلَاةِ لَا بَعْدَ الْقِيَامِ إِلَيْهَا، فَمَعْنَى قَوْلِهِ: {إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ} [المائدة: 6] أَيْ إِذَا أَرَدْتُمُ الْقِيَامَ إِلَيْهَا، فَكَذَلِكَ مَعْنَى قَوْلِهِ: يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا رَكَعَ، أَيْ إِذَا أَرَادَ الرُّكُوعَ كَخَبَرِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، وَابْنِ عُمَرَ اللَّذَيْنِ ذَكَرَاهُ وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ، خَرَّجْنَا هَذِهِ الْأَخْبَارَ بِتَمَامِهَا فِي كِتَابِ «الْكَبِيرِ» ، وَكَذَلِكَ قَوْلُهُ: {فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ} [النور: 61] إِنَّمَا أَمَرَ بِالسَّلَامِ إِذَا أَرَادَ الدُّخُولَ لَا بَعْدَ دُخُولِ الْبَيْتِ، هَذِهِ لَفْظَةٌ إِذَا جُمِّعَتْ مِنَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ طَالَ الْكِتَابُ بِتَقَصِّيهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 586: Bundar dan Yahya bin Hakim mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abdul Wahab —adalah Ats-Tsaqafi— menceritakan kepada kami. Ayyub menceritakan kepada kami dari Abu Qilabah, Malik bin Al Huwairits menceritakan kepada kami, ia berkata, “Kami pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di mana saat itu kami adalah pemuda-pemuda sebaya. Kami menginap di kediaman beliau selama dua puluh malam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok yang pengasih dan penyayang serta lembut. Ketika kami beranggapan bahwa kami telah dirindukan oleh keluarga kami dan telah dinantikan, maka kami meminta nasehat; Apa yang kami tinggalkan untuk generasi setelah kita lalu beliau memberitahu, beliau bersabda, 'Kembalilah kalian kepada keluarga kalian, tinggallah bersama mereka ajarilah dan perintahlah mereka, —Rasulullah menyebutkan beberapa hal yang aku hafal dan beberapa hal yang tidak aku hafal, kemudian shalatlah sebagaimana kalian melihatku melaksanakan shalat. Apabila tiba waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan orang yang paling tua menjadi imam'.735 Ini adalah redaksi dari Bundar. Abu Bakar berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan Malik bin Al Huwairits dan para pemuda yang bersamanya untuk melaksanakan shalat sebagaimana mereka melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat.” [Dan], Malik bin Al Huwairits telah mengetahui bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya apabila beliau mengucapkan takbir dalam shalat. Apabila ruku dan saat beliau mengangkat kepalanya dari ruku. Di sini terdapat keterangan yang menunjukkan bahwa Nabi memerintahkan untuk mengangkat kedua tangan apabila orang yang shalat hendak ruku dan apabila ia mengangkat kepalanya dari ruku. Seluruh redaksi hadits yang diriwayatkan dalam bab ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya saat ruku termasuk jenis gerakan yang aku ketahui, di mana orang-orang Arab terkadang meletakkan istilah subjek (fa'il) bagi orang yang akan melakukan suatu pekeijaan sebelum ia melakukannya. Seperti firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman apabila kalian telah selesai mendirikan shalat, maka basuhlah wajah-wajah kalian.” Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan untuk membasuh anggota wudhu apabila seseorang ingin melaksanakan shalat, bukan setelah ia melakukannya. Maka arti, “Apabila kalian telah mendirikan shalat" adalah apabila kalian hendak mendirikan shalat. Demikian pula maksud dari kalimat, “Beliau mengangkat tangannya apabila ruku” adalah apabila hendak ruku’. Hal ini Seperti hadits Ali bin Abu Thalib dan Ibnu Umar yang telah disebutkan keduanya, yang berbunyi, "Dan, apabila hendak ruku." Kami meriwayatkan hadits-hadits ini secara sempurna dalam kitab Al Kabir, Demikian pula sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apabila kalian telah memasuki rumah, maka ucapkanlah salam atas diri kalian.” Sesungguhnya Nabi memerintahkan mengucapkan salam apabila seseorang ingin masuk rumah, bukan setelah masuk rumah. Redaksi ini apabila dikumpulkan dari Al Qur'an dan hadits, niscaya buku ini menjadi panjang karena pembahasannya.
Hadits No. : 587
صحيح ابن خزيمة ٥٨٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، نا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَطَاءٍ، وَهُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ نَسَبُهُ إِلَى جَدِّهِ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، وَرَكَعَ، ثُمَّ اعْتَدَلَ وَلَمْ يَصُبَّ رَأْسَهُ وَلَمْ يُقْنِعْ، وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ» ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ، وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا، ثُمَّ هَوَى إِلَى الْأَرْضِ سَاجِدًا، ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، ثُمَّ تَجَافَى عَضُدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ، وَفَتَحَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ، ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا، ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ في مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا، ثُمَّ هَوَى سَاجِدًا، ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ وَقَعَدَ، وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ، ثُمَّ نَهَضَ، ثُمَّ صَنَعَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ، حَتَّى إِذَا قَامَ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ، ثُمَّ صَنَعَ كَذَلِكَ حَتَّى إِذَا كَانَتِ الرَّكْعَةُ الَّتِي تَنْقَضِي فِيهَا الصَّلَاةُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا، ثُمَّ سَلَّمَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: مُحَمَّدُ بْنُ عَطَاءٍ هُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ نا بِهِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، أنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَهَكَذَا قَالَ: عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَطَاءٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 587: Muhammad bin Basyar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said Al Qaththan menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Atha' menceritakan kepadaku, —ia adalah Muhammad bin Amr bin Atha' Nasabnya sampai kepada kakeknya— dari Abu Humaid As-Sa’idi, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mendirikan shalat, beliau melakukan I'tidal dengan posisi berdiri." As-Sa'idi menyebutkan bagian hadits. Dan, ia berkata, “Kemudian Rasulullah mengucapkan 'Allahu akbar', ruku lalu i'tidal. Beliau menegakkan kepalanya dan tidak ditundukkan, serta meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya kemudian beliau mengucapkan samiallahu liman hamidah, lalu mengangkat kedua tangannya ber-i'tidal sampai setiap persendian kembali pada posisinya dalam keadaan i'tidal. Kemudian turun ke tanah dalam keadaan sujud, lalu mengucapkan Allahu akbar, kemudian merenggangkan kedua lengannya dari kedua ketiaknya, melebarkan jari-jari kedua kaki, membengkokkan kaki kirinya lalu mendudukinya kemudian i'tidal, sampai masing-masing persendian (tulang) kembali pada posisinya dalam keadaan i'tidal, lalu turun dalam keadaan sujud. Kemudian mengucapkan, Allahu akbar lalu membengkokkan kakinya dan mendudukinya serta melakukan i'tidal sampai masing-masing persendian kembali pada posisinya lalu bangun kemudian melakukan hal seperti itu pada rakaat kedua sehingga apabila ia bangun dari kedua sujud, maka ia membaca takbir dan mengangkat kedua tangannya sampai berada sejajar dengan kedua pundaknya sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukannya saat beliau memulai shalat. Beliau melakukan hal seperti itu sehingga apabila tiba pada rakaat di mana shalat akan selesai, beliau membelakangkan kaki kirinya dan menduduki sebagiannya dalam keadaan duduk tawaruk lalu mengucapkan salam. ” 737 Abu Bakar berkata, “Muhammad bin Atha’ adalah Muhammad bin Amr bin Atha' Abdurrahman bin Basyar bin Al Hakam mengabarkan dengan hadits, Yahya bin Said menceritakan kepada kami. Demikianlah ia mengatakan dari Muhammad bin Atha’.
Hadits No. : 588
صحيح ابن خزيمة ٥٨٨: نا بُنْدَارٌ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَأَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا حُمَيْدٍ السَّاعِدِيَّ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ قَالَ: " إِنِّي لَأَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرُوا الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالُوا فِي آخِرِ الْحَدِيثِ: صَدَقْتَ، هَكَذَا كَانَ يُصَلِّي النَّبِيُّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 588: Bundar, Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Said Ad-Darimi mengabarkan kepada kami, Abdul Hamid bin Ja’far menceritakan kepada kami, Muhammad Amr bin Atha’ menceritakan kepadaku, aku mendengar Abu Humaid As-Sa'idi dari sepuluh orang sahabat Rasulullah, salah satunya adalah Abu Qatadah, ia berkata, “Sesungguhnya diantara kalian, aku adalah orang yang paling mengetahui tata cara shalat Rasulullah... kemudian mereka menyebutkan hadits secara panjang lebar, lalu mereka berkata di akhir hadits, 'Engkau benar, demikianlah nabi melaksanakan shalat'.” 738
Hadits No. : 589
صحيح ابن خزيمة ٥٨٩: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو دَاوُدَ، نا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ سَهْلٍ السَّاعِدِيُّ قَالَ: اجْتَمَعَ نَاسٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فِيهِمْ سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَأَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَأَبُو أُسَيْدٍ السَّاعِدِيُّ فَذَكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ: دَعُونِي أُحَدِّثُكُمْ وَأَنَا أَعْلَمُكُمْ بِهَذَا قَالُوا: فَحَدِّثْ، قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ دَخَلَ الصَّلَاةَ وَكَبَّرَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ، ثُمَّ رَكَعَ فَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ كَالْقَابِضِ عَلَيْهَا فَلَمْ يَصُبَّ رَأْسَهُ وَلَمْ يُقْنِعْهُ، وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَاسْتَوَى قَائِمًا، حَتَّى عَادَ كُلُّ عَظْمٍ مِنْهُ إِلَى مَوْضِعِهِ» ، ثُمَّ ذَكَرَ بُنْدَارٌ بَقِيَّةَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ فِي آخِرِهِ: فَقَالَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ: هَكَذَا كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ: مَنْ سَمِعَ هَذَا الْحَدِيثَ، ثُمَّ لَمْ يَرْفَعْ يَدَيْهِ - يَعْنِي إِذَا رَكَعَ - وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ فَصَلَاتُهُ نَاقِصَةٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 589: Bundar mengabarkan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, Al Abbas bin Sahi As-Saidi mengatakan kepadaku, ia berkata, “Orang-orang dari Anshar berkumpul, di antara mereka terdapat Sahi bin As-Sa idi, Abu Hamid As-Saidi dan Abu Asid As-Saidi, mereka membicarakan masalah pelaksanaan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Hamid berkata, 'Biarkanlah aku menceritakan kepada kalian, dan diantara kalian, aku adalah orang yang paling tahu. Mereka berkata, 'Silahkan! Ceritakan’. Ia berkata, ’Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu, kemudian melakukan shalat dan mengucapkan takbir, lalu beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan pundaknya. Kemudian beliau ruku, lalu meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya, seperti orang yang menggenggam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menurunkan kepalanya dan tidak menundukkannya serta menaruh kedua tangannya menjauhi kedua sisi lambungnya, kemudian beliau mengangkat kepalanya lalu berdiri tegak lurus sampai masing-masing persendian kembali kepada posisinya. Lalu Bundar menyebutkan sisa kalimat hadits. Dan, pada akhir ucapannya ia berkata, semua kaum berkata, Demikianlah shalat Rasulullah SAW’.”739 Aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata, “Barang siapa yang mendengar hadits ini kemudian ia tidak mengangkat kedua tangannya; saat ruku’, dan saat seseorang mengangkat kepalanya dari ruku’, maka sesungguhnya shalatnya dianggap kurang.”
Hadits No. : 59
صحيح ابن خزيمة ٥٩: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، وَحَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْبَغْدَادِيُّ، ثنا هُشَيْمٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي الثَّقَفِيَّ قَالَ: سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا أَبُو هِشَامٍ يَعْنِي الْمَخْزُومِيَّ، ثنا وُهَيْبٌ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، وَيَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَإِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، أَخْبَرَنِي ابْنُ عَجْلَانَ قَالَ بُنْدَارٌ فِي حَدِيثِهِ قَالَ: حَدَّثَنِي، وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَ: حَدَّثَنَا، وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَ: سَمِعْتُ، وَقَالَ الْآخَرونَ: عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنْ عَمِّهِ وَاسِعِ بْنِ حَبَّانَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ ابْنَةِ عُمَرَ فَصَعِدْتُ عَلَى ظَهَرِ الْبَيْتِ «فَأَشْرَفْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ عَلَى خَلَائِهِ مُسْتَدْبِرَ الْقِبْلَةِ مُتَوَجِّهًا نَحْوَ الشَّامِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عَبْدِ الْأَعْلَى، وَفِي خَبَرِ أَبِي هِشَامٍ: مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 59: Muhammad bin Basysyar dan Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah, Nashr bin Ali Al Jahdhami menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mu’awiyah Al Baghdadi menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Sa’id, dan Muhammad Ibnu Al Walid menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdul Wahhab -maksudnya Ats-Tsaqafi- menceritakan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Yahya bin Sa’id, dan Muhammad bin Abdullah Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Abu Hisyam —maksudnya adalah Al Makhzumi— menceritakan kepada kami, Wahib menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah, Yahya bin Sa’id dan JIsma’il bin Umayah, Ahmad bin Abdullah bin Abdurrahim Al Barqi menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub mengabarkan kepada kami, Ibnu Ajian mengabarkan kepadaku, Bundar berkata di dalam haditsnya: Ia berkata, “Seseorang menceritakan kepadaku." Yahya bin Hakim berkata: Ia berkata, “Seseorang menceritakan kepada kami.” Muhammad bin Al Walid berkata: Ia berkata, “Aku telah mendengar.” Sementara yang lain berkata, dari Muhammad bin Yahya bin Hibban dari pamannya Wasi’ bin Hibban dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah menemui Hafshah binti Umar, lalu aku berada diambang pintu, aku mendekati Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedang beliau berada di kamar kecil, membelakangi qiblat, menghadap ke arah Syam." Ini redaksi hadits Abdul A’la. Di dalam hadits Abu Hisyam disebutkan, “Menghadap qiblat.” 158
Hadits No. : 590
صحيح ابن خزيمة ٥٩٠: نا بُنْدَارٌ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ، وَهَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى، ثُمَّ سَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» ، حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مِرَارٍ، فَقَالَ الرَّجُلُ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أَعْلَمُ غَيْرَ هَذَا قَالَ: فَقَالَ: «إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ جَالِسًا، وَافْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا» قَالَ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ: عَنْ سَعِيدٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَخْبَارُ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ «الْكَبِيرِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَمْ يَقُلْ أَحَدٌ مِمَّا رَوَى هَذَا الْخَبَرَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ غَيْرُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، إِنَّمَا قَالُوا: عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 590: Bundar, Ahmad bin Abdah, Yahya bin Hakim dan Abdurrahman bin Basyar mengabarkan kepada kami —ini adalah hadits Bundar— Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Umar mengabarkan kepada kami, Said bin Abu Said Al Maqburi menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki masjid, lalu seorang laki- laki juga memasukinya, kemudian ia melaksanakan shalat, setelah itu ia mengucapkan salam kepada Nabi, beliau lalu membalasnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Kembalilah kemudian shalatlah, maka sesungguhnya engkau belum melakukan shalat' hingga ia melakukan hal tersebut tiga kali. Laki-laki tersebut berkata, 'Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran aku tidak mengetahui selain ini'. Ia berkata, 'Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila engkau melaksanakan shalat, maka ucapkanlah takbir kemudian bacalah ayat-ayat Al Qur'an yang mudah bagimu lalu rukulah hingga engkau thuma’ninah di dalamnya, kemudian bangunlah hingga engkau i’tidal dalam posisi berdiri, lalu sujudlah hingga engkau thuma ‘ninah dalam posisi sujud, kemudian bangunlah sampai engkau i‘tidal dalam posisi duduk, lalu lakukanlah hal tersebut dalam shalatmu secara keseluruhan'. ” 740 Ahmad bin Abdah berkata dari Said. Abu Bakar berkata, “Hadits-hadits Ali bin Yahya bin Khalad dari ayahnya dari Rifa’ah bin Rafi’, aku meriwayatkannya dalam kitab Al Kabir.” Abu Bakar berkata, ‘Tidak ada seorangpun yang meriwayatkan hadits ini dari Ubaidullah bin Umar dari Said dari ayahnya yang mengatakan selain Yahya bin Sa'id. Mereka hanya berkata, 'Dari Said dari Abu Hurairah'.”
Hadits No. : 591
صحيح ابن خزيمة ٥٩١: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، وَنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، أنا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُجْزِئُ صَلَاةُ مَنْ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 591: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami, Al Amasy mengabarkan kepada kami, Harun bin Ishaq Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail memberitahukan kepada kami, dari Al Amasy, Ha’, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Al Amasy mengabarkan kepada kami, dari Umarah bin Umair dari Abu Ma’mar dari Abu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sah shalat seseorang yang tidak menegakkan tulang rusuknya saat ruku dan sujud. ”741
Hadits No. : 592
صحيح ابن خزيمة ٥٩٢: نا بُنْدَارٌ، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُجْزِئُ صَلَاةٌ لِأَحَدٍ - أَوْ لِرَجُلٍ - لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَلَا فِي السُّجُودِ» نا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ قَالَ: سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَارَةَ بْنَ عُمَيْرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ، وَقَالَ: «فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 592: Bundar mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Adi mengabarkan kepada kami, dari Syu’bah, dari Sulaiman bin Imarah dari Abu Ma’mar dari Abu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Shalat seseorang atau seorang laki-laki tidak sah, yaitu yang tidak menegakkan tulang rusuknya saat ruku dan sujud.742 Bisyr bin Khalid Al Askari mengabarkan kepada kami, Muhammad —yaitu Ibnu Ja’far— mengabarkan kepada kami dari Syu’bah, ia berkata: Aku mendengar Sulaiman, ia berkata, aku mendengar Umarah bin Umair dengan sanad ini, hadits sejenis dan ia berkata, “Dalam ruku dan sujud.”
Hadits No. : 593
صحيح ابن خزيمة ٥٩٣: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَأَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ قَالَا: حَدَّثَنَا مُلَازِمُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنِي جَدِّي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَدْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ شَيْبَانَ، عَنْ أَبِيهِ عَلِيِّ بْنِ شَيْبَانَ - وَكَانَ أَحَدَ الْوَفْدِ - قَالَ: صَلَّيْنَا خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَحَ بِمُؤَخِّرِ عَيْنَيْهِ إِلَى رَجُلٍ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ، فَلَمَّا قَضَى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ: «يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ إِنَّهُ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ» هَذَا حَدِيثُ أَحْمَدَ بْنِ الْمِقْدَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 593: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna dan Ahmad bin Al Miqdam mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Mulazim bin Amr menceritakan kepada kami, kakekku; Abdullah bin Badar menceritakan kepadaku, dari Abdurrahman bin Ali bin Syaiban dari ayahnya dari Ibnu Syaiban —ia adalah salah seorang delegasi—, ia berkata, "Kami pernah melakukan shalat di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau mengerdipkan bagian ujung kedua matanya kepada seorang laki-laki yang tidak menegakkan tulang rusuknya dalam ruku dan sujud. Setelah melaksanakan shalat, beliau bersabda, 'Wahai segenap umat islam, sesungguhnya tidak ada shalat bagi orang yang tidak menegakkan tulang rusuknya di dalam ruku dan sujud'."743 Ini adalah hadits Ahmad bin Miqdam.
Hadits No. : 594
صحيح ابن خزيمة ٥٩٤: نا مُوسَى بْنُ هَارُونَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَزَّازُ، حَدَّثَنِي أَبُو الْحَسَنِ الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْهَمْدَانِيُّ، - يُعْرَفُ بِابْنِ الْخَازِنِ - حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ أَصَابِعَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 594: Musa bin Harun bin Abdullah Al Bazzaz mengabarkan kepada kami, Abui Hasan Al Harits bin Abdullah Al Hamdani menceritakan kepadaku —ia dikenal dengan Ibnu Al Hazin—. Hasyim menceritakan kepada kami dari Ashim bin Kulaib dari Alqamah bin Wa'il dari Ayahnya: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melakukan ruku’, beliau memekarkan jemarinya.744
Hadits No. : 595
صحيح ابن خزيمة ٥٩٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْأَزْدِيُّ - قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هُوَ ابْنُ إِدْرِيسَ بْنِ يَزِيدَ الْأَزْدِيُّ نِسْبَةً إِلَى جَدِّهِ - قَالَ نا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: عَلَّمَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ: «فَكَبَّرَ، وَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ طَبَّقَ يَدَيْهِ بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ فَرَكَعَ» ، فَبَلَغَ ذَلِكَ سَعْدًا، فَقَالَ: صَدَقَ أَخِي، كُنَّا نَفْعَلُ هَذَا، ثُمَّ أُمِرْنَا بِهَذَا يَعْنِي الْإِمْسَاكَ بِالرُّكَبِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 595: Muhammad bin Aban mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Yazid Al Azdi mengabarkan kepada kami. Abu Bakar berkata —Ia adalah Ibnu Idris bin Yazid Al Azdi dihubungkan kepada kakeknya—, ia berkata, Ashim bin Kulaib mengabarkan kepada kami, dari Abdurrahman bin Al Aswad, dari Alqamah, dari Abdullah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan shalat kepada kami." ia berkata, “Rasulullah mengucapkan takbir dan tatkala hendak ruku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merapatkan kedua tangannya di antara dua lutut lalu ruku. Hal tersebut sampai kepada Saad lalu ia berkata, 'Saudaraku benar, kami melakukan hal ini, kemudian diperintah dengan yang ini —maksudnya memegang lutut dengan memekarkan jari’—”745
Hadits No. : 596
صحيح ابن خزيمة ٥٩٦: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنِ ابْنِ أَبِي خَالِدٍ، وَهُوَ إِسْمَاعِيلُ، ح وَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا وَكِيعٌ، وَأَبُو أُسَامَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِيٍّ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: " كُنْتُ إِذَا رَكَعْتُ وَضَعْتُ يَدَيَّ بَيْنَ رُكْبَتَيَّ، فَرَآنِي أَبِي سَعْدٌ، فَنَهَانِي، وَقَالَ: إِنَّا كُنَّا نَفْعَلُهُ، ثُمَّ نُهِينَا، ثُمَّ أُمِرْنَا أَنْ نَرْفَعَهُمَا إِلَى الرُّكَبِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 596: Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Khalid —ia adalah Ismail-, Ha’, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Ismail bin Abu Khalid menceritakan kepada kami, dari Az-Zubair bin Adi, dari Mash’ab bin Saad, ia berkata, “Ketika aku ruku’, aku meletakkan kedua tanganku di antara kedua lututku, lalu Abu Saad melihatku (11-alif) kemudian ia melarangku dan ia berkata, 'Sesungguhnya kami pernah mengerjakannya, kemudian kami dilarang, lalu kami di perintah untuk mengangkat kedua tangan pada kedua lutut'.” 746
Hadits No. : 597
صحيح ابن خزيمة ٥٩٧: نا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ الْيَشْكُرِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ يَحْيَى بْنِ خَلَّادِ بْنِ رَافِعٍ الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمِّهِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَصَلَّى، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ثُمَّ إِذَا أَنْتَ رَكَعْتَ فَأَثْبِتْ يَدَيْكَ عَلَى رُكْبَتَيْكَ حَتَّى يَطْمَئِنَّ كُلُّ عَظْمٍ مِنْكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 597: Muammal bin Hisyam Al Yaskurimengabarkan kepada kami, Ismail —ia adalah Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Ali bin Yahya bin Khalad bin Rafi’ Al Anshari menceritakan kepadaku dari ayahnya dari pamannya Rifa'ah bin Rafi': Sesungguhnya seorang laki-laki pernah masuk ke dalam masjid, kemudian ia melaksanakan shalat. Ia lalu menyebutkan hadits secara panjang lebar, dan ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Kemudian apabila engkau ruku’ maka tetapkanlah kedua tanganmu di atas kedua lututmu hingga masing-masing persendian thuma 'ninah"747
Hadits No. : 598
صحيح ابن خزيمة ٥٩٨: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ سَالِمٍ الْبَرَّادِ قَالَ: أَتَيْنَا عُقْبَةَ بْنَ عَمْرٍو أَبَا مَسْعُودٍ فَقُلْنَا: حَدِّثْنَا عَنْ صَلَاةِ، رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، " فَقَامَ بَيْنَ أَيْدِينَا فِي الْمَسْجِدِ، وَكَبَّرَ، فَلَمَّا رَكَعَ كَبَّرَ، وَوَضَعَ رَاحَتَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ، وَجَعَلَ أَصَابِعَهُ أَسْفَلَ مِنْ ذَلِكَ، ثُمَّ جَافَى بِمِرْفَقَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا رَأَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي "
Shahih Ibnu Khuzaimah 598: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami, dari Atha' bin As Sa'ib dari Salim Al Barrad, ia berkata, “Kami pernah mendatangi Uqbah bin Amr dan Abu Mas’ud, lalu kami katakan, 'Ceritakanlah kepada kami tentang tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian ia berdiri di hadapan kami dalam masjid dan mengucapkan takbir. Ketika ruku, ia mengucapkan takbir dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya serta menjadikan jemari tangannya berada lebih bawah dari itu, kemudian merenggangkan kedua sikunya, lalu ia berkata, Demikianlah kami melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat'.“748
Hadits No. : 599
صحيح ابن خزيمة ٥٩٩: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَسُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ جَمِيعًا عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ سُحَيْمٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 599: Ali bin Hujr As-Sa’di mengabarkan kepada kami, Ismail bin Ja’far bin Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, Abdul Jabar bin Al A'la dan Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami bahwa seluruhnya berasal dari Sulaiman bin Suhaim dari Ibrahim bin Abdullah bin Ma’bad dari ayahnya dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, adapun ruku, maka agungkanlah Tuhan di dalamnya.”749
Hadits No. : 60
صحيح ابن خزيمة ٦٠: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ ذَكْوَانَ، عَنْ مَرْوَانَ الْأَصْفَرِ قَالَ: رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ أَنَاخَ رَاحِلَتَهُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ، ثُمَّ جَلَسَ يَبُولُ إِلَيْهَا قُلْتُ: أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَلَيْسَ قَدْ نُهِيَ عَنْ هَذَا؟ قَالَ: «بَلَى، إِنَّمَا نُهِيَ عَنْ ذَلِكَ فِي الْفَضَاءِ، فَإِذَا كَانَ بَيْنَكَ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ شَيْءٌ يَسْتُرُكَ فَلَا بَأْسَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 60: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Shafwan bin Isa menceritakan kepada kami dari Al Hasan bin Dzakwan dari Marwan Al Ashghar (12/1), ia berkata, “Aku melihat Ibnu Umar mendudukkan hewan kendaraannya menghadap qiblat, kemudian ia duduk membuang air kecil menghadap qiblat." Aku bertanya, “Wahai Abu Abdurrahman, bukankah hal ini telah dilarang?“ Ia menjawab, “Ya. Itu hanya dilarang di tanah lapang. Bila ada sesuatu yang menutupi antara kamu dan qiblat, maka tidak mengapa.“ 159
Hadits No. : 600
صحيح ابن خزيمة ٦٠٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يزَيْدَ، نا مُوسَى بْنُ أَيُّوبَ قَالَ: سَمِعْتُ عَمِّي إِيَاسَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ، يَقُولُ لَمَّا نَزَلَتْ {فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ} [الواقعة: 74] قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اجْعَلُوهَا فِي رُكُوعِكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 600: Muhammad bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Musa bin Zaid mengabarkan kepada kami, Musa bin Ayub mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar pamanku; Iyas bin Amir berkata, aku mendengar Uqbah bin Amir berkata, "Ketika turun ayat {FASABBIH BISMI RABBIKAL 'ADHIIM} (bertasbihlah dengan nama Tuhanmu yang maha agung) (QS. Al Waqi'ah: 74), Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami, 'Jadikanlah —bacaan tersebut— dalam ruku kalian’.” 750
Hadits No. : 601
صحيح ابن خزيمة ٦٠١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَيُّوبَ، عَنْ عَمِّهِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 601: Muhammad bin Isa mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Al Mubarak dari Musa bin Ayub dari pamannya dari Uqbah bin Amir. Dengan hadits sejenisnya.751
Hadits No. : 602
صحيح ابن خزيمة ٦٠٢: نا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَشَفَ السِّتْرَ فَرَأَى النَّاسَ قِيَامًا وَرَاءَ أَبِي بَكْرٍ يُصَلُّونَ، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ أَنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنْ مُبَشِّرَاتِ النُّبُوَّةِ إِلَّا الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الْمُسْلِمُ لِنَفْسِهِ أَوْ تُرَى لَهُ، وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا، فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ، وَأَمَّا السُّجُودُ فَأَكْثَرُوا فِيهِ الدُّعَاءَ؛ فَإِنَّهُ قَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ» قَالَ لَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى: قَالَ أَبُو عَاصِمٍ مَرَّةً أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفَعَ السِّتْرَ وَالنَّاسُ قِيَامٌ يُصَلُّونَ وَرَاءَ أَبِي بَكْرٍ، وَخَبَرُ إِسْمَاعِيلَ وَابْنِ عُيَيْنَةَ لَيْسَ هُوَ عَلَى هَذَا التَّمَامِ وَأَنَا اخْتَصَرْتُهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 602: Abu Ashim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, Ibrahim bin Abdullah bin Ma’bad mengabarkan kepadaku dari ayahnya dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyingkap kain penutup, kemudian beliau melihat orang-orang berdiri dibelakang Abu Bakar untuk melaksanakan shalat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, dan sungguh aku telah menyampaikan, bahwa tidaklah ada kabar gembira dari suatu kenabian kecuali mimpi yang baik yang dialami oleh seorang muslim untuk dirinya sendiri atau diperlihatkan kepadanya, dan sesungguhnya aku dilarang membaca bacaan Al Qur'an saat ruku atau sujud. Adapun ruku’, maka agungkanlah Tuhan di dalamnya. Sementara dalam sujud, maka perbanyaklah doa di dalamnya, sesungguhnya pada waktu tersebut sangat berpotensi dikabulkan.”752 Muhammad bin Yahya berkata kepada kami, “Abu Ashim sesekali berkata, 'Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kain penutup, sementara orang-orang berdiri melakukan shalat di belakang Abu Bakar.” Kedua hadits Ismail bin Uyainah tidak sempurna, hal ini karena aku telah meringkasnya.
Hadits No. : 603
صحيح ابن خزيمة ٦٠٣: نا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ الْيَشْكُرِيُّ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الْقُرَشِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، أنا الْأَعْمَشُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ الْأَحْنَفِ، عَنْ صِلَةَ عْنِ حُذَيْفَةَ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَكَانَ رُكُوعُهُ مِثْلَ قِيَامِهِ، فَقَالَ فِي رُكُوعِهِ: «سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ» قَالَ سَلْمٌ: عَنِ الْأَعمَشِ. نا أَبُو مُوسَى، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، نا شُعْبَةُ عَنِ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ، قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَكَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ: «سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ» نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، ح وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ بِهَذَا نَحْوَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 603: Muammal bin Hisyam Al Yaskuri dan Salm bin Junadah Al Qarsyi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy memberitahukan kepada kami, dari Sa’ad bin Ubaidah dari Al Mustaurid bin Al Ahnaf dari shilah dari Hudaifah, ia berkata, “Pada suatu malam aku melaksanakan shalat bersama nabi, maka lamanya ruku nabi seperti lama waktu berdirinya. Dalam sujud Nabi mengucapkan, 'Subhaana rabbiyal Adziimi ”753 Salam berkata, “Dari Al A'masy.” Abu Musa dan Ya’kub bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Amasy dengan sanad ini. Ia berkata, ‘Pada suatau malam aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau di dalam rukunya mengucapkan, 'Subhaana rabbiyal adziimi'.” Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya dan Abdurrahman bin Mahdi serta Ibnu Abu Adi mengabarkan kepada kami dari Syu’bah, Ha’, Basyar bin Khalid Al Askari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dengan hadits sejenis ini.
Hadits No. : 604
صحيح ابن خزيمة ٦٠٤: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالُوا: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ صِلَةَ، عَنْ حُذَيْفَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ: «سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ» ثَلَاثًا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 604: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi, Muhammad bin Aban dan Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Hafash bin Ghiyats menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Laila menceritakan kepada kami, dari Asy-Sya’bi dari Shilah dari Hudaifah: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam rukunya mengucapkan, “Subhaana rabbiydl adziimi". Tiga kali.754
Hadits No. : 605
صحيح ابن خزيمة ٦٠٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبِّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ» نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مَنْصُورٍ بِهَذَا، وَقَالَ: مِمَّا يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 605: Dan, Al Fakih mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz mengabarkan kepada kami, Ismail bin Abdurrahman mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, dari Manshur, dari Abu Adh-Dhuha, dari Masruq, dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam ruku dan sujudnya banyak membaca, 'Subhanaka allahumma rabbana wabihamdika (Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan Kami dan dengan memujiMu Ya Allah ampunilah [aku])'. Sambil merenungkan bacaan Al Quran.” Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami dari Sufyan dari Manshur, dengan hadits ini, dan ia berkata, “Termasuk yang banyak diucapkan adalah bacaan, 'Subhaanaka allaahumma wabihamdika', ” “
Hadits No. : 606
صحيح ابن خزيمة ٦٠٦: نا الصَّنْعَانِيُّ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا خَالِدٌ - يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ - حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ: أَنْبَأَنِي قَتَادَةُ، عَنْ مُطَرِّفٍ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ: «سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الِاخْتِلَافُ فِي الْقَوْلِ فِي الرُّكُوعِ مِنَ الِاخْتِلَافِ الْمُبَاحِ، فَجَائِزٌ لِلْمُصَلِّي أَنْ يَقُولَ فِي رُكُوعِهِ كُلَّ مَا رُوِّينَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 606: Ashan’ani Muhammad bin Abdul A'la mengabarkan kepada kami, Khalid —ia adalah Ibnul Harits—, menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata, Qatadah memberitahukan kepadaku dari Matharrif, dari Aisyah, sesungguhnya ia berkata, Rasulullah dalam ruku’nya mengucapkan, 'Subbuhun qudduusun rabbul Malaikati warruhi (Pengagungan dan Penyucian diri Tuhan para malaikat dan jiwa” 756 Abu Bakar berkata, "Perbedaan pendapat dalam masalah ruku adalah perbedaan yang diperbolehkan. Bagi orang yang melaksanakan shalat boleh mengucapkan segala yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam rukunya, di mana beliau memang mengucapkannya dalam ruku."
Hadits No. : 607
صحيح ابن خزيمة ٦٠٧: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، وَأَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ قَالَا: حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَكَعَ قَالَ: «اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، أَنْتَ رَبِّي، خَشَعَ سَمْعِي وَبَصَرِي وَمُخِّي وَعَظْمِي وَعَصَبِي وَمَا اسْتَقَلَّتْ بِهِ قَدَمَيَّ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ» ، جَمِيعُهُمَا لَفْظًا وَاحِدًا، غَيْرُ أَنَّ مُحَمَّدًا قَالَ قَالَ: حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ، وَقَالَ: «وَعِظَامِي» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَخَبَرُ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ مِنْ هَذَا الْبَابِ. وَكَذَلِكَ خَبَرُ مُطَرِّفٍ، عَنْ عَائِشَةَ وَفِي خَبَرِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ [ص:307] عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ» ، مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ لِلْمُصَلِّي فَرِيضَةً أَنْ يَدْعُوَ أَوْ يَجْتَهِدَ فِي سُجُودِهِ، وَإِنْ كَانَ مَا يَدْعُو بِهِ لَيْسَ مِنَ الْقُرْآنِ إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا خَاطَبَهُمْ بِهَذَا الْأَمْرِ، وَهُمْ فِي مَكْتُوبَةٍ يُصَلُّونَهَا خَلْفَ الصِّدِّيقِ، لَا فِي تَطَوُّعٍ، وَفِي خَبَرِ ابْنِ أَبِي الزِّنَادِ، وَعَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ» ، فَذَكَرَ الدُّعَاءَ بِتَمَامِهِ مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ الدُّعَاءَ فِي الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ - وَإِنْ لَيْسَ ذَلِكَ الدُّعَاءُ فِي الْقُرْآنِ - جَائِزٌ لَا كَمَا قَالَ مَنْ زَعَمَ أَنَّ مَنْ دَعَا فِي الْمَكْتُوبَةِ بِمَا لَيْسَ فِي الْقُرْآنِ فَسَدَتْ صَلَاتُهُ حَتَّى زَعَمَ أَنَّ مَنْ قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فِي الْمَكْتُوبَةِ فَسَدَتْ صَلَاتُهُ، وَزَعَمَ أَنَّهُ لَيْسَ فِي الْقُرْآنِ: لَا حَوْلَ، وَزَعَمَ أَنَّهُ إِنِ انْفَرَدَ فَقَالَ: لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ جَازَ؛ لِأَنَّ فِي الْقُرْآنِ {لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ} [الكهف: 39] فَيُقَالَ لَهُ فَهَذِهِ الْأَلْفَاظُ الَّتِي ذَكَرْنَاهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي افْتِتَاحِ الصَّلَاةِ وفِي الرُّكُوعِ، وَمَا سَنَذْكُرُهُ بِمَشِيئَةِ اللَّهِ وَإِرَادَتِهِ عِنْدَ رَفْعِ الرَّأْسِ مِنَ الرُّكُوعِ، وَفِي السُّجُودِ، وَبَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ، وَبَعْدَ الْفَرَاغِ مِنَ التَّشَهُّدِ قَبْلَ السَّلَامِ، وَأَمْرُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُصَلِّي بِأَنْ يَتَخَيَّرَ مِنَ الدُّعَاءِ مَا أَحَبَّ بَعْدَ التَّشَهُّدِ فِي أَيِّ مَوْضِعٍ مِنَ الْقُرْآنِ، وَقَدْ دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَوَّلِ صَلَاتِهِ، وَفِي الرُّكُوعِ، وَعِنْدَ رَفْعِ الرَّأْسِ مِنَ الرُّكُوعِ، وَفِي السُّجُودِ، وَبَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ بِأَلْفَاظٍ لَيْسَتْ تِلْكَ الْأَلْفَاظُ فِي الْقُرْآنِ، فَجَمِيعُ ذَلِكَ يَنُصُّ عَلَى ضِدِّ مَقَالَةِ مَنْ زَعَمَ أَنَّ صَلَاةَ الدَّاعِي بِمَا لَيْسَ فِي الْقُرْآنِ تَفْسُدُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 607: Al Hasan bin Muhammad dan Abu Yahya Muhammad bin Abduirahim Al Bazzaz mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Musa bin Uqbah mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Al Fadl dari Abdurrahman Al Araj. Dari Ubaidullah bin Abu Rafi’ dari Ali bin Abu Thalib: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melakukan ruku, beliau mengucapkan, Ya Allah kepada engkau aku ruku, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Engkau adalah Tuhanku. Pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku dan ototku tunduk kepada-Mu serta langkahku karena Allah Tuhan semesta Alam. “757 Seluruhnya dengan redaksi yang sama, hanya saja Muhammad berkata: ia berkata, “Musa bin Uqbah menceritakan kepadaku dan ia berkata dari bab ini.” Demikian pula hadits Matharrif dari Aisyah. Dalam hadits Ibrahim bin Abdullah bin Ma’bad bin Abbas dari ayahnya dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Adapun sujud, maka bersungguh-sungguhlah kalian berdoa di dalamnya" merupakan sesuatu yang jelas dan tetap hukumnya bahwa hal itu adalah kewajiban bagi orang yang melaksanakan shalat agar berdoa atau bersungguh-sungguh berdoa di dalam sujudnya, sekalipun apa yang dibaca bukan merupakan ayat Al Qur'an. Hal ini karena Nabi memerintahkan saat mereka berada dalam shalat wajib di belakang Abu Bakar Ash-Shidiq, tidak dalam shalat sunnah. Dalam hadits Ibnu Abu Az-Zinad, dari Musa bin Uqbah, dari Abdullah bin Fadl dari Abdurrahman bin Hurmuz dari Ubaidillah bin Abu Rafi’ dari Ali bin Abu Thalib, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau apabila melaksanakan shalat wajib, maka beliau bertakbir dengan mengangkat kedua tangan, lalu beliau bersabda, “Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi" lalu beliau menyebutkan doa dengan sempurna. Ini merupakan sesuatu yang jelas dan nyata bahwa doa dalam shalat wajib sekalipun tidak terdapat dalam Al Qur'an, tetap diperbolehkan. Tidak sebagaimana yang diasumsikan; bahwa yang berdoa dengan doa yang tidak terdapat di dalam Al Qur'an saat melaksanakan shalat, maka shalatnya rusak, sehingga ia berasumsi bahwa orang yang mengucapkan kalimat, ‘La haula walaa quwwata illaa billaah' dalam shalat wajib, maka shalatnya rusak. Sebab berasumsi bahwa di dalam ayat Al Qur'an tidak ada redaksi 'la haula', namun ia beranggapan bahwa apabila bacaan tersebut disendirikan lalu diucapkan dengan kalimat 'Laa quwwata illaa billaah', maka diperbolehkan758 karena di dalam Al Qur'an (78-alif) terdapat redaksi 'Laa quwwata illaa billaah. Redaksi- redaksi yang kami kemukakan ini berasal dari Nabi, bab tentang pembukaan shalat dan di dalam ruku’. Adapun doa yang akan kami sebutkan di atas —insya Allah— saat nabi bangun dari ruku’, di dalam sujud di antara dua sujud serta setelah selesai dari doa tasyahud sebelum salam. Perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada orang yang shalat agar memilih doa yang ia sukai setelah doa tasyahud, berada dalam Ayat Al Qur'an yang mana? Nabi telah berdoa diawal shalat, dalam ruku saat mengangkat kepala dari ruku, di dalam sujud dan di antara dua sujud dengan redaksi-redaksi yang tidak ada dalam Al Qur'an, dan semua itu berdasarkan hadits. Hal ini tentu bertolak belakang dengan pendapat orang yang bersumsi bahwa shalat orang yang berdoa dengan doa-doa yang tidak ada di dalam Al Qur'an menjadi rusak.
Hadits No. : 608
صحيح ابن خزيمة ٦٠٨: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو دَاوُدَ، نا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ سَهْلٍ السَّاعِدِيُّ قَالَ: اجْتَمَعَ نَاسٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فِيهِمْ سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَأَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَأَبُو أُسَيْدٍ السَّاعِدِيُّ فَذَكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُمَيْدٌ: " دَعُونِي أُحَدِّثْكُمْ فَأَنَا أَعْلَمُكُمْ بِهَذَا قَالُوا: فَحَدِّثْ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ دَخَلَ الصَّلَاةَ، وَكَبَّرَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ، ثُمَّ رَكَعَ فَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ كَالْقَابِضِ عَلَيْهِمَا فَلَمْ يَصُبَّ رَأْسَهُ وَلَمْ يُقْنِعْهُ، وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، فَاسْتَوَى قَائِمًا حَتَّى عَادَ كُلُّ عَظْمٍ مِنْهُ إِلَى مَوْضِعِهِ، ثُمَّ ذَكَرَ بَقِيَّةَ الْحَدِيثِ، فَقَالَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ: هَكَذَا كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 608: Bundar mengabarkan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, Al Abbas bin Sahi As-Sa'idi menceritakan kepadaku, ia berkata, “Orang-orang dari Anshar berkumpul, di antara mereka terdapat Sahi bin Sa’ad As-Saidi, Abu Humaid As-Sa'idi dan Abu Asid As-Saidi. Mereka membicarakan masalah pelaksanaan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Humaid berkata, 'Biarkan aku menceritakan kepada kalian karena aku adalah orang yang paling tahu tentang hal ini.' Mereka berkata, 'Ceritakanlah.' Ia berkata, 'Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu dengan bagus, kemudian melaksanakan shalat, dan mengucapkan takbir, lalu beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya. Lalu beliau melakukan ruku, kemudian meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya seperti orang yang menggenggam keduanya, lalu beliau tidak menurunkan kepala dan tidak menundukkannya serta menaruh kedua tangannya menjauhi kedua sisinya (pinggang). Kemudian beliau mengangkat kepala lalu berdiri tegak lurus hingga masing-masing persendian kembali pada posisinya.' Lalu ia menyebutkan sisa redaksi hadits ini. Seluruh kaum berkata, 'Demikianlah shalat Rasulullah SAW'.”759
Hadits No. : 609
صحيح ابن خزيمة ٦٠٩: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، نا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، نا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ ثَابِتٍ قَالَ: قَالَ لَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: «إِنِّي لَا آلُو أَنْ أُصَلِّيَ، بِكُمْ كَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي» ، قَالَ ثَابِتٌ: وَكَانَ أَنَسٌ يَصْنَعُ شَيْئًا لَا أَرَاكُمْ تَصْنَعُونَهُ، كَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ انْتَصَبَ قَائِمًا حَتَّى نَقُولَ قَدْ نَسِيَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 609: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Hamad bin Zaid menceritakan kepada kami, Tsabit Al Bunani mengabarkan kepada kami, Ha’, Ahmad bin Al Miqdam menceritakan kepada kami, Hamad bin Zaid mengabarkan kepada kami, dari Tsabit, ia berkata, Anas bin Malik berkata kepada kami, “Sesungguhnya aku pernah melaksanakan shalat dengan kalian sebagaimana aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat.” Tsabit berkata, “Anas melakukan sesuatu di mana aku tidak melihat kalian melalaikannya. Rasulullah apabila mengangkat kepala dari ruku’, maka beliau berdiri tegak hingga kami bersasumsi bahwa beliau telah lupa.760
Hadits No. : 61
صحيح ابن خزيمة ٦١: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، ثنا أَبُو عَوَانَةَ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ كِلَاهُمَا، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، ثنا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ وَهُوَ الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى سُبَاطَةَ قَوْمٍ فَبَالَ قَائِمًا، ثُمَّ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 61: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, keduanya dari Al A'masy, Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami dari Syu'bah, Bisyr bin Khalid Al Askari menceritakan kepada kami, Muhammad —maksudnya adalah Ibnu Ja’far— menceritakan kepada kami dari Syu’bah dari Sulaiman —Ia adalah Al A’masy— dari Abu Wa'il dari Hudzaifah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendatangi tempat sampah suatu kaum, lalu beliau buang air kecil sambil berdiri, kemudian beliau berwudhu dan mengusap dua khuf beliau.” 160
Hadits No. : 610
صحيح ابن خزيمة ٦١٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ «رُكُوعُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَرَفْعُ رَأْسِهِ بَعْدَ الرُّكُوعِ، وَالسُّجُودُ، وَجُلُوسُهُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ» هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، أنا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: «كَانَ رُكُوعُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، وَسُجُودُهُ، وَمَا بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 610: Muhammad bin Basyar Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami, dari Syu’bah dari Al Hakam dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Barra' bin Azib, ia berkata, “Ruku Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mengangkat kepala setelah ruku serta sujud dan duduk di antara dua sujudnya hampir sama waktunya.”761 Ini adalah hadits Waqi’. Ahmad bin Al Miqdam mengabarkan kepada kami, Yazid —yaitu Ibnu Zura’— mengabarkan kepada kami Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Al Hakam bin Utaibah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Barra' bin Azib, ia berkata, “Ruku Rasulullah dan apabila beliau mengangkat kepalanya dari ruku’, sujud dan duduk di antara dua sujudnya hampir sama waktunya.”
Hadits No. : 611
صحيح ابن خزيمة ٦١١: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، أنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، ثُمَّ يَقُولُ، وَهُوَ قَائِمٌ: «رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 611: Muhammad bin Rafi' mengabarkan kepada kami, Abdur Razzaq memberitahukan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Ibnu Syihab mengabarkan kepadaku, dari Abu Bakar bin Abdurrahman, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan, 'Samiallaahu liman hamidah' saat beliau mengangkat tulang rusuknya dari ruku’, kemudian beliau mengucapkan 'Rabbanaa walakal hamd' sambil berdiri.”762
Hadits No. : 612
صحيح ابن خزيمة ٦١٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا حَجَّاجُ بْنُ أَبِي مِنْهَالٍ، وَأَبُو صَالِحٍ جَمِيعًا عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، أنا حُجَيْنُ بْنُ الْمُثَنَّى أَبُو عُمَرَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَمِّهِ الْمَاجِشُونِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ كَبَّرَ، فَذَكَرَا بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَا: فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ - يَعْنِي مِنَ الرُّكُوعِ - قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، وَمِلْءَ السَّماَوَاتِ، وَمِلْءَ الْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 612: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Hajjaj bin Abu Minhal dan Abu Shalah mengabarkan kepada kami, seluruhnya dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah, Ha', Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Hujain bin Al Mutsanna bin Abu Amar memberitahukan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu Salamah menceritakan kepada kami dari pamannya Al Majisyun bin Abu Salamah dari Al A'raj dari Ubaidullah bin Abu Rafi’ dari Ali bin Abu Thalib (88-ba') RA; “Dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya apabila beliau memulai shalat, maka beliau mengucapkan takbir. Keduanya menyebutkan sebagian hadits dan berkata, 'Apabila beliau mengangkat kepala —maksudnya dari ruku’— beliau berkata, “Allah mendengar orang yang euji-Nya, wahai Tuhan kami segala puji bagimu, seisi langit dan bumi dan seisi apa saja yang Engkau kehendaki setelahnya ”763
Hadits No. : 613
صحيح ابن خزيمة ٦١٣: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، وَأَحْمَدُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ عَلِيلٍ الْمُقْرِئَانِ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، نا سَعِيدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ عَطِيَّةَ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ قَزَعَةَ بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: إِذَا قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءَ الْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَا وَالْمَجْدِ أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ، لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ» لَفْظًا وَاحِدًا، غَيْرُ أَنَّ أَحْمَدَ قَالَ: «رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ» حَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا أَبُو مُسْهِرٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بِهَذَا، وَزَادَ، وَقَالَ: «وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ» نا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ أَيْضًا، نا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ بِهَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 613: Zakaria bin Yahya bin Aban dan Ahmad bin Yazid bin Alil Al Muqriani mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, Said —yaitu Ibnu Abdil Aziz— mengabarkan kepada kami, dari Athiyah bin Qais dari Qaza’ah bin Yahya dari Abu Said Al Khudri; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mengatakan, ‘Samiallahu liman hamidah', maka beliau mengatakan, 'Ya Allah, Wahai Tuhan kami dan bagi-Mu segala puji, seisi langit dan bumi dan seisi apa saja yang Engkau kehendaki setelahnya. Dzatyang layak dipuji dan diagungkan. Yang lebih berhak terhadap apa yang dikatakan seorang hamba; masing- masing kami adalah hamba-Mu. Tidak ada yang dapat mencegah764 dari apa saja yang Engkau berikan dan tidak akan bermanfaat kekayaan dan kemuliaan, sebab kekayaan dan kemuliaan hanya dari- Mu” dengan redaksi yang sama, hanya saja Ahmad berkata, “Rabbanaa lakal hamd.”765 Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Manshur menceritakan kepada kami, Said bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami dengan hadits ini. Dan, ia menambahkan lalu mengatakan, “Dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau cegah.” Bahr bin Nashr juga mengabarkan kepada kami, Bisyr bin Bakar mengabarkan kepada kami dari Said bin Abdul Aziz dengan hadits semacam ini.
Hadits No. : 614
صحيح ابن خزيمة ٦١٤: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، أنا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ يَحْيَى الزُّرَقِيَّ، حَدَّثَهُ ح، وَحَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُجْمِرِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى الزُّرَقِيِّ، وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، أنا رَوْحُ بْنُ عِبَادَةَ، نا مَالِكٌ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ يَحْيَى الزُّرَقِيَّ، أَخْبَرَهُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ، أَنَّهُ قَالَ: كُنَّا يَوْمًا نُصَلِّي وَرَاءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ» ، فَقَالَ رَجُلٌ وَرَاءَهُ: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنِ الَّذِي تَكَلَّمَ آنِفًا؟» قَالَ رَجُلٌ: أَنَا، فَقَالُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَقَدْ رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 614: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, dari Malik, dari Nua'im bin Abdullah, sesungguhnya Ali bin Yahya Az-Zuraq menceritakan hadits kepadanya, Ha’, Yunus bin Abdul Ala Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Sesungguhnya Malik menceritakan hadits kepadanya dari Nu’aim bin Abdullah bin Al Mujmar dari Ali bin Yahya Az-Zuraqi’ Al Hasan bin Muhammad memberitahukan kepada kami, Rauh bin Ubadah mengabarkan kepada kami, Malik dari Nu’aim bin Abdullah menceritakan kepada kami, sesungguhnya Ali bin Yahya Az-Zarqa' mengabarkan hadits dari ayahnya dari Rifa’ah bin Rafi’ ia berkata, “Kami pada suatu hari melaksanakan shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika beliau mengangkat kepala dari ruku’, beliau mengucapkan, 'Samiallahu liman hamidah' seorang laki-laki berkata di belakangnya, 'Wahai Tuhan kami bagi-Mu segala puji berupa pujian yang banyak mengandung keberkahan di dalamnya' ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai melaksanakan shalat, beliau bertanya, 'Siapakah yang berbicara tadi’ Seorang laki-laki menjawab, 'Aku!’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Aku sungguh melihat tiga puluh lima malaikat sedang berlomba adu cepat siapa di antara mereka yang menulis kebaikan itu pertama kali.”766
Hadits No. : 615
صحيح ابن خزيمة ٦١٥: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: مَا حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ، إِلَّا عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى الصُّبْحَ فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: لَمَّا رَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسَهُ مِنْ آخِرِ رَكْعَةٍ قَالَ: «اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ بْنَ الْوَلِيدِ، وَسَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ، وَعَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ، وَالْمُسْتَضْعَفِينَ بِمَكَّةَ» زَادَ أَحْمَدُ: «مِنَ الْمُسْلِمِينَ» . وَقَالُوا: اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، وَاجْعَلْ عَلَيْهِمْ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ ". قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَقَدْ خَرَّجْتُ هَذَا الْبَابَ بِتَمَامِهِ فِي كِتَابِ الصَّلَاةِ، كِتَابِ «الْكَبِيرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 615: Abdul Jabar bin Al A'la mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Az- Zuhri tidak menceritakan kepada kami kecuali dari Said bin Al Musayyib dari Abu Hurairah, ia berkata, '[Rasulullah SAW] melaksanakan shalat Subuh, ketika beliau mengangkat kepala dari rakaat kedua, Ha’, Ahmad bin Abdah dan Said bin Abdurrahman menceritakan kepada kami keduanya berkata, 'Sufyan menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Said, dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kepalanya diakhir rakaat, maka beliau bersabda, 'Ya Allah selamatkanlah Al Walid Ibnu Al Walid, Salamah bin Hisyam dan Iyash bin Abu Rabi'ah serta orang-orang yang lemah di kota Mekkah'.”767 Ahmad menambahkan dengan redaksi, “Dari kaum Muslimin”. Dan, mereka berkata, “Ya Allah keraskanlah langkahmu atas orang yang membahayakan dan jadikanlah usia mereka seperti usia Nabi Yusuf AS.” Abu Bakar berkata, “Aku meriwayatkan hadits ini secara utuh dalam bab shalat, dalam kitab Al Kabir.”
Hadits No. : 616
صحيح ابن خزيمة ٦١٦: نا بُنْدَارٌ، أنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي لَيْلَى قَالَ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَقْنُتُ فِي الْمَغْرِبِ وَالصُّبْحِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 616: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far memberitahukan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Murrah, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Abu Laila, ia berkata, aku mendengar Al Barra' Bin Azib: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan doa qunut di dalam shalat Maghrib dan Subuh.768
Hadits No. : 617
صحيح ابن خزيمة ٦١٧: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أنا أَبُو دَاوُدَ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ " إِذَا صَلَّى الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ فَرَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ فَقَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، قَنَتَ، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ أَنْجِ عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللَّهُمَّ أَنْجِ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ، اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ بْنَ الْوَلِيدِ، اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ، اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 617: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Abu Daud memberitahukan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah (19-alif): Sesungguhnya Rasulullah apabila melakukan shalat Isya' yang diakhirkan pelaksanaannya, beliau mengangkat kepala dari ruku lalu beliau mengucapkan, “Samiallaahu liman hamidah” lalu membaca doa qunut dan mengucapkan, "Ya Allah selamatkanlah Iyash bin Abu Rabiah, ya Allah selamatkanlah Salamah bin Hisyam, ya Allah selamatkanlah Al Walid bin Walid, ya Allah selamatkanlah orang-orang mukmin yang lemah dari penduduk kota Mekkah, Ya Allah keraskanlah langkahMu pada orang yang membahayakan Ya Allah jadikanlah bagi mereka usia seperti usia Nabi Yusuf AS."769
Hadits No. : 618
صحيح ابن خزيمة ٦١٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، أنا أَبُو النُّعْمَانِ، أنا ثَابِتُ بْنُ يَزِيدَ أَبُو زَيْدٍ الْأَحْوَلُ، حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ خَبَّابٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَنَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَالصُّبْحِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ» ، فِي الرَّكْعَةِ الْأَخِيرَةِ يَدْعُو عَلَى حَيٍّ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ، وَعُصَيَّةَ، وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ ". قَالَ: أَرْسَلَ إِلَيْهِمْ يَدْعُوهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ فَقَتَلُوهُمْ. قَالَ عِكْرِمَةُ: هَذَا مِفْتَاحُ الْقُنُوتِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 618: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu An-Nu’man memberitahukan kepada kami, Tsabit bin Yazid Abu Zaid Al Ahwal memberitahukan kepada kami, Hilal bin Khubbab memberitahukan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Nabi Membaca doa qunut selama satu bulan berturut-turut dalam shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh di penghujung setiap shalat, yaitu saat beliau mengucapkan, 'Samiallahu liman hamidah' pada rakaat terakhir, maka beliau berdoa atas kabilah Hay dari Bani Salim, kabilah Ra’i, Dzakwan dan Ushayyah dan orang yang dibelakangnya membaca amin.”770 Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Utuslah seseorang kepada mereka untuk mengajak mereka masuk Islam, kemudian mereka diperangi.” Ikrimah berkata, “Ini adalah kunci qunut.”
Hadits No. : 619
صحيح ابن خزيمة ٦١٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو دَاوُدَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدٍ، وَأَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ " لَا يَقْنُتُ إِلَّا أَنْ يَدْعُوَ لِأَحَدٍ، أَوْ يَدْعُوَ عَلَى أَحَدٍ، وَكَانَ إِذَا قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ» قَالَ: «رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، اللَّهُمَّ أَنْجِ» وَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 619: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Said dan Abu Salamah, (dari)* Abu Hurairah: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membaca doa qunut kecuali beliau berdoa untuk keberuntungan seseorang atau kemalangan seseorang; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mengucapkan, “samiallaahu liman hamidah", beliau mengucapkan, "Ya Allah dan bagimu segala puji, Ya Allah selamatkanlah..." lalu ia menyebutkan hadits selengkapnya.771
Hadits No. : 62
صحيح ابن خزيمة ٦٢: ثنا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، ثنا الْفُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، أَنَا أَبُو حَازِمٍ قَالَ: رَأَيْتُ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ يَبُولُ قَائِمًا؛ فَإِنَّهُ تُحُدِّثَ ذَلِكَ عَلَيْهِ، وَقَالَ: «قَدْ رَأَيْتُ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي فَعَلَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 62: Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, Al Fudhail bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Abu Hazim [mengabarkan kepada kami], ia berkata, “Aku melihat Sahi bin Sa’d membuang air kecil sambil berdiri.” ia berkata, “Aku melihat orang yang lebih baik dariku juga melakukannya.” 161
Hadits No. : 620
صحيح ابن خزيمة ٦٢٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مَرْزُوقٍ الْبَاهِلِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «لَا يَقْنُتُ إِلَّا إِذَا دَعَا لِقَوْمٍ أَوْ دَعَا عَلَى قَوْمٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 620: Muhammad bin Muhammad bin Marzuq Al Bahili mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Anshari menceritakan kepada kami, Said bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membaca doa qunut kecuali jika beliau ingin mendoakan kemenangan pada suatu kaum atau kemalangan pada suatu kaum.772
Hadits No. : 621
صحيح ابن خزيمة ٦٢١: نا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنِي أَبُو عَمْرٍو الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ يَحْيَى، حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ فِي صَلَاةٍ شَهْرًا، يَقُولُ فِي قُنُوتِهِ: «اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ بْنَ الْوَلِيدِ، اللَّهُمَّ أَنْجِ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ، اللَّهُمَّ أَنْجِ عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينِ، اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ» قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَأَصْبَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَلَمْ يَدْعُ لَهُمْ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: «أَوَ مَا تَرَاهُمْ قَدْ قَدِمُوا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 621: Ali bin Suhl Ar-Rumll mengabarkan kepada kuini, Al Walid bin Muslim mengabarkan kepada kami, Abu Amr Al Auza’i menceritakan kepadaku, dari Yahya, Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca doa qunut dalam shalat selama satu bulan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam doa qunutnya mengucapkan, selamatkanlah “Ya Allah selamatkanlah Al Walid bin Walid, Ya Allah selamatkanlah Salamah binn Hisyam, Ya Allah selamatkanlah Iyash bin Abu Rabi;ah, Ya Allah selamatkanlah orang-orang mukmin yang lemah, Ya Allah keraskanlah langkahmu atas orang yang embahayakan, Ya Allah jadikanlah usia bagi mereka seperti usia Nabi Yusuf AS.” Abu Hurairah berkata, “Pada suatu hari Rasulullah tidak mendoakan mereka lalu aku kemukakan hal tersebut pada beliau.
Hadits No. : 622
صحيح ابن خزيمة ٦٢٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ حِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ: «رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ» فِي الرَّكْعَةِ الْأَخِيرَةِ، ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ الْعَنْ فُلَانًا وَفُلَانًا» ، دَعَا عَلَى نَاسٍ مِنَ الْمُنَافِقِينَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى {لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ} [آل عمران: 128] "
Shahih Ibnu Khuzaimah 622: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri dari Salim dari Ibnu Umar: Sesungguhnya ia mendengar Nabi dalam shalat Subuh ketika beliau mengangkat kepala dari ruku dengan mengucapkan, "Rabbanaa lakal hamd" pada rakaat terakhir kemudian beliau mengucapkan, “Ya Allah berikanlah laknat kepada fulan dan fulan." Nabi berdoa untuk orang-orang munafik, kemudian Allah SWT menurunkan ayat, “Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan (79-ba') mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim “ (Q.S. Ali Imran[3]: 128)774
Hadits No. : 623
صحيح ابن خزيمة ٦٢٣: نا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو عَلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ " {لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ} [آل عمران: 128] قَالَ: فَهَدَاهُمُ اللَّهُ لِلْإِسْلَامِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ أَيْضًا نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءَ مِنَ الْعَرَبِ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى {لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ} [آل عمران: 128] قَالَ: ثُمَّ هَدَاهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَفِي هَذِهِ الْأَخْبَارِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ اللَّعْنَ مَنْسُوخٌ بِهَذِهِ الْآيَةِ لَا أَنَّ الدُّعَاءَ الَّذِي كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو لِمَنْ كَانَ فِي أَيْدِي أَهْلِ مَكَّةَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ أَنَّ يُنَجِّيَهُمُ اللَّهُ مِنْ أَيْدِيَهُمْ، إِذْ غَيْرُ جَائِزٍ أَنْ تَكُونَ الْآيَةُ نَزَلَتْ {أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ} [آل عمران: 128] فِي قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ فِي يَدَيْ قَوْمٍ كُفَّارٍ يُعَذَّبُونَ، وَإِنَّمَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَذِهِ الْآيَةَ {أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ} [آل عمران: 128] فِيمَنْ كَانُ يَدْعُو النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ بِاللَّعْنِ مِنَ الْمُنَافِقِينَ وَالْكُفَّارِ، فَأَعْلَمَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَيْسَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ فِي هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْعَنُهُمْ فِي قُنُوتِهِ، وَأَخْبَرَ أَنَّهُ إِنْ تَابَ عَلَيْهِمْ فَهَدَاهُمْ لِلْإِيمَانِ أَوْ عَذَّبَهُمْ عَلَى كُفْرِهِمْ وَنِفَاقِهِمْ فَهُمْ ظَالِمُونَ وَقْتَ كُفْرِهِمْ وَنِفَاقِهِمْ لَا مَنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو لَهُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْ يُنَجِّيَهُمْ مِنْ أَيْدِي أَعْدَائِهِمْ مِنَ الْكُفَّارِ، فَالْوَلِيدُ بْنُ الْوَلِيدِ، وَسَلَمَةُ بْنُ هِشَامٍ، وَعَيَّاشُ بْنُ أَبِي رَبِيعَةَ، وَالْمُسْتَضْعَفُونَ مِنْأَهْلِ مَكَّةَ لَمْ يَكُونُوا ظَالِمِينَ فِي وَقْتِ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَنْ يُنَجِّيَهُمْ مِنْ أَيْدِي أَعْدَائِهِمُ الْكُفَّارِ، وَلَمْ يَتْرُكِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّعَاءَ لَهُمْ بِالنَّجَاةِ مِنْ أَيْدِي كُفَّارِ أَهْلِ مَكَّةَ إِلَّا بَعْدَمَا نَجَوْا مِنْ أَيْدِيهِمْ لَا لِنُزُولِ هَذِهِ الْآيَةِ الَّتِي نَزَلَتْ فِي الْكُفَّارِ وَالْمُنَافِقِينَ الَّذِينَ كَانُوا يَدْعُو النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ بِاللَّعْنِ مِنَ الْمُنَافِقِينَ وَالْكُفَّارِ، فَأَعْلَمَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَيْسَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ فِي هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْعَنُهُمْ فِي قُنُوتِهِ، وَأَخْبَرَ أَنَّهُ إِنْ تَابَ عَلَيْهِمْ فَهَدَاهُمْ لِلْإِيمَانِ أَوْ عَذَّبَهُمْ عَلَى كُفْرِهِمْ وَنِفَاقِهِمْ فَهُمْ ظَالِمُونَ وَقْتَ كُفْرِهِمْ وَنِفَاقِهِمْ لَا مَنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو لَهُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْ يُنَجِّيَهُمْ مِنْ أَيْدِي أَعْدَائِهِمْ مِنَ الْكُفَّارِ، فَالْوَلِيدُ بْنُ الْوَلِيدِ، وَسَلَمَةُ بْنُ هِشَامٍ، وَعَيَّاشُ بْنُ أَبِي رَبِيعَةَ، وَالْمُسْتَضْعَفُونَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ لَمْ يَكُونُوا ظَالِمِينَ فِي وَقْتِ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَنْ يُنَجِّيَهُمْ مِنْ أَيْدِي أَعْدَائِهِمُ الْكُفَّارِ، وَلَمْ يَتْرُكِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّعَاءَ لَهُمْ بِالنَّجَاةِ مِنْ أَيْدِي كُفَّارِ أَهْلِ مَكَّةَ إِلَّا بَعْدَمَا نَجَوْا مِنْ أَيْدِيهِمْ لَا لِنُزُولِ هَذِهِ الْآيَةِ الَّتِي نَزَلَتْ فِي الْكُفَّارِ وَالْمُنَافِقِينَ الَّذِينَ كَانُوا ظَالِمِينَ لَا مَظْلُومِينَ، أَلَا تَسْمَعُ خَبَرَ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: فَأَصْبَحَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَلَمْ يَدَعُ لَهُمْ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: «أَوَمَا تُرَاهُمْ قَدْ قَدِمُوا» ، فَأَعْلَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ إِنَّمَا تَرَكَ الْقُنُوتَ وَالدُّعَاءَ بِأَنْ نَجَّاهُمُ اللَّهُ، إِذِ اللَّهُ قَدِ اسْتَجَابَ لَهُمْ فَنَجَّاهُمْ لَا لِنُزُولِ الْآيَةِ الَّتِي نَزَلَتْ فِي غَيْرِهِمْ مِمَّنْ هُوَ ضِدُّهُمْ، إِذْ مَنْ دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَنْ يُنَجِّيَهُمْ مُؤْمِنُونَ مَظْلُومُونَ، وَمَنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عَلَيْهِمْ بِاللَّعْنِ كُفَّارٌ وَمُنَافِقُونَ ظَالِمُونَ فَأَمَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ نَبِيَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَنْ يَتْرُكَ لَعْنَ مَنْ كَانَ يَلْعَنُهُمْ، وَأَعْلَمَ أَنَّهُمْ ظَالِمُونَ، وَأَنْ لَيْسَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَمْرِهِمْ شَيْءٌ، وَأَنَّ اللَّهَ إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ أَوْ تَابَ عَلَيْهِمْ، فَتَفَهَّمُوا مَا بَيَّنْتُهُ تَسْتَيْقِنُوا بِتَوْفِيقِ خَالِقِكُمْ غَلَطَ مَنِ احْتَجَّ بِهَذِهِ الْأَخْبَارِ أَنَّ الْقُنُوتَ مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ مَنْسُوخٌ بِهَذِهِ الْآيَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 623: Yahya bin Habib Al Haritsi mengabarkan kepada kami, Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ajian, dari Nafi', dari Abdullah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa untuk empat orang, kemudian Allah SWT menurunkan ayat, “Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim "(Qs. Al Imran [3]; 128) Allah SWT kemudian memberi hidayah kepada mereka masuk Islam.775 Abu Bakar berkata, "Ini juga merupakan hadits gharib." Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli mengabarkan kepada kami, Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa untuk orang-orang Arab yang masih hidup, kemudian Allah SWT menurunkan ayat, 'Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim'. “ (QS. Al Imran (3): 128) Perawi berkata, "Kemudian Allah SWT memberikan hidayah kepada mereka masuk Islam." Abu Bakar berkata, "Dalam ayat ini terdapat indikator bahwa laknat telah di nasakh dengan ayat ini, bukan berarti bahwa doa yang diucapkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada orang yang berada di bawah kekuasaan orang-orang Makkah agar Allah SWT menyelamatkan mereka dari kekuasaan orang-orang Makkah tersebut karena dilarang oleh ayat, 'Atau Allah SWT menerima taubat mereka atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dzalim' (Qs. Aali 'Imraan [3]: 128) Yaitu pada sosok yang didoakan oleh nabi dengan laknat, mereka adalah orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Allah SWT memberikan informasi bahwa Nabi tidak memiliki campur tangan sama sekali pada mereka yang dilaknat oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam doa qunutnya dan Allah SWT mengabarkan di mana Dia menerima taubat orang-orang Makkah lalu memberikan hidayah keimanan pada mereka atau Allah SWT menyiksa mereka atas kekufuran dan kemunafikan; di mana mereka adalah orang-orang yang zalim, kufur dan munafik. Mereka bukan orang-orang yang beriman; yang didoakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar Allah SWT menyelamatkan mereka dari tangan musuh-musuh mereka yang terdiri dari orang-orang kafir. Al Walid bin Walid, Salmah bin Hisyam dan Iyash bin Abu Rabi’ah serta penduduk Makkah yang lemah adalah bukan sosok orang-orang yang zhalim di saat beliau mendoakan mereka. Allah SWT telah menyelamatkan mereka dari orang-orang kafir yang menjadi musuh mereka. Nabi tidak pernah meninggalkan diri dari mendoakan mereka agar selamat dari kekuasaan penduduk kota Makkah yang kufur, kecuali setelah mereka selamat dengan sebenarnya dari kekuasaan penduduk Makkah dan bukan karena turunnya ayat ini, di mana ayat ini diturunkan pada orang-orang kafir dan orang-orang munafik, mereka adalah orang-orang yang menganiaya dan bukan orang-orang yang teraniaya. Tidakkah engkau mendengar hadits yang diriwayatkan oleh Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, di mana pada suatu hari Nabi tidak mendoakan mereka lalu aku mengemukakan hal tersebut kepadanya. Kemudian beliau bersabda, “Apakah engkau tidak melihat bahwa mereka telah tiba?” Kemudian beliau memberikan informasi bahwa beliau meninggalkan membaca qunut dan berdoa agar Allah SWT menyelamatkan mereka karena Allah SWT pasti mengabulkan dan menyelamatkan mereka dan bukan karena turunnya ayat yang diturunkan kepada selain mereka, karena orang-orang yang didoakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar diselamatkan adalah orang-orang beriman yang teraniaya, sementara orang-orang yang didoakan oleh Nabi dengan laknat adalah orang-orang kafir, munafik dan orang-orang Zhalim. Allah SWT memerintahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar meninggalkan doa yang mengandung laknat dan menginformasikan bahwa mereka adalah orang-orang yang Zhalim. Di sini beliau tidak memiliki campur tangan sama sekali dan hanya Allah SWT Yang memiliki kehendak dan dapat menyiksa mereka atau Allah SWT menunjukkan pintu taubat kepada mereka. Karena itu pahamilah apa yang aku jelaskan dan yakinlah dengan pertolongan Pencipta kalian. Orang-orang yang berdalil dengan hadits-hadits ini salah, di mana mereka menyatakan bahwa doa qunut dari shalat Subuh dihapus dengan ayat ini.
Hadits No. : 624
صحيح ابن خزيمة ٦٢٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، أنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 624: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Abdur-Razzaq memberitahukan kepada kami, Ibnu Juruy mengaburkan kepada kami, Ibnu Syihub mengabarkan kepadaku dari Abu Bakar bin Abdurrahman, bahwa ia pernah mendengar Abu Murairah berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan takbir ketika hendak turun untuk sujud."777
Hadits No. : 625
صحيح ابن خزيمة ٦٢٥: نا بُنْدَارٌ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَأَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ - وَهَذَا لَفْظُ بُنْدَارٍ - قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ عَطَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا حُمَيْدٍ السَّاعِدِيَّ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِيهِمْ أَبُو قَتَادَةَ، قَالَ أَبُو حُمَيْدٍ: أَنَا أَعْلَمُكُمُ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ " إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، ثُمَّ يَهْوِي إِلَى الْأَرْضِ، وَيُجَافِي يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ " وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى: يَهْوِي إِلَى الْأَرْضِ مُجَافِيًا يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ زَادَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى: ثُمَّ يَسْجُدُ وَقَالُوا جَمِيعًا: قَالُوا: صَدَقْتُ، هَكَذَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي
Shahih Ibnu Khuzaimah 625: Bundar, Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Sa'id Ad-Darami mengabarkan kepada kami —Ini adalah redaksi Bundar— Abu Ashim menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Ja’far menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr mengabarkan kepada kami dari Atha' berkata, “(80-alif) Aku mendengar Abu Humaid As-Saidi dihadapan sepuluh orang sabahat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya; Abu Qatadah. Abu Humaid berkata, 'Diantara kalian, aku yang paling tahu mengenai tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnyya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri hendak melaksanakan shalat...' ia menyebutkan sebagian hadits dan berkata, 'Lalu beliau mengucapkan, 'Allahu Akbar' kemudian turun ke tanah dan merenggangkan kedua tangan dari kedua sisinya'.”778 Muhammad bin Yahya menambahkan, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam turun ke tanah dalam keadaan merenggangkan kedua tangannya dari kedua sisinya.” Muhammad bin Yahya, menambahkan, “Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud” dalam hal ini semua perawi meriwayatkannya. Mereka berkata, “Engkau benar. Demikianlah nabi melaksanakan shalat.”
Hadits No. : 626
صحيح ابن خزيمة ٦٢٦: نا عَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَرَجَاءُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعُذْرِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَضَعُ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ إِذَا سَجَدَ " وَقَالَ أَحْمَدُ، وَرَجَاءٌ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَجَدَ وَضْعَ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 626: Ali bin Muslim, Ahmad bin Sinan, Muhammad bin Yahya dan Raja' bin Muhammad Al Udzri mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Syarik bin Abdullah mengabarkan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wa'il bin Hujr: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tanganya apabila akan sujud.779 Ahmad dan Raja' berkata, “Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila sujud, beliau meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya.”
Hadits No. : 627
صحيح ابن خزيمة ٦٢٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ تَمَامٍ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا أَصْبُغُ بْنُ الْفَرَجِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ " يَضَعُ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ، وَقَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ ذَلِكَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 627: Muhammad bin Amr bin Tamam Al Mishri mengabarkan kepada kami, Ashbugh bin Al Faraj menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar dari Nafi' dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya dan Ibnu Umar berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan hal tersebut.” 779
Hadits No. : 628
صحيح ابن خزيمة ٦٢٨: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ يَحْيَى بْنِ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ سَلَمَةَ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ سَعْدٍ قَالَ: «كُنَّا نَضَعُ الْيَدَيْنِ قَبْلَ الرُّكْبَتَيْنِ، فَأُمِرْنَا بِالرُّكْبَتَيْنِ قَبْلَ الْيَدَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 628: Ibrahim bin Ismail bin Yahya bin Salamah bin Kuhail, ayahku menceritakan kepadaku dari ayahnya dari Salamah dari Mash’ab bin Sa’d dari Sa'd, ia berkata, "Kami meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan.” 781
Hadits No. : 629
صحيح ابن خزيمة ٦٢٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَأَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ، وَرَجَاءُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعُذْرِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَضَعُ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ، وَيَرْفَعُ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ إِذَا رَفَعَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 629: Muhammad bin Yahya, Ahmad bin Sinan dan Raja' bin Muhammad Al Udzri serta Ali bin Muslim mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Sahi bin Harun menceritakan kepada kami, Syarik bin Abdullah mengabarkan kepada kami dari Ashim bin Kulaib dari ayahnya dari Wa'il bin Hujr: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya apabila bangun. 782
Hadits No. : 63
صحيح ابن خزيمة ٦٣: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ، ثنا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، وَعَاصِمِ بْنِ بَهْدَلَةَ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى عَلَى سُبَاطَةِ بَنِي فُلَانٍ، فَفَرَجَ رِجْلَيْهِ وَبَالَ قَائِمًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 63: Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Makhrami menceritakan kepada kami, Yunus bin Muhammad menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Hammad bin Abu Sulaiman dan Ashim bin Bahdalah dari Abu Wa'il dari Al Mughirah bin Syu’bah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi tempat sampah Bani Fulan, beliau merenggangkan kedua kaki dan buang air kecil sambil berdiri. 162. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 630
صحيح ابن خزيمة ٦٣٠: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، وَمُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، أنا أَيُّوبُ، وَقَالَ: الْمُؤَمَّلُ: عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، رَفَعَهُ: قَالَ: «إِنَّ الْيَدَيْنِ تَسْجُدَانِ كَمَا يَسْجُدُ الْوَجْهُ، فَإِذَا وَضَعَ أَحَدُكُمْ وَجْهَهُ فَلْيَضَعْ يَدَيْهِ، وَإِذَا رَفَعَهُ فَلْيَرْفَعْهُمَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 630: Abdullah bin Said Al Asyaj, Ziad bin Ayub dan Muammal bin Hisyam mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Ismail menceritakan kepada kami, Ayub memberitahukan kepada kami, Al Muammal berkata, dari Ayub dari Nafi’ dari Ibnu Umar dengan merafa'-kan hadits, ia berkata, “Sesungguhnya kedua tangan melakukan sujud sebagaimana wajah melakukan sujud. Apabila salah seorang dari kalian meletakkan wajahnya, maka hendaklah ia meletakkan kedua tangannya dan apabila ia mengangkat wajahnya, maka hendaklah ia mengangkat kedua tangannya.” 783
Hadits No. : 631
صحيح ابن خزيمة ٦٣١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، حَدَّثَنِي ابْنُ الْهَادِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ عَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِذَا سَجَدَ الْعَبْدُ سَجَدَ مَعَهُ سَبْعَةُ آرَابٍ: وَجْهُهُ، وَكَفَّاهُ، وَرُكْبَتَاهُ، وَقَدَمَاهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 631: Yunus bin Abdul A'la mengabarkan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, Ibnu Al Hadi menceritakan kepadaku dari Muhammad bin Ibrahim dari Amir bin Sa'ad bin Abu Waqqash dari Abbas bin Abdul Muthalib: Sesungguhnya Abbas mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba melakukan sujud, maka tujuh anggota tubuhnya juga ikut sujud bersamanya; wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kaki. ” 784
Hadits No. : 632
صحيح ابن خزيمة ٦٣٢: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، أنا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةٍ، وَلَا أَكُفُّ شَعَرًا وَلَا ثَوْبًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 632: Bisyr bin Muadz Al Aqadi mengabarkan kepada kami, Abu Awanah memberitahukan kepada kami, dari Amr bin Dinar dari Thuwus dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk melakukan sujud dengan tujuh anggota badan dan aku tidak memasukkan rambut dan baju.” 785
Hadits No. : 633
صحيح ابن خزيمة ٦٣٣: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، وَرُوحُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظَمٍ، وَلَا أَكُفُّ شَعَرًا وَلَا ثَوْبًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 633: Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli mengabarkan kepada kami, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, Syu’bah dan Rauh bin Al Qasim menceritakan kepada kami dari Amr bin Dinar dari Thuwus dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bersabda, “Aku diperintahkan untuk melakukan sujud dengan tujuh anggota tubuh dan aku tidak mengikut sertakan rambut dan baju." 786
Hadits No. : 634
صحيح ابن خزيمة ٦٣٤: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أُمِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " أَنْ يَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةٍ: عَلَى وَجْهِهِ، وَكَفَّيْهِ، وَرُكْبَتَيْهِ، وَقَدَمَيْهِ، وَنُهِيَ أَنْ يَكُفَّ شَعَرًا أَوْ ثَوْبًا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 634: Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar dari Thuwus dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Nabi diperintahkan untuk melakukan sujud dengan tujuh anggota tubuh; wajah, dua telapak tangan, dua lutut dan dua telapak kaki serta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang memasukkan rambut dan baju.” 787
Hadits No. : 635
صحيح ابن خزيمة ٦٣٥: نا الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، مِثْلَهُ، إِلَّا أَنَّهُ قَالَ: «أَوْ يَكُفَّ ثِيَابَهُ أَوْ شَعْرَهُ» وَكَانَ ابْنُ طَاوُسٍ يُمِرُّ يَدَهُ عَلَى جَبْهَتِهِ وَأَنْفِهِ يَقُولُ: هُوَ وَاحِدٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 635: Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas; Hadits sejenisnya, hanya saja ia mengatakan, "Atau melarang baju atau rambut —ikut dalam sujud—.”788 Ibnu Thawus menjalankan tangannya di atas dahi dan hidungnya dan mengatakan, “Itu adalah satu anggota tubuh.”
Hadits No. : 636
صحيح ابن خزيمة ٦٣٦: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعٍ، وَلَا أَكُفُّ الشَّعْرَ وَلَا الثِّيَابَ الْجَبْهَةِ وَالْأَنْفِ، وَالْيَدَيْنِ، وَالرُّكْبَتَيْنِ، وَالْقَدَمَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 636: Yunus bin Abdul A'la mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepadaku dari Abdullah bin Thawus dari ayahnya dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk melakukan sujud di atas tujuh anggota badan —dan aku tidak mengikut sertakan rambut dan baju—‘. Dahi, hidung kedua tangan, kedua lutut dan kedua kaki” 789
Hadits No. : 637
صحيح ابن خزيمة ٦٣٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، نا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ سَهْلٍ السَّاعِدِيُّ قَالَ: اجْتَمَعَ نَاسٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فِيهِمْ سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَأَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَأَبُو أُسَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، فَذَكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ: دَعُونِي أُحَدِّثْكُمْ، فَأَنَا أَعْلَمُكُمْ بِهَذَا قَالُوا: فَحَدِّثْ قَالَ: " رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ دَخَلَ الصَّلَاةَ، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: ثُمَّ سَجَدَ فَأَمْكَنَ جَبْهَتَهُ وَأَنْفَهُ مِنَ الْأَرْضِ، وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَالَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ: هَكَذَا كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 637: Muhammad bin Basysyar Bundar mengabarkan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, Al Abbas bin Sahi As Sa'idi menceritakan kepadaku, ia berkata, “Orang-orang dari kaum Anshar telah berkumpul, di antaranya Sahi bin Sa'd As-Sa'idi, Abu Humaid As-Sa'idi dan Abu Asid As-Sa'idi. Mereka menyebutkan mengenai tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Humaid berkata, “Biarkanlah diriku menceritakan kepada kalian, sebab diantara kalian, aku adalah orang yang paling tahu dalam hal ini.” Mereka berkata, “Ceritakanlah!” Ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu dengan bagus lalu masuk masjid dan melaksanakan shalat...” Lalu ia menyebutkan sebagian hadits dan ia berkata, “Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud dan menempelkan dahi dan hidungnya di atas tanah serta menaruh kedua tangannya pada kedua sisinya, lalu beliau mengangkat kepala, kemudian suatu kaum; semuanya berkata, 'Demikianlah shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ‘790
Hadits No. : 638
صحيح ابن خزيمة ٦٣٨: نا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، أنا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمِّهِ رِفَاعَةَ فِي الْحَدِيثِ الطَّوِيلِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلرَّجُلِ الَّذِي صَلَّى وَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِعَادَةِ الصَّلَاةِ قَالَ: «ثُمَّ إِذَا أَنْتَ سَجَدْتَ فَأَثْبِتْ وَجْهَكَ وَيَدَيْكَ حَتَّى يَطْمَئِنَّ كُلُّ عَظْمٍ مِنْكَ إِلَى مَوْضِعِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 638: Muammal bin Hisyam mengabarkan kepada kami, Ismail mengabarkan kepada kami —yaitu Ibnu Ulaiyah—, dari Muhammad bin Ishaq, Ali bin Yahya bin Khalad dari ayahnya, menceritakan kepada kami dari pamanya; Rifa’ah, dalam hadits yang panjang: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada orang yang melaksanakan shalat agar ia mengulangi shalatnya, “Apabila kamu sujud, maka tempelkanlah wajah dan kedua tanganmu hingga seluruh persendian tenang kembali pada posisinya”791
Hadits No. : 639
صحيح ابن خزيمة ٦٣٩: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، نا عَلِيٌّ يَعْنِي ابْنَ الْحُسَيْنِ بْنَ وَاقِدٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي أَبُو إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْجُدُ عَلَى أَلْيَتَيِ الْكَفِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 639: Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam mengabarkan kepada kami, Ali —yaitu Ibnu Al Husein bin Waqid— mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Abu Ishaq menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Al Barra', ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan sujud dengan kedua telapak tangan.” 792
Hadits No. : 64
صحيح ابن خزيمة ٦٤: ثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عُقْبَةَ، وَابْنِ أَبِي حَرْمَلَةَ، عَنْ كُرَيْبٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَالَ فِي الشِّعْبِ لَيْلَةَ الْمُزْدَلِفَةِ» وَلَمْ يَقُلْ أَهْرَاقَ الْمَاءَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 64: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Ibrahim bin Uqbah dan Ibnu Abu Harmalah dari Kuraib dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Usamah bin Zaid mengabarkan kepadaku, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membuang air kecil di Asy-Syi’b pada malam Muzdalifah. Ia tidak mengatakan, “Menumpahkan air.” 164
Hadits No. : 640
صحيح ابن خزيمة ٦٤٠: نا بُنْدَارٌ، نا أَبُو عَامِرٍ، أنا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمَدَنِيُّ، حَدَّثَنِي عَبَّاسُ بْنُ سَهْلٍ السَّاعِدِيُّ قَالَ: اجْتَمَعَ أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَأَبُو أُسَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَسَهْلُ بْنُ سَعْدٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ، فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ: أَنَا أَعْلَمُكُمُ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ فَكَبَّرَ، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: «ثُمَّ سَجَدَ فَأَمْكَنَ أَنْفَهُ وَجَبْهَتَهُ وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ، وَوَضَعَ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ حَتَّى رَجَعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ حَتَّى فَرَغَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 640: Bundar mengabarkan kepada kami, Abu Amir mengabarkan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman Al Madani memberitahukan kepada kami, Abbas bin Sahi As-Sa'idi menceritakan kepadaku, ia berkata, “Abu Humaid As-Sa'idi, Abu Sa'id As-Sa'idi, Sahi bin Sa'd dan Muhammad bin Muslimah berkumpul, lalu Abu Humaid berkata, 'Di antara kalian, aku adalah orang yang paling tahu tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau berdiri dan mengucapkan takbir.' Ia lalu menyebutkan sebagian hadits dan berkata, 'Kemudian beliau melakukan sujud, lalu meletakkan hidung, dahi dan meletakkan kedua tangannya berjauhan dengan kedua sisinya, lalu meletakkan kedua telapak tangannya sejajar dengan kedua pundaknya lalu mengangkat kepalanya hingga seluruh persendian kembali pada posisi semula hingga selesai'.’ 793
Hadits No. : 641
صحيح ابن خزيمة ٦٤١: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ، حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ، فَقُلْتُ: لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «فَرَأَيْتُهُ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ كَبَّرَ فَرَفَعَ يَعْنِي يَدَيْهِ فَرَأَيْتُ إِبْهَامَيْهِ بِحِذَاءِ أُذُنَيْهِ» ، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: «ثُمَّ هَوَى فَسَجَدَ، فَصَارَ رَأْسُهُ بَيْنَ كَفَّيْهِ مِقْدَارَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 641: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Ibnu Idris menceritakan kepada kami, Ashim bin Kulaib menceritakan kepada kami dari ayahnya dari Wail bin Hujr, ia berkata, “Aku pernah mendatangi kota Madinah lalu aku katakan, 'Aku pasti akan menyaksikan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian aku melihatnya, ketika memulai shalat, beliau membaca takbir, lalu beliau mengangkat —kedua tangannya— kemudian aku melihat kedua jari jempolnya berada sejajar dengan kedua telinganya'.” Lalu ia mengemukakan sebagian redaksi hadits lainnya dan berkata, "Kemudian beliau turun untuk sujud, lalu kepala beliau berada di antara kedua telapak tangannya seukuran dengan ketika beliau memulai shalat.”794
Hadits No. : 642
صحيح ابن خزيمة ٦٤٢: نا مُوسَى بْنُ هَارُونَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَزَّازُ، حَدَّثَنِي الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْهَمْدَانِيُّ يُعْرَفُ بِابْنِ الْخَازِنِ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «كَانَ إِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 642: Musa bin Harun bin Abdullah Al Bazzaz mengabarkan kepada kami, Al Harist bin Abdullah Al Hamdani menceritakan kepadaku —ia dikenal dengan nama Ibnu Al Khazin— Hasyim menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib dari Alqamah bin Wail dari Ayahnya: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika sujud, beliau merapatkan jari-jarinya.795
Hadits No. : 643
صحيح ابن خزيمة ٦٤٣: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنِ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيِّ، وَيَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ أَنَّهُ كَانَ جَالِسًا مَعَ نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ: «أَنَا كُنْتُ أَحْفَظَكُمْ لِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَأَيْتُهُ إِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حِذَاءَ مَنْكِبَيْهِ، فَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ، ثُمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ، فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُودَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ، فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ، وَلَا قَابِضَهُمَا، وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِهِ الْقِبْلَةَ، فَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ، جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى، فَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الْأَخِيرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى، وَجَلَسَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 643: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi Al Mishri mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Al-Laits bin Sa’ad dari Yazid bin Muhammad Al Qurasyi, Yazid bin Abu Hubaib dari Muhammad bin Amr bin Halhalah dari Muhammad bin Amr bin Atha', bahwa saat ia sedang duduk bersama beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka lalu menyebutkan masalah tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Hamid As-Sa'idi berkata, “Diantara kalian, aku adalah orang yang paling hafal tentang shalat Rasulullah SAW; Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melakukan takbir, beliau menjadikan kedua tangannya berada sejajar dengan kedua pundaknya. Apabila beliau ruku’, beliau menempelkan kedua tangannya pada kedua lututnya lalu membungkukkan punggungnya. Apabila beliau mengangkat kepala, maka beliau menegakkan tubuhnya hingga seluruh persendian (tulang pungung) kembali pada posisinya. Apabila sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa membentangkannya dan tanpa menggenggamnya, lalu menghadapkan ujung jemarinya ke arah qiblat. Apabila duduk pada rakaat kedua, beliau duduk di atas kaki kirinya. Apabila beliau duduk pada rakaat terakhir, kaki kiri beliau dikedepankan dan duduk dengan pantatnya." 796
Hadits No. : 644
صحيح ابن خزيمة ٦٤٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، وَالْأَشَجُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ، ح وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ أَبِي زِيَادٍ الْقَطَوَانِيُّ، نا ابْنُ نُمَيْرٍ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الْقُرَشِيُّ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، ح وَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، وَوَكِيعٌ كُلُّهُمْ عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَعْتَدِلْ، وَلَا يَفْتَرِشْ ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ السَّبُعِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 644: Muhammad bin Al A'la bin Kuraib dan Al Asyaj mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Khalid menceritakan kepada kami, Ha', Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Hakam Ibnu Abu Ziad Al Qathawani menceritakan kepada kami, Ibnu Numair mengabarkan kepada kami, Ha', Salm bin Junadah Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Ha', dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir dan Waki' menceritakan kepada kami, seluruhnya dari Al Amasy dari Abu Sufyan dari Jabir, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian bersujud, maka luruskanlah dan hendaklah tidak menghamparkan kedua lengannya seperti binatang buas. ” 797
Hadits No. : 645
صحيح ابن خزيمة ٦٤٥: نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَمِّي، أنا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مِسْعَرُ بْنُ كِدَامٍ الْهِلَالِيُّ، عَنْ آدَمَ بْنِ عَلِيٍّ الْبَكْرِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَبْسُطْ ذِرَاعَيْكَ كَبَسْطِ السَّبُعِ، وَادْعَمْ عَلَى رَاحَتَيْكَ وَتَجَافَ، عَنْ ضَبْعَيْكَ، فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ سَجَدَ كُلُّ عُضْوٍ مِنْكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 645: Ubaidullah bin Sa'ad bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, ayahku memberitahukan kepada kami dari Ibnu Ishaq, Mus’ir bin Kidam Al Hilali menceritakan kepadaku dari Adam bin Ali Al Bakri, dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kamu menghamparkan kedua lenganmu sebagaimana binatang buas, rapatkanlah kedua telapak tanganmu, renggangkanlah kedua lengan atas ketiakmu. Maka sesungguhnya apabila engkau melakukan hal tersebut, masing-masing anggota tubuhmu telah melakukan sujud. “
Hadits No. : 646
صحيح ابن خزيمة ٦٤٦: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ: " وَصَفَ لَنَا الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ السُّجُودَ فَوَضَعَ يَدَيْهِ بِالْأَرْضِ وَرَفَعَ عَجِيزَتَهُ، وَقَالَ: هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 646: Abu Thahir memberitahukan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Ali bin Hujr mengabarkan kepada kami, Syarik mengabarkan kepada kami, dari Abu Ishaq, ia berkata, “Al Bara' bin Azib menceritakan tata cara sujud kepada kami. Ia meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan mengangkat bokongnya, lalu ia berkata, 'Beginilah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukannya'.” 798
Hadits No. : 647
صحيح ابن خزيمة ٦٤٧: نا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ، وَالْيُسَرِيُّ بْنُ مَزْيَدٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا النَّضْرُ وَهُوَ ابْنُ شُمَيْلٍ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى جَخَّى» قَالَ: سَمِعْتُ الْيُسَرِيُّ يَقُولُ: قَالَ النَّضْرُ: «جَخَّ الَّذِي لَا يَتَمَدَّدُ فِي رُكُوعِهِ، وَلَا فِي سُجُودِهِ» قَالَ: سَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ مَنْصُورٍ الْمَرْوَزِيَّ يَقُولُ: قَالَ النَّضْرُ: وَالْعَرَبُ تَقُولُ: «هُوَ جَخٌّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 647: Ahmad bin Sa'id Ad-Darimi, Ahmad bin Manshur dan Al Yasri bin Mazid mengabarkan kepada kami, mereka berkata, An-Nadhr menceritakan kepada kami —ia adalah Ibnu Syamil— Yunus bin Abu Ishaq mengabarkan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Al Bara' bin Azib, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila shalat, beliau tidak jakha.” ia berkata, aku mendengar Al Yusari berkata: Ia berkata, “An-Nadhr berkata, 'adalah orang yang menghamparkan lengannya saat ruku dan sujud'.’' ia berkata, “Aku mendengar Ahmad bin Manshur Al Mamzi berkata, 'An-Nadhr berkata, 'Orang Arab mengatakan seseorang melakukan Jakha’. ”
Hadits No. : 648
صحيح ابن خزيمة ٦٤٨: نا مُحَمَّدٌ، وَسَعْدٌ ابْنَا عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ الْمِصْرِيَّانِ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبِي، أَخْبَرَنَا بَكْرُ بْنُ مُضَرَ، عَنْ جَعْفَرٍ وَهُوَ ابْنُ رَبِيعَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَالِكِ بْنِ بُحَيْنَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «إِذَا صَلَّى فَرَّجَ بَيْنَ يَدَيْهِ حَتَّى يَبْدُوَ إِبْطَاهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 648: Muhammad dan Sa'd —dua anak laki-laki Abdullah bin Abdul Hakam yang berasal dari Mesir— menceritakan kepada kami, keduanya berkata, ayahku menceritakan kepada kami, Bakar bin Mudhar mengabarkan kepada kami, dari ja’far —Ia adalah Ibnu Rabiah— dari Abdurrahman bin Hurmuz dari Abdullah bin Malik bin Buhainah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melaksanakan shalat, beliau merenggangkan kedua tangannya sampai kedua ketiak beliau kelihatan.” 799
Hadits No. : 649
صحيح ابن خزيمة ٦٤٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَجَدَ جَافَى حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 649: Muhammad bin Yahya, Muhammad bin Rafi dan Abdurrahman bin Bisyr mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Abdur-Razzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami, dari Manshur, dari Salim bin Abdul Jabbar dari Jabir bin Abdullah: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila sujud, beliau merenggangkan kedua tangannya hingga warna putih kedua ketiak beliau terlihat. 800
Hadits No. : 65
صحيح ابن خزيمة ٦٥: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا سُلَيْمٌ يَعْنِي ابْنَ أَخْضَرَ، عَنِ ابْنِ عَوْنٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كُنْتُ مُسْنِدَةً النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى صَدْرِي فدَعَا بِطَسْتٍ فَبَالَ فِيهَا، ثُمَّ مَالَ فَمَاتَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 65: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Sulaim —maksudnya Ibnu Akhdhar— mengabarkan kepada kami dari Ibnu Aun, dari Ibrahim dari Al Aswad dan 'Aisyah, ia berkala: "Aku pernah disandari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada bagian dada, lalu beliau meminta di ambilkan baskom, lalu membuang air kecil di dalamnya, kemudian beliau miring dan lalu meninggal dunia." 166. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 650
صحيح ابن خزيمة ٦٥٠: نا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ، حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ قَالَ: هَذَا مِمَّا كُنْتُ قَرَأْتُ عَلَى الْفُضَيْلِ، عَنْ أَبِي حَرِيزٍ، وَحَدَّثَنِي أَبُو حَرِيزٍ أَنَّ قَيْسَ بْنَ أَبِي حَازِمٍ حَدَّثَهُ، أَنَّ عَدِيَّ بْنَ عَمِيرَةَ الْحَضْرَمِيَّ حَدَّثَهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا «سَجَدَ يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ» ناه مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى الْفُضَيْلِ، عَنْ أَبِي حَرِيزٍ بِمِثْلِهِ، وَقَالَ: «يُرَى بَيَاضُ إِبْطِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 650: Yahya bin Hubaib Al Harits mengabarkan kepada kami, Al Mughirah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Inilah hadits yang aku baca pada Al Fudhail dari Abu Huraiz. Abu Huraiz menceritakan kepadaku; sesungguhnya Qais bin Abu Hazim menceritakan; sesungguhnya Adi bin Umairah Al Hadrami menceritakan kepadanya, ia berkata, 'Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melakukan sujud, maka warna putih kedua ketiak beliau terlihat'.” 801 Muhammad bin Abui A'la Ash-Shan’ani mengabarkan hadits kepada kami, Al Mu’tamir mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Aku pernah membaca hadits sejenis pada Al Fudhail dari Abu Huraiz dengan hadits sejenis dan ia berkata, “Warna putih pada ketiak beliau terlihat.”
Hadits No. : 651
صحيح ابن خزيمة ٦٥١: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ إِمْلَاءً، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: سَمِعْتُهُ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ بْنُ رِبْعِيٍّ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا» ، وَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: " ثُمَّ هَوَى إِلَى الْأَرْضِ سَاجِدًا، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ جَافَى عَضُدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ، وَفَتَحَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 651: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said Al Qathan secara Imla' mengabarkan kepada kami, Abu Humaid bin Ja’far menceritakan kepada kami, Muhammad bin Atha' menceritakan kepada kami dari Abu Humaid As-Sa'idi, ia berkata, “Aku mendengar dari sepuluh orang shabat Nabi, di antaranya; Abu Qatadah bin Rabi’, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila hendak melakukan shalat, beliau berdiri tegak.' Lalu ia menyebutkan sebagian hadits, lalu ia berkata, 'Kemudian beliau turun ke tanah untuk sujud lalu mengucapkan, 'Allahu Akbar’ kemudian merenggangkan lengan atas menjauhi kedua ketiak beliau dan membuka jari-jari kedua kaki beliau’.’802
Hadits No. : 652
صحيح ابن خزيمة ٦٥٢: نا أَبُو زُهَيْرٍ عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ يَحْيَى التُّجِيبِيَّ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ، حَدَّثَهُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ، أَنَّهُ كَانَ جَالِسًا مَعَ نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ: «أَنَا كُنْتُ أَحْفَظَكُمْ لِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَأَيْتُهُ إِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حِذَاءَ مَنْكِبَيْهِ، فَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ، ثُمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ، فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُودَ كُلُّ فَقَارٍ مِنْهُ مَكَانَهُ، وَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلَا قَابِضَهُمَا، وَاسْتَقْبَلَ بِأَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 652: Abu Zuhair Abdul Majid bin Ibrahim Al Mishri, Syuaib menceritakan kepada kami —Ibnu Yahya At-Tujibi- Yahya bin Ayub menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Hubaib, sesungguhnya Ibnu Amr bin Halhalah menceritakan dari Muhammad bin Amr bin Atha': Sesungguhnya Muhammad bin Amr bin Atha' sedang duduk bersama beberapa shabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu mereka menyebutkan tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Hamid As-Sa'idi berkata, “Diantara kalian, aku adalah orang yang paling hafal mengenai tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mengucapkan takbir, beliau menjadikan kedua tangannya berada sejajar dengan kedua pundak beliau. Apabila ruku, maka beliau menempelkan kedua tangannya pada kedua lutut beliau kemudian membongkokkan tulang punggungnya. Apabila mengangkat kepala, beliau berdiri tegak hingga masing-masing persendian (tulang punggung) kembali pada posisinya. Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud, maka beliau meletakkan kedua tangannya dengan tidak menghamparkan dan tidak menggenggam keduanya dan beliau menghadapkan jari-jari kedua kakinya ke arah kiblat.” 803
Hadits No. : 653
صحيح ابن خزيمة ٦٥٣: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، نا أَبِي، أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ دَرَّاجٍ أَبِي السَّمْحِ، عَنِ ابْنِ حُجَيْرَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَفْتَرِشْ يَدَيْهِ افْتِرَاشَ الْكَلْبِ، وَلْيَضُمَّ فَخِذَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 653: Said bin Abdullah bin Abdul Hakam mengabarkan kepada kami, Ayahku mengabarkan kepada kami, Al-Laits bin Sa'ad mengabarkan kepada kami dari Darraj Abu As-Samh, dari Ibnu Hujairah dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian melakukan sujud, hendaklah ia tidak mehamparkan kedua tangannya seperti anjing, dan rapatkanlah kedua pahanya.” 804
Hadits No. : 654
صحيح ابن خزيمة ٦٥٤: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ، وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ إِسْحَاقَ الْكُوفِيُّ، سَكَنَ الْفُسْطَاطَ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا النَّضْرِ يَقُولُ: سَمِعْتُ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ يَقُولُ: قَالَتْ عَائِشَةُ زَوْجِ النَّبِيِّ: فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ مَعِي عَلَى فِرَاشِي، فَوَجَدْتُهُ سَاجِدًا رَاصًّا عَقِبَيْهِ مُسْتَقْبِلًا بِأَطْرَافِ أَصَابِعِهِ الْقِبْلَةَ، فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: «أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِعَفْوِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَبِكَ مِنْكَ، أُثْنِيَ عَلَيْكَ لَا أَبْلُغُ كُلَّ مَا فِيكَ» ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: «يَا عَائِشَةُ، أَخَذَكِ شَيْطَانُكِ؟» ، فَقَالَتْ: أَمَا لَكَ شَيْطَانٌ؟ قَالَ: «مَا مِنْ آدَمَيٍّ إِلَّا لَهُ شَيْطَانٌ» ، فَقُلْتُ: وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَأَنَا، وَلَكِنِّي دَعَوْتُ اللَّهَ عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 654: Ahmad bin Abdullah bin Abdul Rahim Al Barqi dan Ismail bin Ishaq Al Kufi mengabarkan kepada kami —ia bertempat tinggal di kawasan Al Fustat—, keduanya berkata, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayub mengabarkan kepada kami, Umarah bin Ghaziah menceritakan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Abu An-Nadhr berkata, aku mendengar Urwah bin Zubair berkata, Aisyah isteri Rasulullah berkata, “Aku kehilangan jejak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan aku masih berada di atas tempat tidurku. Aku mendapati beliau sedang melakukan sujud dengan merapatkan kedua tumit beliau dengan menghadapkan ujung jari-jari ke arah qiblat. Aku mendengar beliau mengucapkan kalimat, 'Aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemarahan-Mu, dengan maaf-Mu dari dengan-siksa-Mu, dengan-Mu dari-Mu, aku memuji-Mu aku belum menyampaikan segala sesuatu yang ada pada lisan-Mu.' Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kembali, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai Aisyah syetanmu telah membawamu', Aisyah berkata, 'Apakah syetan juga ada pada dirimu?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah pada diri anak adam kecuali terdapat syetan.' Lalu ‘aku katakan, Termasuk pada engkau juga wahai Rasulullah!' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ' Termasuk aku, akan tetapi aku telah berdoa kepada Allah dan aku telah diselamatkan darinya'. “805
Hadits No. : 655
صحيح ابن خزيمة ٦٥٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ شُعَيْبٍ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، حَدَّثَ عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي الْفِرَاشِ، فَجَعَلْتُ أَطْلُبُهُ بِيَدِي، فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى بَاطِنِ قَدَمَيْهِ وَهُمَا مُنْتَصِبَتَانِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوذُ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أَحْصِي مَدْحَكَ، وَلَا ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 655: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Ali bin Syuaib mengabarkan kepada kami, dan keduanya berkata: Abu Usamah menceritakan kepada kami, Ubaidullah mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Yahya bin Hiban dari Abdurrahman (82- alif). Pada suatu malam aku pernah kehilangan jejak Rasulullah SAW806, aku pun mencari beliau dengan kedua tanganku, kemudian kedua tanganku menyentuh telapak kedua kaki beliau; di mana keduanya dalam keadaan berdiri tegak, aku mendengar beliau mengucapkan, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dengan ridha dari kemarahan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan-Mu dan dari-Mu. Aku tidak pernah menghitung-hitung untuk memuji kepada-Mu, sebagaimana engkau memuji pada diri-Mu sendiri.’ 807
Hadits No. : 656
صحيح ابن خزيمة ٦٥٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ إِيَادِ بْنِ لَقِيطٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا سَجَدْتَ فَضَعْ كَفَّيْكَ، وَارْفَعْ مِرْفَقَيْكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 656: Muhammad bin Abu Shafwan Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Abdur-Rahman —yaitu Ibnu Mahdi—, menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Iyad bin Laqith mengabarkan kepada kami dari ayahnya dari Al Bara' bin Azib, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau melakukan sujud, maka letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu.”808
Hadits No. : 657
صحيح ابن خزيمة ٦٥٧: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَعُمَرُ بْنُ حَفْصٍ الشَّيْبَانِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ أَخِي يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ، عَنْ عَمِّهِ، عَنْ خَالَتِهِ مَيْمُونَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَجَدَ لَوْ أَنَّ بَهْمَةً أَرَادَتْ أَنْ تَمُرَّ مِنْ تَحْتِ يَدِهِ مَرَّتْ» وَقَالَ عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَصَمِّ، وَقَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَجَدَ جَافَى يَدَيْهِ حَتَّى لَوْ أَنَّ بَهْمَةً أَرَادَتْ أَنْ تَمُرَّ تَحْتَهَا مَرَّتْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 657: Said bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Umar bin Hafash Asy-Syaibani mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Abdullah bin Saudara Yazid bin Al Asham dari bibi Maimunah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melakukan sujud, maka seandainya anak kambing biri-biri lewat di bawah tangannya, niscaya anak kambing tersebut dapat melewati beliau begitu saja.” 809 Amr bin Hafash berkata, “Ubaidillah bin Abdullah bin Al Asham menceritakan kepada kami dan ia berkata, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melakukan sujud, maka beliau merenggangkan kedua tangannya, hingga apabila anak kambing biri-biri lewat di bawah tangannya, maka ia dapat melewati beliau begitu saja.”
Hadits No. : 658
صحيح ابن خزيمة ٦٥٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ سَالِمٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ، وَقَرِينُهُ مِنَ الْمَلَائِكَةِ» قَالُوا: وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَإِيَّايَ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ حَتَّى أَسْلَمَ، فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 658: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman —yaitu Ibnu Mahdi— mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Manshur dari Salim —ia adalah Ibnu Abui Ja'd— dari ayahnya dari Ibnu Mas'ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak seorangpun dari kalian kecuali telah diserahkan kepadanya Qarin berupa jin dan malaikat.” Mereka bertanya, “Apakah diberikan juga kepada engkau wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Juga kepadaku, akan tetapi Allah SWT telah menolongku sehingga aku telah diselamatkan, di mana ia tidak pernah memerintahkanku kecuali dengan kebajikan.”810
Hadits No. : 659
صحيح ابن خزيمة ٦٥٩: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: «كَانَ رُكُوعُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَرَفْعُهُ رَأْسَهُ بَعْدَ الرُّكُوعِ، وَسُجُودُهُ وَجُلُوسُهُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 659: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad —yaitu Ibnu Ja'far— mengabarkan kepada kami, Syubah menceritakan kepada kami, Ha’, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Syubah, dari Al Hakam, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Barra' bin Al Azib, ia berkata, “Ruku Rasulullah, mengangkat kepala setelah ruku, sujud, serta duduk di antara dua sujud hampir sama (waktunya).” 811
Hadits No. : 66
صحيح ابن خزيمة ٦٦: ثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ هُوَ ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَيُّوبَ السِّخْتِيَانِيِّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَعَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الَّذِي لَا يَجْرِي، ثُمَّ يَغْتَسِلُ مِنْهُ " وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ: «فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ مِنْهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 66: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami (12-ba’), Sufyan -ia adalah Ibnu Uyainah- menceritakan kepada kami, dari Ayyub Al Sikhtiyani, dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah, dari Abu Az-Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, dan Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zinad dari Musa bin Abu Utsman dari ayahnya dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu buang air kecil di air yang tidak mengalir kemudian mandi dari air itu.”167 Al Makhzumi berkata, “Di air tergenang kemudian mandi dari air itu.”
Hadits No. : 660
صحيح ابن خزيمة ٦٦٠: نا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ الْيَشْكُرِيُّ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الْقُرَشِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ الْأَحْنَفِ، عَنْ صِلَةَ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَذَكَرَ أَنَّهُ قَرَأَ فِي رَكْعَةٍ الْبَقَرَةَ، وَالنِّسَاءَ، ثُمَّ رَكَعَ، فَكَانَ رُكُوعُهُ مِثْلَ قِيَامِهِ، ثُمَّ سَجَدَ فَكَانَ سُجُودُهُ مِثْلَ رُكُوعِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 660: Muammal bin Hiysam Al Yaskuri dan Salam bin Junadah Al Qurasyi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Sa'd bin Ubaidah dari Al Mustaurad bin Al Ahnaf dari Silah dari Khudaifah, ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu malam, lalu ia menyebutkan hadits dan menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surah Al Baqarah dan An-Nisaa' dalam satu rakaat, kemudian beliau ruku dan lama waktu pelaksanaan rukunya sama seperti lama waktu berdirinya kemudian beliau melakukan sujud, di mana lama waktu sujudnya seperti lama waktu ruku'nya.’ 812
Hadits No. : 661
صحيح ابن خزيمة ٦٦١: نا عُبَيْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنِ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: «كَانَ قِيَامُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَرُكُوعُهُ، وَسُجُودُهُ، وَجُلُوسُهُ، لَا يُدْرَى أَيَّهُ أَفْضَلُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يُرِيدُ أَفْضَلَ: أَطْوَلُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 661: Ubaidullah bin Abdullah Al Khuza’i, Yahya bin Adam mengabarkan kepada kami, dari Mus'ir, dari Al Hakam bin Uyainah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Bara' bin Azib, ia berkata, “Posisi berdiri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ruku, sujud dan duduk beliau tidak diketahui mana yang lebih utama.”813 Abu Bakar berkata, “Yang dimaksud dengan yang lebih utama adalah yang lebih lama."
Hadits No. : 662
صحيح ابن خزيمة ٦٦٢: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، وَأَبُو عَاصِمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ تَمِيمِ بْنِ مَحْمُودٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِبْلٍ، ح وَحَدَّثَنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ: «نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَقْرَةِ الْغُرَابِ» قَالَ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ: فِي الْفَرَائِضِ، وَقَالَا جَمِيعًا: وَافْتِرَاشِ السَّبُعِ، وَأَنْ يُوَطِّنَ الرَّجُلُ الْمَكَانَ كَمَا يُوَطِّنَهُ الْبَعِيرُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 662: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya dan Abu Ashim mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abdul Hamid bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku, dari Tamim bin Muhammad dari Abdur-Rahman bin Syibl, Ha', Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waqi' menceritakan kepada kami dari Abdul Hamid bin Ja'far dengan sanad ini, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang melakukan gerakan shalat yang cepat saat sujud seperti burung mematuk”, Salam bin Junadah berkata, “Di dalam shalat wajib.” Keduanya berkata, “Serta dilarang pula menghamparkan lengan seperti binatang buas, serta hendaklah menempatkan posisi kaki sebagaimana unta menempatkannya. 814
Hadits No. : 663
صحيح ابن خزيمة ٦٦٣: نا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ، نا الْحَكَمُ بْنُ مُوسَى أَبُو صَالِحٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ صَلَاتَهُ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يَسْرِقُ صَلَاتَهُ؟ قَالَ: «لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 663: Abu Yahya Muhammad bin Abdur- Rahman Al Bazzaz mengabarkan kepada kami, Al Hakam bin Musa Abu Shalih mengabarkan kepada kami (82-ba’), Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, dari Al Auza'i dari Yahya bin Abu Katsir dari Abdullah bin Qatadah dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Pencurian yang paling buruk adalah orang yang mencuri shalatnya”. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Bagaimana seseorang dikatakan mencuri shalatnya?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan . sujudnya.’ 815
Hadits No. : 664
صحيح ابن خزيمة ٦٦٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَصْرَ فَبَصُرَ بِرَجُلٍ يُصَلِّي، فَقَالَ: «يَا فُلَانُ اتَّقِ اللَّهَ، أَحْسِنْ صَلَاتَكَ، أَتَرَوْنَ أَنِّي لَا أَرَاكُمْ، إِنِّي لَأَرَى مِنْ خَلْفِي كَمَا أَرَى مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، أَحْسِنُوا صَلَاتَكُمْ وَأَتِمُّوا رُكُوعَكُمْ وَسُجُودَكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 664: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib mengabarkan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Sa id bin Abu Sa’id, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Ashar bersama kami, lalu setelah itu beliau melihat seorang laki-laki melaksanakan shalat kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Fulan bertakwalah kepada Allah, perbaikilah . Apakah kalian mengira bahwa aku tidak dapat melihat kalian, sesungguhnya aku pasti mengetahui orang yang berada di belakangku sebagaimana aku melihat orang yang berada dihadapanku, perbaikilah shalat kalian dan sempurnakanlah ruku dan sujud kalian'816
Hadits No. : 665
صحيح ابن خزيمة ٦٦٥: نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا شَيْبَةُ بْنُ الْأَحْنَفِ الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو سَلَامٍ الْأَسْوَدُ، نا أَبُو صَالِحٍ الْأَشْعَرِيُّ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَصْحَابِهِ، ثُمَّ جَلَسَ فِي طَائِفَةٍ مِنْهُمْ، فَدَخَلَ رَجُلٌ، فَقَامَ يُصَلِّي، فَجَعَلَ يَرْكَعُ وَيَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتَرَوْنَ هَذَا، مَنْ مَاتَ عَلَى هَذَا مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ، يَنْقُرُ صَلَاتَهُ كَمَا يَنْقُرُ الْغُرَابُ الدَّمَ، إِنَّمَا مَثَلُ الَّذِي يَرْكَعُ وَيَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ كَالْجَائِعِ لَا يَأْكُلُ إِلَّا التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَيْنِ، فَمَاذَا تُغْنِيَانِ عَنْهُ، فَأَسْبِغُوا الْوُضُوءَ، وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ، أَتِمُّوا الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ» قَالَ أَبُو صَالِحٍ: فَقُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْأَشْعَرِيِّ: مَنْ حَدَّثَكَ بِهَذَا الْحَدِيثِ؟ فَقَالَ: أُمَرَاءُ الْأَجْنَادِ: عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ، وَخَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ، وَيَزِيدُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ، وَشُرَحْبِيلُ بْنُ حَسَنَةَ، كُلُّ هَؤُلَاءِ سَمِعُوهُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 665: Ismail bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Shafwan bin Shalih menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Syaibah bin Al Ahnaf Al Auza'i menceritakan kepada kami, Abu Salam Al Aswad menceritakan kepada kami, Abu Shalih Al Asyari mengabarkan kepada kami dari Abu Abdullah Al Asy’ari, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat bersama dengan para sahabatnya kemudian beliau singgah pada suatu kelompok masyarakat, lalu seorang laki-laki masuk ke dalam masjid kemudian berdiri melaksanakan shalat. Orang tersebut ruku817 dan melakukan gerakan shalat dengan cepat saat sujud seperti mematuk. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apakah kalian mengetahui hal ini. Barang siapa yang meninggal dunia dengan posisi sujud seperti ini, maka ia meninggal dunia bukan atas agama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Orang ini telah melakukan shalat dengan cepat (mematuk) dalam shalatnya sebagaimana seekor gagak mematuk darah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang melakukan ruku818 dan melakukan gerakan dengan cepat (mematuk) dalam sujudnya seperti orang yang lapar yang tidak memakan apa-apa kecuali satu atau dua butir kurma saja. Apakah kedua butir kurma tersebut cukup? Oleh karena itu sempurnakanlah wudhu kalian! Celakalah bagi tumit-tumit; yaitu ancaman api neraka. Oleh karena itu sempurnakanlah ruku dan sujud kalian'.” Abu Shaleh berkata, “Aku pernah berkata kepada Abdullah Al Asy’ari, ‘Siapakah yang menceritakan hadits ini kepadamu?’ la berkata, ’Pemimpin-pemimpin perang; Amr bin Ash, Khalid bin Al Walid, Yazid bin Abu Sufyan dan Syabil bin Hasanah. Mereka semua mendengarnya dari nabi Muhammad SAW’.“ 819
Hadits No. : 666
صحيح ابن خزيمة ٦٦٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا ابْنُ إِدْرِيسَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، ح وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ جَمِيعًا عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيِّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح، وحَدَّثَنَا الدَّوْرَقِيُّ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، أنا الْأَعْمَشُ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُجْزِئُ صَلَاةٌ لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ فِيهَا صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 666: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Ibnu Idris dan Muhammad bin Fudhail mengabarkan kepada kami, Ha’, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waqi' menceritakan kepada kami, Ha’, Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, dari Al A’masy, Ha’, Said bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Al A’masy, Ha', Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy memberitahukan kepada kami, dari Umarah bin Umair dari Abu Ma'mar, dari Abu Mas'ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak sah shalat seseorang yang tidak meluruskan tulang rusuknya saat ruku dan sujud.”
Hadits No. : 667
صحيح ابن خزيمة ٦٦٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَأَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ قَالَا: حَدَّثَنَا مُلَازِمُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنِي جَدِّي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَدْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ أَبِيهِ عَلِيِّ بْنِ شَيْبَانَ وَكَانَ أَحَدَ الْوَفْدِ قَالَ: " صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَحَ بِمُؤَخِّرِ عَيْنِهِ إِلَى رَجُلٍ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ، فَلَمَّا قَضَى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ: «يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ إِنَّهُ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ» هَذَا حَدِيثُ أَحْمَدَ بْنِ الْمِقْدَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 667: Muhammad bin Al Mutsanna dan Ahmad bin Al Miqdam mengabarkan kepada kami, keduanya berkata Mulazim bin Amr menceritakan kepada kami, kakekku; Abdullah bin Badar, menceritakan kepadaku, dari Abdurrahman bin Ali, dari ayahnya Ali bin Syaiban —ia adalah salah satu delegasi— ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat dibelakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau mengerdipkan ujung matanya kepada seseorang yang tidak meluruskan tulang rusuknya saat ruku dan sujud. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selesai melaksanakan shalat, beliau bersabda, 'Wahai segenap umat Islam, sesungguhnya tidak sah shalat seseorang yang tidak meluruskan tulang rusuknya saat ruku dan sujud'. ” Ini adalah hadits Ahmad bin Al Miqdam. 821
Hadits No. : 668
صحيح ابن خزيمة ٦٦٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالُوا: حَدَّثَنَا حَفْصٌ وَهُوَ ابْنُ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ صِلَةَ، عَنْ حُذَيْفَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ: «سُبْحَانَ رَبِّي الْعَظِيمِ» ثَلَاثًا، وَفِي سُجُودِهِ: «سُبْحَانَ رَبِّي الْأَعْلَى» ثَلَاثًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 668: Ya'kub bin Ibrahim, Muhammad bin Aban dan Salam bin Junadah yang mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Hafsh menceritakan kepada kami —ia adalah Ibnu Ghiyats— Ibnu Abu Laila menceritakan kepada kami, dari Asy-Sya’bi dari Shilah dari Hudzaifah: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam ruku' mengucapkan, “Subhaana rabbiyal adziimi" tiga kali dan di dalam sujudnya, “Subhaana rabiyal 'alaa” tiga kali. 822
Hadits No. : 669
صحيح ابن خزيمة ٦٦٩: نا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، وَسَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ الْأَحْنَفِ، عَنْ صِلَةَ بْنِ زُفَرَ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: ثُمَّ سَجَدَ، فَقَالَ فِي سُجُودِهِ: «سُبْحَانَ رَبِّي الْأَعْلَى» قَالَ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 669: Muammal bin Hisyam dan Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Sa'ad bin Al Ubaidah dari Al Mustaurad bin Al Ahnaf dari Shilah bin Ja'far dari Hudzaifah, ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Lalu ia menyebutkan hadits, dan ia berkata. “Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud, lalu dalam sujud beliau mengucapkan, 'Subhatmu rabiyal ’alaa’” 823 Salam bin Janadah berkata dari Al A’rnasy.
Hadits No. : 67
صحيح ابن خزيمة ٦٧: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ، ثنا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقُوا اللَّعْنَتَيْنِ أَوِ اللَّعَّانَيْنِ» . قِيلَ: وَمَا هُمَا؟ قَالَ: «الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ ظِلِّهِمْ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " وَإِنَّمَا اسْتَدْلَلْتُ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَادَ بِقَوْلِهِ: أَوْ ظِلِّهِمُ: الظِّلَّ الَّذِي يَسْتَظِلُّونَ بِهِ إِذَا جَلَسُوا مَجَالِسَهُمْ، بِخَبَرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحَبَّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ فِي حَاجَتِهِ هَدَفًا أَوْ حَائِشَ نَخْلٍ» إِذِ الْهَدَفُ هُوَ الْحَائِطُ، وَالْحَائِشُ مِنَ النَّخْلِ النَّخْلَاتُ الْمُجْتَمِعَاتُ، وَإِنَّمَا سُمِّيَ الْبُسْتَانُ حَائِشًا لِكَثْرَةِ أَشْجَارِهِ، وَلَا يَكَادُ الْهَدَفُ يَكُونُ إِلَّا وَلَهُ ظِلٌّ إِلَّا وَقْتَ اسْتِوَاءِ الشَّمْسِ، فَأَمَّا الْحَائِشُ مِنَ النَّخْلِ فَلَا يَكُونُ وَقْتٌ مِنَ الْأَوْقَاتِ بِالنَّهَارِ إِلَّا وَلَهَا ظِلٌّ، «وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يَسْتَتِرَ الْإِنْسَانُ فِي الْغَائِطِ بِالْهَدَفِ وَالْحَائِشِ وَإِنْ كَانَ لَهُمَا ظِلٌّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 67: Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Isma’il menceritakan kepada kami, Al Ala' Ibnu Abdurrahman menceritakan kepada kami dari ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SA W bersabda, “Hindarilah dua laknat —atau dua orang yang terlaknat— " Beliau ditanya, “Siapa mereka itu?” Beliau bersabda, “Orang yang membuang hajat di jalanan atau di tempat orang bernaung.” 168 Abu Bakar berkata, “Aku mengambil dalil bahwa maksud Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sabda beliau, “Atau tempat orang berteduh”, hanya tempat berteduh yang dijadikan orang untuk berlindung ketika mereka berada di tempat duduk-duduk mereka, hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Ja’far, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam paling menyukai pagar atau anyaman pohon kurma untuk bahan beliau menutup diri saat buang hajat, karena maksud kata al hadaf adalah pagar, sedang kata al ha’isy min al nakhl maksudnya pohon-pohon kurma yang terkumpul. Kebun disebut sebagai ha'isy karena banyaknya pepohonan. Nyaris tidak ada pagar melainkan mempunyai naungan, kecuali waktu matahari tepat lurus berada di atas. Adapun sekumpulan pohon kurma, tidak satupun waktu siang terlewatkan, melainkan kumpulan pohon kurma itu dapat digunakan untuk berteduh. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam betul-betul menyukai seseorang menutup diri waktu buang air besar dengan pagar dan anyaman pohon kurma, meskipun keduanya bisa dipakai berteduh.”
Hadits No. : 670
صحيح ابن خزيمة ٦٧٠: نا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ، نا مُوسَى بْنُ أَيُّوبَ قَالَ: سَمِعْتُ عَمِّي إِيَاسَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ: " لَمَّا نَزَلَتْ {سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى} [الأعلى: 1] قَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اجْعَلُوهَا فِي سُجُودِكُمْ» ناه مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، عَنِ ابْنِ الْمُبَارَكِ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَيُّوبَ، عَنْ عَمِّهِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ بِمِثْلِهِ، وَلَمْ يَقُلْ: «لَنَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 670: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Zaid mengabarkan kepada kami, Musa bin Ayub mengabarkan kepada kami, la berkata, aku mendengar pamanku; Iyas bin Amir, berkata, aku mendengar Uqbah (83-alif) bin Amir berkata, "Ketika turun ayat, 'Sucikanlah nama Tuhanmu Tang Maha Tinggi' (Qs. Al A’laa [87]: 1) Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami, 'Jadikanlah ia dalam sujud kalian'.” 824 Muhammad bin Isa mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Mubarak, dari Musa bin Ayub, dari pamannya; Uqbah bin Amir, dengan hadits sejenis dan ia tidak mengatakan kepada kami.
Hadits No. : 671
صحيح ابن خزيمة ٦٧١: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَعَلِيُّ بْنُ شُعَيْبٍ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي الْفِرَاشِ، فَجَعَلْتُ أَطْلُبُهُ بِيَدِي، فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى بَاطِنِ قَدَمَيْهِ وَهُمَا مُنْتَصِبَتَانِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوذُ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ» هَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ شُعَيْبٍ: عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، وَقَالَ: «لَا أُحْصِي مَدْحَكَ وَلَا ثَنَاءً عَلَيْكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 671: Yakub bin Ibrahim dan Ali bin Syuaib mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Yahya bin Hayan dari Abdurrahman Al A'raj dari Abu Hurairah dari Aisyah, ia berkata, “Aku pernah kehilangan jejak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di suatu malam dan aku masih berada di atas tempat tidur. Aku mulai mencari beliau dengan tanganku, kemudian kedua tanganku menyentuh kedua telapak kaki beliau dan keduanya berdiri tegak lalu aku mendengar beliau mengucapkan, Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dengan ridha dari kemarahan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan-Mu dan dari-Mu. Aku tidak pernah menghitung- hitung untuk memuji kepada-Mu sebagaimana engkau memuji pada diri-Mu sendiri'. 825 Inilah adalah hadits Ad-Duraqi.
Hadits No. : 672
صحيح ابن خزيمة ٦٧٢: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أنا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ، عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي سُجُودِهِ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجُلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 672: Yunus bin Abdul A'la mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, Yahya bin Ayub menceritakan kepadaku dari Umarah bin Ghaziyah dari Suma; hamba sahaya dari Abu Bakar, dari Abu Shalih dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam sujudnya mengucapkan, ‘Ya Allah ampunilah dosaku seluruhnya, baik yang kecil maupun yang besar, baik yang awal maupun yang akhir serta dosa yang terjadi secara terang-terangan dan tersembunyi.”826
Hadits No. : 673
صحيح ابن خزيمة ٦٧٣: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، وَبَحْرُ بْنُ نَصْرٍ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيٍّ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: ثُمَّ إِذَا سَجَدَ قَالَ فِي سُجُودِهِ: «اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، وَأَنْتَ رَبِّي، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلْقَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 673: Ar-Rabi' bin Sulaiman dan Bahr bin Sashr mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Az-Zinad mengabarkan kepada kami, dari Musa bin Uqbah, dari Abdullah bin Al Fadl, dari Abdurrahamn bin Al AVaj, dari Abdullah bin Abu Rafi’, dari Ali: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melaksanakan shalat wajib, maka beliau bertakbir. Kemudian ia menyebutkan hadits dan ia berkata, "Kemudian apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan sujud lalu beliau berkata di dalam sujudnya, "Ya Allah, kepada-Mu aku bersujud, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Engkau adalah Tuhanku Wajahku sujud kepada Dzat yang menciptakan dan memecah pendengaran serta penglihatan. Maha Berkah Allah sang Pencipta yang terbaik"827
Hadits No. : 674
صحيح ابن خزيمة ٦٧٤: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَسُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ سُحَيْمٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَشَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السِّتَارَةَ وَالنَّاسُ صُفُوفٌ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ، فَقَالَ: «وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 674: Ali bin Hujr mengabarkan kepada kami, Ismail bin Ja'far dan Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, Abdul Jabbar bin Al A'la dan Sa'id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami dari Sulaiman bin Suhaim dari Ibrahim bin Abdullah bin Ma’bad dari ayahnya dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyingkap kain penutup sementara orang-orang sedang berbaris di belakang Abu Bakar, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Adapun sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa di dalamnya, karena saat itu —doa kalian— sangat berpotensi dikabulkan'. 828
Hadits No. : 675
صحيح ابن خزيمة ٦٧٥: نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى قَالَا: نا بِشْرُ بْنُ مُفَضَّلٍ، نا غَالِبٌ الْقَطَّانُ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «كُنَّا نُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شِدَّةِ الْحَرِّ، فَإِذَا أَرَادَ أَحَدُنَا أَنْ يَسْجُدَ بَسَطَ ثَوْبَهُ مِنْ شِدَّةِ الْحَرِّ، وَسَجَدَ عَلَيْهِ» وَقَالَ الصَّنْعَانِيُّ: فَإِذَا لَمْ يَسْتَطِعْ أَحَدُنَا أَنْ يُمَكِّنَ وَجْهَهُ مِنَ الْأَرْضِ بَسْطَ ثَوْبَهُ فَسَجَدَ عَلَيْهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 675: Abu Thahir memberitahukan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Yakub Ad-Dauraqi dan Muhammad bin Abdul A'la mengabarkan kepada kami. Keduanya berkata: Bisyr bin Mufadhdhal mengabarkan kepada kami, Ghalib Al Qaththan mengabarkan kepada kami, dari Bakar bin Abdullah, dari Anas, ia berkata, “Kami melaksanakan shalat bersama Rasulullah di saat udara sangat panas. Apabila salah seorang dari kami ingin sujud, maka ia membentangkan bajunya karena cuaca yang sangat panas, lalu ia bersujud di atasnya.”829 As Shan'ani berkata, "Maka Apabila salah seorang dari kami tidak mampu menempelkan wajahnya di atas bumi, ia membentangkan bajunya, kemudian melakukan sujud di atasnya.”
Hadits No. : 676
صحيح ابن خزيمة ٦٧٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّنْعَانِيُّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي حَبِيبَةَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ صَامِتٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي مَسْجِدِ بَنِي عَبْدِ الْأَشْهَلِ، وَعَلَيْهِ كِسَاءٌ مُلْتَفٌّ بِهِ، يَضَعُ يَدَيْهِ، يَقِيهِ الْكِسَاءُ بَرَدَ الْحَصَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 676: Muhammad bin Ishaq Ash-Shan'ani mengabarkan kepada kami, Said bin Abu Maryam menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Ismail bin Abu Hubaibah menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Tsabit bin Shamit menceritakan kepadaku dari ayahnya dari kakeknya: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersujud di dalam masjid Bani Abdul Asyhal dan beliau memiliki pakaian tebal, lalu beliau meletakkan kedua tangannya di atasnya di mana pakaian tersebut dapat menjaganya dari pasir gurun yang dingin.830
Hadits No. : 677
صحيح ابن خزيمة ٦٧٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ الصَّبَّاحٍ الْمِسْمَعِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ الْمَدَنِيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا حُمَيْدٍ السَّاعِدِيَّ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَنَا أَعْلَمُكُمُ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا: مَا كُنْتَ أَقْدَمَنَا لَهُ صُحْبَةً، وَلَا أَطْوَلَنَا لَهُ تَبَاعَةً قَالَ: بَلَى قَالُوا: فَاعْرِضْ قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ مَنْكِبَيْهِ، ثُمَّ كَبَّرَ وَاعْتَدَلَ قَائِمًا، حَتَّى يَقَرَّ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا، ثُمَّ يَقْرَأُ ثُمَّ يَرْفَعُ يَدَيْهِ، وَيُكَبِّرُ وَيَرْكَعُ فَيَضَعُ رَاحَتَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ، وَلَا يَصُبُّ رَأْسَهُ، وَلَا يُقْنِعُهُ، ثُمَّ يَقُولُ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ» ، وَيَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ مُعْتَدِلًا، حَتَّى يَقَرَّ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا، ثُمَّ يُكَبِّرُ وَيَسْجُدُ فَيُجَافِي جَنْبَيْهِ، ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ، فَيَثْنِي رِجْلَهُ الْيُسْرَى، فَيَقْعُدُ عَلَيْهَا، وَيَفْتَحُ أَصَابِعَ رِجْلِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ يَقُومُ فَيَصْنَعُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُخْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَقُومُ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ فَيَصْنَعُ مِثْلَ مَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 677: Abul Hasan Ali bin Al Muslim bin Muhammad As-Silmi mengabarkan kepada kami, Abu Muhammad Abdul Aziz bin Ahmad Al Kinani mengabarkan kepada kami, Al Ustadz Al Imam Abu Utsman Ismail bin Abdurrahman Ash-Shabuni mengabarkan kepada kami dengan membaca kepadanya, ia berkata, Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Al Fadl bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, Abdul Malik bin Ash-Shabbah Al Misma'i menceritakan kepada kami, Abdul Humaid bin Ja'far Al Madani menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Amr bin Atha', ia berkata, Aku mendengar Abu Hamid As Saidi di antara sepuluh sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (83-ba') berkata, “Aku adalah orang yang paling tahu mengenai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Mereka berkata, “Engkau tidak lebih dahulu bersahabat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak lebih lama mengikutinya.” Ia berkata, “Ya.” Mereka berkata, “Kemukakanlah.” Ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri untuk melakukan shalat, mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua pundak beliau, kemudian mengucapkan takbir dan melakukan rtidal dengan posisi berdiri tegak, sehingga setiap persendian menempati posisinya dengan rtidal, lalu beliau membaca ayat-ayat Al Qur'an kemudian mengangkat kedua tangan beliau, membaca takbir dan melakukan ruku, lalu meletakkan kedua telapak tangan berada di atas kedua lutut beliau dan tidak menundukkan kepala serta mengangkatnya, lalu beliau mengucapkan, 'Sami’allaahu liman hamidah” dan beliau mengangkat kedua tangan berada sejajar dengan kedua pundak beliau dengan posisi rtidal hingga setiap persendian menempati posisinya dengan Itidal, lalu beliau mengucapkan takbir dan bersujud kemudian merenggangkan kedua tangannya dari kedua sisinya (pinggang), kemudian beliau mengangkat kepalanya lalu melipat dan menyilangkan —agar bisa diduduki— kaki kirinya, kemudian beliau duduk di atasnya dan membuka jari-jari kaki kanannya, kemudian beliau berdiri, lalu di dalam rakaat yang lainnya beliau melakukan hal seperti itu, setelah itu beliau bangun dari dua sujud dan melakukan gerakan seperti yang beliau lakukan saat memulai shalat.”831
Hadits No. : 678
صحيح ابن خزيمة ٦٧٨: نا أَبُو كُرَيْبٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ قَالَا: أنا أَبُو خَالِدٍ، حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، كُلُّهُمْ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ: سَمِعْتُ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ يَقُولُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: «إِنَّ مِنَ السُّنَّةِ فِي الصَّلَاةِ أَنْ تُضْجِعَ رِجْلَكَ الْيُسْرَى وَتَنْصِبَ الْيُمْنَى إِذَا جَلَسْتَ فِي الصَّلَاةِ» هَذَا حَدِيثُ ابْنِ فُضَيْلٍ، وَقَالَ الْآخَرُونَ: عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 678: Abu Kuraib dan Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abu Khalid memberitahukan kepada kami, Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Sufyan, semuanya berasal dari Yahya bin Said, ia berkata, Aku mendengar Al Qasim bin Muhammad berkata, ia berkata, Abdullah bin Abdullah bin Umar menceritakan kepada kami, dari ayahnya; Abdullah bin Umar, ia berkata, “Termasuk perbuatan sunnah dalam shalat adalah engkau membaringkan kaki kirimu —menyilangkan di bawah kaki kanan— dan menegakkan kaki kananmu apabila engkau duduk di dalam shalat.”832 Ini adalah hadits Ibnu Fudhail. Ulama lainnya berkata dari Qasim bin Muhammad, dari Abdullah bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya.
Hadits No. : 679
صحيح ابن خزيمة ٦٧٩: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: " مِنْ سُنَّةِ الصَّلَاةِ أَنْ تُضْجِعَ رِجْلَكَ الْيُسْرَى، وَتَنْصِبَ الْيُمْنَى قَالَ: وَكَانَ النَّبِيُّ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ أَضْجَعَ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ الزِّيَادَةُ الَّتِي فِي خَبَرِ ابْنِ عُيَيْنَةَ لَا أَحْسَبُهَا مَحْفُوظَةً - أَعْنِي قَوْلَهُ: وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ أَضْجَعَ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 679: Said bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Yahya bin Said, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Abdullah bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, ia berkata, 'Termasuk perbuatan sunnah dalam shalat adalah engkau membaringkan kaki kirimu —dan menyilangkan di bawah kaki kanan— dan menegakkan kaki kananmu.” Ia berkata, “Nabi apabila duduk dalam shalat, maka beliau membaringkan kaki kiri dan menegakkan kaki kanan.”833 Abu Bakar berkata, “Redaksi tambahan yang ada di dalam hadits Ibnu Uyainah aku perkirakan tidak teijaga, maksudnya adalah redaksi; Dan, Nabi apabila duduk di dalan shalat, beliau membaringkan kaki kiri dan menegakkan kaki kanan’.”
Hadits No. : 68
صحيح ابن خزيمة ٦٨: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، حَدَّثَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنْ مَعْمَرِ بْنِ رَاشِدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 68: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa maksudnya adalah Ibnu Yunus— menceritakan kepada kami dari Ma’mar bin Rasyid dari Yahya bin Abu Katsir dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila salah seorang di antara kamu buang air kecil, Janganlah ia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya."169
Hadits No. : 680
صحيح ابن خزيمة ٦٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ طَاوُسًا يَقُولُ: قُلْنَا لِابْنِ عَبَّاسٍ فِي " الْإِقْعَاءِ عَلَى الْقَدَمَيْنِ، فَقَالَ: هِيَ السُّنَّةُ، فَقُلْنَا: إِنَّا لَنَرَاهُ جَفَاءً بِالرِّجْلِ، فَقَالَ: بَلْ هِيَ سُنَّةُ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 680: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Abu Az-Zubair mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Thawus berkata, “Kami pernah bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai al iq'a' di atas telapak kaki?” Ibnu Abbas menjawab, “Itu adalah sunnah. " Kami katakan, “Sesungguhnya kami melihat gerakan kaki tersebut menjadi tidak berguna.” Ibnu Abbas berkata, “Bahkan ia merupakan sunnah nabimu.” 834
Hadits No. : 681
صحيح ابن خزيمة ٦٨١: نا أَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ، وَكَتَبْتُهُ مِنْ أَصْلِهِ، أنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، نا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ: حَدَّثَنِي عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاتِهِ إِذَا سَجَدَ الْعَبَّاسُ بْنُ سَهْلِ بْنِ سَعْدِ بْنِ مَالِكِ بْنِ سَاعِدٍ قَالَ: جَلَسْتُ بِسُوقِ الْمَدِينَةِ فِي الضُّحَى مَعَ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ وَمَعَ أَبِي حُمَيْدٍ صَاحِبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُمَا مِنْ رَهْطِهِ مِنْ بَنِي سَاعِدَةَ، وَمَعَ أَبِي قَتَادَةَ الْحَارِثِ بْنِ رِبْعِيٍّ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ - وَأَنَا أَسْمَعُ -: أَنَا أَعْلَمُ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْكُمَا، كُلٌّ يَقُولُهَا لِصَاحِبِهِ، فَقَالُوا لِأَحَدِهِمْ: فَقُمْ فَصَلِّ بِنَا حَتَّى نَنْظُرَ أَتُصِيبُ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْ لَا؟ فَقَامَ أَحَدُهُمَا فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، ثُمَّ كَبَّرَ، ثُمَّ قَرَأَ بَعْضَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ رَكَعَ، فَأَثْبَتَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ حَتَّى اطْمَأَنَّ كُلُّ عَظْمٍ مِنْهُ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَاعْتَدَلَ حَتَّى رَجَعَ كُلُّ عَظْمٍ مِنْهُ، ثُمَّ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، ثُمَّ وَقَعَ سَاجِدًا عَلَى جَبِينِهِ وَرَاحَتَيْهِ وَرُكْبَتَيْهِ وَصُدُورِ قَدَمَيْهِ رَاجِلًا بِيَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ مَا تَحْتَ مَنْكِبَيْهِ، ثُمَّ ثَبَتَ حَتَّى اطْمَأَنَّ كُلُّ عَظْمٍ مِنْهُ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَاعْتَدَلَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَصُدُورِ قَدَمَيْهِ حَتَّى رَجَعَ كُلُّ عَظْمٍ مِنْهُ إِلَى مَوْضِعِهِ، ثُمَّ عَادَ لِمِثْلِ ذَلِكَ قَالَ: ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ أُخْرَى مَثَلَهَا قَالَ: ثُمَّ سَلَّمَ فَأَقْبَلَ عَلَى صَاحِبَيْهِ، فَقَالَ لَهُمَا: كَيْفَ رَأَيْتُمَا؟ فَقَالَا لَهُ: أَصَبْتَ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، هَكَذَا كَانَ يُصَلِّي "
Shahih Ibnu Khuzaimah 681: Ahmad bin Al Azhar mengabarkan kepada kami, aku menuliskannya dari naskah aslinya, Ya'kub bin Ibrahim bin Sa'd memberitahukan kepada kami, ayahku mengabarkan kepada kami, dari Ibnu lshaq, ia berkata, seseorang menceritakan kepadaku835 dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal shalat ketika sujud. Al Abbas bin Sahi bin Sa'd Sa'id berkata, “Adalah aku saat itu sedang duduk-duduk di pasar kota Madinah, di waktu shalat dhuha, bersama Abu Asid Malik bin Rabiah dan Abu Hamid; sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, keduanya berasal dari kabilah Bani Saidah, serta bersama Qatadah Al Harits bin Rabi'i. Sebagian orang berkata kepada sebagian yang lain dan aku mendengar ungkapan, Diantara kalian, aku lebih mengetahui tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' Masing-masing mengemukakan kepada temannya. Mereka berkata kepada salah seorang dari mereka juga, maka bangunlah kemudian shalatlah bersama kami hingga kami menyaksikan apakah sama dengan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam atau tidak?. Salah seorang dari keduanya berdiri lalu menghadap kiblat kemudian membaca takbir lalu membaca sebagian ayat Al Qur'an, kemudian ruku dengan menempelkan kedua tangannya pada kedua lututnya hingga setiap persendian tenang, kemudian ia mengangkat kepalanya lalu I’tidal hingga setiap persendian kembali pada posisinya, kemudian ia mengucapkan kalimat, 'Samiallaahu liman hamidah' lalu turun dalam keadaan sujud di atas dahi, kedua telapak tangan (84-alif), kedua lutut dan bagian luar kedua kakinya dengan merenggangkan kedua tangan sampai aku melihat warna putih dari kedua ketiaknya yang berada di bawah bahunya lalu terdiam hingga setiap persendian tenang, kemudian ia mengangkat kepalanya dan pada posisi tegak lurus di atas kedua mata kaki dan bagian luar kedua telapak kakinya hingga setiap persendian kembali pada posisinya, lalu kembali kepada gerakan seperti itu, ia berkata, Lalu ia berdiri ruku' dengan gerakan yang sama.” Ia lalu berkata, “Kemudian ia mengucapkan salam lalu menghadap kepada kedua temannya dan berkata, 'Bagaimana engkau berdua melihatnya?' Keduanya berkata kepadanya, 'Apa Yang Engkau lalukan persis sama dengan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat.'"
Hadits No. : 682
صحيح ابن خزيمة ٦٨٢: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ قَالَ: قَالَ لَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: إِنِّي لَا آلُو أَنْ أُصَلِّيَ بِكُمْ كَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا قَالَ ثَابِتٌ: فَكَانَ أَنَسٌ يَصْنَعُ شَيْئًا لَا أَرَاكُمْ تَصْنَعُونَهُ، كَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ قَعَدَ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ حَتَّى يَقُولَ الْقَائِلُ: قَدْ نَسِيَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 682: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Hamad bin Zaid mengabarkan kepada kami, Tsabit Al Bunani mengabarkan kepada kami, ia berkata, Anas bin Malik berkata kepada kami, “Sesungguhnya aku tidak sembrono melaksanakan shalat bersama kalian sebagaimana aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat bersama kami.” Tsabit berkata, “Anas melakukan sesuatu, di mana aku tidak pemah melihat kalian melakukannya, 'Apabila Anas mengangkat kepalanya dari sujud, maka ia duduk di antara dua sujud hingga seseorang berkata, 'Bahwa Anas telah lupa’.” 837
Hadits No. : 683
صحيح ابن خزيمة ٦٨٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا أَبُو أَحْمَدَ يَعْنِي الزُّبَيْرِيَّ، نا مِسْعَرٌ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: «كَانَ سُجُودُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرُكُوعُهُ وَقُعُودُهُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 683: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Abu Ahmad —yaitu Az-Zubair— mengabarkan kepada kami, Mus’ir mengabarkan kepada kami dari Al Hakam dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Al Bara' bin Azib, ia berkata, “Sujud, ruku dan duduk di antara dua sujud Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hampir sama waktunya.” 838
Hadits No. : 684
صحيح ابن خزيمة ٦٨٤: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، نا الْعَلَاءُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ طَلْحَةَ بْنَ يَزِيدَ، عَنْ حُذَيْفَةَ، وَالْأَعْمَشِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ الْأَحْنَفِ، عَنْ صِلَةَ بْنِ زُفَرَ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: " قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ اللَّيْلِ يُصَلِّي، فَجِئْتُ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ، فَافْتَتَحَ الْبَقَرَةَ، فَقُلْتُ يُرِيدُ الْمِائَةَ، فَجَاوَزَهَا، فَقُلْتُ: يُرِيدُ الْمِائَتَيْنِ، فَجَاوَزَهَا، فَقُلْتُ: يُخْتِمُ، فَخَتَمَ ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ، فَقَرَأَهَا، ثُمَّ قَرَأَ آلَ عِمْرَانَ، ثُمَّ رَكَعَ قَرِيبًا مِمَّا قَرَأَ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ» ، قَرِيبًا مِمَّا رَكَعَ، ثُمَّ سَجَدَ نَحْوًا مِمَّا رَفَعَ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَالَ: «رَبِّ اغْفِرْ لِي» نَحْوًا مِمَّا سَجَدَ، ثُمَّ سَجَدَ نَحْوًا مِمَّا رَفَعَ، ثُمَّ قَامَ فِي الثَّانِيَةِ " قَالَ الْأَعْمَشُ: فَكَانَ لَا يَمُرُّ بِآيَةِ تَخْوِيفٍ إِلَّا اسْتَعَاذَ أَوِ اسْتَجَارَ، وَلَا آيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا سَأَلَ، وَلَا آيَةِ - يَعْنِي - تَنْزِيهٍ إِلَّا سَبَّحَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 684: Salm bin Junadah mengabarkan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats mengabarkan kepada kami, Al A'la bin Al Musayyib mengabarkan kepada kami dari Amr bin Murrah dari Thalhah dari Yazid dari Hudaifah dan Al A'masy dari Sa'ad bin Ubaidah dari Al Mustaurad bin Al Ahnaf dari Shilah bin Ja'far dari Hudaifah, ia berkata, "Adalah Rasulallah shallallahu 'alaihi wa sallam terbangun di waktu malam lalu melaksanakan shalat, kemudian aku datang dan berdiri di sisi beliau. Rasulullah memulai shalat dengan membaca surat Al Baqarah. Aku berkata (di dalam hati), 'Barangkali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan membaca seratus ayat' tetapi ternyata lebih, kemudian aku berkata (di dalam hati), 'Barangkali Rasulullah akan membaca dua ratus ayat' tetapi ternyata lebih. Aku berkata (di dalam hati), 'Barangkali Beliau akan menuntaskannya', tetapi ternyata beliau memang menuntaskannya, tetapi menyambungnya kembali dengan membaca surat An-Nisaa' (sampai tuntas) kemudian membaca surat Aali Imraan (sampai tuntas) kemudian melakukan ruku yang lama waktunya hampir sama dengan lamanya bacaan surat yang beliau baca, setelah membaca kemudian beliau bangun lalu mengucapkan, 'Samiallahu liman hamidah rabbana walakal hamdu' dan berdiri, yang lama waktunya hampir sama dengan lamanya beliau melakukan ruku, kemudian beliau melakukan sujud yang lama waktunya sama dengan lamanya beliau berdiri, setelah bangun dari ruku, kemudian beliau bangun dari sujud lalu beliau berkata, 'Rabbighfirli' yang lama waktunya sama dengan lamanya waktu sujud, kemudian beliau sujud, yang lama waktunya sama dengan saat duduk setelah bangun dari sujud, lalu berdiri melaksanakan rakaat kedua.” Al A'masy berkata, “Rasulallah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah membaca ayat-ayat yang menakut-nakuti kecuali beliau meminta perlindungan dan tidak membaca ayat-ayat yang memiliki arti kasih sayang kecuali beliau meminta kasih sayang serta beliau tidak membaca ayat-ayat tanzih kecuali beliau membaca tasbih. 839
Hadits No. : 685
صحيح ابن خزيمة ٦٨٥: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: سَمِعْتُهُ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ قَالَ: " كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: ثُمَّ هَوَى إِلَى الْأَرْضِ سَاجِدًا، ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، ثُمَّ جَافَى عَضُدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ، وَفَتَحَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ، ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى، وَقَعَدَ عَلَيْهَا، وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ مِنْهُ إِلَى مَوْضِعِهِ، ثُمَّ هَوَى سَاجِدًا، وَقَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ وَقَعَدَ فَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ إِلَى مَوْضِعِهِ، ثُمَّ نَهَضَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 685: Bundar mengabarkan kepada kami Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Abdul Humaid bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Atha' mengabarkan kepada kami, dari Abu Humaid As-Sa'idi, ia berkata, “Aku mendengar dari sepuluh orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, salah satunya adalah Abu Qatadah, ia berkata, 'Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melaksanakan shalat, beliau berdiri tegak... lalu ia menyebutkan sebagian hadits, dan ia berkata, 'Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam turun ke tanah melakukan sujud, lalu mengucapkan 'Allahu Akbar', kemudian beliau merenggangkan kedua lengannya dengan menjauhi kedua ketiaknya dan membuka jari-jari kedua kakinya lalu melipat dan menyilangkan kaki kiri beliau, kemudian duduk di atasnya dengan I'tidal hingga setiap persendian kembali pada posisinya, kemudian beliau turun untuk melakukan sujud dan mengucapkan, 'Allahu Akbar' lalu melipat dan menyilangkan kakinya setelah itu duduk dengan I'tidal hingga setiap persendian kembali pada Posisinya kemudian bangun. 840
Hadits No. : 686
صحيح ابن خزيمة ٦٨٦: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ، أَنَّهُ «رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، فَإِذَا كَانَ فِي وِتْرٍ مِنْ صَلَاتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِي جَالِسًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 686: Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami dari Khalid Al Hadzdza' dari Abu Qilabah dari Malik bin Al Huwairits: Sesungguhnya ia pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat, apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di dalam shalat witir, maka beliau tidak akan bangun hingga duduk sempurna. 841
Hadits No. : 687
صحيح ابن خزيمة ٦٨٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ قَالَ: كَانَ مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ مَا بَيْنَنَا، فَيَقُولُ: أَلَا أُحَدِّثُكُمْ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَصَلَّى فِي غَيْرِ وَقْتِ صَلَاةٍ، فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السَّجْدَةِ الثَّانِيَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ اسْتَوَى قَاعِدًا، ثُمَّ قَامَ وَاعْتَمَدَ عَلَى الْأَرْضِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَبَرُ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ الْكَبِيرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 687: Muhammad bin Basysyar dan Abu Musa mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abdul Wahab menceritakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami dari Abu Qilabah, ia berkata, “(84 -ba')Malik bin Al Huwairats pernah berada di antara kita, ia berkata, “Maukah kalian aku ceritakan mengenai shalat Rasulullah SAW; maka ia melaksanakan shalat bukan pada waktunya. Apabila beliau mengangkat kepalanya dari sujud kedua di rakaat pertama, maka beliau duduk dengan sempurna kemudian beliau berdiri dan menumpukan tangannya pada tanah.” 842 Abu Bakar berkata, “Hadits Ayub dari Abu Qilabah, aku meriwayatkan dalam Al Kabir
Hadits No. : 688
صحيح ابن خزيمة ٦٨٨: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، ثنا عَمِّي، أَخْبَرَنِي حَيْوَةُ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ: صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ، فَقَالَ: " {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1] ، ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ، حَتَّى بَلَغَ {وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] ، فَقَالَ: آمِينَ، فَقَالَ النَّاسُ: آمِينَ، فَلَمَّا رَكَعَ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ سَجَدَ، فَلَمَّا رَفَعَ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، فَلَمَّا سَجَدَ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ اسْتَقْبِلَ قَائِمًا مَعَ التَّكْبِيرِ، فَلَمَّا قَامَ مِنَ الثِّنْتَيْنِ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 688: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepadaku, Haiwah mengabarkan kepadaku, Khalid bin Yazid menceritakan kepadaku dari Ibnu Abu Hilal dari Nu'aim Al Mujmar, ia berkata, “Aku panah melaksanakan shalat dibelakang Abu Hurairah, ia membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim' kemudian ia membaca umul Qur'an (Al Fatihah) sampai pada ayat waladhdhaalliin. Ia kemudian membaca, ‘ Amin’. Orang-orang pun mengucapkan, ‘Amin’. Ketika melakukan ruku, maka ia mengucapkan, 'Allahu Akbar’ ketika ia mengangkat kepalanya, ia mengucapkan, 'Samiallaahu liman hamidah'. Kemudian ia mengucapkan, 'Allaahu akbar', lalu melakukan sujud, ketika bangun, ia mengucapkan 'Allaahu akbar'. Ketika sujud, ia mengucapkan 'Allaahu akbar', kemudian ia menghadap ke arah qiblat sambil berdiri di disertai dengan takbir, ketika ia bangun dari rakaat kedua, ia mengucapkan, 'Allaahu akbar', saat mengucapkan salam, ia berkata, 'Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya shalatku paling mirip dengan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. 843
Hadits No. : 689
صحيح ابن خزيمة ٦٨٩: نا بُنْدَارٌ، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، وَهَذَا، حَدِيثُ بُنْدَارٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ، أنا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمَدَنِيُّ، حَدَّثَنِي عَبَّاسُ بْنُ سَهْلٍ السَّاعِدِيُّ قَالَ: اجْتَمَعَ أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَأَبُو أُسَيْدٍ السَّاعِدِيُّ، وَسَهْلُ بْنُ سَعْدٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ، فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ: أَنَا أَعْلَمُكُمُ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: «جَلَسَ فَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى، وَأَقْبَلَ بِصَدْرِ الْيُمْنَى عَلَى قِبْلَتِهِ، وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُمْنَى وَكَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى، وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ السَّبَّابَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 689: Bundar dan Muhammad bin Rafi' mengabarkan kepada kami —ini adalah hadits Bundar— Abu Amir menceritakan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman Al Madani memberitahukan kepada kami, Abbas bin Sahi As-Sa'idi menceritakan kepadaku, ia berkata, “Abu Humaid As-Sa'idi, Abu Asid As-Sa’idi, Sahi bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah telah berkumpul. Abu Hamid berkata, 'Diantara kalian, aku adalah orang yang paling tahu mengenai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia menyebutkan hadits panjang lebar dan berkata, ’Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk lalu membaringkan dan menyilangkan kaki kirinya di bawah kaki kanan dan menghadapkan —jemari— telapak kaki kanan ke arah kiblat, meletakkan telapak tangan kanan pada lutut kaki kanan dan meletakkan tangan kiri pada lutut kaki kiri serta memberikan isyarat dengan jari telunjuk'.” 844
Hadits No. : 69
صحيح ابن خزيمة ٦٩: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، ثنا شُعْبَةُ، وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، ثنا شُعْبَةُ، وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ أَيْضًا قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: سَمِعْتُ النَّضْرَ بْنَ أَنَسٍ يُحَدِّثُ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ، فَإِذَا دَخَلَهَا أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ «هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ، غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ عَنِ النَّضْرِ بْنِ أَنَسٍ، وَكَذَا قَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، فِي حَدِيثِ ابْنِ أَبِي عَدِيٍّ، عَنِ النَّضْرِ بْنِ أَنَسٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 69: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi dan Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, Khalid —maksudnya Ibnu Al Harits— menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, dan Yahya bin Hakim juga menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, ia berkata, Aku mendengar An Nadhr Ibnu Anas menceritakan dari Zaid bin Arqam (13/1), dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda, “Tempat buang kotoran ini telah tersedia. Bila salah seorang di antara kamu memasukinya, ucapkanlah, ‘Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syetan laki-laki dan perempuan‘”,170Ini adalah hadits Bundar, akan tetapi ia berkata, “Riwayat tersebut dari An Nadhr bin Anas. Demikian pula Yahya bin Hakim dalam hadits Ibnu Abu Adi berkata, “Riwayat ini dari An-Nadhr bin Anas.”
Hadits No. : 690
صحيح ابن خزيمة ٦٩٠: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا ابْنُ إِدْرِيسَ، نا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ، فَقُلْتُ: لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: «وَثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 690: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Ibnu Idris mengabarkan kepada kami, Ashim bin Kulaib mengabarkan kepada kami, dari ayahnya, dari Wail bin Hajar, ia berkata, “Aku pernah datang di kota Madinah, lalu aku berkata (di dalam hati), 'Aku pasti melihat cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia menyebutkan hadits dan berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melipat dan menyilangkan kaki kirinya —agar bisa diduduki— dan menegakkan kaki kanan. 845
Hadits No. : 691
صحيح ابن خزيمة ٦٩١: ناه الْمَخْزُومِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ افْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 691: Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ashim, dari Kulaib, dari ayahnya, dari Wa'il bin Hujr, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika duduk di dalam shalat, beliau membaringkan dan menyilangkan kaki kirinya —di bawah kaki kanan— dan menegakkan kaki kanannya.”846
Hadits No. : 692
صحيح ابن خزيمة ٦٩٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ عَسْكَرٍ، وَالْحُسَيْنُ بْنُ مَهْدِيٍّ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَلَسَ الرَّجُلُ فِي الصَّلَاةِ أَنْ يَعْتَمِدَ عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى» وَقَالَ الْحُسَيْنُ بْنُ مَهْدِيٍّ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَعْتَمِدَ الرَّجُلُ عَلَى يَدَيْهِ فِي الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 692: Muhammad bin Sahi bin Askar dan Al Husein bin Mahdi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Abdur-Razaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Ismail bin Umayah, dari Naif, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Nabi melarang apabila seseorang duduk di dalam shalat bertumpu di atas tangannya.” 847 Al Husein bin Mahdi berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang seorang laki-laki bertumpu di atas kedua tangannya di dalam shalat.”
Hadits No. : 693
صحيح ابن خزيمة ٦٩٣: حَدَّثَنَا الصَّنْعَانِيُّ، أنا الْمُعْتَمِرُ قَالَ: سَمِعْتُ عُبَيْدَ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ، يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي ذَلِكَ كُلِّهِ حَذْوَ الْمَنْكِبَيْنِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 693: Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami, Al Mu’tamir memberitahukan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Ubaidullah, dari Ibnu Syihab, dari Salim, dari Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau mengangkat kedua tangan apabila memulai shalat, apabila ingin melakukan ruku, apabila ingin mengangkat kepala dari ruku, apabila berdiri dari rakaat kedua, maka beliau mengangkat kedua tangan pada setiap gerakan itu berada sejajar dengan kedua pundak. 848
Hadits No. : 694
صحيح ابن خزيمة ٦٩٤: نا أَبُو زُهَيْرٍ عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمِصْرِيُّ، نا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ يَحْيَى التُّجِيبِيَّ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ كَبَّرَ، ثُمَّ جَعَلَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ، وَإِذَا رَكَعَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ، وَإِذَا سَجَدَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ، وَلَا يَفْعَلُهُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 694: Abu Zuhair Abdul Majid bin Ibrahim Al Mishri (85-alif) mengabarkan kepada kami, Syuaib -yaitu Ibnu Yahya At-Tujibi— mengabarkan kepada kami, Yahya bin Ayub mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij dari Ibnu Syihab dari Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Haritz, sesungguhnya ia pernah mendengar Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memulai shalat, beliau mengucapkan takbir kemudian menjadikan kedua tangannya berada sejajar dengan kedua pundaknya. Dan, apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan ruku', maka beliau melakukan hal seperti itu. Dan, apabila melakukan sujud, maka beliau melakukan hal seperti itu dan Nabi tidak melakukannya ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud. Apabila bangun dari rakaat kedua, maka beliau melakukan hal seperti itu juga. 849
Hadits No. : 695
صحيح ابن خزيمة ٦٩٥: وَرَوَاهُ عُثْمَانُ بْنُ الْحَكَمِ الْجُذَامِيُّ قَالَ: أنا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ، أَخْبَرَهُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ، مِثْلَهُ، وَقَالَ: «كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ» حَدَّثَنِيهُ أَبُو الْيَمَنِ يَاسِينُ بْنُ أَبِي زُرَارَةَ الْمِصْرِيُّ الْقِتْبَانِيُّ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْحَكَمِ الْجُذَامِيِّ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ يُونُسَ يَقُولُ: أَوَّلُ مَنْ قَدِمَ مِصْرَ بِعِلْمِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَوْ بِعِلْمِ مَالِكٍ عُثْمَانُ بْنُ الْحَكَمِ الْجُذَامِيُّ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَسَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيَّ يَقُولُ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ الْحَكَمِ الْجُذَامِيُّ، وَكَانَ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 695: Utsman bin Al Hakim Al Judami meriwayatkan hadits, ia berkata, Ibnu Juraij memberitahukan kepada kami sesungguhnya Ibnu Syihab mengabarkan hadits kepadanya dengan sanad yang semisalnya. Dan, ia berkata, ''Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan takbir dan mengangkat kedua tangan berada sejajar dengan kedua pundaknya.” 850 Abu Al Yaman Yasin bin Zurarah Al Mishri Al Qitbani menceritakan hadits kepadaku dari Utsman bin Al Hakam Al Judzami. Abu Bakar berkata, “Aku mendengar Yunus berkata, 'Perawi yang pertama kali menginjakkan kakinya di Mesir melalui informasi Ibnu Juraij atau Malik, adalah Utsman bin Al Hakam Al Judzami'.” Abu Bakar berkata, Aku mendengar Ahmad bin Abdullah bin Abdur-Rahim Al Barqi berkata, 'Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Utsman bin Al Hakam Al Judzami menceritakan kepada kami dan ia merupakan sosok pilihan'.”
Hadits No. : 696
صحيح ابن خزيمة ٦٩٦: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ، حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ، حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَعَدَ فِي الصَّلَاةِ جَعَلَ قَدَمَهُ الْيُسْرَى بَيْنَ فَخِذِهِ وَسَاقِهِ، وَوَضَعَ يَدِهِ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى، وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ، وَأَشَارَ عَبْدُ الْوَاحِدِ بِأُصْبُعِهِ السَّبَّابَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 696: Yusuf bin Musa Al Qaththan mengabarkan kepada kami, Al Ala' bin Abdul Jabar menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziad menceritakan kepada kami, Utsman bin Hakim menceritakan kepada kami, Amir bin Abdullah bin Az-Zubair menceritakan kepada kami, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila duduk di dalam shalat, maka beliau menempatkan kaki kirinya berada di antara paha dan betis, meletakkan tangan kiri pada lutut kiri dan meletakkan tangan kanan pada paha kanan serta memberi isyarat dengan jari beliau.” 851 Abdul Wahid memberi isyarat dengan jari telunjuknya.
Hadits No. : 697
صحيح ابن خزيمة ٦٩٧: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَبَّرَ حِينَ دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ، وَحِينَ أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَحِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ رَفَعَ يَدَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ وَجَافَى يَعْنِي فِي السُّجُودِ وَفَرَشَ فَخِذَهُ الْيُسْرَى، وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ السَّبَّابَةِ يَعْنِي فِي الْجُلُوسِ فِي التَّشَهُّدِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ: وَفَرَشَ فَخِذَهُ الْيُسْرَى، يُرِيدُ لِلْيُمْنَى، أَبِي فَرَشَ فَخِذَهُ الْيُسْرَى لَيَضَعُ فَخِذَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى كَخَبَرِ آدَمَ بْنِ أَبِي إِيَاسَ: وَضَعَ فَخِذَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 697: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja'far mengabarkan kepada kami, SyuTjah mengabarkan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wail bin Hujr, ia berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat bersama Nabi kemudian beliau mengucapkan takbir ketika memasuki shalat dan mengangkat kedua tangan. Ketika beliau ingin ruku', maka beliau mengangkat kedua tangan. [Ketika] beliau mengangkat kepala dari ruku’, maka beliau mengangkat kedua tangan dan meletakkan kedua telapak tangan serta merenggangkannya —yaitu di dalam sujud— beliau membaringkan paha kirinya dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya. —yaitu saat duduk dalam tasyahud—.”852 Abu Bakar berkata, “Perkataannya, dan, beliau membaringkan paha kirinya', maksud yang diinginkan adalah untuk di letakkan di bawah paha kanan. Ia menolak membaringkan paha kiri agar dapat meletakkan paha kanan di atas paha kiri seperti hadits Adam bin Abu Iyas, bahwa ia meletakkan paha kanan di atas paha kiri.”
Hadits No. : 698
صحيح ابن خزيمة ٦٩٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ الْحَضْرَمِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " رَفَعَ يَدَيْهِ حِينَ كَبَّرَ، وَحِينَ رَكَعَ، وَحِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، وَقَالَ حِينَ سَجَدَ: هَكَذَا، وَجَافَى يَدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ، وَوَضَعَ فَخِذَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى، وَقَالَ: هَكَذَا، وَنَصَبَ وَهْبٌ السَّبَّابَةَ وَعَقَدَ بِالْوُسْطَى «، وَأَشَارَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى أَيْضًا بِسَبَّابَتِهِ وَحَلَّقَ بِالْوُسْطَى وَالْإِبْهَامِ، وَعَقَدَ بِالْوُسْطَى» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ: وَوَضَعَ فَخِذَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى يُرِيدُ فِي التَّشَهُّدِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 698: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Wahab bin Jarir mengabarkan kepada kami, Syu'bah mengabarkan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib dari ayahnya dari Wa'il bin Hujr Al Hadrami; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya saat mengucapkan takbir, saat ruku, saat mengangkat kepala setelah ruku. Rasulullah juga saat melakukan sujud mengucapkan, "... Demikianlah. " Beliau merenggangkan kedua tangan dari kedua ketiak beliau dan meletakkan paha kanan di atas paha kiri. Ia berkata, “... Demikianlah." Beliau menengok dan menggerakan jari telunjuk dan menggenggam dengan jari tengah. Muhammad bin Yahya juga memberi isyarat dengan jari telunjuk, melingkarkan jari tengah dan jempol serta menggenggam dengan jari tengah. 853 Abu Bakar berkata, “Perkataannya, 'Dan, beliau meletakkan paha kanan di atas paha kiri', yang dimaksud adalah saat tasyahud.”
Hadits No. : 699
صحيح ابن خزيمة ٦٩٩: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ: التَّحِيَّةَ، وَكَانَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى تَحْتَ الْيُمْنَى "
Shahih Ibnu Khuzaimah 699: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' mengabarkan kepada kami, Husein Al Mu'aitim menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Maisarah, dari Abu Al Jauza', dari Aisyah, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata saat pada dua rakaat (yakni; pada rakaat kedua), 'At Tahiyah', dan beliau membaringkan kaki kiri berada di bawah kaki kanan. 854
Hadits No. : 70
صحيح ابن خزيمة ٧٠: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ فُرَاتٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: أَرَادَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَبَرَّزَ فَقَالَ: «ائْتِنِي بِثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ» فَوَجَدْتُ لَهُ حَجَرَيْنِ وَرَوْثَةَ حِمَارٍ، فَأَمْسَكَ الْحَجَرَيْنِ وَطَرَحَ الرَّوْثَةَ، وَقَالَ: «هِيَ رِجْسٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 70: Abu Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ziad bin Al Hasan bin Furat menceritakan kepada kami dari ayahnya dari kakeknya dari Abdurrahman bin Al Aswad dari Alqamah dari Abdullah, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hendak membuang air besar, lalu beliau bersabda, “Bawakan aku tiga batu.” Kemudian aku menemukan dua batu dan kotoran keledai untuk beliau, lalu beliau mengambil dua batu itu dan membuang kotoran. Beliau bersabda, “Kotoran itu najis.”171
Hadits No. : 700
صحيح ابن خزيمة ٧٠٠: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: سَمِعْتُهُ فِي عَشْرٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَحَدُهُمْ أَبُو قَتَادَةَ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَتِ الرَّكْعَةُ الَّتِي تَنْقَضِي فِيهَا الصَّلَاةُ، أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى، وَقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا، ثُمَّ سَلَّمَ» وَفِي خَبَرِ أَبِي عَاصِمٍ: أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى، وَجَلَسَ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْسَرِ مُتَوَرِّكًا. وَفِي خَبَرِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ: فَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّابِعَةِ أَخَّرَ رِجْلَيْهِ، فَجَلَسَ عَلَى وَرِكِهِ، هَذَا فِي خَبَرِ يَحْيَى بْنِ أَيُّوبَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ وَقَالَ اللَّيْثُ فِي خَبَرِهِ: عَنْ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، وَيَزِيدَ بْنِ مُحَمَّدٍ: إِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الْأَخِيرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْأُخْرَى، وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ هَذِهِ الْأَخْبَارَ فِي غَيْرِ هَذَا الْبَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 700: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Abdul Humaid bin Ja'far menceritakan kepada kami, Muhammad bin Atha menceritakan kepadaku dari Abu Humaid As-Sa'idi, ia berkata, “Aku mendengarnya dari sepuluh sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (85-ba') di antaranya adalah Abu Qatadah, ia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berada pada rakaat di mana shalat berakhir di dalamnya, Maka beliau membelakangkan kaki kirinya dan duduk tawaruk pada bagian dari kaki kirinya kemudian mengucapkan salam'.” Di dalam hadits Abu Ashim dikatakan, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membelakangkan kaki kirinya dan duduk tawaruk pada bagian yang mudah diduduki.” Di dalam hadits Muhammad bin Amar bin Halhalah dari Muhammad bin Amr bin Atha': Apabila Rasulullah duduk pada rakaat keempat, maka beliau membelakangkan kedua kakinya dan duduk di atas lantai dengan bokongnya. Ini dalam hadits Yahya bin Ayub dari Yazid bin Abu Hubaib. Al-Laits dalam haditsnya berkata: Dari Khalid dari Ibnu Abu Hilal dari Yazid bin Abu Hubaib serta Yazid bin Muhammad, “Apabila beliau duduk pada rakaat terakhir, maka beliau mengedapankan kaki kirinya dan menegakkan kaki yang lain serta duduk di atas —lantai dengan— bokongnya.” Abu Bakar berkata, “Hadits-hadits ini telah aku riwayatkan tidak ada pada bab ini.”
Hadits No. : 701
صحيح ابن خزيمة ٧٠١: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْيدٍ الْجَوْهَرِيُّ، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَجْلِسُ فِي آخِرِ صَلَاتِهِ عَلَى وَرِكِهِ الْيُسْرَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 701: Ibrahim bin Said bin Al Jauhari mengabarkan kepada kami, Ya’qub bin Ibrahim bin Saad mengabarkan kepada kami, dari ayahnya, dari Ibnu Ishaq, dari Abdurrahman bin Al Aswad, dari ayahnya, dari Ibnu Mas'ud; Sesungguhnya rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk diakhir shalatnya di atas lantai dengan bokong bagian kiri.856
Hadits No. : 702
صحيح ابن خزيمة ٧٠٢: نا الْقُطَعِيُّ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِيهِ، أنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهُ التَّشَهُّدَ فِي الصَّلَاةِ قَالَ: كُنَّا نَحْفَظُهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ كَمَا نَحْفَظُ حُرُوفَ الْقُرْآنِ الْوَاوَ وَالْأَلِفَ، فَإِذَا جَلَسَ عَلَى وَرِكِهِ الْيُسْرَى قَالَ: «التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ثُمَّ يَدْعُو لِنَفْسِهِ، ثُمَّ يُسَلِّمُ وَيَنْصَرِفُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 702: Al Qutha'i Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abdul A'la mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami dari Abdurrahman bin Al Aswad dari ayahnya, Abdullah bin Mas'ud memberitahukan kepada kami: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan bacaan tasyahud dalam shalat, ia berkata, “Kami menghafalnya dari Abdullah bin Mas'ud sebagaimana kami menghafal huruf-huruf Al Qur'an wawu dan alif. Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di atas —lantai dengan— bokong beliau yang kiri, maka beliau mengucapkan, 'Penghormatan hanya milik Allah, juga segala Anugerah dan kebaikan. Keselamatan atasmu wahai nabi, rahmat Allah dan keberkahannya. Keselamatan atas kami dan hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah’ lalu beliau berdoa untuk dirinya kemudian mengucapkan salam dan kembali.’857
Hadits No. : 703
صحيح ابن خزيمة ٧٠٣: نا بُنْدَارٌ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى، نا الْأَعْمَشُ، نا شَقِيقٌ، نا عَبْدُ اللَّهِ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، ح وَنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، وَابْنُ إِدْرِيسَ كُلُّهُمْ عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو حَصِينِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ يُونُسَ، حَدَّثَنَا عَبْثَرٌ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كُنَّا إِذَا جَلَسْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّشَهُّدِ قُلْنَا: السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ مِنْ عِبَادِهِ، السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ وَفُلَانٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا تَقُولُوا السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ؛ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ، وَلَكِنْ إِذَا جَلَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلِ: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمْ ذَلِكَ أَصَابَتْ كُلَّ عَبْدٍ صَالِحٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ثُمَّ لِيَتَخَيَّرْ أَحَدُكُمْ مِنَ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ فَلْيَدْعُ بِهِ " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ بُنْدَارٍ، وَانْتَهَى حَدِيثُ ابْنِ فُضَيْلٍ، وَعَبْثَرٍ، وَابْنِ إِدْرِيسَ عِنْدَ قَوْلِهِ: وَرَسُولُهُ، وَلَمْ يَقُولُوا: ثُمَّ لِيَتَخَيَّرْ أَحَدُكُمْ مِنَ الدُّعَاءِ إِلَى آخِرَهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 703: Bundar dan Yahya bin Hakim mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Yahya menceritakan kepada kami, Al Amasy menceritakan kepada kami Syaqiq menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan kepada kami, Ha’, Muhammad bin Al A'la bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Ha’, Harun bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, Ha', Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' dan Ibnu Idris menceritakan kepada kami seluruhnya berasal dari Al A'masy, Ha', Abu Musa menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami, Abu Hashin bin Ahmad bin yunus menceritakan kepada kami, Abtsar menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Abu Wail, dari Abdullah, ia berkata, “Apabila kami duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam tasyahud, maka kami mengucapkan, 'Keselamatan atas Allah dari hamba-hamba-Nya. Keselamatan atas fulan dan fulan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Jangan kalian mengucapkan keselamatan atas Allah: Sesungguhnya Allah SWT Dzat pemberi keselamatan. Akan tetapi apabila salah seorang dari kalian duduk, maka ucapkanlah, 'Penghormatan hanya milik Allah, juga anugerah dan kebaikan. Keselamatan atasmu wahai nabi, rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Keselamatan atas kami dan hamba-hamba Allah yang shaleh', sesungguhnya apabila kalian katakan hal tersebut, maka bacaan kalian menyentuh seluruh hamba Allah SWT yang shaleh di langit dan di bumi; 'Aku bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi sesungguhnya nabi Muhammad hamba dan rasul-Nya', kemudian hendaklah salah seorang dari kalian memilih doa yang ia kagumi lalu hendaklah ia berdoa” 858 . Ini adalah redaksi hadits Bundar. Hadits Ibnu Fudhail, Abtsar dan Ibnu Idris yang berakhir pada perkataannya, “Dan, rasul-Nya.” Mereka tidak mengatakan, “Kemudian hendaklah salah seorang dari kalian memilih doa hingga akhir redaksi.”
Hadits No. : 704
صحيح ابن خزيمة ٧٠٤: نا أَبُو حَصِينٍ، حَدَّثَنَا عَبْثَرٌ، نا حُصَيْنٌ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ، حَدَّثَنَا حُصَيْنٌ، ح وَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، ح وَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، أَيْضًا حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الْمُغِيرَةِ، كُلُّهُمْ عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّشَهُّدِ وَحَدِيثُ الْأَعْمَشِ إِلَى قَوْلِهِ: وَرَسُولُهُ، وَزَادَ فِي حَدِيثِ مَنْصُورٍ: ثُمَّ يَتَخَيَّرُ فِي الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 704: Abu Hashain mengabarkan kepada kami, Abtsar menceritakan kepada kami, Hashain mengabarkan kepada kami, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Ibnu Idris menceritakan kepada kami, Hushein menceritakan kepada kami, Ha’, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, Ha’, Yusuf bin Musa juga menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Al Mughirah, seluruhnya dari Abu Wa'il dari Abdullah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam tasyahud. Hadits Al Amasy hingga pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Dan rasul- Nya. ” Dan, ia menambahkan di dalam hadits Manshur dengan redaksi, “Kemudian hendaklah ia memilih doa yang ia kehendaki.”859
Hadits No. : 705
صحيح ابن خزيمة ٧٠٥: نا الرَّبِيعُ بْنُ سَليْمَانَ، نا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، وَطَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ كَمَا يُعَلِّمُنَا الْقُرْآنَ، وَكَانَ يَقُولُ: «التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، سَلَامٌ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، سَلَامٌ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 705: Ar-Rabi’ bin Salman mengabarkan kepada kami, Syuaib —yaitu Ibnu Al-Laits— mengabarkan kepada kami, Al- Laits menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair dari Said bin Jubair, Thawus dan Ibnu Abbas. Sesungguhnya ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan bacaan tasyahud kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan Al Qur'an kepada kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan, 'Segala Peghormatan, keberkahan, anugerah dan kebaikan adalah milik Allah SWT, keselamatan atasmu wahai nabi, rahmat Allah dan keberkahannya. Keselamatan atas kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan, kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah', ”860
Hadits No. : 706
صحيح ابن خزيمة ٧٠٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تُخْفِيَ التَّشَهُّدَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 706: Abdullah bin Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Yunus bin Bukair mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq dari Abdurahman bin Al Aswad dari ayahnya dari Abdullah, ia berkata, “Termasuk sunah melirihkan bacaan tasyahud.”861
Hadits No. : 707
صحيح ابن خزيمة ٧٠٧: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا حَفْصٌ يَعْنِي ابْنَ غِيَاثٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: " نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِي التَّشَهُّدِ {وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا} [الإسراء: 110] "
Shahih Ibnu Khuzaimah 707: Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Hafash —ia adalah Ibnu Ghiyats— menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, “Ayat ini diturunkan dalam masalah tasyahud, “Dan, janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya. ” (Qs. Al Isra' [17]: 110) 862
Hadits No. : 708
صحيح ابن خزيمة ٧٠٨: نا أَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ، وَكَتَبْتُهُ مِنْ أَصْلِهِ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ: وَحَدَّثَنِي عَنْ تَشَهُّدِ رَسُولِ اللَّهِ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ، وَفِي آخِرِهَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ النَّخَعِيُّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: وَكُنَّا نَحْفَظُهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ كَمَا نَحْفَظُ حُرُوفَ الْقُرْآنِ حِينَ أَخْبَرَنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهُ إِيَّاهُ قَالَ فَكَانَ يَقُولُ إِذَا جَلَسَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ وَفِي آخِرِهَا عَلَى وَرِكِهِ الْيُسْرَى: «التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ» قَالَ: ثُمَّ إِنْ كَانَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ نَهَضَ حِينَ يَفْرُغُ مِنْ تَشَهُّدِهِ، وَإِنْ كَانَ فِي آخِرِهَا دَعَا بَعْدَ تَشَهُّدِهِ بِمَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدْعُوَ، ثُمَّ يُسَلِّمُ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ: وَفِي آخِرِهَا عَلَى وَرِكِهِ الْيُسْرَى، إِنَّمَا كَانَ يَجْلِسُهَا فِي آخِرِ صَلَاتِهِ لَا فِي وَسَطِ صَلَاتِهِ وَفِي آخِرِهَا كَمَا رَوَاهُ عَبْدُ الْأَعْلَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، وَإِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعِيدٍ الْجَوْهَرِيِّ عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 708: Ahmad bin Al Azhar mengabarkan kepada kami —Aku menuliskannya dari naskah aslinya— ayahku menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishaq, ia berkata, dan telah menceritakan kepadaku tentang bacaan tasyahud Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dipertengahan dan diakhir pelaksanaan shalat oleh [Abdurrahman bin Al Aswad bin Yarid An Nakha’i dari ayahnya], ia berkata, 'Kami menghafalnya dari Abdullah bin Mas’ud sebagaimana kami menghafal huruf-huruf Al Qur’an, saat ia mengabarkan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepadanya. la berkata, 'Apabila Rasulullah duduk di tengah dan akhir shalat di atas bagian bokong kiri beliau, maka beliau mengucapkan, “Segala penghormatan, keberkahan, anugerah dan kebaikan adalah milik Allah SWT, keselamatan atasmu wahai nabi. rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Keselamatan atas kami dan hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. ia berkata. Kemudian apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di pertengahan waktu shalat, maka beliau bangun saat selesai membaca dua tasyahud. Dan, apabila ia berada diakhir waktu shalat, maka beliau berdoa setelah membaca doa tasyahud sesuai dengan doa yang diinginkan, kemudian mengucapkan salam."863 Abu Bakar berkata, "Ungkapan, 'Diakhir waktu shalat, di atas bagian bokong kiri beliau maksudnya adalah beliau duduk diakhir waktu shalat, bukan pada pertengahan shalat, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdul Ala dari Muhammad bin Ishaq dan Ibrahim bin Said Al Juhairi dari Ya’kub bin Ibrahim."
Hadits No. : 709
صحيح ابن خزيمة ٧٠٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ الْقُرَشِيُّ، حَدَّثَنَا عَمِّي، حَدَّثَنِي أَبُو هَانِئٍ، أَنَّ أَبَا عَلِيٍّ الْجَنْبِيَّ، حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ يَقُولُ: سَمِعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو فِي صَلَاةٍ لَمْ يَحْمَدِ اللَّهَ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي» ، ثُمَّ عَلَّمَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَسَمِعَ رَجُلًا يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّهَا الْمُصَلِّي ادْعُ تُجَبْ، وَسَلْ تُعْطَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 709: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb Al Qurasyi mengabarkan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Abu Hani' menceritakan kepadaku, bahwa Abu Ali Al Janbi menceritakannya, bahwa ia mendengar Fadhalah bin Ubaid berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa di dalam shalat, tetapi ia tidak memuji Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. beliau lalu bersabda, 'Engkau terburu-buru wahai orang yang melaksanakan shalat Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan mereka. Lalu beliau mendengar seorang lak-laki membaca shalawat pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai orang yang melaksanakan shalat, berdoalah engkau pasti dikabulkan dan mintalah, pasti engkau diberi'. 864
Hadits No. : 71
صحيح ابن خزيمة ٧١: حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثنا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ هِلَالِ بْنِ عِيَاضٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يَخْرُجِ الرَّجُلَانِ يَضْرِبَانِ الْغَائِطَ كَاشِفَيْنِ عَنْ عَوْرَتِهِمَا يَتَحَدَّثَانِ؛ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَمْقُتُ عَلَى ذَلِكَ» حَدَّثَنَا بِهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ يَعْنِي الْوَرَّاقَ قَالَ: حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ هِلَالٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَهَذَا هُوَ الصَّحِيحُ، هَذَا الشَّيْخُ هُوَ عِيَاضُ بْنُ هِلَالٍ رَوَى عَنْهُ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ غَيْرَ حَدِيثٍ، وَأَحْسَبُ الْوَهْمَ مِنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ حِينَ قَالَ عَنْ هِلَالِ بْنِ عِيَاضٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 71: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Ikrimah bin Ammar menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir dari Hilal bin Iyadh, ia berkata, Abu Sa'id Al Khudri menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah dua orang pergi, lalu mereka buang hajat —bersama— di kamar kecil dengan membuka172 aurat mereka sambil bercakap-cakap. Karena Allah ‘Azza wa Jalla sangat membenci hal itu.”173 Muhammad bin Yahya menceritakan hadits itu kepada kami, Sulam bin Ibrahim —maksudnya Al Warraq— menceritakan kepada kami, ia berkata, “Ikrimah bin Ammar menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir dari lyadh bin Hilal, dengan sanad ini, menceritakan hadits senada. Abu Bakar berkata, “Inilah yang shahih. 174 Syaikh yang dimaksud adalah lyadh bin Hilal, di mana Yahya bin Abu Katsir riwayatkan adalah bukan hadits. Aku mengira ada kesalahpahaman dari Ikrimah bin Ammar sewaktu ia berkata, “Dari Hilal bin lyadh.” Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Dha'if Mudhtharib,
Hadits No. : 710
صحيح ابن خزيمة ٧١٠: نا بَكْرُ بْنُ إِدْرِيسَ بْنِ الْحَجَّاجِ بْنِ هَارُونَ الْمُقْرِئُ، نا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُقْرِئُ، عَنْ أَبِي هَانِئٍ، عَنْ أَبِي عَلِيٍّ عَمْرِو بْنِ مَالِكٍ الْجَنْبِيِّ، عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلًا يُصَلِّي لَمْ يَحْمَدِ اللَّهَ وَلَمْ يُمَجِّدْهُ، وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَانْصَرَفَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَجِلَ هَذَا» ، فَدَعَاهُ، وَقَالَ لَهُ وَلِغَيْرِهِ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَمْجِيدِ رَبِّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ وَلْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَدْعُو بِمَا شَاءَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 710: Bakar bin Idris bin Al Hajjaj bin Harun Al Muqri mengabarkan kepada kami, Abu Abdurrahman Al Muqri mengabarkan kepada kami dari Abu Hani' dari Abu Ali Amr bin Malik Al Janbi dari Fadhalah bin Ubaid Al Anshari: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seorang laki-laki melaksanakan shalat, di mana ia tidak memuji Allah, tidak memberikan penghormatan kepada-Nya, serta tidak membaca shalawat kepada Nabi dan langsung pergi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang tersebut terburu-buru", lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil dan bersabda untuknya dan untuk orang lain, “Apabila salah seorang dari kalian melaksanakan shalat, maka mulailah dengan memberi penghormatan pada Tuhannya, memuji kepada-Nya dan membaca shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian berdoa sesuai dengan apa yang ia kehendaki.”865
Hadits No. : 711
صحيح ابن خزيمة ٧١١: نا أَبُو الْأَزْهَرِ، وَكَتَبْتُهُ مِنْ أَصْلِهِ، نا يَعْقُوبُ، نا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ: وَحَدَّثَنِي فِي الصَّلَاةِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْمَرْءُ الْمُسْلِمُ صَلَّى عَلَيْهِ فِي صَلَاتِهِ، مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: أَقْبَلَ رَجُلٌ حَتَّى جَلَسَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَحْنُ عِنْدَهُ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَمَّا السَّلَامُ فَقَدْ عَرَفْنَاهُ، فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ إِذَا نَحْنُ صَلَّيْنَا فِي صَلَاتِنَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ؟ قَالَ: فَصَمَتَ حَتَّى أَحْبَبْنَا أَنَّ الرَّجُلَ لَمْ يَسْأَلْهُ، ثُمَّ قَالَ: " إِذَا أَنْتُمْ صَلَّيْتُمْ عَلَيَّ فَقُولُوا: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 711: Abu Al Azhar mengabarkan kepada kami, dan aku menuliskannya dari naskah aslinya, Yakub mengabarkan kepada kami (86-ba’), Ayahku mengabarkan kepada kami dari ibnu Ishaq, ia berkata, Muhammad bin Ibrahim dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abdur-Rabih telah menceritakan kepadaku tentang membaca shalawat atas Rasulullah apabila seorang muslim membaca shalawat kepada beliau dalam shalat; dari Abu Mas'ud Uqbah bin Amir, ia berkata, “Pernah ada seorang laki-laki yang ingin menghadap, dan ia duduk dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara kami berada di sisinya, kemudian ia berkata, 'Wahai Rasulullah adapun doa keselamatan, maka kami telah mengetahuinya, kemudian bagaimana kami membaca shalawat kepadamu, saat kami dalam keadaan shalat? Ia berkata, Kemudian aku terdiam hingga kami ingin laki-laki tersebut tidak bertanya kembali kepada beliau. Kemudian beliau bersabda, 'Apabila kalian membaca shalawat kepadaku, maka ucapkanlah, Ya Allah berilah anugerah kepada Muhammad yang buta huruf serta berilah anugerah kepada keluarga Muhammad sebagaimana engkau memberikan anugerah kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim dan berilah keberkahan kepada Muhammad yang buta huruf serta berilah anugerah kepada keluarga Muhammad sebagaimana engkau memberi keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Dzat yang terpuji dan Dzat yang terhormat'. ” 866
Hadits No. : 712
صحيح ابن خزيمة ٧١٢: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ مُسْلِمٍ، ثُمَّ لَقِيتُ مُسْلِمًا، فَحَدَّثَنِي مُسْلِمُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُعَاوِيُّ قَالَ: صَلَّيْتُ الظُّهْرَ إِلَى جَنْبِ ابْنِ عُمَرَ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُعَاوِيِّ، وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَنْصَارِيَّ يَقُولُ: صَلَّيْتُ إِلَى جَنْبِ ابْنِ عُمَرَ، فَقَلَّبْتُ الْحَصَا، فَقَالَ: " لَا تُقَلِّبِ الْحَصَا، وَلَكِنِ افْعَلْ كَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ، قُلْتُ: وَكَيْفَ رَأَيْتَهُ يَفْعَلُ؟ قَالَ: هَكَذَا، فَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى، وَيَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، وَرَفَعَ إِصْبَعَهُ السَّبَّابَةَ " هَذَا حَدِيثُ يَحْيَى بْنِ حَكِيمٍ، وَزَادَ يَحْيَى أَيْضًا: قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ: كَانَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا بِهَذَا الْحَدِيثِ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، فَلَقِيتُ أَنَا مُسْلِمًا فَسَأَلْتُهُ، فَحَدَّثَنِي بِهِ وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ فِي حَدِيثِهِ فَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، وَعَقَدَ أُصْبُعَيْنِ وَحَلَّقَ الْوُسْطَى وَأَشَارَ بِالَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ، وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 712: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepadaku dari Muslim, kemudian aku bertemu Muslim, lalu Muslim bin Abu Maiyam menceritakan kepadaku, Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi menceritakan kepadaku, ia berkata, Aku pernah melaksanakan shalat Zhuhur di samping Ibnu Umar, Ha’, Abu Musa, Yahya bin Hakim dan Said bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami dari Muslim bin Abu Maryam dari Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi. Yahya bin Hakim berkata, ia berkata: Aku mendengar Ali bin Abdurrahman Al Anshari berkata, “Aku pernah melaksanakan shalat disamping Ibnu Umar, kemudian aku membalik batu kerikil, kemudian ia berkata, 'Janganlah engkau membalik batu kerikil, akan tetapi lakukanlah sesuatu sebagaimana aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan.' Aku berkata, 'Dan, bagaimana kamu melihat beliau melakukan shalatnya?' Ia berkata, Demikian..., beliau meletakkan tangan kirinya di atas paha kiri dan tangan kanan di atas paha kanan dan mengangkat jari telunjuk'.“ 867 Ini adalah hadits Yahya bin Hakim. Yahya juga menambahkan. Ia berkata, “Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Said menceritakan kepada kami dengan hadits ini, dari Muslim bin Abu Maryam, lalu aku bertemu dengan Muslim, aku bertanya kepadanya, lalu ia menceritakan kepadaku dengan hadits tersebut'.” Al Makhzumi berkata di dalam haditsnya, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangan kanannya di atas paha kanan dan menggabungkan dua jari serta melingkarkan jari-jari tengah serta memberikan isyarat dengan jari yang menyandingi jari jempol (telunjuk), lalu meletakkan tangan kiri di atas paha kiri.”
Hadits No. : 713
صحيح ابن خزيمة ٧١٣: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، ح وَحَدَّثَنَا الْأَشَجُّ، نا ابْنُ إِدْرِيسَ، ح وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ إِدْرِيسَ ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا كُلُّهُمْ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ، وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ فُضَيْلٍ قَالَ: كُنْتُ فِي مَنْ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي، فَلَمَّا جَلَسَ افْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى، ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى، ثُمَّ وَضَعَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ عَقَدَ يَعْنِي ثِنْتَيْنِ ثُمَّ حَلَّقَ، وَجَعَلَ يُشِيرُ بِالسَّبَّاحَةِ يَدْعُو " وَقَالَ ابْنُ خَشْرَمٍ: وَحَلَّقَ بِالْوُسْطَى وَالْإِبْهَامِ وَرَفَعَ الَّتِي بَيْنَهُمَا يَدْعُو بِهَا يَعْنِي الْمُسَبِّحَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 713: Harun bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail mengabarkan kepada kami, Ha’, Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Idris mengabarkan kepada kami, Ha’, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Abdullah —ia adalah— Ibnu Idris mengabarkan kepada kami, Ha’, Abdul Jabar bin Al Ala' dan Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami; seluruhnya dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wa'il bin Hujr. Ini adalah redaksi hadits Ibnu Fudhail, ia berkata, “Aku termasuk orang yang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian aku berkata, 'Aku pasti akan melihat cara shalat Rasulullah SAW; bagaimana beliau melaksanakan shalat; ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk, beliau membaringkan kaki kirinya lalu meletakkan tangan kiri di atas paha kiri kemudian meletakkan batas siku tangan kanan beliau di atas paha kanan kemudian menggabungkan —yaitu dua jari— lalu membuat lingkaran dan memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan berdoa'.”869 Ibnu Khasyram berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melingkarkan jari tengah, jari jempol dan mengangkat jari yang berada di antara keduanya kemudian berdoa dengannya- maksudnya dengan jari-jari telunjuk.”
Hadits No. : 714
صحيح ابن خزيمة ٧١٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، نا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ الْجَرْمِيُّ، أَخْبَرَنِي أَبِي أَنَّ وَائِلَ بْنَ حُجْرٍ أَخْبَرَهُ قَالَ: قُلْتُ: لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي قَالَ: فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ يُصَلِّي، فَكَبَّرَ، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: " ثُمَّ قَعَدَ فَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ وَرُكْبَتِهِ الْيُسْرَى، وَجَعَلَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ قَبَضَ ثِنْتَيْنِ مِنْ أَصَابِعِهِ وَحَلَّقَ حَلْقَةً، ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ، فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَيْسَ فِي شَيْءٍ مِنَ الْأَخْبَارِ «يُحَرِّكُهَا» إِلَّا فِي هَذَا الْخَبَرِ زَائِدٌ ذِكْرُهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 714: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Muawiyah bin Amr mengabarkan kepada kami, Zaidah menceritakan kepada kami, Ashim bin Kulaib Al Jarmi mengabarkan kepada kami, Ayahku mengabarkan kepadaku, bahwa Wa'il bin Hujr mengabarkan kepadanya, ia berkata, Aku katakan, “Aku pasti akan melihat cara shalat Rasulullah SAW; bagaimana beliau melaksanakan shalat.” Aku berkata, “Aku melihat beliau melaksanakan shalat. Kemudian beliau membaca takbir.” Lalu ia menyebutkan sebagian hadits dan berkata, “Kemudian beliau duduk dengan membaringkan kaki kiri beliau dan meletakkan telapak tangan kiri di atas paha kiri serta lutut kiri beliau dan meletakkan batas siku tangan kanan beliau (87-alif) di atas paha kanan kemudian beliau menggenggam kedua jari dan membentuk lingkaran lalu mengangkat jari beliau. Aku melihat beliau menggerakkannya dan berdoa dengannya.” 870 Abu Bakar berkata, “Tidak ada redaksi lain dalam ungkapan “Beliau menggerakkan” kecuali dalam hadits ini; dalam bentuk tambahan.
Hadits No. : 715
صحيح ابن خزيمة ٧١٥: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ بَهْزٍ، عَنْ عِصَامِ بْنِ قُدَامَةَ، عَنْ مَالِكٍ الْخُزَاعِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ وَاضِعًا يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، وَهُوَ يُشِيرُ بِإِصْبَعِهِ» ناه مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، عَنْ عِصَامٍ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 715: Harun bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Bahz menceritakan kepada kami, dari Isham bin Qudamah dari Malik Al Khuza’i, dari ayahnya, ia berkata, “Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam shalat meletakkan tangan kanan di atas paha kanan. Sementara beliau memberikan isyarat dengan jari beliau.” 871 Muhammad bin Rafi' mengabarkan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami dari Isham, lalu ia menyebutkan hadits.
Hadits No. : 716
صحيح ابن خزيمة ٧١٦: نا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ وَاصِلِ بْنِ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا الْفَضْلُ، نا عِصَامُ بْنُ قُدَامَةَ الْجَدَلِيُّ، حَدَّثَنِي مَالِكُ بْنُ نُمَيْرٍ الْخُزَاعِيُّ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا فِي الصَّلَاةِ وَاضِعًا ذِرَاعَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، رَافِعًا أُصْبُعَهُ السَّبَّابَةَ قَدْ أَحْنَاهَا شَيْئًا وَهُوَ يَدْعُو "
Shahih Ibnu Khuzaimah 716: Abu Thahir memberitahukan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Abdul Ala bin Washil bin Abdul Ala mengabarkan kepada kami, Al Fadhl mengabarkan kepada kami, Isham bin Qudamah Al Jadali mengabarkan kepada kami, Malik bin Numair Al Khuza'i menceritakan kepadaku, dari penduduk Bashrah, bahwa ayahnya menceritakan hadits kepadanya, ia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di dalam shalatnya meletakkan lengan kanan di atas paha kanannya dengan mengangkat jari telunjuknya. Beliau sungguh melengkungkannya 872 sedikit dan beliau berdoa. 873
Hadits No. : 717
صحيح ابن خزيمة ٧١٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَرَفَعَ إِصْبَعَهُ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ الْيُمْنَى فَيَدْعُو بِهَا، وَيَدُهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ بَاسِطُهَا عَلَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 717: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila duduk di dalam shalat, beliau meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya dan mengangkat jari yang menyandingi jempol kanan, kemudian berdoa dengannya, sementara tangan kiri beliau berada pada lututnya yang ia mekarkan.” 874
Hadits No. : 718
صحيح ابن خزيمة ٧١٨: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «إِذَا تَشَهَّدَ وَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى، وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ السَّبَّابَةِ لَا يُجَاوِزُ بَصَرُهُ إِشَارَتَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 718: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Sa'id mengabarkan kepada kami, Ibnu Ajian mengabarkan kepada kami dari Amir bin Abdullah bin Az-Zubair dari ayahnya, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila membaca tasyahud, beliau meletakkan tangan kiri di atas paha kiri dan meletakkan tangan kanan di atas paha kanan dan memberikan isyarat dengan jari telunjuk beliau, pandangannya tidak melewati yang beliau isyaratkan. 875
Hadits No. : 719
صحيح ابن خزيمة ٧١٩: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا مُسْلِمُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُعَاوِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ رَأَى رَجُلًا يُحَرِّكُ الْحَصَا بِيَدِهِ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لَهُ عَبْدُ اللَّهِ: " لَا تُحَرِّكِ الْحَصَا وَأَنْتَ فِي الصَّلَاةِ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَلَكِنِ اصْنَعْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ قَالَ: فَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ إِلَى الْقِبْلَةِ وَرَمَى بِبَصَرِهِ إِلَيْهَا أَوْ نَحْوَهَا، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 719: Ali bin Hujr mengabarkan kepada kami, Ismail —yaitu Ibnu Ja'far— mengabarkan kepada kami, Muslim bin Abu Maryam mengabarkan kepada kami, dari Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi dari Abdullah bin Umar: Sesungguhnya Abdullah bin Umar melihat seorang laki-laki menggerakkan batu kerikil dengan tangannya, padahal ia dalam keadaan melaksanakan shalat. Ketika selesai, Abdullah berkata kepadanya, “Janganlah kamu menggerakkan batu kerikil sementara kamu sedang melaksanakan shalat, sebab sesungguhnya hal tersebut termasuk perbuatan syetan. Tetapi lakukanlah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangan kanannya di atas paha dan memberikan isyarat dengan jari telunjuk dengan menyandingi jari jempol menghadap ke arah kiblat dan melemparkan pandangannya kepadanya atau sejajar dengannya (apa yang ditunjuk oleh jari telunjuk).” Kemudian ia berkata, “Demikianlah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan.” 876
Hadits No. : 72
صحيح ابن خزيمة ٧٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي فُدَيْكٍ، أَخْبَرَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ، وَلَا تَنْظُرُ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ، وَلَا يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ، وَلَا تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 72: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma’il bin Abu Fudaik mengabarkan kepada kami, Adh-Dhahak bin Utsman mengabarkan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari Abdurrahman bin Abu Sa’id dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seorang laki-laki tidak boleh memandang aurat laki-laki lain, seorang perempuan tidak boleh memandang aurat perempuan. Laki-laki tidak boleh berduaan dengan laki-laki lain dalam satu kain. Perempuan tidak boleh berduaan dengan perempuan dalam satu kain.”175
Hadits No. : 720
صحيح ابن خزيمة ٧٢٠: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا الْأَحْوَصِ يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: أَلَا وَإِنَّا كُنَّا لَا نَدْرِي مَا نَقُولُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ إِلَّا أَنْ نُسَبِّحَ وَنُكَبِّرَ وَنَحْمَدَ رَبَّنَا، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَلِمَ فَوَاتِحَ الْخَيْرِ وَجَوَامِعَهُ، فَقَالَ: " إِذَا قَعَدْتُمْ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ فَقُولُوا: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عَبَّادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ثُمَّ يَتَخَيَّرُ أَحَدُكُمْ مِنَ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ، فَلْيَدْعُ بِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 720: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Abu Ishaq, ia berkata: Aku mendengar Abul Ahwash menceritakan hadits dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Ingatlah sesungguhnya kami tidak mengetahui apa yang kami akan ucapkan di dalam setiap dua rakaat kecuali kami bertasbih, bertakbir dan memuji Tuhan kami, dan sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengetahui pembuka-pembuka kebaikan dan pengumpul-pengumpulnya. Lalu beliau bersabda,'Apabila kalian duduk di dalam setiap dua rakaat, maka ucapkanlah, 'Segala penghormatan milik Allah, dan anugerah yang baik Keselamatan atasmu wahai nabi, rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad hamba dan utusan Allah' lalu salah seorang dari kalian memilih doa yang dikagumi, kemudian berdoalah dengannya.”878
Hadits No. : 721
صحيح ابن خزيمة ٧٢١: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، ح وَأَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْأَحْمَسِيُّ، أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ، ح وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، نا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ الْحَرَّانِيُّ جَمِيعًا عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي عَائِشَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَمَنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ " هَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ. وَفِي حَدِيثِ عِيسَى: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْأَحْمَسِيُّ، نا وَكِيعٌ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 721: Ali bin Khasyram mengabarkan kepada kami, Isa —yaitu Ibnu Yunus— mengabarkan kepada kami, Ha’, Muhammad bin Ismail Al Ahmasi mengabarkan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami, Ha’, Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Mukhlid bin Yazid Al Harrani menceritakan kepada kami, seluruhnya (87-ba’) dari Al Auzai dari Hasan bin Athiah dari Muhammad bin Abu Aisyah dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian membaca doa tasyahud, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari empat hal, ia berkata, 'Ya Allah aku berlindung kepadamu dari siksa neraka jahanam, dari siksa kubur, dari kejahatan fitnah Dajjal dan dari kejahatan fitnah orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal dunia'. Ini adalah hadits Waki’.879 Dalam hadits Isa dikatakan, “Aku mendengar Abu Hurairah.” Muhammad bin Ismail Al Ahmasi mengabarkan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami dari Al Auza'i dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salmah dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan hadits sejenis.
Hadits No. : 722
صحيح ابن خزيمة ٧٢٢: نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، نا رَوْحٌ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ بَعْدَ التَّشَهُّدِ كَلِمَاتٍ كَانَ يُعَظِّمُهُنَّ جِدًّا، قُلْتُ فِي الْمَثْنَى كِلَيْهِمَا؟ قَالَ: بَلْ فِي الْمَثْنَى الْأَخِيرِ بَعْدَ التَّشَهُّدِ، قُلْتُ: مَا هُوَ؟ قَالَ: " أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ قَالَ: كَانَ يُعَظِّمُهُنَّ " قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِيهِ عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 722: Al Hasan bin Muhammad Az-Za’farani mengabarkan kepada kami, Rauh mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Ibnu Thawus Mengabarkan kepadaku dari ayahnya: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan —setelah tasyahud— kalimat-kalimat yang sangat beliau agungkan. Aku bertanya, “Apakah pada dua rakaat semuanya?” Ayahku berkata, "Hanya pada dua rakaat terakhir setelah tasyahud.” Aku bertanya kembali, “Apa itu?” Ayahku berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur, aku berlindung kepada Allah dari siksa neraka jahanam, aku berlindung kepada Allah dari kejahatan Dajal, aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur880 dan aku berlindung kepada Allah dari fitnah kehidupan dan kematian” Ia berkata, “Rasulullah mengagungkan kalimat-kalimat tersebut.” 881 Ibnu Juraij berkata, “Ia mengabarkan hadits kepadaku dari Aisyah dari nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 723
صحيح ابن خزيمة ٧٢٣: نا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ، نا يَحْيَى - يَعْنِي ابْنَ حَسَّانَ، نا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ الْمَاجِشُونُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ مِنْ آخِرِ مَا يَقُولُ بَيْنَ التَّشَهُّدِ وَالتَّسْلِيمِ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 723: Bahr bin Nasr mengabarkan kepada kami, Yahya —yaitu Ibnu Hisan— mengabarkan kepada kami, Yusuf bin Ya’kub Al Majisyun mengabarkan kepada kami dari ayahnya dari Al A'raj dari Ubaidullah bin Abu Rafi’ dari Ali bin Abu Thalib; Sesungguhnya sesuatu yang paling akhir diucapkan nabi antara doa tasyahud dan salam adalah, “Ya Allah ampunilah aku terhadap apa yang kudahulukan dan yang ku akhirkan, yang kusembunyikan dan kutampakkan, dan sesuatu yang kuperbuat dengan berlebih-lebihan dan tidaklah engkau kecuali lebih mengetahui dari padaku. Engkau adalah Dzat Yang Maha Awal dan Yang Maha Akhir. Tidak ada Tuhan selain Engkau.” 882
Hadits No. : 724
صحيح ابن خزيمة ٧٢٤: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ، حَدَّثَنِي حَنْظَلَةُ بْنُ عَلِيٍّ، أَنَّ مِحْجَنَ بْنَ الْأَدْرَعِ، حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا هُوَ بِرَجُلٍ قَدْ قَضَى صَلَاتَهُ وَهُوَ يَتَشَهَّدُ وَيَقُولُ: " اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِاللَّهِ الْوَاحِدِ الصَّمَدِ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَدْ غُفِرَ لَهُ، غُفِرَ لَهُ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 724: Abdul Warits bin Abdush-Shamad mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Husein Al Mualim883 menceritakan kepadaku kami, dari (1) Ibnu Buraidah. Handzalah bin Ali menceritakan kepadaku, sesungguhnya Mihjan bin Al Adra’ menceritakannya; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memasuki masjid dan tiba-tiba beliau bertemu dengan seorang laki- laki yang telah menyelesaikan shalatnya, di mana ia membaca tasyahud dan mengucapkan, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu atas nama Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tempat bergantung yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada sesuatu yang serupa dengan-Nya dan agar Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah SWT telah mengampuninya, telah mengampuninya” dikatakan sebanyak tiga kali. 884
Hadits No. : 725
صحيح ابن خزيمة ٧٢٥: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ: «مَا تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ؟» قَالَ: أَتَشَهَّدُ ثُمَّ أَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ، أَمَا وَاللَّهِ مَا أُحْسِنُ دَنْدَنَتَكَ وَلَا دَنْدَنَةَ مُعَاذٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَوْلَهُمَا نُدَنْدِنُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: الدَّنْدَنَةُ الْكَلَامُ الَّذِي لَا يُفْهَمُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 725: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami, dari Al A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada seorang laki-laki, “Apa yang kamu katakan dalam shalat?” ia berkata, “Aku bertasyahud. Kemudian aku mengucapkan, 'Ya Allah sesungguhnya aku memohon surga dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka.' Demi Allah betapa elok dandanah dan bukan juga dandanah Muadz.” [Nabi SAW] bersabda, “Disekitar keduanya kami mengalunkan.”885 Abu Bakar berkata, “Dandanah adalah ucapan yang bisa didengar namun tidak dapat dipahami.”
Hadits No. : 726
صحيح ابن خزيمة ٧٢٦: نا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مُحَمَّدِ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 726: Bundar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ja’far Az-Zuhri mengabarkan kepada kami, dari Ismail bin Muhammad, dari Amir bin Sa'ad, dari ayahnya; Sesungguhnya Nabi mengucapkan salam ke arah kanan hingga terlihat warna putih pipinya, serta ke arah kiri, hingga terlihat warna putih pipinya. 886
Hadits No. : 727
صحيح ابن خزيمة ٧٢٧: نا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْيَحْمَدِيُّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، أَخْبَرَنَا مُصْعَبُ بْنُ ثَابِتٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ " فَقَالَ الزُّهْرِيُّ: لَمْ نَسْمَعْ هَذَا مِنْ حَدِيثِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ إِسْمَاعِيلُ: أَكُلَّ حَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعْتَ؟ قَالَ: لَا قَالَ: وَالثُّلُثَيْنِ؟ قَالَ: لَا قَالَ: فَالنِّصْفُ قَالَ: لَا قَالَ: فَهَذَا فِي النِّصْفِ الَّذِي لَمْ تَسْمَعْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 727: Atabah bin Abdullah Al Yahmadi mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak mengabarkan kepada kami, Mash’ub bin Tsabit mengabarkan kepada kami, dari Ismail bin Muhammad, dari Amir bin Sa'ad bin Abu Waqash dari ayahnya, ia berkata, “Aku melihat Nabi mengucapkan salam ke arah kanan dan ke arah kiri hingga terlihat warna putih pipinya.” Az-Zuhri berkata, “Kami tidak mendengar ini dari hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Ismail berkata, “Apakah engkau mendengar seluruh hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut?” Ia berkata, “Tidak.” Ia berkata, “Tidak juga dua pertiganya?” Ia menjawab, “Tidak.” Ia berkata, “Tidak juga separuh?” Ia menjawab, ‘Tidak.” Ia berkata, “Ini termasuk separuh hadits yang belum engkau dengar.” 887
Hadits No. : 728
صحيح ابن خزيمة ٧٢٨: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَ إِسْحَاقُ: حَدَّثَنَا عُمَرُ، وَقَالَ زِيَادٌ: حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، وَعَنْ شِمَالِهِ حَتَّى يَبْدُوَ بَيَاضُ خَدِّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 728: Ishaq bin Ibrahim bin Hubaib bin Asy- Syahid dan Ziad bin Ayub, Ishaq berkata, Umar menceritakan kepada kami, Ziyad berkata, Umar bin Ubaid Ath-Thanafisi menceritakan kepadaku dari Abu Ishaq, dari Abu Al Ahwash Abdullah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan salam ke arah kanan hingga warna putih pipinya terlihat; Keselamatan atas kalian, rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Dan ke arah kiri hingga nampak wama putih pipinya; keselamatan atas kalian, rahmat Allah dan keberkahan-Nya.888
Hadits No. : 729
صحيح ابن خزيمة ٧٢٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَمُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ الْعَسْقَلَانِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ مَهْدِيٍّ الْعَطَّارُ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ زُهَيْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْمَكِّيِّ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يُسَلِّمُ فِي الصَّلَاةِ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تِلْقَاءَ وَجْهِهِ يَمِيلُ إِلَى الشِّقِّ الْأَيْمَنِ شَيْئًا» قَالَ ابْنُ مَهْدِيٍّ قَالَ: أنا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَكِّيُّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 729: Muhammad bin Yahya, Muhammad bin Khalaf Al Asqalani dan Muhammad bin Mahdi Al Athar mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Amr bin Abu Salmah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhair bin Muhammad Al Makki dari Hiysam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah; Sesungguhnya nabi mengucapkan sekali salam saja di dalam shalat dengan menghadapkan wajahnya condong sedikit ke bagian kanan. 889 Ibnu Mahdi berkata: ia berkata, “Aku adalah Zuhair bin Muhammad Al Makki.”
Hadits No. : 73
صحيح ابن خزيمة ٧٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الْحَفَرِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا أَبُو أَحْمَدَ يَعْنِي الزُّبَيْريَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، «أَنَّ رَجُلًا مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 73: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Abu Daud Al Hafari menceritakan kepada kami dari Sufyan, Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abu Ahmad —maksudnya Az-Zubairi— mengabarkan kepada kami, Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, dari Adh-Dhahak bin Utsman dari Nafi’ dari Ibnu Umar, bahwa seseorang melintasi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam padahal beliau sedang buang air kecil. Orang itu memberi salam kepada beliau, tapi beliau tidak menjawab salam. 176. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 730
صحيح ابن خزيمة ٧٣٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ الْعَمِّيُّ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا كَانَتْ «تُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً قُبَالَةَ وَجْهِهَا، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 730: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Mu'alla bin Asad Al Ammi mengabarkan kepada kami, Wuhaib menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar dari Al Qasim dari Aisyah RA; Sesungguhnya ia mengucapkan sekali salam dengan menghadapkan wajahnya mengucapkan, “Assalaamu Alaikum” 890
Hadits No. : 731
صحيح ابن خزيمة ٧٣١: نا مُحَمَّدٌ، نا مُعَلًّي، نا وُهَيْبٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ " يُسَلِّمُ وَاحِدَةً: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 731: Muhammad menceritakan kepada kami, Mu'ala menceritakan kepada kami, Wuhaib menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah dari Ayahnya; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan satu kali salam, “Assalamu'alaikum ”.891
Hadits No. : 732
صحيح ابن خزيمة ٧٣٢: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنِ الْقَاسِمِ قَالَ: رَأَيْتُ عَائِشَةَ «تُسَلِّمُ وَاحِدَةً» نا بُنْدَارٌ، نا عَبْدُ الْوَهَّابِ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بِهَذَا مِثْلَهُ، وَزَادَ: وَلَا تَلْتَفِتُ عَنْ يَمِينِهَا وَلَا، عَنْ شِمَالِهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 732: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Ubaidullah dari Al Qasim, ia berkata, “Aku melihat Aisyah mengucapkan satu kali salam.” 892 Bundar mengabarkan kepada kami, Abdul Wahab mengabarkan kepada kami, Ubaidullah mengabarkan kepada kami dengan hadits sejenis: Ia menambahkan dan Aisyah tidak menoleh ke arah kanan dan ke arah kiri.
Hadits No. : 733
صحيح ابن خزيمة ٧٣٣: نا بُنْدَارٌ، وَالْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ: أَخْبَرَنَا مِسْعَرٌ، ح وَنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ، عَنْ مِسْعَرِ بْنِ كِدَامٍ، ح وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَيْضًا نا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، حَدَّثَنَا مِسْعَرٌ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ الْقِبْطِيَّةِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْنَا بِأَيْدِينَا السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَمِينًا وَشِمَالًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا لِي أَرَى أَيْدِيَكُمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمُسٍ، لِيَسْكُنْ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ» هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ وَقَالَ آخَرُونَ: «أَمَا يَكْفِي أَحَدُكُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يُسَلِّمُ، عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ» إِلَّا أَنَّ ابْنَ خَشْرَمٍ قَالَ فِي حَدِيثِهِ: ثُمَّ يُسَلِّمُ مَنْ عَنِ يَمِينِهِ، وَمَنْ عَنْ شِمَالِهِ وَفِي حَدِيثِ وَكِيعٍ: عَلَى أَخِيهِ مَنْ عَنِ يَمِينِهِ، وَمَنْ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ فِي حَدِيثِ يَزِيدَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْنَا: السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ، السَّلَامُ عَلَى جَبْرَائِيلَ، السَّلَامُ عَلَى مِيكَائِيلَ، وَأَشَارَ أَبُو خَالِدٍ - يَعْنِي يَزِيدَ بْنِ هَارُونَ - بِيَدِهِ فَرَمَى بِهَا يَمِينًا وَشِمَالًا قَالَ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ: ثُمَّ ذَكَرَ نَحْوَهُ يَعْنِي نَحْوَ حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 733: Bundar dan Al Hasan bin Muhammad mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, ia berkata, Mis’ar mengabarkan kepada kami, Ha’, Ali bin Khasyram mengabarkan kepada kami, Isa —ia adalah Ibnu Yunus— mengabarkan kepada kami dari Mis’ar bin Kaddam, Ha’, Al Husein bin Muhammad juga menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid Ath-Thanafisi mengabarkan kepada kami, Mis’ar menceritakan kepada kami, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, dari Mis’ar, dari Ubaidillah bin Al Qibtiyah, dari Jabir bin Samrah, ia berkata, “Apabila kami melaksanakan shalat di belakang nabi, maka kami mengucapkan kepada yang ada di sekitar, 'Asslamu’laikum' ke arah kanan dan ke arah kiri. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Mengapa aku melihat tangan kalian seperti ekor kuda yang terkena sengat sinar matahari. Salah seorang dari kalian hendaklah tenang di dalam shalat ' "893 Ini adalah hadits Bundar. Ulama lain berkata, “Cukup bagi salah seorang dari kalian meletakkan tangannya di atas pahanya kemudian mengucapkan salam ke arah kanan dan kiri.” Hanya saja Ibnu Khasyram berkata di dalam haditsnya, “Kemudian Rasulullah mengucapkan salam ke arah kanan dan kiri. Dalam hadits Waqi' dikatakan, “Mengucapkan salam atas saudaranya ke arah kanan dan kiri.” Al Hasan bin Muhammad dalam hadits Yazid berkata, “Apabila kami melaksanakan shalat dibelakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kami mengucapkan, “ Keselamatan atas Allah, keselamatan atas malaikat Jibril keselamatan atas malaikat Mikail. ” Abu Khalid memberi Isyarat —ia adalah Yazid bin Harun— dengan tangannya lalu ia melemparkan (menolehkan) wajahnya ke arah kanan dan kiri. Al Hasan bin Muhammad berkata, “Kemudian ia menyebutkan hadits yang sepadan, yaitu seperti hadits Muhammad bin Ubaid.”
Hadits No. : 734
صحيح ابن خزيمة ٧٣٤: نا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ الصَّيْرَفِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ الْفِرْيَابِيُّ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ قُرَّةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «حَذْفُ السَّلَامِ سُنَّةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 734: Amr bin Ali Ash-Shairafi mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Yusuf Al Firyani mengabarkan kepada kami, Al Auzai menceritakan kepada kami, dari Qurrah bin Abdurrahman, dari Az-Zuhri, dari Abu Salmah, dari Abu Hurairah: Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau berkata, “Menghilangkan salam adalah sunah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”894
Hadits No. : 735
صحيح ابن خزيمة ٧٣٥: حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بْنُ بِشْرٍ الْمِصِّيصِيُّ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَذْفُ السَّلَامِ سُنَّةٌ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رَوَاهُ عِيسَى بْنُ يُونُسَ، وَابْنُ الْمُبَارَكِ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، عَنِ الْفِرْيَابِيِّ قَالُوا كُلُّهُمْ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: حَذْفُ السَّلَامِ سُنَّةٌ " حَدَّثَنَاهُ أَبُو عَمَّارٍ، نا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا حَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ قَالَا: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ، كُلُّهُمْ عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 735: Ali bin Sahi Ar-Ramli menceritakannya kepada kami, Umarah bin Bisyr Al Mishshishi menceritakan kepada kami dari Al Auzai, dengan sanad ini, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Menghilangkan salam adalah sunah hukumnya.895 Abu Bakar berkata, “Isa bin Yunus, Ibnu Al Mubarak dan Muhammad bin Yahya meriwayatkan hadits dari Al Firyani. Mereka berkata, “Dari Abu Hurairah, ia berkata, Menghilangkan salam adalah sunah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (88 -ba’)." Abu Amar menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus menceritakan kepada kami, Ha’, Muhammad bin Shafwan Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Ha’, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Hirmi bin Imarah menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abdullah bin Al Mubarak mengabarkan kepada kami, Ha’, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yusuf mengabarkan kepada kami seluruhnya dari Al Auza'i.
Hadits No. : 736
صحيح ابن خزيمة ٧٣٦: نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، نا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ عَوْسَجَةَ بْنِ الرَّمَّاحِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي الْهُذَيْلِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ لَا يَجْلِسُ إِلَّا مِقْدَارَ مَا يَقُولُ: «اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجِلَالِ وَالْإِكْرَامِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 736: Ya’kub Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami, dari Ashim Al Ahwal dari Ausajah bin Ar-Rammah dari Abdullah bin Abul Hudzail dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata. “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mengucapkan salam di dalam shalat, beliau tidak duduk kecuali sekedar mengucapkan “Ya Allah, Engkau Dzat Yang Maha Pemberi Keselamatan dan dari-Mu lah keselamatan tersebut. Maha berkah Engkau wahai Dzat Yang Maha Agung dan Mulia.’”896
Hadits No. : 737
صحيح ابن خزيمة ٧٣٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ مِسْكِينٍ الْيَمَامِيُّ، وَالْحَسَنُ بْنُ إِسْرَائِيلَ اللُّؤْلُؤِيُّ الرَّمْلِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ قَالَ اللُّؤْلُؤِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي، وَقَالُ الْيَمَامِيُّ قَالَ: أَخْبَرَنَا الْأَوْزَاعِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو عَمَّارٍ، حَدَّثَنِي أَبُو أَسْمَاءَ الرَّحَبِيُّ، حَدَّثَنِي ثَوْبَانُ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنْصَرِفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجِلَالِ وَالْإِكْرَامِ» نا أَحْمَدُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ عَلِيلٍ الْعَنَزِيُّ الْمِصْرِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَمِثْلِهِ سَوَاءً. وَرَوَى عَمْرُو بْنُ هِشَامٍ الْبَيْرُوتِيُّ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، فَقَالَ: ذَكَرَ هَذَا الدُّعَاءَ قَبْلَ السَّلَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 737: Muhammad bin Miskin Al Yamami dan Al H asan bin Israil Al-Lu’lu'i Ar-Ramli mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Bisyr bin Bakr menceritakan kepada kami, Al-Lu’Lu'i berkata, ia berkata, seseorang menceritakan kepadaku, Al Yamami berkata, ia berkata, Al Auzai mengabarkan kepada kami, Abu Ammar menceritakan kepadaku, Abu Asma' Ar-Rahabi menceritakan kepadaku, Tsaubah —Maula Rasulullah SAW— menceritakan kepadaku, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila ingin berpaling dari shalatnya, beliau membaca istighfar tiga kali kemudian mengucapkan, 'Ya Allah engkau Dzat Yang Maha Memberi keselamatan dan dari-Mu-lah keselamatan itu, Maha berkah Engkau Dzat yang Maha agung dan Maha Mulia”897 Ahmad bin Yazid bin Alil Al Anazi Al Mishri menceritakan kepada kami, mereka berkata, Amr bin Abu Salmah menceritakan kepadaku dari Al Auza'i dengan sanad ini dan sanad sejenis yang sama.br>Amr bin Hiysam Al Bairuti meriwayatkan dari Al Auza'i, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan doa ini sebelum salam.”
Hadits No. : 738
صحيح ابن خزيمة ٧٣٨: ناه مُحَمَّدُ بْنُ مَيْمُونٍ الْمَكِّيُّ، نا عَمْرُو بْنُ هَاشِمٍ الْبَيْرُوتِيُّ، حَدَّثَنِي الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي أَبُو عَمَّارٍ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَّحَبِيِّ، عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُسَلِّمَ مِنَ الصَّلَاةِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجِلَالِ وَالْإِكْرَامِ، ثُمَّ يُسَلِّمُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَإِنْ كَانَ عَمْرُو بْنُ هَاشِمٍ أَوْ مُحَمَّدُ بْنُ مَيْمُونٍ لَمْ يَغْلَطْ فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ - أَعْنِي قَوْلَهُ: قَبْلَ السَّلَامِ - فَإِنَّ هَذَا الْبَابَ يُرَدُّ إِلَى الدُّعَاءِ قَبْلَ السَّلَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 738: Muhammad bin Maimun Al Makki mengabarkan kepada kami, Amr bin Hasyim Al Bairuti Mengabarkan kepada kami, Al Auza'i menceritakan kepadaku, Abu Ammar menceritakan kepadaku dari Abu Asma Ar-Rahabi dari Tsauban —hamba sahaya Rasulullah SAW—; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila ingin mengucapkan salam di dalam shalat, maka beliau membaca istighfar tiga kali kemudian mengucapkan, “Ya Allah engkau Dzat Yang Maha Memberi keselamatan dan dari-Mu- lah keselamatan itu. Maha Berkah Engkau Dzat Yang Maha Agung dan Mulia ” kemudian beliau mengucapkan salam.”898 Abu Bakar berkata, “Apabila Amr bin Hasyim atau Muhammad bin Maimun tidak salah dalam redaksi hadits ini, yang aku maksud dari perkataan, 'Sebelum salam', adalah sesungguhnya bab ini dikembalikan kepada doa sebelum salam.”
Hadits No. : 739
صحيح ابن خزيمة ٧٣٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ، حَدَّثَنِي الْحَجَّاجُ بْنُ أَبِي عُثْمَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ، يَخْطُبُ عَلَى هَذَا الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ فِي دُبُرِ الصَّلَاةِ يَقُولُ: «لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، لَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، أَهْلَ النِّعْمَةِ وَالْفَضْلِ وَالثَّنَاءِ الْحَسَنِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 739: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ismail bin Ulaiyah mengabarkan kepada kami. Al Hajaj bin Abu Utsman menceritakan kepadaku, Abu Zubair menceritakan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Abdullah bin Zubair berpidato di atas mimbar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mengucapkan salam di akhir shalat, beliau mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan kecuali Allah, kami tidak akan menyembah kecuali kepada-Nya pemilik kenikmatan. Anugerah dan pujian baik. Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Mereka ikhlas beragama sekalipun orang-orang kafir membencinya’.” 899
Hadits No. : 74
صحيح ابن خزيمة ٧٤: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ سَلْمَانَ قَالَ: قَالَ لَهُ بَعْضُ الْمُشْرِكِينَ وَكَانُوا يَسْتَهْزِئُونَ بِهِ إِنِّي أَرَى صَاحِبَكُمْ يُعَلِّمُكُمْ حَتَّى الْخِرَاءَةَ قَالَ سَلْمَانُ: «أَجَلْ أُمِرْنَا أَنْ لَا نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ، وَلَا نَسْتَنْجِيَ بِأَيْمَانِنَا، وَلَا نَكْتَفِيَ بِدُونِ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ لَيْسَ فِيهَا رَجِيعٌ وَلَا عَظْمٌ» غَيْرُ أَنَّ الدَّوْرَقِيَّ قَالَ: قَالَ بَعْضُ الْمُشْرِكِينَ لِسَلْمَانَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 74: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata, “Waki’ menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Ibrahim dari Abdurrahman bin Yazid dari Salman, ia berkata:Seorang musyrik berkata kepadanya —mereka memperoloknya—, “Sesungguhnya aku melihat temanmu mengajarkanmu hingga pada masalah buang kotoran.” Salman berkata, “Ya. Ia memerintahkan kepada kami untuk tidak menghadap qibiat (saat buang hajat) dan tidak bersuci (cebok) dengan tangan kanan, tidak merasa cukup dengan batu kurang dari tiga dan yang ketiganya bukan kotoran dan tulang.” Hanya saja Ad-Dauraqi berkata, “Seorang musyrik berkata kepada Salman.” 177
Hadits No. : 740
صحيح ابن خزيمة ٧٤٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ الْعَسْقَلَانِيُّ، نا آدَمُ يَعْنِي ابْنَ أَبِي إِيَاسَ، نا أَبُو عُمَرَ الصَّنْعَانِيُّ وَهُوَ حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عِنْدَ انْقِضَاءِ صَلَاتِهِ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ: «لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمَلَكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَالْفَضْلُ وَالثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 740: Muhammad bin Khalaf Al Asqalani mengabarkan kepada kami, Adam —ia adalah Ibnu Abu Iyas— mengabarkan kepada kami Abu Umar Ash-Shan’ani —ia adalah Hafash bin Maisarah— mengabarkan kepada kami, dari Musa bin Uqbah dari Abu Az-Zubair Al Makki, dari Abdullah bin Zubair, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata saat shalatnya selesai sebelum beliau berdiri mengucapkan, “Tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan pujian. Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada kekuatan kecuali Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya kenikmatan, anugerah dan pujian yang baik Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Mereka ikhlas beragama sekalipun orang-orang kafir membencinya.900
Hadits No. : 741
صحيح ابن خزيمة ٧٤١: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الزُّهْرِيُّ، نا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُهُ مِنْ عَبْدَةَ يَعْنِي ابْنَ أَبِي لُبَانَةَ، سَمِعْتُهُ مِنْ وَرَّادٍ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ قَالَ: كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى الْمُغِيرَةِ: أَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَضَى الصَّلَاةَ، ح وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ، ح وَحَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ قَالَ: سَمِعْتُ وَرَّادًا يُحَدِّثُ، وَفِي حَدِيثِ أَسْبَاطٍ وَسُفْيَانَ، عَنْ وَرَّادٍ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ الصَّلَاةِ: «لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمَلَكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ» وَفِي حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: أَمْلَى عَلَيَّ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ فَكَتَبْتُ إِلَى مُعَاوِيَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَمَّا أَبُو هَاشِمٍ فَإِنَّهُ حَدَّثَنَا بِحَدِيثِ هُشَيْمٍ فِي عَقِبِ خَبَرِ مُغِيرَةٍ، وَمُجَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ وَرَّادٍ: أَنَّ مُعَاوِيَةَ كَتَبَ إِلَى الْمُغِيرَةِ: أَنِ اكْتُبْ إِلَيَّ بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: فَكَتَبَ إِلَيْهِ الْمُغِيرَةُ: إِنِّي سَمِعْتُهُ يَقُولُ عِنْدَ انْصِرَافِهِ مِنَ الصَّلَاةِ: «لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمَلَكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ» ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَ: وَكَانَ يَنْهَى عَنْ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةِ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةِ الْمَالِ، وَمَنْعٍ وَهَاتِ، وَعُقُوقِ الْأُمَّهَاتِ، وَوَأْدِ الْبَنَاتِ " نا بِهَذَا الْخَبَرِ الدَّوْرَقِيُّ، وَأَبُو هِشَامٍ قَالَا: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا غَيْرُ وَاحِدٍ، مِنْهُمُ الْمُغِيرَةُ وَمُجَالِدٌ وَرَجُلٌ ثَالِثٌ أَيْضًا، كُلُّهُمْ عَنِ الشَّعْبِيِّ، ثُمَّ أَخْبَرَنَا أَبُو هَاشِمٍ فِي عَقِبِ هَذَا الْخَبَرِ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ وَرَّادًا يُحَدِّثُ هَذَا الْحَدِيثَ عَنِ الْمُغِيرَةِ عَنِ النَّبِيِّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 741: Abdullah bin Muhammad Az-Zuhri Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengarnya dari Abdah —ia adalah Ibnu Abu Lubanah— aku mendengarnya dari Warrad, sekretaris Al Mughirah, ia berkata, Muawiyah menulis kepada Al Mughirah. Ia mengabarkan kepadaku dengan hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (89-alif) apabila selesai shalat, Ha’, Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Asbath bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abdul Malik bin Umair mengabarkan kepada kami, Ha’, Abu Musa dan Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Keduanya berkata, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan dari Abdul Malik mengabarkan kepada kami, Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami, Abdul Malik mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Warrad menceritakannya. Dalam hadits Asbath dan Sufyan, dari Warrad, dari Al Mughirah bin Syu’bah; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan doa setelah shalat, “Tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau halangi. Tidak akan bermanfaat kekayaan dan kemuliaan karena kekayaan dan kemuliaan adalah dari-Mu.”901 Dalam hadits Abdurahman, Al Mughirah bin Syu’bah menuliskan hadits kepadaku dan aku menulis hadits kepada Muawiyah; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkannya setiap selesai melaksanakan shalat wajib. Adapun Abu Hasyim, maka ia menceritakan kepada kami dengan hadits Hasyim setelah hadits Mughirah dan Mujalid dari Asy-Sya’bi dari Warrad; Sesungguhnya Muawiyah menulis surat kepada Mughirah agar aku menulis sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah, ia berkata: Al Mughirah menulis kepadanya, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat berpaling dari shalat mengucapkan, “Tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu"dibaca tiga kali" Ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang mengucapkan sesuatu yang tidak jelas, banyak bertanya, menyia-nyiakan harta, melarang memberi sesuatu yang diperintah dan mengambil sesuatu yang bukan haknya, durhaka kepada ibu dan mengubur anak perempuan hidup-hidup.” Ad-Dauraqi dan Abu Hisyam mengabarkan kepada kami, tidak hanya satu ulama hadits yang mengabarkan kepada kami, di antaranya adalah Al Mughirah, Mujalid dan laki-laki ketiga, semuanya dari Asy-Sya’bi, kemudian Abu Hasyim mengabarkan kepada kami setelah hadits ini. Hasyim mengabarkan kepada kami, Abdul Maliki bin Umar mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Aku mendengar Warad menceritakan hadits ini dari Al Mughirah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Hadits No. : 742
صحيح ابن خزيمة ٧٤٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ، وَأَبُو صَالِحٍ كَاتِبُ اللَّيْثِ جَمِيعًا عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَمِّهِ الْمَاجِشُونِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْأَعْرَجِ وَهُوَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ هُرْمُزَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ فَسَلَّمَ قَالَ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَالْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ» قَالَ أَبُو صَالِحٍ: لَا إِلَهَ لِي إِلَّا أَنْتَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 742: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Hajjaj bin Minhal dan Abu Shalih penulis hadits Imam Al-Laits, seluruhnya dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah dari pamannya Al Majisyun bin Abu Salamah dari Al A'raj —ia adalah Abdurrahman bin Hurmuz— dari Ubaidullah dari Abu Rafi’ dari Ali bin Abu Thalib, dari Rasulullah SAW; Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila selesai dari shalatnya, beliau mengucapkan salam, lalu beliau mengucapkan, "Ya Allah ampunilah aku terhadap apa yang kudahulukan dan kuakhirkan, yang kusembunyikan dan kutampahkan, dosa karena sikapku yang berlebihan dan tidaklah Engkau kecuali lebih mengetahui dari padaku tentangnya. Engkau adalah Dzat Yang Maha Awal dan Yang Maha Akhir. Tidak ada Tuhan selain Engkau.”902
Hadits No. : 743
صحيح ابن خزيمة ٧٤٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادِ بْنِ آدَمَ الْبَصْرِيُّ، أنا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْفَزَارِيُّ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيُّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كُنَّا نَغْدُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَجِيءُ الرَّجُلُ وَتَجِيءُ الْمَرْأَةُ، فَيَقُولُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ أَقُولُ إِذَا صَلَّيْتُ؟ قَالَ: " قُلِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي، فَقَدَ جَمَعَ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 743: Muhammad bin Abbad bin Adam Al Bashri mengabarkan kepada kami, Marwan bin Muawiyah Al Fazari memberitahukan kepada kami, dari Abu Malik Al Asyja’i, dari ayahnya, ia berkata, “Kami pernah pergi di pagi hari menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu datang pula seorang laki-laki dan seorang wanita. Ia berkata, Wahai Rasulullah bagaimana yang aku ucapkan apabila aku melaksanakan shalat?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Katakanlah: ya Allah! Ampunilah aku, berilah kasih sayang kepadaku, berilah aku petunjuk, maafkanlah aku, berilah aku rezeki.' Maka urusan dunia dan akhiratmu telah terkumpul.903
Hadits No. : 744
صحيح ابن خزيمة ٧٤٤: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَرْوَانَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ كَعْبًا، حَلَفَ لَهُ بِالَّذِي فَلَقَ الْبَحْرَ لِمُوسَى، إِنَّا نَجِدُ فِي التَّوْرَاةِ أَنَّ دَاوُدَ نَبِيَّ اللَّهِ كَانَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ قَالَ: «اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي جَعَلْتَهُ لِي عِصْمَةً، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي جَعَلْتَ فِيهَا مَعَاشِي، اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ نِقْمَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ» قَالَ وَحَدَّثَنِي كَعْبٌ أَنَّ صُهَيْبًا صَاحِبَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُهُنَّ عِنْدَ انْصِرَافِهِ مِنْ صَلَاتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 744: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Hafash bin Maisarah mengabarkan kepadaku dari Musa bin Uqbah dari Atha' bin Abu Marwan dari ayahnya, “Sesungguhnya Ka'ab pernah bersumpah dengan Dzat yang telah memecah lautan untuk Nabi Musa sesungguhnya kami menjumpai di dalam kitab Taurat bahwa Daud nabiyullah apabila hendak berpaling dari shalatnya, ia mengatakan, 'Ya Allah perbaikilah agamaku yang Engkau jadikan ia sebagai tameng untukku dan perbaikilah urusan duniaku yang Engkau jadikan di dalamnya kehidupanku. Ya Allah Aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemarahan-Mu dan aku berlindung dengan maaf-Mu dari ancaman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dan perlindungan tersebut dari-Mu. Ya Allah tidak ada yang dapat mencegah terhadap apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau cegah. Kesungguhan tidak akan bermanfaat kekayaan dan kemuliaan sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari- Mu”. 904 Ia berkata, “Kaab menceritakan kepadaku, sesungguhnya Suhaib; sahabat nabi, menceritakan kepadanya bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan hal tersebut saat ingin berpaling dari shalat.”
Hadits No. : 745
صحيح ابن خزيمة ٧٤٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ شَيْبَانَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، وَعَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ الْأَوْدِيِّ قَالَا: كَانَ سَعْدٌ يُعَلِّمُ بَنِيهِ هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ كَمَا يُعَلِّمُ الْمُكْتِبُ الْغِلْمَانَ يَقُولُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ بِهِنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 745: Muhammad bin Utsman Al Ijli mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Musa mengabarkan kepada kami dari Syaiban dari Abdul Malak bin Umair dari Mash’ab bin Saad (89 -ba') dan Amr bin Maimun Al Azdi, ia berkata, “Sa’ad mengajarkan anaknya mengenai kalimat-kalimat tersebut sebagaimana guru tulis mengajarkan anak-anak, ia berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca doa taawudz (memohon perlindungan) setelah shalat; yaitu: Ya Allah sesungguhnya aku berlindung Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikannya diriku kepada umur yang paling hina, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. 905
Hadits No. : 746
صحيح ابن خزيمة ٧٤٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْأَحْمَسِيُّ، نا وَكِيعٌ، عَنْ عُثْمَانَ الشَّحَّامِ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ الصَّلَاةِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 746: Muhammad bin Ismail Al Ahmasi mengabarkan kepada kami, Waki’ mengabarkan kepada kami, dari Utsman Asy-Syahham dari Muslim bin Abu Bakar dari ayahnya; Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Mengucapkan doa diakhir shalat, “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari kekujuran dan kefakiran serta siksa kubur.'906
Hadits No. : 747
صحيح ابن خزيمة ٧٤٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ بِشْرِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الْأَمْوَالِ الدُّثُورُ بِالْأُجُورِ، يَقُولُونَ كَمَا تَقُولُ وَيُنْفِقُونَ وَلَا نُنْفِقُ قَالَ: «أَوَلَا أُخْبِرُكَ بِعَمَلٍ إِذَا أَنْتَ عَمِلْتَهُ أَدْرَكْتَ مَنْ قَبْلَكَ وَفُتَّ مَنْ بَعْدَكَ إِلَّا مَنْ قَالَ مِثْلَ قَوْلِكَ، تَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ، تُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَتَحْمَدُ وَتُكَبِّرُ مِثْلَ ذَلِكَ، وَإِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 747: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Bisyr bin Ashim dari ayahnya dari Abu Dzar, ia berkata, “Wahai Rasulullah! pemilik harta yang banyak telah pergi dengan membawa banyak pahala, mereka mengucapkan sebagaimana yang Engkau ucapkan, mereka mengeluarkan infak namun kami tidak mengeluarkannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Aku akan memberitahukanmu dengan suatu perbuatan yang apabila kamu amalkan, maka kamu akan bertemu dengan orang sebelum engkau dan orang setelahmu tidak dapat bertemu kecuali orang-orang yang mengucapkan seperti ucapanmu; Hendaklah kamu mengucapkan setelah shalat dengan membaca tasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, membaca tahmid dan takbir seperti itu dan ketika kamu akan menuju tempat tidurmu'. 907
Hadits No. : 748
صحيح ابن خزيمة ٧٤٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ عُبَيْدَ اللَّهِ، عَنْ سُمَيٍّ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ قَالَ: جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنَ الْأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَلَهُمْ فُضُولٌ يَحُجُّونَ بِهَا وَيَعْتَمِرُونَ وَيُجَاهِدُونَ وَيَتَصَدَّقُونَ، فَقَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَمْرٍ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ مِنْ بَعْدِكُمْ، وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَتَمَّ بَيْنَ ظَهْرَيْهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ بِمِثْلِ أَعْمَالِكُمْ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ» قَالَ: فَاخْتَلَفْنَا بَيْنَنَا، فَقَالَ بَعْضُنَا: نُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَنَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ، فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ: «تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ حَتَّى تُتِمَّ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 748: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shaan’ani mengabarkan kepada kami, Al Mu’tamar mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Ubaidullah dari Sumai dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, ia berkata, “Kaum Fakir miskin datang kepada Rasulullah, mereka berkata, Para pemilik harta telah pergi dengan membawa derajat yang tinggi dan nikmat yang abadi. Mereka melaksanakan shalat sebagaimana kami melaksanakan shalat. Mereka berpuasa sebagaimana kami melakukan puasa dan mereka memiliki banyak keistimewaan. Mereka melaksanakan ibadah haji dengan hartanya sekaligus ibadah umrah, mereka melakukan jihad dan bersedekah.’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ingatlah! aku akan memberitahukan kalian dengan sesuatu yang apabila kalian ambil, maka kalian kelak (di akhirat) dapat bertemu dengan pendahulu kalian dan tidak ada seorangpun sesudah kalian dapat bertemu dengan kalian. Dan kalian adalah orang-orang yang terbaik yang sempurna di hadapan Allah SWT kecuali terdapat orang lain yang mengamalkan seperti perbuatan kalian; di mana kalian bertasbih, membaca tahmid dan membaca takbir setelah shalat sebanyak tiga puluh tiga kali'. ” Ia berkata, “Terjadi perselisihan di antara kami, sebagian kami berkata, 'Kami bertasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, kami bertahmid tiga puluh tiga kali, dan kami membaca takbir tiga puluh empat kali', lalu aku kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ' Hendaklah engkau mengatakan, 'Maha Suci Allah. Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar' sampai sempurna seluruhnya tiga puluh tiga kali.”
Hadits No. : 749
صحيح ابن خزيمة ٧٤٩: نا أَبُو بِشْرٍ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ سَبَّحَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَذَلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، ثُمَّ قَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمَلَكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، غُفِرَتْ لَهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 749: Abu Bisyr mengabarkan kepada kami, Khalid -—ia adalah Ibnu Abdillah— mengabarkan kepada kami dari Suhail dari Abu Ubaid dari Atha' bin Yazid Al-Laits dari Abu Hurairah: Dari nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barang siapa membaca tasbih setelah shalat sebanyak tiga puluh tiga kali dan membaca takbir sebanyak tiga puluh tiga kali serta bertahmid sebanyak tiga puluh tiga kali, maka hal tersebut menjadi sembilan puluh kali.” Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan untuk menyempurnakan seratus bacaan, “i>Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Tuhan yang Maha Esa tidak ada sekutu baginya. Bagi Allah kerajaan dan segala pujian. Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. Kesalahan-kesalahan akan diampuni sekalipun kesalahan tersebut seperti buih yang ada di laut.’ 908
Hadits No. : 75
صحيح ابن خزيمة ٧٥: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ، وَحَدَّثَنَا يُونُسُ، أَيْضًا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، وَحَدَّثَنَا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، وَمَالِكٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ، وَمَنِ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوتِرْ» وَفِي حَدِيثِ ابْنِ الْمُبَارَكِ، أَخْبَرَنِي أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ. سَمِعْتُ يُونُسَ يَقُولُ: سُئِلَ ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ مَعْنَى قَوْلِهِ: «وَمَنِ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوتِرْ» قَالَ: فَسَكَتَ ابْنُ عُيَيْنَةَ، فَقِيلَ لَهُ أَتَرْضَى بِمَا قَالَ مَالِكٌ؟ قَالَ: «وَمَا قَالَ مَالِكٌ؟» قِيلَ: قَالَ مَالِكٌ: الِاسْتِجْمَارُ الِاسْتِطَابَةُ بِالْأَحْجَارِ، فَقَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ: إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ مَالِكٍ كَمَا قَالَ الْأَوَّلُ: [البحر البسيط] وَابْنُ اللَّبُونِ إِذَا مَا لُزَّ فِي قَرْنٍ ... لَمْ يَسْتَطِعْ صَوْلَةً الْبُزْلِ الْقَنَاعِيسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 75: Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, Yunus bin Yazid mengabarkan kepadaku, Utbah bin Abdullah menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami; dan Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Yunus dan Malik mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri dari Abu Idris Al Khaulani dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berwudhu, maka hiruplah air ke dalam hidung lalu keluarkan, dan barangsiapa bersuci dengan batu, ganjilkan jumlahnya.” 178 Dalam hadits Ibnu Al Mubarak disebutkan, “Abu Idris Al Khaulani mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Abu Hurairah, Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, ia berkata, 'Aku mendengar Yunus berkata, ‘Ibnu Uyainah ditanya tentang arti sabda Nabi, Man istajmara falyuutir” (Barangsiapa bersuci dengan batu, ganjilkanlah jumlahnya) Yunus berkata, ‘Lalu Ibnu Uyainah terdiam’ Ia-pun ditanya, ‘Apakah engkau ridha dengan apa yang dikatakan Malik?’ Ia balik bertanya, ‘Apa yang Malik katakan?’ Dijawab, ‘Malik berkata, ‘Al Istijmar itu bersuci dengan batu:’ Ibnu Uyainah berkata, ‘Sesungguhnya perumpamaan aku dan Malik adalah seperti yang dikatakan Al Awwal, ‘Unta Ibnu Labun bila ditusuk di bagian tanduk tak mampu menerkam kambing- kambing besar’.”
Hadits No. : 750
صحيح ابن خزيمة ٧٥٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَهْدِيٍّ الْعَطَّارُ، حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، حَدَّثَنَا حَيْوَةُ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ، عَنِ الصُّنَابِحِيّ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، أَنَّهُ قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بِيَدِي، فَقَالَ لِي: «يَا مُعَاذُ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ» ، فَقُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ قَالَ: " يَا مُعَاذُ إِنِّي أُوصِيكَ، لَا تَدَعَنَّ أَنْ تَقُولَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ "، وَأَوْصَى بِذَلِكَ مُعَاذٌ الصُّنَابِحِيَّ، وَأَوْصَى بِهِ الصُّنَابِحِيُّ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيَّ، وَأَوْصَى بِهِ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ عُقْبَةَ بْنَ مُسْلِمٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 750: Muhammad bin Mahdi Al Athar mengabarkan kepada kami, Al Muqri menceritakan kepada kami, Haiwah menceritakan kepada kami dari Uqbah bin Muslim dari Abu Abdurrahman Al Hubuli dari Shunabihi dari Muadz bin Jabal, ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyanding tanganku, lalu beliau bersabda kepadaku, 'Wahai Muadz, demi Allah sesungguhnya aku sangat mencintaimu.' Aku berkata, Demi ayahku, engkau dan ibuku, demi Allah sesungguhnya aku juga mencintaimu.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai Muadz sesungguhnya aku berwasiat; janganlah engkau meninggalkan untuk mengucapkan setelah shalat doa, 'Ya Allah tolonglah aku agar dapat mengingatmu, bersyukur kepadamu dan menjadi hamba yang baik'.” Muadz juga memberikan wasiat yang sama kepada Ash- Shunabihi. Lalu Ash-Shunabihi memberikan wasiat yang sama kepada Abdurrahman Al Hubuli dan ia memberikan wasiat kepada Uqbah bin Muslim.
Hadits No. : 751
صحيح ابن خزيمة ٧٥١: نا أَبُو قُدَامَةَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، ح وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ، أَخْبَرَنَا الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ أَفْلَحَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، أَنَّهُ قَالَ: أُمِرْنَا أَنْ نُسَبِّحَ، فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَنَحْمَدَهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَنُكَبِّرَهُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ، فَأُتِيَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فِي نَوْمِهِ فَقِيلَ لَهُ: أَمَرَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَنْ تُسَبِّحُوا فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ كَذَا وَكَذَا؟» قَالَ: نَعَمْ قَالَ: «فَاجْعَلُوهَا خَمْسًا وَعِشْرِينَ، وَاجْعَلُوا فِيهِ التَّهْلِيلَ» ، فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَافْعَلُوا» هَذَا حَدِيثُ الثَّقَفِيِّ وَقَالَ أَبُو قُدَامَةَ: فَأُتِيَ رَجُلٌ فِي مَنَامِهِ، فَقِيلَ لَهُ: أَمَرَكُمْ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُسَبِّحُوا فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَتَحْمَدَهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَتُكَبِّرَهُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَذَكَرَ بَقِيَّةَ الْحَدِيثِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 751: Abu Qudamah Ubaidullah bin Said mengabarkan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Hisyam bin Hasan mengabarkan kepada kami, Ha ', Al Husein bin Al Hasan menceritakan kepada kami Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Sirrin dari Katsir bin Aflah dari Zaid bin Tsabit, sesungguhnya ia berkata, “Kami diperintahkan untuk membaca tasbih setiap shalat sebanyak tiga puluh tiga kali dan bertahmid sebanyak tiga puluh tiga kali serta membaca takbir sebanyak tiga puluh empat kali. Seorang laki-laki dari kaum Anshar pernah didatangi seseorang dalam tidurnya, lalu dikatakan kepadanya, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada kalian untuk membaca tasbih setiap selesai shalat sekian dan sekian?' Ia berkata, 'Ya!' Orang tersebut berkata, 'Jadikanlah masing-masing dua puluh lima dan jadikanlah bacaan la ilaha illallah berada di dalamnya ketika waktu pagi tiba, maka beliau mendatangi nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkannya, lalu beliau bersabda,' Lakukanlah!”909 Ini adalah hadits Ats-Tsaqafi. Abu Qudamah berkata, “Seorang laki-laki datang di dalam tidurnya, kemudian dikatakan kepadanya, “Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kalian agar membaca tasbih setiap selesai shalat tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali dan membaca takbir tiga puluh empat kali?' Ia berkata, 'Yah!' Lalu ia menyebutkan redaksi hadits yang tersisa
Hadits No. : 752
صحيح ابن خزيمة ٧٥٢: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَهُوَ مَوْلَى آلِ طَلْحَةَ، عَنْ كُرَيْبٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَتْ جُوَيْرِيَةُ بِنْتُ الْحَارِثِ - وَكَانَ اسْمُهَا بَرَّةَ - فَحَوَّلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْمَهَا، وَسَمَّاهَا جُوَيْرِيَةَ، وَكَرِهَ أَنْ يُقَالَ: خَرَجَ مِنْ عِنْدِ بَرَّةَ - قَالَتْ: خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا فِي مُصَلَّاي فَرَجَعَ حِينَ تَعَالَى النَّهَارُ وَأَنَا فِيهِ، فَقَالَ: «لَمْ تَزَالِي فِي مُصَلَّاكِ مُنْذُ خَرَجْتُ؟» قُلْتُ: نَعَمْ قَالَ: " قَدْ قُلْتُ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَّ بِمَا قُلْتِ لَوَزَنَتْهُنَّ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ " هَذَا حَدِيثُ يَحْيَى بْنِ حَكِيمٍ وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ خَرَجَ إِلَى صَلَاةِ الصُّبْحِ وَجُوَيْرِيَةُ جَالِسَةٌ فِي الْمَسْجِدِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ وَلَمْ يَذْكُرْ مَا قَبْلَ هَذَا مِنَ الْكَلَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 752: Abu Thahir memberitahukan kepada kami, Abu Bakar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Hakim mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, Ha’, Abdul Jabar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dan Muhammad bin Abdurrahman —ia adalah hamba sahaya keluarga Thalhah— dari Kuraib dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Huwairiyah binti Al Harits pernah berkata —nama aslinya adalah Barrah— kemudian nabi mengubah namanya, dan menamakannya Juwairiyah, sebab beliau tidak suka namanya berasal dari kata barrah (gandum) ia berkata, 'Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dan aku masih berada di tempat shalatku, lalu beliau kembali ketika matahari (waktu siang) mulai menyingsing dan aku berada di dalamnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Engkau masih berada di tempat shalatmu sejak aku keluar?’ Aku katakan, 'Ya!' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Aku telah mengucapkan empat kalimat tiga kali Seandainya seseorang dapat menimbang dengan sesuatu yang aku ucapkan, niscaya ia akan menyamai timbangannyaI Inilah ucapannya. 'Maha Suci Allah dan dengan segala pujian-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, sesuai keridhaan diri-Nya, seberat timbangan arsy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya”910 Ini adalah hadits Yahya bin Hakim. Abdul Jabar berkata, “Dari Ibnu Abbas; Sesungguhnya Nabi ketika keluar hendak melakukan shalat Subuh sementara Juwairiyah sedang duduk di masjid... Lalu ia menyebutkan hadits dan tidak menyebutkan ucapan apapun sebelum ini.” 911
Hadits No. : 753
صحيح ابن خزيمة ٧٥٣: نا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْمُغِيرَةِ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، حَدَّثَنِي ابْنُ عَجْلَانَ، عَنِ الْمُصْعَبِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ شُرَحْبِيلَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدِ بْنِ زُرَارَةَ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِهِ وَهُوَ يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ، فَقَالَ: «مَاذَا تَقُولُ يَا أَبَا أُمَامَةَ؟» قَالَ: أَذْكُرُ رَبِّي قَالَ: " أَفَلَا أُخْبِرُكَ بِأَكْثَرَ - أَوْ أَفْضَلَ - مِنْ ذِكْرِكَ اللَّيْلَ مَعَ النَّهَارِ، وَالنَّهَارَ مَعَ اللَّيْلِ؟ أَنْ تَقُولَ: سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَ مَا خَلَقَ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا فِي الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَ مَا فِي الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ كُلِّ شَيْءٍ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَ كُلِّ شَيْءٍ، وَتَقُولُ الْحَمْدُ مِثْلَ ذَلِكَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 753: Ali bin Abdurrahman bin Al Mughirah Al Mishri mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayub mengabarkan kepada kami, Ibnu Ajian menceritakan kepadaku dari Al Mash’ab bin Muhammad bin Syurahbil dari Muhammad bin Sa'ad bin Zurrah dari Abu Umamah Al Bahili; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berpapasan dengannya, sementara ia sedang menggerakkan kedua bibirnya, lalu beliau bertanya? “Apa yang engkau ucapkan wahai Abu Umamah?" Ia berkata, “Aku menyebut nama Tuhanku.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku ingin memberitahumu dengan sesuatu yang lebih banyak atau lebih utama dari dzikir yang engkau lakukan di malam sampai siang atau di waktu siang sampai malam? Hendaklah engkau mengucapkan, 'Maha suci Allah sebanyak bilangan sesuatu yang Dia ciptakan, Maha suci Allah sepenuh apa yang Dia ciptakan, Maha suci Allah sebanyak bilangan sesuatu yang ada di langit dan bumi, Maha suci Allah sepenuh apa yang di bumi dan di langit, Maha suci Allah sebanyak bilangan sesuatu yang telah dihitung oleh Maha suci Allah sebanyak bilangan segala sesuatu. Maha suci Allah sepenuh segala sesuatu' Dan, engkau mengucapkan ‘segala puji’ .. seperti itu. 911
Hadits No. : 754
صحيح ابن خزيمة ٧٥٤: قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، فَأَخْبَرَنِي أَنَّ أَبَاهُ أَخْبَرَهُمُ قَالَ: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَاصِمٌ يَعْنِي ابْنَ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنْ حُنَيْنِ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ، وَفِي حَدِيثِ ابْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ عُقْبَةَ قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اقْرَءُوا الْمُعَوِّذَاتِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ» لَمْ يَقُلِ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ: لِي
Shahih Ibnu Khuzaimah 754: ia berkata, aku pernah membacakan hadits pada Muhammad Abdullah bin Abdul Hakam, kemudian ia mengabarkan kepadaku bahwa ayahnya telah mengabarkan kepada mereka, ia berkata, Al-Laits mengabarkan kepada kami, Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ashim menceritakan kepada kami, —Ia adalah Ibnu Ali—, Laits menceritakan kepada kami dari Hunain Abu Hakim dari Ali bin Rabah. Dan, di dalam hadits Ibnu Abdul Hakam dari Ali bin Rabah dari Uqbah, ia berkata, “Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepadaku, 'Bacalah al muawadzatain pada setiap kali selesai melaksanakan shalat'.” Al Hasan bin Muhammad tidak mengatakan, "kepadaku".
Hadits No. : 755
صحيح ابن خزيمة ٧٥٥: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، ح وَحَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ حَفْصِ بْنِ مَيْسَرَةَ، كِلَاهُمَا عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ ثُمَّ جَلَسَ مَجْلِسَهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، مَا لَمْ يُحْدِثْ " هَذَا حَدِيثُ ابْنِ فُضَيْلٍ، وَفِي خَبَرِ ابْنِ وَهْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا صَلَّى الْمُسْلِمُ، ثُمَّ جَلَسَ فِي مُصَلَّاهُ لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تَدْعُو لَهُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، مَا لَمْ يُحْدِثْ أَوْ يَقُمْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 755: Harun bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, ', Isa bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Hafsh bin Maisarah, keduanya dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila seseorang dari kalian melaksanakan shalat, kemudian ia duduk di tempat di mana shalat didirikan dalamnya, maka malaikat senantiasa berdoa untuknya, 'Ya Allah ampunilah ia, ya Allah kasih sayangilah ia', selagi ia belum berhadats.912 Ini adalah hadits Ibnu Fudhail. Dalam hadits Ibnu Wahab; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Apabila seorang muslim melaksanakan shalat kemudian ia duduk di tempat shalatnya, (90-ba') maka malaikat senantiasa berdoa untuknya, 'Ya Allah ampunilah ia, Ya Allah kasih sayangilah ia', selagi ia belum berhadats atau belum bangun —dari tempat duduknya—
Hadits No. : 756
صحيح ابن خزيمة ٧٥٦: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سِمَاكٍ، أَنَّهُ سَأَلَ جَابِرَ بْنَ سَمُرَةَ، كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ؟ قَالَ: «كَانَ يَقْعُدُ فِي مُصَلَّاهُ إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ بُنْدَارٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 756: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Ha’, Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, keduanya berkata Syu’bah menceritakan kepada kami dari Simak, Bahwa ia bertanya kepada Jabir bin Samrah mengenai apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila beliau telah melaksanakan shalat shubuh? Ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di tempat shalatnya apabila beliau melakukan shalat Subuh hingga matahari terbit. 913 Ini adalah redaksi hadits Bundar.
Hadits No. : 757
صحيح ابن خزيمة ٧٥٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَامَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أَيُصَلِّي أَحَدُنَا فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوَلِكُلِّكُمْ ثَوْبَانَ؟» ، قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ لِلَّذِي سَأَلَهُ: أَتَعْرِفُ أَبَا هُرَيْرَةَ؟ فَإِنَّهُ يُصَلِّي فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَثِيَابُهُ مَوْضُوعَةٌ عَلَى الْمِشْجَبِ هَذَا حَدِيثُ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 757: Abdul Jabar bin Al Ala' dan Sa'id bin Abdurrahman mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Sa'id bin Al Musayyab, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Seorang laki-laki berdiri menghampiri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian ia berkata, 'Apakah salah seorang dari kami boleh melaksanakan shalat menggunakan satu pakaian?' beliau bersabda, 'Apakah masing-masing kalian memiliki dua pakaian?' Abu Hurairah menjawab kepada orang yang bertanya kepadanya? 'Apakah engkau mengetahui wahai Abu Hurairah? Ia adalah seseorang yang melaksanakan shalat dengan menggunakan satu pakaian dan pakaiannya diletakkan di atas gantungan. 914 Ini adalah hadits Sa'id bin Abdurrahman.
Hadits No. : 758
صحيح ابن خزيمة ٧٥٨: نا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا يَزِيدُ بْنُ كَيْسَانَ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: وَالَّذِي نَفْسُ أَبِي هُرَيْرَةَ بِيَدِهِ «لَقَدْ رَأَيْتُنِي وَإِنِّي أَنْظُرُ فِي الْمَسْجِدِ مَا أَكَادُ أَنْ أَرَى رَجُلًا يُصَلِّي فِي ثَوْبَيْنِ، وَأَنْتُمُ الْيَوْمَ تُصَلُّونَ فِي اثْنَيْنِ وَثَلَاثَةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 758: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, Yazid bin Kaisan menceritakan kepada kami, Abu Hazim menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah, ia berkata, “Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah berada pada genggaman tangan-Nya, engkau telah memperlihatkan kepadaku dan sesungguhnya aku melihat di dalam masjid seorang laki-laki melaksanakan shalat menggunakan dua pakaian dan kalian sekarang melaksanakan shalat menggunakan dua dan tiga pakaian.” 915
Hadits No. : 759
صحيح ابن خزيمة ٧٥٩: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ مَخْرَمَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، وَسُئِلَ عَنِ الرَّجُلِ يُصَلِّي فِي قَمِيصٍ وَاحِدٍ لَيْسَ عَلَيْهِ إِزَارُهُ، فَقَالَ: «لَيْسَ بِذَلِكَ بَأْسٌ إِذَا كَانَ يُوَارِيهِ» وَقَالَ ذَلِكَ عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ وَقَالَ بُكَيْرٌ: قَالَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ: قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: قَدْ كُنَّا نُصَلِّي فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ حَتَّى جَاءَنَا اللَّهُ بِالثِّيَابِ، فَقَالَ: «لَا تُصَلُّوا إِلَّا فِي ثَوْبَيْنِ» فَقَالَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ: لَيْسَ فِي هَذَا شَيْءٌ، قَدْ كُنَّا نُصَلِّي فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ وَلَنَا ثَوْبَانُ، فَقِيلَ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ: أَلَا تَقْضِي بَيْنَ هَذَيْنِ - وَهُوَ مَعَهُمْ - قَالَ: أَنَا مَعِي
Shahih Ibnu Khuzaimah 759: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Makhramah dari ayahnya dari Sa'id bin Al Musayyib, “Ia pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang melaksanakan shalat menggunakan satu baju kurung dan tidak ada sarung baginya.” Said bin Al Musayyib berkata, “Hal tersebut tidak apa-apa apabila dapat menutupi aurat.” 916 Dan Amr bin Syu'aib pun berpendapat demikian. Bukair berkata, Sa'id bin Al Musayyib berkata, Ibnu Mas’ud berkata, “Kami pernah melaksanakan shalat menggunakan satu pakaian hingga Allah SWT mendatangkan beberapa pakaian kepada kami,” ia berkata, “Janganlah kalian melaksanakan shalat kecuali dengan dua pakaian.” Ubay bin Ka’ab berkata, “Hal tersebut tidak apa- apa. Kami melaksanakan shalat di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggunakan satu pakaian, padahal kami memiliki dua pakaian.” Dan, pernah dipertanyakan kepada Umar bin Al Khaththab RA, “Apakah engkau tidak menetapkan hukum di antara keduanya —sementara ia bersama mereka—” Umar berkata, “Itu urusanku.”
Hadits No. : 76
صحيح ابن خزيمة ٧٦: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، نا الْأَعْمَشُ، وَحَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَجْمِرْ ثَلَاثًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 76: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami dari Al A'masy, Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus menceritakan kepada kami, Al A’masy mengabarkan kepada kami; dan Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman —maksudnya adalah Ibnu Mahdi— mengabarkan kepada kami dari Sufyan dari Al A'masy dari Abu Sufyan dari Jabir, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila salah seorang di antara kamu bersuci dengan batu, lakukanlah dengan tiga batu.”179
Hadits No. : 760
صحيح ابن خزيمة ٧٦٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، كُلُّهُمْ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا الْحَسَنُ بْنُ حَبِيبٍ يَعْنِي ابْنَ نُدْبَةَ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُصَلِّي فِي بَيْتِ أُمِّ سَلَمَةَ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ قَدْ خَالَفَ بَيْنَ طَرَفَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 760: Ahmad bin Abdah mengabarkan kepada kami, Hamad mengabarkan kepada kami —yaitu Ibnu Zaid—, Ha’, Bundar dan Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Yahya bin Said menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami, seluruhnya berasal dari Hisyam bin Urwah, Ha’, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Habib —ia adalah Ibnu Nadbah— mengabarkan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari ayahnya dari Umar bin Abu Salam ah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pemah melaksanakan shalat di kediaman Ummu Salamah menggunakan satu pakaian dan beliau membedakan kedua ujungnya.”917
Hadits No. : 761
صحيح ابن خزيمة ٧٦١: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ اللَّيْثِيُّ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُصَلِّي فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ مُخَالِفًا بَيْنَ طَرَفَيْهِ عَلَى عَاتِقَيْهِ، وَثِيَابُهُ عَلَى الْمِشْجَبِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 761: Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahab mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits dan Usamah bin Zaid Al-Laitsi mengabarkan kepadaku, dari Abu Zubair, dari Zubair bin Abdullah; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat dengan menggunakan satu pakaian, di mana beliau membedakan ujung keduanya yang dikalungkan pada kedua pundaknya, adapun bajunya berada di atas gantungan. 918
Hadits No. : 762
صحيح ابن خزيمة ٧٦٢: نا أَبُو قُدَامَةَ، نا يَحْيَى، عَنْ سُفْيَانَ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: " كَانَ رِجَالٌ يُصَلُّونَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَاقِدِينَ أُزُرَهُمْ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ كَهَيْئَةِ الصِّبْيَانِ، فَيُقَالُ لِلنِّسَاءِ: لَا تَرْفَعْنَ رُءُوسَكُنَّ حَتَّى يَسْتَوِي الرِّجَالُ جُلُوسًا " نا بِنَحْوِهِ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، وَزَادَ قَالَ: مِنْ ضِيقِ الْأُزُرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 762: Abu Qudamah mengabarkan kepada kami, Yahya mengabarkan kepada kami dari Sufyan, Abu Hazm menceritakan kepadaku dari Sahi bin Sa'ad, ia berkata, “Kaum laki-laki melaksanakan shalat bersama Nabi dengan mengikat sarung di atas bahu mereka seperti gerakan anak-anak. Dikatakan kepada kaum perempuan, 'Janganlah kalian mengangkat kepala kalian hingga kaum laki-laki duduk dengan sempurna'.” 919 Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami dengan hadits sejenis, dan ia menambahkan redaksi, kemudian ia berkata, “Karena kain yang sempit.”
Hadits No. : 763
صحيح ابن خزيمة ٧٦٣: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «كُنْتُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَصْحَابِ الصُّفَّةِ مَا مِنْهُمْ رَجُلٌ عَلَيْهِ رِدَاءٌ إِمَّا بُرْدَةٌ أَوْ كِسَاءٌ قَدْ رَبَطُوهَا فِي أَعْنَاقِهِمْ، فَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ السَّاقَ، وَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ الْكَعْبَيْنِ فَيَجْمَعُهُ بِيَدِهِ كَرَاهِيَةَ أَنْ تُرَى عَوْرَتُهُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَبُو حَازِمٍ مَدَنِيٌّ اسْمُهُ سَلَمَةُ بْنُ دِينَارٍ الَّذِي رَوَى عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، وَالَّذِي رَوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سَلْمَانُ الْأَشْجَعِيُّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 763: Harun bin Ishaq Al Hamdan menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Abu Hazm, dan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Aku bersama dengan tujuh puluh orang Ashabus Shuffah. Tidak ada seorangpun yang memiliki satu pakaian. Adakalanya selimut atau baju di mana mereka mengikatnya di atas leher mereka. Di antara mereka ada pakaian yang sampai pada betis dan ada juga pakaian yang mencapai kedua mata kaki, lalu pakaian disatukan dengan tangannya karena takut auratnya terlihat.” 920 Abu Bakar berkata, “Abu Hazim Madani namanya adalah Salamah bin Dinar yang meriwayatkan hadits dari Sahi bin Saad dan yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah Salman Al Asyjai.”
Hadits No. : 764
صحيح ابن خزيمة ٧٦٤: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، ح وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ، ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ كُلُّهُمْ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ لَيْسَ عَلَى عَاتِقِهِ مِنْهُ شَيْءٌ» غَيْرُ أَنَّ عَبْدَ الْجَبَّارِ قَالَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: يَبْلُغُ بِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 764: Abdul Jabar bin Al Ala' dan Sa'id bin Abdurrahman keduanya mengabarkan kepada kami, kedunya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, Ha’, Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Az-Zinad menceritakan kepada kami, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, dari Sufyan, seluruhnya dari Abu Az-Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah RA, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Janganlah salah seorang dari kalian melaksanakan shalat menggunakan satu pakaian yang tidak ada sesuatu apapun di atas lehernya.” Hanya saja Abdul Jabar berkata, “Hadits ini periwayatannya hanya sampai pada Abu Hurairah.”
Hadits No. : 765
صحيح ابن خزيمة ٧٦٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بَحْرٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنِ عُثْمَانَ الْبَكْرَاوِيُّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ نَافِعٍ قَالَ: رَآنِي ابْنُ عُمَرَ، وَأَنَا أُصَلِّي فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، فَقَالَ: أَلَمْ أَكُنْ أُكْسِكَ ثَوْبَيْنِ؟ قَالَ: قُلْتُ: بَلَى قَالَ: أَرَأَيْتَ لَوْ أَرْسَلْتُكَ فِي حَاجَةٍ أَكُنْتَ مُنْطَلِقًا فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ؟ قُلْتُ: لَا قَالَ: فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَزَّيَنَ لَهُ، ثُمَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا لَمْ يَكُنْ لِأَحَدِكُمْ إِلَّا ثَوْبٌ وَاحِدٌ فَلْيَشُدَّ بِهِ حَقْوَهُ، وَلَا يَشْتَمِلْ بِهِ اشْتِمَالَ الْيَهُودِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الْخَبَرُ أَيْضًا مُجْمِلٌ غَيْرُ مُفَسَّرٍ أَرَادَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا الثَّوْبِ الَّذِي أَمَرَ بِشَدِّهِ عَلَى حَقْوِهِ الثَّوْبَ الضَّيِّقَ دُونَ الْوَاسِعِ وَالْمُفَسِّرُ لِهَذَيْنِ الْخَبَرَيْنِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 765: Muhammad bin Abdullah bin Bazi' mengabarkan kepada kami. Abu Bahr Abdurrahman bin Utsman Al Bakrawi menceritakan kepada kami, Said bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, Ayub menceritakan kepada kami dari Nafi', ia berkata, "Ibnu Umar melihatku sementara aku sedang melaksanakan shalat dengan menggunakan satu baju. Ibnu Umar berkata, 'Bukankah aku telah memberimu dua pakaian?' la berkata, 'Yah!' Ibnu Umar bertanya, 'Bagaimana pendapatmu seandainya aku mengutusmu untuk suatu kebutuhan apakah engkau akan berangkat dengan satu pakaian?' Aku katakan, Tidak.' Ia berkata, 'Allah lebih berhak untuk diberikan hiasan.' Lalu Umar berkata, 'Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila salah seorang dari kalian hanya memiliki satu pakaian, maka ikatlah pinggangnya dan janganlah menyelimuti diri seperti orang Yahudi'." Abu Bakar berkata, “Hadits ini bersifat global tidak dijelaskan. Nabi menginginkan pakaian yang diperintahkan untuk diikat pada pinggangnya adalah pakaian yang sempit bukan yang longgar. Hal ini menjelaskan dua hadits ini.“
Hadits No. : 766
صحيح ابن خزيمة ٧٦٦: قَالَ: وَهُوَ مَا حَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا سُرَيْجٌ بْنُ النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ، أَنَّهُ أَتَى جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، هُوَ وَنَفَرٌ قَدْ سَمَّاهُمْ، فَلَمَّا دَخَلْنَا عَلَيْهِ وَجَدْنَاهُ يُصَلِّي فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ مُلْتَحِفًا بِهِ قَدْ خَالَفَ بَيْنَ طَرَفَيْهِ، وَرِدَاؤُهُ قَرِيبٌ مِنْهُ لَوْ تَنَاوَلَهُ أَبْلَغَهُ قَالَ: فَلَمَّا سَلَّمَ سَأَلْنَاهُ عَنْ صَلَاتِهِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، فَقَالَ: أَفْعَلُ هَذَا لِيَرَانِي الْحَمْقَى أَمْثَالُكُمْ فَيُفْشُوَ عَنْ جَابِرٍ رُخْصَةٌ رَخَّصَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنِّي خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ، فَجِئْتُهُ لَيْلَةً لِبَعْضِ أَمْرِي فَوَجَدْتُهُ يُصَلِّي وَعَلَيَّ ثَوْبٌ وَاحِدٌ قَدِ اشْتَمَلْتُ بِهِ وَصَلَّيْتُ إِلَى جَنْبِهِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: «مَا السُّرَى يَا جَابِرُ؟» فَأَخْبَرْتُهُ بِحَاجَتِي فَلَمَّا فَرَغْتُ قَالَ: «يَا جَابِرُ مَا هَذَا الِاشْتِمَالُ الَّذِي رَأَيْتُ؟» فَقُلْتُ: كَانَ ثَوْبًا وَاحِدًا ضَيِّقًا، فَقَالَ: «إِذَا صَلَّيْتَ وَعَلَيْكَ ثَوْبٌ وَاحِدٌ فَإِنْ كَانَ وَاسِعًا فَالْتَحِفْ بِهِ، وَإِنْ كَانَ ضَيِّقًا فَاتَّزِرْ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 766: Ia berkata, itu adalah apa yang telah Muhammad bin Rafi' ceritakan kepada kami, Syuraij menceritakan kepada kami dan An-Nu'man, Fulaih bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Said bin Al Harits; Jabir bin Abdullah datang, ia dan sekelompok orang sudah masyhur, ketika kami menemuinya, kami menjumpainya sedang melaksanakan shalat mengenakan satu baju yang diselimuti. Ia telah membedakan kedua ujungnya dan selendangnya dekat sekali dengannya. Apabila ia selesai, aku pasti akan menyampaikan kepadanya. Ia berkata, “Setelah ia mengucapkan salam, maka kami menanyakan mengenai shalatnya dengan satu pakaian.” Jabir berkata, “Aku melakukan hal ini agar orang yang dungu seperti kalian dapat melihatku.” Kemudian tersebar berita dari Jabir bahwa terdapat keringanan hukum yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya aku pernah beberapa kali pergi bersama Rasulullah. Aku pernah mendatangi Rasulullah di malam hari untuk beberapa urusan. Aku menjumpai beliau sedang melaksanakan shalat dan aku hanya mengenakan satu pakaian yang menutupi kemudian aku melaksanakan shalat di sisi beliau, ketika selesai, beliau bertanya, 'Apa ada hal yang rahasia wahai jabir?’ Kemudian aku memberitahukan keperluanku, ketika selesai, Rasulullah bertanya, “Wahai jabir engkau menyelimuti tubuhmu seperti yang aku lihat ini?’ Aku menjawab, 'Ini adalah satu pakaian yang sempit. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila engkau shalat dan engkau hanya memiliki satu pakaian, dan apabila ia longgar, maka selimutkanlah dan apabila sempit, maka berilah kancing'. ” 921
Hadits No. : 767
صحيح ابن خزيمة ٧٦٧: أنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِيُّ، سَمِعَهُ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ مَيْمُونَةَ قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُصَلِّي وَعَلَيَّ مِرْطٌ، عَلَيَّ بَعْضُهُ وَعَلَيْهِ بَعْضٌ، وَأَنَا حَائِضٌ» الْمِرْطُ أَكْسِيَةٌ مِنْ صُوفٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 767: Abdullah bin Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Abu Ishaq Asy-Syaibani menceritakan kepada kami, ia mendengar hadits dari Abdullah bin Syaddad dari Maimunah, ia berkata, “Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat menggunakan satu pakaian dari wol sebagiannya ada padaku dan sebagian yang lain pada beliau, sementara aku dalam keadaan haid.” 922 Al Marath adalah pakaian wol.
Hadits No. : 768
صحيح ابن خزيمة ٧٦٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ، نا سَعِيدٌ، ح وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ فَلْيَشُدَّهُ عَلَى حَقْوِهِ، وَلَا تَشْتَمِلُوا كَاشْتِمَالِ الْيَهُودِ» هَذَا حَدِيثُ ابْنِ أَبِي صَفْوَانَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 768: Muhammad bin Abu Sufyan Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, Sa’id bin Amir menceritakan kepada kami, Sa'id mengabarkan kepada kami, Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abdul Wahab bin Atha' menceritakan kepada kami dari Said dari Ayub dari Nafi’ dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian mengenakan satu pakaian, maka ikatlah di atas pinggangnya dan janganlah mengenakannya seperti orang Yahudi.” Ini adalah hadits Ibnu Abu Sufwan.
Hadits No. : 769
صحيح ابن خزيمة ٧٦٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ الْعَطَّارُ، نا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: «صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِ أُمِّ سَلَمَةَ فِي ثَوْبٍ مُشْتَمِلًا بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 769: Abdul Jabar bin Al Ala' Al Aththar mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Hisyam, dari ayahnya, dari Umar bin Salamah, ia berkata, ''Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat di kediaman Ummi Salamah dengan mengenakan satu pakaian.”
Hadits No. : 77
صحيح ابن خزيمة ٧٧: نا أَبُو غَسَّانَ مَالِكُ بْنُ سَعْدٍ الْقَيْسِيُّ، نا رَوْحٌ يَعْنِي ابْنَ عِبَادَةَ، ثنا أَبُو عَامِرٍ الْخَزَّازُ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُوتِرْ؛ فَإِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ، أَمَا تَرَى السَّمَوَاتِ سَبْعًا، وَالْأَرْضَ سَبْعًا، وَالطَّوَافَ سَبْعًا» وَذَكَرَ أَشْيَاءَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 77: Abu Ghassan Malik bin Sa'd Al Qaisi mengabarkan kepada kami, Rauh —maksudnya adalah Ibnu Ubadah— mengabarkan kepada kami, Abo Amir Al Kbazzaz menceritakan kepada kami dari Atha' dai Abo Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila salah seorang di antara kamu bersuci dengan batu, ganjilkanlah Jumlahnya, karena Allah itu ganjil, menyukai yang ganjil Tidakkah kau lihat langit itu tujuh, bumi tujuh dan thawaf tujuh kali?" Belian menyebut beberapa lagi. 180. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Dha'if. Ath Thabrani Meriwayatkannya di Dalam Al Awsath, Dan Rijalnya Rijal Ash Shahih Sebagaimana di Dalam Majmu' Az Zawaid (1/211). Saya Berkata: Tetapi Abu 'Amir Al Khazzaz -Namanya Shalih bin Rustam Al Mazani- Berkata di Dalam At Taqrib: Jujur Banyak Salah.,
Hadits No. : 770
صحيح ابن خزيمة ٧٧٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ أَبِي سَلَمَةَ، أَخْبَرَهُ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُصَلِّي فِي ثَوْبٍ مُشْتَمِلًا بِهِ فِي بَيْتِ أُمِّ سَلَمَةَ وَاضِعًا طَرَفَيْهِ عَلَى عَاتِقَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 770: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraih mengabarkan kepada kami, Abu Usamah mengabarkan kepada kami dari Hisyam dari ayahnya, sesungguhnya Umar bin Abu Salamah mengabarkan hadits kepadanya, ia berkata, “Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat menggunakan satu kain yang menselimuti dirinya di kediaman Ummu Salamah; dengan meletakkan kedua ujungnya pada kedua bahunya."925
Hadits No. : 771
صحيح ابن خزيمة ٧٧١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، نا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ الْمُبَارَكِ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ ذَكْوَانَ، عَنْ سُلَيْمَانَ الْأَحْوَلِ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «نَهَى عَنِ السَّدْلِ فِي الصَّلَاةِ، وَأَنْ يُغَطِّيَ الرَّجُلُ فَاهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 771: Muhammad bin Isa mengabarkan kepada kami, Abdullah —ia adalah Ibnu Al Mubarak— mengabarkan kepada kami dari Al Hasan bin Dzakwan dari Sulaiman Al Ahwal dari Atha' dari Abu Hurairah; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang menurunkan pakaiannya saat shalat dan melarang seorang laki-laki menutupi mulutnya.924
Hadits No. : 772
صحيح ابن خزيمة ٧٧٢: نا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ الشَّيْبَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ مَرْثَدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، عَنْ عُمَرَ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «صَلَّى فِي فَرُّوجٍ مِنْ حَرِيرٍ، ثُمَّ لَمْ يَلْبَثْ أَنْ نَزَعَهُ» هَكَذَا حَدَّثَنَا بِهِ الشَّيْبَانِيُّ قَالَ: عَنْ عُمَرَ، وَهُوَ وَهْمٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 772: Umar bin Hafsh Asy-Syaibani mengabarkan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, dari Abdul Hamid bin Ja'far, dari Yazid bin Abu Hubaib, dari Martsad bin Abdullah, dari Uqbah bin Amir, dari Umar, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat menggunakam pakaian dari sutera kemudian tidak lama beliau pun melepasnya”925 Demikianlah Asy-Syaibani menceritakan hadits kepada kami. Ia berkata, “Dari Umar dan ia masih meragukan.”
Hadits No. : 773
صحيح ابن خزيمة ٧٧٣: قَالَ: وَحَدَّثَنَا بِهِ بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَمْ يَذْكُرَا عُمَرَ هَذَا هُوَ الصَّحِيحُ، وَذِكْرُ عُمَرَ فِي هَذَا الْخَبَرِ وَهْمٌ، وَإِنَّمَا الصَّحِيحُ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 773: Abu Bakar berkata, Dengannya Bundar menceritakan kepada kami beserta Abu Musa, keduanya berkata, dari Uqbah bin Amir, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam...” Keduanya tidak menyebutkan Umar.” Ini adalah redaksi hadits yang shahih dan di dalam hadits ini terdapat perawi yang diragukan. Hadits yang shahih berasal dari Uqbah bin Amir yang tertulis, “Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 774
صحيح ابن خزيمة ٧٧٤: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ أَبُو الْوَلِيدِ، وَالْحَجَّاجُ بْنُ الْمِنْهَالِ قَالَا: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ الْحَارِثِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ امْرَأَةٍ قَدْ حَاضَتْ إِلَّا بِخِمَارٍ» حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَتْنِي أُمِّي، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: لَا يَنْبَغِي لِامْرَأَةٍ أَنْ تُصَلِّيَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ هُوَ الْخَرَّاطُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 774: Hisyam bin Abdul Malik Abui Walid dan Al Hajjaj bin Al Minhal menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Hamad bin Salmah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Muhammad bin Sirrin, Dari Safiyah binti Al Harits dari Aisyah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah SWT tidak menerima shalat seorang wanita yang telah haid kecuali dengan mengenakan khimar."926 Bundar menceritakan kepada kami Yahya menceritakan kepada kami, Hamid bin Abdullah menceritakan kepada kami, Ibuku menceritakan kepadaku dari Aisyah, sesungguhnya Aisyah berkata, “Seorang wanita tidak diperkenankan shalat....”927 Abu Bakar berkata, “Hamid bin Abdullah adalah Pembohong.”
Hadits No. : 775
صحيح ابن خزيمة ٧٧٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرٌو، وَابْنُ لَهِيعَةَ، وَاللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَكَمِ، أَخْبَرَنَا أَبِي وَشُعَيْبٌ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، وَحَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، كُلُّهُمْ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ سُوَيْدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ: سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ يَقُولُ: سَأَلْتُ أُمَّ حَبِيبَةَ، هَلْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي الثَّوْبِ الَّذِي يُجَامِعُهَا فِيهِ؟ قَالَتْ: «نَعَمْ، إِذَا لَمْ يَرَ فِيهِ أَذًى» وَقَالَ ابْنُ الْحَكَمِ، وَالْفَضْلُ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ. وَفِي حَدِيثِ ابْنِ إِسْحَاقَ: فِي الثَّوْبِ الَّذِي يُضَاجِعُكِ فِيهِ؟
Shahih Ibnu Khuzaimah 775: Yunus bin Abdul A'la mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amr dan Ibnu Luhi'ah serta Al-Laits bin Sa'd mengabarkan kepadaku, Ha’, Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam menceritakan kepada kami, ayahku dan Syuaib mengabarkan kepada kami, keduanya berkata Al- Laits bin Sa'd mengabarkan kepada kami, Ha', Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abui Walid menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'd menceritakan kepada kami, Al Fadl bin Ya'kub Al Jazari menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, semuanya dari Yazid bin Abu Hubaib dari Suaid bin Qais dari Muawiyah bin Hudaiz, ia berkata, Aku mendengar Muawiyah bin Abu Sufyan berkata, “Aku bertanya kepada Ummu Habibah, 'Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat dengan mengenakan pakaian yang telah digunakan untuk berhubungan intim?” Ia menjawab, 'Ya! Apabila tidak terlihat kotoran di dalamnya'. ” Ibnu Al Hakam Al Fadl dan Yahya bin Hakim berkata, dari Muawiyah bin Abu Sufyan, dalam hadits Ibnu Ishaq, pada pembahasan tentang pakaian yang telah digunakan berhubungan intim (92-ba)
Hadits No. : 776
صحيح ابن خزيمة ٧٧٦: نا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ مُوسَى بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: سَمِعْتُ سَلَمَةَ بْنَ الْأَكْوَعِ يَقُولُ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَكُونُ فِي الصَّيْدِ فَتَحْضُرُ الصَّلَاةُ وَعَلَيَّ قَمِيصٌ قَالَ: «شُدَّهُ وَلَوْ بِشَوْكَةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 776: Nashr bin Ali mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad bin Ad-Darawardi mengabarkan kepada kami, dari Musa bin Ibrahim, ia berkata, aku mendengar Salamah bin Al Akwa' berkata: Aku katakan, “Wahai Rasulullah Aku sedang berburu kemudian tiba waktu shalat dan aku hanya memiliki baju kurung", Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ikatlah walaupun dengan duri.”928
Hadits No. : 777
صحيح ابن خزيمة ٧٧٧: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَدَنِيُّ، حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْتُ: أَكُونُ فِي الصَّيْدِ وَلَيْسَ عَلَيَّ إِلَّا قَمِيصٌ وَاحِدٌ أَوْ جُبَّةٌ وَاحِدَةٌ فَأَزُرُّهُ؟ قَالَ: «نَعَمْ وَلَوْ بِشَوْكَةٍ» قَالَ مَرَّةً: فَقَالَ: «زُرَّهُ وَلَوْ بِشَوْكَةٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: مُوسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ هَذَا هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ، هَكَذَا نَسَبَهُ عَطَّافُ بْنُ خَالِدٍ، وَأَنَا أَظُنُّهُ ابْنَ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَعْمَرِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ، أَبُوهُ إِبْرَاهِيمُ هُوَ الَّذِي ذَكَرَهُ شُرَحْبِيلُ بْنُ سَعْدٍ أَنَّهُ دَخَلَ وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَعْمَرِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ عَلَى جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ فِي حَدِيثٍ طَوِيلٍ ذَكَرَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 777: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad Al Madani menceritakan kepada kami, Musa bin Ibrahim menceritakan kepadaku, dari Salamah bin Al Akwa', ia berkata: Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam , “Aku katakan, 'Aku sedang berburu dan aku tidak memiliki pakaian kecuali satu pakaian kurung atau satu jubah, apakah aku harus memberikan kancing.' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ya! Walaupun dengan duri’.” 929 Murrah berkata: ia berkata, “Kancingilah, walaupun dengan duri.” Abu Bakar berkata, “Musa bin Ibrahim adalah Ibnu Abdurrahman bin Abdullah bin Abu Rabiah. Demikianlah nasabnya pada Athaf bin Khalid. Aku mengira ia adalah Ibnu Ibrahim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Ma'mar bin Abu Rabiah. Ayahnya adalah Ibrahim. Disebutkan oleh Syurahbil bin Sa'd bahwa ia dan Ibrahim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Ma'mar bin Abu Rabi'ah menemui Jabir bin Abdullah mengenai hadits yang panjang yang ia sebutkan.
Hadits No. : 778
صحيح ابن خزيمة ٧٧٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ صَالِحٍ الثَّقَفِيُّ، نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، نا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ قَالَ: رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ «يُصَلِّي مَحْلُولٌ أَزْرَارُهُ» ، فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 778: Muhammad bin Yahya, mengabarkan kepada kami Sufyan bin Shalih Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim mengabarkan kepada kami, Zuhair bin Muhammad menceritakan kepada kami, Zaid bin Aslam mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Aku melihat Ibnu Umar melaksanakan shalat dengan pakaian terkancing. Aku bertanya kepadanya mengenai hal itu, ia berkata 'Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukannya'."
Hadits No. : 779
صحيح ابن خزيمة ٧٧٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، بِهَذَا مِثْلَهُ، غَيْرُ أَنَّهُ لَمْ يَقُلْ: فَسَأَلْتُهُ، وَقَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُصَلِّي مَحْلُولَ الْأَزْرَارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 779: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Sulaiman bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Al Walid menceritakan kepada kami dengan hadits yang semisalnya, hanya saja ia tidak mengatakan, “Aku bertanya kepadanya", tetapi ia mengatakan, “Aku melihat Rasulullah melaksanakan shalat dengan pakaian terkancing.”
Hadits No. : 78
صحيح ابن خزيمة ٧٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، نا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الدَّسْتُوَائِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ، وَإِذَا أَتَى الْخَلَاءَ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا تَمَسَّحَ فَلَا يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 78: Muhammad bin Abdul A‘la Ash-Shan’ani mengabarkan kepada kami, Bisyr bin Al Mufadhdhal mengabarkan kepada kami, Hisyam bin Abu Abdullah Ad-Dastawa'i mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya, Abu Qatadah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila salah seorang di antara kamu minum, janganlah ia bernafas dalam tempat minum itu, bila ia ke kamar kecil untuk buang hajat, janganlah ia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan dan bila ia mengusap dengan batu, janganlah ia mengusap dengan tangan kanannya."181
Hadits No. : 780
صحيح ابن خزيمة ٧٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ الْحَدَّادِيُّ، أَخْبَرَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ، نا شَيْبَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى صَلَاةِ رَجُلٍ يَجُرُّ إِزَارَهُ بَطَرًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدِ اخْتَلَفُوا فِي هَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ بَعْضُهُمْ: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ خَرَّجْتُ هَذَا الْبَابَ فِي كِتَابِ اللِّبَاسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 780: Muhammad bin Khalaf Al Haddadi mengabarkan kepada kami, Muawiyah bin Hisyam mengabarkan kepada kami, Syaiban bin Abdurrahman mengabarkan kepada kami, dari Yahya bin Katsir, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Tsuaban, dari Abdullah bin Umar, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berabda, “Allah SWT tidak melihat shalat seorang laki-laki yang menarik (menjulurkan) sarungnya secara sombong. ”930 Abu Bakar berkata, “Para Ulama berselisih pendapat mengenai sanad ini. Sebagian mereka berkata dari Abdullah bin Umar. Aku meriwayatkan masalah dalam bab ini pada pembahasan tentang pakaian.”
Hadits No. : 781
صحيح ابن خزيمة ٧٨١: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةٍ، وَلَا أَكُفَّ شَعَرًا وَلَا ثَوْبًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 781: Bisyr bin Muadz Al Aqadi mengabarkan kepada kami, Abu Awanah mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Dinar, dari Thawus, dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku diperintahkan untuk sujud dengan tujuh anggota badan dan aku tidak memasukkan rambut dan baju.'931
Hadits No. : 782
صحيح ابن خزيمة ٧٨٢: نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، أنا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، وَعَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «كَانَ يَحْمِلُ بِنْتَ أَبِي الْعَاصِ عَلَى عُنُقِهِ فِي الصَّلَاةِ، فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 782: Yahya bin Sa’id mengabarkan kepada kami, Ibnu Ajian memberitahukan kepada kami, dari Sa'id, dari Amr bin Salim, dari Abu Qatadah, dari Amir bin Abdullah bin Zubair, dari Amr bin Salim Abu Qatadah bin Rafi; Sesungguhnya Rasulullah pernah membawa anak perempuan Abu Al Ash di lehernya di saat beliau shalat. Apabila beliau sujud, maka beliau meletakkannya dan apabila beliau bangun, beliau membawanya. 932
Hadits No. : 783
صحيح ابن خزيمة ٧٨٣: قَالَ: وَحَدَّثَنَا بِهِ الدَّوْرَقِيُّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ: «وَهُوَ يَحْمِلُ بِنْتَ زَيْنَبَ عَلَى عُنُقِهِ فَيَؤُمُّ النَّاسَ، فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 783: Abu Bakar berkata, Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami dengan sanad ini, ia berkata, “Rasulullah membawa anak perempuan Zaenab di atas pundak beliau kemudian beliau mengimami orang-orang. Apabila beliau ruku, maka beliau meletakkannya dan apabila beliau bangun, maka beliau membawanya.” 933
Hadits No. : 784
صحيح ابن خزيمة ٧٨٤: نا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَاقَ يُحَدِّثُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدٌ وَحَوْلَهُ نَاسٌ مِنْ قُرَيْشٍ إِذْ جَاءَ عُقْبَةُ بْنُ أَبِي مُعَيْطٍ بِسَلَى جَزُورٍ فَقَذَفَهُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ يَرْفَعْ رَأْسَهُ فَجَاءَتْ فَاطِمَةُ فَأَخَذَتْهُ مِنْ ظَهْرِهِ وَدَعَتْ عَلَى مَنْ صَنَعَ ذَلِكَ، فَقَالَ: " اللَّهُمَّ عَلَيْكَ الْمَلَأَ مِنْ قُرَيْشٍ، أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ، وَعُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ، وَشَيْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ، وَعُقْبَةَ بْنَ أَبِي مُعَيْطٍ، وَأُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ، أَوْ أُبَيَّ بْنَ خَلَفٍ - شُعْبَةُ الشَّاكُّ - قَالَ: «فَلَقَدْ رَأَيْتُهُمْ قُتِلُوا يَوْمَ بَدْرٍ وَأُلْقُوا فِي بِئْرٍ غَيْرَ أَنَّ أُمَيَّةَ أَوْ أُبِيَّ تَقَطَّعَتْ أَوْصَالُهُ فَلَمْ يُلْقَ فِي الْبِئْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 784: Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami —ia adalah Ibnu Ja'far—, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Abu Ishaq menceritakan hadits dari Amr bin Maimun dari Abdullah, ia berkata, “Di saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan sujud dan disekitamya terdapat kaum Quraisy tiba-tiba datang Uqbah bin Abu Muith dengan membawa kotoran unta, kemudian ia melemparkannya kepada Rasulullah dan beliau tidak mengangkat kepalanya. Kemudian Fathhnah datang dan mengambil kotoran tersebut dari punggung Rasulullah dan ia memanggil-manggil orang yang melakukan itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ya Allah Berilah malapetaka pada sekelompok orang Quraisy yaitu Abu Jahl bin Hisyam, Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabiah, Uqbah bin Abu Muith, Umayah bin Khalaf atau Ubaiy bin Khalaf yaitu Syu'bah Asyak’ Ia berkata, 'Aku melihat mereka terbunuh saat perang badar dan jasadnya ditempatkan di sebuah sumur hanya saja Umayah atau Ubay tubuhnya terpotong- potong sehingga tidak dibuang ke sumur tersebut'.” 934
Hadits No. : 785
صحيح ابن خزيمة ٧٨٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُقَيْلٍ، نا حَفْصٌ، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ، عَنِ ابْنِ الْحَجَّاجِ، عَنْ أَبِي نَعَامَةَ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَخَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ، فَلَمَّا رَأَى الْقَوْمُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ خَلَعُوا نِعَالَهُمْ، فَلَمَّا انْفَتَلَ قَالَ لَهُمْ: «مَا شَأْنُكُمْ خَلَعْتُمْ نِعَالَكُمْ؟» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْنَاكَ خَلَعْتَ نَعْلَيْكَ، فَخَلَعْنَا نِعَالَنَا، فَقَالَ: «أَتَانِي آتٍ فَحَدَّثَنِي أَنَّ فِي نَعْلِي أَذًى فَخَلَعْتُهُمَا، فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَنْظُرْ فَإِذَا رَأَى فِي نَعْلَيْهِ قَذَرًا فَلْيَمْسَحْهُمَا بِالْأَرْضِ ثُمَّ يُصَلِّي فِيهِمَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 785: Muhammad bin Uqail mengabarkan kepada kami, Hafsh mengabarkan kepada kami, Ibrahim menceritakan kepadaku, dari Abu Hajjaj, dari Abu Na'amah, dari Abu Nadrah, dari Abu Said Al Khudri, sesungguhnya ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat bersama kami di suatu hari, lalu beliau melepas kedua sandalnya dan meletakkannya di sisi kiri beliau. Kaum Quraisy ketika melihat Rasulullah telah melepas kedua sandalnya, mereka juga melepas sandal mereka. Ketika selesai shalat, Rasulullah bertanya kepada mereka, 'Mengapa kalian melepas sandal kalian?' Mereka menjawab, 'Wahai Rasulullah! kami melihat engkau melepas kedua sandal lalu kami juga melepas sandal kami.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tadi ada seseorang datang kepadaku memberitaku kepadaku bahwa terdapat kotoran pada sandalku lalu aku melepas keduanya. Apabila salah seorang dari kalian masuk di dalam masjid, maka lihatlah apabila ia melihat kotoran pada kedua sandalnya, maka usaplah dengan tanah kemudian shalatlah dengan mengenakan keduanya." 935
Hadits No. : 786
صحيح ابن خزيمة ٧٨٦: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، ح وَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، أنا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، كُلُّهُمْ عَنِ الْأَعْمَشِ ح وَحَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، أنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ» قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى» قَالَ: قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ «أَرْبَعُونَ سَنَةً، ثُمَّ أَيْنَ مَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ فَصَلِّ، فَهُوَ مَسْجِدٌ» هَذَا حَدِيثُ أَبِي مُعَاوِيَةَ، وَمَعْنَى حَدِيثِهِمْ كُلُّهُ سَوَاءٌ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَخْبَارُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: جُعِلَتْ لَنَا الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدًا وَطَهُورًا مِنْ هَذَا الْبَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 786: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami (Ha') Bundar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami dari Syu’bah (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki’ mengabarkan kepada kami dari Sufyan, semuanya dari Al A’masy (Ha") Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Abu Mua’wiyah mengabarkan kepada kami dari Al A’masy, dari Ibrahim At-kami, dari ayahnya, dari Abu Dzar, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, masjid apa yang pertama kali di bangun di muka bumi?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram.' Kemudian aku bertanya lagi, ‘Lalu masjid apa?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Aqsha’.” Ia lanjut berkata: Kemudian aku bertanya, “Berapa tahun jarak antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun, kemudian dimana saja kamu berada dan waktu shalat tiba maka shalatlah, karena sesungguhnya ia adalah masjid," Ini adalah hadits riwayat Abu Mu’awiyah dan semua hadits-hadits mereka maksudnya sama. Abu Bakar berkata, “Hadits Nabi yang menjelaskan tentang semua tempat di muka bumi dijadikan masjid dan tempat yang suci bagi kita berasal dari bab ini.”
Hadits No. : 787
صحيح ابن خزيمة ٧٨٧: حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، حَدَّثَنَا أَبُو التَّيَّاحِ الضُّبَعِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ يُصَلِّي حَيْثُ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ، فَيُصَلِّي فِي مَرَابِضِ الْغَنَمِ، ثُمَّ أَمَرَ بِالْمَسْجِدِ قَالَ: فَأَرْسَلَ إِلَى مَلَأٍ مِنْ بَنِي النَّجَّارِ فَجَاءُوا، فَقَالَ: «يَا بَنِي النَّجَّارِ، ثَامِنُونِي بِحَائِطِكُمْ هَذَا» ، فَقَالُوا: لَا وَاللَّهِ مَا نَطْلُبُ ثَمَنَهُ إِلَّا مِنَ اللَّهِ قَالَ أَنَسٌ فِيهِ قُبُورُ الْمُشْرِكِينَ، وَكَانَتْ فِيهِ خَرِبٌ وَكَانَ فِيهِ نَخْلٌ قَالَ: فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بِقُبُورِ الْمُشْرِكِينَ فَنُبِشَتْ، وَبِالْخِرَبِ فَسُوِّيَتْ، وَبِالنَّخْلِ فَقُطِعَ قَالَ فَصَفُّوا النَّخْلَ قِبْلَةَ الْمَسْجِدِ، وَقَالَ: «اجْعَلُوا عِضَادَتَيْهِ حِجَارَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 787: Imran bin Musa Al Qazzaz menceritakan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami, Abu At-Tayyah Adh-Dhubba’i menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata, “Ketika Rasulullah tiba di Madinah, beliau shalat di tempat dimana waktu shalat tiba, sampai-sampai beliau shalat di kandang kambing lalu beliau memerintahkan untuk membangun masjid.” Ia lanjut berkata, “Lalu diutus utusan kepada pemuka-pemuka bani Najjar dan mereka pun datang. Maka beliau berkata, ‘Wahai bani Najjar, juallah kebun kamu ini kepadaku?’ Mereka menjawab, ‘Tidak, demi Allah kami tidak meminta balasannya kecuali pahala dari Allah’.” Anas berkata, “Di dalamnya terdapat kuburan orang-orang musyrikin, reruntuhan, dan pohon kurma”. Anas mengatakan bahwa Rasulullah memerintahkan untuk menggali kuburan kaum musyrikin, maka digalilah kuburan tersebut, lalu reruntuhan tersebut diratakan dan pohon-pohon kurma ditebang. Beliau bersabda, "Bariskanlah pohon kurma untuk dijadikan sebagai kiblat masjid,” dan beliau bersabda, “Jadikanlah bebatuan pada kedua sisinya”
Hadits No. : 788
صحيح ابن خزيمة ٧٨٨: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ، وَمَنْ يَتَّخِذُ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 788: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami. Husain bin Ali menceritakan kepada kami dari Za'idah, dari Ashim bin Abu An-Nujud. dari Syaqiq, dari Abdullah. ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya seburuk-buruknya manusia adalah orang yang menjumpai Hari Kiamat sedangkan dirinya masih hidup serta orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid’."
Hadits No. : 789
صحيح ابن خزيمة ٧٨٩: أنا بُنْدَارٌ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالَا: حَدَّثَنَا يَحْيَى، أنا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ وَقَالَ بُنْدَارٌ عَنْ هِشَامٍ، أَخْبَرَنِي أَبِي، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ، وَأَمَّ حَبِيبَةَ ذَكَرَتَا كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا فِي الْحَبَشَةِ، فِيهَا تَصَاوِيرُ، فَذَكَرَتَا ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ، أُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 789: Bundar dan Yahya bin Hakim mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Yahya menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah mengabarkan kepada kami —sedangkan Bundar menyebutkan dari Hisyam—, ayahku mengabarkan kepadaku dari Aisyah bahwa Ummu Salamah dan Ummu Habibah menyebutkan bahwa gereja di Habasyah terdapat lukisan-lukisan di dalamnya, lalu keduanya menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda, "Yang mereka lakukan itu adalah jika di antara mereka terdapat orang shalih maka mereka mendirikan masjid di atas kuburnya lalu mereka membuat lukisan-lukisan tersebut, dan mereka itulah seburuk-buruknya makhluk di sisi Allah."
Hadits No. : 79
صحيح ابن خزيمة ٧٩: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، وَحَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا عَمْرٌو يَعْنِي ابْنَ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، حَدَّثَنِي يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ، وَلَا يَسْتَنْجِ بِيَمِينِهِ، وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ» هَذَا حَدِيثُ عَمْرِو بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ فِي كُلِّهَا: عَنْ عَنْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 79: Ali bin Hujr mengabarkan kepada kami, Ibnu Al Mubarak mengabarkan kepada kami dari Al Auza’i; dan Nashr bin Marzuq Al Mishri menceritakan kepada kami, Amr —maksudnya adalah Ibnu Abu Salamah— menceritakan kepada kami dari Al Auza’i, Yahya —maksudnya Ibnu Abu Katsir— menceritakan kepadaku, Abdullah bin Abu Qatadah Al Anshari menceritakan kepadaku, ia berkata, “Ayahku menceritakan kepadaku, bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila salah seorang di antara kamu buang air kecil, janganlah ia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan, jangan bersuci (cebok) dengan tangan kanannya, dan jangan bernafas di tempat minum."182 Ini adalah hadits Amr bin Abu Salamah. Ali bin Hujr berkata dalam keseluruhan sanad, “’Dari, dari.”
Hadits No. : 790
صحيح ابن خزيمة ٧٩٠: أنا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ أَبُو عَمَّارٍ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، ح وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 790: Al Husain bin Huraits Abu Ammar mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi menceritakan kepada kami dari Amr bin Yahya (Ha') Bisyir bin Mu’adz menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, Amr bin Yahya Al Anshari menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Semua tempat di muka bumi adalah masjid kecuali kamar mandi dan kuburan."
Hadits No. : 791
صحيح ابن خزيمة ٧٩١: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْفَضْلِ، ثنا عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 791: Bisyir bin Mu’adz menceritakan kepada kami, Bisyir bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, Ammarah bin Ghazyah menceritakan kepada kami dari Yahya bin Ammarah Al Anshari, dari Abu Sa’id, dari Nabi dengan redaksi yang serupa.
Hadits No. : 792
صحيح ابن خزيمة ٧٩٢: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ حُرَيْثٍ، ثنا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ يَقُولُ: حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَنَّهُ سَمِعَ وَاثِلَةَ بْنَ الْأَسْقَعِ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا مَرْثَدٍ الْغَنَوِيَّ يَقُولُ: لَا تَجْلِسُوا عَلَى الْقُبُورِ، وَلَا تُصَلُّوا إِلَيْهَا " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَدْخَلَ ابْنُ الْمُبَارَكِ بَيْنَ بُسْرِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ وَبَيْنَ وَاثِلَةَ أَبَا إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيَّ فِي هَذَا الْخَبَرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 792: Al Hasan bin Huraits menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Abdurrahman bin Yazid bin Jabir menceritakan, Busr bin Ubaidullah menceritakan kepada kami bahwa ia mendengar Watsilah bin Al Asqa’ Al Laitsi mengatakan, [Aku mendengar Abu Martsad Al Ghanawi berkata], “Janganlah duduk di atas kuburan dan jangan pula shalat menghadapnya." Abu Bakar berkata, “Ibnu Mubarak menyebutkan Abu Idris Al Khaulani antara Busr bin Ubaidullah dan Watsilah dalam hadits ini."
Hadits No. : 793
صحيح ابن خزيمة ٧٩٣: حَدَّثَنَاهُ بُنْدَارٌ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا إِدْرِيسَ قَالَ: سَمِعْتُ وَاثِلَةَ بْنَ الْأَسْقَعِ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا الْمَرْثَدِ الْغَنَوِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 793: Bundar meriwayatkannya kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Yazid, Busr bin Ubaidullah menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Abu Idris menceritakan, aku mendengar Watsilah bin Al Asqa’ berkata: Aku mendengar Abu Al Martsad Al Ghanawi berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda seperti hadits tersebut."
Hadits No. : 794
صحيح ابن خزيمة ٧٩٤: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ح وَحَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَنْصُورٍ السُّلَمِيُّ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا هِشَامٌ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانٍ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ وَهُوَ ابْنُ عَيَّاشٍ عَنْ هِشَامٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا لَمْ تَجِدُوا إِلَّا مَرَابِضَ الْغَنَمِ، وَمَعَاطِنَ الْإِبِلِ فَصَلُّوا فِي مَرَابِضِ الْغَنَمِ، وَلَا تُصَلُّوا فِي مَعَاطِنِ الْإِبِلِ» وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُصَلُّوا فِي أَعْطَانِ الْإِبِلِ، وَصَلَّوْا فِي مَرَابِضِ الْغَنَمِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 794: Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami (Ha') Ismail bin Bisyir bin Manshur As-Sulami menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami (Ha') Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu KhaJid menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Hassan (Ha') Muhammad bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami dari Abu Bakar —yaitu Ibnu Ayyasy,— dari Hisyam, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika engkau tidak mendapatkan tempat kecuali kandang kambing dan tempat menderumnya unta, maka shalatlah di kandang kambing dan janganlah shalat di tempat menderumnya (93- Ba') unta” Muhammad bin Al Ala' berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Janganlah kamu shalat di tempat menderumnya unta dan shalatlah kamu di kandang kambing’.
Hadits No. : 795
صحيح ابن خزيمة ٧٩٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ، نا يَحْيَى، عَنْ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 795: Muhammad bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Abu Bakar, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan redaksi yang sama.
Hadits No. : 796
صحيح ابن خزيمة ٧٩٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّمَا صَلَّى عَلَى الْمَكَانِ الَّذِي يُجَامِعُ عَلَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 796: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam bin Abban menceritakan kepadaku, Ayahku menceritakan kepadaku dari Ikrimah, dari bin Abbas, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat di tempat yang pernah digunakan untuk berjimak.”
Hadits No. : 797
صحيح ابن خزيمة ٧٩٧: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، حَدَّثَنَا عُقْبَةُ يَعْنِي ابْنَ خَالِدٍ السَّكُونِيَّ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ رَكَزَ الْحَرْبَةَ يُصَلِّي إِلَيْهَا " وَقَالَ الْأَشَجُّ: إِنَّهُ كَانَ يَرْكُزُ الْحَرْبَةَ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَلَمْ يَزِدْ عَلَى هَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 797: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami (Ha') Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Uqbah —yaitu Ibnu Khalid As-Sukuni— menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami, Nafi’ mengabarkan kepadaku dari Ibnu Umar, dari Nabi bahwa beliau pernah menancapkan tombak di hadapannya sambil shalat menghadapnya. Al Asyaj mengatakan bahwa beliau hanya menancapkan tombak di hadapannya dan tidak lebih dari itu.
Hadits No. : 798
صحيح ابن خزيمة ٧٩٨: نا الْأَشَجُّ، ثنا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُرْكَزُ لَهُ الْحَرْبَةُ، يُصَلِّي إِلَيْهَا يَوْمَ الْعِيدِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 798: Al Asyaj menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Ubaidullah, dari Nafi', dari ibn Umar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menancapkan tombak untuk shalat menghadapnya pada Hari Raya.
Hadits No. : 799
صحيح ابن خزيمة ٧٩٩: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، ثنا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ، حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ يَسَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُصَلِّ إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ، وَلَا تَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ، فَإِنْ أَبَى فَلْتُقَاتِلْهُ؛ فَإِنَّ مَعَهُ الْقَرِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 799: Bundar menceritakan kepada kami, Abu Bakar —yaitu Al Hanafi— menceritakan kepada kami, Adh-Dhahhak bin Utsman menceritakan kepada kami, Shadaqah bin Yasar menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Umar berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Janganlah shalat kecuali menghadap tabir pembatas dan jangan pula membiarkan seseorang melintas di hadapanmu, jika ia menolak maka hendaknya kamu menghadangnya, karena sesungguhnya ia bersama seorang pendamping'."
Hadits No. : 80
صحيح ابن خزيمة ٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ، فَلَا يَسْتَقْبِلْ أَحَدُكُمُ الْقِبْلَةَ وَلَا يَسْتَدْبِرْهَا - يَعْنِي فِي الْغَائِطِ - وَلَا يَسْتَنْجِ بِدُونِ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ لَيْسَ فِيهَا رَوْثٌ وَلَا رِمَّةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 80: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Sa’id mengabarkan kepada kami, Ibnu Ajian mengabarkan kepada kami dari Al Qa’qa' bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya aku bagi kamu seperti ayah bagi anaknya. Janganlah salah seorang di antara kau menghadap atau membelakangi qiblat —maksudnya waktu buang air besar—, jangan bersuci (cebok) dengan batu yang kurang dari tiga yang ketiganya bukan kotoran dan potongan tulang. ”(14 ba’) 183
Hadits No. : 800
صحيح ابن خزيمة ٨٠٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي إِلَى رَاحِلَتِهِ " قَالَ نَافِعٌ: وَرَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يُصَلِّي إِلَى رَاحِلَتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 800: Muhammad bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Ubaidullah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat menghadap hewan tunggangannya.” Nafi’ berkata, "Sedangkan aku melihat bin Umar shalat menghadap hewan tunggangannya."
Hadits No. : 801
صحيح ابن خزيمة ٨٠١: نا بِهِ الْأَشَجُّ، وَهَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، وَلَمْ يَذْكُرَا الرُّؤْيَةَ، وَقَالَا: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي. قَالَ هَارُونُ: إِلَى رَاحِلَتِهِ، وَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: إِلَى بَعِيرِهِ، وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَفْعَلُهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 801: Al Asyaj dan Harun bin Ishak menceritakan kepada kami dengan tidak menyebutkan tentang melihat Rasulullah shalat, dan keduanya menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau pernah shalat. Harun berkata: "Menghadap ke hewan tunggangannya." Abu Sa’id berkata: "Menghadap untanya, sedangkan Ibnu 'Umar juga melakukannya."
Hadits No. : 802
صحيح ابن خزيمة ٨٠٢: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي صَفْوَانُ بْنُ سُلَيْمٍ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ، قَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: وَبَلَغَ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ الْآخَرُونَ رِوَايَةً قَالَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ إِلَى سُّتْرَةٍ، وَلْيَدْنُ مِنْهَا، لَا يَقْطَعُ الشَّيْطَانُ عَلَيْهِ صَلَاتَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 802: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Shafwan bin Salim menceritakan kepadaku (Ha') Ahmad bin Mani’ dan Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Uyainah menceritakan kepada kami dari Shafwan bin Sulaim, dari Nafi’ bin Jubair, dari Muth’im, dari Sahal bin Abu Hatsmah, Abdul Jabbar berkata: Dengan sanad tersebut sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan yang lainnya berkata —sebagai sebuah riwayat—, beliau bersabda, "Jika salah seorang di antara kamu shalat maka ia hendaknya shalat menghadap tabir pembatas dan mendekatkan diri kepadanya, niscaya setan tidak akan merusak shalatnya."
Hadits No. : 803
صحيح ابن خزيمة ٨٠٣: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ أَبِي حَازِمٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: كَانَ بَيْنَ مُصَلَّى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَيْنَ الْجِدَارِ قَدْرُ مَمَرِّ الشَّاةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 803: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Hazim menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku dari Sahal bin Sa’ad, ia berkata, "Jarak antara tempat shalat Rasulullah dan tembok seukuran jalan yang dapat dilalui seekor domba."
Hadits No. : 804
صحيح ابن خزيمة ٨٠٤: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، ثنا عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: " كُنَّا نُصَلِّي وَالدَّوَابُّ تَمُرُّ بَيْنَ أَيْدِينَا، فَسَأَلْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ تَكُونُ بَيْنَ يَدَيْ أَحَدِكُمْ، وَلَا يَضُرُّ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 804: Ishak bin Ibrahim bin Habib bin Asy-Syahid menceritakan kepada kami, Umar bin Ubaid Ath-Thanafisi menceritakan kepada kami dari Simak bin Harab, dari Musa bin Thalhah, dari ayahnya, ia berkata, Kami pernah shalat sedangkan binatang ternak melintas di hadapan kami. Setelah itu kami menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau bersabda, "Sebatas pelana yang berada di hadapan salah seorang dari kalian dan tidak akan merusak semua yang melintas di depannya."
Hadits No. : 805
صحيح ابن خزيمة ٨٠٥: نا الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ يُونُسَ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ» ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ نا أَبُو الْخَطَّابِ، نا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ - ثنا يُونُسُ بِمِثْلِهِ سَوَاءً
Shahih Ibnu Khuzaimah 805: Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami dari Yunus, dari Humaid bin Hilal, dari Abdullah bin Ash-Shamith, dari Abu Dzar, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu shalat maka telah dianggap menggunakan tabir penghalang jika di hadapannya terdapat jarak sebatas pelana.” Selanjutnya ia menyebutkan redaksi yang sama. Abu Al Khaththab menceritakan kepada kami, Bisyir —yaitu Ibnu Al Mufadhdhal— menceritakan kepada kami, Yunus (94-Alif) menceritakan kepada kami dengan redaksi yang serupa.
Hadits No. : 806
صحيح ابن خزيمة ٨٠٦: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، ثنا أَبُو عَاصِمٍ، كِلَاهُمَا عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قُلْتُ لِعَطَاءٍ: كَمْ مُؤَخِّرَةُ الرَّحْلِ الَّذِي سَعَلَ إِنَّهُ يَسْتُرُ الْمُصَلِّي؟ قَالَ: قَدْرُ ذِرَاعٍ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 806: Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami (Ha') Ahmad bin Sa’id Ad-Darimi menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, keduanya dari Ibnu Juraij, aku bertanya kepada Atha', “Berapa jarak pelana yang dijadikan batas penghalang seorang yang shalat?” Ia menjawab, “Sepanjang satu hasta.”
Hadits No. : 807
صحيح ابن خزيمة ٨٠٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ الْقَيْسِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو إِبْرَاهِيمَ الْأَسَدِيُّ، نا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ بُرَيْدِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «تُجْزِئُ مِنَ السُّتْرَةِ مِثْلُ مُؤَخِّرَةِ الرَّحْلِ، وَلَوْ بِدِقِّ شَعْرَةٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَخَافُ أَنْ يَكُونَ مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ وَهِمَ فِي رَفْعِ هَذَا الْخَبَرِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَالدَّلِيلُ مِنْ أَخْبَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَرَادَ مِثْلَ آخِرَةِ الرَّحْلِ فِي الطَّوْلِ، لَا فِي الْعَرْضِ قَائِمٌ ثَابِتٌ مِنْهُ أَخْبَارُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يُرْكَزُ لَهُ الْحَرْبَةُ يُصَلِّي إِلَيْهَا، وَعَرْضُ الْحَرْبَةِ لَا يَكُونُ كَعَرْضِ آخِرَةِ الرَّحْلِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 807: Muhammad bin Ma'mar Al Qaisi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Qasim Abu Ibrahim Al Asadi menceritakan kepada kami, Tsaur bin Yazid menceritakan kepada kami dari Barid bin Yazid, bin Jabir, dari Makhul, dari Yazid bin Jabir, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Pembatas seperti pelana meski sepanjang rambut sudah mencukupi” Abu Bakar berkata, “Aku khawatir Muhammad bin Al Qasim merasa ragu didalam meriwayatkan hadits ini.” Abu Bakar berkata, “Dalil yang terdapat di dalam hadits Nabi ini bahwa maksud kalimat bagaikan pelana adalah sesuai panjangnya bukan lebarnya yang telah ditetapkan dari hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu beliau menancapkan tongkat lalu sh»iat menghadapnya, sedangkan lebar tongkat tidaklah sama dengan lebar pelana.”
Hadits No. : 808
صحيح ابن خزيمة ٨٠٨: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي إِلَيْهَا بِالْمُصَلَّى» يَعْنِي الْعَنَزَةَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَفِي أَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالِاسْتِتَارِ بِالسَّهْمِ فِي الصَّلَاةِ، مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَادَ بِالْأَمْرِ بِالِاسْتِتَارِ بِمِثْلِ آخِرَةِ الرَّحْلِ فِي طُولِهَا، لَا فِي طُولِهَا وَعَرْضِهَا جَمِيعًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 808: Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal menceritakan kepadaku dari Yahya bin Sa’id, dari Anas bin Malik, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shalat menghadapnya di tempat shalat —yaitu tombak kecil—" Abu Bakar berkata, “Juga terdapat perintah Nabi untuk menggunakan penghalang dengan anak panah ketika shalat, maka hal ini menjelaskan bahwa beliau telah memerintahkan untuk menggunakan penghalang seperti pelana sesuai panjangnya dan bukan sesuai panjang dan lebarnya secara bersama.
Hadits No. : 809
صحيح ابن خزيمة ٨٠٩: ثنا بِهَذَا الْخَبَرِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِمْرَانَ الرَّبِيعُ الْعَابِدِيُّ، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ يَعْنِي ابْنَ سَعْدٍ - عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ وَهُوَ أَخُو عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ سَبْرَةَ الْجُهَنِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اسْتَتِرُوا فِي صَلَاتِكُمْ وَلَوْ بِسَهْمٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 809: Abdullah bin Imran Ar-Rabi’ Al Abidi menceritakan kepada kami hadits ini, Ibrahim —yaitu Ibnu Sa’ad— menceritakan kepadaku dari Abdul Malak —yaitu Ibnu Abdul Aziz bin Sabrah Al Juhani—, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Buatlah tabir penghalang didalam shalatmu meskipun dengan anak panah'."
Hadits No. : 81
صحيح ابن خزيمة ٨١: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدِ بْنِ الْأَشَجِّ، نا ابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ سَلْمَانَ قَالَ: قَالَ الْمُشْرِكُونَ: لَقَدْ عَلَّمَكُمْ صَاحِبُكُمْ حَتَّى يُوشِكُ أَنْ يُعَلِّمَكُمُ الْخِرَاءَةَ قَالَ: أَجَلْ «نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ، أَوْ نَسْتَنْجِيَ بِأَيْمَانِنَا، أَوْ بِالْعَظْمِ، أَوْ بِالرَّجِيعِ» ، وَقَالَ: «لَا يَكْتَفِي أَحَدُكُمْ دُونَ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 81: Abdullah bin Sa’id bin Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Numair mengabarkan kepada kami dari Al A’masy dari Ibrahim dari Abdurrahman bin Yazid dari Salman, ia berkata, “Orang-orang musyrik berkata, ‘Sesungguhnya teman kamu telah mengajarkan hingga masalah membuang kotoran’.“ Salman berkata, “Ya, beliau melarang kami menghadap qiblat (waktu buang hajat), bersuci dengan tangan kanan, tulang atau kotoran dan beliau juga bersabda, “ Janganlah salah seorang di antara kamu merasa cukup dengan batu kurang dari tiga. ” 185
Hadits No. : 810
صحيح ابن خزيمة ٨١٠: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَمُحَمَّدُ بْنُ مَنْصُورٍ الْجَوَّازُ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ أَبِي مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ يُحَدِّثُهُ عَنْ جَدِّهِ، سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَضَعْ بَيْنَ يَدَيْهِ شَيْئًا» وَقَالَ مَرَّةً: «تِلْقَاءَ وَجْهِهِ شَيْئًا، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ شَيْئًا فَلْيَنْصِبْ عَصًا، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ عَصًا فَلْيَخُطَّ خَطًّا، ثُمَّ لَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ» وَقَالَ الْجَوَّازُ: فَلْيَضَعْ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ شَيْئًا، وَالْبَاقِي مِثْلُهُ سَوَاءً
Shahih Ibnu Khuzaimah 810: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Muhammad bin Manshur Al Jawwaz menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Ismail bin Umayyah, dari Abu Muhammad bin Amr bin Huraits menceritakannya dari kakeknya, aku mendengar Abu Hurairah berkata, “Abu Al Qasim bersabda, ‘Apabila salah seorang di antara kamu mengerjakan shalat maka ia hendaknya meletakkan sesuatu di hadapannya'. Dalam kesempatan lain, beliau bersabda, 'Tepat di hadapannya. Apabila ia tidak mendapatkan sesuatu maka hendaknya ia menancapkan tongkat dan jika tidak mendapatkan tongkat maka ia hendaknya membuat garis, kemudian tidak akan membahayakan (merusak) sesuatu yang melintas di depannya itu'. ” Al Jawwaz berkata, "Ia hendaknya meletakkan sesuatu tepat di hadapannya." Redaksi selanjutnya sama.
Hadits No. : 811
صحيح ابن خزيمة ٨١١: وَحَدَّثَنَا بِمِثْلِ حَدِيثِ الْجَوَّازِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، ثنا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ، عَنْ أَبِي عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ، أَنَّهُ سَمِعَ جَدَّهُ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَالصَّحِيحُ مَا قَالَ بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، وَهَكَذَا قَالَ مَعْمَرٌ، وَالثَّوْرِيُّ، عَنْ أَبِي عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ، إِلَّا أَنَّهُمَا قَالَا: عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، وَالثَّوْرِيُّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 811: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami seperti hadits Al Jawwaz, Bisyir bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami, Ismail bin Umayyah menceritakan kepada kami dari Abu Amr bin Huraits bahwa ia mendengar kakeknya meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Abu Bakar berkata, “Yang benar adalah yang diceritakan oleh Bisyr bin Al Mufadhdhal dan beginilah yang diceritakan Ma’mar dan Ats-Tsauri, dari Abu Amr bin Huraits, akan tetapi keduanya menceritakan dari ayahnya, dari Abu Hurairah, Muhammad bin Rafi’ meriwayatkannya kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar dan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami dari Ismail bin Umayyah.
Hadits No. : 812
صحيح ابن خزيمة ٨١٢: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، ثنا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ النَّضْرِ، عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ قَالَ: أَرْسَلَنِي زَيْدُ بْنُ خَالِدٍ إِلَى أَبِي جُهَيْمٍ، أَسْأَلُهُ عَنِ الْمَارِّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي، مَاذَا عَلَيْهِ؟ قَالَ: لَوْ كَانَ أَنْ يَقُومَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 812: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Salim bin An- Nadhr, dari Busr bin Sa’id, ia berkata, “Zaid bin Khalid mengutus aku menjumpai Abu Juhaim agar aku menanyakan tentang seseorang yang melintas di [hadapan] orang yang sedang shalat, apa hukuman baginya? [Ia menjawab], “Apabila ia harus berdiri selama empat puluh (ungkapan hyperbola untuk menjelaskan lamanya waktu menunggu) maka itu lebih baik baginya dari berjalan di depannya.”
Hadits No. : 813
صحيح ابن خزيمة ٨١٣: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، نا أَبُو أَحْمَدَ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَخْبَرَنِي عَمِّي، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ناه مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ عَمِّهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَوْ يَعْلَمُ أَحَدُكُمْ مَا فِي الْمَشْيِ بَيْنَ يَدَيْ أَخِيهِ مُعْتَرِضًا، وَهُوَ يُنَاجِي رَبَّهُ، كَانَ أَنْ يَقِفَ فِي ذَلِكَ الْمَكَانِ مِائَةَ عَامٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَخْطُوَ» هَذَا حَدِيثُ ابْنِ مَنِيعٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 813: Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Abdullah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, pamanku mengabarkan kepadaku dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Muhammad bin Rafi’ memberitahukan kepadanya, bin Abu Fudaik menceritakan kepada kami, Ubaidullah mengabarkan kepadaku dari pamannya (94-Ba') dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Seandainya salah seorang diantara kamu mengetahui betapa besarnya dosa melintas di depan saudaranya yang membuatnya terhalang ketika sedang bermunajat kepada Tuhannya, niscaya berdiam diri di tempat itu seratus tahun lebih ia sukai daripada melangkahkan kakinya'.” Ini adalah hadits riwayat Ibnu Mani’.
Hadits No. : 814
صحيح ابن خزيمة ٨١٤: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ فَرَغَ مِنْ طَوَافِهِ، أَتَى حَاشِيَةَ الْمَطَافِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَلَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الطَّوَّافِينَ أَحَدٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 814: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Katsir bin Katsir, dari ayahnya, dari Al Muththalib bin Abu Wada’ah, ia berkata, “Aku melihat Nabi tatkala selesai thawaf menuju ke pinggir tempat thawaf lalu shalat dua rakaat, sedangkan antara dirinya dan orang-orang yang thawaf tidak terdapat seorang pun.”
Hadits No. : 815
صحيح ابن خزيمة ٨١٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيَّ ثنا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي، فَلَا يَدَعَنَّ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 815: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz —yaitu Ibnu Muhammad Ad-Darawardi— menceritakan kepada kami, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Abu Sa’id Al Khudri, dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat maka janganlah sekali-kali ia membiarkan seseorang melintas di hadapannya, apabila orang tersebut menolak maka halangilah, sebab ia adalah syetan”
Hadits No. : 816
صحيح ابن خزيمة ٨١٦: ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا هَمَّامٌ، ثنا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي إِلَى سَارِيَةٍ، فَذَهَبَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَمَنَعَهُ، فَذَهَبَ لِيَعُودَ، فَضَرَبَهُ ضَرْبَةً فِي صَدْرِهِ، وَكَانَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لِمَرْوَانَ، فَلَقِيَهُ مَرْوَانُ فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَى أَنْ ضَرَبْتَ ابْنَ أَخِيكَ، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ فَذَهَبَ أَحَدٌ يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلْيَمْنَعْهُ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ، فَإِنَّمَا ضَرَبْتَ الشَّيْطَانَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 816: Abdul Warits bin Abdushshamad menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku, Hammam menceritakan kepadaku, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Abu sa’id, dari ayahnya bahwa ia shalat menghadap tiang dan tiba-tiba seseorang dari bani Umayyah melintas di hadapannya lalu ia mencegahnya. Pria itu kemudian berusaha melintasinya lagi namun ia memukulnya di dadanya. Laki- laki itu adalah dari bani Umayyah dan menceritakan perkara tersebut kepada Marwan, kemudian ia beijumpa dengan Marwan dan bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu memukul anak saudaramu?” la menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang di antara kamu shalat menghadap sesuatu yang menjadi penghalangnya, kemudian seseorang melintas di hadapannya maka ia hendaknya mencegahnya dan apabila orang itu menolak maka ia hendaknya menghalanginya, sebab ia adalah syetan'. Sesungguhnya yang aku pemukul adalah syetan.”
Hadits No. : 817
صحيح ابن خزيمة ٨١٧: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ يُونُسَ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ قَالَ: بَيْنَمَا أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ يُصَلِّي، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ الَّذِي بَعْدَهُ فِي الْبَابِ الثَّانِي، غَيْرَ أَنَّهُ زَادَ فِيهِ: وَإِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُهُ فَأَبَى أَنْ يَنْتَهِيَ قَالَ: وَمَرْوَانُ يَوْمَئِذٍ عَلَى الْمَدِينَةِ، فَشَكَا إِلَيْهِ، فَذَكَرَ ذَلِكَ مَرْوَانُ لِأَبِي سَعِيدٍ، فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ أَحَدِكُمْ شَيْءٌ، وَهُوَ يُصَلِّي، فَلْيَمْنَعْهُ مَرَّتَيْنِ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 817: Abdul Warits bin Abdushshamad menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku dari Yunus, dari Humaid bin Hilal, dari Abu Shalih, ia berkata bahwa Abu Sa’id Al Khudri shalat pada hari Jumat —Kemudian menyebutkan hadits yang serupa dengan hadits Sulaiman bin Al Mughirah yang setelahnya pada bab yang kedua, akan tetapi ia menambahkan,— sesungguhnya aku telah mencegahnya akan tetapi ia tidak mau berhenti.” Ia lanjut berkata, “Saat itu Marwan sedang berada di Madinah. Kemudian ia mengadukan kepadanya. Lalu Marwan menanyakan perkara tersebut kepada Abu Sa’id, maka Abu Sa’id menjawab, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila ada sesuatu melintas di hadapan salah seorang di antara kamu sedangkan ia dalam keadaan shalat maka ia hendaknya mencegahnya dua kali dan apabila dia menolak maka ia hendaknya memeranginya, sebab dia adalah syetan'.”
Hadits No. : 818
صحيح ابن خزيمة ٨١٨: نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ قَالَ: بَيْنَمَا أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ يُصَلِّي إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنَ النَّاسِ إِذْ جَاءَهُ شَابٌّ مِنْ بَنِي أَبِي مُعَيْطٍ، فَأَرَادَ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَدَفَعَهُ فِي نَحْرِهِ، فَنَظَرَ فَلَمْ يَجِدْ مَسَاغًا إِلَّا بَيْنَ يَدَيْ أَبِي سَعِيدٍ، فَعَادَ، فَدَفَعَهُ فِي نَحْرِهِ أَشَدَّ مِنَ الدَّفْعَةِ الْأُولَى قَالَ: فَمَثُلَ قَائِمًا، ثُمَّ نَالَ مِنْ أَبِي سَعِيدٍ، ثُمَّ خَرَجَ: فَدَخَلَ عَلَى مَرْوَانَ فَشَكَا إِلَيْهِ مَا لَقِيَ مِنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: وَدَخَلَ أَبُو سَعِيدٍ عَلَى مَرْوَانَ، فَقَالَ: مَا لَكَ وَلِابْنِ أَخِيكِ جَاءَ يَشْتَكِيكَ، فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَلْيَدْفَعْ فِي نَحْرِهِ فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 818: Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Hasim bin Al Qasyim menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Al Mughirah menceritakan kepada kami dari Humaid bin Hilal, dari Abu Shalih, ia berkata, “Ketika Abu Sa’id Al Khudri shalat pada hari Jumat menghadap sesuatu yang menghalanginya dari orang-orang, tiba-tiba datang seorang pemuda dari bani Abu Mu’aith lalu ingin melintas di hadapannya maka ia mendorong lehernya, kemudian pemuda itu melihat-lihat dan tidak mendapatkan ruang yang kosong kecuali di hadapan Abu Sa’id Al Khudri maka ia pun kembali, lalu Abu Sa’id mendorong lehernya lebih keras dari yang pertama." Perawi lanjut berkata, “Orang itu tetap berusaha untuk melintas, kemudian ia mendapat (95 -Alif)(perlakuan kasar) dari Abu Sa’id, lalu ia keluar dan menjumpai Marwan serta mengadukan kepadanya apa yang didapatkannya dari Abu Sa’id.” Perawi berkata: Abu Sa’id lalu mendatangi Marwan, maka Marwan bertanya, “Apa yang teijadi antara kamu dan anak saudaramu yang datang mengadukan perlakuanmu?” Abu Sa’id menjawab, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang di antara kamu sedang shalat dan ada seseorang yang ingin melintas di hadapannya maka ia hendaknya mendorong lehernya, apabila dia menolak maka ia hendaknya memeranginya, sebab dia adalah syetan ”
Hadits No. : 819
صحيح ابن خزيمة ٨١٩: نا بُنْدَارٌ، ثنا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، ثنا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ، حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ يَسَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُصَلِّ إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ، وَلَا تَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ، فَإِنْ أَبَى فَلْتُقَاتِلْهُ؛ فَإِنَّ مَعَهُ الْقَرِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 819: Bundar menceritakan kepada kami. Abu Bakar —yaitu Al Hanafi— menceritakan kepada kami. Adh-Dhahhak bin Utsman menceritakan kepada kami, Shadagah bin Yasar menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar bin Umar berkata. “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kamu shalat kecuali menghadap tabir penghalang dan jangan pula kamu membiarkan seseorang melintas di hadapanmu dan jika ia menolak maka halangilah sebab ia bersama seorang pendamping'."
Hadits No. : 82
صحيح ابن خزيمة ٨٢: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، عَنْ دَاوُدَ، وَحَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ أَبِي زَائِدَةَ قَالَ: أَخْبَرَنِي دَاوُدُ بْنُ أَبِي هِنْدَ، عَنْ عَامِرٍ قَالَ: سَأَلْتُ عَلْقَمَةَ: هَلْ كَانَ ابْنُ مَسْعُودٍ شَهِدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ الْجِنِّ؟ فَقَالَ عَلْقَمَةُ: أَنَا سَأَلْتُ ابْنَ مَسْعُودٍ، فَقُلْتُ: هَلْ شَهِدَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ الْجِنِّ؟ فَقَالَ: لَا، وَلَكِنْ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَفَقَدْنَاهُ فَالْتَمَسْنَاهُ فِي الْأَوْدِيَةِ وَالشِّعَابِ، فَقُلْنَا: اسْتُطِيرَ أَوِ اغْتِيلَ قَالَ: فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ، فَلَمَّا أَصْبَحْنَا، فَإِذَا هُوَ جَاءٍ مِنْ قِبَلِ حِرَاءَ قَالَ: فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَدْنَاكَ، فَطَلَبْنَاكَ فَلَمْ نَجِدْكَ، فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ قَالَ: «أَتَانِي دَاعِي الْجِنِّ فَذَهَبْتُ مَعَهُ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ» . قَالَ: فَانْطَلَقَ بِنَا فَأَرَانَا نِيرَانَهُمْ قَالَ: وَسَأَلُوهُ الزَّادَ فَقَالَ: «لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ يَقَعُ فِي أَيْدِيكُمْ أَوْفَرُ مَا يَكُونُ لَحْمًا، وَكُلُّ بَعْرٍ عَلَفًا لِدَوَابِّكُمْ» ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَلَا تَسْتَنْجُوا بِهِمَا فَإِنَّهَا طَعَامُ إِخْوَانِكُمْ» هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْأَعْلَى " وَفِي حَدِيثِ ابْنِ أَبِي زَائِدَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَسْتَنْجُوا بِالْعَظْمِ وَلَا بِالْبَعْرِ فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 82: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Abdul A’la bin Abdul A‘la menceritakan kepada kami dari Daud; dan Abu Hasyim Ziad bin Ayub menceritakan kepada kami, Yahya —maksudnya Ibnu Abu Za'idah— mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Daud bin Abu Hind mengabarkan kepadaku dari Amir, ia berkata, aku pernah bertanya kepada Alqamah, “Apakah dulu Ibnu Mas’ud hadir bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam pertemuan dengan jin?” Alqamah berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Mas’ud, “Apakah salah seorang di antara kamu hadir bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam pertemuan dengan jin.” Ibnu Mas’ud menjawab, ‘Tidak, tetapi kami dulu bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di suatu malam, lalu kami kehilangan beliau dan kamipun mencari beliau di lembah-lembah dan celah bukit, hingga kami berfikir bahwa beliau dibawa pergi atau dibunuh dengan sembunyi.” Ibnu Mas’ud berkata, “Kami bermalam di malam terburuk yang pernah terjadi. Ketika kami memasuki waktu pagi, tiba-tiba beliau datang dari arah gua Hira .” ibnu Mas’ud berkata, “Lalu kami katakan, ‘Wahai Rasulullah, kami kehilangan engkau. Kami mencari tapi tidak menemukan. Kamipun bermalam di malam terburuk yang pernah dialami orang’.” Beliau bersabda, “Aku didatangi jin pendakwah, lalu aku pergi bersamanya. Aku bacakan mereka Al Qur'an.” Ibnu Mas’ud berkata, “Lalu Beliau pergi dengan kami dan memperlihatkan api-api mereka.” Ibnu Mas’ud berkata, “Mereka meminta bekal kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Untuk kalian setiap tulang yang disebut nama Allah atasnya yang berada di tangan kalian atau potongan yang menjadi daging dan setiap kotoran itu menjadi makanan hewan-hewan kendaraan kalian. Rasul ulah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jadi janganlah kamu bersuci (cebok) dengan keduanya (tulang dan kotoran), karena itu adalah makanan saudara kamu.”186 Ini hadits Abdul A’la. Dalam hadits Ibnu Abu Za'idah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kamu bersuci (cebok) dengan tulang dan kotoran, karena itu merupakan bekal saudara kamu ;yaitu jin.”
Hadits No. : 820
صحيح ابن خزيمة ٨٢٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ، ثنا مُوسَى بْنُ أَيُّوبَ الْغَافِقِيُّ، حَدَّثَنِي عَمِّي إِيَاسُ بْنُ عَامِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَبِّحُ مِنَ اللَّيْلِ، وَعَائِشَةُ مُعْتَرِضَةٌ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ يُسَبِّحُ مِنَ اللَّيْلِ يُرِيدُ يَتَطَوَّعُ بِالصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 820: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yazid menceritakan kepada kami, Musa bin Ayub Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, pamanku Ayyas bin Amir menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku mendengar Ali bin Abu Thalib mengatakan bahwa Rasulullah pernah bertasbih di malam hari sedangkan Aisyah berbaring di antara beliau dan kiblat.” Abu Bakar berkata, “Perkataan, ‘Bertasbih di malam hari’ maksudnya adalah shalat sunah.”
Hadits No. : 821
صحيح ابن خزيمة ٨٢١: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي صَلَاتَهُ بِاللَّيْلِ، وَأَنَا مُعْتَرِضَةٌ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ كَاعْتِرَاضِ الْجِنَازَةِ " زَادَ الْمَخْزُومِيُّ مَرَّةً: فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُوتِرَ أَخَّرَنِي بِرِجْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 821: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah pernah shalat di malam hari sementara aku berbaring di antara dirinya dan kiblat seperti berbaringnya janazah. Dalam kesempatan lain, Al Makhzumi menambahkan, “Apabila beliau ingin mengerjakan shalat witir maka beliau menggeserku dengan kakinya.”
Hadits No. : 822
صحيح ابن خزيمة ٨٢٢: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ وَأَنَا نَائِمَةٌ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ، فَإِذَا كَانَ الْوِتْرُ أَيْقَظَنِي " ثنا أَحْمَدُ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ قَالَ: قَالَ أَيُّوبُ، عَنْ هِشَامٍ قَالَتْ: مُعْتَرِضَةٌ كَاعْتِرَاضِ الْجِنَازَةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 822: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad —yaitu Ibnu Zaid— mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah bahwa Rasulullah shalat di malam hari sementara aku tidur di antara dirinya dan kiblat, dan apabila hendak shalat witir maka beliau membangunkanku.” Ahmad menceritakan kepada kami, Hammad mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Ayub meriwayatkan dari Hisyam, Aisyah berkata, ‘Berbaring seperti berbaringnya janazah’.”
Hadits No. : 823
صحيح ابن خزيمة ٨٢٣: نا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا ابْنُ بِشْرٍ قَالَا: ثنا هِشَامٌ، ح وَثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ: بِمِثْلِ حَدِيثِ حَمَّادٍ، عَنْ هِشَامٍ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ، وَابْنِ بِشْرٍ: وَأَنَا مُعْتَرِضَةٌ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُوتِرَ أَيْقَظَنِي، فَأَوْتَرْتُ وَفِي حَدِيثِ بُنْدَارٍ: يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ، وَفِرَاشُنَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُوتِرَ أَقَامَنِي فَأُوتِرُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 823: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami (Ha*) Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Ibnu Bisyir menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Hisyam menceritakan kepada kami (Ha') Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waqi’ menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah seperti hadits Hammad, dari Hisyam, akan tetapi didalam hadits Waqi’ dan Ibnu Bisyir terdapat kalimat, “Sementara aku berbaring di antara dirinya dan kiblat, dan apabila ingin mengerjakan shalat witir maka beliau membangunkanku, lalu aku shalat witir." Sedangkan di dalam hadits Bundar, “Beliau shalat di malam hari sedangkan tempat tidur kami di antara dirinya dan kiblat, dan apabila ingin shalat witir maka beliau membangunkanku, lalu aku shalat witir.”
Hadits No. : 824
صحيح ابن خزيمة ٨٢٤: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا حَفْصٌ يَعْنِي ابْنَ غِيَاثٍ عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ وَالْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَأَنَا مُعْتَرِضَةٌ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَإِذَا أَرَدْتُ أَنْ أَقُومَ أَنْسَلُّ مِنْ قِبَلِ رِجْلَيَّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 824: Abdulllab bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Hafsh —yaitu Tbnu Ghayyats- menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Aisyah dan Al A’masy, dari Abu Adh-Dbuha, dari Masruq, dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah mengerjakan shalat, sedangkan aku berbaring di hadapannya dan apabila aku ingin bangkit dari tempat tidur maka aku menarik kedua kaki dengan lembut.”
Hadits No. : 825
صحيح ابن خزيمة ٨٢٥: ناه الدَّوْرَقِيُّ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: رُبَّمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِاللَّيْلِ وَسَطَ السَّرِيرِ، وَأَنَا عَلَى السَّرِيرِ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ، تَكُونُ لِي الْحَاجَةُ، فَأَنْسَلُّ مِنْ قِبَلِ رِجْلَيِ السَّرِيرِ كَرَاهَةَ أَنْ أَسْتَقْبِلَهُ بِوَجْهِي "
Shahih Ibnu Khuzaimah 825: Ad-Dauraqi memberitahukan kepadanya, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Aisyah, ia berkata, “Aku benar-benar menyaksikan Rasulullah shalat di tengab- tengah tempat tidur sedangkan aku berbaring di antara dirinya dan kiblat, kemudian (ketika) aku mempunyai keperluan (95-Ba') maka aku menarik kakiku secara perlahan dari tempat tidur agar tidak menghadap kepadanya dengan mukaku.”
Hadits No. : 826
صحيح ابن خزيمة ٨٢٦: أنا أَبُو طَاهِرٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الرُّخَامِيُّ، نا الْهَيْثَمُ بْنُ جَمِيلٍ، نا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ، عَنْ يَعْلَى بْنِ حَكِيمٍ، وَالزُّبَيْرِ بْنِ الْخِرِّيتِ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فَمَرَّتْ شَاةٌ بَيْنَ يَدَيْهِ فَسَاعَاهَا إِلَى الْقِبْلَةِ حَتَّى أَلْزَقَ بَطْنُهُ بِالْقِبْلَةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 826: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Ya'qub Ar-Rukhami menceritakan kepada kami, Al Haitsam bin Jamil memberitahukan kepadaku, Jarir bin Hazim menceritakan kepada kami dari Ya’la bin Hakim dan Zubair bin Al Khiarit, dari Ikrimah. dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah sedang shalat seekor domba melintas di hadapannya lalu beliau menggiringnya ke arah kiblat sehingga beliau dapat menempelkan perutnya di kiblat.
Hadits No. : 827
صحيح ابن خزيمة ٨٢٧: نا بُنْدَارٌ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْهِرَّةُ لَا تَقْطَعُ الصَّلَاةَ، إِنَّهَا مِنْ مَتَاعِ الْبَيْتِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 827: Bundar menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Abdul Majid menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Abu Az-Zinad menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu SaJamah, dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kucing (yang melintas) tidak membatalkan shalat, sebab la dianggap sebagai perhiasan rumah"
Hadits No. : 828
صحيح ابن خزيمة ٨٢٨: ناه الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي الزِّنَادِ بِهَذَا الْحَدِيثِ مَوْقُوفًا غَيْرَ مَرْفُوعٍ قَالَ أَبُو بَكْرِ: ابْنُ وَهْبٍ أَعْلَمُ بِحَدِيثِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مِنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْمَجِيدِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 828: Ar-Rabi ’ bin Sulaiman memberitahukannya kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Az-Zinad dengan hadits ini yang diriwayatkan secara mauquf dan bukan marfu'. Abu Bakar berkata, “Ibnu Wahab adalah orang yang paling mengetahui tentang hadits-hadits penduduk Madinah dari Ubaidullah bin Abdul Majid.”
Hadits No. : 829
صحيح ابن خزيمة ٨٢٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ يُونُسَ، ح وَثنا أَبُو الْخَطَّابِ زِيَادُ بْنُ يَحْيَى، ثنا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ، نا يُونُسُ، ح وَثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، ثنا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، وَمَنْصُورٌ وَهُوَ ابْنُ زَاذَانَ، وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، ح وَثنا هِلَالُ بْنُ بِشْرٍ، نا سَالِمُ بْنُ نُوحٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَامِرٍ، ح وَحَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ مَرْزُوقٍ، حَدَّثَنَا أَسَدٌ يَعْنِي ابْنَ مُوسَى، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَيُّوبَ، وَيُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ، وَحَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، وَثنا الدَّوْرَقِيُّ، نا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ سَالِمٍ وَهُوَ ابْنُ الزِّنَادِ، كُلُّهُمْ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، ثنا أَبُو الْخَطَّابِ زِيَادُ بْنُ يَحْيَى، نا سَهْلُ بْنُ أَسْلَمَ يَعْنِي الْعَدَوِيَّ، ثنا حُمَيْدُ بْنُ هِلَالٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، وَهَذَا حَدِيثُ أَبِي الْخَطَّابِ، عَنْ سَهْلِ بْنِ أَسْلَمَ، قَالَ أَبُو ذَرٍّ: " يَقْطَعُ الصَّلَاةَ الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ قُلْتُ: يَا أَبَا ذَرٍّ: مَا بَالُ الْكَلْبِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْأَبْيَضِ مِنَ الْأَصْفَرِ مِنَ الْأَحْمَرِ؟ قَالَ: يَا ابْنَ أَخِي، سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي، فَقَالَ: «الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 829: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami dari Yunus (Ha') Abu Al Khaththab Ziyad bin Yahya menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu Ibnu Al Mufadhdhal— menceritakan kepada kami, Yunus menceritakan kepada kami (Ha') Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami, Yunus dan Manshur —yaitu Ibnu Zadzan— mengabarkan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami (Ha') Hilal bin Bisyir menceritakan kepada kami, Salim bin Nuh mengabarkan kepada kami, dari Utsman bin Amir (Ha) Nashr bin Marzuq menceritakan kepada kami, Asad —yaitu Ibnu Musa— menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Ayub dan Yunus bin Ubaid dan Habib bin Asy-Syahid; Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Al Mu’tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Salim —yaitu Ibnu Az-Zinad—, semuanya dari Humaid bin Hilal; Abu Al Khaththab Ziyad bin Yahya menceritakan kepada kami, Sahal bin Aslam —yaitu Al Adawi— menceritakan kepada kami, Humaid bin Hilal menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Ash-Shamit, dari Abu Dzar dan ini adalah hadits Abu Khaththab, dari Sahal bin Aslam, Abu Dzar, dia berkata, “Keledai, perempuan, dan anjing hitam membatalkan shalat.” Aku kemudian bertanya, “Wahai Abu Dzar, apa perbedaan antara anjing hitam dengan anjing putih, anjing kuning serta anjing merah?” Ia Menjawab, “Wahai keponakanku, aku pernah bertanya kepada Rasulullah seperti yang kamu tanyakan kepadaku, maka beliau menjawab, ‘Anjing hitam adalah syetan'.”
Hadits No. : 83
صحيح ابن خزيمة ٨٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ شُرَحْبِيلَ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ عُوَيْمِ بْنِ سَاعِدَةَ الْأَنْصَارِيِّ ثُمَّ الْعَجْلَانِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَهْلِ قُبَاءَ: " إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحْسَنَ عَلَيْكُمُ الثَّنَاءَ فِي الطُّهُورِ، وَقَالَ: {فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا} [التوبة: 108] حَتَّى انْقَضَتِ الْآيَةُ، فَقَالَ لَهُمْ: «مَا هَذَا الطُّهُورُ؟» فَقَالُوا: مَا نَعْلَمُ شَيْئًا إِلَّا أَنَّهُ كَانَ لَنَا جِيرَانٌ مِنَ الْيَهُودِ، وَكَانُوا يَغْسِلُونَ أَدْبَارَهُمْ مِنَ الْغَائِطِ فَغَسَلْنَا كَمَا غَسَلُوا
Shahih Ibnu Khuzaimah 83: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Isma’il bin Abu Uwais menceritakan kepada kami (15/1), Ayahku menceritakan kepadaku dari Syurahbil bin Sa’d dari tJwaim bin Sa’idah Al Anshari kemudian Al Ajlani, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada penduduk Quba', “Sesungguhnya Allah telah menyampaikan pujian baik kepada kalian dalam masalah bersuci. Dia berfirman, “Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri." Hingga akhir ayat (QS. At-Taubah:108). Beliau bertanya kepada mereka, “Apa maksud membersihkan di sini?" Mereka menjawab, “Kami tidak tahu apa-apa kecuali bahwa kami mempunyai tetangga dari golongan Yahudi. Mereka membasuh dubur mereka —dengan sesuatu yang di ambil dari kotoran,lalu kamipun membasuh sebagaimana mereka"187. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Dha'if, Dan Ia Memiliki Penguat di Dalam Al Mustadrak, Ahmad, Dan Ath Thabrani Sebagaimana di Dalam Al Majmu, Dan Berkata: Ahmad Dan Ath Thabrani Meriwayatkannya Pada Riwayat Ats Tsalatsah, Dan di Dalamnya Terdapat Syurahbil bin Sa'd Yang di Dha'ifkan Oleh Malik, Ibnu Ma'in, Abu Zur'ah. Dan Ibnu Hibban Mentsiqahkannya.,
Hadits No. : 830
صحيح ابن خزيمة ٨٣٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الشَّامِيُّ، نا هِشَامٌ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «تُعَادُ الصَّلَاةُ مِنْ مَمَرِّ الْحِمَارِ، وَالْمَرْأَةِ، وَالْكَلْبِ الْأَسْوَدِ» قُلْتُ: مَا بَالُ الْأَسْوَدِ مِنَ الْكَلْبِ الْأَصْفَرِ، مِنَ الْكَلْبِ الْأَحْمَرِ، فَقَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي، فَقَالَ: «الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 830: Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Abdul A’la bin Abdul A’la Asy-Syami menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Humaid bin Hilal, dari Abdullah bin Ash-Shamit, dari Abu Dzar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Shalat harus diulang jika dilewati keledai dan perempuan serta anjing hitam.” Aku bertanya, “Apa perbedaan antara anjing hitam dengan anjing putih, anjing kuning, serta anjing merah?” Abu Dzar menjawab, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah seperti yang kamu tanyakan kepadaku, beliau lalu bersabda, ‘Anjing hitam adalah syetan'."
Hadits No. : 831
صحيح ابن خزيمة ٨٣١: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَقْطَعُ الصَّلَاةَ الْكَلْبُ، وَالْمَرْأَةُ الْحَائِضُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 831: Abdullah bin Hisyam menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Jabir bin Yazid, dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Anjing dan perempuan haid membatalkan shalat.”
Hadits No. : 832
صحيح ابن خزيمة ٨٣٢: ناه أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَعَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالُوا: ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جِئْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ وَنَحْنُ عَلَى أَتَانٍ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ بِعَرَفَةَ، فَمَرَرْنَا عَلَى بَعْضِ الصُّفُوفِ، فَنَزَلْنَا عَنْهَا، وَتَرَكْنَاهَا تَرْتَعُ، فَلَمْ يَقُلْ لَنَا " قَالَ أَبُو مُوسَى: يَعْنِي شَيْئًا، وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: فَلَمْ يَنْهَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ: فَلَمْ يَقُلْ لَنَا شَيْئًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رَوَاهُ مَعْمَرٌ، وَمَالِكٌ فَقَالَا: يُصَلِّي بِالنَّاسِ بِمِنًى
Shahih Ibnu Khuzaimah 832: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna, Abdul Jabbar bin Al Ala', dan Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, mereka berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah, dari bin Abbas, ia berkata, “Aku dan Al Fadhl tiba dengan menunggang keledai betina sementara Rasulullah sedang shalat mengimami orang-orang di Arafah. Kami kemudian melintasi beberapa barisan shalat dan turun dari keledai betina tersebut lalu membiarkannya merumput. Beliau tidak mengatakan kepada kami —Abu Musa mengatakan— apapun.” Abdul Jabbar berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melarang kami.” Al Makhzumi berkata, “Beliau tidak mengatakan sesuatu kepada kami.” Abu Bakar berkata, “Telah diriwayatkan oleh Ma’mar dan Malik, keduanya berkata, ‘ Beliau shalat mengimami orang-orang di Mina’.”
Hadits No. : 833
صحيح ابن خزيمة ٨٣٣: ثناه أَبُو مُوسَى حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا مَعْمَرٌ ح وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ ح وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، عَنْ مَالِكٍ، فِي خَبَرِ مَعْمَرٍ: «وَمَرَّتِ الْأَتَانُ بَيْنَ يَدَيِ النَّاسِ، فَلَمْ يَقْطَعْ عَلَيْهِمُ الصَّلَاةَ» وَفِي خَبَرِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ مَالِكٍ: وَأَنَا عَلَى حِمَارٍ فَتَرَكْتُهُ بَيْنَ الصَّفِّ، وَدَخَلْتُ فِي الصَّلَاةِ، فَلَمْ يَعِبْ عَلَيَّ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَيْسَ فِي هَذَا الْخَبَرِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى الْأَتَانَ تَمُرُّ، وَلَا تَرْتَعُ بَيْنَ يَدَيِ الصُّفُوفِ، وَلَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُعْلِمَ بِذَلِكَ فَلَمْ يَأْمُرْ مَنْ مَرَّتِ الْأَتَانُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِعَادَةِ الصَّلَاةِ، وَالْخَبَرُ ثَابِتٌ صَحِيحٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْكَلْبَ الْأَسْوَدَ، وَالْمَرْأَةَ الْحَائِضَ، وَالْحِمَارَ، يَقْطَعُ الصَّلَاةَ وَمَا لَمْ يَثْبُتْ خَبَرٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِضِدِّ ذَلِكَ لَمْ يَجُزِ الْقَوْلُ وَالْفُتْيَا بِخِلَافِ مَا ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 833: Abu Musa meriwayatkannya kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepadaku, Ma’mar menceritakan kepada kami (Ha") Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik meriwayatkan kepadanya (Ha') Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami dari Malik di dalam hadits riwayat Ma’mar, (ia berkata), “Kedua keledai betina itu melintas di hadapan orang-orang dan tidak membatalkan shalat mereka.’’ Di dalam hadits riwayat Abdurrahman dari Malik, (ia berkata), “Sedangkan aku menunggang keledai lalu aku melepasnya di antara barisan shalat, kemudian aku ikut shalat dan beliau tidak mencelaku.” Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits ini tidak terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa Nabi melihat keledai betina tersebut melintas atau merumput di antara barisan-barisan shalat dan Nabi juga tidak mengetahui perkara tersebut sehingga beliau tidak memerintahkan orang-orang yang dilintasi keledai untuk mengulang shalat. Maka hadits yang benar dan Nabi yaitu hadits yang menyebutkan bahwa anjing hitam dan perempuan yang haid serta keledai membatalkan shalat. Selama tidak ada hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang menetapkan sebaliknya maka tidak diperbolehkan berpendapat atau berfatwa dengan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 834
صحيح ابن خزيمة ٨٣٤: وَقَدْ رَوَى شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ، عَنْ صُهَيْبٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جِئْتُ أَنَا وَغُلَامٌ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ عَلَى حِمَارٍ، أَوْ حِمَارَيْنِ، فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي، فَلَمْ يَنْصَرِفْ، وَجَاءَتْ جَارِيَتَانِ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، فَأَخَذَتَا بِرُكْبَتَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَفَرَعَ - أَوْ فَرَّقَ - بَيْنَهُمَا، وَلَمْ يَنْصَرِفْ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَيْسَ فِي هَذَا الْخَبَرِ أَنَّ الْحِمَارَ مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِنَّمَا قَالَ: فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ تَدُلُّ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ مَرَّ بَيْنَ يَدَيِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ نُزُولِهِ عَنِ الْحِمَارِ، لِأَنَّهُ قَالَ: فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي
Shahih Ibnu Khuzaimah 834: Syu’bah meriwayatkan dari Al Hakam, dari Yahya bin Al Jazzar, dari Suhaib, dari bin Abbas, ia berkata, “Aku dan seorang pembantu Laki-laki dari bani Hasyim tiba dengan menunggang keledai atau dengan dua keledai, kemudian aku melintas di hadapan Rasulullah yang sedang shalat dan beliau tidak memutuskan shalat. Setelah itu datang dua orang hamba sahaya dari bani Abdul Muththalib dan keduanya memegang kedua lutut Rasulullah SAW. Beliau kemudian melerai —atau memisahkan— antara keduanya dan tidak memutuskan shalat.” Abu Bakar berkata, “Didalam hadits ini tidak terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa keledai tersebut melintas di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, akan tetapi Ibnu Abbas berkata, 'Kemudian aku melintas di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka lafazh ini menyatakan bahwa Ibnu Abbas melintas di hadapan Rasulullah setelah ia turun dari keledai, sebab ia berkata, 'Kemudian aku melintas di hadapan Rasulullah yang sedang shalat'.”
Hadits No. : 835
صحيح ابن خزيمة ٨٣٥: إِلَّا أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ مُوسَى رَوَاهُ عَنْ شُعْبَةَ قَالَ: فَمَرَرْنَا بَيْنَ يَدَيْهِ، ثُمَّ نَزَلْنَا فَدَخَلْنَا مَعَهُ فِي الصَّلَاةِ، ناه مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ وَالْحُكْمُ لِعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مُوسَى عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ مُحَالٌ، لَا سِيَّمَا فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ، وَلَوْ خَالَفَ مُحَمَّدَ بْنَ جَعْفَرٍ عَدَدٌ مِثْلُ عُبَيْدِ اللَّهِ فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ، لَكَانَ الْحُكْمُ لِمُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ عَلَيْهِمْ. وَقَدْ رَوَى هَذَا الْخَبَرَ مَنْصُورُ بْنُ الْمُعْتَمِرِ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ، عَنْ أَبِي الصَّهْبَاءِ وَهُوَ صُهَيْبٌ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ، فَذَكَرْنَا مَا يَقْطَعُ الصَّلَاةَ، فَقَالُوا: الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: لَقَدْ جِئْتُ أَنَا وَغُلَامٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مُرْتَدِفَيْنِ عَلَى حِمَارٍ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ فِي أَرْضٍ خَلَاءٍ، فَتَرَكْنَا الْحِمَارَ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ، ثُمَّ جِئْنَا حَتَّى دَخَلْنَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ، فَمَا بَالَى ذَلِكَ، وَلَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، فَجَاءَتْ جَارِيَتَانِ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ اقْتَتَلَتَا، فَأَخَذَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَعَ إِحْدَاهُمَا عَنِ الْأُخْرَى، فَمَا بَالَى ذَلِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 835: Kecuali Ubaidullah bin Musa yang meriwayatkannya dari Syu’bah, ia berkata, “Kemudian aku melintas di hadapan beliau, lalu kami turun dari keledai dan shalat bersama beliau.” Muhammad bin Ustman Al Ijli meriwayatkannya kepada kami, Ubaidullah meriwayatkannya kepada kami. Pembenaran terhadap periwayatan Ubaidullah atas periwayatan Muhammad bin Ja’far itu tidak mungkin, apalagi di dalam hadits riwayat Syu’bah. Meskipun Muhammad bin Ja’far menyelisihi beberapa perawi seperti Ubaidullah di dalam hadits riwayat Syu’bah, kebenaran itu tetap berpihak pada Muhammad bin Ja’far atas mereka. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Manshur bin Al Mu’tamar dari Al Hakam, dari Yahya bin Al Jazzar, dari Abu Ash-Shahba' —yaitu Shuhaib— ia berkata, “Kami pernah berada di sisi bin Umar, lalu kami memperbincangkan tentang sesuatu yang membatalkan shalat maka mereka berkata, ’Keledai dan perempuan’. Mendengar itu, Ibnu Abbas berkata, 'Aku dan seorang pembantu dari bani Hasyim tiba dengan menunggang keledai sementara Rasulullah sedang shalat mengimami orang-orang di tanah lapang, maka kami melepaskan keledai di hadapan mereka (96-Ba'). Kami kemudian datang menghampiri sehingga kami berada di antara mereka dan hal itu tidak mengganggu. Suatu ketika Rasulullah sedang shalat, lalu datang dua orang hamba sahaya dari bani Abdul Muththalib yang sedang bertengkar, maka beliau menangkap keduanya dan memisahkan salah seorang dari keduanya dengan yang lainnya dan hal itu tidak mengganggu.”
Hadits No. : 836
صحيح ابن خزيمة ٨٣٦: ناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الْخَبَرُ ظَاهِرُهُ كَخَبَرِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ الْحِمَارَ إِنَّمَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ نُزُولِهِ عَنِ الْحِمَارِ؛ لِأَنَّهُ قَالَ: فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي إِلَّا أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ مُوسَى رَوَاهُ عَنْ شُعْبَةَ قَالَ: فَمَرَرْنَا بَيْنَ يَدَيْهِ، ثُمَّ نَزَلْنَا فَدَخَلْنَا مَعَهُ فِي الصَّلَاةِ، ناه مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ وَالْحُكْمُ لِعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مُوسَى عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ مُحَالٌ، لَا سِيَّمَا فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ، وَلَوْ خَالَفَ مُحَمَّدَ بْنَ جَعْفَرٍ عَدَدٌ مِثْلُ عُبَيْدِ اللَّهِ فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ، لَكَانَ الْحُكْمُ لِمُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ عَلَيْهِمْ. وَقَدْ رَوَى هَذَا الْخَبَرَ مَنْصُورُ بْنُ الْمُعْتَمِرِ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ، عَنْ أَبِي الصَّهْبَاءِ، وَهُوَ صُهَيْبٌ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ، فَذَكَرْنَا مَا يَقْطَعُ الصَّلَاةَ، فَقَالُوا: الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: لَقَدْ جِئْتُ أَنَا وَغُلَامٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مُرْتَدِفَيْنِ عَلَى حِمَارٍ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ فِي أَرْضٍ خَلَاءٍ، فَتَرَكْنَا الْحِمَارَ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ، ثُمَّ جِئْنَا حَتَّى دَخَلْنَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ، فَمَا بَالَى ذَلِكَ، وَلَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، فَجَاءَتْ جَارِيَتَانِ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ اقْتَتَلَتَا، فَأَخَذَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَعَ إِحْدَاهُمَا عَنِ الْأُخْرَى، فَمَا بَالَى ذَلِكَ ناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الْخَبَرُ ظَاهِرُهُ كَخَبَرِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ الْحِمَارَ إِنَّمَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَا بَيْنَ يَدَيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَيْسَ فِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِمَ بِذَلِكَ، فَإِنْ كَانَ فِي الْخَبَرِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِمَ بِمُرُورِ الْحِمَارِ بَيْنَ يَدَيْ بَعْضِ مَنْ كَانَ خَلْفَهُ فَجَائِزٌ أَنْ تَكُونَ سُتْرَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ سُتْرَةً لِمَنْ خَلْفَهُ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ يَسْتَتِرُ بِالْحَرْبَةِ إِذَا صَلَّى بِالْمُصَلَّى، وَلَوْ كَانَتْ سُتْرَتُهُ لَا تَكُونُ سُتْرَةً لِمَنْ خَلْفَهُ لَاحْتَاجَ كُلُّ مَأْمُومٍ أَنْ يَسْتَتِرَ بِحَرْبَةٍ، كَاسْتِتَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَا، فَحَمْلُ الْعَنَزَةِ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَتِرُ بِهَا دُونَ أَنْ يَأْمُرَ الْمَأْمُومِينَ بِالِاسْتِتَارِ خَلْفَهُ كَالدَّالِ عَلَى أَنَّ سُتْرَةَ الْإِمَامِ تَكُونُ سُتْرَةً لِمَنْ خَلْفَهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 836: Yusuf bin Musa menceritakannya kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur. Abu Bakar berkata, “Zhahir hadits ini tampak seperti hadits Ubaidullah bin Abdullah, dari Ibnu Abbas yang menjelaskan bahwa keledai melintas di hadapan sahabat-sahabat Nabi setelah turun dari keledai sebab ia berkata, 'Kemudian aku melintas di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Dan kami melintas di hadapan beliau lalu kami turun dari keledai lalu ikut shalat, kecuali dari ubaidallah bin Musa yang diriwayatkan dari Syu'bah berkata 'shalat bersama beliau'. Muhammad bin Ustman Al Ijli meriwayatkannya kepada kami, Ubaidullah meriwayatkannya kepada kami. Pembenaran terhadap periwayatan Ubaidullah atas periwayatan Muhammad bin Ja’far itu tidak mungkin, apalagi di dalam hadits riwayat Syu’bah. Meskipun Muhammad bin Ja’far menyelisihi beberapa perawi seperti Ubaidullah di dalam hadits riwayat Syu’bah, kebenaran itu tetap berpihak pada Muhammad bin Ja’far atas mereka. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Manshur bin Al Mu’tamar dari Al Hakam, dari Yahya bin Al Jazzar, dari Abu Ash-Shahba' —yaitu Shuhaib— ia berkata, “Kami pernah berada di sisi bin Umar, lalu kami memperbincangkan tentang sesuatu yang membatalkan shalat maka mereka berkata, ’Keledai dan perempuan’. Mendengar itu, Ibnu Abbas berkata, 'Aku dan seorang pembantu dari bani Hasyim tiba dengan menunggang keledai sementara Rasulullah sedang shalat mengimami orang-orang di tanah lapang, maka kami melepaskan keledai di hadapan mereka (96-Ba'). Kami kemudian datang menghampiri sehingga kami berada di antara mereka dan hal itu tidak mengganggu. Suatu ketika Rasulullah sedang shalat, lalu datang dua orang hamba sahaya dari bani Abdul Muththalib yang sedang bertengkar, maka beliau menangkap keduanya dan memisahkan salah seorang dari keduanya dengan yang lainnya dan hal itu tidak mengganggu.” Yusuf bin Musa menceritakannya kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur. Abu Bakar berkata, “Zhahir hadits ini tampak seperti hadits Ubaidullah bin Abdullah, dari Ibnu Abbas yang menjelaskan bahwa keledai melintas di hadapan sahabat-sahabat Nabi dan bukan di hadapan Nabi dan juga tidak terdapat di dalamnya keterangan bahwa Nabi mengetahui perkara tersebut. Jika di dalam hadits ini terdapat keterangan bahwa Nabi mengetahui tentang melintasnya keledai di hadapan sebagian orang yang di belakangnya, maka dapat dipahami bahwa pembatas shalat Nabi juga menjadi pembatas shalat bagi mereka yang shalat di belakangnya, sebab Nabi shalat dengan menggunakan tongkat sebagai pembatas ketika beliau shalat di tempat shalat tersebut. Namun apabila pembatas shalat beliau bukanlah pembatas bagi mereka yang berada di belakangnya tentunya setiap makmum membutuhkan tongkat sebagai pembatas seperti halnya Nabi menggunakannya sebagai pembatas. Oleh karena itu, tindakan Nabi menggunakan tongkat sebagai pembatasnya tanpa memerintahkan makmum untuk membuat pembatas di belakangnya adalah sebagai dalil bahwa pembatas shalat imam juga sebagai pembatas shalat orang yang di belakangnya.”
Hadits No. : 837
صحيح ابن خزيمة ٨٣٧: وَقَدْ رَوَى ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْكَرِيمِ، أَنَّ مُجَاهِدًا أَخْبَرَهُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جِئْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ عَلَى أَتَانٍ، فَمَرَرْنَا بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَةَ وَهُوَ يُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ، لَيْسَ شَيْءٌ يَسْتُرُهُ، يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 837: Ibnu Juraij meriwayatkan, ia berkata, “Abdul Karim mengabarkan kepadaku bahwa Mujahid mengabarkan kepadanya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ketika aku dan Al Fadhl tiba dengan menunggang keledai betina, kami melintas di hadapan Nabi di Arafah, saat itu beliau sedang shalat fardhu tanpa ada pembatas yang membatasi antara kami dan beliau.”
Hadits No. : 838
صحيح ابن خزيمة ٨٣٨: ثناه عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ الْجَوْهَرِيُّ، نا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَغَيْرُ جَائِزٍ أَنْ يُحْتَجَّ بِعَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَلَى الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ قَدْ رُوِيَتْ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ خِلَافَ هَذَا الْمَعْنَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 838: Abdullah bin Ishak Al Jauhan meriwayatkannya kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij. Abu Bakar berkata, ‘Tidak dibenarkan berdalil dengan riwayat Abdul Karim, dari Mujahid atas periwayatan Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah. Sedangkan lafazh ini telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan makna hadits yang berbeda.”
Hadits No. : 839
صحيح ابن خزيمة ٨٣٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ، حَدَّثَنِي أَبِي، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ، نا أَبِي، ح وَثنا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، ثنا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ الْمُقْرِئُ، ثنا الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «رُكِزَتِ الْعَنَزَةُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَاتٍ، فَصَلَّى إِلَيْهَا، وَالْحِمَارُ مِنْ وَرَاءِ الْعَنَزَةِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَهَذَا الْخَبَرُ مُضَادُّ خَبَرِ عَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ؛ لِأَنَّ فِي هَذَا الْخَبَرِ أَنَّ الْحِمَارَ إِنَّمَا كَانَ وَرَاءَ الْعَنَزَةِ، وَقَدْ رَكَزَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَنَزَةَ بَيْنَ يَدَيْهِ بِعَرَفَةَ، فَصَلَّى إِلَيْهَا، وَفِي خَبَرِ عَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ: وَهُوَ يُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ لَيْسَ شَيْءٌ يَسْتُرُهُ يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ، وَخَبَرُ عَبْدِ الْكَرِيمِ، وَخَبَرُ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ قَرِيبٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ؛ لِأَنَّ عَبْدَ الْكَرِيمِ قَدْ تَكَلَّمَ أَهْلُ الْمَعْرِفَةِ بِالْحَدِيثِ فِي الِاحْتِجَاجِ بِخَبَرِهِ، وَكَذَلِكَ خَبَرِ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ، غَيْرَ أَنَّ خَبَرَ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ تُؤَيِّدُهُ أَخْبَارٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِحَاحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ وَخَبَرُ عَبْدِ الْكَرِيمِ عَنْ مُجَاهِدٍ يَدْفَعُهُ أَخْبَارٌ صِحَاحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهَذَا الْفِعْلُ الَّذِي ذَكَرَهُ عَبْدُ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَدْ ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَدْ زَجَرَ عَنْ مِثْلِ هَذَا الْفِعْلِ فِي خَبَرِ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ إِلَى سُتْرَةٍ، وَلْيَدْنُ مِنْهَا، لَا يَقْطَعُ الشَّيْطَانُ عَلَيْهِ صَلَاتَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 839: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam bin Aban menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku (Ha') Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam menceritakan kepadaku, Ayahku menceritakan kepada kami (Ha') Sa’ad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, Hafash bin Umar Al Muqri' menceritakan kepada kami, Al Hakam bin Aban menceritakan kepada kami dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Tongkat kecil ditancapkan di hadapan Rasulullah di Arafah, kemudian beliau shalat menghadapnya sementara keledai berada di belakang tongkat kecil tersebut.” Abu Bakar berkata: Hadits ini bersebrangan dengan hadits riwayat Abdul Karim dari Mujahid, sebab di dalam hadits ini terdapat penjelasan bahwa keledai berada di belakang tongkat kecil sedangkan Nabi menancapkan tongkat kecil di hadapannya dan shalat menghadapnya di Arafah. Sementara di dalam hadits riwayat Abdul Karim dari Mujahid, Ibnu Abbas, ia berkata, “Beliau shalat fardhu dan tidak terdapat pembatas yang membatasi antara kami dan beliau.” Hadits riwayat Abdul Karim dan hadits riwayat Al Hakam bin Aban terdapat kesamaan dari segi penukilannya, sebab Abdul Karim telah memerintahkan ahlul hadits agar menggunakan hadits yang diriwayatkannya sebagai hujjah, begitu pula dengan hadits riwayat Al Hakam bin Aban, akan tetapi hadits riwayat Al Hakam bin Aban diperkuat dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang dibenarkan dari segi penukilannya, sedangkan hadits riwayat Abdul Karim dari Mujahid memperkuat hadits-hadits yang dibenarkan dari segi penukilannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun perbuatan yang demikian ini, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Abdul Karim dan Mujahid, dari Ibnu Abbas diperkuat dengan sabda Nabi bahwa beliau melarang keras hal tersebut di dalam hadits Sahal bin Abu Hatsmah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat maka ia hendaknya shalat menghadap penghalang dan mendekatkan diri kepadanya niscaya syetan tidak akan merusak shalatnya”
Hadits No. : 84
صحيح ابن خزيمة ٨٤: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، حَدَّثَنِي رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، نا عَطَاءُ بْنُ أَبِي مَيْمُونَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَبَرَّزَ لِحَاجَةٍ أَتَيْتُهُ بِمَاءٍ فَيَتَغَسَّلُ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 84: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulayiah mengabarkan kepada kami, Rauh bin Al Qasim menceritakan kepadaku, Atha' bin Abu Maimunah mengabarkan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bila keluar untuk buang hajat, lalu aku bawakan beliau air, kemudian beliau membasuh dengan air itu.” 188
Hadits No. : 840
صحيح ابن خزيمة ٨٤٠: وَفِي خَبَرِ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكَزَ عَنَزَةً فَجَعَلَ يُصَلِّي إِلَيْهَا يَمُرُّ مِنْ وَرَائِهَا الْكَلْبُ، وَالْمَرْأَةُ، وَالْحِمَارُ " ناه الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ مَهْدِيٍّ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ وَفِي خَبَرِ الرَّبِيعِ بْنِ سَبْرَةَ الْجُهَنِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اسْتَتَرُوا فِي صَلَاتِكُمْ وَلَوْ بِسَهْمٍ» وَفِي خَبَرِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ إِلَى سُتْرَةٍ، وَلْيَدْنُ مِنْهَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَهَذِهِ الْأَخْبَارُ كُلُّهَا صِحَاحٌ، قَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُصَلِّيَ أَنْ يَسْتَتِرَ فِي صَلَاتِهِ وَزَعَمَ عَبْدُ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى إِلَى غَيْرِ سُتْرَةٍ، وَهُوَ فِي فَضَاءٍ؛ لِأَنَّ عَرَفَاتٍ لَمْ يَكُنْ بِهَا بِنَاءٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَتِرُ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَدْ زَجَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُصَلِّيَ الْمُصَلِّي إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ. وَفِي خَبَرِ صَدَقَةَ بْنِ يَسَارٍ، سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُصَلُّوا إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ» وَقَدْ زَجَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُصَلِّيَ الْمُصَلِّي إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ، فَكَيْفَ يَفْعَلُ مَا يَزْجُرُ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ وَفِي خَبَرِ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ، كَالدَّالِ عَلَى أَنَّ الْحِمَارَ إِذَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي وَلَا سُتْرَةَ بَيْنَ يَدَيْهِ ضَرَّهُ مُرُورُ الْحِمَارِ بَيْنَ يَدَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 840: Di dalam hadits riwayat Aun bin Abu Juhaifah, dari ayahnya disebutkan bahwa Nabi menancapkan tombak kecil kemudian beliau shalat menghadapnya, sementara anjing, perempuan, dan keledai melintas di belakang tongkat kecil tersebut. Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Mahdi memberitahukannya kepada kami (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Suiyan menceritakan kepada kami dari Aun bin Abu Juhaifah. Di dalam hadits riwayat Ar-Rabi’ bin Saburah Al Juhani, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jadikanlah penghalang di dalam shalatmu meskipun hanya dengan sebatang anak panah." Sedangkan di dalam hadits riwayat Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu mengerjakan shalat maka hendaknya ia shalat menghadap penghalang (91-Alif) dan mendekatkan diri kepadanya.” Abu Bakar berkata: Hadits-hadits ini semuanya shahih, yaitu Rasulullah memerintahkan seseorang untuk menggunakan penghalang ketika shalat. Adapun pendapat Abdul karim dari riwayat Mujahid, dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shalat tanpa menggunakan pembatas di tanah lapang, karena memang di Arafah yang tidak ada bangunan saat itu di zaman Rasulullah yang dapat digunakan sebagai pembatas dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri melarang keras seseorang shalat kecuali dengan menggunakan pembatas. Di dalam hadits riwayat Shadaqah bin Yasar, aku mendengar Ibnu Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Janganlah kamu shalat kecuali menghadap pembatas ” Nabi melarang keras seseorang shalat kecuali jika menghadap pembatas. Oleh karena itu, bagaimana mungkin beliau mengerjakan apa yang telah beliau larang. Di dalam hadits riwayat Musa bin Thalhah, dari ayahnya adalah dalil bahwa apabila keledai melintas di hadapan orang yang sedang shalat yang tidak terdapat pembatas di hadapannya maka melintasnya keledai tersebut di hadapannya akan merusak shalatnya.
Hadits No. : 841
صحيح ابن خزيمة ٨٤١: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، نا عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: " كُنَّا نُصَلِّي وَالدَّوَابُّ تَمُرُّ بَيْنَ أَيْدِينَا، فَسَأَلْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَقَالَ: «مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ يَكُونُ بَيْنَ يَدَيْ أَحَدِكُمْ، فَلَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 841: Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Asy-Syahid menceritakan kepada kami, Umar bin Ubaid Ath-Thanifisi menceritakan kepada kami dari Simak bin Harb, dari Musa bin Thalhah, dari ayahnya, ia berkata, “Kami sedang shalat dan binatang ternak melintas di hadapan kami, kemudian kami menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau menjawab, 'Sebatas pelana yang ada di hadapan salah seorang di antara kamu niscaya tidak membahayakan sesuatu yang melintas di depannya'."
Hadits No. : 842
صحيح ابن خزيمة ٨٤٢: نا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، ثنا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لِيَجْعَلْ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلَ مُؤَخِّرَةِ الرَّحْلِ، ثُمَّ لَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَفِي قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مِثْلُ مُؤَخِّرَةِ الرَّحْلِ يَكُونُ بَيْنَ يَدَيْ أَحَدِكُمْ، ثُمَّ لَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ» دَلَالَةٌ وَاضِحَةٌ إِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ مُؤَخِّرَةِ الرَّحْلِ ضَرَّهُ مُرُورُ الدَّوَابِّ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَالدَّوَابُّ الَّتِي تَضُرُّ مُرُورُهَا بَيْنَ يَدَيْهِ هِيَ الدَّوَابُّ الَّتِي أَعْلَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا تَقْطَعُ الصَّلَاةَ، وَهُوَ الْحِمَارُ، وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ، عَلَى مَا أَعْلَمَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَا غَيْرَهُمَا مِنَ الدَّوَابِّ الَّتِي لَا تَقْطَعُ الصَّلَاةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 842: Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Isra'il menceritakan kepada kami dari Simak, dari Musa bin Thalhah, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Hendaknya antara kamu menjadikan di hadapannya jarak sebatas pelana, maka sesuatu yang melintas di depannya tidak membahayakannya." Abu Bakar berkata, "Di dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Sebatas pelana yang ada di hadapan salah seorang di antara kamu, kemudian sesuatu yang melintas di depannya tidak membahayakannya' adalah dalil yang jelas. Sebab apabila tidak terdapat di hadapannya sebatas pelana niscaya melintasnya binatang ternak di hadapannya akan merusak shalatnya. Sedangkan binatang ternak yang melintas di hadapannya yang merusak shalat adalah binatang ternak yang telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa binatang ternak tersebut merusak shalat yaitu, keledai dan anjing hitam sebagaimana yang diberitahukan oleh Al Mushtafa shallallahu 'alaihi wa sallam dan bukan binatang selain keduanya yang tidak akan merusak shalat."
Hadits No. : 843
صحيح ابن خزيمة ٨٤٣: نا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ قَالَ سَمِعْتُ الْقَاسِمَ يُحَدِّثُ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهُ كَانَ لَهَا ثَوْبٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ مَمْدُودَةٌ إِلَى سَهْوَةٍ، فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي إِلَيْهِ، فَقَالَ: أَخِّرِيهِ عَنِّي، فَأَخَذَتْهُ، فَجَعَلَتْهُ وَسَائِدَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 843: Abu Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepadaku, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Al Qasim, ia berkata: Aku mendengar Al Qasim meriwayatkan hadits dari 'Aisyah bahwa ia memiliki kain bergambar yang diletakkan pada rak sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat menghadapnya, maka beliau berkata, "Jauhkanlah ia dariku." Kemudian aku mengambilnya dan menjadikannya sebagai alas kepala.
Hadits No. : 844
صحيح ابن خزيمة ٨٤٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، ثنا أَبِي، وَشُعَيْبٌ قَالَا: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِ، أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 844: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, Ayahku dan Syua'ib menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu Al Khair, dari Abdullah bin Amr, dari Abu Bakar Ash-Shiddiq , ia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Ajarkanlah kepadaku doa yang dapat aku gunakan di dalam shalatku.”
Hadits No. : 845
صحيح ابن خزيمة ٨٤٥: ناه يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، وَابْنُ لَهِيعَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ: إِنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلِّمْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي، وَفِي بَيْتِي قَالَ: " قُلِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 845: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi memberitahukan kepadanya, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits dan Ibnu Lahi'ah mengabarkan kepadaku dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu Khair bahwa ia mendengar Abdullah bin Amr bin Al Ash berkata: Sesungguhnya Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku doa yang dengannya aku berdoa ketika shalat dan di dalam rumahku.” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, 'Ya Allah, aku benar-benar telah menzhalimi diriku dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi- Mu serta kasihilah diriku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Hadits No. : 846
صحيح ابن خزيمة ٨٤٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا ابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ مُسْلِمٍ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: لَمَّا نَزَلَتْ {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ} [النصر: 1] إِلَى آخِرِهَا مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى صَلَاةً إِلَّا قَالَ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 846: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Numair menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Muslim, dari Masruq, dari Aisyah , ia berkata, “Ketika turun ayat Idza Ja 'a Nashruilahi wal Fath sampai akhir surah maka aku tidak pernah melihat Rasulullah shalat melainkan beliau membaca, 'Maha Suci Engkau, ya Allah dan segala puji bagi- Mu Ya Allah ampunilah aku'."
Hadits No. : 847
صحيح ابن خزيمة ٨٤٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادِ بْنِ آدَمَ، ثنا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْفَزَارِيُّ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كُنَّا نَغْدُو إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَجِيءُ الرَّجُلُ، وَتَجِيءُ الْمَرْأَةُ فَيَقُولُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ أَقُولُ إِذَا صَلَّيْتُ؟ قَالَ: " قُلِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي، فَقَدْ جُمِعَ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتُكَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 847: Muhammad bin Abbad bin Adam menceritakan kepada kami, Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari menceritakan kepada kami dari Abu Malik Al Asyja'i (97-Ba'), dari ayahnya, ia berkata: Di pagi hari kami datang mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, datang seorang laki-laki dan seorang perempuan, maka ia bertanya, “Wahai Rasulullah, doa apa yang harus aku baca ketika shalat?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, 'Ya Allah, ampunilah aku dan kasihilah aku, berilah petunjuk, kesehatan, dan berilah aku rezeki. Dengan demikian terkumpul kebaikan dunia dan akhirat kepadamu."
Hadits No. : 848
صحيح ابن خزيمة ٨٤٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ ح وَثنا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ حَمْزَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي بَعْضِ صَلَاتِهِ: «اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا» فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْحِسَابُ الْيَسِيرُ قَالَ: «يَنْظُرُ فِي كِتَابِهِ وَيَتَجَاوَزُ لَهُ عَنْهُ، إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَوْمَئِذٍ، يَا عَائِشَةُ، هَلَكَ، وَكُلُّ مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ يُكَفِّرُ اللَّهُ بِهِ عَنْهُ، حَتَّى الشَّوْكَةُ تَشُوكُهُ» جَمِيعُهُمَا لَفْظًا وَاحِدًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 848: Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami (Ha') Mu'ammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishak, Abdul Wahid bin Hamzah bin Abdullah bin Az-Zubair menceritakan kepadaku dari Abbad bin Abdullah bin Az-Zubair, dari Aisyah, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah berdoa pada sebagian shalatnya, 'Ya Allah hisablah amal perbuatanku dengan hisab yang mudah.' Tatkala beliau selesai shalat maka aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan hisab yang mudah?' Beliau menjawab, ''Dia melihat catatan amal perbuatannya dan diampuni semua kesalahan darinya. Sesungguhnya seseorang yang hisab amalnya diperincikan pada saat itu wahai Aisyah, niscaya akan celaka. Dan semua musibah yang menimpa seorang mukmin pasti Allah hapus kesalahan dari dirinya sampai-sampai duri yang menancap mengenai bagian tubuhnya (pun menghapus dosanya)'."
Hadits No. : 849
صحيح ابن خزيمة ٨٤٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ، ثنا وَكِيعٌ، ثنا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ الْيَمَامِيُّ، وَثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عَلِّمْنِي كَلِمَاتٍ أَدْعُو بِهِنَّ فِي صَلَاتِي قَالَ: " سَبِّحِي اللَّهَ عَشْرًا، وَاحْمَدِيهِ عَشْرًا، وَكَبِّرِيهِ عَشْرًا، ثُمَّ سَلِيهِ حَاجَتَكِ يُقَلْ: نَعَمْ، نَعَمْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 849: Muhammad bin Aban menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Ikrimah bin Ammar Al Yamami menceritakan kepada kami (Ha') Abdullah bin Hasyim menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari ^ Ikrimah bin Ammar, dari Ishak bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas bin Malik, ia berkata: Suatu ketika Ummu Sulaim datang menemui Rasulullah lalu berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada aku beberapa kalimat yang dapat aku gunakan untuk berdoa ketika shalat!” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, 'Subhanallah' sepuluh kali dan 'Al Hamdulillah ' sepuluh kali serta Allahu Akbar' sepuluh kali, kemudian mintalah kebutuhanmu niscaya akan dikabulkan.” Ia berkata, “Ya, ya.”
Hadits No. : 85
صحيح ابن خزيمة ٨٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدِ بْنِ خِدَاشٍ الزَّهْرَانِيُّ، نا سَالِمُ بْنُ قُتَيْبَةَ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا ذَهَبَ لِحَاجَتِهِ ذَهَبْتُ مَعَهُ بِعُكَّازٍ وَإِدَاوَةٍ، فَإِذَا خَرَجَ مَسَحَ بِالْمَاءِ، وَتَوَضَّأَ مِنَ الْإِدَاوَةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 85: Muhammad bin Khalid bin Khaddasy Az-Zahrani mengabarkan kepada kami, Salim bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, dari Syu’bah, dari Atha' bin Abu Maimunah dari Anas bin Malik, bahwa dulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila pergi untuk membuang hajat, aku menyertai beliau dengan membawa tongkat dan kantong kulit. Bila beliau keluar, beliau mengusap dengan air dan berwudhu dari kantong kulit itu.”189
Hadits No. : 850
صحيح ابن خزيمة ٨٥٠: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنِّي أُرِيتُكُمْ تُفْتَنُونَ فِي الْقُبُورِ كَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ» قَالَتْ عَمْرَةُ: قَالَتْ عَائِشَةُ: فَكُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ فِي صَلَاتِهِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 850: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Umarah, dari Aisyah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku bahwa ditimpakan fitnah kepada di dalam kubur sebagaimana fitnah Dajjal.” Umarah berkata: Aisyah berkata, “Aku mendengar Rasulullah berdoa di dalam shalatnya, 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab api neraka dan adzab kubur”
Hadits No. : 851
صحيح ابن خزيمة ٨٥١: أَخْبَرَنِي أَبُو عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنَّ أَبَاهُ، وَشُعَيْبًا أَخْبَرَاهُمْ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ» قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقَالَ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ الْمَغْرَمِ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 851: Abu Abdul Hakam mengabarkan kepadaku bahwa ayahnya dan Syua'ib mengabarkan kepada mereka, Al-Laits mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Al Hadi, dari Ibnu Syihab, dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah berdoa di dalam shalatnya, 'Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan dari utang-piutang'.” Aisyah berkata, “Seseorang bertanya, 'Mengapa memohon perlindungan dan utang adalah yang paling banyak engkau panjatkan, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya seseorang jika berutang maka apabila berbicara ia cenderung berbohong dan apabila berjanji ia cenderung ingkar'."
Hadits No. : 852
صحيح ابن خزيمة ٨٥٢: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ - ثنا أَبُو حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ ح وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِيهِ ح وَثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَنْصُورٍ السُّلَيمِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عُمَرَ -، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: كَانَ قِتَالٌ بَيْنَ بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ أَتَاهُمْ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ، ثُمَّ قَالَ لِبِلَالٍ: " يَا بِلَالُ، إِذَا حَضَرَتْ صَلَاةُ الْعَصْرِ وَلَمْ آتِ فَمُرْ أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ، فَلَمَّا حَضَرَتِ الْعَصْرُ، أَذَّنَ بِلَالٌ، ثُمَّ أَقَامَ، ثُمَّ قَالَ لِأَبِي بَكْرٍ: تَقَدَّمْ، فَتَقَدَّمَ أَبُو بَكْرٍ، فَدَخَلَ فِي الصَّلَاةِ، ثُمَّ جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يَشُقُّ النَّاسَ، حَتَّى قَامَ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ قَالَ وَصَفَّحَ الْقَوْمُ، وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ لَا يَلْتَفِتُ، فَلَمَّا رَأَى أَبُو بَكْرٍ التَّصْفِيحَ لَا يُمْسَكُ عَنْهُ الْتَفَتَ فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيِ امْضِهْ، فَلَمَّا قَالَ لَبِثَ أَبُو بَكْرٍ هُنَيْهَةً، يَحْمَدُ لِلَّهِ عَلَى قَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: امْضِهْ، ثُمَّ مَشَى أَبُو بَكْرٍ الْقَهْقَرَى عَلَى عَقِبَيْهِ فَتَأَخَّرَ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقَدَّمَ فَصَلَّى بِالنَّاسِ، فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ قَالَ: «يَا أَبَا بَكْرٍ مَا مَنَعَكَ إِذْ أَوْمَأْتُ إِلَيْكَ أَلَّا تَكُونَ مَضَيْتَ» قَالَ: لَمْ يَكُنْ لِابْنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنْ يَؤُمَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلنَّاسِ: «إِذَا نَابَكُمْ فِي صَلَاتِكُمْ شَيْءٌ فَلْيُسَبِّحِ الرِّجَالُ وَلْيُصَفِّحِ النِّسَاءُ» وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَازِمٍ فِي حَدِيثِهِ: فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَكَذَا، يَأْمُرْهُ أَنْ يُصَلِّيَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ يَدَهُ فَحَمِدَ اللَّهَ، ثُمَّ رَجَعَ الْقَهْقَرَى وَرَاءَهُ وَقَالَ عَبْدُ الْأَعْلَى فِي حَدِيثِهِ: «فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَيْ كَمَا أَنْتَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ يَدَيْهِ فَحَمِدَ اللَّهَ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ لِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ رَجَعَ الْقَهْقَرَى» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَبَعْضُهُمْ يَزِيدُ عَلَى بَعْضٍ فِي الْحَدِيثِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 852: Ahmad Abadah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Hammad —yaitu bin Zaid— mengabarkan kepada kami, Abu Hazm menceritakan kepada kami dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi, Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepada kami dari ayahnya; Ismail bin Bisyir bin Manshur As-Sulami menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami dari Ubaidullah; Muhammad bin Abdullah bin Bazi' menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ubaidullah - yaitu Ibn Umar - menceritakan kepada kami dan Abu Hazm, dari Sahal bin Sa'ad dan hadits ini adalah lafazh hadits Hammad bin Zaid, ia berkata, “Terjadi perselisihan di antara bani Amr bin Auf, kemudian kabar tersebut sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau shalat Zhuhur kemudian mendatangi mereka untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Beliau berkata kepada Bilal, 'Wahai Bilal, apabila tiba waktu shalat Ashar dan aku belum datang maka perintahkan Abu Bakar untuk shalat mengimami orang-orang.' Ketika waktu shalat Ashar tiba maka Bilal mengumandangkan adzan, lalu bangkit dan berkata kepada Abu Bakar, 'Majulah'. (98-Alif) Maka Abu Bakar maju dan melaksanakan shalat, kemudian Rasulullah datang dan berjalan di sela-sela orang-orang sehingga beliau berdiri di samping Abu Bakar." Perawi berkata, “Orang-orang lalu bertepuk tangan, sebab Abu Bakar jika telah memulai shalat maka ia tidak menengok ke belakang. Manakala Abu Bakar mendengar suara tepukan tangan, ia tidak lagi konsentrasi dan menengok ke belakang, namun Rasulullah mengisyaratkan kepadanya atau teruskanlah. Tatkala beliau berkata demikian, Abu Bakar berhenti sejenak sambil memuji Allah atas perkataan Rasulullah 'Teruskanlah' kemudian Abu Bakar mundur ke belakang. Tatkala Nabi melihat kejadian tersebut beliau lantas maju dan shalat mengimami orang-orang. Ketika beliau telah menyelesaikan shalatnya, beliau berkata, 'Wahai Abu Bakar, apa yang menyebabkan kamu tidak meneruskan shalatmu tatkala aku telah memberikan isyarat kepadamu agar menyelesaikannya?' Abu Bakar menjawab, 'Tidak pantas Ibnu Abu Kuhafah mengimami Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' Mendengar itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila terjadi sesuatu di dalam shalat kamu yang mengharuskan untuk memberi peringatan maka kaum lelaki hendaknya mengucapkan Subhanallah dan kaum wanita bertepuk tangan'.” Ibnu Abu Hazm di dalam haditsnya meriwayatkan, Rasulullah mengisyaratkan seperti ini, memerintahkannya untuk meneruskan shalatnya, maka Abu Bakar mengangkat tangannya dan memuji Allah, lalu mundur ke belakang beliau.” Abdul A'la di dalam haditsnya meriwayatkan, “Maka Rasulullah mengisyaratkan kepadanya —yaitu sebagaimana yang kamu lakukan—, lalu Abu Bakar mengangkat tangannya sambil mengucap Alhamdulillah dan memuji Allah lantaran ucapan Rasulullah tersebut, kemudian ia mundur ke belakang.” Abu Bakar berkata, “Sebagian dari mereka menambahkan periwayatan pada yang lain didalam hadits tersebut.”
Hadits No. : 853
صحيح ابن خزيمة ٨٥٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ يَقُولُ: ثنا سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح وحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، سَمِعَهُ مِنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ نَابَهُ فِي صَلَاتِهِ شَيْءٌ، فَلْيَقُلْ: سُبْحَانَ اللَّهِ، إِنَّمَا هَذَا لِلنِّسَاءِ " يَعْنِي التَّصْفِيقَ هَذَا حَدِيثُ عَلِيِّ بْنِ خَشْرَمٍ وَأَمَّا عَبْدُ الْجَبَّارِ فَحَدَّثَنَا بِالْحَدِيثِ بِطُولِهِ فِي خُرُوجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، وَقَالَ فِي آخِرِهِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَا لَكُمْ حِينَ نَابَكُمْ شَيْءٌ فِي صَلَاتِكُمْ صَفَّقْتُمْ، إِنَّمَا هَذَا لِلنِّسَاءِ، مَنْ نَابَهُ فِي صَلَاتِهِ شَيْءٌ فَلْيَقُلْ: سُبْحَانَ اللَّهِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: التَّصْفِيقُ وَالتَّصْفِيحُ وَاحِدٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 853: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Abu Hazim, ia berkata: Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi sahabat Rasulullah (Ha') menceritakan kepada kami, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abu Hazim, ia mendengarnya dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin memberi peringatan tentang sesuatu yang terjadi di dalam shalatnya, maka ia hendaknya mengucapkan 'Subhanallah'. Sedangkan yang seperti ini untuk perempuan.” Maksudnya, bertepuk tangan. Lafazh ini berasal riwayat Ali bin Khasyram. Adapun Abdul Jabbar, ia meriwayatkan hadits tersebut kepada kami dengan redaksi yang panjang tentang kepergian Rasulullah ke bani Amr bin Auf dan di akhir haditsnya ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Mengapa tatkala sesuatu terjadi di dalam shalatmu kamu bertepuk tangan? Sesungguhnya hal itu untuk kaum perempuan, dan apabila terjadi sesuatu di dalam shalatnya maka ia hendaknya mengucapkan 'Subhanallah'” Abu Bakar berkata, “Arti kalimat At-Tashfiq dan At-Tashfih adalah sama.”
Hadits No. : 854
صحيح ابن خزيمة ٨٥٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، أنا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ، فَيَرُدُّ عَلَيْنَا، فَلَمَّا رَجَعْنَا مِنْ عِنْدِ النَّجَاشِيِّ سَلَّمْنَا عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْنَا فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَيْكَ فِي الصَّلَاةِ وَتَرُدُّ عَلَيْنَا، فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 854: Yusuf bin Musa Al Qaththan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami, Al A'masy mengabarkan kepada kami dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah, ia berkata, “Kami pernah memberi salam kepada Nabi di saat beliau shalat maka beliau menjawab salam kami. Namun ketika kami kembali dari An-Najasyi dan mengucapkan salam kepada beliau maka beliau tidak menjawab salam kami, lalu kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, sebelumnya kami pernah mengucapkan salam kepada engkau ketika shalat dan engkau menjawab salam kami?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya di dalam shalat ada kesibukan'."
Hadits No. : 855
صحيح ابن خزيمة ٨٥٥: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَيَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَا: أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ ح وَنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا هُشَيْمٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ شُبَيْلٍ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ: " كَانَ يُكَلِّمُ الرَّجُلُ إِلَى جَنْبِهِ فِي الصَّلَاةِ، حَتَّى نَزَلَتْ، {وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ} [البقرة: 238] زَادَ فِي حَدِيثِ هُشَيْمٍ: فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ، وَنُهِينَا عَنِ الْكَلَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 855: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id dan Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ismail mengabarkan kepada kami, Abu Hasyim Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami dari Ismail bin Abu Khalid, dari Al Harits bin Syubail, dari Abu Amr dan Asy-Syaibani, dari Zaid bin Arqam, ia berkata, “Sesungguhnya seseorang berbicara kepada orang yang di sampingnya ketika shalat sehingga turun ayat, 'Berdirilah karena Allah dalam shalatmu dengan khusyu (Q.S. Al Baqarah [2]: 238) Ditambahkan dalam hadits riwayat Hasyim, “Diperintahkan kepada kami untuk diam dan melarang kami berbicara.”
Hadits No. : 856
صحيح ابن خزيمة ٨٥٦: ثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، بِمِثْلِ حَدِيثِ بُنْدَارٍ، غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: " كَانَ يُكَلِّمُ الرَّجُلُ صَاحِبَهُ فِي الصَّلَاةِ بِالْحَاجَةِ، عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، حَتَّى نَزَلَتْ {وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ} [البقرة: 238] ، فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 856: Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ismail bin Abu Khalid menceritakan kepada kami seperti hadits yang diriwayatkan oleh Bundar, akan tetapi ia berkata, “Dulu seorang boleh berbicara kepada temannya pada zaman Nabi ketika sedang shalat untuk suatu keperluan sampai turun ayat, 'Berdirilah karena Allah dalam shalatmu dengan khusyuk'.' (Qs. Al Baqarah [2]: 238) maka kami diperintahkan untuk diam.”
Hadits No. : 857
صحيح ابن خزيمة ٨٥٧: ثنا أَبُو مُوسَى يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ يُصَلِّي بِمِثْلِهِ وَقَالَ: فَرَدَّ عَلَيْنَا فَقَالَ: «إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا» قُلْتُ لِإِبْرَاهِيمَ: كَيْفَ تُسَلِّمُ أَنْتَ؟ قَالَ: أَرُدُّ فِي نَفْسِي
Shahih Ibnu Khuzaimah 857: Abu Musa Yahya bin Hammad menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Sulaiman, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah, ia berkata, “Kami pernah mengucapkan salam kepada Nabi ketika beliau sedang shalat,” seperti hadits sebelumnya, dan perawi lanjut berkata, “Maka beliau berkata kepada kami, 'Sesungguhnya didalam shalat ada kesibukan.' Aku bertanya kepada Ibrahim, 'Bagaimana kamu menjawab salam (ketika sedang shalat)?.' Ia menjawab, 'Aku menjawabnya dalam hati aku'.”
Hadits No. : 858
صحيح ابن خزيمة ٨٥٨: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، ثنا الْحَجَّاجُ وَهُوَ الصَّوَّافُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ ح وَحَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، حَدَّثَنِي الْحَجَّاجُ بْنُ أَبِي عُثْمَانَ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنِي الْحَجَّاجُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَيْمُونٍ، ثنا الْوَلِيدُ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ بَكْرٍ - عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، حَدَّثَنِي يَحْيَى، عَنْ هِلَالِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ، حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ، ثنا مُعَاوِيَةُ بْنُ الْحَكَمِ السُّلَمِيُّ، ح وَثنا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثناه بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ إِسْمَاعِيلَ الْحَلَبِيَّ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي هِلَالُ بْنُ أَبِي مَيْمُونَةَ، حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ الْحَكَمِ السُّلَمِيُّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا كُنَّا حَدِيثَ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ، فَجَاءَ اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ، وَإِنَّ رِجَالًا مِنَّا يَتَطَيَّرُونَ قَالَ: «ذَلِكَ شَيْءٌ يَجِدُونَهُ فِي صُدُورِهِمْ، فَلَا يَصُدَّنَّهُمْ» قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، رِجَالٌ يَأْتُونَ الْكَهَنَةَ قَالَ: «فَلَا تَأْتُوهُمْ» قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ رِجَالٌ مِنَّا يَخُطُّونَ قَالَ: «كَانَ نَبِيٌّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ يَخُطُّ فَمَنْ وَافَقَ خَطَّهُ فَذَاكَ» قَالَ: وَبَيَّنَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ، فَقُلْتُ لَهُ: يَرْحَمُكُ اللَّهُ، فَحَدَّقَنِي الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ، فَقُلْتُ: وَاثُكْلَ أُمِّيَاهُ، مَا لَكُمْ تَنْظُرُونَ إِلَيَّ قَالَ: فَضَرَبَ الْقَوْمُ بِأَيْدِيهِمْ عَلَى أَفْخَاذِهِمْ، فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ - يَصْمُتُونَنِي - لَكِنِّي سَكَتُّ، فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَانِي، فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي، مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا قَطُّ قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ، وَاللَّهِ مَا ضَرَبَنِي، وَلَا كَهَرَنِي، وَلَا شَتَمَنِي، وَلَكِنْ قَالَ: «إِنَّ صَلَاتَنَا هَذِهِ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هِيَ التَّكْبِيرُ، وَالتَّسْبِيحُ، وَتِلَاوَةُ الْقُرْآنِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ مَيْسَرَةَ قَالَ بُنْدَارٌ: بَيْنَمَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهَكَذَا قَالَ الْبَاقُونَ. وَقَالَ بُنْدَارٌ: فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يَصْمُتُونِي، لَكِنِّي سَكَتُّ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَرَّجْتُ فِي التَّصْنِيفِ الْكَبِيرِ حَدِيثَ الْبَاقِينَ فِي عَقِبِ حَدِيثِ بُنْدَارٍ بِمِثْلِهِ، وَلَمْ أُخَرِّجْ أَلْفَاظَهُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 858: Asy-Syaikh Al Faqih Abu Al Hasan Ali bin Al Muslim As- Sulami mengabarkan kepada kami di Damaskus, Abdul Aziz bin Ahmad menceritakan kepada kami, Abu Utsman Ash-Shabuni mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Al Hajjaj —yaitu Ash-Shawaf— menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir (98-Ba') (Ha') Abu Hasyim Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami, Al Hajjaj bin Abu Utsman menceritakan kepadaku dari Yahya bin Abu Katsir (Ha') Muhammad bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami, Al Hajjaj menceritakan kepadaku dari Yahya bin Abu Katsir (Ha') Muhammad bin Abdullah Ibnu Maimun menceritakan kepada kami, Al Walid -yaitu Ibnu Muslim- menceritakan kepada kami dari Al Auza'i, dari Yahya, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu bin Muslim— mengabarkan kepada kami dari Al Auza'i, dari Yahya, dari Hilal bin Abu Maimunah, Atha' bin Y asar menceritakan kepadaku, Mu'awiyah bin Al Hakam As-Sulami menceritakan kepada kami (Ha') Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu Ibnu Ismail Al Halabi— meriwayatkan kepadanya, dari Al Auza'i, dari Yahya bin Abu Katsir, Hilal bin Abu Maimunah menceritakan kepadaku, Atha' bin Yasar menceritakan kepadaku, Mu'awiyah bin Al Hakam As-Sulami menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kami baru keluar dari jahiliyah dan diberikan petunjuk Islam oleh Allah, (namun) sesungguhnya ada di antara kami yang meramal hingga tidak mau berbuat.” Beliau menjawab, “Itu adalah sesuatu yang mereka dapatkan sejak masa- masa pertama maka jangan sampai hal itu menghalangi mereka.” Ia bertanya, “Wahai Rasulullah, orang-orang mendatangi para dukun.” Beliau menjawab, “Jangan kamu mendatangi mereka.” Ia bertanya kembali, “Wahai Rasulullah, ada beberapa orang dari kami ramal dengan kerikil?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya pernah ada seorang nabi dari nabi-nabi Allah melakukannya dan yang mendapatkan sesuai apa yang diramalkannya maka itu yang diharapkan." Ia lanjut berkata, “Ketika aku shalat bersama Rasulullah tiba-tiba seseorang bersin, maka aku ucapkan kepadanya, 'Yarhamukallah (semoga Allah mengasihimu).' Lalu orang-orang memandang aku dengan tajam, maka aku berkata, 'Demi kedua mata yang tidak buta, mengapa kamu melihatku demikian?'." Perawi berkata, “Orang-orang kemudian memukulkan tangan mereka ke paha dan ketika aku memandang mereka, mereka menyuruhku diam, akan tetapi aku telah diam. Tatkala Rasulullah selesai shalat maka beliau memanggilku. Demi bapak dan ibu aku, aku tidak pernah melihat seorang pun pendidik sebelum dan sesudah beliau yang lebih baik didalam memberikan pengajaran dari beliau. Demi Allah, beliau tidak memukul, membentak atau pun mencelaku, akan tetapi beliau berkata, 'Sesungguhnya shalat kita ini tidak diperkenankan sedikit pun (mengandung unsur) perkataan manusia, akan tetapi ia adalah ucapan takbir, tasbih dan bacaan Al Qur an.' ini lafazh hadits yang sederhana.” Bundar berkata, “Ketika aku shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beginilah lafazh hadits yang dikatakan sebagian perawi.” Bundar berkata lagi, “Tatkala aku melihat mereka berusaha menyuruhku diam akan tetapi aku telah diam." Abu Bakar berkata, “Aku telah meriwayatkan di dalam kitab At- Tashnif Al Kabir hadits yang diriwayatkan oleh sebagian perawi setelah hadits Bundar yang serupa dengannya dan aku tidak meriwayatkan lafazh-lafazh hadits mereka."
Hadits No. : 859
صحيح ابن خزيمة ٨٥٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْمَجِيدِ الثَّقَفِيَّ، نا أَيُّوبُ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيِ الْعَشِيِّ - وَأَكْبَرُ ظَنِّي أَنَّهَا الظُّهْرُ - رَكْعَتَيْنِ، فَأَتَى خَشَبَةً فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ، فَوَضَعَ عَلَيْهَا يَدَيْهِ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى، وَخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ، فَقَالُوا: قَصُرَتِ الصَّلَاةُ، وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، فَهَابَا أَنْ يُكَلِّمَاهُ، وَرَجُلٌ قَصِيرُ الْيَدَيْنِ أَوْ طَوِيلُهُمَا يُقَالُ لَهُ: ذُو الْيَدَيْنِ، فَقَالَ: أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ أَوْ نَسِيتَ؟ فَقَالَ: «لَمْ تَقْصُرْ، وَلَمْ أَنَسَ» ، فَقَالَ: بَلْ نَسِيتَ، فَقَالَ: «صَدَقَ ذُو الْيَدَيْنِ؟» قَالَ: نَعَمْ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ كَبَّرَ، وَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ، ثُمَّ رَفَعَ " وَذَكَرَ بُنْدَارٌ الْحَدِيثَ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ هَذَا الْبَابَ بِتَمَامِهِ فِي كِتَابِ السَّهْوِ فِي الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 859: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab —-yaitu Ibnu Abdul Majid Ats- Tsaqafi— menceritakan kepada kami, Ayub menceritakan kepada kami dari Muhammad, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah pernah shalat bersama kami pada salah satu shalat petang —menurut dugaanku yang paling kuat adalah shalat Zuhur— dua rakaat, kemudian beliau mengambil batang kayu yang berada di arah kiblat masjid dan meletakkan kedua tangannya di atasnya, salah satu tangannya di atas tangan lainnya. Hal itu kemudian membuat orang- orang saling berbisik gaduh dan berkata, 'Shalat telah di-qashar.' Sementara tengah-tengah kaum terdapat Abu Bakar dan Umar, akan tetapi keduanya merasa sungkan untuk bertanya kepada beliau. Ada seorang Laki-laki —kedua tangannya pendek atau kedua tangannya panjang— yang disebut dengan Dzul Yadaini (pemilik dua tangan) berkata, 'Apakah engkau men-qashar shalat atau engkau lupa?' Beliau menjawab, 'Shalat tidak di-qashar dan aku juga tidak lupa?' Ia lalu berkata, 'Akan tetapi engkau lupa.' Beliau berkata, 'Benar apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain?' Ia menjawab, 'Ya.' Beliau lantas shalat dua rakaat, lalu salam dan kemudian membaca takbir serta sujud seperti sujud sebelumnya atau lebih lama, lalu mengangkat kepalanya.” Bundar telah menyebutkan hadits tersebut. Abu Bakar berkata, “Aku telah menyebutkan bab ini secara lengkap di dalam pembahasan lupa dalam shalat.
Hadits No. : 86
صحيح ابن خزيمة ٨٦: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ الْعَنْبَرِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي مُعَاذٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ لِحَاجَتِهِ اتَّبَعْنَاهُ أَنَا وَغُلَامٌ آخَرُ بِإِدَاوَةٍ مِنْ مَاءٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَبُو مُعَاذٍ هَذَا هُوَ عَطَاءُ بْنُ أَبِي مَيْمُونَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 86: Abdul Warits bin Abdush-shamad Al Anbari mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Mu’adz, ia berkata, aku mendengar Anas berkata, “Dulu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bila keluar untuk membuang hajat, kami; aku dan seorang yang lain mengikuti beliau dengan membawa sekantong kulit yang berisi air." 189 Abu Bakar berkata, “Abu Mu’adz adalah Atha' bin Abu Maimunah."
Hadits No. : 860
صحيح ابن خزيمة ٨٦٠: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمُقَدَّمِ الْعِجْلِيُّ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَهُوَ يُصَلِّي ح وَثنا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ حَفْصِ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَهُوَ يُصَلِّي، فَنَادَاهُ، فَالْتَفَتَ أُبَيٌّ، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «وَعَلَيْكَ السَّلَامُ مَا مَنَعَكَ أَيْ أُبَيُّ إِذٍ دَعْوَتُكَ أَنْ لَا تُجِيبَنِي؟» فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كُنْتُ فِي الصَّلَاةِ قَالَ: " أَوَ لَيْسَ تَجِدُ فِي كِتَابَ اللَّهِ أَنِ {اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24] قَالَ: بَلَى بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي قَالَ أُبَيٌّ: لَا أَعُودُ إِنَّ شَاءَ اللَّهُ " هَذَا حَدِيثُ ابْنِ وَهْبٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 860: Muhammad bin Al Muqaddam Al Ijli menceritakan kepada kami, Yazid - yaitu Ibnu Zurai' - menceritakan kepada kami, Rauh bin Al Qasim mengabarkan kepada kami dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah pernah mendatangi Ubai bin Ka'ab yang sedang shalat (Ha') Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Hafash bin Maisarah, dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah melewati Ubai bin Ka'ab yang sedang shalat dan memanggilnya, lalu Ubai menengok kemudian mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Assalamu alaika (99-Alij) ya Rasulullah.” Beliau menjawab, “Wa alaika As-Salam wahai Ubai, apa yang menyebabkan kamu tidak menjawab salamku ketika aku memanggilmu?” Ubai menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tadi sedang shalat.” Beliau berkata, “Apakah kamu tidak mendapatkan di dalam Kitab Allah ayat, 4Penuhilah seruan Allah dan seruan rasul apabila rasul menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu' (Qs. Al Anfaal [8]: 24)?” Ubai menjawab, “Tentu, demi bapak dan ibuku engkau menjadi tebusanku.” Ubai berkata, “Aku tidak akan mengulanginya lagi, insya Allah” Lafazh ini adalah hadits riwayat Ibnu Wahab.
Hadits No. : 861
صحيح ابن خزيمة ٨٦١: نا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى قَالَ: مَرَّ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَا فِي الْمَسْجِدِ، فَدَعَانِي، فَلَمْ آتِهِ، فَقَالَ: «مَا مَنَعَكَ أَنْ تَأْتِيَنِي» قُلْتُ: إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي قَالَ: " أَلَمْ يَقُلِ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24] ثُمَّ قَالَ: " أَلَا أُعَلِّمُكَ أَفْضَلَ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ أَخْرُجَ، فَلَمَّا ذَهَبَ يَخْرُجُ ذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ قَالَ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 861: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Syu'bah, Khubaib bin Abdurrahman menceritakan kepadaku dari Hafash bin Ashim, dari Abu Sa'id bin Al Mu'alla, ia berkata: Rasulullah pernah melintas di dekatku saat aku berada di dalam masjid, kemudian beliau memanggilku namun aku tidak mendatanginya, maka beliau berkata, “Apa yang menyebabkan kamu tidak datang kepadaku?” Aku menjawab, “Sebab aku tadi sedang shalat.” Beliau berkata, “Bukankah Allah telah berfirman, 'Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan rasul apabila Rasul menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu'.” (Qs. Al Anfaal [8]: 24) Kemudian beliau berkata, "Maukah kamu aku ajarkan sebaik-baiknya surah di dalam Al Qur'an sebelum aku keluar?” Tatkala beliau hendak keluar maka aku pun mengingatkannya hal itu dan beliau berkata, “Alhamdulillah Rabbil Alamin, ia adalah As-Sab 'u Al Matsani dan Al Qur'an yang agung yang telah diturunkan kepadaku”
Hadits No. : 862
صحيح ابن خزيمة ٨٦٢: فَحَدَّثَنَا بُنْدَارٌ مِنْ كِتَابِ شُعْبَةَ، وَثنا يَحْيَى، وَمُحَمَّدٌ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ خُبَيْبٍ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى قَالَ: مَرَّ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أُصَلِّي، فَدَعَانِي، بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: أَعْظَمُ سُورَةٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 862: Bundar menceritakan kepada kami dari kitab Syu'bah, (dan) Yahya serta Muhammad menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Khabib, dari Hafash bin Ashim, dari Abu Sa'id Al Mu'alla, ia berkata, “Rasulullah pernah lewat di dekatku saat aku sedang shalat, kemudian beliau memanggilku ...” Redaksi selanjutnya sama, akan tetapi beliau menambahkan redaksi, “Surah yang paling agung."
Hadits No. : 863
صحيح ابن خزيمة ٨٦٣: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: أَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ، وَقُمْنَا مَعَهُ، فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ فِي الصَّلَاةِ: اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي وَمُحَمَّدًا، وَلَا تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا، فَلَمَّا سَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْأَعْرَابِيِّ: «لَقَدْ تَحَجَّرْتَ وَاسِعًا» يُرِيدُ رَحْمَةَ اللَّهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 863: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah bahwa Abu Hurairah berkata, “Rasulullah berdiri untuk melaksanakan shalat dan kami berdiri bersamanya, kemudian seorang pria Arab badui berucap di dalam shalatnya, 'Ya Allah, Kasihilah diriku dan Muhammad, dan jangan Engkau kasihi seseorang bersama kami.' Manakala Rasulullah salam beliau pun berkata kepada pria Badui itu, 'Engkau telah mempersempit yang luas.' Maksudnya adalah mempersempit rahmat Allah.”
Hadits No. : 864
صحيح ابن خزيمة ٨٦٤: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَسْعُودِ بْنِ عَبْدِ الْحَمِيدِ، ثنا الْقَاسِمُ يَعْنِي ابْنَ الْحَكَمِ الْعُرَنِيَّ -، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ قَابُوسِ بْنِ أَبِي ظَبْيَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِنًى فَخَطَرَتْ مِنْهُ كَلِمَةٌ قَالَ: فَسَمِعَهَا الْمُنَافِقُونَ، فَقَالَ: فَأَكْثَرُوا، فَقَالُوا: إِنَّ لَهُ قَلْبَيْنِ، أَلَا تَسْمَعُونَ إِلَى قَوْلِهِ وَكَلَامِهِ فِي الصَّلَاةِ إِنَّ لَهُ قَلْبًا مَعَكُمْ، وَقَلْبًا مَعَ أَصْحَابِهِ، فَنَزَلَتْ {يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ} [الأحزاب: 1] ، إِلَى قَوْلِهِ: {مَا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِنْ قَلْبَيْنِ فِي جَوْفِهِ} [الأحزاب: 4]
Shahih Ibnu Khuzaimah 864: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Mas'ud bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, Al Qasim —yaitu Ibnu Al Hakam Al Arani— menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Qabus bin Abu Zhabyan, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ketika Rasululah shalat di Mina, terlintas darinya perkataan." Perawi lanjut berkata: Kemudian orang-orang munafik mendengar hal itu, Ibnu Umar pun berkata, "Orang-orang munafik mengeij akannya dan mereka mengatakan bahwa beliau mempunyai dua hati,' Bukankah engkau mendengar ucapannya dan perkataannya di dalam shalat? Sesungguhnya ia menjadikan sebagian hatinya untukmu dan sebagian lainnya untuk para sahabatnya.' Maka turunlah ayat, 'Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya'." (Qs. Al Ahzaab [33]: 1-4)
Hadits No. : 865
صحيح ابن خزيمة ٨٦٥: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، ثنا الْأَزْرَقُ بْنُ قَيْسٍ، أَنَّهُ رَأَى أَبَا بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيَّ يُصَلِّي، وَعِنَانُ دَابَّتِهِ فِي يَدِهِ، فَلَمَّا رَكَعَ انْفَلَتَ الْعِنَانُ مِنْ يَدِهِ، وَانْطَلَقَتِ الدَّابَّةُ قَالَ: فَنَكَصَ أَبُو بَرْزَةَ عَلَى عَقِبَيْهِ، وَلَمْ يَلْتَفِتْ حَتَّى لَحِقَ الدَّابَّةَ، فَأَخَذَهَا، ثُمَّ مَشَى كَمَا هُوَ، ثُمَّ أَتَى مَكَانَهُ الَّذِي صَلَّى فِيهَ، فَقَضَى صَلَاتَهُ، فَأَتَمَّهَا، ثُمَّ سَلَّمَ قَالَ: إِنِّي قَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوٍ كَثِيرٍ حَتَّى عَدَّ غَزَوَاتٍ، فَرَأَيْتُ مِنْ رُخَصِهِ وَتَيْسِيرِهِ، وَأَخَذْتُ بِذَلِكَ، وَلَوْ أَنِّي تَرَكْتُ دَابَّتِي حَتَّى تَلْحَقَ بِالصَّحَرَاءِ، ثُمَّ انْطَلَقْتُ شَيْخًا كَبِيرًا أَخْبِطُ الظُّلْمَةَ كَانَ أَشَدَّ عَلَيَّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 865: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad —yaitu Ibnu Zaid— mengabarkan kepada kami, Al Azraq bin Qais menceritakan kepada kami, bahwa ia pernah melihat Abu Barzah Al Aslami shalat sambil memegang tali kekang binatang tunggangannya. Tatkala ia sujud, tali kekang itu pun terlepas dari tangannya dan binatang tunggangannya bergerak. Perawi lanjut berkata, “Abu Barzah kemudian mundur dengan punggungnya dan tidak menengok kebelakang sampai akhirnya menemukan binatang tersebut. Ia lalu mengambil tali kekangnya dan berjalan ke arah depan tetap dalam keadaannya itu, lantas mendatangi tempat shalatnya dan menyempurnakan shalatnya. Setelah itu ia mengucapkan salam. Ia berkata, 'Aku talah menemani Rasulullah di dalam banyak peperangan sehingga tidak terhitung jumlah peperangan tersebut. Aku lalu melihat keringanan dan kemudahan padanya dan aku pun mengambilnya. Seandainya aku biarkan binatang tungganganku itu pergi hingga berada di tengah-tengah padang pasir, hal itu sangat sulit bagi diriku sementara aku pada saat itu sudah tua renta dan tidak berdaya'."
Hadits No. : 866
صحيح ابن خزيمة ٨٦٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ أَنَّ سَلَامَةَ، حَدَّثَهُمْ عَنْ عُقَيْلٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ الْأَنْصَارِيَّ، أَخْبَرَهُ أَنَّ الْمُسْلِمِينَ بَيْنَمَا هُمْ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ مِنْ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ وَأَبُو بَكْرٍ يُصَلِّي بِهِمْ لَمْ يَفْجَأْهُمْ إِلَّا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَشَفَ سِتْرَ حُجْرَةِ عَائِشَةَ، فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ وَهُمْ صُفُوفٌ فِي الصَّلَاةِ، ثُمَّ تَبَسَّمَ فَضَحِكَ: فَنَكَصَ أَبُو بَكْرٍ عَلَى عَقِبَيْهِ لِيَصِلَ الصَّفَّ، وَظَنَّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرِيدُ أَنْ يَخْرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَأَشَارَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ، أَنْ أَتِمُّوا صَلَاتَكُمْ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 866: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdul Aziz Al Aili bin Salamah menceritakan kepada kami, mereka telah meriwayatkannya dari Aqil, ia berkata: Muhammad bin Muslim mengabarkan kepadaku bahwa Anas bin Malik Al Anshari mengabarkan kepadanya, “Sesungguhnya tatkala kaum muslimin shalat Subuh pada hari senin (99-Ba') dan Abu Bakar mengimami mereka maka tidak ada yang membuat mereka terkejut selain Rasulullah membuka tabir kamar Aisyah, kemudian beliau melihat mereka sedang berbaris di dalam shaf shalat, lalu tersenyum. Abu Bakar kemudian mundur ke belakang untuk shalat di dalam shaf dan mengira bahwa Rasulullah akan keluar untuk shalat. Rasulullah lalu mengisyaratkan kepada mereka dengan tangannya agar mereka melanjutkan shalat hingga selesai.”
Hadits No. : 867
صحيح ابن خزيمة ٨٦٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، وَابْنُ عَجْلَانَ، سَمِعَا عَامِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ يَقُولُ: سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا قَتَادَةَ يَقُولُ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ النَّاسَ، وَعَلَى عَاتِقِهِ أُمَامَةُ بِنْتُ زَيْنَبَ، فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا، وَإِذَا رَفَعَ مِنَ السُّجُودِ أَعَادَهَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 867: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Usman dan Ibnu Sulaiman dan Ibnu Ajian mengabarkan kepada kami, keduanya mendengar Amir bin Abdullah bin Az-Zubair berkata: Aku mendengar Amr bin Sulaim Az-Zuraqi, ia berkata, “Aku mendengar Abu Qatadah berkata, 'Aku pernah melihat Rasulullah shalat mengimami orang-orang saat Umamah binti Zainab berada di atas pundaknya. Apabila ruku maka beliau menurunkannya dan apabila bangkit dari sujud beliau menggendongnya kembali'.”
Hadits No. : 868
صحيح ابن خزيمة ٨٦٨: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ مَعْمَرٍ ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ الْيَمَانِ ح وَثنا أَبُو مُوسَى، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى ح وَثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا غُنْدَرٌ ح وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالُوا: ثنا مَعْمَرٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ ضَمْضَمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَمْرَ بِقَتْلِ الْأَسْوَدَيْنِ فِي الصَّلَاةِ الْعَقْرَبِ وَالْحَيَّةِ» وَفِي حَدِيثِ غُنْدَرٍ قَالَ مَعْمَرٌ: فَقُلْتُ لَهُ: فَقَالَ: الْعَقْرَبُ وَالْحَيَّةُ وَفِي حَدِيثِ عَبْدِ الْأَعْلَى قَالَ يَحْيَى: يَعْنِي الْحَيَّةَ وَالْعَقْرَبَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 868: Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Ma'mar (Ha') Muhammad bin Hisyam menceritakan kepada kami, Yahya bin Al Yaman menceritakan kepada kami (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami (Ha') Ya'qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ghundar menceritakan kepada kami (Ha') Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, mereka berkata: Ma'mar menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Dhamdham, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan membunuh dua jenis binatang melata berwarma hitam ketika shalat, yaitu ular dan kalajengking.” Di dalam hadits riwayat Ghundar, Ma'mar berkata, “Aku kemudian menanyakan hal itu kepadanya dan ia menjawab, 'Kalajengking dan ular'.” Sedangkan di dalam hadits riwayat Abdul A'la, Yahya berkata, “Yaitu ular dan kalajengking.”
Hadits No. : 869
صحيح ابن خزيمة ٨٦٩: قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي خَبَرِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ لَا يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَكْثَرَ النَّاسُ التَّصْفِيقَ الْتَفَتَ، فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّفِّ، فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَكَذَا، يَأْمُرُهُ أَنْ يُصَلِّيَ " قَدْ أَمْلَيْتُهُ قَبْلُ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 869: Abu Bakar berkata: Di dalam hadits Abu Hazim, dari Sahal bin Sa'ad bahwa Abu Bakar tidak pernah menengok di dalam shalatnya, maka ketika orang-orang bertepuk tangan beliau terpaksa menengok ke belakang dan ternyata Rasulullah telah berdiri di shaf shalat. Kemudian Rasulullah mengisyaratkan kepadanya seperti ini, yaitu beliau memerintahkannya melanjutkan shalat hingga selesai. Aku telah menjelaskan haditsnya dengan panjang lebar sebelumnya.
Hadits No. : 87
صحيح ابن خزيمة ٨٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ أَنَّهُ، سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ الْخَلَاءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ نَحْوِي إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وَغَيْرِهِ فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 87: Muhammad bin Al Walid mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Atha' bin Abu Maiunah, bahwa ia mendengar Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk kamar kecil, lalu aku dan seorang sepertiku membawa sekantong kulit berisi air dan yang lainnya. Kemudian beliau istinja' dengan air.” 191
Hadits No. : 870
صحيح ابن خزيمة ٨٧٠: نا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، ثنا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدَ، عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْد، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ يَمِينًا وَشِمَالًا، وَلَا يَلْوِي عُنُقَهُ خَلْفَ ظَهْرِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 870: Al Husain bin Huraits menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Sa'id —yaitu Ibnu Abu Hind— dari Tsaur bin Yazid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ketika shalat Rasulullah pernah menengok ke kanan dan ke kiri tanpa memutar lehernya ke belakang punggungnya.”
Hadits No. : 871
صحيح ابن خزيمة ٨٧١: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَأَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا مُلَازِمُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنِي جَدِّي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَدْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ شَيْبَانَ، عَنْ أَبِيهِ عَلِيِّ بْنِ شَيْبَانَ، وَكَانَ أَحَدَ الْوَفْدِ قَالَ: صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَحَ بِمُؤَخِّرِ عَيْنِهِ إِلَى رَجُلٍ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الْخَبَرُ لَيْسَ بِخِلَافِ أَخْبَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنِّي لَأَرَى مِنْ خَلْفِي كَمَا أَرَى مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنْ كَانَ يَرَى مِنْ خَلْفِهِ فِي الصَّلَاةِ قَدْ يَجُوزُ أَنْ يَنْظُرَ بِمُؤَخِّرِ عَيْنِهِ إِلَى مَنْ يُصَلِّي، لِيُعَلِّمَ أَصْحَابَهُ إِذَا رَأَوْهُ يَفْعَلُ هَذَا الْفِعْلَ أَنَّهُ جَايِزٌ لِلْمُصَلِّي أَنْ يَفْعَلَ مِثْلَ مَا فِعْلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 871: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna dan Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Mulazim bin Amr menceritakan kepada kami, kakekku Abdullah bin Zaid menceritakan kepadaku dari Abdullah bin Ali bin Syaiban, dari ayahnya Ali bin Syaiban, ia adalah salah seorang utusan, ia berkata, “Aku pernah shalat di samping Rasulullah lalu beliau memandang sepintas dengan ujung matanya ke arah orang yang tidak meluruskan tulang punggungnya ketika ruku dan sujud.” Abu Bakar berkata, “Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits Nabi yang menyatakan “Aku melihat orang yang berada di belakangku sebagaimana yang aku lihat di hadapanku”. Sebab Nabi meskipun bisa melihat orang yang berada di belakangnya ketika shalat, namun beliau telah membolehkan melihat dengan ujung kedua matanya kepada orang yang sedang shalat, agar dapat memberikan pelajaran kepada para sahabat bahwa dirinya melakukannya. Sesungguhnya orang yang sedang shalat boleh berbuat sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 872
صحيح ابن خزيمة ٨٧٢: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، ثنا شُعَيْبٌ، نا اللَّيْثُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ اشْتَكَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّيْنَا وَرَاءَهُ، وَهُوَ قَاعِدٌ، فَالْتَفَتَ إِلَيْنَا فَرَآنَا قِيَامًا فَأَشَارَ إِلَيْنَا، فَقَعَدْنَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 872: Ar-Rabi' bin Sulaiman Al Muradi menceritakan kepada kami, Syua'ib menceritakan kepada kami, Al- Laits menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, ia berkata, “Pernah ketika Rasulullah sakit kami shalat di belakang beliau. Saat itu beliau shalat sambil duduk, kemudian beliau menengok kepada kami dan melihat kami shalat sambil berdiri, lalu beliau memberikan isyarat kepada kami maka kami pun duduk.”
Hadits No. : 873
صحيح ابن خزيمة ٨٧٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْصَرَ نُخَامَةً فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَحَكَّهَا بِحَصَاةٍ، وَنَهَى أَنْ يَبْزُقَ الرَّجُلُ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَعَنْ يَمِينِهِ، وَقَالَ: «لِيَبْزُقْ عَنْ شِمَالِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ الْيُسْرَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 873: Abdul Jabbar bin Al Ala menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Humaid bin Abdurrahman, dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa Rasulullah pernah melihat bekas dahak di kiblat masjid, lalu beliau mengeriknya dengan batu kerikil dan melarang meludah ke depan atau ke samping kanan tubuhnya, beliau berkata, “Seseorang hendaknya meludah ke samping kiri atau ke bawah kaki kirinya”
Hadits No. : 874
صحيح ابن خزيمة ٨٧٤: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَنِي حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ، وَأَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ يَقُولَانِ: قَدْ رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُخَامَةً فِي الْقِبْلَةِ، فَتَنَاوَلَ حَصَاةً، فَحَكَّهَا، ثُمَّ قَالَ: «لَا يَنْتَخِمَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْقِبْلَةِ، وَلَا عَنْ يَمِينِهِ، وَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ، أَوْ تَحْتَ رِجْلِهِ الْيُسْرَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 874: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, Humaid bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al Khudri, keduanya berkata, “Rasulullah pernah melihat bekas dahak di arah kiblat masjid, maka beliau mengambil batu kerikil dan mengeriknya, kemudian bersabda, 'Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu membuang dahak di arah kiblat masjid atau di samping kanannya, akan tetapi ia sebaiknya meludah ke samping kiri atau ke bawah kaki larinya”
Hadits No. : 875
صحيح ابن خزيمة ٨٧٥: نا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: ثنا يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُحَارِبِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كُنْتَ فِي الصَّلَاةِ فَلَا تَبْزُقَنَّ عَنْ يَمِينِكَ، وَلَكِنْ خَلْفَكَ، أَوْ تِلْقَاءَ شِمَالِكَ، أَوْ تَحْتَ قَدَمِكَ الْيُسْرَى» هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ وَقَالَ أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي مَنْصُورٌ، وَقَالَ أَيْضًا: قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَقَالَ: «وَابْصُقْ خَلْفَكَ أَوْ تِلْقَاءَ شِمَالِكَ إِنْ كَانَ فَارِغًا، وَإِلَّا فَهَكَذَا» تَحْتَ قَدَمِهِ الْيُسْرَى "
Shahih Ibnu Khuzaimah 875: Bundar dan Abu Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yahya —yaitu Ibnu Sa'id— menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Manshur, dari Rab'i bin Hirasy, dari Thariq bin Abdullah Al Muharibi, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila kamu sedang mengerjakan shalat maka janganlah sekali-kali meludah ke samping kananmu, akan tetapi meludahlah ke arah belakangmu atau samping larimu atau ke bawah kaki kirimu'” Ini adalah hadits riwayat Bundar. Abu Musa berkata: Manshur menceritakan kepadaku dan ia juga berkata, “Rasulullah berkata kepadaku, 'Meludahlah ke belakangmu atau ke samping kirimu apabila tidak ada orang, jika tidak memungkinkan maka seperti ini' Beliau lalu meludah ke arah bawah kaki kirinya.”
Hadits No. : 876
صحيح ابن خزيمة ٨٧٦: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُحَارِبِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كُنْتَ فِي الصَّلَاةِ فَلَا تَبْزُقَنَّ بَيْنَ يَدَيْكَ، وَلَا عَنْ يَمِينِكَ، وَلَكِنِ ابْزُقْ عَنْ تِلْقَاءِ شِمَالِكَ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَارِغًا فَتَحْتَ قَدَمِكَ الْيُسْرَى، ثُمَّ قُلْ بِهِ» قَالَ مَنْصُورٌ: يَعْنِي ادْلُكْهُ بِالْأَرْضِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 876: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Rab'i bin Hirasy, dari Thariq bin Abdullah Al Muharibi, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ''Jika kamu sedang melaksanakan shalat maka janganlah meludah ke arah depan tubuhmu dan jangan pula ke arah samping kanan tubuhmu, akan tetapi meludahlah ke arah samping kiri tubuhmu, apabila ada seseorang maka ia sebaiknya meludah ke arah bawah kaki kirimu, kemudian hapuslah ludah tersebut” Manshur berkata, “Maksudnya gosoklah dengan tanah.”
Hadits No. : 877
صحيح ابن خزيمة ٨٧٧: نا بُنْدَارٌ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ، ثنا الْجُرَيْرِيُّ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، ح وَثنا الصَّنْعَانِيُّ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، ثنا الْجُرَيْرِيُّ، ح وَثنا أَبُو بِشْرٍ الْوَاسِطِيُّ، نا خَالِدٌ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ بْنِ الشِّخِّيرِ، عَنْ أَبِيهِ: أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَنَخَّعَ فَدَلَكَهَا بِنَعْلِهِ الْيُسْرَى " زَادَ خَالِدٌ فِي حَدِيثِهِ وَكَانَ فِي أَرْضٍ جَلْدَةٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَبُو الْعَلَاءِ هُوَ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ أَخُو مُطَرِّفٍ نَسَبُوهُ إِلَى جَدِّهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَوَى هَذَا الْخَبَرَ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنِ الْجُرَيْرِيِّ فَقَالَ عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 877: Bundar menceritakan kepada kami, Ishak bin Yusuf menceritakan kepada kami, Al Jurairi menceritakan kepada kami (Ha') Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami dari Al Jurairi (Ha') Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami, Yazid —yaitu Ibnu Zurai'i— menceritakan kepada kami, Al Jurairi menceritakan kepada kami (Ha') Abu Bisyr Al Wasithi menceritakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami dari Al Jurairi, dari Abu Al Ala' bin Asy-Syikhkhir, dari ayahnya bahwa ia pernah shalat bersama Rasulullah dan ketika itu beliau membuang dahak. Beliau kemudian menggosok-gosokkannya dengan alas kaki kirinya.” Khalid menambahkan di dalam haditsnya, “Yaitu dilakukan di tanah yang keras.” Abu Bakar berkata, “Abu Al Ala' adalah Yazid bin Abdullah bin Asy-Syakhir saudara laki-laki Mutharrif, mereka menisbatkannya kepada kakeknya.” Abu Bakar berkata, “Hadits ini telah diriwayatkan oleh Hammad bin Salam ah, dan Al Jurain, ia berkata, 'Diriwayatkan dari Abu Al Ala', dari Mutharrif, dari ayahnya'.”
Hadits No. : 878
صحيح ابن خزيمة ٨٧٨: ناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ الْبَصْرِيُّ، وَالْحَجَّاجُ بْنُ الْمِنْهَالِ قَالَا: ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ، عَنْ مُطَرِّفٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَبَزَقَ تَحْتَ قَدَمِهِ الْيُسْرَى " زَادَ الْعَلَاءُ: ثُمَّ دَلَكَهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 878: Yusuf bin Musa menceritakan kepadanya, Al Ala' bin Abdul Jabbar Al Bashri dan Al Hajjaj bin Al Minhal menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Al Jurairi, dari Abu Al Ala', dari Mutharrif, dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shalat dan beliau meludah di bawah kaki kirinya.” Al Ala' menambahkan, “Kemudian beliau menggosok- gosokkannya.”
Hadits No. : 879
صحيح ابن خزيمة ٨٧٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ قَالَ: نا عِيَاضُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعْجِبُهُ الْعَرَاجِينُ أَنْ يُمْسِكَهَا بِيَدِهِ، فَدَخَلَ الْمَسْجِدَ ذَاتَ يَوْمٍ، وَفِي يَدِهِ وَاحِدٌ مِنْهَا، فَرَأَى نُخَامَاتٍ فِي قِبْلَةٍ الْمَسْجِدِ، فَحَتَّهُنَّ حَتَّى أَنْقَاهُنَّ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ مُغْضَبًا، فَقَالَ: أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَسْتَقْبِلَهُ رَجُلٌ، فَيَبْصُقَ فِي وَجْهِهِ؟ إِنَّ أَحَدُكُمْ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ فَإِنَّمَا يَسْتَقْبِلُ رَبَّهُ، وَالْمَلَكُ عَنْ يَمِينِهِ، فَلَا يَبْصُقْ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَلَا عَنْ يَمِينِهِ، وَلْيَبْصُقْ تَحْتَ قَدَمِهِ الْيُسْرَى، أَوْ عَنْ يَسَارِهِ، فَإِنْ عَجِلَتْ بِهِ بَادِرَةٌ فَلْيَقُلْ هَكَذَا فِي طَرَفِ ثَوْبِهِ، وَرَدَّ بَعْضَهُ فِي بَعْضٍ " قَالَ الدَّوْرَقِيُّ: وَأَرَانَا يَحْيَى كَيْفَ صَنَعَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 879: Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami dari Ibnu Ajlan (100-Ba'), ia berkata: Iyadh bin Abdullah [menceritakan kepada kami], dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa Rasulullah senang membawa kain kecil yang dibawanya di tangan. Pada suatu hari beliau masuk kedalam masjid dan salah satu kain tersebut di tangannya, kemudian beliau melihat dahak di kiblat masjid maka beliau menggosokkannya sampai hilang dan bersih, lalu menghadap orang- orang dalam keadaan marah, beliau berkata, “Apakah salah seorang di antara kamu menginginkan apabila seseorang berdiri di hadapannya kemudian ia meludahi mukanya? Sesungguhnya seseorang di antara kamu apabila telah berdiri untuk shalat maka ketika itu ia sedang berhadapan dengan Tuhannya dan malaikat di samping kanannya. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali meludah ke arah depannya atau samping kanannya, akan tetapi ia sebaiknya meludah ke arah bawah kaki kirinya atau ke samping kirinya dan apabila ia tergesa- gesa melakukannya maka ia sebaiknya mengosokkannya seperti ini pada ujung bajunya." Yaitu melipatnya dengan bajunya. Ad-Dauraqi berkata, “Yahya memperlihatkan kepada kami bagaimana melakukannya.
Hadits No. : 88
صحيح ابن خزيمة ٨٨: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، وَحَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا وَهُوَ ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، نا مُصْعَبُ بْنُ شَيْبَةَ، عَنْ طَلْقِ بْنِ حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ حَدَّثَتْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ: قَصُّ الشَّارِبِ، وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ، وَالسِّوَاكُ، وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ، وَنَتْفُ الْإِبْطِ، وَحَلْقُ الْعَانَةِ، وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ، وَقَصُّ الْأَظْفَارِ، وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ " قَالَ عَبْدَةُ فِي حَدِيثِهِ: «وَالْعَاشِرَةُ لَا أَدْرِي مَا هِيَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ» وَفِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ مُصْعَبٌ: «ونَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ» قَالَ وَكِيعٌ: «انْتِقَاصُ الْمَاءِ إِذَا نَضَحَهُ بِالْمَاءِ نَقَصَ» وَلَمْ يَذْكُرِ ابْنُ رَافِعٍ الْعَاشِرَةَ، وَلَا سُفْيَانُ وَلَا شَكَّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 88: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami; Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair mengabarkan kepada kami, Abdah bin Abdullah Al Khuza’i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bisyr mengabarkan kepada kami, Mereka berkata, “Zakaria —ia adalah Ibnu Abu Za'idah— menceritakan kepada kami, Mush’ab bin Syaibah menceritakan kepada kami dari Thalq bin Habib dari Abdullah bin Az-Zubair, bahwa Aisyah menceritakan kepadanya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada sepuluh hal termasuk fitrah: memotong kumis, menghirup air ke hidung, bersiwak memanjangkan jenggot, mencabuti bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, mengurangi (penggunaan) air, memotong kuku dan membasuh ruas jari.”192 Abdah berkata dalam haditsnya, “Yang kesepuluh aku tidak tahu apa itu, kecuali berkumur.” Di dalam hadits Waki’ disebutkan, Mush’ab berkata, “Aku lupa yang kesepuluh, kecuali (5 ba’) berkumur.” Waki’ berkata, “Mengurangi air, maksudnya bila menyiraminya dengan air, maka air berkurang. ”Ibnu Rafi’, Sufyan dan Syak tidak menyebut yang kesepuluh.
Hadits No. : 880
صحيح ابن خزيمة ٨٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا سُرَيْجٌ، ثنا فُلَيْحٌ وَهُوَ ابْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، فِي حَدِيثٍ طَوِيلٍ ذَكَرَهُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلَا يَبْصُقْ أَمَامَهُ؛ فَإِنَّ رَبَّهُ أَمَامَهُ، وَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ، أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ مَبْصَقًا فَفِي ثَوْبِهِ، أَوْ نَعْلِهِ، حَتَّى يَخْرُجَ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 880: Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, Suraij menceritakan kepada kami, Fulaih —yaitu Ibnu Sulaiman— menceritakan kepada kami dan Sa'id bin Al Harits, dari Abu Salamah bin Abdurrahman di dalam hadits yang panjang yang disebutkan dari riwayat Abu Sa'id Al Khudri, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu sedang shalat maka ia hendaknya tidak meludah ke arah depannya, karena Tuhannya sedang berada di hadapannya, akan tetapi (jika ia mau meludah) ia hendaknya meludah ke arah samping kiri tubuhnya atau ke bawah kakinya. Apabila ia tidak mendapatkan tempat untuk meludah maka ia sebaiknya meludah di baju atau sandalnya sehingga ia dapat keluar membawanya.”
Hadits No. : 881
صحيح ابن خزيمة ٨٨١: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ، عَنْ أَبِي الصَّهْبَاءِ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ فَقَالَ: لَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ، فَجَاءَتْ جَارِيَتَانِ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، اقْتَتَلَتَا، فَأَخَذَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَعَ إِحْدَاهُمَا مِنَ الْأُخْرَى، ثُمَّ مَا بَالَى ذَلِكَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 881: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Al Hakam, dari Yahya bin Al Jazzar, dari Abu Ash-Shahba', ia' berkata, “Ketika kami berada di dekat Ibnu Abbas maka ia berkata, 'Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang shalat mengimami orang-orang, tiba-tiba dua orang budak yang berasal dari bani Abdul Manaf yang sedang bertikai muncul. Rasulullah kemudian memegang keduanya dan memisahkan salah satunya dari yang lain, setelah itu keduanya tidak bertikai lagi'.”
Hadits No. : 882
صحيح ابن خزيمة ٨٨٢: قَالَ أَبُو بَكْرٍ قَدْ أَمْلَيْتُ فِيمَا مَضَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَلَا يَدَعَنَّ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 882: Abu Bakar berkata, “Aku telah mendiktekan sebelumnya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kamu sedang shalat maka ia hendaknya mencegah orang yang lewat di hadapannya, dan jika ia tidak menghiraukannya maka perangilah ia, sebab ia adalah syetan'."
Hadits No. : 883
صحيح ابن خزيمة ٨٨٣: ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرٍو وَهُوَ ابْنُ دِينَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ كُرَيْبًا، مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ، فَلَمَّا كَانَ بَعْضُ اللَّيْلِ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: ثُمَّ قُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ فَحَوَّلَنِي عَنْ يَمِينِهِ " قَالَ أَخْبَرَنَا بِنَحْوِهِ سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَقَالَ: عَنْ كُرَيْبٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 883: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Amr —-yaitu Ibnu Dinar— ia berkata: Aku mendengar Kuraiban maula Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku pernah menginap di rumah bibiku Maimunah, dan ketika di pertengahan malam Rasulullah bangun shalat. Ibnu Umar kemudian menyebutkan haditsnya dan berkata, 'Kemudian aku berdiri di samping kirinya lalu beliau memindahkanku ke arah samping kanannya'.” Perawi berkata, “Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami hadits yang serupa dan ia berkata, 'Diriwayatkan dari Kuraib'.”
Hadits No. : 884
صحيح ابن خزيمة ٨٨٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشِيرُ فِي الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 884: Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Anas, ia berkata, “Rasulullah pernah memberi isyarat ketika shalat.”
Hadits No. : 885
صحيح ابن خزيمة ٨٨٥: قَالَ أَبُو بَكْرٍ قَدْ أَمْلَيْتُ خَبَرَ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، اشْتَكَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّيْنَا وَرَاءَهُ وَهُوَ قَاعِدٌ، فَأَشَارَ إِلَيْنَا فَقَعَدْنَا " ثناه الرَّبِيعُ، ثنا شُعَيْبٌ، نا اللَّيْثُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 885: Abu Bakar berkata, “Aku telah mencantumkan hadits riwayat Abu Az-Zubair, dari Jabir bahwa ketika Rasulullah sakit dan kami shalat di belakang beliau, beliau shalat sambil duduk, kemudian memberikan isyarat kepada kami maka kami pun duduk.” Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Syu'aib menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir.
Hadits No. : 886
صحيح ابن خزيمة ٨٨٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرِ بْنِ رِبْعِيٍّ الْقَيْسِيُّ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، أنا عَلِيُّ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرٍّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَإِذَا سَجَدَ وَثَبَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ عَلَى ظَهْرِهِ، فَإِذَا مَنَعُوهُمَا أَشَارَ إِلَيْهِمْ أَنْ دَعُوهُمَا، فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ وَضَعَهُمَا فِي حِجْرِهِ، فَقَالَ: «مَنْ أَحَبَّنِي فَلْيُحِبَّ هَذَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 886: Muhammad bin Ma'mar bin Rib'i Al Qaisi menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, Ali bin Shalih mengabarkan kepada kami dari Ashim, dari Zir, dari Abdullah, ia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang shalat. tiba-tiba Hasan dan Husain melompat ke punggungnya, kemudian ketika para sahabat ingin mencegah keduanya beliau pun memberi isyarat kepada mereka agar membiarkan keduanya. Ketika selesai shalat beliau meletakkan keduanya di pangkuannya lata berkata, 'Barangsiapa mencintaiku maka ia hendaknya mencinta keduanya ini'."
Hadits No. : 887
صحيح ابن خزيمة ٨٨٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، نا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، وَأَبُو عَمَّارٍ، قَالَ أَبُو عَمَّارٍ، ثنا سُفْيَانُ، وَقَالَ عَلِيٌّ: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ قَالَ: قَالَ ابْنُ عُمَرَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسْجِدَ قُبَا، وَدَخَلَ عَلَيْهِ رِجَالٌ مِنَ الْأَنْصَارِ يُسَلِّمُونَ عَلَيْهِ، فَسَأَلْتُ صُهَيْبًا: كَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يُسَلَّمُ عَلَيْهِ وَهُوَ يُصَلِّي؟ قَالَ: كَانَ يُشِيرُ بِيَدِهِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا حَدِيثُ أَبِي عَمَّارٍ، زَادَ عَبْدُ الْجَبَّارِ قَالَ سُفْيَانُ: قُلْتُ لِزَيْدٍ: سَمِعْتَ هَذَا مِنِ ابْنِ عُمَرَ؟ قَالَ: نَعَمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 887: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Abdullah bin Umar. (Ha') Ali bin Khasyram dan Abu Ammar menceritakan kepada kami, Abu Ammar berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, Ali berkata: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam, ia berkata, “Ibnu Umar berkata, 'Rasulullah pernah masuk ke dalam masjid Quba dan setelah itu beberapa orang dari kaum Anshar masuk sembari mengucapkan salam kepadanya.' Aku kemudian bertanya kepada Shuhaib,' Apa yang dilakukan Nabi jika diucapkan salam kepadanya saat beliau sedang shalat?1 Shuhaib menjawab,' Beliau memberi isyarat dengan tangannya'.” Abu Bakar berkata, “Ini adalah hadits riwayat Abu Ammar.” Abdul Jabbar menambahkan bahwa Sufyan berkata, “Aku lalu bertanya kepada Zaid, 'Apakah kamu mendengar hadits ini dari bin Umar?' Ia menjawab, 'Ya'.”
Hadits No. : 888
صحيح ابن خزيمة ٨٨٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا خَلَّادٌ الْجُعْفِيُّ يَعْنِي ابْنَ يَزِيدَ، عَنْ زُهَيْرِ بْنِ مُعَاوِيَةَ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَنِي الْمُصْطَلِقِ، فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى حِمَارٍ لَهُ، وَهُوَ يُصَلِّي، فَكُنْتُ أُكَلِّمُهُ فَأَوْمَأَ إِلَيَّ بِيَدِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 888: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Khallad Al Ju'fi —yaitu Ibnu Yazid— menceritakan kepada kami dari Zuhair bin Mu'awiyah, dari Abu Az- Zubair, dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah pernah mengutusku kepada bani Musthaliq. Aku kemudian mendatangi beliau yang sedang menunggang keledainya sambil shalat di atasnya. Aku lalu berbicara kepadanya dan beliau menjawabnya dengan isyarat tangannya kepadaku.”
Hadits No. : 889
صحيح ابن خزيمة ٨٨٩: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ: وَأَخْبَرَنِي يَعْنِي عَمْرَو بْنَ الْحَارِثِ وَابْنُ لَهِيعَةَ، عَنْ يَزِيدَ وَهُوَ ابْنُ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَهُوَ ابْنُ شِمَاسَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ: صَلَّيْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا، فَأَطَالَ الْقِيَامَ، ثُمَّ رَأَيْتُهُ هَوَى بِيَدِهِ لِيَتَنَاوَلَ شَيْئًا، فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: «مَا مِنْ شَيْءٍ وُعِدْتُمُوهُ إِلَّا قَدْ عُرِضَ عَلَيَّ فِي مَقَامِي هَذَا، حَتَّى لَقَدْ عُرِضَتْ عَلَيَّ النَّارُ، وَأَقْبَلَ إِلَيَّ مِنْهَا شَرَرٌ حَتَّى حَاذَانِي مَكَانِي هَذَا، فَخَشِيتُ أَنْ يَغْشَاكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 889: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, ia berkata: dikabarkan kepadaku —yaitu Amr bin Al Harits— dan Ibnu Lahi'ah, dari Yazid —yaitu Ibnu Abu Habib— dari Abdurrahman —yaitu Ibnu Syimamah— bahwa ia mendengar Uqbah bin Amir berkata, “Suatu hari kami shalat bersama Rasulullah dan beliau berdiri cukup lama. Aku kemudian melihat beliau mengulurkan tangannya untuk meraih sesuatu. Setelah mengucapkan salam beliau bersabda, 'Segala sesuatu yang telah dijanjikan kepadamu niscaya telah diperlihatkan semuanya kepadaku di tempat ini, sampai-sampai neraka telah diperlihatkan kepadaku, lalu percikan bunga api menghampiriku sehingga memenuhi tempatku ini dan aku sangat khawatir akan menyelimuti kamu ”
Hadits No. : 89
صحيح ابن خزيمة ٨٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا أَبَانُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيُّ، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ جَرِيرٍ، عَنْ أَبِيهِ، «أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْغَيْضَةَ فَقَضَى حَاجَتَهُ، فَأَتَاهُ جَرِيرٌ بِإِدَاوَةٍ مِنْ مَاءٍ فَاسْتَنْجَى بِهَا» قَالَ: «وَمَسَحَ يَدَهُ بِالتُّرَابِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 89: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Nu’aim menceritakan kepada kami, Aban bin Abdullah Al Bajali menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Jarir menceritakan kepadaku dari ayahnya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk ke belukar lalu beliau buang hajat. Kemudian Jarir membawakan beliau sekantong kulit air. Beliaupun bersuci dengan air itu.” Jarir berkata, “Beliau mengusap tangannya dengan tanah.” 193. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Dha'if,
Hadits No. : 890
صحيح ابن خزيمة ٨٩٠: نا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي رَبِيعَةُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَنَّهُ قَالَ: قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، ثُمَّ بَسَطَ يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا، فَلَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ قَالَ: " إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي، فَقُلْتُ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ، فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلَاثًا، ثُمَّ أَرَدْتُ أَخْذَهُ، وَلَوْلَا دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَصْبَحَ مُوثَقًا، يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 890: Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Mu'awiyah bin Shalih, Rabi'ah bin Yazid menceritakan kepada kami dari Abu Idris Al Khaulani, dari Abu Darda' bahwa ia berkata: Rasulullah pernah berdiri shalat, kemudian beliau menjulurkan tangannya (sehingga nampak) seakan-akan sedang memegang sesuatu. Ketika beliau selesai dari shalatnya kami pun bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami melihat engkau menjulurkan tanganmu?” Beliau menjawab, “ Sesungguhnya musuh Allah, iblis datang dengan membawa sebongkah cahaya api untuk ditimpakan ke mukaku, maka aku membaca, 'Aku berlindung kepada Allah darimu. Namun ia tidak pula menjauh, sebanyak tiga kali. Kemudian aku ingin menangkap dan mengikatnya, Kalaulah bukan karena doa saudara kami Sulaiman niscaya ia akan terikat sampai pagi dan menjadi mainan anak- anak kota Madinah.”
Hadits No. : 891
صحيح ابن خزيمة ٨٩١: نا بَحْرُ بْنُ نَصْرِ بْنِ سَابَقٍ الْخَوْلَانِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ عِيسَى بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: صَلَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الصُّبْحِ قَالَ: فَبَيْنَمَا هُوَ فِي الصَّلَاةِ مَدَّ يَدَهُ، ثُمَّ أَخَّرَهَا، فَلَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صَنَعْتَ فِي صَلَاتِكَ هَذِهِ مَا لَمْ تَصْنَعْ فِي صَلَاةٍ قَبْلَهَا قَالَ: «إِنِّي رَأَيْتُ الْجَنَّةَ قَدْ عُرِضَتْ عَلَيَّ، وَرَأَيْتُ فِيهَا. . . . قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ، حَبُّهَا كَالدُّبَّاءِ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَتَنَاوَلَ مِنْهَا، فَأُوحِيَ إِلَيْهَا أَنِ اسْتَأْخِرِي، فَاسْتَأْخَرَتْ، ثُمَّ عُرِضَتْ عَلَيَّ النَّارُ، بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ حَتَّى رَأَيْتُ ظِلِّيَ وَظِلَّكُمْ، فَأَوْمَأْتُ إِلَيْكُمْ أَنِ اسْتَأْخَرُوا، فَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنْ أَقِرَّهُمْ، فَإِنَّكَ أَسْلَمْتَ وَأَسْلَمُوا، وَهَاجَرْتَ وَهَاجَرُوا، وَجَاهَدْتَ وَجَاهَدُوا، فَلَمْ أَرَ لِي عَلَيْكُمْ فَضْلًا إِلَّا بِالنُّبُوَّةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 891: Bahr bin Nashr bin Sabiq Al Khaulani menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami dari Isa bin Ashim, dari Zir bin Hubaisy, dari Anas bin Malik, ia berkata, “Kami pernah Shalat Subuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Perawi berkata, “Tatkala sedang melaksanakan shalat beliau menjulurkan tangannya kemudian menariknya kembali, dan setelah selesai shalat kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, engkau telah melakukan di dalam shalatmu ini sesuatu yang tidak pernah engkau lakukan di dalam shalat-shalat sebelumnya. Beliau menjawab, 'Sesungguhnya aku melihat surga yang telah diperlihatkannya kepadaku, maka aku melihat didalamnya buah-buahnya mudah dipetik dan bijinya seperti buah semangka, lalu aku ingin mengambilnya, akan tetapi diperintahkan kepadanya agar pergi menjauh dan aku pun menjauh. Kemudian neraka diperlihatkan kepadaku berada di antara aku dan kamu sampai-sampai aku melihat bayangan diriku dan bayangan diri kalian. Aku kemudian mengisyaratkan kepadamu agar menjauh. Lalu diwahyukan kepadaku agar menenangkan mereka karena sesungguhnya kamu telah beriman [dan] mereka juga telah beriman, kamu telah berhijrah dan mereka juga telah berhijrah, kamu telah berperang dan mereka juga telah berperang. Sesungguhnya aku tidak melihat keutamaan diriku dari kamu selain kenabian.”
Hadits No. : 892
صحيح ابن خزيمة ٨٩٢: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ أَمْلَيْتُ خَبَرَ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا نَابَكُمْ فِي صَلَاتِكُمْ شَيْءٌ فَلْيُسَبِّحِ الرِّجَالُ، وَلْيُصَفِّحِ النِّسَاءُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 892: Abu Bakar berkata, “Aku telah mendiktekan hadits riwayat Sahal bin Sa'ad, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Apabila terjadi sesuatu di dalam shalatmu maka hendaknya kaum lelaki mengucapkan subhanallah dan kaum perempuan bertepuk tangan'.”
Hadits No. : 893
صحيح ابن خزيمة ٨٩٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الزُّهْرِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ قَالَ عَلِيٌّ: أَخْبَرَنِي ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ الْآخَرُونَ: ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ، وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 893: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Sa'id bin Abdurrahman dan Abdullah bin Muhammad Az-Zuhri dan Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ali berkata: Ibnu Uyainah mengabarkan kepadaku, yang lainnya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Mengucapkan subhanallah untuk laki- laki dan bertepuk tangan untuk perempuan."
Hadits No. : 894
صحيح ابن خزيمة ٨٩٤: نا الصَّنْعَانِيُّ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ -، ثنا هِشَامٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنِي مُعَيْقِيبٌ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِيلَ لَهُ فِي الْمَسْحِ فِي الْمَسْجِدِ قَالَ: «إِنْ كُنْتَ فَاعِلًا فَوَاحِدَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 894: Ash-Shan'ani Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Khalid —yaitu Ibnu Al Harits— menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, Mu'aiqib menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang mengusap batu kerikil di masjid, maka beliau menjawab, “Jika aku terpaksa melakukannya maka aku hanya melakukannya sekali usapan.”
Hadits No. : 895
صحيح ابن خزيمة ٨٩٥: ثناه الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ هِشَامٍ بِهَذَا، وَقَالَ: عَنْ مُعَيْقِبٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 895: Ad-Dauraqi meriwayatkannya kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami dari Hisyam dengan hadits ini, ia berkata, “Dari Mu'aiqib.”
Hadits No. : 896
صحيح ابن خزيمة ٨٩٦: ثنا وَكِيعٌ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ شُرَحْبِيلَ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ مَسْحِ الْحَصَى فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ: «وَاحِدَةٌ، وَلَوْ تُمْسِكُ عَنْهَا خَيْرٌ لَكَ مِنْ مِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا سُودُ الْحَدَقِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 896: Waki' menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Zi'b, dari Syurhabil bin Sa'ad, dari Jabir, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Nabi tentang mengusap kerikil ketika shalat, maka beliau menjawab, '(Lakukan) sekali saja, jika kamu membiarkannya niscaya itu lebih baik dari seratus unta betina yang semuanya mudah beranak ”
Hadits No. : 897
صحيح ابن خزيمة ٨٩٧: نا بُنْدَارٌ، نا سَالِمُ بْنُ نُوحٍ، نا يُونُسُ بْنُ عُبَيْدٍ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لِأُمَّتِي عَمَّا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا مَا لَا يُنْطَقُ بِهِ، وَلَا يُعْمَلُ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 897: Bundar menceritakan kepada kami, Salim (101 -Ba') bin Nuh menceritakan kepada kami, Yunus bin Ubaid menceritakan kepada kami dari Zurarah bin Aufa, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengampuni umatku apa yang dibisikkan jiwa mereka, selama belum diungkapkan dan tidak pula dikerjakan.”
Hadits No. : 898
صحيح ابن خزيمة ٨٩٨: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ حَارِثَةَ بْنِ مُضَرِّبٍ، عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: مَا كَانَ فِينَا فَارِسٌ يَوْمَ بَدْرٍ غَيْرَ الْمِقْدَادِ، وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا فِينَا إِلَّا نَائِمٌ إِلَّا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحْتَ شَجَرَةٍ يُصَلِّي، وَيَبْكِي، حَتَّى أَصْبَحَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قِصَّةُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ لَمَّا أَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالصَّلَاةِ بِالنَّاسِ، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّهُ رَجُلٌ رَقِيقٌ كَثِيرُ الْبُكَاءِ حِينَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مِنْ هَذَا الْبَابِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 898: Abdullah bin Hasyim menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Abu Ishak, dari Haritsah bin Mudharrib, dari Ali, ia berkata, “Tidak ada seorang penunggang kuda pada perang Badar selain Miqdad dan aku melihat keadaan kami, tidak ada di antara kami kecuali semua tertidur, selain Rasulullah di bawah pohon sedang shalat sambil menangis sampai pagi hari.” Abu Bakar berkata, “Kisah tentang Abu Bakar Ash-Shiddiq tatkala diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk shalat mengimami orang-orang, maka diceritakan tentang dirinya,* Sesungguhnya ia adalah orang yang lembut dan banyak menangis ketika membaca Al Qur'an. Dari bab seperti ini.”
Hadits No. : 899
صحيح ابن خزيمة ٨٩٩: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ الْعَنْبَرِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ مُطَرِّفٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَلِصَدْرِهِ أَزِيزٌ كَأَزِيزِ الْمِرْجَلِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 899: Abdul Warits bin Abdushshamad Al Anbari menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku, Hammad menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Mutharrif, dari ayahnya, ia berkata, “Aku menyaksikan Rasulullah sedang shalat dan (ketika itu) di dalam dada beliau terdengar gejolak seperti gejolak air yang dimasak di dalam periuk (lantaran menangis).”
Hadits No. : 90
صحيح ابن خزيمة ٩٠: حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ، نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ يُوسُفَ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ فَسَمِعْتُهَا تَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ: «غُفْرَانَكَ» حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَسْلَمَ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ بِهَذَا مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 90: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Bukair mengabarkan kepada kami, Isra'il mengabarkan kepada kami dari Yusuf bin Abu Burdah dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah masuk ke rumah Aisyah, lalu aku mendengarnya berkata, “Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bila keluar dari kamar kecil, beliau mengucapkan, “Aku mohon ampunan-Mu.”194 Muhammad bin Aslam menceritakn kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami dari Isra'il dengan hadits yang semisal ini.
Hadits No. : 900
صحيح ابن خزيمة ٩٠٠: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ يَوْمًا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي ثُمَّ سَجَدَ، فَلَمْ يَكَدْ يَرْفَعْ رَأْسَهُ، فَجَعَلَ يَنْفُخُ وَيَبْكِي " وَذَكَرَ الْحَدِيثَ وَقَالَ فَقَامَ، فَحَمِدَ اللَّهَ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَقَالَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ النَّارُ فَجَعَلْتُ أَنْفُخُهَا، فَخِفْتُ أَنْ تَغْشَاكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 900: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Atha' bin As-Sa'ib, dari ayahnya, dari Abdullah bin Amr, ia berkata, “Suatu hari di zaman Rasulullah terjadi gerhana matahari. Rasulullah kemudian shalat, lalu sujud dengan tidak mengangkat kepalanya dan menghembuskan nafasnya sambil menangis.” Selanjutnya ia menyebutkan redaksi hadits yang sama. Perawi berkata, “Lalu beliau berdiri dan memuji Allah serta mengagungkan-Nya dan bersabda, 'Diperlihatkan kepadaku neraka, maka aku menghembuskannya aku merasa khawatir akan menyelimutimu'."
Hadits No. : 901
صحيح ابن خزيمة ٩٠١: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَا: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ، حَدَّثَنِي شُرَحْبِيلُ بْنُ مُدْرِكٍ الْجُعْفِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُجَيٍّ الْحَضْرَمِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: كَانَتْ لِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ، لَمْ تَكُنْ لِأَحَدٍ مِنَ الْخَلَائِقِ، إِنِّي كُنْتُ أَجِيئُهُ فَأُسَلِّمُ عَلَيْهِ حَتَّى يَتَنَحْنَحَ فَأَنْصَرِفُ إِلَى أَهْلِي " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدِ اخْتَلَفُوا فِي هَذَا الْخَبَرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُجَيٍّ فَلَسْتُ أَحْفَظُ أَحَدًا قَالَ عَنْ أَبِيهِ غَيْرَ شُرَحْبِيلَ بْنِ مُدْرِكٍ هَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 901: Muhammad bin Yahya dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, Syurahbil bin Mudrik Al Ju'fi menceritakan kepadaku dari Abdullah bin Nuja Al Hadhrami, dari ayahnya, ia berkata: Ali berkata, “Sesungguhnya aku memiliki kedekatan dari Rasulullah yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya, aku datang kepadanya, lalu memberi salam sehingga beliau berdehem dan aku pun kembali pulang kepada keluargaku.” Abu Bakar berkata, “Para perawi berbeda pendapat mengenai hadits ini dan periwayatan Abdullah bin Naji, sementara aku tidak hafal satu per satu, ia berkata, 'Diriwayatkan dari ayahnya selain dari Syurhabil bin Mudrik yang disebutkan ini'.”
Hadits No. : 902
صحيح ابن خزيمة ٩٠٢: وَرَوَاهُ عُمَارَةُ بْنُ الْقَعْقَاعِ، وَمُغِيرَةُ بْنُ مِقْسَمٍ جَمِيعًا، عَنِ الْحَارِثِ الْعُكْلِيِّ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُجَيٍّ، عَنْ عَلِيٍّ وَقَالَ جَرِيرٌ: عَنِ الْمُغِيرَةِ، عَنِ الْحَارِثِ، وَعُمَارَةَ، عَنِ الْحَارِثِ: يُسَبِّحُ، وَقَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْمُغِيرَةِ: يَتَنَحْنَحُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 902: Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ammarah bin Al Qa'qa' dan Al Mughirah bin Muqsim seluruhnya, dari Al Harits Al Ukli, dari Abu Zur'ah bin Amr bin Jarir, dari Abdullah bin Naji, dari Ali. Jarir berkata, “Diriwayatkan dari Al Mughirah, dari Al Harits, dan Ammarah dan Al Harits dengan kalimat 'membaca tasbih.' Sedangkan Abu Bakar bin Ayyasy meriwayatkan dari Al Mughirah, ia berkata, 'Berdehem'.”
Hadits No. : 903
صحيح ابن خزيمة ٩٠٣: ثناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ ح وَحَدَّثَنَا الدَّوْرَقِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، كِلَاهُمَا عَنِ الْمُغِيرَةِ ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ، أَخْبَرَنَا عُمَارَةُ بْنُ الْقَعْقَاعِ، بِمَا ذَكَرْتُ مِنَ الْأَلْفَاظِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 903: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami (Ha') dan Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami keduanya dari Al Mughirah (Ha') dan Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Mu'alla bin Asad menceritakan kepada kami, Abdul Wahid menceritakan kepada kami, Ammarah bin Al Qa'qa' mengabarkan kepada kami sebagaimana yang telah disebutkan lafazh-lafazhnya.
Hadits No. : 904
صحيح ابن خزيمة ٩٠٤: ثنا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جُحَادَةَ، نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ وَائِلٍ قَالَ: كُنْتُ غُلَامًا لَا أَعْقِلُ صَلَاةَ أَبِي فَحَدَّثَنِي وَائِلُ بْنُ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، عَنْ أَبِي وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ، ثُمَّ كَبَّرَ، ثُمَّ الْتَحَفَ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَيْهِ فِي ثَوْبِهِ، ثُمَّ أَخَذَ شِمَالَهُ بِيَمِينِهِ " ثُمَّ ذَكَرَ الْحَدِيثَ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا عَلْقَمَةُ بْنُ وَائِلٍ لَا شَكَّ فِيهِ، لَعَلَّ عَبْدَ الْوَارِثِ، أَوْ مَنْ دُونَهُ شَكَّ فِي اسْمِهِ وَرَوَاهُ هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جُحَارَةَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ وَائِلٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، وَمَوْلًى لَهُمْ، عَنْ أَبِيهِ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 904: Imran bin Musa Al Qazzaz menceritakan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami, Muhammad bin Juhadah menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Wa'il menceritakan kepada kami, ia berkata, “Aku dulu masih kanak-kanak dan tidak mengerti tentang shalat Ayahku, maka Wa'il bin Alqamah menceritakan kepadaku dari Ayahku Wa'il bin Hujr, ia berkata, 'Apabila Rasulullah telah siap untuk shalat maka beliau mengangkat kedua tangannya, kemudian bertakbir, lalu berselimut dan memasukkan kedua tangannya kedalam bajunya, kemudian menyatukan sisi kirinya dengan sisi kanannya, lalu menyebutkan haditsnya' Abu Bakar berkata, “Alqamah bin Wa'il tidak terdapat keraguan padanya, mungkin Abdul Warits lebih cenderung meragukan tentang namanya.” Hammam bin Yahya meriwayatkannya, Muhammad bin Hujarah, Abdul Jabbar bin Wa'il menceritakan kepadaku dari Alqamah bin Wa'il budak yang telah dimerdekakannya, dari ayahnya Wa'il bin Hujr
Hadits No. : 905
صحيح ابن خزيمة ٩٠٥: ناه مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا هَمَّامٌ، غَيْرَ أَنَّهُ لَيْسَ فِي حَدِيثِ عَفَّانَ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَيْهِ فِي ثَوْبِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 905: Muhammad bin Yahya memberitahukan kepadanya, Affan bin Muslim menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, akan tetapi tidak disebutkan di dalam hadits Affan, “Kemudian memasukkan tangannya ke dalam bajunya.”
Hadits No. : 906
صحيح ابن خزيمة ٩٠٦: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أنا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ ح وَثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ ح وَثنا ابْنُ كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، ح وَثنا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ أَيُّوبَ، كُلُّهُمْ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ، فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ؛ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا صَلَّى وَهُوَ نَاعِسٌ لَعَلَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَسْتَغْفِرَ فَيَسُبَّ نَفْسَهُ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ عِيسَى قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَفِي الْخَبَرِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ النُّعَاسَ لَا يَقْطَعُ الصَّلَاةَ، إِذْ لَوْ كَانَ النُّعَاسُ يَقْطَعُ الصَّلَاةَ لَمَا كَانَ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي لَعَلَّهُ يَذْهَبُ يَسْتَغْفِرُ فَيَسُبُّ نَفْسَهُ مَعْنًى، وَقَدْ أَعْلَمَ بِهَذَا الْقَوْلِ أَنَّهُ إِنَّمَا أَمَرَنَا الِانْصِرَافَ مِنَ الصَّلَاةِ خَوْفَ سَبِّ النَّفْسِ عِنْدَ إِرَادَةِ الدُّعَاءِ لَهَا، لَا أَنَّهُ فِي غَيْرِ صَلَاةٍ إِذَا نَعَسَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 906: Ali bin Khasyram memberitahukan kepada kami, Isa —yaitu bin Yunus— mengabarkan kepada kami (Ha') dan Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami (Ha') dan Ibnu Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami (Ha') dan Bisyr bin Hilal menceritakan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami dari Ayub, semuanya dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu mengantuk ketika shalat maka ia hendaknya tidur sampai hilang rasa kantuknya, karena sesungguhnya apabila salah seorang di antara kamu shalat dalam keadaan mengantuk maka mungkin saja ia bermaksud memohon ampunan akan tetapi ia justru memaki dirinya sendiri” Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits ini terdapat dalil yang menjelaskan bahwa mengantuk tidak membatalkan shalat, sebab apabila mengantuk membatalkan shalat niscaya sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Mungkin saja ia bermaksud memohon ampunan akan tetapi ia justru memaki dirinya sendiri” tidak ada artinya. Aku mengambil kesimpulan dari perkataan ini bahwa beliau hanya memerintahkan kita untuk menyudahi shalat karena dikhawatirkan akan mencaci diri sendiri tatkala tujuannya mencari kebaikan, bukan di luar shalat ketika mengantuk.”
Hadits No. : 907
صحيح ابن خزيمة ٩٠٧: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا أَبُو خَالِدٍ، ح وَثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، ح وَثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَنْصُورٍ السُّلَيْمِيُّ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى جَمِيعًا عَنْ هِشَامٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُصَلِّيَ الرَّجُلُ مُخْتَصِرًا " وَقَالَ إِسْمَاعِيلُ فِي حَدِيثِهِ: «إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الِاخْتِصَارِ فِي الصَّلَاةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 907: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami (Ha') dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami (Ha") dan Ismail bin Basyar bin Manshur As-Sulaimi menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami, semuanya meriwayatkan dari Hisyam bin Sirin, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang seseorang untuk shalat dengan cara bertolak pinggang.” Ismail di dalam haditsnya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah melarang untuk melaksanakan shalat dengan bertolak pinggang.”
Hadits No. : 908
صحيح ابن خزيمة ٩٠٨: نا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْمُغِيرَةِ الْمِصْرِيُّ، نا أَبُو صَالِحٍ الْحَرَّانِيُّ، نا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الِاخْتِصَارُ فِي الصَّلَاةِ رَاحَةُ أَهْلِ النَّارِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 908: Ali bin Abdurrahman bin Al Mughirah Al Mashri menceritakan kepada kami, Abu Shalih Al Harrani menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bertolak pinggang dalam shalat adalah istirahatnya penghuni neraka.”
Hadits No. : 909
صحيح ابن خزيمة ٩٠٩: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، وَعِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ قَالَا: ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ وَقَالَ عِيسَى: عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ بُكَيْرًا، حَدَّثَهُ أَنَّ كُرَيْبًا مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَأَى عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ يُصَلِّي وَرَأْسُهُ مَعْقُوصٌ مِنْ وَرَائِهِ، فَقَامَ، فَجَعَلَ يَحُلُّهُ، وَأَقَرَّ لَهُ الْآخَرَ، فَلَمَّا انْصَرَفَ أَقْبَلَ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، فَقَالَ: مَا لَكَ وَرَأْسِي؟ فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّمَا مَثَلُ هَذَا مِثَالُ الَّذِي يُصَلِّي وَهُوَ مَكْتُوفٌ» قَالَ يُونُسُ: وَهُوَ مَعْقُوصٌ، فَقَامَ وَرَاءَهُ فَحَلَّ عَنْهُ وَأَقَرَّ لَهُ الْآخَرَ " كَذَا قَالَا جَمِيعًا: وَأَقَرَّ الْآخَرَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَالصَّحِيحُ قَرَّ
Shahih Ibnu Khuzaimah 909: Yunus bin Abdul A'la dan Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku, —Isa berkata: dari Amr bin Al Harits— bahwa Bukar telah mengabarkan kepadanya bahwa Kuraib maula Ibnu Abbas meriwayatkan kepadanya bahwa Abdullah bin Abbas pernah melihat Abdullah bin Al Harits shalat dalam keadaan mengikat rambutnya dari belakang, kemudian Abdullah bin Abbas berdiri dan membuka ikatan rambutnya serta meluruskan yang lainnya. Tatkala ia selesai shalat ia menghampiri Ibnu Abbas dan berkata, “Apa urusanmu dengan kepalaku?” Ibnu Abbas menjawab, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya perumpamaan orang seperti ini bagaikan orang yang shalat sambil bersedekap' Yunus berkata, “Pria itu mengikat rambutnya, maka Ibnu Abbas berdiri di belakangnya dan melepaskan ikatannya serta meluruskan yang lainnya.” Begitulah yang diriwayatkan oleh keduanya, dengan kalimat “Wa aqarral akhara” Abu Bakar berkata, “Yang benar adalah 'Qarra'.”
Hadits No. : 91
صحيح ابن خزيمة ٩١: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أَرَادَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَوَضَّأَ، فَقَالتِ امْرَأَةٌ مِنْ نِسَائِهِ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي قَدْ تَوَضَّأْتُ مِنْ هَذَا، فَتَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ: «الْمَاءُ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ» هَذَا حَدِيثُ أَحْمَدَ بْنِ الْمِقْدَامِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 91: Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli dan Muhammad bin Yahya Al Qutha’i mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, “Muhammad bin Bakr menceritakan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Simak dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hendak berwudhu, lalu salah seorang isterinya berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah berwudhu dari air ini.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tetap berwudhu dan bersabda, ‘itu tidak dapat dinajiskan oleh apapun’ Ini hadits Ahmad bin Al Miqdam195. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 910
صحيح ابن خزيمة ٩١٠: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ مِنْ أَصْلِهِ، ثنا حَجَّاجٌ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى، أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ رَأَى أَبَا رَافِعٍ مَوْلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، وَحَسَنٌ يُصَلِّي، قَدْ غَرَزَ ضِفْرَيْهِ فِي قَفَاهُ، فَحَلَّهُمَا أَبُو رَافِعٍ، فَالْتَفَتَ حُسْنٌ إِلَيْهِ مُغْضَبًا، فَقَالَ أَبُو رَافِعٍ: أَقْبِلْ عَلَى صَلَاتِكَ، وَلَا تَغْضَبْ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «ذَلِكَ كِفْلُ الشَّيْطَانِ» يَقُولُ: مَقْعَدُ الشَّيْطَانِ - يَعْنِي مَغْرَزَ ضِفْرَيْهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 910: Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam menceritakan kepada kami dari sumber aslinya, Hajjaj menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Imran bin Musa mengabarkan kepadaku, Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi mengabarkan kepada kami dari ayahnya, bahwa ia melihat Abu Rafi' maula Nabi lewat di dekat Hasan bin Ali yang sedang shalat dengan mengikatkan sanggul rambutnya di tengkuknya, maka Abu Rafi' membuka ikatan tersebut, kemudian Al Hasan menengok kepadanya sambil menampakkan raut kemarahan. Abu Rafi' lalu berkata, “Teruskan shalatmu dan jangan marah, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Itu adalah tempat duduknya syetan'” Ia berkata, “Tempat peristirahatan syetan —maksudnya adalah ikatan sanggul rambutnya-.”
Hadits No. : 911
صحيح ابن خزيمة ٩١١: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ أَمْلَيْتُ هَذِهِ الْأَخْبَارَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 911: Abu Bakar berkata, “Aku telah mendiktekan hadits-hadits ini.”
Hadits No. : 912
صحيح ابن خزيمة ٩١٢: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا الْأَحْوَصِ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، ح وَثنا الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ، وَقَالَا فِي كُلِّهَا: عَنْ عَنْ: «إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَإِنَّ الرَّحْمَةَ تُوَاجِهُهُ، فَلَا يَمْسَحِ الْحَصَى» زَادَ عَبْدُ الْجَبَّارِ، فَقَالَ لَهُ سَعْدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ: مَنْ أَبُو الْأَحْوَصِ؟ قَالَ: رَأَيْتَ الشَّيْخَ الَّذِي صِفَتُهُ كَذَا وَكَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 912: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, ia berkata: Aku mendengar Abu Al Ahwash berkata: Aku mendengar Abu Dzar berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (Ha') Dan Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami (Ha') dan Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dengan sanad ini, keduanya meriwayatkan secara keseluruhan dengan 'an'anah, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat maka rahmat Allah sedang menghampirinya, dan janganlah ia mengusap batu kerikil dari wajahnya.” Abdul Jabbar menambahkan: Sa'ad bin Ibrahim berkata kepadanya, 'Dari Abu Al Ahwash?' Ia menjawab, 'Aku melihat seorang syaikh yang sifatnya seperti ini dan itu'.”
Hadits No. : 913
صحيح ابن خزيمة ٩١٣: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، ثنا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَإِنَّ الرَّحْمَةَ تُوَاجِهُهُ، فَلَا تُحَرِّكُوا الْحَصَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 913: Ahmad bin Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, Yazid —yaitu Ibnu Zurai'— menceritakan kepada kami, Ma'mar menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abu Al Ahwash Al-Laitsi, dari Abu Dzar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kamu mengerjakan shalat maka rahmat Allah menghampirinya, dan janganlah kamu mengusap batu kerikil'”
Hadits No. : 914
صحيح ابن خزيمة ٩١٤: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ أَمْلَيْتُ فِيمَا قَبْلُ خَبَرَ مُعَيْقِيبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنْ كُنْتَ فَاعِلًا فَوَاحِدَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 914: Abu Bakar berkata: Aku telah mendiktekan sebelumnya pada hadits riwayat Mu'iqib, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, (beliau bersabda), “Jika aku terpaksa melakukannya maka hanya sekali usapan."
Hadits No. : 915
صحيح ابن خزيمة ٩١٥: نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي يَزِيدَ وَرَّاقُ الْفِرْيَابِيِّ بِالرَّمْلَةِ ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ، نا سُفْيَانُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ شَيْءٍ، حَتَّى سَأَلْتُهُ عَنْ مَسْحِ الْحَصَى فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ: «وَاحِدَةٌ أَوْ دَعْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 915: Sa'id bin Abu Yazid Warraq Al Firyabi di Ramlah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yusuf menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Abdurrahman, dari Abdullah bin Isa, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Abu Dzar, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang segala sesuatu, sampai-sampai aku bertanya tentang mengusap batu kerikil ketika shalat, maka beliau menjawab, '[Satu kali] atau biarkanlah'.”
Hadits No. : 916
صحيح ابن خزيمة ٩١٦: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ أَمْلَيْتُ حَدِيثَ جَابِرٍ قَبْلُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 916: Abu Bakar berkata, “Aku telah mendiktekan hadits riwayat Jabir sebelumnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 917
صحيح ابن خزيمة ٩١٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، ثنا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ الْمُبَارَكِ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ ذَكْوَانَ، عَنْ سُلَيْمَانَ الْأَحْوَلِ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ السَّدْلِ فِي الصَّلَاةِ، وَأَنْ يُغَطِّيَ الرَّجُلُ فَاهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 917: Muhammad bin Isa menceritakan kepada kami, Abdullah —yaitu Ibnu Al Mubarak— menceritakan kepada kami dari Al Hasan bin Dzakwan, dari Sulaiman Al Ahwal, dari Atha', dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah melarang memakai cadar ketika shalat dan melarang seorang Laki-laki menutup mulutnya.
Hadits No. : 918
صحيح ابن خزيمة ٩١٨: ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ، عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسُدَّ بِيَدِهِ فَاهُ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 918: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz —yaitu Ad-Darawardi— menceritakan kepada kami dari Suhail bin Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri, dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu menguap maka ia hendaknya menutup mulutnya dengan Mangan, karena (ketika itu)syetan masuk ke dalamnya.”
Hadits No. : 919
صحيح ابن خزيمة ٩١٩: نا عَلِيُّ بْنُ جَعْفَرٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ -، نا الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «التَّثَاؤُبُ فِي الصَّلَاةِ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 919: Ali bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ismail —yaitu Ibnu Ja'far— menceritakan kepada kami, Al Ala' menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Menguap di waktu shalat adalah dari syetan, apabila salah seorang di antara kamu menguap maka ia hendaknya I menahan semampunya."
Hadits No. : 92
صحيح ابن خزيمة ٩٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ، وَمُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، وَأَبُو الْأَزْهَرِ حَوْثَرَةُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْبَصْرِيُّ قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، نا الْوَلِيدُ بْنُ كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرِ بْنِ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ حَدَّثَهُمْ، أَنَّ أَبَاهُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ حَدَّثَهُمْ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنِ الْمَاءِ وَمَا يَنُوبُهُ مِنَ الدَّوَابِّ وَالسِّبَاعِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كَانَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلِ الْخَبَثَ» هَذَا حَدِيثُ حَوْثَرَةَ، وَقَالَ مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ، وَقَالَ أَيْضًا: «لَمْ يُنَجِّسْهُ شَيْءٌ» ، وَأَمَّا الْمُخَرِّمِيُّ فَإِنَّهُ حَدَّثَنَا بِهِ مُخْتَصَرًا، وَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كَانَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلِ الْخَبَثَ» ، وَلَمْ يَذْكُرْ مَسْأَلَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمَاءِ وَمَا يَنُوبُهُ مِنَ السِّبَاعِ وَالدَّوَابِّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 92: Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrami, Musa Ibnu Abdurrahman Al Masruqi dan Abu Al Azhar Hawtsarah bin Muhammad Al Bashri mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Al Walid bin Katsir mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Ja'far bin Az-Zubair, bahwa Ubaidullah bin Abdullah bin Umar menceritakan kepada mereka, ayah Abdullah bin Umar menceritakan kepada mereka, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang air dan hewan melata atau hewan buas yang mengenainya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila itu dua qullah, maka tidak membawa kotoran (najis). ”196 Ini hadits Hawtsrah. Musa bin Abdurrahman berkata, “ (16/1) Dari Abdurrahman bin Abdulah bin Umar dari ayahnya, la juga berkata, “Tidak dapat dinajiskan oleh apapun’ Adapun Al Mukharrami menceritakan hadits ini kepada kami secara ringkas, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bila air itu ada dua qullah, maka tidak membawa kotoran (najis).” Ia tidak menyebutkan pertanyaan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang air dan hewan atau srigala yang mengenainya. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 920
صحيح ابن خزيمة ٩٢٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، نا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْعُطَاسُ مِنَ اللَّهِ، وَالتَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَقُلْ: هَاهْ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَضْحَكُ فِي جَوْفِهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 920: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Al Ajian, dari Sa'id, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Bersin itu berasal dari Allah dan menguap itu berasal dari syetan, apabila salah seorang di antara kamu menguap maka ia hendaknya tidak mengucapkan kata hah, karena sesungguhnya syetan tertawa di dalam perutnya.”
Hadits No. : 921
صحيح ابن خزيمة ٩٢١: ثنا الصَّنْعَانِيُّ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ -، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ وَهُوَ ابْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَقُلْ: آهْ آهْ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَضْحَكُ مِنْهُ "، أَوْ قَالَ: «يَلْعَبُ بِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 921: Ash-Shan'ani Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu Ibnu Al Mufadhdhal— menceritakan kepada kami, Abdurrahman —aitu Ibnu Ishak— menceritakan kepada kami dari Sa'id Al Maqbui, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap Apabila salah seorang di antara kamu menguap maka ia hendaknya tidak mengucapkan kata ah, ah, karena syetan tertawa.” Atau beliau bersabda, “Mempermainkannya.”
Hadits No. : 922
صحيح ابن خزيمة ٩٢٢: نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، أنا أَيُّوبُ ح وَحَدَّثَنِي مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى نُخَامَةً فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَحَكَّهَا، أَوْ قَالَ: فَحَتَّهَا بِيَدِهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَتَغَيَّظَ عَلَيْهِمْ، وَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قِبَلَ وَجْهِ أَحَدِكُمْ فِي صَلَاتِهِ، فَلَا يَنْتَخِمَنَّ أَحَدٌ قِبَلَ وَجْهِهِ فِي صَلَاتِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 922: Ya'qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami, Ayub mengabarkan kepada kami (Ha') dan Mu'ammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail —aitu Ibnu Ulayyah— menceritakan kepada kami dari Ayub, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa ketika Nabi melihat dahak di kiblat masjid beliau lalu mengeriknya atau perawi berkata, 'Beliau menggosoknya dengan tangannya.' Kemudian menghadap orang-orang dengan raut kemarahan dan bersabda, 'Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berada di hadapan salah seorang di antara kamu ketika shalat, maka janganlah ia sekali-kali meludah ke arah depannya saat sedang shalat.”
Hadits No. : 923
صحيح ابن خزيمة ٩٢٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ نَسِيمٍ، أنا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ بَكْرٍ الْبُرْسَانِيَّ -، أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَوَّامِ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، أَنَّ شَيْثَ بْنَ رِبْعِيٍّ صَلَّى إِلَى جَنْبِ حُذَيْفَةَ، فَبَزَقَ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَقَالَ حُذَيْفَةُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا عَنْ ذَلِكَ قَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا دَخَلَ فِي صَلَاتِهِ أَقْبَلَ اللَّهُ بِوَجْهِهِ، فَلَا يَنْصَرِفُ عَنْهُ حَتَّى يَنْصَرِفَ عَنْهُ، أَوْ يُحْدِثَ حَدَثًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 923: Muhammad bin Al Hasan bin Nasim menceritakan kepada kami, Muhammad —yaitu Ibnu Bakar Al Bursani— mengabarkan kepada kami, Abu Al Awwam mengabarkan kepada kami dari Ashim, dari Abu Wa'il, bahwa Syaits bin Rib'i shalat di samping Hudzaifah, lalu ia meludah ke arah depannya maka Hudzaifah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah melarang kita melakukan perbuatan tersebut, beliau bersabda, 'Sesungguhnya apabila seseorang telah mulai shalat maka Allah menghadap kepadanya dengan wajah-Nya, dan Dia tidak berpaling sampai orang tersebut berpaling selesai shalat atau berhadas'.”
Hadits No. : 924
صحيح ابن خزيمة ٩٢٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ وَهُوَ الشَّيْبَانِيُّ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَفَلَ تُجَاهَ الْقِبْلَةِ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتَفْلَتُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 924: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Abi Ishaq dan dia adalah Syaibani, dari Adi bin Tsabit, dari Zir bin Hubaisy, dari Hudzaifah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa meludah ke arah kiblat, maka pada Hari Kiamat ia dibangkitkan dalam keadaan ludah berada di depan kedua matanya'."
Hadits No. : 925
صحيح ابن خزيمة ٩٢٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أنا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا سَعِيدٌ يَعْنِي ابْنَ إِيَاسٍ الْجُرَيْرِيَّ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُخَامَةً فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ، فَاسْتَبْرَأَهَا بِعُودٍ مَعَهُ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى الْقَوْمِ، يَعْرِفُونَ الْغَضَبَ فِي وَجْهِهِ، فَقَالَ: «أَيُّكُمْ صَاحِبُ هَذِهِ النُّخَامَةِ؟» فَسَكَتُوا، فَقَالَ: «أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أَنْ يَسْتَقْبِلَهُ رَجُلٌ فَيَتَنَخَّعُ فِي وَجْهِهِ؟» فَقَالُوا: لَا قَالَ: «فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ فِي صَلَاتِكُمْ، فَلَا تُوَجِّهُوا شَيْئًا مِنَ الْأَذَى بَيْنَ أَيْدِيكُمْ، وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِ أَحَدِكُمْ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 925: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abdul A'la mengabarkan kepada kami, Sa'id -yaitu Ibnu Ayyas Al Jarin— menceritakan kepada kami dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata, “Rasulullah pernah melihat dahak di arah kiblat masjid maka beliau membersihkannya dengan tongkat kayu yang berada di tangannya, kemudian menghadap orang-orang dengan memperlihatkan raut kemarahan di wajahnya, beliau bersabda, 'Siapa di antara kamu pemilik dahak ini?' Mereka terdiam. Lalu beliau bersabda, 'Apakah salah seorang di antara kamu menginginkan apabila ia mengerjakan shalat dan seseorang menghampirinya lalu meludah di wajahnya?' Mereka menjawab, 'Tidak.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berada di hadapan kamu saat sedang shalat, maka janganlah sekali-kali mengarahkan sesuatu yang buruk ke hadapanmu, akan tetapi arahkanlah ke samping kiri atau ke awah telapak kakinya'."
Hadits No. : 926
صحيح ابن خزيمة ٩٢٦: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ أَمْلَيْتُ بَعْضَ الْأَخْبَارِ الَّتِي فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ قَبْلُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 926: Abu Bakar berkata, “Aku telah mendiktekan sebagian hadits dalam masalah ini sebelumnya.”
Hadits No. : 927
صحيح ابن خزيمة ٩٢٧: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، ثنا الزُّهْرِيُّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَمِيصَةٍ لَهَا أَعْلَامٌ، فَقَالَ: «شَغَلَتْنِي أَعْلَامُ هَذِهِ، اذْهَبُوا بِهَا إِلَى أَبِي جَهْمٍ وَائْتُونِي بِأَنْبِجَانِيَّةٍ» قَالَ الْمَخْزُومِيُّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، وَقَالَ أَيْضًا: بِأَنْبِجَانِيَّةٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 927: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepada kami dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah shalat dengan baju gamis yang bergaris, maka beliau bersabda, 'Garis-garis ini menggangguku, maka bawalah kepada Abu Jahm dan bawakanlah kepadaku baju yang polos." Al Makhzumi berkata: Diriwayatkan dari Az-Zuhri dan ia juga berkata dengan lafazh “Bianbijaniah".
Hadits No. : 928
صحيح ابن خزيمة ٩٢٨: قَالَ: وَقَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ بِهَذَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 928: Dia berkata: Keduanya berkata, “Sufyan menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, dengan redaksi hadits yang serupa."
Hadits No. : 929
صحيح ابن خزيمة ٩٢٩: نا أَبُو مُحَمَّدٍ فَهْدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمِصْرِيُّ، نا أَبُو تَوْبَةَ يَعْنِي الرَّبِيعَ بْنَ نَافِعٍ، ثنا مُعَاوِيَةُ وَهُوَ ابْنُ سَلَّامٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ سَلَّامٍ، أَنَّ أَبَا سَلَّامٍ، حَدَّثَهُ، حَدَّثَنِي الْحَارِثُ الْأَشْعَرِيُّ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُمْ قَالَ: " إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ يَعْمَلُ بِهِنَّ، وَيَأْمُرُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهِنَّ قَالَ: فَكَانَ يُبْطِئُ بِهِنَّ، فَقَالَ لَهُ عِيسَى: إِنَّكَ أُمِرْتَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ تَعْمَلُ بِهِنَّ، وَتَأْمُرُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهِنَّ، فَإِمَّا أَنْ تَأْمُرَهُمْ بِهِنَّ، وَإِمَّا أَنْ أَقُومَ فَآمُرَهُمْ بِهِنَّ قَالَ يَحْيَى: إِنَّكَ إِنْ تَسْبِقْنِي بِهِنَّ أَخَفْ أَنْ أُعَذَّبَ أَوْ يُخْسَفَ بِي، فَجَمَعَ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ حَتَّى امْتَلَأَ الْمَسْجِدُ، حَتَّى جَلَسَ النَّاسُ عَلَى الشُّرُفَاتِ، فَوَعَظَ النَّاسَ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَنِي بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَعْمَلُ بِهِنَّ، وَآمُرُكُمْ أَنْ تَعْمَلُوا بِهِنَّ، أُولَاهُنَّ، أَنْ لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا؛ فَإِنَّ مَنْ أَشْرَكَ بِاللَّهِ مَثَلُهُ كَمَثَلِ رَجُلٍ اشْتَرَى عَبْدًا مِنْ خَالِصِ مَالِهِ بِذَهَبٍ أَوْ وَرِقٍ، ثُمَّ قَالَ لَهُ: هَذِهِ دَارِي وَعَمَلِي، فَاعْمَلْ لِي وَأَدِّ إِلَيَّ عَمَلَكَ، فَجَعَلَ يَعْمَلُ وَيُؤَدِّي عَمَلَهُ إِلَى غَيْرِ سَيِّدِهِ، فَأَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ لَهُ عَبْدٌ كَذَلِكَ، يُؤَدِّي عَمَلَهُ لِغَيْرِ سَيِّدِهِ، وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ خَلَقَكُمْ وَرَزَقَكُمْ فَلَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا، وَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ، فَإِذَا نَصَبْتُمْ وُجُوهَكُمْ فَلَا تَلْتَفِتُوا؛ فَإِنَّ اللَّهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ حِينَ يُصَلِّي لَهُ، فَلَا يَصْرِفُ عَنْهُ وَجْهَهُ حَتَّى يَكُونَ الْعَبْدُ هُوَ يَنْصَرِفُ " وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 929: Abu Muhammad Fahd bin Sulaiman Al Mishri menceritakan kepada kami, Abu Taubah -yaitu Ar-Rabi' bin Nafi'— menceritakan kepada kami, Mu'awiyah -yaitu Ibnu Sallam— menceritakan kepada kami dari Zaid bin Sallam bahwa Abu Sallam meriwayatkan kepadanya, Al Harits Al Asy'ari menceritakan kepadaku, bahwa Nabi meriwayatkan hadits kepada mereka, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan Yahya bin Zakaria lima perkara yang harus dikerjakannya dan memerintahkan bani Isra'il untuk mengerjakannya." Beliau lanjut bersabda, “Yahya bin Zakaria menunda-nundanya, maka Isa berkata kepadanya, 'Sesungguhnya kamu telah diperintahkan lima perkara yang harus kamu kerjakan dan memerintahkan bani Isra'il untuk mengerjakannya, maka apakah aku seharusnya yang menjalankannya niscaya akan aku perintahkan mereka perkara tersebut. ' Yahya menjawab, Apabila kamu yang lebih dahulu mengerjakan perkara tersebut maka aku takut disiksa atau dimusnahkan Kemudian bani Isra'il dikumpulkan di Baitul Maqdis sehingga masjid penuh sesak, sampai-sampai banyak orang yang duduk di teras. Ia kemudian memberi nasehat dan berkata, Sesungguhnya Allah wa Jalla telah memerintahkan kepadaku lima perkara yang harus aku kerjakan dan memerintahkan agar aku memerintahkan kepadamu untuk mengerjakannya. Pertama, Janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu, karena sesungguhnya seseorang yang berbuat kemusyrikan kepada Allah bagaikan orang yang membeli budak dari harta pribadinya, baik dengan emas maupun perak, kemudian ia berkata kepadanya, 'Ini rumahku dan pekerjaanku, bekerjalah untukku dan selesaikanlah pekerjaanmu untukku' Lalu ia bekerja untuk orang lain yang bukan tuannya, maka siapakah di antara kamu yang menginginkan untuk memiliki seorang budak lalu ia berkerja untuk tuan yang lain. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menciptakan kamu dan memberikan rezeki kepadamu, maka janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu'.” Yahya juga berkata, ''Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan kamu untuk mendirikan shalat, apabila kamu telah meluruskan wajahmu maka janganlah kamu menengok, karena Allah Azza wa Jalla telah meluruskan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya tatkala ia shalat menghadap-Nya, serta Dia tidak berpaling wajah-Nya darinya sampai hamba tersebut yang memalingkannya.” Kemudian ia menyebutkan redaksi haditsnya secara lengkap.
Hadits No. : 93
صحيح ابن خزيمة ٩٣: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَهُ، أَنَّ أَبَا السَّائِبِ مَوْلَى هِشَامِ بْنِ زُهْرَةَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ، سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَغْتَسِلْ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ وَهُوَ جُنُبٌ» . قَالَ: كَيْفَ يَفْعَلُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟ قَالَ: يَتَنَاوَلُهُ تَنَاوُلًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 93: Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahb mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepada kami dari Bukair bin Abdullah menceritakan kepadanya, bahwa Abu As Sa'ib maula Hisyam bin Zuhrah menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu mandi dengan air yang tidak mengalir sedang ia dalam keadaan junub.” Abu As Sa'ib bertanya, “Bagaimana ia harus mandi wahai Abu Hurairah?” Ia menjawab, “Ia harus mengambil (menciduk) air itu ” 197
Hadits No. : 930
صحيح ابن خزيمة ٩٣٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ مُوسَى -، عَنْ شَيْبَانَ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ تَمَّامٍ الْمِصْرِيُّ، نا يُوسُفُ بْنُ عَدِيٍّ، ثنا أَبُو الْأَحْوَصِ جَمِيعًا عَنْ أَشْعَثَ وَهُوَ ابْنُ أَبِي الشَّعْثَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْتِفَاتِ الرَّجُلِ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ: «هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ الْعَبْدِ» وَفِي حَدِيثِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنِ الِالْتِفَاتِ فِي الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 930: Muhammad bin Ustman Al Ijli menceritakan kepada kami, Ubaidullah - yaitu Ibnu Musa - menceritakan kepada kami (Ha') Muhammad bin Amr bin Tammam Al Mishri menceritakan kepada kami, Yusuf bin Adi menceritakan kepada kami, Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami, semuanya dari Asy'ats -yaitu Ibnu Abu Asy-Sya'tsa'— dari ayahnya, dari Masruq, dari Aisyah, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang menengok ketika shalat?” Beliau menjawab, “Itu adalah pencurian yang dilakukan syetan di dalamnya shalat seorang hamba” Sedangkan di dalam hadits riwayat Ubaidullah, disebutkan kalimat, “Tentang Menengok di dalam shalat.”
Hadits No. : 931
صحيح ابن خزيمة ٩٣١: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَمْرِو بْنِ عَلِيٍّ، وَثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ ح وَثنا أَبُو كُرَيْبٍ، نا أَبُو أُسَامَةَ، كُلُّهُمْ عَنْ هِشَامٍ ح وَثنا الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، ح وَثنا أَبُو هَاشِمٍ، نا إِسْمَاعِيلُ وَهُوَ ابْنُ عُلَيَّةَ، نا أَيُّوبُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمِ، أَنَّهُ كَانَ يَؤُمُّ قَوْمَهُ، فَجَاءَ وَقَدْ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَقَالَ: لَيُصَلِّ أَحَدُكُمْ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ وَحَضَرَ الْغَائِطُ فَابْدَءُوا بِالْغَائِطِ» هَذَا حَدِيثُ أَبِي كُرَيْبٍ، وَمَعْنَى مَتْنِ أَحَادِيثِهِمْ سَوَاءٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 931: Ahmad bin Abadah menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid dan Amr bin Ali mengabarkan kepada kami, Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami (Ha') Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, semuanya dari Hisyam (Ha') Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami (Ha') Abu Hasyim menceritakan kepada kami, Ismail -yaitu Ibnu Ulayyah— menceritakan kepada kami, Ayub menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Abdullah bin Arqam bahwa ia pernah mengimami orang-orang, kemudian ia datang dan iqamah shalat telah dikumandangkan. Ia kemudian berkata, “Salah seorang di antara kamu sebaiknya menjadi imam sebab aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila telah datang waktu shalat dan datang pula keinginan buang hajat, maka kamu sebaiknya mendahulukan buang hajat'." Riwayat ini adalah riwayat Abu Kuraib dan makna dari redaksi hadits mereka sama.
Hadits No. : 932
صحيح ابن خزيمة ٩٣٢: نا بُنْدَارٌ، وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالُوا ثنا يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ سَعِيدٍ، نا أَبُو حَزْرَةَ وَهُوَ يَعْقُوبُ بْنُ مُجَاهِدٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ عَائِشَةَ فَجِيءَ بِطَعَامٍ فَقَامَ الْقَاسِمُ يُصَلِّي، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يُصَلَّى صَلَاةً بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ، وَلَا وَهُوَ يُدَافِعُهُ الْأَخْبَثَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 932: Bundar dan Ya'qub bin Ibrahim Ad- Dauraqi dan Yahya bin Hakim dan Ahmah bin Abdah menceritakan kepada kami, mereka berkata: Yahya -yaitu Ibnu Sa'id- menceritakan kepada kami, Abu Hazrah -yaitu Ya'qub bin Mujahid- menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad -yaitu Ibnu Abu Bakar Ash-Shiddiq- menceritakan kepada kami, ia berkata: Kami pernah berada di tempat Aisyah, kemudian ia menyediakan makanan, lalu Qasim bangkit shalat, maka Aisyah berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah shalat setelah makanan dihidangkan dan jangan pula mengerjakannya sedangkan ia menahan kencing dan buang hajat'."
Hadits No. : 933
صحيح ابن خزيمة ٩٣٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالُوا: ثنا سُفْيَانُ قَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: قَالَ: ثنا الزُّهْرِيُّ، سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ الْآخَرُونَ عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا حَضَرَ الْعَشَاءُ، وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَابْدَؤوا بِالْعَشَاءِ» وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ أَيْضًا: سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 933: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Sa'id bin Abdurrahman dan Ali bin Khasyram dan Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, mereka berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar berkata: Az-Zuhri menceritakan kepada kami, ia mendengar Anas bin Malik, dari Nabi dan lainnya meriwayatkan dari Az-Zuhri, dari Anas bin Malik, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila makan malam telah disediakan dan iqamah shalat telah dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” Al Makhzumi juga berkata, “Anas bin Malik mendengarnya.”
Hadits No. : 934
صحيح ابن خزيمة ٩٣٤: نا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا أَيُّوبُ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وُضِعَ الْعَشَاءُ، وَنُودِيَ بِالصَّلَاةِ، فَابْدَؤوا بِالْعَشَاءِ قَالَ وَتَعَشَّى ابْنُ عُمَرَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، وَهُوَ يُسْمَعُ قِرَاءَةَ الْإِمَامِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 934: Imran bin Musa Al Qazzaz menceritakan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami, Ayub menceritakan kepada kami dari Nafi', dari bin Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila makan malam telah disediakan dan panggilan untuk shalat telah dikumandangakan, maka dahulukanlah makan malam” Perawi berkata, “Pada suatu malam, Ibnu Umar makan malam sedangkan ia mendengar bacaan imam.”
Hadits No. : 935
صحيح ابن خزيمة ٩٣٥: نا الْحَسَنُ بْنُ قَزْعَةَ، ثنا الْفَضْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ عَلَى طَعَامٍ فَلَا يَعْجَلَنَّ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ وَإِنْ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 935: Al Hasan bin Qaz'ah menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Musa bin Aqabah, dari Nafi9, dari bin Umar, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu sedang makan maka janganlah ia tergesa-gesa menyudahinya sampai selesai dari hajatnya meskipun iqamah untuk shalat telah dikumandangkan.”
Hadits No. : 936
صحيح ابن خزيمة ٩٣٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا أَبُو خَالِدٍ يَعْنِي سُلَيْمَانَ بْنَ حَبَّانَ ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ جَمِيعًا عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَشِرْكَ السَّرَائِرِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا شِرْكُ السَّرَائِرِ؟ قَالَ: «يَقُومُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ جَاهِدًا لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ النَّاسِ إِلَيْهِ، فَذَلِكَ شِرْكُ السَّرَائِرِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 936: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Abu Khalid —yaitu Sulaiman bin Habban— menceritakan kepada kami (Ha') dan Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami, semuanya dari Sa'ad bin Ishak bin Ka'ab bin Ujrah, dari Ashim bin Umar bin Qatadah, dari Mahmud bin Lubaid, ia berkata, “Rasulullah pernah keluar dan bersabda, "Wahai sekalian manusia, jauhilah syirik hati." Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa itu syirik hati?' Beliau menjawab, 'Seseorang berdiri kemudian shalat, lalu menghias-hiasi shalatnya berusaha agar mendapatkan perhatian manusia terhadap dirinya. Itulah syirik hati'.”
Hadits No. : 937
صحيح ابن خزيمة ٩٣٧: نا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ الْعَلَاءَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْوِيهِ عَنْ رَبِّهِ قَالَ: «أَنَا خَيْرُ الشُّرَكَاءِ» وَقَالَ بُنْدَارٌ: «أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ فَمَنْ عَمَلَ عَمَلًا فَأَشْرَكَ فِيهِ غَيْرِي فَأَنَا مِنْهُ بَرِيءٌ وَهُوَ لِلَّذِي أَشْرَكَ» وَقَالَ بُنْدَارٌ: قَالَ: «فَأَنَا مِنْهُ بَرِيءٌ وَلْيَلْتَمِسْ ثَوَابَهُ مِنْهُ» وَقَالَ بُنْدَارٌ: عَنِ الْعَلَاءِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 937: Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami (Ha') dan Abu Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepadaku, Syu'bah meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Al Ala' meriwayatkan dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi yang diriwayatkannya dari Tuhannya, Dia berfirman, “Aku adalah sebaik-baik teman" —Bundar berkata, “Aku adalah teman yang tidak membutuhkan temann—. Barangsiapa melakukan suatu perbuatan dengan mengikut sertakan di dalamnya tuhan selain diriKu maka Aku melepaskan diri darinya, dan perbuatannya tersebut menjadi tanggung jawab yang disertakannya itu." Bundar berkata, “Allah berfirman, 'Maka Aku terbebas dari perbuatannya tersebut dan ia hendaknya meminta balasannya dari tuhan yang disertakannya itu” Bundar berkata, “Diriwayatkan dari Al Ala'."
Hadits No. : 938
صحيح ابن خزيمة ٩٣٨: نا زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ إِيَاسٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُهَاجِرِ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ رُوَيْمٍ، عَنِ ابْنِ الدَّيْلَمِيِّ الَّذِي كَانَ يَسْكُنُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ، أَنَّهُ مَكَثَ فِي طَلَبِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ بِالْمَدِينَةِ، فَسَأَلَ عَنْهُ قَالُوا: قَدْ سَارَ إِلَى مَكَّةَ، فَأَتْبَعَهُ فَوَجَدَهُ قَدْ سَارَ إِلَى الطَّائِفِ فَأَتْبَعَهُ فَوَجَدَهُ فِي زُرْعَةٍ يَمْشِي مُخَاصِرًا رَجُلًا مِنْ قُرَيْشٍ، وَالْقُرَيْشِيُّ يُزِنُّ بِالْخَمْرِ، فَلَمَّا لَقِيتُهُ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيَّ قَالَ: مَا عَدَا بِكَ الْيَوْمَ، وَمِنْ أَيْنَ أَقْبَلْتَ، فَأَخْبَرْتُهُ، ثُمَّ سَأَلْتُهُ، هَلْ سَمِعْتَ يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ شَرَابَ الْخَمْرِ بِشَيْءٍ؟ قَالَ: نَعَمْ، فَانْتَزَعَ الْقُرَشِيُّ يَدَهُ، ثُمَّ ذَهَبَ، فَقَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِي فَيُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ صَبَاحًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 938: Zakaria bin Yahya bin Iyas menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Muhajir menceritakan kepada kami dari Urwah bin Ruwaim, dari bin Ad-Dailami yang bertempat tinggal di Baitul Maqdis, bahwa ketika ia tinggal di Madinah untuk mencari Abdullah bin Amr bin Al Ash dan bertanya tentang keberadaannya, mereka (penduduk Madinah) menjawab, “Ia telah pergi menuju Makkah.” Setelah itu Ad-Dailami menyusulnya, namun ia telah pergi ke Tha'if maka ia pun menyusulnya dan berjumpa dengannya di perkebunan sedang berjalan mengintai seorang pria Quraisy, sementara pria Quraisy tersebut dalam keadaan mabuk lantaran minum khamer. Maka tatkala bertemu dengannya aku pun mengucapkan salam dan ia menjawab salamku, lalu bertanya, “Apa yang menyebabkan kedatanganmu hari ini dan darimana kamu datang?” Aku kemudian memberitahukannya lalu aku bertanya kepadanya, “Wahai Abdullah bin Amr, apakah kamu mendengar Rasulullah menyebutkan sesuatu tentang seseorang peminum khamer?” Ia menjawab, “Ya.” Pria tersebut melepaskan tangannya lalu pergi, maka Abdullah bin Amr berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila salah seorang di antara umatku meminum khamer maka shalatnya selama empat puluh hari tidak akan diterima'.”
Hadits No. : 939
صحيح ابن خزيمة ٩٣٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، ثنا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " ثَلَاثَةٌ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ لَهُمْ صَلَاةً وَلَا يَصْعَدُ لَهُمْ حَسَنَةٌ: الْعَبْدُ الْآبِقُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى مَوَالِيهِ، فَيَضَعُ يَدَهُ فِي أَيْدِيهِمْ، وَالْمَرْأَةُ السَّاخِطُ عَلَيْهَا زَوْجُهَا حَتَّى يَرْضَى، وَالسَّكْرَانُ حَتَّى يَصْحُوَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 939: Muhammad bin Yahya memberitahukan kepada kami, Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, Al Wala'ah bin Muslim menceritakan kepada kami, Zuhair bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Al Munkadir, dari Jabir bin Abdullah, ia bekata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tiga golongan yang tidak diterima shalatnya dan tidak akan diangkat kebaikannya: Budak yang melarikan diri sampai ia kembali kepada tuannya dan meminta maaf kepada mereka; Istri yang membuat suaminya marah sampai ia ridha memaafkannya; dan orang yang mabuk sampai ia sadarkan diri."
Hadits No. : 94
صحيح ابن خزيمة ٩٤: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنِ الْحَارِثِ وَهُوَ ابْنُ أَبِي ذُبَابٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ مِينَاءَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ مِنْهُ أَوْ يَشْرَبُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 94: Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Anas bin lyadh mengabarkan kepada kami dari Al Hants -ia adalah Ibnu Abu Dzubab- dari Alha btn Mina dan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu buang air kecil di air yang tidak mengalir, kemudian ia berwudhu atau minum darinya.” 198
Hadits No. : 940
صحيح ابن خزيمة ٩٤٠: نا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو دَاوُدَ، ثنا شُعْبَةُ، أَخْبَرَنِي مَنْصُورُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَقْدَانِيُّ قَالَ سَمِعْتُ الشَّعْبِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ جَرِيرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَبَقَ الْعَبْدُ لَمْ يُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى مَوَالِيهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 940: Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah meriwayatkan kepada kami, Manshur bin Abdurrahman Al Miqdani mengabarkan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Asy-Sya'bi meriwayatkan dari Jarir, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila seorang hamba sahaya melarikan diri maka shalatnya tidak akan diterima sampai ia kembali kepada majikannya.”
Hadits No. : 941
صحيح ابن خزيمة ٩٤١: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْمَجِيدِ وَمُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ -، عَنْ عَوْفِ بْنِ أَبِي جَمِيلَةَ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ قَالَ: حَدَّثَنَا سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ نَحْوَهُ مِنْ كِتَابِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ: ثنا يَحْيَى، وَقَرَأَهُ عَلَيْنَا مِنْ كِتَابِنَا قَالَ: ثنا عَوْفٌ، ثنا أَبُو رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيُّ، عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لِأَصْحَابِهِ: " هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رُؤْيَا فَيَقُصُّ عَلَيْهِ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ، وَإِنَّهُ قَالَ لَنَا ذَاتَ غَدَاةٍ: " إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ، وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِي، فَقَالَا لِي: انْطَلِقْ، انْطَلِقْ، فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِصَخْرَةٍ، وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ فَيَبْلُغُ رَأْسَهُ، فَيُدَهْدِهُ الْحَجَرَ هَاهُنَا، فَيَتْبَعُهُ، فَيَأْخُذُهُ، فِمَا يَرْجِعُ إِلَيْهِ حَتَّى يُصْبِحَ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ، فَيَفْعَلُ بِهِ كَمَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى "، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: " قَالَا: أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ، أَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ؛ فَإِنَّهُ رَجُلٌ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنِ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ " وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 941: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id dan Muhammad bin Abu Adi dan Abdul Wahhab —yaitu Ibnu Abdul Majid— serta Muhammad —yaitu Ibnu Ja'far—- menceritakan kepada kami dari Auf bin Abu Jamilah, dari Abu Raja', ia berkata: Samurah bin Jundub menceritakan kepada kami (Ha') Bundar menceritakan kepada kami yang semisalnya dari tulisan kitab Yahya bin Sa'id, ia berkata: Yahya menceritakan kepada kami, dan ia membacakannya dari tulisan kami, ia mengatakan bahwa Auf menceritakan kepada kami, Abu Raja' Al Utharidi menceritakan kepada kami dari Samurah bin Jundub, ia berkata: Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, “Apakah ada salah seorang di antara kamu yang bermimpi?” Maka diceritakan kepada beliau yang diperkenankan Allah kepadanya untuk dikatakan. Pada suatu pagi beliau berkata kepada kami, “Pada suatu malam datang kepadaku dua orang yang keduanya telah diutus kepadaku, lalu keduanya berkata, 'Mari berangkat, mari berangkat.' Kemudian kami mendatangi seseorang yang sedang tidur dan tiba-tiba salah seorang berdiri dengan batu besar di kepalanya, kemudian ia mengangkat batu besar tersebut sampai ke atas kepalanya dan menggelincirkannya ke sini, lalu ia mengikuti batu tersebut dan mengambilnya. Maka tidaklah ia kembali kepada orang itu melainkan kepalanya telah kembali seperti semula. Kemudian ia kembali dengan membawanya dan mengulangi perbuatannya sebagaimana yang dilakukannya pada pertama kali dan menyebutkan haditsnya secara keseluruhan'." Beliau lanjut bersabda, “Keduanya berkata, 'ketahuilah, sesungguhnya kami akan memberitahukanmu bahwa orang yang kamu jumpai dengan kepala pecah adalah orang yang mempelajari Al Qur'an namun ia tidak mengerjakannya dan orang yang tidur hingga meninggal shalat wajib'.” Ia selanjutnya menyebutkan redaksi haditsnya secara lengkap.
Hadits No. : 942
صحيح ابن خزيمة ٩٤٢: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ الْأَخْنَسِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَضَرِ أَرْبَعًا، وَفِي السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ، وَفِي الْخَوْفِ رَكْعَةً»
Shahih Ibnu Khuzaimah 942: Bisyir bin Mu'adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Bakir bin Al Akhnas, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan atas lisan Nabimu , yaitu empat rakaat ketika mukim, dua rakaat ketika bepergian, dan satu rakaat ketika dalam keadaan takut."
Hadits No. : 943
صحيح ابن خزيمة ٩٤٣: نا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّبَّاحِ الْعَطَّارُ قَالَ أَحْمَدُ: أَخْبَرَنَا، وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: حَدَّثَنَا مَحْبُوبُ بْنُ الْحَسَنِ، ثنا دَاوُدُ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: فَرْضُ صَلَاةِ السَّفَرِ وَالْحَضَرِ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، فَلَمَّا أَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ زِيدَ فِي صَلَاةِ الْحَضَرِ رَكْعَتَانِ رَكْعَتَانِ، وَتُرِكَتْ صَلَاةُ الْفَجْرِ بِطُولِ الْقِرَاءَةِ، وَصَلَاةُ الْمَغْرِبِ لِأَنَّهَا وِتْرُ النَّهَارِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 943: Ahmad bin Nashr dan Abdullah bin Ash- Shabbah Al Aththar menceritakan kepada kami, Ahmad berkata: Dikabarkan kepada kami, dan Abdullah berkata: Mahbub bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Daud menceritakan kepada kami dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Aisyah, ia berkata, “Shalat fardhu dalam keadaan bepergian dan berdiam di tempat adalah dua rakaat dua rakaat. Ketika Rasulullah tinggal di Madinah, ditambahkan untuk shalat saat bermukim di tempat dua rakaat dua rakaat dan membiarkan shalat Subuh dengan bacaan yang panjang begitu juga shalat Maghrib, karena ia adalah shalat witir siang hari.”
Hadits No. : 944
صحيح ابن خزيمة ٩٤٤: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ قَالَا: ثنا ابْنُ إِدْرِيسَ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ إِدْرِيسَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي عَمَّارٍ ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ ح وَقَرَأْتُهُ عَلَى بُنْدَارٌ، أَنَّ يَحْيَى، حَدَّثَهُمْ عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عَمَّارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بِابَيْهِ، عَنْ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ: قُلْتُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ: عَجِبْتُ لِلنَّاسِ وَقَصْرِهِمْ لِلصَّلَاةِ، وَقَدْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا} [النساء: 101] ، وَقَدْ ذَهَبَ هَذَا، فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: عَجِبْتُ مِمَّا عَجِبْتَ مِنْهُ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «هُوَ صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا عَلَيْكُمْ، فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ» هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 944: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj dan Muhammad bin Hisyam menceritakan kepada kami, keduanya berkata: bin Idris menceritakan kepada kami (Ha') Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Abdullah —yaitu Ibnu Idris— mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Ammar (Ha') Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami (Ha') aku membacanya dari Bundar bahwa Yahya telah meriwayatkan kepada mereka dari Ibnu Juraij, Abdurrahman bin Abdullah bin Abu Ammar mengabarkan kepadaku dari Abdullah bin Babaih, dari Ya'la bin Umayyah, ia berkata, “Aku berkata kepada Umar bin Al Khaththab bahwa aku merasa heran kepada orang-orang dengan perbuatan mereka mengqashar shalat sedangkan Allah Azza wa Jalla telah berfirman, 'Maka tidak mengapa kamu mengqashar shalatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir.' (Qs. An-Nisa' [4]: 101) sementara sudah tidak ada lagi perkara ini.” Maka Umar berkata, “Aku juga merasa heran dengan apa yang kamu herankan.” Kemudian aku menceritakan perihal tersebut kepada Rasulullah dan beliau bersabda, “la adalah sedekah yang dengannya Allah Azza wa Jalla bersedekah kepadamu, maka terimalah sedekah-Nya itu” Hadits ini adalah riwayat Bundar.
Hadits No. : 945
صحيح ابن خزيمة ٩٤٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ - عَنْ أُمَيَّةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَالِدٍ، أَنَّهُ قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: إِنَّا نَجِدُ صَلَاةَ الْحَضَرِ وَصَلَاةَ الْخَوْفِ فِي الْقُرْآنِ، وَلَا نَجِدُ صَلَاةَ السَّفَرِ فِي الْقُرْآنِ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: يَا ابْنَ أَخِي، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ بَعَثَ إِلَيْنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَا نَعْلَمُ شَيْئًا، فَإِنَّمَا نَفْعَلُ كَمَا رَأَيْنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 945: Yunus bin Abdul A'la' menceritakan kepada kami, Syu'aib -yaitu bin Al-Laits— mengabarkan kepada kami dari ayahnya, dari Ibnu Syihab, dari Abdullah bin Abu Bakar —yaitu Ibnu Abdurrahman— dari Umayyah bin Abdullah bin Khalid, bahwa ia pernah berkata kepada Abdullah bin Umar, “Sesungguhnya kami mendapatkan penjelasan tentang shalat ketika berdiam diri dan shalat Khauf (Dalam keadaan takut) di dalam Al Qur'an dan kami tidak mendapatkan penjelasan tentang shalat ketika bepergian didalam Al Qur'an.” Abdullah menjawab, “Wahai anak pamanku, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengutus kepada kita Muhammad saat kita tidak mengetahui segala sesuatunya, kemudian kami berbuat sebagaimana perbuatan Muhammad yang kami saksikan.”
Hadits No. : 946
صحيح ابن خزيمة ٩٤٦: نا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ الْوَرَّاقُ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: سَافَرْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، فَكَانُوا يُصَلُّونَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، لَا يُصَلُّونَ قَبْلَهَا، وَلَا بَعْدَهَا " وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: لَوْ كُنْتُ مُصَلِّيًا قَبْلَهَا أَوْ بَعْدَهَا لَأَتْمَمْتُهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 946: Abdul Wahhab bin Abdul Hakam Al Warraq menceritakan kepada kami, Yahya bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Umar, dan Utsman, maka mereka semua shalat Zuhur dan Ashar dua rakaat dua rakaat serta tidak mengetjakan shalat (sunah) sebelumnya dan juga setelahnya.” Abdullah bin Umar berkata, “Jika seandainya aku shalat (sunah) sebelumnya atau sesudahnya niscaya aku sempurnakan shalat tersebut.”
Hadits No. : 947
صحيح ابن خزيمة ٩٤٧: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَفِي خَبَرِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ بِالْمَدِينَةِ أَرْبَعًا، وَالْعَصْرَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ رَكْعَتَيْنِ " دَالٌ عَلَى أَنَّ لِلْآمِنِ غَيْرِ الْخَائِفِ مِنْ أَنْ يَفْتِنَهُ الْكُفَّارُ أَنْ يَقْصُرَ الصَّلَاةَ ،
Shahih Ibnu Khuzaimah 947: Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits Anas bin Malik, 'Rasulullah shalat Zhuhur di Madinah empat rakaat dan shalat Ashar di Dzul Khulaifah dua rakaat.' Sebagai dalil bahwa orang yang berada dalam keadaan aman dan tidak merasa takut akan serangan orang kafir boleh meng-qashar shalat.
Hadits No. : 948
صحيح ابن خزيمة ٩٤٨: وَكَذَلِكَ خَبَرُ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ أَكْثَرَ مَا كُنَّا وَآمَنُهُ، وَخَبَرُ أَبِي حَنْظَلَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قُلْتُ: إِنَّا آمِنُونَ قَالَ: كَذَلِكَ سَنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَدُلُّ عَلَى أَنَّ لِغَيْرِ الْخَائِفِ قَصْرَ الصَّلَاةِ فِي السَّفَرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 948: Begitu juga dengan hadits riwayat Haritsah bin Wahab, Nabi shalat mengimami kami lebih banyak dari yang kami kerjakan dan dalam keadaan aman. Sedangkan hadits riwayat Abu Hanzhalah dari Ibnu Umar, aku berkata, “Kami dalam keadaan aman.” Ia berkata, “Begitu juga yang sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menunjukkan bahwa orang yang tidak berada dalam keadaan takut dan sedang bepergian meng-qashar shalat boleh.”
Hadits No. : 949
صحيح ابن خزيمة ٩٤٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمُ، أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ، عَنْ حَرْبِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ أَنْ يُؤتَى رُخْصَةٌ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ تُؤتَى مَعْصِيَةٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 949: Ahmad bin Abdullah bin Abdurrahim Al Barqi menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Zayad mengabarkan kepadaku, Ammarah bin Ghaziyyah menceritakan kepadaku dari Harb bin Qais, dari Nafi', dari Abdullah bin Umar, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai Rukhshah-Nya dikerjakan sebagaimana halnya Dia membenci kemaksiatan dikerjakan”
Hadits No. : 95
صحيح ابن خزيمة ٩٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ صَدَقَةَ، وَحَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بَشِيرِ بْنِ مَنْصُورٍ السُّلَيْمِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ مَرْوَانَ قَالُوا: نا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، وَحَدَّثَنَا جَمِيلُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَرْوَانَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يُغْسَلَ سَبْعَ مَرَّاتٍ، الْأُولَى مِنْهُنَّ بِالتُّرَابِ» وَقَالَ الدَّوْرَقِيُّ: «أَوَّلُهَا بِتُرَابٍ» وَقَالَ الْقُطَعِيُّ: «أَوَّلُهَا بِالتُّرَابِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 95: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulayah mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Hassan, Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Shadaqah; Isma’il Ibnu Basyir bin Manshur Al Sulaimi menceritakan kepada kami, Abdul A’la mengabarkan kepada kami, dan Muhammad bin Yahya Al Qutha’i menceritakan kepada kami, Muhammad Ibnu Marwan mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Hisyam bin Hassan mengabarkan kepada kami, Jamil bin Al Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Marwan menceritakan kepada kami dari Hisyam dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Cara mensucikan wadah salah seorang di antara kamu bila anjing menjilatnya adalah dicuci tujuh kali, yang pertama diantaranya (dicampur) dengan tanah.”199 ??Ad-Dauraqi berkata, “Cucian pertama (dicampur) dengan tanah.” Al Qutha’i berkata, “Yang pertama diantaranya (dicampur) dengan tanah.”
Hadits No. : 950
صحيح ابن خزيمة ٩٥٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، أَخْبَرَنِي قَتَادَةُ قَالَ: سَمِعْتُ مُوسَى يَقُولُ: سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَيْفَ أُصَلِّي بِمَكَّةَ إِذَا لَمْ أُصَلِّ فِي جَمَاعَةٍ؟ فَقَالَ: رَكْعَتَيْنِ سُنَّةُ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ بُنْدَارٌ قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ مُوسَى بْنِ سَلَمَةَ قَالَ: سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ .
Shahih Ibnu Khuzaimah 950: Muhammad bin Abdul A'la' Ash- Shan'ani menceritakan kepada kami, Khalid —yaitu Ibnu Al Harits— menceritakan kepada kami, {Ha') Bundar juga menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Syu'bah menceritakan kepada kami, Qatadah mengabarkan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Musa berkata, “Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas, 'Bagaimana aku shalat di Makkah apabila aku tidak shalat dengan berjamaah?'.” Ia menjawab, “Dua Rakaat sebagaimana yang diajarkan oleh Abul Qasim .” Bundar berkata: Ia berkata, “Aku mendengar Qatadah meriwayatkan dari Musa bin Salamah, ia berkata, 'Aku bertanya kepada Ibnu Abbas' .”
Hadits No. : 951
صحيح ابن خزيمة ٩٥١: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا الْخَبَرُ عِنْدِي دَالٌ عَلَى أَنَّ الْمُسَافِرَ إِذَا صَلَّى مَعَ الْإِمَامِ فَعَلَيْهِ إِتْمَامُ الصَّلَاةِ لِرِوَايَةِ لَيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ الَّذِي، ثنا أَبُو كُرَيْبٍ، ثنا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ طَاوُسٍ: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي الْمُسَافِرِ يُصَلِّي خَلْفَ الْمُقِيمِ قَالَ يُصَلِّي بِصَلَاتِهِ، وَلَسْنَا نَحْتَجُّ بِرِوَايَةِ لَيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ، إِلَّا أَنَّ خَبَرَ قَتَادَةَ عَنْ مُوسَى بْنِ سَلَمَةَ دَالٌ عَلَى خِلَافِ رِوَايَةِ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ طَاوُسٍ فِي الْمُسَافِرِ يُصَلِّي خَلْفَ الْمُقِيمِ قَالَ: إِنْ شَاءَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ، وَإِنْ شَاءَ ذَهَبَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 951: Abu Bakar berkata, “Hadits ini menurutku menjadi dalil bahwa seseorang yang bepergian jika [Shalat bersama imam] wajib menyempurnakan shalat, sebab periwayatan Laits bin Abu Salim, dari Thawus, dari Ibnu Abbas yang telah diriwayatkan oleh Abu Kuraib kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami dari Laits, dari Thawus, dari Ibnu Abbas tentang seorang yang bepergian shalat di belakang imam, ia berkata, “Ia wajib shalat sesuai dengan shalatnya imam.” Akan tetapi kami tidak memakai dalil dari periwayatan Laits bin Abu Salim melainkan dengan hadits periwayatan Qatadah, dari Musa bin Salamah yang berbeda dengan periwayatan Sulaiman At-Taimi, dan Thawus tentang musafir yang shalat di belakang imam, ia berkata, “Apabila ia mau mengucapkan salam pada rakaat kedua maka itu boleh ia lakukan dan ia juga boleh pergi.”
Hadits No. : 952
صحيح ابن خزيمة ٩٥٢: قَالَ: ثنا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ طَاوُسٍ،
Shahih Ibnu Khuzaimah 952: Ia berkata, “Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Sulaiman At-Taimi, dari Thawus.”
Hadits No. : 953
صحيح ابن خزيمة ٩٥٣: وَنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا عَبْدُ الصَّمَدِ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَاصِمِ عَنْ الشَّعْبِيِّ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، كَانَ إِذَا كَانَ بِمَكَّةَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، إِلَّا أَنْ يَجْمَعَهُ إِمَامٌ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ، فَإِنْ جَمَعَهُ الْإِمَامُ يُصَلِّي بِصَلَاتِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 953: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdushshamad menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Ashim, dari Asy-Sya'bi bahwa apabila Ibnu Umar berada di Makkah maka ia shalat dua rakaat dua rakaat kecuali apabila ia menggabungkannya dengan shalat menjadi imam maka ia shalat dengan shalatnya sebagai imam, dan apabila digabungkan dengan shalat seorang imam maka ia shalat dengan shalatnya imam.”
Hadits No. : 954
صحيح ابن خزيمة ٩٥٤: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ ضُرَيْسٍ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، نا عَاصِمٌ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سَافَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَفَرًا، فَأَقَامَ تِسْعَةَ عَشَرَ يَوْمًا يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَنَحْنُ نُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ فِيمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ تِسْعَةَ عَشَرَ يَوْمًا، فَإِذَا أَقَمْنَا أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ صَلَّيْنَا أَرْبَعًا. قَالَ ابْنُ ضُرَيْسٍ: عَنْ عَاصِمٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 954: Sallam bin Junadah dan Muhammad bin Yahya bin Dhurais menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Ashim menceritakan kepada kami dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah pernah bepergian dan tinggal selama sembilan belas han sambil mengeijakan shalat sebanyak dua rakaat. Ibnu Abbas berkata, “Oleh karena itu, kami mengerjakan shalat dua rakaat antara hari kepergian kami dan sembilan belas hari, apabila kami tinggal lebih dari batas waktu tersebut maka kami mengeijakan shalat empat rakaat.”
Hadits No. : 955
صحيح ابن خزيمة ٩٥٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، عَنْ يَحْيَى، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ، ح وَثَنَاهُ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، نا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، وَبِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ قَالَا: ثنا يَحْيَى بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ، ح وَثناه الصَّنْعَانِيُّ، نا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، نا يَحْيَى قَالَ: سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، عَنْ قَصْرِ الصَّلَاةِ، فَقَالَ: سَافَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمَدِينَةِ إِلَى مَكَّةَ نُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ حَتَّى رَجَعْنَا، فَسَأَلْتُهُ هَلْ أَقَامَ بِمَكَّةَ؟ قَالَ: نَعَمْ، أَقَامَ بِهَا عَشْرًا هَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَ: كَانَ يُصَلِّي بِنَا رَكْعَتَيْنِ. وَقَالَ أَحْمَدُ وَعَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَمْ يَقُولَا: سَأَلْتُ أَنَسًا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَسْتُ أَحْفَظُ فِي شَيْءٍ مِنْ أَخْبَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَزْمَعَ فِي شَيْءٍ مِنْ أَسْفَارِهِ عَلَى إِقَامَةِ أَيَّامٍ مَعْلُومَةٍ غَيْرَ هَذِهِ السَّفْرَةِ الَّتِي قَدِمَ فِيهَا مَكَّةَ لِحَجَّةِ الْوَدَاعِ؛ فَإِنَّهُ قَدِمَهَا مُزْمِعًا عَلَى الْحَجِّ، فَقَدِمَ مَكَّةَ صُبْحَ رَابِعَةٍ مَضَتْ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 955: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abdul Warits —yaitu Ibnu Sa'id— menceritakan kepada kami dari Yahya (Ha') Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Ishak (Ha') Amr bin Ali meriwayatkan kepadanya, Yazid bin Zurai' dan Basyar bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yahya bin Abu Ishak menceritakan kepada kami (Ha') Ash- Shan'ani meriwayatkan kepadanya, Basyar bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Anas bin Malik tentang mengqashar shalat, maka ia menjawab, "Kami pernah pergi bersama Rasulullah dari Madinah ke Makkah, maka kami shalat dua rakaat sampai kami kembali'.” Kemudian aku bertanya kepadanya, “Apakah beliau tinggal di Makkah?” Ia menjawab, “Ya, beliau tinggal selama sepuluh hari di Makkah.” Hadits ini adalah hadits riwayat Ad-Dauraqi. Ahmad bin Abdah berkata, b “Ia berkata, 'Beliau shalat mengimami kami dua rakaat'.” Ahmad dan Amr bin Ali berkata: Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, “Kami pernah pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Keduanya tidak berkata, “Aku bertanya kepada Anas.” Abu Bakar berkata, ''Aku tidak pernah menghafal sedikit pun dari hadits Nabi hadits yang menjelaskan bahwa beliau berketetapan hati ketika bepergian untuk tinggal di suatu tempat dengan waktu yang ditentukan selain kepergian beliau ini, yaitu pergi ke Makkah dengan tujuan untuk melaksanakan haji wada'. Sesungguhnya beliau pergi ke Makkah dengan ketetapan hati untuk melaksanakan haji dan tiba di kota tersebut pada pagi hari di hari ke empat bulan Dzul Hijjah.”
Hadits No. : 956
صحيح ابن خزيمة ٩٥٦: كَذَلِكَ ثنا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ قَالَ: قَالَ جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُبْحَ رَابِعَةٍ مَضَتْ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَقَدِمَهَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُبْحَ رَابِعَةٍ مَضَتْ مِنْ ذِي الْحِجَّةَ، فَأَقَامَ بِمَكَّةَ أَرْبَعَةَ أَيَّامٍ، خَلَا الْوَقْتِ الَّذِي كَانَ سَائِرًا فِيهِ مِنَ الْبَدْءِ الرَّابِعِ، إِلَى أَنْ قَدِمَهَا وَبَعْضُ يَوْمِ الْخَامِسِ مُزْمِعًا عَلَى هَذِهِ الْإِقَامَةِ عِنْدَ قُدُومِهِ مَكَّةَ، فَأَقَامَ بَاقِي الرَّابِعِ وَالْخَامِسَ وَالسَّادِسَ وَالسَّابِعَ وَالثَّامِنَ إِلَى مُضِيِّ بَعْضِ النَّهَارِ، وَهُوَ يَوْمُ التَّرْوِيَةِ، ثُمَّ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ يَوْمَ التَّرْوِيَةِ فَصَلَّى الظُّهْرَ بِمِنًى
Shahih Ibnu Khuzaimah 956: Begitu pula Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami dari Atha', ia berkata: Jabir bin Abdullah berkata, “Rasulullah tiba pada pagi hari di hari keempat bulan Dzul Hijjah.” Abu Bakar berkata, “Beliau tiba di Makkah pada pagi hari di hari keempat bulan Dzul Hijjah. Beliau kemudian tinggal di Makkah empat hari selain dari waktu yang telah berlalu pada permulaan hari keempat sampai kedatangan beliau dan sebagian dari hari kelima yang menjadikan beliau berketetapan hati untuk bermukim tatkala tiba di Makkah. Dengan demikian beliau tinggal di Makkah di sisa hari keempat, hari kelima, hari keenam, hari ketujuh dan hari kedelapan sampai lewat pertengahan hari, yaitu hari tarwiyah, kemudian beliau meninggalkan kota Makkah pada hari tarwiyah lalu shalat Zhuhur di Mina.”
Hadits No. : 957
صحيح ابن خزيمة ٩٥٧: كَذَلِكَ ثنا أَبُو مُوسَى، نا إِسْحَاقُ الْأَزْرَقُ، ثنا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ قَالَ: سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قُلْتُ: أَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ، عَقَلْتَهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَيْنَ صَلَّى الظُّهْرَ يَوْمَ التَّرْوِيَةِ؟ قَالَ: بِمِنًى. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قُلْتُ: فَأَقَامَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَقِيَّةَ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ بِمِنًى، وَلَيْلَةَ عَرَفَةَ، ثُمَّ غَدَاةَ عَرَفَةَ، فَسَارَ إِلَى الْمَوْقِفِ بِعَرَفَاتٍ، يَجْمَعُ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِهِ، ثُمَّ سَارَ إِلَى الْمَوْقِفِ، فَوَقَفَ عَلَى الْمَوْقِفِ حَتَّى غَابَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ دَفَعَ حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمُزْدَلِفَةِ، فَجَمَعَ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمُزْدَلِفَةِ وَبَاتَ فِيهَا حَتَّى أَصْبَحَ، ثُمَّ صَلَّى الصُّبْحَ بِالْمُزْدَلِفَةِ، وَسَارَ وَرَجَعَ إِلَى مِنًى، فَأَقَامَ بَقِيَّةَ يَوْمِ النَّحْرِ، وَيَوْمَيْنِ مِنْ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ، وَبَعْضَ الثَّالِثِ مِنْ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ بِمِنًى، فَلَمَّا زَالَتِ الشَّمْسُ مِنْ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ رَمَى الْجِمَارَ الثَّلَاثَ، وَرَجَعَ إِلَى مَكَّةَ، فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ، ثُمَّ الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ، ثُمَّ رَقَدَ رَقْدَةً بِالْمُحَصَّبِ، فَهَذِهِ تَمَامُ عَشَرَةِ أَيَّامٍ جَمِيعُ مَا أَقَامَ بِمَكَّةَ وَمِنًى فِي الْمَرَّتَيْنِ وَبِعَرَفَاتٍ، فَجَعَلَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ كُلَّ هَذَا إِقَامَةً بِمَكَّةَ، وَلَيْسَ مِنًى وَلَا عَرَفَاتٌ مِنْ مَكَّةَ، بَلْ هُمَا خَارِجَانِ مِنْ مَكَّةَ وَعَرَفَاتٌ خَارِجٌ مِنَ الْحَرَمِ أَيْضًا، فَكَيْفَ يَكُونُ مَا هُوَ خَارِجٌ مِنَ الْحَرَمِ مِنْ مَكَّةَ؟ . قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ ذَكَرَ مَكَّةَ وَتَحْرِيمَهَا: «إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ مَكَّةَ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ، فَهِيَ حَرَامٌ بِحَرَامِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، لَا يُنْفَرُ صَيْدُهَا، وَلَا يُعْضَدُ شَجَرُهَا، وَلَا يُخْتَلَى خَلَاهَا» . فَلَوْ كَانَتْ عَرَفَاتٌ مِنْ مَكَّةَ لَمْ يَحِلَّ أَنْ يُصَادَ بِعَرَفَاتٍ صَيْدٌ، وَلَا يُعْضَدُ بِهَا شَجَرٌ وَلَا يُخْتَلَى بِهَا خَلَاءٌ، وَفِي إِجْمَاعِ أَهْلِ الصَّلَاةِ عَلَى أَنَّ عَرَفَاتٍ خَارِجَةٌ مِنَ الْحَرَمِ مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّهَا لَيْسَتْ مِنْ مَكَّةَ، وَإِنَّ مَا كَانَ اسْمُ مَكَّةَ يَقَعُ عَلَى جَمِيعِ الْحَرَمِ فَعَرَفَاتٌ خَارِجَةٌ مِنْ مَكَّةَ لِأَنَّهَا خَارِجَةٌ مِنَ الْحَرَمِ وَمِنًى بَايِنٌ مِنْ بِنَاءِ مَكَّةَ وَعُمْرَانِهَا، وَقَدْ يَجُوزُ أَنْ يَكُونَ اسْمُ مَكَّةَ يَقَعُ عَلَى جَمِيعِ الْحَرَمِ فَمِنًي دَاخِلٌ فِي الْحَرَمِ، وَأَحْسَبُ خَبَرَ عَائِشَةَ دَالًا عَلَى أَنَّ مَا كَانَ مِنْ وَرَاءِ الْبِنَاءِ الْمُتَّصِلِ بَعْضُهُ بِبَعْضٍ لَيْسَ مِنْ مَكَّةَ، وَكَذَلِكَ خَبَرُ ابْنُ عُمَرَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 957: Begitu juga Abu Musa menceritakan kepada kami, Ishaq Al Azraq menceritakan kepada kami, Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami dari Abdul Aziz bin Rafi', ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Anas bin Malik, 'Beritahukanlah kepadaku apa saja yang kamu ingat tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dimana beliau shaiat Zhuhur pada hari tarwiyah?' Ia menjawab, 'Di Mina'.'' Abu Bakar berkata, “Aku berpendapat bahwa Rasulullah tinggal di Mina pada sisa hari tarwiyah dan pada malam Arafah, kemudian di pagi harinya beliau berangkat ke Arafah dan berangkat menuju tempat wukuf di Arafah serta shalat dengan menggabungkan antara Zhuhur dan Ashar di tempat itu, lalu menuju tempat wukuf dan melakukan wukuf di tempat wukuf tersebut sampai matahari tenggelam. Setelah itu beliau berangkat sampai tiba di Muzdalifah lalu shaiat Maghrib dan Isya dengan menggabungkan keduanya di Muzdalifah serta bermalam di tempat tersebut sampai tiba waktu Subuh. Lalu shalat Subuh di Muzdalifah, kemudian kembali ke Mina. Selanjutnya beliau tinggal pada sisa hari kurban dan dua hari dari hari- hari tasyriq serta pada sisa hari ketiga dari hari tasyriq tersebut di Mina. Ketika matahari telah tergelincir pada hari tasyriq beliau melempar ke tiga jumrah dan kembali ke Mukkah, kemudian shalat Zhuhur dan Ashar pada akhir dari hari tasyriq lalu shalat Maghrib dan Isya. Setelah itu beliau berbaring sejenak di tempat melempar jumrah, Ini adalah sepuluh hari secara keseluruhan dimana Rasulullah tinggal di Mekkah dan di Mina pada kedua kalinya dan di Arafah, Anas bin Malik menghitung semua ini sebagai waktu tinggal di Mekkah, padahal Mina dan Arafah bukanlah bagian dari kota Mekkah, bahkan keduanya berada di luar batas tanah haram Makkah dan Arafah juga berada di luar batas kota Makkah. Jadi, bagaimana mungkin daerah yang berada di luar kota Makkah menjadi bagian dari kota Makkah dan Rasulullah ketika menyebutkan tentang kota Mekkah dan pengharamannya telah bersabda, “Allah telah mengharamkan Makkah pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah tanah haram dengan pengharaman Allah sampai Hari Kiamat, diharamkan memburu binatang buruannya, diharamkan menebang pepohonannya, dan diharamkan menguasai datarannya." Seandainyas Arafah bagian dari Makkah niscaya binatang buruan di Arafah haram diburu. Pepohonannya haram ditebang, dan datarannya haram dikuasai. Menurut kesepakatan kaum muslimin bahwa Arafah adalah daerah yang terletak di luar Makkah yang menjadi bukti nyata bahwa la bukan bagian dari Makkah meski penyebutan nama Makkah untuk semua tanah haram, akan tetapi Arafah bukanlah bagian darinya di luar Makkah. Sedangkan Mina jelas terdiri dari bangunan dan 'pelestarian Makkah dan penyebutan Makkah dapat dinisbatkan untuk seluruh tanah haram. Oleh karena itu, Mina termasuk bagian dari Makkah. Namun aku berpendapat bahwa hadits riwayat Aisyah berfungsi sebagai dalil yang menjelaskan bahwa semua daerah di bahk tembok perbatasan bukan termasuk Makkah dan demikian juga di dalam hadits riwayat lbnu Umar.
Hadits No. : 958
صحيح ابن خزيمة ٩٥٨: أَمَّا خَبَرُ عَائِشَةَ فَإِنَّ أَبَا مُوسَى، وَعَبْدَ الْجَبَّارِ قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ مَكَّةَ دَخَلَهَا مِنْ أَعْلَاهَا، وَخَرَجَ مِنْ أَسْفَلِهَا. هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 958: Adapun di dalam hadits riwayat Aisyah disebutkan bahwa Abu Musa dan Abdul Jabbar, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah bahwa apabila Nabi memasuki Makkah maka beliau masuk melalui dataran tingginya dan keluar melalui dataran rendahnya. Ini adalah lafazh hadits Abu Musa.
Hadits No. : 959
صحيح ابن خزيمة ٩٥٩: نا أَبُو كُرَيْبٍ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَامَ الْفَتْحِ مِنْ كَدَاءٍ مِنْ أَعْلَى مَكَّةَ قَالَ هِشَامٌ: فَكَانَ أَبِي يَدْخُلُ مِنْهُمَا كِلَيْهِمَا، وَكَانَ أَبِي أَكْثَرَ مَا يَدْخُلُ مِنْ كَدَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 959: Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah bahwa Rasulullah memasuki Makkah pada hari penaklukkannya melalui Kada', yaitu dataran tinggi Makkah. Hisyam berkata, “Ayahku masuk Makkah dari kedua sisinya, akan tetapi ia lebih sering memasukinya melalui Kada.”
Hadits No. : 96
صحيح ابن خزيمة ٩٦: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 96: Abdul Jabbar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Cara Mensucikan wadah salah seorang di antara kamu bila dijilat anjing adalah dicuci tujuh kali,“(16-ba’) 200
Hadits No. : 960
صحيح ابن خزيمة ٩٦٠: فَأَمَّا حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ . فَإِنَّ بُنْدَارَ حَدَّثَنَا قَالَ: ثنا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ مِنَ الثَّنِيَّةِ الْعُلْيَا الَّتِي عِنْدَ الْبَطْحَاءِ، وَخَرَجَ مِنَ الثَّنِيَّةِ السُّفْلَى. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَقَوْلُ ابْنِ عُمَرَ: دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ مِنَ الثَّنِيَّةِ الْعُلْيَا دَالٌ عَلَى أَنَّ الثَّنِيَّةَ لَيْسَتْ مِنْ مَكَّةَ وَالثَّنِيَّةُ مِنَ الْحَرَمِ، وَوَرَاءَهَا أَيْضًا مِنَ الْحَرَمِ، وَكَذَا مِنَ الْحَرَمِ، وَمَا وَرَاءَهَا أَيْضًا مِنَ الْحَرَمِ إِلَى الْعَلَامَاتِ الَّتِي أَعْلَمْتُ بَيْنَ الْحَرَمِ وَبَيْنَ الْحِلِّ، فَكَيْفَ يَجُوزُ أَنْ يُقَالَ: دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ مِنْ مَكَّةَ، فَلَوْ كَانَتِ الثَّنِيَّةُ مِنْ مَكَّةَ وَكَدَا مِنْ مَكَّةَ لَمَا جَازَ أَنْ يُقَالَ: دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ مِنَ الثَّنِيَّةِ وَمِنْ كَدَا. وَقَدْ يَجُوزُ أَنْ يُحْتَجَّ بِأَنَّ جَمِيعَ الْحَرَمِ مِنْ مَكَّةَ، لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَّ مَكَّةَ حَرَّمَهَا اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ» ، فَجَمِيعُ الْحَرَمِ قَدْ يَجُوزُ أَنْ يَكُونَ قَدْ يَقَعُ عَلَيْهِ اسْمُ مَكَّةَ إِلَّا أَنَّ الْمُتَعَارَفَ عِنْدَ النَّاسِ أَنَّ مَكَّةَ مَوْضِعُ الْبِنَاءِ الْمُتَّصِلِ بَعْضُهُ بِبَعْضٍ، يَقُولُ الْقَائِلُ: خَرَجَ فُلَانٌ مِنْ مَكَّةَ إِلَى مِنًى، وَرَجَعَ مِنْ مِنًى إِلَى مَكَّةَ، وَإِذَا تَدَبَّرْتَ أَخْبَارَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَنَاسِكِ وَجَدْتَ مَا يُشْبِهُ هَذِهِ اللَّفْظَةِ كَثِيرًا فِي الْأَخْبَارِ، فَأَمَّا عَرَفَةُ وَمَا وَرَاءَ الْحَرَمِ فَلَا شَكَّ وَلَا مِرْيَةَ أَنَّهُ لَيْسَ مِنْ مَكَّةَ، وَالدَّلِيلُ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفَرَ مِنْ مِنًى يَوْمَ الثَّالِثِ مِنْ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 960: Adapun di dalam hadits bin Umar disebutkan bahwa Bundar menceritakan kepada kami, ia berkata: Yahya menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami, Nafi' mengabarkan kepadaku dari bin Umar bahwa Rasulullah masuk ke Makkah melalui bukit yang tinggi yang terletak di daerah Bathha' dan keluar melalui bukit yang rendah. Abu Bakar berkata, “Perkataan Ibn Umar bahwa Nabi masuk ke Makkah melalui bukit yang tinggi menjadi dalil bahwa bukit tersebut tidak termasuk bagian dari Makkah, dan bukit tersebut memang termasuk tanah haram dan juga yang berada di sekitarnya, begitu pula Kada termasuk tanah haram dan juga yang berada di sekitarnya sampai pembatas yang telah ditetapkan sebagai perbatasan antara tanah haram dan tanah halal. Bagaimana mungkin dapat dikatakan bahwa Nabi memasuki Makkah dari Makkah dan jika bukit tersebut bagian dari Makkah begitu pula Kada' bagian dari Makkah niscaya tidak mungkin akan di katakan bahwa Nabi masuk ke Makkah dari perbukitan dan dari Kada. Telah diperbolehkan untuk berdalil bahwa semua tanah haram adalah bagian dari Makkah dengan sabda Nabi yang menjelaskan bahwa Makkah telah diharamkan oleh Allah pada hari diciptakannya langit dan bumi, maka semua tanah haram dapat disebutkan nama Makkah atasnya. Akan tetapi yang diketahui oleh manusia bahwa Makkah adalah satu tempat yang bangunannya saling menyambung antara satu dengan yang lainnya di dalam perbatasan). Oleh karena itu, seseorang akan berkata, “Si Fulan pergi dari Makkah ke Mina dan kembali dari Mina ke Makkah.” Begitu juga apabila anda meneliti dengan baik hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang manasik haji niscaya anda akan banyak mendapatkan lafazh yang serupa dengan permisalan ini di dalam hadits-hadits tersebut. Adapun Arafah dan daerah yang berada di sekitarnya maka tidak diragukan lagi bahwa ia bukan bagian dari Makkah dan dalil bahwa Nabi pergi meninggalkan Mina setelah melempar jumrah pada hari ketiga dari hari Tasyriq.”
Hadits No. : 961
صحيح ابن خزيمة ٩٦١: أَنَّ يُونُسَ بْنَ عَبْدِ الْأَعْلَى ثنا قَالَ: أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ قَتَادَةَ بْنَ دِعَامَةَ، أَخْبَرَهُ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ، وَرَقَدَ رَقْدَةً بِالْمُحَصَّبِ، ثُمَّ رَكِبَ إِلَى الْبَيْتِ، فَطَافَ بِهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: ثُمَّ خَرَجَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ لَيْلَتِهِ تِلْكَ مُتَوَجِّهًا نَحْوَ الْمَدِينَةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 961: Bahwa Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku, bahwa Qatadah bin Da'amah telah mengabarkan kepadanya, dari Anas bahwa ia meriwayatkan kepadanya bahwa Rasulullah shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya serta berbaring sejenak di tempat melempar jumrah, kemudian kembali ke Ka'bah dan melakukan thawaf di sekelilingnya. Abu Bakar berkata, “Kemudian pada malam hari itu pula Nabi berangkat menuju Madinah.”
Hadits No. : 962
صحيح ابن خزيمة ٩٦٢: قَالَ: كَذَلِكَ ثنا بُنْدَارٌ، ثنا أَبُو بَكْرٍ، يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، نا أَفْلَحُ قَالَ: سَمِعْتُ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَائِشَةَ، فَذَكَرَتْ بَعْضَ صِفَةِ حَجَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَتْ: فَأَذِنَ بِالرَّحِيلِ فِي أَصْحَابَهُ، فَارْتَحَلَ النَّاسُ، فَمَرَّ بِالْبَيْتِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ، فَطَافَ بِهِ، ثُمَّ خَرَجَ، فَرَكِبَ، ثُمَّ انْصَرَفَ مُتَوَجِّهًا إِلَى الْمَدِينَةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَمْ نَسْمَعْ أَحَدًا مِنَ الْعُلَمَاءِ مِنْ أَهْلِ الْفِقْهِ يَجْعَلُ مَا وَرَاءَ الْبِنَاءِ الْمُتَّصِلُ بَعْضُهُ بِبَعْضٍ فِي الْمُدُنِ مِنَ الْمُدُنِ، وَإِنْ كَانَ مَا وَرَاءَ الْبِنَاءِ مِنْ حَدِّ تِلْكَ الْمَدِينَةِ، وَمِنْ أَرَاضِيهَا الْمَنْسُوبَةِ إِلَى تِلْكَ الْمَدِينَةِ، لَا نَعْلَمُهُمُ اخْتَلَفُوا أَنَّ مَنْ خَرَجَ مِنْ مَدِينَةٍ يُرِيدُ سَفَرًا، فَخَرَجَ مِنَ الْبُنْيَانِ الْمُتَّصِلُ بَعْضُهُ بِبَعْضٍ أَنَّ لَهُ قَصْرَ الصَّلَاةِ، وَإِنْ كَانَتِ الْأَرْضُونَ الَّتِي وَرَاءَ الْبِنَاءِ مِنْ حَدِّ تِلْكَ الْمَدِينَةِ وَكَذَلِكَ لَا أَعْلَمُهُمُ اخْتَلَفُوا أَنَّهُ إِذَا رَجَعَ يُرِيدُ بَلْدَةً فَدَخَلَ بَعْضَ أَرَاضِي بَلْدَةٍ، وَلَمْ يَدْخُلِ الْبِنَاءَ، وَكَانَ خَارِجًا مِنْ حَدِّ الْبِنَاءِ الْمُتَّصِلِ بَعْضُهُ بِبَعْضٍ أَنَّ لَهُ قَصْرَ الصَّلَاةِ مَا لَمْ يَدْخُلْ مَوْضِعَ الْبِنَاءِ الْمُتَّصِلِ بَعْضُهُ بِبَعْضٍ وَلَا أَعْلَمَهُمُ اخْتَلَفُوا أَنَّ مَنَ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ مِنْ أَهْلِهَا، أَوْ مَنْ قَدْ أَقَامَ بِهَا قَاصِدًا سَفَرًا يَقْصُرُ فِيهِ الصَّلَاةَ، فَفَارَقَ مَنَازِلَ مَكَّةَ، وَجَعَلَ جَمِيعَ بِنَائِهَا وَرَاءَ ظَهْرِهِ وَإِنْ كَانَ بَعْدُ فِي الْحَرَمِ أَنَّ لَهَ قَصْرَ الصَّلَاةِ، فَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ مَكَّةَ فِي حَجَّتِهِ، فَخَرَجَ يَوْمَ التَّرْوِيَةِ قَدْ فَارَقَ جَمِيعَ بِنَاءِ مَكَّةَ، وَسَارَ إِلَى مِنًى، وَلَيْسَ مِنًى مِنَ الْمَدِينَةِ الَّتِي هِيَ مَدِينَةُ مَكَّةَ، فَغَيْرُ جَائِزٍ مِنْ جِهَةِ الْفِقْهِ إِذَا خَرَجَ الْمَرْءُ مِنْ مَدِينَةٍ - لَوْ أَرَادَ سَفَرًا - بِخُرُوجِهِ مِنْهَا جَازَ لَهُ قَصْرُ الصَّلَاةِ أَنْ يُقَالَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بِنَائِهَا هُوَ فِي الْبَلْدَةِ، إِذْ لَوْ كَانَ فِي الْبَلْدَةِ لَمْ يَجُزْ لَهُ قَصْرُ الصَّلَاةِ حَتَّى يَخْرُجَ مِنْهَا، فَالصَّحِيحُ عَلَى مَعْنَى الْفِقْهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يُقِمْ بِمَكَّةَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ إِلَّا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ كَوَامِلَ، يَوْمَ الْخَامِسِ وَالسَّادِسِ وَالسَّابِعِ، وَبَعْضَ يَوْمِ الرَّابِعِ، دُونَ لَيْلِهِ، وَلَيْلَةِ الثَّامِنِة وَبَعْضِ يَوْمِ الثَّامِنِ، فَلَمْ يَكُنْ هُنَاكَ إِزْمَاعٌ عَلَى مُقَامِ أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ بِلَيَالِيهَا فِي بَلْدَةٍ وَاحِدَةٍ، فَلَيْسَ هَذَا الْخَبَرُ إِذَا تَدَبَّرْتَهُ بِخِلَافِ قَوْلِ الْحِجَازِيِّينَ فِيمَنْ أَزْمَعَ مُقَامَ أَرْبَعٍ، أَنَّهُ يُتِمُّ الصَّلَاةَ؛ لِأَنَّ مُخَالِفِيهِمْ يَقُولُونَ: إِنَّ مَنْ أَزْمَعَ مُقَامَ عَشَرَةِ أَيَّامٍ فِي مَدِينَةٍ، وَأَرْبَعَةِ أَيَّامٍ خَارِجًا مِنْ تِلْكَ الْمَدِينَةِ فِي بَعْضِ أَرَاضِيهَا الَّتِي هِيَ خَارِجَةٌ مِنَ الْمَدِينَةِ عَلَى قَدْرِ مَا بَيْنَ مَكَّةَ وَمِنًى فِي مَرَّتَيْنِ لَا فِي مَرَّةٍ وَاحِدَةٍ، وَيَوْمًا وَلَيْلَةً فِي مَوْضِعٍ ثَالِثٍ مَا بَيْنَ مِنًى إِلَى عَرَفَاتٍ كَانَ لَهُ قَصْرُ الصَّلَاةِ، وَلَمْ يَكُنْ هَذَا عِنْدَهُمْ إِزْمَاعًا عَلَى مُقَامِ خَمْسَ عَشْرَةَ عَلَى مَا زَعَمُوا أَنَّ مَنْ أَزْمَعَ مُقَامَ خَمْسَ عَشْرَةَ وَجَبَ عَلَيْهِ إِتْمَامُ الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 962: Ia berkata: Begitu pula Bundar menceritakan kepada kami, Abu Bakar -yaitu Al Hanafi- menceritakan kepada kami, Aflah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Al Qasim bin Muhammad meriwayatkan dari Aisyah, ia menceritakan tentang sebagian sifat hajinya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Rasulullah memerintahkan para sahabatnya berangkat, maka orang-orang berangkat dan beliau menghampiri Ka'bah sebelum waktu Subuh tiba dan thawaf di sekelilingnya, kemudian keluar dan menaiki tunggangannya lalu pergi menuju Madinah.” Abu Bakar berkata, “Kami tidak pernah mendengar salah seorang ulama dari ahli fikih yang menjadikan suatu tempat di luar dari benteng perbatasan suatu kota sebagai bagian dari kota itu, meskipun terdapat sebagian tempat di balik tembok perbatasan kota tersebut yang menjadi daerah perbatasan dan menjadi bagian dari dataran yang dinisbatkan kepadanya. Kami juga tidak mengetahui bahwa mereka telah berbeda pendapat tentang seseorang yang keluar dari suatu kota untuk berpergian melalui benteng perbatasan maka diperbolehkan baginya untuk meng-gashar shalat meskipun daratan yang berada di balik perbatasan itu adalah bagian dari daerah perbatasan kota tersebut. Begitu juga kami tidak mengetahui bahwa mereka telah berbeda pendapat bahwa apabila ia kembali ke suatu negri tertentu dan telah singgah di sebagian daerah negri tersebut namun belum melewati tembok perbatasan serta masih berada di luar batas benteng perbatasan maka ia diperbolehkan untuk meng-qashar shalat selama dirinya belum memasuki daerah yang berada di dalam benteng perbatasan. Kami juga tidak mengetahui bahwa mereka berbeda pendapat bahwa seseorang yang ke luar dari Makkah dari penduduknya atau seseorang yang tinggal di dalamnya dengan tujuan berpergian maka ia diperbolehkan meng-qashar shalat. Dengan demikian orang yang telah meninggalkan tempat-tempat di Makkah dan juga telah meninggalkan daerah perbatasannya meski masih berada di dalam tanah haram boleh meng-qashar shalat. Sesungguhnya Nabi ketika tiba di Makkah di dalam pelaksanaan hajinya maka beliau keluar pada hari tarwiyah dengan meninggalkan semua gedung-gedung perbatasan Makkah dan pergi menuju Mina, sedangkan Mina tidak termasuk bagian dari Makkah. Dari sudut pandang ilmu fikih, apabila seseorang keluar dari suatu kota -apabila ia niat berpergian- maka ia tidak diperbolehkan meng-qashar shalat karena kepergiannya tersebut bertujuan untuk dikatakan, 'Apabila ia telah keluar dari perbatasan maka ia masih berada di kota tersebut'. Sebab apabila ia masih di dalam kota tersebut maka ia tidak diperbolehkan meng-qashar shalat sampai ia keluar darinya. Yang benar menurut pemahaman ilmu fikih bahwa Nabi tinggal di Makkah pada saat haji Wada' hanya tiga hari tiga malam secara keseluruhan, yaitu hari kelima, keenam dan ketujuh serta sebagian hari keempat tanpa malam harinya dan malam kedelapan dengan sebagian harinya. Oleh karena itu, tidak ada keterangan yang menjelaskan tentang ketetapan hati untuk tinggal empat hari empat malam di dalam satu kota dan hadits ini. Apabila Anda melihat dengan seksama maka hal itu tidak bertentangan dengan pendapat ulama Hijaz tentang seseorang yang berketetapan hati untuk tinggal di suatu tempat selama empat hari maka ia diwajibkan melaksanakan shalat dengan sempurna. Karena orang-orang yang berpandangan berbeda mengatakan bahwa orang yang berketetapan hati untuk tinggal di suatu kota selama sepuluh hari, dan selama empat hari berada di luar kota tersebut di sebagian daratannya yang terletak di luar perbatasannya sejauh antara Makkah dan Mina pada dua kesempatan dan bukan pada satu kali kesempatan serta satu hari satu malam pada kesempatan yang ketiga antara Mina dan Arafah maka ia boleh meng-qashar shalat. Permasalahan ini menurut mereka bukanlah termasuk berketetapan hati untuk tinggal selama lima belas hari sebagaimana yang telah ditetapkan bahwa orang yang berketetapan hati untuk tinggal selama lima belas hari wajib mengerjakan shalat dengan sempurna.”
Hadits No. : 963
صحيح ابن خزيمة ٩٦٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ، عَوْدًا وَبَدْءًا لَوْ حَلَفْتُ عَلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ سَمِعْتُهُ مِنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا جَدَّ بِهِ السَّيْرُ جَمَعَ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 963: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia mengatakan bahwa aku mendengar Az-Zuhri mengulangi apabila aku mengambil sumpah darinya seratus kali maka aku telah mendengarnya, dari Salim, dari ayahnya bahwa Nabi apabila benar-benar telah melakukan perjalanan maka beliau menggabungkan antara shalat Maghrib dan Isya.
Hadits No. : 964
صحيح ابن خزيمة ٩٦٤: ثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَيَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَدَّ بِهِ السَّيْرُ جَمَعَ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَقَالَ يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 964: Ya'qub Ad-Dauraqi dan Sa id bin Abdurrahman serta Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, mereka mengatakan bahwa Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah melihat apabila Nabi telah benar-benar melakukan perjalanan maka beliau men-jama ' (menggabungkan) antara shalat Maghrib dan Isya.” Yahya bin Hakim berkata, “Begitulah Rasulullah mengerjakannya.”
Hadits No. : 965
صحيح ابن خزيمة ٩٦٥: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، نا قُرَّةُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، ثنا أَبُو الطُّفَيْلِ، ثنا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ قَالَ: جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفْرَةٍ سَافَرَهَا، وَذَلِكَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ، فَجَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ، وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ قَالَ: قُلْتُ: مَا حَمَلَهُ عَلَى ذَلِكَ؟ قَالَ: أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 965: Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Qurrah bin Abu Az-Zubair menceritakan kepada kami, Abu Ath-Thufail menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Jabal menceritakan kepada kami, ia berkata, “Rasulullah pernah men-jama' shalat saat bepergian, yaitu pada saat perang Tabuk. Beliau menggabungkan antara shalat Zhuhur dan Ashar serta antara shalat Maghrib dan Isya.” Perawi berkata, “Aku lalu bertanya, 'Apa yang menyebabkan beliau melakukan hal itu?'.” Ia menjawab, “Beliau ingin agar tidak memberatkan umatnya.”
Hadits No. : 966
صحيح ابن خزيمة ٩٦٦: نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا قُرَّةُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، بِمِثْلِ ذَلِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 966: Ya'qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Qurrah menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas seperti hadits tersebut.
Hadits No. : 967
صحيح ابن خزيمة ٩٦٧: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ، عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ عَامِرِ بْنِ وَاثِلَةَ، أَنَّ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُمْ، خَرَجُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ تَبُوكَ، فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ، وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ قَالَ: فَأَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا، ثُمَّ دَخَلَ، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءِ جَمِيعًا، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّكُمْ سَتَأْتُونَ غَدَا إِنْ شَاءَ اللَّهُ عَيْنَ تَبُوكَ، وَإِنَّكُمْ لَنْ تَأْتُوا حَتَّى يُضْحِيَ النَّهَارُ، فَمَنْ جَاءَهَا فَلَا يَمَسُّ مِنْ مَائِهَا شَيْئًا حَتَّى آتِيَ» قَالَ: فَجِئْنَاهَا وَقَدْ سَبَقَ إِلَيْهَا رَجُلَانِ، وَالْعَيْنُ مِثْلُ الشِّرَاكِ تَبِضُّ بِشَيْءٍ مِنْ مَاءٍ، فَسَأَلَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَلْ مَسَسْتُمَا مِنْ مَائِهَا شَيْئًا؟» ، فَقَالَا: نَعَمْ، فَسَبَّهُمَا، وَقَالَ لَهُمَا مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ، ثُمَّ غَرَفُوا مِنَ الْعَيْنِ بِأَيْدِيهِمْ قَلِيلًا قَلِيلًا حَتَّى اجْتَمَعَ فِي شَيْءٍ، ثُمَّ غَسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ، ثُمَّ أَعَادَهُ فِيهَا فَجَرَتِ الْعَيْنُ بِمَاءٍ كَثِيرٍ، فَاسْتَقَى النَّاسُ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُوشِكُ يَا مُعَاذُ إِنْ طَالَتْ بِكَ حَيَاةٌ أَنْ تَرَى مَا هُنَا قَدْ مُلِئَ جِنَانًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي الْخَبَرِ مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ، وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ، وَهُوَ نَازِلٌ فِي سَفَرِهِ غَيْرُ سَائِرٍ وَقْتَ جَمْعِهِ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ؛ لِأَنَّ قَوْلَهُ: أَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا، ثُمَّ دَخَلَ، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا، تُبَيِّنُ أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ رَاكِبًا سَائِرًا فِي هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ اللَّذَيْنِ جَمَعَ فِيهِمَا بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ، وَبَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ، وَخَبَرُ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا جَدَّ بِهِ السَّيْرُ جَمَعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ لَيْسَ بِخِلَافِ هَذَا الْخَبَرِ؛ لِأَنَّ ابْنَ عُمَرَ قَدْ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ بَيْنَهُمَا حِينَ جَدَّ بِهِ السَّيْرُ، فَأَخْبَرَ بِمَا رَأَى مِنْ فِعْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ قَدْ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَمَعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ، وَهُوَ نَازِلٌ فِي الْمَنْزِلِ غَيْرُ سَائِرٍ، فَخَبَّرَ بِمَا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَهُ، فَالْجَمْعُ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ إِذَا جَدَّ بِالْمُسَافِرِ السَّيْرُ جَائِزٌ، كَمَا فَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَذَلِكَ جَائِزٌ لَهُ الْجَمْعُ بَيْنَهُمَا، وَإِنْ كَانَ نَازِلًا لَمْ يَجِدَّ بِهِ السَّيْرُ كَمَا فَعَلَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَمْ يَقُلِ ابْنُ عُمَرَ إِنَّ الْجَمْعَ بَيْنَهُمَا غَيْرُ جَائِزٍ إِذَا لَمْ يَجِدَّ بِهِ السَّيْرُ لَا أَثَرًا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ، وَلَا مُخْبِرًا عَنْ نَفْسِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 967: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik meriwayatkan kepadanya, dari Abu Az-Zubair Al Makki, dari Abu Thufail Amir bin Watsilah bahwa Mu'adz bin Jabal mengabarkan kepadanya bahwa mereka (para sahabat) pergi bersama Rasulullah pada perang Tabuk dan saat itu Rasulullah men-jama' antara shalat Zhuhur dan Ashar serta antara shalat Maghrib dan Isya. Perawi berkata, “Di suatu hari beliau mengakhirkan shalat, kemudian keluar dan shalat dengan men-jama' antara Zhuhur dan Ashar, lalu beliau masuk kemudian keluar dan shalat dengan men-jama' antara shalat Maghrib dan Isya secara keseluruhan, lalu bersabda, “Sesungguhnya besok hari insya Allah kamu akan tiba di mata air Tabuk dan kamu tidak akan tiba di tempat tersebut kecuali menjelang waktu Dhuha, barangsiapa tiba di tempat itu maka ia hendaknya tidak mengambil airnya sedikit pun sampai aku tiba” Perawi berkata, “Kemudian kami tiba di tempat itu dan dua orang telah tiba terlebih dahulu, sedangkan mata airnya bagaikan tali sepatu yang mengeluarkan sedikit air, lalu Rasulullah bertanya kepada keduanya, 'Apakah kamu berdua mengambil airnya?' keduanya menjawab, 'Ya.' Beliau kemudian menegur keduanya dan melontarkan perkataan yang hanya Allah yang Maha Mengetahuinya kepada mereka berdua. Setelah itu para sahabat mengambil air dari mata air tersebut dengan tangan mereka sedikit demi sedikit sehingga terkumpul pada satu tempat, lalu Rasulullah membasuh muka dan kedua tangannya dan mengembalikan air itu ke dalamnya. Tak lama kemudian mata air itu memancarkan air yang deras dan orang- orang pun mengambil air darinya. Selanjutnya itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Hampir-hampir wahai Mu'adz, seandainya kamu diberikan kehidupan yang panjang niscaya kamu akan menyaksikannya dipenuhi dengan sumber air yang melimpah'.” Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits ini terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa Nabi telah men-jama' antara shalat Zhuhur dan Ashar serta antara shalat Maghrib dan Isya ketika bepergian di saat beliau singgah dan bukan di saat sedang dalam perjalanan tatkala beliau menggabungkan antara ke dua shalat tersebut. Sebab perkataannya 'Satu hari beliau mengakhirkan shalat, kemudian keluar dan shalat dengan menggabungkan antara shalat Zhuhur dan Ashar secara keseluruhan, lalu masuk kemudian keluar dan shalat dengan menggabungkan antara shalat Maghrib dan Isya secara keseluruhan' menjelaskan bahwa beliau tidak dalam perjalanan di saat tiba kedua waktu shalat tersebut yang digabungkan pada keduanya antara shalat Maghrib dan Isya serta antara shalat Zhuhur dan Ashar. Sedangkan hadits riwayat Ibnu Abbas bahwa apabila Nabi benar-benar telah berada di dalam perjalanan maka beliau menggabungkan antara dua shalat tidak bertentangan dengan hadits ini, sebab Ibnu Abbas melihat Nabi menggabungkan kedua shalat itu ketika beliau benar-benar sedang melakukan perjalanan. Oleh karena itu, ia mengabarkan apa yang dilihatnya dari perbuatan Nabi tersebut. Adapun Mu'adz bin Jabal melihat Nabi menggabungkan antara dua shalat ketika beliau singgah di tempat persinggahan dan tidak sedang melakukan perjalanan, maka ia mengabarkan apa yang dilihatnya Nabi mengerjakannya. Maka, menggabungkan antara dua shalat diperbolehkan bagi seorang yang berpergian apabila ia telah benar-benar didalam perjalanannya sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia juga boleh menggabungkan antara keduanya saat singgah dan tidak dalam kondisi bepergian sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibnu Umar tidak berkata, 'Sesungguhnya menggabungkan antara keduanya tidak diperbolehkan kecuali apabila benar-benar dalam perjalanan'. Tidak ada hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan juga dari dirinya sendiri."
Hadits No. : 968
صحيح ابن خزيمة ٩٦٨: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنِي جَابِرُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنْ عُقَيْلِ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ، مِثْلَ حَدِيثِ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ يَعْنِي أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَجَّلَ بِهِ السَّيْرُ يَوْمًا جَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ، وَإِذَا أَرَادَ السَّفَرَ لَيْلَةً جَمَعَ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ، يُؤَخِّرُ الظُّهْرَ إِلَى أَوَّلِ وَقْتِ الْعَصْرِ، فَيَجْمَعُ بَيْنَهُمَا وَيُؤَخِّرُ الْمَغْرِبَ، حَتَّى يَجْمَعَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْعِشَاءِ حِينَ يَغِيبُ الشَّفَقُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 968: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Jabir bin Ismail mengabarkan kepadaku dari Aqil bin Khalid, dari Ibnu Syihab, dari Anas bin Malik seperti hadits riwayat Ali bin Husain, yaitu bahwa apabila Nabi tergesa-gesa dalam perjalanannya pada siang hari maka beliau men-jama' antara shalat Zhuhur dan Ashar dan apabila beliau ingin bepergian pada malam hari maka beliau men-jama' antara shalat Maghrib dan Isya. Beliau kemudian mengakhirkan waktu shalat Zhuhur sampai tiba awal waktu shalat Ashar lalu menggabungkan keduanya dan mengakhirkan waktu shalat Maghrib sehingga beliau dapat menggabungkannya dengan shalat Isya ketika mega merah telah tenggelam.
Hadits No. : 969
صحيح ابن خزيمة ٩٦٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ قَالَا: ثنا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ نَافِعٍ قَالَ: كُنْتُ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، وَحَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، وَمُسَاحِقِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: فَغَابَتِ الشَّمْسُ، فَقِيلَ لِابْنِ عُمَرَ: الصَّلَاةُ قَالَ: فَسَارَ، فَقِيلَ لَهُ: الصَّلَاةُ، فَقَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَجَّلَ بِهِ السَّيْرُ أَخَّرَ هَذِهِ الصَّلَاةَ، وَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أُؤَخِّرَهَا قَالَ: فَسِرْنَا حَتَّى نِصْفِ اللَّيْلِ، أَوْ قَرِيبًا مِنْ نِصْفِ اللَّيْلِ قَالَ: فَنَزَلَ، فَصَلَّاهَا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي هَذَا الْخَبَرِ وَخَبَرِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَنَسٍ مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ الْجَمْعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فِي وَقْتِ الْعَصْرِ، وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ فِي وَقْتِ الْعِشَاءِ بَعْدَ غَيْبُوبَةِ الشَّفَقِ جَائِزٌ لَا عَلَى مَا قَالَ بَعْضُ الْعِرَاقِيِّينَ: إِنَّ الْجَمْعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ أَنْ يُصَلَّى الظُّهْرُ فِي آخِرِ وَقْتِهَا وَالْعَصْرُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا، وَالْمَغْرِبُ فِي آخِرِ وَقْتِهَا قَبْلَ غَيْبُوبَةِ الشَّفَقِ، وَكُلُّ صَلَاةٍ فِي حَضَرٍ وَسَفَرٍ عِنْدَهُمْ جَائِزٌ أَنْ يُصَلَّى عَلَى مَا فَسَّرُوا الْجَمْعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ، إِذْ جَائِزٌ عِنْدَهُمْ لِلْمُقِيمِ أَنْ يُصَلِّيَ الصَّلَوَاتِ كُلَّهَا إِنْ أَحَبَّ فِي آخِرِ وَقْتِهَا، وَإِنْ شَاءَ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 969: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib dan Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Nafi', ia berkata, “Aku pernah pergi bersama Abdullah bin Umar dan Hafsh bin Ashim dan Musahiq bin Amr.” Perawi berkata, “Kemudian matahari tenggelam maka dikatakan kepada bin Umar, 'Shalat'.” Perawi berkata, “Namun ia tetap melanjutkan perjalanan, maka dikatakan kepadanya, 'Shalat'.” Maka ia menjawab, “Apabila Rasulullah tergesa-gesa dalam perjalanannya maka beliau mengakhirkan shalat ini dan aku juga ingin mengakhirkannya.” Perawi berkata, “Kemudian kami berangkat sampai tiba saat pertengahan malam atau hampir tiba pertengahan malam.” Perawi berkata, “Maka ia singgah dan kemudian mengerjakan shalat tersebut.” Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits ini dan hadits riwayat Ibnu Syihab dari Anas terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa men-jama ' atau menggabungkan antara shalat Zhuhur dan Ashar di waktu Ashar serta antara shalat Maghrib dan Isya di waktu Isya setelah terbenamnya mega merah dibolehkan dan bukan seperti yang dikatakan oleh sebagian penduduk Irak bahwa penggabungan antara shalat Zhuhur dan Ashar, yaitu seseorang mengerjakan shalat Zhuhur pada akhir waktunya dan shalat Ashar pada awal waktunya serta shalat Maghrib pada akhir waktunya sebelum tenggelamnya mega merah. Menurut mereka, semua shalat baik di saat sedang bermukim di suatu tempat atau saat bepergian seseorang diperbolehkan mengerjakannya seperti penafsiran mereka dalam hal men-jama' antara dua shalat. Menurut mereka, hal itu diperbolehkan bagi orang- orang yang tidak bepergian (bermukim) apabila ia mau mengerjakan shalat secara keseluruhan di akhir waktunya dan diperbolehkan pula apabila ia mau mengerjakannya di awal waktu."
Hadits No. : 97
صحيح ابن خزيمة ٩٧: نا جَمِيلُ بْنُ الْحَسَنِ، نا أَبُو هَمَّامٍ يَعْنِي مُحَمَّدَ بْنَ مَرْوَانَ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا شَرِبَ الْكَلْبُ مِنَ الْإِنَاءِ فَإِنَّ طُهُورَهُ أَنْ يُغْسَلَ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَوَّلُهَا بِتُرَابٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 97: Jamil bin Al Hasan mengabarkan kepada kami, Abu Hammam -maksudnya Muhammad Ibnu Marwan- mengabarkan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Muhammad dari Abu Hurairah, ia berkat, Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila ada anjing minum dari sebuah bejana, maka cara mensucikannya adalah dengan dicuci tujuh kali, cucian pertamanya (dicampur) dengan tanah."201. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
Hadits No. : 970
صحيح ابن خزيمة ٩٧٠: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ ثَمَانِيًا، وَسَبْعًا جَمِيعًا، قُلْتُ: لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ قَالَ: وَهُوَ مُقِيمٌ مِنْ غَيْرِ سَفَرٍ، وَلَا خَوْفٍ نا الْمَخْزُومِيُّ، ثنا سُفْيَانُ بِمِثْلِهِ. وَقَالَ: فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ، وَقَالَ سَعِيدٌ: فَقُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ: لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرَجَ أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِهِ، وَهَكَذَا حَدَّثَنَا بِهِ عَبْدُ الْجَبَّارِ مَرَّةً
Shahih Ibnu Khuzaimah 970: Abdul Jabbar bin Al A'la' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku pernah shalat bersama Nabi di Madinah delapan rakaat dan tujuh rakaat secara keseluruhan.” Aku kemudian bertanya, 'Mengapa beliau melakukan hal itu?' Ia menjawab, 'Agar tidak memberatkan umatnya.' Ibnu Abbas mengatakan bahwa beliau lakukan hal itu ketika sedang berada di tempat bukan dalam kondisi bepergian atau karena takut.” Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami seperti hadits tersebut, ia berkata, “Bukan dalam keadaan takut atau ketika bepergian.” Sa'id berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Abbas, 'Mengapa beliau melakukan hal itu?' Ia menjawab, 'Beliau ingin agar tidak memberatkan seorang pun dari umatnya'.” Seperti itulah yang diriwayatkan kepada kami oleh Abdul Jabbar dalam kesepakatan lain.
Hadits No. : 971
صحيح ابن خزيمة ٩٧١: ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا، وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا، فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ مَالِكٌ: أَرَى ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: لَمْ يَخْتَلِفِ الْعُلَمَاءُ كُلُّهُمْ أَنَّ الْجَمْعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ فِي الْحَضَرِ فِي غَيْرِ الْمَطَرِ غَيْرُ جَائِزٍ، فَعَلِمْنَا وَاسْتَيْقَنَّا أَنَّ الْعُلَمَاءَ لَا يُجْمِعُونَ عَلَى خِلَافِ خَبَرٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَحِيحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ، لَا مُعَارِضَ لَهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَمْ يَخْتَلِفْ عُلَمَاءُ الْحِجَازِ أَنَّ الْجَمْعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ فِي الْمَطَرِ جَائِزٌ، فَتَأَوَّلْنَا جَمْعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَضَرِ عَلَى الْمَعْنَى الَّذِي لَمْ يَتَّفِقِ الْمُسْلِمُونَ عَلَى خِلَافِهِ، إِذْ غَيْرُ جَائِزٍ أَنْ يَتَّفِقَ الْمُسْلِمُونَ عَلَى خِلَافِ خَبَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَرْوُوا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرًا خِلَافَهُ، فَأَمَّا مَا رَوَى الْعِرَاقِيُّونَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ، فَهُوَ غَلَطٌ وَسَهْوٌ، وَخِلَافُ قَوْلِ أَهْلِ الصَّلَاةِ جَمِيعًا، وَلَوْ ثَبَتَ الْخَبَرُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ جَمَعَ فِي الْحَضَرِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ لَمْ يَحِلَّ لِمُسْلِمٍ عَلِمَ صِحَّةَ هَذَا الْخَبَرِ أَنْ يَحْظُرَ الْجَمْعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ فِي الْحَضَرِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ، فَمَنْ يَنْقِلُ فِي رَفْعِ هَذَا الْخَبَرِ بِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ وَلَا مَطَرٍ، ثُمَّ يَزْعُمُ أَنَّ الْجَمْعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ عَلَى مَا جَمَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَهُمَا، غَيْرُ جَائِزٍ، فَهَذَا جَهْلٌ وَإِغْفَالٌ غَيْرُ جَائِزٍ لِعَالِمٍ أَنْ يَقُولَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 971: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik meriwayatkan kepadanya, dari Abu Az-Zubair Al Makki, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah pernah shalat Zhuhur dan Ashar dengan menggabungkan keduanya serta shalat Maghrib dan Isya juga dengan menggabungkan keduanya ketika tidak dalam keadaan takut atau dalam perjalanan.” Malik berkata, “Aku berpendapat hal itu disebabkan karena hujan." Abu Bakar berkata, “Semua ulama sepakat bahwa menggabungkan antara dua shalat ketika bermukim dan tidak dalam kondisi turun hujan tidak diperbolehkan, dan kita telah mengetahui dan menyetujui bahwa para ulama tidak akan menyepakati perkara yang bertentangan dengan hadits Nabi yang shahih secara penukilan dan tidak menyelisihi apa yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sedangkan para ulama Hijaz sepakat bahwa menggabungkan antara dua shalat ketika turun hujan itu dibolehkan. Oleh Karena itu, kita selayaknya menakwilkan penggabungan shalat yang dilakukan Nabi ketika bermukim sesuai dengan pemahaman kaum muslimin yang tidak membenarkan pendapat yang bertentangan dengannya, sebab kaum muslimin tidak diperbolehkan bersepakat terhadap sesuatu yang bertentangan dengan hadits Nabi tanpa didasarkan pada hadits Nabi yang menjelaskan perbedaannya. Adapun yang diriwayatkan oleh ahli Irak bahwa Nabi telah menggabungkan shalat ketika berada di Madinah tidak dalam kondisi takut atau pun tidak turun hujan adalah periwayatan yang salah dan hanya mengikuti hawa nafsu serta bertentangan dengan pendapat semua kaum muslimin. Seandainya telah ditetapkan kebenaran hadits dari Nabi bahwa beliau telah menggabungkan shalat ketika berada di tempat tidak dalam kondisi takut atau tidak turun hujan, maka seorang muslim yang mengetahui kebenaran hadits tersebut tidak dibenarkan menjadikan alasan menggabungkan antara dua shalat ketika bermukim tidak dalam kondisi takut atau turun hujan. Siapa pun yang menukil dengan menggunakan riwayat yang marfu' bahwa Nabi telah menggabungkan antara kedua shalat tersebut tidak dalam keadaan takut atau tidak dalam kondisi bepergian atau turun hujan, kemudian ia mengatakan bahwa menggabungkan antara dua shalat sama dengan yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak diperbolehkan, maka ini adalah kebodohan dan kekeliruan yang tidak selayaknya dilontarkan oleh seorang ahli ilmu.”
Hadits No. : 972
صحيح ابن خزيمة ٩٧٢: ثنا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ كُرَيْبٍ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: أَفَضْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ عَرَفَاتٍ، فَلَمَّا انْتَهَى إِلَى جَمْعٍ أَذَّنَ وَأَقَامَ، ثُمَّ صَلَّى الْمَغْرِبَ، ثُمَّ لَمْ يَحِلَّ آخِرُ النَّاسِ حَتَّى أَقَامَ، فَصَلَّى الْعِشَاءَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 972: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan I kepada kami dari Ibrahim bin Uqbah, dari Kuraib, dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Aku berangkat dari Arafah bersama Rasulullah setelah wukuf, maka ketika tiba di Jama' adzan dan iqamah dikumandangkan, kemudian kami shalat Maghrib. Belum selesai orang-orang yang terakhir (menunaikan shalat), iqamah pun dikumandangkan, maka beliau lantas shalat Isya.”
Hadits No. : 973
صحيح ابن خزيمة ٩٧٣: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَبَرُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ أَبِيهِ، حُبِسْنَا يَوْمَ الْخَنْدَقِ عَنِ الصَّلَاةِ، حَتَّى كَانَ هَوِيٌّ مِنَ اللَّيْلِ قَدْ خَرَّجْتُهُ فِي غَيْرِ هَذَا الْمَوْضِعِ، وَفِي الْخَبَرِ أَنَّهُ أَمَرَ بِلَالًا فَأَقَامَ الظُّهْرَ، ثُمَّ أَقَامَ الْعَصْرَ، ثُمَّ أَقَامَ الْمَغْرِبَ، ثُمَّ أَقَامَ الْعِشَاءَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 973: Abu bakar berkata: Hadits riwayat Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri dari ayahnya, “Kami pernah terhalang untuk melakukan shalat saat perang Khandak sampai lewat malam hari." Aku telah meriwayatkannya pada tempat yang lain. Di dalam hadits tersebut disebutkan, "Beliau memerintahkan Bilal, maka ia pun mengumandangkan iqamah untuk shalat Zhuhur, lantas iqamah untuk shalat Ashar, kemudian iqamah untuk shalat Maghrib dan iqamah untuk shalat Isya."
Hadits No. : 974
صحيح ابن خزيمة ٩٧٤: نا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ حَمْزَةَ الضَّبِّيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا نَزَلَ مَنْزِلًا لَمْ يَرْتَحِلْ حَتَّى يُصَلِّيَ الظُّهْرَ، قُلْتُ: وَإِنْ كَانَ بِنِصْفِ النَّهَارِ؟ قَالَ: وَإِنْ كَانَ بِنِصْفِ النَّهَارِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 974: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Hamzah Adh-Dhabbi, dari Anas bin Malik bahwa apabila Nabi singgah di tempat persinggahan maka beliau tidak meninggalkan tempat tersebut sampai shalat Zhuhur. Aku bertanya, “Meskipun di pertengahan hari?” Ia menjawab, “Meskipun di pertengahan hari.”
Hadits No. : 975
صحيح ابن خزيمة ٩٧٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنُ مَيْمُونٍ بِالْإِسْكَنْدَرِيَّةَ، نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ الدِّمَشْقِيُّ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَوْبَانَ، حَدَّثَنِي جَابِرٌ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ، فَكَانَ يُصَلِّي التَّطَوُّعَ عَلَى رَاحِلَتِهِ مُسْتَقْبِلَ الشَّرْقِ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُصَلِّيَ الْمَكْتُوبَةَ نَزَلَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ نَسَبُهُ إِلَى جَدِّهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 975: Muhammad bin Abdullah bin Maimun di Iskandariah mengabarkan kepada kami, Al Walid bin Muslim Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami dari Al Auza'i, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Muhammad bin Tsauban, Jabir menceritakan kepada kami, ia berkata, “Kami pernah bersama-sama Nabi di dalam sebuah peperangan, maka beliau shalat sunah di atas kendaraannya sambil menghadap ke arah Timur. Apabila beliau hendak shalat fardhu maka beliau turun dari kendaraannya dan menghadap Kiblat.” Abu Bakar berkata, “Muhammad adalah Ibnu Abdurrahman bin Tsauban yang bemasab kepada kakeknya.”
Hadits No. : 976
صحيح ابن خزيمة ٩٧٦: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، نا الزُّهْرِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، ح وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الزُّهْرِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَ عَلِيٌّ: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، وَقَالَ الْآخَرُونَ: ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، وَهَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ قَالَ: سَقَطَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فَرَسٍ، فَجُحِشَ شِقُّهُ الْأَيْمَنُ، فَدَخَلْنَا نَعُودُهُ، فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَصَلَّى بِنَا قَاعِدًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 976: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, Az- Zuhri menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Anas bin Malik (Ha') Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Ali bin Khasyram dan Abdullah bin Muhammad Az-Zuhri dan Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Ali berkata: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, dan yang lainnya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, ia mendengar Anas bin Malik -ini adalah hadits Abdul Jabbar- ia berkata, “Rasulullah pernah terjatuh dari kuda sehingga sisi kanan beliau kejang. Setelah itu kami datang menjenguk beliau. Ketika waktu shalat tiba, beliau pun shalat mengimami kami sambil duduk.”
Hadits No. : 977
صحيح ابن خزيمة ٩٧٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ المخزومي، وَيُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَا: ثنا أَبُو دَاوُدَ قَالَ: المخزومي: الْحَفَرِيُّ، وَقَالَ يُوسُفُ: عُمَرُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مُتَرَبِّعًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 977: Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Makhzumi dan Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Daud menceritakan kepada kami, Al Makhzumi berkata: Al Hafari dan Yusuf berkata: Umar bin Sa'ad, dari Hafsh bin Ghiyats, dari Humaid, dari Abdullah bin Syaqiq, dari Aisyah, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shalat sambil duduk dengan kaki bersilang di bawah paha.”
Hadits No. : 978
صحيح ابن خزيمة ٩٧٨: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكٍ كِلَاهُمَا عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ طَهْمَانَ، عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: كَانَ بِي النَّاصُورُ، فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلَاةِ، فَقَالَ: «صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَجَالِسًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ» وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى قَالَ: كَانَتْ لِي بَوَاسِيرُ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 978: Salim bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami (Ha') Muhammad bin Isa menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak mengabarkan kepada kami, keduanya meriwayatkan dari Ibrahim bin Thahman, dari Husain Al Mu'allim, dari Abdullah bin Buraidah, dari Imran bin Hushain, ia berkata, “Aku pernah menderita penyakit Nashur (gangguan pada saluran kencing), maka aku bertanya kepada Nabi tentang shalat, maka beliau menjawab, 'Shalatlah sambil berdiri dan jika kamu tidak mampu maka shalatlah sambil duduk dan jika kamu tidak mampu juga maka shalatlah sambil berbaring dengan sisi tubuhmu'." Muhammad bin Isa berkata, “Ia berkata, 'Aku pernah menderita penyakit bawasir, maka aku mengadukannya kepada Nabi '.”
Hadits No. : 979
صحيح ابن خزيمة ٩٧٩: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، وَثنا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيسَ الشَّافِعِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، وَثنا الرَّبِيعُ قَالَ: قَالَ الشَّافِعِيُّ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ إِذَا سُئِلَ عَنْ صَلَاةِ الْخَوْفِ قَالَ: يَقُومُ الْإِمَامُ وَطَائِفَةٌ مِنَ النَّاسِ فَيُصَلِّي بِهِمْ رَكْعَةً، وَتَكُونُ طَائِفَةٌ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْعَدُوِّ لَمْ يُصَلُّوا، فَإِذَا صَلَّى الَّذِينَ مَعَهُ رَكْعَةً اسْتَأْخَرُوا مَكَانَ الَّذِينَ لَمْ يُصَلُّوا، وَلَا يُسَلِّمُونَ وَيَتَقَدَّمُ الَّذِينَ لَمْ يُصَلُّوا فَيُصَلُّونَ مَعَهُ رَكْعَةً، ثُمَّ يَنْصَرِفُ الْإِمَامُ، وَقَدْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، فَيَقُومُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنَ الطَّائِفَتَيْنِ فَيُصَلُّونَ لِأَنْفُسِهِمْ رَكْعَةً، فَإِنْ كَانَ خَوْفًا أَشَدَّ مِنْ ذَلِكَ صَلَّوْا رِجَالًا قِيَامًا عَلَى أَقْدَامِهِمْ، وَرُكْبَانًا مُسْتَقْبِلِي الْقِبْلَةَ، أَوْ غَيْرَ مُسْتَقْبِلِيهَا. قَالَ نَافِعٌ: لَا أَرَى ابْنَ عُمَرَ ذَكَرَهُ إِلَّا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Shahih Ibnu Khuzaimah 979: Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik meriwayatkan kepadanya, Al Hasan bin Muhammad Al Za'farani menceritakan kepada kami, Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami dari Malik: Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, ia berkata: Asy-Syafi'i berkata, Malik mengabarkan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar bahwa apabila dirinya ditanya tentang shalat Khauf maka ia menjawab, “Imam bersama sekelompok orang berdiri kemudian ia shalat mengimami mereka, dan sekelompok lainnya berdiri di antara dirinya dan musuh, sedangkan mereka tidak melakukan shalat. Apabila orang-orang yang bersamanya selesai shalat satu rakaat maka mereka mundur kebelakang untuk menggantikan posisi orang-orang yang belum shalat tanpa mengucapkan salam, kemudian orang-orang yang belum shalat maju kedepan dan shalat bersamanya (imam) satu rakaat, lalu imam menyudahi shalatnya dengan demikian ia telah selesai shalat. Selanjutnya tiap-tiap orang dari kedua kelompok tersebut berdiri dan mengerjakan shalat satu rakaat sendiri-sendiri. Apabila rasa takut melebihi keadaan itu maka shalatlah sambil berjalan kaki atau sambil menaiki kendaraan, menghadap kiblat atau tidak menghadap kiblat.” Nafi' berkata, “Aku berpendapat bahwa Ibnu Umar telah meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”
Hadits No. : 98
صحيح ابن خزيمة ٩٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ الْخَلِيلِ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي رَزِينٍ، وَأَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيُهْرِقْهُ وَلْيَغْسِلْهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ»«وَإِذَا انْقَطَعَ شِسْعُ أَحَدِكُمْ فَلَا يَمْشِ فِيهِ حَتَّى يُصْلِحَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 98: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Isma’il bin Al Khalil mengabarkan kepada kami, Ibnu Ali menceritakan kepada kami, Al A’masy mengabarkan kepada kami dari Abu Razin dan Abu Shalih dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila anjing menjilat bejana salah seorang di antara kamu, maka tuangkanlah dan cucilah bejana itu tujuh kali. Apabila tali sandal salah seorang di antara kamu putus, maka janganlah ia pakai berjalan sampai ia memperbaikinya.”202
Hadits No. : 980
صحيح ابن خزيمة ٩٨٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى الطَّبَّاعُ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ سَوَاءً، وَقَالَ: قَالَ نَافِعٌ: إِنَّ ابْنَ عُمَرَ رَوَى ذَلِكَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 980: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ishak bin Isa Ath-Thabba' menceritakan kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami dengan sanad yang serupa, ia berkata, "Nafi' mengatakan bahwa Ibnu Umar meriwayatkan hadits tersebut dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
Hadits No. : 981
صحيح ابن خزيمة ٩٨١: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو مَعْمَرٍ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنِ ابْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى خَالِدِ بْنِ سُفْيَانَ بْنِ نُبَيْحٍ الْهُذَلِيِّ، وَبَلَغَهُ أَنَّهُ يَجْمَعُ لَهُ، وَكَانَ بَيْنَ عُرَنَةَ وَعَرَفَاتٍ قَالَ لِيَ: «اذْهَبْ فَاقْتُلْهُ» قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صِفْهُ لِي قَالَ: «إِذَا رَأَيْتَهُ أَخَذَتْكَ قُشَعْرِيرَةٌ، لَا عَلَيْكَ أَنْ لَا أَصِفَ لَكَ مِنْهُ غَيْرَ هَذَا» قَالَ وَكَانَ. . . . قَالَ: انْطَلَقْتُ حَتَّى إِذَا دَنَوْتُ مِنْهُ حَضَرَتِ الصَّلَاةُ، صَلَاةَ الْعَصْرِ قَالَ: قُلْتُ إِنِّي لَأَخَافُ أَنْ يَكُونَ بَيْنِي مَا أَنْ أُؤَخِّرَ الصَّلَاةَ، فَصَلَّيْتُ وَأَنَا أَمْشِي أُومِئُ إِيمَاءً نَحْوَهُ، ثُمَّ انْتَهَيْتُ إِلَيْهِ، فَوَاللَّهِ مَا عَدَا أَنْ رَأَيْتُهُ اقْشَعْرَرْتُ، وَإِذَا هُوَ فِي ظُعُنٍ لَهُ - أَيْ فِي نِسَائِهِ - فَمَشَيْتُ مَعَهُ، فَقَالَ: مَنْ أَنْتَ؟ قُلْتُ: رَجُلٌ مِنَ الْعَرَبِ بَلَغَنِي أَنَّكَ تَجْمَعُ لِهَذَا الرَّجُلِ فَجِئْتُكَ فِي ذَاكَ، فَقَالَ: إِنِّي لَفِي ذَاكَ قَالَ: قُلْتُ فِي نَفْسِي: سَتَعْلَمُ قَالَ: فَمَشَيْتُ مَعَهُ سَاعَةً حَتَّى إِذَا أَمْكَنَنِي عَلَوْتُهُ بِسَيْفِي حَتَّى بَرَدَ، ثُمَّ قَدِمَتُ الْمَدِينَةَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرْتُهُ الْخَبَرَ، فَأَعْطَانِي مِخْصَرًا - يَقُولُ: عَصًا - فَخَرَجْتُ بِهِ مِنْ عِنْدِهِ، فَقَالَ لِي أَصْحَابِي: مَا هَذَا الَّذِي أَعْطَاكَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: قُلْتُ: مِخْصَرًا قَالُوا: وَمَا تَصْنَعُ بِهِ، أَلَا سَأَلْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ أَعْطَاكَ هَذَا، وَمَا تَصْنَعُ بِهِ؟ عُدْ إِلَيْهِ، فَاسْأَلْهُ قَالَ: فَعُدْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الْمِخْصَرُ أَعْطَيْتَنِيهُ لِمَاذَا؟ قَالَ: «إِنَّهُ بَيْنِي وَبَيْنَكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَقَلُّ النَّاسِ يَوْمَئِذٍ الْمُخْتَصِرُونَ» قَالَ: فَعَلَّقَهَا فِي سَيْفِهِ، لَا يُفَارِقُهُ، فَلَمْ يُفَارِقْهُ مَا كَانَ حَيًّا، فَلَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ أَمَرَنَا أَنْ نَدْفِنَ مَعَهُ قَالَ: فَجُعِلَتْ وَاللَّهِ فِي كَفَنِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 981: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Ma'mar menceritakan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishak menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ja'far bin Az-Zubair, dari bin Abdullah bin Anis [dari ayahnya], ia berkata, “Aku pernah diutus menemui Khalid bin Sufyan bin Nabih Al Hudzali, telah sampai kabar kepadanya bahwa ia pernah mengumpulkan pasukan untuk menyerangnya -yaitu di daerah antara Uranah dan Arafah-, beliau berkata kepadaku, “Pergilah dan bunuhlah ia.” Perawi berkata, “Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada aku ciri-ciri orang tersebut'.” Beliau menjawab, “Apabila kamu bertemu dengannya niscaya dirimu akan gemetar dan aku tidak dapat memberikan ciri-cirinya kepadamu selain ini.” Perawi berkata, “Sedangkan..." Perawi berkata, “Kemudian aku berangkat dan tatkala aku telah mendekatinya maka tiba waktu shalat, -yaitu shalat Ashar-. Perawi berkata, “Aku berkata di dalam hati, 'Aku sangat takut jika dalam hidup aku untuk menunda shalat'. Maka aku shalat sambil berjalan dengan memberikan isyarat terhadapnya, lalu aku sampai ke tempat orang tersebut dan demi Allah, belum lagi aku melihatnya diriku telah gemetar. Ternyata ia sedang berada di tandu miliknya - atau bersama istrinya-. Aku kemudian berjalan bersamanya. Ia bertanya, 'Siapa kamu?' Aku menjawab,' Orang Arab yang mendengar bahwa kamu telah menyiapkan pasukan untuk menyerang orang ini, maka aku datang kepadamu demi hal tersebut.' Ia menjawab, 'Memang aku sedang melakukannya'.” Perawi berkata, “Aku berkata dalam hati, 'Kamu akan buktikan nanti'.” Perawi berkata,; “Lalu aku berjalan dengannya beberapa saat sampai tiba kesempatan bagiku maka aku pun menebaskan pedangku kepadanya sehingga ia tidak bernyawa. Setelah itu aku pulang ke Madinah untuk menjumpai Rasulullah dan mengabarkan beliau tentang kejadiannya. Beliau lalu memberikan tongkat pendek kepadaku -ia mengatakan tongkat- lalu aku pergi dari sisinya dengan membawa tongkat tersebut. Setelah itu sahabat- sahabatku bertanya kepadaku, 'Benda apa ini yang telah diberikan Rasulullah kepadamu?' Aku menjawab, 'Tongkat kecil.' Mereka bertanya, 'Apa yang akan kamu perbuat dengannya? Apakah kamu sudah tanyakan kepada Rasulullah kenapa beliau memberikan tongkat ini kepadamu dan apa yang akan kamu perbuat dengannya? kembalilah dan tanyakan kepada beliau.' Perawi berkata, “Maka aku kembali kepada Rasulullah dan aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, mengapa engkau memberikan kepadaku tongkat kecil?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya ia adalah jalan pintas antara aku dan dirimu pada Hari Kiamat dan sedikit sekali pada hari itu orang-orang yang melewati jalan pintas'." Perawi berkata, “Kemudian ia menggantungkannya di pedangnya dan tidak melepaskannya serta tidak pernah meninggalkannya selama hidupnya. Tatkala tiba ajalnya, kami memerintahkan untuk menguburnya bersamanya.” Perawi berkata, “Demi Allah, tongkat tersebut lalu kami letakkan di dalam kain kafannya.”
Hadits No. : 982
صحيح ابن خزيمة ٩٨٢: نا أَحْمَدُ بْنُ الْأَزْهَرِ، وَكَتَبْتُهُ مِنْ أَصْلُهُ قَالَ: ثنا يَعْقُوبُ، نا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنِ ابْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ، عَنْ أَبِيهِ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ أَبْوَابَ صِفَاتِ الْخَوْفِ فِي آخِرِ كِتَابِ الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 982: Ahmad bin Azhar -aku menulisnya dari aslinya- menceritakan kepada kami, ia berkata: Ya'qub menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepada kami dari bin Ishak, Muhammad bin Ja'far bin Az-Zubair menceritakan kepadaku dari Ibnu Abdullah bin Unais, dari ayahnya, ia kemudian menyebutkan redaksi haditsnya secara sempurna. Abu Bakar berkata, “Aku telah mengemukakannya dalam bab sifat-sifat rasa takut di bagian akhir dari pembahasan Shalat.”
Hadits No. : 983
صحيح ابن خزيمة ٩٨٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ قَالَا: ثنا مُعْتَمِرٌ قَالَ أَحْمَدُ قَالَ: سَمِعْتُ مَعْمَرًا، وَقَالَ مُحَمَّدٌ: عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَتَيْنِ مِنَ الْعَصْرِ قَبْلَ أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَوْ رَكْعَةً مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ فَقَدْ أَدْرَكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 983: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani dan Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Mu'tamar menceritakan kepada kami, Ahmad berkata: ia berkata, “Aku mendengar Mu'ammar," dan Muhammad berkata, “Dari Mu'ammar, dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, dan Ibnu Abbas, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa mengerjakan shalat Ashar dua rakaat sebelum tenggelam matahari, atau satu rakaat dari shalat Subuh sebelum terbit matahari maka ia telah mendapati shalat tersebut”
Hadits No. : 984
صحيح ابن خزيمة ٩٨٤: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ، ثنا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، ح وَثنا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، ح وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، نا رَوْحٌ، ثنا مَالِكٌ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، ح وَثنا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، وَقَرَأْتُهُ، عَلَى الْحَسَنِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ الشَّافِعِيِّ، أنا مَالِكٌ، عَنْ أَنَسٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، وَعَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ، وَعَنِ الْأَعْرَجِ، يُحَدِّثُونَهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُحَمَّدٌ، نا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ سُهَيْلَ بْنَ أَبِي صَالِحٍ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى وَأَبُو الْأَشْعَثِ قَالَا: ثنا مُعْتَمِرٌ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْقُشَيْرِيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، نا 8 عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدَ قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَ مِنَ الصُّبْحِ رَكْعَةً قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ فَقَدْ أَدْرَكَهَا، وَمَنْ أَدْرَكَ مِنَ الْعَصْرِ رَكْعَةً قَبْلَ أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ فَقَدْ أَدْرَكَهَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَمَعْنَى أَحَادِيثِهِمْ سَوَاءٌ، وَهَذَا حَدِيثُ الدَّرَاوَرْدِيِّ غَيْرَ أَنَّ أَبَا مُوسَى قَالَ فِي حَدِيثِهِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ: وَمَنْ أَدْرَكَ رَكْعَتَيْنِ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 984: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz -yaitu Ad-Darawardi- menceritakan kepada Hkami, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami (Ha') Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ja'far menceritakan kepada kami, Zaid bin Aslam mengabarkan kepadaku (Ha') Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik telah meriwayatkan kepadanya, dari Zaid bin Aslam (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam (Ha') Ar-Rabi' bin Sulaiman yang diterimanya dengan bacaan atas Al Hasan bin Muhammad telah menceritakan kepada kami dari Asy-Syafi'i, Malik menceritakan kepada kami dari Anas, dari Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar dan dari Yusr bin Sa'id dan dari Al A'raj, mereka meriwayatkan haditsnya dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ...” (Ha'). Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Hazim menceritakan kepada kami dari Suhail bin Abu Shalih (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Suhail bin Abu Shalih (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepadaku, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi (Ha') Muhammad bin Abdul A'la dan Abu Asy'ats menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Mu'tamar menceritakan kepada kami dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, dari Nabi ; Dan Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Ziyad bin Abdullah Al Qusyairi menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Nabi Allah bersabda ...” (Ha') Bundar menceritakan kepada kami, Yahya -yaitu Ibnu Sa'id- menceritakan kepada kami, Abdullah bin Sa'id bin Abu Hind menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrahman Al A'raj menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang telah mengerjakan satu rakaat dari shalat Subuh sebelum terbit matahari maka ia telah shalat (pada waktunya) dan barangsiapa yang mengerjakan shalat Ashar satu rakaat sebelum tenggelam matahari maka ia telah shalat Ashar (pada waktunya)” Abu Bakar berkata, “Makna dari hadits-hadits mereka sama. Sedangkan ini adalah hadits periwayatan Ad-Darawardi, akan tetapi Abu Musa meriwayatkan di dalam haditsnya dari Muhammad bin Ja'far, “Barangsiapa yang telah mengerjakan dua rakaat dari shalat Ashar”
Hadits No. : 985
صحيح ابن خزيمة ٩٨٥: نا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، ثنا هَمَّامٌ، ثنا قَتَادَةُ، عَنِ النَّضْرِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ بَشِيرِ بْنِ نَهِيكٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَلَّى مِنَ الصُّبْحِ رَكْعَةً، ثُمَّ طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَلْيُصَلِّ إِلَيْهَا أُخْرَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 985: Ishak bin Manshur menceritakan kepada kami, Abdushshamad mengabarkan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, Qatadah menceritakan kepada kami dari An-Nadhr bin Anas, dari Basyir bin Nahik, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang telah mengerjakan shalat Subuh satu rakaat kemudian terbit matahari maka ia hendaknya menyelesaikan yang masih tersisa”
Hadits No. : 986
صحيح ابن خزيمة ٩٨٦: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَسَهْلُ بْنُ يُوسُفَ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ الثَّقَفِيُّ قَالُوا: ثنا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، ثنا عِمْرَانُ بْنُ حُصَيُنٍ قَالَ: كُنَّا فِي سَفَرٍ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِنَّا سَرَيْنَا ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى إِذَا كَانَ السَّحَرُ قَبْلَ الصُّبْحِ وَقَعْنَا تِلْكَ الْوَقْعَةِ، وَلَا وَقْعَةَ أَحْلَى عِنْدَ الْمُسَافِرِ مِنْهَا، فَمَا أَيْقَظَنَا إِلَّا حَرُّ الشَّمْسِ، وَكَانَ أَوَّلُ مَنِ اسْتَيْقَظَ فُلَانٌ، ثُمَّ فُلَانٌ كَانَ يُسَمِّيهِمْ أَبُو رَجَاءٍ، وَيُسَمِّيهِمْ عَوْفٌ، ثُمَّ عُمَرُ الرَّابِعُ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَامَ لَمْ نُوقِظْهُ، حَتَّى يَكُونَ هُوَ يَسْتَيْقِظُ، لِأَنَّا لَا نَدْرِي مَا يَحْدُثُ لَهُ فِي نَوْمِهِ، فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَرَأَى مَا أَصَابَ النَّاسَ، فَكَانَ رَجُلًا أَجْوَفَ جَلِيدًا، فَكَبَّرَ وَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ، فَمَا زَالَ يُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ حَتَّى اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَوْتِهِ، فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ شَكَوْا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي أَصَابَهُمْ، فَقَالَ: «لَا ضَيْرَ أَوْ لَا يَضِيرُ ارْتَحِلُوا» ، فَارْتَحَلُوا فَسَارَ غَيْرَ بَعِيدٍ، ثُمَّ نَزَلَ فَدَعَا بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ نَادَى بِالصَّلَاةِ فَصَلَّى بِالنَّاسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 986: Yahya bin Sa'id Al Qaththan dan Ibnu Abu Adi dan Muhammad bin Ja'far dan Sahal bin Yusuf dan Abdul Wahhab bin Abdul Majid Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, mereka berkata: Auf menceritakan kepada kami dari Abu Raja, Imran bin Hushain menceritakan kepada kami, ia berkata, “Kami pernah ikut bersama Rasulullah ketika bepergian. Suatu malam kami berangkat, sampai ketika tiba waktu sahur sebelum Subuh terjadilah kejadian tersebut, tidak ada kejadian yang paling mengasyikkan bagi seorang yang bepergian dari hal itu. Ketika itu tidak ada yang membangunkan kami kecuali terik matahari dan orang yang pertama kali bangun adalah Fulan, lalu Fulan, dan mereka menyebutnya Abu Raja' dan menyebutnya Auf, kemudian Umar yang keempat. Sementara apabila Rasulullah tidur maka kami tidak membangunkan beliau sehingga beliau bangun sendiri, sebab kami tidak mengetahui apa yang sedang terjadi pada diri beliau di dalam tidurnya. Ketika Umar bin Al Khaththab bangun dan melihat apa yang dialami oleh para sahabat dan ia adalah seorang yang gagah berani, maka ia pun bertakbir dan mengeraskan suaranya sambil mengucapkan takbir serta terus bertakbir dan mengeraskan suaranya sehingga Rasulullah terbangun mendengar suaranya. Tatkala beliau bangun para sahabat mengadukan apa yang mereka alami, maka beliau berkata, “Tidak mengapa, atau tidak celaka, berangkatlah." Lalu para sahabat berangkat dan belum jauh berjalan, beliau kemudian turun dan meminta air lalu berwudhu, kemudian dikumandangkan shalat dan beliau shalat mengimami orang-orang.
Hadits No. : 987
صحيح ابن خزيمة ٩٨٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا يَزِيدُ بْنُ كَيْسَانَ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَعْرَسْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ نَسْتَيْقِظْ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لِيَأْخُذْ كُلُّ إِنْسَانٍ بِرَأْسِ رَاحِلَتِهِ؛ فَإِنَّ هَذَا مَنْزِلً حَضَرَنَا فِيهِ الشَّيْطَانُ، فَفَعَلْنَا فَدَعَا بِالْمَاءِ، فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ صَلَّى سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ صَلَاةَ الْغَدَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 987: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepadaku, Yazid bin Kaisan menceritakan kepada kami, Abu Hazim menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah, ia berkata, “Kami pernah tidur bersama-sama Rasulullah dan tidak terbangun sampai terbit matahari, kemudian Rasulullah berkata, 'Hendaknya setiap orang memegang tali tunggangannya, karena persinggahan yang kita singgah ini terdapat syetan. ' Maka kami pun melaksanakannya. Setelah itu beliau meminta air dan berwudhu, kemudian shalat dua rakaat lalu dikumandangkan iqamah shalat, yaitu shalat Subuh.”
Hadits No. : 988
صحيح ابن خزيمة ٩٨٨: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: ذَكَرُوا تَفْرِيطَهُمْ فِي النَّوْمِ، فَقَالَ: نَامُوا، حَتَّى إِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَيْسَ فِي النَّوْمِ تَفْرِيطٌ، إِنَّمَا التَّفْرِيطُ فِي الْيَقَظَةِ، فَإِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ صَلَاةً فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا، وَلِوَقْتِهَا مِنَ الْغَدِ» . قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَبَاحٍ: فَسَمِعَنِي عِمْرَانُ وَأَنَا أُحَدِّثُ الْحَدِيثَ، فَقَالَ: يَا فَتَى، انْظُرْ كَيْفَ تُحَدِّثُ، فَإِنِّي شَاهِدٌ الْحَدِيثَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَا أَنْكَرَ مِنْ حَدِيثِهِ شَيْئًا
Shahih Ibnu Khuzaimah 988: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Hammad -yaitu Ibnu Zaid- mengabarkan kepada kami dari Tsabit, dari Abdullah bin Rabah, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Para sahabat menceritakan tentang tidur mereka yang berlebihan (melalaikan shalat), maka beliau berkata, 'Tidurlah' Tatkala matahari telah terbit Rasulullah berkata, 'Tidur bukanlah kelalaian, akan tetapi kelalaian itu ketika sedang terjaga, maka apabila salah seorang di antara kamu lupa mengerjakan shalat maka ia hendaknya mengerjakannya tatkala ia mengingatnya dan pada waktunya di keesokan harinya'.” Abdullah bin Rabbah berkata, “Ketika Imran mendengarkanku meriwayatkan hadits tersebut, ia lalu berkata, ‘Wahai anak muda, perhatikan bagaimana kamu meriwayatkan hadits, sesungguhnya aku menyaksikan kejadian itu bersama Rasulullah dan beliau tidak mengingkari haditsnya sedikit pun’.”
Hadits No. : 989
صحيح ابن خزيمة ٩٨٩: ثنا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنْ ثَابِتٍ، سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ رَبَاحٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَصْحَابَهُ لَمَّا نَامُوا عَنِ الصَّلَاةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلُّوهَا لِلْغَدِ لِوَقْتِهَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 989: Ishak bin Manshur menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah mengabarkan kepada kami dari Tsabit yang mendengar Abdullah bin Rabah meriwayatkan hadits dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah dan para sahabatnya tatkala tertidur (hingga meninggal) shalat maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Shalatlah pada esok harinya tepat waktunya.”
Hadits No. : 99
صحيح ابن خزيمة ٩٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا؛ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ» هَذَا حَدِيثُ عَبْدِ الْجَبَّارِ، غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رِوَايَةً "
Shahih Ibnu Khuzaimah 99: Abdul Jabbar bin Al Ala' dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bila salah seorang di antara kamu terjaga dari tidurnya, janganlah ia memasukkan tangan ke dalam bejana sampai ia mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu ke mana tangannya menyentuh pada waktu malam." 203 Ini adalah hadits Abdul Jabbar, hanya saja ia berkata: "Dari Abu Hurairah dengan periwayatan." 204
Hadits No. : 990
صحيح ابن خزيمة ٩٩٠: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، ثنا الْحَجَّاجُ، وَثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، عَنِ الْحَجَّاجِ الْأَحْوَلِ الْبَاهِلِيِّ، ثنا قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرَّجُلِ يَرْقُدُ عَنِ الصَّلَاةِ أَوْ يَغْفُلُ عَنْهَا قَالَ: «كَفَّارَتُهَا يُصَلِّيهَا إِذَا ذَكَرَهَا» وَقَالَ ابْنُ عَبْدَةَ: عَنْ قَتَادَةَ، وَقَالَ أَيْضًا: أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 990: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami, Yazid -yaitu Ibnu Zurai'- menceritakan kepada kami, Al Hajjaj menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' mengabarkan kepada kami dari Al Hajjaj Al Ahwal Al Bahi, Qatadah menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasululah ditanya tentang seseorang yang tertidur (hingga tidak) mengerjakan shalat atau lupa mengerjakannya, maka beliau menjawab, “Kafaratnya adalah mengerjakan shalat tersebut ketika mengingatnya” Ibnu Abdah berkata, “Diriwayatkan dari Qatadah.” la juga berkata, “Ia hendaknya mengerjakannya ketika mengingatnya."
Hadits No. : 991
صحيح ابن خزيمة ٩٩١: ثنا أَبُو مُوسَى، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَسِيَ صَلَاةً، أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا» ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى، عَنْ سَعِيدٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 991: Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami, Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa lupa mengerjakan shalat atau tertidur (hingga tidak) mengerjakannya maka kafaratnya adalah mengerjakannya ketika mengingatnya'." Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa mengabarkan kepada kami dari Sa'id dengan sanad hadits yang serupa dan redaksi yang sama.
Hadits No. : 992
صحيح ابن خزيمة ٩٩٢: ثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ يَحْيَى، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَسِيَ صَلَاةً فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا، لَا كَفَّارَةَ لَهَا إِلَّا ذَلِكَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 992: Salim bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Hammam bin Yahya, dari Qatadah, dari Anas, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa lupa mengerjakan shalat maka ia hendaknya mengerjakannya ketika mengingatnya dan tidak ada kafarat yang lain baginya”
Hadits No. : 993
صحيح ابن خزيمة ٩٩٣: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا هِشَامٌ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيُنٍ قَالَ: سَرَيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ عَرَّسْنَا، فَغَلَبَتْنَا أَعْيُنُنَا، فَمَا أَيْقَظَنَا إِلَّا حَرُّ الشَّمْسِ، فَكَانَ الرَّجُلُ يَقُومُ إِلَى وَضُوئِهِ دَهِشًا، فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَوَضَّؤُوا، ثُمَّ أَمَرَ بِلَالًا فَأَذَّنَ، ثُمَّ صَلَّوْا رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ، فَصَلَّى الْفَجْرَ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَرَّطْنَا أَفَلَا نُعِيدُهَا لِوَقْتِهَا مِنَ الْغَدِ؟ فَقَالَ: «يَنْهَاكُمْ رَبُّكُمْ عَنِ الرِّيَاءِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 993: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Hisyam mengabarkan kepada kami dari Al Hasan, dari Imran bin Hushain, ia berkata, “Kami pernah bepergian bersama Rasulullah dan ketika tiba pada akhir malam kami tidur, maka kami tertidur dengan pulas dan tidak ada yang membangunkan kami kecuali terik matahari. Setiap orang pergi ke tempat wudhunya sambil terheran-heran. Rasulullah kemudian memerintahkan mereka agar berwudhu, lalu memerintahkan Bilal dan ia pun mengumandangkan Adzan. Setelah itu mereka shalat dua rakaat sebelum Subuh. Beliau lantas memerintahkannya kembali dan Bilal mengumandangkan iqamah kemudian shalat Subuh. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami telah lalai, apakah kami harus mengulanginya pada waktunya besok.” Beliau menjawab, “Tuhanmu telah melarang kamu akan perbuatan riba'
Hadits No. : 994
صحيح ابن خزيمة ٩٩٤: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، ثنا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ، ثنا هِشَامٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، وَثنا أَبُو مُوسَى، ثنا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ، ثنا قَبِيصَةُ، عَنْ شَيْبَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا شَيْبَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ فِي حَدِيثِ خَالِدٍ، وَوَكِيعٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَفِي حَدِيثِ مُعَاذِ بْنِ هِشَامٍ، ثنا أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَفِي حَدِيثِ شَيْبَانَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ يَقُولُ: أَخْبَرَنِي جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: جَاءَ عُمَرُ يَوْمَ الْخَنْدَقِ فَجَعَلَ يَسُبُّ كُفَّارَ قُرَيْشٍ، فَقَالَ: وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا صَلَّيْتُ الْعَصْرَ حَتَّى كَادَتِ الشَّمْسُ أَنْ تَغِيبَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " وَأَنَا وَاللَّهِ مَا صَلَّيْتُهَا، فَنَزَلَ إِلَى بُطْحَانَ فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ صَلَّى الْعَصْرَ بَعْدَمَا غَابَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى الْمَغْرِبَ بَعْدَهَا. مَعْنَى أَحَادِيثُهُمْ سَوَاءٌ، وَهَذَا حَدِيثُ وَكِيعٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 994: Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami, Khalid -yaitu Ibnu Al Harits- menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dan Abu Musa menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku dari Yahya bin Abu Katsir (Ha') Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib menceritakan kepada kami, Qabishah menceritakan kepada kami dari Syaiban bin Abdurrahman (Ha') Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, Husain bin Muhammad menceritakan kepada kami, Syaiban menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir -di dalam hadits riwayat Khalid dan Waqi'-, dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Jabir bin Abdullah. Dan di dalam riwayat hadits Mu'adz bin Hisyam; Abu Salamah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Jabir bin Abdullah, sedangkan di dalam hadits riwayat Syaiban, ia berkata, “Aku mendengar Abu Salamah mengatakan bahwa Jabir bin Abdullah mengabarkan kepadaku, ia berkata, “Pada saat perang Khandak, Umar datang dan mencaci maki kaum kafir Quraisy dan ia berkata, 'Demi Allah, wahai Rasulullah! Tidaklah aku shalat Ashar kecuali matahari hampir tenggelam.' Maka Rasulullah berkata, 'Dan aku demi Allah tidak mengerjakannya (tidak shalat)" Beliau kemudian turun ke Buthhan dan berwudhu, lalu berwudhu lantas shalat Ashar setelah tenggelamnya matahari lalu selanjutnya beliau shalat Maghrib." Maksud dari hadits-hadits riwayat mereka adalah sama dan ini adalah hadits riwayat Waqi'
Hadits No. : 995
صحيح ابن خزيمة ٩٩٥: نا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى، ثنا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، ثنا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: حُبِسْنَا يَوْمَ الْخَنْدَقِ حَتَّى كَانَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ هَوِيًّا، وَذَلِكَ قَبْلَ أَنْ يَنْزِلَ فِي الْقِتَالِ، فَلَمَّا كُفِينَا الْقِتَالَ، وَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: {وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا} [الأحزاب: 25] ، فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَالًا، فَأَقَامَ - يَعْنِي الظُّهْرَ - فَصَلَّاهَا كَمَا كَانَ يُصَلِّيهَا فِي وَقْتِهَا، ثُمَّ أَقَامَ الْعَصْرَ، فَصَلَّاهَا كَمَا كَانَ يُصَلِّيهَا فِي وَقْتِهَا، ثُمَّ أَقَامَ الْمَغْرِبَ فَصَلَّاهَا كَمَا كَانَ يُصَلِّيهَا فِي وَقْتِهَا ثنا بِهِ بُنْدَارٌ مَرَّةً قَالَ: ثنا يَحْيَى وَعُثْمَانُ يَعْنِي ابْنَ عُمَرَ، ثنا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَفِيهِ أَلْفَاظٌ لَيْسَ فِي خَبَرِهِ حِينَ أَفْرَدَ الْحَدِيثَ عَنْ يَحْيَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 995: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b menceritakan kepada kami, Sa'id Al Maqburi menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri, dari ayahnya, ia berkata, “Pada saat perang Khandak, kami terisolir sampai lewat waktu Maghrib dan hal itu sebelum disudahinya peperangan. Maka tatkala dicukupkan bagi kami peperangan tersebut, yaitu sebagaimana di dalam firman Allah Azza wa Jalla, 'Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.' (Qs. Al Ahzab [21]: 25) Rasulullah memerintahkan Bilal maka dikumandangkan iqamah -yaitu untuk shalat Zhuhur- lalu beliau shalat sebagaimana beliau shalat pada waktunya, kemudian dikumandangkan iqamah untuk Shalat Ashar dan beliau shalat sebagaimana beliau shalat pada waktunya. Setelah itu iqamah untuk shalat Maghrib dikumandangkan dan beliau shalat Maghrib sebagaimana halnya beliau shalat pada waktunya.” Satu kali Bundar meriwayatkannya, ia berkata, “Yahya dan Utsman -yaitu Ibnu Umar- menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b menceritakan kepada kami dari Sa'id bin Abu Sa'id, lalu menyebutkan haditsnya dan di dalamnya terdapat lafazh-lafazh yang tidak terdapat di didalam hadits tersebut tatkala ia meriwayatkannya sendirian dari Yahya.”
Hadits No. : 996
صحيح ابن خزيمة ٩٩٦: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، وَسَهْلُ بْنُ يُوسُفَ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ قَالُوا: ثنا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ قَالَ: ثنا عِمْرَانُ بْنُ حُصَيُنٍ قَالَ: كُنَّا فِي سَفَرٍ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فِي نَوْمِهِمْ عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، وَقَالَ: ثُمَّ نَادَى بِالصَّلَاةِ فَصَلَّى بِالنَّاسِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 996: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id dan bin Abu Adi, Muhammad bin Ja'far, Sahal bin Yusuf, dan Abdul Wahhab bin Abdul Majid menceritakan kepada kami, mereka berkata: Auf menceritakan kepada kami dari Abu Raja', ia berkata: Imran bin Hushain menceritakan kepada kami, ia berkata, “Kami pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam...” Ia kemudian menyebutkan hadits tentang tertidurnya mereka (hingga tidak) mengerjakan shalat sampai terbit matahari. Perawi berkata, “Lalu dikumandangkan adzan dan beliau shalat mengimami orang-orang.”
Hadits No. : 997
صحيح ابن خزيمة ٩٩٧: ثنا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ، ثنا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ النُّعْمَانِ، ثنا أَبُو جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ بِلَالٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَنَامَ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَأَمَرَ بِلَالًا، فَأَذَّنَ، فَتَوَضَّؤُوا، ثُمَّ صَلَّوَا الرَّكْعَتَيْنِ، ثُمَّ صَلَّوَا الْغَدَاةَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فِي خَبَرِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: فَأَمَرَ بِلَالًا، فَأَذَّنَ، ثُمَّ أَقَامَ، فَصَلَّى بِنَا
Shahih Ibnu Khuzaimah 997: Abu Yahya dan Muhammad bin Abdurrahim Al Bazzar menceritakan kepada kami, Abdushshamad bin Nu'man menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Ar-Razi menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Ibnu Al Musayib, dari Bilal, ia berkata, "Kami bepergian bersama Rasulullah dan beliau tertidur sampai terbit matahari, kemudian beliau memerintahkan Bilal maka adzan pun dikumandangkan. Setelah itu mereka berwudhu lantas shalat dua rakaat lalu shalat Subuh.” Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits riwayat Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud, dari ayahnya, ia berkata, 'Maka beliau memerintahkan Bilal maka adzan pun dikumandangkan. Setelah itu iqamah dikumandangkan maka beliau shalat mengimami kami'.”
Hadits No. : 998
صحيح ابن خزيمة ٩٩٨: نا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، ثنا يَزِيدُ بْنُ كَيْسَانَ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَعْرَسْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ نَسْتَيْقِظْ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لِيَأْخُذْ كُلُّ إِنْسَانٍ بِرَأْسِ رَاحِلَتِهِ؛ فَإِنَّ هَذَا مَنْزِلٌ حَضَرَنَا فِيهِ الشَّيْطَانُ» ، فَفَعَلْنَا، فَدَعَا بِالْمَاءِ، فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ صَلَّى سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، وَصَلَّى الْغَدَاةَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَفِي خَبَرِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ صَلَّى الْفَجْرَ، وَكَذَلِكَ فِي خَبَرِ الْحَسَنِ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 998: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya -yaitu Ibnu Sa'id- menceritakan kepada kami, Yazid bin Kaisan menceritakan kepada kami, Abu Hazim menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah, ia berkata, “Kami pernah tidur bersama-sama Rasulullah dan tidak terbangun sampai terbit matahari, kemudian Rasulullah berkata, 'Masing-masing orang hendaknya memegang tali tunggangannya, karena tempat yang kita singgahi ini terdapat syetan.' Maka kami pun melaksanakannya, lalu beliau meminta air lantas berwudhu, kemudian shalat dua sujud lantas iqamah dikumandangkan shalat, lalu beliau shalat Subuh.” Abu Bakar berkata, “Sedangkan di dalam hadits riwayat Abdurrahman bin Abdullah, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Kemudian shalat dua rakaat lalu shalat Subuh' Begitu juga yang disebutkan di dalam hadits riwayat Al Hasan, dari Imran bin Hushain.”
Hadits No. : 999
صحيح ابن خزيمة ٩٩٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيَّ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ النَّاسَ فَوَعَظَهُمْ، ثُمَّ قَالَ: «يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، إِنَّكُنَّ أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ» ، فَقَالَتِ امْرَأَةٌ جَزْلَةٌ: وَبِمَ ذَاكَ؟ قَالَ: «بِكَثْرَةِ اللَّعْنِ، وَكُفْرِكُنَّ الْعَشِيرَ، وَمَا رَأَيْتُ مِنَ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذَوِي الْأَلْبَابِ وَذَوِي الرَّأْيِ مِنْكُنَّ» قَالَتِ امْرَأَةٌ: مَا نُقْصَانُ عُقُولِنَا وَدِينِنَا؟ قَالَ: «شَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ مِنْكُنَّ بِشَهَادَةِ رَجُلٍ، وَنُقْصَانُ دِينِكُنَّ الْحَيْضَةُ، تَمْكُثُ إِحْدَاكُنَّ الثَّلَاثَ أَوِ الْأَرْبَعَ لَا تُصَلِّي»
Shahih Ibnu Khuzaimah 999: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami. Abdul Aziz -yaitu Ibnu Muhammad Ad-Darawardi- menceritakan kepada kami dari Sahal, dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahwa Nabi pernah berkhutbah di hadapan orang-orang dengan menasehati mereka, kemudian beliau berkata, “Wahai sekalian kaum perempuan, sesungguhnya kamu adalah penghuni neraka yang paling banyak." Maka seorang perempuan yang pandai bicara berkata, “Kenapa demikian?” Beliau menjawab, “Karena sering mengumpat dan tidak bersyukur terhadap suami, dan tidaklah aku melihat orang-orang yang kurang akal dan agama yang menimpa orang-orang yang berakal dan orang-orang yang cerdik dari diri kamu?” Perempuan itu bertanya, “Apa maksud dari kekurangan akal dan agama kami?” Beliau menjawab, “(Karena) kesaksian dua orang perempuan di antara kamu sama dengan kesaksian seorang Laki-laki dan kurangnya agama kamu disebabkan haid sehingga salah seorang di antara kamu berdiam diri tiga hari atau empat hari tanpa mengerjakan shalat."