Ciri-Ciri Darah Haid
Warna dasar darah haid adalah merah, namun kadang cenderung kehitaman, sehingga darah haid dikenal berwarna hitam. Ciri khusus darah haid adalah kental, lengket, berbau tidak sedap. Akan tetapi warna darah dapat berubah-ubah sesuai kondisi lingkungan tempat wanita berada.
Jumhur fuqoha berpendapat bahwa warna darah haid ada empat; hitam, keruh, kuning dan merah.
Namun mengenai warna keruh dan kuning, hal tersebut baru dikatakan darah haid jika keluar bersambung dalam masa haid. Adapun jika keluar di luar masa haid atau setelah suci, maka tidak dianggap haid. 1)
Darah ini lazim disebut darah bulanan, yaitu darah yang keluar dari seorang wanita dalam keadaan sehat. Dan keluarnya darah ini menunjukkan bahwa yang bersangkutan sudah mulai memasuki usia akil baligh. Pada mulanya darah ini berwarna hitam. Beberapa waktu kemudian berubah warnanya; yaitu menjadi merah, kuning, dan semu antara putih dan hitam. 2)
Menurut Imam Syafi'i, jika darah keluar secara terpisah, maka dalam beberapa hari ia keluar dengan warna merah, pekat dan menyala; dalam beberapa hari yang lain ia keluar dalam keadaan tipis dan cenderung ke warna kuning, atau tipis dan semakin berkurang. Hari-hari dimana darah keluar berwama merah, pekat dan menyala merupakan hari-hari haidh. Sedangkan hari-hari dimana darah keluar dalam keadaan tipis merupakan hari-hari istihadhah. 3)
Cara Membersihkan Darah Haid.
Shahih Bukhari - Bab : Wudlu - Hadis No. : 220.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَتْنِي فَاطِمَةُ عَنْ أَسْمَاءَ قَالَتْ جَاءَتْ امْرَأَةٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ أَرَأَيْتَ إِحْدَانَا تَحِيضُ فِي الثَّوْبِ كَيْفَ تَصْنَعُ قَالَ تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ وَتَنْضَحُهُ وَتُصَلِّي فِيهِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Hisyam berkata, telah menceritakan kepadaku Fatimah dari Asma' berkata, Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya Bagaimana pendapat Tuan jika salah seorang dari kami darah haidnya mengenai pakaiannya. Apa yang harus dilakukannya? Beliau menjawab: Membersihkan darah yang menggenai pakaiannya dengan menggosoknya dengan jari, lalu memercikinya dengan air. Kemudian shalat dengan pakaian tersebut.
Hadis ini menjelaskan cara membersihkan pakaian yang terkena darah haid:
Shahih Bukhari - Bab : Haidl - Hadis No. : 297.
حَدَّثَنَا أَصْبَغُ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَتْ إِحْدَانَا تَحِيضُ ثُمَّ تَقْتَرِصُ الدَّمَ مِنْ ثَوْبِهَا عِنْدَ طُهْرِهَا فَتَغْسِلُهُ وَتَنْضَحُ عَلَى سَائِرِهِ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ
Telah menceritakan kepada kami Ashbagh berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Wahb berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Amru bin Al Harits dari 'Abdurrahman bin Al Qasim bahwa ia menceritakan kepadanya dari Bapaknya dari 'Aisyah berkata, Salah seorang dari kami mengalami haid, kemudian saat telah suci darah tersebut ia bersihkan, kemudian kain tersebut ia cuci dan bersihkan, kemudian ia shalat dengan menggunakan kain tersebut.
Sunan Abu Daud - Bab : Thaharah - Hadis No. : 303
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَتْنِي أُمُّ الْحَسَنِ يَعْنِي جَدَّةَ أَبِي بَكْرٍ الْعَدَوِيِّ عَنْ مُعَاذَةَ قَالَتْ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ الْحَائِضِ يُصِيبُ ثَوْبَهَا الدَّمُ قَالَتْ تَغْسِلُهُ فَإِنْ لَمْ يَذْهَبْ أَثَرُهُ فَلْتُغَيِّرْهُ بِشَيْءٍ مِنْ صُفْرَةٍ قَالَتْ وَلَقَدْ كُنْتُ أَحِيضُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ حِيَضٍ جَمِيعًا لَا أَغْسِلُ لِي ثَوْبًا
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Abdus Shamad bin Abdul Warits telah menceritakan kepadaku Ayahku telah menceritakan kepadaku Ummul Hasan yakni nenek Abu Bakar Al Adawi dari Mu adzah dia berkata; Saya pernah bertanya kepada Aisyah radliallahuanha perihal wanita yang pakaiannya terkena darah haidl. Aisyah berkata; Hendaklah dia mencucinya jika bekas darah itu tidak mau hilang hendaklah dia merubahnya dengan warna kuning. Lalu Aisyah berkata; Dan sungguh aku pernah haidl tiga kali bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan aku tidak mencuci satu kain pakaian pun kepunyaanku.
Berdasarkan hadits Aisyah tersebut tersebut dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :
Sunan Ibnu Majjah - Bab : Thaharah dan sunah-sunahnya - Hadis No. : 621
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ الْمُنْذِرِ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ قَالَتْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ دَمِ الْحَيْضِ يَكُونُ فِي الثَّوْبِ قَالَ اقْرُصِيهِ وَاغْسِلِيهِ وَصَلِّي فِيهِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Hisyam bin Urwah dari Fatimah binti Al Mundzir dari Asma' binti Abu Bakar Ash Shiddiq ia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang darah haidl yang mengenai kain, maka beliau menjawab: Kerik dan cucilah, setelah itu shalatlah dengannya.
Berdasarkan hadits Asma' binti Abu Bakar Ash Shiddiq tersebut tersebut dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :
1 Abdullah Haidir., Fiqih Thaharah Berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah, Cetakan Pertama 2005, , hal. 94.
2 Syaikh Hasan Ayyub., Fikih Ibadah, , hal. 104.
3 Imam Syafi'i., Al-Umm, Tahqiq & Takhrij: Dr. Rif'at Fauzi Abdul Muththalib, Jilid 1, , hal. 953.