Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai suatu bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah ditentukan. Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Shalat fardhu (wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’. Shalat dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang melakukannya. 1)
Shalat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut terminologi Syara’ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan disertai beberapa syarat dan rukun yang sudah ditentukan.shalat diwajibkan kepada semua orang islam yang mukallaf (baligh dan berakal) dan suci, sehari semalam lima kali. Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. 2)
Secara bahasa, shalat itu bermakna doa. Shalat dengan makna doa dicontohkan di dalam Al-Quran Al-Kariem pada ayat berikut ini. خُذْ منْ أَمْوَا ل مْ صَدَقَةً تُطَ هرُهُمْ وَتزَُ ك ي همْ بهَا وَصَ ل عَلَيْ همْ إ نصَلاتَكَ سَكَنٌ لَمُْ وَا للَُّ سميعٌ عَل يمٌ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan shalatlah (mendo'alah) untuk mereka. Sesungguhnya shalat (do'a) kamu itu merupakan ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. At-Taubah: 103) Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan dalam makna syariat, melainkan dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa.
Adapun makna menurut syariah, shalat didefinisikan sebagai: “serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sebagai sebuah ibadah ritual”. 3)
1 Nur Hidayah Al Amin, Lc., M.E.Sy., Fiqih Ibadah, hal. 50.
2 Dr. Hariman Surya Siregar, M.Ag., Fiqih Ibadah, hal. 149.
3 Nur Hidayah Al Amin, Lc., M.E.Sy., Ibid, hal. 51.